Assad: Perang Suriah Berakhir Jika Saudi Stop Bantuan Teroris Takfiri
http://densus99sarkub.blogspot.com/2013/12/assad-perang-suriah-berakhir-jika-saudi.html
Menurut sumber rahasia,
Bashar Assad bertemu dengan beberapa pemimpin politik dari negara-negara
Arab di kawasan 10 hari lalu. Mereka membahas kondisi di Suriah serta
cara mengakhiri krisis mematikan yang sedang mendera negara itu.
Dalam pertemuan itu,
Assad mengatakan bahwa pemerintahan dan negaranya menghadapi teroris
yang berasal dari berbagai negara dan perang besar-besaran yang didukung
oleh pihak asing.
"Sejak awal kami tahu
bahwa perang ini adalah perang melawan pemerintahan yang independen. Dan
pemerintahan independen ini adalah faktor utama yang mendukung
perlawanan dan kemenangan kami," kata Assad.
Masih menurut Assad,
dukungan asing untuk para militan harus berhenti jika berbagai pihak
menginginkan agar perang di Suriah berakhir.
"Arab Saudi dan
negara-negara lain sangat mendukung terorisme dan telah mengerahkan
puluhan ribu Takfiri ke Suriah. Arab Saudi bahkan menggaji 2.000 dolar
per bulan untuk setiap militan," kata Presiden Suriah itu.
Assad melanjutkan bahwa
penghentian dukungan Arab Saudi akan mempengaruhi berbagai aspek. Dan
saat ini, semua orang tahu bahwa al-Qaeda bukan hanya ancaman bagi
Suriah.
Menurut Assad, Arab Saudi telah memimpin operasi vandalisme paling luas di seluruh dunia Arab.
Dalam pertemuan itu,
Assad juga mengecam peran Arab Saudi dalam Perjanjian Camp David yang
menormalisasi hubungan Israel dengan Mesir. Juga dukungan Riyadh dalam
perang melawan Libanon tahun 1982.
Presiden Suriah itu
memperingatkan para pemimpin politik Arab tentang bahaya ekstremisme dan
Wahhabi. Menurutnya, kehadiran ekstrimis di wilayah merupakan sebuah
plot untuk menjaga agar dunia Arab tetap terbelakang.
"Saya ingin mengingatkan
Anda bahwa Barat tak pernah ingin melihat kita berkembang. Saya ingat
ketika saya bertemu mantan Menlu AS, Colin Powell pada tahun 2003. Dia
menceritakan kondisi AS tentang pengelolaan hubungan dengan Irak dan dia
meminta kami agar tak mengizinkan seorang ilmuwan Irak pun menginjakkan
kakinya di Suriah. Kami menolak tawaran ini. Amerika Serikat dan
organisasi mata-mata Israel telah membunuh banyak ilmuwan ini dan
sekarang mereka ingin mengosongkan otak Iran," jelas Assad.
(Densus 99 on Syria News Indonesia)
Teroris Pembunuh Sheikh Ramadan al-Bouty Ditangkap
http://densus99sarkub.blogspot.com/2013/12/teroris-pembunuh-sheikh-ramadan-al.html
Pasukan
keamanan Suriah SAA telah menangkap sel teroris bersenjata yang
bertanggung jawab atas pembunuhan Ketua ilmuwan dari Levant, Sheikh
Muhammad Sa'id Ramadhan al-Bouty pada bulan April 2013.
Koran Suriah
Al-Watan mengatakan bahwa saluran siaran negara Suriah akan menyiarkan
pengakuan para teroris yang melakukan kejahatan, Sabtu.
Surat kabar itu
menunjukkan bahwa pasukan keamanan suriah telah melakukan tindakan
intelijen untuk menangkap semua anggota sel teroris, yang melaksanakan
pembunuhan itu.
Sheikh Muhammad
Sa'id Ramadhan al-Bouty syahid dalam ledakan yang direncanakan saat
beliau sedang memberikan pelajaran agama di al-Eyman masjid di pusat
Damaskus.
ألقت الأجهزة الأمنية السورية القبض على خلية مسلحة نفذت عملية اغتيال رئيس
هيئة علماء بلاد الشام السابق الشيخ محمد سعيد رمضان البوطي في نيسان
الماضي.
صحيفة الوطن السورية قالت أن التلفزيون السوري سيبثي يوم السبت "اعترافات الإرهابيين الذين نفذوا عملية الاغتيال".
وأشارت الصحيفة إلى أن الأجهزة الأمنية قامت بعمل استخباراتي دقيق للغاية
أدى إلى توقيف كامل الخلية التي نفذت الاعتداء وكذلك الخلية التي أمرت به.
وكان تفجيرا مخططا نفذ في مسجد الإيمان وسط العاصمة دمشق تسبب باستشهاد
الشيخ البوطي والذي كان يلقي أحد الدروس في المسجد لحظة وقوع الانفجار.
Syrian security forces have arrested an armed cell which is responsible
for murdering the Chairman of the scientists of the Levant, Sheikh
Muhammad Sa’id Ramadan al-Bouty in April 2013.
Al-Watan Syrian newspaper said that the Syrian state channel will
broadcast the confessions of the terrorists, who committed the crime, on
Saturday.
The newspaper pointed out that the security forces have carried out an
intelligence action to capture all the cell’s members, who implemented
the assassination.
Sheikh Muhammad Sa’id Ramadan al-Bouty was killed in a planned explosion
while he was delivering religious classes in al-Eyman mosque in the
center of Damascus.
(wangsit densus http://breakingnews.sy)
Kajian Konflik Suriah: Bongkar Persekongkolan Multinasional
Proganda Hasutan Perang Surian Rentan Konflik
Konflik internal berdarah di Suriah membawa konsekwensi global karena arus deras informasi, termasuk ke Indonesia. Namun sayangnya, banyak media mainstream menebar propaganda konflik tersebut yang rentan menimbulkan kebencian sesama muslim.
"....Upaya
propaganda ini sangat ampuh. Terbukti, efek kebencian itu menyebar luas
bahkan hingga ke kampung -kampung di Indonesia yang jauhnya lebih dari
8.500 km dari Damaskus,”
Konflik internal berdarah di Suriah membawa konsekwensi global karena arus deras informasi, termasuk ke Indonesia. Namun sayangnya, banyak media mainstream menebar propaganda konflik tersebut yang rentan menimbulkan kebencian sesama muslim.
Dina Y. Sulaeman mengemukakan hal itu dalam Launching dan Bedah Buku “Prahara Suriah, Membongkar Persekongkolan Multinasional” di Jakarta, Rabu (3/7).
“Propaganda
apalagi dengan rekayasan informasi rentan menumbuhkan kebencian sesama
muslim, bukan lagi kepedulian sesama muslim,” ujar alumni Magister
Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran itu.
Dina yang juga
sedang menempuh program doktoral Hubungan Internasional, memaparkan
temuannya, antara lain foto palsu BBC, yang diklaim sebagai korban
kekejaman tentara Assad ternyata korban pembantaian di Irak.
Ada pula foto
yang disebut pembantaian Houla, Suriah, korban penduduk sipil termasuk
anak-anak dan wanita. Foto berupa seorang anak melompati tumpukan korban
pembantaian yang sudah dibungkus kain kafan. Ternyata menurut pengambil
fotonya sendiri, Marco Di Lauro langsung memprotes, bahwa foto itu
adalah korban pembantaian di Irak tahun 2003.
Ia menambahkan,
ada foto di jejaring sosial, disebutkan seorang anak tewas korban
kekejaman rezim Assad, padahal foto aslinya adalah seorang anak tewas
karena kecelakaan di Turki.
Foto anak-anak
di Irak diklaim korban pembantaian Assad, sedangkan foto aslinya adalah
korban pembantaian tentara AS di desa Abu Sif, Irak, 2006.
“Efeknya,
beberapa kalangan umat muslim di Indonesia saling berseteru dan
terpecah-belah. Islam agama yang penuh kasih sayang antarsesama,
menjelma menjadi siap membunuh dengan alasan beda mazhab dan beda
politik,” ujar penulis buku Obama Revealed, Realitas di Balik
Pencitraan.
“Api kebencian
agaknya telah membutakan sebagian dari mereka sehingga tak bisa
menangkap realitas bahwa mereka diadu domba Barat dengan propagandanya.
Upaya propaganda ini sangat ampuh. Terbukti, efek kebencian itu menyebar
luas bahkan hingga ke kampung-kampung di Indonesia yang jauhnya lebih
dari 8.500 km dari Damaskus,” katanya.
.
.
Isu Sektarian
Dina Y.
Sulaeman dalam penelitiannya mengungkapkan, konflik berdarah di Suriah
tidak lepas dari upaya Israel memecah belah kekuatan Islam antara lain
melalui isu sektarian syiah-sunni.
Ia memaparkan
bukti berupa dokumen Oded Yinon yang diterbitkan Departemen Publisitas
Organisasi Zionis Dunia pada Februari 1982, berisi rencana Israel
memecah belah Timur Tengah berdasarkan etnis dan mazhab atau sekte.
Oded Yinon
menyebutkan, politik adu domba dan pecah-belah dimulai dari Lebanon,
Irak, Mesir hingga Suriah. Suriah dirancang terpecah menjadi beberapa
bagian sesuai dengan struktur etnis syiah dan sunni, untuk terus saling
bermusuhan.
“Skema tersebut
berhasil diterapkan di Irak melalui penggulingan Saddam Husein dengan
alasan senjata pemusnah biologi. Kini pasukan Amerika Serikat dan
sekutunya bercokol di sana,” ujarnya.
Menurutnya,
dengan memecah-belah negara-negara yang dianggap keras terhadap Israel,
maka akan mudah dikuasai, ditekan, dan diadu domba satu sama lain.
“Yang
memprihatinkan justru ketika rencana pecah-belah Israel itu dijalankan,
sebagian umat muslim di tempat lain justru sibuk saling berseteru,”
katanya.
Menanggapi isu
sektarian syiah-sunni, Agus Nizami, pengelola media islami mengatakan,
sebenarnya sudah disepakati adanya kerukunan umat beragama dalam
deklarasi Risalah Amman (The Amman Massage) tahun 2006 di Jordania.
Deklarasi yang
dipelopori oleh Raja Jordanian, Abdullah II bin Al-Hussein dihadiri 200
ulama Islam dari 50 negara, dengan rujukan utama fatwa-fatwa ulama
besar, seperti Syaikh Al-Azhar Ayatollah Sistani dan Syaikh Yusuf
Al-Qaradhawi.
Kesepakatan
Risalah Amman antara lain adanya pengakuan dan kerukunan hidup antara
mazhab sunni dan syi’ah, haram mengkafirkan sesama muslim, serta
prasyarat fatwa obyektif yang mengatasnamakan Islam.
Kesepakatan
secara aklamasi diakui oleh enam majelis ilmiah Islam internasional, dan
dikuatkan oleh lebih dari 500 ulama internasional pada puncak
Konferensi International Islamic Fiqh Academy di Jeddah, pada Juli 2006.
“Perlu dibuka
kembali forum dialog bersama soal kerukunan itu. Nabi Muhammad sangat
menganjurkan dialog, musyawarah, dan jalan damai seperti Piagam
Madinah,” ujarnya.
Suasana
kerukunan di Suriah sendiri menurut Wakil Duta Besar Suriah untuk
Indonesia, Basham Al-Khateb selama ini sebenarnya cukup harmonis. Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya para pejabat dan pelayan publik dari
kalangan sunni. Tentara nasional Suriah juga mayoritas sunni.
“Hubungan
antara pemeluk agama dan kelompok sebenarnya bukan pemicu konflik. Tapi
memang ada pihak-pihak yang menginginkan Suriah menjadi lemah,” kata
Al-Khateb.
Menurutnya,
konflik berawal dari adanya sekelompok masyarakat didukung pihak-pihak
dari luar Suriah, yang ingin menggulirkan isu demokrasi.
Ia mengakui,
memang di kalangan masyarakat Suriah ada beberapa kelompok yang tidak
puas dengan kinerja pemerintah. Namun hal itu wajar terjadi di sebuah
Negara, dan solusinya diselesaikan secara internal Suriah. (densus 99 on mirajnews.com)
Joserizal: Konflik Suriah Dirancang Oleh Zionis
http://densus99sarkub.blogspot.com/2013/06/joserizal-konflik-suriah-dirancang-oleh.html
ktivis
Lembaga Kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dr.
Joserizal Jurnalis,Sp.OT. menyerukan hentikan perang di Suriah.
“Mereka harus
duduk bersama untuk berunding, sehingga tidak menambah jumlah korban
dari warga,” ujar Joserizal, pada Diskusi Terbuka “Kenapa Suriah” di
Universitas Yarsi Jakarta, Rabu (26/6).
Menurutnya,
salah satu upayanya adalah dengan mengijinkan lembaga kemanusiaan
internasional untuk masuk ke Suriah membantu kedua belah pihak.
“Lembaga
kemanusiaan termasuk MER-C harus diizinkan masuk membantu kedua belah
pihak yang bertikai dengan membawa prinsip netralitas dan independen,”
ujar Presidium MER-C yang bersama groupnya sedang membangun Rumah Sakit
Indonesia di Jalur Gaza tersebut.
Rancangan Zionis
Dalam
presentasinya, Joserizal mengungkapkan bahwa konflik berdarah yang
terjadi di Suriah sudah dirancang oleh Zionis melalui program yang
dikenal dengan istilah ‘Novus Ordo Seclorum’ atau era zaman baru yang
sekuler.
Melalui program
ini, Zionis membuat rancangan rahasia ditujukan kepada negara-negara
yang menentang Israel agar menjadi negara kecil dan lemah, sehingga tak
berdaya menghadapi kekuatan Zionis.
Zionis
mengetahui, bahwa Suriah secara fakta dan data membuktikan memang selama
ini dikenal sebagai negara yang sering menentang kebijakan Israel,
katanya.
“Suriah juga
dikenal sebagai negara yang kuat dalam bidang militer dan intelejen. Hal
ini terbukti ketika mereka berperang melawan Israel pada 1967 dan
1973,” ungkap aktivis kemanusiaan yang juga pernah terjun langsung di
Mindanau Selatan, Kashmir, Pattani, Lebanon dan Darfur.
Untuk itu,
sebagai bagian dari upaya kemanusiaan meredam konfik Suriah, hendaknya
sesama kaum muslimin di belahan dunia lainnya yang mengiktui
perkembangan Suriah, dituntut saling menghormati, menghargai dan menjaga
ukhuwah Islamiyah.
“Kalau kita
pernah terjun ke medan perang, kita pasti tidak galak sesama umat Islam.
Sebab musuh kaum muslimin satu, Zionis. Jangan kita jadi alat permainan
mereka,” tegas dokter yang aktif dalam dunia kegawatdaruratan sejak
1999 itu.
Zionis dalam Tubuh Teroris FSA |
Tampil sebagai
pembicara lain, Drs. M.Hamdan Basyar,M.Si (Peneliti LIPI), Jerry D. Gray
(Penulis dan Pengamat Politik Internasional), sambutan dr. Sarbini
Abdul Murad, serta dipandu Moderator Zulfatan Faizin (Metro TV) (sumber: http://radiosilaturahim.com)
Tak Dibantu AS, Kepala Jihad Abal-Abal
Segera Mundur
http://densus99sarkub.blogspot.com/2013/05/tak-dibantu-as-kepala-jihad-abal-abal.html
Khatib dilaporkan kecewa lantaran Amerika Serikat (AS) tak membantunya
dalam mempertahankan wilayah tersebut....
dalam mempertahankan wilayah tersebut....
Kepala Oposisi
Suriah, Ahmad Moaz al-Khatib dikabarkan akan mengundurkan diri
pasca-
direbutnya wilayah pemberontak oleh pasukan Presiden Suriah Bashar Al-Assad, beberapa
waktu lalu. Khatib dilaporkan kecewa lantaran Amerika Serikat (AS) tak membantunya
dalam mempertahankan wilayah tersebut.
direbutnya wilayah pemberontak oleh pasukan Presiden Suriah Bashar Al-Assad, beberapa
waktu lalu. Khatib dilaporkan kecewa lantaran Amerika Serikat (AS) tak membantunya
dalam mempertahankan wilayah tersebut.
Padahal, pihak
AS telah berjanji untuk membantu oposisi Suriah, termasuk dalam
penyediaan
peralatan militer, guna mempertahankan wilayahnya dari pasukan loyalis Al-Assad.
peralatan militer, guna mempertahankan wilayahnya dari pasukan loyalis Al-Assad.
"Saya bisa mengkonfirmasikan bahwa penguduran diri Khatib sudah final," kata anggota
Koalisi Nasional, Marwan Hajjo.
Koalisi Nasional, Marwan Hajjo.
Hajjo
menambahkan bahwa mundurnya Khatib juga diakibatkan semakin melemahnya
kekuatan pasukan opsisi. "Masyarakat internasional, kelompok teman-teman
Suriah harus menyediakan persenjataan berat yang memungkinkan rakyat
Suriah untuk mempertahankan diri mereka sendiri," ujarnya.
kekuatan pasukan opsisi. "Masyarakat internasional, kelompok teman-teman
Suriah harus menyediakan persenjataan berat yang memungkinkan rakyat
Suriah untuk mempertahankan diri mereka sendiri," ujarnya.
khatib sendiri
telah menyampaikan sebuah pernyataan singkat dalam laman
Facebook-nya yang mengatakan: “Ketika seekor burung di dalam sangkarnya,
dia tetap di penjara dan lumpuh. Kemarin saya keluar dari sangkar tipu muslihat
yang saya masuki.” (http://www.beritasatu.com)
Facebook-nya yang mengatakan: “Ketika seekor burung di dalam sangkarnya,
dia tetap di penjara dan lumpuh. Kemarin saya keluar dari sangkar tipu muslihat
yang saya masuki.” (http://www.beritasatu.com)
Opsi Pemberontak: Pulang ke Tempat Asal
atau Dibunuh.
Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi kemarin mengatakan kelompok bersenjata hanya
memiliki dua pilihan, yakni pulang ke tempat asal mereka atau dibunuh.
Kantor berita Xinhua melaporkan,
Selasa (14/5), al-Halqi menekankan rakyat Suriah
saat ini juga bertekad untuk memerangi terorisme dan memulihkan keamanan serta
kestabilan di Suriah.
saat ini juga bertekad untuk memerangi terorisme dan memulihkan keamanan serta
kestabilan di Suriah.
Dia menjelaskan
dua pilihan itu tidak akan berubah bagi kelompok bersenjata, yaitu
kembali ke tempat asal mereka atau dibunuh tentara Suriah. Hal ini menunjukkan
rezim pemerintahan Presiden Basyar al-Assad membuka kesempatan lebar bagi
siapa saja yang ingin kembali ke jalur yang benar.
kembali ke tempat asal mereka atau dibunuh tentara Suriah. Hal ini menunjukkan
rezim pemerintahan Presiden Basyar al-Assad membuka kesempatan lebar bagi
siapa saja yang ingin kembali ke jalur yang benar.
Pemerintah
Suriah juga berulangkali menyatakan bahwa ribuan pejuang asing yang
berafiliasi dengan kelompok jihad saat ini berperang di Suriah untuk kelompok
pemberontak.
berafiliasi dengan kelompok jihad saat ini berperang di Suriah untuk kelompok
pemberontak.
Tokoh utama
kelompok oposisi saat ini berada di pengasingan, Haitham al-maleh,
mengatakan belum lama ini sekitar 12 ribu pejuang asing telah bergabung dengan
kelompok pemberontak di Suriah.
mengatakan belum lama ini sekitar 12 ribu pejuang asing telah bergabung dengan
kelompok pemberontak di Suriah.
Sementara
itu, al-Halqi kembali mengatakan bahwa pemerintah Suriah sangat
bersungguh-sungguh, jujur, dan terbuka bagi semua kekuatan politik dan sosial, serta
oposisi baik di dalam atau di luar Suriah yang percaya pada penyelesaian konflik
nasional. Dia juga menyatakan kelompok pemberontak di Suriah semakin yakin
bahwa persekongkolan besar sedang bermain di Suriah. (http://www.merdeka.com)
bersungguh-sungguh, jujur, dan terbuka bagi semua kekuatan politik dan sosial, serta
oposisi baik di dalam atau di luar Suriah yang percaya pada penyelesaian konflik
nasional. Dia juga menyatakan kelompok pemberontak di Suriah semakin yakin
bahwa persekongkolan besar sedang bermain di Suriah. (http://www.merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar