BISUL itu akhirnya pecah! Wakil Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Suriah Abdo Hussameldin Kamis malam, 8 Maret 2012 mengumumkan dia meninggalkan pemerintahan Bashar al Assad, serta Partai berkuasa Baath untuk bergabung dengan oposisi.
Pernyataan Hussameldin mengudara lewat video pernyataan resmi yang diposting di website YouTube oleh para aktivis.
"Aku, insinyur Abdo Hussameldin, wakil menteri minyak ... mengumumkan
pembelotan saya dari rezim dan pengunduran diri saya. Saya bergabung
dengan revolusi rakyat yang menolak ketidakadilan dan kampanye brutal
rezim, yang berusaha menghancurkan permintaan rakyat untuk kebebasan dan
martabat," tegasnya.
Alasan utama pengunduran itu lantaran dirinya telah bertugas di
pemerintah Suriah selama 33 tahun dan tidak ingin mengakhiri hidupnya
dengan "melayani sebuah rezim kriminal."
Jika postingan tersebut asli, maka Abdo Hussameldin menjadi pejabat
besar pertama yang meninggalkan pemerintah Assad dan bergabung dengan
pemberontak yang telah berlangsung selama setahun.
Sudah bukan rahasia lagi. Suriah kuat bertahan karena ditopang Rusia
sebagai negara pemilik hak veto. Tentu Rusia punya hitung-hitungan
politis yang sangat masuk akal. Salah satunya, jika Bashar al Assad maka
revolusi ke Iran segera terjadi.
Mengutip analisis Sir Andrew Green, mantan dubes Inggris untuk Suriah (1991-1994) dan Arab Saudi (1996-2000) yang ditulis untuk The Guardian, sudah jadi fakta Assad yang berpaham Syiah adalah bapak angkat bagi milisi Syiah Hizbullah yang menjadi kerikil bagi Israel.
Soal senjata ke pemberontak? Damaskus tentu sudah sadar, Arab Saudi
punya kepentingan atas kelangsungan mayoritas Sunni yang tertindas.
Seperti dikutip dari World Socialist Website, Riyadh disokong Amerika
Serikat merestui penyelundupan senjata yang dilakukan melalui mantan
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri.
Saad Hariri merupakan mantan Perdana Menteri Lebanon antara 2009 dan
2011. Koalisi pemerintahan Hariri yang terbentuk memang berhaluan anti
Syria. Pada 2011 Hizbullah berhasil melengserkan pemerintahan Hariri.
Belum lagi bara dendam keluarga Hariri atas kematian mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri pada 2005 yang mengarahpada keterlibatan Suriah dalam pembunuhan tersebut.
AS melalui Duta Besar AS untuk Suriah Robert Ford seperti dikutip dari kantor berita ANI bersama
Turki getol mempersiapkan kebijakan untuk menghadapi perang saudara
yang mungkin akan pecah antara kaum Syiah Alawiyah, Druze, Sunni, dan
Kristen.
Munculnya tokoh
JIKA sebelumnya pengamat politik internasional Universitas Paramadina, Dinna Wisnu menyatakan
aksi kudeta tidak akan dilakukan Amerika Serikat dan kroninya sebelum
muncul tokoh oposisi yang kuat, kini Abdo Hussameldin bisa menjadi
pilihan itu.
Hussameldin sebagai sosok penting bisa menjadi pemimpin bagi koalisi
tokoh oposisi atas Damaskus yang terdiri dari beragam agama dan keahlian
yang telah mempersiapkan diri cukup lama.
Sebut saja Michel Kilo yang menyusun draft Deklarasi
Damaskus. Penulis sekaligus aktivis pro-demokrasi ini lahir di pesisir
Latakia pada 1940. Jebolan ilmu jurnalisme di Mesir dan Jerman ini
adalah penulis kolom opini bagi harian Annahar (Libanon) dan Al-Quds
Al-Arabi (London)
Penganut Kristen ini pertama kali dibui pada awal 1980, bebas dari
penjara dia mengungsi ke Prancis dan kembali ke Suriah pada 1991. Pada
2005, dia menyusun Deklarasi Damaskus yang merupakan pernyataan koalisi
oposisi untuk melakukan reformasi politik.
Untuk tindakannya itu, Kilo dibui tiga tahun pada 2006 setelah
menandatangani Deklarasi Beirut-Damaskus yang berisi permintaan
normalisasi hubungan Libanon-Suriah.
Kemudian Aref Dalila, satu dari empat aktivis yang
bertemu penasehat Assad pada April 2011 untuk menggelar dialog nasional.
Setelah pertemuan, kelompok tersebut menyatakan tidak akan digelar
pertemuan sampai tentara menghentikan membunuhi dan memenjarakan
demonstran.
Pemilik gelar doktor ekonomi dari Universitas Moskow ini sekampung
dengan Kilo, Latakila. Aref pernah dibui selama satu dekade dengan
tuduhan menyebarkan kabar bohong.
Dia sempat bekerja di Kuwait pada era 1980-an, lalu kembali ke Suriah
dan menjadi dekan fakultas ekonomi di Universitas Damaskus hingga
dilarang mengajar pada 1998 gara-gara mengkritik kebijakan ekonomi
pemerintah.
Bersama 9 tokoh oposisi, Aref ditangkap karena terlibat dalam revolusi
musim semi Damaskus pada Juni 2000, ditangkap, dibui dan baru lepas atas
bantuan Amnesti Internasional atas perintah Assad pada Agustus 2008.
Ada pula Anwar al-Bunni, pengacara Kristen keturunan
Kurdi yang kiri sejak masih tinggal di Hama pada 1959. Dia kemudian
tinggal di Eropa untuk kemudian mendirikan pusat HAM di Damaskus yang
kemudian ditutup pemerintah pada 2006.
Bersama Kilo, Anwar ditangkap setelah menandatangani Deklarasi
Beirut-Damaskus. Atas aksinya dia ditahan lima tahun dan baru dibebaskan
pada Mei 2011.
Barisan penulis
SEMENTARA dari penulis terdapat Loay Hussein yang
pernah dipenjara pada 1984-1991. Sehari setelah menggerakkan unjuk rasa
di Deraa, Maret lalu, Loay kembali ditahan dengan bonus sejumlah bogem
mentah.
Begitu juga Fayez Sara, penulis dan jurnalis berusia
61 tahun yang kenyang di penjara. Pendiri Committee for the Revival of
the Civil Society ini juga menjadi anggota Pusat HAM Damaskus.
Pada April 2011, Sara ditangkap di Damaskus dan dipenjara selama dua setengah tahun dengan tuduhan mengobarkan kebencian umum
Ada juga Mazen Darwish yang merupakan direktur Pusat Media dan Kebebasan Berekspresi yang kemudian ditutup pemerintah pada 2009.
Namun untuk semua gerakan oposisi ini terdapat sosok besar Riad Seif.
Dia adalah aktivis sekaligus industrialis. Politisi kelahiran 25
November 1946 ini adalah mantan anggota Parlemen Suriah (1994-1998).
Pendiri Forum Dialog Nasional ini adalah pebisnis sepatu, pemilik merek
Adidas di Damaskus.
Perlawanan Riad muncul pasca kematian Hafez al Assad pada
Juni 2000, selain menggalang aksi anti pemerintah, dia juga membuat
kuping pemerintah memerah karena mengkritik monopoli bisnis telepon
selular yang digenggam istri Hafez al Assad, Anissa Makhlouf.
Setelah menggalang ratusan aktivis di ajang Forum Dialog Nasional pada 5
September 2001, Riad Seif ditangkap dan baru dibebaskan atas intervensi
Amnesti Internasional pada akhir Agustus 2007 untuk menjalani
pengobatan kanker prostat.
Hanya saja, Riad kembali ditangkap pada awal 2008 dengan tudingan makar
setelah mencetuskan Deklarasi Damaskus. Bebas sejenak dari penjara Adra
pada 2010, Riad Seif kembali ditangkap pada 6 Mei 2011 di Damaskus.
(Bsi) (algooth.putranto@bisnis.co.id)
RUSUH SURIAH: Italia tutup kedubes di Damaskus
ROMA:
http://www.bisnis.com/articles/rusuh-suriah-italia-tutup-kedubes-di-damaskus
Pemerintah Italia, Rabu, mengatakan telah menutup Kedutaan Besar
di Damaskus dan memulangkan beberapa staf perwakilan sebagai bentuk
protes atas tindakan keras "tidak dapat diterima" yang dilakukan Suriah
terhadap kelompok oposisi.
"Italia hari ini menghentikan kegiatan kedutaan besarnya di Damaskus dan memulangkan beberapa personil," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
"Mengingat kondisi keamanan yang serius, kami menegaskan kembali kecaman keras kami atas aksi penanganan keras yang tidak dapat diterima yang dilakukan oleh rezim Suriah terhadap warga negaranya, "katanya.
Kementerian itu mengatakan Italia akan "terus mendukung rakyat Suriah dan bekerja bersama mencari solusi damai atas krisis, untuk menjamin hak fundanental dan ambisi demokratis yang sah. " "Kami sepenuhnya mendukung upaya utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan untuk menghentikan secara total segala aksi kekerasan dan memungkinkan akses atas pekerja kemanusiaan dan dimulainya dialog politik," kata pernyataan itu.
Mediator internasional Kofi Annan bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus selama akhir pekan dan mengusulkan proposal "konkret" tentang cara-cara untuk menghentikan krisis yang telah berlangsung selama 12 bulan dan menewaskan lebih dari 8.500 orang menurut aktivis.
Amnesti Internasional, Rabu, mengemukakan dugaan para pembangkan yang ditangkap rezim terancam "mimpi buruk penyiksaan sistematis." Inggris, Perancis, Spanyol dan Amerika Serikat juga telah menutup Kedutaan Besar mereka di Damaskus sejak awal kekerasan terjadi. (Antara/AFP/arh)
"Italia hari ini menghentikan kegiatan kedutaan besarnya di Damaskus dan memulangkan beberapa personil," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
"Mengingat kondisi keamanan yang serius, kami menegaskan kembali kecaman keras kami atas aksi penanganan keras yang tidak dapat diterima yang dilakukan oleh rezim Suriah terhadap warga negaranya, "katanya.
Kementerian itu mengatakan Italia akan "terus mendukung rakyat Suriah dan bekerja bersama mencari solusi damai atas krisis, untuk menjamin hak fundanental dan ambisi demokratis yang sah. " "Kami sepenuhnya mendukung upaya utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan untuk menghentikan secara total segala aksi kekerasan dan memungkinkan akses atas pekerja kemanusiaan dan dimulainya dialog politik," kata pernyataan itu.
Mediator internasional Kofi Annan bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus selama akhir pekan dan mengusulkan proposal "konkret" tentang cara-cara untuk menghentikan krisis yang telah berlangsung selama 12 bulan dan menewaskan lebih dari 8.500 orang menurut aktivis.
Amnesti Internasional, Rabu, mengemukakan dugaan para pembangkan yang ditangkap rezim terancam "mimpi buruk penyiksaan sistematis." Inggris, Perancis, Spanyol dan Amerika Serikat juga telah menutup Kedutaan Besar mereka di Damaskus sejak awal kekerasan terjadi. (Antara/AFP/arh)
Muslim Amerika Rencanakan Solidaritas untuk Suriah
Rabu, 08 Agustus 2012
http://hidayatullah.com/read/24223/08/08/2012/muslim-amerika-rencanakan-solidaritas-untuk-suriah.html
Hidayatullah.com--
Sekitar
puluhan masjid dan pusat Islam di seluruh Amerika Serikat (AS) akan
bergandengan tangan untuk merencanakan sebuah protes solidaritas dengan
rakyat Suriah pada hari Jumat tanggal 10 Agustus.
Protes solidaritas tersebut diadakan untuk meningkatkan kesadaran tentang bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Suriah.
Koalisi organisasi Muslim “the Save Syria” dan organisasi-organisasi masyarakat Suriah-Amerika meminta para imam masjid mendedikasikan khutbah-khutbah mereka selama shalat jumat untuk mendesak dukungan bagi orang-orang Suriah dan keinginan mereka untuk bebas, kata sebuah koalisi kelompok Islam-Amerika seperti yang dikutip dari OnIslam.net.
Sedangkan khutbah Jumatnya sendiri berfokus pada bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Suriah, selain itu para Imam dalam khutbahnya dihimbau mendesak Muslim Amerika untuk menghubungi perwakilan mereka, dengan begitu mereka bisa menghentikan serangan pemerintah Suriah terhadap warga sipilnya.
Kemudian para jamaah akan diberikan
informasi tentang organisasi-organisasi bantuan terpercaya, organisasi
bantuan tersebut rencananya akan melayani warga sipil yang menderita di
tangan rezim suriah.
Acara solidaritas tersebut disponsori oleh kelompok-kelompok Muslim Amerika, termasuk Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA) dan Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA). Termasuk juga sponsor dari Islamic Relief USA, Muslim Without Borders, Muslim American Society (MAS) serta solidaritas kelompok koalisi orang Suriah-Amerika.
Acara lain akan direncanakan kemudian pada hari Sabtu, 8 September, di mana ribuan orang akan mengambil bagian dalam "Walk for the Children of Syria" di lokasi tersebut dalam skala lebih besar.
Kedua acara tersebut memang dirancang untuk menghasilkan dana penting bagi korban anak-anak yang menderita di bawah rezim Suriah Assad dan untuk meningkatkan kesadaran tentang meningkatnya bencana kemanusiaan sebagai akibat dari operasi keamanan anti-rezim.*
Rep: Sarah MantovaniAcara solidaritas tersebut disponsori oleh kelompok-kelompok Muslim Amerika, termasuk Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA) dan Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA). Termasuk juga sponsor dari Islamic Relief USA, Muslim Without Borders, Muslim American Society (MAS) serta solidaritas kelompok koalisi orang Suriah-Amerika.
Acara lain akan direncanakan kemudian pada hari Sabtu, 8 September, di mana ribuan orang akan mengambil bagian dalam "Walk for the Children of Syria" di lokasi tersebut dalam skala lebih besar.
Kedua acara tersebut memang dirancang untuk menghasilkan dana penting bagi korban anak-anak yang menderita di bawah rezim Suriah Assad dan untuk meningkatkan kesadaran tentang meningkatnya bencana kemanusiaan sebagai akibat dari operasi keamanan anti-rezim.*
Red: Cholis Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar