Pemikiran - Ulang Tentang Nuklir (Pendiri Green Peace pun Pro Nuklir)
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/info_nuklir/pemikiran_ulang.html
“Pandangan saya telah berubah, karena energi
nuklir adalah satu-satunya sumber listrik yang tidak memancarkan gas
rumah-kaca, yang dapat secara efektif mengganti bahan-bakar fosil, guna
memenuhi permintaan energi yang semakin bertambah” (Patrick Moore). Di
awal tahun 1970-an sewaktu saya membantu mendirikan Greenpeace, saya
percaya bahwa energi nuklir itu sinonim dengan bencana nuklir, sama
seperti pendapat rekan-rekan seperjuangan saya. Keyakinan itu telah
mengilhami perjalanan Greenpeace yang pertama ke pantai karang
Barat-Laut untuk memrotes percobaan bom hidrogen di Kepulauan Aleutian
di Alaska.
Tiga puluh tahun berlalu, pandangan saya
telah berubah, dan seluruh gerakan pro-lingkungan kiranya perlu
memutakhirkan pendapatnya juga, karena energi nuklir adalah satu-satunya
sumber listrik yang tidak memancarkan gas rumah-kaca, yang dapat
secara efektif mengganti bahan-bakar fosil guna memenuhi permintaan
energi yang semakin bertambah.
Marilah kita kaji pemancar gas rumah-kaca
yang terbesar di dunia: batubara. Biarpun batubara memberikan listrik
murah, tetapi pembakaran batubara di seluruh dunia menciptakan sekitar 9
milyar ton CO2 per tahun, yang sebagian besar akibat dari pembangkitan
listrik. Pembangkitan listrik yang membakar batubara menyebabkan hujan
asam, kabut-asap (smog), penyakit pernafasan, kontaminasi merkuri, dan
memberi kontribusi utama pada gas rumah-kaca dunia. Di lain pihak,
sebanyak 441 PLTN yang kini beroperasi di seluruh dunia telah
menghindari emisi hampir 3 milyar ton CO2 per tahun yang setara dengan
gas-buang berasal lebih dari 428 juta mobil.
Untuk mengurangi ketergantungan kita
terhadap batubara, kita harus bekerja bersama mengembangkan
infrastruktur energi nuklir secara global. Energi nuklir itu bersih,
sepadan dalam hal ongkos (cost effective), dapat diandalkan dan aman.
Di tahun 1979 Jane Fonda dan Jack Lemmon keduanya telah memenangkan
piala Oscar untuk perannya dalam "The China Syndrome". Di dalam film,
sebuah reaktor nuklir mengalami pelelehan yang mengancam kehidupan
seluruh kota. Duapuluh hari setelah film dahsyat itu
diputar-perdanakan, sebuah pelelehan reaktor di Three Mile Island
benar-benar telah menggetarkan seluruh negara.
Pada waktu itu tidak seorangpun memerhatikan
bahwa Three Mile Island itu sebenarnya adalah sebuah kisah sukses.
Struktur beton yang membentuk sungkup reaktor (kontenmen, containment)
telah menunaikan tugasnya dengan baik: bangunan sungkup telah
menghalangi keluarnya radiasi ke lingkungan. Biarpun reaktor menjadi
tidak berfungsi, tetapi tidak ada korban luka atau meninggal di antara
publik maupun pekerja nuklir.
Di Amerika Serikat hari ini terdapat 103
reaktor nuklir yang diam-diam menyajikan 20% kebutuhan listriknya.
Sekitar 80% penduduk di sekitar PLTN sampai jarak 10 Km itu menyetujui
kehadiran PLTN-mereka. Tingkat persetujuan yang tinggi itu tentulah
tidak termasuk pekerja PLTN yang memiliki kepentingan dalam mendukung
pekerjaan mereka yang aman, dan bergaji tinggi. Biarpun saya tidak
hidup dekat dengan PLTN, tetapi sekarang saya praktis berada di
pihaknya.
Saya bukanlah sendirian di antara aktivis
dan pemikir lingkungan kawakan yang telah dan tengah berubah pikiran
dalam subyek ini. James Lovelock, bapak dalam teori Gaia dan ilmuwan
atmosfir terkemuka, percaya bahwa energi nuklir adalah satu-satunya
energi yang menghindari perubahan iklim yang mendatangkan bencana.
Steward Brand, pendiri dari The Whole Earth Catalogue dan pemikir
ekologi holistik, mengatakan bahwa gerakan lingkungan haruslah
merangkum energi nuklir untuk mengurangi ketergantungannya terhadap
bahanbakar fosil. Almarhum Bishop Hugh Montefiore, pendiri dan direktur
Friends of the Earth Inggris, dipaksa mengundurkan diri sewaktu dia
menyajikan sebuah artikel pro-nuklir dalam sebuah lembaran-berita
gereja. Pendapat seperti itu telah ditanggapi sebagai semacam
inquisition (hukuman karena menyalahi paham ajaran gereja) dari kelompok
kepadrian yang anti-nuklir.
Namun terdapat tanda-tanda bahwa sikap itu
sedang berubah, bahkan sikap di antara para pelaksana kampanye yang
paling getol. Saya menghadiri Pertemuan Iklim Kyoto di Montreal pada
bulan Desember 2005, di situ saya berbicara di depan hadirin yang
memenuhi ruangan tentang pertanyaan masa depan energi yang
berkelanjutan. Saya memberi argumen bahwa satu-satunya jalan untuk
mengurangi emisi bahan-bakar fosil dari pembangkitan listrik adalah
melalui program yang agresif dalam penggunaan energi terbarukan
(listrik hidro, geotermal, pompa-panas dan angin) plus nuklir. Juru
bicara Greenpeace adalah orang pertama yang mengambil mikrofon pada
saat acara tanya-jawab dan saya mengira akan mendengar kata-kata keras
darinya. Tetapi sebaliknya, ia mulai dengan mengatakan bahwa ia
menyetujui banyak hal yang saya sampaikan, kecuali tentu saja, potongan
”plus nuklir” itu. Biarpun demikian, saya telah dapat merasakan bahwa
pijakan bersama sangatlah mungkin dicapai.
Energi angin dan matahari mempunyai tempat
di sini, tetapi karena tidak selalu kontinu dan tidak dapat diprediksi,
maka kedua jenis energi itu tentu tidak dapat mengganti pembangkit
listrik beban-basis yang besar seperti pembangkit listrik batubara,
nuklir dan listrik-hidro. Gas-alam, bahanbakar fosil itu, kini sudah
terlalu mahal, dan harganya begitu mudah berubah sehingga sangat
berisiko untuk digunakan sebagai pembangkit beban-basis yang besar.
Kalau sumber listrik-hidro biasanya dibangun untuk kapasitas besar,
maka nuklir, sebagai ganti eliminasi batubara, menjadi satu-satunya
substitusi yang dapat diperoleh dalam skala besar, sepadan dalam ongkos
(cost effective) dan aman. Begitu sederhana!
Memang, bukan tidak ada tantangan nyata ─
juga bukan tidak ada berbagai mitos yang berkaitan dengan energi
nuklir. Masing-masing mitos itu perlu dipertimbangkan:
Fakta: Energi nuklir adalah satu di antara
sumber energi yang tidak-mahal. Di tahun 2004, rata-rata ongkos
produksi listrik di Amerika Serikat adalah kurang dari dua sen per
kilowatt-jam, setingkat dengan ongkos batubara dan listrik-hidro.
Kemajuan dalam teknologi akan menurunkan lagi ongkos itu di masa
mendatang.
Fakta: Kalau dapat dikatakan bahwa
kecelakaan Three Mile Island itu suatu kisah sukses, maka kecelakaan di
Chernobyl itu tidak dapat dikatakan demikian. Kecelakaan Chernobyl itu
sepertinya menunggu akan terjadi. Model awal dari reaktor Uni Soviet
tidak menggunakan bejana kontenmen (sungkup, containment vessel), dalam
hal desain dikatakan sebagai tidak-aman melekat, sedang operatornya
kemudian meledakkannya. Forum multi-lembaga PBB untuk Chernobyl tahun
lalu melaporkan bahwa hanya 56 kematian dapat dikaitkan dengan
kecelakaan itu, sebagian besar korban adalah akibat radiasi atau
luka-bakar sewaktu memadamkan api. Memang tragis sekali korban kematian
itu, namun angka itu sangat kecil jika dibandingkan dengan kecelakaan
di tambang batubara sebanyak 5000 jiwa seluruh dunia setiap tahun. Atau
jika dibandingkan dengan 1,2 juta jiwa yang meninggal setiap tahun
akibat kecelakaan mobil. Tidak seorangpun meninggal dalam sejarah
program nuklir untuk sipil di Amerika Serikat. (Disayangkan, bahwa
ratusan pekerja tambang uranium meninggal pada tahun-tahun awal
industri ini. Hal itu telah sejak lama diperbaiki).
Fakta: Dalam 40 tahun, bahanbakar yang telah
digunakan hanya akan memancarkan seperseribu radioaktivitas
dibandingkan pada waktu bahanbakar itu dikeluarkan dari reaktor. Dan
sebenarnya sangatlah tidak benar jika dikatakan itu sebagai sampah (atau
limbah), karena 95% potensi energinya masih tersimpan di dalam
bahanbakar bekas pada siklus pertama. Sekarang Amerika Serikat telah
mencabut larangan daur-ulang bahanbakar bekas, dengan demikian akan
dimungkinkan pemanfaatan energi itu serta akan banyak mengurangi jumlah
sampah yang harus diolah atau disimpan. Bulan lalu, Jepang telah
bergabung dengan Perancis, Inggris dan Rusia dalam kegiatan daur-ulang
bahanbakar nuklir ini.
Fakta: Beton bertulang yang tebalnya
satu-setengah meter melindungi isi bangunan kontenmen dari luar maupun
dari dalam. Bahkan kalau sebuah jumbo jet menabrak reaktor dan merusak
kontenmen, reaktor tidak akan meledak. Ada banyak jenis fasilitas yang
lebih rawan termasuk pabrik pencairan gas alam, pabrik kimia dan
sejumlah sasaran politik.
