Selasa, 13 Desember 2011

Pesawat AS tak Ditembak Jatuh, Tapi Kami Bajak......???? >>> .... Teka teki bagaimana Iran bisa menguasai pesawat siluman AS terkuak. Iran ternyata tak menembak jatuh pesawat tersebut melainkan menguasainya lewat piranti elektronik atau sistem kendalinya diretas....>>> ...Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmean parast mengatakan AS harus meminta maaf ke Iran terkait insiden mata-mata ini....>> ...hmmh.... Reuters, Pemerintahan Obama meminta Kongres untuk meringankan sanksi bagi Bank Sentral Iran. Mengapa? Menurut pemerintahan Obama, pembatasan transaksi Bank Sentral Iran bisa memicu lonjakan harga minyak. "Kalau harga minyak melonjak itu keuntungan bagi Iran. Mereka bisa memanfaatkannya untuk riset nuklir lagi yang kemungkinan mengarah ke persenjataan nuklir," demikian alasan Pemerintah ke Kongres....??? >>> ...Senator dari Partai Republik Mark Kirk dsn Senator dari Demokrat Bob Menendez menegaskan sanksi AS atas Iran sudah, "Keras, bertanggungjawab, dan adil," klaim mereka.....>>>....Tekan Iran, Harga Minyak akan Melesat ke 250 Dolar AS per Barel ?? .....>>>

AP/Vahid Salemi

Mahmoud Ahmadinejad

TERKAIT :



 

Ahmadinejad: Pesawat AS tak Ditembak Jatuh, Tapi Kami Bajak

 Ahmadinejad: Pesawat AS tak Ditembak Jatuh, Tapi Kami Bajak

Rabu, 14 Desember 2011 12:23 WIB


REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Teka teki bagaimana Iran bisa menguasai pesawat siluman AS terkuak. Iran ternyata tak menembak jatuh pesawat tersebut melainkan menguasainya lewat piranti elektronik atau sistem kendalinya diretas.
Demikian disampaikan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. "Ada orang orang kami yang berhasil menguasai pesawat siluman itu," kaa Ahmadinejad seperti diberitakan televisi Venezuela.
"Mereka akan terus menganalisa pesawat siluman itu. Kami bisa 'membajak' pesawat siluman itu karena teknologi kami yang modern, seperti sistem pesawat itu," kata dia lagi.
Ahmadinejad tidak menjelaskan lebih rinci soal bagaimana cara Iran menguasai pesawat mahal milik AS itu. Sementara Senin lalu Presiden AS Barack Obama meminta Iran mengembalikan pesawat AS. Namun Iran berniat tak akan menyerahkannya. "AS sudah ' memberikannya' pada kami," kata dia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmean parast mengatakan AS harus meminta maaf ke Iran terkait insiden mata-mata ini.

Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: CNN


Amerika Kena 'Batunya', Takut Harga Minyak Melesat Obama Minta Kongres Tunda Sanksi Iran

Rabu, 07 Desember 2011 08:03 WIB


    
telegraph.co.uk
Amerika Kena 'Batunya', Takut Harga Minyak Melesat Obama Minta Kongres Tunda Sanksi Iran

 Kenape... mas.... kaya mau ujian class aja.... 

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Apa yang bisa membuat AS sedikit bertekuk lutut pada Iran? Salah satu jawabannya mungkin minyak. Pemerintahan Presiden Barack Obama baru-baru ini mencoba menekan Kongres AS untuk meringankan sanksi ekonomi atas Iran.
Padahal sanksi itu belum sebulan lalu diterapkan AS, Inggris dan Israel. Sanksi itu terkait transaksi finansial dan Investasi asing di Iran yang diklaim sebagai tempat cuci uang. Israel cs mengeluarkan sanksi karena khawatir dengan perkembangan nuklir di Iran yang menurut mereka mengarah ke level militer.
Seperti dikutip Reuters, Pemerintahan Obama meminta Kongres untuk meringankan sanksi bagi Bank Sentral Iran. Mengapa? Menurut pemerintahan Obama, pembatasan transaksi Bank Sentral Iran bisa memicu lonjakan harga minyak.
"Kalau harga minyak melonjak itu keuntungan bagi Iran. Mereka bisa memanfaatkannya untuk riset nuklir lagi yang kemungkinan mengarah ke persenjataan nuklir," demikian alasan Pemerintah ke Kongres.
Dalam permintaannya itu, Obama menjelaskan, sebaiknya sanksi ekonomi atas bank sentral Iran ditunda hingga enam bulan ke depan. Selain itu mereka juga meminta perubahan aturan bagi investor asing untuk bisa  bertransaksi dengan bank sentral Iran.
Namun usulan ini ditolak mentah- mentah oleh Senat AS. Mereka mengambil voting dengan hasil 100-0 menyatakan menolak permintaan Pemerintahan Obama untuk meringankan sanksi AS.
Senator dari Partai Republik Mark Kirk dsn Senator dari Demokrat Bob Menendez menegaskan sanksi AS atas Iran sudah, "Keras, bertanggungjawab, dan adil," klaim mereka.
 "Kalau rezim Iran yang brutal itu bisa mencapai tujuan  mereka, yaitu memiliki bom nuklir, maka itu kesalahan kami di Kongres dan Senat," kata Kirk.
 Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Reuters


Diteror, Bom Meledak di Dekat Kedubes Inggris di Bahrain

Minggu, 04 Desember 2011 22:30 WIB
 Diteror, Bom Meledak di Dekat Kedubes Inggris di Bahrain
DUBAI-- Satu bom yang ditempatkan di bawah  kendaraan meledak di dekat Kedutaan Besar Inggris di ibu kota Bahrain, Manama, Ahad pagi.  Tak ada korban  korban jiwa akibat ledakan itu,  kata Kementerian Dalam Negeri Bahrain.
"Mengingat kuatnya ledakan dan puing yang berserakan, bahan peledak yang digunakan sangat kuat," kata juru bicara kementerian tersebut di dalam komentar di akun Twitter.
"Ledakan tersebut adalah akibat dari paket yang ditempatkan di bawah ban depan," katanya. Ia menggambarkan kendaraan itu adalah satu busmini yang diparkir sekitar 50 meter dari kompleks kedutaan besar tersebut.
Bahrain telah menghadapi ketegangan sejak protes pro-demokrasi meletus pada Februari, setelah revolusi di Mesir dan Tunisia. Pemerintah memberlakukan peraturan darurat selama hampir tiga bulan dan memerintahkan penangkapan massal serta pengadilan guna menggilas protes warga.
Pemerintah, yang didominasi oleh Muslim Sunni keluarga Al Khalifa, mengatakan protes tersebut --yang dipimpin oleh kelompok mayoritas Syiah-- memiliki latar-belakang sektarian dan dipicu oleh negara Syiah Iran.
Komisi pencari fakta yang ditaja pemerintah dan dipimpin oleh pengacara hak asasi internasional pada November mengatakan tak ada bukti campur-tangan Iran tapi Bahrain menyatakan "ada hasutan oleh media Iran". 
Krisis diplomatik antara Iran dan Bahrain bertambah dalam pekan terakhir November, setelah kelompok pemuda menyerbu Kedutaan Besar Inggris di Teheran, dalam protes terhadap sanksi perbankan yang dijatuhkan Inggris sehubungan dengan program energi nuklir Iran.
London menarik diplomatnya dari Teheran dan mengusir diplomat Iran dari Inggris, dan negara lain Eropa menarik utusan mereka dari Teheran dalam dukungan bagi Inggris. Iran membantah program nuklirnya bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Antara


Israel cs Bakal Sengsara Tekan Iran, Harga Minyak akan Melesat ke 250 Dolar AS per Barel ?? 

Minggu, 04 Desember 2011 17:57 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Provokasi Israel, Inggris, dan Amerika Serikat atas Iran terus berlangsung. Provokasi ini terkait kekhawatiran tiga negara itu atas fasilitas nuklir Iran yang diklaim berbau militeristik.
Ketiganya bahkan sudah menerapkan sanksi ekonomi atas Iran. Namun negara Persia ini tak kurang beraninya.
Ketua Komite Ekonomi Parlemen Iran, Arsalan Fathipour, mengatakan bila ketiga negara itu berani menerapkan sanksi atas sektor energi Iran, Iran akan membalasnya dengan serius. 
"Harga minyak internasional bisa melesat ke 250 dolar AS per barel, berani tidak mereka?" kata Fathipour seperti dikutip Fars.
Ia menambahkan, saat ini pun akibat sanksi atas Iran, harga minyak dunia sudah kembali melonjak. Ia tegaskan, Iran tahu negaa barat butuh energi fosil berlimpah dari negaa pengekspor minyak. Iran, saat ini, adalah salah satu negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia
"Percayalah, sanksi baru ini tak akan berakiba banyak bagi Iran. Malahan bakal gagal. Kami justru pemenang sejatinya dari 'permainan' ini," kata dia. 
AS, Inggris dan Kanada pada 21 November lalu mengembargo minyak dari Iran sehubungan isu nuklir. Isu ini telah berkembang sedemikian rupa menjadi ancaman perang di kawasan itu. Iran membantah mengembangkan fasilitas militer nuklir dan mengklaim nuklirnya semata untuk keperluan sipil seperti listrik.
Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Fars







1 komentar:

  1. teknologi iran sudah tinggi, mereka terbukti mampu meretas pesawat siluman yang seharusnya tak terlacak, itu merupakan prestasi yang luar biasa, dan Amerika harus hati hati karena teknologi pesawatnya pasti akan ditiru dan dimodifikasi oleh negara lain

    BalasHapus