Dua Hal yang Menjadikan SBY Mengungkit Monarki Yogya
Pernyataan Presiden SBY soal monarki Yogyakarta pada rapat kabinet tanggal 26 November lalu yang menyulut kemarahan rakyat Yogya, kemungkinan dilatarbelakangi dua motif politik SBY.
Dua motif itu disampaikan Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida, kepada wartawan. Menurutnya, ada kemungkinan SBY mengeluarkan pernyataan itu karena ingin menggantikan posisi Gubernur DIY yang sekarang dijabat Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada adik Sri Sultan yang bernama GBPH Prabukusumo.
Prabukusumo, walaupun sebagai adik Sri Sultan, tapi mempunyai afiliasi politik yang berbeda dengan kakaknya. Saat ini, Prabukusumo menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat propinsi Yogyakarta.
Perbedaan afiliasi politik di kalangan internal keraton itu, menurut Laode, bahkan menjurus ke arah perpecahan antar sesama keluarga.
Motif kedua, masih menurut Laode, adalah hasil survei Lembaga Survei Indonesia atau LSI tentang pemilihan Gubernur Yogyakarta.
Baru-baru ini, LSI melakukan survei tentang seperti apakah keinginan rakyat Yogyakarta dalam memilih gubernur mereka.
Hasil survei itu menunjukkan bahwa 71 persen rakyat Yogya menghendaki gubernur DIY dipilih secara langsung. Sementara, hanya 17 persen saja yang menghendaki gubernur dipilih secara penunjukkan seperti yang sekarang ini berlangsung. Tetapi, sekarang SBY sudah menuai getahnya akibat pernyataannya itu. Mnh/inilah
http://www.eramuslim.com/berita/nasional/dua-hal-yang-menjadikan-sby-mengungkit-monarki-yogya.htm
Rupanya memang benar dalam gerakan politik itu tidak ada faktor kebetulan. Tetapi semua sudah diagendakan dan dirancang dengan penuh tipu daya dan bahasa rayuan genderuwo terselubung dengan iklan opini publik. Berbagai kepentingan akhirnya muncul juga dengan tersibak sedikit demi sedikit. Namun... negarawan arif harusnya waspada. Selain kepentingan politik yg menjadi topeng dan slogan... biasanya ada kepentingan yang lebih besar dari itu... jangan2 ini adalah agendanya para Dajjal imperialis yg sedang menyaru dan menjadi Snouk Hurgronje nya zaman kini. Waspadalah wahai rakyat Indonesia... Nafsu dan taring2 dajjal sedang merajalela dinegeri ini....mencakar dan merobek-robek hingga tulang belulang... Waspadalah... antek2 kapitalis dan neokolonialis sedang merangsek negeri ini.. melalui lorong2 kekuasaan dan slogan politik dan intrik... Wassalam
BalasHapus