Dr. Arim Nasim: Layani Kepentingan Asing, Pemerintah Batasi Subsidi BBM
Sabtu, 19 Maret 2011. http://save-islam.blogspot.com/2011/03/dr-arim-nasim-layani-kepentingan-asing.htmlJakarta. Ketua Lajnah Maslahiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Dr Arim Nasim menuding bahwa semua alasan pemerintah dalam membatasan subsidi bahan bahan minyak (BBM) per 1 April mendatang semuanya bohong belaka. Karena menurutnya hakekat dari pelarangan mobil berplat hitam untuk membeli premium bersubsidi itu tidak lebih dari sekedar melayani kepentingan asing.
“Alasan pemerintah untuk membatasi subsidi semuanya adalah bohong!” tegasnya di depan sekitar 350 massa Hizbut Tahrir Indonesia dan mahasiswa yang melakukan aksi penolakan pembatasan subsidi BBM, Kamis (18/3) di depan Istana Presiden, Jakarta.
“Alasan untuk menghemat 3,3 trilyun di 2011 jelas bohong, untuk apa uang 3,3 trilyun itu? Toh masih terdapat sekitar 71 trilyun anggaran 2010 yang masih nganggur!” ujarnya. Alasan penghematan dana tersebut menurutnya sunggug menggelikan dan tidak signifikan dibanding kenaikan berbagai harga barang sebagai efeknya nanti.
Lantaran tidak sedikit pengusaha kecil dan menengah dalam usahanya menggunakan mobil berplat hitam. Bahkan pengusaha raksasa seperti Indomart dan Alfamart pun menggunakan kendaraan plat hitam. Menurutnya sisa anggaran 2010 itu sudah lebih dari cukup untuk menutupi 3,3 trilyun tersebut, sehingga tidak perlu melakukan pembatasan subsidi.
Arim pun menyatakan alasan bahwa subsidi BBM itu salah sasaran karena dikonsumsi mobil mewah pun bohong. “Berdasarkan data yang saya dapat dari kepolisian, jumlah kendaraan mewah di Indonesia tidak lebih dari 5 persen!” pekiknya. Artinya, sekitar 95 persen kendaraan terkategori tidak mewah dan layak mendapat subsidi.
Arim pun meragukan bahwa dana 3,3 trilyun yang terhemat nantinya akan dialokasikan kepada biaya pendidikan dan kesehatan. “Dulu ketika menaikan BBM alasannya akan dialihkan ke biaya pendidikan dan kesehatan,tetapi kenyataannya biaya pendidikan kesehatan tetap mahal!” pekiknya.
Alasan subsidi BBM dianggap membebani anggaran pun dianggapnya sebagai kebohongan. Lantaran menurut Koordinator Mata Kuliah Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini, 3,3 trilyun itu sangat kecil bila dibanding dengan bunga utang yang harus dibayar negara pertahunnya.
“Negara harus membayar bunga utangnya pertahun lebih dari 100 trilyun,” menurutnya jelas itu lebih memberatkan dunia akhirat karena dalam pandangan Islam bunga (riba) itu haram. Ada 99 cabang riba, dan cabang yang paling ringannya saja dosanya sudah seperti dosa seorang lelaki yang berzina dengan ibunya sendiri.
Jadi seharusnya tidak perlu lagi bayar bunga, dan uangnya dapat dialokasikan untuk menambah subsidi sebagai stimulus untuk rakyat agar lebih produktif.
Arim pun menyimpulkan alasan sesungguhnya pembatasan subsidi BBM ini adalah untuk kepentingan asing dan penguasa, dan politisi yang dibiayai asing. “Tujuannya untuk meliberalisasi, agar asing bisa menguasai sektor eceran!” ujarnya.
Karena setelah menguasai sektor hulu asing pun ingin bermain di sektor hilir, dengan turut mendirikan pom bensin. Namus sayangnya selama ini sepi pelanggan lantaran masyarakat lebih suka membeli premium bersubsidi yang dijual pom bensin Pertamina. “Maka dibuatlah regulasi yang merugikan rakyat itu,” ujarnya.
Massa yang sebagain besarnya adalah mahasiswa dari UI, UIN Jakarta, Untirta Banten, dan berbagai perguruan tinggi swasta di Jabodetabek itu sebelumnya melakukan longmarch dari Masjid Istiqlal usai shalat Jum’at.
Sepanjang jalan mereka meneriakan yel-yel penolakan liberalisasi migas. Tepat di depan Istana Presiden mereka membentangkan spanduk bertuliskan Syariah & Khilafah Solusi Problematika Indonesia & Dunia; Tolak Liberalisasi Migas.
Tak cukup dengan spanduk, massa pun mengacung-acungkan poster bertuliskanPembatasan BBM Bersubsidi=Pesanan Penjajah; BBM Milik Rakyat Dikelola Negara untuk Rakyat; Saatnya Ganti Rezim Ganti Sistem; dan Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah.(mediaumat.com, 19/3/2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar