Foto demonstrasi massa FUI kutuk serangan Israel atas Palestina
Ukasyah
Sabtu, 24 November 2012 15:12:17
http://arrahmah.com/read/2012/11/24/24998-foto-demonstrasi-massa-fui-kutuk-serangan-israel-atas-palestina.html
Sabtu, 24 November 2012 15:12:17
http://arrahmah.com/read/2012/11/24/24998-foto-demonstrasi-massa-fui-kutuk-serangan-israel-atas-palestina.html
JAKARTA (Arrahmah.com) -
Puluhan
Ribu massa Forum Umat Islam berdemonstrasi mengecam serangan Israel
atas Palestina. Meskipun telah gencatan senjata FUI tetap meminta Israel
angkat kaki dari Palestina.
"Target kita bukan gencatan senjata, tapi Palestina merdeka," kata
dewan pembina FUI, Habib Muhammad Rizieq Shihab, di depan kantor
perwakilan PBB, MH.Thamrin, Jakarta Pusat (24/11).
Massa FUI berkumpul di Bundaran HI setelah shalat Jum'at untuk
melakukan aksi unjuk rasa solidaritas bagi Palestina, mereka kemudian
bergerak long march menuju kantor perwakilan PBB, FUI sempat
mengirimkan delegasi untuk masuk kedalam gedung PBB, akan tetapi tak
satupun pegawai PBB yang keluar. Seusai dari kantor PBB, massa bergerak
kembali menuju Kedubes AS, Jakarta sebagai titik akhir dari aksi
tersebut.
Sekjen FUI, Ustadz Muhammad Al Khaththath dalam pernyataan sikapnya
menyatakan bahwa keberadaan dari apa yang menyebut dirinya sebagai
negara Zionis Israel yang dibangun di atas tanah kaum muslimin Palestina
yang mereka rampas dengan pertolongan imperialis Inggris adalah tidak
sah, sebagai negara agresor perampas (daulah ghashibah), yang wajib
mengembalikan seluruh tanah yang mereka rampas.
"Oleh karena itu, FUI menyerukan kepada seluruh dunia Islam tetap
konsisten dengan sikap awal yaitu menolak keberadaan negara agresor
zionis Israel dan menuntut bubarnya pemerintahan Israel dan
menyerahkannya kepada kaum muslimin untuk memerintah seluruh wilayah
Palestina," kata Sekjen FUI, KH. Muhammad Al-Khaththath saat membacakan
pernyataan pers di depan Kedubes AS, Jakarta Pusat.
Lanjutnya, berbagai tindakan penembakan dan pengeboman yang dilakukan
tentara negara perampas Zionis Israel terhadap kaum muslimin di
Palestina, baik kepada para pemimpin mereka di Gaza seperti Al Ja'bary,
Abdul Aziz Rantisi, Syekh Ahmad Yasin, maupun kepada para penduduk
sipil, wanita, dan anak-anak bahkan bayi-bayi adalah tindakan teror dan
kezaliman yang pelakunya harus dihukum dengan hukuman mati.
"FUI mengutuk seluruh kejahatan HAM yang dilakukan oleh para
petinggi Israel dan menyerukan digelarnya pengadilan kejahatan
pelanggaran HAM berat terhadap Netanyahu dan para pejabat dan mantan
pejabat tinggi," ungkap Ustadz Al Khaththath.
FUI juga menyerukan kepada kaum muslimin khususnya para pejabat
pemegang otoritas terhadap tentara reguler yang terlatih di seluruh
negara di dunia Islam untuk mengirim pasukan jihad baik dari kalangan
tentara reguler maupun sukarelawan untuk membantu kaum muslimin
Palestina mengembalikan hak-hak mereka atas seluruh wilayah bumi
Palestina.
"Pemerintah harus mengirimkan TNI dan polri untuk membantu rakyat Palestina yang sedang dijajah," tandas Ustadz Al Khaththath.
Selain diisi oleh orasi tokoh-tokoh Islam, seperti Ustadz Abu
Jibriel, ustadz Alfian Tanjung, H.Munarman, Ustadz Bernard Abdul Jabbar,
dan lain sebagainya. Massa juga membawa spanduk yang mengutuk serangan
Israel kepada Palestina dan spanduk berbunyi tuntutan dimerdekakannya
Palestina serta meminta Perdana menteri israel untuk dihukum. (bilal/arrahmah.com)
Henry Kissinger : Dalam sepuluh tahun "Israel" akan lenyap
Hanin Mazaya
Kamis, 1 November 2012 06:31:39
http://arrahmah.com/read/2012/11/01/24391-henry-kissinger-dalam-sepuluh-tahun-israel-akan-lenyap.html
WASHINGTON (Arrahmah.com)
-Kamis, 1 November 2012 06:31:39
http://arrahmah.com/read/2012/11/01/24391-henry-kissinger-dalam-sepuluh-tahun-israel-akan-lenyap.html
Menurut laporan media, Henry Kissinger dan enam belas badan intelijen
lainnya setuju bahwa dalam waktu dekat "Israel" akan tidak ada lagi.
The New York Post mengutip perkataan Kissinger : "Dalam 10 tahun, tidak akan ada lagi Israel".
Pernyataan Kissinger datar dan tidak memiliki syarat. Ia tidak
mengatakan bahwa "Israel" dalam bahaya, tapi menurutnya bisa
diselamatkan jika memberikannya triliunan tambahan dollar dan
menghancurkan musuh-musuhnya dengan militer Amerika, lansir Kavkaz Center.
Dia tidak mengatakan bahwa jika teman lama Netanyahu, Mitt Romney,
terpilih, "Israel" entah bagaimana dapat diselamatkan. Dia juga tidak
mengatakan bahwa jika mengebom Iran, "Israel" mungkin dapat bertahan
hidup. Dia tidak menawarkan jalan keluar. Dia hanya menyatakan fakta :
di tahun 2022 "Israel" akan tidak ada lagi.
Komunitas intelijen AS menyetujui pernyataannya, meskipun mungkin tanggal tepat dari runtuhnya "Israel" tidak mereka ketahui.
Enam belas badan intelijen AS dengan anggaran gabungan lebih dari 70
miliar USD telah mengeluarkan analisis 82 halaman berjudul "Preparing
for a Post-Israel Middle East".
Laporan intelijen AS mengamati bahwa 700.000 pemukim ilegal "Israel"
telah mencuri lahan di tahun 1967-tanah yang seluruh dunia setuju milik
Palestina, bukan "Israel"-tidak akan berkemas dan pergi dengan damai.
Karena dunia tidak akan menerima kehadiran mereka terus-menerus di tanah
yang dicuri, "Israel" seperti Afrika Selatan pada akhir 1980-an.
Koalisi Likud ekstrimis pemerintahan "Israel", menurut laporan
intelijen AS semakin memaafkan dan mendukung kekerasan merajalela dan
pelanggaran hukum oleh pemukim ilegal Yahudi.
Laporan tersebut menyatakan bahwa kebrutalan dan kriminalitas oleh
ekstrimis Yahudi, dan infrastruktur apharteid yang berkembang termasuk
dinding pemisah dan sistem yang lebih kejam dari pos pemeriksaan, tidak
dapat bertahan, tidak dapat berlanjut dan tidak "selaras" dengan
"nilai-nilai" Amerika.
Enam belas badan intelijen AS setuju bahwa "Israel" tidak bisa
menahan raksasa pro-Palestina yang datang terdiri dari Musim Semi Arab,
Kebangkitan Islam dan kebangkitan Iran.
Intelijen AS mengatakan bahwa dalam realitas ini, pemerintah AS tidak
akan lagi memiliki sumber daya militer dan keuangan untuk terus
menopang "Israel" terhadap keinginan-keinginannya.
Dalam rangka untuk menormalkan hubungan dengan 57 negeri Islam, AS
akan harus mengikuti kepentingan nasional dan menarik diri untuk
"Israel".
Menariknya, baik Henry Kissinger maupun penulis lain dalam Laporan
Intelijen AS tidak ada yang memberikan tanda bahwa mereka akan meratapi
kematian "Israel". Ini luar biasa, mengingat bahwa Kissinger adalah
orang Yahudi yang selalu dilihat sebagai teman "Israel" dan bahwa semua
orang Amerika termasuk mereka yang bekerja untuk badan intelijen, telah
sangat dipengaruhi oleh media pro-Israel.
Apa yang menjelaskan hal tersebut?
Amerika yang selalu memperhatikan urusan internasional, tumbuh muak dengan sikap keras "Israel" dan fanatismenya.
Keanehan Netanyahu dan kinerja buruk yang selalu diejek di PBB, di
mana ia mengacungkan kartun karikatur nabi Muhammad salallahu alaihi wa
sallam memegang bom sedemikian rupa, sehingga dia sendiri yang akhirnya
dijadikan model karikatur dari "Zionis gila", merupakan yang terbaru
dalam serangkaian kejanggalan oleh pemimpin "Israel".
Faktor kedua adalah kebencian bernanah oleh banyak orang Amerika yang
merasa dominasi angkuh lobi "Israel" terhadap wacana publik. Setiap
kali seorang wartawan terkenal Amerika menuliskan tentang "Israel", dia
akan dipecat. Seperti yang terjadi pada Helen Thomas dan Rick Sanchez.
Dan setiap kali lobi "Israel" menampar seseorang seperti Maureen
Dowd, yang baru-baru ini mengamati bahwa fanatisme "Israel" telah
menyeret AS ke dalam perang Irak dan sekarang berusaha untuk melakukan
hal yang sama dengan Iran, semakin banyak orang mulai bangun dan
menyadari bahwa orang-orang seperti Dowd, Thomas dan Sanchez berbicara
kebenaran.
Alasan ketiga, komunitas Yahudi Amerika tidak lagi bersatu mendukung "Israel", apalagi dengan kepemimpinan Likudnik nya.
Menurut laporan terbaru, tidak ada lagi di kalangan pemuda Yahudi Amerika yang peduli "Israel".
"Israel" telah mencapai akhir dari kehidupannya. Semakin banyak
termasuk politisi dan elit AS serta warga biasa AS yang memiliki
pendapat seperti itu. (haninmazaya/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar