Rabu, 01 Desember 2010

Sultan HB X : Jangan Ada yang Mengadu Domba

Sultan HB X : Jangan Ada yang Mengadu Domba
Headline
Foto: Istimewa
Oleh: Bayu Hermawan
Nasional - Kamis, 2 Desember 2010 | 11:27 WIB
TERKAIT

* Boediono Dikecam Orang Yogya Karena 'Meneng Wae'
* Tersedia Paspor Yogyakarta, Mau?
* Demokrat Tak Cemaskan Polemik Keistimewaan Yogya
* Ketua DPRD DIY : Sultan Negarawan Sejati
* DPRD DIY Segera Putuskan Paripurna Istimewa

INILAH.COM, Bandung - Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan dirinya menolak untuk diadu domba terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan Yogyakarta.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Asosiaso Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), di Hotel Grand Preager, Bandung, Kamis (2/12/2010).

"Jangan memancing saya berhadapan dengan Presiden, jangan ada yang mengadu domba dengan siapapun," tegas Sultan saat ditanya mengenai Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta dan tuntutan referendum.

Saat didesak untuk memberikan pernyataan yang lebih mengenai RUU Keistimewaan Yogyakarta, Gubernur DIY ini kembali mengatakan semua terserah pada rakyat.

"Pernyataan saya sudah keluar. Mau mancing saya? Tidak akan saya jawab. Semuanya terserah saja, pernyataan saya sudah cukup, semua terserah masyarakat." ucap Sultan sambil berlalu. [bay]
http://nasional.inilah.com/read/detail/1023982/sultan-hb-x--jangan-ada-yang-mengadu-domba

1 komentar:

  1. Yth para negarawan yg pintar2, seyogianya DIY itu menurutku sudah pas. Ini bagian dari republik dan sejarah republik negara tercinta ini. Saya berharap para ponggawa negara yg pintar2 itu jangan hanya bisa bikin kisruh. Kalau tidak ada yg jelas, jangan lalu mengobok-obok yang sudah baek. Kalau belum mengerti ya baca lagi sejarah RI sejak sebelum merdeka, dan perjalanan RI sejak Bung Karno. Semoga para ponggawa itu tidak berjiwa serakah dan berkacamata kuda dengan jiwa dan filosofi demokrasinya ala embah moyangnya para penjajah. Demokrasi sejati adalah yang merakyat dan menyatu dengan jiwa rakyat dan betul betul2 sayang sama rakyat. Bukan menipu rakyat dan mengobok-obok rakyat. Atau ada seliwerannya dan baunya hembusan keiri dengkian. Atau masih kurang puas karena hasrat yg benggebu serta ada agenda lainnya yang terselubung... yg pada akhirnya... merugikan rakyat dan negara. Contohnya, dimana telah tercipta kerajaan2 model baru lahir atau dilegalkan dan tanpa bisa diganggu gugat, misalkan itu tuh di negara "Freeport" di Irian Jaya atau Papua, dimana RI dilecehkan secara nyata. Atau memang semngaja ada upaya membuat monarki terselubung dengan slogan dan baju demokrasi, dimana para ponggawa2nya berjiwa sangat feodal dan monarki utk menindas rakyat. Kita harus benar2 membaca sejarah dengan hati yang bening..... wassalam.

    BalasHapus