Selasa, 23 November 2010

Maa Malakat Aymaanukum" Re: ALQ-023 AL MU'MINUUN

"Maa Malakat Aymaanukum" (was <RE: [mencintai-islam] Re: ALQ-023 AL MU'MINUUN (ORANG-ORANG YANG BERIMAN)> so far)

> Bmlh+Slwt+Slm
Mungkinkah dia seekor udang? :-D~
Mas Gusti bisa aja, deh. Yaah, anggaplah itu pelintirannya bung <no_mind2003>. :-)~

Tapi, masak-sih kata "maa malakat aymanuhun" pada QS 23:6 diartikan letterlijk dengan budak? :-) Sy lebih cenderung dengan 'tangan kanan', tuch?!

Ungkapan maa malakat aymanuhun, secara umum berarti, perempuan-perempuan berstatus tawanan perang yang tidak ditebus [masa itu] dan berada dalam tahanan serta jatuh ke dalam kuasa orang-orang Islam; karena, mereka telah ikut secara aktif dalam peperangan yang dilancarkan dengan maksud menghancurkan Islam. Maka, dengan demikian, secara hukum, mencabut hak diri mereka sendiri untuk memperoleh kemerdekaan.

Istilah itu digunakan dalam Alquran sebagai pengganti sebutan 'ibad dan ima (budak laki-laki dan budak perempuan) untuk mengisyaratkan kepada pemilikan yang sah dan benar menurut hukum. Terdapat dalam Kamus Lisanul-'Arab susunan Imam Abul-Fadhli Jamaluddin Muhammad Ibnu Mukarram, ungkapan milk yamin berarti milik penuh dan sah menurut hukum. Istilah itu mencakup budak-budak lelaki dan perempuan, dan hanya letaknya dalam kalimat saja yang menetapkan apa yang dimaksud oleh ungkapan itu pada satu tempat tertentu.
 
Banyak sekali terjadi kesalahfahaman mengenai ungkapan "yang dimiliki tangan kananmu", dan apa hak dan kedudukan orang-orang yang menjadi tujuan pernyataan itu.
 
Islam telah mengutuk perbudakan dengan kata-kata yang tidak samar-samar. Menurut Islam, memahrumkan (memiskinkan) seseorang dari kemerdekaannya merupakan dosa yang amat besar kecuali, tentu saja, ia--baik lelaki maupun perempuan--membuat dirinya layak dirampas kemerdekaannya karena keikutsertaannya dalam peperangan yang dilancarkan dengan maksud menghancurkan agama Islam atau negara Islam.
 
Memperjualbelikan budak-budak itu dosa besar pula. Ajaran Islam, dalam hal ini, lugas, tegas, dan tidak samar-samar. Menurut Islam, seseorang yang membuat orang lain menjadi budaknya berbuat dosa besar terhadap Tuhan dan terhadap manusia (HR Bukhari Kitab-ul-Bai', dan HR Dawud, seperti ditukil oleh Fathul-Bari).
 
Ada baiknya dicatat bahwa ketika Islam lahir ke dunia, perbudakan merupakan bagian tak terpisahkan dari tatanan kemasyarakatan umat manusia dan terdapat banyak sekali budak di tiap-tiap negeri. Oleh karena itu tidak mungkin, bahkan tidak pula bijaksana menghapuskan sekaligus suatu tatanan yang telah menjadi demikian eratnya terjalin dalam seluruh tatanan masyarakat tanpa mendatangkan kerugian besar kepada keadaan akhlaknya. Oleh sebab itu, Islam berusaha menghapuskannya secara bertahap tetapi jitu lagi mantap.
 
Alquran telah meletakkan peraturan yang sangat sehat untuk menghapuskan perbudakan dengan cepat lagi sempurna sebagai berikut:
(1) Tawanan-tawanan hanya dapat diambil dalam peperangan regular (tetap);
(2) Mereka tidak boleh ditahan sesudah peperangan berakhir, tetapi...
(3) harus dibebaskan sebagai isyarat belas-kasih atau tukar-menukar tawanan (QS 47 : 4).
 
Tetapi, orang-orang yang bernasib malang yang tidak memperoleh kemerdekaannya lewat salah satu dari cara-cara itu, atau, terpaksa memilih tinggal bersama majikan-majikan mereka yang Muslim, dapat menebus kebebasan mereka dengan membuat perjanjian dengan mereka yang disebut Mukatabah, (QS 24 : 33).
 
Sekarang, jika seorang perempuan tertawan dalam peperangan yang sifatnya seperti tersebut di atas dan dengan demikian ia kehilangan kemerdekaannya serta menjadi milk yamin, lagi pula ia tidak berhasil memperoleh kemerdekaannya dengan jalan pertukaran tawanan perang dan kepentingan pemerintah juga tidak membenarkan pembebasannya yang segera sebagai tanda belas-kasih, atau, kaumnya ataupun pemerintahnya sendiri tidak menebusnya, lagi pula ia tidak berupaya membeli (menebus) kemerdekaannya dengan mengadakan mukatabah, dan majikannya--demi keselamatan akhlaknya--mengawininya tanpa meminta persetujuannya lebih dahulu, maka bagaimanakah peraturan ini dapat dianggap tercela?

Adapun tentang mengadakan hubungan intim dengan seorang tawanan perang wanita atau seorang budak wanita tanpa mengawininya, sekali-kali tidak didukung oleh ayat ini atau ayat-ayat Alquran lainnya manapun. Alquran bukan saja tidak membenarkan memperlakukan tawanan-tawanan perang wanita sebagai istri tanpa mengawininya secara sah, tetapi ada perintah-perintah yang jelas dan tegas bahwa tawanan-tawanan perang ini, seperti halnya pula perempuan-perempuan merdeka, harus dikawini jika mereka akan diperlakukan sebagai istri; antara kedua macam perempuan itu hanya ada perbedaan sementara dalam kedudukan sosial, ialah, minta persetujuan sebelumnya tidak dianggap perlu dari diri tawanan wanita untuk mengawini mereka sebagaimana sudah seyogyanya diminta dari perempuanperempuan merdeka. Sebenarnya mereka itu kehilangan hak karena keikutsertaan dalam perang terhadap Islam.
 
Oleh karena itu, ungkapan "ma malakat aimanukum", yang berarti, tawanan-tawanan wanita, menurut Alquran sedikit pun tidak memberi dukungan kepada anggapan bahwa Islam melestarikan pergundikan. Kecuali ayat ini, sekurang-kurangnya dalam empat ayat lain, perintah itu telah diletakkan dengan kata-kata yang jelas dan tidak samar-samar bahwa tawanan-tawanan perang wanita hendaknya jangan dibiarkan terus hidup tanpa bersuami (QS 2 : 221; 4 : 3; 4 : 25; 24 : 32).
 
YM Nabi Muhammad Rasulullah saw. pun sangat tegas dalam hal ini. Menurut riwayat, beliau saw. pernah bersabda, "Orang yang mempunyai budak perempuan dan memberi didikan yang baik kepadanya serta memeliharanya dengan cara yang patut dan selanjutnya memerdekakan serta mengawininya, bagi dia ada ganjaran dua kali lipat" (HR Bukhari, Kitab al-'Ilm).
 
Hadis ini berarti bahwa manakala seorang orang Islam ingin memperistri seorang budak perempuan, ia hendaknya pertama-tama memerdekakan budak perempuan itu lebih dahulu sebelum mengawininya. Amal YM Nabi Muhammad Rasulullah saw. ini amat sejalan dengan perintah beliau itu. Dua dari antara istri-istri beliau, YM Juwairiah dan Shafiyyah r.a., jatuh ke tangan beliau sebagai tawanan perang. Mereka itu milk yamin beliau. Tetapi, beliau mengawini mereka menurut Syariat Islam. Beliau mengawini juga Mariyam Qibtiya yang dikirim Raja Muda Mesir untuk beliau dan istri beliau yang ini pun menikmati kedudukan sebagai wanita merdeka seperti istri-istri YM Rasulullah saw. yang lainnya. Beliau saw. mengenakan pardah (kudungan) dan termasuk salah satu di antara Ummul Mukminin (lbu Kaum Mukminin) r.a..
 
Alquran menjelaskan bahwa perintah berkenaan dengan perkawinan yang berlaku untuk "yang dimiliki tangan kanan engkau" adalah sama dengan perintah yang berlaku untuk "putri-putri para paman dan bibi YM Rasulullah saw. dari pihak ayah dan ibu." Kedua kelas wanita-wanita itu harus dinikahi oleh Rasulullah sebelum mereka diperlakukan sebagai istri-istri. Ketiga kategori yang disebut di atas semuanya dihalalkan bagi YM Rasulullah saw. melalui pernikahan (QS 33 : 50).
 
Selanjutnya, ayat yang berbunyi, "Dan diharamkan juga bagimu perempuan-perempuan yang bersuami, kecuali yang dimiliki tangan kananmu" (QS 4 : 24) bersama-sama dengan ayat sebelumnya, membahas wanita-wanita muhrim dan di antara mereka ini termasuk wanita-wanita yang bersuami. Tetapi, ayat itu membuat suatu pengecualian, yaitu, perempuan-perempuan bersuami yang ditawan dalam peperangan agama dan kemudian mereka memilih tetap bersama orang-orang Islam, dapat dikawini oleh majikan-majikan mereka. Kenyataan bahwa mereka memilih tidak kembali kepada suami-lama mereka dianggap sama dengan pembatalan perkawinan mereka yang sebelumnya.
 
Dapat juga dicatat secara sepintas lalu bahwa adalah tidak diperkenankan mengawini perempuan-perempuan kerabat budak-wanita dalam batas yang tidak diizinkan mengenai kerabat perempuan-merdeka. Misalnya, ibu, saudara-perempuan, anak-perempuan, dan sebagainya dari budak-perempuan yang diperistri, tidak boleh dikawin.
 
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa mengingat keadaan pada saat turun Alquran, terpaksa harus mengadakan perbedaan kedudukan sosial di antara kedua golongan perempuan itu. Pembedaan itu dinyatakan dengan sebutan zauj (perempuan-merdeka yang dikawin) dan milk yamin (budak-perempuan yang dikawin).
 
Sebutan pertama menyandang arti persamaan derajat antara suami dan istri; sedangkan yang kedua mengisyaratkan kepada kedudukannya yang agak rendah sebagai istri. Tetapi, hal itu berlaku sementara.
 
Alquran dan YM Rasulullah saw. memerintahkan dengan keras sekali bahwa budak-budak perempuan pertama-tama harus diberi kemerdekaan dan kedudukan penuh dan kemudian dikawini sebagaimana Rasulullah saw. telah melakukannya. Kecuali itu, Islam tidak memperkenankan perempuan yang ditawan dalam peperangan-kecil untuk diperlakukan sebagai budak-budak perempuan.
 
Izin mengawini budak perempuan tanpa persetujuannya lebih dahulu, berlaku hanya apabila satu bangsa yang bersikap tidak-bersahabat berinisiatip melancarkan perang agama terhadap Islam untuk menghapuskan dan memaksa orang-orang Islam meninggalkan agama mereka di bawah ancaman pedang (senjata), dan kemudian memperlakukan tawanan-tawanan mereka--lelaki maupun perempuan--sebagai budak-budak seperti dilakukan di masa YM Rasulullah saw..
 
Pada masa itu, musuh-musuh membawa wanita-wanita Islam sebagai tawanan dan memperlakukan mereka sebagai budak-budak. Perintah Islam hanya merupakan tindak balasan dan bersifat sementara. Perintah itu mempunyai tujuan sampingan pula, yakni untuk melindungi akhlak tawanan-tawanan perempuan. Keadaan yang demikian itu sudah tidak berlaku lagi. Sekarang, tidak ada lagi peperangan agama dan karenanya tawanan-tawanan perang tidak boleh diperlakukan sebagai budak-budak.

Wslm.
:-)~
-------oooOooo-------
 
 

-----Original Message-----
From: Iwan Gustiawan (PMC) [mailto:Iwan.Gustiawan@...]
Sent: Saturday, August 28, 2004 10:25 AM
To: mencintai-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [mencintai-islam] Re: ALQ-023 AL MU'MINUUN (ORANG-ORANG YANG BERIMAN)

HATI HATI ADA ORANG ENGGAK PUNYA OTAK BERLAGAK PUNYA OTAK.!!!!

-----Original Message-----
From: no_mind2003 [mailto:no_mind2003@...]
Sent: Monday, August 23, 2004 4:23 PM
To: mencintai-islam@yahoogroups.com
Subject: [mencintai-islam] Re: ALQ-023 AL MU'MINUUN (ORANG-ORANG YANG
BERIMAN)


AL MU'MINUUN Tdk Perlu Menjaga Kemaluan Terhadap Budak

Menurut Al Quran orang-orang Mukmin ("beriman") sangatlah beruntung selama dia sembayangnya khusyuk, memberi zakat, menjauhkan diri dari yang tidak berguna, dan menjaga kemaluan mereka kecuali terhadap isteri dan budak-budak yang dimiliki. Jadi dengan budak-budak atau PRT tidak perlu menjaga kemualuannya, dengan kata lain boleh menggunakannya terhadap si budak dimana dan kapan saja. Dan hal ini adalah salah satu ciri orang yang "beriman" yang tiada tercela. Semua ini terlepas daripada apakah si budak mau atau tidak, telah bersuami atau tidak.

Quran 23:1-6
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang- orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang- orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Quran 70:29-30
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri- isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Jika si budak sudah bersuami atau sudah menjadi isteri orang lain, maka dikawini atau di tiduri juga sah2 saja bagi orang "beriman":

Quran 4:24
dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki[282] (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[283] (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu[284]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[282]. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.


Jika seorang Muslim mempunyai budak dan budak tsb mempunyai anak perempuan, maka halal bagi si Muslim untuk berhubungan badan dengan budak perempuan tsb.

Malik's Muwatta. Book 31. Business Transactions. Hadith 002.
Yahya related to me from Malik from Nafi from Abdullah ibn Umar that Umar ibn al-Khattab said, "If a slave who has wealth is sold, that wealth belongs to the seller unless the buyer stipulates its inclusion."

Malik said, "The generally agreed upon way of doing things among us is that if the buyer stipulates the inclusion of the slave's property whether it be cash, debts, or goods of known or unknown value, then they belong to the buyer, even if the slave possesses more than that for which he was purchased, whether he was bought for cash, as payment for a debt, or in exchange for goods. This is possible because a master is not asked to pay zakat on his slave's property.
If a slave has a slave-girl, it is halal for him to have intercourse with her by his right of possession. If a slave is freed or put under contract (kitaba) to purchase his freedom, then his property goes with him. If he becomes bankrupt, his creditors take his property and his master is not liable for any of his debts."


Jika seorang Muslim mengembalikan (komplain) seorang budak wanita yang ternyata ada "defectnya" (istilah dagangnya, barang reject), maka kalo dia sudah berhubungan badan dengan budak tsb yang masih perawan (istilahnya segelnya masih original), maka dia harus membayar biaya kerugian "segel" tsb. Tetapi kalo budak perempuan itu sudah tidak perawan (istilahnya memang barang tanpa "segel" original), maka tidak ada yang dapat menuntut dia walaupun dia mengembalikan perempuan yang sudah "di pakai" tsb.

Analoginya kalo beli Handpone Nokia dengan "segel" original, maka kalo ada yang defect tetapi sudah dirusak segelnya dan dicobain, maka kalo di kembalikan harus bayar ganti rugi biaya segel. Tapi kalo beli Handphone yang tanpa segel dan ternyata ada defect, walaupun mau dicobain atau dipakai berulang-ulang maka si pembeli tidak perlu membayar apa2.

Malik's Muwatta. Book 31. Business Transactions. Hadith 004.

.....................................................

Malik said, "The generally agreed upon way of doing things among us is that if a man returns a slave girl in whom he has found a defect and he has already had intercourse with her, he must pay what he has reduced of her price if she was a virgin. If she was not a virgin, there is nothing against his having had intercourse with her because he had charge of her."

................................................


Tapi kalo pinjam "Handphone" tetangga sebaiknya jangan di pakai untuk yang nggak2. Jadi kalo pinjam budak perempuan, sebaiknya untuk kerjaan saja, kalo untuk "dipakai" maka tidak baik karena pake yang bekas-bekas kurang baik. Jadi kalo mau, ya beli sendiri dong.

Malik's Muwatta. Book 31. Business Transactions. Hadith 095.

Malik related to me that he had heard that Abdullah ibn Masud used to say, "If someone makes a loan, they should not stipulate better than it. Even if it is a handful of grass, it is usury."

Malik said, "The generally agreed on way of doing things among us is that there is no harm in borrowing any animals with a set description and itemisation, and one must return the like of them. This is not done in the case of female slaves. It is feared about that that it will lead to making halal what is not halal, so it is not good. The explanation of what is disapproved of in that, is that a man borrow a slave-girl and have intercourse with her as seems proper to him. Then he returns her to her owner. That is not good and it is not halal.
The people of knowledge still forbid it and do not give an indulgence to any one in it."


Terus kalo punya budak perempuan, make sure Anda punya hak penuh untuk menjual, memberikan kepada orang lain, menyimpannya, atau beruat apa saja. Kalo nggak, si budak tidak boleh "dipakai". Mungkin ini hampir sama dengan minjam. Ya kalo minjam barang orang lain yang jangan "dipakai" untuk yang macam-macam. Jadi make sure beli sendiri budak perempuan dan pastikan dapat hak penuh untuk ngapain aja.

Malik's Muwatta. Book 31. Business Transactions. Hadith 006.

Yahya related to me from Malik from Nafi that Abdullah ibn Umar would say, "A man should not have intercourse with a slave girl except one whom, if he wished, he could sell, if he wished, he could give away, if he wished, he could keep, if he wished, he could do with her what he wanted."

Malik said that a man who bought a slave-girl on condition that he did not sell her, give her away, or do something of that nature, was not to have intercourse with her. That was because he was not permitted to sell her or to give her away, so if he did not own that from her, he did not have complete ownership of her because an exception had been made concerning her by the hand of someone else.
If that sort of condition entered into it, it was a messy situation, and the sale was not recommended.

----------------------------------------------------

Untuk lengkapnya, silhakan baca di sini:

http://nomind.3.forumer.com/index.php?showtopic=100

http://www.plasa.com/phpBB2/woltlab/wbboard/thread.php?
threadid=8114&boardid=26&styleid=4

http://indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?p=47023#47023


With Best Regards,
NoMind



--- In mencintai-islam@yahoogroups.com, "Arland" <hmd098@y...> wrote:
> Prakata dari Arland,-
> --------------------------
> 13 Juli 2004
>
> Assalamu 'alaikum wr. wb.
>
> Untuk menambah wawasan keislaman kita, dan berhubung 2 (dua) milis
ini bernama :
>   1.. "myquran" yang isinya belum pernah ada posting Al-Qur'an secara kontinyu, dan milis
>   2.. "mencintai-islam" supaya lebih mengenal dan lebih mencintai islam,
> Maka mulai hari ini, insya Alloh saya akan memposting Terjemahan Al-Qur'an sebanyak 114 Surah.
> Barangkali rekan2 member sudah memiliki software Al-Qur'an, tapi terjemahan ini agak berbeda karena ada catatan kakinya, hampir mirip terjemahan Al-Qur'an dalam bentuk buku yang tebalnya lebih dari 1300 halaman.
>
> Tujuan pemostingan hanya semata-mata : Daripada terus-menerus setiap hari banyak email yang masuk dan menuh-menuhin inbox, namun isinya gak bermutu, ditambah ekor emailnya lebih panjang daripada komentarnya, mending baca-baca terjemahan Al-Qur'an saja, Insya Alloh akan menambah ilmu dan dapat pahala kebaikan,sambil dikoreksi bilamana ada terjemahan yang salah, sebab saya sendiri juga belum pernah memeriksanya secara cermat.
>
> Posting ini juga ditujukan buat kamu-kamu yang lagi iseng mau baca-
baca daripada ngebaca email-email yang ngga bermanfaat, kebanyakan menghujat dan ghibah.
> Mudah-mudahan ada faedahnya, amien Allohumma Ya Robbal 'Alamin.....
> Dan kalau mau awet, maka email ini jangan dihapus setelah dibaca,
tapi disimpan saja di forder khusus, lain waktu kalau lagi suntuk bisa dibaca ulang.
>
> Wassalam,
> Arland - jakarta.
>
>
######################################################################
###########
>
> AL MU'MINUUN (ORANG-ORANG YANG BERIMAN)
>
> MUQADDIMAH
>
> Surat Al Mu'minuun terdiri atas 118 ayat, termasuk golongan surat-
surat Makkiyyah.
>
> Dinamai "Al Mu'minuun", karena permulaan ayat ini manerangkan
bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mu'min yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad s.a.w.
>
> Pokok-pokok isinya :
>
> 1. Keimanan :
>
> Kepastian hari berbangkit dan hal-hal yang terjadi pada hari
kiamat; Allah tidak memerlukan anak atau sekutu.
>
> 2. Hukum-hukum :
>
> Manusia dibebani sesuai dengan kesanggupannya; rasul-rasul semuanya
menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik; pokok-pokok agama yang dibawa para nabi adalah sama, hanya syariatnya yang berbeda-beda.
>
> 3. Kisah-kisah :
>
> Kisah Nuh a.s.; kisah Hud a.s. kisah Musa a.s. dan Harun a.s.;
kisah Isa a.s.
>
> 4. Dan lain-lain :
>
> Tujuh perkara yang harus dipenuhi, oleh seorang mu'min yang ingin
mendapat keberuntungan hidup di dunia maupun di akhirat; proses kejadian manusia; tanda-tanda orang yang bersegera kepada kebaikan; ni'mat Allah  yang dianugerahkan kepada manusia wajib disyukuri.
>
> AL MU'MINUUN (ORANG-ORANG YANG BERIMAN) SURAT KE 23: 118 ayat.
>
> Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
>
> KEMENANGAN ORANG-ORANG MU'MIN
>
> Tujuh buah sifat yang menjadikan orang-orang mu'min beruntung
>
> (23:1)
> Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
>
> (23:2)
> (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
>
> (23:3)
> dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna,
>
> (23:4)
> dan orang-orang yang menunaikan zakat,
>
> (23:5)
> dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
>
> (23:6)
> kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki
[995]; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
>
> (23:7)
> Barangsiapa mencari yang di balik itu [996] maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas.
>
> (23:8)
> Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya.
>
> (23:9)
> dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
>
> (23:10)
> Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
>
> (23:11)
> (ya'ni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
>
> # [995] Maksudnya:  budak-budak belian yang didapat dalam
peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. Dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum Muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. Imam boleh melarang kebiasaan ini lihat selanjutnya lihat not 282.
>
> # [996] Maksudnya: zina, homosexueel, dan sebagainya.
>
> Perkembangan kejadian manusia dan kehidupannya di akhirat
>
> (23:12)
> Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.
>
> (23:13)
> Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
>
> (23:14)
> Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk  yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
>
> (23:15)
> Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan
mati.
>
> (23:16)
> Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari
kuburmu) di hari kiamat.
>
> Langit dan segala sesuatu yang ada di bumi, diciptakan oleh Allah
untuk kelanjutan kehidupan manusia yang wajib disyukuri
>
> (23:17)
> Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah
jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
>
> (23:18)
> Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
>
> (23:19)
> Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma
dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,
>
> (23:20)
> dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang
menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan.
>
> (23:21)
> Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar
terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang- binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan,
>
> (23:22)
> dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di
atas perahu-perahu kamu diangkut.
>
> KISAH BEBERAPA ORANG RASUL
>
> (23:23)
> Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia
berkata:  "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali- kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"
>
> (23:24)
> Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya
menjawab: "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat.
Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu.
>
> (23:25)
> la tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila,
maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu."
>
> (23:26)
> Nuh berdo'a: "Ya Tuhanku, tolonglah aku [997], karena mereka
mendustakan aku."
>
> (23:27)
> Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan
dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur [998] telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
>
> (23:28)
> Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas
bahtera itu, maka ucapkanlah: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim."
>
> (23:29)
> Dan berdo'alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang
diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat."
>
> (23:30)
> Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat beberapa
tanda (kebesaran Allah), dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu).
>
> (23:31)
> Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat yang lain [999].
>
> (23:32)
> Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka
sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali- kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).
>
> (23:33)
> Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan  yang
mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum.
>
> (23:34)
> Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti
kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi.
>
> (23:35)
> Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah
mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu) [1000]?,
>
> (23:36)
> jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu
itu,
>
> (23:37)
> kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita
mati dan kita hidup [1001] dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi,
>
> (23:38)
> Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah, dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya".
>
> (23:39)
> Rasul itu berdo'a: "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka
mendustakanku."
>
> (23:40)
> Allah berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan
menjadi orang-orang yang menyesal."
>
> (23:41)
> Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak
dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir [1002] maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu.
>
> (23:42)
> Kemudian Kami ciptakan sesudah mereka umat-umat yang lain [1003].
>
> (23:43)
> Tidak (dapat) sesuatu umatpun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat
pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu).
>
> (23:44)
> Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-
turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain [1004]. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.
>
> (23:45)
> Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-
tanda (Kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata [1005],
>
> (23:46)
> kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka  ini
takbur dan mereka adalah orang-orang yang sombong.
>
> (23:47)
> Dan mereka berkata: "Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang
manusia seperti kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?"
>
> (23:48)
> Maka (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka
adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan.
>
> (23:49)
> Dan sesungguhnya telah Kami berikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa,
agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.
>
> (23:50)
> Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu
bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir [1006].
>
> # [997] Pertolongan yang dipermohonkan oleh Nuh kepada Allah ialah
membinasakan kaumnya sehabis-habisnya. Lihat selanjutnya surat (71) Nuh ayat 26.
>
> # [998] Yang dimaksud dengan "tanur" ialah semacam alat pemasak
roti yang diletakkan di dalam tanah terbuat dari tanah liat, biasanya tidak ada air di dalamnya. Terpancarnya air di dalam tanur itu menjadi suatu alamat bahwa banjir besar akan melanda negeri itu.
>
> # [999] Maksudnya: kaum 'Ad sebagai yang diriwayatkan dari Ibnu
Abbas, dan itulah yang dipegangi oleh jumhur mufassirin, dan rasul yang diutus dalam kalangan mereka yang disebut dalam ayat 32 berikut ialah Nabi Hud a.s.
>
> # [1000] Maksudnya; dikeluarkan dalam keadaan hidup sebagai waktu
di dunia.
>
> # [1001] maksudnya: di samping sebagian dari manusia meninggal dunia, maka ada manusia yang lain dilahirkan.
>
> # [1002] Maksudnya: demikian buruknya akibat mereka, sampai mereka tiada berdaya sedikitpun, tak obahnya sebagai sampah yang dihanyutkan banjir, padahal tadinya mereka bertubuh besar-besar dan kuat-kuat.
>
> # [1003] Maksudnya: kaum Nabi Saleh, kaum Nabi Luth, dan kaum Nabi  Syu'aib.
>
> # [1004] Maksudnya: oleh karena masing-masing umat itu mendustakan rasul-Nya, maka Allah membinasakan mereka dengan berturut-turut.
>
> # [1005] Yang dimaksud tanda-tanda kebesaran Allah dan bukti yang
nyata dalam ayat ini ialah: mu'jizat Nabi Musa yang sembilan buah, lihat not 869.
>
> # [1006] Yaitu: suatu tempat di PaIestina.
>
> AGAMA YANG DIBAWA NABI-NABI ADALAH SATU
>
> Hawa nafsu memecah belah manusia
>
> (23:51)
> Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
kerjakanlah amal yang saIeh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
>
> (23:52)
> Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama
yang satu [1007], dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
>
> (23:53)
> Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama
mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).
>
> (23:54)
> Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.
>
> (23:55)
> Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan
kepada mereka itu (berarti bahwa),
>
> (23:56)
> Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak,
sebenarnya mereka tidak sadar [1008].
>
> # [1007] Lihat not surat Al Anbiya (21) ayat 92.
>
> # [1008] Lihat surat (9) At Taubah ayat 55, dan lihat surat (3) Ali
Imran ayat 178.
>
> Sifat-sifat seorang muslim yang mukhlis
>
> (23:57)
> Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab)
Tuhan mereka,
>
> (23:58)
> Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
>
> (23:59)
> Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka
(sesuatu apapun),
>
> (23:60)
> Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan,
dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka [1009],
>
> (23:61)
> mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orang yang segera memperolehnya [1010].
>
> # [1009] Maksudnya: karena tahu bahwa mereka akan kembali kepada
Tuhan untuk dihisab, maka mereka khawatir kalau-kalau pemberian- pemberian (sedekah-sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu tidak diterima Tuhan.
>
> # [1010] Maksudnya: orang-orang yang mempunyai sifat-sifat yang
disebutkan dalam ayat-ayat 57, 58, 59, dan 60 itulah yang bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan kebaikan-kebaikan itu akan diberikan kepeda mereka dengan segera sejak di dunia ini.
>
> Kewajiban menjalankan agama menurut kadar kemampuan manusia
>
> (23:62)
> Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya,
dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran [1011], dan mereka tidak dianiaya.
>
> # [1011] Maksudnya: Kitab tempat malaikat-malaikat menuliskan
perbuatan-perbuatan seseorang, biarpun buruk atau baik, yang akan dibacakan di hari kiamat (Lihat surat (45) Al-Jatsiyah ayat 29).
>
> Tempelakan terhadap orang-orang kafir dan azab yang diancamkan
kepada mereka
>
> (23:63)
> Tetapi hati orang-orang kafir itu dalam kesesatan dari (memahami
kenyataan) ini, dan mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan
(buruk) selain daripada itu, mereka tetap mengerjakannya.
>
> (23:64)
> Hingga apabila Kami timpakan azab [1012], kepada orang-orang yang
hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong.
>
> (23:65)
> Janganlah kamu memekik minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya
kamu tiada akan mendapat pertolongan dari Kami.
>
> (23:66)
> Sesungguhnya ayat-ayatKu (Al Qur'an) selalu dibacakan kepada kamu
sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang,
>
> (23:67)
> dengan menyombongkan diri terhadap Al Qur'an itu dan mengucapkan
perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari.
>
> (23:68)
> Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau
apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?
>
> (23:69)
> Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka
memungkirinya?
>
> (23:70)
> Atau (apakah patut) mereka berkata: "Padanya (Muhammad) ada
penyakit gila." Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu.
>
> (23:71)
> Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah
langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Qur'an) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.
>
> (23:72)
> Atau kamu meminta upah kepada mereka?", maka upah dari Tuhanmu
[1013] adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezki Yang Paling Baik.
>
> (23:73)
> Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang
lurus.
>
> (23:74)
> Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri
akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus).
>
> (23:75)
> Andaikata mereka Kami belas kasihani, dan Kami lenyapkan
kemudharatan yang mereka alami [1014], benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan [1015] mereka.
>
> (23:76)
> Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada mereka
[1016], maka mereka tidak tunduk kepada Tuhan mereka, dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri.
>
> (23:77)
> Hingga apabila Kami bukakan untuk mereka suatu pintu tempat azab
yang amat sangat (di waktu itulah) tiba-tiba mereka menjadi putus asa.
>
> # [1012] Maksudnya azab di akhirat.
>
> # [1013] Yang  dimaksudkan upah dari Tuhan ialah rezki yang
dianugrahkan Tuhan di dunia, dan pahala di akhirat.
>
> # [1014] Maksudnya: bahaya kelaparan. Pernah kaum musyrikin itu
mengalami kelaparan, karena tidak datangnya bahan makanan dari Yaman, ke Mekah, sedang Mekah dengan sekitarnyapun dalam keadaan paceklik, hingga amat melaratlah mereka di waktu itu.
>
> # [1015] Yang dimaksud dengan "thughyaan" (keterlaluan) dalam ayat
ini ialah kekafiran yang sangat, kesombongan dan permusuhan terhadap Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum muslimin yang kesemuanya telah melampaui batas perikemanusiaan.
>
> # [1016] Yang dimaksud dengan azab tersebut antara lain kekalahan
mereka pada peperangan Badar, yang dalam peperangan itu orang-orang yang terkemuka dari mereka banyak terbunuh atau ditawan, dan musim kering yang menimpa mereka, hingga mereka menderita kelaparan. (lihat not ayat 75 surat ini).
>
> Kendatipun dalil-dalil bagi kemungkinan terjadinya berbangkit di
akhirat cukup banyak, namun orang-orang kafir tetap mengingkarinya
>
> (23:78)
> Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran,
penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur [1017].
>
> (23:79)
> Dan Dialah yang menciptakan serta mengembang biakkan kamu di bumi
ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpunkan.
>
> (23:80)
> Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang
(mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?
>
> (23:81)
> Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan
perkataan yang diucapkan oleh orang-orang dahulu kala.
>
> (23:82)
> Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami
telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya  kami benar-benar akan dibangkitkan ?
>
> (23:83)
> Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman
(dengan) ini [1018] dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang- orang dahulu kala!".
>
> # [1017] Yang dimaksud dengan bersyukur di ayat ini ialah
menggunakan alat-alat tersebut untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan, yang dapat membawa mereka beriman kepada Allah s.w.t. serta ta'at dan patuh kepada-Nya. Kaum musyrikin memang tidak berbuat demikian.
>
> # [1018] Maksudnya diancam dengan hari berbangkit.
>
> Sanggahan terhadap pendirian orang kafir yang bathil, terutama anggapan bahwa Tuhan punya anak atau sekutu
>
> (23:84)
> Katakanlah:  "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"
>
> (23:85)
> Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"
>
> (23:86)
> Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang
Empunya 'Arsy yang besar?"
>
> (23:87)
> Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah
kamu tidak bertakwa?"
>
> (23:88)
> Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas
segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
>
> (23:89)
> Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau
demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
>
> (23:90)
> Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran [1019] kepada mereka, dan
sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
>
> (23:91)
> Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada
tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya,  masing- masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain.
Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,
>
> (23:92)
> Yang mengetahui semua yang ghaib [1020] dan semua yang nampak, maka
Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan.
>
> # [1019] Yang dimaksud dengan "kebenaran" dalam ayat ini ialah
kepercayaan tentang tauhid dan hari berbangkit.
>
> # [1020] Lihat not 14.
>
> Do'a agar kita tidak dimasukkan ke dalam golongan orang-orang zalim,
> pedoman dalam menghadapi lawan dan perintah berlindung dari godaan-
godaan syaitan
>
> (23:93)
> Katakanlah: "Ya Tuhanku, jika Engkau sungguh-sungguh hendak
memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka,
>
> (23:94)
> ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim."
>
> (23:95)
> Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka.
>
> (23:96)
> Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan [1021].
>
> (23:97)
> Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
>
> (23:98)
> Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan
mereka kepadaku."
>
> (23:99)
> (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) [1022],
>
> (23:100)
> agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan.  Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.  Dan  di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan [1023].
>
> # [1021] Maksudnya: perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan
kaum musyrikin yang tidak baik itu hendaklah dihadapi oleh Nabi dengan yang baik, umpama dengan mema'afkannya, asal tidak membawa kepada kelemahan dan kemunduran da'wah.
>
> # [1022] Maksudnya:  orang-orang kafir di waktu menghadapi sakratil
maut, minta supaya diperpanjang umur mereka, agar mereka dapat beriman.
>
> # [1023] Maksudnya: mereka sekarang telah menghadapi suatu
kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat.
>
> Peristiwa-peristiwa pada hari kiamat dan kedahsyatannya
>
> (23:101)
> Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di
antara mereka pada hari itu [1024], dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
>
> (23:102)
> Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya [1025], maka mereka
itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.
>
> (23:103)
> Dan barangsiapa yang ringan timbangannya [1026], maka mereka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.
>
> (23:104)
> Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu
dalam keadaan cacat.
>
> (23:105)
> Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?
>
> (23:106)
> Mereka berkata:  "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.
>
> (23:107)
> Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim."
>
> (23:108)
> Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah
kamu berbicara dengan Aku.
>
> (23:109)
> Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo'a (di
dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.
>
> (23:110)
> Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu
mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka,
>
> (23:111)
> Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena
kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang [1027]."
>
> (23:112)
> Allah bertanya:  "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
>
> (23:113)
> Mereka menjawab:  "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah
hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
>
> (23:114)
> Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar
saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui [1028]."
>
> # [1024] Maksudnya: pada hari kiamat itu, manusia tidak dapat
tolong menolong walaupun dalam kalangan sekeluarga.
>
> # [1025] Maksudnya: orang-orang mu'min yang beramal saleh.
>
> # [1026] Maksudnya: orang-orang kafir, karena kepercayaan dan amal
mereka tidak dihargai oleh Allah di hari kiamat itu. Lihat ayat 105, surat (18) Al Kahfi.
>
> # [1027] Maksud ayat 108, 110 dan 111 ialah bahwa orang-orang kafir
itu diperintahkan tinggal tetap di neraka dan tidak boleh berbicara dengan Allah, karena mereka selalu  mengejek-ejek orang-orang yang beriman, berdo'a kepada Allah supaya diberi ampun dan rahmat.
>
> # [1028] Maksudnya: mereka hendaknya harus mengetahui bahwa hidup
di dunia itu hanyalah sebentar saja, sebab itu mereka seharusnya janganlah hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja.
>
> Tuhan menciptakan manusia bukanlah dengan percuma
>
> (23:115)
> Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
>
> (23:116)
> Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan
selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.
>
> (23:117)
> Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal
tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.
>
> (23:118)
> Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan
Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik."
>
> PENUTUP
>
> Surat Al Mu'minuun dimulai dengan sifat-sifat yang dipunyai oleh
seorang mu'min yang berbahagia hidup di dunia dan di akhirat.
Sekalipun Allah tidak membeda-bedakan pemberian rezki di dunia ini kepada manusia apakah ia mu'min atau kafir, tetapi kebahagiaan yang sebenarnya hanya diberikan kepada orang-orang yang mu'min di akhirat kelak.
>
> Kemudian dikemukakan apa yang telah dialami oleh para nabi dan kaum-kaum kepada siapa mereka diutus; orang-orang yang mengikuti nabi selalu mendapat pertolongan dari Allah, sedang orang-orang yang mengingkari nabi dihancurkan dan dimusnahkan Allah agar menjadi i'tibar bagi umat-umat yang datang kemudian.
>
> Setelah menggambarkan kedahsyatan hari kiamat, maka surat ini ditutup dengan menggambarkan hasil yang diperoleh oleh orang-orang mu'min dan orang-orang kafir di akhirat nanti.
>
> Persesuaian surat Al Mu'minuun dengan surat An Nuur :
>
> 1. Pada bagian permulaan surat Al Mu'minuun disebutkan bahwa salah
satu tanda orang-orang mu'min itu ialah orang yang menjaga kemaluannya, sedang permulaan surat An Nuur menetapkan hukum bagi orang-orang yang tidak dapat menjaga kemaluannya yaitu pezina wanita, pezina laki-laki dan apa yang berhubungan dengannya, seperti menuduh orang berbuat zina, qishshatul ifki, keharusan menutup mata terhadap hal-hal yang ada hubungannya dengan perbuatan zina, menyuruh agar orang-orang yang tidak sanggup melakukan pernikahan menahan diri dan sebagainya.
>
> 2. Pada surat Al Mu'minuun Allah menegaskan bahwa Dia menciptakan
alam ini ada hikmatnya, yaitu agar semua makhluk yang diciptakan-Nya itu melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan- Nya, sedang surat An Nuur menyebutkan sejumlah perintah-perintah dan larangan-larangan itu.

 http://groups.yahoo.com/group/mencintai-islam/message/2489

2 komentar:

  1. Saya tidak mengerti dengan tata bahasa arab, sehingga tidak bisa memahami logika yang coba dibangun dari kaidah bahasa dan pemikiran orang2x arab.
    Tapi membaca terjemahan quran dalam bahasa indonesia, terjadi kontradiksi dalam masalah Mengawini Budak dan Berhubungan Sex dengan budak.
    Dalam satu ayat dikatakan, "Jagalah kelamin mu kecuali dari istri dan budakmu"
    Dari sini jelas, istri bukan budak dan budak bukan istri. Tapi pd keterangan (kalau tidak mau dikatakan sanggahan), mengawini budak harus memerdekakan budak terlebih dahulu.
    Kalau memang budak sudah dimerdekakan, lalu dikawin dan menjadi istri, apakah statusnya MASIH TETAP BUDAK?
    Kalau mau secara tegas mengatur dalam kaidah bahasa indonesia, harusnya cukup ditulis, "Jagalah kelamin mu kecuali dari istri mu" titik.
    Dengan demikian menjadi jelas, bahwa budak yang bukan istri dilarang untuk digauli, dan budak yang sudah dikawin, bukan budak lagi namanya (apalagi memgingat mereka SUDAH DIMERDEKAKAN, kenapa masih tetap dan bisa disebut budak?)
    NB. Kutipan dari tulisan Blog ZA&Dunia sendiri.
    (Hadis ini berarti bahwa manakala seorang ORANG ISLAM INGIN MEMPERISTRI SEORANG BUDAK PEREMPUAN, IA HENDAKNYA PERTAMA-TAMA MEMERDEKAKAN BUDAK PEREMPUAN ITU LEBIH DAHULU sebelum mengawininya.)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sdrku...anonim... memang saya pun tak bisa bahasa arab, mungkin perlu dipertanyakan kepada ahli ilmulqurán..n ahli fiqh... Saya juga sering berfikir.. apakah bedanya maa malakat aimanukum-isteri-budak/ hamba sahaya... karena contohnya sulit dilihat kalau di negeri kita...
      Memang jadi membingungkan...karena bisa juga ditafsirkan se-olah2...boleh dengan isteri dan budak2 dan kemudian dimerdekakan...setelah jadi isteri.. atau budak tersebut dimerdekakan dahulu dan dinikahi menjadi isteri...? mana yang semestinya.. n bisa juga dijadikan bahasan dengan multi tafsir...

      kiranya penjelasa sdr...yang harusnya di merdekakan dahulu..dan dijadikan isteri..yang paling logis dan beretika... Jadi kata2 budak disini bisa dimaksudkan..bahwa mereka itu ada yang berasal dari budak2 yang sudah dimerdekakan...baru dinikahi... Jadi tidak rancu... Saya sepertinya sependapat dengan tafsir anda itu... Terimakasih...

      Namun sebagai awam saya juga tetap ingin tahu bagaimana tafsir yang jelas dan bagaimana Nabi memberikan contoh..secara gamblang.. Nah ini kurangnya kita mendapatkan hadis2 secara lengkap... Karena demikian banyak hadis..sedang ahli hadis sendiri memiliki kapasitas terbatas... Konon ada ratusan ribu bahkan mungkin juta.. Tetapi beliau2 itu yang bener2 menguasainya..hanya sedikit... Krn itu perlu berbagai keahlian dalam membahas tafsir qurán..ini agar jangan rancu bagi awam... semoga...

      Sebab pemahaman sebagai wanita merdeka.. maka si wanita diberikan kebebasan utuk menerima lamaran ataw menolaknya... Juga bagi siapa yang menjadi walinya...apakah perlu juga dimerdekakan lebih dahulu.. atau cukup dengan wali hakim..?? dan siapa yang memberikuasa sebagai wali hakim..??

      Suatu kasus yang perlu jawaban komprehensif...

      Mungkin saja kalau di mesir atau negara2 timur tengah-atau malahan konon di Roma-sekarang Turki..masih ada sisa2 peradaban kuno... dimana mereka memperlakukan wanita2 dan juga kaum laki2 tawanan perang dengan berbagai klas..?? ataw mungkin di India ataw Pakistan-Burma dan Cina...??? Untuk bangsa kita kayanya mencari yang namanya budak saja gak ada..?? tapi diperbudak ada..?? Sebab perlakuan budak-maa lakat aimanukum-isteri2..tentu berbeda secara hak dan kewajiban serta perlakuan pergaulannya..
      Kita dengan orang sekitar kita.. apakah mereka itu anak-isteri-pembantu-penjaga satpam-tetangga-anak tetangga-pembantu tetangga..dll .. pada dasarnya tidak membedakan ...ya...seperti kepada keluarga ataw sdr2 kita saja..

      Mungkin bagi mereka2 di negara2 dengan budaya sitem taklukan...atau merebut kekuasaan.. bisa berbeda..??

      Contoh zaman penjajahan: bangsa kita anak jajahan, diperlakukan sebagi inlander... sangat direndahkan dalam segala hak2 kehidupan-pendidikan-dan perlakuan sehari-hari..bahkan diperlakukan UU yang berbeda..

      Konon cerita mak saya... anak2 inlader gak boleh sekolah tinggi2.. cukup voorfolk ...kelas 1-3.... hanya bisa baca tulis-berhitung + - x : dan tahu arah barat-timur-utara-selatan... . dianggap sudah selesai..?? sedang golongan2 tertentu dibolehkan pada tingkat2 tertentu.... Juga jabatan pekerjaan-hak2 berdagang-dan lain2...

      Nah perlu dicari uraian yang lebih luas lagi.. Semoga kita bisa menemukan jawan untuk pertanyaan sdrku Anonim... mungkin langsung dengan ahli ataw menemukan tulisan dengan jawaban dimaksud....
      Terimakasih..dan wassalam

      Hapus