AS Mulai Kewalahan Hadapi Suriah?
Jumat, 27 Juli 2012, 07:47 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Analis AS, Webster Griffin Tarpley mengatakan Washington dan sekutunya kembali gagal menggulingkan pemerintah Suriah meskipun telah menggunakan segala cara termasuk memperalat milisi Alqaidah.
New York Times sempat melaporkan bahwa Presiden AS Barack Obama meninggalkan upaya penyelesaian diplomatik dalam konflik di Suriah. Tidak hanya itu, Gedung Putih juga meningkatkan bantuan kepada pemberontak Suriah dan melipatgandakan upaya untuk menggalang koalisi global untuk memaksa para pemimpin dunia menjatuhkan rezim Bashar al-Assad.
"Para diplomat AS telah melakukan kontak dengan para pejabat Israel dan Turki mengenai strategi untuk menggulingkan pemerintah Assad, " tulis New York Times.
Suriah menjadi ajang kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011 lalu yang disulut demonstrasi pro pemerintah Assad dan penentangnya. Namun kemudian, unjuk rasa damai itu berubah menjadi kekerasan berdarah dengan meningkatnya intervensi asing terhadap urusan dalam negeri Suriah.
Barat dan oposisi Suriah menuduh pemerintah membunuh para demonstran. Sebaliknya, pemerintah Damaskus menyalahkan penjahat, penyabot dan kelompok teroris bersenjata sebagai penyulut kerusuhan yang diplot dari luar negeri. Redaktur: Endah Hapsari. Sumber: IRIB/IRNA
Inilah Alasan AS dan Israel Hantam Suriah
Jumat, 27 Juli 2012, 05:57 WIB. http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/07/27/m7sif7-inilah-alasan-as-dan-israel-hantam-suriah
REPUBLIKA.CO.ID, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran (SNSC) Saeed Jalili mengatakan Washington dan Tel Aviv menargetkan Damaskus, karena pemerintah Suriah menjadi negara yang selama ini berkomitmen tinggi dalam mendukung perjuangan Palestina.
"Pemerintah Suriah adalah teladan di kawasan dalam mendukung gerakan perlawanan Palestina. Inilah alasan mengapa (Suriah) menjadi target AS, Zionis, dan teroris," kata Jalili dalam pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Suriah, Omar Ghalawanji di Teheran, Kamis (26/7).
"Sementara kebanyakan negara Arab lainnya justru pasif menyikapi perang 22 hari di Jalur Gaza pada tahun 2009. Suriah sangat mendukung bangsa Palestina," tegas Jalili.
Baru-baru ini, seorang pejabat Qatar yang membelot ke Venezuela mengatakan Israel mendorong Qatar menyulut kerusuhan di Suriah, Lebanon dan Yordania, yang merupakan bagian dari kebijakan AS di Timur Tengah.
Ia meninggalkan negaranya karena menentang kebijakan dalam dan luar negeri Doha, termasuk intervensi di Suriah. "Qatar memiliki pusat operasi bersama dengan agen intelijen Israel, yang memantau peristiwa yang berlangsung di Suriah melalui Turki. Badan intelijen Israel, Mossad, adalah pihak yang bertanggung jawab atas serangan bom di ibukota Suriah yang menewaskan sedikitnya empat pejabat keamanan pekan lalu," tegasnya. Redaktur: Endah Hapsari. Sumber: IRIB/IRNA
Suriah Melawan Liga Arab
INILAH.COM, Damaskus –
Suriah menolak permintaan Liga Arab agar
Presiden Bashar al- Assad lengser dari kekuasaannya.
"Kami mohon maaf, kenapa Liga Arab campur
tangan sampai pada tingkat urusan dalam negeri anggotanya,” ujar juru bicara
Kementerian Luar Negeri Jihad Makdissi pada konferensi pers Senin (23/7/2012),
di Damaskus. Menurutnya, keputusan di tangan rakyat Suriah, yang bisa
memutuskan nasib pemerintahnya.
"Jika bangsa-bangsa (Liga) Arab yang
bertemu di Doha
dengan santun menginginkan pertumpahan darah di Suriah dihentikan, mereka
seharusnya juga menghentikan pasokan senjata untuk para pemberontak.. Semestinya
mereka menghentikan propaganda,” ujar Makdissi.
“Semua pernyataan Liga Arab itu munafik.”
Liga Arab telah meminta Assad mengundurkan diri
dari jabatan presiden untuk mengakhiri pertumpahan dari di seluruh Suriah,
tulis Al Jazeera on line. “Ada
persetujuan di Liga Arab agar pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad
dipercepat,” ujar Perdana Menteri Qatar Sheikh
Hamad bin Khalifa Al-Thani kepada para wartawan pada akhir pertemuan para
menteri Liga Arab di Doha.
Liga Arab juga mendesak pemberontak yang
tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah membentuk pemerintahan transisional
persatuan nasional. "Kita meminta
oposisi dan Tentara Pembebasan Suriah segera membentuk pemerintahan persatuan
nasional,” ujar Sheikh Hamad sembari menjelaskan hasil-hasil pertemuan Liga
Arab.
Ia mendesak Assad untuk “berani” mengambil
keputusan untuk menyelamatkan negaranya yang terus berkecamuk dalam pertempuran
antara tentara pemerintah dan pemberontak.
Pada konferensi pers khusus dengan media asing,
pemerintah Suriah untuk pertama kali menyingkap bahwa Suriah mempunyai cadangan
senjata kimia dan biologis yang hanya akan digunakan kalau diserang pihak asing
dan tak akan digunakan untuk menyerang warga negaranya sendiri.
“Tidak akan pernah ada penggunaan senjata kimia
atau biologis, saya ulangi, tidak akan pernah, selama krisis Suriah tak perduli
apa pun perkembangan di dalam negeri Suriah,” ujar Makdissi.
“Semua jenis persenjataan ini tersimpan baik di
gudang yang diawasi dan disupervisi angakatan bersenjata Suriah dan tidak akan
pernah digunakan kecuali Suriah diserang pihak asing,” tambahnya.
Pernyataan Makdissi itu disampaikan setelah
pasukan Suriah pimpinan Maher al Assad, saudara kandung Presiden Bashar
al-Assad, yang didukung pesawat-pesawat helikopter bersenjata menghalau
pemberontak keluar dari sebuah distrik di Damakus, seminggu setelah penyerangan
di ibukota Suriah.
Anggota Angkatan Darat Suriah Divisi Keempat di
bawah komando Maher al-Assad membantai beberapa orang pemuda pada akhir pekan
lalu selama operasi pengendalian distrik Barzeh di Damaskus, ujar seorang
aktivis yang menyaksikan pembantaian.
Liga Arab dikabarkan koran China Daily
kemarin (23/7) mendesak PBB segera bertemu mendiskusikan kemungkinan pemutusan
hubungan diplomatik antara PBB dan Suriah.
Sebuah resolusi Liga Arab juga meminta PBB
menyetujui sebuah kawasan yang aman (safe zone) di Suriah untuk melindungi
keselamatan para warga Suriah dan segera membetuk pemerintahan transisional.
Gertak mengertak pemerintahan Bashar al-Assad
dukungan Rusia di satu pihak dan China dengan Liga Arab dan PBB di
pihak lain terus berlangsung dengan segala manuvernya. Tapi korban tewas akibat
semacam perang saudara di Suriah terus bergelimpangan. [mdr]
DUNIA
Rusia-China Veto DK PBB, Kofi Annan
Gigit
Jari
Oleh: Bachtiar
Abdullah
Jumat, 20 Juli 2012, 15:04 WIB
Jumat, 20 Juli 2012, 15:04 WIB
INILAH.COM,
New York - Rusia dan China telah
menjatuhkan veto atas resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang mengancam
menerapkan sanksi kepada pemerintah Suriah atas penggunaan kekerasan yang bisa
membunuh warga sipil dalam konflik yang kian memanas.
Pemungutan
suara para anggota DK PBB dilakukan Kamis (19/7) di markasnya di New York . Sebanyak 11
negara mendukung resolusi DK, dua negara menentang dan dua negara abstain.
Resolusi ini ketiga kalinya dimentahkan veto Rusia dan China dalam
sembilan bulan ini.
Anggota
DK terdiri dari 15 negara, lima
negara anggota tetap yang memiliki hak veto terhadap resolusi. “Inggris
mengecam veto Rusia dan China ,”
ujar Mark Lyall Grant, utusan Inggris, yang negaranya memimpin penyusunan
resolusi itu. Sementara AS mengecam langkah dua negara yang disebut
sebagai “sebuah keputusan yang patut disesalkan”.
“Veto
Rusia dan China
bisa membuat rezim Bashar al-Assad makin gila,” kata Jay Carney, juru bicara
Presiden AS Barack Obama, segera setelah resolusi DK diveto dua negara itu.
Resolusi
yang diveto itu akan memperpanjang tugas misi PBB di Suriah selama 45 hari ke
depan. Misi ini tidak bekerja efektif jika gencatan senjata yang digagas utusan
khusus PBB-Liga Arab Kofi Annan tak pernah bisa dilaksanakan.
Dewan
Keamanan masih punya waktu untuk menegosiasikan resolusi lainnya atas keyakinan
bahwa tugas misi PBB yang 90 hari akan diperpanjang pada Jumat tengah malam
nanti.
Meskipun
resolusi tadi menerapkan sanksi non-militer, dalam Bab VII Piagam PBB memungkinkan
DK melakukan tindakan-tindakan mulai dari sanksi diplomatik, sanksi ekonomi
hingga intervensi militer. Para anggota DK
dari negara-negara Barat mengatakan mereka membahas ancaman sanksi terhadap
Suriah, bukan intervensi militer.
“Sidang
ini membuat DK gusar. Duta Besar Jerman untuk PBB sangat mengecam posisi Rusia,
namun agak lunak terhadap komentar Dubes Prancis,” lapor wartawan Al Jazeera di
New York .
“Apa
yang kami lihat adalah siklus pembicaraan, pemungutan suara, veto yang mengecam
dan tidak seorang pun punya rencana jelas yang bisa memotong siklus ini
sekarang,” ujar wartawan Al Jazeera Alan Fisher.
Teks
resolusi DK didukung oleh AS, Prancis, Jerman dan Portugal . Rusia bilang tidak bisa
menerima sanksi sembari menuduh negara-negara Barat menjadi dalang resolusi itu
dan yang memang mencari jalan pembuka untuk bisa menekankan sanksi dan
keterlibatan militer lebih jauh dalam urusan-urusan dalam negeri Suriah.
“Kalkulasi
Barat menggunakan DK untuk rencana mereka yang lebih panjang untuk menekan
negara berdaulat tidak akan lolos dari sidang DK,” ujar Vitaly Churkin, dubes
Rusia untuk PBB, Kamis kemarin.
Kofi
Annan sehari sebelumnya menemui Presiden Vladimir
Putin dan Menlu Sergei Lavrov di Kremlin, untuk membujuk mereka agar keras
terhadap Suriah. Juru bicara Annan, mengatakan sunhguh sangat kecewa ketika
Annan tahu DK pun tak mampu mengakhiri konflik Suriah.
Konflik
Suriah sudah bergolak sekitar 16 bulan silam. Banyak pihak yang ingin menyudahi
rezim Bashar al-Assad yang membunuh 14 ribu warganya, sebagian besar dibunuh
oleh pasukan keamanan. [Dari berbagai sumber]
Iran Kembali Tegaskan Dukungan-nya terhadap Bashar Al Assad
Jum'at, 27 Juli 2012 http://www.hidayatullah.com/read/23951/27/07/2012/iran-kembali-tegaskan-dukungannya-terhadap-bashar-al-assad.html
Hidayatullah.com--Pemerintahan Iran menyatakan takkan merubah dukungannya kepada pemerintahan Bashar Al Assad. Melalui wakil presiden Iran Mohammad Reza Rahimi, dalam sebuah konferensi pers di salah satu stasiun televisi Iran, ia mengatakan bahwa koalisi antara Iran dan Suriah tidak bisa diganggu gugat.
“Rakyat Iran tidak akan merubah sikapnya pada Suriah dan akan mendukung mereka," jelas Rahimi seperti dikutip Arabnews.com.
Hal ini jelas berbeda dengan pernyataan di awal Juli 2012 oleh Menteri Luar Negeri Iran Ali AkbarSalehi. Saat itu Ali menyatakan siap menjadi fasilitator pembicaraan antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi untuk menemukan solusi perdamaian bagi Suriah.
Iran sendiri, akan membantu subsidi listrik bagi Suriah. Bantuan kelistrikan itu akan melalui kerjasama dengan pemerintahan Iraq. Hal ini semakin membuktikan kemesraan antara tiga negara yang saat ini didominasi oleh faksi Syiah yaitu Iran, Iraq dan Suriah.
Lebih dari itu, Iran yang sebelumnya mendukung gejolak Arab Spring menjadi berbeda 180 derajat dengan menuduh bahwa keberadaan revolusi di Suriah tidak lebih dari sebuah rekayasa konspirasi. Iran juga pada kondisi yang sama tetap menutup mata dengan jumlah 19.000 warga sipil yang terdiri dari mayoritas Sunni yang dibantai oleh pemerintahan Bashar Al Assad.*
Rep: Thufail Al-Ghifari
Red: Cholis Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar