Sembilan Alasan Tolak Pembatasan Subsidi BBM
Sabtu, 19/03/2011 07:56 WIB. http://www.eramuslim.com/berita/nasional/sembilan-alasan-tolak-pembatasan-subsidi-bbm.htm | email | print
Sekitar 500 massa Hizbut Tahrir Indonesia mengajukan sembilan alasan penolakan rencana pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM), Kamis (18/3) siang di depan Istana Presiden, Jakarta.
Kesembilan alasan itu ialah:
Pertama, menipu. “Istilah subsidi BBM adalah istilah menipu, sebab faktanya tak ada subsidi BBM!” tegas Ketua DPP HTI Dr Arim Nasim. Menurutnya Pemerintah mengambil minyak bumi milik rakyat secara gratis dengan biaya hanya US$ 10/barrel. Tapi karena hanya bisa menjualnya seharga US$ 77/barrel pemerintah merasa rugi jika harga minyak Internasional lebih dari harga itu.
Kedua, penjajahan. Penghapusan subsidi BBM adalah bagian dari agenda Konsensus Washington untuk meliberalkan perekonomian Indonesia. Kenaikan BBM adalah proses sistematis untuk meminggirkan rakyat menuju Neokolonialisme (penjajahan baru) melalui liberalisasi BBM. BBM akan dikuasai perusahaan asing mulai dari hulu (eksplorasi minyak) sampai hilir (pom bensin/SPBU). “Kenaikan harga BBM hanya menguntungkan mafia BBM asing dan anteknya!” tegasnya.
Ketiga, menyengsarakan rakyat. Penghapusan subsidi BBM adalah bagian dari agenda Konsensus Washington untuk meliberalkan perekonomian Indonesia. Kenaikan BBM adalah proses sistematis untuk meminggirkan rakyat menuju Neokolonialisme (penjajahan baru) melalui liberalisasi BBM.
Keempat,tidak adil. Subsidi untuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan bunganya sebesar Rp230.33 triliun hanya dinikmati sekitar 14.000 orang, sedangkan ‘subsidi’ BBM sebesar Rp201.36 triliun dinikmati oleh 230 juta orang.
Keempat,tidak adil. Subsidi untuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan bunganya sebesar Rp230.33 triliun hanya dinikmati sekitar 14.000 orang, sedangkan ‘subsidi’ BBM sebesar Rp201.36 triliun dinikmati oleh 230 juta orang.
Kelima, bohong. Tuduhan pemerintah kalau BBM murah akan menjadikan masyarakat boros menggunakan BBM adalah bohong. “Sebab, konsumsi BBM Indonesia cukup rendah, berada di urutan ke-116 di bawah negara Afrika seperti Botswana dan Namibia,” ungkapnya.
Keenam, dusta. Pemerintah mengatakan bahwa harga BBM di Indonesia murah karenanya harus dinaikkan. Di Amerika, Cina, dan Jepang memang harga BBM lebih tinggi dari pada di Indonesia. “Tapi ingat, pendapatan mereka pun jauh lebih tinggi dari pada Indonesia!” tegasnya.
Padahal, BBM di Indonesia (premium, Rp 5000/liter) lebih mahal dari pada Venezuela Rp 460/l, Turkmenistan Rp736/l, Iran Rp 828/l, Nigeria Rp 920/l, Saudi Arabia Rp1104/l, Kuwait Rp1932/l, dan Mesir Rp2.300/l.
Ketujuh, energi Indonesia untuk asing, bukan untuk rakyat. Indonesia ekspor 70% Batubara ke luar negeri. Indonesia pengekspor LNG terbesar di dunia. Indonesia ekspor 500.000 barrel per hari minyak.
“Tapi, di dalam negeri listrik sering padam, rakyat antri gas, minyak tanah, dan bensin pun harganya terus meningkat!” sesalnya. Sebab, Pertamina hanya memproduksi 13,8% sementara sisa minyak Indonesia dikelola asing! Chevron (41%), Total E&P Indonesie (10%), Chonoco Philips (3,6%) dan CNOOC (4,6%).
Kedelapan, Tidak salah sasaran. “Subsidi hanya dinikmati orang kaya? Tidak! “ tegasnya. Lantaran menurut data kepolisian orang kaya di Indonesia yang memiliki mobil mewah kurang dari 5%.
Kesembilan, Pengalihan subsidi? Katanya, subsidi harus dialihkan dalam bentuk subsidi langsung seperti pendidikan, kesehatan dan pencarian sumber energi alternatif.
Faktanya, pendidikan dan kesehatan tetap mahal, orang miskin dilarang sakit! Pencarian sumber energi alternatif hanya omongan. “Yang sudah pasti harga BBM naik lagi! Beban rakyat bertambah lagi!” pungkasnya.
Sebelumnya massa melakukan longmarch dari Masjdi Istiqlal menuju Istana Presiden usai shalat Jum’at. Sepanjang jalan mereka meneriakan yel-yel penolakan pembatasan subsidi BBM.(joy)
Ironi Perhitungan Harga BBM
yuniawan on Jun 20th 2008
Siapa penguasa ladang minyak di Indonesia ? Harusnya, berdasarkan UUD 1945 pasal 33, penguasa semua itu adalah rakyat Indonesia. Namun apa yang terjadi ? Dalam kenyataannya, jika Pertamina diasumsikan sebagai rakyat Indonesia misalnya, ternyata Pertamina pun, tak sampai menguasai separuh dari seluruh eksplorasi minyak yang ada di Indonesia.
Bahkan mungkin Pertamina menguasai tak sampai 40 % dari total kekayaan minyak kita. Ini belum lagi disertakan ladang minyak bari di Aceh, yang konon melebihi cadangan minyak milik Arab Saudi.
Dari kenyataan ini saya menjadi kian memahami, mengapa Indonesia begitu sakit terguncang, saat harga minyak dunia naik. Sementara saudara sesama produsen yang ada di Timur Tengah, tampak begitu “nyaman” mengomentari lonjakan harga minyak dunia. Bahkan, Arab Saudi pun berani untuk membatasi ekspor minyaknya, hanya untuk melindungi rakyatnya agar tetap merasa sebagai bagian dari negara kaya minyak. Mereka tak mau terburu mencukupi kebutuhan ekternal (ekspor), jika belum yakin akan stabilitas minyak dalam negerinya. Dan itu bagus ! Selain “terkesan” berani, mereka juga cerdik.
Salah satu kunci yang memposisikan mereka sebagai produsen dunia-yang tidak merana di negeri sendiri- adalah dengan melarang kepemilikan asing di negerinya. Artinya, sebesar apapun modal asing yang masuk, harus memposisikan orang lokal sebagai pemilik. Jadi, tidak ada lagi kisah orang asing yang bisa memiliki pulau seperti di Indonesia. Atau Indonesia lantas tidak lagi menjadi jujugan warga Singapura yang karena merasa sulit untuk memiliki sepetak tanah di negerinya, tapi malah bisa sesukanya untuk menjadi seorang tuan tanah di Indonesia. Bahkan, pasir di Indonesia, dengan mudahnya mereka angkut untuk memperluas wilayahnya.
Harusnya, UUD 1945 pasal 33 benar-benar diterjemahkan dengan tegas, keras, dan lugas dalam setiap UU dan kebijakan lain di Indonesia. Sehingga, Indonesia tetap berpeluang untuk menjadi raja di negeri sendiri. Berperilaku demikian bukan berarti anti globalisasi. Tapi hanya berusaha untuk mengagendakan masa depan anak cucu Indonesia. Bisa jadi, anak cucu kita nanti, akan mengontrak kepada warga asing, hanya untuk berteduh di negerinya sendiri. Saat ini saja, sudah banyak warga kita yang mengemis pekerjaan kepada orang asing yang terlanjur memiliki modal kuat di Indonesia. Sementara di sisi lain, pendidikan belum menjadi prioritas utama bagi pembangunan bangsa ini.
Seperti yang pernah ditulis, BLT tentu bukan solusi yang tepat. Sementara subsidi BBM pada setiap “dialog” anggaran kita, akan selalu menjerumuskan bangsa ini. Beberapa asumsi (perhitungan), akan membuat kita bingung sepanjang hari. Dari salah satu media saya coba memahami, bahwa :
Jika harga minyak mentah ditaksir US $ 100 per barel- sekarang sudah pernah menginjak US $ 150 per barel- maka harga minyak mentah per liter mencapai US $ 0.63 Ini diambil dari asumsi 1 barel = 159 liter. Dan jika sekarang kurs US $ 1 = Rp. 9.300, dan dibulatkan menjadi Rp. 10.000 maka harga minyak mentah menjadi Rp. 6.300 per liter.
Jika saja dibutuhkan biaya pengelolaan untuk menjadi premium sebesar Rp. 630 per liter, yang diambil dari US$ 10 per barel, maka jika pemerintah masih menjual dengan harga lama (Rp.4.500), akan rugi sebesar Rp. 2.430 per liter. Dengan perhitungan, harga minyak mentah Rp. 6.300 ditambah biaya pengolahan sebesar Rp. 630, dikurangi harga jual Rp. 4.500
Atas perhitungan inilah, kemudian pemerintah menjadi terbebani, dan perlu mensubsidi. Dan dampaknya, seperti yang terekspose di media, anggaran pemerintah ambruk, dan terpaksa menutupinya dengan mengurangi subsidi, dan menaikkan harga BBM.
Namun, yang saya tidak habis pikir-mungkin karena kebodohan saya- di sisi lain, pemerintah justru malah menghamburkan uang melalui BLT. Yang ada di benak saya, mana mungkin, anggaran yang timpang, dan terpaksa ditutup dengan mengurangi subsidi, tetapi dalam waktu bersamaan, bisa memberikan dana segar secara tunai.
Jika kita coba hitung, menurut data BPS 2007 jumlah penduduk miskin kita “hanya” 37 juta orang. Jika semua berjalan lancar, maka akan ada Rp. 3,7 triliun yang disisihkan. Dan pemerintah masih ada sisa uang segar sekitar Rp. 31 triliun. Mengapa demikian ?
Nah, mari kita cermati. Ketika perhitungan minyak di atas, dipatok dengan harga pasar US $ 100 per barel, maka sejatinya Indonesia sudah kelebihan Rp. 35 triliun. Di sisi lain, anggaran negara mengaku telah mensubsidi rakyat hingga Rp. 153 triliun.
Di sini letak permasalahannya. Sebagai negara produsen minyak, Indonesia tidak semestinya membeli minyak berdasarkan harga pasar, yakni US $ 100 per barel. Pemerintah -atas nama rakyat- sebagai pemilik ladang minyak, sudah semestinya tidak membeli sebesar itu dari ladangnya sendiri. Merujuk UUD Pasal 33, Indonesia tidak perlu membeli minyak dari pengimpor manapun, dan wajar saja jika sesukanya mandi dengan gelimang minyak.
Atau yang paling parah, meski harus impor dengan harga US $ 100 per barel, sebenarnya pemerintah juga masih bisa surplus hingga Rp. 35 triliun (asumsi premium Rp. 4.500). Karena harusnya 70 % dari produksi BBM adalah hak bangsa Indonesia.
Jadi pantas saja, negara produsen Timur Tengah, saat ini bisa tidur pulas, dan bermimpi indah. Pasalnya, mereka tidak harus membeli untuk konsumsi dalam negeri. Dan tetap bisa mengambil untung, karena mereka adalah bos (raja) di negerinya sendiri.
Sementara di Indonesia, justru melahirkan ironi. Wakil Ketua KPK baru saja menengarai, adanya kebocoran antara para pengeksplorasi minyak kita dengan pengawas yang ternyata juga dipegang oleh orang asing. Sementara BP Migas, mengaku cukup puas dengan menerima laporan dari auditor asing.
Dan anehnya, BP Migas langsung membela auditor asing, dan malah menunjuk Pertamina sebagai pihak yang paling berpotensi menyebabkan kebocoran. Jika Pertamina melakukan korupsi sekalipun, mungkin rakyat akan cukup rela, karena dolar minyak itu tetap dimakan oleh bangsanya sendiri, dan bukan oleh mulut bangsa lain…!!! Bukan begitu, rakyatku..?
* Diunduh dari berbagai sumber http://yuniawan.blog.unair.ac.id/archives/133
UUD 1945 merancang agar Negara melindungi dan mengamankan Kekayaan milik bangsa dan mengatur agar rakyat Indonesia bisa hidup sejahtera secara adil dan merata. Sayangnya para penerus pimpinan Negara ini dikuasai oleh kelompok2 yang jauh dari jiwa patriot bangsa. Pesan suci itu selalu dikumandangkan dalam mukaddimah UUD 1945 .. sayangnya kini isinya mulai dirobek-robek.. dengan manipulasi hukum dan akal2an para penguasa.. Tentu semua menggunakan dalih2 yang sudah bisa dibaca.. yaitu sebenarnya terselubung vested dan kepentingan2 luar [asing] dengan retorika politik dan mengamankan kekuasaan kelompok... yang juga tidak lepas dari dukungan asing yang biasanya bayarannya sangat mahal... yaitu dikorbankannya kepentingan rakyat dn bangsa... Maka kini semakin sempurnalah tipu muslihat itu dengan dicanangkannya konsep Liberal Bar-bar ala AS-NATO-Israel dan PBB yang nota bene adalah gembong2 Neo kolonialis dan imperialis Dunia... Yah.. ini nasib bangsaku???? No... Tidak.. Wahai putera puteri zaman... Anak2 Bangsa yang benar2 engkau berjiwa merah putih dan garuda Paksi... Bangkitlah dan teruskan perjuangan luhur Bangsa dengan Pancasila yang luhur dan tidak lagi dikebiri oleh para antek2 Penjajah dan jiwa2 oportunis.. serakah.. Bersatulah bangsaku dan seluruh muslimin yang berjiwa merdeka... Tegakan kembali kekuasaan Negara untuk Rakyat.Indonesia.... bukan untuk para penjajah dan para kapitalis serakah... Antek2 Penjajah itu sudah terlalu edicted [terbius] oleh cara2 Kapitalis dan Kolonialis... Mereka sangat2 serakah dan menghalalkan segala cara...
BalasHapusBangkitlah Bangsaku.. Bangsa Indonesia...Rakyat Indonesia dan seluruh komponen dan umat Islam.. untuk kejayaan bangsa dan umat serta kemanusian yang adil dan beradab...
Awaslah dengan pemimpin2 palsu dan oportunis.. serta sangat serakah... Mereka bermuka manis dan berpura-pura sebagai tokoh2 negara dan masyarakat namun jiwa mereka adalah iblis dan palsu karena nafsu serakah mereka tak pernah hilang dari diri mereka dan konco2nya.. Kembalilah kepada UUD 1945 yang asli dan murni... dan seyogianya bisa melaksanakan Piagam Jakarta tertanggal 22.6.1945... Bangkitlah bangsaku dengan sungguh2... Hanya diri bangsa itu yang dapat merubah nasib bangsanya... Bukan orang lain terlebih mengharapkan bantuan asing... Bantuan Asing itu semua penuh dusta dan pada akhirnya minta kompensasi yang sangat mahal... [dilanjutkan...]
[Lanjutan..2] Lihatlah Orba.. dengan konsekwensi hutang2nya...yang tak terlunaskan sampai 10 generasi..Lihatlah kandungan migas dan freeport serta tambang2 lain yang dikuasai asing yang tak bisa memakmurkan rakyat...Bahkan meninggalkan bekas..kerusakan yang sangat2..parah bagi lingkungan dinegara kita... Lihatlah mental para pemimpin dan anak2 bangsa yang dirusak karakternya dan jiwa kebangsaannya... Lihatlah para koruptor yang senantiasa merajalela dilembaga2 yang seharusnya melayani pubik dan menegakan keadilan...??? semua itu bayaran dari kita menerima dan meminta-minta bantuan asing..dan tentu dengan mengadopsi budaya..mereka yang hedonis.. tanpa moralita dan azas agama.. Semua menjadi liar dan kebebasan hawa nafsu serta jiwa2 vested dan manipulatif.. manjadi kepribadian baru.. yang dianut dan dijadikan ayat2..pembenaran sesuai ajaran syaithan...dan dajjal2 model baru..
BalasHapusBangkitlah.. mandiri.. Contohlah perjuangan para pendekar Kebenaran.. para Nabi dan Rasul2 Allah..juga belajar dengan bangsa2 yang bangkit dan mandiri..a.l.: Cina..India...Iran... dan jiwa2 kebangsaan Jepang yang tahan uji dan siap berjibaku untuk kejayaan bangsanya.. Tinggalkan para pemimpin dusta..dan hanya mencari kepuasan hawa nafsu belaka dan mengutamakan rupa dan citra dan kepura-puraan dan mengharapkan belas kasihan..dan selalu berlindung kepada asing dan kekuatan asing. dan bangga diri dengan dukungan asing... bukan membuktikan kerja keras untuk rakyat...dan bangkit untuk kemandirian.. bangsa.. Ini adalah contoh2 nyata yang tidak perlu dicari-cari... Semua orang yang selalu minta2 bantuan itu.. adalah antek2 asing... bukan untuk kepentingan rakyat semesta... Mereka adalah pendusta.. Dalam bentuk dan cara2 apapun... Percayalah kepada kekuatan sendiri dan kebangkitan bangsa sendiri... Insya Allah kita menang dengan rahmat pertolongan Rabbul'alamin.... Amin.. Berdoa..dan berjuang terus bangsaku dan semua komponen umat Islam.. untuk menyongsong masa depan yang gilang gemilang dengan jiwa patriotik dan kemandirian yang kokoh... Musnahkan para pendusta.. dan jiwa2 kotor para antek2 penjajah ... Insya Allah Umat Islam dan bangsa Indonesia yang murni dan asli segera mencapai kemenangan dn kejayaan yang abadi.. Amin... Bersatulah bangsaku.. dan seluruh umat Islam yang konsisten untuk perjuangan rakyat semesta... Amin..