Rabu, 14 Desember 2011

Miris....Miris.... Ngeri...Ngeri.... Saadiss...Saadiss.....Benar2 Tak berperikemanusiaan.. Benar2.. berjiwa Dajjal...!!!....Ada Apa Dinegeri Republik ini....!!!!..... Dan Apa itu Polisi.??...TNI.....?? Pam Swakarsa....??? ... Rakyat dan petani itu hidupnya hanya tergantung dengan lahan2 yang menjadi garapan dan hak2 WNI di tanah airnya... Mereka hanya ingin hidup... layak... dinegerinya sendiri.... !!! Ada apa ini... Hayyo DPR.. usut dan uruslah dengan benar.. Kok ada Pengusaha... yang mungkin juga aparat dan Pemerintahan Daerah atau mana lagi....yang terlibat...??? Rakyat itu tidak nyolong dan dan tidak minta2 kepada Pemerintahan saja sudah bagus... Mereka berhak atas hajat hidup mereka... Kok dibunuh dan diadu domba dengan Pam Swakarsa... mungkin juga para preman2 dan pembunuh bayaran....??? Aduh..!!! Aduh..!! ini keterlaluan... dan sudah lebih dari setahun kok baru dibuka beritanya...??? Siapa2 terlibat..?? Pembunuhan rakyat secara berencana..dan terkonsepkan nampaknya...??? Ayyo.. mana itu..KontraS....atau apa itu yang dahulu dipimpin Sdr alm Munir...??? Kok sekarang tidak ada gaungnya...?? ... Hayyo DPR..hayyoo Pk SBY.. mana taring2mu yang konon galak2....dan sangat hebat2..dan pemberani...Mana Jiwa Jendralmu hay Pk SBY...??? Ini kezhaliman terhadap Ralyat Petani di Mesuji...Lampung... Sangat... menyesakkan... Ini krimnal terencana dan terkonsepkan oleh... pihak2 yang benar2..kasat mata...!!! Hayooo mana Komnas HAM.. yang konon sangat berani2...>> Hayyo jangan hanya ingin duitnya saja... dan sumbangan atau dana ini dan dana itu... yang konon dari uang2 penyokongnya di LN...??? Hahh.... Rakyat.. Ya Rabb.. tolonglah kami orang terzhalimi... oleh para antek2 Pengusaha Serakah dan Kelompok dan Aparat2 Bayaran...dan haus darah...>> Ya Rabb berilah tangan perlindunganMu terhadap hamba2 kami yang sangat terzhalimi... oleh para kaum serakah dan pendusta....Balaskanlah terhadap mereka dan siapapun yang menyokong dan melibatkan diri mereka untuk menganiaya kami2 yang terzhalimi... hancurkanlah Regim Pendusta-Regim Pembohong -Dan Regim Zhalim ini...segera..dan hinakan mereka dengan Kehinaan yang besar...!!! Aaamiin.. >>> RABU, 14 DESEMBER 2011 | 20:42 WIB Polda Lampung Bantah Pembantaian Petani Mesuji Besar Kecil Normal TEMPO.CO, Bandar Lampung - Kepolisian Daerah Lampung membantah tudingan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan di wilayah Kabupaten Mesuji Lampung. Dia mengatakan data yang dibeberkan itu tidak sepenuhnya benar. “Saya pastikan tidak seperti itu faktanya. Kasus gorok-gorokan itu bukan dilakukan aparat tetapi oleh satuan pengamanan salah satu perusahaan perkebunan,” kata Kepala Kepolisian Daerah Lampung Brigadir Jenderal Joodie Rosseto, Rabu, 14 Desember 2011. Informasi pembantaian massal ini menyeruak tadi pagi saat pihak korban yang ditemani Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi mendatangi Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka menunjukkan bukti rekaman video yang memperlihatkan 30 orang petani Mesuji dibunuh dengan cara keji, bahkan ada yang dipenggal kepalanya. Joodie mengatakan gambar vulgar kekerasan itu diduga terjadi pada bulan April 2011 lalu di Desa Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Saat itu terjadi bentrok antara satuan pengamanan perusahaan dan petani yang menewaskan tujuh orang warga. “Saya akan menyelidiki dan mendalami tuduhan serius itu,” tegasnya. Menurut data Kepolisian Daerah Lampung, di Kabupaten Mesuji konflik lahan yang berpotensi memicu konflik terjadi di wilayah Register 45 yang diklaim milik sebuah perusahaan dan warga di sekitar perkebunan milik perusahaan lainnya. Bulan pertengahan September 2011 bentrokan terjadi di kawasan Pekat Mesuji yang menewaskan dua orang dan melukai belasan lainnya. Setelah itu, pada 10 November 2011 terjadi bentrokan lainnya yang menewaskan 1 orang dan melukai 6 orang. Dia mengaku heran dengan data dan tayangan rekaman video di ruang sidang Komisi III DPR RI. Saat ini, pihaknya sudah mengusut dan menindak aparat yang terbukti bersalah dalam peristiwa bentrok di areal perkebunan tersebut. Kedua anggota polisi itu Ajun Komisaris Hutagaol dan Ajun Inspektur Satu Dian telah ditahan karena dianggap tidak disiplin saat bertugas sehingga menyebabkan satu orang tewas dan enam orang lainnya terluka. “Kami berupaya berada di tengah dan tidak memihak. Kewajiban polisi melindungi siapa saja yang meminta perlindungan,” tegasnya. NUROCHMAN ARRAZIE ...>> Kok Polisi diam saj... gak ada kejelasan siapa2 yng ditindak..??? Ada apa ini di Mesuji Lampung...!!! Ini konon bukan fakta....??? Rekayasa...Siapa..?? Konon 30 Rakyat Petani dibantai..??? Kok gak ada berita.. April 2011??? Semua orang Diam...??? Karena mau pesta Seagame...???? Yah semua ditutupi..??? Hey itu Ketua MPR kkan orang Sumatera Selatan... Kok gak tahu Peristiwa Lampung-Mesuji..??? Polisi...??? Polisi...??? Mana...?? Mana... Negara... in punya aparat atau tidak..??? Apa martabat Presidennya.. kalau keadaan.. sperti ini... ??? Hayyo itu ada apa lagi di Ambon.... dan di Irian barat [Papua]...??? Benar2.... Sadisssss.....!!!!

Sangat mengerikan, video penyembelihan warga Mesuji, diputar di DPR.

Ngeri!!! Mengerikan.....!!!!.....Sangat Zhalim dan Sangat Kejaamm.....!!!
Siraaj
Kamis, 15 Desember 2011 09:26:05


JAKARTA (Arrahmah.com) – 
Aparatkah yang menyembelih petani di Mesuji, Lampung, karena bentrok lahan pertanian karet dan sawit? Sangat mengerikan menyaksikan video penyembelihan, juga penembakan dan perusakan perumahan petani di Mesuji, Lampung, yang terjadi setahun lalu pada bulan November dan pada hari Rabu (14/12/2011), dipertontonkan oleh beberapa orang pengurus Lembaga Adat MEGUOPAK anggota DPR Komisi III.

Terlihat di video yang diputar di DPR tersebut, seseorang berpakaian gelap sedang menyembelih seorang petani di tengah teriakan dan tembakan, kemudian potongan kepala itu dipertontonkan dan di foto. 
Kemudian ditunjukkan juga dua petani yang mati berlumuran darah di tengah lapangan terbuka di kelilingi aparat berseragam hijau dan hitam. Di akhir pemutaran video, tampak dua kepala diletakkan di atas kap truk, sementara puluhan warga tampak melihat dari kejauhan,
Lahan PT. Silva Inhutani adalah objek sengketa warga Mesuji, Lampung, adalah milik warga negara Malaysia bernama Benny Sutanto alias Abeng. Investasi pengusaha Malaysia ini dilakukan sejak tahun 2003, namun upaya PT. Silva Inhutani membuka lahan untuk menanam kelapa sawit dan karet selalu ditentang penduduk setempat.
Para pengusaha ini meminta bantuan kepada aparat keamanan untuk mengusir penduduk karena tidak mampu mengusir, disamping itu perusahaan ini membentuk PAM SWAKARSA yang membenturkan rakyat dengan rakyat. Tetapi di belakangnya adalah aparat kepolisian, timbul korban ketika mengadu mereka tidak dilayani malah jadi korban kembali,” katan Bob Hasan, pengara warga Mesuji, Lampung.
“Sangat mengerikan,” kata Bambang Soesatyo anggota Komisi II DPR. “Harus diusut sampai tuntas siapapun pelakunya,” tandas Bambang. (md/arrahmah.com)

Heboh Pembantaian Keji Petani Lampung

Para korban mengadu ke DPR, ada petani dipenggal kepalanya. Dipicu konfik tanah.


RABU, 14 DESEMBER 2011, 23:04 WIB



Arfi Bambani Amri, Anggi Kusumadewi, Nila Chrisna Yulika, Ismoko Widjaya
VIVAnews 



Puluhan warga Mesuji, Lampung, mengadu ke Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat. Didampingi sejumlah tokoh, mereka melaporkan pembunuhan keji pada awal tahun 2011 saat terjadi upaya penggusuran atas tanah pertanian mereka.
Dalam pengaduannya ke Komisi III ini, warga Lampung yang diwakili oleh kuasa hukumnya, Bob Hasan, memutar video kekerasan yang diduga dilakukan oleh orang-orang berseragam. Dalam video itu tampak adanya aksi pembantaian keji oleh orang-orang berseragam aparat.
Yang menghebohkan adalah dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria. Sementara tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala memegang kepala yang terpenggal. Selain merekam pembunuhan keji lainnya, video lain memperlihatkan kerusakan rumah penduduk.
"Bangunan ibadah dihancurkan, hasil panen singkong juga dirampas. Aparat juga melakukan pemerkosaan terhadap janda, pada saat penggusuran," kata Bob Hasan di Gedung DPR, Rabu 14 Desember 2011.
Dipicu sengketa lahan
Peristiwa ini berawal dari perluasan lahan oleh perusahaan PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri pada 1997 itu, diduga menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet.
Mantan anggota DPR Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi yang ikut mendampingi warga mengatakan, perusahaan itu kesulitan mengusir penduduk, dan kemudian meminta bantuan aparat. Selain meminta bantuan aparat, perusahaan itu juga membentuk kelompok keamanan sendiri.
"Mereka bentuk Pam Swakarsa untuk membenturkan rakyat dengan rakyat, tapi di belakangnya aparat. Ketika warga mengadu ke aparat tidak dilayani. Intimidasi dari oknum aparat dan pihak perusahaan sangat masif di sana," kata Saurip. Dalam aksi penggusuran itu, setidaknya ada 30 korban tewas dan ratusan warga terluka sejak tahun 2009 sampai 2011.
PT Silva Inhutani membantah adanya pembantaian keji sebagaimana santer diberitakan. Mereka yakin tidak ada peristiwa sadistis yang terjadi di lokasi perusahaan mereka. "Indonesia itu negara hukum, bagaimana mungkin bisa terjadi peristiwa seperti itu?" kata Sudirman yang mengaku sebagai staf akunting PT Silva Inhutani kepada VIVAnews.comlewat telepon, Rabu 14 Desember 2011. Sebelumnya, dua staf di perusahaan itu menyatakan Sudirman adalah pejabat di perusahaan itu yang membawahi masalah Lampung.
Menurut Sudirman, tudingan itu sama sekali tidak benar. "Masak ada pembantaian tapi tidak ada aparat yang menghalangi? Belum pernah ada kejadian seperti itu," ujar Sudirman.
120 petani ditahan
Sementara salah satu penduduk yang menjadi korban dari Desa Simpang Pematang, Mesuji, Mathias Nugroho, meminta kepada para anggota Komisi Hukum untuk mendesak Kepolisian memberi perlindungan kepada warga. Hingga saat ini warga terus dihantui rasa takut.
Mathias menceritakan, setidaknya ada 120 warga yang ditahan Kepolisian. Salah satunya, ayahnya, Yudas, dengan sangkaan menduduki lahan tanpa izin. "Bapak saya ditahan sudah tujuh bulan. Sudah divonis satu tahun di pengadilan. Yang lain ada yang masih ditahan. Ada juga yang sudah bebas," kata Mathias.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Ifdhal Kasim, menyatakan ini kasus lama yang terjadi pada awal 2011. Komnas HAM, menurut Ifdhal, bahkan sudah sejak lama melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib. "Tapi belum ada tindakan sampai sekarang, seperti dibiarkan,” kata Ifdhal ketika dihubungi VIVAnews, Rabu 14 Oktober 2011.
Ifdhal menjelaskan, pembunuhan di Mesuji terjadi karena konflik antarmasyarakat. “Preman-preman pemilik tanah diduga membunuh petani yang menyerobot tanah suatu perusahaan,” ujar Ifdhal.
Lebih lanjut ia bahkan mengungkapkan, pembunuhan semacam itu bukan hanya terjadi sekali di Lampung. "Selain Mesuji, terjadi juga di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Di sana memang daerah yang sangat keras,” kata Ifdhal. Video pembunuhan-pembunuhan itu, kata Ifdhal, bahkan sudah lama beredar di publik.
Soal pelaku pembunuhan yang diduga melibatkan aparat penegak hukum, Ifdhal mengaku tidak tahu pasti. “Kami belum mendapat indikasi yang jelas. Ada juga yang bilang, (oknum berseragam) itu adalah preman-preman dari perusahaan yang punya tanah,” kata Ifdhal.
Menanggapi hal ini, anggota komisi Hukum dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo yang saat itu memimpin pertemuan dengan warga Lampung mengatakan, akan segera menindaklanjuti kasus ini. "Telah terjadi perbuatan biadab oleh PT Silva Inhutani dan kami, Komisi 3, akan melakukan langkah-langkah selanjutnya," kata dia.
Sementara itu, anggota komisi hukum dari fraksi Partai Golkar Nudirman Munir meminta menghadirkan Kapolda Lampung pada saat rapat dengan Kapolri dengan Komisi III, Rabu malam. Komisi III meminta rekaman video itu untuk dijadikan barang bukti. "Nanti akan kami tunjukkan ke Kapolri," kata Bambang.
Reaksi Polri
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo pun memberikan penjelasan terkait isu pembantaian massal 30 petani di Lampung, di Komisi III Bidang Hukum DPR. Menurutnya ada dua kejadian di wilayah Mesuji. Pertama di kecamatan Mesuji, Sumatera Selatan, 21 April 2011. Sedangkan untuk Mesuji, Lampung, terjadi 11 November 2011. 

"Wilayah Mesuji memang berada di Sumsel dan Lampung. Keduanya memang satu batas dan berdekatan," kata Timur di DPR, Jakarta, Rabu 14 Desember 2011. Lokasi keduanya itu bisa ditempuh sekitar 4 jam dari Polres.

Timur menjelaskan, untuk kejadian di Mesuji (Sumsel), masalah berawal saat ada sengketa lahan. Sebelumnya, sengketa itu dimediasi pemerintah daerah. Namun, pada 21 April 2011, terjadi pengeroyokan. "Sekarang ada 6 tersangka yang menjalani peradilan. Tinggal menunggu sidang," kata dia.

Sedangkan untuk kejadian di Mesuji (Lampung), itu juga disebabkan adanya sengketa lahan. Tetapi kejadiannya terjadi pada 11 November 2011. "Saat itu ada warga disandera oleh warga lainnya. Polisi lalu datang untuk mengevakuasi. Tapi di tengah jalan dihadang. Polisi kemudian melakukan penembakan," jelasnya. Kapolri menambahkan, saat ini polisi membawa senjata sudah disita dan diproses di pengadilan.

Soal video itu, Mabes Polri akan terus melakukan penyelidikan, dan akan melindungi perekam video pembantaian petani di Mesuji, Lampung, itu. Polisi mencari keterangan tambahan dari pelapor. "Prinsipnya, Polri akan melindungi siapapun. Bahkan tersangka pun kalau mau digebukin orang harus kami lindungi," kata Kabareskrim Komjen Sutarman di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 14 Desember 2011.

Namun Sutarman masih merahasiakan siapa pelapor video tersebut. "Kalau pemberi informasi saya sebut namanya kan nanti tidak mau kasih informasi lagi," ujarnya. Polisi, lanjut Sutarman, juga akan mencari informasi mengenai peristiwa pembantaian tersebut. "Kita cari dari mana sumbernya. Kalau kita bicara logika masa iya sih orang sadis gitu," ujarnya.(np)

• VIVAnews

Kontras Kecam Aksi Kekerasan oleh Polisi

Dugaan pelanggaran HAM itu kerap terjadi pada kasus-kasus tertentu.

RABU, 29 JUNI 2011, 17:54 WIB
Ismoko Widjaya, Nila Chrisna Yulika
VIVAnews - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan membeberkan sejumlah kekerasan yang diduga dilakukan anggota Polri. Sepanjang Juni 2010-Juni 2011, telah terjadi terjadi 85 kali peristiwa kekerasan yang diduga dilakukan anggota Polri dengan jumlah korban sebanyak 373 orang.

"Kami meyakini peristiwa kekerasan yang terjadi berjumlah lebih banyak dari catatan ini, karena pemantauan tidak mungkin dilakukan secara massif dan intensif," kata Koordinator Kontras Harris Azar dalam siaran persnya, Rabu 29 Juni 2011.

Dugaan pelanggaran HAM itu kerap terjadi pada kasus-kasus tertentu. Misalnya, dalam penanganan konflik tanah dan modal, penggunaaan kekuatan yang berlebihan, khususnya dalam upaya pemberantasan terorisme, dan kriminalisasi terhadap masyarakat.

Dalam catatan Kontras, pendekatan senjata api banyak digunakan Densus 88 sepanjang Juni 2010-Juni 2011. Setidaknya dari 13 operasi anti-terorisme Densus 88, 30 orang tewas tertembak oleh Densus 88, sebanyak 9 orang luka tembak, 30 orang merupakan korban penangkapan sewenang-wenang dan akhirnya dibebaskan karena tidak terbukti terlibat dalam aksi teror yang disangkakan.

Sementara itu, pembiaran polisi terhadap kasus-kasus yang berhubungan dengan kelompok-kelompok agama juga marak terjadi. Berdasarkan pemantauan Kontras, sebanyak 36 peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kekerasan (vigilante) di wilayah Indonesia.

"Dari keseluruhan peristiwa itu, aparat Polri berada di lokasi namun tidak melakukan tindakan hukum yang tegas. Polri bahkan justru 'mengamankan' kelompok agama/keyakinan minoritas dengan melarikan mereka dari tempat perisitiwa," kata Harris.

Pembiaran juga terjadi pada beberapa indikasi kejahatan yang sebenarnya sudah muncul di kalangan masyarakat dalam konteks penyebaran kebencian hate speech di mesjid-mesjid atau wilayah publik lainnya. Namun, aparat kepolisian tampak gamang dan bahkan memilih untuk membiarkan penyebaran tersebut terjadi di masyarakat. "Jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan bibit-bibit radikalisme akan semakin menguat" kata dia.

Dikonfirmasi soal dugaan-dugaan kekerasan yang kerap dilakukan anggota Polri, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Polisi Boy Rafi Amar mengatakan kekerasan yang dilakukan anggota polisi saat menjalankan tugas wajar terjadi.

"Bisa saja itu terjadi, yang menyatakan seperti itu mungkin bener ya, wajar," kata Boy di Jakarta, Senin 27 Juni 2011 lalu. Polisi, bekerja dalam manajemen, mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Sehingga, apapun yang dilakukan polri selalu berada di bawah pengawasan.

Boy menambahkan, pada prinsipnya tak ada peraturan yang membenarkan polisi untuk melakukan kekerasan dalam menjalankan tugasnya. "Kecuali dalam konteks kekerasan petugas berdasarkan hukum, seperti senjata api," kata dia. (umi)

• VIVAnews

Komnas HAM Lama Laporkan Pembantaian Lampung

"Kasus lama, sudah dilaporkan ke polisi, tapi seperti dibiarkan," kata Ketua Komnas HAM.

RABU, 14 DESEMBER 2011, 15:18 WIB
Anggi Kusumadewi
VIVAnews – Ketua Komisi Nasional Ham Asasi Manusia, Ifdhal Kasim, menyatakan bahwa pembunuhan keji terhadap warga Mesuji, Lampung, adalah kasus lama yang terjadi pada awal 2011. Komnas HAM, menurut Ifdhal, bahkan sudah sejak lama melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib.

“Kasus itu sudah pernah kami selidiki, bahkan kami sampaikan dan laporkan ke polisi. Tapi belum ada tindakan sampai sekarang, seperti dibiarkan,” kata Ifdhal ketika dihubungi VIVAnews, Rabu 14 Oktober 2011. Ia pun menyesalkan polisi yang tidak cepat mengusut konflik Mesuji yang berakhir dengan pembunuhan bahkan pembantaian tersebut.

Ifdhal menjelaskan, pembunuhan di Mesuji terjadi karena konflik antarmasyarakat. “Preman-preman pemilik tanah diduga membunuh petani yang menyerobot tanah suatu perusahaan,” ujar Ifdhal. Lebih lanjut ia bahkan mengungkapkan, pembunuhan semacam itu bukan hanya terjadi sekali di Lampung.

“Di daerah situ memang banyak konflik tanah yang yang berakhir dengan pembunuhan. Selain Mesuji, terjadi juga di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Di sana memang daerah yang sangat keras,” kata Ifdhal. Video pembunuhan-pembunuhan itu, kata Ifdhal, bahkan sudah lama beredar di publik.

“Sebetulnya video itu tidak bisa dilihat oleh umum, karena itu kekejaman yang sangat luar biasa. Pelakunya pun seharusnya segera ditangkap,” tegas Ifdhal. Komnas HAM, menurutnya, sudah melaporkan kasus tersebut ke Polsek dan Polda Lampung.

Soal pelaku pembunuhan yang diduga melibatkan aparat penegak hukum, Ifdhal mengaku tidak tahu pasti. “Kami belum mendapat indikasi yang jelas. Ada juga yang bilang, (oknum berseragam) itu adalah preman-preman dari perusahaan yang punya tanah,” kata Ifdhal.

Kesaksian Warga Mesuji

Hari ini, puluhan warga Mesuji, Lampung, mengadu ke Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, tentang pembunuhan keji di daerah mereka saat terjadi penggusuran terhadap lahan warga. Atas kekejian ini, sekitar 30 warga Lampung tewas.

Dalam pengaduan mereka ke Komisi III DPR ini, warga Lampung yang diwakili oleh kuasa hukum Bob Hasan memutar video kekerasan di Mesuji tersebut. Dalam video itu diperlihatkan adanya pembantaian yang dilakukan dengan keji oleh orang-orang berseragam aparat.

Ada dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria, sementara tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala sedang memegang kepala yang telah terpenggal. Selain merekam pembunuhan keji itu, video lain juga memperlihatkan kerusakan rumah penduduk.

“Bangunan ibadah dihancurkan, hasil panen singkong juga dirampas. Aparat juga melakukan pemerkosaan terhadap janda, pada saat penggusuran,” kata Bob Hasan di Gedung DPR, Rabu 14 Desember 2011. Peristiwa ini, menurutnya, berawal dari perluasan lahan oleh perusahaan PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu terus menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet.

Mantan anggota DPR Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi yang ikut mendampingi warga mengatakan, perusahaan Silva Inhutani kesulitan mengusir penduduk, sehingga kemudian meminta bantuan aparat. Perusahaan itu juga membentuk kelompok keamanan sendiri.

“Mereka bentuk Pam Swakarsa untuk membenturkan rakyat dengan rakyat. Tapi di belakang mereka ada aparat. Jadi ketika warga mengadu ke aparat, tidak dilayani. Intimidasi dari oknum aparat dan pihak perusahaan sangat masif di sana,” kata Saurip. Dalam aksi penggusuran itu, kata dia, setidaknya ada 30 korban tewas dan ratusan warga terluka sejak tahun 2009 sampai 2011.

Bantahan Silva Inhutani

PT Silva Inhutani sendiri membantah adanya pembantaian keji tersebut. Mereka mengaku yakin tidak ada peristiwa sadis yang terjadi di lokasi perusahaan mereka. “Indonesia itu negara hukum. Bagaimana mungkin bisa terjadi peristiwa seperti itu?” kata Sudirman yang mengaku sebagai staf akunting PT Silva Inhutani.

Sebelumnya, dua staf di perusahaan itu menyatakan Sudirman adalah pejabat di perusahaan itu yang membawahi masalah Lampung. (Selengkapnya bantahan PT Silva baca di sini)
• VIVAnews

PT Silva: Tak Ada Pembantaian Petani Lampung

Pemberitaan atau tudingan itu sama sekali tidak benar.

RABU, 14 DESEMBER 2011, 14:34 WIB
Ismoko Widjaya
VIVAnews - PT Silva Inhutani, perusahaan yang namanya disebut dalam kasus penyerobotan lahan yang mengakibatkan 30 petani tewas di Lampung, membantah adanya pembantaian keji sebagaimana santer diberitakan. Mereka hakulyakin tidak ada peristiwa sadistis yang terjadi di lokasi perusahaan mereka.

"Indonesia itu negara hukum, bagaimana mungkin bisa terjadi peristiwa seperti itu?" kata Sudirman yang mengaku sebagai staf akunting PT Silva Inhutani kepada VIVAnews.com lewat telepon, Rabu 14 Desember 2011. Sebelumnya, dua staf di perusahaan itu menyatakan Sudirman adalah pejabat di perusahaan itu yang membawahi masalah Lampung.

Menurut Sudirman, tudingan itu sama sekali tidak benar. Kalau memang ada peristiwa sadistis seperti yang dituduhkan itu, tidak mungkin tak tercium aparat penegak hukum.

"Masak ada pembantaian tapi tidak ada aparat yang menghalangi? Belum pernah ada kejadian seperti itu," ujar Sudirman. "Yang saya tahu, tidak pernah ada kejadian seperti itu."

Kabar adanya pembantaian massal ini terkuak saat para petani mendatangi Komisi III Bidang Hukum DPR pagi tadi, Rabu, 14 Desember 2011. Didampingi Mayor Jenderal (Purn) TNI Saurip Kadi, mereka membawa bukti rekaman video pembantaian 30 petani di Tulang Bawang Induk dan Tulang Bawang Barat, Lampung.

Dalam video itu jelas terlihat adanya pembantaian yang dilakukan dengan keji oleh orang-orang berseragam loreng. Bahkan, ada dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria. Satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup wajah tampak memegang kepala yang telah dipenggal. Video itu juga memperlihatkan rumah penduduk yang rusak parah.

Peristiwa ini berawal dari perluasan lahan oleh PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu dituduh para petani telah menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet. (kd)

• VIVAnews

Pembantaian Petani Lampung Diadukan ke DPR

Laporan disertai video berisi pemenggalan kepala dua orang petani.

RABU, 14 DESEMBER 2011, 12:17 WIB
Arfi Bambani Amri, Syahrul Ansyari, Nila Chrisna Yulika
VIVAnews - Puluhan warga Mesuji, Lampung, mengadu ke Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, melaporkan pembunuhan keji yang diduga dilakukan oleh aparat penegak hukum pada awal tahun 2011. Pembunuhan keji ini dilakukan saat penggusuran terhadap masyarakat dilakukan.
Atas kekejian ini, sekitar 30 warga Lampung tewas. Dalam pengaduannya ke Komisi III ini, warga Lampung yang diwakili oleh kuasa hukumnya, Bob Hasan, memutar video kekerasan yang diduga dilakukan oleh aparat penegak hukum. Dalam video itu diperlihatkan adanya pembantaian yang dilakukan dengan keji oleh orang-orang berseragam aparat.
Ada dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria. Sementara tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala memegang kepala yang telah terpenggal. Selain merekam pembunuhan keji lainnya, video lain memperlihatkan kerusakan rumah penduduk.
"Bangunan ibadah dihancurkan, hasil panen singkong juga dirampas. Aparat juga melakukan pemerkosaan terhadap janda, pada saat penggusuran," kata Bob Hasan di Gedung DPR, Rabu 14 Desember 2011.
Peristiwa ini berawal dari perluasan lahan oleh perusahaan PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu, terus menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet.
Sementara, mantan anggota DPR Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi, yang ikut mendampingi warga mengatakan, perusahaan itu kesulitan mengusir penduduk dan kemudian meminta bantuan aparat. Selain meminta bantuanaparat, perusahaan itu juga membentuk kelompok keamanan sendiri.
"Mereka bentuk Pam Swakarsa untuk membenturkan rakyat dengan rakyat tapi di belakangnya aparat. Ketika warga mengadu ke aparat tidak dilayani. Intimidasi dari oknum aparat dan pihak perusahaan sangat masif di sana," kata Saurip. Dalam aksi penggusuran itu, setidaknya ada 30 korban tewas dan ratusan warga terluka sejak tahun 2009 sampai 2011.
120 Petani Ditahan
Sementara salah satu penduduk yang juga menjadi korban dari Desa Simpang Pematang, Mesuji, Mathias Nugroho, meminta kepada para anggota Komisi Hukum untuk mendesak Kepolisian memberi perlindungan kepada warga. Hal ini karena, hingga saat ini warga terus dihantui rasa takut.
Mathias juga menceritakan, setidaknya ada 120 warga yang ditahan Kepolisian. Salah satunya, ayahnya, Yudas, dengan sangkaan menduduki lahan tanpa izin.
"Bapak saya ditahan sudah tujuh bulan. Sudah divonis satu tahun di pengadilan. Yang lain ada yang masih ditahan. Ada juga yang sudah bebas," kata Mathias.
Selain terjadi di Meisuji, penggusuran dengan pembunuhan keji ini juga terjadi di daerah Tulang Bawang Induk dan Tulang Bawang Barat.
Menanggapi hal ini, anggota komisi Hukum dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo yang saat itu memimpin pertemuan dengan warga Lampung mengatakan, akan segera menindaklanjuti kasus ini. "Telah tejadi perbuatan biadab oleh PT Silva Inhutani dan kami, Komisi 3, akan melakukan langkah-langkah selanjutnya," kata dia.
Sementara itu, anggota komisi hukum dari fraksi Partai Golkar Nudirman Munir meminta menghadirkan Kapolda Lampung pada saat rapat dengan Kapolri dengan Komisi III nanti malam. "Saya minta wakil korban rapat dengan Kapolri nanti malam dan menghadirkan Kapolda lampung untuk dimintai keterangan," kata dia.
Sementara Komisi III juga meminta rekaman video itu untuk dijadikan barang bukti. "Nanti akan kami tunjukkan ke Kapolri," kata Bambang.
Sementara, Markas Besar Polri belum bisa mengkonfirmasi soal peristiwa ini. Polri belum bisa memberikan keterangan adanya tuduhan serius itu. 

"Kami belum tahu. Kami akan cek kebenarannya terlebih dahulu," kata Kepala Divisi Humas Mabe Polri, Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman Nasution saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu. (umi)


• VIVAnews

Polri: Polisi Bisa Saja Lakukan Kekerasan

Sebelumnya, Kontras melansir data 30 kekerasan yang dilakukan polisi maupun TNI.

SENIN, 27 JUNI 2011, 13:05 WIB
Eko Huda S, Nila Chrisna Yulika
VIVAnews - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafi Amar mengatakan kekerasan yang dilakukan anggota polisi saat menjalankan tugas wajar terjadi.

"Bisa saja itu terjadi, yang menyatakan seperti itu mungkin bener ya, wajar," kata Boy di Jakarta, Senin 27 Juni 2011.

Polisi, kata dia, bekerja dalam manajemen, mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Sehingga, apapun yang dilakukan polri selalu berada di bawah pengawasan.

Boy menambahkan, pada prinsipnya tak ada peraturan yang membenarkan polisi untuk melakukan kekerasan dalam menjalankan tugasnya. "Kecuali dalam konteks kekerasan petugas berdasarkan hukum, seperti senjata api," kata dia.

Sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengeluarkan data kasus kekerasan yang dilakukan polisi dan TNI sepanjang Juli 2010 hingga Juni 2011. Kontras mencatat setidaknya ada 30 kasus penyiksaan yang dilakukan oleh anggota polisi maupun TNI.

Beberapa peristiwa penyiksaan dalam skala luas hasil investigasi Kontras di antaranya, kasus penyiksaan terhadap 13 aktivis Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon. Penyiksaan terhadap Hermanus di Maluku, penyiksaan berujung kematian Charles Mali di NTT, dan rekayasa kasus Aan di Artha Graha.

Namun, aparat yang terbukti bersalah melakukan kekerasan hanya mendapat hukuman ringan dari institusinya. Hukuman lebih banyak berhenti pada sanksi etika. (umi)

• VIVAnews

Polda Lampung Bantah Pembantaian Petani Mesuji

TEMPO.COBandar Lampung - Kepolisian Daerah Lampung membantah tudingan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan di wilayah Kabupaten Mesuji Lampung. Dia mengatakan data yang dibeberkan itu tidak sepenuhnya benar. 

“Saya pastikan tidak seperti itu faktanya. Kasus gorok-gorokan itu bukan dilakukan aparat tetapi oleh satuan pengamanan salah satu perusahaan perkebunan,” kata Kepala Kepolisian Daerah Lampung Brigadir Jenderal Joodie Rosseto, Rabu, 14 Desember 2011.

Informasi pembantaian massal ini menyeruak tadi pagi saat pihak korban yang ditemani Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi mendatangi Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka menunjukkan bukti rekaman video yang memperlihatkan 30 orang petani Mesuji dibunuh dengan cara keji, bahkan ada yang dipenggal kepalanya. 

Joodie mengatakan gambar vulgar kekerasan itu diduga terjadi pada bulan April 2011 lalu di Desa Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Saat itu terjadi bentrok antara satuan pengamanan perusahaan dan petani yang menewaskan tujuh orang warga. “Saya akan menyelidiki dan mendalami tuduhan serius itu,” tegasnya.

Menurut data Kepolisian Daerah Lampung, di Kabupaten Mesuji konflik lahan yang berpotensi memicu konflik terjadi di wilayah Register 45 yang diklaim milik sebuah perusahaan dan warga di sekitar perkebunan milik perusahaan lainnya. Bulan pertengahan September 2011 bentrokan terjadi di kawasan Pekat Mesuji yang menewaskan dua orang dan melukai belasan lainnya. Setelah itu, pada 10 November 2011 terjadi bentrokan lainnya yang menewaskan 1 orang dan melukai 6 orang.

Dia mengaku heran dengan data dan tayangan rekaman video di ruang sidang Komisi III DPR RI. Saat ini, pihaknya sudah mengusut dan menindak aparat yang terbukti bersalah dalam peristiwa bentrok di areal perkebunan tersebut. Kedua anggota polisi itu Ajun Komisaris Hutagaol dan Ajun Inspektur Satu Dian telah ditahan karena dianggap tidak disiplin saat bertugas sehingga menyebabkan satu orang tewas dan enam orang lainnya terluka. 

“Kami berupaya berada di tengah dan tidak memihak. Kewajiban polisi melindungi siapa saja yang meminta perlindungan,” tegasnya. 

NUROCHMAN ARRAZIE



3 komentar:

  1. [1] Sdrku di Mesuji-Sdrku Muslim Ambon- Sdrku di Irian Barat [papua], Sdrku di Bima, Sdrku di seluruh tanah air Indonesia... saya sering tercengang dan tak tahu mesti berbuat apa dan berfikir seperti apa...??? Jika saya mendengar berita Rakyat ditembak Aparat- atau diadu-domba dengan PAM Swakarsa.. yang konon dibecking aparat... Rakyat korban dan mati... anak2 mati... ibu2 diseret-seret... Padahal Rakyat itu biasanya...., awal2nya.. selalu minta secara baek2 agar hak2 mereka di perhatikan dan diperlakukan secara adil.. Karena Rakyat itu cara mencari penghidupannya terbatas dan umumnya sangat tergantung dengan mata pencaharian mereka yang konon sangat terbatas.. Mereka Rakyat itu memiliki harta terbatas.. dan sangat tergantung dari lingkungan miliknya.. Umumnya rakyat itu tidak serakah... sekedar mengamankan miliknya untuk bisa mencari makan yang konon relatif sangat sederhana... Dengan kecukupan beras atau garam saja mereka sudah merasa bersyukur... Namun tatkala semua jalan menjadi buntu.. dan hak2nya sama sekali terabaikan.. dimana tempat bergantung mata pencahariannya.. menjadi tak jelas lagi.. Disanalah Rakyat menjadi putus asa dan mungkin terjadi anarkis...!!!???

    Nah seyogianya para pamong Pemerintahan itu jangan dungu...!!! atau sombong dan serakah.. !!! Coba cari akar masalahnya.. dan lindungi hak2 dasar Rakyat.. yaitu... mereka bisa mendapatkan makanan pokoknya secara aman sepanjang hidupnya..> Tentu bukan dengan disediakan oleh Presiden-Menteri2-Gubernur2-Bupati2-Camat2-Lurah2-Polisi2-Tentara2- Pengusaha2 kaya- atau siapapun... Tetapi oleh sikap kita semua dengan mengamankan milik mereka dan hak hidup serta hak usaha dan hasil usaha mereka Rakyat2 itu... sesuai dengan alam dan lingkungan serta cara2 hidup mereka dan kemampuan mereka..

    Bukan hanya menggerogoti atau malahan merampas secara culas hak2 dan harta milik Rakyat atau malahan menipu mereka dan menzhalimi mereka...

    Apakah Presiden-Menteri2-Pemerintahan Daerah-Aparat-dan Pengusaha2 Kaya, DPR-DPRD-MPR-dll itu tidak pernah terfikirkan keadaan Rakyat Indonesia itu sebenarnya yang umumnya petani miskin dan nelayan miskin.. yang konon hidupnya seringkali sangat kekurangan..??? Lalu dimana itu konon LSM2 yang sangat mudah menghujat FPI dan Gerakan Muslim yang ingin menegakan syariah Islam... bahkan seringkali sangat rajin memfitnah umat Islam... Radikal kek atau sok benar sendiri kek.. dll...[kenyataannya dalam ajaran Islam sudah tersedia peraturan2 untuk berbuat adil, yakni tidak boleh riba-gharar-maisir-dan juga diharamkan MOLIMO]... Apa memang ada aturan diagama lain seperti di Islam..?? Kalau ada hayyoo urun rembug dan konsepkan sesuai ajaran yang luhur itu..??? Jangan ngarang2 seperti pendapat profesor ini .. itu.. dll, padahal belum tentu benar atau dasar berfikirnya bisa saja hanya pemikiran2 relatif..???].. Padahal mereka2 itu diantaranya LSM2 adalah corong2 bayaran dan antek2 Regim Penjajah Kriminal Internasional yang membom negeri dan rakyat Iraq- membom negeri dan rakyat Afghanistan- menyokong Israel yang merampas tanah air dan membunuh rakyat dan bangsa Arab Palestina..?? dan memfitnah Umat Islam dengan tuduhan2 palsu.. 911 WTC... Teroris.. dll.. [kenyataanya semua gamic politiknya para durjana dan pendusta..] Padahal mereka2 LSM2 itu semua mendapatkan dana2 dari Regim2 Asing dan Penjajah Kriminal Internasional serta antek2nya... yang sangat tidak berperikemanusiaan terhadap Umat Muslimin dimana saja..
    [Disambung ke 2…]

    BalasHapus
  2. [Sambungan…dari 1].
    [2] Lihatlah apa yang terjadi di Ambon... para Kresten Ambon ang membakar dan membunuh Umat Islam disana.. Kok LSM2 dusta itu diam saja...??? Mana itu Kontras- atau HAM atau apa lagi..?? jagoan2 Penipu.. dan Pendusta...

    Mana itu Juru damai Kresten yang konon Natal itu kelahiran .. Juru damai.. Dusta.. semuanya.. Kresten AS-NATO-Ambon-Yahudi.. semuanya pembunuh Umat Islam diseluruh Dunia..

    Mana itu Obama- Hilary Clinton dll yang konon dipuja-puja oleh Pembesar2 Republik Indonesia.. sebagai Pemimpin Dunia...dan menjadi dewa2 idola mereka.. Yah mereka itu Pemimpin2 Dusta.. dan Penjahat Pembunuh... Cobalah renungkan dengan akal sehat dan nurani yang benar.. dan lihatlah fakta2 sejarahnya.. [apa yang terjadi di vietnam- korea-palestina-iraq-afghanistan dll..]

    Coba .. bandingkan.. apabila yang melakukan itu Umat Islam terhadap negara Kresten atau Yahudi.. maka semua media-maistream, TV2-mainstream, tweeter2 dll.. dan antek2 konco2nya semuanya teriak.. setiap menit dan setiap hari tak henti2... nya.. sampai komik2-kartun2... pastilah menghina umat Islam.. dan Nabi Muhammad..SAW.. dengan nafsu jahat2nya mereka2 itu.. Itulah pujaan2 para dedengkot media dan tokoh2 Dusta di Indonesia ini.. termasuk seniman2 jahat dan pembenci umat Islam.. yang konon meng-olok2 umat Islam.. dan tokoh2 ulama Islam.. yang haq..

    Ingatlah siapa yang membuat Indonesia terjajah ratusan tahun.. Ingatlah 10 Nopember 1945.. di Surabaya... Ingatlah siapa itu Westerling... Siapa itu pembantaian Rawa gede... dll dll dll...
    Wahai Sdr2ku Rakyat Indonesia... Negeri ini belum pernah berbuat adil terhadap Umat Islam dan Rakyat Indonesia secara benar2 ... Pemimpinnya sadiss..dan serakah... dan hanya memikirkan diri mereka sendiri... [Disambung ke 3]

    BalasHapus
  3. [Sambungan…dari 2].
    [3] Wahai Sdr2ku semuanya Rakyat Indonesia dan seluruh Umat Islam bersatulah.. dan insaflah... dan gunakan kesadaran dan akal sehat secara benar.. bahwa hanya dengan Peraturan dan dasar2 kebenaran Tuhan-lah kita bisa berpegang teguh kepada panji2 kebenaran dan keadilan.. Karena itu bersatulah Umat Islam seluruhnya.. dan jangan memilih dan menengok ideologi2 regim2 yang condong ke-Barat2an-yang selama ini hanya dusta... Hukum2 ala Barat [Penjajah] dengan segala2 aspek2nya.. adalah permainan kekuasaan dan kekuatan yang disokong dengan dana2 asing.. fasilitas utangan2 dari para-kapitalis jahat.. dan para opotunis2 politik.. yang haus kekuasaan dan cinta fasilitas.. negeri ini.. Mereka selama ini telah mendustai Rakyat dan memanipulasi hasrat kebaikan Rakyat Indonesia..[mereka telah berkolaborasi dengan para pencoleng asing yang bertopengkan pengusaha2 jahat,dan mereka telah merampas kekayaan negeri ini hingga bopeng2 dan rusak dan hancurnya lingkungan negeri kita.. dimana-mana.. Itu karena hasil kolaborasi para antek2 jahat..dan kaum serakah dinegeri ini.. dan pemimpin2 dan aparat2 pendusta...]

    Kembalilah kepada Dekrit 5 Juli 1959.. yakni UUD 1945 dan Piagam Jakarta 22 Juni 1945 secara utuh dan murni.. Tegakan Syariah Islam secara kaffah-utuh-murni-komprehensif-terang-tegas dan elegan.. demi kebenaran-keadilan-kejayaan-dan martabat bangsa Indonesia seluruhnya dan seutuhnya... Aman- Adil-Makmur-dan sentausa... MERDEKA!!!... Hayyooo hentikan dustanya Demokrasi Barbar... Stop Kebohongan.. para media mainstream dan para tokoh2 pendusta.. yang selalu berkhianat kepada Rakyat dan Umat Islam...

    Rakyat.. dan Umat Islam bersatulah dengan teguh.. Awas.. para pemimpin pendusta.. dan antek2 Regim2 Penjajah Kriminal Internasional yang dipimpin AS-NATO- Bahkan mengatas namakan Lembaga2 Dunia- sepert PBB-UNESCO-IMF-Bak Dunia. dll.. Semunaya mereka itu adalah tokoh2 pendusta dunia..

    Mereka adalah penyokong2 peperangan dan penjajahan... serta raja2 kapitalis serakah.. dan penindas Rakyat...
    Bangkitlah Umat Islam dan Rakyat Indonesia semuanya...
    Awas itu tokoh agama sekuler.. dan konon disokong oleh para pengkhianat NKRI... seperti RMS dll...

    Hayyo bangkitlah Umat Islam.. dalam barisan yang menyatu dalam jiwa dan tekad untuk menegakan Kebenaran Allah dan Persatuan dan Persaudaraan serta silaturahim yang jujur.. dan ikhlas.. demi kejayaan bangsa Indonesia dan Umat Islam seutuhnya.. dan seluruhnya secara sama dan adil...

    Insya Allah dengan Syareat Islam yang benar dan elegan.. maka Bangsa Indonesia seutuhnya dan seluruhnya... mendapatkan kejayaan dan kesejahteraan yang penuh berkah.. dan penuh Rahmat Allah Maha Pengasih Maha Penyayang..

    Semoga tidak ada lagi kesengsaraan Rakyat diseluruh pelosok tanah air NKRI dari Sabang hingga Merauke.. Aamiin Yra..

    BalasHapus