Senin, 07 Januari 2013

ADA APA SEBENARNYA DENGAN PEMERINTAHAN ARAB SAUDI DAN NEGARA2 TELUK SELAMA INI...???....>>> KITA BANGSA INDONESIA DAN TERUTAMA SETELAH TUMBANGNYA SUKARNO...SEAKAN MENJADI TULI DAN BUTA DENGAN PERKEMBANGAN DUNIA DAN GERAKAN2 MILITER DAN MANUVER2 TENTARA2 ASING YANG MELAKUKAN KONSOLIDASI DAN PERSIAPAN PEPERANGAN DAN PENGACAUAN TERHADAP BANGSA2 DI KAWASAN TIMUR TENGAH-DARATAN AFRIKA DAN JUGA KAWASAN ASIA TENGGARA DAN PASIFIK...??? >>> GAUNGNYA BARU KITA BISA LIHAT LAGI SETELAH TERJADI PEPERANGAN TELUK ANTARA IRAQ-KUWAIT- DAN IRAQ - IRAN.... DAN KEMUDIAN BEBERAPA KEKACAUAN DI LEBANON-DAN SURIAH...???...>>> KITA PERLU MELIHAT SEMUA DARI AWAL....YANG MUNGKIN SUDAH ADA PESIAPAN2 YANG DIATUR..OLEH TANGAN2 TERSELUBUNG SECARA RAHASIA...ATAU HANYA OLEH KALANGAN CLANDESTINE...???>> ..BAHKAN KITA BARU MENYADARI BAHWA KONON....BAGAIMANA SEJAK ...TERJADINYA....PD 1 DAN .PD 2 .....SESUNGGUHNYA ADA TANGAN2 TERSELUBUNG YANG ...TELAH MERENCANAKAN DAN MENGGAGAS YANG DITANGANI OLEH TANGAN2 KOTOR...DEMI TUJUAN2 TERTENTU DAN DENGAN POLA DAN PERMAINAN TERTENTU YANG MELIBATKAN...BERBAGAI JARINGAN..DAN PENGATURAN OPINI2...DAN AGENDA2..NYA..??? LIHATLAH BAGAIMANA ZIONIS DAN KALANGAN INGGRIS DAN EROPA... TELAH MENGATUR DENGAN SURAT PM INGGRIS TUAN BALFOUR..1922..KEPADA TUAN BARON ROTSCHIELD...PETINGGI YAHUDI ZIONIS...UNTUK BAGAIMANA MEREKA MENGACAU DI TIMUR TENGAH ITU...HINGGA KINI...???..>>... BAGAIMANA SENARIO2...MASMEDIA MENGATUR RITME DAN AKHIRAN INFORMASI DAN TARGET2...MENGGIRING PANDANGAN PUBLIK DAN TAFSIR...POLITIK..DAN PERMAINAN DUKUNGAN..KEKACAUAN ...UNTUK MEMBANGUN OPINI2 JAHAT DAN AGENDA2 TIDAK ADIL TERHADAP BANGSA PALESTINA DAN UMAT ISLAM DISELURUH DUNIA...???.Pengkhianatan Para Penguasa Arab...IKUT TERLIBAT ATAU DENGAN PAKSA ATAU SUKA DILIBATKAN...DALAM MEMBANGUN SENARIO2..KEKACAUAN....???.....Kehadiran militer Amerika dalam jumlah banyak di Teluk Arab sejak paruh terakhir tahun 1987, yang dibawa oleh sebuah kapal, dan dengan membawa kapal-kapal penyapu ranjau multinasional Eropa, tidak datang secara tiba-tiba; tidak pula karena perkembangan Perang Irak-Iran, atau karena kebutuhan Kuwait untuk menjaga tangki-tangki minyaknya dan berbagai serangan udara. Akan tetapi, kehadiran militer Amerika itu, di satu sisi dimaksudkan sebagai bentuk pengukuhan hubungan Amerika yang bersifat hegemonik atas negara-negara di kawasan ini, dan di sisi lain sebagai pengukuhan markas imperialis.....>>>....Tahun 1987 pernah terbit sebuah tulisan yang berjudul “Kesepakatan yang Mengikat Antara Amerika Serikat dan Negara-Negara dalam Dewan Kerjasama Teluk.” Tulisan tersebut dipersiapkan oleh Husain Musa dan diajukan oleh Said Sayf yang kemudian diterbitkan sebuah media di Beirut. Di sini, kami sekedar ingin mengingatkan kembali sebagian isi dan penjelasan mengenai kesepakatan tersebut. Sebab, dalam tulisan tersebut terungkap keserakahan Amerika di wilayah Teluk sejak beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum Perang Teluk I dan sebelum Peristiwa 11 September 2001....>>>...Sebàgaimana diketahui, pada tahun tersebut, yakni pada tahun 1987, di kawasan ini, ‘nyanyian’ tentang adanya senjata pemusnah massal dan senjata biologi tidak pernah terdengar; kekhawatiran atas ancaman Saddarn Hussein terhadap tetangga-tetangganya juga tidak pernah muncul, meskipun saat itu Irak berperang melawan Iran selama 8 tahun. Meskipun demikian, Amerika memobilisasi kekuatan militernya ke wilayah kaya minyak itu. Amerika mulai melatih tentara-tentara marinirnya dan mengerahkan pasukan gerak cepatnya sejak tahun 1980 untuk terlibat dalam Perang Padang Pasir. Amerika juga mulai melakukan sejumlah manuver militer di sekitar Mesir atas nama manuver ‘bintang terang’ dan sebagainya....>>>...Sesungguhnya kesepakatan pertama yang dibuat Amerika dengan Arab Saudi terjadi pada tahun 1933; berkaitan erat dengan perwakilan diplomatik dan konsulat serta perlindungan hukum, perdagangan, dan pelayaran. Kesepakatan kedua dibuat pada tahun 1951 dengan judul, “Kesepakatan Umum ‘Titik Keempat’ (Point Four) yang Khusus Berkenaan dengan Bantuan Teknis Antara Negara Arab Saudi dan Amerika.” Kesepakatan ketiga juga dibuat pada tahun 1951 bagi pembangunan pangkalan militer Amerika yang pertama kalinya di Dhahran....>>>...Ekspedisi Amerika hanya boleh melintasi wllayah Dhahran saja. Ini adalah merupakan tambahan atas apa yang disebutkan pada ayat a, yang berkaitan dengan masalah pesawat-pesawat militer Amerika dan pasukan-pasukan militer Amerika. Sementara itu, pada pasal ke-6 ayat a disebutkan: Untuk menjamin lancarnya berbagai aktivitas dan pelayanan teknis secaro baik dan optimal di Bandara Dhahran, utusan Amerika diperkenankan untuk melakukan perbaikan, pengubahan, dan penggantian— semata-mata demi tujuan perbaikan— berbagai perusahaan dan bangunannya. Amerika juga boleh membuat berbagai bangunan dan berbagai kemudahan lainnya di sejumlah landasan terbang dan tempat-tempat pesawat-pesawat terbang; memasang berbagai alat pengintaian udara (radar) dan berbagai alat intelijen tanpa kabel; menyediakan berbagai bantuan penerbangan udaranya yang dipandang penting demi sejumlah tujuan yang dikehendaki dalam kesepakatan ini...>>>...Rahasia Terkuak, Saudi dan Amerika akan Bersekutu dengan Israel Jika Basar Assad Jatuh! . Dulu datangnya Amerika ke Iraq dengan alasan untuk menegakkan demokrasi, padahal hanyalah alasan untuk mengambil kontrol atas Iran dan Suriah serta negara anti anjing USA. Ketua Parlemen Iran Ali Larijani mengatakan persekongkolan besar regional dan internasional sedang digalang guna melawan Suriah.. Rezim Suriah mendukung Iran selama Perang Iraq-Iran....>>>...Iran Bakal Mampu Menciptakan Bom Atom !! Iran ngebut menambah jumlah mesin sentrifugal untuk memproduksi nuklir, ujar seorang petinggi pengembang energi republik Islam ini, seperti ditulis RT Online, Rusia, Kamis (29/11).Pemerintah AS terus berupaya menghadang ekpor minyak Iran dengan memberlakukan sanksi . Iran dan Suriah vs Yahudi Israel, Amerika dan Saudi .. Jika kubu Y.A.S menang maka Suriah jadi anjing Amerika-Israel dan Wahabi ! Iran selalu mengambil titik sentral antara Palestina dan Zionis Israel. Artinya siapapun yang mendukung Palestina adalah kawan bagi Iran. Dan siapa saja yang membantu atau bekerjasama dengan Zionis maka mereka adalah musuh Iran. Termasuk klaim hubungan dekat Iran dengan pejuang Hamas. Meski Hamas kelompok Sunni, Iran bisa bekerjasama...>>>







Saturday, November 12, 2011


Bukti Nyata Pengkhianatan Para Penguasa Arab


 http://yasirmaster.blogspot.com/2011/11/bukti-nyata-pengkhianatan-para-penguasa.html

Kehadiran militer Amerika dalam jumlah banyak di Teluk Arab sejak paruh terakhir tahun 1987, yang dibawa oleh sebuah kapal, dan dengan membawa kapal-kapal penyapu ranjau multinasional Eropa, tidak datang secara tiba-tiba; tidak pula karena perkembangan Perang Irak-Iran, atau karena kebutuhan Kuwait untuk menjaga tangki-tangki minyaknya dan berbagai serangan udara. Akan tetapi, kehadiran militer Amerika itu, di satu sisi dimaksudkan sebagai bentuk pengukuhan hubungan Amerika yang bersifat hegemonik atas negara-negara di kawasan ini, dan di sisi lain sebagai pengukuhan markas imperialis.

Tahun 1987 pernah terbit sebuah tulisan yang berjudul “Kesepakatan yang Mengikat Antara Amerika Serikat dan Negara-Negara dalam Dewan Kerjasama Teluk.” Tulisan tersebut dipersiapkan oleh Husain Musa dan diajukan oleh Said Sayf yang kemudian diterbitkan sebuah media di Beirut. Di sini, kami sekedar ingin mengingatkan kembali sebagian isi dan penjelasan mengenai kesepakatan tersebut. Sebab, dalam tulisan tersebut terungkap keserakahan Amerika di wilayah Teluk sejak beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum Perang Teluk I dan sebelum Peristiwa 11 September 2001.


Pada bagian yang paling awal, tulisan tersebut mengungkapkan:

Kehadiran militer Amerika dalam jumlah banyak di Teluk Arab sejak paruh terakhir tahun 1987, yang dibawa oleh sebuah kapal, dan dengan membawa kapal-kapal penyapu ranjau multinasional Eropa, tidak datang secara tiba-tiba; tidak pula karena perkembangan Perang Irak-Iran, atau karena kebutuhan Kuwait untuk menjaga tangki-tangki minyaknya dan berbagai serangan udara. Akan tetapi, kehadiran militer Amerika itu, di satu sisi dimaksudkan sebagai bentuk pengukuhan hubungan Amerika yang bersifat hegemonik atas negara-negara di kawasan ini, dan di sisi lain sebagai pengukuhan markas imperialis. 

Kehadiran militer Amerika tersebut juga merupakan implementasi langsung, bukan saja dari sejumlah kesepakatan militer dan keberadaan militer di negara-negara yang ada di kawasan ini, tetapi juga dari sejumlah kesepakatan lain dalam berbagai bentuknya. Kehadiran sejumlah banyak militer imperialis ini didorong oleh sejumlah sebab dan telah menimbulkan berbagai akibat yang buruk.

Sejak Perang Dunia II, muncullah Amerika yang tidak merasa perlu mengikutsertakan Inggris dalam melanjutkan interaksinya dengan Kerajaan Arab Saudi. Sebaliknya, Amerika merasa perlu menghadirkan secara langsung kekuatan militernya setelah berbagai perusahaan minyaknya melemah.

Sebàgaimana diketahui, pada tahun tersebut, yakni pada tahun 1987, di kawasan ini, ‘nyanyian’ tentang adanya senjata pemusnah massal dan senjata biologi tidak pernah terdengar; kekhawatiran atas ancaman Saddarn Hussein terhadap tetangga-tetangganya juga tidak pernah muncul, meskipun saat itu Irak berperang melawan Iran selama 8 tahun. 

Meskipun demikian, Amerika memobilisasi kekuatan militernya ke wilayah kaya minyak itu. Amerika mulai melatih tentara-tentara marinirnya dan mengerahkan pasukan gerak cepatnya sejak tahun 1980 untuk terlibat dalam Perang Padang Pasir. Amerika juga mulai melakukan sejumlah manuver militer di sekitar Mesir atas nama manuver ‘bintang terang’ dan sebagainya.

SeLanjutnya, penulis kembali mengingatkan sejumlah kesepakatan yang dibuat Amerika dengan sejumlah negara Teluk, khususnya Arab Saudi sebagai negara yang paling besar di kawasan ini.

Penulis menyatakan:

Sesungguhnya kesepakatan pertama yang dibuat Amerika dengan Arab Saudi terjadi pada tahun 1933; berkaitan erat dengan perwakilan diplomatik dan konsulat serta perlindungan hukum, perdagangan, dan pelayaran. Kesepakatan kedua dibuat pada tahun 1951 dengan judul, “Kesepakatan Umum ‘Titik Keempat’ (Point Four) yang Khusus Berkenaan dengan Bantuan Teknis Antara Negara Arab Saudi dan Amerika.” Kesepakatan ketiga juga dibuat pada tahun 1951 bagi pembangunan pangkalan militer Amerika yang pertama kalinya di Dhahran.


Pada pasal 5 ayat b terdapat pernyataan:

Ekspedisi Amerika hanya boleh melintasi wllayah Dhahran saja.
Ini adalah merupakan tambahan atas apa yang disebutkan pada ayat a, yang berkaitan dengan masalah pesawat-pesawat militer Amerika dan pasukan-pasukan militer Amerika.

Sementara itu, pada pasal ke-6 ayat a disebutkan:  

Untuk menjamin lancarnya berbagai aktivitas dan pelayanan teknis secaro baik dan optimal di Bandara Dhahran, utusan Amerika diperkenankan untuk melakukan perbaikan, pengubahan, dan penggantian— semata-mata demi tujuan perbaikan— berbagai perusahaan dan bangunannya. Amerika juga boleh membuat berbagai bangunan dan berbagai kemudahan lainnya di sejumlah landasan terbang dan tempat-tempat pesawat-pesawat terbang; memasang berbagai alat pengintaian udara (radar) dan berbagai alat intelijen tanpa kabel; menyediakan berbagai bantuan penerbangan udaranya yang dipandang penting demi sejumlah tujuan yang dikehendaki dalam kesepakatan ini.


Di dalam kesepakatan ini terdapat sejumlah pasal lain dengan syarat-syarat yang siap menjadi ‘bom waktu’.

Pada tahun yang sama, yakni tahun 1951, juga dibuat kesepakatan khusus yang bertema, “Program Bantuan Pertahanan Timbal Balik.” Perhatikanlah penggunaan istilah ‘timbal-balik’ pada kesepakatan tersebut. Padahal, berkaitan dengan kesepakatan yang dilakukan Saudi pada tahun 1951 untuk pertahanan ‘timbal balik’ itu, orang yang berakal pasti memahami bahwa kesepakatan tersebut meniscayakan pihak yang kuat mendominasi pihak yang lemah.

Pada pasal ke-2 dalam kesepakatan tersebut antara lain terdapat pernyataan:  

Pemerintah Arab Saudi menyukai untuk mengambil manfaat berupa bantuan produk senjata dari Amerika dan agar Amerika mengirimkan utusan yang terdiri dari pasukan militer laut dan kekuatan udara sesuai dengan bagian-bagian tertentu dari sejumlah program pelatihan serta membuat satu langkah bagi serah-terima senjata-senjata tersebut.



Pada pasal ke-4 disebutkan:  

Pemerintah Amerika Serikat siap untuk—berdasarkan pengajuan permintaan bantuan senjata— mengutus sejumlah orang yang memiliki kemampuan dan kapabilitas dari kalangan tentara darat, laut, dan udara Amerika untuk menyelenggarakan pelatihan penggunaan perangkat militer sebagaimana yang diminta dalam kesepakatan.


Pada pasal 5 dinyatakan: 

Amerika, sejauh mungkin, akan menerima para pelajar Arab Saudi dan kalangan militernya yang dipandang layak untuk belajar dan mengikuti pelatihan di Amerika.


Pada tahun yang sama juga dibuat “Kesepakatan Khusus Program Bantuan Pendapatan Alami”, yakni pendapatan dari minyak, gas, dan barang tambang/mineral.

Sementara itu, pada tanggal 17 Januari 1951, juga telah dibuat, “Kesepakatan Program Persenjataan Massal” antara Amerika dan Arab Saudi. Kesepakatan tersebut menetapkan bahwa pelaksanaannya disempurnakan melalui utusan kerjasama teknis menteri luar negeri. Pada tahun yang sama, juga ditandatangani, “Kesepakatan Khusus Program Kerjasama Teknis Bidang Pertambangan/Mineral” dan berkaitan dengan pelatihan kerja dan pendidikan.

TanggaL 27 Juni 1953 dibuat kesepakatan di seputar utusan pelatih militer Amerika dan tempat penandatangannya di Makkah. Pasal 4 dari butir-butir kesepakatan tersebut berbunyi:  

Kewajiban-kewajiban Dewan Penasihat meliputi upaya membantu dan memberikan konsultasi kepada Menteri Pertahanan dan Penerbangan Kerajaan Arab Saudi serta bagi kesatuan-kesatuan kekuatan bersenjata Arab Saudi dalam sejumlah perkara tertentu dengan membuat Iangkah-langkah, pengaturan, dasar-dasar administrasi, dan metode pelatihan militer sebagai bentuk implementasi kesepakatan Menteni Pertahanan dan Penerbangan Kerajaan dengan kepala Dewan Penasihat. Pelatihan mencakup pula penggunaan berbagai macam senjata, strategi militer, dan logistik. Para anggota Dewan Penasihat dibolehkan—dalam rangka menunaikan berbagai kewajibannya—untuk melakukan infeksi dan penyelidikan militer serta melaksanakan kewajiban-kewajiban lain yang disarankan oleh kepala Dewan Penasihat dan disetujui oleh Menteri Pertahanan dan Penerbangan Kerajaan Saudi.


Pada butir ke-5 juga disebutkan:  

Setiap anggota Dewan Penasihat tidak boleh menyebarluaskan cara apa pun kepada pemerintahan asing atau individu mana pun dan dimana pun tanpa diberi hak untuk melakukan penyelidikan atas topik rahasia atau khusus yang telah ditelaah atau disikapi sesuai dengan kedudukannya sebagai anggota Dewan Penasihat.


Sebuah kesepakatan juga telah dibuat berkenaan dengan hak-hak untuk menggunakan Pangkalan Dhahran pada tahun 1957. Pada pasal 1 tercantum pernyataan:

Pemerintah Amerika memahami berbagai penjelasan Yang Mulia Penguasa Saudi kepada Presiden Amerika Eisenhower dan mengakui kebutuhan Kerajaan Saudi untuk memperkuat kekuatan persenjataannya demi tujuan-tujuan pertahanan Kerajaan di Bandara Dhahran.


Selanjutnya, pada awal bulan Maret tahun 1957 dibuat kesepakatan untuk memperluas Pelabuhan ad-Dimam. Pada tanggal 10-13 November tahun 1958 dibuat kesepakatan seputar Pesawat-pesawat terbang Phantom, yang kemudian dibuat sekali lagi pada tanggal 22 Maret tahun 1963. Pada pasal 2 di antaranya terdapat pernyataan: Tujuan dan penyediaan pesawat-pesawat tersebut adalah demi pertahanan resmi tanah-tanah Kerajaan Saudi melawan musuh sesuai dengan yang disepakati dalam Piagam PBB.


TanggaL 24 Mei 1965 dibuat kesepakatan seputar pengembangan militer yang pada masa depan dipimpin oleh para teknisi Amerika.

TanggaL 4 April tahun 1972 dibuat kesepakatan seputar hak-hak istimewa (previlege) dan perlindungan bagi para pekerja Amerika.


Tanggal 8 Juni 1974 dibuat kesepakatan seputar kerjasasama Amerika-Saudi dalam bidang ekonomi, teknologi, industri, dan suplai bagi Kerajaan sesuai dengan yang dibutuhkan demi tujuan-tujuan pertahanan.

Pada tanggal 4 Juni 1980 dibuat kesepakatan mengenai berbagai kemudahan militer antara Amerika dan penguasa Amman yang mana Amerika memiliki hak untuk menggunakan Pangkalan Amman.

Tahun 1975 dibuat kesepakatan untuk menyewa Pangkalan al-Jafir di Bahrain. Ini adalah untuk memperbarui kesepakatan yang pernah dibuat tahun 1971.

Tanggal 24 Februari 1975, hal-hal yang tidak yang dilanjutkan pada

tanggal 15 Juni tahun yang sama, dibuat kesepakatan antara Kuwait dan Amerika dengan nama, ‘Kerjasama Timbal Balik demi Pertahanan, Bantuan Peralatan, Pelayanan bagi Keperluan Pertahanan, dan Pembangunan Kantor Kerjasama.”

Pada 15-21 Juni 1975 dibuat kesepakatan seputar pembelian senjata dan pelayanan pertahanan antara Amerika dan negara-negara yang tergabung dalam Emirat Arab.

Semua kesepakatan di atas dibuat sebelum Perang Teluk I dan sebelum terjadinya Peristiwa 11 September 2001. Sebagaimana diketahui, kesepakatan militer yang terjadi setelah Perang Teluk dan Peristiwa 11 September 2001 antara Amerika dan negara-negara Teluk dianggap sebagai bentuk pertahanan negara-negara Teluk dalam melawan Irak atau dipandang demi menjaga negara-negara tersebut dari serangan para teroris pasca Peledakan 11 September 2001. Jika demikian, atas dasar apa dibuat berbagai kesepakatan militer tersebut jauh sebelum Perang Teluk dan Peristiwa 11 September 2001? Sebab, tidak ada latar belakang atau sebab yang nyata—yang dapat menyesatkan umat Islam—di seputar berbagai kesepakatan tersebut. Oleh karena itulah, mereka berupaya sekuat tenaga agar berbagai kesepakatan tersebut dapat dilangsungkan secara rahasia antara Amerika dan negara-negara tersebut.

Tulisan di atas tidak mencakup seluruh ketamakan Amerika di seputar Teluk dan kesepakatan yang dibuatnya dengan negara-negara Teluk. Akan tetapi, berbagai kesepakatan Amerika dengan negara-negara di wilayah itu serta berbagai pangkaLan militer tersebut merupakan jalan masuk bagi pangkalan-pangkalan berikutnya yang jauh lebih besar dan lebih berbahaya di Saudi, Qatar, dan lain sebagainya.

Semua kesepakatan dan pangkalan militer yang dibuat di atas adalah sekadar kenyataan yang tersingkap dan tampak ke permukaan. Sementara itu, hal-hal yang tidak tersingkap dari berbagai persekongkolan dan manuver antara Amerika dan para anteknya di negara-negara Teluk adalah jauh lebih besar dan lebih berbahaya. Oleh karena itu, umat dituntut secara sungguh-sungguh untuk senantiasa terikat dengan agamanya serta menjaga berbagai kepentingannya dalam rangka mencegah bercokolnya terus berbagai pangkalan militer yang bisa menjadi sarana untuk membunuh kaum Muslim di wilayah ini. Umat Islam juga harus bersikap tegas dan keras di hadapan para penguasa antek Amerika tersebut yang telah menyerahkan berbagai wilayah darat, laut, dan udaranya kepada Amerika dan sekutunya hingga mereka menyerahkan tanah-tanah kaum Muslim sejengkal demi sejengkal kepada orang-orang kafir penjajah.

Allahlah Penolong orang-orang yang menolong agama-Nya. Allah Swt. berfirman:

Sesungguhnya Allah adalah Mahakuat dan Mahaperkasa. (QS al-Hadid [57]: 25).


Rahasia Terkuak, Saudi dan Amerika akan Bersekutu dengan Israel Jika Basar Assad Jatuh!

Kamis, Desember 06, 2012
http://syiahali.wordpress.com/2012/12/14/rahasia-terkuak-saudi-dan-amerika-akan-bersekutu-dengan-israel-jika-basar-assad-jatuh/
Saudi bekali senjata kepada pengganas Syria
Saudi bekal senjata kepada pengganas Syria.
Rahasia Terkuak, Saudi dan Amerika  akan Bersekutu dengan Israel Jika Basar Assad Jatuh!
.
Dulu datangnya Amerika ke Iraq dengan alasan untuk menegakkan demokrasi, padahal hanyalah alasan untuk mengambil kontrol atas Iran dan Suriah serta negara anti anjing USA. Ketua Parlemen Iran Ali Larijani mengatakan persekongkolan besar regional dan internasional sedang digalang guna melawan Suriah.. Rezim Suriah mendukung Iran
selama Perang Iraq-Iran.
Headline
Iran Bakal Mampu Menciptakan Bom Atom !! Iran ngebut menambah jumlah mesin sentrifugal untuk memproduksi nuklir, ujar seorang petinggi pengembang energi republik Islam ini, seperti ditulis RT Online, Rusia, Kamis (29/11).Pemerintah AS terus berupaya menghadang ekpor minyak Iran dengan memberlakukan sanksi
.
Iran dan Suriah vs Yahudi Israel, Amerika dan Saudi .. Jika kubu Y.A.S menang maka Suriah jadi anjing Amerika-Israel dan Wahabi ! Iran selalu mengambil titik sentral antara Palestina dan Zionis Israel. Artinya siapapun yang mendukung Palestina adalah kawan bagi Iran. Dan siapa saja yang membantu atau bekerjasama dengan Zionis maka mereka adalah musuh Iran. Termasuk klaim hubungan dekat Iran dengan pejuang Hamas. Meski Hamas kelompok Sunni, Iran bisa bekerjasama
.
Arab Saudi beberapa kali dilaporkan telah membekalkan senjata dan kelengkapan ketenteraan kepada kumpulan pemberontak Syria.Menurut laporan media bukan hanya Riyadh sahaja yang menjadi pembekal kepada mereka, bahkan Emirates Arab Bersatu dan Qatar turut dilaporkan menyalurkan senjata kepada kumpulan tersebut.
.
Turut disebut dalam laporan itu, ketiga-tiga negara Arab tersebut menyeludup senjata melalui Turki sehari setelah tentera Syria berjaya menakluki Homs dan Baba Amr dengan menawan ramai militian bersenjata dari berbagai negara.
Negara Syria mula bergolak sejak pertengahan Mac 2011.

Presiden Bashar Al-Assad pada 20 Febuari lalu berkata, terdapat beberapa negara yang menjadi batu api huru-hara di Syria dengan membiayai dan mendukung kumpulan pengganas bersenjata untuk memerangi kerajaannya.
Headline
Kofi Annan : “Iran Dukung Pergantian Rezim Suriah
web – Jumat, 19 Oktober 2012
Mantan Sekjen PBB Kofi Annan menyatakan, pemerintah Iran mau menerima pergantian rezim Suriah asalkan melalui pemilu.
Saat berkunjung ke Washington, Annan merasa banyak dukungan untuk solusi demokratis di Suriah. Hal ini ia peroleh setelah berkunjung ke Ibukota Iran, Teheran, Juli lalu dan bertemu tiga pejabat penting. Termasuk, Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
“Mereka semua memiliki pesan yang sama ketika saya tekan. Bahwa akan menerima turunnya (Presiden Suriah) Bashar Assad asalkan rakyat Suriah memutuskan melalui pemilu, meski digelar oleh PBB,” ujar Annan.

Siapa Sebenarnya Penjahat di Suriah, Pemerintah Assad atau Oposisi?

 

Berbagai laporan mengkonfirmasikan peran luas rezim Zionis Israel dalam instabilitas di Suriah sejak Maret 2011. Dalam hal ini, Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman mengatakan, “Israel siap untuk mengirim bantuan kepada kelompok-kelompok pemberontak di Suriah.”
Juru bicara Menlu Zionis, Tzachi Moshe mengatakan, “Israel dapat menyalurkan bantuan kepada kelompok-kelompok bersenjata di Suriah melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa atau lembaga-lembaga internasional lain.”
Para perusuh dan kelompok teroris bersenjata Suriah beraksi sejak Maret 2011 dengan dukungan sejumlah negara Barat, Arab, dan Israel. Hingga kini ribuan orang tewas termasuk aparat keamanan negara ini.
Kesiapan Israel untuk menyalurkan bantuan lebih banyak kepada kelompok teroris Suriah dikemukakan di saat sebuah kelompok yang menamakan diri (Dewan Transisi Nasional Suriah), telah menyatakan kesiapannya untuk menjalin hubungan persahabatan dengan Israel jika pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad terguling.
Isaac Hertzog, seorang anggota parlemen dari Partai Buruh, juga mendesak Tel Aviv menyalurkan dukungan dan bantuan lebih banyak kepada kelompok-kelompok pemberontak Suriah. Hertzog juga mengungkap hubungan Israel dengan seorang pemimpin oposisi Burhan Ghalyoun dan menegaskan bahwa sejumlah tokoh oposisi Dewan Transisi Nasional Suriah bahkan menyatakan untuk berdamai dengan rezim Zionis. Nama-nama tokoh oposisi yang menginginkan perdamaian dengan Israel itu menurut Hertzog, tidak mungkin dipublikasikan karena alasan keamanan.
Publikasi berita tentang hubungan kelompok oposisi dengan rezim yang bahkan memusuhi dan menjajah sebagian wilayah Suriah itu, semakin mengungkap esensi dan identitas kelompok oposisi Suriah yang menjadi boneka pihak-pihak asing.
Seorang pengamat hubungan strategis Suriah, Salim Harba, juga mengungkap dimensi lain dari makar rezim Zionis Israel dan negara-negara Barat. Ditambahkannya bahwa oknum-oknum teroris dari negara-negara Teluk Persia, Irak, Lebanon, Afghanistan, Turki, dan Perancis, yang dibekuk dalam operasi militer Suriah di wilayah Baba Amr, mereka semua diatur oleh Barat dan Israel.
Harba menegaskan bahwa dibentuk kantor khusus di Qatar yang mengurusi operasi kelompok-kelompok teroris di Suriah yang koordinasinya ditangani langsung para agen-agen Dinas Rahasia Amerika Serikat (CIA) dan Israel (Mossad).
Di sisi lain, Qatar juga menandatangani kontrak pembelian senjata dengan perusahaan-perusahaan senjata Amerika Serikat dan Israel untuk melengkapi senjata para perusuh di Suriah.
Masalah-masalah tersebut mengindikasikan fakta bahwa Suriah saat ini memang menghadapi gelombang makar dari Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel, yang juga dibantu oleh negara-negara Arab.
Upaya Israel mengobarkan instabilitas di Suriah dan bahkan menyulut perang sipil di negeri itu adalah dalam rangka menyimpangkan perhatian rakyat dan pejabat Suriah dari penjajahan rezim Zionis atas wilayah-wilayah Suriah serta untuk mematenkan aksi ilegal mereka itu.
Namun pelaksanaan referendum amandemen konstitusi yang diprakarsai pemerintah Damaskus telah menjadi garis pembeda pihak-pihak yang terlibat dalam instabilitas di Suriah. Jika sebelumnya masyarakat dunia membentur keambiguan dalam menyikapi krisis Suriah. Maka pasca referendum, terungkap jelas identitas para perusuh dan apa tujuan mereka.
Hampir 60 persen dari warga yang berhak memilih ikut ambil bagian dalam referendum Ahad (26/2), dengan 7.490.319 orang (89,4 persen) mendukung dan 753.208 orang (9 persen) menolak.
Referendum tersebut merupakan bukti dukungan rakyat terhadap pemerintah Assad dan tekad mereka untuk menjaga kedaulatan dan persatuan negara. Yang jelas, dua acuan itu bertentangan dengan apa yang dituju oleh kelompok-kelompok perusuh melalui berbagai aksi brutal mereka. Lalu siapa penjahat sebenarnya? Bagaimana menurut Anda?
Sekitar 74 persen populasi Suriah beragama Muslim Ahlussunnah, 13 persen lainnya Alawi dan Syiah Imamiyah atau Ismailiyah. 10 persen warga Suriah beragama Kristen, dan tiga persen sisanya adalah warga etnis Druze.
Anda sudah gila (sableng) jika menganggap Nushairiyyah sebagai syi’ah imamiyah.. Nushairiyah dinisbahkan kepada pendirinya, Muhammad bin Nushair an-Numairi
Firqah syi’ah itu ada macam macam, makanya kalau ngga ngerti yang mana syi’ah imamiyah jangan asbun ngomong asal asalan
Berita yang mengabarkan adanya pembantaian kaum Sunni di Suriah yang telah dibantai oleh kaum Syiah pada bulan Februari yang diberitakan telah menelan korban 8000 orang dibantah organisasi Syiah di Indonesia, Ahlul Bait Indonesia (ABI).
Menurut Hasan Daliel Alaydrus, Ketua DPP ABI , korban dari pembantaian itu ialah orang-orang yang memberontak pada pemerintahan Bashar Al Assad dan telah dipersenjatai Israel dan Amerika Serikat.
“Yang dibantai itu bukan hanya kaum sunni, mereka adalah masyarakat yang emosional dan diprovokasi. Jelas, Yahudi-Israel, Amerika Serikat dan Arab Saudi di belakang semua ini,” kata Hasan



Bashar sendiri menurut Hasan juga bukanlah seorang penganut Syiah. “Dia bukan ahlul bait,” tambahnya singkat.

Salah satu pengajar Islamic Cultural Center (ICC) tersebut juga tidak terima jika ada yang menuduh bahwa yang membunuh orang-orang Sunni di Suriah adalah kaum Syiah. Lebih jauh ia justru menyalahkan pemerintah Arab Saudi bahkan menuduhnya kacung Amerika.
“Mereka dipersenjatai oleh Arab Saudi, sedangkan Arab adalah kacung dari Amerika,” katanya.
Lebih jauh, Hasan mengatakan, berita yang menyebut Syiah terlibat konflik Suriah adalah bentuk adu domba dari Israel yang ingin memecah belah umat Islam.
“Israel amat benci kepada Suriah, karena Suriah salah satu negara yang mendukung Palestina. Ini merupakan siasat Israel dan antek-anteknya untuk menumbangkan kepimpinan Bashar,” tegasnya.
Berita ini menurut Hasan yang mengembar gemborkan adalah media yang mempunyai kepentingan terhadap Yahudi dan Amerika.
“Awal awal yang memberitakan kasus ini adalah media barat, kita tahu media barat yang punya siapa?,”pungkasnya

Nasib Warga Syiah Suriah dalam Krisis Rekayasa Barat


Suriah adalah sebuah negara di selatan Asia barat dan terletak di pesisir timur Mediterania. Negara ini berbatasan dengan Turki di utara, dengan Irak di timur, dengan Lebanon dan laut Mediterania di Barat, dan dengan Yordania dan Palestina pendudukan di selatan. Oleh karena itu, secara geografis Suriah sangat strategis karena menjadi jembatan penghubung antara Asia dan Eropa.
Sekitar 74 persen populasi Suriah beragama Muslim Ahlussunnah, 13 persen lainnya Alawi dan Syiah Imamiyah atau Ismailiyah. 10 persen warga Suriah beragama Kristen, dan tiga persen sisanya adalah warga etnis Druze.
Krisis berdarah di Suriah sejak tujuh bulan lalu dengan campur tangan tidak langsung Amerika Serikat, rezim Zionis Israel, dan Perancis di satu sisi, dan disisi lain diprovokasi oleh sejumlah negara regional termasuk Arab Saudi, Yordania, Turki, dan kelompok-kelompok pro-Barat di Lebanon. Krisis dimulai di sebuah kota di Daraa yang mayoritas Sunni, dan sama seperti fenomena politik-keamanan dan sosial lainnya, krisis itu berubah arah menyusul reaksi dari para pemain di dalam dan luar negeri.
Namun hingga kini, nasib umat Syiah akibat kerusahan itu tidak diperhatikan. Laporan berikut ini akan mengetengahkan informasi mengenai kondisi kaum Syiah di Suriah.

Syiah di Suriah Menyebar
Sebagian besar warga Syiah Suriah tersebar di lima provinsi yaitu, Damaskus, Homs, Halab, Idlib, dan Daraa. Mereka juga tidak terhindar dari eskalasi krisis dan bentrokan di dalam negeri.

Hubungan Warga Syiah di Homs dengan Masyarakat
Populasi Syiah di Provinsi Homs mencapai 150 ribu orang yang merupakan 10 persen dari total populasi di provinsiitu. Selain di Homs, warga Syiah juga tersebar di berbagi wilayah sekitarnya. Hubungan mereka dengan kaum Sunni bersahabat dan tenang. Para pejabat Provinsi Homs menekankan kebijakan pendekatan antarpengikut agama dan mazhab, serta penghindaran friksi. Faktor berikutnya adalah ketegasan pemerintah pusat dalam menindak anasir penyulut friksi dan ketegangan antarmazhab. Bahkan kerusuhan pada bulan Juli lalu telah memperkokoh persatuan dan keharmonisan warga Syiah dan Sunni.

Faktor-Faktor Perusak Keharmonisan
Namun keharmonisan dan persahabatan yang telah terjalin selama bertahun-tahun itu terkoyak secara tragis. Sebabnya, pertama adalah gerakan dan gejolak mazhab yang meluas di seluruh negara-engara Islam dan yang pada puncaknya muncul pada awal-awal pendudukan Amerika Serikat atas Irak.
Di sisi lain, media massa dan propaganda kelompok radikal Salafi, melalui televisi satelit dan situs-situs juga semakin menjamur. Di suriah penyusupan Salafi dapat dirasakan di sejumlah wilayah. Hal itu diperparah dengan penistaan yang dilakukan oleh media dan situs-situs Syiah esktrim terhadap nilai-nilai suci Ahlussunnah.

Sikap Kaum Syiah di Masa-masa Krisis
Sejak dimulainya krisis Suriah, para tokoh dan ulama Syiah negara ini, mengumukan netaralitas mereka dan tidak akan ikut campur. Karena mereka berpendapat bahwa menentukan dalam transformasi tersebut akan merugikan umat Syiah. Warga Syiah Suriah sendiri berpendapat bahwa sebagai kelompok minoritas, mereka akan menjadi sasaran aksi pembalasan. Akan tetapi di satu sisi, warga Syiah senantiasa mendukung pemerintah pusat.
Warga Syiah Suriah, sangat menjaga dan berhati-hati dalam bersikap, karena jika tidak maka akan muncul bentrokan dan krisis sektarian di negara ini.

Dampak Krisis Terhadap Warga Syiah

Banyak pendemo Suriah yang berpendapat bahwa warga Syiah mendukung pemerintahan yang brutal dalam menindak instabilitas. Mereka memberikan berbagai dalih di antaranya:
1-   Dukungan kuat Republik Islam Iran dan Hizbullah Lebanon terhadap pemerintah Suriah.
2-   Menuding warga Syiah Suriah mendukung pemerintah dan para suporternya dalam menumpas demonstrasi dan ini merupakan tuduhan yang sama terhadap kelompok-kelompok minoritas Suriah.
3-   Provokasi secara terang-terangan anti-Syiah di berbagai situs, televisi satelit, dan bahkan oleh mufti-mufti ekstrim.

Pembunuhan Warga Syiah 

Tidak diragukan lagi bahwa hubungan keharmonisan dan kerukunan warga Syiah dan Sunni Suriah, serta berlanjutnya komunikasi antara para ulama dari dua mazhab itu, menjadi penghalang terseretnya instabilitas itu ke arah kerusuhan sektarian dan etnis. Namun hubungan tersebut sudah tidak berguna lagi ketika senjata telah jatuh ke tangan para perusuh.
Setelah itu, dimulailah propaganda anti-Syiah yang dituding terlibat dalam aksi penumpasan warga Syiah. Tidak hanya itu, para ulama ekstrim juga menginstruksikan para pendemo untuk “membersihkan” kota-kota dari keberadaan “kaum Zoroaster” (merujuk pada bahwa pengikut kaum Syiah terbanyak adalah di Iran dan sebelum masuknya Islam, bangsa Iran adalah penganut Zoroaster). Menyusul seruan tersebut, dimulai pula aksi pembunuhan dan penculikan warga Syiah Suriah khususnya para pemuda. Prosesnya cepat dan meluas hingga sejumlah kelompok bersenjata termasuk Brigade Khaled bin Walid, menyatakan bertanggung jawab atas sejumlah operasi anti-warga Syiah.
Akan tetapi ini bukan berarti warga Sunni Suriah setuju atas aksi tersebut, karena banyak kelompok Sunni moderat dan mereka yang menentang segala bentuk kekerasan, menolak aksi brutal itu. Namun suara mereka tenggelam dalam hiruk-pikuk krisis, terlebih lagi mereka dituding munafik dan menjadi antek-antek pemerintah.

Kerugian dan Penderitaan Warga Syiah
Berikut ini sebagian penderitaan dan kerugian yang dialami warga Syiah Suriah dalam lima bulan kerusuhan:
1-   Dibunuh dan diculik.
2-   Mengungsi dari wilayah mayoritas Sunni, karena menerima bahaya dan ancaman.
3-   Perampokan dan penjarahan, serta pembakaran rumah dan tokok-toko, khususnya yang pemiliknya telah mengungsi.
4-   Kesulitan ekonomi yang diakibatkan karena beberapa faktor. Pertama, pemecatan dari tempat kerja mereka di sektor swasta. Kedua, sebagian besar warga Syiah tidak dapat kembali bekerja setelah sejumlah rekan mereka terbunuh. Dan ketiga, lemahnya perekonomian lokal karena kerusuhan dan instabilitas.

 

Kebohongan BBC (Lagi)

.
Media mainstream berkali-kali melakukan kebohongan dalam pemberitaan konflik di beberapa negara, misalnya Irak, Iran, Libya, dan yang terbaru, di Syria. Dulu, di Iran, misalnya, BBC memasang foto tipuan untuk memberitakan banyaknya massa anti-Ahmadinejad. Lengkapnya silahkan baca di sini
.
Kali ini di Syria, BBC tertangkap basah melakukan hal serupa Di situsnya tgl 27 Mei, BBC memuat foto mayat2 dan diklaimnya sebagai korban pembantaian massal di di Houla (dan tentu saja, yang dituduh sebagai pembantai adalah tentara Suriah, padahal, fakta2 lain menunjukkan bhw yang terbantai itu adalah orang-orang pro pemerintah; juga secara logika saja, tidak ada keuntungan yang bisa didapat Assad dengan membantai massal warganya sendiri; sungguh aneh bila Assad yang melakukannya. Keuntungan dari peristiwa ini justru didapat oleh pihak oposan.)
.
Lalu, fotografer asli foto tersebut protes dan memberitahu bahwa itu adalah foto korban pembunuhan massal di Irak tahun 2003. BBC mencabut begitu saja foto itu, tanpa  minta maaf. Sementara foto itu sudah terlanjur disebarluaskan ke seluruh dunia, dan sudah diposting ulang pula oleh banyak orang. Korban fitnah tentu saja tentara Suriah, dan yang diuntungkan adalah kaum oposan yang jelas-jelas dibiayai  oleh AS (silahkan browsing, dari berbagai sumber2 pemberitaan yang valid fakta ini bisa didapatkan)
.
Tujuan utama dari aksi pembantaian massal yang sangat kejam ini adalah agar PBB menyetujui  ‘humanitarian intervention’ yang hakikatnya adalah pengiriman pasukan perang internasional ke Syria untuk menggulingkan Assad, sebagaimana yang sudah terjadi di Libya
.
Untuk melihat lebih jelas foto ini, klik foto-nya.
Saya (blogger) pernah melihat rekaman video kerusuhan Houla, Syria, yang ditayangkan sebuah televisi nasional. Video itu menunjukkan aktivitas sekelompok pemberontak Syria. Seorang di antara pemberontak berdiri dengan tenang, kemudian menembakkan senjata RPG-nya ke sebuah gedung tinggi
.
Ledakan kemudian tampak di bagian atas gedung yang terkena tembakan. Beberapa hari kemudian televisi yang sama kembali menayangkan gambar tersebut, namun bagian pemberontak menembakkan RPG-nya sudah dipotong dan menyisakan gambar ledakan di gedung tinggi. Di bagian bawah gambar tertayang “caption” tentang pemboman yang dilakukan pasukan pemerintah atas Houla
.
Kedua rekaman video tersebut juga beredar di seluruh dunia hingga menimbulkan banyak pertanyaan tentang kebenaran “klaim” media massa tentang kesalahan pemerintah Syria dalam tragedi Houla. Jika pasukan pemerintah memang melakukan bombardir, bukankah semua gedung tinggi di Houla sudah hancur? Video itu juga menunjukkan justru para pemberontak-lah yang melakukan penghancuran atas Houla. Gedung tinggi yang ditembak pemberontak dengan RPG sama sekali bukan sasaran militer. Dan sudah menjadi pemberitaan luas bahwa pemberontak juga memiliki senjata mortar, roket hingga rudal jinjing
.
Sebagian besar korban pembantaian Houla mengalami luka tembakan jarak dekat. Ini mengindikasikan pelaku pembantaian adalah para pemberontak sendiri yang menguasai Houla. Dan jika sebagian korban lainnya meninggal karena pemboman, para pemberontak juga mempunyai kemampuan untuk melakukannya, jauh dari tuduhan bahwa pemboman itu hanya bisa dilakukan pasukan pemerintah
.
Namun meski laporan-laporan saksi mata maupun tim penyidik pemerintah menunjukkan pemberontak sebagai pelaku pembantaian, media massa “mapan”, termasuk di Indonesia terus-menerus menjejali masyarakat dengan informasi palsu tentang kejahatan pemerintah Syria hingga menimbulkan kemuakan bagi orang-orang yang bersikap kritis
.
“Setiap kali terjadi serangan teroris di Syria, media-media massa barat dan pemerintahnya segera menuduh pemerintah Syria sebagai dalang pelakunya, sehingga semakin meyakinkan para teroris dukungan barat dan Saudi untuk terus meningkatkan serangan terorisnya
.
Dengan kata lain, dengan dukungan mereka terhadap para teroris, tangan-tangan pemerintahan barat dan Saudi berlumuran darah para korban serangan teroris yang mereka coba mencucinya dengan cara mengalihkan tuduhan kepada pemerintahan Bashar al Assad,” kata  analis politik Timur Tengah dari Tehran University, Professor Mohammad Marandi Marandi, kepada kantor berita FNA, Selasa (29/5).
.

Kebohongan BBC

Bila saya menulis dengan nada sentimen tentang “media Barat” yang sering berat sebelah dan tendensius dalam memberitakan masalah Iran (dan Timur Tengah pada umumnya), ada saja yang memrotes
.
Kali ini, ada bukti nyata… BBC tertangkap basah berbohong soal pemilu Iran. Mereka menggunakan foto Ahmadinejad yg sedang pidato dgn massa yang sangat banyak:
SMALL_iran_protest_rally_lie1
Foto itu di-zoom, lalu dipotong gambar massa-nya saja, dan diberi caption:massa Mousavi yang sedang protes (atas hasil pemilu). Jadi, kelihatannya, massa Mousavi yg lagi protes itu emang banyaaak..banget.
SMALL_iran_protest_rally_lie2
Gila ya?! Seorang blogger mengetahui hal ini, lalu posting di sini
.
Foto asli dalam ukuran besar bisa dilihat di sini dan foto rekayasa dalam ukuran besar bisa dilihat di situ
.
Tentu saja, tak lama setelah ’tertangkap basah’, BBC menukar caption itu. Bisa lihat di sini
.
Cara serupa dulu juga dipakai BBC (dan media mainstream lainnya) saat menayangkan gambar “lautan massa yang sedang menjatuhkan patung Saddam di Fardus Square”. Ternyata sesungguhnya, cuma ada segelintir orang di sekitar patung itu, itupun kebanyakan tentara AS dan jurnalis. Berita ttg ini bisa lihat disini (klik picture 1, 2,3,4, lalu bandingkan keempat foto itu, bahkan di foto terakhir terlihat yang naik ke bagian kepala patung Saddam adalah tentara AS)
.
Apapun pendapat Anda soal Ahmadinejad dan Iran, yang jelas, fakta bahwa media Barat sangat berlebihan (dan bahkan berani berbohong) mengeksploitasi masalah pemilu dan memprovokasi rakyat Iran, perlu dipertanyakan
.
Bahkan Kementrian Dalam Negeri AS yg biasanya menyebut internet sebagai alat yg dipakai para ekstrimis dan teroris, kini, demi untuk mengacau situasi di Iran, meminta Twitter.com agar menunda rencana maintenance-nya, supaya para perusuh di Iran bisa terus menggunakan Twitter untuk memposting foto2 demonstrasi.
.

Presiden Assad: Suriah Menjadi Target Konspirasi Asing

Senin, 2012 Juni 04 00:46
.
Presiden Suriah Bashar al-Assad memperingatkan bahwa Suriah telah menjadi target dari konspirasi asing
.
Saat berpidato di parlemen baru di Damaskus pada Ahad (3/6), Presiden Assad mengatakan, Suriah menghadapi perang nyata dari luar
.
“Kami tidak menghadapi masalah politik, tetapi sebuah proyek untuk menghancurkan negara ini,” tegasnya
.
Lebih lanjut Presiden Suriah menambahkan bahwa pemerintah telah melakukan segala upaya untuk mengakhiri kerusuhan selama berbulan-bulan dan mengimplementasikan reformasi yang dijanjikan
.
Presiden Assad menegaskan bahwa reformasi telah berhasil menangkis bagian dari serangan regional dan internasional terhadap negara ini
.
Di bagian lain pidatonya, Assad mengkritik partai-partai oposisi yang memboikot pemilihan parlemen pada 7 Mei lalu dan mengatakan bahwa sebenarnya mereka memboikot masyarakat, bukan pemerintah
.
Presiden Suriah juga menyerukan dialog nasional untuk mengakhiri kekerasan dan mengundang semua pihak guna mengesampingkan perbedaan mereka demi kepentingan negara
.
Inilah Pengakuan Saksi Mata Pembantaian di Al-Houla
 ”Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa seorang saksi dalam pembantaian 25 Mei di kota al-Houla, Suriah, mengatakan bahwa kelompok bersenjata memperkosa para wanita sebelum membunuh mereka.”
Inilah Pengakuan Saksi Mata Pembantaian di Al-Houla.
pengakuan saksi mata pembantaian di al Houla Suriah. IRIB menulis, “Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa seorang saksi dalam pembantaian 25 Mei di kota al-Houla, Suriah, mengatakan bahwa kelompok bersenjata memperkosa para wanita sebelum membunuh mereka.”
.
“Kelompok bersenjata membakar rumah dan membunuh anggota keluarga karena mereka setia kepada pemerintah Suriah. Mereka juga memperkosa perempuan dan membunuh anak-anak, ” kata saksi, yang dimuat di Global Research (1/6).Menurut laporan tersebut, saksi itu diidentifikasi sebagai al-Khosam, seorang petugas keamanan Suriah yang ditempatkan di al-Houla
.
Pada tanggal 25 Mei, bentrokan pecah antara pasukan Suriah dan kelompok bersenjata di kota al-Houla, terletak sekitar 32 kilometer barat laut ibukota Provinsi Homs
.
Kepala misi pemantau PBB di Suriah, Mayor Jenderal Robert Mood dalam sebuah jumpa pers melalui konferensi video dari Damaskus ke pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada 27 Mei, mengatakan, pemantau PBB di al-Houla melaporkan bahwa 108 orang tewas, termasuk 49 anak-anak dan 34 wanita
.
Sementara itu, saksi lain mengatakan bahwa kelompok bersenjata menggunakan para wanita dan anak-anak sebagai perisai untuk terus menembaki pasukan Suriah
.
“Sejumlah perempuan tersebut ditembak di kepala,” kata seorang tentara Suriah yang terluka dalam bentrokan
.
Pada tanggal 31 Mei, Brigadir Jenderal Qassim Jamal Suleiman, kepala komite investigasi yang dibentuk oleh pemerintah Suriah, mengatakan, hasil penyelidikan atas pembantaian al-Houla menunjukkan bahwa kelompok bersenjata anti-pemerintah Damaskus melakukan pembunuhan supaya memberikan ruang kepada pihak asing untuk mengintervensi Suriah
.
Lebih lanjut, Suleiman mengatakan, para korban adalah keluarga yang menolak untuk menentang pemerintah Suriah dan hal itu bertentangan dengan kelompok bersenjata
.
Di pihak lain, Rupert Colville, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 29 Mei, mengatakan bahwa mayoritas dari pembunuhan di al-Houla adalah eksekusi warga sipil, perempuan dan anak-anak
.
Dalam Semalam Mereka Memenggal Kepala 50 Warga Syiah
.
“Dunia tidak bisa menutup mata atas tragedi yang terjadi di pemukiman Syiah ‘Al Fau’ah’ yang dalam semalam kelompok teroris memenggal 50 kepala warga sipil Syiah. Di Suriah bukan hanya warga Sunni yang mereka jadikan target pembunuhan untuk menimbulkan fitnah sektarian, juga warga Syiah. Ini menunjukkan tujuan mereka murni buat menimbulkan makar.”
Dalam Semalam Mereka Memenggal Kepala 50 Warga Syiah.
Muhammad Sadiq al Husain, seorang pengamat politik Timur Tengah menilai kedatangan Kofi Anan sebagai perwakilan PBB untuk meninjau langsung keadaan Suriah pasca terjadinya pembantaian massal penduduk sipil di Haulah sebagai sebuah bentuk lain untuk menekan pemerintahan Basar Ashad.Ia menyatakan adanya peran negara-negara Arab untuk mengajak dunia internasional terlibat dalam urusan dalam negeri Suriah
,
“Perang sesungguhnya yang terjadi di Damsyik adalah perang Suriah melawan dunia, yang dengan pertolongan Allah SWT kebenaranlah yang akan menang. Semoga rakyat Suriah bisa bersabar dan tegar menghadapi permainan politik tingkat tinggi ini.”
.
Al Husaini menyebutkan tujuan asli dari turut campurnya negara-negara Arab dan Barat dalam masalah Suriah adalah menggulingkan pemerintahan Bashar Asad sekaligus memutus hubungan Suriah dengan Iran dan Lebanon yang selama ini dikenal ketiga negara tersebut sebagai negara anti Israel dan menjadi batu sandungan bagi Israel dan Barat untuk menguasai sepenuhnya Palestina
.
“Kalau memang benar bahwa rezim Bashar Asad yang melakukan pembantaian atas rakyatnya sendiri, tentu sudah lama rakyat Suriah akan bangkit melawan melalui aksi-aksi demonstarsi dan unjuk rasa menuntut Asad turun. Namun fakta yang terlihat adalah aksi dukungan rakyat Suriah atas kepemimpinan Bashar Asad bahkan dalam referendum Bashar Asad tetap mendapat dukungan rakyatnya. Karenanya hanya satu kemungkinan, pelaku pembantaian adalah pihak oposisi yang mendapat sokongan dari Barat dan Arab yang menginginkan dunia menuntut Asad untuk turun dari jabatannya.” Tegasnya
.
Dia pun menyebutkan bahwa perjalanan Kofi Anan ke Suriah dan melakukan pertemuan dengan Presiden Suria Bashar Asad akan membuat pihak musuh semakin pesimis sebab delegasi PBB tersebut tidak menemukan bukti rezim Bashar Asad bersalah dalam hal tersebut. Dia menyebutkan ketidakamanan dan konflik di Suriah merupakan hasil dari konspirasi sebagian negara-negara Arab dan Barat. “Dengan adanya dukungan rakyat Suriah atas Bashar Asad menunjukkan usaha negara-negara Arab, Emirat, Qatar, Saudi dan negara-negara Barat tidak akan menemukan hasilnya.”
.
“Dunia tidak bisa menutup mata atas tragedi yang terjadi di pemukiman Syiah ‘Al Fau’ah’ yang dalam semalam kelompok teroris memenggal 50 kepala warga sipil Syiah. Di Suriah bukan hanya warga Sunni yang mereka jadikan target pembunuhan untuk menimbulkan fitnah sektarian, juga warga Syiah. Ini menunjukkan tujuan mereka murni buat menimbulkan makar.” Tutupnya.
.

Figaro: Saudi-CIA Suplai Senjata kepada Teroris di Suriah

Sabtu, 2012 Juni 30 04:57
 
Sebuah koran Perancis menyebutkan bahwa sejumlah negara Arab di pesisir Teluk Persia bekerjasama dengan Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) menyuplai senjata kepada kelompok teroris di Suriah guna menggulingkan pemerintah Damaskus.
.
Fars News Jumat (29/6) melaporkan, koran Figaro yang memuat catatan Georges Malbrunot dalam edisinya Kamis menulis, kelompok teroris bersenjata di Suriah memiliki berbagai senjata canggih. Arab Saudi dan sejumlah negara Arab pesisir Teluk Persia menyuplai dana kepada mereka, dan  semua langkah itu di bawah pengawasan CIA.
.
Dalam catatan tersebut disebutkan pula bahwa sekitar 40 anasir kelompok bersenjata tersebut secara diam-diam pergi ke Turki untuk mengambil berbagai senjata canggih seperti anti-tank.
.
Disebutkan pula bahwa kelompok bersenjata telah memiliki banyak mortir seperti RPG 9 dari gudang senjata Saudi yang dibawa dengan pesawat dan mendarat di bandara Adhanah, Turki.

1 komentar:

  1. Ada api ten tu ada asab, ada dosa dalam islam tentu ada kutukan bagi islam dari Allah. Kematian terhadap keturun an Ismail islam sebagai suatu kutukan bagi islam saat ini.

    BalasHapus