Kamis, 14 April 2011

Ukhuwah Islamiyah Nyata Sunni-Syiah & Fitnah Salafi>>“Jika situasi mulai tenang, kami mulai bergerak perlahan membawa makanan, air, obat, amunisi dari tempat penyimpanan kepada para pejuang Hizbullah. Kami memberi mereka dukungan logistik di sejumlah perkampungan Sunni terkenal Aqruub.” Ini sedikit gambaran yang disampaikan Syaikh Abu Khalid, salah satu pimpinan Jamaah Islamiyah Sunniyah di Libanon. Syaikh Abu Khalid juga kepala militer unit Fajr, yang merupakan underbow Jamaah Islamiyah Sunniyah. >>> Ada kejanggalan dari Pemerintahan Arab Saudi yang konon adalah Pembela umat Islam ...>>> Tapi malahan melakukan sebaliknya...yaitu berkolaborasi dengan AS-NATO-dan Israel???? ...Sementara itu, pada tanggal 16 Dzulqaidah 1427 H, Syekh Abdullah bin Jabrin, Syekh al-Harbi dan Syekh al-Umar, tiga mufti besar kerajaan Saudi, bersama puluhan syekh Saudi lainnya mengeluarkan Deklarasi berisi fatwa yang secara tidak langsung mengkafirkan Sayid Hasan Nasrullah dengan Hizbullah yang Syiah itu, dan mengharamkan segala jenis bantuan kepada Hizbullah dalam perang melawan Israel di Libanon. Tidak cukup dengan kegilaan ini, mereka juga menuduh bahwa Hizbullah yang Syiah itu sekutu Amerika dan pelindung Israel yang membunuhi orang-orang Ahlus Sunnah. Lebih jauh mereka memprovokasi kaum muslimin Sunni untuk menghancurkannya.>>>> Masya Allah... Sadarlah Sdrku... Sunny & Syiah itu bersaudara..... Janganlah diadu-domba... Seyogianya kita bersatu... dan mewujudkan syariah secara utuh dan lurus....>>>> Ada apa denga Salafi-Wahabi????.>>>> Wahai Umat Islam... siapaun anda..dan madzhab apapaun anda... Kembalilah kepada Kemurnian Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW... dan Bersatulah secara utuh.. Janganlah terpecah belah atau memfitnah Umat Islam... Awaslah dan waspadalah terhadap ulah opini dan jaringan medianya serta provokasi para Dajjal ..dan tentaranya... AS-NATO-Israel dan antek2nya.... yang memang mereka itu tidak suka kepada Allah dan Rasulullah SAW dan Keturunan dan pengikutnya..yang setia dan ikhlas...dan selalu berbuat penyelewengan kepada ajaran dan arahan Allah dan Rasulullah SAW serta keturunannya dan pengikutnya yang setia dan membela Islam dengan ikhlas.... Bersatulah dengan teguh..dan kuatkan silaturahim dan persudaraan muslim dengan ikhlas dan niatkan untuk ibadah kepada Allah semata... Amin.

Ukhuwah Islamiyah Nyata Sunni-Syiah & Fitnah Salafi

Posted by administrator www pada September 4, 2007. http://wildwestwahabi.wordpress.com/2007/09/04/ukhuwah-islamiyah-nyata-sunni-syiah-fitnah-salafi/
“Jika situasi mulai tenang, kami mulai bergerak perlahan membawa makanan, air, obat, amunisi dari tempat penyimpanan kepada para pejuang Hizbullah. Kami memberi mereka dukungan logistik di sejumlah perkampungan Sunni terkenal Aqruub.” Ini sedikit gambaran yang disampaikan Syaikh Abu Khalid, salah satu pimpinan Jamaah Islamiyah Sunniyah di Libanon. Syaikh Abu Khalid juga kepala militer unit Fajr, yang merupakan underbow Jamaah Islamiyah Sunniyah. Kepada Islamonline ia menyebutkan bagaimana kerjasama yang terjadi antara kelompok Sunni dan Syiah di Libanon Selatan saat peperangan melawan Israel beberapa waktu lalu. “Itu adalah fase pertempuran “Bertahan dan Menyerang”, ujar Khalid. Ia menambahkan, setelah memasuki hari pertama peperangan, kaum Sunni sudah merasa bahwa peperangan ini akan berlangsung lama. “Kami mengumpulkan kaum Muslimin di desa Aqruub yang juga termasuk desa Habariba, Kfar Hamam, Kfar Shouba, dan Syab’a. Kami menyatakan sumpah setia untuk berjihad dan bekerjasama dengan perlawanan Hizbullah serta bertahan sampai mati syahid,” kenang Khalid. Setelah itu, mereka mulai melakukan koordinasi dengan pasukan Hizbullah. Menurut Khalid, kerjasama seperti ini bukan pertama kalinya muncul. Tapi sudah sejak beberapa tahun lalu, tepatnya sekitar awal tahun 80-an. “Apa yang kami lakukan beberapa waktu lalu, sangat sedikit ketimbang apa yang kami lakukan sebelum tahun 1982, saat Israel menyerang Libanon,” ujar Khalid. Ia juga menceritakan, “Kami dan mereka memerangi musuh yang satu, yakni Zionis Israel. Kami mempunyai aksi tertentu yang dilakukan bersama. Kami meminta mereka untuk bisa saling membantu dalam sejumlah peperangan membebaskan Libanon Selatan tahun 2000, yang menjadi awal penarikan pasukan Israel dari lokasi itu. Kami juga mempunyai sejumlah pos militer di perbatasan yang bersentuhan langsung dengan Israel. Yang paling strategis terletak di Jbal Syaikh, di lokasi Sudana, dekat perkebunan Syab’a yang juga merupakan wilayah yang diduduki kaum Sunni.” Abu Khalid menyayangkan sikap Militer Libanon yang bekerjasama dengan Suriah menutup kantor pusat mereka setelah ditinggalkan oleh anasir pejuang Fajr, pascapenarikan mundur Israel dari Libanon Selatan tahun 2000. “Dahulu, pos tersebut digunakan oleh pejuang Hizbullah sebagai lokasi permulaan aksi militer mereka,” ujar Khalid. Kondisi kaum Sunni di wilayah Aqruub mulai mengalami masalah setelah penarikan mundur Zionis dari Libanon Selatan. “Orang-orang Suriah tidak mengizinkan keberadaan pasukan Fajr dan tidak mengizinkan kami membawa persenjataan ke medan tempur. Mereka beberapa kali menggagalkan upaya kami menyalurkan senjata untuk pasukan kami.” Dalam konteks peperangan 33 hari dengan Israel yang baru berakhir, Khalid menyebutkan pihaknya bergerak pada sejumlah orbit jihad. Orbit pertama adalah orbit untuk mempertahankan diri dan melindungi masyarakat agar tetap berada di tempat mereka dan semaksimal mungkin berupaya agar mereka tidak ikut dalam arus pengungsian. Tahap ini sukses dilakukan pasukan Fajr. “Cara yang kami lakukan dalam hal ini ada pada dua kegiatan. Pertama menanamkan dan meningkatkan kualitas mental mereka melalui pemberian pelajaran maupun ceramah di sejumlah masjid. Dan cara kedua adalah dengan memberi jaminan hidup setiap hari bagi masyarakat yang mau bertahan.” Secara teknis, Khalid menyebutkan bahwa pihak Jamaah Islamiyah Sunniyah membagi tugas per unit untuk mengawasi sekitar 20 sampai 25 desa. Setiap unit melakukan peran tertentu, baik peran pemantauan dan penjagaan, peran logistik dan distribusinya. “Kami mengambil bantuan dan makanan dari Baqa’ yang berjarak sekitar 60 km dari wilayah kami,” ujar Khalid. Tentang perang jihad yang mereka lakukan bersama Hizbullah juga diterangkan oleh Khalid. Khalid menjelaskan bahwa sejumlah pejuang Hizbullah terisolir karena sulitnya komunikasi dan terputusnya sejumlah jalan. Karena itu, mereka terputus dari pimpinan militer mereka dan mengatur wilayah mereka tanpa intruksi pusat. “Dalam situasi seperti itu, kami membantu mereka di setiap desa sesuai yang mereka butuhkan. Di sejumlah perkampungan kami menampung persembunyian sejumlah pemuda pejuang. Di kampung lain kami memberi mereka sejumlah mobil dan alat transportasi untuk digunakan membawa rudal atau untuk memperlancar operasi militer. Terkadang mereka menggunakan para pejuang kami juga untuk menyupir mobil. Kami juga turut memasok persenjataan di beberapa desa untuk pejuang Hizbullah.” Namun demikian, para pejuang Fajr memang tidak terlibat di medan tempur dalam peperangan langsung bersama Hizbullah. Menurut Khalid, sudah ada kesepakatan antara Jamaah Islamiyah dengan Hizbullah, bahwa aksi militer bersama itu hanya akan dilakukan ketika menghadapi Israel yang ingin menembus wilayah perkampungan Sunni. “Ini memang keinginan dari saudara-saudara kami di Hizbullah. Mereka memang tidak ingin melontarkan rudalnya dari sejumlah pos militer kami, meskipun kami mempunyai sejumlah peralatan sederhana untuk melontarkan rudal. Mereka beralasan rudal tidak dilontarkan kecuali dengan perhitungan yang cermat. Kami menghormati sikap mereka. Yang penting bagi kami adalah, serangan itu dapat memberi kerugian bagi Zionis Israel.” (na-str/iol)
Sementara itu, pada tanggal 16 Dzulqaidah 1427 H, Syekh Abdullah bin Jabrin, Syekh al-Harbi dan Syekh al-Umar, tiga mufti besar kerajaan Saudi, bersama puluhan syekh Saudi lainnya mengeluarkan Deklarasi berisi fatwa yang secara tidak langsung mengkafirkan Sayid Hasan Nasrullah dengan Hizbullah yang Syiah itu, dan mengharamkan segala jenis bantuan kepada Hizbullah dalam perang melawan Israel di Libanon. Tidak cukup dengan kegilaan ini, mereka juga menuduh bahwa Hizbullah yang Syiah itu sekutu Amerika dan pelindung Israel yang membunuhi orang-orang Ahlus Sunnah. Lebih jauh mereka memprovokasi kaum muslimin Sunni untuk menghancurkannya.
Saking munafik dan dungunya kaum Wahabi Salafi ini samasekali tidak menyadari  bahwa lolongan mereka itu untuk kesekian kalinya malah membuka kedok mereka sendiri. 
Sementara itu, pada tanggal 16 Dzulqaidah 1427 H, Syekh Abdullah bin Jabrin, Syekh al-Harbi dan Syekh al-Umar, tiga mufti besar kerajaan Saudi, bersama puluhan syekh Saudi lainnya mengeluarkan Deklarasi berisi fatwa yang secara tidak langsung mengkafirkan Sayid Hasan Nasrullah dengan Hizbullah yang Syiah itu, dan mengharamkan segala jenis bantuan kepada Hizbullah dalam perang melawan Israel di Libanon. Tidak cukup dengan kegilaan ini, mereka juga menuduh bahwa Hizbullah yang Syiah itu sekutu Amerika dan pelindung Israel yang membunuhi orang-orang Ahlus Sunnah. Lebih jauh mereka memprovokasi kaum muslimin Sunni untuk menghancurkannya.

Syeikh Wahabi, Agen Zionis Berjubah (terjemahan)

Posted by administrator www pada Maret 23, 2009. http://wildwestwahabi.wordpress.com/2009/03/23/syeikh-wahabi-agen-zionis-berjubah-terjemahan/

Assalamu’alaikum wr wb
Karena banyaknya permintaan untuk terjemahan tulisan di bawah judul Syeikh Wahabi, Agen Zionis Berjubah maka Alhamdulillah saya punya kesempatan untuk menterjemahkannya dari bhs Inggris ke bhs Indonesia dan hasilnya (dengan segala keterbatasan saya) hari ini dapat saya upload. Mudah2an bisa membantu. Terimakasih.
wassalam
Administrator
Catatan Atas Fatwa Sesat al-Albani Tentang Palestina

Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani, yang dianggap oleh mayoritas Salafi sebagai ulama terbesar mereka, telah mengeluarkan sebuah fatwa beberapa tahun yang lalu yakni bahwa semua kaum muslim di Palestina, Libanon Selatan, dan Dataran Tinggi Golan harus meninggalkan tanah/negeri mereka secara massal dan pergi ketempat lain. Alasan dia (dan dia tetap memegangnya) bahwa setiap Negeri Muslim yang diduduki/dijajah oleh orang Non-Muslim maka menjadi Negeri Non-Muslim. Oleh karenanya setiap Muslim dilarang tinggal/menetap disitu.

Ketika beberapa orang menanyakan kepadanya, dengan terheran-heran, bahwa tidak akan ada satu negarapun didunia yang mau menampung orang-orang/bangsa Palestina, bahkan Saudi Arabia pun, dia mengatakan: “Mereka mungkin bisa mencoba pergi ke Sudan, disana mereka mungkin akan ditampung.”

Sebagai catatan, al-Albani ini adalah orang yang mengklaim dirinya sendiri sebagai ulama. Banyak yang menantangnya untuk menunjukkan walau satu saja ijazah yang diberikan kepadanya oleh sebarang gurunya (kalaupun dia punya). Dia tidak pernah bisa menunjukkan/membuktikannya sampai sekarang. Yang kelihatan pada al-Albani justru fatwa-fatwanya samasekali tidak berdasar ilmu hadis, sementara para pengikutnya tetap menganggapnya sebagai “Muhaddis Masa Kini”. Dia banyak mengeluarkan fatwa dalam hampir semua ilmu-ilmu Islam. Al-Albani juga mengeluarkan komentar atas buku aqidah “Al-Aqidah at-Tahawiyya”.

Berikut ini adalah terjemahan dari salah satu tanggapan/sanggahan Syeikh Buti terhadap al-Albani. Syeikh Buti adalah salah seorang ulama terkemuka Syria: [Diambil dari buku "Strife in Islam" (Al-Jihad fil Islam: Kayfa Nafhamuhu wa Kayfa Numarisuhu), by Dr. Muhammad Sa’id Ramadan al-Buti, 2nd edition, Dar Al-Fikr, Damascus, Syria, 1997.]  

“Syeikh” Nasiruddin al-Albani telah mengejutkan masyarakat, dalam beberapa bulan terakhir ini, dengan fatwa sesatnya yang sangat jauh dari ajaran-ajaran Syariat Islam dan sangat berlawanan/kontradiksi dengan pokok-pokok dan hukum-hukum agama (Islam – penj).

Dia menyatakan secara terbuka dan dihadapan semua saksi, bahwa semua Muslim dan bangsa Palestina yang masih berada di tanah/negeri yang diduduki/dijajah wajib meninggalkan seluruh negeri itu dan menyerahkannya kepada kaum Yahudi, yang telah mengubahnya, setelah mereka menjajahnya, menjadi sebuah Negeri Kafir.

Kalaulah tidak dimuat dimedia massa dan tidak ada kaset rekaman suara al-Albani yang mengatakan sendiri hal ini, maka sulit buat saya untuk mempercayainya. 

Ini karena seorang santri yang paling awampun mengetahui apa yang terdapat pada semua sumber Syariat Islam, bahwa sebuah Negeri Islam akan tetap, secara sah, menjadi Negeri Islam sampai Hari Kebangkitan, tak peduli apapun yang diperbuat oleh orang-orang kafir ataupun musuh terhadap Negeri Islam tersebut. Dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk memenuhi tanggungjawabnya dengan membersihkan/mengusir para agresor dari negeri tersebut. Dan menurut Abu Hanifah yang mengemukakan kemungkinan berubahnya Negeri Islam menjadi Negeri Kafir syaratnya adalah bahwa tanda-tanda Islam telah disingkirkan/dihilangkan darinya dan diganti dengan aturan-aturan kafir, bahwa tidak ada seorang muslim atau kafir dzimmi pun yang masih tinggal disitu merasa aman dengan hukum Islam yang murni/asli, dan  bahwa negeri itu diberi batas sebagai Negeri Kafir ataupun Negeri Perang. Dan kita tahu bahwa tidak satupun syarat tersebut ada pada negeri yang sedang dijajah (Palestina – penj), sebab tanda-tanda Islam secara terbuka masih tetap eksis disana, kaum muslimin masih tetap bisa menikmati hukum-hukum Islam, dan tidak ada batas tersendiri sebagai Negeri Kafir ataupun Negeri Perang dalam Wilayah/Negeri Jajahan tersebut, saat ini.

Tetapi syeikh (al-Albani), yang menganggap dirinya sebagai “Muhaddis Masa Kini”, telah melanggar ijma’ sah ini, yang mana dia tidak punya pengetahuan tentangnya. Lalu dia mengumumkan/memfatwakan tanpa kesepakatan ummat bahwa Palestina telah berubah, yang tentu saja menguntungkan Israel, menjadi Negeri Kafir dan Negeri Perang. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban semua muslim yang adalah pemilik dan penduduknya untuk mengecam/menentangnya.

Misteri apa yang ada dibalik diamnya si syeikh ini selama bertahun-tahun sebelumnya sampai cahaya keimanan Intifadha muncul dijantung Tanah Jajahan, dan gerakan perlawanan Hamas didirikan yang menimbulkan fenomena teror dihati dan jiwa para penjajah, lalu tiba-tiba si syeikh ingat akan hal ini dan kemudian menyadarinya bahwa inilah saat/waktunya baginya untuk memfatwakannya secara eksplisit disemua media massa. Dan baginya telah tibanya waktunya, yang karenanya dia mulai beraksi itu, adalah dengan munculnya gerakan Intifadha yang bersama para pemilik sah (rakyat – penj) Tanah Jajahan telah meraih segala kesuksesan yang tidak diharapkannya, karena dengan demikian dia dapat membantu Israel keluar dari segala kesulitan yang membelenggu mereka dan telah banyak menguras sumberdaya mereka (Israel – penj).

Inikah sesungguhnya waktunya bagi syeikh gadungan/pengkhianat ini untuk memberitahukan kepada kita rahasia dibalik disimpannya fatwa tersebut didadanya selama ini sampai kemudian dia munculkan sekarang?!. Dan, tentang diamnya dia selama ini atas dosa kaum muslimin karena masih tetap tinggal di Negeri Kafir hingga hari ini?!

Dan sungguh kita bersyukur kepada Allah bahwa fatwa dia (al-Albani – penj) yang batil tersebut telah gagal yang mana hal ini ditunjukkan dimana rakyat Suriah, Aljazair, Mesir dan Libia  hari-hari ini justru meningkatkan jihad dinegeri mereka masing-masing untuk membebaskan mereka dari belenggu kolonialisasi dan agresi para tiran.

Ataukah, kaum muslimin dinegeri-negeri tersebut di atas wajib meninggalkan negeri mereka, sebuah keuntungan bagi musuh mereka, karena negeri mereka sekarang dikategorikan sebagai Negeri Kafir?! (bila hal ini terjadi) Maka hari ini kita akan melihat bahwa para tiran dan penjajah itu memang punya hak yang legal (untuk terus menjajah – penj). Dan siapa yang tahu bahwa memang inilah yang lebih disukai/diinginkan oleh syeikh gadungan/pengkhianat ini?!

[Yang tersebut di atas adalah apa yang ditulis oleh Dr. Buti pada Edisi Pertama dan diulangi pada Edisi Kedua dalam buku beliau. Berikut ini apa yang beliau tambahkan pada Edisi Kedua]

Dan sekarang saya katakan, tambahan beberapa kalimat pada Edisi Kedua ini setelah kami menunggu si syeikh bakal menarik fatwa sesatnya tersebut, karena kembali kepada kebenaran itu adalah suatu kemuliaan/keutamaan. Tetapi dia tidak pernah melakukannya walaupun seluruh dunia muslim menentangnya gara-gara fatwanya itu.

Juga, ada segelintir pembaca yang menilai bahwa penyebutan Gadungan/Pengkhianat (suspected) terhadap syeikh sebagai kurang tepat. Tetapi sebutan itu diberikan kepada seseorang yang mengeluarkan suatu fatwa dengan berkolaborasi dengan pihak asing. Jadi, penyebutan itu tidak ekstrim tetapi sudah sesuai dengan realitas/kenyataan.

Catatan: Menjadi jelas bagi kaum Muslim diseluruh penjuru dunia bahwa Nasiruddin al-Albani jelas-jelas adalah seorang agen CIA dan bagian dari Tatanan Dunia Baru Zionis.

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus