Profil Paus Benediktus XVI
Terbaru 11 Februari 2013 - 20:17 WIB
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/02/130211_paus_profil.shtml
Paus Benediktus XVI terpilih
sebagai pemimpin umat Katolik sedunia pada bulan April 2005, setelah
meninggalnya Paus Yohanes Paulus II.
Saat itu usianya 78 tahun dan menjadikannya sebagai salah satu Paus tertua dalam sejarah ketika dipilih.
Seorang profesor yang mahir bermain
piano, Kardinal Joseph Ratzinger sudah ingin pensiun ketika Paus Yohanes
Paulus II meninggal pada tahun 2005. Dia mengatakan tak pernah ingin
menjadi Paus.
Sebelum naik ke tahta kepausan, dia telah menjadi tokoh penting di Vatikan selama 24 tahun, memimpin apa yang disebut the Congregation for the Doctrine of the Faith.
Joseph Ratzinger lahir di lingkungan keluarga
petani di kawasan Bavaria, Jerman, pada tahun 1927, namun ayahnya adalah
seorang polisi.
Dia merupakan warga Jerman kedelapan yang
menjadi Paus. Dia menguasai banyak bahasa dunia dan sangat menyukai
musik gubahan Mozart dan Beethoven.
Kebrutalan Nazi
Ketika berumur 14 tahun, dia bergabung dengan
pasukan remaja Hitler, sebagaimana kewajiban bagi semua anak muda Jerman
pada waktu itu.
Dia pernah menuturkan bahwa kebrutalan dan kekejaman Nazi telah membantu mendorong perjalanannya ke dunia kependetaan.
Ketika Perang Dunia Kedua meletus, masa belajarnya di seminari Traunstein terganggu karena dia harus mengikuti wajib militer.
Dia melakukan desersi dari ketentaraan Jerman
menjelang berakhirnya PD II dan sempat ditahan sebagai tawanan perang
oleh pasukan sekutu pada tahun 1945.
Ratzinger mengajar di Universitas Bonn sejak
tahun 1959 dan pada tahun 1966 mulai mengajar teologi dogmatik di
Universitas Tuebingen.
Dia merasa tak senang dengan maraknya Marxisme di kalangan para mahasiswanya.
Dalam pandangannya, agama telah direndahkan di bawah ideologi politik yang dianggapnya bersifat 'tirani, brutal dan jahat.'
Di kemudian hari dia menjadi pendukung penting
dalam melawan teologi kebebasan, gerakan yang melibatkan Gereja dalam
aktivisme sosial, yang menurut dia tak banyak beda dengan Marxisme.
Uskup Agung Muenchen
Pada tahun 1977 dia diangkat menjadi Kardinal dan Uskup Agung Muenchen oleh Paus Paulus VI.
Dia memiliki reputasi sebagai penganut teologi
konservatif, yang berpendirian keras terhadap homoseksualitas,
pengangkatan pendeta wanita dan kontrasepsi.
Dia mendukung penegakan hak asasi manusia, perlindungan lingkungan alam dan perlawanan terhadap kemiskinan dan ketidakadilan.
Tema utama kepausannya adalah pembelaan terhadap
nilai-nilai dasar Kristiani dalam menghadapi apa yang dipandangnya
sebagai kemerosotan moral di sebagian besar kawasan Eropa.
Oleh mereka yang mengenalnya, Paus Benediktus
digambarkan sebagai orang yang lemah lembut dan bermoral kuat. Bahkan
ada seorang kardinal yang menyebutnya 'pemalu tetapi keras kepala.'
Dosa di dalam
Masa kepemimpinan Paus Benediktus XVI diwarnai
dengan badai yang menghantam Gereja Katolik. Berbagai tuduhan, kasus
hukum dan laporan tentang
Klik
pencabulan anak mencapai puncaknya pada tahun 2009 dan 2010.
Sementara beberapa tokoh senior di Vatican pada
awalnya menanggapi dengan menyerang media atau menuduh adanya
persekongkolan anti-Katolik, Paus Benediktus berkeras bahwa Gereja
menerima tanggungjawabnya, seraya merujuk apa yang disebutnya 'dosa di
dalam Gereja.'
Tak lama sebelum terpilih sebagai Paus pada
tahun 2005, dia pernah mengeluh, "Betapa banyaknya kekotoran di Gereja,
dan bahkan di kalangan mereka....yang menjadi pendeta."
Dia telah bertemu dengan para korban dan meminta
maaf kepada mereka, dan menegaskan bahwa para uskup harus melaporkan
bila terjadi pelecehan. Dia juga memperkenalkan aturan baru yang
mempercepat pemecatan para pendeta yang diketahui melakukan pelecehan.
Lemah administrasi
Kardinal Cormac Murphy O'Connor, mantan kepala
Gereja Anglikan di England dan Wales, menyebut Paus Benediktus sangat
sopan dan memiliki banyak bakat, tetapi tidak dalam urusan administrasi.
Suatu kejadian memalukan berkaitan dengan
pembocoran dolumen dari kantornya belum lama ini mengungkap korupsi dan
mismanagemen di dalam Vatican. Peristiwa ini telah membuat salah satu
pembantu dekatnya dihukum. Peristiwa ini menimbulkan kesan bahwa suatu
pertarungan kekuatan terjadi di kepausan.
Cara Paus dalam menangani skandal pencabulan
anak-anak di lingkungan gereja juga telah mendapat kecaman pedas dari
kalangan pers sekuler.
Namun para pendukungnya berpendapat bahwa
Benediktus XVI juga berusaha menjalin hubungan antar-kepercayaan. Dia
berkunjung ke Masjid Agung di Istanbul, dia berkunjung ke Kubah Batu di
Jerusalem dan berdoa bagi kedamaian di Tembok Ratapan.
Paus Benediktus yakin bahwa kekuatan Gereja Katolik datang dari kebenaran absolut yang tidak tergoyahkan oleh angin.
Pendekatan ini mengecewakan bagi mereka yang
menginginkan agar Gereja mengalami modernisasi. Sebagian orang putus asa
terhadap kekerasan pendirian Paus soal keharusan berselibat bagi
pemimpin Katolik dan pendiriannya soal kondom.
Namun bagi para pendukungnya, ketegasannya
itulah yang menjadikannya orang yang tepat dalam memimpin Gereja Katolik
pada masa-masa sulit ini.
Naskah pengunduran diri Paus Benediktus
Terbaru 11 Februari 2013 - 19:49 WIB
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/02/130211_surat_paus.shtml
Paus Benediktus XVI sudah
mengumumkan pengunduran dirinya, dan berikut adalah terjemahan dari
Bahasa Inggris atas pernyataan lengkap pengunduran diri Paus.
Saudara-saudara yang terkasih,
Saya sudah memanggil Anda ke
konsistori ini, bukan hanya untuk tiga kanonisasi (penetapan orang
suci), namun juga untuk mengkomunikasikan kepada Anda sebuah keputusan
yang memiliki kepentingan besar bagi kehidupan gereja.
Setelah berulang kali merenungkan keyakinan di
depan Tuhan, saya sampai pada keputusan bahwa kekuatan saya, karena usia
yang lanjut, tidak tepat lagi untuk melaksanakan secara memadai
Pelayanan Santo Petrus.
Saya sadar bahwa kepemimpinan itu, karena amat
penting dalam kehidupan spiritual, harus dilaksanakan bukan hanya dengan
kata dan perbuatan, namun juga dengan doa dan penderitaan.
Bagaimanapun, dalam kehidupan dunia saat ini,
karena demikian banyaknya perubahan yang cepat dan guncangan atas
relevansi mendalam atas keyakinan dalam kehidupan, demi mengarahkan
perahu Santo Petrus dan menyerukan injil, kekuatan tubuh dan pikiran
diperlukan, kekuatan yang dalam beberapa bulan belakangan memburuk,
sehingga mencapai tingkat bahwa saya harus mengakui ketidakmampuan saya
secara cukup untuk memenuhi pelayanan yang dipercayakan kepada saya.
Dengan alasan itu, dan kesadaran atas keseriusan
dari tindakan itu, dengan penuh kebebasan saya menyatakan meninggalkan
pelayanan Uskup Roma, Penerus Santo Petrus, yang dipercayakan kepada
saya oleh para Kardinal pada 19 April 2005, dengan cara bahwa mulai 28
Februari 2013 pada pukul 20.00, Tahta Roma, Tahta Santo Petrus akan
kosong dan sidang untuk memilih Paus Agung akan dipanggil oleh yang
berkompeten untuk itu.
Saudara-saudara yang terkasih, saya mengucapkan
terima kasih yang sejujur-jujurnya untuk cinta dan pekerjaan yang Anda
dukung dalam pelayanan saya dan saya meminta maaf atas semua kekurangan
saya.
Dan kini, mari kita serahkan Gereja Suci kepada
Pendeta Agung kita, Tuhan kita Yesus Kristus, dan memohon Bunda Suci
Maria, agar membantu para Kardinal dengan perlindungan kasih dalam
memilih Paus Agung yang baru.
Dalam kaitan dengan saya, saya juga akan setia
melayani Gereja Suci Tuhan di masa depan melalui kehidupan yang
didedikasikan untuk doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar