[BAHAS TUNTAS]
August 2, 2011
Who’s Who in the Osama bin Laden Raid
In this week’s magazine, Nicholas Schmidle describes the mission to get Osama bin Laden.
The names of the covert operators in the story were changed to protect
their identities. To help you keep track of who’s who, here is a quick
guide to the players and the plan. You can also poke around our
interactive annotated map of the compound (above), available only
through our iPad app.
The organizations:
Naval Special Warfare Development Group: A part of the Navy SEALs that is also known as DEVGRU or Team Six.
Red Squadron: One of four squadrons in DEVGRU.
The players:
Leon Panetta: The director of the C.I.A. until July 1st,
when he became the Secretary of Defense. In August, 2010, Panetta told
President Obama that C.I.A. analysts had reason to believe that bin
Laden’s courier—and potentially bin Laden—was in the large, concrete
compound in Abbottabad.
Vice-Admiral Bill McRaven: The SEAL
in charge of the Joint Special Operations Command, whom Panetta
contacted in late 2010, after receiving an order from the President “to
begin exploring options for a military strike on the compound.”
“Brian”: A JSOC official and former DEVGRU
deputy commander with “the all-American look of a high-school
quarterback,” whom McRaven asked to put together a raid plan. In
February, 2011, Brian “moved into an unmarked office on the first floor
of the C.I.A.’s printing plant, in Langley, Virginia,” and began work
with “half a dozen JSOC officers.” They “were formally
attached to the Pakistan/Afghanistan department of the C.I.A.’s
Counterterrorism Center, but in practice they operated on their own.”
“James”: Commander of Red Squadron. “A broad-chested man in
his late thirties,” James “does not have the lithe swimmer’s frame that
one might expect of a SEAL—he is built more like a discus
thrower.” Along with Mark, he was one of the first two people from the
squadron that Brian let in on the operation.
“Mark”: The master chief petty officer of DEVGRU’s
Red Squadron. Along with Brian and James, he “spent the next two and a
half weeks considering ways to get inside bin Laden’s house,” then
selected a team of two dozen SEALs from Red Squadron and brought them to North Carolina, on April 10th, to train. Initially, “none of the SEALs, besides James and Mark, were aware of the C.I.A. intelligence on bin Laden’s compound.”
“Ahmed”: A Pakistani-American translator who was pulled from a desk job for the mission.
Cairo: A Belgian Malinois (which is, for non dog-lovers, a dog).
“Crankshaft”: The name that JSOC had given bin Laden.
The timing:
The moon: The team had a several-day window when there would
be “virtually no moonlight over Abbottabad—the ideal condition for a
raid. After that, it would be another month until the lunar cycle was in
its darkest phase.”
Weather: On the first night, April 30th, that the attack could have been carried out, there was excessive cloud cover.
Leaks: Although waiting until the next dark phase of the
lunar cycle would give the C.I.A. more time to insure that bin Laden was
inside the compound, it would also increase the risk of a leak, “which
would have upended the thing,” Ben Rhodes, a deputy national-security
adviser, told Schmidle.
Two MH-60 Black Hawk helicopters, named helo one and helo two.
Four MH-47 Chinooks, some of which President Obama requested at the
last minute so that he could feel assured that the Americans could
“fight their way out of Pakistan” if necessary. Two were outfitted with a
pair of M134 Miniguns; one carried fuel bladders.
The SEALs carried CamelBaks, for hydration; gel shots,
for endurance; laminated maps of the compound; booklets with
photographs and physical descriptions of the people suspected of being
inside; and an M4 rifle or Heckler & Koch MP7, according to their
choice.
The teams:
In helo one: Mark and eleven other SEALs.
In helo two: James, ten other SEALs, Ahmed, and Cairo.
The plan:
As Schmidle describes,
Helo one was to hover over the yard, drop two fast ropes, and let all twelve SEALs slide down into the yard. Helo two would fly to the northeast corner of the compound and let out Ahmed, Cairo, and four SEALs, who would monitor the perimeter of the building. The copter would then hover over the house, and James and the remaining six SEALs would shimmy down to the roof. As long as everything was cordial, Ahmed would hold curious neighbors at bay. The SEALs and the dog could assist more aggressively, if needed. Then, if bin Laden was proving difficult to find, Cairo could be sent into the house to search for false walls or hidden doors.
Diagram courtesy of U.S. Department of Defense.
http://www.newyorker.com/online/blogs/newsdesk/2011/08/whos-who-in-the-osama-bin-laden-raid.html
Dibalik Layar: Fakta Nyata Tragedi WTC 9/11 Telah di Rakayasa!
Rencana Dibalik Layar dan Fakta Nyata Tragedi 9 September 2001:
Bom dan ‘Thermite‘ Runtuhkan WTC,
Bush dan Bin Laden “Saudara Angkat” ?
Pihak AS dan Israel telah
mengetahui peristiwa ini akan terjadi, beberapa pembajak pesawat masih
hidup, para saksi mata melihat dan mendengar rentetan ledakan saat
gedung roboh, ribuan arsitek dan insinyur menolak gedung tinggi
menjulang ini dapat roboh rata dengan tanah, satu bangunan lagi WTC-7
roboh tanpa banyak yang tahu, sisa bangunan langsung diangkut dari
lokasi kejadian, tak boleh ada penyelidikan independen, penghapusan
barang bukti, tak ada “serangan” lainnya hingga detik ini. Apakah Osama
bin Laden pelakunya?
Seperti kita ketahui peristiwa ini sudah
lama terjadi, namun berbagai bukti baru mulai terkuak. Seakan-akan
penyelidikan tentang peristiwa tragis ini tak ada habisnya.
Selama inipun artikel mengenai 9/11 belum
tuntas dibahas oleh kami, karena kami masih mengumpulkan bukti-bukti
konkrit yang terus dan terus-menerus berkembang dan semakin terkuak.
Seperti biasanya, Indo Crop Circles selalu menyajikan artikel dengan
ciri khas dan caranya sendiri, berbeda dengan artikel yang lainnya walau
mungkin mirip.
AMERIKA SERIKAT – Sebuah ulasan radio yang membahas mengenai tabrakan pesawat di Mesir pada tahun 1999 membuat orang heran.
Ulasan radio tersebut tampak seperti
sebuah upaya untuk mendoktrin para pendengar agar mempercayai bahwa umat
Muslim akan bersedia melakukan tindakan bunuh diri dengan menabrakkan
pesawat jet yang sarat penumpang.
Warna biru dari langit kota New Jersey
terlihat sangat cerah pada tanggal 11 September 2001, saat tiba-tiba
telepon Karin Freidemann berdering. Dari ujung telepon, sang suami
langsung memintanya untuk menghidupkan pesawat televisi.
Setelah Freidemann menyalakan televisinya
dan melihat api membumbung tinggi ditambah dengan ledakan, seketika itu
juga ia menyadari bahwa yang ia saksikan di televisi tersebut merupakan
sebuah rekaman profesional yang sengaja dibuat untuk kepentingan
televisi.
Ketika itu ia menyaksikan tayangan di
televisi yang menunjukkan pengulangan tanpa henti dari rekaman yang di
dramatisir tersebut.
Karen langsung menangkap bahwa hal
tersebut merupakan upaya pemerintahan Bush untuk menghipnotis pemirsa AS
dengan sederet nama yang dimunculkan tanpa adanya penyelidikan serius
sebelumnya.
Sebuah
pemberitaan konyol juga menyebutkan bahwa Mohammad Atta meninggalkan
sebuah catatan yang ditulis tangan di sebuah bandara. Catatan tersebut
dibuka dengan tulisan “Atas nama Allah, keluarga saya dan diri saya”.
Konyol sekali, tidak ada Muslim yang
mempergunakan susunan kata seperti itu. Jika dicermati, selama
bertahun-tahun setelah gedung WTC runtuh, tidak pernah ada lagi serangan
serupa di tanah AS.
Usamah bin Laden pernah mengatakan kepada
para punggawa Taliban bahwa dirinya sama sekali tidak terlibat dalam
serangan di AS. Bin Laden mungkin telah melakukan banyak hal, namun dia
tidak pernah dikenal sebagai seorang pembohong. Demikian keterangan dari
perwakilan Taliban Mullah Abdul Salam Zaeef kepada sebuah surat kabar.
Zaeef kemudian ditangkap AS, namun
anehnya, bukannya dihadirkan sebagai bukti melawan Bin Laden di
pengadilan, Zaeef malah dijebloskan ke Guantanamo. Kini, Zaeef berstatus
tahanan rumah di kota Kabul.
Peristiwa tragis yang menghebohkan dunia ini juga membuat Jesse Ventura penasaran. Jesse Ventura adalah mantan Navy Seal dan ahli juga dalam bidang penghancuran gedung (demolition), keahlian yang di dapat kerena pengalamannya saat perang Vietnam.
Pihak pemerintah AS selalu menolak
bertemu Jesse yang ingin bertanya tentang banyak hal mengenai tragedi
911. “Masih banyak pertanyaan dari jawaban yang di dapat”, jelas Jesse.
Misalnya, mengapa gedung yang menjulang itu roboh secara terjun bebas (freefall) tanpa adanya daya dorong beton dan baja tebal dibawahnya?
Aneh jika gedung yang sangat tinggi
bahkan tertinggi di NewYork itu roboh lalu rata dengan tanah hanya
dengan waktu 10 detik!, iya 10 detik! dan iya, rata dengan tanah tanpa
sisa tingkatan!
Energi apa yang membuat semen dapat
hancur menjadi debu? Mengenai gedung kembar WTC, Jesse tak percaya jika
sebuah gedung roboh begitu saja dan menjadikan semen dan beton jadi debu
pada saat “terjun bebas”.
Bahkan saat di wawancara dalam sebuah tayangan TV Fox, Jesse berdebat dengan seorang anchor
dan membuat ia meninggalkan Jesse dan studio sat terdesak oleh argumen
yang dilontarkan Jesse Ventura mengenai tragedi 911 ini. (lihat video)
Dalam video Jesse Ventura (ada dibawah
halaman) tentang 9/11 Pentagon, disimulasikan pula dengan sebuah
simulator pesawat yang sebelumnya telah diprogram, lalu dikendalikan
oleh seorang pilot berpengalaman. Sang pilot yang telah berpengalaman
itu pun tak bisa menabrakkan pesawatnya ke Pentagon dengan sangat rendah
dan tepat namun dengan kecepatan minimal 500 km / jam. (liaht video
Jesse Ventura dibawah halaman)
“Sesuatu yang tak mungkin!!” , ujar sang
pilot. Apalagi jika keadaan dan keahlian seperti ini dikendalikan oleh
seorang pilot amatir yang hanya beberapa kali mencoba simulator pesawat
terbang dan disinyalir sebagai pelaku serangan teroris tersebut.
Kejanggalan – Kejanggalan Tragedi 9/11 Lainnya:
Israel Sudah Tahu Sebelum Kejadian
Kejanggalan
lainnya, pada tanggal 18 September 2001, sebuah harian Israel
melaporkan bahwa ada seorang pejabat negara Israel yang sebelum tanggal 9
memberikan peringatan kepada Washington.
Ia memperingatkan mengenai akan adanya
sebuah serangan “teroris” besar-besaran di tanah AS, pejabat tersebut
juga secara spesifik mengaitkan plot serangan tersebut dengan bin Laden.
Film Mirip Tragedi 9/11 Telah Ditayangkan 6 Bulan Sebelum Tragedi
Bahkan 6
bulan sebelum tragedi ini terjadi, sebuah tayangan film mengenai rencana
sekelompok orang yang ingin menabrakkan pesawat komersil ke menara
kembar WTC telah ditayangkan di TV Amerika.
Film tersebut berjudul “The Lone Gunmen“,
diperlihatkan pada film itu, pesawat komersil yang sedang “dibajak”
dengan cara “mengunci” sistim kemudi pilot pesawat itu ke arah gedunng
WTC.
Bedanya, di film tersebut peristiwa
dilakukan pada malam hari dan akhirnya pesawat dapat dikendalikan lagi
namun nyaris menabrak gedung kembar tersebut.
Film itu ditayangkan oleh FOX TV pada tanggal 4 Maret 2001 atau sekitar 6 bulan sebelum tragedi 9/11 terjadi! (lihat video cuplikannya disini)
Foto & Video Palsu dan beberapa Pembajak Pesawat Masih Hidup
Beberapa fakta lain tentang tragedi ini kembali menyudutkan pemerintahan AS.
Terbukti bahwa beberapa foto yang ditampilkan di layar kaca adalah foto palsu.
Setidaknya ada 7 orang pria yang
disebut-sebut sebagai pembajak ternyata masih hidup, sementara satu
orang telah meninggal sebelum tahun 2001.
Rekaman Video bin Laden yang ditayangkan
di televisi terbukti kepalsuannya dan kata-kata dalam video tersebut
sengaja diterjemahkan dengan salah ke dalam bahasa Inggris.
Presiden AS George Bush Jr Tahu Lebih Dulu
Terungkap pula bahwa Bush sudah
mengetahui akan adanya serangan pada tanggal tersebut. Kala itu, Bush
hendak meninggalkan hotel. Seorang wartawan memergoki kepala staf Gedung
Putih, Andy Card membisikkan sesuatu di telinga Bush.
Ketika para wartawan bertanya kepada
Bush, “apakah anda tahu apa yang terjadi di New York?” Bush menjawab
bahwa dirinya sudah tahu dan akan mengatakan sesuatu mengenai hal
tersebut nanti.
Pernyataan ini bertentangan dengan pernyataan Bush sendiri yang dikeluarkan dalam dua kesempatan yang berbeda.
Saat itu dia menyebutkan bahwa dirinya
mengetahui peristiwa di New York dari siaran televisi diluar sebuah
ruang kelas saat dia hendak berbicara mengenai masalah pendidikan
dihadapan sekelompok pelajar anak-anak di Florida.
Padahal, Bush jelas tidak mungkin melihat
siaran televisi pada hari itu, karena tidak ada rekaman yang beredar di
televisi hingga keesokan harinya.
Bush juga sama sekali tidak merasa
terkejut ketika diberitahu bahwa pesawat kedua menabrak menara WTC
sebelah selatan dan bahwa AS sedang dalam serangan, Bush justru dengan
santai membacakan cerita mengenai sebuah kambing peliharaan selama lebih
dari lima menit.
Zionist Yahudi Terlibat
Selain Bush, Yahudi juga terlibat dalam
konspirasi besar 11 September. Ketika terjadi peristiwa 11 September,
dilaporkan bahwa sekitar 4.000 karyawan Yahudi secara serentak tidak
masuk kerja.
Sehingga mereka semua selamat dan tidak ada korban Yahudi dalam peristiwa tersebut.
Tak kalah mirisnya adalah ketika pesawat
menabrak gedung kedua, terlihat oleh warga New York, beberapa kelompok
Yahudi Isreal justru bersorak gembira dan membuat muak warga New York.
Akhirnya beberapa warga New York yang melihat reaksi mereka tersebut melaporkannya ke pihak kepolisian.
Maka kelompok itu akhirnya ditangkap
pihak kepolisian kota New York untuk dimintai keterangan, namun karena
tak ada bukti kriminal akhirnya mereka dilepaskan kembali. Ini artinya
bahwa serangan tersebut telah direncanakan dan telah diketahui pihak
Israel.
Kenyataan itu diperkuat oleh pakar
turunan dari Israel dan juga seorang mantan tentara di angkatan laut, Dr
Alan Sabrosky. Ia menyatakan bahwa serangan 11 September atau lebih
dikenal dengan 9/11 itu memang melibatkan Israel! (lihat video)
Laporan Inteligen Adalah Karangan CIA
Seorang mantan agen rahasia CIA
menyatakan bahwa Departemen Pertahanan AS menyampaikan laporan intelijen
karangan mereka sendiri untuk dijadikan pembenar dan alat untuk memulai
perang.
Analis politik, Eric Margolis menulis,
“Ahli-ahli” seperti mereka memberikan pernyataan mewakili Gedung Putih,
dan mereka semua salah besar.
“Yang luar biasa, banyak keterangan salah
tersebut masih mengudara hingga saat ini, sehingga masyarakat terus
dijejali dengan kabar bohong,” tulis Eric Margolis seorang analis
politik..
Seorang pria yang sembilan orang anaknya
tewas ketika rumahnya dibom tentara AS mengatakan: “Telah terjadi banyak
pertempuran antara AS dan Taliban, AS mengklaim bahwa mereka mencari
Usamah bin Laden, walaupun semua orang tahu bahwa dia tidak ada di
negara ini.”
Nama bin Laden Hanya ‘Kambing Hitam’
Pihak
pentagon sudah sejak lama mempergunakan nama bin Laden untuk
membenarkan penempatan kapal perang dan kapal selam di lepas pantai
Pakistan.
Juga, menculik dan menganiaya tahanan berdasarkan kabar burung tanpa bukti nyata, dan menguji pesawat tempur tanpa awak seperti Predator serta ledakan bom pelacak suhu badan di kawasan pemukiman penduduk tidak bersenjata.
Pemerintah AS menahan ribuan orang Muslim
dan mendeportasi ratusan orang Muslim. Walaupun tidak satupun dari
mereka yang terkait dengan tindak kekerasan.
Pada bulan Februari 2009, Beverly Eckert,
yang menjadi janda setelah peristiwa 9/11 – suaminya tewas dalam sebuah
kecelakaan pesawat setelah dia menyampaikan pendapatnya mengenai
penyelidikan 9/11 kepada Presiden Obama.
Eckert melayangkan tuntuntan kepada pemerintah federal karena memaksakan kesaksian mengenai kejadian pada hari tersebut.
Dia membentuk sebuah komite yang
menyelidiki mengapa, misalnya, pada pagi hari tanggal 11 September, para
pejabat tinggi Pentagon membatalkan penerbangan mereka karena alasan
keamanan?
Mengapa pesawat F-16 AS tidak melakukan tindakan pencegahan terhadap pesawat yang “dibajak”? Mengapa Dick Cheney menghalang-halangi penyelidikan FBI dan CIA?
William Rodriguez, seorang pemadam kebakaran yang selamat dari runtuhnya WTC mengatakan:
“Jika ternyata pemerintah AS membohongi warganya mengenai peristiwa 11 September, maka harus ada yang bertindak untuk mengungkap kebenaranya.”
Hanya Dua Pesawat Membuat Tiga Gedung Roboh?
Dua
gedung WTC yang roboh pada pagi hari membuat warga New York merasa
ngeri, lalu pihak berwajib menyuruh warga untuk pulang ke rumah agar
penyelidikan yang dilakukan pihak berwajib dapat berjalan lebih leluasa.
Namun pada petang hari, satu gedung lagi
telah roboh dan anehnya, tanpa ditabrak pesawat, yaitu gedung WTC-7 atau
yang dikenal pula dengan nama Building-7.
Hampir semua warga AS tak tahu kejadian
ini karena area tempat kejadian sudah sepi dari warga sipil dengan
alasan keamanan, namun beberapa televisi swasta kemudian menyiarkan saat
gedung tersebut roboh.
Pihak berwajib menyatakan bahwa
Building-7 roboh akibat kebakaran yang hanya terjadi di beberpa lantai
akibat adanya kebakaran alat-alat kantor!
Namun Asosiasi Arsitek AS yang terdiri
dari ribuan insinyur dan arsitek AS menyangkal dan membantah
mentah-mentah bahwa tidak mungkin hal itu bisa terjadi.
Terlihat juga bahwa gedung kembar WTC dan
Building-7 runtuh karena ledakan penghancuran gedung (demolition)
seperti yang dipakai untuk merubuhkan bangunan tua atau bangunan yang
sudah tak terpakai.
Ini terbukti dari video yang
memperlihatkan ketiga gedung roboh seperti tanpa adanya tekanan ke atas
oleh bahan bangunan dan beton, alias seperti “terjun bebas” mirip
penghancuran gedung tua.
Ditambah pula oleh puluhan kesaksian
warga yang mendengar langsung secara dekat bahwa pada saat gedung roboh
terdengar rentetan ledakan, bum bum bum bum bum… mirip sekali dengan
peledakan gedung tua (demolition) yang ditiap lantai gedung itu sudah
ditanam explosive terlebih dahulu.
Pernyataan saksi-saksi itu diperkuat oleh video-video disaat ketiga gedung tersebut roboh secara free fall
(terjun bebas) alias tanpa tekanan keatas oleh material bangunan yang
menurut ribuan arsitek dan insinyur adalah benar-benar tak masuk akal.
Hal ini terlihat pada beberapa jendela
gedung terjadi ledakan persis dibawah lantai yang roboh terlebih dahulu
dan berlangsung begitu cepat! Perlu dicatat bahwa Gedung kembar
tertinggi di dunia WTC, rontok roboh terjun bebas dengan waktu hanya
sekitar 10 detik saja! Sedangkan gedung WTC-7 rontok roboh terjun bebas
hanya dalam waktu 6,5 detik! Wow!
Barang Bukti di Lokasi Kejadian Langsung Dibersihkan
Hanya selang 2 hari, hampir semua beton
dan runtuhan gedung tersebut langsung dibersihkan. Pihak penyedilik dari
berbagai akademisi tak boleh memasuki area kejadian! Hanya penyelidik
pemerintah yang boleh memasuki area.
Puluhan truk kontainer telah mengangkut semua runtuhan yang dapat diselidiki sebagai barang bukti, tiba-tiba bersih.
Dan menurut beberapa saksi mata
pengangkut dan pengemudi truk, bahan-bahan bekas beton dan lainnya
tersebut akan diekspor ke Cina untuk di daur ulang.
Padahal, hal ini justru telah melanggar
undang-undang negara Amerika Serikat sendiri, bahwa dalam proses
penyelidikan, menghilangkan barang bukti dan sejenisnya dapat dijerat
hukum negara dan merupakan suatu tindakan kriminal.
WTC Roboh Akibat Ledakan Bom
Gedung
masa kini tak bisa roboh hanya karena ditabrak pesawat berbahan
aluminium, dan beton gedung tak mungkin roboh hanya oleh kobaran bahan
bakar pesawat.
Beton dan beton WTC telah dirancang
sedemikian rupa dan dibuat tahan suhu tinggi jauh diatas dari suhu bahan
bakar pesawat jika terbakar.
Banyak yang tidak percaya bahwa hanya
dengan hantaman pesawat saja gedung yang kabarnya dibangun agar kuat
terhadap bencana alam tersebut dapat roboh dalam waktu satu jam saja.
Menurut tulisan di 911hardfacts (2001) mengatakan bahwa baja dan besi yang digunakan untuk membangun WTC adalah material pilihan dan sangat kuat.
Beberapa ahli mengatakan bahwa besi baru
dapat meleleh pada kisaran panas sebesar 2.795°F atau sekitar 1.535°C.
Pelumeran tersebut juga membutuhkan waktu cukup lama.
Satu hal yang menjadi bahan pemikiran
para ahli adalah setelah melakukan penghitungan secara sistematis,
diketahui bahwa kurang lebih panas yang dihasilkan oleh meledaknya
pesawat yang menabrak WTC tersebut sekitar 500°F atau sekitar 297,2° C.
Pertanyaannya, bagaimana bisa panas sebesar 500° F mampu melelehkan besi baja dalam waktu kurang dari satu jam?
Bukti baru video, seorang saksi mata
dengan menggunakan video kamera saat berada di sekitar lokasi kejadian
tanpa sengaja menangkap gambar sebuah truk jasa untuk penghancuran
gedung (demolition) sedang lewat ditangah kota New York dekat lokasi
kejadian.
Pertanyaannya, untuk apa truk tersebut
melewati tengah kota New York? Apakah ada gedung tua ditengah kota New
York yang akan diruntuhkan? Mengingat ini semua adalah controlled demolition, artinya “penghancuran gedung dari jarak jauh”, iya jarah jauh, controlled. (lihat video)
Bubuk Thermite Membantu Mempermudah Gedung WTC Roboh
Seorang profesor dari Brigham Young University,
Utah bernama Steven E Jones menjelaskan hasil penelitiannya bahwa
runtuhnya menara kembar WTC tersebut adalah disengaja. Dalam
penelitiannya, Jones mengatakan bahwa hal yang dapat melumerkan besi
baja dengan cepat adalah yang dinamakan thermite.
Thermite adalah komposisi pyrotechnic dari bubuk logam dan logam oksida yang dapat menghasilkan reaksi oksidasi-reduksi bernama reaksi thermite.
Dengan menggunakan thermite, maka besi atau baja dapat terbakar dan meleleh dengan cepat seperti mentega yang dipotong.
Hal yang dihasilkan oleh pembakaran
thermite adalah asap berwarna putih, lelehan pijar api dan percikan api.
Uniknya, semua itu muncul ketika sebelum dan sesudah WTC ditabrak oleh
pesawat.
Selain penggunaan thermite,
Jones juga mengemukakan teori lainnya yaitu pemotongan beberapa batang
besi baja penyangga gedung di bagian bawah dan pemakaian bom. Pesawat
terbang dalam hal ini hanyalah sebagai pengecoh perhatian saja.
Karena keberanian Jones membeberkan hasil
penelitiannya, dia mendapatkan banyak dukungan dari berbagai kalangan
yang sepakat mengatakan bahwa runtuhnya WTC adalah rekayasa pemerintah
Amerika Serikat.
Uniknya, sampai sekarang belum terdapat
penelitian secara resmi yang dilakukan oleh pemerintah Serikat untuk
menganalisa bagaimana WTC dapat runtuh secepat itu dan Gedung 7 juga
ikut runtuh walaupun tidak tersentuh oleh apapun.
Bagaimana reaksi termite yang dengan mudah dapat menghancurkan baja seperti layaknya pisau mengiris mentega? bisa lihat videonya disini.
Bukan Pesawat Yang Menabrak Pentagon
Seorang saksi-mata wanita yang sangat
berani menyampaikan ke publik bahwa dirinya yakin tidak ada serpihan
pesawat saat peristiwa pentagon 11 Septembar, wanita pemberani itu
bernama April Gallop.
Pada hari itu ia baru saja masuk kerja
sebagai tenaga magang di dalam Pentagon. Ketika itu anaknya masih kecil
berusia 2 tahun, dan pada saat itu pula anaknya diajak ke tempat
kerjanya di dalam Pentagon. Seperti biasanya di pagi hari itu, anaknya
diletakkan dekat meja kerjanya yang ada sebuah komputer.
Disaat ia ingin menyalakan dengan menekan Power PC di komputernya, seketika ledakan besar itu terjadi dekat ruangannya.
Ia langung memeluk anaknya dan keluar
dari tempat kerjanya alias keluar dari gedung Pentagon, uniknya ia
justru keluar gedung melewati lubang ledakan tersebut!
Saat diluar ia tak melihat satupun
serpihan pesawat, bahkan ia sempat khawatir apakah ledakan di Pentagon
tersebut justru karena ia telah memencet tombol power di komputernya?
Mungkinkah semua memang sudah direncanakan dengan perangkat elektronik
pengendali jarak jauh?
Ia pun langsung terkenal dan diundang ke
banyak stasiun media untuk menceritakan kesaksiannya yang menghebohkan
tragedi 9/11 itu. Bahkan kesaksiannya dan pengalaman pribadinya itu
membuat pakar conspirasi Jesse Ventura ikut mewawancarainya mengenai hal
tersebut, dan ditayangkan pada seri 9/11 dalam episode The Pentagon.
Tak lupa pula Jesse mengingatkan si
wanita itu untuk selalu menjaga dirinya dari agen pemerintah yang
mungkin akan membunuhnya. (lihat kesaksian April Gallop: video-1 – video-2)
Pentagon Dihantam Missile
Setelah
lebih dari 10 tahun, barulah beberapa ahli dibidang arsitek, milliter
dan berbagai profesi lainnya mulai berani menyelidiki peristiwa WTC dan
Pentagon secara individu.
Ada pula diantara mereka para keluarga korban dan pihak individu lainnya mulai membuat suatu badan penyelidik independen.
Organisasi-organissai sosial tersebut
semakin menjalin hubungan baik diantaranya, dan teka-tekipun semakin
terkuak karena semakin banyaknya barang bukti berupa berkas, foto dan
juga video.
Banyak penjelasan-penjelasan dan bukti
kongkrit bahwa gedung Pentagon sebenarnya dihantam oleh missile,
silahkan cari sendiri di youtube.
Jadi perlu DITEGASKAN bahwa yang menabrak Pentagon bukanlah pesawat, tapi yang menabrak Pentagon adalah sebuah MISSILE! (lihat bukti video hasil penyelidikan pakar)
Tampak pada animasi diatas, rudal
(missile) menghantam gedung Pentagon seperti yang dilaporkan oleh April
Gallop. Gambar sebelah kiri dengan kecepatan normal dan gambar sebelah
kanan dengan efek yang diperlambat (slow motion).
Sang peng-upload di Youtube mengakui
bahwa video ini selalu di hapus oleh pihak Youtube, namun ia
berkali-kali selalu meng-upload kembali. Oleh karenanya beberapa anggota
Youtube men-downloadnya dan membuat copy video ini dan beramai-ramai
meng-uploadnya kembali. Hal tersebut membuat pihak Youtube kewalahan dan
akhirnya video bukti tersebut tetap ditayangkan.
Puluhan Saksi-saksi Mata Tragedi 9/11 Tewas Secara Misterius
Tidak sedikit saksi-saksi mata ditempat
kejadian yang mati secara misterius. Jumlah pastinya tak terhitung,
namun diperkirakan sudah diatas puluhan.
Tewasnya para saksi mata tersebut mirip
dengan peristiwa saat John F Kennedy dibunuh. Semua saksi di tempat
kejadian tewas secara misterius akibar kecelakaan-kecelakaan dan bunuh
diri, tidak ada yang tewas karena tua atau bersifat alami.
Begitu pula dengan saksi-saksi mata peristiwa September 9/11 ini, semua saksi tewas karena kecelakaan hingga bunuh diri (lihat video)
Pesawat bin Laden Boleh Terbang
Pada tanggal 19 September 2001,
setidaknya 26 orang penumpang, kebanyakan diantaranya merupakan keluarga
bin Laden, terbang meninggalkan Orlando dengan menumpang pesawat
internasional Ryan International Airlines nomor penerbangan 441 untuk
meninggalkan AS.
Padahal waktu itu akses penerbangan dari
dan ke AS, hingga beberapa hari ke depan sangat dibatasi dan harus
melalui persetujuan langsung dari pemerintah.
Bukti Hubungan Tragedi 9/11 dengan bin Laden Belum Cukup?
Pada tanggal 5 Juni 2006, Rex Tomb,
kepala investigasi public untuk FBI mengatakan kepada wartawan bahwa bin
Laden masih belum secara resmi dikenaan dakwaan dan tuntutan sehubungan
dengan peristiwa 9/11.
Nah, kenapa bisa begitu? Karena FBI
beralasan, masih belum menemukan bukti yang bisa menghubungkan bin Laden
dengan peristiwa 9/11.
Fakta Kaitan bin Laden Dengan George Bush
Selain itu, terdapat fakta yang
mengaitkan keluarga bin Laden dengan George Bush senior, dan juga George
W. Bush Junior dengan dana Miliaran dollar AS.
Tahun 1979, George W. Bush mendirikan
perusahaan Arbusto. James Bath menyumbangkan dana $50.000 dengan imbalan
5 persen saham perusahaan.
Bath merupakan satu-satunya perwakilan
dagang Salim Bin Laden, saudara laki-laki Usamah bin Laden, di AS.
Setelah terjadi peristiwa 11 September, Bush menyangkal pernah mengenal
Bath namun mengakui kesepakatan bisnis antara mereka.
Pada tahun 1981-1989, Bush senior
menjabat wakil presiden, pada tahun 1986, George W. Bush, menggabungkan
perusahaan penghasil energi Arbusto dengan Harken Energy Corp. Sheik
Saudi, Abdullah Taha Bakhsh kemudian membeli 17,6 persen saham
perusahaan.
Sheikh Saudi tersebut memiliki hubungan
dengan Khalid bin Mahfouz, yang mewarisi usaha Salim bin Ladin ketika
dia meninggal pada tahun 1988. Dilihat dari berbagai sudut pandang,
keluarga Bush memiliki ikatan dengan keluarga Bin Laden, mereka saling
memberikan dana, hal tersebut membuat George W. Bush secara tidak
langsung mendanai Usamah Bin Laden.
Bin Laden Pernah Dirawat di Rumah Sakit Dan Bertemu CIA
Dilaporkan pula bahwa pada tahun 1999, ada transfer sejumlah uang sebesar $3 juta kepada Usamah bi Laden.
Satu fakta lain yang mengaitkan Usamah
dengan Bush, ketika Usamah bin Laden tengah dirawat di sebuah rumah
sakit di Dubai, dia dikunjungi oleh agen CIA.
Dua bulan sebelum kejadian tanggal 11
September, Usamah bin Laden terbang ke Dubai selama 10 hari untuk
melakukan perawatan atas penyakit ginjal di sebuah rumah sakit milik
Amerika.
Saat itu, dia menerima kunjungan dari agen CIA setempat. Setelah itu, Usamah bin Laden dengan bebas dapat meninggalkan Dubai.
Usamah bin Laden Telah Meninggal Sebelumnya
Terdapat juga sejumlah isu yang
mengabarkan bahwa Usamah bin Laden telah meninggal, harian Perancis Lest
Republicain mengutip pernyataan badan intelijen luar negeri Perancis
mengklaim bahwa Usamah telah meninggal dunia karena sakit tifus di
Pakistan pada bulan Agustus 2008.
Sebuah sumber Saudi juga mengungkapkan
bahwa dirinya mengetahui Usamah bin Laden tengah sakit dan kemungkinan
telah meninggal. Usamah diisukan menderita gagal ginjal dan mendapat
perawatan cuci darah.
Sebenarnya, masih banyak beberapa bukti
lain yang menguatkan bahwa tragedi 9/11 adalah hasil rekayasa. Namun
kebanyakan adalah bukti-bukti sekunder dan tertier.
Tapi suatu saat kami akan mencantumkan
dengan bukti foto atau video ke dalam artikel ini di kemudian hari.
(dn/suaramedia/berbagai sumber)
nice info
BalasHapuskunjungi blog ane gan
http://fianrizaldi.blogspot.com/2013/03/misteri-tragedi-wtc-11-september-2001.html