Tiga Sisi Tampilan Dajjal (1)
Oleh: Ahmad Thomson
Dajjal memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala sosial budaya global. Dajjal sebagai kekuatan gaib[1].
Meskipun kata “Dajjal” – dari bahasa Arab artinya “menipu”,
“mencurangi” atau “melumuri”- tidak tercantum dalam Qur’an, namun Dajjal
dirinci dengan jelas dalam semua kitab-kitab hadits[2]
utama, termasuk dalam kitab hadits-hadits shahih yang masyhur dari Imam
al-Bukhari dan Imam Muslim (terutama pada bab-bab mengenai saat-saat
menjelang kiamat), juga di dalam kitab-kitab hadits lain seperti Mishkat al-Masabih, Riyadush Shalihin dan al-Muwwafa’ dari Imam Malik :
Abdullah bin ‘Umar ra[3] mengabarkan:
Nabi Muhammad saw[4]
berdiri dan berkata pada umatnya, setelah memuji Allah yang Maha Agung
dan Maha Terpuji, beliau bersabda mengenai Dajjal, ‘Aku memperingatkan
kalian dari dia, tak seorang nabi pun yang tidak memperingatkan umatnya
dari dia – bahkan Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya dari dia. Tapi
aku akan mengabarkan sesuatu yang belum pernah disampaikan oleh Nabi
mana pun sebelum aku: Hendaklah kalian tahu bahwa Dajjal itu bermata
satu, dan Allah tidak bermata satu.” (diriwayatkan oleh Muslim)
Dari Abu ad-Dira ra:
Nabi Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa menghapal sepuluh ayat
pertama surat al-Kahfi akan terlindung dari Dajjal.” (diriwayatkan oleh
Abu Da’ud dan Muslim).
Abdullah bin Abbas ra mengabarkan:
Nabi Muhammad saw biasa mengajarkan doa ini dengan cara seperti beliau mengajarkan sebuah surat dari Qur’an:
‘Allaahumma innii a’uudzu bika min adzaabi jahannama, wa a’uudzu
bika min adzaabil-qabri, wa a’uudzu bika min fitnatil-Masihid-Dajjal, wa
a’uudzu bika min fitnatil-mahyaa wal-mamaati.”
“Ya Allah, aku berlindung padaMu dari siksa Neraka, dan aku
berlindung padaMu dari siksa kubur, dan aku berlindung padaMu dari
fitnah[5] Dajjal. Dan aku berlindung padaMu dari fitnah kehidupan dan kematian.” (diriwayatkan oleh Imam Malik)
“Al-Masih ad-Dajjal” secara harfiah berarti “Mesiah Palsu” yaitu “Juru Selamat Palsu”, alias “si AntiKristus[6]” – berlawanan dengan “Al-Masih bin Maryam” yang berarti “Mesiah putera Maryam”, yaitu Nabi ‘Isa as.[7]
Abdullah bin ‘Umar ra mengabarkan bahwa:
Nabi Muhammad saw bersabda, “Semalam aku bermimpi aku berada di
Ka’bah, dan aku melihat seorang pria berkulit gelap bagaikan pria
berkulit gelap yang paling rupawan dari yang pernah kalian lihat.
Rambutnya sepanjang di antara telinga dan bahunya, seperti rambut yang
terindah yang pernah kalian lihat. Rambutnya baru disisirnya, dan masih
menitikkan air. Dia bersandar pada dua pria atau pada bahu dua pria yang
sedang bertawaf keliling Ka’bah. Aku bertanya, ‘Siapa dia?’ Dijawab,
Al-Masih bin Maryam.’ Kemudian aku melihat seseorang berambut
meliat-liut dan buta mata kanannya, bagaikan anggur mengambang. Aku
bertanya, ‘Siapa dia?’ Dijawab, ‘Itu Al Masih ad-Dajjal.’” (diriwayatkan
oleh Imam Malik).
Pada suatu saat di antara kini dan kiamat: Dajjal pasti akan datang.
Pernah di suatu penghujung sore Nabi Muhammad saw duduk bersama para
sahabatnya ra. Kala itu matahari hampir mulai tenggelam ke balik sebuah
dinding. Nabi bersabda bahwa selang waktu mereka duduk di sore itu ke
hari kiamat, adalah sedekat jarak matahari ke ujung atas dinding itu.
Padahal peristiwa itu telah berlangsung lebih dari seribu empat ratus
tahun yang lalu.
Dalam Qur’an Allah menegaskan bahwa, orang yang ditanya tentang saat
Kiamat sama tidak tahunya dengan orang yang bertanya. Allah juga
berfirman bahwa manusia hanya diberi sedikit pengetahuan tentang saat
Kiamat. Tak seorang pun mengetahui kapan tepatnya, namun Allah
menunjukkan di Qur’an bahwa mungkin saatnya lebih dekat daripada
sangkaan kita. Bagi anda, setidaknya kiamat terjadi ketika anda
meninggal.
Abu Hurairah ra mengabarkan:
Nabi Muhammad saw bersabda, “Ada lima perkara yang tidak diketahui siapa pun kecuali oleh Allah,” kemudian beliau menyebutkan:
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (Qur’an: surat Luqman 34)
(diriwayatkan oleh Muslim)
Banyak pertanda kiamat yang diungkapkan secara jelas dalam
kitab-kitab hadits, dan pertanda itu akan diketahui dan dikenali oleh
siapa saja yang sadar dan awas pada segala pertanda yang ada pada
dirinya dan kawasannya. Kini, sebenarnya sudah hampir semua pertanda
kiamat nampak, kecuali empat tanda utama terakhir, bahkan tanda-tanda
ini pun nampaknya akan segera terwujud.
Adapun beberapa tanda yang sudah nampak adalah: bahwa si miskin dan
si papa membangun gedung-gedung tinggi tempat mereka memuja dirinya;
bahwa hamba perempuan akan melahirkan majikannya, salah satu
pengertiannya adalah seorang ibu yang diperbudak oleh pekerjaannya demi
anak-anak yang ketika dewasa tak terkendali, menjajah dan menindas
keluarga; bahwa jumlah wanita jauh melebihi jumlah pria; bahwa banyak
wanita yang tidak lagi melahirkan; bahwa setiap orang mempersoalkan
masalah pekerjaan hingga tidak hanya kaum pria, kaum wanita pun pergi
bekerja; bahwa tali kekeluargaan sudah diabaikan atau dicampakkan; bahwa
pangan akan berlimpah, namun sebagian besar tidak berkah
Bahwa ketika seseorang ditawari makanan akan menolak; bahwa waktu
menjadi singkat; bahwa banyak orang.yang keras hati dan bengis; bahwa
banyak orang yang bersumpah palsu; bahwa yang jujur tak lagi dipercaya
dan para pendusta dipercaya; bahwa yang kuat akan memangsa yang lemah;
bahwa sangat sedikit orang yang bijaksana dan banyak yang jahil; bahwa
sang pemimpin adalah yang terburuk dari masyarakatnya; bahwa rakyat
begitu takut kepada penguasa lalim, sehingga mereka bahkan tidak berani
untuk mengatakan padanya bahwa dia lalim; bahwa akan terjadi banyak
perang dan pembunuhan; yang membunuh tidak tahu siapa yang dibunuh, dan
yang dibunuh tak tahu kenapa mereka dibunuh; bahwa terdapat manusia yang
berperilaku seperti binatang;
Bahwa terdapat wanita-wanita yang berpakaian seolah kulit kedua,
hingga sekalipun berpakaian mereka tetap terlihat telanjang; bahwa
banyak orang menenggak minuman keras; bahwa perzinahan dan
perselingkuhan menjadi perkara lumrah; bahwa pria meniduri pria, dan
wanita meniduri wanita; bahwa kaum pria mengenakan sutera; bahwa para
biduanita dan peralatan musik memasyarakat; bahwa riba sudah sangat
merebak, sehingga mereka yang tidak berkecimpung pun tetap terkena
getahnya; bahwa sangat sedikit orang yang jujur dalam perniagaannya;
bahwa orang-orang tidak mempercayai orang jujur tapi mempercayai penipu;
bahwa tulis-menulis tersebar luas; bahwa diadakan upaya-upaya untuk
menghijaukan gurun; bahwa orang akan mencoba untuk merubah keseimbangan
alam, ikut campur mengganggu daur dasar dan proses-proses kehidupan;
bahwa gempa bumi dan bencana alam lainnya semakin sering dan semakin
dahsyat; bahwa orang-orang ingin mati dan masuk kubur saja; bahwa banyak
orang lebih percaya pada perbintangan dibanding kepada Allah; bahwa
banyak sekali nabi palsu dan semuanya mengaku sebagai utusan Allah;
bahwa di tempat-tempat peribadatan suara-suara dikeraskan dengan amarah;
bahwa banyak Muslim menjadi kaya raya; bahwa jumlah Muslim banyak tapi
tak berdaya – karena cinta dunia dan takut mati – mereka tak mampu
mencegah bangsa-bangsa lain menjajah dan menjarah mereka; dan puncaknya
adalah bahwa matahari terbit dan barat, salah satu pengertiannya adalah transaksi kehidupan[8] Islam diamalkan oleh masyarakat barat - walau sudah jelas dari kitab-kitab hadits bahwa kejadian di bawah ini pun ditakdirkan akan terjadi secara lahiriah:
Dari Abdullah bin Amr ra:
Nabi Muhammad saw bersabda, “Tanda-tanda pertama (saat Kiamat) adalah matahari akan terbit dari barat dan munculnya Dabbah[9]
ke hadapan manusia menjelang tengah hari. Yang mana pun dari kedua ini
terjadi lebih dulu, maka yang lain akan segera menyusul.” (diriwayatkan
oleh Muslim).
Ibnu Katsir, dalam ulasannya berpendapat bahwa kemunculan Dabbah – di
Mekah atau di sekitarnya – adalah tanda pertama di muka bumi, sedangkan
matahari terbit di barat merupakan tanda pertama di langit.
Menyimpulkan dari keterangan Qur’an dan hadits mengenai Dabbah, Ibnu
Katsir menulis di kitabnya al-Bidayah wan-Nihayah, sebagai berikut:
Salah satu tanda kiamat adalah munculnya Dabbah dari perut bumi,
wujudnya sangat ganjil dan ukurannya raksasa; bahkan tak seorang pun
bisa membayangkan seperti apa rupanya. Dabbah akan keluar dari perut
bumi lalu mengibaskan debu dari kepalanya. la akan membawa cincin Nabi
Sulaiman dan tongkat Nabi Musa. Orang-orang akan ngeri dan mencoba
melarikan diri, tapi mereka tidak akan bisa Iolos karena demikianlah
takdir Allah. Dengan tongkatnya, Dabbah akan menghancurkan hidung setiap
orang kafir, lalu menorehkan kata “kafir” di kening mereka; Ia akan
menghiasi wajah setiap orang beriman, lalu menorehkan kata “mu’min” di
kening mereka; dan Dabbah pun akan berbicara pada manusia.
Selain terbitnya matahari dari barat dan kemunculan Dabbah dari perut
bumi, hadits juga menerangkan tentang tanda-tanda utama lain yang masih
akan terjadi, diantaranya ad-Dukhan (Asap) – yang akan
menggiring manusia dari timur ke barat; penghancuran Madina
al-Munawarra; penghancuran Ka’bah di Mekkah oleh orang Ethiopia yang
bernama Zhu’l-Suwaiqatain; dan terjadinya tiga tanah longsor
dahsyat – satu di Timur, satu di Barat, dan satu di Semenanjung Arab –
lalu menyemburlah api dari arah Aden[10] yang akan menggiring manusia ke tempat perhimpunan terakhir.
Menurut sebagian besar ahli tafsir, peristiwa-peristiwa di atas akan terjadi setelah empat tanda utama terakhir kiamat terjadi, yaitu: munculnya si Dajjal; kedatangan Mahdi, pemimpin rasyid[11]
para Muslim yang akan memerangi Dajjal; muncul kembalinya Nabi ‘Isa as
yang tidak saja akan menghancurkan semua salib, membunuh semua babi,
menikah, berketurunan dan beribadat bersama para Muslim, bahkan
beliaulah yang akan membunuh Dajjal; dan munculnya Yajuj wa Majuj (Gog dan Magog[12], suatu suku yang akan menyebar ke segenap penjuru bumi membuat kerusakan. (Bersambung)
[1] Diambil dari kata ghaib. tidak nampak, ada tapi tak terlihat / terasa
[2]
Hadits merupakan catatan mengenai apa yang dikatakan dan / atau
dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam, dicatat sesuai
aslinya dan didapat metalui rantai penyampaian lisan orang-orang yang
terpercaya (§ isnad, atau lebih dikenal dengan sanad §).
[3]
Singkatan dan Radhiallaahu’anhu (atau ‘anha, ‘anhumma dan ‘annum),
artinya: semoga Allah meridhainya (atau meridhai mereka). Dianjurkan
untuk dibaca dengan lengkap. §
[4] Singkatan dari Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, artinya: semoga Allah memberkati dan menyejahterakannya. Ibid.
[5] 5 Fitnah (b. Arab): cobaan, ujian atau gangguan; inilah yang dimaksud dalam doa di atas. Fitnah dalam bahasa Indonesia adalah namimah
dalam bahasa Arab. Kata fitnah sering disalah-artikan karena mempunyai
dua makna, yaitu makna bahasa Arab dan makna bahasa Indonesia.
[6] 1 Istilah ini sering dipakai Kristen dan khalayak di negara-negara barat. alias the AntiChrist. Secara harfiah, AntiKristus berarti AntiYesus berarti musuhnya (lawannya) Nabi ‘Isa as.
[7]
Singkatan dari ‘alaihi as-Salam (atau alaihumu), artinya. semoga Ia
(atau mereka) sejahtera. Dianjurkan untuk dibaca dengan lengkap
[8] Penulis buku ini menggunakan istilah life transaction untuk menggambarkan arti ad-Din yang sebenarnya.
[9] Dabbat al-’Ard : ‘binatang’ yang akan keluar dari perut bumi. (Qur’an; surat An-Naml 82)
[10] Nama Kota di Yaman
[11] Artinya: yang dibimbing Allah. Bacalah juga menganai Khulafa ar-Rasyidun di bab Kosa Kata. §
[12] Diambil dari Gog and Magog, nama-nama ini muncul di Bibel, sedangkan nama-nama Yajuj wa Majuj muncul di al-Qur’an. Bila kita menilik linguistiknya, maka keduanya sebenarnya sama.
Dinukil dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson
Dinukil dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson
Tiga Sisi Tampilan Dajjal (2)
Oleh: Ahmad Thomson
Dajjal memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala sosial budaya global. Dajjal sebagai kekuatan gaib.
Jelaslah bahwa sebelum si Dajjal sendiri muncul, harus tersedia
sistem yang mapan beserta para pengurusnya, yang siap mendukung dan
menaati Dajjal. Keberadaan sistem dan para pengurusnya itu, merupakan
bukti dari Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai
kekuatan gaib. Dilihat dari semua pertanda yang nampak dewasa ini,
kedua sisi Dajjal tersebut – yang akan dijelmakan oleh si Dajjal sendiri
– sudah sangat kentara, ini berarti kemunculan Dajjal sudah sangat
dekat.
Di antara perincian tentang Dajjal dalam kitab-kitab hadits, kita
akan menemukan: Dajjal bermata satu, bagaikan anggur mengambang. Dajjal
dapat didengar di seluruh dunia pada satu saat yang sama. Dajjal bisa
menampilkan api padamu, tapi tidak akan membakarmu. Dajjal bisa
menampilkan air padamu, tapi anda tak bisa meminumnya, Dajjal akan
bicara tentang Taman[1], tetapi menggambarkannya seperti Api[2].
Dajjal akan bicara tentang Api, tetapi menggambarkannya seperti Taman.
Semua perincian di atas cocok dengan ciri-ciri sistem media massa dan
teknik komunikasi masa kini, khususnya dalam hal bagaimana sistem dan
teknik itu biasa digunakan.
Hadits juga menyebutkan bahwa Dajjal bermata banyak di kedua sisinya,
dan berkeliling dunia dengan lompatan-lompatan raksasa. Gambaran ini
cocok dengan ciri-ciri alat transportasi massa, masa kini. Ada juga
keterangan bahwa di dahi Dajjal tertera huruf KFR. Sebagian pesawat jet
tempur Israel bertuliskan huruf-huruf KFR di moncongnya.
KFR adalah huruf-huruf akar dari kata bahasa Arab: kufr atau kafir. Kufr artinya menutupi dan mengingkari. Kafir
adalah seseorang yang menutupi hakikat kehidupan – bahwa tiada tuhan
selain Allah – dan yang ingkar kepada para nabi yang diutus Allah untuk
memberi teladan pada manusia tentang bagaimana cara hidup yang selaras
dengan diri sendiri dan selaras dengan perkara di luar dirinya, serta
bagaimana cara mengenal dan mengabdi kepada Allah.
Ketika Nabi Muhammad saw bersabda bahwa hendaknya kita mencari ilmu hingga ke negeri Cina[3], beliau bermaksud pada ilmu mengenal Allah, atau setidaknya ilmu-ilmu yang akan mengarahkan kita kepada ilmu mengenal Allah.
Jika ilmu anda tidak berasal dari ketakwaan[4]
kepada Allah, berarti anda telah tertipu. Bertakwalah kepada Allah,
maka Allah akan memberi anda ilmu. Seorang kafir mengingkari ini. Dengan
demikian seorang kafir sangat bertolak belakang dengan seorang mu’min.
Seorang mu’min adalah seorang muslim yang terang-terangan mengakui
hakikat kehidupan, sekaligus menerima dan mengikuti teladan dan ajaran
Nabi Muhammad saw: Nabi terakhir yang diutus Allah sebelum kiamat.
Jelaslah bahwa sistem kafir dan kafirun[5]
yang menguasai dan meyakini sistem itu, tidak lain adalah perwujudan
Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan
gaib. Sedangkan si Dajjal sendiri akan menjadi puncak penjelmaan dari
sistem kafir, gembongnya kafir, maka tak pelak ketika muncul dia akan
dinobatkan sebagai pemimpin sistem kafir oleh para kafirun yang
menjalankannya. Nabi Muhammad saw bersabda bahwa kufr adalah sebuah
sistem. Sistem kafir adalah Dajjal. Maka nyatalah bahwa ketiga sisi
Dajjal itu berkaitan dan bersenyawa. Dajjal.
Begitu pula halnya dengan Mahdi, ketika datang ia akan menjadi puncak
penjelmaan Islam, yaitu jalannya Nabi Muhammad, tetapi harus segera
diingat bahwa ia dibanding Nabi Muhammad saw adalah seumpama setetes air
dibanding samudera. Dengan demikian, tak pelak lagi Mahdi akan dikenali
dan diterima sebagai pemimpin oleh seluruh Muslim sejati. Nabi Muhammad
bersabda bahwa seluruh Muslimin adalah satu tubuh.
Kufr memerangi Islam. Islam memerangi Kufr. Sudah jelas dari hadits
bahwa Dajjal akan melawan Mahdi. Mahdi akan melawan Dajjal. Nabi ‘Isa
as, yang tak disalib tetapi digaibkan oleh Allah dari dunia ini – dan
seseorang yang mirip dengan beliau disalib menggantikannya – ketika
turun lagi ke bumi ini, akan membinasakan Dajjal beserta seluruh
pengikutnya.
Dajjal sudah banyak dibahas dalam naskah-naskah kuno. Beberapa ramalan yang berkaitan dengan Dajjal dapat ditemukan di Bibel[6], di the Book of Revelations karangan John, dan pada naskah-naskah Nostradamus [7].
Banyak orang telah berulangkali mencoba menafsirkan ramalan-ramalan
itu, dan menghubungkannya dengan kejadian-kejadian yang berlaku pada
masa para penafsir masing-masing. Dalam aneka ramalan dan
ulasan-ulasannya, Dajjal biasanya disimpulkan sebagai “si AntiKristus” –
begitu pula menurut tafsiran bebas beberapa film dan video belakangan
ini.
Tidak diketahui bagaimanakah keandalan dan ketepatan semua ramalan,
ulasan, maupun penafsiran-penafsirannya yang terbaru. Boleh jadi
sebagian berasal dari jin.
Jin terbuat dari api tak berasap. Mereka bisa melihat kita. Dan hanya
beberapa dari kita yang bisa melihat mereka. Manusia terbuat dari tanah
dan air. Malaikat terbuat dari cahaya murni. Malaikat tak bisa berbuat
salah. Mereka tidak makan, tidak tidur, dan tidak berketurunan, Mereka
terus memuji Allah. Mereka adalah perangkat penyelenggara jalannya
proses kehidupan. Adapun jin, seperti manusia, bisa berbuat benar dan
salah. Ada yang muslim, ada yang kafir dan ada yang munafik, yaitu yang
mengaku muslim padahal hakikatnya kafir. Jin[8]
sering berkomunikasi dengan manusia, dan dari pengetahuan mereka
tentang kegaiban, mereka bisa mengabarkan peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi di masa depan. Jin sering dimanfaatkan oleh para peramal dan
tukang sihir.
Jelaslah, bila naskah-naskah karangan John atau Nostradamus
dipengaruhi atau datang dari jin iseng atau jin jahat, maka tidak semua
keterangan mereka bisa diandalkan. Masalahnya adalah sebagian besar dari
para jin – yang akrab dengan penyihir dan yang sering berkomunikasi
melalui cenayang[9]
– dalam menyampaikan satu kebenaran, menambahkan beberapa yang setengah
benar dan beberapa yang sama sekali dusta. Dengan adanya unsur
ketidakpastian dan kesalahan ini, maka satu-satunya cara untuk
membuktikan kebenaran ramalan-ramalan John maupun Nostradamus adalah
jika apa yang dikabarkannya cocok dengan yang terjadi.
Sejauh mana keandalan sebuah catatan, maka tentu hanya hadits yang
mengandung perincian terandal mengenai Dajjal, dan peristiwa-peristiwa
yang akan terjadi sebelum maupun sesudah kemunculannya – asalkan hadits
itu memiliki isnad yang terpercaya, isnad adalah rantai
penyebaran berita yang terpercaya, dari orang yang langsung melihat dan
mendengar apa yang dikatakan atau dilakukan Nabi Muhammad, kepada
orang-orang yang ingat apa yang riwayatkan oleh orang pertama tadi,
sampai kepada orang yang kemudian menuliskan apa yang mereka semua
ingat.
Hadits-hadits hanya bisa diakui setelah kandungan dan isnad-isnadnya
diperiksa dengan sangat teliti dan disahkan oleh para ulama yang
mengumpulkannya. Ini berbeda dengan aneka versi Bibel masa kini, yang
seluruh isinya tidak bisa dibuktikan keasliannya dengan cara yang sama,
akibatnya banyak isi Bibel yang bisa saja berasal dari sumber-sumber
yang tak terpercaya, dan mutlak tak bisa dikaitkan lagi dengan para Nabi
yang konon perkataan dan perilakunya direkam di Bibel.
Qur’an merupakan wahyu langsung dari Allah kepada Muhammad saw
melalui Malaikat Jibril, Qur’an dihafal dalam hati dan ditulis persis
seperti ketika diturunkan. bahkan Qur’an lebih terpercaya daripada
hadits yang shahih. Dalam Qur’an Allah menegaskan bahwa kaum Yahudi dan
kaum Kristen telah merubah dan mengganti ajaran asli para Nabinya as,
dan banyaknya pertentangan dan ketidaksesuaian dalam Bibel merupakan
bukti yang tidak dapat disangkal.
Nabi Muhammad saw bersabda, bahwa ilmu adalah milik mu’min yang
hilang, yang bisa diambil dimana pun ilmu itu ditemukannya.
Mu’min
adalah muslim yang tidak saja percaya pada Allah, tapi juga
sungguh-sungguh yakin kepada Allah dalam segala perilaku kesehariannya.
Muslim percaya pada Allah, namun mereka masih mengandalkan kemampuan
dirinya.
Mu’min menggantungkan keberhasilannya pada Allah. Muhsin adalah
muslim yang yakin hanya ada Allah, berarti mustahil bergantung pada
selain Allah. Muslim, mu’min dan muhsin semuanya Muslim, namun mereka
dikaruniai derajat ilmu pengenalan Allah yang berbeda. Mereka yang
paling takwa pada Allah, adalah mereka yang paling banyak memperoleh
ilmu mengenal Allah. Nabi Muhammad saw bersabda bahwa tak ada yang lebih
takwa kepada Allah sebagaimana beliau.
Ilmu pengenalan Allah akan datang pada mereka yang mensucikan hatinya
atas rahmatNya. Ketika hati menjadi bening dan tenang, maka
bertambahlah ilmu di hati. Ilmu semacam ini bermula ketika ilmu yang
tertulis berakhir. Bagi mereka yang berhati bening, segala pertanda yang
ada pada dirinya dan kawasannya – yang sebenarnya sama saja – dapat
dikenali dan dipahaminya, maka bagi mereka, pertanda Dajjal sebagai
gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib akan
terlihat dengan gamblang, dan apa pun yang mereka alami akan menegaskan
dan menguatkan ilmu yang tertulis.
Mu’min adalah muslim yang yakin pada Allah. Sebagian dari keyakinan
itu adalah yakin pada orang lain, yakin pada diri sendiri, yakin pada
pengalamannya, dan yakin pada penafsirannya atas apa yang terjadi pada
dirinya dan kawasannya. Keyakinan tersebut menjadi utuh ketika seseorang
mengenal dirinya sendiri, karena barang siapa mengenal dirinya maka dia
akan mengenal Rabbnya, dan barang siapa mengenal Rabbnya akan
mengetahui apa yang datang dari Rabbnya, yaitu kehidupan, semesta dan
segala isinya – dan tak ada satu pun yang berbentuk maupun tak
berbentuk, yang aktual maupun konseptual, yang bisa diserupakan dengan
Allah. Siapa pun yang berkeyakinan dan berpengetahuan seperti itu adalah
muhsin.
Membaca tak sama dengan menyaksikan. Persaksian adalah penegasan yang
lebih kuat daripada bacaan. Buku-buku hanya dapat mengingatkanmu pada
apa yang telah dirasakan, pada apa yang belum terasa atau pada apa saja
yang bisa dirasakan. Jadi yang terpenting adalah merasakan, bukan
rekaman rasa – apapun ragamnya – baik audio atau visual, di kertas atau
plastik, pada logam maupun seluloid. Menyaksikan berarti mengetahui,
tetapi ada beragam persaksian dan beragam pemahaman. (Bersambung)
[1] Terjemahan langsung dan Jannah,
biasa disebut “surga”, sengaja diganti dengan Taman karena selain lebih
sesuai dengan penggambaran yang ada di al-Qur’an dan as-Sunnah. juga
Karena surga sering direka-reka penggambarannya – misalnya di
kamus-kamus. ensiklopedi ataupun pada pembicaraan umum, bahkan banyak
Muslim yang punya interpetasi sendiri mengenainya, maka tentu lebih baik
memperoleh keterangan-keterangan mengenainya dari al-Qur‟an dan
al-Hadits. Penulis buku ini pun sengaja menggunakan the Garden (b. Inggris).
[2] Terjemahan dari Nar. biasa disebut “neraka”. ibid. Penulis pun menggunakan the Fire
[3] Mayoritas ulama pakar hadits menilai bahwa hadits ini adalah hadits dho‟if (lemah)
[4] Diambil dan kata bahasa Arab taqwa. terkadang diartikan sebagai takut (b. Indonesia) atau fear
(b Inggris). Takwa menggambarkan cinta kasih dan hormat yang amat dalam
hingga khawatir menyinggung atau khawatir tidak dikasihi oleh yang
dicintai dan dihormati itu
[5] Kafirun adalah jamak dari kafir, yaitu: para kafir; orang-orang kafir.
[6]
Karena kitab yang kini ada di kalangan beragama Katolik, Protestan
maupun cabang-cabang Kristen lainnya bukan Injil yang diturunkan kepada
Nabi ‘Isa as, dan kitab “perjanjian lama” bukan Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa as. dan istilah “Alkitab” diragukan arti dan maksud
tujuan penggunaannya, maka Bibel digunakan sebagai terjemah dari Bible.
[7] “Buku Wahyu-wahyu” karangan John, Ia sering juga disebut sebagai John the Baptist.
Nostradamus adalah seorang astrolog dan tabib perancis abad 16, la
menjadi terkenal sejak tulisannya berjudul Centuries (abad-abad) yang
berisi ramalan-ramalan mengenai masa depan Perancis dan Dunia.
Ramalannya banyak yang dikait-kaitkan dengan kejadian-kejadian nyata.
[8] Selain keterangan di atas, perlu kita ingat juga bahwa di antara jin ada yang pengikutnya syaithan. dan kita senantiasa berlindung kepada Allah dari para syaithan yang terkutuk.
[9] Terjemah dari medium, yaitu orang yang biasa digunakan jin sebagai penyampai kabarnya.
Tiga Sisi Tampilan Dajal (3-Habis)
By Pizaro on December 28, 2012
http://islampos.com/tiga-sisi-tampilan-dajal-3-habis-35205/
Oleh: Ahmad Thomson
Dajjal memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala sosial budaya global. Dajjal sebagai kekuatan gaib.
Merenungkan Dajjal sebagai kekuatan gaib, kehadiran kekuatan ini
ditandai dengan kehadiran makhluk dari alam lain yang menguasai manusia,
atau sebagaimana terkadang jin merasuki orang atau binatang. Boleh
jadi, Dajjal sebagai kekuatan gaib, seperti jin, menjelma sebagai
manusia atau binatang tanpa perlu merasukinya, cukup dengan
menyerupainya. Ada juga kemungkinan bahwa penjelmaan Dajjal sebagai
kekuatan gaib adalah jadi-jadian dari sekelompok jin kafir, artinya
bukan sesosok makhluk baru. Tidak diketahui alam asal mereka. Sebenarnya
diketahui bahwa ada banyak alam. Pada surat al-Fatihah, Allah disebut Rabbul ‘aalamiin.
Tanda bahwa perasukan telah terjadi ialah, bahwa anda menyaksikan
sejum-lah besar manusia atau kelompok-kelompok manusia, semuanya berlaku
seolah satu tubuh, seakan tak punya jati diri. Walaupun mereka nampak
sebagai manusia namun perilakunya sama sekah’ tidak manusiawi, lebih
mirip robot. Banyak sekali buku dan film yang mengangkat gejala ini, dan
itu semua bukan khayalan belaka. Semuanya menunjukkan kepada kenyataan
yang telah, sedang dan akan terus terjadi, sebagaimana digambarkan dalam
film The Man who Fell to Earth.
Karena sisi Dajjal sebagai kekuatan gaib berada di Alam Gaib, maka
pengetahuan mengenainya hanya bisa diperoleh dan mereka yang punya
sarana ke Alam Gaib. Walaupun Nabi Muhammad saw diberikan sarananya,
namun beliau tidak berhasrat padanya. Karena hasrat kepada ilmu semacam
ini adalah kendala bagi orang yang berhasrat pada ilmu mengenal Allah.
Namun, dengan mengamati bagaimana-perubahan-perubahan yang terjadi
pada keadaan sosial budaya dunia, terutama di abad ini, dan dengan
mengamati bagaimana cara hidup masa kini, maka kita bisa memperoleh
bukti dari alam nyata – yaitu alam yang bisa ditangkap oleh panca indera
kita – bahwa pengam-bilalihan telah dan sedang terjadi. Dengan kata
lain, kita dapat mengenali ciri-ciri Dajjal sebagai kekuatan gaib,
dengan meneliti Dajjal sebagai gejala sosial budaya global.
Apabila kita kaji sisi Dajjal sebagai gejala sosial -budaya global,
kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar,
nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat, alasannya sangat
sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem
kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di
seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal
bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.
Dalam seratus tahun yang terakhir, telah terjadi perubahan-perubahan
yang sangat luar biasa di rauka bumi. Pengelompokan sosial yang biasa
berlaku di seluruh dunia, yaitu masyarakat berpola pedesaan, yang
terbentuk dari keluarga-keluarga yang saling mengenal dan saling
membantu – baik di antara warganya maupun antar pedesaan – kini dengan
pesatnya telah terkikis dan kehilangan sifatnya. Kini, di kota-kota
besar, setiap insan semakin terkucil dari jati dirinya, dari manusia di
sekitarnya, dan dari pengenalan kepada Allah -mereka sekedar menjadi
sebuah roda gigi yang sibuk dalam proses produsen-konsumen, yang apabila
tidak sedang bekerja atau tidur, mereka hampir selalu terjebak dalam
pencapaian fatamorgana pemuasan diri yang kekanak-kanakan dan tak ada
habisnya, ini mcnjamin bahwa manusia tidak akan punya banyak waktu untuk
merenung dan bercermin tentang dari mana dan akan kemana dia, juga tak
ada waktu untuk mencoba membebaskan diri dari jeratan rutinitas
kehidupan yang membelitnya.
Walaupun ukuran pengelompokan sosial yang ada sekarang sebesar
masyarakat pedesaan, transaksi sosial antar warganya sudah tidak
sehangat dan seerat dahulu. Kini, semakin kurang waktu untuk saling
bertemu dan semakin banyak waktu tersita televisi. Semakin sedikit waktu
untuk bekerja bersama dan semakin banyak waktu untuk bekerja sendirian.
Bagi mereka yang dilahirkan dalam keadaan seperti ini, perubahan sosial
ini tidak begitu kentara. Seolah-olah semua berjalan sebagaimana
mestinya, sebagaimana digambarkan film THX 1138.
Mungkin satu-satunya cara untuk memahami betapa dahsyatnya perubahan
yang telah terjadi, adalah dengan mengamati apa yang terjadi ketika
sebuah perusahaan multinasional memutuskan untuk mulai menjarah sumber
daya alam dari suatu daerah yang sebelumnya terpencil. Dalam waktu yang
cukup singkat, kegiatan para pengatur perusahaan tersebut tidak hanya
mengacaukan cara hidup masyarakat asli daerah itu, tapi juga memusnahkan
sumber-sumber penghidupan tradisional mereka, dan dengan demikian
menjamin pasokan tenaga kerja murah untuk mengerjakan berbagai kegiatan
perusahaan multinasional itu. Mendadak semua orang dinomori dan mengejar
sesuatu yang namanya uang, dan terenggutlah keselarasan sosial yang
pernah ada sebelum datangnya pertambangan, atau ladang minyak, atau
penebangan hutan, atau pendirian pabrik, atau pembangkit listrik tenaga
air, atau apa pun juga.
Semuanya dilaksanakan atas nama kemajuan, pemberadaban masyarakat
terbelakang, atau demi peningkatan mutu kehidupan, namun, pada
hakikatnya gaya hidup baru itu pasti terkait dengan teknologi baru, dan
pasti juga terkait dengan pelecehan pada ilmu hakiki, yang para kafir
sebut sebagai pendidikan dan melek huruf itu. Semuanya merupakan tanda
terkikisnya atau berakhirnya transaksi kemanusiaan yang sejati di daerah
tersebut. Adapun penduduk asli yang tidak bisa dipakai, akan sengaja
digusur atau dibasmi dengan aneka penyakit menular atau virus-virus
baru, yang mereka belum miliki penolak alaminya.
Sebuah perubahan perilaku sosial lainnya yang cukup berarti, dan
jelas berkaitan dengan meningkatnya otomatisasi di suatu kelompok
sosial, adalah bahwa dahulu keutuhan suatu masyarakat dibina dengan
peribadatan kepada Tuhan, kini unsur pengikat yang mendasar itu sudah
semakin berkurang. Di dunia barat, pola peribadatan yang menonjol adalah
pola agama Kristen – sebuah agama ganjil hasil percampuran dari
gagasan-gagasan Paulus sendiri, filsafat Yunani, pembaharuan yang
mengada-ada atas peran kerahiban – dalam rangka berusaha keras untuk
selaras dengan para penguasa kafir – dan dengan sedikit
serpihan-serpihan ajaran asli Nabi ‘Isa as.
Karena pola peribadatan ini berbeda dengan cara asli yang diamalkan
Nabi ‘Isa dan para pengikutnya, maka pola ibadat ini belum pernah, tidak
mampu dan tidak akan mampu mencapai hakikat kehidupan maupun membimbing
kepada pengenalan Allah. Tak pelak lagi ini memastikan bahwa khalayak
akan terus mencampakkan pola ibadat ini – si kafir menolak karena memang
dia tidak punya hasrat untuk menyembah Allah, dan para penganut setia
menolak karena menyadari bahwa agama bermerek Kristen yang
ditawarkan itu, hanya sedikit pertautannya dengan ajaran asli Nabi ‘Isa,
dan tidak berpijak kepada cara hidup Nabi ‘Isa dan kaumnya, juga tidak
akan membimbingnya mengenal Allah.
Adapun hal yang mempermudah khalayak bercerai dengan pola peribadatan
Kristen, adalah karena terjadinya pemilah-milahan di masyarakat barat
akibat kebangkitan cara hidup seperti mesin, yang konon disebut
“revolusi industri”. Maka hidup tanpa peribadatan lebih disukai daripada
menganut pola ibadat yang walaupun dikemas atas nama Nabi ‘Isa, namun
nyatanya tidak sesuai dengan pola ibadat asli Nabi ‘Isa – yang
sebenarnya sudah punah untuk selamanya.
Yang menarik, karena begitu banyak ajaran dasar Kristen bukan saja
merupakan hasil rekayasa manusia, tapi juga terang-terangan bertentangan
dengan apa yang telah diajarkan Nabi ‘Isa, dan juga karena begitu
banyak upacara Gereja Trinitas1 yang diambil dari sumber-sumber selain
dari gaya hidup Nabi ‘Isa dan kaumnya, maka ada beberapa penulis barat
yang menyamakan Gereja Trinitas Resmi – beserta aneka perwujudannya –
dengan si AntiKristus itu sendiri.
Pandangan itu diperkuat dengan bukti bahwa para jagoan Gereja
Trinitas Resmilah – yaitu Katolik Roma dan Protestan – yang pada
beberapa abad yang lalu menyulut peperangan dan membasmi semua Kristen
Unitarian – seperti kaum Nazarenes, Ebitiones, Donatist, Arians,
Adoptionists, Paulicians, Ilumnists, Catharii, dan banyak suku-suku Goth
– padahal merekalah yang sebenarnya mengikuti ajaran asli dan jalan
hidup Nabi ‘Isa as. Dengan Inkuisisi Jaman Pertengahan dan dilanjutkan
dengan Inkuisisi Spanyol, Gereja Trinitas berhasil membasmi semua
Kristen Unitarian tersebut, termasuk sebilangan besar kaum Yahudi
Unitarian di Eropa. Selanjutnya, Gereja Trinitas Resmi mengalihkan usaha
pembasmiannya kepada semua umat Unitarian pengikut Nabi Muhammad, yaitu
kaum Muslimin, dan walaupun upaya ini belum sepenuhnya berhasil, proyek
ini masih terus digalang hingga kini.
Sejak dahulu hingga kini, tingkat keberhasilan yang dicapai Gereja
Trinitas Resmi dalam gerakan pembasmian itu, hanya bisa tercapai karena
mereka selalu bersekongkol dengan sistem kafir, yaitu sistem Dajjal,
sistem yang telah dan senantiasa bertekad untuk menyesatkan dan
memusnahkan pengamalan Islam yang hidup dan dinamis.
Dari temuan ini, dan karena kubu “Sains” dan Kristen Trinitas
bergantung pada dan menopang sistem yang sama, maka nyatalah bahwa
pertentangan apapun yang nampak antara keduanya hanyalah khayalan belaka
dan tentu hanya di permukaan saja. Jelaslah perlu segera dibedakan
dengan tegas antara para Kristen Trinitas yang tahu bahwa jalan yang
mereka anut bukanlah jalannya Nabi ‘Isa as, dengan mereka yang penuh
ketulusan ingin menyembah Tuhan – namun telah disesatkan hingga percaya
bahwa merek Kristen yang mereka anut itu sesuai dengan ajaran asli Nabi
‘Isa – dan mereka pun sampai saat ini belum sempat mengenal transaksi
kehidupan Islam sejati: yaitu jalan hidup kenabian bagi jaman ini, yang
sebenarnya sangat mirip dengan jalan hidup Nabi ‘Isa dan para
pengikutnya ra.
Apa yang baru diuraikan tentang para Kristen juga berlaku pada kaum
Yahudi. Kini mereka yang mengaku Yahudi, nyata-nyata tidak mengikuti
jalan Nabi Musa as, bahkan sejumlah besar Yahudi terang-terangan mengaku
bukan berasal dari keturunan Bani Israel – yaitu suku bangsa yang
khusus kepada mereka Nabi Musa dan Nabi ‘Isa diutus. Salah satu moyang
para Yahudi yang bukan Yahudi itu, adalah kaum Khazar, aslinya mereka
adalah bangsa kecil yang tinggal di wilayah yang kini menjadi Turki dan
Rusia Selatan pada pertengahan abad kedelapan, pemimpin mereka yang
bernama Raja Joseph memeluk agama Yahudi sebagai muslihat
politik, agar terhindar dari penjajahan Kristen yang datang dari utara,
dan terhindar dari dakwah Islam yang datang dari selatan. Raja Joseph
paham betul bahwa muslihatnya itu akan mendatangkan perlin-dungan yang
layak dari sesama penyembah Tuhan.
Kini keturunan-keturunan Khazar yang biasa disebut juga sebagai bangsa Ashkenazim,
telah tersebar di seluruh dunia, dan mereka diakui keahliannya di
bidang seni dan dalam transaksi-transaksi bisnis dan keuangan. Cara
hidup mereka bukanlah cara hidup yang diamalkan Nabi Musa as dan para
pengikutnya ra. Cara hidup Nabi Musa as telah punah ketika Nabi ‘Isa as
diturunkan. Perlu diingat bahwa Nabi ‘Isa diutus untuk menegakkan
kembali cara hidup Musa di kalangan bani Israel, dan bukan untuk membuat
perubahan walau cuma sehuruf.
Namun nyatanya, para penulis kitab dan para rabi di masa itu – yaitu
kependetaan yang menobatkan dirinya sendiri dalam apa yang kemudian
menjadi “agama Yahudi” – bahkan tidak bisa mengenali siapa Nabi ‘Isa as,
hal ini menunjukkan betapa jauhnya para Yahudi itu tersesat dari ajaran
asli Nabi Musa, padahal itu terjadi duapuluh abad yang lalu. Terkadang
disebut juga sebagai “suku Israel yang ketiga-belas”, beberapa ahli
sejarah mengaitkan para keturunan Khazar ini dengan salah satu dari
empat tanda kiamat yang utama, yaitu kemunculan Yajuj wa Majuj, atau Gog dan Magog, karena mereka hakikatnya adalah “Yahudi yang bukan Yahudi”.
Kaitan ini lebih diperkuat dengan pernyataan Raja Joseph pada tahun 960 [1], yang menyatakan bahwa bangsa Khazar adalah keturunan Togarma[2], cucu dari Japheth, putera Nabi Nuh – yang menurut Kitab Kejadian
10:2-3 – paman Togarma itu bernama Magog. Jika ini benar, maka jelaslah
keturunan Khazar terkait erat dengan kemunculan Dajjal, karena
kebanyakan dari mereka kini memegang tampuk-tampuk kekuasaan penting
dalam aneka sistem terkait yang berpadu menjadi sistem kafir, yaitu
sistem Dajjal. Ada pula pihak-pihak yang sangat berhasrat untuk
menunjukkan bahwa apa yang terjadi pada Kristen dan Yahudi, juga berlaku
pada Muslim, dan bahwa banyak yang mengaku sebagai “Muslim” tetapi
tidak mengikuti jalannya Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Ini ada
benarya, dan ini merupakan sebagian bukti keberhasilan yang dinikmati
Kristen dan Yahudi dalam usaha mereka untuk menyesatkan dan membasmi
siapa saja yang telah atau sedang mencari jalan hidup Nabi Muhammad saw
dan para sahabatnya ra. Salah satu metoda pemungkas yang digunakan
sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, dalam menghapus cara hidup Islam,
adalah dengan menanamkan cara hidup kafir ke negeri-negeri Muslim,
sembari disamarkan dengan peristilahan yang “islami”.
Kini hampir semua wilayah-wilayah yang dahulu dihuni oleh Muslim,
telah dikuasai dan diperintah berdasarkan asas-asas sistem kafir dan
tidak sesuai dengan kandungan Qur’an dan Sunnah. Meskipun Rasulullah saw
pernah bersabda bahwa nanti sebagian Muslim akan mengikuti cara hidup
para pendahulunya – yaitu Kristen dan Yahudi – secepat kadal kabur ke
liangnya, namun beliau juga bersabda bahwa tidak semua umatnya akan
tersesat.
Masih banyak Muslim yang mengikuti pola kehidupan Rasulullah saw dan
pola kehidupan masyarakat Muslim pertama yang terbentuk di sekeliling
beliau, Yang penting adalah, walau terdapat sejumlah Muslim yang
menyimpang dari jalan Nabi Muhammad, setidaknya jalan hidup itu masih
terpelihara bagi mereka yang ingin mengamalkannya, dan setidaknya masih
ada mereka yang mengamalkan jalan hidup itu. Perbedaan yang telak di
antara kaum Yahudi, Kristen dengan Muslim adalah: kaum Yahudi tidak lagi
mengetahui dan tidak mengamalkan ibadatnya Nabi Musa, kaum Kristen
tidak lagi mengetahui dan tidak mengamalkan ibadatnya Nabi ‘Isa,
sedangkan Muslim masih mengetahui dan masih mengamalkan ibadatnya Nabi
Muhammad saw. Jalan hidup Nabi Musa as dan Nabi ‘Isa as telah punah.
Sebagai gantinya, direkayasa dan diproklamasikanlah agama Yahudi dan
agama Kristen. Agama-agama buatan ini merupakan senyawa dari sistem
kafir, yaitu sistem Dajjal. Sistem Dajjal sangat bertolak-belakang
dengan jalan hidup Kenabian; yaitu jalan hidup yang tidak saja
diwujudkan oleh Nabi Musa as, Nabi ‘Isa as, dan Nabi Muhammad saw,
bahkan diwujudkan pula oleh seluruh Nabi sejak Nabi Adam as hingga ke
seratus dua puluh empat ribu Nabi lainnya, semoga Allah memberkati dan
menyejahterakan mereka semua. (Habis)
[1] Di dalam Khazars Correspondence
yang masyhur, antara beliau dan Hasdai bin Shaprut. seorang Yahudi
Sephardhic yang menjabat sebagai menteri luar negeri di masa
pemerintahan Khalifah Abdu’r-Rahman III di Andalusia
[2] Togarmah (Hebrew: Togarmah ; Armenian: T‟orgom ; Georgian: T‟argamos) merupakan anak ketiga dari Gomer, dan cucu Yafet (Japheth),
saudara Askenaz dan Riphat (Kejadian 10:3). Dia dianggap leluhur
bangsa-bangsa Kaukasus Selatan (orang Georgia dan Armenia). (wikipedia;
localholic)
Dinukil dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson
Dinukil dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson
Menguak Misteri Fitnah Dajjal
http://granadamediatama.wordpress.com/arsip/menguak-misteri-fitnah-dajjal/
Satu hal yang cukup menarik untuk dikaji, bahwa di tengah panasnya
diskusi antara kelompok yang hanya mau menerima hakikat Dajjal sebagai
sosok / person tertentu dan kelompok yang hanya mengakui Dajjal sebagai
simbol kerusakan dan bukan person, ternyata ada pendapat lain yang
nampaknya cukup akomodatif. Syaikh Nashir Abdurrahman As Sa’di, salah
seorang ulama timur tengah yang bermanhaj salaf sekaligus guru dari
banyak para masyayikh di Saudi mengeluarkan statemen yang menurut kami
sangat brilian.
Beliau menjelaskan —berdasarkan nash-nash yang ada—
bahwa Dajjal akan muncul dengan membawa dua fitnah besar; fitnah yang
berupa sebuah paham dan sistem dan fitnah Dajjal dalam bentuk sosoknya
yang benar-benar akan muncul di akhir zaman dengan membawa fitnah bagi
seluruh manusia. Adapun Dajjal sebagai sebuah sistem (simbol) berpulang
pada tiga fitnah besar; materialisme, atheisme dan zionisme.
Ketiganya
merupakan fitnah yang hampir seluruh umat manusia terkena fitnah ini.
Sedangkan Dajjal sebagai sebuah person merupakan fitnah yang selama ini
kita kenal sebagai fitnah Dajjal yang sesungguhnya; di mana pada akhir
zaman nanti sosok manusia jahat ini akan keluar untuk meneror kaum
muslimin dan mengklaim ketuhanan dirinya.
Dengan kata lain, antara Dajjal dan fitnah Dajjal adalah dua hal yang
berbeda, sebab dalil-dalil yang ada menunjukkan demikian. Dajjal yang
dimaksud oleh Rasulullah saw dalam banyak riwayat dipastikan menunjukkan
kepada person tertentu. Sedang fitnah Dajjal adalah satu kondisi atau
keadaan tertentu atau beragam bentuk fitnah yang menyelisihi kebenaran.
Bahkan bisa disimpulkan bahwa semua yang menyelisihi kebenaran adalah
bagian dari fitnah Dajjal.
Dengan memahami hakikat fitnah atheisme,
materialisme dan zionisme sebagai bagian penting dari fitnah Dajjal,
kita bisa mengetahui seberapa besar dan dampak yang ditimbulkan darinya
berupa kerusakan dunia.
Fitnah atheisme, materialisme dan zionisme merupakan tiga fitnah
terbesar dimana Fitnah Dajjal di bangun di atas pondasinya. Ketiganya
merupakan perangkap awal untuk menggiring manusia agar bisa menerima
ideologi Dajjal.
Fitnah atheisme mengajarkan akan kenihilan tuhan dan zat yang
menciptakan, sehingga manusia tidak meyakini adanya Allah sebagai
pencipta dan pengatur alam semesta.
Fitnah materialisme mengajarkan
bahwa semua yang ada di dunia karena keberadaan materi. Sesuatu yang
tidak nampak (ghaib) adalah kosong, dan nilai maupun norma sesuatu hanya
bisa diukur dengan materi atau wujud yang nampak. Paham materialisme
juga akan menggiring manusia untuk meyakini tidak adanya hari akhir,
alam barzah, surga dan neraka. Pada gilirannya manusia hanya akan
menerima konsep surga dan neraka sesuai dengan apa yang kelak akan
dibawa oleh Dajjal, yaitu sungai dan air yang berada di tangan Dajjal.
Saat Dajjal menawarkan air dan api di hadapan manusia, mereka akan
meyakini bahwa itulah hakikat neraka dan surga yang sesungguhnya.
Sedangkan fitnah zionisme akan mengambil peran untuk menggiring seluruh
manusia akan kebenaran ajaran Dajjal, meyakini bahwa Dajjal adalah tuhan
dan pemimpin mereka di akhir zaman.
Fitnah zionisme juga mengajarkan
agar manusia membenarkan apapun yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi
zionis dan memberikan dukungan kepada mereka. Pada akhirnya, fitnah
inilah yang menjadi puncak terdahsyat di muka bumi sebelum kemunculan
Dajjal yang sesungguhnya. Ajaran zionis yang dibungkus dalam baju
theologi global dan theosofi akan menggiring opini dunia tentang
satu-satunya Tuhan dari semua agama; itulah Dajjal yang akan muncul di
akhir zaman.
Hal lain yang dapat kami simpulkan adalah, bahwa Dajjal benar-benar
sosok manusia keturunan Adam yang muncul dengan membawa fitnah. Semua
tanda dan ciri yang disebutkan oleh Rasulullah saw tentang Dajjal
benar-benar bermakna hakiki, bukan kiasan. Akan tetapi bentuk dan wujud
fitnah yang dibawa oleh Dajjal ada juga yang bersifat maknawi. Apa yang
banyak disebutkan oleh Rasulullah saw tentang berbagai kelebihan yang
ditunjukkan Dajjal telah menjadi inspirasi bagi para penganut ideologi
Dajjal untuk merealisasikan simbol-simbol tersebut.
Dalam hal ini,
bangsa barat yang diwakili oleh Amerika, Eropa, Inggris dan Israel
merupakan sekumpulan bangsa yang berusaha untuk mewujudkan semua impian
Dajjal dalam wujud yang bersifat materi. Kemampuan mereka membuat
pesawat terbang, kapal laut, teknologi hujan buatan, kemampuan suplai
bahan pangan, teknologi transportasi, informasi, telekomunikasi dan
beragam teknologi modern lainnya, merupakan bagian dari propaganda
pengikut Dajjal. Semua bentuk teknologi itu pada hakikatnya merupakan
bagian dari fitnah atheisme, materialisme dan zionisme. Para pengikut
Dajjal mencoba untuk mengilmiahkan semua doktrin dan ajaran Dajjal agar
bisa diterima oleh seluruh lapisan. Dengan demikian, setiap manusia akan
dengan mudah membenarkan semua fitnah yang kelak akan ditampakkan oleh
Dajjal di akhir zaman. Dengan kata lain, Dajjal terus melakukan
penetrasi dan sosialisasi atas ideologi yang dibawanya agar bisa
diterima semua manusia.
Demikianlah hakikat dari fitnah Dajjal sebagaimana yang dijelaskan
oleh Syaikh Nashir As-Sa’di. Dajjal tidak sesederhana kisah Ibnu
Shayyad. Ibnu Shayyad sendiri hanya bagian kecil dari fitnah Dajjal.
Pilar fitnah Dajjal berupa materialisme, atheisme dan zionisme inilah
yang akan melahirkan anak-anak fitnah baru yang hari ini mencengkeram
seluruh dunia. Dan semua ideologi destruktif maupun produk-produk
material (teknologi transportasi, informasi dan telekomunikasi) yang
telah merusak dunia Islam; itulah buah dari fitnah Dajjal. Wallahu’alam.
Zionisme diindikasikan sebagai ’bangsa Dajjal’ yang akan memperlicin jalan bagi keluarnya Dajjal
Dalam Majalah Al-Manar halaman 155, disebutkan program
Yahudi mengenai Palestina. Syaikh Rasyid Ridha berkata, “Tak ayal lagi
bagi kami bahwa kaum Yahudi dan bangsa Inggris, masing-masing saling
berkomplot untuk mencapai tujuannya dan berusaha menggagalkan tujuan
golongan lain.
Demikian pula, tak ayal lagi bagi kami, bahwa fitnah yang
ditunggu-tunggu adalah fitnah terbesar di muka bumi, atau fitnah
terbesar secara umum, yaitu upaya mengembalikan kekuasaan kaum Yahudi,
yang dalam hadits-hadits diistilahkan dengan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.”
Rasulullah saw bersabda :
“Kalian akan memerangi Jazirah Arab, Allah pun memenangkan kalian. Kemudian
Persia, Allah pun memenangkan kalian. Selanjutnya, kalian akan
memerangi Romawi, Allah pun memenangkan kalian. Kemudian memerangi
Dajjal, Allah pun memenangkan kalian.
Hadits ini, berikut urutan penaklukan-penaklukan yang disebutkan di
dalamnya menunjukkan betapa dekatnya Dajjal dan kroni-kroninya dengan
kaum muslimin. Padahal usai memerangi Persia dan Romawi, kaum muslimin
akan memerangi Dajjal, Allah pun memberi kemenangan kepada mereka.
Dajjal dan kroni-kroninya adalah komunitas yang akan muncul setelah
Persia dan Romawi, yaitu berasal dari bangsa Eropa dan antek-anteknya.
Siapa saja yang mengetahui bagaimana sepak terjang kaum Yahudi
bersama Inggris, dan semakin eratnya hubungan di antara mereka dengan
Perjanjian Balfour, demikian pula bagaimana mereka selalu berupaya
dengan semaksimal mungkin dan mengendalikan negara-negara superpower guna
memperlancar tercapainya kepentingan-kepentingan mereka, maka tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa inilah fitnah Dajjal yang spesial, yaitu
fitnah terbesar di muka bumi, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits
shahih sebelumnya berikut ini :
“Selama antara penciptaan Adam dan terjadinya kiamat tak ada satu makhluk pun yang lebih besar daripada Dajjal.”
Adakah fitnah yang lebih besar daripada fitnah yang mengikis habis
jati diri mayoritas generasi muda (muslim) melalui paham atheis, dan
membalikkan orang-orang yang semula diharapkan mampu menjayakan Islam
melalui ucapan dan aktivitasnya lantas tiba-tiba menjadi
pendukung-pendukung setia untuk menghancurkan dan memusnahkan Islam?!
Mereka (kaum Yahudi dan Inggris) akan selalu berusaha merespon dan
menyambut fitnah Dajjal ini dengan membabat habis Islam.
ohhh sepeti itu toh dajjal baru tahu sayaa
BalasHapus