Jumat, 17 Februari 2012

Kejahatan Media mainstream .... membangun opini dengan blackcampaign terhadap FPI... karena mereka dikendalikan oleh para Islamophobia antek2 Penjajah Kriminal Internasional yang dikendalikan Zionis Yahudi dan kaum Salibis jahat barbar..>>..yang menggalang dan melakukan gerakan : "Indonesia Tanpa FPI" adalah kelompok yang sudah kehilangan akal dan nalar. Mereka kaki tangan kaum Salibis dan Yahudi...>>...Mereka yang menggalang gerakan : "Indonesia Tanpa FPI", tak lain, mereka ini kaum yang sudah kemasukkan ideologi dan darah Yahudi yang sangat rasis, dan ingin menghilangkan setiap kekuatan yang ingin menegakkan kebenaran dan anti kemunkaran. Termasuk gerakan yang terus menyebarkan ideologi : "pluralisme", dan ingin menghancurkan Islam, yang mereka tuduh sebagai agama yang tidak toleran...>> Ajaran "pluralisme", adalah bersumber dari ajaran Iluminati, sebuah kelompok inti dari Zionisme, yang ingin menghancurkan Islam dengan cara menyusup ke agama-agama lainnya....>>> Bagaimana kalau nantinya ada gerakan yang menginginkan : " Indonesia Tanpa Kristen. Indonesia Tanpa Katolik. Indonesia Tanpa Hindu. Indonesia Tanpa Kong Hu Chu"? Karena gerakan yang meginginkan pembubaran FPI, hanyalah gerakan sasaran antara belaka...>> Mengapa mereka membuat gerakan : "Indonesia Tanpa FPI"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Korupsi"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Partai Politik"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Aid"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Perlontean"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Gay"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa SBY", yang nyata-nyata sudah gagal memimpin, dan membuat rakyat menderita? Mereka yang membuat gerakan : "Indonesia Tanpa FPI", sejatinya salah alamat....>>>..salah satu pimpinan FPI yang terancam akan dibunuh oleh Gerombolan preman fasis dan bengis itu mengaku heran dengan tokoh JIL yang menyebut senjata yang diacung-acungkan preman yang mengatasnamakan masyarakat Dayak di bandara Palangka Raya sebagai bentuk kearifan lokal, adalah pernyataan yang bodoh dan tidak berbudaya.>> “Kalau dia menyebut kearifan lokal atau budaya setempat, maka orang Betawi yang mengacungkan golok juga akan dianggap kearifan lokal. Begitu juga dengan orang Bugis yang membawa parang, orang Aceh yang membawa rencong, orang Madura yang membawa clurit, orang Papua yang membawa panah dan tombak. Padahal, itu bukan kearifan lokal, tapi tindakan anarkis. Bukti, kaum fasik JIL berdusta atas nama anti kekerasan dan perdamaian, tapi nyatanya mendukung tindakan kriminil,” kata Ustadz Maman...>>..Sudah sunnatullah, setiap perjuangan menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan, akan selalu berhadapan dengan penentangnya yang keras, seperti halnya Rasulullah Saw menyampaikan risalah Islam ketika itu. Dibutuhkan kesabaran, strategi, doa dan pengorbanan. FPI tidak sendiri, Allah dan kaum muslimin kan selalu bersamamu...>>> Jujur, kaum ibu majelis taklim merasa nyaman dengan kehadiran FPI yang selama ini menjaga harga diri dan membela kehormatan kaum muslimin yang selalu diinjak-injak oleh mereka yang tidak suka dengan dakwah Islam. ....>> “Saya lihat perjuangan FPI sudah bagus, mau membantu dengan ikhlas persoalan umat Islam tanpa diminta biaya. Seharusnya sebagai umat Islam bangga dan mensupport FPI,” tukas Nurdiati....>>.. dukungan dan simpati terhadap mujahid FPI terus mengalir dari kaum muslimin, baik secara terang-terangan, maupun diam-diam. Sebut saja seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Forum Umat Islam (FUI), GARIS, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Zikir Az-Zikra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammadiyah, hingga Forum Silaturahim Antar Pengajian (Forsap)...>>..... Nurdiati mengimbau, agar FPI mau datang ke Komnas HAM, setiap kali dizalimi. Ia teringat ucapan anggota Komnas HAM yang masih lurus, Saharudin Daming yang mengatakan, seharusnya umat Islam yang teraniaya sering-sering mendatangi Komnas HAM. Mengingat, mereka yang mengadu ke Komnas HAM adalah kelompok yang justru menciderai dan melukai umat Islam. Yang terzalimi malah tidak datang.....>> ...“Apapun yang terjadi, kami tidak akan mundur selangkah pun untuk menghentikan dakwah. Makar mereka akan kami lawan. Gerombolan liberal sejak dulu sudah menjadi musuh besar umat Islam. Saya kira, FPI lebih cerdas ketimbang JIL. Karena laskar FPI tidak akan pernah terpancing dengan provokasi mereka.”..>>

FPI Tidak Sendiri, 

Kaum Ibu Seluruh Majelis Taklim Dukung FPI

JAKARTA (VoA-Islam) –  http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/02/16/17772/fpi-tidak-sendiri-kaum-ibu-seluruh-majelis-taklim-dukung/

Walaupun Front Pembela Islam (FPI) dihujani cercaan para penghujat di sana-sini, ramai-ramai dikebiri media sekuler secara tidak fair, mendapat gonggongan dari anjing Jaringan Islam Liberal (JIL) atau lebih tepatnya Jaringan Iblis Laknatullah, toh FPI tidak sendiri.

Berbagai dukungan dan simpati terhadap mujahid FPI terus mengalir dari kaum muslimin, baik secara terang-terangan, maupun diam-diam. Sebut saja seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Forum Umat Islam (FUI), GARIS, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Zikir Az-Zikra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammadiyah, hingga Forum Silaturahim Antar Pengajian (Forsap).

Dikatakan Ketua Pimpinan Pusat Forum Silaturahim antar Pengajian (PP FORSAP), Hj. Nurdiati Akma, kaum ibu dari majelis taklim tahu betul perjuangan FPI. “Terus terang, kami sakit hati dengan aksi mereka yang mengatasnamakan Gerakan Indonesiadi Damai Tanpa FPI di Bunderan HI. Mereka yang mencerca Habib Rizieq dan FPI adalah mereka yang tidak tahu persoalan. Kami majelis taklim kaum ibu tahu betul sepak terjang FPI," kata Nurdiati Akma yang juga Dewan Pakar PP Aisyiah, organisasi muslimah underbouw Muhammadiyah.

Jujur, kaum ibu majelis taklim merasa  nyaman dengan kehadiran FPI yang selama ini menjaga harga diri dan membela  kehormatan kaum muslimin yang selalu diinjak-injak oleh mereka yang tidak suka dengan dakwah Islam.

Sebagai contoh, ia pernah melaporkan kasus anak yang direbut oleh orang tua yang beragama Kristen kepada FPI. “Saya lihat perjuangan FPI sudah bagus, mau membantu dengan ikhlas persoalan umat Islam tanpa diminta biaya. Seharusnya sebagai umat Islam bangga dan mensupport FPI,” tukas Nurdiati.

Tak dipungkiri, sebagian ibu-ibu yang jarang ikut pengajian, tidak memperoleh informasi secara utuh tentang FPI. Selama ini mereka termakan oleh pemberitaan media massa yang tidak fair alias tak berimbang terkait keberadaan FPI. “Itulah sebabnya, dalam setiap taklim kaum ibu, saya luruskan informasi tentang FPI yang selalu dikabarkan miring.”

Nurdiati menjelaskan lebih jauh, tentara dan polisi saja berterima kasih pada FPI, karena dengan keberaniannya, memberi peringatan kepada pengusaha tempat hiburan malam, lebih tepatnya tempat maksiat, mulai dari perjudian, tempat pelacuran, hingga membendung berbagai aliran sesat di Tanah Air. Ketika tentara tidak bisa berbuat, FPI lah yang turun menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. “Kita saja tidak berani melakukan itu,” kata Nurdiati yang juga

Diakuinya, ada pihak yang secara organisasi, sepertinya tidak mendukung FPI. Padahal, mereka diam-diam mendukung FPI. Muhammadiyah misalnya. Ketua Umum PP Muhammadiyah pun mendukung FPI. Kata Pak Din, segala sesuatu harus ditempatkan pada porsinya. “Saya melihat, pengebirian terhadap FPI, tak lain adalah sebuah pengalihan isu.”

Buat Surat Dukungan FPI 

Nurdiati mengimbau, agar FPI mau datang ke Komnas HAM, setiap kali dizalimi. Ia teringat ucapan anggota Komnas HAM yang masih lurus, Saharudin Daming yang mengatakan, seharusnya umat Islam yang teraniaya sering-sering mendatangi Komnas HAM. Mengingat, mereka yang mengadu ke Komnas HAM adalah kelompok yang justru menciderai dan melukai umat Islam. Yang terzalimi malah tidak datang.

Nurdiati ingin berbagi cerita, dulu ketika umat Islam memperjuangkan UU Pornografi, sebuah departemen yang melayani surat yang masuk mengenai protes dan usulan dari masyarakat, justru datang dari kalangan atau kelompok yang tidak suka dengan Islam. Mereka secara berbondong-bondong membuat surat penolakan terhadap UU Pornografi. Lalu, seorang teman meminta agar umat Islam membuat hal yang sama.

“Sejak itu, saya menginstruksikan kepada kaum ibu di seluruh majelis taklim yang ada untuk membuat surat dukungan terhadap UU Pornografi. Jadi kita harus berinisiatif, saling banyak-banyakan membuat surat dukungan terhadap persoalan yang menyangkut kepentingan umat Islam,” ungkap Nurdiati berharap.

Begitu juga dengan FPI, Nurdiati meminta kepada kaum ibu di seluruh majelis taklim agar mendukung perjuangan FPI yang saat ini terus dikambinghitamkan. Sesungguhnya orang kafir dan kaum munafik selamanya tidak akan senang pada Islam.

Sudah sunnatullah, setiap perjuangan menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan, akan selalu berhadapan dengan penentangnya yang keras, seperti halnya Rasulullah Saw menyampaikan risalah Islam ketika itu. Dibutuhkan kesabaran, strategi, doa dan pengorbanan.  FPI tidak sendiri, Allah dan kaum muslimin kan selalu bersamamu. Desastian

Siapa Dibalik Gerakan Indonesia Tanpa FPI?

Jumat, 17/02/2012 14:31 WIB | Arsip | Cetak
Mereka yang menggalang dan melakukan gerakan : "Indonesia Tanpa FPI" adalah kelompok yang sudah kehilangan akal dan nalar. Mereka kaki tangan kaum Salibis dan Yahudi.

Mereka tidak ingin ada kelompok atau golongan yang ingin melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar. Mereka tidak ingin ada kelompok yang benar-benar menegakkan kebenaran di negeri ini.

Dengan berbagai dalih dan alasan yang mereka buat, terus menggiring opini dengan menggunakan media massa Salibis dan Yahudi, bahwa FPI kelompok yang selalu melakukan kekerasan.

Mereka yang menggalang gerakan : "Indonesia Tanpa FPI", tak lain, mereka ini kaum yang sudah kemasukkan ideologi dan darah Yahudi yang sangat rasis, dan ingin menghilangkan setiap kekuatan yang ingin menegakkan kebenaran dan anti kemunkaran. Termasuk gerakan yang terus menyebarkan ideologi : "pluralisme", dan ingin menghancurkan Islam, yang mereka tuduh sebagai agama yang tidak toleran.

Ajaran "pluralisme", adalah bersumber dari ajaran Iluminati, sebuah kelompok inti dari Zionisme, yang ingin menghancurkan Islam dengan cara menyusup ke agama-agama lainnya.

Mengapa mereka membuat gerakan : "Indonesia Tanpa  FPI"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Korupsi"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Partai Politik"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Aid"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Perlontean"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa Gay"? Mengapa mereka tidak membuat gerakan : "Indonesia Tanpa SBY", yang nyata-nyata sudah gagal memimpin, dan membuat rakyat menderita? Mereka yang membuat gerakan  : "Indonesia Tanpa FPI", sejatinya salah alamat.

Kebobrokan sudah di mana-mana. Kebobrokan dan tindakan amoral sudah menyeluruh, dan menjadi kehidupan sehari-hari. Tanpa batas. Semua kelompok dan golongan sudah melakukan kejahatan. Semua bentuk penyelewengan, kedurhakaan, kemaksiatan, dan berbagai tindak kriminal sudah sistemik. Terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Tiba-tiba ada gerakan yang menginginkan agar FPI harus dibubarkan, tanpa ada kejelasan. Kejahatan apa saja yang sudah dilakukan FPI? Mereka yang menuntut pembubaran FPI, seharus membuktikan kejahatan yang sudah dilakukan FPI. Bukan hanya membangun opini dan pressure politik terhadap pemerintah.

Islam dan umat Islam itu menjadi korban kejahatan dan pembantaian oleh golongan Kristen dan Yahudi, tetapi mengapa ada yang menggerakkan gerakan: "Indonesia Tanpa FPI", menjadi tempat berhimpun sebagian umat Islam dalam rangka amar ma'ruf nahi munkar, dan harus dibubarkan atau dihancurkan?

Bagaimana kalau nantinya ada gerakan yang menginginkan : " Indonesia Tanpa Kristen. Indonesia Tanpa Katolik. Indonesia Tanpa Hindu. Indonesia Tanpa Kong Hu Chu"? Karena gerakan yang meginginkan pembubaran FPI, hanyalah gerakan sasaran antara belaka.

Hakikatnya mereka tidak menginginkan Islam tegak di Indonesia. Mereka tidak mengingkan ada kekuatan Islam yang menginginkan ditegakkan kebenaran, dan diberantasnya segala bentuk kebathilan dan kemunkaran.
Mereka kelompok-kelompok yang ingin menghancurkan kehidupan bangsa Indonesia, dan dengan menggunakan kebebasan. Mereka menginginkan segala kebusukan dan kebobrokan yang ada dibiarkan tidak diusik. Segala bentuk kejahatan dibiarkan. Narkoba dibiarkan, sek bebas dibiarkan, kemesuman dibiarkan. Berapa banyak di hari Valentine Day, orang-orang yang moralnya sudah bobrok melakukan perzinahan?
 FPI hanyalah menginginkan kehidupan yang baik, sebagaimana bangsa ini mayoritas menganut agama Islam. Dengan tegaknya nilai-nilai Islam di dalam kehildupan bangsa ini.

Gerakan : "Indonesia Tanpa FPI" hanyalah sebuah gerakan rasis yang menginginkan Indonesia menjadi hancur. Membiarkan segala bentuk kebobrokkan berkembang biak, tanpa ada kekuatan yang mengingatkan dan menghalangi kebobrokan itu. Wallahu'alam.


Panglima FPI: Ikan Bawal Buah Terong, JIL Jual FPI Borong

JAKARTA (Voa-Islam) – Di media massa, FPI habis diserang secara membabi buta oleh kaum fasik para penghujat Islam. Tapi FPI akan tetap menahan diri. FPI tidak terjebak oleh opini-opini mereka yang tidak suka. Mereka mengira, dengan dihujatnya FPI dengan kekuatan pers sekuler, akan membuat FPI terpancing untuk berbuat tindakan anarkis. Ternyata, kaum fasik Jaringan Iblis Laknatullah (JIL) itu gagal dan tidak sukses.

“Kita sudah membaca arah permainan musuh. FPI sudah paham itu. JIL itu kalah cerdas dengan FPI. Itulah sebabnya, saya selaku Panglima FPI akan terus berkoordinasi dengan teman-teman FPI di bawah untuk tidak terpancing dengan jebakan mereka,” kata Panglima FPI Ustadz Maman Suryadi Abdurrahman.
Ketika ditanya, apakah aksi yang dilakukan kaum fasik JIL di Bunderan HI kemarin, yang memprovokasi masyarakat dengan yel-yel Indonesia Damai Tanpa FPI ingin mengulang insiden Monas beberapa tahun yang lalu?

“Kemungkinan bisa saja terjadi. Mereka ingin mengulang insiden Monas.  Itulah sebabnya, barisan kaum fasik JIL yang dibawa oleh Ulil Absar Abdalla dan Guntur Romli yang pernah mendapat bogem mentah laskar, sok berani menantang FPI di bunderan HI. Mereka menunggu laskar FPI berseragam putih untuk menyerang saat melakukan aksi unjuk rasa. Mereka bersiyasah, jika laskar FPI datang menyerang, maka para jurnalis dari berbagai media akan menjadikan insiden ini sebagai moment penting. Yang jelas, mereka gagal total, dan kita sudah baca arahnya,” kata Ustadz Maman tersenyum simpul.

Menurut Panglima FPI, laskar FPI tak perlu terpancing, apalagi menerobos untuk mengacak-acak para pengunjuk rasa. “Kami tebarkan rumor lewat Black Berry Massenger (BBM), bahwa FPI sudah bergerak menuju HI. Baru rumor FPI bergerak saja, mereka sudah terkecoh, ketar-ketir gemeteran, apalagi kita serukan sandi khusus untuk membubarkan Ulil dan Guntur Romli Cs. Kita asyik-asyik aje. Rileks aje kalee,” kata Ustadz Maman enteng.

JIL Kalah Cerdas

Ustadz Maman pun berpantun, Ikan Bawal Buah Terong, JIL jual FPI borong.  FPI selalu siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Apapun resiko yang dihadapi, mati sekalipun, Insya Allah, laskar FPI siap menghadapi mereka.”Loe jual gue borong, emang gue pikirin, kata orang Betawi,” tegas Panglima.

Meski FPI dikebiri dan kerap dikambinghitamkan, FPI akan berupaya istiqomah untuk berdakwah sampai kapanpun. “Sudah menjadi komitmen jihad kami, bahwa FPI akan ada di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua, termasuk di Kalimantan.
“Di Kalimantan Tengah sendiri, meski belum dilakukan pelantikan pengurusnya, sebetulnya FPI Kalteng sudah resmi berdiri. Soal pelantikan, itu soal teknis. Melalui via telepon atau teleconference pun sudah sah dilakukan. Di Palangka Raya, bahkan sudah ada pimpinan FPI.  Begitu juga di Banjarmasin dan Pontianak. Kedua kota itu merupakan basis FPI. Adapun opini yang menyudutkan FPI adalah boomerang bagi musuh-musuh Islam.”

Ustadz Maman, salah satu pimpinan FPI yang terancam akan dibunuh oleh gerombolan preman fasis dan bengis itu mengaku heran dengan tokoh JIL yang menyebut senjata yang diacung-acungkan preman yang mengatasnamakan masyarakat Dayak di bandara Palangka Raya sebagai bentuk kearifan lokal, adalah pernyataan yang bodoh dan tidak berbudaya.

“Kalau dia menyebut kearifan lokal atau budaya setempat, maka orang Betawi yang mengacungkan golok juga akan dianggap kearifan lokal. Begitu juga dengan orang Bugis yang membawa parang, orang Aceh yang membawa rencong, orang  Madura yang membawa clurit, orang Papua yang membawa panah dan tombak. Padahal, itu bukan kearifan lokal, tapi tindakan anarkis. Bukti, kaum fasik JIL berdusta atas nama anti kekerasan dan perdamaian, tapi nyatanya mendukung tindakan kriminil,” kata Ustadz Maman.

Mereka yang menghendaki FPI bubar adalah pemain lama. Tapi, usaha mereka untuk membubarkan FPI tidak pernah berhasil. “Apapun yang terjadi, kami tidak akan mundur selangkah pun untuk menghentikan dakwah. Makar mereka akan kami lawan. Gerombolan liberal sejak dulu sudah menjadi musuh besar umat Islam. Saya kira, FPI lebih cerdas ketimbang JIL. Karena laskar FPI tidak akan pernah terpancing dengan provokasi mereka.”

Semoga Allah menjaga para mujahid FPI yang menolong agama Allah karena mengharap ridho-Nya. Amin. (Desastian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar