NATAL YANG SEMAKIN TERASING
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/12/natal-yang-semakin-terasing.html#more
Pernahkah Anda memperhatikan ucapan-ucapan Selamat Natal yang beredar
beberapa tahun terakhir seperti "Season Greetings" atau "Happy
Holidays", yang menggantikan ucapan-ucapan Selamat Natal tradisional
"Merry Christmas"?
To the point saja, itu adalah sebuah konspirasi nyata (bukan lagi teori konspirasi) marginalisasi agama Kristen.
Siapa pelakunya dan apa motifnya?
Bagi mereka yang sudah memahami "teori konspirasi" tidak perlu berfikir jauh untuk mengetahui pelakunya adalah sebuah "kekuatan gelap penguasa dunia di balik layar", atau sebagai penganut agama Islam saya sebutkan saja sebagai "para pengikut setan (dajjal)".
"Tidak ada Nabi dan Rosul yang diturunkan ke bumi yang tidak mengingatkan kaumnya tentang kedatangan dajjal!" Demikian sumpah (pernyataan yang sangat kuat) yang pernah disampaikan Nabi Muhammad S.A.W kepada para pengikutnya. Nabi Isa (Yesus Kristus) dan para pengikut agama Kristen menyebut dajjal sebagai anti-Christ.
Salah satu agenda dajjal adalah menghancurkan agama-agama samawi (penyembah Tuhan yang Esa) dan menggantinya dengan agama penyembah berhala, dan itu telah tercantum di dalam dokumen rahasia "Protocols of Zion".
“Saat kita berkuasa, tidak boleh lagi ada agama lain selain agama kita. Kita telah cukup lama mendiskreditkan para pendeta goyim sehingga pengaruh mereka terus menurun dari hari ke hari. Namun tidak boleh seorangpun mendiskusikan agama kita, karena hanya kitalah yang boleh memiliki pengetahuan.” Demikian bunyi salah satu protokol dalam "Protocols of Zion"
Karena konspirasi yang telah berlangsung selama ratusan tahun itu (setidaknya sejak munculnya Gerakan Reformasi yang memecah umat Kristen menjadi 2 golongan, Katholik dan Protestan, serta berbagai peperangan yang menyertainya), umat Kristen pun menjadi umat yang lemah. Jika pada abad XI seruan Paus Urbanus mampu menggerakkan seluruh umat Kristen untuk berbondong-bondong bersama raja-raja Eropa "membebaskan Jerussalem", dan pada tahun 1950-an hukuman "pengasingan" yang dijatuhkan Sri Paus terhadap Presiden Argentina karena melanggar ajaran agama Katholik membuatnya kehilangan kekuasaannya, maka saat ini umat Kristen hanya diam membisu ketika saudara-saudara mereka di Syria dibantai oleh para teroris pemberontak. Bahkan ketika Israel membom Gereja Nativity di Jerussalem, yang diyakini merupakan tempat kelahiran Nabi Isa (Jesus Kristus), umat Kristen pun hanya diam membisu.
Dan kini, setelah para "penyembah dajjal" itu berhasil menyingkirkan simbol-simbol ke-Kristenan dari tempat-tempat publik (sekolah-sekolah, fasilitas-fasilitas umum, gedung-gedung dan kantor-kantor pemerintah dan lembaga negara) di Amerika dan Eropa, secara provokatif mereka justru mendirikan "menorah" (simbol agama yahudi berupa tempat lilin dengan enam ujung) raksasa di halaman Gedung Putih.
Mari kita lihat pesan natal yang diberikan oleh Presiden Barack Obama dalam bentuk kartu Natal di atas. Tidak ada satu pun kalimat dan simbol yang menunjukkan Hari Natal. Alih-alih ia menggantinya dengan "holidays".
Dan apakah arti "holidays" itu? Tidak lain adalah hari raya yahudi yang juga diperingati setiap bulan Desember, "Chanukkah". Itu adalah hari peringatan ketika orang-orang yahudi memberontak dan mengalahkan penguasa Yunani di Palestina dan juga kota-kota di sekitar Laut Mediterania Timur pada abad pertama sebelum masehi. Alih-alih memperingati kelahiran sang messiah, "Chanukkah" adalah peringatan pembantaian ratusan ribu orang Yunani dan Romawi oleh orang-orang yahudi dengan kekejaman yang tiada tara.
REF:
"Obama Family Christmas Card: No Mention of Christ or Christmas"; Paul Joseph Watson; Infowars; 23 Desember 2013
To the point saja, itu adalah sebuah konspirasi nyata (bukan lagi teori konspirasi) marginalisasi agama Kristen.
Siapa pelakunya dan apa motifnya?
Bagi mereka yang sudah memahami "teori konspirasi" tidak perlu berfikir jauh untuk mengetahui pelakunya adalah sebuah "kekuatan gelap penguasa dunia di balik layar", atau sebagai penganut agama Islam saya sebutkan saja sebagai "para pengikut setan (dajjal)".
"Tidak ada Nabi dan Rosul yang diturunkan ke bumi yang tidak mengingatkan kaumnya tentang kedatangan dajjal!" Demikian sumpah (pernyataan yang sangat kuat) yang pernah disampaikan Nabi Muhammad S.A.W kepada para pengikutnya. Nabi Isa (Yesus Kristus) dan para pengikut agama Kristen menyebut dajjal sebagai anti-Christ.
Salah satu agenda dajjal adalah menghancurkan agama-agama samawi (penyembah Tuhan yang Esa) dan menggantinya dengan agama penyembah berhala, dan itu telah tercantum di dalam dokumen rahasia "Protocols of Zion".
“Saat kita berkuasa, tidak boleh lagi ada agama lain selain agama kita. Kita telah cukup lama mendiskreditkan para pendeta goyim sehingga pengaruh mereka terus menurun dari hari ke hari. Namun tidak boleh seorangpun mendiskusikan agama kita, karena hanya kitalah yang boleh memiliki pengetahuan.” Demikian bunyi salah satu protokol dalam "Protocols of Zion"
Karena konspirasi yang telah berlangsung selama ratusan tahun itu (setidaknya sejak munculnya Gerakan Reformasi yang memecah umat Kristen menjadi 2 golongan, Katholik dan Protestan, serta berbagai peperangan yang menyertainya), umat Kristen pun menjadi umat yang lemah. Jika pada abad XI seruan Paus Urbanus mampu menggerakkan seluruh umat Kristen untuk berbondong-bondong bersama raja-raja Eropa "membebaskan Jerussalem", dan pada tahun 1950-an hukuman "pengasingan" yang dijatuhkan Sri Paus terhadap Presiden Argentina karena melanggar ajaran agama Katholik membuatnya kehilangan kekuasaannya, maka saat ini umat Kristen hanya diam membisu ketika saudara-saudara mereka di Syria dibantai oleh para teroris pemberontak. Bahkan ketika Israel membom Gereja Nativity di Jerussalem, yang diyakini merupakan tempat kelahiran Nabi Isa (Jesus Kristus), umat Kristen pun hanya diam membisu.
Dan kini, setelah para "penyembah dajjal" itu berhasil menyingkirkan simbol-simbol ke-Kristenan dari tempat-tempat publik (sekolah-sekolah, fasilitas-fasilitas umum, gedung-gedung dan kantor-kantor pemerintah dan lembaga negara) di Amerika dan Eropa, secara provokatif mereka justru mendirikan "menorah" (simbol agama yahudi berupa tempat lilin dengan enam ujung) raksasa di halaman Gedung Putih.
Mari kita lihat pesan natal yang diberikan oleh Presiden Barack Obama dalam bentuk kartu Natal di atas. Tidak ada satu pun kalimat dan simbol yang menunjukkan Hari Natal. Alih-alih ia menggantinya dengan "holidays".
Dan apakah arti "holidays" itu? Tidak lain adalah hari raya yahudi yang juga diperingati setiap bulan Desember, "Chanukkah". Itu adalah hari peringatan ketika orang-orang yahudi memberontak dan mengalahkan penguasa Yunani di Palestina dan juga kota-kota di sekitar Laut Mediterania Timur pada abad pertama sebelum masehi. Alih-alih memperingati kelahiran sang messiah, "Chanukkah" adalah peringatan pembantaian ratusan ribu orang Yunani dan Romawi oleh orang-orang yahudi dengan kekejaman yang tiada tara.
REF:
"Obama Family Christmas Card: No Mention of Christ or Christmas"; Paul Joseph Watson; Infowars; 23 Desember 2013
Label:
zionisme/conspiracy theory
Obama Family Christmas Card: No Mention of Christ or Christmas
Is the “war on Christmas” really an invention of the paranoid right wing?
Paul Joseph Watson
Infowars.com. December 23, 2013
http://www.infowars.com/obama-family-christmas-card-no-mention-of-christ-or-christmas/
The Obama family Christmas card contains no mention of
Christ or Christmas in yet another example of how politically correct
sensitivities have eclipsed common sense.
It’s not like we were expecting Obama to wish Americans a
“Merry Christmas,” such a thought crime would not have gone unpunished
amongst leftist authoritarians, but you would have at least hoped to see
a Christmas tree or some token trace of Christian symbolism.
The inside of the card is virtually colorless and
features a pop-up image of an empty White House with two dogs outside.
The card is signed by POTUS, FLOTUS, the Obama daughters and includes
paw prints representing Sunny and Bo.
“As we gather around this season, may the warmth and joy
of the holidays fill your home,” the card reads. It contains nothing
whatsoever indicative of a Christian festival, nor even one of the more
modern representations of Christmas such as Santa Claus.
The front of the card shows
an image of a dog sat next to a fire. Ribbons surround the fireplace
and there’s a handful of gifts on a table. It’s hardly a Christmas
parade.
Liberals often try to satirize the so-called “war on
Christmas” as an invention of the paranoid right-wing, but when the
President of the United States puts out a Christmas card that
deliberately expunges any mention of Christmas from its design, how do
they expect people to react?
Is Obama deliberately trying to anger his political
adversaries? Would his supporters and ethnic minorities really have been
so offended by a single reference to Christmas by its actual name?
Facebook @ https://www.facebook.com/paul.j.watson.71
FOLLOW Paul Joseph Watson @ https://twitter.com/PrisonPlanet
FOLLOW Paul Joseph Watson @ https://twitter.com/PrisonPlanet
*********************
Paul Joseph Watson is the editor and writer for Infowars.com and Prison Planet.com. He is the author of Order Out Of Chaos. Watson is also a host for Infowars Nightly News.
This article was posted: Monday, December 23, 2013 at 12:22 pm
Tags: domestic news
Bertepatan Natal, Presiden Iran Kirim Pesan untuk Paus Fransiskus
Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rohani dalam pesannya kepada pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus mengucapkan selamat kepada umat Kristiani bertepatan dengan kelahiran Isa al-Masih dan tahun baru.
Kantor bidang penerangan kepresidenan Iran menyebutkan, Hassan Rohani dalam pesannya optimis bahwa Paus Fransiskus dalam kapasitasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik berhasil dalam membantu penyebaran perdamaian, memerangi kemiskinan dan kekerasan global, diskriminasi dan radikalisme, serta menebar keadilan.
Rohani seraya mengisyaratkan pengalaman para pemimpin Gereja Katolik di dunia, terkait dialog antar agama mengatakan, "Kehidupan paus sebagai pemimpin agama merupakan bukti bagi upaya mempersiapkan peluang dialog antar sekte Kristen serta interaksi dengan para pemimpin Islam dan Yahudi."
Presiden Iran menilai upaya Paus Fransiskus pertama mengurangi kemiskinan dan kekhawatiran berkuasanya ideologi materi murni terhadap dunia dewasa ini merupakan janji dari kinerja baru dalam menyikapi isu-isu sulit global dalam perspektif agama.
Rohani mengingatkan, "Peringatan kelahiran Isa al-Masih as dan seluruh nabi, merupakan peluang menciptakan rasa saling menghormati di antara agama dan memperkokoh dialog di antara mereka. Melalui kanal ini, manusia kian dekat dengan manifestasi semangat perdamaian, kemanusiaan dan Ilahi." (IRIB Indonesia/MF/RM)
Libs Take Jesus Out of Christmas
Infowars.comDecember 20, 2013
Maybe they should call it Paganmas. Or consumermas. Or exclude “mas” altogether because Christmas is of course Christ’s mass.
It’s not enough for some of the libs over at Salon that Christmas is in fact a compromise between Christian and secular themes. They want the Christ part removed entirely. Put Santa in the manager. Don’t bother explaining any of the season lore to the children.
It’s not clear why atheists would participate in this annual event. But militant atheists are dedicated to wrecking Christmas for all and removing nativity scenes or any public display of Jesus, Joseph and Mary.
This article was posted: Friday, December 20, 2013 at 2:22 pm
Brian Caldwell
Christmas is a combination of pagan and Christian ideas, it is doubful if Christ actually was born in December, it obviously coincides with the Winter Solstice. it's a conglomeration that is a compromise from the early Roman times. Really has nothing to do with Christ at all, it was shoehorned in to the time slot. That doesn't take away from the reality of Christ, but just to understand this ritual is not exactly Christian in it's essence to begin with, more of a potlatch, The Christian elements are really a distinct idea of their own.
An Illinois Witch
Blessed Yule and a Happy Winter Solstice to all! May Goddess and God bless you all!
Robby Daniel An Illinois Witch
Yeah! Zeus Hades Aton Anubis RA Thor Odin & Co wish you all well.
(As-long as you never dare forget they're god & therefore you're not)
EberGirl
Why is the Messiah celebrated in the Christmas holiday? The GOD of Abraham Issac and Jacob never put up a Christmas tree or told us to either. Read Jeremiah 10 and then find scripture that says its ok to do this. Christmas has never and will never be about the Jewish Messiahs birthday. Jesus said this is how you will know me if you keep my commandments and if you say you know me and don't follow my commandments you are a liar and the truth isn't in you (1John 2:3 and 4) It is time for believers to wake up and start questioning whether we do what we do from man made tradition or whether we do what we do because the Creator of Heaven and Earth said to. Some Jewish people don't see the Messiah because HIS identity has been hijacked for 2000 years. Please google the origins of Christmas, and you will see why a holiday of paganism has been adopted by chrisianity. There is ONE Truth, One Messiah, and only one way that HE wants to be worshipped. Maybe we should find out how to love HIM (1John 5:3) I am pleading with all who claim to Love the Messiah to recheck your methods. Remember we LIVE by every word that proceeds out of the mouth of GOD not manmade doctrine and theology. I promise if you look into this with a humble heart you will come to realize that what we have always done just may not be right in the eyes of the one we say we serve.
Tucker
It ain't 'libs' who are waging war against Christmas and trying to remove Jesus from Christmas.
It is jews who are behind this evil agenda. I remember coming home from work one night, over 10 or 12 years ago - and while I was getting the dinner ready for my dog, the little radio I keep parked on top of my refrigerator - and which was tuned into the nauseating, cowardly, neo-con cockroach Bill O'Reilly's radio show. It about this same time of year, and O'Reilly had some guest on and they were pretending to discuss this 'war on Christmas' issue. Well, they made the mistake taking a caller and the caller asked O'Reilly's guest (who's name I cannot recall) who he thought was behind this agenda to remove Christ from Christmas.
Well, the guest answered the caller's question - and said, primarily jewish groups are behind this attack on Christmas. Now, Bill O'Reilly is one the most nauseating suck ups to ever live when it comes to licking the toes and other less savory body parts of the 'Tribe' who happen to control our mainstream media and who sign his bloated and unjustified paychecks. As soon as I heard his guest make that truthful admission, I swear i could hear O'Reilly's sphincter muscle screaming as it began to experience massive and painful contractions. This turd was probably having nightmares flash through his pea-sized brain, as he envisioned his juicy and overpaid, multimillion dollar career as a paid stooge evaporating before his eyes. O'Reilly immediately hung up on the caller and went to a commercial.
Come on, people. It is no secret that jews hate Jesus and despise Christianity. What kind of idiot is too stupid to connect the dots between the effort to remove Jesus from Christmas and the identity of who hates Him the most?
"Libs" is a codeword for cowards who are too gutless to name the enemy.
Oh, and by the way. Did everyone see the inflammatory, racist, anti-White comments made recently by Tim Wise, who is part jewish? He said "Jesus" is a symbol of White Supremacy. He went on to offer a few more comments, which I unfortunately found myself agreeing with to some extent - that Christianity has been using Jesus as an excuse to meddle in the affairs of countless third world nations so we could 'bring the heathens in the world the message of Christ' and recruit new Christians to the church. It is impossible to refute the accuracy of that part of his comments, because it is factually true.
We have no business sticking our noses into any other nation's internal affairs and trying to force feed them our preferred religion. This entire concept that the West knows better what is best for the third world - reeks of the same kind of arrogance that liberals adopt when they try to shove their depravity, perversion, and moral decadence down the throats of conservatives living in the Red States and it is wrong, in either case.
Oh, and by the way. For anyone who tries to deny the identity of the people who are waging war to remove Christ from Christmas - stop and remember that the Christian Cross is now banned from display at the White House, but there is a big, ugly and Satanically evil Menorah on display - just so the anti-Christ gang can rub our Christian noses in the realization of who's got us by the gonads.
Asal Kata Natal & Sejarah Natal
16 Desember 2010 pukul 22:59
http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=474785541237
Asal Kata natal
Kata Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam Bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kadang-kadang kata Christmas disingkat menjadi Xmas. Tradisi ini diawali oleh Gereja Kristen terdahulu. Dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Yesus). Huruf ini sering digunakan sebagai simbol suci. Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Tidak ada yang tahu tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kebanyakan orang Kristen memperingati Hari Natal pada tanggal 25 Desember. Pada hari itu, banyak yang pergi ke gereja untuk mengikuti perayaan keagamaan khusus. Selama masa Natal, mereka bertukar kado dan menghiasi rumah mereka dengan daun holly, mistletoe, dan pohon Natal.
SEJARAH DAN PERAYAAN NATAL DI MASA LALU
Kisah Natal berasal dari Injil Santo Lukas dan Santo Matius dalam Perjanjian Baru. Menurut Lukas, seorang malaikat memunculkan diri kepada para gembala di luar kota Betlehem dan mengabari mereka tentang lahirnya Yesus. Matius juga menceritakan bagaimana orang-orang bijak, yang disebut para majus, mengikuti bintang terang yang menunjukkan kepada mereka di mana Yesus berada. Catatan pertama peringatan hari Natal adalah tahun 336 Sesudah Masehi pada kalender Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perayaan orang kafir (bukan Kristen) pada saat itu. Sebagai bagian dari perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah. Kebiasaan-kebiasaan itu lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 300-an Masehi agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi. Di tahun 1100 Natal telah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa, di banyak negara-negara di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Hari Natal semakin tenar hingga masa Reformasi, suatu gerakan keagamaan di tahun 1500-an . Gerakan ini melahirkan agama Protestan. Pada masa Reformasi, banyak orang Kristen yang mulai menyebut Hari Natal sebagai hari raya kafir karena mengikutsertakan kebiasaan tanpa dasar keagamaan yang sah. Pada tahun 1600-an, karena adanya perasaan tidak enak itu, Natal dilarang di Inggris dan banyak koloni Inggris di Amerika. Namun, masyarakat tetap meneruskan kebiasaan tukar-menukar kado dan tak lama kemudian kembali kepada kebiasaan semula. Pada tahun 1800-an, ada dua kebiasaan baru yang dilakukan pada hari Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada sanak saudara dan teman-teman. Di Amerika Serikat, Santa Claus (Sinterklas) menggantikan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Sejak tahun 1900-an, perayaan Natal menjadi semakin penting untuk berbagai bisnis.
PERAYAAN KEAGAMAAN
Bagi kebanyakan orang Kristen, masa Xmas mulai pada hari Minggu yang paling dekat dengan tanggal 30 November. Hari ini adalah hari raya Santo Andreas, salah satu dari keduabelas rasul Kristus. Hari Minggu tersebut disebut hari pertama masa Adven, yaitu masa 4 minggu saat umat Kristiani mempersiapkan perayaan Natal. Kata adven berarti datang, dan mengacu pada kedatangan Yesus pada hari Natal. Untuk merayakan masa Adven, empat buah lilin, masing-masing melambangkan hari Minggu dalam masa Adven, diletakkan dalam suatu lingkaran daun-daunan. Pada hari Minggu pertama, keluarga menyalakan satu lilin dan bersatu dalam doa. Mereka mengulangi kegiatan ini setiap hari Minggu dalam masa Adven, dengan menambahkan satu lilin lagi setiap kalinya. Sebuah lilin merah besar yang melambangkan Yesus, ditambahkan pada lingkaran daun-daunan itu pada Hari Natal. Untuk kebanyakan umat Kristiani, masa Adven memuncak pada Misa tengah malam atau peringatan keagamaan lain pada malam sebelum Natal (Malam Natal), tanggal 24 Desember. Gereja-gereja dihiasi dengan lilin, lampu, dan daun-daunan hijau dan bunga pointsettia. Kebanyakan gereja juga mengadakan perayaan pada hari Natal. Masa Natal berakhir pada hari Epifani, tanggal 6 Januari. Untuk gereja Kristen Barat, Epifani adalah datangnya para majus di hadirat bayi Yesus. Menurut umat Kristen Timur, hari tersebut adalah perayaan pembaptisan Kristus. Epifani jatuh 12 hari setelah hari Natal.
TUKAR MENUKAR KADO
Kebiasaan untuk tukar menukar kado pada sanak-saudara dan teman-teman pada hari khusus di musim dingin kemungkinan bermula di Romawi Kuno dan Eropa Utara. Di daerah-daerah tersebut, orang-orang memberikan hadiah pada satu sama lain sebagai bagian dari perayaan akhir tahun. Pada tahun 1100, di banyak negara-negara Eropa, Santo Nikolas menjadi lambang usaha saling memberi. Menurut legenda, Santo Nikolas membawakan hadiah-hadiah untuk anak-anak pada malam sebelum perayaannya, tanggal 6 Desember. Tokoh-tokoh yang bukan keagamaan menggantikan Santo Nikolas di berbagai negara tak lama setelah reformasi, dan tanggal 25 Desember menjadi hari untuk tukar-menukar kado. Kini di Amerika Serikat, Santa Claus membawakan hadiah untuk anak-anak.
MALAM NATAL 24 Desember , Hari libur keagamaan dan sekuler
Karena pada dasarnya malam Natal adalah hari raya keagamaan, hari tersebut tidak dianggap sebagai hari libur resmi. Gereja-gereja mengadakan perayaan pada malam itu. Orang-orang memperhatikan gua Natal (replika dari kandang domba tempat Yesus lahir, dengan patung-patung Yesus, Maria, Yosef, gembala-gembala dan hewan-hewan) sambil menyanyikan lagu-lagu Natal. Orang-orang dewasa minum eggnog, semacam susu telur madu, yaitu campuran krim, susu, gula, telur kocok dan brandy (semacam minuman beralkohol) atau rum. Menurut kisahnya, pada malam Natal, Santa Claus menaiki kereta salju penuh hadiah, ditarik oleh delapan ekor rusa kutub. Santa Claus lalu terbang menembus awan untuk mengantarkan hadiah-hadiah itu kepada anak-anak di seluruh dunia. Untuk mempersiapkan kunjungan Santa, anak-anak Amerika mendengarkan orangtuanya membacakan The Night Before Christmas (Malam Sebelum Natal) sebelum tidur pada Malam Natal. Puisi tersebut dikarang oleh Clement Moore di tahun 1832.
Dulu, anak-anak menggantungkan stoking atau kaus kaki besar di atas perapian. Santa turun dari cerobong asap dan meninggalkan permen dan hadiah-hadiah dalam kaus kaki itu untuk anak-anak. Kini, tradisi itu tetap diteruskan, namun kaus kakinya digantikan oleh tas kain merah berbentuk kaus kaki. Xmas juga secara tradisi merupakan saat untuk berhenti bertengkar. Hari Raya Natal (Pesta Natal) 25 Desember Hari ini merupakan hari libur keagamaan maupun sekuler. Umat Kristiani merayakan peringatan kelahiran Yesus dari Nazareth.
SEJARAH NATAL
Kata Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam Bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kisah Natal berasal dari Perjanjian Baru dari Alkitab. Seorang malaikat menampakkan diri pada para gembala dan memberitahu mereka bahwa Sang Juru Selamat telah lahir ke dalam keluarga Maria dan Yusuf di sebuah kandang domba di Betlehem. Tiga orang bijak dari Timur, yang disebut para majus, mengikuti bintang istimewa yang menuntun mereka kepada bayi Yesus, yang mereka sembah dan beri hadiah emas, kemenyan dan mur.
PERAYAAN NATAL
Karena sebetulnya Natal merupakan hari raya keagamaan, hari tersebut bukan merupakan hari libur resmi. Namun, karena kebanyakan orang Amerika Serikat adalah orang Kristen, hari itu adalah hari di saat kebanyakan bisnis tutup dan hari di mana paling banyak pekerja, termasuk karyawan pemerintah, diliburkan. Pulang ke rumah (termasuk pulang kampung) merupakan kebiasaan yang sangat dihormati. Selain dari tradisi yang sangat bersifat keagamaan, kebanyakan kebiasaan di saat Xmas juga dilakukan oleh orang-orang yang tidak relijius atau tidak memeluk agama Kristen. Biasanya, umat Kristiani merayakan Xmas menurut tradisi gereja mereka masing-masing.Ada berbagai macam ibadah keagamaan di gereja yang dilakukan oleh keluarga-keluarga sebelum mereka keliling untuk mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman.
Natal menurut tradisi Amerika:
Tukar menukar kado
Mengirim kartu ucapan kepada sanak-saudara dan teman-teman. Menjadi populer sejak tahun 1800-an. Lagu-lagu Natal, yang disebut carol, dinyanyikan dan didengarkan selama masa liburan. Menjadi populer sejak tahun 1800-an. Menghias rumah. Kebanyakan orang Amerika menghias pohon Natal, yaitu pohon cemara atau pohon buatan, di rumah-rumah mereka. Lampu-lampu dan lingkaran daun-daunan dari pohon empat musim, mistletoe dan ucapan Selamat Natal diletakkan di dalam dan di luar banyak rumah. Menjadi populer sejak tahun 1800-an.Makan Malam Natal, seringkali dengan kalkun. Selain itu, banyak yang mengadakan pesta perjamuan persis sebelum dan sesudah Natal.
Sejarah Pohon Natal
Sejarah pohon natal dimulai dari Jerman. Konon Bangsa Jerman kuno memiliki kebiasaan memasang batang pohon (lengkap dengan cabang-cabang dan daun-daunnya) di tempat tinggal mereka untuk mengusir ‘bad spirit’, dan sebagai simbol agar musim semi cepat tiba. Kebiasaan ini telah dimiliki pada zaman dahulu bahkan sebelum kitab-kitab suci dibawa oleh para nabi.
Pada saat kristen menyebar di Jerman, gereja tidak menyukai kebiasaan tersebut dan melarangnya. Sekitar abad ke-12, seorang pemilik bakery memiliki ide untuk menaruh batang pohon tersebut dalam keadaan terbalik dan hal ini disetujui oleh gereja katolik.
Setelah protestan muncul, Martin Luther King mempopulerkan dengan posisi natural seperti pohon pada umumnya dan dihiasi dengan lilin-lilin untuk menunjukkan pada anak-anaknya bagaimana bintang-bintang berkilauan di langit yang kelam. Dan seiring dengan waktu, pohon natal pun didekorasi dengan hiasan-hiasan menarik seperti lampu-lampu, angel, bahkan cokelat dan apel.
Pohon natal pertama di Inggris datang karena raja Georgian yang berasal dari Jerman. Pada saat itu rakyat Inggris kurang bersimpati pada monarki Jerman sehingga trend tersebut tidak merakyat di kalangan mereka.
Pada tahun 1846 ratu Victoria dan pangeran Jermannya, Albert digambarkan oleh London News berdiri beserta kedua anak mereka mengelilingi pohon natal. Karena ratu Victoria sangat populer di hati rakyat, segeralah pohon natal menjadi trend di kalangan rakyat Inggeris bahkan menyebar hingga ke pantai timur Amerika. Pohon natal pertama di Amerika konon bermula di Pennsylvania yang dipopulerkan oleh pendatang yang berasal dari Jerman.
Secara tradisional, pohon natal di Jerman dipasang dan dihias pada tanggal 24 Desember saat malam natal, hingga setelah dua belas hari yakni tanggal 6 Januari. Tetapi ada juga pendapat yang menyatakan bahwa kebiasaan memasang pohon natal pertama kali di Amerika dipopulerkan oleh tentara Jerman Hessian.
Jenis-jenis pohon natal yang biasa digunakan di Eropa:
Silver Fir : Abies alba (the original species)Nordman Fir : Abies nordmanniana
Noble Fir : Abies procera
Norway spruce Picea abies (the cheapest)
Serbian spruce : Picea omorika
Scots Pine: Pinus sylvestris
Amerika:
Balsam Fir : Abies balsameaFraser Fir : Abies fraseri
Grand Fir : Abies grandis
Noble Fir : Abies procera
Red Fir : Abies magnifica
Douglas Fir seudotsuga menziesii
Scots Pine: Pinus sylvestris
Stone Pine : Pinus pinea
Hingga saat ini, perayaan Natal yang identik dengan pohon natal tak bisa dilepaskan dalam perayaan untuk menyambut hari Kelahiran Tuhan Yesus. Namun pohon natal hanya lah sebagai symbol, jangan sampai hanya karena pohon natal saja kita tidak merenungi dan menghayati arti dari natala itu sendiri. Dan janganlah pohon natal dijadikan alat untuk saling beradu sombong karena ada anggapan bahwa gereja yang menggunakan pohon natal yang bagus akan mendapat pujian dari para jemaatnya.
Semoga dalam menanti datangnya natal, kita semua dapat melakukan renungan akan apa yang telah kita perbuat untuk Tuhan Yesus, apa yang telah kita berikan kepada Tuhan Yesus, apakah kita telah memuliakan namaNya dan apakah kita telah memiliki iman percaya yang teguh…semua itu dapat kita jadikan renungan dalam menyambut Natal
Santa Claus
Tokoh ini berasal dari kisah lama tentang seorang Santo Kristiani bernama Nikolas dan dari dewa Norwegia yang bernama Odin. Para imigran membawa Bapa Natal atau Santo Nikolas ke Amerika Serikat. Namanya lambat laun berubah menjadi Santa Claus, dari nama Belanda untuk Bapa Natal abad ke-empat, Sinter Claas. Sekalipun asalnya dari mitologi Norwegia sebelum ajaran Kristen, Santa Claus baru menjadi tokoh yang kita kenal sekarang di Amerika Serikat. Orang Amerika memberikannya janggut berwarna putih, mendandaninya dengan baju merah dan menjadikannya seorang tua yang riang dengan pipi yang merah dan sinar di matanya. Santa Claus adalah tokoh mitos yang dikatakan tinggal di Kutub Utara, di mana beliau membuat mainan sepanjang tahun.
Kartu Natal
Kartu Natal kartu ucapan yang dihiasi dengan gambar yang berkaitan dengan perayaan Natal. Tema gambar bisa beraneka ragam, mulai dari Gua Natal, bintang Betlehem, sinterklas, pohon Natal, hingga manusia salju.
Kartu Natal tersedia dalam bentuk satuan atau kemasan berisi sejumlah kartu dengan desain seragam atau berbeda-beda. Pada halaman dalam biasanya terdapat kalimat ucapan standar, walaupun ada kartu kosong yang harus ditulisi sendiri.
Kartu Natal tradisional sekarang mendapat persaingan dari ucapan Natal dan Tahun Baru lewat surat elektronik atau pesan singkat melalui telepon genggam. PT Pos Indonesia memiliki layanan SMS-Pos yang memungkinkan pengiriman kartu ucapan tradisional melalui telepon genggam.
Sejarah Kartu Natal
Kartu Natal komersial yang pertama dicetak di London atas perintah Sir Henry Cole di tahun 1843. Kartu dilukis John Callcott Horsley, menggambarkan sebuah keluarga termasuk seorang anak kecil yang terlihat sedang minum anggur. Ide mencetak kartu Natal terbukti cemerlang, sekitar 1.000 lembar kartu laku dijual dengan harga 1 shilling per lembar.Pada mulanya kartu Natal buatan Inggris jarang menampilkan gambar-gambar bertema keagamaan atau musim dingin. Kartu lebih menonjolkan gambar bunga, peri dan gambar-gambar menarik lain yang mengingatkan musim semi. Kartu Natal berkembang menjadi berbagai macam ukuran dan bahan kertas. Berbagai macam gambar juga menjadi populer, seperti gambar binatang atau anak kecil yang lucu-lucu.
Louis Prang adalah seorang penerbit yang pertama kali mencetak kartu Natal komersial di Amerika Serikat. Kartu Natal yang diproduksinya begitu populer sampai muncul kartu tiruan berharga murah yang akhirnya menyebabkan Louis Prang bangkrut. Kepopuleran kartu pos sempat mengungguli ucapan selamat dalam bentuk kartu. Kepopuleran kartu Natal baru kembali di tahun 1920-an, dan kali ini dijual berikut amplopnya.
Tradisi mencetak kartu Natal kenegaraan dimulai Ratu Victoria di tahun 1840-an. Kartu Natal Gedung Putih pertama kali dicetak tahun 1953 semasa pemerintahan Presiden Dwight Eisenhower.
Amal
Natal juga merupakan saat di mana orang Amerika menunjukkan kemurahan hati kepada orang-orang yang kurang beruntung. Uang dikirimkan ke rumah sakit dan panti asuhan atau dibuat dana khusus untuk membantu fakir miskin.Xmas secara tradisi merupakan saat untuk menghentikan segala macam pertempuran dan pertikaian.
Lagu Natal
Malam Kudus (Silent Night)
Ini adalah lagu natal sejati yang diciptakan oleh Joseph Mohr (lirik) dan Franz Xaver Gruber (melodi),dua orang pekerja sebuah gereja di Austria.185 tahun yang lalu, lagu ini dikumandangkan pertama kali di gereja mereka
dalam sebuah perayaan malam Natal.
Petikan gitar (organ gereja saat itu sedang rusak) mengiringi Bapak Joseph dan Franz
plus paduan suaranya bernyanyi dengan bahasa mereka
“Stille Nacht! Heilige Nacht”, tanpa pernah berpikir bahwa lagu itu akan menjadi “lagu wajib” di setiap gereja di seluruh dunia saat Natal .
Karl Mauracher, seorang ‘tukang’ reperasi organ datang ke gereja itu dan
membawa pulang catatan lagu itu bersamanya.
Karl kemudian membawa catatan itu keluar dari negara Austria dan entah bagaimana bisa sampai ke tangan orang-orang lain dari berbagai profesi dan dari berbagai negara.
Lagu itu kemudian terkenal dimana-mana.
Keindahan nada dan kata-katanya telah ‘menyentuh’ orang tanpa halangan budaya atau bahasa, hingga kini.
Kesukaan Bagi Dunia (Joy to the World)
Lirik lagu ini diambil langsung dari Alkitab, tepatnya Mazmur 98, oleh seorang Inggris bernama Issac Watts tahun 1719.
Seratus tahun kemudian, pencipta lagu berkebangsaan Amerika, Lowell Mason, menciptakan nada untuk lagu itu.
Jadilah lagu “Joy to the World” sebagai salah satu hymne Natal yang indah.
White Christmas
ASCAP (The American Society of Composers, Authors and Publishers) menetapkan lagu ini sebagai lagu Natal yang paling sering dinyanyikan dalam kaset rekaman sepanjang sejarah, dengan lebih dari 500 versi dalam 25 bahasa.
Lagu ini dinyanyikan oleh Bing Crosby pertama kali tahun 1942 dalam sebuah acara musikal.
Irving Berlin si pencipta lagu itu sebenarnya kurang pd dengan lagunya.
Tetapi selera pasar berkata lain.
Para pendengar yang saat itu berada di tengah-tengah Perang Dunia II, menyukai liriknya yang dirasakan sanggup menghibur mereka yang sedang menghadapi perang pada saat Natal.
Sekarang, lagu White Christmas menjadi favorit banyak orang.
Gita Surga Bergema (Hark, The Herald Angels Sing)
Charles Wesley (adik dari John Wesley pendiri Gereje Methodist), menciptakan lirik lagu sebanyak lebih dari 3000 buah termasuk lagu “Hark, the Herald Angels Sing” ini.
Sedangkan melodinya diciptakan oleh seorang pemusik bernama Felix Mendelssohn.
Lagu Natal yang dikenal dengan irama cepat ini, seharusnya dinyanyikan secara lambat dan khidmat, seperti keinginan para penciptanya.
Keinginan itu memang tidak ‘dikabulkan’ oleh William Cummings pemublikasi lagu tersebut tahun 1955.
Felix dan Charles tidak bisa protes lebih lanjut karena ketika lagu mereka dipublikasikan,
mereka berdua sudah keburu dipanggil Tuhan.
Jingle Bells
Lagu ini memiliki cerita yang menarik. Tahu mengapa?
Karena lagu ini sama sekali bukan lagu Natal.
Tahun 1859, James Pierpont menciptakannya sebagai lagu ‘kebangsaan’
pertandingan kebut-kebutan antar kereta luncur (sleigh ride).
Perlombaan itu hanya diadakan saat musim dingin tiba,
karena salju adalah media utama bagi kereta luncur.
Pierpont yang adalah seorang penggemar kuda dan adu cepat pada masa itu,
merasa perlu menciptakan sebuah lagu riang untuk dinyanyikan saat pertandingan.
Arti lirik refrain lagu itu kurang lebih demikian,
“Bel berbunyi sepanjang jalan,
sangatlah menyenangkan naik diatas kereta luncur
yang dibawa oleh seekor kuda”.
Entah apa yang menyebabkan lagu Jingle Bells
akhirnya diasumsikan sebagai lagu Natal .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar