Rabu, 24 Agustus 2011

Keputusan Ormas Islam dan Pemerintah tentang Hari raya Idul Fitri 2011 / 1syawal 1432...>>> Seyogianya melakukan selengkap mungkin....1] Hisab....dengan ilmu hisab yang mumpuni...2] Rukyat... denganperalatan dan para ahli2 yang benar dan jujur..... 3] Menggunakan teknologi yang dilakukan oleh ahli yang juga mengerti kaidah2 agama.... sehingga kesemuanya bisa menentukan dengan dasar2 yang benar2 relevan dengan dasar2 kaidah agama...... Namun apabila masih meragukan... maka kita bermakmum ke Saudi Arabia... yang memiliki para ahli yang insya Allah mumpuni.... dan juga jarak kita dengan Saudi kan 4 jam saja... Jadi masih pada hari dan malam yang sama... Jadi wajar saja kalau kita bisa sabar juga menunggu pengumuman di Makkah al Mukarramah...>>> Semoga kita tidak terlalu berpanjang berdebat... dan masing2 dengan ikhlas niat ibadah kepada Allah SWT. Semoga shaum kita benar2 berfanfaat dan menjadi bagian yang benar2 menjadi milik Allah SWT..bahwa shaum itu semata=mata hanya kepada dan untuk Allah.... Amin..

Inilah Keputusan Ormas Islam dan Pemerintah tentang Hari raya Idul Fitri 2011 / 1syawal 1432

 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
 Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 

Beberapa hari lagi kita harus berpisah dengan Bulan Ramadhan,bulan yang penuh berkah ,rahmat dan ampunan dari Allah swt.
yang tentu saja kita akan memasuki bulan baru yaitu bulan Syawal.yang sekaligus pada tanggal 1 syawal merupakan hari raya ‘Idul fitri .
maka pada kesempatan ini kami InsyaAllah akan menyampaikan tentang berita yang berkaitan erat dengan keputusan ini dan akan berusaha mengupdate tulisan ini hingga pada hari H
berikut berita berita yang kami gali dari berbagai sumber mengenai hal ini
1.MUHAMMADIYAH
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Idulfitri 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 30 Agustus. Ketetapan diumumkan melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 375/MLM/I.0/E/2011 tentang Penetapan Hasil Hisab serta Menyambut Syawal dan Dzulhijjah 1432 Hijriah. Berdasar ketetapan tersebut PP Muhammadiyah mengimbau masyarakat agar menghargai jika nantinya ketetapan hari raya idul fitri dari pemerintah berbeda dengan yang dikeluarkan Muhammadiyah.
Ketetapan yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah, HM Din Syamsuddin, tersebut disampaikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dalam konferensi pers di Rektorat Universitas Muhammadiyah Jumat, 19 Agustus. Ketua Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, HM Alwi Uddin, menjelaskan tentang hasil hisab tersebut di pada wartawan didampingi Wakil Ketua dan Sekretaris Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Ambo Masse serta H Mawardi Pewangi.
Maklumat tentang penetapan hari Raya Idulfitri sesuai dengan hasil ketetapan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah beberapa waktu lalu menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Selain hari raya Idulfitri, melalui maklumat ini mereka juga mengumumkan penetapan tanggal 1, 9 serta 10 Dzulhijjah yang bertepatan dengan Iduladha.
Berdasar hasil hisab, PP Muhammadiyah juga menetapkan ijtimak atau garis lurus edar bumi, bulan, dan matahari, pada tanggal 29 Agustus 2011. Ijtimak yang terjadi pada pukul 10 lewat 41 menit dan ditambah kemunculan hilal menandakan jika 1 Syawal jatuh pada keesokan harinya, 30 Agustus.
Dengan ditetapkannya tanggal 1 Syawal lebih dulu, PP Muhammadiyah mengimbau masyarakat agar dapat menanggapinya secara cerdas. Masyarakat diminta memahami dan menghargai perbedaan, menjunjung keutuhan dan toleransi antar umat muslim serta mengutamakan nilai ibadah itu sendiri. Khususnya warga Muhammadiyah, diharap agar tetap berpegang teguh pada hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
HM Alwi Uddin juga berharap hasil ketetapan pemerintah nantinya tidak berbeda dengan ketetapan Muhammadiyah. “Upaya ke arah tersebut dikatakan ada, mengingat dalam sidang di lembaga hisab Kementerian Agama nantinya akan kembali digunakan metode yang tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan Muhammadiyah,” ungkap dia, malam tadi. (aan/yun)
2.NAHDATUL ULAMA


Nahdlatul Ulama belum menetapkan awal Syawwal 1432 Hijriah. Penetapan Hari Raya Idul Fitri akan menunggu hasil rukyat yang digelar oleh NU pada 29 Agustus mendatang
.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Lajnah Falakiyyah Nahdlatul Ulama (NU), Ghazalie Masroerie.
“Kita masih menunggu hasil rukyat,” katanya di Jakarta, Minggu (21/8). Dikatakan Ghazalie, hasil rukyat tersebut akan disampaikan sebagai bahan rujukan dalam sidang istbat oleh pemerintah.
Menurut dia, NU akan menetapkan dan mengikhbarkan setelah mengetahui hasil sidang tersebut.
Ghazalie juga meminta semua pihak agar tak mengaitkan perbedaan berpuasa atau berhari raya dengan dua kutub ormas besar, NU dan Muhammadiyah. Opini itu seakan mengesankan kedua kubu itu berselisih akibat penentuan Ramadhan dan Syawwal berbeda.

3.PERSIS
Sementara itu PP Persis sebagaimana Maklumatnya 1 Syawal  1432 H (‘Idul Fitri 1432 H) yang akan jatuh pada hari Rabu,tanggal 31 Agustus 2011.
Hal tersebut berdasarkan perhitungan:
-Ijtimak akhir Ramadhan 1432 H,hari Senin 29 Agustus 2011 pukul 10.04 WIB
-Ketinggian hilal waktu Maghrib di Pelabuhanratu :1°55’
-Ketinggian hilal waktu Maghrib di Jayapura:-0°02’
-Saat matahari terbenam (Maghrib) tangal 29 Agustus 2011,di seluruh Indonesia ketinggian
hilal kurang dari 2° dan iluminasi hilal kurang dari 0,4% sehingga hilal tidak akan memungkinkan
untuk dirukyat ,maka bulan Ramadhan 1432 H digenapkan menjadi 30 hari (istikmal).

4.MUI (Majelis Ulama Indonesia)
walaupun Majelis Ulama Indonesia Pusat belum mengumumkan tentang hari raya idul FItri / 1 syawal 1432
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan ada dua kali hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriyah di tanah air. Muhammadiyah sudah memastikan Hari Raya pada 30 Agustus 2011, sementara Nahdlatul Ulama diprediksi MUI pada 31 Agustus 2011.
“Diperkirakan Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriyah dua kali yaitu, hari Selasa 30 Agustus dan Rabu 31 Agustus,” kata Toha Abdurrahman selaku Ketua MUI DIY kepada VIVAnews.com, Rabu 10 Agustus 2011, di Yogyakarta.
Menurut Toha, perkiraan dua kali hari Raya Idul Fitri tersebut disebabkan karena Selasa malam 30 Agustus itu, hilalnya baru 1,49 derajat. Sedangkan kalau menurut Hadis Nabi Muhammad SAW, Hari Raya Idul Fitri baru bisa minimal 2 derajat. “Menurut perintah Nabi puasa disempurnakan 30 hari,” ujarnya.
Toha menuturkan, yang Lebaran hari Selasa 30 Agustus itu landasannya adalah menggunakan Al-qur’an dengan metode hisab, seperti Muhammadiyah. Sedangkan yang Lebaran hari Rabu 31 Agustus adalah menggunakan Al-qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW dengan cara rukyah, seperti yang dilakukan NU.
“Saya mengimbau kepada masyarakat supaya tidak saling mempermasalahkan itu. Hari Raya dua kali itu tidak masalah. Terserah masyarakat mau Lebaran yang mana,” katanya. (ren)
5.PEMERINTAH
Pemerintah menggelar sidang itsbat penetapan 1 Syawal 1432 H Senin, 29 Agustus 2011. Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab-Rukyat Kementerian Agama Muhyiddin mengatakan, sidang dilakukan sesuai ketetapan yang berlaku dalam syariat, yaitu penetapan awal bulan, terutama Ramadan, Syawal, dan Zulhijah oleh pemerintah.
“Tapi, pemerintah tak bisa memaksakan hasil keputusan sidang itu kepada masyarakat,” kata Muhyiddin di Jakarta, Ahad (21/8/2011). Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal jatuh 30 Agustus 2011. Pemerintah, kata dia, hanya mengimbau agar masyarakat menyikapi perbedaan dengan arif, termasuk jika ada perbedaan dalam perayaan Idulfitri.
Sidang itsbat melibatkan sejumlah pakar hisab rukyat dan instansi yang tergabung dalam Badan Hisab Rukyat (BHR). Di antaranya, Observatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Di samping itu, ada 12 titik pengamatan hilal dalam penentuan 1 Syawal.
Sejumlah titik itu, di antaranya adalah Observatorium Hilal Lhok Nga, Aceh; Pekan Baru, Riau; Menara Timur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung; Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Jawa Barat; Pos Observasi Bulan (POB) Bukit Bela-belu, Bantul, Yogyakarta; Mataram, Nusa Tenggara Barat; SPD LAPAN, Biak, Papua; Makassar, Sulawesi Selatan; Samarinda, Kalimantan Timur; Nusa Tenggara Barat; Pantai Gebang, Madura; dan SPD LAPAN Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat.
Secara terpisah, peneliti senior Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, perayaan 1 Syawal 1432 H berpotensi mengalami perbedaan. Ini dipicu oleh penggunaan kriteria hilal yang barbeda sebagai acuan penetapan awal Syawal. Bagi mereka yang menggunakan kriteria wujudul hilal dipastikan Idulfitri jatuh pada 30 Agustus 2011.
Kalangan yang memakai kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat), besar kemungkinan berhari raya pada 31 Agustus 2011. Sebab, ketinggian bulan pada 29 Agustus kurang dari dua derajat sehingga tak memungkinkan hilal terlihat dengan mata telanjang. Sementara, batas bulan menurut kriteria tersebut mesti berada di atas dua derajat. ”Jadi, berpotensi berbeda,” katanya.
Perbedaan itu, kata Thomas, tidak mustahil akan terulang di masa mendatang selama tidak ada kesepakatan tentang kriteria itu. Ia mengusulkan penyamaan sistem kalender Hijriah. Diperlukan tiga syarat utama untuk mewujudkannya. Indonesia sudah memenuhi dua syarat, yaitu batas wilayah dan otoritas tunggal, dalam hal ini Menteri Agama. Tetapi, Indonesia belum memiliki kesamaan kriteria.
Penyamaan kriteria itu, menurut dia, bisa mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam astronomi. Ia mengusulkan kriteria hisab rukyat Indonesia. Kriteria itu yaitu jarak sudut pandang bulan-matahari lebih dari 6,4 derajat dan beda tinggi bulan-matahari lebih dari empat derajat. Upaya penyatuan tersebut tengah ditempuh oleh pemerintah. “Saya yakin itu akan terealisasi.
6. Arab saudi
Untuk Arab Saudi tanggal 1 Syawal 1432 H, hampir dipastikan jatuh pada hari selasa tanggal SELASA tanggal 30 Agustus 2011, karena letak Geografis Arab Saudi lebih Barat dari Indonesia dengan perbedaan waktu 4 jam 20 Menit dengan WIB.
  1. iwan
    August 23, 2011 at 6:34 am | #1
    metode apakah yang di gunakan di arab saudi dalam penentuan masuk dan keluarnya bulan hijriyah ? karena di sana banyak ulama yang sudah betul2 ulama, kalau di indonesia cuma ilmuan yang tdk paham agama. kalau masalah agama kasih ahlinya.
    jika kita bersilisih kita di perintahkan kembali pada al-qur’an dan sunnah rasulnya. dan ternyata rasulullah dan khalifah yang 4 menggunakan ru’yatul hillal padahal sudah ada ilmu hisab pada waktu itu.
    siapa sebenarnya pembuat syaria’t muhammadiyah atau nabi muhammad-sallallahu alaihi wa sallam ?
    insaflah dari mendewakan akal dengan menginjak2 nash
    • ahmad
      August 23, 2011 at 9:22 am | #2
      Istighfar Mas Iwan, perbanyaklah belajar hakikat ilmu agama agar hati kembali kefitrahnya dan kurangilah ilmu syariah agar tidak terjebak dalam khilafiyah. Saling mencaci sesama muslim makin memperburuk ukhuwah. Coba lihat semua ilmu dari sisi yang berbeda gunakan kejernihan berpikir dan hati lepas dari su’udzon, karena bisa jadi kitanya yang lemah lalu mencari pembenaran dari setiap kesalahan. OK. piece. Wassalam.
    • ibrahim
      August 24, 2011 at 5:25 am | #3
      ketinggian hilal pada malam 30 agustus 2011 saat matahari tenggelam di saudi arabia tidak lebih dari 1 derajat (0,xx), tapi Berdasarkan Kalender Ummul Qura, Saudi Arabia, sumber link: http://www.al-habib.info/kalender-islam/kalender-islam-2011-ummulqura.htm , Idul Fitri (1 Syawwal 1432) jatuh pada 30 Agustus 2011. Jadi kalo ente tanya “metode apakah yang di gunakan di arab saudi dalam penentuan masuk dan keluarnya bulan hijriyah ?” jawabnya pikir sendiri mas. Silakan mas mau ikut yg mana…., mau ikut islam aboge atau na’sabandiyah juga boleh….,kalo gak salah tgl 28/29 agustus 2011 mereka udah sholat ied, saya orang muhammadiyah mas, tapi saya juga pengagum gusdur & saya juga tidak terlalu sesirik anda untuk memusuhi aqidah orang2 nu atau yg lainnya. Mari kita hargai perbedaan ini dan kita jungjung tinggi “Perbedaan” ini dengan tidak menjadikannya permusuhan sesama muslim. wallahu’alam
  2. maulana
    August 23, 2011 at 9:38 am | #4
    Sebaiknya agar umat islam tetap satu dan tidak terpecah belah karena kurang pemahaman islam yang mendalam dan perhitungan masing2x ormas islam, Idul Fitri dan Idul Adha mengikuti saja Arab saudi sebagai Kiblat umat muslim sebab perbedaan waktu hanya 4 Jam 20 menit, tidak sampai satu hari. (wallahu’alam)
  3. faham
    August 23, 2011 at 10:21 am | #5
    Kalau menurut saya, justru tiap tempat itu harus dibedakan karena waktu…. sebagaimana Allah telah menetapkannya di AlQur’an (AQ 36:39).
    Yang jadi masalah saat ini adalah : “di tempat yang sama tetapi keputusannya bisa berbeda” inilah yang harus dicari solusinya….
    apakah mau pake Hisab atau Rukyat?
    kalau tidak mau sepakat, mari kita hargai perbedaan ini dan kita jungjung tinggi Perbedaan (itu adalah Rahmat).
    wallahu’alam
    • ibrahim
      August 24, 2011 at 5:31 am | #6
      karena negara kita menganut azas Pancasila mas, apa ganti aja?
  4. maulana
    August 23, 2011 at 11:38 am | #7
    Saya setuju dengan pendapat “di tempat yang sama tetapi keputusannya bisa berbeda” inilah yang harus dicari solusinya…. tapi menyikapi perkataan perbedaan adalah rahmat..???
    Rahmat adalah pemberian yang baik dari AllAH sedang Perbedaan adalah dari manusia itu sendiri bertentangan dengan (QS. An-Nisa: 82/QS. Anfal: 46/QS. Hud: 118-119) hadist yg mengatakan perbedaan adalah rahmat adalah lemah sanad nya dan palsu, persatuan itulah yang rahmat.
    Hari raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawwal yang dihasilkan dari ru’yatul hilal bukan dengan ilmu hisab. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
    “Berpuasalah berdasarkan ru’yatul hilal dan berhari rayalah berdasarkan ru’yatul hilal. Jika terhalangi oleh mendung (atau semisalnya) maka genapkan bilangan hari bulan tersebut menjadi 30 hari.” (HR. Al-Bukhari)
    Jika kita berbedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist (sunah) maka umat islam akan sama dengan Arab saudi sebagai kiblat umat islam,yg berbeda waktu hanya 4 jam 20 menit. tidak sampai satu hari.
    Wabil islimidina = Islam Adalah Agamaku,
    tidak ada lagi NU, Muhammadiah, Persis dan lainnya yg mungkin terpecah menjadi 32 golongan. maka harus disatukan sebab persatuanlah yang rahmat.
    Mohon maaf syukron.
    • faham
      August 23, 2011 at 6:33 pm | #8
      @maulana
      salam kenal,
      terima kasih atas tanggapan & koreksinya….
      bukan untuk memperpanjang masalah tentang hadis ini :
      “Perbedaan diantara sahabat Rasulullah Muhammad adalah rahmat bagi hamba-hamba Allah”.
      dan hadis ini banyak versinya karena banyak yang meriwayatkannya….
      saya tulis :
      “perbedaan (itu adalah rahmat)”
      kenapa saya tulis dalam kurung??? karena memang sebagian beranggpan hadis itu dhoif tapi ada sebagian juga yang membenarkannya….
      selama perbedaan itu masih dalam cabang hukum, (furu’) maka saya tidak terlalu mempersalahkannya….
      ini ada link, yang bisa menambah wawasan (ada terjemahannya di alinea terbawah) :
      http://orgawam.wordpress.com/2009/11/14/perbedaan-di-antara-umatku-adalah-rahmat/
      tidak ada niat memperpanjang masalah, hanya untuk menambah wawasan saja.
      wallahu’alam
    • ibrahim
      August 24, 2011 at 5:46 am | #9
      saya tidak sependapat dg “Arab saudi sebagai kiblat umat islam”, kalo Ka’bah sebagai kiblat umat islam sangat setuju. Berdasarkan Kalender Ummul Qura, Saudi Arabia, sumber link: http://www.al-habib.info/kalender-islam/kalender-islam-2011-ummulqura.htm , Idul Fitri (1 Syawwal 1432) jatuh pada 30 Agustus 2011
  5. maulana
    August 23, 2011 at 11:52 am | #10
    Mohon maaf juga , agar umat selain non muslim, simpatik dan tidak bingung yg ingin jadi mualaf, islam kok terkesan tidak bersatu dan terpecah belah . syukron
  6. udin
    August 23, 2011 at 4:37 pm | #11
    Jika kita berpodoman dan mempertahankan rukyat maka semestinya dalam menjalankan ibadah sholat harus melakukan rukyat dulu baru melaksanakan sholat, olehnya keberadaan dari agama Islam yang dapat mengikuti perkembangan zaman sudah seharusnya tidak apriori maupun suudzon kepada mereka yang menggunakan konsep hisab dalam penentuan 1 syawal 1432 H atau lebih mudah berkiblatlah ke Arab Saudi yang menetapkan 1 Syawal 1432 H pada tgl, 30 Agustus 2011 yang perbedaan waktunya tidak sampai satu hari bahkan tidak sampai 1/2 hari,
  7. August 23, 2011 at 10:48 pm | #12
    selasanya di Arab Saudi Tidak ada perbedaan selasa di Indonesia jadi kalau mau bersatu l syawal 1432 H jatuh pada hari selasa, 30 Agustus 2011, tidak ada 1 syawal di tiap tempat beda harinya. kalau ada berarti bumi ada dua.
  8. insansastra
    August 23, 2011 at 11:46 pm | #13
    Tidak perlu jauh-jauh ke Arab Saudi sana, dengan negeri jiran (Malaysia) saja kita selalu beda. Padahal perbedaan waktu antara Indonesia (WIB) dengan Malaysia hanya satu jam. Kenapa Pemerintah lebih suka mencari perbedaan dari pada persamaan. Ini contoh yang tidak baik bagi Umat Islam
  9. HUZAIFI
    August 24, 2011 at 11:04 am | #14
    NEGERI ENTAH BERANTAH, YG PENTING LEBARAN LAH, SEMUA SOK PATEN
  10. faham
    August 24, 2011 at 2:47 pm | #15
    Ralat komentar saya di atas :
    Yang jadi masalah saat ini adalah : “di tempat yang sama tetapi keputusannya bisa berbeda” inilah yang harus dicari solusinya….
    ternyata kalimat itu tidak tepat, karena orang yang tinggal dalam satu atap ternyata waktunya bisa berbeda!!! kenapa demikian???
    karena umat muslim menghitung waktu berdasarkan peredaran matahari, bulan dan bumi.
    Jadi walau satu atap ternyata bisa terjadi perbedaan waktu ASAL “ketinggiannya” berbeda seperti orang yang tinggal di apartemen yang menjulang tinggi…. maka antara yang tinggal di lantai 1 dengan yang dilantai 200 maka akan terdapat selisih waktu yang significant kalau berdasarkan peredaran matahari, bulan dan bumi meskipun secara garis ordinat adalah sama.
    Bisa dimengerti kalau waktu shalat akan berbeda, yang dilantai 1 dengan yang dilantai 200 dimana yang lantai 200 jadi lebih belakangan daripada lantai 1 (kebalik nggak yah).
    Apakah dengan kondisi tersebut akan terjadi perberdaan shalat ied padahal satu atap???

5 komentar:

  1. August 24, 2011 at 7:12 pm | #16
    Reply | Quote

    Assalamuálaikum ww.

    Sdr2 ku muslimin perkenankan saya menyampaikan pendapat, semoga ada manfaatnya dan menjadikan kita semakin kuat silaturahim, bersatu dan solidaritas sesama muslimin.
    Seyogianya kita menggunakan selengkapnya keilmuan dan dasar2 keagamaan serta teknologi yang mumpuni.

    1] gunakan ilmu hisab yang benar2 mumpuni dan ahli2 yang mumpuni, lurus, benar, jujur, terpercaya.

    2] gunakan rukyat dengan kaidah keilmuan yang benar dengan benar oleh orang2 terpercaya dan bertanggung jawab dunia akhirat

    3] gunakan teknologi yang mumpuni dengan para ahli yang juga benar2 bertanggung jawab dan mengerti dasar2 ketentuan agama.

    4] Bilamana masih juga berselisih atau belum mencapai kesepakatan, maka marilah kita dengan segala kerendahan hati bermakmum ke Saudi Arabia-khususnya Alharam Makatul Mukarramah. Insya allah para ahli2 disana banyak yang mumpuni dan bisa dipercaya. Yang juga akan membrikan pengumuman tentang Iedul Fitri.

    Toh jarak kita dengan Makkah- +/- 4 jam saja… yang berarti masih pada hari dan malam yang sama. Insya Allah dengan niyat ikhlas ibadah kepada Allah SWT. Semoga kita benar2 menjadi hamba2 Allah yang ikhlas dan semata-mata hanya kepada Allah saja.. Semoga kita menjadi muttaqien. Amin.

    Maafkan jika ada sesuatu yang kurang berkenan dan tetaplah kita bersaudara dan menguatkan silaturahim, persatuan dan solidaritas Islam. Terima kasih dan Wassalam WW

    BalasHapus
  2. mungkin kiamat udah dekat kali ya...!
    satu agama tapi berbeda beda, siapa yg patut di persalahkan? sy org awam tentu menyalakan ketidak tegasan pemerintah dlm mempersatukan umat beragamamungkin kiamat udah dekat kali ya...!
    satu agama tapi berbeda beda, siapa yg patut di persalahkan? sy org awam tentu menyalakan ketidak tegasan pemerintah dlm mempersatukan umat beragama

    BalasHapus
  3. KBRI Den Haag: Idul Fitri Selasa 30 Agustus 2011
    dan Senin, 29/08/2011 22:17 WIB Malaysia Rayakan Idul Fitri Besok...>>

    ..."Bagi menyempurnakan titah perintah Sri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agung, dengan ini saya mengumumkan Hari Raya Idul Fitri di seluruh Malaysia telah ditetapkan pada hari Selasa 30 Agustus 2011," kata Danial.

    Menurut Danial, penetapan Idul Fitri itu berdasarkan rukiyat dan hisab di 30 tempat di seluruh Malaysia.

    Sebelumnya, sidang itsbat Kementerian Agama RI memutuskan 1 Syawal 1432 H jatuh pada Rabu 31 Agustus 2011. Keputusan diambil setelah Menteri Agama Suryadharma Ali yang memimpin sidang mendengarkan 12 pandangan ormas Islam.....>>

    Rukyat dan Isbath di Malaysia yang nota bene tetangga kita dan masih dalam satu kawasan... di Asia Tenggara... telah menetapkan pada suatu kesimpulan yang sama dengan dengan perhitungan Hisab....>>

    Lalu mengapa di Indonesia menjadi berbeda....???? >> Sekali lagi... Ini ada apa??? >>>

    Benarkah tiada pengaruh politik didalamnya...??? Dan benarkah ini adalah hasil seutuhnya dan semurni-murninya para ulama Indonesia...??? >>

    Renungkanlah....wahai para Ulama....Indonesia...>>> Dan Janganlah mengorbankan kebingungan umat... semata-mata karena kebutaan para Ulama akan keikhlasan membangun keutuhan dan kejujuran ilmu dan ibadah kepada Allah SWT...>>>

    Wahai para Ulama takutlah kepada Allah dan jauhkanlah keegoan dan kebanggan sebagai Ulama.... atau aliran...>>

    Namun Selamatkanlah umat Islam....>> Bersatulah ummat dan Ulama... >> Jadi-lah Ulama Haq dan Janganlah menjadi Ulama Suu'>>> karena semata-mata dunia....>>>

    Insya Allah umat Islam akan jaya apabila ulamanya benar2 ikhlas kepada Allah SWT... bukan kepada aliran atau semata2 mengedepankan... kepentingan2 duniawi....[naudzubillah]...>> Wahai umat Islam bangunlah jiwanya dan bangunlah imannya... untuk

    Kebenaran Islam... Kebenaran Haq yang diajarkan oleh Allah dengan segala akal budi nurani... Insya Allah kita dalam rahmat dan berkah Allah Amin.......

    BalasHapus
  4. Senin, 29 Agustus 2011 21:33:47

    Hits: 5232

    JAKARTA (Arrahmah.com) – Alhamdulillah, hilal terlihat di Cakung, Jakarta Timur dan di Kudus, Jepara, Jawa Tengah, pada hari ini, Senin (29/08/2011) yang berarti I’edul Fitri bisa dipastikan jatuh pada esok hari, Selasa (30/08/2011). Sayangnya, kesaksian hilal di dua tempat tadi dinafikan oleh MUI dan dikatakan harus ditolak karena hasil hisab menafikan kemungkinan hilal terlihat. Ironis!

    Mengetahui hilal itu dengan ruyah bukan dengan hisab

    Alhamdulillah, hilal terlihat di Cakung, Jakarta Timur dan di Kudus, Jepara, Jawa Tengah, Senin (29/08/2011). Dengan terlihatnya hilal atau bulan baru, menandakan masuknya 1 Syawal 1432 Hijriyyah yang berarti pula hari Raya I’edul Fitri 1432 Hijriyyah pada esok hari, Selasa (30/08/2011).

    Sayangnya, kesaksian melihat hilal tersebut dibantah dan dinafikan oleh MUI, lewat KH Ma’ruf Amin, dalam sidang isbat 1 Syawwal 1432 Hijriyyah, di Jakarta, Senin (29/08/2011) malam tadi. Penolakan tersebut alasannya karena hasil hisab menafikan kemungkinan hilal terlihat, maka hasil pengamatan tersebut tidak bisa diterima.

    Padahal, cara mengetahui hilal adalah dengan ru’yah, bukan dengan cara lainnya, atau hisab. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Abu Malik Kamal ketika menjelaskan Shahih Fiqih Sunnah, bahwa cara mengetahui hilal adalah dengan ru’yah, yakni melihatnya secara langsung dan bukan dengan cara lainnya. Lalu beliau menjelaskan bahwa penetapan awal bulan Ramadhan dengan hisab adalah tidak sah. Alasannya, “Karena kita mengetahui secara pasti dalam agama Islam, penetapan hilal puasa, haji, ‘Iddah, ila’, atau hukum-hukum lainnya yang berkaitan dengan hilal, melalui informasi yang disampaikan oleh ahli hisab adalah tidak dibolehkan.” (Shahih Fiqih Sunnah, edisi Indonesia, Pustaka al-Tazkia, III/119)

    http://arrahmah.com/read/2011/08/29/14993-alhamdulillah-hilal-terlihat-di-cakung-besok-iedul-fitri-1432-hijriyyah.html

    BalasHapus
  5. Arab Saudi Juga Rayakan Idul Fitri Selasa 30 Agustus 2011>>> Alhamdulillah ya Rabb bahwa hilal juga sudah jelas di Saudi Arabia.....>>> Pemerintah Arab Saudi baru saja mengumumkan 1 Syawal 1432 Hijriyah jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011, besok. Idul Fitri akan jatuh pada 30 Agustus, yang juga berarti berakhirnya bulan Ramadan. Demikian breakingnews yang dimuat di laman Al Arabiya News, Senin (29/8/2011)......KBRI Tokyo Gelar Salat Id 30 Agustus...>> Masjid Al-Azhar Gelar Takbiran Malam Ini

    BalasHapus