Atlantis, Sebuah Misteri yang Abadi
http://biangmisteri.blogspot.com/2013/02/atlantis-sebuah-misteri-yang-abadi_9.html
Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang
filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan
Timaeus
Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay
Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat
pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.
Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias
mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat
Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog.
Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias,
sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama
Solon (639-559 SM).
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.
Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas
Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga
dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak
yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan
dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan
emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
Jika dibaca dari sepenggal kisah diatas maka kita akan berpikiran bahwa
Atlantis merupakan sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan
teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah
bangsa yang besar dan mempunyai kehidupan yang makmur.
Tapi kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?
Tapi kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?
Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang
dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah
ada.
Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis,
kurang lebih 11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali
mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama
sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta
petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu
Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan,
karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah
yang direkayasa.
Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak
12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di
manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang
menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20
sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera
Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida
pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik
di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang
terang, tembus pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam
perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit
kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara
bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar
membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar
yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar
kecilnya batu
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
Awal tahun ‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik,
sekelompok peneliti telah mengambil inti karang dengan mengebor pada
kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu
memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan
yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti
yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya
kerajaan Atlantis?
Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar
foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya
manusia. Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?
Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang
sangat canggih menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut
Bermuda.
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah
areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua,
ada dataran, jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso
Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis
itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang
membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa,
Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai
pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan
dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Sedangkan menurut Plato Atlantis merupakan benua yang hilang akibat
letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu
sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era
Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara
bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu,
maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang
mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung
Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di
Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan
puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di
kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian
Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu
berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung
berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera
sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung
berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan
luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai
benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh
gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan
gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia,
tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai
bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua
Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh
Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti
tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena
itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed
magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya
lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos
sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah
Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di
antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung,
Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari
gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ini ada lagi yang lebih unik dari Santos dan kawan-kawan tentang usaha
untuk menguak misteri Atlantis. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan
seseorang yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis
di kehidupan sebelumnya “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan
dan kondisi sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan
masukan agar bisa merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis.
Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa
Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.
Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati, memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung lainnya wanita.
Rambut saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan
emas, persis seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan
gulungan bengkok jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku
ditata oleh ahli penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin.
Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa “tubuh merupakan
kuilnya jiwa”, oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan
cara berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Saya
mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang
diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki
berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi,
sebagian tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama.
Seperti pakaian seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan,
mengenakan ini hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan
jiwa raga kita. Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari
bahan bening yang sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena
bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya sangat besar dengan
ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki
fungsi pengobatan.
Berkomunikasi dengan Hewan
Saya
sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di
sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar
yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau.
Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area danau
dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-lumba
berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan
luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang
sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami.
Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta
keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan
bahasa intelek lumba-lumba. Saya sering berenang bersama mereka,
mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan nasihat
mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi mereka
membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat
berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin pergi ke
padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan
pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara “wuung” yang ringan,
saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.
Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama
seperti kuda makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah
tanduk di atas kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak
lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos.
Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat”.
Unicorn akan menjawab: “Baiklah”. Kita lari bersama, rambut kami
berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan
rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai
pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap
demikian.
Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama
sekali tidak percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina
jiwa mengatakan kepadaku: “Saat ketika kondisi dunia kembali pada
keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling
mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.
Lingkungan yang Indah Permai
Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.
Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah.
Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting
di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan
memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam
jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah
ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung
jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.
Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang
kebun dan tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka
tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan,
pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan
mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih
bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan,
marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif,
lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut
telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang
kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing
orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang
akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini
merupakan hal yang paling mendasar.
Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak
terikat secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan
sayur-mayur. Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang
tahu, bahwa pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada
sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah
membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau
kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.
Teknologi yang Tinggi
Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi
menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian
besar informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin,
mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip
dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan
mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat
lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal
besar, juga dikerjakan melalui hati.
Pengobatan yang Maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat
penderita masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien
diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar
pertama, asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang
pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien.
Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien
akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan
mengatur rancangan pengobatan yang sesuai untuk pasien.
Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan
diletakkan di pasien. Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut,
terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung,
agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua
indera yang ada akan sehat kembali, “warna” menyembuhkan indera
penglihatan, “aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indera penciuman,
“musik yang merdu” menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, “air
murni” menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum
air dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar,
menyinari tubuh dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah
terpenuhi. Teknik pengobatan selalu berkaitan dengan “medan magnet” dan
“energi matahari” , sekaligus merupakan pengobatan secara fisik dan
kejiwaan.
Pendidikan Anak yang Ketat
Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.
Pusat pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik
untuk menjadi makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar
membuka pikiran, agar jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di
tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang sangat
besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis,
biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun,
tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan
setiap orang.
Di seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka menerima pendidikan di dalam gedung
bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat lambang pelangi, pelangi
adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah mendengar dan
melihat. Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang
belakang tidak mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung,
mata ditutup dengan perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan
berbagai macam warna. Pada kondisi merenung, metode visualisasi seperti
ini sangat efektif. Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar.
Saat tubuh dan otak dalam keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke
bagian memori otak besar. Ini merupakan salah satu metode belajar yang
paling efektif, sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat
mengalihkan perhatian. “Orang pintar” membimbing si murid, tergantung
tingkat kemampuan menyerap sang anak, dan memudahkan melihat bakat
tertentu yang dimilikinya. Dengan begini, setiap anak memiliki
kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.
Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama
dalam masa belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka.
Semakin tinggi tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi
getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran inheren,
maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran
terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang
positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada
keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir
orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak
dibenarkan.
Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang.
Karakter leluhur kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi
masyarakat kami waktu itu. Misalnya, memilih binatang untuk percobaan.
Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang mencampuri kehidupan
orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh
memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung
jawab atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa
tidak aman adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini
sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah
pelindung kami.
Kiamat yang Melanda Atlantis
Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah
manusia separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala
manusia. Di saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi
kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun
sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks.
Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan
ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan
takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat
besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan
untuk memilih, dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan
inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai lawan main,
biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak
matang.
Teknologi Maju yang Lalim
Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
Empat unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling
fundamental dari galaksi dan bumi kami ini, basis materiil yang paling
stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar
hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka
“mengalah” pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi
bermaksud “mengendalikan” 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah
mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang
lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur
pokok dasar pada bintang tersebut.
Menjelang Hari Kiamat
Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.
Banyak orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi
sampai ke Mesir, ada juga menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis
dengan kapal perahu, ke daratan baru yang tidak terdapat di peta.
Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh
karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan
meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh
karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah
perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang “aneh”, mereka
kembali dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi
tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di luar Atlantis.
Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami
kerusakan apa pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke
kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal ditutup oleh pelindung
transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia
akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat
kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus
menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa abad.
Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik
terakhir, bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana
kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang
mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan
kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang.
Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok,
kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap
tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api
merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat
sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke
arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang
tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke
segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam
kawah api. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti
sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang
kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah
menenggelamkan daratan.
Sumber Kehancuran
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.
Bangsa Atlantis mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk
mengembangkan seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini
membuat peradaban mereka bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan
penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai
punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato
menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:
“Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia,
keadilan Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia,
peraturan hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa
sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa
Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja
dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan
hidup berfoya-foya dan serba mewah.”
Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”
Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu
sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul
kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka,
sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang
menakutkan adalah ketika sebagian besar orang “mengabaikan kesalahan”,
hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya diam-diam “menyetujui
kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap
kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat
merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.
Kita sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin
pelajaran, merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal
kehidupan hanya berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia
materi yang nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna
kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis memenuhi nafsu materiil,
seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan,
tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan,
mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah
kita sedang berbuat kesalahan yang sama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar