Amerika Serikat Terancam Bubar
Jumat, 16 November 2012, 21:05 WIB
AP/Susan Walsh
Gedung Kongres Amerika Serikat di Washington
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --- Amerika Serikat (AS) terancam
bubar. Resesi ekonomi dan kepincangan sosial adalah pemicu mosi tidak
percaya warga negara kepada pemerintahan di Washington.
Sebanyak 50 negara bagian di negara tersebut mengajukan petisi damai untuk merdeka. Petisi memisahkan diri berangkat dari Negara Bagian Texas.
Warga di negara bagian selatan ini tak puas dengan kinerja pemerintahan di Washington. Kembalinya Barack Obama ke kursi kepresidenan semakin membuat sebagian pemilih kecewa. Maklum, di sana 57 persen pemilih saat pemilihan presiden lalu memenangkan Mitt Romney dari Partai Republik.
Seorang dari Arlington, Texas bernama Micah H menangkap kekecewaan tersebut. Pada Rabu (9/11), Micah menyampaikan petisi melalui kanal 'we the people' pada whitehouse.gov, sebuah laman interaksi online yang menghubungkan suara masyarakat dan pemerintahan.
NBC News melansir petisi tersebut mengutip kesengsaraan ekonomi sebagai persoalan serius. Dikatakan penghasilan negara bagian yang dilarikan ke pusat pemerintahan cukup untuk membenahi persoalan resesi ekonomi, dan membuatnya laik menarik diri dari federasi.
Pemeritahan Paman Sam menanggapi, membuatnya menjadi lebih mudah jika tuntutan merdeka didukung minimal 150 tandatangan dalam waktu sebulan. Dan akan meladeni tuntutan jika 25 ribu warga menyatakan dukungan serupa dalam waktu 30 hari. Jumlah yang kecil dari 25 juta total populasi di Texas.
Warga di Ibu Kota Austin antusias dengan kampanye Micah. Dalam waktu sepekan tantangan Gedung Putih terpenuhi. Batas tuntutan di kanal petition.whitehouse.gov, sejak Rabu (13/11) tercatat sudah lebih dari 100 ribu dukungan.
Sebanyak 50 negara bagian di negara tersebut mengajukan petisi damai untuk merdeka. Petisi memisahkan diri berangkat dari Negara Bagian Texas.
Warga di negara bagian selatan ini tak puas dengan kinerja pemerintahan di Washington. Kembalinya Barack Obama ke kursi kepresidenan semakin membuat sebagian pemilih kecewa. Maklum, di sana 57 persen pemilih saat pemilihan presiden lalu memenangkan Mitt Romney dari Partai Republik.
Seorang dari Arlington, Texas bernama Micah H menangkap kekecewaan tersebut. Pada Rabu (9/11), Micah menyampaikan petisi melalui kanal 'we the people' pada whitehouse.gov, sebuah laman interaksi online yang menghubungkan suara masyarakat dan pemerintahan.
NBC News melansir petisi tersebut mengutip kesengsaraan ekonomi sebagai persoalan serius. Dikatakan penghasilan negara bagian yang dilarikan ke pusat pemerintahan cukup untuk membenahi persoalan resesi ekonomi, dan membuatnya laik menarik diri dari federasi.
Pemeritahan Paman Sam menanggapi, membuatnya menjadi lebih mudah jika tuntutan merdeka didukung minimal 150 tandatangan dalam waktu sebulan. Dan akan meladeni tuntutan jika 25 ribu warga menyatakan dukungan serupa dalam waktu 30 hari. Jumlah yang kecil dari 25 juta total populasi di Texas.
Warga di Ibu Kota Austin antusias dengan kampanye Micah. Dalam waktu sepekan tantangan Gedung Putih terpenuhi. Batas tuntutan di kanal petition.whitehouse.gov, sejak Rabu (13/11) tercatat sudah lebih dari 100 ribu dukungan.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Reporter: Bambang Nuroyono
AS Terancam Bubar, Gubernur Negara Bagian 'Kebakaran Jenggot'
Jumat, 16 November 2012, 21:23 WIB
anbsoft.com
. http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/11/16/mdl3mu-50-negara-bagian-as-tuntut-kemerdekaan
Bendera Amerika Serikat
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --
Ancaman bubarnya Amerika Serikat, melahirkan kepanikan dari Pemerintahan Negara Bagian AS.
Para Gubernur Negara Bagian menolak aksi merdeka tersebut. Gubernur meyakinkan Washington tidak ada mobilisasi massa yang sengaja mendukung pemisahan. (baca: Amerika Serikat Terancam Bubar).
Gubernur Texas Rick Perry mengatakan petisi hanyalah bualan. "Gubernur Perry tidak harus ikut-ikutan dalam aksi kecewa ini. Tapi dia juga akan berbagi rasa melihat frustrasi warga AS," kata juru bicara Gubernur, Cathrine Fraizer.
Kepanikan juga dirasakan gubernur-gubernur negara bagian. Gubernur Louisiana, Alabama, Tennese, dan South Coroline mengantisipasi menyebarnya dukungan petisi, dengan melayangkan pernyataan-pernyataan penolakan.
Gubernur Louisiana mengatakan ide mendirikan negara sendiri adalah konyol dan melanggar deklarasi federal 1866. "Aku bangga ukiran sejarah kami. Kami adalah negara terbesar dalam sejarah. Apapun perbedaan politik kami," kata Bobby, seperti dilansir Huffington Post, Jumat (16/11). (baca: 50 Negara Bagian AS Tuntut Kemerdekaan).
Gubernur South Caroline menantang pendukung agar tidak main-main dengan aksi dukungan. Dia menyeret warganya agar membaca sejarah federasi. "Ingatkan, dulu kita pernah mencoba sekali," ujar Nikki Haley.
"Aku, sambung Nikki, "akan melakukan segala sesuatu untuk mempertahankan negara besar ini."
Ancaman bubarnya Amerika Serikat, melahirkan kepanikan dari Pemerintahan Negara Bagian AS.
Para Gubernur Negara Bagian menolak aksi merdeka tersebut. Gubernur meyakinkan Washington tidak ada mobilisasi massa yang sengaja mendukung pemisahan. (baca: Amerika Serikat Terancam Bubar).
Gubernur Texas Rick Perry mengatakan petisi hanyalah bualan. "Gubernur Perry tidak harus ikut-ikutan dalam aksi kecewa ini. Tapi dia juga akan berbagi rasa melihat frustrasi warga AS," kata juru bicara Gubernur, Cathrine Fraizer.
Kepanikan juga dirasakan gubernur-gubernur negara bagian. Gubernur Louisiana, Alabama, Tennese, dan South Coroline mengantisipasi menyebarnya dukungan petisi, dengan melayangkan pernyataan-pernyataan penolakan.
Gubernur Louisiana mengatakan ide mendirikan negara sendiri adalah konyol dan melanggar deklarasi federal 1866. "Aku bangga ukiran sejarah kami. Kami adalah negara terbesar dalam sejarah. Apapun perbedaan politik kami," kata Bobby, seperti dilansir Huffington Post, Jumat (16/11). (baca: 50 Negara Bagian AS Tuntut Kemerdekaan).
Gubernur South Caroline menantang pendukung agar tidak main-main dengan aksi dukungan. Dia menyeret warganya agar membaca sejarah federasi. "Ingatkan, dulu kita pernah mencoba sekali," ujar Nikki Haley.
"Aku, sambung Nikki, "akan melakukan segala sesuatu untuk mempertahankan negara besar ini."
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Reporter: Bambang Nuroyono
50 Negara Bagian AS Tuntut Kemerdekaan
Jumat, 16 November 2012, 21:16 WIB
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/11/16/mdl3mu-50-negara-bagian-as-tuntut-kemerdekaan
Bendera Amerika Serikat
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hampir seratus persen dari 50
negara bagian di Amerika Serikat, menuntut kemerdekaan. Pelopornya
adalah Negara Bagian Texas yang melayangkan petisi untuk memerdekakan
diri menyusul terpilihnya kembali Barack Obama sebagai Presiden AS.
Bendahara Hardin County, Peter Morisson menyarankan warga Texas mendukung 'perceraian damai ini'. Mengutip Washington Post, ia menyatakan dukungan dengan mengatakan adalah kehendak warga Texas untuk memisahkan diri dari 'belatung' yang terpilih kembali.
Aksi merdeka dari pemerintahan federal diikuti negara bagian lain. Hingga Jumat (16/11) hampir seratus persen dari 50 negara bagian di AS melayangkan petisi serupa.
Gedung Putih tidak dapat memberi syarat beda menanggapi tuntutan. Syarat dukungan juga diberlakukan sama.
New York Daily News mencatat negara bagian seperti Lousiana menyusul melewati ambang batas tuntutan dengan memperoleh dukungan lebih dari 35 ribu warga.
Di Nort Caroline, Alabama, Florida, Tennese, dan Georgia dukungan mulai merangkak melewati 20 ribu, ditaksir akan menyentuh ambang syarat sebelum batas watu 30 hari. (baca: Amerika Serikat Terancam Bubar).
Bendahara Hardin County, Peter Morisson menyarankan warga Texas mendukung 'perceraian damai ini'. Mengutip Washington Post, ia menyatakan dukungan dengan mengatakan adalah kehendak warga Texas untuk memisahkan diri dari 'belatung' yang terpilih kembali.
Aksi merdeka dari pemerintahan federal diikuti negara bagian lain. Hingga Jumat (16/11) hampir seratus persen dari 50 negara bagian di AS melayangkan petisi serupa.
Gedung Putih tidak dapat memberi syarat beda menanggapi tuntutan. Syarat dukungan juga diberlakukan sama.
New York Daily News mencatat negara bagian seperti Lousiana menyusul melewati ambang batas tuntutan dengan memperoleh dukungan lebih dari 35 ribu warga.
Di Nort Caroline, Alabama, Florida, Tennese, dan Georgia dukungan mulai merangkak melewati 20 ribu, ditaksir akan menyentuh ambang syarat sebelum batas watu 30 hari. (baca: Amerika Serikat Terancam Bubar).
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Reporter: Bambang Nuroyono
Iran Mau Bicara dengan AS, Ini Syaratnya
Senin, 12 November 2012, 11:29 WIB
Ramin Mehmanparast
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang anggota senior Majlis
(Parlemen) Iran, Ahad (11/11), mengatakan perubahan kebijakan AS
terhadap Iran dan kepentingan umat muslim adalah prasyarat bagi
dimulainya pembicaraan dengan Amerika Serikat, demikian laporan media
lokal.
"Kami menghadapi masalah dengan kebijakan AS terhadap kepentingan Republik Islam Iran dan dunia muslim, dan selama kebijakan ini tidak berubah, tak ada pembicaraan yang akan diselengarakan dengan AS," kata Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majlis Iran, Alaeddin Boroujerdi, sebagaimana dikutip oleh Press TV dan Xinhua, Senin (12/11).
"Sebelum pemilihan presiden AS baru-baru ini, Presiden AS telah menyampaikan kesediaan untuk menyelenggarakan perundingan dengan Iran melalui saluran yang berbeda," Alaeddin Boroujerdi.
Ia menambahkan, "Kami percaya kami tak bisa berunding dengan AS, yang menetaskan rencana, mengesahkan anggaran dan memberlakukan sanksi terhadap kepentingan nasional kami."
Awal November, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengatakan pengakuan atas hak nuklir Republik Islam tersebut oleh Amerika Serikat akan membangun kepercayaan dalam hubungan bilateral. Berbagai upaya dilancarkan baru-baru ini oleh sebagian warganegara Iran dan politikus untuk memulihkan hubungan dengan Washington guna meringankan tekanan atas ekonomi negara Persia tersebut.
Iran telah menghadapi sanksi Barat sehubungan dengan program kontroversial nuklirnya. Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 1980, setelah sekelompok mahasiswa Iran menangkap 60 diplomat AS pada 1979 dan 52 di antara mereka disandera selama 444 hari.
"Kami menghadapi masalah dengan kebijakan AS terhadap kepentingan Republik Islam Iran dan dunia muslim, dan selama kebijakan ini tidak berubah, tak ada pembicaraan yang akan diselengarakan dengan AS," kata Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majlis Iran, Alaeddin Boroujerdi, sebagaimana dikutip oleh Press TV dan Xinhua, Senin (12/11).
"Sebelum pemilihan presiden AS baru-baru ini, Presiden AS telah menyampaikan kesediaan untuk menyelenggarakan perundingan dengan Iran melalui saluran yang berbeda," Alaeddin Boroujerdi.
Ia menambahkan, "Kami percaya kami tak bisa berunding dengan AS, yang menetaskan rencana, mengesahkan anggaran dan memberlakukan sanksi terhadap kepentingan nasional kami."
Awal November, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengatakan pengakuan atas hak nuklir Republik Islam tersebut oleh Amerika Serikat akan membangun kepercayaan dalam hubungan bilateral. Berbagai upaya dilancarkan baru-baru ini oleh sebagian warganegara Iran dan politikus untuk memulihkan hubungan dengan Washington guna meringankan tekanan atas ekonomi negara Persia tersebut.
Iran telah menghadapi sanksi Barat sehubungan dengan program kontroversial nuklirnya. Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 1980, setelah sekelompok mahasiswa Iran menangkap 60 diplomat AS pada 1979 dan 52 di antara mereka disandera selama 444 hari.
Redaktur: Dewi Mardiani
Sumber: Antara. http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/11/12/mdcxsr-iran-mau-bicara-dengan-as-ini-syaratnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar