Minggu, 12 Januari 2014

BUNG KARNO-JF KENNEDY -DAN D. EISENHOWER....??? BENARKAH ADA DEAL...TERTENTU..???>> ... AAHHHHH... SBY ITU PRESIDEN LOYO...???...SAYANG... KONON DIA JENDRAL PINTAR... TAPI NYALI DAN SEMANGAT NASIONALNYA.. TERNYATA KLAS... JEMPOL KAKI...ALIAS... LOYOOO... ??? WALAUPUN KONON DIA PINTAR DAN BERKGELAR..S3.. TERNYATA.. KECERDASANNYA.. GAK TERBUKTI...???>>> WADDUUUHHH... SALAH PILIH DEH...???>> ...Kedok Pope terbuka dan sekaligus membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak. Bung Karno geram dan mulai memainkan kartu trufnya. Bung Karno yang awalnya hendak dikerjai oleh Washington kini ganti mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope bisa mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika..>>> Bung Karno adalah presiden yang cerdas. Kala itu, Indonesia yang miskin untuk kali pertama memiliki bargaining position di depan ‘big boss’ dunia, Amerika Serikat. Beberapa utusan khusus menghadap Bung Karno dan meminta agar Pope dilepaskan dan dipulangkan ke AS...>>> Bahkan, dua Presiden AS kala itu Dwight Eisenhower dan penggantinya John F Kennedy dibuat kerepotan untuk menjinakkan Bung Karno, yang dikenal tegas dan gigih melawan arogansi AS...>>> Kepada utusan Gedung Putih, Bung Karno menegaskan, bahwa aksi mata-mata dan infiltrasi yang dilakukan Pope tak cukup hanya dibayar dengan kata-kata maaf. Tapi Bung Karno mengeluarkan list berupa permintaan lain yang membuat Gedung Putih serba salah. Bung Karno mengisyaratkan, membebaskan Pope itu soal mudah, tapi tidak gratis!..>>> Demonstrasi menuntut Pope dihukum mati membuat Gedung Putih gelisah. Eisenhower yang semula menolak isyarat Bung Karno akhirnya membuka pintu negosiasi untuk pembebasan Pope. Amerika pantas gelisah. Karena jika tak segera diselamatkan, maka peluang Pope untuk buka mulut soal info operasi rahasia CIA di Indonesia akan terkuak dengan jelas dan ini tidak diinginkan oleh Washington.@lifetime/dikutip berbagai sumber (bersambung)....>>> ...Informasi yang diperoleh Jurnal3 mengungkapkan, AS dan Australia menyadap informasi intelijen, komunikasi antar pejabat Indonesia soal perkembangan di tanah Papua. Hampir bisa dipastikan, komunikasi Presiden SBY menjadi sasaran utama penyadapan. Informasi soal Papua menjadi sasaran favorit dalam penyadapan. Kedua negara itu diam-diam merancang skenario untuk melepaskan Papua dari Indonesia...>>>



Bung Karno bikin Presiden John F Kennedy ciut nyalinya

Jumat, 8 November 2013 / 10:49 WIB | Bagikan artikel ke Facebook anda
http://www.jurnal3.com/bung-karno-bikin-john-f-kennedy-ciut-nyalinya/
 
Negosiasi alot selama 4 tahun untuk dengan Bung Karno untuk membebaskan pilot Allen Pope berakhir di masa Presiden John F Kennedy yang bersedia membayar kompensasi tinggi kepada Indonesia./*ist
Negosiasi alot selama 4 tahun dengan Bung Karno untuk membebaskan pilot Allen Pope berakhir di masa pemerintahan Presiden John F Kennedy yang bersedia membayar kompensasi tinggi kepada Indonesia./*ist

JURNAL3.COM | Sesaat usai pesawat B-26 ditembak jatuh, ada dua parasut mengembang keluar dari pesawat itu. Parasut itu tersangkut di pohon kelapa dan pasukan TNI membekuk dua orang. Yang satu namanya Harry Rantung anggota Permesta dan satunya lagi seorang bule Amerika.

Itulah si pilot Allen Lawrence Pope. Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Yaitu menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.

Presiden AS John F Kennedy mengirim adiknya Jaksa Agung Robert F Kennedy menemui Bung Karno di Jakarta 12 Januari 1961./* Bettmann/CORBIS
Presiden AS John F Kennedy mengirim adiknya Jaksa Agung Robert F Kennedy menemui Bung Karno di Jakarta 12 Januari 1961./* Bettmann/CORBIS

Tak pelak, tuduhan bahwa Amerika dengan CIA adalah dalang pemberontakan separatis, bukan isapan jempol! Peristiwa tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Itu mungkin terwakili dalam kalimat Allan Pope ketika tertangkap. “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”.

Tapi sebetulnya yang lebih bikin malu Amerika bukan soal kalah yang dikatakan Pope tadi. Tapi tertangkapnya Allan Pope mengungkap permainan kotor AS untuk menggulingkan Soekarno. Seperti biasam, Amerika menyangkalnya. Tapi bukti-bukti yang ada membungkam penyangkalan Washington.

Presiden AS John F Kennedy langsung menyambut kedatangan Presiden Soekarno di tangga pesawat./*life
Presiden AS John F Kennedy langsung menyambut kedatangan Presiden Soekarno di tangga pesawat./*life

Taktik kotor itu jadi isu internasional. Tanpa ampun, kedok operasi CIA dibuka Bung Karno lengkap dengan bukti-buktinya. Amerika terpaksa berubah 180 derajat menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA untuk melengserkan Soekarno langsung dihentikan.

Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Segala cara pun mulai dilakukan untuk mengambil hati Bung Karno. Presiden AS Dwight Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960.

Lalu Soekarno juga diundang Presiden John F Kennedy di bulan April 1961. Di balik segala alasan diplomatik tentang kunjungan itu, tak bisa disangkal itu karena kelihaian Bung Karno memainkan isu Allen Pope.

Bung Karno main tarik ulur untuk membebaskan Pope. Tarik ulur berjalan alot. Karena Bung Karno tak mau melepaskan Pope dengan gratis dan sengaja berlama-lama sebelum Amerika menyanggupi permintaan Indonesia.
24 Apr 1961, Washington, DC, USA --- Sukarno inspects honor guard.  Andrews Air Force Base, Md.: Indonesian President Sukarno (right) inspects the honor guard following his arrival here today for talks with President Kennedy. Trooping the line with him are President Kennedy and Lieutenant Colonel Charles P. Murray Jr., commander of the troops. --- Image by
Hanya untuk membebaskan seorang Pope, Gedung Putih butuh waktu 4 tahun, sebuah proses negosiasi diplomatik yang menyita waktu dan tenaga. Tapi itulah yang diinginkan Bung Karno, sekaligus memberi pelajaran kepada penguasa Negeri Paman Sam.

Dimulai dengan rayuan Presiden Dwight Eisenhower yang mengundang Bung Karno ke Amerika. Namun sesudahnya Bung Karno tetap tidak mau tunduk dan proses negosiasi gagal total. Eisenhower marah dan jengkel, tapi Bung Karno tetap dengan pendiriannya.
Sikap Gedung Putih mulai melunak usai jabatan presiden beralih ke John F Kennedy. Mantan senator Partai Demokrat itu tahu Soekarno sangat kuat dan benci kalau ditekan.

Sikap tegas dan keberanian Presiden Soekarno membuat Presiden Joh F Kennedy memperlakukan Bung Karno sebagai tamu penting saat diundang ke AS./*life
Sikap tegas dan keberanian Presiden Soekarno membuat Presiden Joh F Kennedy memperlakukan Bung Karno sebagai tamu penting saat diundang ke AS./*life

Di era Kennedy, proses negosiasi menemui titik terang lagi, saat John F Kennedy mengirim adik kandungnya Jaksa Agung Robert Kennedy, menemui Bung Karno di Jakarta. Misinya jelas, Mr President, bebaskan Pope!
Tapi Bung Karno tetaplah Bung Karno. Membebaskan Pope atau tidak hasilnya sama saja, tidak akan membuat warga di Ambon yang tewas bisa hidup lagi.
Saat itu Indonesia sedang butuh peralatan perang untuk melawan Belanda di Irian Barat, tapi Jakarta tidak punya cukup dana. Tapi Bung Karno gengsi kalau meminta kepada Washington, ia cukup memberikan isyarat agar bisa dibaca oleh penguasa Gedung Putih.

Persiden John F Kennedy dan Presiden Soekarno foto  bareng di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, AS./*life
Persiden John F Kennedy dan Presiden Soekarno foto bareng di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, AS./*life

Dan John Kennedy peka membaca isyarat itu. Bung Karno pernah berkata “Presiden John F Kennedy sangat mengerti akan diriku”.

Kennedy paham Indonesia peralatan perang untuk merebut Irian Barat. Karena itu, John F Kennedy mengundang Bung Karno ke AS dan diajaknya melihat pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Di sana Bung Karno diberi kemudahan oleh Kennedy untuk mendapatkan 10 pesawat Hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.

Meski dikenal sebagai orang yang berwatak keras, Bung Karno adalah sosok tahu balas budi. Rasa pengertian dari Presiden Kennedy langsung dibalas Bung Karno dengan membebaskan Allen Pope dan dipulangkan ke AS.

Ini yang diinginkan Bung Karno dari Amerika, membebaskan Pope tidak gratis. Bantuan AS bukan untuk pribadi Bung Karno, tapi untuk kepentingan negara merebut Irian Barat dari cengkeraman Belanda.

Tak hanya itu, Bung Karno juga bisa membuat Kennedy menyudahi embargo ekonomi dan menyuntik dana ke Indonesia, termasuk gelontoran beras 37 ribu ton dan ratusan persenjataan, yang memang dibutuhkan oleh Indonesia saat itu.

Dan Bung Karno sudah berhasil mempertontonkan sebuah diplomasi dan negosiasi tingkat tinggi sehingga Indonesia dihargai di mata Amerika Serikat.

Akhirnya Allen Pope dibebaskan secara diam-diam oleh suatu misi rahasia saat subuh di bulan Februari 1962.

Saat itu Bung Karno sempat berpesan kepada Pope “Tinggalkan Indonesia dan jangan pernah kembali atau negaramu akan membayar pembebasanmu lagi dengan harga lebih mahal”.

Kini, saat Indonesia dikerjai Amerika dengan aksi penyadapan, Presiden SBY sama sekali tidak membuat gerakan untuk membalas tindakan arogan itu. Jangankan untuk membalas, mengecam saja, SBY tidak berani.

Pantas saja, nama Soekarno tetap harum di mata internasional meski sudah berpulang puluhan tahun silam. Tapi perjuangan dan dedikasinya untuk memajukan Indonesia tetap dikenang hingga kini.@lifetime/berbagai sumber (habis)

Soekarno ‘piting Allen Pope’, Presiden Eisenhower galau

Kamis, 7 November 2013 / 20:32 WIB | Bagikan artikel ke Facebook anda
 
Ketegasan Presiden Soekarno menolak tekanan Amerika untuk membebaskan Allen Pope, memaksa Presiden AS Dwight Eisenhower mengundang Bung Karno ke Washington untuk bertemu muka dan bernegosiasi./*lifetime
Ketegasan Presiden Soekarno menolak tekanan Amerika untuk membebaskan pilot Allen Pope, memaksa Presiden AS Dwight Eisenhower mengundang Bung Karno ke Washington untuk bertemu muka dan memulai negosiasi./*lifetime

JURNAL3.COM | Bangsa Indonesia kini disuguhi tontonan Presiden SBY tak berdaya dan bungkam terkait isu penyadapan oleh Amerika Serikat (AS) dan Australia. Tak ada kata-kata pedas dan kecaman meluncur dari SBY untuk Washington dan Canberra.
Padahal, aksi spionase AS kepada Indonesia, bukan kali ini saja. Bahkan, aksi AS kepada Indonesia jelang tahun 1960-an lebih ekstrim. Bedanya, saat itu rakyat Indonesia bangga karena Presiden Soekarno dengan lihai bisa memanfaatkan aksi spionase AS itu untuk mengeruk keuntungan bagi negara.
Negara digdaya itu dibikin malu Indonesia ketika seorang pilot bernama Allen Lawrence Pope ditembak jatuh di pulau Morotai tahun 1958 silam. Lebih malu lagi, karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka.
“Then I approached the ships at the high of 1.000 to 1.500 feet… When I got near by one of the ships I fired. After I fired, I immediately made a curve to the high and it was that moment when my fuel tank was hit. I flew the plane as fast as possible to the coast so that I could use my parachute…When I jumped from the plane, my foot stuck and I got injuries. I also saw my radio operator also jumped. I landed on the island of Amboina. I voluntarily surrender myself to the men who cought me on the island”.
Itulah pengakuan Allan Pope, saat menjalani proses persidangan dirinya di Jakarta awal Januari 1960.

Allen Pope dikawal seorang  anggota TNI saat menjalani perawatan usai pesawatnya ditembak jatuh di atas Morotai tahun 1958 silam./*lifetime
Allen Pope dikawal seorang anggota TNI saat menjalani perawatan usai pesawatnya ditembak jatuh di atas Morotai tahun 1958 silam./*lifetime

Kedok Pope terbuka dan sekaligus membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak.


Bung Karno geram dan mulai memainkan kartu trufnya. Bung Karno yang awalnya hendak dikerjai oleh Washington kini ganti mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope bisa mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika.

Bahkan, dua Presiden AS kala itu Dwight Eisenhower dan penggantinya John F Kennedy dibuat kerepotan untuk menjinakkan Bung Karno, yang dikenal tegas dan gigih melawan arogansi AS.

Bung Karno adalah presiden yang cerdas. Kala itu, Indonesia yang miskin untuk kali pertama memiliki bargaining position di depan ‘big boss’ dunia, Amerika Serikat. Beberapa utusan khusus menghadap Bung Karno dan meminta agar Pope dilepaskan dan dipulangkan ke AS.

Kepada utusan Gedung Putih, Bung Karno menegaskan, bahwa aksi mata-mata dan infiltrasi yang dilakukan Pope tak cukup hanya dibayar dengan kata-kata maaf. Tapi Bung Karno mengeluarkan list berupa permintaan lain yang membuat Gedung Putih serba salah. Bung Karno mengisyaratkan, membebaskan Pope itu soal mudah, tapi tidak gratis!

Bung Karno dengan cantik berhasil memainkan akting sedang ‘memiting leher Allen Pope’ tapi tangan lainya memberi isyarat agar Washington bertekuk lutut di bawah kaki Jakarta.

Skenario pun dimainkan. Gantung Allen Pope! Hukum mati Allen Pope! Begitulah gelombang protes di depan kedutaan AS di Jakarta tahun 1958. Bung Karno dengan pandai membakar emosi rakyat Indonesia dengan kelakuan Pope yang sudah bom di Ambon dan menewaskan korban jiwa.

Demonstrasi menuntut Pope dihukum mati membuat Gedung Putih gelisah. Eisenhower yang semula menolak isyarat Bung Karno akhirnya membuka pintu negosiasi untuk pembebasan Pope.

Amerika pantas gelisah. Karena jika tak segera diselamatkan, maka peluang Pope untuk buka mulut soal info operasi rahasia CIA di Indonesia akan terkuak dengan jelas dan ini tidak diinginkan oleh Washington.@lifetime/dikutip berbagai sumber (bersambung)

Dana Rahasia Presiden Kennedy Untuk Bung Karno
http://forum.viva.co.id/sejarah/1022034-dana-rahasia-presiden-kennedy-untuk-bung-karno.html 

Pada tahun 1906 terjadilah ikrar raja-raja nusantara yang di prakasai oleh Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker bersama Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dan Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dalam ikrar tersebut ditumbuhkannya rasa nasionalisme “tanah air (Indonesia) diatas segala-galanya”. Pada saat itu seluruh raja-raja nusantara menyumbangkan sebagian asset mereka untuk membantu perjuangan dan menurut sumber sejarah, dana tersebut sebagian disimpan di luar negeri.



Dana perjuangan lebih dikenal dengan Dana Revolusi / Dana Amanah mulai dihimpun lagi pada masa setelah kemerdekaan dana revolusi yang dihimpun berdasar perpu no.19 tahun 1960. Isinya antara lain, mewajibkan semua perusahaan negara menyetorkan 5% profit 5% dari keuntungannya pada pemerintah bagi Dana Revolusi, disebut perusahaan negara itu, termasuk pula berbagai perusahaan Belanda yang baru dinasionalisasikan, seperti perkebunan besar. Konon berjumlah ratusan juta dolar tersimpan di luar negeri.

Salah satu sumber Dana Revolusi terbesar adalah adanya "Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Geneva", dibuat dan di tandatangani 21 Nov 63 di hotel Hilton Geneva oleh Presiden AS John F Kennedy &Pres; RI Ir Soekarno dgn saksi dr Swiss William Vouker. Perjanjian ini menyusul MoU diantara RI dan AS tiga tahun sebelumnya.


Awal Hubungan Persahabatan Kedua Tokoh Negarawan tsb

Awal kedekatan dua presiden hebat ini diawali dengan suatu serangan udara dengan tembakan dari senjata Canon Caliber 23 mm dari Jet MiG-17 terhadap istana negara,serangan itu dilakukan oleh seorang anggota CIA yang bernama Allen Pope.

Allen Pope ditembak jatuh di pulau Morotai. Presiden Amerika saat itu D. Dwight Eisenhower atau Ike John memohon karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka. Kedok yang membuktikan AS melalui CIA ada kaitannya di balik pemberontakan separatisme di Indonesia.


Peristiwa tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Sepatah kalimat Allan Pope ketika tertangkap. Setelah pesawat B-26 yang dipilotinya jatuh dihajar mustang AU dan kapal pemburu AL, komentar Pope: “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”. Setelah itu dia masih sempat minta rokok. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak itu. Ini yang bikin Bung Karno geram, dan mulai memainkan kartu trufnya.

Sejak saat itu tawar menawar Bung Karno dan Ike John menjadi alot,Bung Karno tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Bung Karno ingin kesempatan tawar-menawar ini menjadi alat untuk 'memelintir' lehet Ike. Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Segala cara pun mulai dilakukan untuk mengambil hati Bung Karno. Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960. Negosiasi alot yang memakan waktu 4 tahun, sebelum akhirnya Allen Pope benar-benar bebas.

Dimulai dengan Ike atau Eisenhower yang membujuk, merayu dan mengundang Bung Karno ke Amerika. Namun sesudahnya Bung Karno tetap tidak mau tunduk diatur-atur Ike. Situasi mulai berubah sedikit melunak setelah kursi kepresidenan AS beralih ke John F. Kennedy.
John Kennedy tahu, kepribadian Soekarno sangat kuat dan benci di-dikte. Karena itu dengan persahabatan dia mampu “merangkul” Soekarno. “Kennedy adalah presiden Amerika yang sangat mengerti saya”, kata Bung Karno.

Kennedy tidak cuma sekedar mengundang Bung Karno ke Amerika untuk plesiran. Tapi juga ada tindak lanjut nyata di balik undangan diplomatik itu.

Kennedy paham Indonesia butuh perangkat perang untuk merebut Irian Barat. Di antaranya armada tempur. Karena itu diajaknya Bung Karno mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Di sana Bung Karno dbantu dalam pembelian 10 pesawat hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.

Hasilnya? Hercules dari Amerika, menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (armada yang kelak ikut bertempur merebut Irian Barat). Bung Karno bisa membuat Amerika menghentikan embargo. Lalu menyuntik dana ke Indonesia. Juga beras 37.000 ton dan ratusan persenjataan perangkat perang. Kebutuhan itu semua memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu.

Inilah awal kedekatan Bung Karno dan J.F. Kennedy

Sayang hubungan mesra Bung Karno dengan Amerika berakhir setelah Kennedy terbunuh tahun 1963. Terbunuhnya Kennedy membuat CIA kembali leluasa mewujudkan mimpi lama yang sempat terhenti. Yaitu terus mengguncang kursi Bung Karno, hingga Putra Sang Fajar itu akhirnya benar-benar terbenam.

Point penting perjanjian itu; Pemerintahan AS (selaku pihak I) mengakui 50 persen keberadaan emas murni batangan milik RI, yaitu sebanyak 57.150 ton dalam kemasan 17 paket emas dan pemerintah RI (selaku pihak II) menerima batangan emas itu dalam bentuk biaya sewa penggunaan kolateral dolar yang diperuntukkan pembangunan keuangan AS! Nah!

Indonesia Bung Karno menawan CIA untuk mendapatkan 10 pesawat Hercules 

http://networkedblogs.com/lNAnV


 Bung Karno geram. Ike mencoba merayunya, “Tolong bebaskan pilotku”. Tapi Bung Karno tetap saja geram. Mungkin juga karena yang merayu Soekarno adalah Ike, seorang pria tua. Ike itu adalah D. Dwight Eisenhower, presiden AS di masa itu.

Kali ini Negara digdaya itu dibikin malu Indonesia ketika Allen Pope ditembak jatuh di pulau Morotai. Lebih malu lagi, karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka. 
Kedok yang membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak itu.

Ini yang bikin Bung Karno geram, dan mulai memainkan kartu trufnya.Bung Karno yang tadinya dikerjai Amerika, sekarang balas mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika. Cerita selanjutnya adalah bagaimana Ike dan John F. Kennedy jadi repot dibuatnya.

Inilah moment bersejarah ketika Indonesia yang miskin untuk pertama kalinya punya posisi tawar tinggi di hadapan “juragan kaya”, Amerika.Bung Karno tidak cuma menuntut Amerika mesti minta maaf. Tapi masih ada sederet permintaan lain yang bikin Amerika “maju kena mundur kena”. Eisenhower minta Indonesia melepaskan pilot Allen Pope. Tapi Bung Karno tidak mau melepas begitu saja dengan gratis. Pilot itu adalah kartu truf-nya.

Inilah kisah bagaimana Bung Karno dengan amarah “memiting leher Allen Pope” sambil telunjuknya memberi isyarat agar Amerika mau bersimpuh di kaki Bung Karno (tentu saja ini hanya simbolisasi teatrikal).
Gantung Allen Pope! Hukum mati Allen Pope! Begitu gelombang protes di depan kedutaan AS di Jakarta setelah Allen Pope tertangkap. tahun 1958 itu . Rakyat Indonesia memang dibikin naik darah oleh kelakuan Allen Pope. Soalnya si pilot ini sudah menjatuhkan bom di Ambon yang memakan tak sedikit korban jiwa.

Mungkin bahkan Bung Karno sendiri waktu itu belum menyadari sesuatu. Yaitu buntut dari posisi tawar Indonesia tadi, Bung Karno telah memulai tonggak lahirnya sejarah armada baru bagi AURI, yaitu lahirnya skuadron Hercules di Indonesia. Armada ini kelak turut punya andil dalam merebut Irian Barat dari Belanda.Itu semua berawal dari negosiasi tarik ulur demi pembebasan seorang pilot yang bikin Amerika gelisah. Bagaimana tidak? Soalnya kalau tidak segera diselamatkan, bisa-bisa pilot itu buka mulut tentang info rahasia yang berkaitan dengan permainan CIA.

 Negosiasi  sama Presiden “Ike”

Bung Karno memang mata keranjang. Tapi pihak yang anti Bung Karno kadang memanipulasi sisi ini secara berlebihan. Sama halnya CIA yang menggunakan kelemahan don yuan-nya Bung Karno untuk menjatuhkan kredibilitas presiden RI di mata rakyatnya. Menjatuhkan Bung Karno adalah satu-satunya cara agar Amerika bisa bercokol kuat di Indonesia. Sudah dicoba segala cara agar Bung Karno jatuh, tidak berhasil juga. Dicoba dengan cara ancaman embargo, penghentian bantuan…..ehhh Bung Karno malah teriak, “Go to hell with your aid!”.
 
Akhirnya CIA pakai cara lain. Yaitu infiltrasi ke berbagai pemberontakan di Indonesia. Puncaknya terjadi dalam pertempuran di pulau Morotai, tahun 1958. Ketika itu TNI (pasukan marinir, pasukan gerak cepat AU, dan AD) menggempur Permesta, gerakan pemberontakan di Sulawesi Utara.
Persenjataan Permesta tidak bisa dianggap enteng. Soalnya ada bantuan senjata dari luar. Tadinya tudingan bahwa CIA adalah biang kerok semua ini masih dugaan saja. Ketika kapal pemburu AL dan mustang AU melancarkan serangannya, satu pesawat Permesta terbakar jatuh.

Sebelum jatuh, ada dua parasut yang tampak mengembang keluar dari pesawat itu. Parasut itu tersangkut di pohon kelapa. TNI segera membekuk dua orang. Yang satu namanya Harry Rantung anggota Permesta. Dan yang tak terduga, satunya lagi bule Amerika. Itulah si pilot Allen Pope. Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Yaitu menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.

Tak pelak lagi, tuduhan bahwa Amerika dengan CIA adalah dalang pemberontakan separatis, bukan isapan jempol!Peristiwa tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Itu mungkin terwakili dalam kalimat Allan Pope ketika tertangkap. Setelah pesawat B-26 yang dipilotinya jatuh dihajar mustang AU dan kapal pemburu AL, komentar Pope: “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”. Setelah itu dia masih sempat minta rokok.

Tapi sebetulnya yang lebih bikin malu Amerika bukan soal kalah yang dikatakan Pope tadi. Tapi tertangkapnya Allan Pope mengungkap permainan kotor AS untuk menggulingkan Soekarno. Amerika terus ngeyel menyangkal. Tapi bukti-bukti yang ada, akhirnya membungkam mulut Amerika.
Taktik kotor itu jadi gunjingan internasional. Tanpa ampun, kedok Amerika dengan CIA-nya berhasil dibuka Indonesia, lengkap dengan bukti-bukti telak. Amerika terpaksa berubah 180 derajat menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA untuk mengguncang Bung Karno (untuk sementara) dihentikan.

Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Segala cara pun mulai dilakukan untuk mengambil hati Bung Karno. Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960. Lalu Soekarno juga diundang John Kennedy di bulan April 1961. Di balik segala alasan diplomatik tentang kunjungan itu, tak bisa disangkal itu semua buntut dari cara Bung Karno memainkan kartunya terhadap Amerika.

Ketemu Kennedy
Selama periode itu, Bung Karno main tarik ulur dengan pembebasan Pope. Tarik ulur itu berjalan alot. Karena Bung Karno ogah melepaskan Pope begitu saja. Bung Karno sengaja berlama-lama “memiting leher” Allan Pope sebelum Amerika meng-iya-kan permintaan Indonesia. Amerika mati kutu. Tak ada jalan lain. Negosiasi pun segera dimulai. Negosiasi alot yang memakan waktu 4 tahun, sebelum akhirnya Allen Pope benar-benar bebas.

Dimulai dengan Ike atau Eisenhower yang membujuk, merayu dan mengundang Bung Karno ke Amerika. Namun sesudahnya Bung Karno tetap tidak mau tunduk diatur-atur Ike. Situasi mulai berubah sedikit melunak setelah kursi kepresidenan AS beralih ke John F. Kennedy.John Kennedy tahu, kepribadian Soekarno sangat kuat dan benci di-dikte. Karena itu dengan persahabatan dia mampu “merangkul” Soekarno. “Kennedy adalah presiden Amerika yang sangat mengerti saya”, kata Bung Karno.
Dengan John, negosiasi mulai mengarah ke titik terang. Berkaitan itu pula, John mengirim adiknya Robert Kennedy ke Jakarta. Robert membawa sejumlah misi, diantaranya: “bebaskan Pope”.
Buat Bung Karno, pilot itu dibebaskan atau tidak dibebaskan, hasilnya sama saja. Yaitu tidak membuat korban-korban bom si pilot bisa hidup kembali. Jadi kenapa tidak memanfaatkan saja ketakutan Amerika yang ciut kalau pilot itu buka mulut?Bung Karno memainkan kartu trufnya atas dasar apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Indonesia betul-betul sengsara dan kelaparan, jadi butuh uang dan nasi. Indonesia sedang bertempur melawan Belanda untuk merebut Irian Barat. Jadi butuh senjata, sejumlah perangkat perang dan armada tempur.

Permintaan Bung Karno itu tentu saja tidak disampaikan dengan cara mengemis. Tapi dengan cara yang menyeret Amerika untuk membuat interpretasi diplomatik. Mau tidak mau, isyarat diplomatik Soekarno bikin Amerika harus bisa membaca yang tersirat di balik yang tersurat.

Dibanding Ike alias Eisenhower, John Kennedy lebih peka membaca isyarat itu. Itulah yang dimaksud Bung Karno bahwa John Kennedy mengerti dirinya. John paham Indonesia butuh perangkat perang untuk merebut Irian Barat. Di antaranya armada tempur. Karena itu diajaknya Bung Karno mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Di sana Bung Karno dbantu dalam pembelian 10 pesawat hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.

Nego  sama kennedy buat beli Hercules
Negosiasi pembebasan Allen Pope antara Ike dan Bung Karno tadinya alot. Tapi jadi licin jalannya dengan John. Dia tidak pelit membalas “kebaikan” Bung Karno yang memenuhi permintaan AS untuk membebaskan Allen Pope.

Hasilnya? 10 pesawat Hercules dari Amerika, menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (armada yang kelak ikut bertempur merebut Irian Barat). Bung Karno bisa membuat Amerika menghentikan embargo. Lalu menyuntik dana ke Indonesia. Juga beras 37.000 ton dan ratusan persenjataan perangkat perang. Kebutuhan itu semua memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu.

Ternyata begini ini yang namanya negosiasi tingkat tinggi. Akhirnya Allen Pope dibebaskan secara diam-diam oleh suatu misi rahasia di suatu subuh, Februari 1962. Negosiasi itu seluruhnya tentu makan biaya yang tidak sedikit. Siapa yang mesti membayar semua itu? Konon rekening Permesta yang harus membayar ganti rugi akibat negosiasi itu. Sempat terdengar selentingan bahwa jalan by pass Cawang-Tanjung Priok dan Hotel Indonesia lama di Bundaran HI Thamrin, adalah wujud dari ganti rugi itu. Benarkah demikian? Wallahualam

Sumber: wikipedia, google

Yang punya info tambahan tentang Indonesia Bung Karno menawan CIA untuk mendapatkan 10 pesawat Hercules silahkan komen dibawah :)

Inilah informasi yang disadap AS dan Australia

Selasa, 12 November 2013 / 20:11 WIB | Bagikan artikel ke Facebook anda
 
Isu Papua dan Pemilu 2014 disinyalir menjadi obyek penyadapan AS dan Australia./*ilustrasi
Isu Papua dan Pemilu 2014 disinyalir menjadi obyek penyadapan AS dan Australia./*ilustrasi

JURNAL3.COM | JAKARTA – Dugaan aksi penyadapan kepada pejabat-pejabat negara Indonesia oleh Amerika Serikat melalui Australia, masih jadi isu hangat di tanah air.

Namun, apa yang sebenarnya yang disadap oleh kedua negara itu dari para pejabat tinggi di Indonesia?

Informasi yang diperoleh Jurnal3 mengungkapkan, AS dan Australia menyadap informasi intelijen, komunikasi antar pejabat Indonesia soal perkembangan di tanah Papua.

Hampir bisa dipastikan, komunikasi Presiden SBY menjadi sasaran utama penyadapan.

Informasi soal Papua menjadi sasaran favorit dalam penyadapan. Kedua negara itu diam-diam merancang skenario untuk melepaskan Papua dari Indonesia.

Adanya kerjasama AS dan Australia soal rencana penempatan puluhan ribu pasukan marinir AS di Negeri Kanguru itu mengindikasikan kepentingan besar Washington atas Papua.

Papua akan lepas dari NKRI adalah tujuan utama kedua negara itu di masa depan.

Selain isu Papua, penyadapan juga terkiat rencana Pemilu 2014 mendatang. Kedua negara itu berminat untuk tahu soal apa saja yang akan terjadi pasca Pemilu 2014 nanti.

Hingga kini, tak satupun lembaga atau instansi resmi pemerintah yang bersedia memberikan penjelasan mengenai isi dari penyadapan AS dan Australia.@arun

Hadapi Amerika, Presiden SBY dinilai bertekuk lutut

Kamis, 7 November 2013 / 12:06 WIB | Bagikan artikel ke Facebook anda
http://www.jurnal3.com/hadapi-amerika-presiden-sby-dinilai-bertekuk-lutut/
 
Menghadapi ulah Amerika Serikat, Presiden SBY diyakini tidak memiliki keberanian untuk bertindak tegas./*ist
Menghadapi ulah Amerika Serikat, Presiden SBY diyakini tidak memiliki keberanian untuk bertindak tegas./*ist

JURNAL3.COM | JAKARTA – Serangan dan kritikan pedas kembali dialamatkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tak berani tegas menghadapi kelakuan Amerika Serikat (AS) yang diduga telah menginjak-injak harga diri bangsa Indonesia.

Dugaan aksi penyadapan oleh AS dan Australia yang dinilai telah melecehkan kedaulatan bangsa Indonesia tak cukup membuat Presiden SBY mengecam aksi tersebut.

“SBY itu presiden dan pemimpin yang penakut dan tidak berani. Apalagi kalau berhadapan dengan AS,” ujar pengamat politik Victor Silaen, Kamis (07/11/2013).

Bahkan, Victor menilai, SBY adalah kepala negara yang pengecut dan tidak berani mengambil tindakan tegas apa-apa saat kedaulatan bangsanya dilecehkan begitu saja.

Hal senada juga diungkapkan peneliti Senior Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, yang menilai sikap pemerintahan SBY sangat lemah menyikapi isu penyadapan oleh Amerika Serikat dan Australia.

“Ada banyak pertimbangan barangkali, salah satunya agar posisi pemerintah aman dari gangguan AS dan ambisi SBY untuk jadi Sekjen PBB pasca sudah tidak lagi menjadi presiden nanti,” ujar Karyono.

Padahal, lanjutnya, isu soal penyadapan informasi sebuah negara itu merupakan persoalan kedaulatan negara, dimana publik ingin pemerintah bersikap tegas.

“Bung Karno tidak akan diam kalau ini terjadi di era beliau memimpin Indonesia. Bung Karno dihormati karena dikenal tegas, punya prinsip kuat dan nasionalismenya yang tinggi. Itulah kenapa namanya tetap harum hingga kini,” ujar Karyono.@arun
...



3 komentar:

  1. Sy adalah pencinta dan pengagum dalam kapasitas awam terhadap Bung Karno dan para pejuang bangsa lainnya.. dan juga kepada tokoh2 dunia seperti JF Kennedy-Abraham Lincoln dll... yang memiliki wawasan kebangsaan dan kemanusiaan yang luas dan beliau2.. memiliki jiwa2 merdeka.. dan cinta akan martabat bangsa dan rakyatnya..??>> Sayang terkadang saya mendapat issue yang tidak berdasar terhadap beliau.. bahkan oleh orang2.. yang sepertinya sangat tendensius.. atau mau mendeskreditkan secara absurditas,...
    Semoga cuplikan sejarah ini bisa sedikit mengobati hati saya dan menjawab pandangan2..yang cenderung negatif.. Semoga kita bisa belajar dengan semangat dan perjuangan para tokoh2 bangsa yang jujur berjuang untuk bangsa dan negaranya.. Aamiin

    BalasHapus
  2. Point penting perjanjian itu; Pemerintahan AS (selaku pihak I) mengakui 50 persen keberadaan emas murni batangan milik RI, yaitu sebanyak 57.150 ton dalam kemasan 17 paket emas dan pemerintah RI (selaku pihak II) menerima batangan emas itu dalam bentuk biaya sewa penggunaan kolateral dolar yang diperuntukkan pembangunan keuangan AS! Nah!

    BalasHapus
  3. aksi perampokan dikomplek prumahan . https://www.youtube.com/watch?v=VMNrhyS8e8o

    BalasHapus