Fakta: Senjata nuklir sudah tidak lagi harus
tak-terpisahkan dengan PLTN. Teknologi centrifuge (teknologi
pengkayaan uranium-235) kini memungkinkan suatu negara memperkaya
uranium tanpa harus membangun reaktor nuklir. Iran misalnya, tidak
memiliki reaktor yang menghasilkan listrik, padahal negara ini telah
memiliki kemampuan membuat bom nuklir. Ancaman senjata nuklir Iran sama
sekali dapat dibedakan dari pembangkit energi nuklir untuk maksud
damai. Selama dua puluh tahun, satu di antara alat yang paling
sederhana parang telah dipakai membunuh jutaan manusia di Afrika,
jauh lebih banyak dari pada korban yang meninggal di Hiroshima dan
Nagasaki digabungkan. Tetapi toh tidak seorangpun yang mengusulkan
melarang parang, karena parang adalah alat yang sangat berharga di
negara berkembang. Satu-satunya pendekatan pada isu penyebaran senjata
nuklir adalah menempatkan isu itu pada agenda internasional yang lebih
tinggi dan menggunakan diplomasi dan bila perlu kekuatan, untuk
menghalangi pemerintahan atau teroris dari pemakaian bahan nuklir untuk
tujuan perusakan. Teknologi baru, seperti misalnya sistem proses-ulang
yang akhir-akhir ini diperkenalkan di Jepang (yang tanpa proses
pemisahan plutonium dari uranium) akan membuat manufaktur senjata
dengan menggunakan bahan nuklir keperluan sipil, menjadi lebih sulit.
Sebagai bonus (tambahan) dalam mengurangi
emisi gas rumah-kaca serta bergeser dari mengandalkan bahanbakar fosil,
energi nuklir menawarkan dua manfaat yang ramah-lingkungan sekaligus.
Pertama, listrik nuklir menawarkan
jalan yang penting dan praktis ke arah ′ekonomi hidrogen′. Hidrogen
sebagai sumber yang menghasilkan listrik menawarkan janji untuk energi
yang bersih dan hijau. Berbagai perusahaan mobil melanjutkan
pengembangan sel bahanbakar hidrogen dan teknologi ini, dalam waktu
yang tidak terlalu jauh di masa depan, akan menjadi produsen sumber
energi. Dengan menggunakan kelebihan energi panas dari reaktor nuklir
untuk menghasilkan hidrogen, maka dapat diciptakan produksi hidrogen
dengan harga terjangkau, efisien, serta bebas dari emisi gas
rumah-kaca. Dengan demikian produksi hidrogen ini dapat dikembangkan
untuk menciptakan ekonomi energi hijau di masa depan.
Kedua, di seluruh dunia, energi
nuklir dapat menjadi solusi terhadap krisis lain yang tengah
berkembang: kekurangan air bersih yang harus tersedia bagi konsumsi
manusia dan irigasi bagi tanaman dasar (crop). Secara global, proses
desalinasi (air-laut) telah dan tengah dipakai guna membuat air bersih.
Dengan menggunakan kelebihan panas dari reaktor nuklir, air laut dapat
ditawarkan, sehingga permintaan terhadap air bersih yang selalu
bertambah akan dapat dipenuhi.
Kombinasi energi nuklir, energi angin,
geotermal dan hidro adalah cara yang aman dan ramah-lingkungan dalam
memenuhi permintaan energi yang selalu bertambah. Dengan berbagi
informasi, jaringan konsumen, pakar lingkungan, akademisi, organisai
buruh, kelompok bisnis, pemimpin masyarakat dan pemerintah kini telah
disadari manfaat dari energi nuklir. Energi nuklir adalah jalan
terbaik untuk menghasilkan listrik beban-dasar yang aman, bersih, dapat
diandalkan, serta akan memainkan peranan kunci dalam pencapaian
keamanan (penyediaan) energi global. Dengan perubahan iklim sebagai
puncak agenda internasional, kita semua harus mengerjakan bagian kita
untuk mendorong renaisans (kebangkitan kembali) energi nuklir.
Patrick Moore adalah seorang pakar ekologi
dan lingkungan. Ia memulai kariernya sebagai seorang aktivis dan
pendiri Greenpeace, di mana ia menempati jabatan puncak selama 15
tahun. Dr. Moore dahulu mendirikan perusahaan asalnya Greenspirit
Enterprises dan sekarang adalah Ketua dan Pakar Utama dari Greenspirit
Strategies Ltd, yang berbasis di Vancouver dan Winter Harbour, Canada.
(www.greenspiritstrategies.com) E-mail: pmoore@greenspirit.com
Moore, Patrick - ”Nuclear Re-Think”, IAEA Bulletin, Volume 48/1. September 2006. www.iaea.org
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir:
Jawara Minyak Bakal Terjun Ke Bisnis Pembangkit Nuklir
Pemerintah berencana membangun banyak proyek pembangkit untuk memenuhi kebutuhan listrik. Tak terkecuali energi nuklir yang mulai dilirik. Lagipula, sejumlah negara seperti Jepang dan Korea Selatan, juga menawarkan proyek pembangkit nuklir. Rupanya, proyek nuklir itu juga menarik PT Medco Energi. Seberapa seriuskah Medco membangun reaktor pembangkit nuklir? Berikut liputannya.
Pemerintah berencana membangun banyak proyek pembangkit untuk memenuhi kebutuhan listrik. Tak terkecuali energi nuklir yang mulai dilirik. Lagipula, sejumlah negara seperti Jepang dan Korea Selatan, juga menawarkan proyek pembangkit nuklir. Rupanya, proyek nuklir itu juga menarik PT Medco Energi. Seberapa seriuskah Medco membangun reaktor pembangkit nuklir? Berikut liputannya.
KEHADIRAN nuklir di bumi Indonesia bak harga
mati alias tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tanpa energi alternatif
tersebut 15 tahun lagi setrum di negara ini bakal byar-pet. Soalnya,
pemakaian listrik dari tahun ke tahun makin kencang saja. Rata-rata
meningkat enam persen saban tahunnya. Tapi, pertumbuhan yang begitu
cepat, tidak seimbang dengan penambahan kapasitas listrik. Apalagi,
sumber energi yang selama ini kebanyakan dari minyak dan gas suatu saat
bakal ludes. Walau masih melimpah ruah, batu bara juga tidak bisa
terus-terusan jadi andalan. "Mau tidak mau nuklir ke depannya
diperlukan untuk memberikan kontribusi pada kebutuhan energi kita yang
setiap tahun terus meningkat," kata Direktur Pembangkit dan Energi
Primer PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ali Herman Ibrahim kepada
KONTAN, Kamis (31/5) lalu.
Pemerintah pun tidak main-main guna
mewujudkan mimpi membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Buktinya, negara membentengi betul proyek ambisius ini lewat
Undang-Undang Nomor 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025. Juru bicara Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Ferhat Aziz mengatakan paling tidak pada 2015 sampai 2019 nanti PLTN
sudah bisa memainkan peranan dalam sistem listrik nasional. "Pada 2025
menyumbang 4% atau setara 4.000 megawatt (MW) dari total kebutuhan,"
ujarnya.
Rencananya, dua dari enam pembangkit nuklir
yang dipatok bakal dibangun pada 2010 mendatang. Harapannya, pembangkit
itu bakal beroperasi tujuh tahun kemudian. Tender pembangunan reaktor
senilai US$ 1,6 miliar ini akan mulai 2008, yang bisa memasok kebutuhan
listrik Jawa-Bali.
BATAN sudah menyiapkan Sistem Energi Nuklir
(SEN) yang bakal dipakai sebagai panduan dalam melaksanakan dan
mengembangkan sumber daya atom itu. Bahkan, kajian lokasi pembangunan
di Muria, Jawa Tengah sudah selesai sejak 1996 lalu. Tapi, sekarang
masih diperbarui, misalnya, aspek seismologi dan vulkanologi.
PLN jauh-jauh hari sudah memperhitungkan
pemakaian energi nuklir sebagai sumber penghasil listrik. Pada 1980-an
perusahaan setrum pelat merah ini sudah melakukan studi. Bagaimana cara
mengoperasikan dan pengelolaan bahan bakar, misalnya. Jadi, "Kami siap
bila PLTN jadi ada," kata Ali.
Tak mau ketinggalan kereta. PT Medco Energi
Internasional Indonesia Tbk., juga langsung tancap gas. Mereka juga
sudah melakukan studi kelayakan, bahkan sampai terbang ke Prancis dan
Korea Selatan segala. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk belajar
teknologi setrum nuklir. Sebab, kedua negara itu sudah memanfaatkan
nuklir sebagai sumber energi penghasil setrum. "Sebagai perusahaan
energi kalau mau memimpin jangan sampai ketinggalan kereta," kata
Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro. Sehingga, dia bilang,
semua jenis energi mesti dipelajari. Apalagi, 15 tahun lagi tanpa
nuklir kebutuhan listrik Jawa-Bali akan memble.
Yang pasti, Hilmi menegaskan, Medco Energi
sangat berminat dengan proyek PLTN tersebut. Hanya, mereka belum
memutuskan lantaran mesti menyelesaikan studi dulu. Lagian, pembangunan
pembangkit nuklir harus bareng pemerintah, tidak mungkin jalan sendiri.
Hilmi menambahkan, Indonesia mesti berkaca
pada negara-negara yang sudah sukses memanfaatkan nuklir sebagai energi
alternatif. Contohnya, Prancis yang 80% kebutuhan listriknya berasal
dari PLTN. "Saya pikir pemenuhan kebutuhan listrik yang paling murah
itu, ya energi nuklir," ujarnya. Menurut Kepala Pengembangan Proyek
Nuklir PT Medco Power Indonesia, Arnold Soetrisnanto, sudah banyak
tawaran investor asing yang masuk. Sebut saja, Jepang, Korea Selatan,
Amerika Serikat dan Prancis. "Yang paling kenceng dan gencar ialah
Korea," ujarnya. Cuma, Arnold mengungkapkan, masih ada yang mengganjal
keinginan Medco Energi main di PLTN. "Kami masih menunggu adanya
peraturan presiden," kata bekas Direktur BATAN ini.
Tapi, kalau pun pemerintah melarang, artinya
mesti dikuasai oleh PLN, Medco Energi rela melepas proyek itu. Toh,
Arnold mengatakan masih ada kesempatan menjadi kontraktor pembangunan
PLTN itu yang mengerjakan procurement, engineering dan konstruksinya.
Siapapun nanti yang berhak mendapat kue
bernama pembangkit nuklir itu, Arnold meminta peraturan presiden
tersebut rampung tahun ini juga. Soalnya, pembangunan reaktor
membutuhkan waktu paling tidak 10 tahun. "Jadi, tidak bisa menunggu
lagi, harus cepat," ujarnya sembari bilang Divisi Nuklir Medco sudah
ada sejak Februari lalu. Agustina Triyudhi Astuti, Umar Idris
Sumber: http://kontan-harian.com/index.php?module=newsmodule&action=view&id=1390
27 November 2012 | 07:55 wib
PLTN Solusi Tepat Penyediaan Pasokan Energi
YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/11/27/136594/PLTN-Solusi-Tepat-Penyediaan-Pasokan-Energi
Untuk penyediaan
pasokan energi yang optimal, pemanfaatan pembangkit listrik tenaga
nuklir (PLTN) merupakan solusi yang tepat. Di sisi lain pemanfaatan
Iptek nuklir juga mendorong alih teknologi tinggi yang sangat bermanfaat
bagi pembangunan kemampuan nasional untuk meningkatkan daya saing di
tingkat internasional.
"Energi nuklir ini sangat diperlukan
mengingat kebutuhan energi nasional yang terus meningkat," tegas Kepala
Bidang Evaluasi dan Dokumentasi Badan Tenaga Nuklir Nasional Drs Dedy
Miharja MSi pada diskusi publik "Ketahanan Energi" yang diadakan
Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM di Fakultas Biologi UGM.
Dijelaskan,
sesuai laporan Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan,
pemanfaatan PLTN akan mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi
untuk pembangunan berkelanjutan ditinjau terhadap pemenuhan kriteria
yang mencakup 6 aspek yaitu lingkungan, kepentingan antargenerasi,
kebutuhan energi, sosial politik, geopolitik dan ekonomi.
Untuk
aspek ekonomi misalnya, penggunaan energi nuklir akan menstabilkan
pasokan energi listrik dengan aman, handal dan ekonomis (mampu
menstabilkan harga listrik, sebab biaya bahan bakar sekitar 11% dari
biaya pembangkitan dan porsi uranium sebagai bahan bakar hanya 5%
sehingga TDL tidak rentan terhadap pengaruh kenaikan harga uranium).
"Pembangunan
PLTN juga memberi peluang industri nasional berpartisipasi dan
meningkatkan penguasaan teknologi tinggi sehingga akan menstimulir
perkembangan industri nasional lebih maju," katanya.
Sementara
itu, Ir Hendra Iswahyudi MSi dari Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian
ESDM mengatakan, dalam kerangka perubahan iklim, pemanfaatan energi
bersih menjadi tren dunia dan energi baru terbarukan itu adalah energi
bersih. Sayangnya, pengembangan energi baru terbarukan tersebut masih
menghadapi beberapa tantangan seperti harganya yang relatif lebih tinggi
sehingga tidak dapat bersaing dengan harga energi konvensional (masih
disubsidi).
"Di samping itu masih kurang tersedianya insentif dan
mekanisme pendanaan yang berpihak kepada energi baru terbarukan,"
tambahnya.
(
Bambang Unjianto / CN31 / JBSM )Apakah peralatan sistem masih cukup andal untuk melindungi sistem dari keadaan-keadaan gangguan?
Sistem Tenaga
http://www.alpensteel.com/article/66-105-energi-sungai-plta--waduk--bendungan/3056--tenaga-listrik-landasan-bagi-kehidupan-modern.html
Tenaga listrik kini merupakan landasan bagi kehidupan modern, dan tersedianya dalam jumlah dan mutu yang cukup menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang baik dan perkembangan industri yang maju.
Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan tenaga listrik, lokasi fisik pusat tenaga listrik, saluran transmisi dan gardu induk perlu ditentukan dengan tepat, agar dapat diperoleh suatu sistem yang baik, ekonomis dan dapat diterima masyarakat.
Berikut adalah skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik
Penyediaan tenaga listrik
Untuk sitem penyediaan tenaga listrik yang besar pada umumnya dapat disebut tiga jenis tenaga listrik, yaitu:
1.Pusat listrik tenaga air
2.Pusat listrik tenaga termal
3.Pusat listrik tenaga nuklir
Kini juga dikembangkan berbagai pusat tenaga listrik yang menggunakan jenis-jenis sumber daya energi lain, seperti angina, surya dan panas laut. Namun pada saat ini kontribusi jenis-jenis pusat tenaga listrik ini masih kecil.
Lingkungan hidup
Pengelolaan energi dan demikian juga penyediaan tenaga listrik berpengaruh paa lingkungan hidup, dan pada gilirannya berpengaruh negative pada mutu kehidupan. Di lain pihak, energi listrik diperlukan untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Tergantung dari sumber energi rimer yang dipakai, unsur-unsur pencemar lingkungan hidup yang diproduksi adalah karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), sulfurdioksida (SO2), berbagai nitrogenoksida (NOx), dan radiasi nuklir. Pencemaran-pencemaran karbondioksida dan nitrogenoksida sering dinamakan gas-gas rumah kaca (greenhouse gases) karena memberi kontribusi kepada efek rumah kaca (greenhouse gases) yang merupakan penyebab dari apa yang disebut pemanasan global (global warming).
Elemen Sistem Tenaga
Salah satu cara yang paling ekonomis,mudah, dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui bentuk energi listrik. Pada pusat pembangkit, sumber daya energi primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi, dan nuklir diubah menjadi energi. Generator sinkron mengubah energi mekanis yang dihasilkan pada poros turbin menjadi energi listrik tiga fasa.
Melalui transformator panaik tegangan (step-up transformator) energi listrik ini kemudian dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-pusat beban. Peningkatan tegangan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan berarti mengurangi rugi panas (heat loss) I2R yang menyertakan. Ketika saluran transmisi mencapai pusat bebn, tegangan tersebut kembali diturunkan menjadi tegangan menengah melalui transformator penurun tegangan (step-down transformator).
Di pusat-pusat beban yang terhubung dengan saluran disrtibusi, energi listrik ini diubah menjadi bentuk-bentuk energi terpakai lainnya seperti energi mekanis (motor), penerangan, pemanasan, pendinginan, dan sebagainnya.
Elemen Pokok Sistem tenaga dapat dilihat pada gambar berikut:
PUSAT PEMBANGKIT DAN
OPERASI EKONOMISNYA
Pusat pembangkit berfungsi untuk mengkonversikan sumber daya energi primer menjadi energi listrik. Pusat pembangkit listrik konvensional mencangkup:
1. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU); minyak, gas alam, dan batubara.
2. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA).
3. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG).
4. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
5. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
6. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Di samping pembangkit listrik konvensional tersebut, saat ini tengah dikembangkan beberapa teknologi konversi untuk sumberdaya energi baru seperti: biomassa, solar, limbah kayu, angi, gelombang laut, dan sebagainya.
Pembangkit listrik melalui cara megnetohidrodinamik (MHD) pada saat ini juga sedang memasuki tahap penelitian dan pengembangan yang intensif.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pada pembangkit listrik ini, bahan baker minyak, gas alam, atau batubara dipakai untuk membangkitakan panas dan uap pada boiler. Uap tersebut kemudian dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan sebuah generator sinkron. Setelah melewai turbin, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul menjadi uap bertekanan dan bertempratur rendah. Panas yang disadap oleh kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Siklus lengkap proses ini terlihat pada gambar berikut:
sisa panas yang dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisien termodinamika suatu turbin uap bernilai kecil dari 50%. Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 500 sampai 600 derajat celcius dan temperatur kondensor antara 20 sampai 30 derajat celcius.
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Seperti juga pada PLTD, PLTG atau turbin gas merupakan mesin dengan proses pembakaran dalam (internal combustion). Bahan bakar berupa minyak atau gas alam dibakar di dalam ruang pembakar (combustor). Udara yang memasuki kompresor setelah mengalami tekanan bersama-sama dengan bahan baker disemprotkan ke ruang pembakar untuk melakukan proses pembakaran. Gas panas hasil pembakaran ini berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar roda turbin bersudu yang terkopel dengan generator sinkron. Generator sinkron kemudian mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Lihat gambar berikut:
Berbeda dengan pada PLTD, pada PLTG tidak terdapat bagian mesin yang bergerak Translasi (bolak-balik) karena itu ia merupakan mesin yang bebas dari getaran. meskipun temperatur turbin gas (1000 derajat celcius) jauh lebih tinggi daripada temperatur turbin uap (530 derajat celcius), namun efisien konversi termalnya hanya mencapai 20% - 30%. karena biaya modal yang rendah, serta biaya bahan bakar yang tinggi, maka PLTG berfungsi memikul beban puncak.
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pada reactor air tekan (pressurized water reactor) terdapat dua rangkaian yang seolah-olah terpisah. Pada rangkaian pertama bahan baker uranium-235 yang diperkaya dan tersusun dalam pipa-pipa berkelompok, tersudut untuk menghasilkan panas dalam reactor. Karena air dalam bejana penuh, maka tidak terjadi pembentukan uap, melainkan air menjadi panas dan bertekanan. Air panas yang bertekanan tersebut kemudian mengalir ke rangkaian kedua melalui suatu generator uap yang terbuat dari baja. Generator uap menghasilkan uap yang memutar turbin dan proses selanjutnya mengikuti siklus tertutup sebagaimana berlangsung pada turbin uap PLTU.
Keuntungan reactor air tekan yang mempunyai dua rangkaian ini terletak pada pemisahan rangkaian pertama yang merupakan reactor radioaktif dari proses konversi turbin uap yang berlangsung pada rangkaian kedua. Dengan demikian, uap yang masuk ke dalam turbin dan kondensor merupakan uap bersih yang tidak tercemar radioaktif. PLTN yang mempunyai biaya modal tinggi dan biaya bahan baker rendah itu seyogyanya beroprasi untuk beban dasar (7000-8000 jam pertahun).
Pusat Tenaga Listrik Air (PLTA)
penggunaan tenaga air mungkin merupakan konversi energi tertua yang pernah dikenal manusia. perbedaan veritikal antara batas asa dengan batas bawah bendungan di mana terletak turbin air, dikenal sebagai tinggi terjun. Tinggi terjun ini mengakibatkan air yang mengalir akan memperoleh energi kinetik yang kemudian mendesak sudu-sudu turbin. Bergantung pada tinggi terjun dan debit air, dikenal tiga macam turbin yaitu:
- Pelton
- Francis
- Kalpan
Karena tidak menggunakan bahan bakar, biaya operasi PLTA sangat rendah, namun hal ini dibarengi dengan biaya investasi yang sangat tinggi untuk kontruksi pekerjaan sipilnya.
Bergantung pada ketersediaan sumber energi air, PLTA dapat berfungsi untuk memikul beban puncak ataupun beban dasar. Sebagai sumberdaya energi yang dapat pulih, sumber potensi tenaga air sangat menarik untuk dikembangkan. Tetapi pemanfaatanya secara luas sangat dibatasi oleh kondisi geografis setempat dan permasalahan lokasi yang biasanya jauh dari opusat beban. Dari 77 863 MW potensi tenaga air terbesar diseluruh Indonesia, sampai dengan periode pelita IV ini baru sekitar 2000 MW saja yang telah dimanfaatkan.
Dengan memperhatikan bahwa setiap pusat pembangkit mempunyai perbedaan yang cukup berarti dilihat dari aspek biaya modal, biaya operasi, maupun efisiensinya, maka seorang insinyur listrik harus mampu memilih alternatif susunan gabungan pembangkit (generation-mix) yang paling ekonomis untuk dioperasikan. Mengingat beban bervariasi secara ekstrem dari saat ke saat dan brsamaan dengan itu penyediaan (supply) sistem pembangkit diharapkan selalu mencukupi kebutuhan beban yang berfluktuasi tadi, maka terdapat interelasi antara parameter ekonomis pusat-pusat pembangkit dengan dinamika beban. susunan kapasitas terpasang pembangkit PLN menurut jenisnya untuk keadaaan akhir pelita IV (1988/89) terlihat pada tabel berikut:
Susunan Kapasitas Terpasang Pembangkit PLN Menurut Jenisnya untuk Keadaan Akhir Pelita IV (19988/89)
KONVERSI ENERGI ELEKTROMEKANIK
salah satu aspek penting dalam sistem tenaga adalah yang menyangkut konversi energi elektromekanik; yaitu konversi energi dari bentuk mekanik ke listrik dan dari bentuk listrik ke mekanik. Konversi energi tersebut berlangsung pada sistem tenaga melalui peralatan elektromagnet yang disebut generator dan motor seperti diperlihatkan pada diagram blok berikut:
pada gambar tesebut, blok disebelah kiri menggambarkan sistem pembangkit. melalui generator sinkron tiga fasa yang menerima kopel dari poros turbin, sistem ini berperan untuk mengubah bentuk energi mekanik menjadi energi listrik.
Blok di tengah gambar, menggambarkan bagian dari sistem tenaga yang mengirimkan energi listrik dari sistem pembangkit menuju sistem beban. Untuk mengurangi rugi-rugi panas, energi yang dikirim perlu dinaikkan tegangannya melalui transformator penaik tegangan. Dengan demikian, meskipun transformator bukan termasuk peralatan konversi energi. namun merupakan alat pembantu elektromagnet yang juga penting dalam sistem tenaga.
Blok di sebelah kanan menggambarkan sistem beban yang mengubah sebagian dari energi listrik menjadi bentuk energi mekanik. Perubahan tersebut berlangsung dalam mesin-mesin berputar yang disebut motor. Selain itu sebagian energi listrik dipergunakan untuk keperluan beban lainnya seperti penerangan. pendinginan. dan pemanasan.
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membagikan tenaga listrik tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan rendah.
Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan antara 6-20 kV yang kemudian, dengan bantuan transformator, tegangan tersebut dinaikkan menjadi 150-500 kV.
Saluran tegangan tinggi (STT) menyalurkan tenaga listrik menuju pusat penerima; di sini tegangan diturunkan menjadi tegangan subtransmisi 70 kV. Pada gardu induk (GI), tenaga listrik yang diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan menengah 20 kV. Melalui trafo distribusi yang tersebar di berbagai pusat-pusat beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan rendah 220/380 V yang akhirnya diterima pihak pemakai. Contoh saluran transmisi dan distribusi terlihat pada Gambar:
KARAKTERISTIK BEBAN
Sistem tenaga listrik dirancang untuk dapat mengirim energi listrik dengan cara yang efisien dan aman kepada para langganan. Karakteristik dari permintaan energi listrik kadangkala membuat usaha tersebut sulit untuk dipenuhi. Meramalkan pertumbuhan beban dan usaha untuk memenuhi siklus beban harian dan beban tahunan secara memuaskan merupakan dua kesulitan yang harus diatasi.
Pertumbuhan rata-rata konsumsi listrik di Indonesia pada Pelita II dan Pelita III masing-masing mencapai 14.1% dan 12.7% per tahun. Selama sepuluh tahun itu (1974/75-1983/84) konsumsi listrik total telah meningkat sebanyak tiga kali. Dalam Pelita IV (1983/84-1988/89) pertumbuhan rata-rata pemakaian listrik diperkirakan sekitar 13-15% per tahun.
Mengingat untuk membangun suatu pusat pembangkit tenaga listrik diperlukan waktu 8 sampai 10 tahun, maka para perencana sistem harus melihat kemungkinan-kemungkinan perkembangan sistem tenaga 10 sampai 20 tahun ke muka. Hal tersebut diperlukan agar tersedia cukup waktu untuk memperkirakan dan memperbaiki perencanaan dalam perspektif jangka panjang.
Melalui kombinasi pengkajian kecenderungan masa lalu dan pembuatan ramalan ke masa depan, perencana akan memperkirakan kebutuhan pembangkitan tenaga dan merekomendasikan pembangunan fasilitasnya.
Namun demikian, tugas
perencana sistem tidak terbatas pada menjamin ketersediaan pembangkitan
yang cukup saja, tapi juga harus dapat menentukan:
- Apakah saluran transmisi yang tersedia beserta pelengkapnya masih cukup mampu untuk membawa tambahan energi listrik yang diperlukan?
- Apakah peralatan sistem masih cukup andal untuk melindungi sistem dari keadaan-keadaan gangguan?
- Apakah keadaan gejala peralihan (transient) akan menggan2gu operasi normal sistem.
- Cara operasi yang paling ekonomis untuk bermacam-macam keadaan pembebanan.
Selain persoalan-persoalan teknik tersebut, harus pula turut diperhatikan permasalahan yang menyangkut dampak lingkungan dan aspek penerimaan masyarakat atas hadirnya fasilitas baru ini. Dengan demikian seorang insinyur tenaga listrik, menghadapi kebutuhan listrik yang kian meningkat. diharapkan dapat melakukan perkiraan-perkiraan dan sekaligus menyelesaikan persoalan yang muncul secara tepat dan terus-menerus.
Mengingat teknologi yang tersedia saat ini belum mungkin untuk menyimpan energi listrik secara efisien serta memenuhi persyaratan biaya-manfaat. maka tenaga listrik harus dibangkitkan sebanyak yang diperlukan saja.
PROTEKSI
Suatu
gangguan atau kegagalan, dalam keadaan bagaimanapun, akan mempengaruhi
aliran arus normal pada sistem tenaga. Gangguan-gangguan yang terjadi
dapat disebabkan oleh sambaran petir, hubungan singkat karena kejatuhan
benda tertentu pada kawat penghantar, rusaknya isolasi, dan lain
sebagainya. Gangguan-gangguan tersebut dapat mengakibatkan lonjakan yang
berlebihan, aliran arus yang sangat besar, bunga api listrik, dan
kegagalan sistem tenaga untuk beroperasi secara keseluruhan. Menjadi
tugas insinvur listrik pula untuk merancang sistem proteksi dengan
mengatur pemakaian sekering (fuse), pemutus daya (circuit breaker), dan
sistem relai yang mampu menemukan gangguan dengan cepat serta
memisahkannya segera dari bagian sistem yang lain. Dengan rancangan
sistem proteksi yang baik, gangguan-gangguan yang terjadi dapat
dilokalisir pada daerah kejadian saja sehingga tidak mengganggu para
langganan di daerah lain.
NOTASI DAN SIMBOL
Penggunaan
notasi dan simbol dalam buku ini diusahakan sesederhana mungkin. Untuk
harga sesaat besaran arus bolak-balik, digunakan huruf kecil, misaInya i
untuk arus sesaat. dan v untuk tegangan sesaat. Penggunaan huruf besar
menunjukkan nilai fasor yang mengandung besaran (magnitude) dan sudut.
Besaran fasor adalah harga rms-nya (root-mean-square). Namun pada
pemakaian tertentu, huruf besar juga berarti harga bilangan nyata yang
hanya mempunyai besaran. Misalnya P = VI cos 0 akan menghasilkan
bilangan-bilangan nyata, sehingga nilai V dan I hanya menunjukkan
besarannya saja.
Untuk perhitungan-perhitungan tiga fasa, daya nyata, daya reaktif, clan daya mayanya diasumsikan selalu mempunyai besaran tiga fasa, kecuali bila dinyatakan lain.
Notasi-notasi serta simbol-simbol akan dapat dipahami secara terperinci, sejalan dengan tahap-tahap penggunaan buku ini.
Untuk perhitungan-perhitungan tiga fasa, daya nyata, daya reaktif, clan daya mayanya diasumsikan selalu mempunyai besaran tiga fasa, kecuali bila dinyatakan lain.
Notasi-notasi serta simbol-simbol akan dapat dipahami secara terperinci, sejalan dengan tahap-tahap penggunaan buku ini.
Zuhal, 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya. Gramedia, jakarta
Kadir,Abdul, 1996. Pembangkit Tenaga Listrik. Universitas Indonesia,
Diposkan oleh RiEnDyeDuckK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar