Pertahanan udara Libya tembak jatuh delapan pesawat tentara salib Barat
Hanin Mazaya. http://arrahmah.com/read/2011/03/28/11625-pertahanan-udara-libya-tembak-jatuh-delapan-pesawat-tentara-salib-barat.html
Senin, 28 Maret 2011 15:14:58
Hits: 1365
Senin, 28 Maret 2011 15:14:58
Hits: 1365
TRIPOLI (Arrahmah.com) - Seperti dilansir harian Moskow, Pravda dari Tripoli dengan mengacu pada sumber-sumber pemerintah, setidaknya delapan pesawat AS dan sekutunya telah berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan udara Libya dengan menggunakan S-200 (SA-5 Gammon) buatan Rusia setelah rezim Zionis Obama memulai pembantaian baru ummat Islam pada 20 Maret 2011. Jumlah 8 pesawat yang jatuh dirilis pada 25 Maret lalu.
Sementara itu, apa yang disebut "kekuatan oposisi" memerangi pernyataan pemerintah bahwa tentara pemerintah mundur dari Bin Jawad, di bagian utara negara itu, kantor berita Democracy melaporkan pada Minggu (27/3/2011). Tidak ada konfirmasi dari klaim ini yang dapat ditemukan.
Dua lusin truk berisi pejuang oposisi mengklaim telah hadir di pusat kota. Tentara anti-pemerintah ini berencana untuk melanjutkan tekanan ke sepanjang pantai Mediterania hingga ke Sirte, 150 Km dari Bin Jawad.
Mereka juga mengklaim telah merebut kota Ras Lanuf dan MArsa el-Brega yang berlokasi di utara. Mereka juga telah mengambil kontrol kota penting Ajdabiya Sabtu lalu.
Menurut media Barat, para penentang pemerintah bergerak cepat melalui pantai utara negara itu dan mengambil kota-kota baru. (haninmazaya/arrahmah.com)
Sementara itu, apa yang disebut "kekuatan oposisi" memerangi pernyataan pemerintah bahwa tentara pemerintah mundur dari Bin Jawad, di bagian utara negara itu, kantor berita Democracy melaporkan pada Minggu (27/3/2011). Tidak ada konfirmasi dari klaim ini yang dapat ditemukan.
Dua lusin truk berisi pejuang oposisi mengklaim telah hadir di pusat kota. Tentara anti-pemerintah ini berencana untuk melanjutkan tekanan ke sepanjang pantai Mediterania hingga ke Sirte, 150 Km dari Bin Jawad.
Mereka juga mengklaim telah merebut kota Ras Lanuf dan MArsa el-Brega yang berlokasi di utara. Mereka juga telah mengambil kontrol kota penting Ajdabiya Sabtu lalu.
Menurut media Barat, para penentang pemerintah bergerak cepat melalui pantai utara negara itu dan mengambil kota-kota baru. (haninmazaya/arrahmah.com)
Source: http://arrahmah.com/read/2011/03/28/11625-pertahanan-udara-libya-tembak-jatuh-delapan-pesawat-tentara-salib-barat.html#ixzz1HxGKTvkb
Tentara Gaddafi bunuh 8 orang dan lukai 24 di Misurata
Hanin Mazaya. http://arrahmah.com/read/2011/03/28/11623-tentara-gaddafi-bunuh-8-orang-dan-lukai-24-di-misurata.htm
Senin, 28 Maret 2011 10:31:30
Hits: 490
Senin, 28 Maret 2011 10:31:30
Hits: 490
MISURATA (Arrahmah.com) - Sedikitnya delapan orang dan melukai 24 lainnya di kota Misurata, saat tentara loyalis Gaddafi menembakkan mortir ke arah massa.
Saksi mata mengatakan, pada Minggu (27/3/2011) tentara pro-Gaddafi melepaskan tembakan mortir ke arah pejuang oposisi yang terus mendesak ke arah barat laut ibukota, lapor Reuters.
Sebelumnya pada Minggu (27/3), dua ledakan besar terdengar di kota sirte saat jet tempur AS, Inggris dan Perancis mengitari wilayah itu.
Tripoli juga mendapat serangan besar oleh tentara koalisi Barat dan dengungan jet tempur terdengar jelas di ibukota.
Tentara loyalis Gaddafi melancarkan serangan balik dengan artileri dan roket serta beberapa serangan udara.
Pasukan Gaddafi, bagaimanapun telah kehilangan wilayah yang cukup luas, wilayah subur di pesisir timur negara itu telah dikuasai oleh pasukan anti-pemerintah.
Pasukan oposisi kini mengontrol wilayah kaya akan minyak, Ras Lanuf, Ben Jawad dan Uqaylah. Mereka merebut kembali kontrol kota-kota dari tentara pro-rezim setelah memenangkan kembali kota-kota utama di Ajdabiya dan Brega pada Sabtu (26/3).
Sejak revolusi dimulai, pasukan pro-Gaddafi telah membunuh ratusan sipil tak bersalah dan menyiksa beberapa lainnya yang diduga terkait dengan revolusi. (haninmazaya/arrahmah.com)
Source: http://arrahmah.com/read/2011/03/28/11623-tentara-gaddafi-bunuh-8-orang-dan-lukai-24-di-misurata.html#ixzz1HxH6Lqze
Libya : pertempuran sengit di darat, bombardir dari udara dan perang informasi di media
Hanin Mazaya
Senin, 28 Maret 2011 06:39:03
Hits: 1252
Senin, 28 Maret 2011 06:39:03
Hits: 1252
TRIPOLI (Arrahmah.com) - Tentara oposisi bertempur melawan loyalis Gaddafi untuk menggulingkan kekuasaan dari kota Bin Jawad, di utara Libya, lapor agen berita internasional pada Minggu (27/3/2011). Dua lusin truk pejuang oposisi hadir di tengah kota. Tentara anti-pemerintah ini berencana untuk terus menekan hingga ke sepanjang pantai Mediterania.
Dilaporkan bahwa tentara oposisi Libya sebelumnya telah mengambil laih pelabuhan eksportir minyak, Ras Lanuf di kota Marsa el-Brega, yang berlokasi di utara. Mereka juga mengambil alih kontrol kota strategis penting, Ajdabiya pada Sabtu lalu.
Menurut laporan media Barat, penentang pemimpin Libya dengan cepat bergerak melalui pantai utara, mengambil kota-kota baru.
Sementara itu, Dewan NATO pada tingkat duta besar akan mengadakan pertemuan terkait operasi tentara internasional di Libya, ujar layanan pers markas NATO.
Dalam wawancara, badan ini tidak menutup kemungkinan bahwa akan membuat pernyataan mengenai hasil pertemuan. Sebelumnya pada Jumat, sumber NATO mengatakan bahwa pertemuan Dewan NATO pada Minggu dibuat untuk mengambil keputusan untuk mengelola tidak hanya operasi laut untuk melarang impor senjata ke Libya dan tidak hanya menegakkan zona pelarangan terbang, namun juga, mungkin, komponen lain dalam operasi militer.
Sementara itu, terhadap latar belakang pertempuran darat yang didukung udara, tentara aliansi Barat yang membombardir Libya juga mengintensifkan perang informasi.
Rezim Obama secara resmi mengatakan bahwa mereka menganggap laporan pemimpin Libya mengenai kematian sipil tidak mendasar. Hal ini dikatakan kemarin (27/3) oleh Robert Gates dalam sebuah wawancara dengan televisi CBS.
"Kebenaran dari hal ini adalah kami sulit menemukan bukti dari setiap korban sipil," klaim Gates.
Dia melaporkan sejumlah laporan intelijen yang mengklaim bahwa "tentara di bawah kendali Muammar Gaddafi secara khusus membawa jenazah orang yang sebelumnya mereka bunuh ke tempat pemboman dan mengatakan bahwa mereka korban serangan koalisi".
Dalam pernyataannya, Gates tidak repot-repot menjelaskan bagaimana tentara Libya membawa mayat di kota-kota yang dikendalikan oleh lawannya dari oposisi.
Departemen Kesehatan Libya pada Jumat mengatakan bahwa 114 Muslim tak bersalah tewas selama 4 hari pengeboman oleh tentara Barat.
Sementara itu, pesawat tempur aliansi Barat juga menghantam kota Sabha di barat daya Libya, lapor BBC. (haninmazaya/arrahmah.com)
Dilaporkan bahwa tentara oposisi Libya sebelumnya telah mengambil laih pelabuhan eksportir minyak, Ras Lanuf di kota Marsa el-Brega, yang berlokasi di utara. Mereka juga mengambil alih kontrol kota strategis penting, Ajdabiya pada Sabtu lalu.
Menurut laporan media Barat, penentang pemimpin Libya dengan cepat bergerak melalui pantai utara, mengambil kota-kota baru.
Sementara itu, Dewan NATO pada tingkat duta besar akan mengadakan pertemuan terkait operasi tentara internasional di Libya, ujar layanan pers markas NATO.
Dalam wawancara, badan ini tidak menutup kemungkinan bahwa akan membuat pernyataan mengenai hasil pertemuan. Sebelumnya pada Jumat, sumber NATO mengatakan bahwa pertemuan Dewan NATO pada Minggu dibuat untuk mengambil keputusan untuk mengelola tidak hanya operasi laut untuk melarang impor senjata ke Libya dan tidak hanya menegakkan zona pelarangan terbang, namun juga, mungkin, komponen lain dalam operasi militer.
Sementara itu, terhadap latar belakang pertempuran darat yang didukung udara, tentara aliansi Barat yang membombardir Libya juga mengintensifkan perang informasi.
Rezim Obama secara resmi mengatakan bahwa mereka menganggap laporan pemimpin Libya mengenai kematian sipil tidak mendasar. Hal ini dikatakan kemarin (27/3) oleh Robert Gates dalam sebuah wawancara dengan televisi CBS.
"Kebenaran dari hal ini adalah kami sulit menemukan bukti dari setiap korban sipil," klaim Gates.
Dia melaporkan sejumlah laporan intelijen yang mengklaim bahwa "tentara di bawah kendali Muammar Gaddafi secara khusus membawa jenazah orang yang sebelumnya mereka bunuh ke tempat pemboman dan mengatakan bahwa mereka korban serangan koalisi".
Dalam pernyataannya, Gates tidak repot-repot menjelaskan bagaimana tentara Libya membawa mayat di kota-kota yang dikendalikan oleh lawannya dari oposisi.
Departemen Kesehatan Libya pada Jumat mengatakan bahwa 114 Muslim tak bersalah tewas selama 4 hari pengeboman oleh tentara Barat.
Sementara itu, pesawat tempur aliansi Barat juga menghantam kota Sabha di barat daya Libya, lapor BBC. (haninmazaya/arrahmah.com)
Source: http://arrahmah.com/read/2011/03/27/11610-libya-pertempuran-sengit-di-darat-bombardir-dari-udara-dan-perang-informasi.html#ixzz1HxGjLABI
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahumma inna nas’alukal ‘afiyah fid dunya wal akhirah. Amin ya Rahiim.
Sangat sulit dipahami, bagaimana mungkin banyak Muslim hari ini mendukung INVASI Amerika Cs ke Libya. Baik itu ulama, ustadz, pengamat, pemerhati, jurnalis, dan sebagainya. Bagaimana mungkin akal kita bisa membenarkan invasi ke Libya itu? Sesempit itukah wawasan kita? Sependek itukah nalar sejarah kita? Tidakkah kita mau belajar dari penderitaan bangsa Irak dan Afghanistan, pasca invasi Amerika Cs tahun 2003 dan 2001 lalu?
Alasan yang dipakai para AGRESSOR untuk menghujani Libya dengan rudal-rudal adalah: “Demi menyelamatkan warga Benghazi yang anti Qaddafi dari serangan brutalnya yang telah menewaskan manusia sampai 6000 orang lebih.“ Dengan alasan ini lalu kita membenarkan serangan udara negara-negara syaitan seperti Amerika, Inggris, Perancis, Italia, Kanada, dll.
Mula-mula harus diklarifikasi dulu, benarkah korban yang jatuh dari pihak demonstran anti Qaddafi sampai 6000 jiwa lebih? Laporan ini berdasarkan pantauan TV Aljazeera, lembaga HAM Libya, dan lembaga HAM internasional. Sedangkan, korban menurut versi Pemerintah Libya sendiri tidak pernah dilihat. Setidaknya, kita harus melihat laporan kalangan Islam independen, yang tidak terlibat dalam pertikaian politik di Libya. Kalau Aljazeera kan jelas-jelas sudah terlibat dalam revolusi dunia Arab saat ini, malah TV ini merupakan PROVOKATOR paling sengit.
Cobalah berpikir logis. Selama terjadi bentrok di Libya, pernahkah kita melihat mayat-mayat bergelimpangan dalam jumlah besar? Pernahkah kita lihat ke rumah-rumah sakit, disana ada ribuan korban jiwa? Pernahkah kita lihat ada pekuburan-pekuburan massal untuk mengubur jenazah yang ribuan orang itu? Pernahkah kita lihat ada gambar-gambar mayat bertumpuk-tumpuk di Libya saat ini? Kalau ada semua itu, saya yakin rakyat Libya yang semula pro Qaddafi, mereka akan berbalik menyerang Qaddafi. Sebab fitrahnya manusia, tidak suka melihat kekejaman.
Bukannya kita mendukung kekejaman Qaddafi. Tidak sama sekali. Tetapi jangan sampai kita zhalim dengan menuduhkan sesuatu yang memang tidak ada realitasnya. Kekejaman Qaddafi kepada demonstran ya jelas harus dihentikan. Bukan seperti itu cara yang seharusnya dilakukan. Baik Qaddafi maupun pasukan NATO, haram berbuat kezhaliman.
Sekarang masalahnya, bagaimana bisa kita menolak kekejaman Qaddafi, sementara kita membenarkan kekejaman serangan NATO terhadap target-target sasaran sipil di Libya? Apakah kalau yang menyerang itu Qaddafi, ia dilarang; tetapi kalau NATO, ia dibenarkan? Itukah yang namanya keadilan?
Seandainya NATO benar-benar adil –sedangkan syaitan tak ada yang bersikap adil– seharusnya mereka segera menghajar Israel dengan serangan ribuan ton rudal. Karena kita tahu betapa kejamnya Israel saat menyerang warga Ghaza pada 2008 lalu. Begitu pula betapa kejinya bangsa itu saat merampok kapal Mavi Marmara dan membunuhi puluhan manusia di dalamnya. Mengapa kita tidak meminta NATO menghajar Israel dengan segala kekejiannya itu?
Apakah seorang Muslim pantas meminta orang kafir membunuhi sesama Muslim (warga Libya), sementara dia tidak pernah meminta orang kafir itu membalas kekejaman Yahudi Israel? Siapapun yang merestui pembunuhan kaum Muslimin di Libya saat ini, dengan meminta bantuan tangan-tangan keji kaum kuffar, mereka bisa jatuh dalam kekufuran. Berhati-hatilah wahai kaum Muslimin.
Mungkin Anda akan membantah, “Tapi kan Qaddafi sudah kejam, sudah biadab, sudah membunuhi ribuan orang Muslim? Dia harus dihentikan bagaimanapun caranya, berapapun harganya?”
Demi Allah, kekejaman Qaddafi –jika benar demikian adanya– tidak bisa dibenarkan dalam Syariat Islam. Dalam menyikapi pertikaian politik antar sesama Muslim (Pemerintah Qaddafi dan demonstran anti Qaddafi) seharusnya ditempuh jalan damai, jalan perundingan, dan kompromi. Bukan saling membunuh. Nabi Saw mengatakan, kalau dua orang Muslim berhadapan, keduanya sama-sama menghunus pedang, lalu salah satu darinya mati; maka keduanya masuk neraka. Yang terbunuh pun masuk neraka, sebab dia sudah ada niat membunuh kawannya.
Cara terbaik mengatasi pertikaian antar sesama Muslim adalah JALAN DAMAI, bukan saling serang dan membunuh. Dan lebih keji lagi, kalau untuk urusan saling membunuh itu, kaum Muslimin meminta bantuan orang kafir –laknat Allah atas mereka–. Wong, saling serang antar Muslim saja haram, apalagi meminta bantun kuffar untuk menyerang Ummat Islam lainnya. Ini adalah perbuatan terkutuk yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Andaikan Qaddafi telah berbuat kejam dengan membunuhi ribuan Muslim. Tetap saja solusinya bukan dengan mendatangkan kekuatan kuffar untuk menghancurkan seluruh negara Libya dan rakyatnya. Jangan sampai, hanya demi mengusir tikus yang masuk rumah, kita menyewa meriam milik orang kuffar. Nanti, bukan hanya tikus itu yang terbakar, tetapi seluruh rumah akan menjadi hancur berkeping-keping.
Cobalah ingat bagaimana latar-belakang perang Afghanistan dan perang Irak! Alasan perang Afghan, adalah untuk menghajar Usamah bin Ladin dan Al Qa’idah. Tetapi yang dihancurkan oleh NATO adalah seluruh negara Afghan dan rakyatnya, sementara Al Qa’idah sampai sekarang masih terus eksis. Alasan perang Irak, adalah untuk menghajar Saddam yang memiliki senjata pemusnah massal. Ternyata kemudian terbukti, alasan itu bohong belaka. Tetapi bangsa Irak sudah remuk-redam dihajar ribuan ton rudal NATO.
Kalau masalah kekejaman, Qaddafi bukan satu-satunya penguasa kejam. Coba hitung berapa ribu manusia yang telah tewas di Afghanistan dan Irak! Sebagian menyebut sudah jutaan. Lalu hitung berapa korban Muslim di Palestina akibat kekejaman Israel! Lalu hitung kekejaman di Somalia, di Rwanda, di Chechnya, di Bosnia, bahkan di Ambon, Maluku, Sampit, Sambas, dan lainnya. Ada berapa ribu manusia yang “disate” di tempat-tempat itu? Lalu apakah NATO segera bergerak cepat untuk menghancurkan pihak-pihak pembantai di tempat-tempat itu?
Kita masih ingat bagaimana kekejaman regim militer di Aljazair ketika merampas kemenangan FIS pada tahun 1991-1992 lalu. Ketika itu regim militer tersebut membunuh 50.000 lebih aktivis Islam, atas dukungan negara syaitan Perancis. Apa kita lupa dengan fakta sejarah itu? Lalu dimana pembelaan NATO terhadap FIS? Padahal FIS memenangkan pemilu secara demokratis? Mengapa penguasa militer Aljazair tidak dihajar oleh NATO dan negara sampah seperti Amerika, Inggris, Kanada, dan sejenisnya? Dimana pembelaan mereka terhadap nasib 50.000 aktivis Islam di Aljazair?
Dan yang paling konyol lagi, ialah alasan: “Menciptakan demokrasi di Libya.” Ini adalah alasan yang paling TOLOL yang bisa dikemukakan. Demi melaksanakan demokrasi, kita menghalalkan invasi negara-negara kuffar –semoga Allah mengutuk mereka dan menghancurkan ekonomi mereka–.
Bagaimana mungkin negara-negara itu ingin memaksakan demokrasi dengan bahasa “rudal dan bom”? Ini adalah KEMUNAFIKAN yang sangat telanjang. Mungkinkah bisa terjadi demokrasi dengan bahasa rudal? Sangat sulit dimengerti. Apakah artinya demokrasi jika menghalalkan agressi, invasi, dan serangan rudal-rudal? Disebut demokrasi karena disana tidak digunakan cara-cara kekerasan. Kalau memakai cara kekerasan, yang terjadi bukan demokrasi, tetapi demokrasi berdarah. Lihatlah di Afghanistan, disana Amerika berusaha mendemokrasikan bangsa Afghan tetapi dengan memakai rudal. Akibatnya, rakyat Afghan merespon ajakan Amerika itu dengan serangan-serangan bom manusia, sampai saat ini. Demokrasi darah, ya hasilnya akan dibayar dengan darah pula.
Satu hal yang harus disadari. Andaikan nanti Qaddafi berhasil dihancurkan oleh pasukan NATO, lalu diganti tokoh lain yang lebih demokratis. Pertanyaannya, apakah setelah itu NATO akan pulang ke rumah masing-masing secara damai dan penuh ikhlas? Jangan bodoh kawan! Mereka sudah keluar uang banyak untuk menjatuhkan Qaddafi. Mereka pasti akan meminta BAYARAN atas uang yang sudah mereka keluarkan untuk aksi militer itu. Sebagai catatan, harga 1 unit rudal Tomahawk saja bisa mencapai Rp. 5 miliar sampai Rp. 9 miliar.
Semua biaya-biaya itu pasti akan dimintakan agar diganti oleh negara Libya. Kalau bukan dibayar secara cash, bisa dikonversi dalam bentuk hutang negara. Atau dialihkan dalam bentuk penguasaan ladang-ladang minyak di Libya. Mana ada perang yang cuma-cuma, kawan? Jangan bodoh dan terlalu lugu. Negara-negara agressor seringkali memanfaatkan perang semacam itu untuk mendapat penghasilan ekonomi besar. Itulah yang disebut sebagai “jualan amunisi berkuah darah“.
Sehebat apapun konflik di tengah kaum Muslimin, solusinya bukan dengan meminta bantuan pasukan kuffar yang terkenal haus darah dan zhalim itu. Konflik di antara kaum Muslimin seharusnya diselesaikan dengan ISHLAH. Al Qur’an mengajarkan agar kita menempuh jalan damai ketika menyelesaikan sengketa suami-isteri. Bila konflik sudah serius, kita bisa mengambil, “Hakaman min ahlihi wa hakaman min ahliha” (seorang penengah dari pihak suami, dan penengah dari pihak isteri). Cara demikian diutamakan, karena Islam menganut prinsip, “Was shulhu khair” (perdamaian atau ishlah itu lebih baik).
Kalau untuk konflik rumah-tangga diutamakan cara ishlah, apalagi konflik yang menyangkut darah, nyawa, harta, dan kehidupan kaum Muslimin dalam skala luas? Lalu dimana akal kita ketika kini menyetujui invasi Amerika Cs ke Libya? Itukah cara Islami yang diajarkan oleh Kitabullah dan As Sunnah? Sangat jauh, sangat jauh; seperti jauhnya langit dan bumi, serta jauhnya Barat dan Timur.
Cukuplah ayat berikut sebagai peringatan bagi kita semua:
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (Terjemah Ali Imran: 28).
Cimahi, 22 Maret 2011.
Abu Syakir
Gates tidak bisa pastikan lamanya militer AS terlibat dalam persoalan Libya?
Althaf. http://arrahmah.com/read/2011/03/27/11617-gates-tidak-bisa-pastikan-lamanya-militer-as-terlibat-dalam-persoalan-libya.html
Senin, 28 Maret 2011 06:55:33
Hits: 261
Senin, 28 Maret 2011 06:55:33
Hits: 261
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Menteri pertahanan AS, Robert Gates, menyatakan pada Minggu (27/3/2011) bahwa tidak ada satupun saat ini yang bisa memastikan berapa lama militer Amerika Serikat terlibat di Libya, lansir Fox News.
Saat ditanya apakah misi ini akan berakhir dalam satu tahun, Gates menjawab, "Saya kira tidak satu orang pun yang tahu jawabannya."
Gates membahas intervensi ini bersama dengan Hillary Clinton selama hari Minggu dalam beberapa wawancara. Sementara ia menolak untuk memberikan perkiraan berapa lama Amerika Serikat bisa terlibat. Namun, dua pejabat tinggi AS itu hanya menegaskan bahwa hasil yang signifikan telah dibuat dan NATO akan mengambil peran yang jauh lebih besar.
Clinton mengatakan, "Kami mulai melihat, karena kerja yang cukup baik dari koalisi, pasukan Gaddafi mulai kembali ke arah barat. Dan oposisi mulai merebut kembali tanah mereka yang hilang."
Tak lama setelah Clinton dan Gates berbicara, duta besar menyetujui rencana untuk menjadikan NATO sebagai komando semua operasi udara - termasuk serangan darat - di Libya dari pasukan pimpinan AS yang telah melakukan serangan udara sebelumnya.
Gates juga mengatakan bahwa intervensi militer asing di Libya bisa berkelanjutan. Dia mengatakan Pentagon berencana untuk mengumpulkan sumber daya dari negara-negara Eropa dan lainnya untuk mengambil peran yang lebih besar.
Clinton dan Gates bersikeras bahwa tujuan mereka hanya sebatas pada melindungi warga sipil.
"Seseorang tidak boleh meremehkan kemungkinan rezim itu sendiri retak," kata Gates.
Dia mengatakan Gaddafi tidak boleh merasa terlalu nyaman setelah 42 tahun memelihara masa kediktatorannya. (althaf/arrahmah.com)
Saat ditanya apakah misi ini akan berakhir dalam satu tahun, Gates menjawab, "Saya kira tidak satu orang pun yang tahu jawabannya."
Gates membahas intervensi ini bersama dengan Hillary Clinton selama hari Minggu dalam beberapa wawancara. Sementara ia menolak untuk memberikan perkiraan berapa lama Amerika Serikat bisa terlibat. Namun, dua pejabat tinggi AS itu hanya menegaskan bahwa hasil yang signifikan telah dibuat dan NATO akan mengambil peran yang jauh lebih besar.
Clinton mengatakan, "Kami mulai melihat, karena kerja yang cukup baik dari koalisi, pasukan Gaddafi mulai kembali ke arah barat. Dan oposisi mulai merebut kembali tanah mereka yang hilang."
Tak lama setelah Clinton dan Gates berbicara, duta besar menyetujui rencana untuk menjadikan NATO sebagai komando semua operasi udara - termasuk serangan darat - di Libya dari pasukan pimpinan AS yang telah melakukan serangan udara sebelumnya.
Gates juga mengatakan bahwa intervensi militer asing di Libya bisa berkelanjutan. Dia mengatakan Pentagon berencana untuk mengumpulkan sumber daya dari negara-negara Eropa dan lainnya untuk mengambil peran yang lebih besar.
Clinton dan Gates bersikeras bahwa tujuan mereka hanya sebatas pada melindungi warga sipil.
"Seseorang tidak boleh meremehkan kemungkinan rezim itu sendiri retak," kata Gates.
Dia mengatakan Gaddafi tidak boleh merasa terlalu nyaman setelah 42 tahun memelihara masa kediktatorannya. (althaf/arrahmah.com)
Source: http://arrahmah.com/read/2011/03/27/11617-gates-tidak-bisa-pastikan-lamanya-militer-as-terlibat-dalam-persoalan-libya.html#ixzz1HxHb8uK5
Obama yakinkan perangnya di Libya rasional
Althaf. http://arrahmah.com/read/2011/03/27/11605-obama-yakinkan-perangnya-di-libya-rasional.html
Ahad, 27 Maret 2011 17:54:56
Hits: 440
Ahad, 27 Maret 2011 17:54:56
Hits: 440
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Dalam pra tinjau pidatonya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengatakan aksi militer AS di Libya terkait dengan kepentingan nasional AS. Obama pun menyatakan misinya cukup jelas dan terarah.
Obama dijadwalkan untuk berbicara kepada bangsanya mengenai Libya pada Senin malam dari Universitas Pertahanan Nasional di Washington.
Obama menyatakan bahwa AS seharusnya tidak selalu ikut campur jika ada konflik di suatu negara. Namun situasi seperti Libya serta munculnya aksi bersama dari bangsa-bangsa lain, maka AS harus bergabung dengan upaya untuk mencegah tragedi lebih lanjut.
"Saya sangat percaya bahwa ketika orang yang tidak bersalah menjadi korban kebrutalan, seorang seperti Qaddafi mengancam pertumpahan darah yang bisa merusak kestabilan seluruh wilayah, dan ketika masyarakat internasional siap untuk datang bersama-sama demi menyelamatkan ribuan jiwa, maka dalam kepentingan nasional kami akan bertindak," katanya.
Sementara AS terus menyediakan banyak senjata berupa kapal rudal jelajah, NATO sedang dalam proses mengambil alih peran utama dalam menegakkan zona larangan terbang dan embargo senjata di Libya. Rencana pengambilalihan ini diharapkan akan selesai pada Senin.
Dalam pidato radio hari Sabtu (26/3), Obama mengulangi pernyataannya bahwa tidak ada pasukan darat AS yang akan dilibatkan di Libya. Pada saat yang sama, AS dan sekutunya sedang mempertimbangkan apakah akan memberikan senjata kepada pemberontak Libya atau tidak, lapor Washington Post.
Pada hari yang sama, para penentang Gaddafi berhasil merebut kembali sebuah kota yang menjadi gerbang timur, Ajdabiya, mengikuti serangan udara internasional terhadap pasukan Gaddafi.
Tidak seperti Irak dan Afghanistan, Obama tampak enggan untuk membuat pidato utama tentang Libya. Sejumlah pajabat pemerintahan Obama menolak menggunakan kata "perang" untuk keterlibatan AS dalam invasi terhadap Libya. Pentagon menyebutnya sebagai "tindakan militer kinetik." (althaf/arrahmah.com)
Obama dijadwalkan untuk berbicara kepada bangsanya mengenai Libya pada Senin malam dari Universitas Pertahanan Nasional di Washington.
Obama menyatakan bahwa AS seharusnya tidak selalu ikut campur jika ada konflik di suatu negara. Namun situasi seperti Libya serta munculnya aksi bersama dari bangsa-bangsa lain, maka AS harus bergabung dengan upaya untuk mencegah tragedi lebih lanjut.
"Saya sangat percaya bahwa ketika orang yang tidak bersalah menjadi korban kebrutalan, seorang seperti Qaddafi mengancam pertumpahan darah yang bisa merusak kestabilan seluruh wilayah, dan ketika masyarakat internasional siap untuk datang bersama-sama demi menyelamatkan ribuan jiwa, maka dalam kepentingan nasional kami akan bertindak," katanya.
Sementara AS terus menyediakan banyak senjata berupa kapal rudal jelajah, NATO sedang dalam proses mengambil alih peran utama dalam menegakkan zona larangan terbang dan embargo senjata di Libya. Rencana pengambilalihan ini diharapkan akan selesai pada Senin.
Dalam pidato radio hari Sabtu (26/3), Obama mengulangi pernyataannya bahwa tidak ada pasukan darat AS yang akan dilibatkan di Libya. Pada saat yang sama, AS dan sekutunya sedang mempertimbangkan apakah akan memberikan senjata kepada pemberontak Libya atau tidak, lapor Washington Post.
Pada hari yang sama, para penentang Gaddafi berhasil merebut kembali sebuah kota yang menjadi gerbang timur, Ajdabiya, mengikuti serangan udara internasional terhadap pasukan Gaddafi.
Tidak seperti Irak dan Afghanistan, Obama tampak enggan untuk membuat pidato utama tentang Libya. Sejumlah pajabat pemerintahan Obama menolak menggunakan kata "perang" untuk keterlibatan AS dalam invasi terhadap Libya. Pentagon menyebutnya sebagai "tindakan militer kinetik." (althaf/arrahmah.com)
Source: http://arrahmah.com/read/2011/03/27/11605-obama-yakinkan-perangnya-di-libya-rasional.html#ixzz1HxI4c9kR
Oposisi Libya melawan invasi darat tentara koalisi Barat
Hanin Mazaya
Ahad, 27 Maret 2011 06:14:06
Hits: 1128
Ahad, 27 Maret 2011 06:14:06
Hits: 1128
TRIPOLI (Arrahmah.com) - Pemimpin Dewan Nasional Libya, Mahmoud Jibril berterimakasih kepada Perancis untuk mengambil bagian dalam operasi melawan pemimpin diktator Libya, Muammar Gaddafi. Dalam suratnya kepada presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, ia mencatat bahwa oposisi memerangi invasi pasukan asing ke negara itu.
Pesan ini diposting pada Sabtu (26/3/2011) di surat kabar Perancis Le Figaro. Surat tersebut mencatat bahwa oposisi tidak ingin melihat pasukan asing di wilayah Libya.
Laporan Jibril dibuat dengan latar belakang informasi yang bertentangan dengan kemungkinan operasi darat di Libya.
Sementara itu, Aljazair telah menolak untuk membolehkan penggunaan wilayah udara untuk menerbangkan pesawat militer koalisi Barat yang melakukan serangan rudal di Libya. Reporter Al-Khabar menemukan bahwa konsultasi yang erat dengan kepemimpinan Aljazair telah dilakukan dengan saliran diplomasi dan militer secara resmi.
Militer koalisi Barat meminta izin untuk melakukan penerbangan ke Libya melalui wilayah udara Aljazair dari pesawat AWACS dan juga pembom dari pangkalan militer AS di Inggris dan Spanyol.
Aljazair menolak permintaan itu. Selain itu, Menteri Luar Negeri Aljazair, Mourad Medelsi memperingatkan, "kerusakan lebih lanjut mengenai situasi di Libya akibat intervensi asing akan menumbuhkan ancaman teroris".
Dengan latar belakang ini, media Barat melaporkan bahwa para pemberontak Libya mengumumkan pengambilan kota lain, yang sebelumnya dipegang oleh pasukan loyalis Gaddafi. Diduga bahwa pemberontak berhasil mengusir unit pemerintah dari kota Marsa el-Brega di timur negara itu.
Sebelumnya, oposisi bersenjata merebut kota Ajdabiya, terletak di 160 Km dari selatan Benghazi-kubu utama oposisi. Informasi ini kemudian dikonfirmasikan dari pihak berwenang di Jamahiriya.
Pemerintah Libya menegaskan hilangnya Ajdabiya, yang dianggap sebagai pos utama oposisi di jalan utama yang menguhubungkan dengan Benghazi, kubu utama pemberontak bersenjata yang menentang rezim Gaddafi. "Tentara Libya memutuskan untuk meninggalkan kota karena keterlibatan secara besar-besaran tentara Barat dalam serangan pemberontak," klaim Deputi Menteri Luar Negeri Jamahiriya, Khaled Qaim.
Sementara itu, pasukan koalisi Barat terus membom Libya. Beberapa ledakan kuat mengguncang dekat kota Todjoura pada Sabtu (26/3).
Kota Zliten, terletak di pantai Mediterania, juga menjadi sasaran rudal dan bom. Wilayah El Watiya, dimana terdapat basis angkatan bersenjata Libya,juga dibombardir, lapor stasiun televisi Al-Jamahiriya. (haninmazaya/arrahmah.com)
Pesan ini diposting pada Sabtu (26/3/2011) di surat kabar Perancis Le Figaro. Surat tersebut mencatat bahwa oposisi tidak ingin melihat pasukan asing di wilayah Libya.
Laporan Jibril dibuat dengan latar belakang informasi yang bertentangan dengan kemungkinan operasi darat di Libya.
Sementara itu, Aljazair telah menolak untuk membolehkan penggunaan wilayah udara untuk menerbangkan pesawat militer koalisi Barat yang melakukan serangan rudal di Libya. Reporter Al-Khabar menemukan bahwa konsultasi yang erat dengan kepemimpinan Aljazair telah dilakukan dengan saliran diplomasi dan militer secara resmi.
Militer koalisi Barat meminta izin untuk melakukan penerbangan ke Libya melalui wilayah udara Aljazair dari pesawat AWACS dan juga pembom dari pangkalan militer AS di Inggris dan Spanyol.
Aljazair menolak permintaan itu. Selain itu, Menteri Luar Negeri Aljazair, Mourad Medelsi memperingatkan, "kerusakan lebih lanjut mengenai situasi di Libya akibat intervensi asing akan menumbuhkan ancaman teroris".
Dengan latar belakang ini, media Barat melaporkan bahwa para pemberontak Libya mengumumkan pengambilan kota lain, yang sebelumnya dipegang oleh pasukan loyalis Gaddafi. Diduga bahwa pemberontak berhasil mengusir unit pemerintah dari kota Marsa el-Brega di timur negara itu.
Sebelumnya, oposisi bersenjata merebut kota Ajdabiya, terletak di 160 Km dari selatan Benghazi-kubu utama oposisi. Informasi ini kemudian dikonfirmasikan dari pihak berwenang di Jamahiriya.
Pemerintah Libya menegaskan hilangnya Ajdabiya, yang dianggap sebagai pos utama oposisi di jalan utama yang menguhubungkan dengan Benghazi, kubu utama pemberontak bersenjata yang menentang rezim Gaddafi. "Tentara Libya memutuskan untuk meninggalkan kota karena keterlibatan secara besar-besaran tentara Barat dalam serangan pemberontak," klaim Deputi Menteri Luar Negeri Jamahiriya, Khaled Qaim.
Sementara itu, pasukan koalisi Barat terus membom Libya. Beberapa ledakan kuat mengguncang dekat kota Todjoura pada Sabtu (26/3).
Kota Zliten, terletak di pantai Mediterania, juga menjadi sasaran rudal dan bom. Wilayah El Watiya, dimana terdapat basis angkatan bersenjata Libya,juga dibombardir, lapor stasiun televisi Al-Jamahiriya. (haninmazaya/arrahmah.com)
Source: http://arrahmah.com/read/2011/03/26/11589-oposisi-libya-melawan-invasi-darat-tentara-koalisi-barat.html#ixzz1HxIyiQAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar