"Amerika Seharusnya Akui Kemenangan Palestina" Mengapa pemerintahan Barack Obama enggan mengakui Palestina
Palestina akhirnya diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai suatu
negara. Tapi sejumlah negara tidak setuju dan ada juga yang abstain.
Salah satu negara yang tidak setuju adalah Amerika Serikat, negeri yang
dikenal sebagai sekutu, sekaligus pelindung negeri Israel.
"Kalau Amerika Serikat menjunjung tinggi demokrasi, seharusnya mereka
mengakui keberadaan negara Palestina itu," kata Hidayat Nur wahid kepadaVIVAnews.
Sebagaimana diketahui bahwa sebanyak 138 negara anggota PBB mendukung kemenangan Palestina dalam sidang majelis umum 29 November lalu. Hanya 9 negara yang menolak termasuk Amerika dan 41 negara abstain.
Banyaknya negara yang mendukung keberadaan Palestina itu, kata Hidayat, adalah hasil nyata dari perjuangan warga Palestina selama bertahun-tahun. Kini negeri yang selalu ditekan Israel itu menjadi negara pemantau non-anggota PBB. Ini berarti Palestina telah diakui menjadi sebuah negara.
"Kita akan lihat apa yang terjadi di masa yang akan datang. Mudah-mudahan Palestina menjadi bangsa yang barsatu dan berdaulat," kata Hidayat.
Amerika Bilang Pergantian Nama Palestina Ide Buruk
Selasa, 08 Januari 2013
http://hidayatullah.com/read/26693/08/01/2013/amerika-bilang-pergantian-nama-palestina-ide-buruk.html
Hidayatullah.com—Amerika Serikat, yang tidak mau memberikan pengakuan kepada Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun kemarin, hari Senin (7/1/2013) mengatakan pergantian nama 'Otoritas Nasional Palestina' menjadi 'Negara Palestina' adalah sebuah gagasan buruk dan bersisikukuh bahwa status negara Palestina hanya bisa dicapai lewat negosiasi dengan Israel.
“Kebijakan kami terus menyebutnya sebagai Otoritas Palestina, sampai ada kesepakatan perundingan mengenai batas-batas negaranya, hal itu tidak akan berubah,” kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland kepada para wartawan dalam konferensi pers rutin, lapor Xinhua.
“Well, anda tidak bisa mendirikan sebuah negara lewat retorika dan dengan mengubah label dan nama,” ujarnya. “Anda hanya bisa mendirikan sebuah negara, dalam hal ini, melalui perundingan bilateral.”
Hari Ahad (6/1/2013) Presiden palestina Mahmud Abbas mengeluarkan dekrit berisi perintah penggunaan nama 'Negara Palestina' di semua stempel resmi, termasuk kartu identitas, surat izin mengemudi, dokumen-dokumen resmi, paspor dan kop surat resmi.
Keputusan itu merupakan langkah pertama yang diambil pemerintah Palestina dalam menindaklanjuti keputusan Sidang Umum PBB, yang memberikan status negara pengamat non-anggota bulan Nopember kemarin.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hari Ahad yang sama langsung menyampaikan keberatannya, dengan mengatakan bahwa negara Palestina hanya bisa diwujudkan melalui perjanjian damai dengan Israel.
Nuland mengatakan, utusan khusus Amerika Serikat David Hale akan sudah sampai di Yerusalem (al-Quds) pada hari Senin malam dan akan bertemu dengan Abbas keesokan harinya.
“Kami sudah pasti akan mengatakan kepada mereka [Palestina] bahwa hal itu merupakan ide buruk dan tidak akan memberikan perubahan apapun bagi rakyat Palestina,” kata Nuland. “Dan jika mereka benar-benar ingin memberikan perubahan bagi rakyat Palestina, maka mereka harus kembali ke meja perundingan.”
Israel telah mengumumkan perluasan pemukiman yahudi di wilayah Palestina yang didudukinya, sejak Palestina mendapatkan status negara pengamat di PBB, sebuah perubahan status yang dikecam keras oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa.*
Rep: Ama Farah
Red: Dija
Sebagaimana diketahui bahwa sebanyak 138 negara anggota PBB mendukung kemenangan Palestina dalam sidang majelis umum 29 November lalu. Hanya 9 negara yang menolak termasuk Amerika dan 41 negara abstain.
Banyaknya negara yang mendukung keberadaan Palestina itu, kata Hidayat, adalah hasil nyata dari perjuangan warga Palestina selama bertahun-tahun. Kini negeri yang selalu ditekan Israel itu menjadi negara pemantau non-anggota PBB. Ini berarti Palestina telah diakui menjadi sebuah negara.
"Kita akan lihat apa yang terjadi di masa yang akan datang. Mudah-mudahan Palestina menjadi bangsa yang barsatu dan berdaulat," kata Hidayat.
Amerika Bilang Pergantian Nama Palestina Ide Buruk
Selasa, 08 Januari 2013
http://hidayatullah.com/read/26693/08/01/2013/amerika-bilang-pergantian-nama-palestina-ide-buruk.html
Hidayatullah.com—Amerika Serikat, yang tidak mau memberikan pengakuan kepada Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun kemarin, hari Senin (7/1/2013) mengatakan pergantian nama 'Otoritas Nasional Palestina' menjadi 'Negara Palestina' adalah sebuah gagasan buruk dan bersisikukuh bahwa status negara Palestina hanya bisa dicapai lewat negosiasi dengan Israel.
“Kebijakan kami terus menyebutnya sebagai Otoritas Palestina, sampai ada kesepakatan perundingan mengenai batas-batas negaranya, hal itu tidak akan berubah,” kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland kepada para wartawan dalam konferensi pers rutin, lapor Xinhua.
“Well, anda tidak bisa mendirikan sebuah negara lewat retorika dan dengan mengubah label dan nama,” ujarnya. “Anda hanya bisa mendirikan sebuah negara, dalam hal ini, melalui perundingan bilateral.”
Hari Ahad (6/1/2013) Presiden palestina Mahmud Abbas mengeluarkan dekrit berisi perintah penggunaan nama 'Negara Palestina' di semua stempel resmi, termasuk kartu identitas, surat izin mengemudi, dokumen-dokumen resmi, paspor dan kop surat resmi.
Keputusan itu merupakan langkah pertama yang diambil pemerintah Palestina dalam menindaklanjuti keputusan Sidang Umum PBB, yang memberikan status negara pengamat non-anggota bulan Nopember kemarin.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hari Ahad yang sama langsung menyampaikan keberatannya, dengan mengatakan bahwa negara Palestina hanya bisa diwujudkan melalui perjanjian damai dengan Israel.
Nuland mengatakan, utusan khusus Amerika Serikat David Hale akan sudah sampai di Yerusalem (al-Quds) pada hari Senin malam dan akan bertemu dengan Abbas keesokan harinya.
“Kami sudah pasti akan mengatakan kepada mereka [Palestina] bahwa hal itu merupakan ide buruk dan tidak akan memberikan perubahan apapun bagi rakyat Palestina,” kata Nuland. “Dan jika mereka benar-benar ingin memberikan perubahan bagi rakyat Palestina, maka mereka harus kembali ke meja perundingan.”
Israel telah mengumumkan perluasan pemukiman yahudi di wilayah Palestina yang didudukinya, sejak Palestina mendapatkan status negara pengamat di PBB, sebuah perubahan status yang dikecam keras oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa.*
Rep: Ama Farah
Red: Dija
Zionisme Amerika: Problem Sesungguhnya[1]
Posted on February 29, 2008 by husainku
http://husainku.wordpress.com/2008/02/29/zionisme-amerika-problem-sesungguhnya1-2/
Artikel
ini berbicara mengenai peran Zionisme Amerika yang dalam persoalan
Palestina kerap salah dipahami dan dinilai. Dalam pandangan saya, peran
kelompok-kelompok dan aktivitas-aktivitas Zionis yang terorganisasi di
Amerika Serikat kurang mendapatkan sorotan yang semestinya selama
berlangsungnya apa yang disebut “proses perdamaian”. Ini adalah
pengabaian yang menurut saya luar biasa, mengingat kebijakan Palestina
secara esensial bergantung kepada orang-orang di panggung Amerika
Serikat (AS) yang minus kesadaran strategis tentang betapa kebijakan AS,
sebagai akibatnya, didominasi—jika tidak dikontrol secara
keseluruhan—oleh sebuah minoritas kecil dari orang-orang yang
pandangannya mengenai perdamaian di Timur Tengah, dalam sebagian cara,
jauh lebih ekstrim bahkan daripada orang-orang Israel di Partai Likud.
Izinkan saya memberi sebuah contoh kecil. Harian Israel Haaretz
pernah mengirimkan seorang kolomnis ternama mereka, Ari Shavit, untuk
berbicara dengan saya selama beberapa hari; ringkasan dari wawancara
yang panjang ini hadir dalam bentuk tanya-jawab pada edisi 18 Agustus
2000 dari suplemen harian itu dengan tanpa dipotong dan disensor secara
fundamental. Saya menyuarakan pandangan saya dengan sangat jelas, dengan
penekanan utama kepada “hak pulang” bangsa Palestina,
peristiwa-peristiwa pada 1948, dan tanggung jawab Israel atas semua itu.
Saya terkejut bahwa pandangan-pandangan saya ditampilkan seperti apa
yang saya sampaikan, tanpa sedikit pun penyuntingan dari Shavit, yang
pertanyaan-pertanyaannya selalu sopan dan tidak konfrontatif.
Satu
minggu setelah wawancara itu, muncul respon dari Meron Benvenisti,
mantan wakil walikota Yerusalem di bawah Teddy Kollek. Respon itu begitu
mengerikan secara personal: penuh dengan cacian dan serangan terhadap
pribadi dan keluarga saya. Namun, Benvenisti tidak pernah mengingkari
eksistensi bangsa Palestina, atau bahwa kami diusir dari tanah air kami
pada 1948. Faktanya, dia mengatakan, “Kami menundukkan kalian, lantas
mengapa kami harus merasa bersalah?” Saya menanggapi Benvenisti satu
minggu kemudian di Haaretz. Apa yang saya tulis juga diterbitkan
tanpa dipangkas. Saya mengingatkan para pemimpin Israel bahwa Benvenisti
bertanggung jawab atas pembumihangusan (dan mungkin mengetahui
pembunuhan sejumlah orang Palestina) Haret al-Magharibah pada 1967, yang
di dalamnya ratusan orang Palestina kehilangan rumah-rumah mereka
karena dihancurkan buldozer-buldozer Israel. Namun, saya tidak harus
mengingatkan Benvenisti atau para pembaca Haaretz bahwa sebagai sebuah bangsa, kami (bangsa Palestina—penerj.) eksis dan setidaknya bisa mempertanyakan hak pulang kami (right of return). Hal itu sudah menjadi kebenaran yang diterima begitu saja (taken for granted).
Ada
dua hal di sini. Pertama, keseluruhan wawancara tersebut tidak akan
bisa tampil di suratkabar Amerika mana pun, dan pastinya tidak di jurnal
Yahudi-Amerika mana pun. Dan kalaupun ada wawancara, maka pertanyaan
untuk saya akan menjadi konfrontatif, intimidatif, penuh hinaan,
seperti, mengapa anda terlibat dalam terorisme, mengapa anda tidak
mengakui Israel, kenapa Haji Amin seorang Nazi, dan lain sebagainya.
Kedua, orang Israel sayap kanan, seperti Benvenisti, tak peduli seberapa
besar ia membenci saya dan pandangan saya, tidak akan mengingkari
eksistensi bangsa Palestina yang dipaksa pergi pada 1948. Seorang Zionis
Amerika sejak awal akan mengatakan bahwa tidak ada pendudukan yang
terjadi atau, seperti yang diklaim Joan Peters dalam bukut terbitan 1984
yang kini menghilang dan dilupakan, From Time Immemorial (yang
memenangi hampir semua penghargaan Yahudi ketika terbit di sini), bahwa
tidak ada bangsa Palestina yang hidup di Palestina sebelum 1948.
Setiap
orang Israel akan siap mengakui dan tahu secara persis bahwa seluruh
Israel sekarang ini dulunya adalah Palestina, bahwa (sebagaimana yang
juga diakui Moshe Dayan[3]
secara terbuka pada 1976) setiap kota atau desa Israel dulunya memiliki
nama-nama Arab. Dan Benvenisti pun mengatakan secara terbuka, “Kami
menjajah, lantas apa?” “Mengapa kami harus merasa bersalah karena
kemenangan kami?” Diskursus Zionis Amerika tidaklah pernah sejujur itu.
Ia selalu saja berputar dan berbicara mengenai penciptaan padang pasir
menjadi subur atau demokrasi Israel, dan lain-lain, sehingga benar-benar
menghindari fakta-fakta esensial mengenai 1948, dimana setiap orang
Israel secara aktual menyadarinya. Bagi Zionis Amerika, semua itu adalah
fantasi, atau mitos, bukan realitas. Begitu tercerabut dari aktualitas
dan begitu terperangkap ke dalam superioritas sebagai minoritas yang
paling sukses dan digdaya di Amerika Serikat itulah Zionis Amerika,
sehingga apa yang muncul seringkali adalah kecemasan yang bercampur
dengan kekerasan eksplisit terhadap Arab dan ketakutan yang mendalam
serta kebencian kepada mereka. Ini adalah hasil dari, tidak seperti
Yahudi Israel, ketiadaan hubungan langsung yang berkelanjutan antara
Zionis Amerika dengan Arab.
Dengan
demikian, bagi Zionis Amerika, Arab bukanlah sesuatu yang nyata, tetapi
fantasi dari segala sesuatu yang selalu bisa dijelek-jelekkan dan
dibenci; terorisme dan anti-Semitisme lebih khususnya. Saya pernah
menerima surat dari seorang bekas mahasiswa saya, yang memperoleh
keuntungan karena mendapatkan suatu pendidikan terbaik di AS: dia masih
mampu menampikan dirinya untuk bertanya kepada saya secara jujur dan
sopan, mengenai mengapa, sebagai seorang Palestina, saya membiarkan
seorang Nazi seperti Haji Amin bisa membentuk agenda politik saya,
“Sebelum Haji Amin,” dia berkomentar, “Yerusalem tidak penting bagi
Arab. Karena begitu jahat, ia membuat Yerusalem menjadi isu penting bagi
Arab dengan tujuan hanya untuk menggagalkan keinginan Zionis yang
selalu memandang Yerusalem penting bagi mereka.” Jelas ini bukanlah
logika bagi seseorang yang pernah hidup bersama Arab dan mengetahui
sesuatu yang konkret mengenai Arab. Ini adalah tentang seseorang yang
membicarakan sebuah diskursus yang terorganisasi dan diarahkan oleh
sebuah ideologi yang hanya memandang Arab sebagai sebuah fungsi negatif,
sebagai manifestasi dari hasrat-hasrat jahat anti-Semit. Dengan
sendirinya, maka Arab adalah untuk diperangi dan, jika mungkin, dibuang
jauh-jauh. Tak terkecuali Dr. Baruch Goldstein, pembunuh berdarah dingin
atas 29 orang Palestina yang tengah mendirikan salat dengan tenang di
mesjid Hebron, adalah seorang Amerika, dan juga Rabbi Meir Kahane[4].
Alih-alih dipandang sebagai penyimpangan yang memalukan bagi para
pengikut mereka, baik Kahane maupun Goldstein kini malah dihormati oleh
orang-orang lain yang serupa dengan keduanya. Sebagian besar imigran
(Yahudi) radikal kanan paling fanatik yang kini menduduki tanah
Palestina tanpa kenal lelah berbicara tentang “tanah Israel” seolah-olah
tanah itu milik mereka dan membenci serta mengabaikan para pemilik
tanah dan pemukim Palestina di sekitar mereka. Dan mereka ternyata juga
kelahiran Amerika. Melihat mereka melangkah di jalan-jalan Hebron,
seolah-olah kota Arab itu seluruhnya kepunyaan mereka, adalah sebuah
pemandangan yang menakutkan. Ini dipicu oleh sikap kasar dan penghinaan
yang mereka tampilkan secara terang-terangan terhadap mayoritas Arab.
Saya
mengungkapkan semua itu di sini adalah untuk menyampaikan satu hal
esensial. Setelah Perang Teluk, ketika PLO mengambil keputusan
strategis—yang telah ditempuh sebelumnya oleh dua negara utama
Arab—untuk bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat dan jika
mungkin dengan lobi kuat yang menguasai perdebatan soal kebijakan Timur
Tengah, mereka telah membuat keputusan tersebut berdasarkan atas
kepandiran yang besar dan asumsi-asumsi yang luar biasa salah. Gagasan
itu, sebagaimana diungkapkan kepada saya setelah 1967 oleh seorang
diplomat Arab, adalah untuk benar-benar menyerah, atau katakan saja,
kami tidak ingin lagi berjuang. Kini kami bersedia menerima Israel dan
juga menerima peran menentukan AS terhadap masa depan kami. Pada saat
itu, dan juga kini, terdapat alasan-alasan objektif bagi pandangan
semacam itu, yakni untuk apa lagi berjuang jika semua itu hanya
menghasilkan kekalahan yang lebih jauh dan bahkan bencana. Namun, saya
sepenuhnya percaya bahwa adalah sebuah kebijakan yang salah untuk
menyerahkan kepentingan Arab di pangkuan AS, karena
organisasi-organisasi utama Zionis begitu berpengaruh di mana pun di
negara itu, seraya mengatakan, kami tidak akan berjuang lagi, izinkan
kami bergabung dengan kalian tetapi perlakukan kami dengan baik.
Harapannya adalah bahwa jika kami menerima dan mengatakan, kami tidak
lagi menjadi musuh kalian, maka sebagai Arab kami akan menjadi teman
kalian.
Persoalannya
adalah kesenjangan kekuatan yang ada. Bagi yang kuat, perbedaan apakah
yang bisa diharapkan dari strategi mereka jika musuh mereka yang lemah
menyerah dan mengatakan, kami tidak akan berjuang lagi, ajaklah kami,
kami ingin menjadi sekutu kalian, hanya tolong pahami kami sedikit lebih
baik dan kemudian kalian akan menjadi lebih adil?
Cara terbaik untuk menjawab pertanyaan ini
dalam terminologi yang praktis dan konkret adalah dengan memerhatikan
proses pemilihan senator di New York, ketika Hillary Clinton bersaing
dengan calon Republik Ric Lazio untuk memperebutkan kursi yang
ditinggalkan Daniel Patrick Moynihan (D). Akhir tahun lalu, Hillary
mengatakan bahwa dia mendukung berdirinya sebuah negara Palestina dan,
dalam kunjungan resmi ke Gaza bersama suaminya, memeluk Suha Arafat.
Namun, sejak memasuki persaingan kursi senat di New York, dia malah
telah mengalahkan Zionis sayap kanan yang paling radikal sekalipun dalam
fanatisme kepada Israel dan penentangan kepada Palestina. Lebih jauh,
dia bahkan mendorong pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke
Yerusalem dan (jauh lebih ekstrem) mengkampanyekan keringanan hukuman
bagi Jonathan Pollard, analis intelijen Angkatan Laut AS yang divonis
sebagai mata-mata Israel karena telah mengungkapkan sejumlah data
intelijen kepada Israel, dan kini menjalani hukuman seumur hidup.
Para
pesaing Hillary dari Partai Republik berupaya mempermalukannya dengan
menyebutnya sebagai “pecinta Arab” dengan merilis sebuah foro dimana ia
memeluk Suha. Karena New York adalah pusat kekuasaan Zionis, maka
menyerang seseorang dengan label semacam itu, “pecinta Arab” dan
“sahabat Suha Arafat”, sama artinya dengan sebuah penghinaan terburuk
yang paling mungkin dilakukan. Semua ini tentu saja terlepas dari
kenyataan bahwa Arafat dan PLO justru telah menyatakan diri mereka
sebagai sekutu Amerika, penerima bantuan militer dan keuangan AS, dan
penikmat dukungan keamanan Dinas Intelijen Pusat CIA.
Dalam
kesempatan yang berbeda, Gedung Putih pun kemudian merilis sebuah foto
yang menampilkan Lazio sedang berjabat tangan dengan Arafat dua tahun
yang lalu. Satu serangan tampaknya layak mendapatkan balasannya.
Fakta
sebenarnya adalah bahwa diskursus Zionis merupakan diskursus kekuatan,
dan Arab dalam diskursus itu adalah objek dari kekuatan—objek yang tidak
termaafkan. Dengan menyerahkan posisi tawar Palestina kepada kekuatan
ini sebagai bekas musuh yang menyerah, maka Palestina tidak akan pernah
dipandang dalam terminologi yang setara dengan kekuatan tersebut.
Karenanya, pertunjukkan yang merendahkan dan menghinakan Arafat (selalu
dan selamanya dipandang sebagai simbol kebencian kepada pemikiran
Zionis) telah dan terus akan digunakan dalam keseluruhan persaingan
lokal di Amerika antara dua kompetitor yang mencoba membuktikan siapa di
antara mereka yang lebih pro-Israel. Dan bahkan keduanya, baik Hillary
Clinton maupun Ric Lazio, bukanlah Yahudi.
Apa
yang hendak saya diskusikan dalam bagian selanjutnya adalah bagaimana
satu-satunya strategi politik yang mungkin bagi AS sejauh terkait
kebijakan mengenai Arab dan Palestina bukanlah sebuah kesepakatan dengan
Zionis maupun dengan kebijakan AS. Namun, strategi itu adalah sebuah
mobilisasi kampanye publik yang diarahkan kepada rakyat AS demi
kepentingan hak-hak kemanusiaan, sipil, dan politik bangsa Palestina.
Semua kesepakatan, apakah itu Oslo atau Camp David, akan gagal karena,
sederhananya, diskursus resmi mengenai Palestina secara total didominasi
oleh Zionisme dan, dengan beberapa pengecualian, tidak ada alternatif
lain yang mungkin. Dengan demikian, semua kesepakatan damai yang diambil
atas dasar sebuah persekutuan dengan AS adalah kesepakatan yang justru
lebih menjustifikasi kekuatan Zionisme ketimbang melawannya. Untuk
menyerah begitu saja kepada kebijakan Timur Tengah yang didominasi
Zionis, sebagaimana yang Arab telah lakukan selama lebih daripada satu
generasi, tidak akan menghasilkan stabilitas di Palestina dan juga
kesetaraan dan keadilan di AS.
Ironinya
adalah bahwa masih ada sejumlah besar opini yang siap beroposisi, baik
kepada Israel maupun kebijakan luar negeri AS. Tragedinya adalah Arab
terlalu lemah, terlalu bercerai-berai, sangat tidak terorganisasi, dan
tidak peduli untuk mengambil keuntungan dari kesempatan tersebut. Saya
juga akan membahas faktor-faktor penyebabnya pada bagian selanjutnya
karena harapan saya tertuju kepada generasi baru yang mungkin
terkacaukan dan terlemahkan oleh tempat yang memilukan, dimana
kebudayaan dan masyarakat kami kini berada, dan oleh kemarahan yang
konstan serta kehinaan yang kami semua alami sebagai akibatnya.
Sebuah
episode kecil tapi mungkin memalukan terjadi sejak saya menulis bagian
terakhir dari artikel ini dua minggu lalu. Martin Indyk, duta besar AS
kepada Israel (untuk periode kedua selama masa pemerintahan Clinton),
tiba-tiba dicabut jaminan keamanan diplomatiknya oleh Departemen Luar
Negeri. Ceritanya karena ia menggunakan komputer jinjingnya tanpa
melalui prosedur keamanan yang semestinya, dan karenanya mungkin telah
merilis informasi kepada orang-orang yang tidak berwenang. Akibatnya, ia
kini tidak bisa memasuki atau meninggalkan Departemen Luar Negeri tanpa
pengawasan, tidak bisa tetap berada di Israel, dan seharusnya menjalani
sebuah investigasi menyeluruh.
Kita
mungkin tidak bisa menemukan apa yang sebenarnya terjadi. Namun, apa
yang menjadi rahasia publik dan sayangnya tidak dibahas oleh media
adalah skandal penunjukkan Indyk pada kali pertamanya. Menjelang
pelantikan Clinton pada Januari 1993, diumumkan bahwa Martin Indyk, yang
lahir di London dan menjadi warganegara Australia, telah disumpah
menjadi warganegara AS berdasarkan atas kehendak langsung presiden
terpilih. Prosedur-prosedur yang semestinya tidak dilalui. Ini adalah
sebuah tindakan dari hak prerogatif eksekutif, sehingga, setelah
memperoleh kewarganegaraan AS, Indyk dapat segera menjadi seorang
anggota Dewan Keamanan Nasional AS yang bertanggung jawab dalam
kebijakan Timur Tengah. Semua ini, saya percaya, merupakan skandal yang
sebenarnya, bukan kecerobohan Indyk setelahnya atau atau
ketidakhati-hatiannya, atau bahkan keterlibatannya dalan mengabaikan
kode-kode etik yang resmi. Karena sebelum ia datang ke jantung
pemerintahan AS pada puncak dan posisi yang seringkali dijalankan secara
rahasia, Indyk adalah kepala Washington Institute for Near East Policy,
semacam think thank yang terlibat dalam mendukung secara aktif
kepentingan Israel, dan yang mengordinasikan aktivitasnya dengan AIPAC
(American Israel Public Affairs Committee), lobi paling berpengaruh dan
ditakuti di Washington. Patut diperhatikan bahwa sebelum datang ke
pemerintahan Bush, Dennis Ross, penasehat Departemen Luar Negeri AS yang
memimpin proses perdamaian Amerika, adalah juga kepala Washington
Institute. Jadi, lalu-lintas antara lobi Israel dan kebijakan Timur
Tengah AS sangatlah reguler, dan memang diregulasikan.
AIPAC
selama bertahun-tahun menjadi begitu berpengaruh bukan hanya karena
didukung oleh populasi Yahudi yang terorganisasi, terhubungkan dengan
baik, sangat menonjol, sukses, dan kaya tetapi sebagian besarnya karena
sedikit sekali resistensi terhadapnya. Terdapat ketakutan dan rasa
hormat yang kuat bagi AIPAC di seluruh Amerika, dan khususnya di
Washington, dimana dalam beberapa jam saja nyaris seluruh anggota Senat
dapat digiring untuk menandatangani sebuah surat kepada presiden demi
kepentingan Israel. Siapa yang mau menentang AIPAC dan melanjutkan
karirnya di Kongres, atau berhadapan dengannya demi kepentingan, katakan
saja, bangsa Palestina ketika tidak ada hal konkret yang dapat
ditawarkan dibandingkan dengan apa yang ditawarkan kepada siapa pun yang
mendukung AIPAC? Di masa lalu, satu atau dua anggota
Kongres memang melakukan resistensi terhadap AIPAC secara terbuka tetapi
segera setelahnya pemilihan ulang mereka diblok oleh banyak komite aksi
politik yang dikendalikan AIPAC. Satu-satunya senator yang terlihat
memiliki pandangan oposisi terhadap AIPAC adalah James AbuRezk, tetapi
dia menolak untuk dipilih kembali dan, karena alasannya sendiri,
mengundurkan diri setelah periode enam tahunnya berakhir.
Tidak
ada pengamat politik yang secara jelas dan terbuka menentang Israel di
AS. Seorang kolumnis liberal, seperti Anthony Lewis dari New York Times,
kadang-kadang menulis kritik terhadap praktik pendudukan Israel, tetapi
tidak ada yang dikatakannya mengenai 1948 dan seluruh isu tentang
pengusiran Palestina yang orisinal, yang menjadi akar dari keberadaan
Israel dan perilaku-perilaku setelahnya. Dalam sebuah artikel, baru-baru
ini mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, Henry Pracht,
mengungkapkan adanya keselarasan opini yang luar biasa di semua sektor
media Amerika, dari film, televisi, radio, suratkabar, hingga
terbitan-terbitan mingguan, bulanan, kwartalan, dan harian: semuanya,
lebih atau kurangnya, bersentuhan dengan garis kepentingan Israel, yang
juga menjadi garis kebijakan resmi Amerika. Inilah keselarasan yang
Zionisme Amerika capai sejak 1967, dan yang dieksploitasi dalam sebagian
besar wacana publik mengenai Timur Tengah. Dengan begitu, kebijakan AS
setara dengan kebijakan Israel, terkecuali dalam beberapa kesempatan
yang teramat jarang (misalnya dalam kasus Pollard), dimana Israel
melangkahi batas dan berasumsi bahwa ia mempunyai hak untuk menolong
dirinya sendiri sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Kritik
terhadap praktik-praktik Israel, karenanya, sangat terbatas pada
manuver-manuver yang sporadik, yang sangat jarang hingga nyaris tidak
terlihat. Konsensus utamanya benar-benar tak tersentuh kritik dan begitu
kuat hingga dapat dipaksakan di mana-mana sebagai arus utama yang
diterima. Konsensus ini terdiri dari ‘kebenaran’ yang anti-kritik
mengenai status Israel sebagai negara demokrasi, kualitas dasarnya,
hingga modernitas dan rasionalitas rakyat serta keputusannya. Rabbi
Arthur Hertzberg, seorang agamawan liberal Amerika, suatu kali pernah
mengatakan bahwa Zionisme adalah agama sekuler komunitas Yahudi Amerika.
Ini didukung secara jelas oleh beragam organisasi Amerika yang perannya
adalah untuk mengawasi kehidupan publik dari perbedaan, bahkan ketika
banyak organisasi Yahudi lainnya menjalankan rumah sakit, musium, dan
lembaga-lembaga riset demi kebaikan negara ini. Dualitas ini tampaknya
adalah sebuah paradoks yang tak tertuntaskan dimana lembaga-lembaga
publik yang mulia eksis bersama dengan lembaga-lembaga yang tak berhati
nurani dan nyaris tidak manusiawi. Karenanya, sebagai contoh, Zionist
Organization of America (ZOA), sebuah kelompok fanatik kecil tapi vokal,
memasang sebuah iklan di New York Times pada 10 September 2000.
Iklan ini ditujukan kepada Ehud Barak seolah-olah ia adalah pegawai yang
digaji Yahudi Amerika. Iklan ini mengingatkan Barak bahwa enam juta
Yahudi Amerika adalah lebih banyak daripada lima juta orang Israel yang
telah memutuskan untuk menegosiasikan Yerusalem. Bahasa di dalam iklan
itu bukan hanya bernada peringatan tetapi juga mengancam dengan
mengatakan bahwa perdana menteri Israel secara tidak demokratis telah
memutuskan apa yang ditentang oleh Yahudi Amerika, yang tidak rela
dengan sikapnya. Tidaklah jelas siapa yang memberi kelompok fanatik
kecil nan agresif ini sebuah mandat untuk menceramahi perdana menteri
Israel dalam nada seperti itu. Namun, ZOA merasa mempunyai hak untuk
mengintervensi urusan siapa pun. Mereka secara rutin menghubungi dan
menulis surat kepada rektor universitas saya agar ia mengeluarkan atau
mencekal saya karena sesuatu yang telah saya katakan, seolah-olah
universitas sama dengan taman kanak-kanak dan para profesornya dapat
diperlakukan layaknya para penjahat di bawah umur. Tahun lalu, mereka
menggalakkan sebuah kampanye untuk menjatuhkan saya dari posisi sebagai
presiden Modern Language Association, dimana 30 ribu anggotanya mereka
ceramahi seolah-olah kumpulan orang bodoh. Ini adalah jenis intimidasi
gaya Stalin yang paling buruk tetapi telah menjadi ciri khas Zionisme
Amerika dalam kondisinya yang paling fanatik.
Demikian
juga, selama beberapa bulan terakhir, para penulis dan editor Yahudi
sayap kanan (seperti Norman Podhoretz, Charles Krauthammer, dan William
Kristol—untuk menyebut beberapa nama propagandis yang paling kasar)
melancarkan kritik terhadap Israel karena telah membuat mereka tidak
rela, seolah-olah mereka lebih berhak memiliki label “Israel” ketimbang
siapa pun. Nada bahasa mereka dalam artikel-artikel tersebut, dan
artikel-artikel lainnya, benar-benar mengerikan: sebuah kombinasi dari
selera rendah, kebodohan yang eksplisit, khotbah soal moral, dan bentuk
kemunafikan paling buruk. Semua itu mereka sampaikan dalam suasana
kepercayaan diri yang sempurna. Mereka berasumsi bahwa dengan adanya
kekuatan organisasi-organisasi Zionis yang mendukung dan melindungi
keliaran mereka, maka mereka bisa bebas begitu saja menampilkan
verbalisme yang melewati batas. Namun, hal ini lebih banyak disebabkan
oleh mayoritas orang Amerika yang tidak peduli kepada apa yang mereka
katakan atau diintimidasi untuk bungkam sehingga membuat mereka terus
melenggang dengan semua omong kosong tersebut. Hanya sedikit orang
Amerika yang bersentuhan dengan aktualitas-aktualitas politik Timur
Tengah yang sebenarnya. Bahkan, orang-orang Israel yang lebih sensitif
kerap memandang jijik orang-orang seperti itu.
Zionisme
Amerika kini telah mencapai level dari sesuatu yang nyaris murni
fantasi, yakni bahwa apa yang baik bagi Zionis Amerika, dalam hegemoni
mereka dan wacana fiksi mereka, adalah baik bagi Amerika dan Israel, dan
tentunya bagi Arab, Muslim, dan Palestina, yang dipandang tak lebih
daripada sekedar rasa gatal yang bisa diabaikan. Siapa pun yang
menentang dan berani menantang mereka (khususnya ketika dia seorang Arab
atau Yahudi yang mengkritik Zionisme) akan menjadi korban dari
pembunuhan karakter dan kekerasan yang paling buruk, dimana semuanya
bersifat personal, rasis, dan ideologis. Mereka tak pernah mengenal
lelah dan benar-benar tanpa rasa kasih sayang atau kemanusiaan yang
tulus. Mengatakan bahwa serangan dan analisis mereka seperti Perjanjian
Lama dalam praktiknya adalah sama dengan menghina Perjanjian Lama itu
sendiri.
Dengan
kata lain, menjalin persekutuan dengan mereka, seperti yang coba
dijustifikasi oleh negara-negara Arab dan PLO sejak Perang Teluk, adalah
sebuah ketidakpedulian yang paling bodoh. Zionis Amerika secara
dogmatis menentang segala hal yang Arab, Muslim, dan khususnya bangsa
Palestina perjuangkan serta dengan segera akan menghancurkan segala
sesuatunya alih-alih membuat kesepakatan damai dengan kita. Adalah juga
benar adanya bahwa sebagian besar orang awam dikacaukan oleh antusiasme
dalam nada bahasa mereka seraya tidak menyadari apa yang sebenarnya
berada di balik itu. Kapan pun anda berbicara tentang Palestina dengan
orang-orang Amerika yang bukan Yahudi atau Arab, dan tidak akrab dengan
persoalan Timur Tengah, seringkali terdapat kemarahan yang ditunjukkan
lewat sikap intimidatif, seolah-olah seluruh Timur Tengah adalah milik
mereka untuk mereka ambil. Zionisme di Amerika, saya simpulkan, hanyalah
sebuah fantasi yang dibangun di atas fondasi yang lemah. Tidaklah
mungkin menjalin persekutuan atau melakukan pertukaran rasional
dengannya. Namun, ia juga dapat dibongkar dan dikalahkan.
Berkali-kali
sejak pertengahan 1980-an, saya menyatakan kepada para pemimpin PLO dan
setiap orang Palestina serta Arab yang saya temui bahwa upaya PLO untuk
menarik perhatian presiden AS sepenuhnya merupakan sebuah ilusi karena
semua presiden AS kontemporer telah mendedikasikan dirinya kepada
Zionisme. Saya mengusulkan bahwa satu-satunya jalan untuk mengubah
kebijakan AS dan memperoleh hak menentukan nasib sendiri adalah dengan
melalui sebuah kampanye publik yang langsung kepada rakyat Amerika
tentang hak-hak asasi bangsa Palestina, yang berefek pada terbongkarnya
Zionisme. Sebagai populasi yang tidak tercerahkan oleh informasi dan
masih terbuka kepada rasa keadilan, orang-orang Amerika akan bereaksi
seperti yang mereka lakukan terhadap rezim apartheid ANC, yang pada
akhirnya mengubah keseimbangan di dalam Afrika Selatan. Secara berimbang
di sini, saya harus menyebutkan bahwa James Zogby, sebelumnya adalah
seorang aktivis hak asasi manusia yang energik (sebelum dia menjalin
hubungan dengan Arafat, pemerintah AS, dan Partai Demokrat), dulu
merupakan seorang pelopor ide tersebut. Bahwa dia mengabaikannya
sekarang hanyalah tanda bahwa dia telah berubah, dan bukan tanda
invaliditas ide itu sendiri.
Namun,
juga menjadi jelas bagi saya bahwa PLO tidak akan pernah melakukan ide
itu karena beberapa alasan. Pertama, ide itu membutuhkan kerja keras dan
dedikasi. Kedua, ia berarti mencakup sebuah pandangan filosofis yang
benar-benar berbasiskan pada organisasi akar-rumput yang demokratis.
Ketiga, ia harus menjadi sebuah pergerakan daripada sekedar sebuah
inisiatif pribadi dalam kaitan dengan pemimpin-pemimpin yang ada
sekarang. Dan terakhir, ia meniscayakan sebuah pengetahuan riil, dan
bukan superfisial, tentang masyarakat AS. Di samping itu, saya merasa
bahwa pemikiran konvensional yang selama ini mengunci kita dalam satu
posisi yang buruk adalah sesuatu yang sulit diubah, dan waktu ternyata
membuktikan hal itu benar. Kesepakatan Oslo adalah sebuah penerimaan
yang tak terbayangkan oleh Palestina bagi supremasi Israel-AS, alih-alih
sebuah upaya untuk mengubahnya.
Bagaimanapun,
setiap aliansi atau kompromi dengan Israel dalam situasi dan kondisi
sekarang, ketika kebijakan AS benar-benar didominasi Zionisme Amerika,
dapat dipastikan hanya memunculkan hasil yang sama bagi Arab secara umum
dan bangsa Palestina pada khususnya. Israel harus dominan, kepentingan
Israel lebih utama, dan ketidakadilan sistemik Israel dapat terus
berlangsung. Terkecuali Zionisme Amerika diatasi dan dilucuti—sebuah
tugas yang sejatinya tidak sulit, seperti yang akan saya tunjukkan pada
bagian selanjutnya—maka hasilnya akan sama: kepedihan dan kehinaan bagi
kami sebagai Arab.
Peristiwa-peristiwa
selama empat minggu terakhir di Palestina benar-benar menjadi
kemenangan bagi Zionisme Amerika Serikat untuk pertama kalinya sejak
kemunculan kembali pergerakan nasional Palestina modern pada akhir
1960-an. Wacana politik dan publik dengan sangat definitif
mentransformasi Israel menjadi ‘korban’ dalam beberapa konflik terakhir.
Bahkan meskipun dilaporkan 140 orang Palestina meninggal dan hampir
5000 lainnya terluka, tetap saja dikatakan bahwa “kekerasan orang
Palestina” adalah faktor yang menghalangi kelancaran “proses
perdamaian”.
Kini
ada sebuah ritual kecil dari ungkapan-ungkapan yang setiap pengamat
akan mengulanginya kata demi kata atau bergantung kepadanya sebagai
sebuah asumsi yang tak terkatakan; semua itu telah terukir di dalam
telinga, pikiran, dan ingatan sebagai pembimbing bagi orang yang
bingung; sebuah manual atau mesin untuk menghasilkan ungkapan-ungkapan
yang telah menghentikan udara selama, paling tidak, satu bulan. Saya
dapat membacakan kembali sebagian besar dari ungkapan itu, bahwa: Barak
menawarkan konsensi yang lebih banyak di Camp David daripada perdana
menteri Israel sebelumnya (90 persen wilayah dan kedaulatan terbatas
atas Yerusalem); Arafat penakut dan tidak memiliki keberanian untuk
menerima tawaran Israel demi mengakhiri konflik; kekerasan orang
Palestina, yang diarahkan oleh Arafat, telah mengancam Israel (semua
jenis variasi mengenai ini, termasuk keinginan untuk mengeliminasi
Israel, anti-Semitisme, bom bunuh diri untuk tampil di televisi, dan
menempatkan anak-anak di garis depan hingga mereka menjadi martir) dan
membuktikan bahwa “kebencian” klasik kepada Yahudi memotivasi
orang-orang Palestina; Arafat adalah seorang pemimpin lemah yang
mengizinkan dan memprovokasi rakyatnya untuk menyerang Yahudi dengan
merilis para teroris dan memproduksi buku-buku sekolah yang mengingkari
eksistensi Israel.
Mungkin
terdapat satu atau dua formula lainnya yang tidak saya kutipkan, tetapi
gambaran umumnya adalah bahwa Israel dikelilingi oleh para barbarian
yang melempari batu sehingga bahkan rudal-rudal, tank-tank, dan
helikopter-helikopter pemburu yang digunakan untuk “membela” Israel dari
kekerasan hanyalah sebuah upaya untuk mencegah kekuatan yang mengerikan
itu. Perintah Bill Clinton (dengan penuh kesetiaan ditirukan menteri
luar negerinya) kepada Palestina untuk “mundur” berhasil mengesankan
bahwa orang-orang Palestina menginfiltrasi wilayah Israel, dan bukan
sebaliknya.
Juga
penting untuk disebutkan bahwa begitu berhasilnya upaya Zionisasi media
ini sehingga tidak pernah ada sebuah peta pun yang diterbitkan atau
ditunjukkan di televisi untuk mengingatkan para pembaca dan pemirsa
Amerika—yang sangat tidak peduli dengan geografi dan sejarah—bahwa
kamp-kamp, pemukiman-pemukiman, jalan-jalan, dan barikade-barikade
Israel-lah yang mencacah tanah orang Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Lebih jauh, seperti di Beirut pada 1982, terjadi sebuah pengepungan riil
Israel terhadap orang Palestina, termasuk terhadap Arafat dan
orang-orangnya. Yang benar-benar telah dilupakan—jika ini memang
benar-benar dipahami—adalah sistem wilayah A, B, dan C yang dengannya
pendudukan militer Israel terhadap 40 persen Gaza dan 60 persen Tepi
Barat terus berlangsung, dan yang proses perdamaian Oslo tidak pernah
benar-benar dirancang untuk mengakhirinya, atau bahkan tidak
memodifikasinya sama sekali.
Sebagaimana
yang ditunjukkan oleh tidak adanya geografi dalam konflik yang sebagian
besarnya bersifat geografis ini, maka kelemahan yang dihasilkan adalah
hal yang sangat penting karena gambar-gambar ditampilkan atau dijelaskan
tanpa konteks sama sekali. Menurut saya, penghapusan oleh media yang
terzionisasi ini adalah tindakan yang disengaja pada awalnya dan kini
lambat-laun menjadi hal biasa. Media yang terzionisasi memberikan tempat
kepada para komentator palsu, seperti Thomas Friedman, untuk menjajakan
komoditasnya tanpa perasaan malu sedikit pun, menyuarakan
ketidakberpihakan Amerika, fleksibilitas dan kedermawanan Israel, dan
pragmatismenya yang bijaksana, yang dengannya dia mengecam para pemimpin
Arab dan mengejutkan para pembacanya yang membosankan. Ia tidak hanya
membiarkan anggapan yang luar biasa absurd tentang Palestina yang
menyerang Israel untuk tampil ke permukaan tetapi lebih jauh
mendehumanisasi Palestina sebagai binatang-binatang buas yang memangsa
tanpa kesadaran dan motif. Ada sedikit pertanyaan mengapa ketika catatan
mengenai siapa yang tewas dan terluka disebutkan, tidak ada informasi
mengenai kebangsaan mereka? Hal ini jelas untuk membiarkan orang-orang
Amerika berasumsi bahwa penderitaan terbagi secara seimbang di antara
“kelompok-kelompok yang bertikai”, dan pada kenyataannya menonjolkan
penderitaan Yahudi dan mereduksi atau menghilangkan sama sekali perasaan
orang-orang Arab, terkecuali tentu saja bagi kemarahan mereka.
Kemarahan dan faktor-faktor penyebabnya tinggal menjadi satu-satunya
cara mendefinisikan emosi orang-orang Palestina. Hal itu menjelaskan
kekerasan, dan memang, memperlakukannya sedemikian rupa sehingga Israel
harus tampil sebagai representasi dari keluhuran moral dan demokrasi
yang selamanya dikelilingi oleh kemarahan dan kekerasan. Tidak ada
proses lain yang secara logis bisa menjelaskan para pelempar batu itu
dan keperkasaan “pertahanan” Israel.
Tidak
ada yang dikatakan mengenai penghancuran rumah, perampasan lahan,
penahanan ilegal, penyiksaan, dan yang sejenisnya. Tidak ada yang
dikutip mengenai apa yang disebut (kecuali bagi pendudukan Jepang atas
Korea) pendudukan militer terlama dalam sejarah modern; tidak ada
mengenai resolusi-resolusi PBB; tidak ada tentang pelanggaran Israel
terhadap seluruh Konvensi Jenewa; tidak ada yang dikatakan mengenai
penderitaan sebuah bangsa dan kekeraskepalaan bangsa lainnya. Lupakan
tentang bencana (Nakba) pada 1948, pembersihan dan pembantaian etnis,
penghancuran Qibya, Kafr Qassem, Shabra serta Shatila, dan periode
panjang pemerintahan militer bagi warga Israel non-Yahudi tidak
mengatakan apa pun tentang penindasan yang terus berlangsung terhadap
mereka sebagai 20 persen minoritas yang dikorbankan di dalam negara
Yahudi. Ariel Sharon, dikatakan, sebagai provokator terbaik, dan bukan
seorang penjahat perang sementara Ehud Barak adalah negarawan, dan bukan
penjagal Beirut. Terorisme selalu menjadi catatan di pihak Palestina
sementara “membela diri” adalah milik Israel.
Apa
yang abai disebut Friedman dan “para pecinta perdamaian” pro-Israel
ketika mereka memuji kedermawanan Barak yang tak terbayangkan sebelumnya
adalah substansi sebenarnya dari hal itu. Kita tidak diingatkan bahwa
komitmen Barak untuk melakukan penarikan mundur yang ketiga (dari
sekitar 12 persen wilayah pendudukan) yang dibuat di Wye 18 bulan yang
lalu tidak pernah terjadi. Maka, nilai apakah yang lebih daripada
“konsesi” seperti itu? Kita diberi tahu bahwa Barak akan mengembalikan
90 persen wilayah. Apa yang diabaikan adalah bahwa 90 persen merupakan
nilai yang Israel tidak pernah akan kembalikan. Yerusalem Raya pastinya
adalah 30 persen Tepi Barat; pemukiman besar yang harus dianeksasi
adalah 15 persen lagi; jalan-jalan militer di wilayah-wilayah itu belum
diputuskan. Jadi setelah semua ini dideduksikan, 90 persen sama sekali
bukan jumlah yang banyak.
Mengenai
Yerusalem, konsesi Israel pada prinsipnya adalah mereka konon
berkeinginan untuk membahasnya dan mungkin, cuma mungkin, menawarkan
pembagian otoritas yang sama atas Haram asy-Syarif. Kemunafikan yang
mengejutkan dari persoalan ini adalah bahwa seluruh Yerusalem Barat
(mayoritasnya Arab pada 1948) telah disepakati oleh Arafat, plus
sebagian besar Yerusalem Timur yang diperluas. Sebuah rincian yang lebih
jauh: orang-orang Palestina yang menembakkan senjata-senjata kecil
mereka ke Gilo secara rutin dibuat seakan-akan seperti kekerasan yang
tak ada pemicunya, sementara tak ada seorang pun yang menyebutkan bahwa
Gilo itu sendiri berdiri di atas tanah yang dirampas dari Beit Jala,
tempat dimana tembakan itu berasal. Di samping itu, Beit Jala secara
membabi-buta terus dihujani rudal oleh helikopter Israel untuk
menghancurkan rumah-rumah penduduk sipil.
Saya
melakukan sebuah survei terhadap suratkabar-suratkabar utama. Beberapa
kali sejak 28 September, terdapat setidaknya antara satu hingga tiga
artikel rata-rata setiap harinya di New York Times, Washington Post, Wall Street Journal, Los Angeles Times, dan Boston Globe. Dengan pengecualian, mungkin, sekitar tiga artikel yang ditulis dari sudut pandang pro-Palestina di Los Angeles Times,
dan dua lainnya (satu ditulis oleh seorang pengacara Israel, Alegra
Pacheco, dan yang lainnya oleh jurnalis liberal pro-Oslo asal Yordania,
Rami Khoury) di New York Times, seluruh artikel yang
diterbitkan—termasuk yang ditulis para kolumnis reguler seperti
Friedman, William Safire, Charles Krauthammer, dan yang serupa dengan
mereka—berposisi mendukung Israel, proses perdamaian yang disponsori AS,
dan ide bahwa kekerasan Palestina, kurangnya kerja sama Arafat, dan
fundamentalisme Islam adalah yang patut dipersalahkan. Para penulis yang
dimaksud, semuanya, merupakan mantan pejabat militer dan sipil AS,
pejabat dan apologis Israel, para spesialis dan ahli, serta
pejabat-pejabat lobi dan organisasi pro-Israel. Dengan kata lain,
peliputan media arus utama telah benar-benar berasumsi bahwa pandangan
Palestina atau Arab atau Muslim mengenai persoalan-persoalan seperti
taktik teror Israel terhadap penduduk sipil, kolonialisme pemukiman, dan
pendudukan militer sama sekali tidak ada, atau tidak berharga untuk
didengar. Hal ini terjadi bukan tanpa preseden dalam catatan jurnalisme
AS, dan merupakan sebuah refleksi langsung dari pola pikir Zionis yang
menjadikan Israel sebagai norma dalam perilaku manusia, yang dengan
begitu mengenyampingkan pertimbangan yang setara dari eksistensi 300
juta Arab dan 1,2 milyar Muslim.
Pola pikir yang sudah saya gambarkan sungguh mengerikan dalam
kesembronoannya dan, jika hal itu bukan sebuah distorsi realitas secara
praktis dan juga aktual, orang bisa dengan sangat mudah berbicara
tentang sebuah bentuk gangguan kejiwaan. Dan ia sangat bersesuaian
dengan kebijakan resmi Israel dalam berhadapan dengan Palestina, bukan
sebagai bangsa dengan sejarah tentang perampasan hak milik dimana dalam
sebagian besar kasus Israel bertanggung secara langsung, tetapi sebagai
suatu gangguan periodik bagi mereka yang memandang kekuatan, dan bukan
pemahaman serta akomodasi penuh, sebagai satu-satunya respon yang
mungkin. Segala sesuatu selain itu jelas tidak pernah terlintas dalam
pikiran. Ketidakpedulian yang luar biasa ini diperparah di Amerika
Serikat karena Arab dan Muslim jarang dipedulikan kecuali sebatas
(seperti yang sudah saya tulis sebelumnya) menjadi objek setiap
politikus yang berambisi tinggi. Beberapa hari yang lalu, Hillary
Clinton mengumumkan, dengan sebuah isyarat kemunafikan yang sangat
menjijikkan, bahwa dia telah mengembalikan donasi sebesar $50,000 dari
sebuah kelompok Muslim-Amerika karena, Hillary berkata, mereka mendukung
terorisme; hal ini sesungguhnya adalah sebuah dusta yang luar biasa,
karena kelompok yang dipersoalkan hanya mengatakan bahwa mereka
mendukung resistensi bangsa Palestina terhadap Israel selama
periode-periode krisis, dan dengan sendirinya bukanlah posisi yang
problematik tetapi tetap dipandang kriminal di dalam sistem Amerika
hanya karena Zionisme yang totaliter menuntut semua—dan lebih jelasnya
saya bermaksud “setiap”—kritik terhadap apa yang Israel lakukan tidak
dapat ditoleransi dan termasuk ke dalam kategori anti-Semitisme. Dan hal
ini terjadi meski faktanya (kembali dalam maknanya yang paling jelas)
seluruh dunia mengecam kebijakan-kebijakan pendudukan militer Israel,
kekejaman yang tak sebanding, dan pengepungan bangsa Palestina. Di
Amerika, anda harus menahan diri untuk tidak melancarkan kritik apa pun
terhadap Israel jika anda tidak ingin didakwa sebagai seorang anti-Semit
yang meniscayakan penghinaan yang brutal.
Keanehan
lebih lanjut dari Zionisme Amerika, yang merupakan sebuah sistem
pemikiran antitesis dan distorsi gaya Orwellian, adalah bahwa tidak
diizinkan untuk berbicara tentang kekejaman Yahudi, atau
tindakan-tindakan Yahudi yang berkaitan dengan Israel, meskipun segala
yang dilakukan Israel dilakukan atas nama Yahudi, untuk, dan oleh negara
Yahudi. Fakta bahwa negara seperti itu (Israel) secara istilah tidaklah
cocok, karena hampir 20 persen populasinya bukanlah Yahudi, tidak
pernah disampaikan kepada publik dan hal ini juga bertanggung jawab
terhadap kesenjangan yang luar biasa, dan memang disengaja, antara apa
yang media sebut sebagai “Arab Israel” dengan “Palestina”: mungkin tak
seorang pembaca atau pemirsa pun tahu bahwa mereka adalah orang-orang
yang sama, yang dalam kenyataannya dipisahkan oleh kebijakan Zionis,
atau bahwa kedua komunitas itu merepresentasikan akibat dari kebijakan
Israel—kasus apartheid di satu sisi, dan pendudukan militer serta
pembersihan etnis di sisi lain.
Ringkasnya,
Zionisme Amerika telah menciptakan setiap diskusi publik yang serius
mengenai Israel, penerima bantuan asing AS terbesar yang pernah ada,
baik masa lalunya maupun masa depannya, sebuah tabu yang tidak boleh
dilanggar dalam situasi apa pun. Untuk menyatakan hal ini secara jelas
sebagai tabu terakhir di dalam diskursus Amerika akan dipandang sebagai
suatu pernyataan yang dibesar-besarkan. Aborsi, homoseksualitas, hukuman
mati, bahkan anggaran militer yang suci itu telah dibicarakan dengan
bebas (meski selalu harus berada di dalam batas). Bendera Amerika bisa
saja dibakar di muka umum, sementara kesinambungan sistematis perlakuan
Israel selama 52 tahun terhadap Palestina hampir tak terbayangkan,
sebuah kisah yang tidak boleh muncul ke hadapan publik.
Konsensus
ini hingga batas-batas tertentu mungkin dapat ditoleransi selama tidak
menjadikan dehumanisasi yang terus berlangsung terhadap orang-orang
Palestina itu sebagai sesuatu yang bermoral. Tidak pernah ada bangsa di
dunia pada hari ini yang pembunuhan terhadap mereka di layar-layar
televisi dipandang oleh mayoritas pemirsa Amerika untuk diterima sebagai
sebuah hukuman yang wajar. Inilah yang menimpa Palestina yang kematian
warganya sehari-harinya dipersepsikan di bawah judul “kekerasan dua
pihak”, seolah-olah batu dan katapel anak-anak muda itu, yang lelah
dengan ketidakadilan dan penindasan, merupakan kekerasan yang lebih
utama alih-alih resistensi mereka yang berani terhadap perendahan nasib
yang ditakar kepada mereka, bukan hanya oleh para prajurit Israeli
dengan senjata buatan Amerika tetapi juga oleh sebuah “proses damai”
yang dirancang untuk memenjarakan mereka di dalam Bantustan[5] dan tempat-tempat penampungan yang hanya cocok untuk binatang.
Bahwa
para pendukung Israel di Amerika selama tujuh tahun merencanakan demi
menghasilkan suatu dokumen yang utamanya didesain untuk memenjarakan
banyak orang layaknya para pesakitan dalam sebuah tempat rehabilitasi
atau penjara, adalah sebuah kejahatan yang nyata. Dan bahwa ini bisa
disamarkan sebagai perdamaian alih-alih sebagai kebinasaan yang memang
terjadi selama ini telah melampaui kemampuan saya untuk memahami atau
cukup menggambarkannya sebagai sesuatu yang tidak lain daripada
kebejatan yang tanpa batas. Hal terburuk dari semua ini adalah begitu
tebalnya dinding yang membatasi wacana tentang Israel di Amerika, bahwa
tidak ada pertanyaan yang dapat diajukan kepada pikiran mereka yang
menghasilkan Oslo dan bahwa selama tujuh tahun rencana mereka disamarkan
kepada dunia sebagai “perdamaian”. Nyaris tidak ada orang
yang mengetahui manakah yang lebih jahat: mentalitas yang berpikir
bahwa Palestina bukan entitas yang berhak untuk mengekspresikan perasaan
ketidakadilan mereka (mereka terlalu rendah bagi hal itu) ataukah
mentalitas yang terus merencanakan perbudakan atas mereka?
Apakah
seluruh hal tersebut sudah cukup buruk? Namun, status kita yang
menyedihkan terkait Zionisme Amerika semakin diperparah oleh tidak
adanya institusi di sini atau di dunia Arab yang siap dan mampu
menghasilkan sebuah alternatif. Saya cemas bahwa peliputan seputar batu
yang dilemparkan para pengunjuk rasa di Bethlehem, Gaza, Ramallah,
Nablus, dan Hebron tidak cukup terefleksikan di dalam kepemimpinan
Palestina yang serba ragu, tidak mampu untuk mundur ataupun bergerak
maju. Dan ini adalah kemalangan yang terakhir.[]
[1] Dimuat sebagai artikel berseri di Al-Ahram Weekly, 21-27 September, 2-8 November, Edisi No. 500-506.
[2]
Edward Said (1935-2003) adalah teoritikus sastra Amerika-Palestina. Ia
lahir dari keluarga Palestina Protestan. Posisi terakhirnya adalah
Gurubesar Kesusastraan Inggris dan Komparatif pada Universitas Colombia,
dan dipandang sebagai salah satu figur pelopor dalam teori
posmodernisme. Dalam dunia Islam dan Ketimuran, Said dikenal sebagai
salah seorang yang pertama menjelaskan dan mengkritik “Orientalisme”.
Selain itu, ia juga populer sebagai aktivis pembela hak-hak bangsa
Palestina. Awalnya, Said mendukung “solusi dua negara” dan masuk ke
dalam Palestinian National Council (PNC) sebagai salah seorang
anggotanya. Menjelang penandatanganan Kesepakatan Oslo 1993, Said
mengundurkan diri dari PNC karena merasa Oslo sebagai pengkhianatan atas
bangsa Palestina dan tidak akan pernah menghasilkan berdirinya negara
Palestina yang berdaulat. Secara khusus, ia menyebut Yasser Arafat telah
menjual “hak pulang” bangsa Palestina ke tanah air mereka. Akhirnya, ia
mendukung “solusi satu negara” di tanah historis Palestina, dimana
warganya, baik Yahudi, Arab, maupun lainnya, bisa hidup damai dan
menikmati kesetaraan hak. Karena Leukemia kronis, Edward Said wafat pada
25 September 2003 di New York City pada usia 67 tahun. Pada 2006,
seorang antropologis, David Price, berhasil membongkar kumpulan dokumen
Biro Penyelidik Federal FBI, yang 147 halaman di antaranya berkaitan
dengan Said. Sejak 1971, Said ternyata diawasi dan dimata-matai FBI
dengan kode “IS Middle East” (IS= Israel).
[3] Moshe Dayan (1915-1981) adalah panglima militer tersukses dalam sejarah negara Israel. Ia menjadi simbol peperangan Israel.
[4]
Meir David Kahane (1932-1990) adalah Rabbi Amerika-Israel yang
berpandangan rasialis. Ia menyerukan berdirinya negara teokratik Israel
Raya karena memandang bahwa bangsa Palestina tidak pernah eksis dalam
sejarah.
[5]
Bantustan adalah istilah yang merujuk kepada wilayah-wilayah yang
ditetapkan bagi penduduk kulit hitam di Afrika Selatan sebagai bagian
dari kebijakan apartheid rezim ANC.
Powered by Qumana
Benarkah Palestina Tanah Yang Dijanjikan Tuhan untuk Bangsa Yahudi?
Posted on April 22, 2009 by husainku
http://husainku.wordpress.com/2009/04/22/benarkah-palestina-tanah-yang-dijanjikan-tuhan-untuk-bangsa-yahudi/
Q: Di dalam Bibel, Tuhan telah menjanjikan
tanah Palestina (Tanah yang Dijanjikan) kepada keturunan Ibrahim as dari
Ishaq as (bangsa Yahudi), maka mengapa bangsa Palestina mengingkari
janji Yang Mahakuasa?A: Argumen seperti ini sarat dengan kelemahan. Mungkin akan lebih efektif untuk menjawab pertanyaan di atas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
• Siapakah bangsa Yahudi itu? Apakah bangsa Yahudi berhubungan dengan ras atau agama Judaisme? Inilah pertanyaan yang paling sulit dijawab komunitas Yahudi di seluruh dunia.
• Tahukah anda, bahwa hukum di Israel memberikan status kewarganegaraan secara otomatis kepada banyak orang dari berbagai belahan dunia yang masuk agama Judaisme, sementara suku-suku Yahudi di Yaman, Palestina, dan Iraq yang telah memeluk Islam dan Kristen tidak diperbolehkan menjadi warga negara Israel? Padahal, bukankah mereka juga keturunan Ibrahim as dari Ishaq as?
• Untuk sejenak, mari kita bayangkan orang-orang Palestina secara massal berpindah agama dengan memeluk Judaisme, lantas apakah hal ini akan mengakhiri konflik Israel-Palestina? Atau dapatkah anda membayangkan pemerintah Zionis-Israel mau merevisi definisinya tentang “SIAPAKAH YAHUDI” itu?
• Tahukah anda, bahwa setengah dari jumlah orang Rusia yang berimigrasi ke Palestina pada awal Abad ke-20 menjadi “Yahudi” hanya karena dulu ibu-ibu mereka berpindah agama dengan memeluk Judaisme? Apakah anda masih percaya bahwa orang-orang ini berhak memiliki “Tanah Yang Dijanjikan” atas dasar janji Tuhan di dalam Bibel tersebut?
• Tahukah anda, bahwa “Tanah Yang Dijanjikan” di dalam Bibel mencakup wilayah-wilayah dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Eufrat di Iraq? Apakah ini bermakna bahwa Israel di masa depan akan mencaplok negara-negara seperti Jordan, Syria, Lebanon, Mesir, dan bagian Selatan Turki? Apakah hal ini bisa menjelaskan mengapa Israel hingga kini tidak pernah menetapkan batas-batas negaranya?
• Akhirnya, mari kita berasumsi bahwa Tuhan memang membuat janji tersebut di dalam Bibel, maka pertanyaannya adalah mungkinkah Tuhan, dalam satu titik sejarah, telah membuat sebuah janji yang rasis?
Pendek kata, tidak akan ada peradaban yang akan langgeng jika ia didasarkan atas eksklusivitas, alih-alih inklusivitas. Dan Israel hanyalah sebuah penggalan sejarah yang singkat.
Neturei Karta:Kelompok Yahudi yang
Menolak Zionisme
Kelompok
Yahudi Neturei Karta yang berpusat di AS selama ini dikenal sebagai
duri dalam daging bagi gerakan Zionisme Internasional. Walau sama-sama
berdarah Yahudi, namun orientasi perjuangan antara Neturei Karta
dengan Zionis-Israel amat berbeda. Jika Zionis-Israel mengagungkan dan
menyucikan Talmud, maka kelompok Yahudi Ortodoks menuding bahwa
Talmud adalah kitab iblis yang telah ‘mencemari kesucian’ Taurat yang
diturunkan Tuhan kepada Musa.
http://www.akhirzaman.info/yahudi/133-anti-zionis/1802-neturei-karta-kelompok-yahudi-yang-menolak-zionisme-.html?fontstyle=f-smaller
Zionisme adalah sebuah gerakan kaum
Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi ke Zion,
bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Gerakan yang muncul di abad
ke-19 ini semula ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di Afrika
kemudian berubah di tanah Palestina yang kala itu dikuasai Kekaisaran
Ottoman (Khalifah Ustmaniah) Turki.
Zionisme
merupakan gerakan Yahudi Internasional. Istilah zionis pertama kali
dipakai oleh perintis kebudayaan Yahudi, Mathias Acher (1864-1937),
dan gerakan ini diorganisasi oleh beberapa tokoh Yahudi antara lain
Dr. Theodor Herzl dan Dr. Chaim Weizmann. Dr. Theodor Herzl menyusun
doktrin Zionisme sejak 1882 yang kemudian disistematisasikan dalam
bukunya "Der Judenstaat" (Negara Yahudi) (1896). Doktrin ini
dikonkritkan melalui Kongres Zionis Sedunia pertama di Basel, Swiss,
tahun 1897. Setelah berdirinya negara Israel pada tanggal 15 Mei 1948,
maka tujuan kaum zionis berubah menjadi pembela negara baru ini.
Rapat Dewan Umum PBB mengeluarkan
Resolusi 3379 tanggal 10 Desember 1975, yang menyamakan Zionisme
dengan diskriminasi rasial. Akan tetapi pada 16 Desember 1991,
resolusi tersebut dicabut kembali.
Secara berkala, Kelompok Yahudi Neturei
Karta melakukan aksi unjuk rasa di seluruh dunia, terutama di
Yerusalem, Inggris, dan AS, dan mensosialisasikan bahwa kaum Yahudi
telah ditakdirkan Tuhan untuk diaspora dan tidak memiliki negara.
“Kami tidak setuju dengan pembentukan negara Israel. Kaum Zionis telah
memperkosa Yudaisme dan menungganginya untuk ambisi politik. Yudaisme
tidak mengenal Talmud dan negara Israel!” tegas Rabi Yisroil Dovid
Weiss, Juru Bicara Neturei Karta AS.
Pada
24 Juli lalu, kelompok ini lagi-lagi menggelar aksi unjuk rasa. Kali
ini bertepatan dengan hari kesembilan bulan Av—yang dianggap sebagai
hari terkelam dalam perjalanan bangsa Yahudi di mana orang-orang
Yahudi meyakini ribuan tahun silam Kuil Sulaiman telah dihancurkan
oleh mush-musuh Tuhan. Ribuan kaum Yahudi Ortodoks menggelar aksi di
depan Konsulat Israel di New York AS.
Juru Bicara Neturei Karta lagi-lagi
dengan lantang menyerukan agar kaum Yahudi AS khususnya dan Yahudi
seluruh dunia umumnya tidak lagi mendukung keberadaan negara
Zionis-Israel. “Hapuskan Israel dari muka bumi!” demikian teriak
mereka. Neturei Karta juga membuat situs yang memuat seluruh aksi-aksi
mereka. Silakan lihat di http://www.nkusa.org.
Patut diketahui, ketika Presiden Iran
dalam satu acara di Teheran menyampaikan pidato dan dengan lantang
mengatakan agar dunia menghapus Israel dari peta bumi, maka kelompok
Neturei Karta dengan respon yang sangat cepat mengamininya dan
bergandengan tangan dengan seluruh aktivis kemanusiaan dunia untuk
bersama-sama berjuang menghilangkan eksistensi negara Israel dari muka
bumi sampai hari akhir.
Sumber: http://ainuttijar.blogspot.com/
Rezim Zionis dalam Perang 33 Hari
Mengalami Pukulan dan Kekalahan Telak
Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah
menegaskan bahwa Rezim Zionis dalam perang 33 hari tahun 2006 yang lalu
mengalami pukulan dan kekalahan telak dan sangat memalukan.
Sayid Hasan Nasrullah pada Rabu malam lalu (18/72012)
ketika berpidato pada peringatan tahun ke-6 kemenangan Hizbullah dalam
perang 33 hari memgemukakan, “Dalam peringatan tahun ke-6 setelah perang
33 hari ini, Israel masih merasa shock akibat kekalahan yang mereka
terima dalam perang tersebut. Banyak orang Israel yang mengadakan
konferensi-konferensi, menulis berbagai artikel dan menghadiri banyak
pertemuan yang juga dihadiri para pejabat tinggi Zionis untuk membahas
kekalahan tersebut. Cukup buat kami ketika Meir Dagan, ketua Mossad,
yang ketika perang menyatakan bahwa perang ini merupakan sebuah musibah
bagi Israel, dan Israel menerima pukulan yang sangat berat, atau ketika
Dan Meridor yang waktu itu menjabat sebagai ketua Komite Pembaruan
Perspektif Keamanan Nasional Israel, dia menyampaikan bahwa Israel
sampai sekarang belum pernah menyaksikan hal seperti ini dan belum
pernah merasa malu sedemikian rupa.”
Ia menambahkan, “Mereka sekarang berada dalam rawa
lumpur, meski begitu mereka tetap saja bermimpi meraih prestasi untuk
diri mereka, mereka mengadakan tipu muslihat dan berkoar-koar tentang
keberhasilan besar yang sudah mereka raih pada perang Tammuz. Dalam
rapat keamanan pada 14 juli, mereka mengaku memiliki informasi
terperinci dan sangat penting juga mengetahui posisi landasan-landasan
peluncuran rudal Hizbullah dan rudal-rudal buatan Iran. Menteri
Pertahanan Israel mengatakan bahwa semua landasan peluncuran rudal
Hizbullah sudah diketahui posisinya, mereka menyatakan bahwa jika untuk
memulai operasi disetujui, maka perang akan segera berahir dan tulang
punggung Hizbullah pasti akan patah. Mereka membayangkan bahwa operasi
tersebut akan mengejutkan Hizbullah, dan Hizbullah tidak akan lagi mampu
meluncurkan rudal-rudal mereka. Satu jam setelah disetujuinya perang,
40 pesawat tempur mereka memulai serangan dan menarget lebih dari 40
tempat, mereka melakukan operasinya dalam waktu 34 menit, kemudian
Halutz menghubungi Olmert dan mengatakan bahwa Israel menang dalam
pertempuran dan perang telah selesai.”
Sekjen Hizbullah menegaskan, “Pada hari kedua, Shimon
Peres mengatakan bahwa Israel menang perang dan Sekjen Hizbullah
melarikan diri ke Damaskus, padahal saat itu saya berada di Dhahiyah,
para petinggi Israel setelah itu berusaha menyusun strategi keamanan
yang meluas, mengumpulkan infomasi dan mengadakan manuver serta
menggelontorkan anggaran sangat besar guna meraih sebuah kesuksesan yang
diinginkan, situasi saat itu mereka anggap seperti tahun 1967, Halutz
dalam langkahnya itu mengklaim bahwa 60 sampai 70 persen kekuatan rudal
Hizbullah telah berhasil dijadikan target.”
Nasrullah mengatakan, “Kenyataan bahwa selalu tersadar,
terjaga dan hidupnya Muqawamah ini menunjukkan bahwa otak sang direktur
dan manajemen sistem pertahanan gerakan tersebut itu paham akan
gerak-gerik pihak musuh berkaitan sistem rudal penghancur milik mereka,
Cuma saja Muqawamah tidak mengungkapkan tentang hal itu, Muqawamah
sengaja memantau gerak-gerik mereka dan bahkan ‘membantu’ mereka dalam
mengumpulkan informasi, dalam salah satu kesempatan, pemimpin dan
otaknya mereka, Syahid Imad Mugniya bersama saudara-saudara lainnya
memberikan hantaman yang cukup kepada Israel, dan Syahid Mugnioya selalu
memikirkan akan hal itu, bahwa dalam setiap peperangan, Muqawamahlah
yang harus memberikan hantaman lebih dulu kepada Israel.”
Sekjen Hizbullah Lebanon itu menambahkan, “Kesuksesan
pertahanan pertama yang diraih Muqawamah (Gerakan perlawanan) adalah,
Hizbullah tahu bahwa Zionis telah mengetahui posisi sistem rudal kami,
kemudian kesuksesan kedua adalah Muqawamah berhasil memindahkan sistem
rudal tersebut dari tempat itu tanpa sepengetahuan Zionis, makanya
Zionis menghujani banyak kawasan tadi dengan rudal seakan-akan
rudal-rudal kami memang ada di situ, padahal semua rudal sudah
dipindahkan ke tempat lain, sejak itulah Muqawamah memulai perlawanannya
terhadap Zionis selama 33 hari, sampai-sampai Muqawamahpun telah siap
untuk menarget Telaviz.
Sayid Hasan Nasrullah melanjutkan, “Operasi ‘Kekuatan
Husus’ Zionis yang menggunakan kekuatan udara husus yang mereka
bangga-banggakan itu, oleh kami beri nama ‘Operasi Ilusi Husus’ dan
‘Operasi Jatuh ke Perangkap Muqawamah’. Dan 70-80 persen kekuatan
Muqawamah sampai hari terahir sudah siap siaga di medan perang untuk
bertempur dan melanjutkan perlawanan.”
Nasrullah menekankan, “Jika kami merasa cukup dengan
jumlah rudal yang sudah ada, saat itu kamipun mampu menembakkan lebih
banyak rudal di lapangan, namun kami juga mempertimbangkan faktor waktu,
dan bombandir yang kami lakukan itu pada asumsi bahwa perang sedang
berlangsung. Pada perang hari kedua, saat Zionis menerima kenyataan,
Halutz memasuki Komite Pertahanan untuk menyampaikan kondisi dan
mengatakan, ‘sepertinya kita telah mamasuki peperangan yang
berkepanjangan yang akan berlangsung selama berminggu-minggu, dalam hal
ini Perez tidak sanggup memberi penjelasan dan pertanggung jawaban,’ dan
memang sampai sekarangpun dia tidak bisa berkata apa-apa.”
Jika Israel menyerang maka mereka akan menerima
kejutan dari Hizbullah
Sekjen Hizbullah menyatakan, “Kami tahu dan memahami
bagaimana situasi Lebanon, yang mana banyak orang mengharapkan
terjadinya bentrokan, peperangan dan kekacauan di sini, itu memang hak
mereka, namun yakinlah, di segala macam keributan dan kekacauan, di situ
juga akan selalu ada sebuah perlawanan, para pejuang Muqawamah siang
dan malam selalu siaga untuk bertempur dan berjuang melawan musuh serta
membela dan menjaga negara, dalam jalannya itu, sama sekali tidak ada
sesuatupun yang mampu melalaikan mereka dari tugasnya, saat ini kami
juga mengetahui bahwa musuh sedang berusaha mengumpulkan informasi
tentang kami, dan mereka sendirilah yang menyiapkan diri untuk menerima
tamparan pertama kalinya, sebagaimana perang-perang sebelumnya yang
sudah kita saksikan.”
Ia menambahkan, “Saya harap Zionis memperhatikan poin
ini, dan saya katakan kepada mereka bahwa kwalitas kekuatan kalian itu
cuma kekuatan kosong dan ilusi, kami sangat mengetahui bahwa di setiap
peperangan yang mungkin saja terjadi di kemudian hari, pasti kalianlah
yang pertama kali memulai menyerang, namun ketahuilah, saat itu juga
kalian akan langsung dikejutkan oleh Muqawamah.”
Sayid Hasan Nasrullah menegaskan, “Kami berjanji pada
Zionis bahwa kami akan mencengangkan mereka, namun kami berharap kepada
anda semua dan negara-negara kawasan supaya yakin akan kemampuan tinggi
dan kecerdasan serta ketajaman pikiran yang dimiliki Muqawamah.
Ketahuilah, di Lebanon, di dunia Arab, di dunia Islam dan di kawasan ini
kami memiliki otak, pikiran, hati, keinginan, harapan dan kemampuan
yang sangat luar biasa yang dengan itu semua kami akan mampu memprogram,
mengatur strategi dan mengadakan perlawanan, kemudian pada ahirnya kita
akan meraih kemenangan, nasib dan masa depan kita akan bertolak
belakang dengan seperti apa yang diusahakan dan diinginkan oleh sebagian
rezim-rezim dan para penulis Arab juga media, mereka memberikan sugesti
pada kita bahwa Zionis itu sangat kuat dan tidak terkalahkan. Pada
perang Juni, kemudian di perang kawasan Gaza merupakan pesan paling
penting yang sudah tersebar, begitulah, bahwa takdir kita adalah menang
dan tak terkalahkan. Sebagaimana kemenangan yang sudah kita raih di
tahun 2000 dan 2006, kita juga akan meraih kemenangan yang lebih besar
lagi di setiap peperangan berikutnya.”
Sekjen Hizbullah Lebanon dalam kelanjutan pidatonya pada
acara peringatan keenam kemenangan dalam perang 33 hari itu, berkaitan
dengan sangsi Amerika baru-baru ini atas Iran, beliau menekankan bahwa
AS dan barat telah melakukan segala yang mereka mampu untuk melawan
Iran, namun Iran saat ini telah seratus kali lipat lebih kuat dari tiga
puluh tahun yang lalu dan kekuatan mereka akan terus dan terus
bertambah.”
Ia menambahkan, “Mereka mengembargo Iran, namun ternyata
Iran malah lebih kuat, Iran adalah negara besar, dari segi sumber daya
manusia, para ahli dan fasilitas materi mereka itu sangat kaya.”
Sekjen Hizbullah melanjutkan, “Beberapa tahun terahir
Israel berusaha mengembargo Iran dan meneror para komandan militer serta
mengadakan ledakan-ledakan yang ditujukan pada masyarakat, puluhan
chanel parabola berbahasa persi berusaha memprovokasi masyarakat Iran
supaya melawan pemimpin mereka, mereka memprovokasi banyak orang untuk
turun ke jalan-jalan Tehran, namun dalam usaha kerusuhannya itu mereka
tidak berhasil sama sekali.”
Sayid Hasan Nasrullah berkenaan dengan situasi di Suriah
saat ini mengatakan, bahwa Suriah tidak hanya menyokong bantuan biaya
untuk mendukung perjuangan Palestina dan Lebanon, bahkan atas jasa
senjata-senjata buatan negara ini yang diberikan kepada para pejuanglah,
para pejuang Palestina dan Lebanon berhasil meraih kemenangan, baik di
Lebanon maupun di Gaza, dan rezim Zionis sama sekali tidak bisa berbuat
apa-apa.
Beliau menegaskan, “Pada saat rezim-rezim Arab gemar
menimbun harta, Presiden Suriah Bashir Asad dan para martir komandan
seperti Assef Shawkat, Daud Rajiha dan Hasan Turkmani, mereka semualah
yang membantu dan mendukung perjuangan Palestina dan Lebanon.”
Sekjen Hizbullah kembali menegaskan, bahwa para komandan
besar tersebut sangat berjasa besar terhadap Muqawamah, dan atas
tragedi besar (yang menimpa Suriah), kami ikut bersimpati dan berbela
sungkawa bersama dengan para komandan, para tentara dan masyarakat
Suriah. Kami tegaskan, bahwa aksi ini hanya akan menguntungkan musuh,
para syuhada tersebut adalah teman-teman dekat Muqawamah yang selalu
berdiri melawan sang musuh besar Zionis.
Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, “Kami yakin pasukan
Suriah masih punya banyak komandan besar seperti para komandan yang
telah syahid yang akan menggantikan mereka, sehingga mereka akan merubah
harapan para musuh menjadi keputusasaan.”
Sayid Hasan Nasrullah dalam pidatonya pada peringatan
tahun keenam kemenangan Muqawamah dalam perang 33 hari melawan Israel
ketika menyerang Lebanon di musim panas tahun 2006 itu mengatakan,
“Perang telah usai, dan sekarang saya akan memasuki poin kedua,
orang-orang Israel dan Amerika sudah mengevaluasi peperangan dan telah
megambil pelajaran, dan kita telah mamasuki babak baru. Tujuan
dikobarkannya perang 33 hari adalah, memerangi Muqawamah yang di Lebanon
supaya gerakan asli bisa dikalahkan, sehingga poros perlawanan yang ada
di kawasan dengan mudah dimusnahkan, diantara dunia Arab yang masih
berkomitmen dengan masalah Palestina dan perjuangan perebutan kembali
tanah Arab, yaitu poros Iran dan Suriah hingga pergerakan-pergerakan
perlawanan di Lebanon dan Palestina, namun kebanyakan dari rezim-rezim
kawasan malah berada pada poros lain dan berharap supaya masyarakat
Palestina melupakan masalah mereka. Sebenarnya yang mereka inginkan
adalah lenyapnya poros awal dan gerakan pertama, yaitu lenyapnya
Muqawamah di Lebanon, kalau Muqawamah di Lebanon sudah dikalahkan, maka
peperanagn akan berlanjut ke Suriah, dengan alasan bahwa Suriah
merupakan pendukung penuh Muqawamah, kemudian rencana mereka yang kedua
adalah, menggulingkan pemerintahan Bashar Asad dan menghancurkan Suriah
serta menundukkannya di hadapan proyek AS dan Israel. Namun kemenangan
Muqawamah telah berhasil mencelupkan rencana mereka ke dalam air, karena
pada hari-hari ahir peperangan, Israel berusaha untuk mencari solusi,
dan pada waktu itu Perez meminta petunjuk kepada Dewan Arab yang ada di
New York, Israel telah melalui semua ketentuan, dan satu-satunya yang
bisa disetujui adalah Resolusi 1701, yaitu mengutuk Muqawamah, lalu
prestasi apa yang didapat Israel dari perang tersebut?.”
Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, “Saya katakan pada
anda semua, jika di Lebanon terdapat solidaritas politik nasional dan
politik saling ketergantungan, dan jika di Lebanon ‘belati-belati itu di
sarungkan pada wadahnya bukannya di punggung kami’, maka di hari-hari
ahir, kita akan mampu memperoleh banyak keuntungan dari hal negosiasi,
namun sebagian kalangan yang berkecampung dalam ranah perpolitikan
internal Lebanon ada yang mendukung Israel supaya rezim itu terbebas
dari jalan buntu.”
Ia mengatakan, “Seorang pemuda yang tidak takut terhadap
pesawat F-6 nya Israel dan menetap di Lebanon Selatan yang hatinya sama
sekali tidak gemetar, itulah strategi pertahanan yang tepat. Shimon
Peres berkaitan resolusi gencatan senjata 1701 mengatakan, ‘Israel tidak
punya solusi lain kecuali menghentikan peperangan’, dan Cuma itulah
prestasi paling baik yang dipunya Israel.”
Sayid Hasan Nasrullah menambahkan, “Orang-orang Israel
memasuki tahap kedua, mereka menuju Gaza, di Gaza , meskipun bereka
berhasil menyusun rencana, namun As dan Israel tidak berhasil sempurna
mengoperasikannya, bahkan mereka telah memilih banyak konspirasi
cadangan untuk Gaza, itu karena mereka telah mgambil pelajaran dari
kenyataan perang 33 hari. Bagi mereka, Hizbullah di Lebanon merupakan
sebuah problem yang sangat mendasar, sampai-sampai pembombandiran udara
tidak cukup bisa menghentikan peperangan. Kemudian yang kedua adalah,
operasi darat juga sangat berbahaya dan merupakan kenekatan besar.
Beberapa hari sebelum dimulainya perang, Olmert mengatakan bahwa, setiap
bentuk operasi darat di Lebanon kalau sampai maju lebih dari tiga
kilometer, maka itu adalah kekonyolan, Shimon Peres dalam Komite
Winugrad mengatakan, ‘Karena peperangan ini berlansung dari jarak jauh,
maka tidak mungkin setiap pemuda umur 16 tahun bisa diburu dengan
pesawat F-16 seratus jutaan dolar, pada ahirnya mereka memilih rudal
anti pesawat, Peres juga mengatakan bahwa, tidak mungkin bagi kita untuk
membawa tank-tank Markaway untuk sampai pada semua parit Hizbullah’.”
Sayid hasan Nasrullah dalam pidatonya di Lebanon Selatan
itu, dengan menyinggung secara implisit tentang media invasi maupun
non-media dari sebagian pasukan 14 Maret yang melawan Hizbullah,
mengatakan, “Ketegangan intern yang terjadi di Lebanon itu mempunyai
alasan, dan dalam hal ini para media punya andil, saya tidak mau
membahas tentang media massa mereka, namun hendaklah mereka itu tahu
akan tugas nasionalnya dan bertindak sesuai dengan itu.”
Sekjen Hizbullah seraya berharap kepada seluruh
masyarakat Lebanon, hususnya para pendukung Muqawamah untuk bersabar dan
tahan terhadap invasi politik, ia mengatakan,”Kita telah banyak
mendengar penghinaan, namun itu tidak jadi masalah ketika pengalaman
membuktikan bahwa darah kita dan anak-anak kita telah kita korbankan
demi kemulyaan dan stabilitas negara, maka tidak masalah kalau kita
tidak merespon pernyataan-pernyataan provokatif itu, ada orang-orang
tertentu yang ingin menimbulkan konflik diantara anda sekalian, ada
orang-orang yang ingin menimbulkan kerusuhan di Lebanon.”
Sekjen Hizbullah menegaskan, “Saat ini mereka tidak
menginginkan adanya kebebasan di Suriah, begitu juga di Lebanon, saya
harap anda semua lebih bersabar dan selalu disiplin, ada orang-orang
yang berusaha untuk memecah belah masyarakat kita, mereka menciptakan
konflik-konflik kelompok, kesukuan dan keagamaan, dan konflik-konflik
tersebut bukanlah sesuatu yang kebetulan, bukan dikarenakan masyarakat
miskin atau karena arus listrik terputus, tapi itu semua karena ada
orang-orang yang membayar supaya negara kita ini seperti itu.”
Sayid Hasan Nasrullah menambahkan, “Namun dengan segala
daya, kita berkomitmen untuk tidak bereaksi, kita semua tahu kalau kita
tidaklah lemah, namun kita lebih mengutamakan perdamain nasional,
terutama dalam tema Syiah dan Sunnah.”
Ia memaparkan, “Wahai semua yang pro-militer, wahai
pemerintah Lebanon, kalau kita ingin mempunyai militer yang kuat, maka
kita harus berada pada posisi yang kuat, kita tidak perlu takut kepada
Amerika dan para jenderal Amerika, saat itulah kita akan bisa membentuk
militer yang tangguh, tetapi jika masih saja ada senjata Amerika, dan
ternyata amunisinya berada di pihak Amerika, itu berarti kwalitas
militer kita masih sama seperti pasukan anti-huru hara”
Sekjen Hizbullah seraya menyinggung bahwa, AS tidak akan
pernah mau memberikan senjata canggih kepada Lebanon, hal itu supaya
Lebanon tidak perang dengan Israel. Beliau mengatakan, “Kami tidak butuh
senjatanya Amerika, dan tidak akan pernah mengulurkan tangan kepada
mereka, mereka itu tidak ingin militer kita menjadi kuat, dan mereka
memang tidak ingin memasok senjata ke Lebanon. Iran bilang bahwa mereka
akan menghadiahi senjata kepada militer Lebanon, atau menjualnya dengan
harga yang sangat murah, itu berarti Iran lah yang ingin supaya militer
Lebanon itu menjadi kuat.”
Nasrullah menekankan, “Perihal situasi Lebanon terhadap
ancaman dalam dan luar, perlu dikatakan bahwa terdapat konsensus
nasional tentang penguatan militer Lebanon sebagai institusi pertahanan
tanah air.”
Pada ahir pidatonya, Sekjen Hizbullah mengatakan,
“Selama beberapa tahun yang lalu, militer telah menunjukkan sikap
nasionalisme dan obyektivitasnya serta menunjukkan bahwa mereka adalah
pelindung rakyat, namun tuduhan yang menimpa militer tentang adanya misi
untuk pihak-pihak tertentu merupakan hal terbesar yang mengancam
kemiliteran, pada saat kita meninggalkan militer ketika pertama kali
terjadi insiden intern atau ketika menghadapi Israel, itu merupakan
bencana bagi kita, bahkan dalam insiden kawasan al-Adisah kita juga
harus mengetahui kapasitas dan nilai militer, sebatas mana mereka
membela bangsa dan negara.”
Sumber: al-Manar
Karateristik Bani Israel Menurut Taurat
Kitab yang disucikan dalam pandangan
orang-orang Yahudi merupakan sebuah kumpulan kitab-kitab tebal yang
dikumpulkan oleh dewan perkumpuan agung, setelah mereka kembali dari
Saba, Babilonia, dan Yunani. Kumpulan kitab-kitab ini terdiri dan tiga
bagian: Taurat, kitab-kitab tebal para nabi, dan lembaran-lembaran.
http://www.akhirzaman.info/yahudi/yahudi-dan-taurat/1424-karateristik-bani-israel-menurut-taurat.html
Kata Taurat berasal dan kata kerja aura
dan ‘allama yang artinya ‘meriwayatkan dan mengajarkan.' ini sama
seperti pengajar dan pendidikan. Kemudian, kalimat tersebut digunakan
untuk menyebutkan syariat Nabi Musa Alaihissalam, sebagaimana yang tetah
disebutkan dalam Al-Qur'an. Taurat dalam pandangan orang-orang Yahudi
adalah lima kitab-kitab besar yang dinisbatkan kepada Nabi Musa
Alaihissalam.
Kelima kitab-kitab tersebut adalah:
At-Takwin (Kejadian), A1-Khuruj (Keluaran), A1-Alawiyuun (Imamat),
Al-Adad (Bilangan), dan At-Tatsniyah (Ulangan).
itab Keluaran terdiri dan kumpulan
kitab-kitab tebal (asfar) lainnya, yaitu Yosua, Hakim-hakim, Samuel I
dan Samuel II. Adapun Raja-raja Pertama dan Raja-raja Kedua disebut
dengan bagian-bagian para nabi terdahulu. Selain itu, kitab ini juga
terdiri dan asfar Yaseya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja,
Yunus, Mikha, Nahum, Habaquq, Zetanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi; dan
bisa juga digunakan untuk menyebutkan kumpulan kitab-kitab tebal (asfar)
para nabi yang lainnya.
Adapun Kitab Imamat terdiri dan: Hikam
(Kebijakan-kebijakan), Adab-adab, Amtsal (Misal-misal), Mazmur atau
Mazamir, dan Tawarikh. Tujuh di antara kitab-kitab ini termasuk ke dalam
golongan kitab-kitab besar, yaitu: Al-Mazamir (Mazmur), Amtsal
(Misal-misal), Ayub, Daniel, Ezra, Nehemia, dan Cerita-cenita tentang
Hari-hari Pertama dan Kedua. Kemudian, lima di antaranya kitab-kitab
kecil, yaitu: Rut, Lagu-lagu dan Segala Lagu (Kidung Agung), Al-Jami'ah,
Al-Maratsi (Ratapan), dan Ester.
Kumpulan kitab-kitab tebal ini sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, yaitu pada zaman Bathlimus
Filadelfus, pada tahun 247-285 SM oleh 70 ulama Yahudi, dan bertempat di
Iskandariah Kemudian, diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Latin. Untuk
pertama kalinya diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 1942 M
oleh seorang ilmuwan bernama Sa'diya Al-Fayumi .
Kitab-kitab tebal ini mencakup
dasar-dasar pertama bagi agama Yahudi, yang di dalamnya terdapat hukum
syariat, keyakinan-keyakjnan, dan upacara-upacara keagamaan.
1. Janji-janji Palsu
Janji-janji palsu yang terus
berulang-ulang dalam kitab Taurat merupakan batu pengganjal dalam diri
orang-orang Yahudi yang menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan dunia.
Hal ini juga menjadikannya sebagai warisan kemanusiaan yang
terus-menerus sepanjang zaman. Ia adalah penyakit yang sudah mendarah
daging, sulit untuk diobati walau dengan obat apa pun.
Arus janji-janji dalam kitab Taurat ini
sudah mulai bermunculan sejak zaman Nabi Ibrahim Alaihissalam , pada
zaman dia memijakkan kakinya menuju Syakim yang pada saat itu ditempati
oleh orang-orang Kanaan. Dalam kitab mereka disebutkan, "Ketika itu
Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan berfirman, ‘Aku akan
memberikan negeri ini kepada keturunanmu, dan setelah Lot berpisah dan
Abraham, berfirmanlah Tuhan kepada Abraham, ‘Pandanglah sekelilingmu dan
lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur, barat, utara, dan
selatan sebab seluruh negeri yang engkau lihat itu akan Kuberikan
kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-selamanya. Dan Aku akan
menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya. .." Tampak dan
paragraf ini bahwa Ibrahim Alaihissalam belum mampu melihat ke arah
utara, selatan, timur, dan baratnya, kecuali terbatas hanya beberapa
kilometer saja sehingga mengharuskan mereka untuk mengubah janji-janji
lainnya agar menjadi lebih umum dan lebih luas. Terkadang sampai ke
Sungai Nil (dan arah selatan) dan Sungai Eufrat (dari arah timur) dengan
tujuan untuk menyebarkan anak keturunan yang baik, yang jumlahnya
banyak sekali seperti debu di daratan.... Disebutkan dalam kitab mereka,
"Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham, serta
berfirman, ‘Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini mulai dari sungai
Mesir sampai ke sungai yang besar yaitu Sungai Eufrat. Yakni tanah
orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, orang Het, orang Feris, orang
Refaim, orang Amori, orang-onang Kanaan, orang Girgasi, dan orang Yabus
itu."
Sebagaimana diketahui bahwa seharusnya
pada setiap perjanjian terdapat dua belah pihak yang saling berjanji.
Namun, "tuhan"nya orang-orang Yahudi mengubah syarat-syarat yang harus
ada di dalamnya kepada satu perjanjian yang hanya dari satu pihak saja.
Ini mereka lakukan dengan tujuan untuk membebaskan mereka (orang-orang
Yahudi) dari kewajiban-kewajiban yang mengekang dan mengatur kehidupan.
Disebutkan dalam kitab mereka, Lalu sujudlah Abraham, dan Allah
berfirman kepadanya, ‘Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau:
engkau akan menjadi bapak sejumlah besar bangsa ... dan Aku akan
mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu
turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal supaya Aku menjadi Allahmu
dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan
negeri ini yang engkau diami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah
Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama selamanya.
Dan Nabi Ibrahim Alaihissalam,
janji-janji ini mengalir kepada anaknya, Ishak. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Lalu Tuhan menampakkan din kepada-Nya serta berfirman, ‘Jangan
engkau pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai
engkau dan memberkati engkau sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu
akan Kuberikan seluruh negeri ini dan Aku akan menepati sumpah yang
telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak
keturunanmu seperti bintang di langit. Aku memberikan kepada keturunanmu
seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan
mendapat berkat."
Dan dari Ishak, perjanjian-perjanjian
palsu ini turun kepada anaknya, Yakub, yang keluar dan Sumur Saba, lalu
pergi menuju Haron dan mendapati sebuah tempat. Kemudian, mengmap di
sana, lalu bermimpi. Disebutkan dalam kitab mereka, "Maka bermimpilah
ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit,
dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Berdirilah Tuhan di sampingnya dan berfirman, ‘Akulah Tuhan Allah
Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak. Tanah tempat engkau berbaring ini
akan Kuberikan képadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi
seperti debu tanah banyaknya."
Sepertinya mimpi itu saja belumlah
cukup. Oleh karena itu, muncullah Allah kepada Yakub dan berfirman,
"Namamu Yakub. Dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan lsrail,
itulah yang akan menjadi namamu .... Dan negeri ini yang telah Kuberikan
kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga
kepada anak keturunanmu."
Kemudian, janji-janji ini pun terus
mengalir sampai kepada Musa Alaihissalam . Disebutkan dalam kitab
mereka, " ... Lalu Musa menutupi mukanya sebab ia takut memandang Allah,
dan Tuhan berfirman, ‘Aku telah memperhatikan dengan sungguh-sunggih
kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar seruan
mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui
penderitaan mereka. Oleh sebab itu, Aku turun untuk melepaskan mereka
dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu
kepada suatu negeri yang baik dan luas. Suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya ... - Kemudian Rabb berbicara kepada
Musa untuk yang kedua kallnya dan mengulangi perjanjian penyerahan bumi
Kanaan kepada bani Israil. Dan pada kesempatan ini, Rabb menyebutkan
nama-Nya dan berkata bahwa Dia disebut dengan Yahua. Disebutkan dalam
kitab mereka, "... Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak,
Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku Yahua ...
belum menyatakan diri. Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku
dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tempat mereka
tinggal sebagai orang asing...."
Namun, sepertinya perjanjian-perjanjian
dan pengikat-pengikat ini saja tidak cukup untuk mendorong bani Israil
mencaplok bumi Kanaan, maka keluarlah kepada mereka
perjanjian-perjanjian yang dapat memotivasi mereka, yang dibarengi oleh
malaikat yang berjalan di depan kekuatan mereka yang terus merangkak.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Berfirmanlah Tuhan kepada Musa,
‘Pergilah, berjalanlah dari sini engkau dan bangsa itu yang telah kau
pimpin keluar dan tanah Mesir, ke negeri yang telah Kujanjikan kepada
Abraham, Ishak, dan Yakub. Demikian kepada keturunanmulah Kuberikan
negeni itu. Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan
akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang
Hewi, dan orang-orang Yabus -yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah
susu dan madu . Maka, Tuhan akan menghalau segala bangsa ini dari
hadapanmu sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar
dan lebih kuat daripada kamu. Setiap tempat yang diinjak oleh telapak
kakimu, kamulah yang akan memilikinya mulai dari padang gurun dan Gunung
Lebanon, dan dan sungai itu, yaitu Sungai Eufrat sampai laut sebelah
barat akan menjadi daerahmu."
Di sini kita dapat menyaksikan bagaimana
Yahua menggabungkan daerah Lebanon ke dalam daerah perjanjian, dan
tampak bahwa sifat serakah telah menguasai jiwa-jiwa bani Israil ketika
Musa sampai membawa mereka ke ujung-ujung bumi Kanaan. Keserakahan dan
ketamakan itu mencerminkan (membuahkan) Perjanjian Baru. Perjanjian ini
disebutkan dalam Taurat melalul lidah Musa yang menjelaskan tentang
ketamakan-ketamakan baru, yaitu sampai mencakup negeni Lebanon, daerah
Tepi Barat sampal ke Sungai Eufrat. Disebutkan dalam kitab mereka,
"Tuhan Allah kita telah berfirrnan kepada kita di Horeb, demikian,
‘Cukup kamu tinggal di gunung ini, majulah, berangkatlah, pergilah ke
Pegunungan Amori dan kepada semua tetangga mereka di Arab-Yordan, di
pegunungan, di daerah bukit, di tanah Negeb dan di tepi pantai laut
negeri orang Kanaan dan ke Gunung Lebanon sampal Eufrat sungai besar
itu."
Untuk mendapatkan kebebasan dengan
sempurna dan terlepas dari berbagai kewajiban apa saja di hadapan Yahua
Tuhan sembahan mereka, orang-orang Yahudi mendapatkan sebuah dekrit
dari-Nya. Di dalam dekrit tersebut mereka diperingatkan akan suatu
keyakinan bahwa setiap bangsa yang mereka pilih untuk Tuhannya, tidaklah
mereka memilihnya, melainkan karena kelebihan-kelebihan penciptaan
mereka (orang Yahudi) daripada bangsa pilihannya tersebut. Bahkan,
dekrit tersebut menguatkan bahwa Tuhannya telah memilih mereka dan Dia
mengetahui bahwa orang Yahudi tidak memiliki keberuntungan. Disebutkan
dalam kitab mereka, "Dengarlah hai orang Israil! Engkau akan
menyeberangi Sungai Yordan pada hari ini untuk memasuki serta menduduki
daerah bangsa-ban1gsa yang lebih besar dan lebih kuat daripadamu, yakni
kota-kota besar yang kubu-kubunya sampai ke langit. Suatu bangsa yang
besar dan tinggi, orang Enok, yang kau kenal dan yang tentangnya engkau
dengar orang berkata, ‘Siapakah yang dapat bertahan menghadapi orang
Enok? Maka ketahuilah pada hari ini bahwa Tuhan Allahmu, Dialah yang
berjalan di depanmu laksana api yang menghanguskan. Dia akan memusnahkan
mereka dan Dia akan menundukkan mereka di hadapanmu. Demikianlah dia
akan menghalau dan membinasakan mereka dengan segera seperti yang
dijanjikan kepadamu oleh Tuhan. Janganlah engkau berkata dalam hatimu,
apabila Tuhan Allahmu telah mengusir mereka dari hadapanmu, ‘Karena
jasa-jasakulah Tuhan membawa aku masuk menduduki negeri ini, padahal
karena kefasikan bangsa-bangsa itulah Tuhan menghalau mereka dari
hadapanmu. Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau
masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa
itulah Tuhan Allahmu menghalau mereka dari hadapanrriu, dan supaya Tuhan
menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
yakni Abraham, Ishak, dan Yakub. Jadi, ketahuilah bahwa bukan karena
jasa-jasamu Tuhan Allahmu memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk
diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk."
Di tempat lain, keadilan ‘tuhan"nya
orang-orang Yahudi dipertanyakan ketika bertoleran terhadap bangsa
pilihan-Nya. Bahkan, ketika mereka meninggalkan syariat-Nya, membatalkan
kewajiban-kewajiban-Nya, dan tidak menjaga wasiat-wasiat-Nya.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku
dan apa yang keluar dan bibir-Ku tidak akan Kuubah. Sekali Aku bersumpah
demi kekudusanKu, tentulah Aku tidak akan berbohong kepada Daud. Anak
cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan tahtanya seperti matahari di
depan mata-Ku...
Ketika Musa Alaihissalam meninggal
dunia, Ia digantikan oleh Yosua bin Nun. Kemudian, keluarlah janji-janji
dan perintah-perintah Yahua dengan jelas dan memotivasi. Disebutkan
dalam kitab mereka, "Sesudah Musa mati, berfirmanIah Tuhan kepada Yosua
bin Nun, abdi Musa itu, ‘Hamba-Ku Musa telah mati. Oleh sebab itu,
bersiaplah sekarang, seberangilah Sungai Yordan ini, engkau dan seluruh
bangsa ini menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang
Israil itu. Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu
Kuberikan kepadamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Dan
padang gurun dan Gunung Lebanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai
besar, yaknil Sungai Eufrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke laut
besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu."
Ketika Yosua berusia lanjut dan hari
demi hari pun berlalu, maka keluarlah perintah-perintah Yahua untuk
membagi negeri Kanaan kepada anak cucu bani Israil. Pembagian tersebut
merata sampai kepada mereka yang belum menginjakkan kakinya di dunia
ini. Yahua membagi bumi ini merata kepada bangsanya, sebagaimana yang
dilakukan oleh seorang kepala agraria yang ahli dalam pengukuran tanah.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Setelah Yosua menjadi tua dan lanjut
umurnya, berfirmanlah Tuhan kepadanya, ‘Engkau telah tua dan lanjut
umur, dan dari negeri ini masih amat banyak yang belum diduduki. Inilah
negeri yang tertinggal: segenap wilayah orang Palestina dan seluruh
negeri orang Gesur. Mulai dari Sungai Sikhor di sebelah timur Mesir
sampai ke daerah Ekron ke arah utara. Semuanya itu terhitung tanah orang
Kanaan. Ada lima raja kota orang Palestina, yakni di Gaza, Asdad,
Askelon, Gat, Ekron, dan orang Awi. Di sebelah selatan seluruh negeri
orang Kanaan dan Meara, kepunyaan orang Sidon, sampai ke Afek, sampai ke
daerah orang Amori. Seianjutnya, negeri orang Gebal dan seluruh Gunung
Lebanon di sebelah matahari terbit, mulai dari Baal-Gad di kaki Gunung
Hermon sampai ke jalan yang menuju ke Hamat. Semua orang yang diam di
pegunungan, mulai dari gunung Lebanon sampai ke Misrefot, Maim, semua
orang Sidon. Aku sendiri akan menghalau mereka dari depan orang Israil.
Hanya undikanlah dahulu negeni itu di antara orang Israil menjadi milik
pusaka mereka, seperti yang Kuperintahkan kepadamu.
Pada zaman Nabi Sulaiman sudah
dipersiapkan agar kepemilikan abadi ada pada keturunannya. Disebutkan
dalam kitab mereka, "... Mengenai engkau, jika engkau hidup di
hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dengan tulus hati dan dengan
benar, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan
jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku
akan meneguhkan tahta kerajaanmu atas Israil untuk selama-lamanya,
seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu, dengan berkata,
‘Keturunanmu takkan terputus dari tahta Kerajaan lsrail."
Ketika Nabi Sulaiman tidak lagi menjaga
wasiat-wasiat Yahua dan hatinya mulai condong dan berpaling dari-Nya,
Yahua pun marah kepadanya. Namun, Ia melakukan tawarmenawar dengannya
dan menunjukinya sebagal penghormatan kepada nenek moyangnya, Daud. Dia
juga merayunya dengan cara menunda penghancuran kerajaannya sampai ia
meninggal dunia. Disebutkan dalam kitab mereka, "Oleh karena itu, Tuhan
menunjukkan murka-Nya kepada Salomo sebab hatinya telah menyimpang
dariipada Tuhan Allah Israil, yang telah dua kali menampakkan diri
kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya
jangan mengikuti Allah-Allah lain. Akan tetapi, Ia tidak berpegang pada
yang diperintahkan Tuhan. Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Salomo, ‘Oleh
karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian
dan segala ketetapan-Ku yang telah kuperintahkan kepadamu, maka
sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu darimu dan akan
memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum
mau melakukannya. Oleh karena Daud, ayahmu. Dari tangan anakmulah Aku
akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan
Kukoyakkan. Satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku
Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."
Itulah pokok-pokok janji yang banyak
disebut dalam kitab Taurat dan sering pula disebutkan berulang-ulang
pada tempat yang berbeda-beda. Suatu hal yang jelas tampak bagi siapa
saja di antara manusia normal bahwa hal itu adalah omong kosong belaka
yang disebarluadkan oleh pembohong-pembohong Yahudi dalam kitab-kitab
sejarah agama mereka yang telah dikumpulkan setelah beberapa abad dari
wafatnya Nabi Ibrahim, Ishak, Yakub, Musa, Daud, dan Sulaiman
Alaihimussa lam.
2. Ingkar dan Berkata Kotor terbadap Allah
Dalam sebuah buku karangan seorang
ilmuwan Lebanon yang muncul beberapa tahun lalu disebutkan bahwa
orang-orang Yahudi tidak pernah bersatu, mereka membentuk pikiran
tentang ketuhanan sesuai dengan keadaan mereka yang suka mengasingkan
diri dan sesuai dengan kondisi daerah tempat mereka menetap. Ilmuwan ini
menyandarkan pemikiran-pemikirannya pada penemuan terhadap kota dan
gua-gua yang berpusat di Samara, di daerah Al-Ladziqiay. Kebenaran
pendapat ilmuwan Lebanon ini akan terbukti dengan mengkaji dan meneilti
secara seksama terhadap Kitab Taurat. Dengan melakukan hal itu akan
membuat seorang peneliti netral (tidak berat sebelah). Keyakinan bahwa
agama Yahudi yang mereka anut diambil dan Taurat, sungguh mengherankan.
Tuhan yang mereka sembah adalah tuhan yang mengherankan; kadang pintar
dan kadang juga bodoh; kadang lemah dan kadang kuat. Tuhan yang lebih
mementingkan penghuni dunia daripada penghuni langit.... Tuhan yang haus
dengan peperangan dan pembakaran lemak-lemak musuhnya karena aroma
lemak yang dibakar dapat membangkitkan kebahagiaan dan kegembiraan dalam
dirinya. Tuhan yang sangat rakus; sangat cinta terhadap emas. Tuhan
yang besar kepala, yang merasa bangga dilayani oleh beribu-ribu imam.
Mereka merendahkan diri kepadanya untuk mengatur berbagai ibadah dan
perayaan-perayaan agama yang sungguh mengherankan, yang sama sekali
tidak ada contohnya dari agama-agama lain. Mereka pernah menghitung
jumlah tuhan-tuhan mereka dalam kitab Taurat, maka mereka memusatkan
diri kepada Yahua, setelah mereka keluar dari negeni Mesir dan
menyatakan bahwa Yahua adalah tuhan khusus bagi mereka. Namun, terkadang
mereka menyebutnya tuhan Israil dan kadang juga menyebutnya sebagai
tuhan tentara.
Sungguh mudah dalam pandangan kitab
Taurat untuk melakukan pertemuan-pertemuan, dialog-dialog, atau
memanjatkan permintaan-permintaan antara mereka dengan Yahua, Tuhan
mereka. Sampai-sampai orang bisa mengatakan bahwa pertemuan dengan Tuhan
itu lebih mudah danipada pertemuan-pertemuan dengan para hakim dan raja
suatu negara pada zaman sekarang.
Untuk itu mari kita bersama-sama
mengikuti dan menelusuri keajaiban-keajaiban agama Yahudi ini; melihat
kekafiran dan hinaan mereka terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala .
Dalam kitab Taurat, orang-orang Yahudi
mulai melakukan perubahan-perubahan dan menyatakan bahwa diri mereka
lebih kuat dibanding dengan tuhan mereka. Ini mereka lakukan dengan
maksud agar tuhannya bertindak sesuai dengan kemauan hawa nafsu mereka.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Pada malam itu Yakub bangun dan Ia
membawa kedua istrinya, kedua budak perempuannya, dan kesebelas anaknya
menyeberang di tempat penyeberangan Sungai Yabok. Sesudah Ia
menyeberangkan mereka, Ia menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu
tinggallah Yakub seorang diri. Seorang laki-laki bergulat dengan dia
sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat bahwa Ia tidak dapat
mengalahkannya, Ia memukul sendi pangkal paha Yakub sehingga terkilir.
Kemudian, kata orang itu, ‘Biarkanlah aku pergi karena fajar telah
menyingsing.' Sahut Yakub, ‘Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika
engkau tidak memberkati aku.' Bertanyalah orang itu kepadanya,
‘Siapakah namarnu?' Sahutnya, ‘Yakub.' Lalu kata onang itu, ‘Namamu
tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi lsrail sebab engkau telah
bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.' Bertanyalah
Yakub, ‘Katakanlah juga siapa namamu.' Tetapi sahutnya, ‘Mengapa engkau
menanyakan namaku?' Lalu diberkatinyalah Yakub di situ..
Ketika telah berakhir pertemuan antara
Yahua dengan Musa, Musa tidak ingin mendapatkan kehormatan tersebut
sendirian tanpa yang lainnya. Oleh karena itu, Ia mengajak beberapa
tokoh bani Israil. Disebutkan dalam kitab mereka, "Dan naiklah Musa
dengan Harun, Nadab, Abihu, dan 70 orang dan para tetua-tetua Israil.
Kemudian, mereka melihat Allah lsrail, kakinya berjejak pada sesuatu
yang buatannya seperti lantai dan batu pualam dan yang terangnya seperti
langit yang cerah. Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israil tidaklah
diulurkannya tangannya, mereka memandang Allah, lalu makan dan minum.
..."
Orang-orang Yahudi menyekutukan tuhan
mereka dan mengakui adanya tuhan-tuhan lain. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Sekarang aku tahu bahwa Tuhan lebih besar dari segala Allah.
Sebab, ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir karena
memang orang-orang ini telah bertindak angkuh terhadap mereka."
Sebagaimana bahwa Tuhan ini benci dengan kehidupan berkemah yang harus
berpindah-pindah dengan bani Israil. Namun, yang Dia senangi adalah
bertempat tinggal di istana-istana. Disebutkan dalam kitab mereka,
"Tetapi pada malam itu juga datanglah firman Tuhan kepada Nathan,
demikian, ‘Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud, ‘Beginilah firrnan
Tuhan, kenapa engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku
tidak pernah diam dalam rumah semenjak Aku menuntun orang-orang Israil
dan Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah
sebagai kediaman. Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang
Israil, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim
orang Israil, yang Kuperintahkan mengembalakan umat-Ku, Israil.
Demikian, mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dan kayu aras?
Oleh sebab itu, beginilah kau katakan kepada hamba-Ku Daud, ‘Beginilah
firman Tuhan semesta alam...
Namun, karena Daud sibuk dengan berbagai
peperangan sengit, akhirnya pembangunan tempat tinggal Rabb tidak bisa
selesai pada masa pemerintahannya tapi selesai pada masa pemerintahan
anaknya, Sulaiman. Disebutkan dalam kitab mereka, "Pada waktu itu
berkatalah Salomo, ‘Tuhan telah menetapkan matahari di langit, tetapi ia
memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan
rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya."
Apakah alasannya Rabb rnempunyai
keinginan bertempat tinggal di rumah tertentu dan di tempat tertentu.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Sebab, Tuhan telah memilih Sion. Dia
menginginkannya menjadi tempat kedudukan-Nya. Inilah tempat
perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam sebab Aku
menginginkannya. Perbekalannya akan Kuberkati dengan limpahnya,
orang-orang yang miskin akan Kukenyangkan dengan roti, imam-imamnya akan
Kukenakan pakaian keselamatan, dan orang-onang yang saleh akan
bensorak-sorai dengan girang."
Pada zaman Sulaiman, terkuaklah
keinginan Yahua tenhadap kurban, pembakaran dan aroma lemak yang
dibakar. Disebutkan dalam kitab mereka, "Setelah Salomo mengakhiri
doanya, api pun turun dari langit memakan habis kurban bakaran dan
kurban-kurban sembelihan itu, dan kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu.
Para imam tidak dapat memasuki rumah Tuhan itu karena kemuliaan Tuhan
memenuhi rumah Tuhan. Ketika segenap orang Israil melihat api itu turun
dan kemuliaan Tuhan meliputi rumah itu, berlututlah mereka di atas
lantai dengan muka mereka sampai ke tanah."
Selama Tuhan merasa puas tinggal di
antara asap yang mengepul sambil menikmati aroma lemak yang terbakar,
maka sudah sepantasnyalah Sulaiman bersegera untuk memenuhi kelahapan
Yahua dan mérealisasikan keinginan-Nya seluas mungkin. Disebutkan dalam
kitab mereka, "Lalu raja bersama-sama segenap Israil mempersembahkan
kurban sembelihan di hadapan Tuhan sebagai kurban keselamatannya kepada
Tuhan. Salomo mempersembahkan 22.000 ekor sapi dan 102.000 ekor domba.
Demikianlah raja-raja dan segenap Israil menahbiskan rumah Tuhan itu.
Pada hari itu juga raja-raja menguduskan pertengahan pelataran yang di
depan rumah Tuhan.
Di situlah ia mempersembahkan kurban
bakaran, kurban sajian, dan segala lemak kurban keselamatan. Mazbah
tembaga yang di hadapan Tuhan itu terlalu kecil untuk memuat kurban
bakaran dan kurban sajian dan segala lemak kurban keselamatan itu."
Setelah dihubung-hubungkan,
penyembelihan-penyembelihan yang dilakukan untuk memenuhi keinginan
Yahua ini dengan upacara-upacara keagamaan dan upacara-upacara
penguburan jenazah , ternyata mempunyai hubungan yang sangat kental
sekali. Kebanyakan acara-acara ini dilaksanakan pada waktu perjalanan
keluar pada zaman Musa dan Harun. Disebutkan dalam kitab mereka,
"Kemudian, haruslah kau ambil domba jantan yang lain, lalu haruslah
Harun dan anak-anaknya ke atas kepala domba jantan itu. Haruslah kau
sembelih domba jantan itu. Kau ambillah sedikit dari darahnya dan kau
bubuhi pada cuping telinga kanan Harun dan pada cuping telinga
anak-anaknya, pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanan
mereka, dan darah selebihnya kau siramkanlah pada mazbah sekelilingnya.
Haruslah kau ambil sedikit dari darah yang ada di atas mazbah dan dan
minyak urapan itu dan kau percikkanlah kepada Harun dan pakaiannya dan
juga kepada anak-anaknya dan pada pakaian anak-anaknya; maka Ia akan
kudus dan pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya.
Dan domba jantan itu haruslah kau ambil lemaknya, ekornya yang berlemak,
lemak yang menutupi isi perutnya, umbal hatinya, kedua buah
pinggangnya, lemak yang melekat padanya paha kanannya - sebab itulah
domba jantan persembahan penahbisan - kau ambillah juga satu keping
roti, satu roti bundar yang bermniyak, dan satu roti tipis dari dalam
berisi roti yang tidak beragi yang ada di hadapan Tuhan. Haruslah kau
taruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan
anak-anaknya dan haruslah kau persembahkan semuanya sebagai pengunjukan
kepada Tuhan. Kemudian, haruslah kau ambil semuanya dari tangan mereka
dan kau bakar di atas mazbah, yaitu di atas kurban bakaran sebagai
persembahan yang harum di hadapan Tuhan; itulah suatu kurban bagi
Tuhan." Tuhan mencukupkan diri-Nya dengan lemak yang sudah terbakar dan
gumpalan adonan roti serta sehelai roti dengan sedikit minyak, sementara
sisa-sisa korban tersebut diserahkan kepada para imam. Ini kewajiban
mereka selamanya yang dapat menjamin hidup mereka abadi dan sejahtera.
Yahua sangat senang apabila kurban-kurban yang berupa makanan yang
mengundang rasa lapar dan aroma kebahagiaan ini diserahkan kepada-Nya
tepat pada waktu-waktu yang sudah ditetapkan-Nya. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Tuhan berfirman kepada Musa, ‘Peringatkanlah kepada
orang-orang Israil dan katakanlah kepada mereka dengan setia dan pada
waktu yang ditetapkan haruslah kamu mempersembahkan
persembahan-persembahan kepada-Ku sebagai santapan-Ku ... dan pada
bulan-bulan mulia kalian harus mempersembahkan berupa kurban api, dua
anak sapi, satu ekor kibas, tujuh ekor domba jantan yang sehat dan cukup
haul ... dan juga satu ekor kambing hitam sebagai kurban .... Pada
bulan pertama pada tanggal 14 Tuhan berfirman ... dan kalian harus
mempersembahkan kurban api kepada Tuhan, dua ekor sapi jantan dan satu
ekor domba." Upacara keagamaan dan pengorbanan-pengorbanan ini terus
berlanjut dalam putaran tahun, khususnya pada bulan ke-7 dan bulan-bulan
mereka. Pada bulan ini mereka membawakan kurban-kurban mereka pada
hati-hari pertama pada bulan tersebut. Demikian juga pada hati-hari
kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, kedelapan, kesembilan,
kesepuluh, dan pada hari-hari kelimabelas pada bulan tersebut. Apakah
Yahua sudah merasa cukup dengan darah dan lemak binatang tersebut?
Tampak dalam kitab Taurat bahwa
kerakusan Yahua dan nafsu-Nya terhadap darah, mengharapkan kurban
manusia. Disebutkan dalam kitab mereka, "Kebetulan datanglah salah
seorang Israil membawa seorang perempuan Midian kepada sanak saudaranya
dengan dilihat Musa dan segenap umat Israil yang sedang
bertangis-tangisan di depan pintu kemah pertemuan. Ketika hal itu
dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak Imam Harun, bangunlah Ia dari
tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya mengejar
orang Israil itu sampal ke ruang tengah dan menikam mereka berdua,
yakni orang Israil dan perempuan itu pada perutnya. Kemudian,
berhentilah tulah itu menimpa orang Israi1."
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu roh
Tuhan menghinggapi Yefta, Ia berjalan melalul daerah Gilead dan daerah
Manasye. Kemudian, melalui Mizpa di Giliead dan dan Mizpa di Gilead ia
berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu, bernazanlah Yefta kepada
Tuhan. Katanya, ‘Jika engkau sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam
tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku,
pada waktu aku kembali dengan selamat dan bani Amon, Itu akan menjadi
kepunyaan Tuhan. Aku akan mempersembahkannya sebagai kurban api.
Kemudian, Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon. Tuhan
menyerahkan mereka ke dalam tangannya ... ketika Yefta pulang ke Mizpa,
ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan menyosong dia dengan memukul
rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal, selain dari dia
tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan. Demi dilihatnya dia,
dikoyaknyalah bajunya, sambil berkata, ‘Ah anakku, engkau membuat hatiku
hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku. Aku telah membuka
mulutku bernazar kepada Tuhan, dan tidak dapat aku mundur.' Tetapi
jawabannya kepadanya ‘Bapak, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar
kepada Tuhan, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang engkau
ucapkan itu ... dan setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada
ayahnya dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya
itu. Jadi, gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. ." Di sannping itu,
para imam pun tidak bisa selamat dan penyembelihanmu sebagai kurban bagi
Yahua untuk mendapatkan keridhaan dan mengurangi kemarahan-Nya.
Disebutkan dalam kitab mereka, ‘Juga segala kuil di bukit-bukit
pengorbanan yang di kota-kota Samaria yang dibuat oleh raja-raja Israil
untuk menimbulkan sakit hati Tuhan, dijauhkan oleh Yosia dan dalam hal
ini Ia bertindak tepat seperti tindakannya di Betel. Ia menyembelih di
atas mazbah-mazbah itu semua imam bukit-bukit pengorbanan yang ada di
sana dan dibakarnya tulang-tulang manusia di atasnya, lalu pulanglah Ia
ke Yerussalem."
Yahua adalah Rabbul junud (Tuhan
pasukan), Rabbul harbi (Tuhan peperangan), dan Rabbul Yahudi (Tuhan
bangsa Yahudi) adalah Tuhan yang sangat zalim lagi pendengki. Dia telah
mensyariatkan sebuah kaidah hukum yang dikenal dengan hukuman imbas,
yaitu seorang yang tidak berdosa dapat menanggung dosa dan kesalahan
orang lain yang berdosa dan bersalah. Disebutkan dalam kitab mereka,
‘Janganlah sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya sebab aku
Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan
bapak kepada anak-anaknya, kepada keturunannya yang ketiga dan keempat
akibat dan orang-orang yang membenci aku."
Sementara itu kita dapatkan pada kitab
yang berjudul Zimamul Muganiyin , Daud menggambarkan Tuhannya dengan
gambaran yang sangat menakutkan. Disebutkan dalam kitab mereka, ‘Asap
membumbung dan hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara
menyala keluar daripada-Nya. Ia menekukkan langit, lalu turun kekelaman
yang ada di bawah kaki-Nya. Ia mengendarai Kerub, lalu terbang dan
melayang di atas sayap angin. Ia membuat kegelapan di sekeliIing-Nya
menjadi persembunyian-Nya. Dia menjadikan pondok-Nya, air hujan yang
gelap dan awan yang tebal. Karena sinar di hadapan-Nya hilanglah
awan-awannya bersama hujan es dan bara api. Maka Tuhan mengguntun di
langit, yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya. DilepaskanMya
panah-panah-Nya sehingga disebarkan-Nya kepada mereka kilat
bertubi-tubi, dikacaukan-Nya mereka. Lalu, kelihatanlah dasar-dasar
lautan dan tersingkaplah alas-alas dunia karena hardik-Mu ya Tuhan,
karena hembusan napas dan hidung-Mu."
Kita juga mendapatkan gambaran yang lain
tentang Tuhan, Ia digambarkan dengan sifat menyesal. Disebutkan dalam
kitab mereka, "Setiap kali Tuhan membangkitkan seorang hakim bagi
mereka, maka Tuhan rnenyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dan
tangan musuh mereka selama hakim itu hidup. Sebab, Tuhan berbelas
kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang menekan dan
menindas mereka. Dan Allah mengutus malaikat ke Yerussalem untuk
memusnahkannya. Ketika hendak dimusnahkannya, maka Tuhan melihatnya,
lalu menyesallah Ia karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya itu,
lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah itu, ‘Cukup! Turunkanlah
sekarang tanganmu itu.
Para imam Yahudi berpendapat tidak ada
salahnya menggambarkan Yahua, Tuhan mereka, dengan kebodohan. Mereka
juga mencatat bahwa anggapan seperti itu berdasarkan pengakuan Yahua
sendiri. Ketika Yahua hendak keluar untuk menelusuri negeri Mesir yang
telah memerangi bangsanya, Dia meminta kepada mereka (bangsa Israil)
untuk menandai pintu-pintu rumah mereka dengan darah dengan tujuan agar
Dia bisa membedakan antara rumah-rumah bangsa-Nya dengan rumah-rumah
orang Mesir. Disebutkan dalam kitab mereka, "Dan pada hari itu hendaklah
kalian menandai pintu-pintu rumah tempat kalian tinggal. Maka
tampakkanlah kepada-Ku darah, maka Aku pun akan melewati kalian sehingga
pukulan kematian-Ku tidak mengenai kalian ketika Aku memerangi negeri
Mesir."
3. Fanatisme dan Suka Mengucilkan Diri
Onang-orang Yahudi telah menancapkan
dalam kitab Taurat mereka akar fanatisme ( taasub ) dan pengucilan diri.
Mereka beranggapan bahwa mereka adalah bangsa Yahua, bangsa terpilih.
Mereka adalah sebaik-baik bangsa di seluruh dunia, dan sesungguhnya
Yahua memilih mereka karena Ia mencintai dan menyucikan mereka. Taasub,
pengakuan, dan penipuan mereka telah sampai pada pengakuan bahwa Yahua
adalah Tuhan khusus bagi mereka. Mereka menyimpan-Nya hanya untuk diri
mereka sendiri dan mengharamkan bangsa-bangsa lain untuk berhubungan
dengan-Nya. kitab Taurat secara bertahap telah menanamkan sifat suka
mengucilkan diri dan taasub sejak zaman Ibrahim Alaihissalam , mulai
dari awal sampai akhir kitab tersebut. Disebutkan dalam kitab mereka,
"Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang
menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya, ‘Baiklah, letakkan
tanganmu di bawah pangkal pahaku supaya aku mengambil sumpahmu demi
Tuhan Allah yang punya langit dan yang punya bumi bahwa engkau tidak
akan mengambil untuk anakku seorang istri dari antara perempuan Kanaan
yang di antaranya aku diam." Demikian juga yang dilakukan oleh Ishak
terhadap anaknya, Yakub. Disebutkan dalam kitab mereka, "Kemudian, Ishak
memanggil Yakub lalu memberkati dia serta berpesan kepadanya,
‘Janganlah mengambil istri dari perempuan Kanaan. kemudian, datang
perintah Yahua kepada Nabi Musa." Disebutkan dalam kitab mereka,
"Berpeganglah pada yang Kupenintahkan kepadamu pada hari ini. Lihat Aku
akan menghalau dari depanmu orang Amori, orang Kanaan, orang Het, orang
Feris, orang Hewi, dan orang Yebus. Berawas-awaslah, janganlah kau
adakan perjanjian dengan penduduk negeri yang kau datangi itu supaya
mereka jangan menjadi jerat bagimu di tengah-tengahmu. Sebaliknya,
mazbah-mazbah mereka haruslah kamu rubuhkan, tugu-tugu berhala mereka
hendaklah kamu remukkan, dan tiang-tiang berhala mereka kamu tebang.
Sebab, janganlah engkau sujud menyembah kepada Allah lain karena Allah
cemburu. Janganlah engkau sampai mengadakan perjanjian dengan penduduk
negeri itu; apabila mereka berzina dengan mengikuti Allah mereka dan
mempersembahkan kurban kepada Allah mereka, maan membujuk juga
anak-anakmu laki-laki untuk berzina dengan mengikuti Allah mereka."
Kemudian, Yahua membuktikan kecintaan-Nya yang membara dan
kelengketannya dengan bangsa pilihan. Disebutkan dalam kitab mereka, maka
mereka akan mengundang engkau dan engkau akan ikut makan kurban
sembelihan mereka. Apabila engkau mengambil anak-anak perempuan mereka
menjadi istri anak-anakmu dan anak-anak perempuan itu akan berzina
dengan mengikuti Allah mereka, maka mereka akan..
4. Kekerasan dan Kebiadaban
Yahua adalah Tuhan para tentara dan
Tuhan peperangan. Tuhannya orang-orang lsrail adalah Tuhan yang keras
hati, zalim, dan buas. Sebagaimana yang digambarkan oleh kitab Taurat
mereka. Kekerasan hati, kezaliman, dan kebuasan itu telah menanamkan
benih kekerasan, sifat menakutkan, kekejaman, dan kebiadaban dalam
diri-diri mereka. Tldak mengapa bagi penulis apabila kebusukan ini
menimpa hidung para pembaca dan membuat diri mereka mual dan ingin
muntah karenanya. Merupakan suatu kewajiban ilmiah bagi penulis untuk
menyelesaikan penelitiannya, walaupun mendalami dan mencapai
akar-akarnya sulit dan berbahaya.
Kita mulai perjalanan dengan Tuhan Musa
pemegang Taurat ini dan kita akan menelusuri bekas yang diakibatkan
kekerasan dari kekejaman yang telah Dia rencanakan untuk bangsa
pilihan-Nya, yaitu bangsa Israil. Kita akan mendapatkan bahwa Dia
memerintahkan untuk membunuh siapa saja yang memakan roti beragi pada
waktu-waktu diharamkannya. Disebutkan dalam kitab mereka, "Kamu makanlah
roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya. Pada hari pertama pun kamu
buanglah segala ragi dari rumahmu sebab setiap orang yang makan sesuatu
yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus
dilenyapkan di antara Israil .... Tujuh hari lamanya tidak boleh ada
ragi dalam rumahmu sebab setiap orang yang memakan sesuatu yang beragi,
orang itu harus dilenyapkan dari antara jamaah orang Israil"
Selain itu, Yahua juga telah melakukan
berbagai kekejaman dan penindasan tenhadap bangsa Mesir. Disebutkan
dalam kitab mereka bahwa Musa berkata, "Pada waktu tengah malam Aku
berjalan di tengah-tengah Mesir. Maka tiap-tiap anak sulung di tanah
Mesir akan mati, dan anak sulung Fir'aun yang duduk di tahtanya sampai
kepada anak sulung budak perempuan yang menghadapi batu kilangan, juga
segala anak sulung hewan."
Sebelum mereka rnasuk ke negeri
Palestina, mereka terlebih dahulu melakukan pengorbanan demi mendapatkan
keridhaan Yahua yang telah marah terhadap bangsa pilihan-Nya yang
sangat mencintai emas dan bersujud kepada-Nya serta tidak mau
menyembah-Nya. Disebutkan dalam kitab mereka, "Baiklah, kamu
masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah
kian kemari melalui perkemahan itu dan pintu gerbang ke pintu gerbang
dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya, temannya, dan
tetangganya. Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada
hari itu, tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu. Kemudian,
berkatalah Musa, ‘Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada Tuhan.
Masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya
yakni supaya kamu diberi berkat pada hari ini."
Setelah hawa nafsu Yahua terpenuhi,
sambil menikmati pemandangan bangsa-Nya yang saling membunuh, Ia
mengarahkan keingmnan-Nya kepada bangsa pilihan-Nya yaitu sebuah
gambaran rencana pembantaian baru dan peperangan yang menakutkan. Untuk
menjanjikan kepada bangsa yang dicintai-Nya sebuah tanah tanpa penghuni
dari bangsa suatu kaum, tanpa perlawanan dan tanpa adanya kerusuhan dari
penghuni aslinya. Disebutkan dalam kitab mereka, "Apabila Tuhan Allahmu
telah membawa engkau ke dalam negeri, kemana engkau masuk untuk
mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni
orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang
Hewi, dan orang Yebus, tujuh bangsa yang lebih banyak dan lebih küat
daripadamu. Tuhan Allahmu telah menyerahkan mereka kepadamu sehingga
engkau memukul kalah mereka, maka haruslah kamu menumpas mereka sama
sekali.'
Apabila engkau mendekati satu kota untuk
berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian
kepadanya. Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan
dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat
di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu.
Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan
mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau
mengepungnya. Setelah Tuhan Allahmu menyerahkannya kedalam tanganmu,
maka haruslah membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata
pedang. Hanya perempuan, anak-anak, hewan, dan segala yang ada di kota
itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kamu rampas bagimu sendiri.
Jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh Tuhan
Allahmu, boleh kau pergunakan. Demikian harus kau lakukan terhadap
segala kota yang sangat jauh letaknya dan tempatmu, yang tidak termasuk
kota bangsa-bangsa di sini (Palestina). Tetapi dari kota-kota
bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu menjadi milikmu.
Janganlah kau biankan hidup apa pun yang bernapas, melainkan kau tumpas
sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris,
orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan Allahmu."
Terkejutlah penduduk Midian yang
merupakan bangsa Palestina karena serangan secara tiba-tiba bagaikan
binatang liar yang menyerang mangsa, yang dilakukan kaum Yahudi. Mereka
terkejut oleh keberanian Yahudi dalam medan tempur ketika membunuh,
membantai, menawan, merampas, dan merampok tanpa adanya peringatan
terlebih dahulu. Disebutkan dalam kitab mereka, "Tuhan berfirman kepada
Musa, ‘Lakukanlah pembalasan orang Israil kepada orang Midian. Kemudian,
engkau akan dikumpulkan kepada kaum leluhurmu. Berperanglah mereka
melawan Midian, seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa, lalu
membunuh semua laki-laki mereka. Selain dari orang-orang yang mati
terbunuh itu, mereka pun membunuh raja-raja Midian .... Israil menawan
perempuan-perempuan dan anak-anak Midian, juga segala hewan, segala
ternak, dan segenap kekayaan mereka dijarah. Segala kota kediaman serta
segala tempat perkemahan mereka dibakar."
Kemudian, Musa versi Taurat marah
terhadap pemimpin-pemimpin pasukannya yang telah membiarkan wanita dan
anak-anak hidup. Dia lalu mengusir mereka ke tanah gersang, dia
memerintahkan para tentaranya untuk menyucikan diri mereka dari najis
setelah mereka menyembelih wanita dan anak-anak itu. Disebutkan dalam
kitab mereka, "Dan Musa berkata kepada mereka, ‘Kamu biarkankah semua
perempuan hidup? Sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak
mereka, dan juga semua perempuan yang bersetubuh dengan laki-laki
haruslah kamu bunuh ." Setelah itu, kelompok Yahudi tersebut merangkak
untuk menyerang Raja Hesybon yang bernama Simon secara tiba-tiba. Juga
membantai Raja yang bernama Auj, Raja Basan di sebelah selatan tanah
Kanaan, serta membantai semua penduduk kedua kerajaan itu, sebagaimana
yang telah diperintahkan Yahua. Disebutkan dalam kitab mereka, "Tetapi
Tuhan Allah kita menyerahkan ia kepada kita sehingga kita mengalahkan
dia dengan anak-anaknya dan seluruh tentaranya. Pada waktu itu kita
merebut segala kotanya dan menumpas penduduk setiap kota : laki-laki,
perempuan, serta anak-anak. Tidak ada seorang pun yang kita biarkan.
Hanya hewan kita rampas bagi kita sendiri, seperti juga jarahan dan
kota-kota yang telah kita rebut.
Dan Tuhan Allah kita menyerahkan juga
Og, Raja Basari, beserta seluruh tentaranya ke dalam tangan kita dan
kita mengalahkan dia sehingga tidak seorang pun luput. Pada waktu itu
kita merebut segala kotanya. Tidak ada kota yang tidak kita rampas dari
mereka. Enam puluh kota ... semuanya itu adalah kota berkubu, dengan
tembok yang tinggi-tinggi, dengan pintu.-pintu gerbang dan
palang-palangnya, lain daripada itu sangat banyak kota yang tidak
berkubu. Kita menumpas seluruh penduduknya seperti yang kita lakukan
terhadap Sihon, Raja Hesybon, dengan menumpas penduduk setiap kota :
laki-laki, perempuan, dan anak-anak."
Setelah itu, Yosua bin Nuun menerima
bendera, yaitu bendera Yahua setelah Musa mati, ketika Ia dan pasukan
Yahudi tiba di pinggiran tanah Kanaan. Yosua menampakkan kepahlawanannya
dengan melakukan pembantaian besar-besaran. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang ada di
kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai
kepada lembu, domba, dan keledai ... dan segala sesuatu yang ada di
dalamnya dibakar mereka dengan api. Hanya emas, perak, barang-barang
tembaga, dan besi ditaruh mereka di dalam perbendaharaan Rumah Tuhan.
..." Tuhannya orang-orang Yahudi terus melanjutkan pembantalan dan
pemusnahan. Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu berfirmanlah Tuhan
kepada Yosua, ‘Acungkanlah lembing yang ada di tanganmu ke arah Ai sebab
aku menyerahkan kota itu ke dalam tanganmu. Maka Yosua mengacungkan
lembing yang ada di tangannya ke arah kota itu.... Orang-orang Israil
yang lain dan dalam kota menyerbu orang-orang Ai sehingga terjepit di
tengah-tengah orang-orang Israil. Orang-orang Ai dibunuh sehingga tak
seorang pun dan mereka yang dibiarkan terlepas atau luput. Tetapi Raja
Ai ditangkap hidup-hidup dan dihadapkan kepada Yosua. Segera sesudah
orang Israil selesai membunuh seluruh penduduk kota Ai di padang
terbuka, maka seluruh Israil kembali ke Ai dan memukul kota itu dengan
mata pedang. Jumlah semua orang yang tewas pada hari itu, baik laki-laki
maupun perempuan ada dua belas ribu orang, semuanya adalah orang Ai.
Dan Yosua tidak menarik tangannya yang mengacungkan lembing itu, sebelum
seluruh penduduk kota Ai ditumpasnya. Hanya binatang ternak dan
barang-barang kota itu dijarah oleh orang Israil, sesuai dengan firman
Tuhan yang diperintahkannya kepada Yosua." Setelah Yosua membakar kota
Ai dan menghancurkannya, Ia membunuh Raja Ai yang sudah disanderanya.
Kemudian, menggantung mayatnya di atas piritu gerbang kota.
Kemudlian, Yosua melanjutkan pembantaian
dan penumpasan besar-besaran terhadap seluruh binatang ternak
Perbuatannya ini mendapat ridha dati Raabul Junud, yaitu Yahua.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Pada hari itu Yosua merebut Makeda dan
kota itu dipukulnya dengan mata pedang, juga rajanya. Kota itu dan semua
makhluk yang ada di dalamnya ditumpasnya. Tidak seorang pun yang
dibiarkannya lolos. Kemudian, Yosua dengan seluruh Israil berjalan terus
dari Makeda ke Ubna, lalu memerangi Libna.... Yosua memukul kota itu
dan semua makhluk yang ada di dalamnya ditumpasnya. Tidak seorang pun
yang dibiarkannya lolos. Rajanya itu diperlakukannya seperti
diperlakukannya Raja Yerikho."
Setelah menumpas Ubna, Yosua dengan
seluruh Israil berjalan terus menuju Lakhis, Ajion, Hebron , dan Dubair.
Kemudian, mereka menumpas semuanya beserta raja-raja mereka,
sebagaimana dia juga menumpas Raja Hazor dan se}uruh rakyatnya serta
semua raja-raja yang bekerja sama dengannya, kecuali Syihon dan Aksyaf.
Setelah itu, Yosua membawa Hazor dan seluruh rakyatnya dan membunuh
mereka semua dengan mata pedang. Telah dipaparkan secara terperinci
dalam asfar Yosua tentang peperangan yang dahsyat dan terus-rnenerus
dengan menyebutnya sebagal sebuah pembantaian. Dia membantai setiap yang
bernyawa serta raja-raja mereka dan rakyatnya, baik dari kalangan kaum
wanita, laki-laki, anak-anak, dan orang tua. Pembantaian dan
penyembelihan ini terus berlanjut. Terkadang dilakukan oleh bani Israil
di bagian utara; terkadang dilakukan juga oleh bani Benyamin di bagian
selatan. Terkadang juga dilakukan oleh kedua bani Yahudi ini secara
bersamaan terhadap bangsa Kanaan. Seorang bernama Abimelekh melakukan
penipuan terhadap saudara-saudara ibunya dan membuat kesepakatan dengan
mereka agar dirinya dijadikan sebagai raja. Kemudian, ia ikut serta
membunuh saudara-saudaranya. Ia pergi ke rumah ayahnya di Ofra, lalu
membunuh saudara-saudaranya, anak-anak Yerubaal sebanyak 70 orang di
atas satu batu. Akan tetapi, Yotarn, anak bungsu Yerubaal masih hidup
karena Ia menyembunyikan diri.
Watak dan sifat pembunuh serta nafsu
untuk membantai dan membinasakan yang ada pada diri orang-orang Yahudi
Gilead disalurkan dengan menyembelih terhadap 42.000 orang dari suku
Efraim hanya karena ketidakmampuan mereka dalam melafalkan huruf syin,
mereka rnenyebutnya siin. Disebutkan dalam kitab mereka, "Untuk
menghadapi suku Efraim itu, maka orang-orang Gilead menduduki
tempat-.tempat penyeberangan Sungai Yordan. Apabila dari suku Efraim ada
yang lari dan berkata, ‘Biarkanlah aku menyeberang', maka orang Gilead
berkata kepadanya, ‘Orang Efraimkah engkau?' Dan jika Ia rnenjawab,
‘Bukan', maka mereka berkata kepadanya, ‘Coba katakan dulu, ‘Syibolet.'
Jika ia berkata, ‘Sibolet', berarti tidak dapat mengucapkannya dengan
tepat. Kemudian, mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat
tempat-tempat penyeberangan Sungal Yordan itu. Pada waktu itu tewaslah
dan suku Efraim 42.000 orang."
Dia juga membunuh berpuluh-puluh ribu
orang untuk menjalankan syariat Tuhan-Nya (Yahua) yang telah
ditanamkan-Nya pada diri-diri bangsa pillhan-Nya. Suatu yang sangat
gampang dan mudah sekali untuk memenuhi kehausan Yahua meminum darah.
Disebutkan dalam kitab mereka, Juga bani Benyamin maju menyerang dari
Gibea dan menggugurkan ke bumi 22.000 orang dari antara orang Israil
pada hari itu. Kemudian, pergilah orang-orang Israil .... Bani Benyamin
juga menyerang dari Gibea dan menggugurkan ke bumi 22.000 orang dari
antara orang Israil pada hari itu."
Ketika kemarahan Yahua terhadap Israil
telah mereda, Segera ia memerintahkan Israil untuk rnenumpas bani
Benyamin. Disebutkan dalam kitab mereka, "Tuhan membuat suku Benyamin
terpukul kalah oleh orang Israil. Pada hari itu orang- orang Israil
memusnahkan suku Benyamin 25.100 orang, semuanya orang-orang yang
bersenjatakan pedang.... Jadi, larilah mereka dari depan orang-orang
Israil itu ke arah padang gunun, tetapi pertempunan itu tidak dapat
dihindari. Lalu, orang-orang dari kota-kota menghabisi mereka di
tengah-tengahnya. Mereka mengepung suku Benyamin itu, mengejarnya dengan
tak henti-hentinya ... sampai di depan Gibea, di sebelah timur. Dan
bani Benyamin tewas 18.000 orang, semuanya orang-orang gagah perkasa....
Orang-orang Israil kembali kepada bani Benyamin dan memukul mereka
dengan mata pedang, baik manusia, hewan, dan segala sesuatu yang
terdapat di sana . Juga segala kota yang terdapat di sana mereka
musnahkan dengan api."
Tatkala Yahudi Yabesh tidak hadir
menziarahi Yahua dalam pertemuan perkemahan jamaah itu, mereka diberikan
ganjaran pembantaian. Disebutikan dalam kitab mereka, "Sebab itu
berkatalah mereka, ‘Dari suku-suku Israil adakah satu yang tidak datang
menghadap Tuhan di Mizpa?' Lalu tampaklah bahwa dari Yabesh -Gilead
tidak ada seorang pun yang datang ke perkemahan jamaah itu. Oleh karena
itu, perkumpulan itu menyuruh 12.000 orang-orang gagah perkasa,
‘Pergilah, pukullah penduduk Yabesh-Gilead dengan mata pedang. Juga
perempuan-perempuan dan anak-anak ... Semua laki-laki dan perempuan yang
telah pernah tidur dengan laki-laki harus kamu tumpas."
Ketika semangat bangsa pilihan Yahua
untuk melanjutkan pembantaian sedikit demi sedikit mulai menurun, kita
dapati bahwa Yahua sendiri ikut turun untuk melakukan pembantaian ini.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Dan Ia membunuh beberapa orang Betsemes
karena mereka melihat ke dalam tabut Tuhan , Ia membunuh lima puluh ribu
laki-laki dan tujuh puluh orang dari rakyat itu."
Jadi, Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israil, maka tewaslah dari orang Israil 70.000 orang.
Kemudian, datanglah nabi mereka, Samuel.
Dia adalah salah satu nabi yang di antara nabi-nabi mereka. Dia mencoba
sebuah langkah untuk mendekati Yahua, yaitu dengan cara melakukan
pembantaian. Disebutkan dalam kitab mereka, "Beginilah firman Tuhan
semesta alam, ‘Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada
orang Israil karena orang Amalek menghalang-halangi mereka ketika orang
Israil pergi dan Mesir. Jadi, pergilah sekarang, kalahkanlah orang
Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas
kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan,
kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta
maupun keledai..."
Ketika Samuel memberikan tugas kepada
Saul untuk melaksanakan perintah Tuhan, yaitu membantai habis segenap
penduduk dengan mata pedang, Saul menangkap Agag, Raja Amalek
hidup-hidup dan menjadikannya sebagai sandera. Dia juga menyelamatkan
kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tidak mengizinkan mereka
untuk menumpas semuanya itu bersamaan dengan penduduk tersebut. Setelah
Samuel marah, lalu dia menumpahkan kemarahan Tuhannya kepada Saul karena
kesalahannya tidak menjalankan ajaran Tuhan untuk membantai dengan
tuntas. Ketika Saul dinobatkan sebagai raja atas orang-orang Israil
karena berkat pertolongan Samuel, Saul pun segera mohon ampun kepada
Tuhan atas kesalahan besar yang Ia akui telah dilakukannya, yaitu ketika
ia membiarkan hidup Agag, Raja Amalek, beserta binatang ternak pilihan.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu berkatalah Samuel, ‘Bawa kemari
Agag, Raja Amalek itu.' Dengan gembira Agag pergi kepadanya sebab
pikirnya, ‘Sesungguhnya kepahitan maut telah lewat... ‘Sesudah itu
Samuel mencincang Agag di hadapan Tuhan Gilgal.... Kemudian, Samuel
pergi ke Rama, tetapi Saul pergi ke rumahnya di Gibea Saul. Sampal hari
matinya, Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita
karena Saul. Dan Tuhan menyesal karena Ia menjadikan Saul raja atas
lsrail."
Marilah kita perhatikan Saul yang
dulunya disebut oleh Samuel sebagai orang yang terlalu toleran, ketika
dia memaafkan Agag (Raja Amalek) dan tidak menumpas semua binatang
ternak Kita akan dapati bahwa watak kejam dan buas telah tumbuh pada
dirinya. Kita lihat ia telah meminta kepada Daud untuk dipotonglcan
seratus ujung zakar orang-orang Palestina untuk dia persembahkan sebagai
mahar anak perempuannya, Mikhal . Disebutkan dalam kitab mereka,
"Kemudian berkatalah Saul, ‘Beginilah kamu katakan kepada Daud, ‘Raja
tidak menghendaki maskawin selain dari seratus kulit ujung zakar orang
Palestina sebagai pembalasan kepada musuh raja....' Waktunya belum
genap, tetapi Daud sudah bersiap. Dia pergi dengan orang-orangnya dan
menewaskan dari orang Palestina itu dua ratus orang serta membawa kulit
ujung zakar mereka. Dalam jumlah yang genap diberikan semuanya itu
kepada raja supaya Daud menjadi menantu raja. Kemudian, Saul memberilcan
Mikhal, anaknya. " Kita tidak akan terkejut dengan kekejaman Saul kalau
kita tidak mengetahui bahwa dia mulai membantai para imam bani lsrail,
perempuan, anak-anak, serta binatang ternak. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Maka ia memerangi para imam itu. Ia membunuh pada hari itu 85
orang yang memakai baju efod dan kain linen. Juga penduduk Nob, kota
imam itu dibunuh raja dengan mata pedang, laki-laki maupun perempuan,
kanak-kanak maupun anak yang menyusu, lembu, keledai, dan domba
dibunuhnya dengan mata pedang.
Kemudian, datanglah nabi mereka yang
paling agung, Daud, putra terhormat Yahua. Pemimpin yang telah bersumpah
untuk melindungi Kerajaan Israil di bawah kakinya untuk selama-lamanya,
lalu dia menetapkan penjanjian darah dengan melakukan pembantaian
terhadap bangsa Palestina yang telah berbuat baik kepadanya dan telah
melindunginya ketika Ia lari dari serangan sengit Saul.
Di sebutkan dalam kitab mereka, "Sesudah
itu, Daud memukul kalah orang Palestina dan mendudukkan mereka.
Kemudian, Daud mengambil kendali pemerintahan atas ibukota dari tangan
Palestina. Dia memukul kalah orang Moab, lalu sambil menyuruh mereka
berbaring di tanah, Ia mengukur tempat mereka dengan tali. Jumlah orang
yang berkumpul sepanjang dua kali panjang tali itu dibunuh dan yang
berada di sepanjang satu kali panjang tali dibiarkan hidup....
Selanjutnya, Daud memukul kalah Hadadezer bin Rehob, Raja Zoba. Daud
menawan darinya seribu tujuh ratus orang pasukan berkuda dan dua puluh
ribu orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh memotong urat
keting segala kuda kereta, rnenyisakan seratus ekor kuda kereta.
Kemudian, orang Aram dari Damsyik datang menolong Hadadezer, Raja Zoba,
tetapi orang Aram itu dibunuh Daud sebanyak dua puluh dua nibu orang.
Demikianlah Daud mendapat nama. Ketika ia pulang, ia menewaskan delapan
belas ribu orang Edom di Lembah Asin ..., tetapi orang Aram itu lari
dari hadapan orang Israil. Daud membunuh dari orang Aram itu tujuh ratus
ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang pasukan berkuda...."
Ketika Raja Daud belum puas melakukan
pembantaian dengan menggunakan pedang, dia menemukan cara baru untuk
melakukan pembantaian.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Dan
diangkutnya banyak sekali jarahan dari kota itu. Penduduk kota itu
diangkutnya dan dipaksanya bekerja dengan gergaji, penggerek besi, dan
kapak. Juga dipekerjakan mereka di tempat pembuatan batu-bata.
Demikinlah juga dilakukan Daud terhadap segala kota bani Amon.. ..
Setelah pembantaian yang dilakukan Daud
mulai melemah, dia sudah tidak mempunyai musuh lagi, kecuali anaknya
yang bernama Absalom. Kemudian, terjadilah permusuhan antara keduanya
yang mengharuskannya untuk menyembelih Absalom. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Dan terjadilah pertempuran di hutan Efraim. Tentara Israil
terpukul kalah di sana oleh orang-orang Daud. Pada hari itu terjadilah
di sana pertumpahan darah yang dahsyat, dua puluh ribu orang tewas.
Kemudian, pertempuran meluas meliputi seluruh daerah itu. Hutan itu
memakan lebih banyak orang di antara tentara daripada yang dimakan
pedang pada han itu.. . ."
Kemudian, datanglah Sulaiman yang
bijaksana, dan mendapati bahwa suatu keharusan baginya untuk melakukan
pertumpahan darah demi menyempurnakan kebijaksanaan, melengkapi
ketajaman pemikiran yang ada pada dirinya, serta mengokohkan sendi-sendi
kerajaan. Disebutkan dalam kitab mereka, "Tujuh hari lamanya mereka
berkemah berhadap-hadapan. Tetapi pada hari yang ketujuh, mulailah
pertempuran. Pada satu hari orang Israil menewaskan seratus ribu orang
berjalan kaki dari orang Aram itu. Orang-orang yang masih tinggal
melarikan diri ke Afek, ke dalam kota, tetapi temboknya roboh menimpa
20.000 orang yang masih tinggal itu.. .
Sepertinya tidak benar kalau kita
menyepelekan bagian malaikat menurut Taurat Yahudi dalam penumpasan dan
penyembelihan ini, sebagaimana yang telah disebutkan dalarn asfar
Yahudi, "Pada malam itu keluarlah malaikat Tuhan, lalu dibunuhnyalah
seratus delapan puluh ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan
paginya tampaklah bangkai orang-orang mati belaka."
Pertikaian untuk mendapatkan keridhaan
Yahua antara Yehuda dan Israil semakin memanas sehingga akhirnya
terjadilah peperangan sengit di antara mereka berdua. Disebutkan dalam
kitab mereka, "Dan orang-orang Yehuda memekikkan pekik perang. Pada saat
orang-orang Yehuda itu memekikkan pekik perang. Allah memukul kalah
Yerobeam dan segenap orang Israil oleh Abia dan Yehuda. Orang Israil
lari dari depan Yehuda, tetapi Allah menyerahkan mereka ke dalam tangan
Yehuda. Abia dengan laskarnya mendatangkan kekalahan yang besar kepada
mereka. Dan orang Israil mati tenbunuh 500.000 ribu orang pilihan.
Demikianlah orang Israil ditundukkan pada waktu itu, sedang orang Yehuda
menjadi kokoh karena mereka mengandalkan diri kepada Tuhan, Allah nenek
moyang mereka."
Selain itu, Yoram bin Yehuda juga
membaskan pedangnya kepada saudara-saudaranya. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan
merasa dirinya kuat, ia membunuh semua saudaranya dan juga beberapa
pembesar Israil dengan pedang...."
Kemudian, ibu Ahazia bin Yoram yang
bernama Atalya menumpas semua keturunan kerajaan yang disucikan. Kenapa
tidak? Aku mengatakan bahwa dia adalah termasuk orang-orang yang
pemberani dan haus akan pertumpahan darah. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati,
maka bangkitlah Ia membinasakan semua keturunan raja dan kaum Yehuda..
Ketika para imam meramal Zakaria, mereka
membunuhnya di rumah Tuhan. Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu roh
Allah menguasai Zakaria, anak Imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat dan
berkata kepada mereka, Beginilah firman Allah, ‘Mengapa kamu melanggar
penintah-perintah Tuhan sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu
meninggalkan Tuhan, ia pun meninggalkan kamu!' Akan tetapi, mereka
mengadakan kesepakatan terhadap dia, dan atas perintah raja mereka
melontari dia dengan batu di pelataran rumah Tuhan....' Pada pergantian
tahun tentara Aram maju menyerang Yoas dan masuk ke Yehuda dan
Yerussalem. Dan bangsa itu semua pemimpin habis dibunuh mereka.. "
Sepertiriya Yahua telah marah kepada
bangsa-Nya dikarenakan pembantaian yang mereka lakukan telah mulal
merosot turun, maka kemudian datanglah Amazia yang saleh, memberanikan
diri mencegah kemerosotan itu. Disebutkan dalam kitab mereka, ‘Amazia
mendapat keberanian, lalu memimpin rakyatnya ke Lembah Asin dan memukul
kalah sepuluh ribu orang dari bani Seir. Selain itu, sepuluh ribu orang
ditawan hidup-hidup oleh bani Yehuda dan dibawa ke suatu puncak bukit
batu, lalu mereka dicampakkan dari puncak bukit batu itu.... Orang-orang
dari pasukan yang dipulangkan Amazia, dan yang tidak diperbolehkan ikut
berperang dengan dia, menyerbu kota-kota di Yehuda dari jurusan Samaria
sampai ke Bet Horon, dan menewaskan tiga ribu orang penduduknya dan
merampas banyak jarahan.
Bantuan terhadap Israil terus mengalir.
Mereka juga mendapatkan rencana dan Yahua, dan menolong mereka dalam
menghadapi Yehuda. Disebutkan dalam kitab mereka, "Kemudian, Ia
diserahkan pula ke dalam tangan Raja Israil dan mengalami kekalahan yang
besar. Sebab, dalam sehari Pekah bin Remalya menewaskan di Yehuda
120.000 orang, semuanya orang-orang yang tangkas oleh karena mereka
telah meninggalkan Tuhan Allah nenek moyang mereka. Pahlawan dari Efraim
yang bernama Zikhri membunuh Maseya, anak raja, Azrikam, kepala istana,
dan Elkana (orang kedua di bawah raja). Orang Israil menawan dari
saudara-saudaranya dua ratus ribu orang, yakni wanita, anak laid-laki,
dan anak-anak perempuan. Mereka merampas juga banyak harta benda dari
orang-orang itu dan membawa rampasan itu ke Samania."
Kitab orang-orang Yahudi ini tidak
menyembunyikan hakikat keberadaan bangsa pilihan Yahua dan kecondongan
mereka menghisap darah, mematahkan tulang-belulang manusia, dan membunuh
anak-anak. Bahkan, dan anak-anak golongan Yahudi sekalipun. Disebutkan
dalam kitab mereka, "Lihat suatu bangsa yang bangkit seperti singa
betina dan yang berdiri tegak seperti singa jantan, yang tidak
membaringkan dirinya sebelum Ia memakan mangsanya dan meminum darah dari
yang mati dibunuhnya.... Allah membawa meneka keluar dari Mesir. Bagi
mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan. Bangsa-bangsa yang menjadi
lawannya akan ditelannya habis dan tulang-tulang mereka akan
dihancurkannya..
Nabi mereka yang bernama Armiya
terkadang menentang pembunuhan dengan api terhadap anak-anak Yahudi,
sebagaimana yang disebutkan dalam kitab mereka, "Mereka telah mendirikan
bukit pengorbanan yang bernama Tofet di Lembah Ben-Hinom untuk membakar
anak-anak lelaki dan perempuannya, suatu hal yang tidak pemah
kuperintahkan dan tidak pernah timbul dalam hatiku.. .." Kita dapati dia
terus bersenandung mengulangi kebengisan Tuhan mereka dan kekejaman-Nya
terhadap orang-orang tua, para jejaka, dan para perawan. Disebutkan
dalam kitab mereka, "Engkau tadinya adalah palu godam bagi-Ku, senjata
perang. Dengan engkau Aku menghancurkan bangsa-bangsa. Dengan engkau Aku
memusnahkan kerajaan-kerajaan. Dengan engkau Aku menghancurkan kuda dan
pengendaranya. Dengan engkau Aku menghancurkan kereta dan
penunggangnya. Dengan engkau Aku menghancurkan laki-laki dan perempuan.
Dengan engkau Aku menghancurkan orang tua dan muda. Dengan engkau Aku
menghancurkan taruna dan dara. Dengan engkau Aku menghancurkan gembala
dan kawanan dombanya. Dengan engkau Aku menghancurkan petani dan lembu
pembajaknya. Dengan engkau Aku menghancurkan penguasa dan para
pembesar."
Kesucian Taurat Ester, dikhususkan oleh
para imam bani Israil. Asfar yang lengkap, yang datang sebagai lambang
kebohongan, rencana jahat, kedustaan, pelanggaran janji, kebuasan, dan
sebagai lambang kekejaman. Telah disebutkan dalam asfar ini cerita
tentang Mordekhai, salah seorang penjaga pintu gerbang kerajaan Raja
Ahasyweros. Kisah tentang bagaimana Yahudi ini bisa merusak hubungan
Raja dengan kerajaannya dengan tujuan agar sang Raja dapat kiranya
mengawinkannya dengan anak pamannya, Ester. Kisah bagaimana Haman
mengatur rencana jahat terhadap bangsa Yahudi. Kemudian, ia memanfaatkan
Ester untuk ikut memasukkan cerita bohong tentang rencana jahat ini ke
dalam hati sang raja. Siasat busuk untuk membunuh semua musuh yang
mengancam Yahudi. Dengan perintah ini, akhirnya Mordekhai sukses meraih
keberhasilan yang gemilang. Kesuksesannya itu dapat dilihat dengan
keberhasilannya membunuh berpuluh-puluh ribu jiwa bangsa pilihan Tuhan,
yaitu bangsa Israil. Tidak seorang pun di antara mereka yang dibiarkan
hidup sehingga membuktikan ketidakbersalahan bangsa yang memprihatinkan
itu dan rencana jahat Yahudi, yang diciptakan oleh Mordekhai. Disebutkan
dalam kitab mereka, "Ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu
gerbang istana raja, tidak bangkit, dan tidak bergerak menghormati dia,
maka sangat panaslah hati Haman kepada Mordekhai. Namun, ia mengurungkan
niatnya untuk memukul Mordekhai karena mereka memberitahukan kepadanya
tentang kebangsaan Mordekhai. Haman mempengaruhi raja untuk membunuh
habis semua orang Yahudi yang ada di setiap wilayah kerajaan Ahasyweros.
Datanglah Raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang ratu. Pada
hari yang kedua itu, sambil minum anggur, bertanyalah pula Raja kepada
Ester, ‘Apakah permintaanmu hai Ratu Ester? Niscaya akan dikabulkan. Dan
apakah keinginanmu? Bahkan, setengah kerajaan sekalipun akan kupenuhi
... maka Raja mengulurkan tongkat emas kepada Ester, lalu bangkitlah
Ester dan berdiri di hadapan raja, serta sembahnya, ‘Jikalau baik pada
pandangan Raja, jikalau hamba mendapat kasih Raja, hal ini kiranya
dipandang benar oleh Raja, dan Raja berkenan kepada hamba, maka
hendaklah dikeluarkan surat titah untuk menarik kembali surat-surat yang
berisi rancangan Haman bin Hamedata, orang Agag itu, yang ditulisnya
untuk membinasakan orang Yahudi di dalam semua daerah kerajaan.'
Raja Ahasyweros berkata kepada Ester,
Ratu Mordekhai yang juga seorang Yahudi, Aku berikan rumah Haman untuk
Ester. Adapun dia, maka Ia telah menyalibnya di atas kayu karena
mengulurkan tangannya kepada Yahudi... Namun, Mordekhai belum merasa
cukup hanya dengan membunuh Haman, maka dia pun merencanakan ribuan
pembantaian untuk memenuhi hasrat membunuh yang memang merupakan
wataknya dan melakukan balas dendam terhadap orang-orang tak berdosa.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Maka dia
menulis surat atas nama Raja Ahasyweros, kemudian ia memateraikan surat
itu dengan cincin materai Raja. Setelah itu, dia mengirim surat-surat
itu dengan menggunakan perantaraan pesuruh-pesuruh yang berkuda ... yang
isinya: Raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul
dan mempertahankan nyawanya serta memusnahkan, membunuh, atau
membinasakan segala tentara. Bahkan, anak-anak dan perempuan-perempuan
dan bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka serta merampas harta
milik mereka.... Di dalam Benteng Susan saja orang Yahudi membunuh dan
membinasakan lima ratus orang. Kesepuluh anak laki-laki Haman bin
Hamedata, seteru orang Yahudi, dibunuh oleh mereka ... lalu Raja
bertitah kepada Ester, sang ratu, ‘Di dalam Benteng Susan saja orang
Yahudi telah membunuh dan membinasakan lima ratus orang beserta
kesepuluh anak Haman ... dan apakah permintaanmu sekarang, niscaya akan
dikabulkan. Dan apakah keinginanmu lagi, niscaya dipenuhi.'
Setelah kesepuluh anak-anak Haman
disulakan pada tiang sebagaimana permintaan Ester, orang-orang Yahudi
berangkat melakukan pembantaian terhadap bangsa-bangsa di ternpat-tempat
lain.... Orang Yahudi yang lain, yang ada di dalam daerah kerajaan,
berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta mendapat keamanan terhadap
musuhnya. Mereka membunuh 70.000 orang di antara pembenci-pembenci
mereka, hal in terjadi pada hari yang ke-13 dalam bulan Adar.
Pada hari yang ke-14, berhentilah mereka
dan hari itu dijadikan mereka sebagai hari perjamuan dan sukacita.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Hari itu adalah hari led resmi bagi
orang-orang Yahudi."
Kita tidak lupa - tatkala kita
memperhatikan pembantaian-pembantaian yang sampai memakan korban ratusan
ribu hanya dalam satu kali peperangan dalam waktu satu atau setengah
hari saja- untuk mengingat bahwa senjata utama yang digunakan dalam
pembarnaian-pembantaian pada waktu itu adalah pedang. Kita bisa
membayangkan betapa tinggi tingkat kebuasan, keliaran, dan kebiadaban
sebuah peperangan yang memakan korban setengah miliar nyawa tanpa
menggunakan bom atom, atau bom hidrogen (zat cair), meriam, peluru,
tank, pesawat pelempar rudal, dan roket (torpedo).... Kita juga bisa
membayangkan tingkat peradaban yang ditunjukkan bangsa Yahudi terhadap
dunia ketika kita melihat dan membandingkan malapetaka dan
bencana-bencana yang muncul dari penawanan terhadap dua ratus nibu
wanita-wanita dan anak-anak hanya dalam satu peperangan, itu pun setelah
mereka melakukan penyembelihan terhadap ratusan ribu jiwa, baik dari
kalangan para tentara atau dari kalangan orang biasa. Demi Allah, hal
itu bukanlah suatu peradaban, melainkan sebuah kebiadaban dan kebuasan.
Sampai kita sering keliru tatkala kita menisbatkannya kepada binatang
buas dan menyebutnya suatu kebuasan. Binatang buas tidaklah mau
melakukan pembunuhan, kecuali untuk mengamankan makanannya. Adapun
orang-orang Yahudi itu dari dulu sampai sekarang masih tetap haus akan
berbagai peperangan dalam skala besar yang belum pernah dikenal dalam
sejarah manusia.
5. Fasik dan Berakhlak Bejat
Belum pernah didapati dalam sejarah
tindakan pencabulan, kejahatan, kefasikan, dan kebejatan akhlak menjadi
suatu kesucian, kecuali dalam kitab Taurat Yahudi. Taurat juga telah
menyusun berbagai pencabulan yang sama sekali belum pernah dikenal oleh
agama-agama mana pun, kemudian dihalalkan. Demikian juga dengan kitab
Taurat yang merupakan kitab pertama dalam segenap sejarah, telah
memberikan pelajaran-pelajaran kebobrokan akhlak dan penghalalan Segala
cara yang bertentangan dengan moral kemanusiaan. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Pergilah Lot dan Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua
anak perempuannya di pegunungan sebab ia tidak berani tinggal di Zoar.
Kemudian, menetaplah ia dalam satu goa beserta kedua anaknya. Kata
kakaknya kepada adiknya, ‘Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki
di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh
bumi. Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan
dia supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita. Pada malam itu
mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua
untuk tidur dengan ayahnya, dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika
anaknya itu tidur dan ketika bangun. Keesokan harinya berkatalah
kakaknya kepada adiknya, ‘Tadi malam aku telah tidur dengan ayah,
baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur. Masuklah engkau untuk
tidur dengan dia supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.'
Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur,
lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya, dan ayahnya
itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Lalu
mengandunglah kedua anak Lot dan ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan
seorang anak laki-laki, dan memberinya nama Moab. Dialah bapak orang
Moab yang sekarang, yang lebih muda pun melahirkan seorang anak
laki-laki, dan menamainya Ben-Ami. Dialah bapa bani Amon yang sekarang."
Selain itu, Ruben bin Yakub telah
melakukan kezaliman terhadap istri ayahnya. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Kemudian, Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata, ‘Datanglah
berkumpul supaya kuberitahukan kepadamu apa yang akan kamu alami di
kemudian hari. Berhimpunlah kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub,
dengarlah kepada Israil, ayahmu. Ruben, engkaulah anak sulungku,
kekuatanku, dan permulaan kegagahanku. Engkaulah yang terutama dalam
keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan. Engkau yang membual sebagai
air tidak lagi engkau yang terutama sebab engkau telah memiliki tempat
tidur ayahmu. Waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah
menaiki petiduranku." ' Kemudian, meluaslah kezaliman ini dalam kerajaan
mereka dan pada anak-anak raja mereka. Absalom bin Daud
mempraktikkannya dengan seluas-luasnya. Disebutkan dalam kitab mereka,
"Kemudian, berkatalah Absalom kepada Ahitofel, ‘Berilah nasihat, apa
yang harus kita perbuat?' Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom,
‘Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui
istana. Apabila seluruh Israil mendengar bahwa engkau telah membuat
dinimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau,
akan dikuatkan hatinya. Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas
sotoh, lalu Absalom menghampini gundik-gundik ayahnya di depan mata
seluruh Israil. Pada waktu itu nasihat yang dibenikan Ahitofel adalah
sama dengan petunjuk yang dimintakan dari Allah."
Absalom bin Daud telah mewarisi akhlak
bejat ini dan ayahnya, Daud versi Taurat. Yang dimaksud Daud di Sini
bukan Daud yang diagungkan oleh A1-Qur'an dan dihinakan oleh orang-orang
Yahudi. Daud versi Taurat ini pernah memaksa istri salah seorang
perwiranya ketika perwiranya tersebut sedang tidak ada di rumah karena
sibuk berperang di barisan penyerang. Kemudian, ia membuat rencana jahat
untuk menghabisi perwiranya agar Ia dapat mengawini perempuan cantik
temannya berzina, istri perwiranya itu.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Sekali
peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat
pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak
kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi, perempuan
itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang
perempuan itu dan orang berkata, ‘Itu adalah Batsyeba binti Eliem, istri
Uria....' Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Lalu perempuan
ftu datang kepadanya, kemudian Daud tidur dengan dia. Perempuan itu
baru selesai membersihlcan najisnya. Kemudian, pulanglah perempuan itu
ke rumahnya. Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang
memberitahuhn kepada Daud demikian, Aku mengandung.' Lalu Daud menyuruh
orang kepada Yoab untuk mengatakan, ‘Suruhlah Uria, orang Het itu,
datang kepadaku.' Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria
masuk menghadap Daud, ia mengizinkannya pulang untuk bermalam di
rumahnya bersama istninya dengan demikian terhapuslah kejahatan yang
telah diperbuatnya menghamili istri Uria. Akan tetapi, Uria adalah
seorang yang cerdik, Ia dapat memahami rencana yang sedang dijalankan
oleh Daud. Kemudian, Ia membaringkan
diri di depan pintu. istana bersama-sama hamba tuannya. Ketika pada pagi
hari, Daud mengetahui bahwa Uria tidak pulang ke rumahnya, ia pun
bertanya apa sebabnya. Dan pada waktu itu jawaban Uria sangat tepat dan
cerdik sekali. Dia mengatakan bahwa sekarang para pasukan sedang
bertempur di medan peperangan, maka Ia merasa tidak enak untuk pulang ke
rumahnya dan bersenang-senang dengan istrinya. Kemudian, Daud pun
mengembalikannya ke medan peperangan setelah menentukan rencana untuk
melepaskan diri jeratnya dengan cara mengirimnya ke medan perang bersama
Panglima Yoab. Dengan demikian sukseslah rencana itu dan terlepaslah
Daud dari Uria yang mati karena sebab kecantikan istrinya. Kemudian, ia
mengawininya setelah selesai hari berkabung. Berita kematian Uria telah
membuat terperanjat istrinya, dan Ia merasa sedih atas kematian suaminya
itu. Setelah hilang sedihnya, Daud pun menjemputnya untuk tinggal
bersamanya di istana sebagai istrinya, maka dari istri inilah lahir
anaknya...
Kitab Taurat juga menggambarkan Daud
pada hari tuanya yang senang terhadap para perawan, dia menyelirnuti
diri dengan mereka ketika ia terkena penyakit demam. Disebutkan dalam
kitab mereka, "Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya. biarpun Ia
selimuti, badannya tetap dingin. Lalu para pegawainya berkata kepadanya,
‘Hendaklah dicari bagi tuanku raja seorang perawan yang muda, untuk
melayani dan merawat Raja. Biarlah ia berbaring di pangkuanmu sehingga
badan tuanku Raja menjadi panas.' Maka di seluruh daerah Israil
dicarilah seorang gadis yang cantik, dan didapatlah Abisag, gadis Sunem,
lalu dibawa kepada Raja. Gadis itu amat cantik, dan ia menjadi perawat
Raja dan melayani dia, tetapi Raja tidak bensetubuh dengan dia.
Benar bahwa sifat yang menjijikan ini
terdapat pada diri Daud versi Taurat dan bangsanya semazhab. Mereka
berenang dalam lautan dosa zina dan kehinaan semenjak 30 abad lalu
sampai zaman kita sekarang ini. Kita juga tidak lupa tentang kisah
Yehuda, salah seorang anak Yakub yang berzina dengan saudara
perempuannya sendiri, Tamar, sebagaimana disebutkan dalam kitab Taurat.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Setelah
beberapa lama matilah anak Syua, istri Yehuda. Sehabis berkabung
pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu
domba-dombanya.... Ketika dikabarkan kepada Tamar, ‘Bapak mertuamu
sedang di jalan menuju ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya.'
Maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan
bersetubuh. Kemudian, pergi duduk di pintu masuk ke Enaim dijalan yang
menuju ke Timna.... Ketika Yehuda melihat dia, disangkanya dia seorang
perempuan sundal ..., lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan
yang di pinggir jalan itu serta berkata, ‘Marilah, aku mau menghampiri
engkau.' Sebab, ia tidak tahu bahwa perempuan itu menantunya. Tanya
perempuan itu, ‘Apakah yang akan kau berikan kepadaku jika engkau
menghampiriku?' Jawabnya, ‘Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak
kambing dan kambing dombaku.' Kata perempuan itu, Asal engkau memberikan
jaminannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku.. "
Kesimpulannya, Yehuda pun memberikan
cincin, sapu tangan, dan tongkatnya sebagal barang jaminan, kemudian ia
pun berzina dengannya. Setelah beberapa lama ia melakukan perzinaan itu,
Tamar menghilang begitu saja. Ketika Yehuda mengirimkan anak kambing
itu untuk mengambil kembali jaminannya, dia tidak menjumpai lagi
perempuan itu.
Setelah itu, kira-kira tiga bulan
dikabarkanlah kepada Yehuda bahwa Tamar telah berzina, bahkan telah
mengandung dari perzinaannya itu tanpa menunggu iddah (masa menunggu)
dari suaminya, yaitu anak Yehuda. Kemudian, Yehuda pun memerintahkan
orang untuk membakarnya. Ketika pembakaran tersebut akan dilakukan,
Tamar mengeluarkan barang-barang jaminan yang dahulu diberikan Yehuda
kepadanya. Setelah melihat barang-barang jaminan itu, Yehuda pun
mengakui bahwa dia adalah temannya berzina dulu, dibatalkanlah hukuman
bakar itu terhadapnya. Setelah beberapa lama Tamar pun melahirkan anak
kembar. Mereka dia beri nama Peres dan Zerah. Dan keturunan Peres, Ia
mendapatkan cucu bernama Buiz yang kawin dengan Bruts yang merupakaa
nenek moyang Moab. Dan dari keturunan mereka berdua lahirlah Daud versi
Taurat. Jadi, Daud adalah seorang anak hasil perzinaan karena Moab,
ayahnya, adalah seorang anak haram. Ibunya adalah anak Lot yang
mengandung dari ayahnya sendiri. Buiz adalah anak keturunan Peres juga
dan hasi perzinaan. Dengan demikian Daud terlahir dan keturuna pezina,
menurut kitab Taurat.
Dalam kitab Taurat terdapat
kejadian-kejadian yang lebih buruk dan lebih bejat dan semua yang telah
kita baca tadi. Disebutkan bahwa anak Daud yang bernama Amnon berzina
dengan saudara perempuannya, Tamar. Kemudian, saudara kandungnya Absalom
marah dan membalaskan dendamnya melalui salah seorang anak buahnya.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Amnon mempunyai seorang sahabat bernama
Yonadab, anak Simea, kakak Daud. Yonadab itu seorang yang sangat cerdik.
Katanya kepada Amnon, ‘Hai anak Raja, mengapa engkau demikian merana
setiap pagi? Tidakkah lebih baik engkau memberitahukannya kepadaku.'
Kata Amnori kepadanya, aku cinta kepada Tamar, adik perempuan Absalom,
saudaraku itu.' Lalu berkatalah Yonadab kepadanya, ‘Berbaringlah di
tempat tidurmu dan berbuat pura-pura sakit. Apabila ayahmu datang
menengok engkau, maka haruslah engkau berkata kepadanya, ‘Izinkanlah
adikku Tamar datang memberi aku makan. Apabila Ia menyediakan makanan di
depan mataku sehingga aku dapat melihatnya, maka aku akan memakannya
dari tangannya.' Sesudah itu berbaringlah Amnon dan berbuat pura-pura
sakit. Ketika Raja datang menengok dia, berkatalah Amnon kepada Raja,
‘Izinkanlah adikku Tamar datang membuat kue di depan mataku supaya aku
memakannya dari tangarinya.' Lalu Daud menyuruh orang kepada Tamar
dengan pesan, ‘Pergilah ke rumah Amnon ... dan sediakanlah makanan
baginya.' Setelah itu, Tamar pergi ke rumah Amnon yang sedang
berbaring-baring, lalu anak perempuan itu mengambil adonan, meremasnya,
dan membuat kue di depan matanya, kemudian dibakarnya kue itu. Sesudah
itu gadis itu mengambil kuali dan mengeluarkan isinya di depan Amnon,
tetapi ia tidak mau makan. Berkatalah Amnon, ‘Suruhlah setiap orang
keluar meninggalkan aku.' Keluarlah setiap orang meninggalkan dia.
Kemudian, berkatalah Amnon kepada Tamar; ‘Bawalah makanan itu ke dalam
kamar supaya aku memakannya dari tanganmu.' Tamar mengambil kue yang
disediakannya itu, lalu membawanya kepada Amnon, ke dalam kamar. Ketika
gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya Ia makan, dipegangnyalah
gadis itu dan berkata kepadanya, ‘Marilah tidur dengan aku, adikku.'
Gadis itu berkata kepadanya, ‘Tidak kakakku, jangan perkosa aku sebab
orang tidak berlaku seperti itu di Israil. Janganlah berbuat noda
seperti itu.' Oleh karena itu, berbicaralah dengan Raja sebab Ia tidak
akan menolak memberikan aku kepadamu. Tetapi Amnon tidak mau
mendengarkan perkataannya. Dia lebih kuat daripada Tamar,
diperkosanyalah dia.... Kemudian, timbullah kebencian yang sangat besar
pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya
kepada gadis itu daripada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon
berkata kepadanya, ‘Bangunlah, enyahlah!' Tamar menaruh abu di atas
kepalanya, mengoyakkan baju kurung yang maha indah yang dipakainya dia
meletakkan tangannya di atas kepalanya, dan pergilah Ia sambil meratap
dengan nyaring. Berkatalah kakaknya yang bernama Absalom kepadanya,
‘Apakah Amnon kakakmu itu telah bersetubuh dengan engkau? Adikku,
diamlah saja. Bukankah Ia kakakmu. Janganlah begitu memikirkan perkara
itu."
Adapun Sulaiman, Taurat telah
menggambarkannya sebagai seorang laki-laki hypersex yang hanya bisa puas
dengan beratus-ratus istri dan gundik.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Adapun
Raja Salomo, maka Ia mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak
Fir'aun, Ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Anion, Edom, Sidon, dan
Het. Padahal tentang bangsa-bangsa itu, Tuhan telah berfirman kepada
orang-orang lsrail, ‘JanganIah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun
janganlah bergaul dengan kamu. Sebab, sesungguhnya mereka akan
mencondongkan hatimu kepada Allah mereka. Hati Salomo telah terpaut
kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai tujuh ratus istri dari kaum
bangsawan dan tiga ratus gundik. Istri-istrinya itu lebih menarik
hatinya daripada Tuhan.. .."
Sepertinya kurang tepat apabila kita
menutup pembicaraan kita dalam masalah akar kefasikan dan kebejatan
sebagaimana yang tertulis dalam kitab Taurat, tanpa mempelajari apa yang
terdapat datam asfar mereka, yaitu asfar Kidung Agung. Penulis berharap
agar pembaca jangan berpikiran yang bukan-bukan, penulis hanya menukil
dan kitab Rujuus Syaikh ila Swabaahu, "Dengarlah kekasihku! Lihatlah, Ia
datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas
bukit-bukit. Kekasihku serupa kijang, atau anak rusa. Lihatlah, Ia
berdiri di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui
tingkap-tingkap dan melihat dari kisi-kisi. Kekasihku mulai berbicara
kepadaku, ‘Bangunlah manisku, jelitaku, marilah kemari! ... Di ladang
telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas, bunyi tekukur
terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah dan bunga pohon anggur
semerbak baunya. Bangunlah manisku, jelitaku. Kemarilah! ... Aku hendak
bangun dan berkeliling di kota, di jalan-jalan, dan di
lapangan-lapangan. Kucari dia jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui
dia. Aku temui peronda-peronda kota, ‘Apakah kamu melihat jantung
hatiku?' Baru saja aku meninggalkan mereka, kutemui jantung hatiku.
Kupegang dan tak kulepaskan dia, sampai kubawa dia ke rumah ibuku, ke
kamar orang yang melahirkan aku. Kusumpahi kamu, putri-putri Yerussalem.
Demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang. Jangan kamu
membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya ...! Li hatlah,
sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu.
Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari
Pegunungan Gilead. Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur,
yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang
tak beranak tak ada. Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok
mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu.
Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu
perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. Seperti dua
anak rusa buah dadamu, seperti anak kijang kembar yang tengah makan
rumput di tengah-tengah bunga bakung. Engkau mendebarkan hatiku, dinda,
pengantinku. Engkau mendebarkan hati dengan satu kejapan mata, dengan
seuntai kalung dan perhiasan lehermu. Betapa nikmat kasihmu, dinda,
pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu daripada anggur. Lebih harum bau
minyakmu daripada segala macam rempah. Bibirmu meneteskan madu murni,
pengantinku. Madu dan susu ada di bawah lidahmu. Bau pakaianmu seperti
bau Gunung Lebanon. Aku datang ke kebunku, dinda, pengantinku.
Kukumpulkan mur dan rempah-rempahku, kumakan sambang dan maduku, kuminum
anggur dan susuku. Makanlah teman-teman. Minumlah, minumlah sampai
mabuk cinta! Aku tidur, tetapi hatiku bangun.... Bukalah pintu dinda,
manisku, merpatiku, idamanku karena kepalaku penuh embun. Rambutku penuh
tetesan embun malam! Bajuku telah kutanggalkan. Apakah aku akan
mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya
pula? Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu,
berdebar-debarlah hatiku. Putih bersih dan merah cerah kekasihku,
menyolok mata di antara selaksa orang. Tangannya bundaran emas,
berhiaskan permata tarsis. Tubuhnya ukiran dan gading bertabur batu
nilam. Kakinya adalah tiang-tiang marmar putih, bertumpu pada alas emas
murni. Perawakannya manis menyenangkan. Segala sesuatu padanya menarik.
Betapa indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu putri yang
berwatak luhur! Lengkung pinggangmu bagaikan perhiasan karya tangan
seniman, pusarmu seperti cawan yang bulat yang tak terkungkung anggur
campuran. Perutmu timbunan gandum berpagar bunga-bunga bakung. Seperti
dua anak rusa buah dadamu. Lehermu bagaikan menara gading. Betapa
cantik, betapa jelita engkau, hal tercinta di antara segala yang
disenangi. Sosok tubuhmu seumpama pohon kurma dan buah dadamu
gugusannya. Kataku, ku ingin memanjat pohon kurma itu dan memegang
gugusan-gugusannya.' Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan
napas hidungmu seperti buah apel. Kata-katamu manis bagaikan anggur! Ya,
anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya.... Akan
kubimbing engkau dan kubawa ke rumah ibuku supaya engkau mengajar aku.
Akan kuberikan kepadarnu anggur yang harum untuk diminum, air buah
delimaku tangan kirinya ada di bawah kepalaku, dan tangan kanannya
memeluk aku."
6. Zalim dan Melampui Batas
Kitab Taurat adalah kitab pertama di
dunia yang membolehkan tindakan pembunuhan terhadap orang-orang tak
berdosa. Bahkan, seorang anak dapat terkena hukuman karena kesalahan
yang dilakukan orang tuanya. Taurat secara resmi menetapkan hukuman
imbas yang memakan korban anak-anak kecil, orang-orang tua, dan
perempuan-perempuan yang tidak berdosa. Demikian juga membolehkan
tindakan pembunuhan terhadap binatang-biriatang yang tidak berakal yang
belum pernah dilakukan oleh satu syariat pun di dunia. Lihatlah apa yang
telah dilakukan Musa versi Taurat ketika ia menghukum orang-orang dari
kaumnya sendiri yang menentang dirinya dan memohon kepada Tuhannya agar
mereka ditelan oleh bumi bersama dengan perempuan dan anak-anak mereka.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Keluarlah Datan dan Abiram, lalu berdiri
di depan pintu kemah mereka bersama-sama dengan istrinya, para anaknya,
dan anak-anak yang kecil. Sesudah itu berkatalah Musa, ‘Dari hal inilah
kamu akan tahu bahwa aku diutus Tuhan untuk melakukan segala perbuatan
ini. Hal itu bukanlah dari hatiku sendiri. Baru saja ia selesai
mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang ada di
bawah mereka, dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi
rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada korah dan dengan segala
harta milik mereka. Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada
mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati. Bumi menutup mereka
sehingga mereka binasa dan tengah-tengah jamaah itu."
Ketika kaum Musa versi Taurat menjumpai
salah seorang sedang mengumpulkan kayu bakar pada hari Sabtu, mereka
tidak memberitahukan kepadanya tentang pengharaman melakukan pekerjaan
apa pun pada hari itu. Mereka malah membunuhnya.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Ketika
orang Israil ada di padang gurun, didapati mereka seorang yang
mengumpulkan kayu bakar pada hari Sabtu. Kemudian, orang-orang
menghadapkan dia kepada Musa, Harun, dari segenap umat itu. Orang itu
dimasukkan dalam tahanan karena belum ditentukan apa yang harus
dilakukan kepadanya. Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa, ‘Orang itu
pastilah dihukum mati, segenap umat Israil harus melontari dia dengan
batu di luar tempat perkemahan.' Kemudian, segenap umat menggiring dia
keluar tempat perkemahan dia dilontari dengan batu sehingga ia mati,
seperti yang difirmankan Tuhan kepada Musa."
Tuhan Yahudi memerintahkan rnereka untuk menghukum orang yang tak berdosa karena dosa dan kesalahan orang lain.
Disebutkan dalam kitab mereka,
"Membalaskan kesalahan bapak kepada anak-anak dan cucu-cucunya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat."
Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran,
tetapi sekali-kali tidak membebaskan orang yang bersalah dan hukuman.
Bahkan, Ia menimpakan kesalahan bapak kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat.... ‘Anak-anak zina yang tak berdosa
dikucilkan dari masyarakat sampai keturunan mereka kesepuluh. Disebutkan
dalam kitab mereka, "Seorang anak haram janganlah masuk jamaah Tuhan,
bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk jamaah Tuhan."
Yosua bin Nuun, pengganti Musa versi
Taurat, juga mengakui dan mengesahkan hukum imbas. Ia tidak merasa cukup
hanya dengan menghukum pelaku pencurian, namun semua keluarganya juga
harus dibunuh.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Kemudian
Yosua beserta seluruh Israil mengambil Akhan bin Zerah, perak, jubah,
dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan,
lembunya, keledainya, dombanya, kemahnya, dan segala kepunyaannya, lalu
semuanya itu dibawa ke Lembah Akhor. Berkatalah Yosua, ‘Seperti engkau
mencelakakan kami, maka Tuhan pun mencelakakan engkau pada hari ini.
Seluruh Israil melontari Ia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api
dan dilempari dengan batu. Sesudah itu didirikanlah di atasnya suatu
timbunan batu yang besar, yang masih ada sampai sekarang. Lalu surutlah
murka Tuhan yang menyala-nyala itu."
Kenapa kita harus mencela Musa dan
Yosua, sedangkan mereka tidak pernah melakukan apa-apa, kecuali apa yang
disyariatkan oleh Yakub yang pernah bergulat dengan Tuhannya, yang
kemudian Dia menamainya Israil. Yakub versi Taurat ini telah menzalimi
saudaranya yang bernama Esau dan mencuri hak kesulungan dan keberkatan
adiknya. Namun, bapak mereka tidak mengingkari perbuatan rencana
penipuan dan kebohongan itu. Dia juga tidak menghilangkan kezaliman yang
dilakukan oleh anaknya tersebut. Bahkan, sebaliknya dia menghalalkan
dan membolehkannya....
Disebutkan dalam kitab mereka,
"Sahutnya, Akulah anakmu, anak sulungmu, Esau.' Lalu terkejutlah Ishak
dengan sangat serta berkata, ‘Siapakah gerangan dia, yang memburu
binatang itu dan yang telah membawanya kepadaku? Aku telah memakan
semuanya sebelum engkau datang, dan telah memberkati dia. Dan dia akan
tetap orang yang diberkati. Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya
itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya
serta berkata kepada ayahnya, ‘Berkatilah aku ini juga, ya Bapak!' Jawab
ayahnya, ‘Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas
berkat yang untukmu itu.' Kata Esau, ‘Bukankah tepat namanya Yakub
karena Ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya,
dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku.' Lalu katanya,
‘Apakah Bapak tidak mempunyai berkat yang lain bagiku?' Lalu Ishak
menjawab Esau, katanya, ‘Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan
engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi
hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur. Maka
kepadamu, apalagi yang dapat kuperbuat, ya Anakku?' Kata Esau kepada
ayahnya, ‘Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya Bapak? Berkatilah
aku ini juga ya Bapak' Dan dengan suara keras menangislah Esau. Ishak
menjawab, ‘Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah
gemuk di bumi dan jauh dari embun dan langit di atas. Engkau akan hidup
dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikrnu.. "
Kita sebagai seorang Muslim percaya dan
meyakini bahwa Fir'aun adalah seorang raja yang zalim. Taurat memutar
batik cerita Musa dengan Fir'aun mi menjadi sebuah cerita yang sangat
mengherankan, yang dapat membuat sedih setiap pembaca, ketika mereka
melihat kesengsaraan yang dialami Fir'aun dan kaumnya. Kitab ini
berlebihan dalam mélampiaskan kemarahan dan menerapkan hukum qisas
terhadap bangsa yang terzalimi yang pada waktu itu diperbudak oleh
Fir'aun, sebagairnana dia memperbudak bani Israil. Kebijakan Tuhan
Yahudi telah menghalalkan sungai-sungai Mesir berubah menjadi lautan
darah yang dapat mematikan ikan yang ada di dalamnya dan yang berada di
selokan. Membuat tanah Mesir penuh dengan katak, debu-debu bumi berubah
menjadi nyamuk-nyamuk, lalat-lalat akan beterbangan menyerang
rumah-rumah orang Mesir dan tidak masuk ke rumah-rumah orang Israil.
Kuda, keledai, unta, maupun sapi-sapi orang Mesir diserang oleh wabah
penyakit. Orang-orang Mesir diserang oleh penyakit borok dan bisul.
Kemudian, Tuhan menurunkan hujan es bersamaan dengan api yang
menyala-nyala yang membakar semua perkebunan, rumput-rumput dan
pohon-pohon, kecuali bumi Gosen, tempat bani Israil tinggal.... Dia
mengirim belalang ke tanah Mesir yang memakan semua tumbuh-tumbuhan,
baik yang masih hijau ataupun yang sudah kering. Kemudian, mendatangkan
kegelapan yang menutupi alam selama tiga hari, tidak seorang pun dapat
mengenali saudaranya, anak-anak sulung perempuan yang ada di Mesir akan
mati. Bahkan, anak sulung perempuan Fir'aun yang sedang duduk di
kursinya juga mati. Demikian juga dengan anak sulung budak perempuannya
yang menghadapi batu kilangan, semua anak sulung binatang juga akan
binasa.
Semua malapetaka mi ditimpakan Tuhan
bani Israil terhadap bangsa Mesir karena perbuatan Fir'aun yang
terlambat membawa bani Israil keluar dan tanah Mesir menuju negeri penuh
dengan susu dan madu ..., yaitu negeri Palestina.
7. Penipu, Pencuri, dan Tamak
Taurat versi Yahudi menghalalkan segala
bentuk penipuan, pencurian, dan ketamakan serta menisbatkannya kepada
para nabi. Dia menghiasi mereka dengan semua sifat jelek ini yang sama
sekali tidak dapat ditenima oleh masyarakat. Bahkan, ditolak oleh
penduduk pedalaman yang masih kolot dan liar, yang tidak pernah melihat
seorang nabi pun semenjak dilahirkan sampai pada zaman kita sekarang
ini.
Lihatlah apa yang telah dilakukan Ribka,
istri Ishak, yang merupakan ibu Esau dan Yakub, ia menganjurkan anak
bungsunya (Yakub) untuk mencuri berkat ayahnya dengan cara melakukan
penipuan. Berkat itu seharusnya untuk Esau karena merupakan haknya
sebagai anak yang paling besar.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Tetapi
Ribka mendengarkannya ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Setelah
Esau pergi ke padang memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada
ayahnya, berkatalah Ribka kepada Yakub, anaknya, ‘Telah kudengar ayahmu
berkata kepada Esau, kakakmu, ‘Bawalah bagiku seekor binatang buruan dan
olahlah bagiku makanan yang enak supaya kumakan, dan supaya aku
memberkati engkau di hadapan Tuhan, sebelum aku mati. Maka sekarang,
anakku, dengarkanlah perkataanku seperti yang kuperintahkan kepadamu.'
Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak
kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak
bagi ayahmu, seperti yang disenanginya. Bawalah itu kepada ayahmu supaya
dimakannya agar dia memberkati engkau, sebelum ia mati.' Kemudian,
Yakub berkata kepada Ribka, ibunya, ‘Tetapi Esau, kakakku, adalah
seorang yang berbulu badannya, sedangkari kulltku licin. Mungkin ayahku
akan meraba aku, maka nanti ia akari menyangka bahwa aku mau
memperolok-olok dia. Dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas
diriku dan bukan berkat.' Tetapi ibunya berkata kepadanya, Akulah yang
menanggung kutuk itu, anakku, dengarkan saja perkataanku. Pergilah ambil
kambing-kambing itu.' Lalu ia pergi mengambil kambing-kambing itu dan
membawanya kepada ibunya. Sesudah itu ibunya mengolah makanan yang enak,
seperti yang disenangi ayahnya. Lalu Ribka mengambil pakaian yang indah
kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah.
Disuruh Yakub mengenakannya. Dan kulit anak kambing itu dibalutkannya
pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu. Lalu ia
memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada
Yakub, anaknya."
Sukseslah rencana jahat tersebut dengan
jalan memperdaya dan melakukan penipuan, kemudian Yakub mendapatkan
barakah ayahnya, Ishak, hanya dengan usaha yang sama sekali tidak ada
sulitnya. Setelah itu, Yakub pun meminum dan minuman yang ada dalam
gelas yang telah dituangkan oleh saudaranya, Esau.
Demikianjuga setelah ia mencukupi masa
kerjanya sebagai maskawin anak perempuannya paling kecil, Laban
menipunya dengan cara mengawinkannya dengan anaknya yang paling besar.
Kemudian, ia menikahkannya dengan anaknya yang paling kecil tadi dengan
maskawin dia bekerja selama tujuh tahun seperti yang sudah dijalaninya.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Sesudah
itu berkatalah Yakub kepada Laban, ‘Berikanlah kepadaku bakal istriku
itu, sebab jangka waktuku telah genap supaya aku akan kawin dengan dia.
Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu dan mengadakan
perjamuan. Akan tetapi, pada waktu malam diambilnyalah Lea, anaknya,
lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakub pun menghampiri dia. Lagi pula
Laban memberikan budak perempuannya yang bernama Zilpa kepada Lea untuk
dijadikan budaknya. Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea!
Berkatalah Yakub kepada Laban, ‘Apakah yang engkau perbuat terhadap aku
ini? Bukankah aku mendapat Rahel bekerja padamu? Mengapa engkau menipu
aku?' Jawab Laban, Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami
ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu danpada kakaknya. Genapilah dahulu
tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini, kemudian anakku yang lain
pun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula
padaku tujuh tahun lagi. Maka Yakub berbuat demikian."
Kemudian, Yakub bermaksud melakukan
balas dendam kepada Laban dengan cara yang sangat cerdik sekali.
Sementara itu Laban sudah berniat akan menghadiahkan kepada Yakub karena
keikhlasannya itu dan menjadikannya sebagai pelayan tetapnya serta
memberikan kebebasan kepadanya untuk menentukan berapa pun besar upah
yang diinginkannya. Akhirnya Yakub meminta semua kambing yang
bintik-bintik dan belang-belang, semua domba jantan yang berwarna gelap
dan kambing kacangan yang berwarna belang dan bintik-bintik sebagai
upahnya, Laban pun menyetujuinya.
Untuk lebih jelasnya, manilah kita baca rencana jahat Yakub yang telah dipersiapkannya untuk menipu tuannya, Laban.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
Yakub mengambil dahan hijau dan pohon hawar, pohon badang, dan pohon
berangan, dikupasnyalah dahan-dahan itu sehingga berbenang-benang,
sampai yang putihnya kelihatan. Ia meletakkan dahan-dahan yang
dikupasnya itu dalam palungan, dalam tempat minum domba, tepat di depan
domba itu. Adapun domba itu suka bersetubuh saat datang waktu minum.
Jika kambing domba itu bersetubuh dekat dahan-dahan itu, maka anaknya
berbintik-bintik dan berbelang. Kemudian, Yakub memisahkan domba-domba
itu. Dihadapkannya kepala-kepala domba itu kepada yang bercoreng-coreng
dan kepada segala yang hitam di antara kambing domba Laban. Demikianlah
Ia beroleh kumpulan-kumpulan hewan baginya sendiri, dan tidak
ditempatkannya pada domba Laban. Apabila bersetubuh domba yang kuat,
maka Yakub meletakkan dahan-dahan itu ke dalam palungan di depan mata
domba itu supaya bersetubuh di dekat dahan-dahan itu. Apabila datang
domba yang lemah, tidak meletakkan dahan-dahan itu ke dalamnya. Jadi,
hewan yang lemah untuk Laban dan yang kuat untuk Yakub. Sangatlah
bertambah-tambah harta Yakub, dan mempunyai banyak domba, budak
perempuan dan laki-laki, unta, serta keledai.
Musa versi Taurat belajar tentang seni
menipu dan mencuri ini dari kakeknya, Yakub, sebagaimana yang
digambarkan oleh Tuhan Yahudi dalam kitabnya.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Dan aku
akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini sehingga
apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa, tetapi
tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan
yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak, emas, dan kain-kain yang
akan kamu kenakan kepada anak laki-laki dan perempuanmu. Demikianlah,
kamu akan merampas orang Mesir itu.
Lalu bangsa itu mengangkat adonannya
sebelum diragi, dengan tempat adonan terbungkus dengan kain di atas
bahunya. Orang Israil melakukan juga seperti kata Musa. Mereka rmeminta
dari orang Mesir emas, perak, serta kain-kain. Tuhan membuat orang Mesir
bermurah hati terhadap bangsa itu sehingga memenuhi permintaan mereka.
Demikianlah mereka merampas orang Mesir itu...."
Tuhan Yahudi ini sungguh mengherankan.
Dia menghalalkan pencurian yang dilakukan bangsa pilihan-Nya terhadap
harta orang lain selain bangsa pilihan-Nya. Dia juga telah mengatur
langkah yang sangat jitu dan lengkap sekali yang Dia lakukan karena
orang lain.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Sebab,
Tuhan Allahmu membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik. Suatu
negeri dengan sungai, mata air, dan danau yang keluar dan lembah-lembah
dan gunung-gunung. Suatu negeri dengan gandum dan selainya, dengan pohon
anggur, pohon ara, dan pohon delimanya. Suatu negeri dengan pohon
zaitun dan madunya. Suatu negeri yang engkau akan makan roti dengan
tidak usah berhemat, engkau tidak akan kekurangan apa pun. Suatu negeri
yang batunya mengandung besi dan dan gunungnya akan kau gali tembaga....
Hati-hatilah supaya engkau jangan melupakan Tuhan Allahmu. Janganlah
kau katakan dalam hatimu, ‘Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang
membuat aku memperoleh kekayaan ini.' Haruslah engkau ingat kepada Tuhan
Allahmu sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh
kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkannya dengan
sumpah kepada nenek moyangmu seperti sekarang ini!."
Salah satu sumber kekuatan yang
diberikan Yahua kepada bangsa pilihan-Nya adalah menghalalkan perampasan
harta orang lain dengan jalan riba, janganlah engkau membungakan kepada
saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apa pun yang dapat
dibungakan. Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapi dari
saudaramu janganlah engkau memungut bunga supaya Tuhan Allahmu
memberkati engkau dalam segala usahamu di negeri yang engkau masuki
untuk mendudukinya..
Watak tamak, rakus, dan sangat
mengagung-agungkan harta merupakan sifat asli pada diri orang-orang
Yahudi semenjak diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia
menetapkan sifat tersebut dalam hati-hati mereka sehingga menumbuhkan
rasa cinta terhadap emas dan perak.
Disebutkan dalam kitab mereka,
"Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, ‘Katakanlah kepada orang Israil supaya
mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus. Dan setiap orang yang
terdorong hatinya haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas,
perak, tembaga, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, linen
halus, bulu kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit
lumba-lumba, dan kayu penaga. Minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk
minyak urapan, ukupan dan wangi-wangian, perrnata krisopras, permata
tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada. Mereka harus membuat
tempat kudus bagiku supaya aku akan diam di tengah-tengah mereka.
Menurut segala apa yang kutunjukkan kepadamu sebagai contoh kernah suci
dan sebagai contoh perabotannya. Demikianlah kamu harus membuatnya."
Kecintaan mereka terhadap emas ini
mencapai derajat penyembahan. Mereka membuat seekor lembu dari bahan
emas, kemudian mereka menyembahnya. Lalu turunlah kitab Taurat yang
kemudian mengada-ada, yaitu menisbatkan pembuatan lembu emas kepada Nabi
Harun Alaihissalam.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
berkatahah Harun kepada mereka, ‘Tanggalkanlah anting-anting emas yang
ada pada telinga istrimu, anak laki-lakimu, dan anak perempuanmu.
Bawalah semuanya kepadaku.' Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan
anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada
Harun. Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat,
dan dibuatnyalah anak lembu tuangan. Kemudian, berkatalah mereka, ‘Hai
Israil! Inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir!' Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mazbah di depan anak
lembu itu.
Demikian juga dengan para imam Yahudi,
mereka sangat mencintai emas. Disebutkan dalam kitab mereka, "Ketika
tabut Tuhan itu ada di daerah orang Palestina, maka orang Palestina itu
memanggil para imam dan para petenung, lalu berkata kepada mereka,
‘Apakah yang harus kami lakukan dengan tabut Tuhan itu? Beritahukanlah
kepada kami bagaimana harus mengantar kembali ke tempatnya.' Lalu kata
mereka, ‘Apabila kamu mengantar tabut Allah Israil itu, maka janganlah
karnu mengantarnya dengan tangan hampa, melainkan hanuslah kamu membayar
tebusan salah kepada-Nya, maka kamu akan menjadi sembuh dan kamu akan
mengetahui, mengapa tangan-Nya tidak mundur daripadamu.... Setelah itu,
bertanyalah mereka, ‘Apakah tebusan salah yang harus kami bayar
kepadanya?' Jawab mereka, ‘Menurut jumlah raja-raja kota dan orang
Palestina, lima borok emas dan lima tikus emas. Sebab, itulah yang sama
menimpa kamu sekalian dan raja-raja kotamu. Jadi, buatlah gambar
borok-borokmu dan gambar tikus yang merusak tanahmu, dan sampaikanlah
hormatmu kepada Allah Israll. Mungkin ia akan mengangkat darimu, dan
Allahmu, dan dari tanahmu."
Pada hari besar mereka, pada zaman
pemerintahan Sulaiman, tampaklah kebesaran perhatian mereka terhadap
emas yang melebihi perhatian mereka terhadap segala-galanya. Demikian
juga dengan Haikal mereka yang keagungan dan kesuciannya memenuhi semua
halaman dalam kitab mereka, yang bangunannya berbentuk bangunan biasa.
Tidak ada sama sekali suatu yang menarik dalam arsitekturnya. Tidak ada
keindahan dan kesenian sama sekali, hariya timbunan emas yang digunakan
untuk membuat bangunannya itu saja yang berharga.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Adapun
emas yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat 666
talenta, belum terhitung yang didapat dari saudagar-saudagar dan dari
pedagang-pedagang dan dari semua raja Arab dan penguasa di negeri itu.
Raja Salomo membuat dua ratus perisai besar dari emas tempaan. Enam
ratus syikal emas dipakainya untuk setiap perisai besar. Ia membuat juga
tiga ratus perisai kecil dari emas tempaan, tiga mina emas dipakainya
untuk setiap perisai kecil. Kemudian, Raja menaruh semua itu di dalam
gedung, di hutan Lebanon. Raja juga membuat tahta besar dari gading,
yang disalutnya dengan emas tua...."
8. Merendahkan Martabat dan Mengadakan Perbudakan
Kitab Taurat telah mensyariatkan hukum
hamba dan perbudakan sebelum hukum itu dikenal oleh sejarah, baik
sejarah lama maupun sejarah yang sekarang ini. Bangsa pilihan dalam
pandangan kitab ini adalah sebagai tuan dan seluruh bangsa lainnya di
dunia ini selain mereka adalah sebagai budak yang melayani tuan Yahudi
untuk selama-lamanya. Semenjak zaman Nuh, Taurat sudah menghalalkan
perbudakan dan mempersilahkan bangsa pilihannya untuk menjadikan bangsa
Kanaan sebagai budak mereka hanya karena hal yang sepele. Ini merupakan
hukum zalim yang sangat mengherankan.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Nuh
menjadi petani. Dialah yang mula-mula membuat kebun anggur. Setelah Ia
minum anggur, mabuklah ia, dan Ia telanjang dalam kemahnya. Maka Ham,
bapak Kanaan itu melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua
saudaranya di luar. Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain
dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan
mundur. Mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka sehingga
mereka tidak melihat aurat ayahnya. Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan
mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia,
‘Terkutuklah Kanaan. Hendaklah Ia menjadi hamba yang paling hina bagi
saudara-saudaranya. Katanya, ‘Terpujilah Tuhan Allah Sem. Akan tetapi,
hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat
kediaman Yafet, dan hendaklah Ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi
hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya."
Taurat juga menggambarkan Nabi Yusuf
Alaihissalam sebagai seorang penjajah pintar. Karena kemiskinan bangsa
Mesir, Ia pun membeli tanah Mesir beserta penduduknya untuk Fir'aun,
dengan menukarkan emas dan binatang ternak dengan noti yang dapat
mencegah kematian mereka.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Setelah
lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya pada tahun yang kedua, serta
berkata kepadanya, ‘Tidak usah kami sembunyikan kepada tuanku bahwa
setelah uang kami habis dan setelah kumpulan ternak kami menjadi milik
tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat kami serahkan kepada
tuanku selain badan kami dan tanah kami.' Mengapa kami harus mati di
depan matamu, baik kami maupun tanah kami? Belilah kami dan tanah kami
sebagai ganti makanan, maka kami dan tanah kami akan menjadi hamba
kepada Fir'aun. Kemudian, Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk
Fir'aun sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya karena
berat kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik
Fir'aun. Dan tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah
Mesir dan ujung yang satu sampai ujung yang lain. Berkatalah Yusuf
kepada rakyat itu, ‘Pada hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu
untuk Fir'aun."
Daud versi Taurat adalah seorang yang
bertindak sewenang-sewenang. Dia rnemperbudak orang-orang Yahudi dan
juga yang lainnya. Pembantu-pembantunya yang selalu bergantian
melayaninya berjumlah 24.000 orang setiap bulan. Setelah dihitung,
jumlah semua pembantu yang mendapat kehormatan melayani anak Tuhan,
yaitu Daud (versi Taurat) berjumlah 288.000 orang. Setelah kematian
Daud, Sulaiman versi Taurat menikrnati dan mengembangkan peraturan
perbudakan yang telah diwariskan oleh bapaknya, Daud. Ia kemudian
menjajah anak-anak bangsa Palestina yang lolos dari penyembelihan dan
pembantaian. Dijadikannya mereka sebagai budak-budak dalam pembangunan
Haikal. Disebutkan dalam kitab mereka, "Semua orang yang masih tinggal
dari orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus
yang tidak termasuk orang Israil, yakni mereka yang masih tinggal di
negeri itu dan keturunan bangsa-bangsa itu dan yang tidak dapat ditumpas
oleh orang Israil, merekalah yang dikerahkan Salomo untuk menjadi
budak. Demikianlah mereka sampai hari ini. Tetapi orang Israil tidak ada
yang dijadikan budak oleh Salomo, melainkan mereka menjadi prajurit,
pegawai, pembesar, perwira, atau panglima atas pasukan kereta dan
pasukan berkuda. . Salomo memerintahkan untuk mendirikan suatu rumah
bagi nama Tuhan dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri. Salomo
mengerahkan tujuh puluh ribu kuli, delapan puluh ribu tukang paha di
pegunungan, dan tiga ribu enam ratus mandor untuk mengawasi mereka itu."
Semua budak yang berasal dan bangsa
Palestina berjumlah 153.600 orang. Bagaimana kita bisa mencela Sulaiman
dan Daud versi Taurat ini apabila Tuhannya orang Israil menghalalkan
perbudakan dan memerintahkannya.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Karena
mereka itu (bangsa Israil) adalah hamba-hambaku yang Ku-bawa keluar dari
tanah Mesir. Janganlah mereka dijual seperti orang menjual budak
Janganlah engkau memerintah mereka dengan kejam, melainkan engkau harus
takut akan Allahmu, tetapi budakmu laki-laki atau perempuan yang boleh
engkau miliki adalah dari antara bangsa-bangsa yang di sekelilingmu,
hanya dari antara merekalah kamu boleh membeli budak laki-laki dan
perempuan. Juga dari antara anak-anak pendatang yang tinggal di
antanamu, boleh kamu membelinya. Mereka yang tinggal di antaramu, yang
dilahirkan di negenimu, boleh kamu membelinya. Orang-orang itu boleh
menjadi milikmu. Kamu harus membagikan mereka sebagai milik pusaka
kepada anak-anakmu yang kemudian supaya diwarisi sebagai milik. Kamu
harus memperbudakkan mereka untuk selama-lamanya. Tetapi atas
saudara-saudanamu, orang-orang Israil, janganlah memerintah dengan
kejam."
Selain itu, Taurat juga menyeru kepada
perbudakan abadi. Disebutkan dalam kitab mereka, "Tetapi apabila dia
berkata kepadamu, ‘Aku tidak mau keluar meninggalkan engkau karena Ia
mengasihi engkau dan keluargamu, baik perlakuannya padamu. Engkau harus
mengambil sebuah penusuk dan penindik telinganya pada pintu sehingga Ia
menjadi budakmu untuk selama-lamanya. Demikian juga kau perbuat kepada
budak perempuanmu."
Taurat tidak merasa cukup hanya dengan
perbudakan yang dilakukan bangsa Israil terhadap bangsa Palestina.
Bahkan, dia menggiring seluruh bangsa dari umat manusia dan menjadikan
mereka sebagai budak bangsa Israil.
Disebutkan dalam kitab mereka,
"Beginilah firman Tuhan Allah, ‘Lihat, Aku akan mengangkat tangan-Ku
sebagai tanda untuk bangsa-bangsa dan memasang panji-panji-Ku untuk
suku-suku bangsa, maka mereka akan menggendong anak laki-laki dan anak
perempuanmu, akan didukung di atas bahunya. Raja-raja akan menjadi
pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu. Mereka akan
sujud kepadamu dengan mukanya sampai ke tanah dan akan menjilat debu
kakimu."
"Orang-orang asing akan membangun
tembokmu dan raja-raja mereka akan melayani engkau. Sebab, dalam
murka-Ku Aku telah menghajar engkau. Namun, Aku telah berkenan untuk
mengasihi engkau. Pintu-pintu gerbangmu akan terbuka senantiasa, baik
siang maupun malam tidak akan tertutup supaya orang dapat membawa
kekayaan bangsa-bangsa kepadamu dan raja-raja mereka ikut digiring
sebagai tawanan. Sungguh, bangsa dan kerajaan yang tidak mau mengabdi
kepadamu akan lenyap."
9. Pendengki, Ingkar Janji, dan Suka Memperdaya
Sungguh banyak sekali pelajaran tentang
sifat dengki, ingkar janji, dan suka memperdaya yang telah disebutkan
secara mendetail dalam kitab Taurat. Semuanya dinisbatkan kepada
nabi-nabi Yahudi. Kisah tentang anak-anak Yakub dengan Sikhem yang
menikah dengan saudara perempuan mereka, merupakan pelajaran pertama
dalam masalah moral kemanusiaan.
Setelah memperdaya dan menipu keluarga
Sikhem dan meyakinkan bahwa dengan bersunat mereka akan diberikan
saudara-saudara perempuan anak-anak Yakub untuk mereka peristri sehingga
dengan itu mereka menjadi ipar dan mereka akan menjadi satu bangsa.
Setelah Sikhem bersunat, anak-anak Yakub pun berbalik menyerang dan
menumpas habis mereka.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
anak-anak Yakub menjawab Sikhem dan Hemor (ayahnya) dengan tipu muslihat
karena Sikhem telah mencemari Dina, adik mereka itu. Berkatalah mereka
kepada kedua orang itu, ‘Kami tidak dapat berbuat demiklan, memberikan
adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak bersunat sebab hal itu aib
bagi kami. Hanyalah dengan syarat ini, kami dapat menyetujui
permintaanmu. Kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-laki di
antara kamu harus disunat, barulah kami akan memberikan gadis-gadis kami
kepadamu dan mengambil gadis-gadis kamu, maka kami akan tinggal padamu,
dan kita akan jadi satu bangsa. Hemor dan Sikhem menyetujui usul
mereka. Orang muda itu itu tidak bertangguh melakukannya sebab ia suka
kepada anak Yakub. Lagi pula ia seorang yang paling dihormati di antara
seluruh kaum keluarganya. Lalu pergilah Hemor dan Sikhem ke pintu
gerbang kota dan berbicara kepada penduduk kota itu, ‘Orang-orang itu
mau hidup damai dengan kita. Biarlah mereka tinggal di negeri ini dan
menjalaninya dengan bebas. Bukankah negeri ini cukup luas untuk mereka?
Kemudian, kita dapat mengambil gadis-gadis mereka menjadi istri kita dan
kita dapat memberikan gadis-gadis kita kepada mereka.' Usul Hemor dan
Sikhem didengarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu
gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang
dewasa di kota itu. Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita
kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi,
kakak-kakak Dma. Setelah masing-masirig mengambil pedangnya, mereka
menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap
laki-laki. Hemor dan Sikhem juga dibunuh mereka dengan mata pedang, dan
mereka mengambil Dma dari rumah Sikhem, lalu pergi. Kemudian, datanglah
anak-anak Yakub merampas orang-orang yang terbunuh itu, lalu menjarah
kota itu karena adik mereka telah dicemari. Kambing, sapi, keledai, dan
segala yang di dalam dan di luar kota itu dibawa mereka. Segala
kekayaannya, semua anaknya, dan perempuannya ditawan dan dijarah mereka,
juga seluruhmya yang ada di rumah-rumah."
Tidak berapa lama setelah anak-anak
Yakub mendapati bahwa ayah mereka Iebih mengutamakan Yusuf dengan kasih
sayangnya, mereka pun membuat rencana jahat terhadap Yusuf dan memendam
rasa dengki yang menguasai diri mereka. Akhirnya, mereka pun menjalankan
perbuatan jahat yang telah lama mereka rencanakan. Mereka menjual
saudara mereka dengan dua puluh perak.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu, ‘Apakah untungnya kalau kita
membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual
dia kepada orang Ismail ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia karena
ia saudara kita, darah daging kita.' Dan saudara-saudaranya
mendengarkan perkataannya itu. Ketika ada saudagar-saudagar Madian
lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual
kepada orang Ismail itu dengan harga dua puluh syikal perak."
Sifat melanggar janji, mendengki, dan
menipu ini turun-temurun kepada bani Israil semuanya. Mulai dan kalangan
para nabi, raja, imam, hakim, dan panglima perang mereka, semuanya
melakoni sifat ini. Taurat juga menggambarkan Daud yang merupakan Nabi
mereka yang paling agung dan Raja mereka yang paling perkasa, sebagai
seorang pendengki dan tukang penipu daya. Dia melakukan tipu daya
terhadap bangsa Palestina yang telah melindungi dan menghormatinya
ketika Ia lari dari kejaran musuhnya, Saul. Setelah kematian Saul, dan
Daud pun diangkat menjadi raja, tersingkaplah tipu daya dan pelanggaran
janjinya, dia memukul habis bangsa Palestina, yang menyangka kedatangan
Daud untuk membalas budi baik mereka. Bangsa Palestina telah memberikan
bendera kepemilikan kepadanya, lalu mereka gembira karena ia mau
menerima bendera tersebut.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Ketika
didengar orang Palestina bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas
Israil, maka majulah semua orang Palestina untuk menangkap Daud. Tetapi
Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan. Ketika orang
Palestina itu datang dan memencar di Lembah Refaim, bertanyalah Daud
kepada Tuhan, ‘Apakah aku harus maju melawan orang Palestina itu? Akan
kau serahkankah mereka ke dalam tanganku?' Tuhan menjawab Daud, ‘Majulah
sebab aku pasti akan menyerahkan orang Palestina itu ke dalam
tanganmu.' Lalu, datanglah Daud di Baal Perasim dan memukul kalah mereka
di sana."
Pada setiap tindakan tipu daya, Taurat
pasti mengeluarkan perintah-periritah yang bersifat mendukung,
menghalalkan, membenarkan, serta memerintahkan untuk melakukannya.
Demikian juga dengan Daud versi Taurat, dia tidak akan melakukan tipu
daya terhadap bangsa yang telah menolong dan melindunginya, kecuali
setelah ia meminta persetujuan Tuhannya dan Tuhan orang-orang Yahudi.
Kemudian, Dia pun memerintahkannya untuk menyerang Palestina.
Sebelum Daud mati, dia tidak lupa untuk
berwasiat kepada anaknya, Sulaiman (versi Taurat) untuk membunuh para
ketua dan para hakim dengan cara tipu daya. Disebutkan dalam kitab
mereka, "Engkau pun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab,
anak Zeruya, maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan
yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati. Juga
masih ada padamu Simei bin Gera ... dan aku telah bersumpah kepadanya
demi Tuhan. Takkan kubunuh engkau dengan pedang! Sekarang janganlah
bebaskan dia dari hukuman sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu
apa yang harus kau lakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun
dengan berdarah ke dalam dunia orang mati."
Setelah kematian ayahnya, Sulaiman tidak
lupa untuk menjalankan apa yang telah diwasiatkan kepadanya. Dia
memenuhi pemerintahannya dengan berbagai pertumpahan darah. Dia juga
tega membunuh saudaranya sendiri, Edwin, dengan tipu daya. Setelah itu,
dia juga membunuh Yoab sang panglima, walaupun ia sudah menyerah dan
masuk ke dalam kemah Tuhan untuk melindungi dirinya. Yang jelas dia
telah menjalankan sesuai dengan apa yang telah diwasiatkan ayahnya (Daud
versi Taurat).
Kedengkian Tuhan Yahudi terhadap semua bangsa selain bangsa Yahudi sangatlah keras dan tidak bisa ditandingi.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Marilah
mendekat, hal bangsa-bangsa. Dengar dan perhatikanlah hal suku-suku
bangsa! Baiklah, bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan segala
yang terpancar daripadanya. Sebab, Tuhan murka atas segala bangsa dan
hati-Nya panas atas segenap tentara mereka. Dia telah mengkhususkan
mereka untuk ditumpas dan menyerahkan mereka untuk dibantai.
Orang-orangnya yang mati terbunuh akan dilemparkan, dan dari
bangkai-bangkai mereka akan naik bau busuk Gunung-gunung akan kebanjiran
darah mereka."
10. Menghalalkan segala Cara
Kitab Taurat membolehkan siapa saja
untuk mendapatkan apa yang diiriginkannya dengan cara apa pun, meskipun
cara tersebut bertentangan dengan etika. Seorang bernama Machiavelli,
yang sering digunakan sebagai perumpamaan dalam masalah penghalalan
segala cara untuk mendapatkan keinginan, adalah seorang yang memang
benar-benar terzalimi. Sebab, prinsip ini pada dasarnya sudah ada dalam
kitab Taurat. Dalam kitab itu disebutkan bahwa para nabi versi Taurat
terlebih dahulu telah menerapkan prinsip ini beribu-ribu tahun yang
lalu. Lihatlah Nabi Ibrahim Alaihissalam, ia digambarkan dalam Taurat
sebagai seorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Keinginannya
adalah hidup senang, walau harus mengorbankan harga diri dan
kehormatannya. Kemudian, dinisbatkanlah kepadanya bahwa dia
menyia-nyiakan kehormatannya karena takut kehidupannya akan terancam.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Ketika
kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abraham ke Mesir untuk tinggal
di situ sebagai orang asing sebab kelaparan hebat melanda di negeri....
Pada waktu Ia akan masuk ke Mesir, berkatalah Ia kepada Sara, istrinya,
‘Memang aku tahu bahwa engkau adalah seorang perernpuan yang cantik
parasnya. Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata, ‘Itu
istrinya.' Jadi, mereka akan membunuh aku dan membiarkan kau hidup.
Katakanlah bahwa engkau adikku supaya aku diperlakukan mereka dengan
baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.' Sesudah
Abraham masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat bahwa perempuan itu
sangat cantik, dan ketika punggawa-punggawa Fir'aun melihat Sara, mereka
memuji-mujinya di hadapan Fir'aun sehingga perempuan itu dibawa ke
istananya. Fir'aun menyambut Abraham dengan baik-baik karena Ia
mengingini perempuan itu, dan Abraham mendapat kambing, lembu, keledai
jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina, dan unta. La1u,
Abraham berangkat dan situ ke tanah Negeb dan ia menetap antara Kedesh
dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing. Oleh karena Abraham
telah mengatakan tentang Sara, ‘Dia saudaraku', maka Abi Melekh, Raja
Gerar, menyuruh mengambil Sara. Kemudian, Abi Melekh mengambil kambing,
lembu, hamba laki-laki dan perempuan, lalu memberikan semuanya itu
kepada Abraham. Istri Abraham juga dikembalikan kepadanya."
Demikian juga yang dilakukan oleh Ishak
bin lbrahim ketika ia diperintahkan oleh Tuhannya untuk mengasingkan
diri ke negeri Gerar.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Ketika
orang-orang di tempat itu bertanya tentang istrinya, berkatalah Ia, ‘Dia
saudaraku.' Sebab, ia takut mengatakan, ‘Ia istriku.' Pikirnya,
‘Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena Ribka elok
parasnya.' Setelah beberapa lama ia ada di sana, pada suatu kali
menjenguklah Abi Malekh, Raja orang Palestina itu dari jendela, maka
dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbu dengan Ribka, istrinya. Lalu, Abi
Malekh memanggil Ishak dan berkata, ‘Sesungguhnya dia istrimu. Kenapa
engkau berkata, ‘Dia saudarakau?' Jawab Ishak kepadanya, ‘Karena
pikirku, ‘Jangan-jangan aku mati karena dia."
Dalam pandangan nabi-nabi versi Taurat,
tujuan dapat menghalalkan segala cara. Jadi, kenapa para raja tidak
menerapkannya? Lihatlah apa yang telah dilakukan Ahab, Raja Samirah. Dia
merasa kagum dengan kebun anggur tetangganya, maka Ia pun berusaha
untuk membelinya. Namun, Nabot tidak mau menjual kebun anggur warisan
dari ayahnya tersebut, maka sedihlah hati Ahab karena keengganan Nabot
menjual kebun anggur tersebut kepadanya. Setelah melihat kesedihan yang
dialami suaminya, segera Izebel membantu menghilangkan kesedihan
suaminya. Dia lalu membuat makar dan tipu daya yang dapat mengantarkan
suaminya kepada apa yang diinginkannya. Setelah itu, Izebel pun mulai
melaksanakan rencana busuknya. Dia memanggil dua orang laki-laki agar
keduanya bersedia memberi persaksian bahwa Nabot telah mengutuk Allah
dan juga mengutuk Raja. Kemudian, para imam melemparinya dengan batu
sampai mati sehingga dengan demikian Ahab bisa menguasai kebun anggur
Nabot.
Disebutkan dalam kitab mereka,
"Orang-orang sekotanya, yakni petua dan pemuka yang diam di kotanya itu
melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang
tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka. Mereka
memaklumkan kuasa dan menyuruh Nabot paling depan di antara rakyat.
Kemudian, datanglah dua orang, yakni orang-orang Dursila itu, lalu duduk
menghadapi Nabot. Orang-orang Dursila itu naik saksi terhadap Nabot di
depan rakyat. Katanya, ‘Nabot telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah
itu, mereka membawa dia keluar kota, lalu melempari dia dengan batu
sampai mati. Segera sesuclah Izebel mendengar bahwa Nabot sudah
dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab, ‘Bangunlah.
Arnblllah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu karena
Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah
tidak hidup lagi, Ia sudah mati.' Segera sesudah Ahad mendengar bahwa
Nabot sudah mati, Ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang
Yizreel itu, untuk mengambli kebun itu menjadi millknya."
Taurat, kitab orang-orang Yahudi juga
mensyariatkan siasat pengintaian dan menjadikan siasat ini sebagai
bagian yang mendasar sekali dalam kehidupan mereka. Dan sepertinya
kalimat ‘mengintai' tidak pernah keluar dari mulut salah seorang pun di
dunia ini sebelum keluar dan mulut Tuhan orang-orang Yahudi.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Tuhan
berfirman kepada Musa, ‘Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan,
yang akan Kuberikan kepada orang Israil, dan setiap suku nenek moyang
mereka haruslah kau suruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara
mereka. Lalu, Musa menyuruh mereka dari Gurun Paran, sesuai dengan titah
Tuhan, ‘Semua orang itu adalah kepala-kepala di antara orang IsraiI.'
Setelah itu, Yosua meneruskan langkahnya menuju Yerikho dengan cara
mengutus dua orang pengintai. Dia bekerja sama dengan Rahab, seorang
pezina yang dirahasiakannya terhadap Raja Yerikho dan
panglima-panglimanya. Kemudian, Yosua puh mengupah pezina tersebut atas
jasa-jasanya serta membiarkannya hidup tanpa bangsa Yerikho yang telah
ditumpasnya bersama-sama dengan pasukannya."
Disebutkan dalam kitab mereka, "Mereka
menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang ada di kota itu, baik
laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu,
domba, dan keledai. Tetapi kepada kedua orang mengintai negeri itu,
Yosua berkata, ‘Masuklah ke dalam rumah perempuan sundal itu dan bawalah
keluar perempuan itu dan semua orang yang bersama-sama dengan dia,
seperti yang pernah kamu janjikan dengan bersumpah kepadanya.' Lalu,
masuklah kedua pengintai muda itu dan membawa keluar Rahab, anaknya,
ibunya, saudara-saudaranya, dan semua orang yang bersama-sarna dengan
dia. Bahkan, seluruh kaumnya dibawa mereka keluar, lalu mereka
menunjukkan kepadanya tempat tinggal di luar perkemahan orang Israil.
Tetapi kota itu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dibakar mereka
dengan api."
Kemudian, raja-raja dan para nabi Israil
memanfaatkan siasat mengintai ini seluas-luasnya. Bahkan, Raja Daud
menggunakan Yonatan bin Saul sebagai pengintai untuk mengintai
gerak-gerik ayahnya. Demikian juga dengan Absalom telah mengutus banyak
sekali pengintai-pengintai dari cucu-cucu bangsa lsrail.
11. Pengecut dan Munafik
Taurat Yahudi telah menetapkan terhadap
bangsa pilihan sifat pengecut yang asli dan sifat munafik yang murni
sekali. Tatkala Musa Alathissalam menggiring mereka dari negeri Mesir,
kemudian mereka mehihat orang-orang Mesir mengejar mereka dari arah
belakang, timbuhlah rasa takut yang amat sangat dalam diri mereka.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
sangat ketakutanlah orang-orang Israil dan mereka berseru-seru kepada
Tuhan, dan mereka berkata kepada Musa, ‘Apakah karena tidak ada kuburan
di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?
Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar
dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir,
‘Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir
sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir daripada mati
di gurun ini.' Akan tetapi, berkatalah Musa kepada bangsa itu,
‘Janganlah takut ... Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam
saja."
Ketika para pengintai yang dikirim Musa
untuk menyelidiki dan mencari informasi tentang keadaan bangsa itu
kembali, mereka menyebarkan desas-desus bahwa negeri yang mereka intai
tersebut adalah negeri yang tandus, masyarakatnya adalah orang-orang
yang keras, perkasa, dan tak tertandingi.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada
malam itu. Bersungut-sungutlah semua orang Israil kepada Musa dan
Harun, dan segenap umat itu berkata kepada mereka, ‘Ah, sekiranya kami
mati di tanah Mesir atau di padang gurun ini! Mengapakah Tuhan membawa
kami ke negeri ini supaya tewas oleh pedang, dan istri serta anak-anak
kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?' Salah
seorang di antara mereka berkata kepada yang lain, ‘Baiklah, kita
mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
Taurat menyebutkan bahwa jumlah pasukan yang bergerak maju bersama Musa dan Yosua adalah sangat besar sekali.
Disebutkan dalam Shah Pertama dalam
Safar Bilangan bahwa.pasukan yang keluar untuk berperang pada waktu itu
mulai dan usia dua puluh tahun ke atas berjumlah 603.555 orang. Kita
ketahui bahwa bangsa Palestina, khususnya penduduk Yerikho, jumlah
mereka sangat sedikit sekali dan tidak menyadari serta tidak siap
menghadapi gerakan mendadak ini sehingga dengan demikian kita dapat
mengetahui bagaimana sifat pengecut ini telah menguasai hati orang-orang
Yahudi.
Tidak diragukan lagi bahwa pembaca kitab
Taurat akan merasa heran ketika disebutkan kalimat "Tuhan Pasukan',
Tuhannya orang-orang Yahudi. Disebutkan dalam sebagian besar halaman
kitab Taurat bahwa sebagai seorang pasukan yang perkasa dan bangsa
pilihannya, ternyata penyebutan ini termasuk salah satu yang menunjukkan
kebenaran sifat pengecut yang ada pada diri orang-orang Yahudi.
Khususnya lagi dan sela-sela semua peperangan yang dilakukannya, yang
merupakan lambang kekerasan, kekejaman, dan kebiadaban.
12. Cerdik dan Tidak Tahu Berterima Kasih
Isi kitab Taurat versi Yahudi membawakan
tabiat orang-orang Yahudi yang cerdik dan tidak tahu berterima kasih
dalam membalas kebaikan orang lain. Kisah Yusuf di negeri Mesir yang
disebutkan dalam kitab Taurat, mengungkap kejelekan orang-orang Yahudi,
kecerdikan, dan ketidaktahuan mereka membalas kebaikan orang lain. Kisah
ini dimulai dan hari-hsri Yusuf dapat menguasai Mesir dan penduduknya
karena pengaruhnya terhadap Fir'aun, dan wabah kelaparan yang menimpa
seluruh negeri Kanaan. Semuanya itu menyebabkan Yusuf dapat menolong
bapak beserta saudara-saudaranya dan menyelamatkan mereka dari wabah
kelaparan serta membekali mereka dengan harta, makanan, anak-anak sapi,
dan hewan-hewan yang dikendarai untuk mengangkut mereka ke negeri Mesir.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
berangkatlah Yakub dan Ber Syeba. Anak-anak Israil membawa Yakub beserta
anak dan istri mereka. Mereka menaiki kereta yang dikirim Fir'aun untuk
menjemputnya. Mereka membawa juga ternaknya dan harta bendanya, yang
telah diperoleh mereka di tanah Kanaan, lalu tibalah mereka di Mesir."
Ketika Yusuf versi Taurat menemui
mereka, dia sepakat dengan mereka untuk mengatakan di depan Fir'aun
bahwa mereka adalah para pengembala domba dan ahli dalam bidang
peternakan agar Fir'aun menempatkan mereka di tempat terpencil, yaitu
Gosen. Ini adalah siasat yang memang merupakan akhlak orang-orang Yahudi
yang bersumber dari kebohongan, tinggi hati, suka menyendiri, dan
membenci bangsa lain seluruhnya. Karena Fir'aun pada waktu itu adalah
seorang yang cerdas lagi murah hati, ia pun memberikan apa yang mereka
inginkan.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
berkatalah Fir'aun kepada Yusuf, ‘Ayahmu dan saudara-saudaramu telah
datang kepadamu. Tanah Mesir ini terbuka untukmu. Tunjukkanlah kepada
ayahmu dan kepada saudara-saudaramu tempat menetap di tempat yang
terbaik dari negeri ini, biarlah mereka diam di tanah Gosen. Jika engkau
tahu di antara mereka ada orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka
menjadi pengawas ternakku.' Yusuf menunjukkan kepada ayah dan
saudara-saudaranya tempat untuk menetap dan memberikan kepada mereka
tanah di Mesir, di tempat yang terbaik di negeri itu, di tanah Ramses,
seperti yang diperintahkan Fir'aun. Dan Yusuf merawat ayahnya,
saudara-saudaranya, dan seisi rumah ayahnya dengan makanan, menurut
jumlah anak-anak mereka."
Bani Israil terus tumbuh dan bertambah
banyak di tanah Mesir karena kebebasan mereka menikmati segala kebaikan
yang mereka dapatkan. Mereka tinggal dengan tenang di bawah naungan
pengaruh Yusuf dan keluhurannya, bahkan sampai ia mati. Sehubungan
dengan itu, wajar apabila Fir'aun baru merasa khawatir karena jumlah
mereka yang begitu banyak. Untuk itulah kemudian dia mengumpulkan mereka
semua dan menyerahkan kepengurusan mereka kepada diri mereka sendiri.
Disebutkan dalam kitab mereka,
"Kemudian, bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir yang
tidak mengenal Yusuf. Berkatalah raja kepada rakyatnya, ‘Bangsa Israil
itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya daripada kita. Marilah kita
bertindak dengan bijaksana terhadap meraka supaya mereka jangan
bertambah banyak lagi ... jangan nanti bersekutu dengan musuh kita dan
memerangi kita, lalu pergi dan negeri mi."
Kemudian, muncul kisah Musa dengan
Fir'aun. Kisah ini dibawakan oleh kitab Taurat dengan metode yang tumbuh
dan sifat ingkar yang sangat jelas sekali, yang dapat membuat pembaca
merasa pnihatin dan sedih terhadap nasib Fir'aun yang zalim, bukan
terhadap Musa dan bani Israil yang tertindas.
Siapa yang tidak akan merasa kasihan
tenhadap Fir'aun versi Taurat. Dalam kitab mereka itu dia digambarkan
sebagai seorang yang tertarik dan merasa prihatin terhadap bangsa yang
tak berdosa, ramah, dan suka menjamu tamu, diazab Tuhan Yahudi. Dia
menumpahkan kemarahan dan murka-Nya kepada mereka. Dia juga menimpakan
kepada bangsa Mesir berbagai macam wabah dan bencana.
Tuhan Yahudi menumpas bangsa Mesir demi
memenuhi watak jahat Yahudi yang tak tahu berterima kasih. Dialah Tuhan
yang mewahyukan kepada Daud versi Taurat untuk menipu orang-orang
Palestina yang telah melindungi dan menjaganya ketika dia sangat
membutuhkan perlindungan dan pertolongan. Dan ketika ia telah menjadi
seorang raja, dia tidak mengakui mereka, mengingkari kebaikan mereka,
dan tidak berterima kasih atas bantuan mereka. Bahkan, Ia menumpas dan
memperbudak mereka.
13. Penjajah dan Menguasai
Hampir semua asfar dan ishah tarot tidak
lepas dari penjelasan dan keterangan tentang watak dan sifat penjajah
pada diri orang-orang Yahudi. Sifat yang sudah terpendam dalam jiwa-jiwa
mereka semenjak hari pertama mereka berada. Bahkan, sebelum janji-janji
ketuhanan dan "Tuhan tentara". Semua janji-janji yang terus berlipat
dan berkembang karena sifat dan watak ini, untuk mengenyangkan nafsu
gila yang menyala-nyala, tidak mungkin untuk diobati atau diredam.
Dan pengkajian kita terhadap kitab
Taurat, tampaklah di hadapan kita bahwa setelah hukum Yahudi menguat di
salah satu pegunungan Palestina, yaitu Yerussalem dan Samirah, di atas
reruntuhan bangsa Palestina sang pemberani, Raja Daud mengumumkan bahwa
Tuhan Yahudi memenintahkannya untuk mendirikan rumah tempat dia menetap.
Sesungguhnya Tuhan Yahudi telah memilih Yerussalem sebagai tempat
tinggal-Nya karena Dia menginginkannya.
Namun, karena kesibukannya menghadapi
berbagai peperangan, Daud versi Taurat mengumumkan bahwa ia tidak bisa
meneruskan pembangunan itu. Dengan demikian berpindahlah tanggung jawab
pembangunan tersebut kepada anaknya, Sulaiman. Oleh karena itu, ketika
Sulaiman versi Taurat menjadi raja, pun melaksanakan wasiat Daud yang
merupakan perintah "Tuhan tentara", yaitu Tuhannya orang-orang Yahudi.
Dimulailah pembangunan Haikal Sulaiman. Pembangunan ini merupakan suatu
kezaliman, penjajahan, dan penguasaan yang paling keras dalam sejarah.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
Salomo menghitung semua orang asing laki-laki yang ada di negeri Israil,
sama seperti yang pernah dilakukan Daud, ayahnya. Maka terdapatlah
153.600 orang. Di antara mereka, 70.000 dijadikan kuli, 80.000 orang
tukang pahat di pegunungan, dan 3.600 orang mandor yang harus menyuruh
orang-orang itu bekerja."
Janganlah para pembaca heran ketika
mengetahul bahwa Haikal yang merupakan bukti kemalangan dan
kesengsaraan, khususnya terhadap bangsa Yahudi dan terhadap harkat
kemanusiaan pada umumnya, dibangun oleh arsitek-arsitek Lebanon yang
bekerja sama dengan para pekerja Palestina. Bahan bangunannya terutama
kayu aras didatangkan dari hutan-hutan Lebanon, para pekerjanya adalah
para seniman yang ahli dalam pengolahan emas dan perak juga dari
Lebanon. Dalam pembangunan ini, Sulaiman, bani Sulaiman, serta bani
Israil tidak mempunyai andil sama sekali, kecuali hanya memakainya saja
sebagai tempat melaksanakan ibadah yang memiliki cara pelaksanaan yang
sangat mengherankan, seperti pembakaran lemak-lemak kurban, yang
membumbungkan aroma khasnya sepanjang siang dan malam, demi memenuhi
nafsu dan keinginan Yahua menghirup aroma bakaran hewan-hewan kurban
tersebut.
Kisah Haikal Sulaiman dan penaklukan
tenhadap bangsa-bangsa untuk membangun kembali bangunan ini terus
berjalan. Pada zaman Koresh, Raja Persia, dia rnengizinkan bani Israil
dan melepaskan mereka dari tawanan serta menyerahkan kepada mereka
sumber daya alam milk negara untuk digunakan sebagai dana pembangunan
kembali Haikal. Disebutkan dalam kitab mereka, "Dan harta kerajaan,
yaitu upeti yang datang dan seberang sungai, diberikan sebagai dana
kepada mereka agar mereka tidak membatalkan rencana pembangunan kembali
Haikal itu. Demikian juga apa yang mereka butuhkan dan berbagai jenis
binatang ternak, seperti, sapi-sapi jantan, domba, dan lembu-lembu
sebagai persembahan bakaran untuk Tuhan langit. Demikian juga gandum,
garam, anggur, dan minyak, sesuai dengan apa yang dikatakan para imam
yang berada di Yerussalem. Semua kurban bakaran ini harus diberikan
kepada mereka setiap hari, sampai mereka tidak merasa tenang. Aku telah
mengeluarkan perintah bahwa setiap orang harus mengambil sebuah kayu
dari rumahnya. Kemudian, digantungkan padanya salib, kemudian
menempatkan sebuah mazbah dalam rumahnya sebagal tempat kayu ini."
Pada zaman pemerintahan Artahsasta,
muncul seorang imam bernama Ezra. Imam ini telah berhasil mendekati raja
dan mendapatkan sebuah surat yang merupakan surat pelimpahan kekuasaan
paling mengherankan dan merupakan Sebuah tipu daya. Selain surat itu,
dia juga mendapatkan perintah penguasaan terhadap para hakim dan
wali-wali, mulai dan Babilonia sampai Yerussalem agar mereka mengolah
sumber daya alam dan kekayaan negara di bawah peraturannya.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Aku
telah mengeluarkan perintah bahwa setiap orang di dalam kerajaanku yang
termasuk orang Israil awam, atau para imamnya, atau orang-orang Lewi,
dan yang rela pergi ke Yerussalem, boleh turut pergi dengan engkau. Oleh
karena engkau disuruh raja serta ketujuh orang penasihatnya untuk
mengadakan penyelidikan mengenai Yehuda dan Yerussalem dengan berpedoman
kepada hukum Allahmu yang menjadi peganganmu. (untuk membawa perak dan
emas yang diberikan raja serta para penasihatnya sebagai persembahan
sukarela kepada Allah Israil, yang tempat kediamannya di Yenussalem.
Oleh karena itu, haruslah engkau dengan seksama memakai uang itu untuk
membeli lembu-lembu jantan, domba-domba jantan, anak-anak domba dengan
kurban sajiannya dan kurban curahannya. Haruslah semuanya itu
kupersembahkan di atas mazbah di rumah Allahmu yang ada di Yerussalem.
Tetapi apa yang dianggap baik olehmu dan oleh saudara-saudaramu untuk
diperbuat dengan perak dan emas yang selebihnya, boleh kamu penbuat
sesuai dengan kehendak Allahmu. Hanya perlengkapan-perlengkapan yang
diserahkan kepadamu untuk ibadah di rumah Allahmu, sampaikanlah itu ke
hadapan Allah di Yenussalem. Dan yang lain masih diperlukan unituk rumah
Allahmu, yang pembayarannya menjadi tanggunganmu, itu boleh kau bayar
dari perbendaharaan kerajaan. Kemudian, Raja Artahsasta mengeluarkan
penintah kepada semua bendahara di daerah seberang Sungai Eufrat,
‘Segala yang diminta darimu oleh Imam Ezra, ahli Taurat Allah semesta
langit, haruslah dilaksanakan dengan seksama, dengan memakai perak
sampai jumlah seratus talenta, gandum sampai jumlah seratus kon, anggur
sampai jumlah seratus bat, dan garam tidak terbatas....' Lagi pula kami
beritahukan kepadamu bahwa tidaklah sah bila para imam, orang Lewi,
penyanyi, penunggu pintu gerbang, budak di Rumah Allah, dan para hamba
Rumah Allah dikenakan pajak, upeti, atau bea. .
Tindakan pemanfaatan kesempatan ini
terus berulang sampai ketika muncul Imam Nehamia. Imam ini telah
melakukan penipuan terhadap raja dengan cara menangis di hadapan Raja
karena sedih dengan nasib yang dialami bangsa Israil di Yenussalem, yang
sedang menunggu pertolongannya.
Disebutkan dalam kitab mereka,
"Berkatalah aku kepada Raja, ‘Jika Raja menganggap baik, berikanlah aku
surat-surat bagi penguasa-penguasa di daerah seberang Sungai Eufrat
supaya mereka memperbolehkan aku tiba di Yehuda. Juga sepucuk surat bagi
Asaf, pengawas taman Raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk
memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng Rumah Suci,
untuk tembok kota, dan untuk rumah yang akan kudiami' Raja mengabulkan
permiritaanku itu karena tangan Allahku yang murah mellndungi aku."
Sebenarnya, Nehemia tidaklah setuju
dengan penyerahan harta milik negara digunakan untuk melayani kebutuhan
orang-orang Yahudi dan mernbangun kembali Haikal yang kemudian
membumbungkan asap bakaran kurban-kurban yang dipersembahkan kepada
Tuhan Yahudi yang tinggal di Yerussalem.
Adapun penguasaan Yahudi terhadap bangsa
lain di dunia, merupakan hal yang biasa. Kejahatan ini mereka katakan
sebagai suatu kebenaran yang telah ditetapkan oleh Tuhan orang-orang
lsrail.
Disebutkan dalam kitab mereka,
‘Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang
berhimpun kepadamu. Anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan
anak-anak perempuanmu digendong. Pada waktu itu engkau akan heran
melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati
sebab kekuasaan dari seberang laut akan beralih kepadamu. Kekayaan
bangsa-bangsa akan datang kepadamu.... Engkau akan menghisap susu
bangsa-bangsa dan akan meminum susu kerajaan-kerajaan.... Sebagai ganti
tembaga, aku akan membawa emas. Sebagai ganti besi, aku akan membawa
perak; sebagai ganti kayu, tembaga, batu, dan besi....
Lalu Tuhan mengulurkan tangannya dan
menjamah mulutku. Tuhan berfirman kepadaku, ‘Sesungguhnya, aku menaruh
perkataan-perkataanku ke dalam mulutmu. Ketahuilah bahwa pada hari ini
aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan
untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan. . ..
14. Pendusta
Perbuatan dusta dalam Taurat merupakan
salah satu masalah yang banyak sekali dijumpai oleh para pembaca, dalam
lembaran-lembaran kitab Perjanjian Lama yang tebalnya mencapai 1.358
halaman. Dusta dan kebohongan dalam kitab ini banyak sekali ragamnya.
Semuanya menggambarkan keadaan kejiwaan orang-orang Yahudi yang sakit
dan imajinasi mereka yang payah serta keadaan akal mereka yang lemah.
Mereka percaya dengan khurafat dan tipuan sulap. Telah kita jelaskan
pada bab-bab awal dalam pasal ini, tentang janji-janji palsu yang banyak
sekali, yang dihiasi dengan kebohongan-kebohongan oleh para pembual
Yahudi. Oleh karena itu, kami akan memaparkan bentuk lain dan kebohongan
yang sudah jelas ini, yang sama sekali tidak bisa diterima oleh akal
anak kecil sekalipun. lnilah Taurat yang telah berbuat kebohongan dengan
lidah Yosua....
Disebutkan dalam kitab mereka, "Lalu
Yosua berbicara kepada Tuhan, pada hari Tuhan menyerahkan orang Amori
itu kepada orang Israil. Dia berkata di hadapan orang Israil, ‘Matahari,
berhentilah di atas Gibeon. Dan engkau, bulan, di atas Lembah Ayalon!'
Maka berhentilah matahari dan bulan pun tidak bergerak, sampai bangsa
itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah
tertulis dalam kitab orang jujur? Matahari tidak bergerak di tengah
langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah
ada sehari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian. Tuhan mendengarkan
permohonan seorang manusia secara demikian sebab yang berperang untuk
orang Israil ialah Tuhan."
Dalam kisah Simson, kitab Taurat telah
banyak sekali melakukan kebohongan. Disebutkan bahwa dalam satu
kesempatan, dia dapat menangkap tiga ratus ekor anjing hutan, lalu dia
mengikat ekor-ekor anjing hutan itu dengan obor-obor yang kemudian
membakar tanaman-tanaman milik orang-orang Palestina.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Maka,
pergilah Simson. Ditangkapnya tiga ratus anjing hutan. Diambilnya obor,
diikatnya ekor dengan ekor dan ditaruhnya sebuah obor di antara
tiap-tiap dua ekor. Kemudian, dinyalakannyalah obor itu dan
dilepaskannya anjing-anjing hutan itu ke gandum yang belum dituai,
kepunyaan orang Palestina. Terbakarlah tumpukan-tumpukan gandum, gandum
yang belum dituai, dan kebun-kebun zaitun." Juga kekuatannya yang luar
biasa ketika dia membunuh seribu laki-laki Palestina hanya dengan
menggunakan tulang rahang keledai....
Disebutkan dalam kitab mereka,
"Kemudian, Ia menemui sebuah tulang rahang keledai yang masih baru.
Diulurkannya tangannya, dipungutnya, dan dipukulnya mati seribu orang
dengan tulang itu. Berkatalah Simson, ‘Dengan rahang keledai bangsa
keledai itu kuhajar, dengan rahang keledai seribu orang kupukul.'
Kemudian, Simson menghabiskan Taurat, ketika dia merangkul kedua tiang
yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang
yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan
tangan kirinya, lalu membungkuklah Ia sekuat-kuatnya, maka robohlah
rumah itu menimpa ribuan orang-orang Palestina itu...."
Selain itu, kebohongan Taurat dalam
masalah peperangan banyak sekali. Disebutkan dalam kitab mereka,
"Kemudian, Abiya memulai peperangan dengan pasukan yang gagah perkasa,
dengan sebanyak 400.000 orang pasukan khusus. Demikian juga Yarobeam
telah memilih pasukan khususnya berjumlah 800.000 orang pasukan gagah
perkasa.... Lalu, Zaroh Al-Kusyi keluar menghadapi mereka dengan
beribu-ribu bala tentaranya dan dengan tiga ratus kendaraan perang...."
Jumlah bala tentara yang jumlahnya
mencapal 800.000 sampai 1.000.000 pasukan, sebagaimana yang disebutkan
di atas, hanya imajinasi dan kebohongan belaka. Sebab, sarana mobilisasi
tentara dan pengerahan pasukan pada zaman itu tidak mampu mempersiapkan
jumlah pasukan sebanyak itu.
Daud versi Taurat adalah seorang pembohong besar. Kebohongannya tidak tertutupi, walaupun dalam Mazmur, kitabnya.
Disebutkan dalam kitab mereka, "Pada
waktu Israil keluar dari Mesir, kaum keturunan Yakub dan bangsa yang
asing bahasanya, maka Yehuda menjadi tempat kudus-Nya. Israil wilayah
kekuasaan-Nya. Laut melihatnya, lalu melarikan dirin. Sungai Yordan
berbalik ke hulu. Gunung-gunung melompat-lompat seperti domba jantan,
dan bukit-bukit seperti anak domba. Ada apa hai laut sehingga engkau
melarikan diri; Ada apa hai Sungai Yordan sehingga engkau berbalik ke
hulu; ada apa hai gunung-gunung sehingga kamu melompat-lompat seperti
domba jantan; ada apa hai bukit-bukit sehingga kamu seperti anak domba?
Gemetarlah hai bumi di hadapan Tuhan, di hadapan Allah Yakub yang
mengubah gunung batu menjadi kolam air, dan batu yang keras menjadi mata
air!"
Taurat berbohong ketika menggambarkan
Daud. Dia tidak membawakan hal baru tatkala dia menyebutkan para
pahlawan yang ada di sekelilingnya....
Disebutkan dalam kitab mereka, "Inilah
nama para pahiawan yang mengiringi Daud, Isybaal, orang Hakhmoni, kepala
Triwira. Ia mengayunkan tombaknya melawan delapan ratus orang yang
tertikam mati dalam satu pertempuran.... lbisai, adik Yoab, anak Zeruya,
dialah kepala ketiga puluh orang itu. Dialah yang mengayunkan tombaknya
melawan tiga ratus orang yang mati ditikamnya. Dia mendapat nama di
antara ketiga orang :15:15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar