Rabu, 29 Desember 2010

Kenali Ciri Makanan Organik, Hindari Ancaman Jangka Panjang

Kenali Ciri Makanan Organik, Hindari Ancaman Jangka Panjang

E-mail Cetak PDF
Sadarkah Anda bahwa tubuh kita terkontaminasi racun yang berasal dari makanan sehari-hari? Residu pestisida, sisa hormon pemacu pertumbuhan, kandungan antibiotik, MSG (monosodium glutamat), bahan pengawet, dan bahan tambahan lain yang bisa berdampak negatif pada tubuh.

Jika terkonsumsi, bahan-bahan ini harus dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi tubuh. Sayangnya, apabila organ-organ ekskresi bekerja terus-menerus akan ada dampaknya. Yaitu munculnya penyakit ringan seperti influenza, hingga yang sistemik, seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, bahkan kegagalan fungsi organ yang merupakan ancaman jangka panjang dari mengonsumsi makanan tak sehat.

Salah satu yang bisa meminimalisasi ancaman itu adalah pola hidup sehat. Ini bisa dimulai dengan mengonsumsi makanan yang minim toksin. Makanan ini dikenal sebagai makanan organik: makanan bebas bahan tambahan dan diproses dengan metode, material, dan manipulasi buatan, seperti pematangan secara kimiawi, radiasi makanan, dan modifikasi genetik.
Makanan organik bermanfaat membuat kerja organ jadi lebih ringan. Dampak jangka panjangnya, daya tahan tubuh jadi meningkat. Konsumen produk organik akan merasakan tubuhnya jadi lebih bugar dan tak mudah terserang penyakit. “Dampak positif lainnya, bisa menurunkan risiko gejala alergi, asma, jerawat, dan dermatitis. Orang-orang dengan alergi yang mengonsumsi produk organik pun akan merasakan gejalanya jadi lebih jarang timbul,” papar dr Angela C. Ardhianie N, konsultan kesehatan dari Healthy Choice, Indonesia.

Makanan organik harus memenuhi kriteria standar yang sudah ditetapkan. Menurut Nemours Foundation, makanan dengan label organik harus diproduksi tanpa tambahan hormon, herbisida, pestisida, antibiotik atau penyubur dibuat dari bahan-bahan yang tidak alami.

Demikian juga produk organik dari hewani, termasuk produk susu, daging, unggas dan telur harus berasal dari hewan yang hanya diberikan makanan organik tanpa antibiotik dan hormon tambahan. Hewan tersebut juga harus bisa bergerak bebas di luar ruangan, bukan hanya dikurung di kandang.

Pihak kesehatan Amerika Serikat tidak pernah menyatakan, makanan organik lebih sehat atau lebih baik dibandingkan makanan non-organik. Namun, jika Anda ingin membeli makanan organik, penting juga untuk memperhatikan segi keamanan makanan secara mendasar. Artinya, memastikan semua buah dan sayuran dicuci bersih, serta daging dan unggas dimasak hingga matang.
Banyak sekali makanan yang walaupun terlihat segar dan sehat, namun tanpa disadari sudah 'disusupi' dengan zat kimia beracun yang lambat laun bisa mengancam kesehatan tubuh kita. Untuk itu, salah satu solusinya adalah pilihlah makanan organik, yang tidak hanya baik bagi kesehatan, tapi juga aman bagi lingkungan.
Apa itu produk organik?
Yang disebutkan "produk organik" adalah hasil pertanian yang memenuhi kaidah-kaidah pertanian organik, di antaranya tidak menggunakan pestisida sintetis, pupuk kimia sintetis, zat pengatur tumbuh, rekayasa genetika, dll.
Lalu, bagaimana dengan bahan pangan yang biasa kita beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Timbul pertanyaan di benak kita, apakah bahan pangan tersebut sudah tercemar? Jelas tidak semua, tetapi ada upaya yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan produk pangan yang sehat dan aman. Mengonsumsi produk organik adalah pilihan yang bijak.
Dengan mengonsumsi makanan organik, organ tubuh kita bekerja lebih ringan. Menurut penelitian yang dilakukan pada 2007, buah dan sayuran organik mengandung lebih dari 40% antioksidan dibandingkan buah dan sayuran produk pertanian konvensional.
Ada banyak alasan mengapa memilih produk organik. Diantaranya bila kita berbicara lingkungan, pertanian konvensional (non-organik) berdampak buruk khususnya terhadap ekosistem lahan pertanian. Dan bila dihubungkan dengan kesehatan, ternyata juga berdampak buruk terhadap kesehatan petani itu sendiri, misalnya dengan adanya paparan pestisida kimia sintetis saat proses produksi atau pun proses penyemprotan.
Di mana kita bisa mendapatkan produk organik?
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produk organik, yaitu berbelanja di toko, outlet khusus, belanja online, belanja komunitas,belanja langsung ke produsen atau petani, belanja melalui pasar tani yang hanya ada dihari-hari tertentu.

Sertifikasi organik
Produsen bahan makanan organik yang mengklaim produknya sangat sehat dikonsumsi dan bebas kontaminasi bahan kimia, kini makin banyak saja. Tak hanya produk pertanian segar seperti sayur dan buah, tapi juga produk peternakan, olahan, dan bumbu dapur. Saking banyaknya produk yang mengklaim organik, adakalanya timbul tanda tanya, apakah semuanya benar-benar organik? Bagaimana memastikan itu produk benar-benar organik? Bagaimana pula jika produknya merupakan olahan seperti kecap atau bumbu masak?
Untuk menjawabnya, Angela menekankan, yang dimaksud organik sebenarnya lebih mengacu pada proses dan jaminan bebas bahan kimia maupun rekayasa genetik. Maka, perlu dilakukan sertifikasi oleh badan berwenang yang juga melakukan standarisasi dan penyelidikan terhadap proses produksi terhadap produk organik.
Beberapa badan berwenang yang memberikan izin sertifikasi ini di antaranya Eco-regulation (Uni Eropa), The National Organic Program (Departemen Pertanian Amerika), National Association for Sustainable Agriculture Australia–Organic Standard, Canada Gazette dan Government of Canada, National Program for Organic Production (India), JAS/ Japan Agricultural Standards (Jepang), dan Agriculture Biologique (Perancis).
Produk pertanian, seperti beras, sayur, buah, rempah-rempah, kacang-kacangan, dan kopi, dikatakan layak sebagai produk organik jika proses produksinya sesuai standar yang ditetapkan. Bibit tanamannya harus bebas rekayasa genetik, tanah bebas bahan kimia, proses penanaman bebas penggunaan bahan kimia dan hormon, hingga ke level aman dari kontaminasi pertanian konvensional yang pakai bahan kimia, seperti pupuk anorganik dan pestisida.
Peternakan pun tak jauh berbeda. Pemilihan bibitnya bebas rekayasa, pakan berasal dari pertanian organik saja, tak menggunakan hormon pemacu pertumbuhan, hingga antibiotik dalam pemeliharaan hewan. Setelah itu barulah bisa dipastikan, baik daging, susu, telur, dan lainnya, sebagai produk organik. Untuk produk olahan, seperti kecap, saus, minyak, olahan susu, dan sejenisnya, setidaknya 90-95 persen bahan yang digunakan adalah produk organik.

Ciri-ciri produk organik:
Ada tiga cara untuk mengetahui apakah bahan makanan segar di supermarket merupakan produk organik.
1. Label. Lihat daftar komposisi pada kemasan. Bahan olahan seperti kecap, bumbu, minyak, dan lainnya, seharusnya memiliki bahan baku organik paling tidak 90 persen.
2. Sertifikasi. Lihat sertifikasi organik yang mungkin dikeluarkan oleh beberapa lembaga berwenang dari luar negeri atau Bio-cert. 
3. Lihat cirinya. Produk organik segar (sayur dan buah) biasanya berpenampilan tak sempurna. Kadang ditemukan beberapa lubang bekas gigitan ulat, tapi berwarna lebih tajam. Untuk buah, biasanya berwarna lebih menonjol dan tak mengilat. Mengilat adalah tanda buah itu sudah di-wax atau dilapisi lilin agar awet selama penyimpanan.

Bila hasil produk organik tidak diberi label organik, tentu sulit bagi orang awam untuk membedakannya dengan produk yang anorganik. Untuk itu, Anda memang harus lebih mengandalkan perbedaan fisik produk organik dengan yang anorganik.
Lubang-lubang di antara lembar daun sayuran biasanya disebabkan pertanian organik tak menggunakan pestisida untuk mengatasi hama. Namun meski dihiasi lubang-lubang, penampilan sayuran hijau organik umumnya berwarna lebih menarik, tajam, dan segar.
Rasa yang dihasilkan pun berbeda dengan produk pertanian biasa. Angela mencontohkan, bayam jepang yang ditanam secara organik akan memiliki rasa lebih renyah dan tak terlalu berbau. Begitu pula buah-buahan, seperti apel yang akan memiliki rasa lebih manis daripada apel yang ditanam biasa.
Sejumlah konsumen produk organik pun mengakui rasa wortel organik lebih lezat dan tak berbau. Bahkan, ketika diolah menjadi jus, wortel akan terasa lebih nikmat. Sedangkan beras organik yang dimasak menjadi nasi, juga akan lebih tahan lama dan tak mudah basi.
Dengan mengonsumsi makanan organik sebenarnya Anda sedang menabung untuk mempertahankan kesehatan di masa depan. Gaya hidup ala organik ini juga jadi pencegahan penyakit sejak awal. Beberapa konsumen produk organik, menurut pengamatan Angela, berdaya tahan tubuh lebih baik sehingga saat terserang penyakit tak menimbulkan gejala separah orang lainnya. (fn/rp/gls/km) www.suaramedia.com

2 komentar: