Pangeran Bandar Tewas Harga Bagi Sebuah Pengkhianatan
3 Agustus 2012
http://satuislam.wordpress.com/2012/08/03/pangeran-bandar-tewas-harga-bagi-sebuah-pengkhiantan/
Meskipun belum dikonfirmasikan oleh pemerintah Saudi, kematian
Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdulaziz al-Saud dibenarkan oleh
Voltaire Network mengutip sumber-sumber tidak resmi.
Pangeran Bandar baru saja dilantik menjadi Ketua Dinas Intelijen
Saudi pada 24 Juli: promosi yang disebut-sebut sebagai hadiah karena
keberhasilannya mengorganisir serangan di Damaskus pada 18 Juli lalu.
Dinas Intelijen Saudi, dengan dukungan logistik dari CIA, berhasil
meledakkan Markas Keamanan Nasional Suriah yang sedang menggelar
pertemuan darurat membahas krisis.
Jenderal Assef Chaoukat, Daoud Rajha dan Hassan Tourkmani tewas
ditempat. Jenderal Amin Hicham Ikhtiar meninggal tak lama karena
parahnya luka yang diderita.
Operasi itu bersandi “Damascus Volcano” yang menjadi sinyal untuk
serangan massif kelompok-kelompok pemberontak menuju ibukota oleh para
teroris asing khususnya yang berasal dari Yordania.
Al-Fajr Press melaporkan, pada tanggal 26 Juli, terjadi ledakan di
Markas Intelijen Arab Saudi dan disebutkan bahwa Wakil Ketua Dinas
Intelijen Arab Saudi tewas di tempat.
Voltaire Network menyebutkan bahwa Bandar bin Sultan bin Abdul Aziz,
juga menjadi target dalam pengeboman tersebut. Dia mengalami luka parah
dan meninggal dunia.
Hingga kini belum ada pejabat Saudi yang membenarkan atau menepis pemberitaan tersebut.
Voltaire Network pada tanggal 29 Juli dalam sebuah laporan analisanya
mengutip sumber-sumber tidak resmi telah mengkonfirmasikan kematian
Bandar bin Sultan. Akan tetapi Voltaire Network tidak menyebutkan
identitas sumbernya.
Voltaire menulis, “Para pejabat Saudi hingga kini tidak memberikan
pernyataan tentang hal ini, akan tetapi Voltaire Network melalui kanal
tidak resmi yakin bahwa Bandar bin Sultan mati.”
Pangeran Bandar bin Sultan, 63 tahun, memiliki kepribadian sinis. Dia
adalah putra Pangeran Sultan (menteri pertahanan yang tidak tergantikan
dari tahun 1963 hingga kematiannya pada tahun 2011).
Bandar adalah orang kepercayaan mendiang Raja Fahd. Bandar menjabat
sebagai Duta Besar Arab Saudi di Washington (1983-2005). Ia sangat akrab
dengan George H. Bush (kala itu Wakil Presiden Amerika Serikat), dan
bahkan yang menganggapnya sebagai “anak angkat.” Bush bahkan mendorong
dunia pers AS menjulukinya “Bandar Bush”.
Bandar disebut-sebut memiliki kejeniusan luar biasa dalam aksi-aksi
spionase. Dia pula yang menjadi yang menjadi broker kesepakatan senjata
al-Yamamah, dan meraup keuntungan lebih dari satu miliar pound, menurut
sumber pejabat Inggris. Dia kemudian menggunakan uang tersebut dan dana
yang dimilikinya untuk membiayai aktivitas kelompok-kelompok jihad di
berbagai dunia, termasuk AlQaeda.
Pada awal 2010, Pangeran Bandar berusaha menggulingkan Raja Abdullah
untuk mengantarkan ayahnya ke atas tahta. Plotnya gagal dan ia
diasingkan dari kerajaan. Namun kesehatan Raja Abdullah memburuk dan ia
kembali ke Arab Saudi setahun kemudian.(IRIB Indonesia/MZ)
http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/pangeran-bandar-bin-sultan-tewas-akibat-pembalasan-suriah
Tokoh Lobi Amerika Pangeran Bandar Kepala Intelijen Saudi
Pangeran
Bandar bin Sultan ditunjuk sebagai Kepala Intelijen Arab Saudi yang
baru. Pangeran Bandar bin Sultan, yang pernah menduduki pos di
Washington, sebagai duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat ini,
selanjutnya akan menjadi orang yang sangat penting di negeri yang kaya
minyak itu.
Pangeran Bandar bin Sultan anak mendiang Pangeran Sultan, yang baru
saja meninggal. Pangeran Sultan yang menjadi putera mahkota Arab Saudi
itu, meninggal di Amerika Serikat, dan kemudian disusul Pangeran Salman
yang juga meninggal.
Pangeran Bandar bin Sultan, sangat dikenal di kalangan
pejabat-pejabat puncak Amerika Serikat, termasuk para pejabat di Gedung
Putih. Bandar bin Sultan, memiliki lobbi yang luas, termasuk dibidang
intelijen Amerika, CIA, dan selama ini menjadi “jembatan” antara Saudi
dengan Washington. Penunjukkan Bandar bin Sultan, ditengah-tengah krisis
antara Amerika Serikat, Israel dengan Iran, serta meluasnya konflik di
Suriah, termasuk memuncaknya pengaruh Syiah di Yaman.
Bandar bin Sultan, yang nampak ramah, kini berumur 63, dan
menghilang sejak meninggalkan Washington, dipanggil pulang oleh Raja
Abdullah pada 2005. Bandar bin Sultan, tidak main-main, tokoh yang sudah
menjadi Dubes di Washington selama lebih 22 tahun, dan dengan
diangkatnya Bandar bin Sultan, maka tokoh baru dibidang intelijen akan
segera masuk dalam kancah krisis yang akan mengubah permainan Timur
Tengah. Ini akan semakin paralel antara kepentingan Amerika Serikat dan
Arab Saudi dengan situasi regional di Timur Tengah.
“Dia hanya orang yang tepat untuk saat yang tepat di Saudi. Dia
memiliki kebijakan luar negeri lebih hawkish (keras), dan dia adalah
elang terkemuka pusat kekuasaan Arab Saudi,” kata David Ottaway, penulis
biografi Bandar dan sarjana senior di Woodrow Wilson Center di
Washington.
Bandar bin Sultan dinilai sebagai sekutu terdekat Amerika Serikat,
dan pendukung kuat dari pemberontak Suriah, yang sekarang berjuang
merebut Damaskus, dan menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Bandar
bin Sultan memperbaiki hubungan dengan Washington setelah perselisihan
atas pemberontakan Arab tahun lalu.
“Bandar cukup agresif, sama sekali tidak seperti seorang diplomat
Saudi khas berhati-hati. Jika tujuannya adalah untuk membawa Bashar
segera turun, dia akan memiliki kekuasaan dan kemampuan yang kuat untuk
melakukan apa yang dia pikir perlu. Ia suka menerima perintah dan
melaksanakannya saat ia melihat waktu yang tepat, “kata Jamal Khashoggi,
seorang komentator Saudi berpengaruh.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Saud al-Faisal telah dijelaskan
mempersenjatai para pemberontak sebagai “ide yang sangat bagus.”
Seperti krisis Suriah memasuki tahap akhir dari usaha penggulingan
terhadap BAshar al-Assad, yang Syiah Alawiyyin, dan Amerika Serikat,
nampaknya tidak lagi sabar, dan ingin segera Bashar al-Assad pergi.
Keputusan Raja Abdullah mengangkat Pangeran Bandar bin Sultan sebagai
kepala intelijen Saudi, sebagai langkah yang sangat menentuk terhadap
situasi politik di Suriah.
Kematian tokoh-tokoh penting dibidang keamanan Suriah, seperti
menteri pertahanan, Jenderal Daoud Rajiha, Wakil Menteri Pertahanan
Assef Shawqat, yang merupakan ipar dari Presiden Bashar al-Assad, serta
mantan menteri pertahan Suriah, Jenderal Turkomani, serta menteri dalam
negeri, Ibrahim Shaar, menandakan akan akhir perjalanan kekuasaan Assad.
Bersamaan dengan pergantian kepala intelijen Arab Saudi, yang sekarang
diduduki Pangeran Bandar bin Sultan.
http://untukbangsa.com/2012/07/22/tokoh-lobi-amerika-pangeran-bandar-kepala-intelijen-saudi/
Tewasnya Juragan Teroris
Suriah Hanya Butuh Satu Minggu untuk Tewaskan Bandar bin Sultan
Suriah Hanya Butuh Satu Minggu untuk Tewaskan Bandar bin Sultan
Operasi
teroris ini, yang disebut “Damaskus Volcano” adalah sinyal untuk
serangan di ibukota yang dilakukan oleh segerombolan tentara bayaran,
terutama mereka yang berasal dari Yordania.
Meskipun belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah Saudi, namun kematian Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud telah dikonfirmasi oleh Jaringan situs tidak resmi Voltaire yang berbasis di Paris, Perancis.
Pangeran Bandar yang baru saja ditunjuk menjadi kepala intelijen kerajaan Saudi pada 24 Juli lalu sebagai hadiah dan promosi karena telah mengorganisir serangan mematikan di Damaskus pada 18 Juli lalu. Pemerintah Saudi, dengan dukungan logistik dari CIA, berhasil meledakkan markas besar National Security Suriah dalam pertemuan penting pejabat Suriah. Dalam pemboman yang diotaki oleh Bandar bin Sutan itu, Jenderal Assef Chaoukat, Daoud Rajha dan Hassan Tourkmani tewas seketika. Sementara Jenderal Amin Hicham Ikhtiar meninggal tak lama setelah mengalami luka-luka parah. Operasi teroris ini, yang disebut “Damaskus Volcano” adalah sinyal untuk serangan di ibukota yang dilakukan oleh segerombolan tentara bayaran, terutama mereka yang berasal dari Yordania.
Pangeran Bandar sendiri menjadi sasaran serangan bom pada 26 Juli lalu dan kemudian tewas karena luka-luka parah yang dideritanya.
Dalam situs Voltaire Bandar 63 tahun disebut-sebut sebagai orang yang berkepribadian cemerlang dan sinis. Dia adalah anak dari Pangeran Sultan (menteri pertahanan yang tewas pada tahun 2011). Sebagai orang kepercayaan Raja Fahd waktu itu, Bandar menjadi duta besar untuk Washington selama pemerintahan Fahd (1983-2005). Ia menjadi teman dekat George H. Bush (waktu itu Wakil Presiden Amerika Serikat), yang menganggap dia sebagai “anak angkat,”. Karena kedekatan inilah mendorong pers AS menjuluki dia sebagai “Bandar Bush”.
Dia termasuk pangeran yang jenius dan luar biasa dalam berbagai aksi rahasia, ia juga terlibat dalam skandal suap ratusan juta dollar AS dari kontraktor Inggris dengan sepengetahuan penuh Kementerian Pertahanan Inggris. BBC mengungkapkan skandal tersebut memalukan untuk pertama kalinya itu pada tahun 2007. Dia juga menjadi otak dan sumber finansial kegiatan kelompok-kelompok teroris di seluruh dunia, termasuk Al Qaeda.
Pada awal 2010, Pangeran Bandar berusaha menggulingkan Raja Abdullah untuk menempatkan ayahnya sendiri sebagai raja. Namun kudeta tersebut gagal dan ia dibuang dari lingkar kerajaan, tetapi karena kesehatan raja semakin menurun memungkinkan dia untuk kembali ke Arab Saudi setahun kemudian. Sejak kematian Pangeran Sultan, ayahnya pada Oktober 2011, ia menjadi pemimpin de facto klan Sudairi, sayap hawkish dalam keluarga kerajaan.
Meskipun belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah Saudi, namun kematian Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud telah dikonfirmasi oleh Jaringan situs tidak resmi Voltaire yang berbasis di Paris, Perancis.
Pangeran Bandar yang baru saja ditunjuk menjadi kepala intelijen kerajaan Saudi pada 24 Juli lalu sebagai hadiah dan promosi karena telah mengorganisir serangan mematikan di Damaskus pada 18 Juli lalu. Pemerintah Saudi, dengan dukungan logistik dari CIA, berhasil meledakkan markas besar National Security Suriah dalam pertemuan penting pejabat Suriah. Dalam pemboman yang diotaki oleh Bandar bin Sutan itu, Jenderal Assef Chaoukat, Daoud Rajha dan Hassan Tourkmani tewas seketika. Sementara Jenderal Amin Hicham Ikhtiar meninggal tak lama setelah mengalami luka-luka parah. Operasi teroris ini, yang disebut “Damaskus Volcano” adalah sinyal untuk serangan di ibukota yang dilakukan oleh segerombolan tentara bayaran, terutama mereka yang berasal dari Yordania.
Pangeran Bandar sendiri menjadi sasaran serangan bom pada 26 Juli lalu dan kemudian tewas karena luka-luka parah yang dideritanya.
Dalam situs Voltaire Bandar 63 tahun disebut-sebut sebagai orang yang berkepribadian cemerlang dan sinis. Dia adalah anak dari Pangeran Sultan (menteri pertahanan yang tewas pada tahun 2011). Sebagai orang kepercayaan Raja Fahd waktu itu, Bandar menjadi duta besar untuk Washington selama pemerintahan Fahd (1983-2005). Ia menjadi teman dekat George H. Bush (waktu itu Wakil Presiden Amerika Serikat), yang menganggap dia sebagai “anak angkat,”. Karena kedekatan inilah mendorong pers AS menjuluki dia sebagai “Bandar Bush”.
Dia termasuk pangeran yang jenius dan luar biasa dalam berbagai aksi rahasia, ia juga terlibat dalam skandal suap ratusan juta dollar AS dari kontraktor Inggris dengan sepengetahuan penuh Kementerian Pertahanan Inggris. BBC mengungkapkan skandal tersebut memalukan untuk pertama kalinya itu pada tahun 2007. Dia juga menjadi otak dan sumber finansial kegiatan kelompok-kelompok teroris di seluruh dunia, termasuk Al Qaeda.
Pada awal 2010, Pangeran Bandar berusaha menggulingkan Raja Abdullah untuk menempatkan ayahnya sendiri sebagai raja. Namun kudeta tersebut gagal dan ia dibuang dari lingkar kerajaan, tetapi karena kesehatan raja semakin menurun memungkinkan dia untuk kembali ke Arab Saudi setahun kemudian. Sejak kematian Pangeran Sultan, ayahnya pada Oktober 2011, ia menjadi pemimpin de facto klan Sudairi, sayap hawkish dalam keluarga kerajaan.
Berita kematiannya kini merupakan
pukulan serius untuk seluruh sistem operasu rahasia Barat di dunia
Muslim. Dan Suriah hanya butuh satu minggu untuk membalas operasi
pembalasan spektakuler. [Islam Times/on]
http://www.islamtimes.org/vdcjttevmuqeomz.bnfu.html
Misteri kematian kepala intelijen Saudi
Rabu, 1 Agustus 2012 11:38:41
Pangeran Bandar bin Sultan bersama Presiden Amerika Serikat George Walker Bush. (wikipedia.org)
Reporter: Faisal Assegaf
http://www.merdeka.com/dunia/misteri-kematian-kepala-intelijen-saudi.html
Washington DC, Tel Aviv, dan ibu-ibu
kota di Timur Tengah kini kasak-kusuk mencari tahu kebenaran berita
kepala intelijen Arab Saudi Pangeran Bandar bin Sultan terbunuh. Sampai
saat ini, pihak Kerajaan Saudi masih bungkam.
Bahkan, menurut situs debka.com, Selasa (31/7), pemerintah Negeri Petro Dolar itu juga berhasil mengunci rapat-rapat peristiwa ledakan bom di markas intelijen mereka di Ibu Kota Riyadh, Senin pekan lalu. Insiden itu menewaskan Wakil Kepala Intelijen Saudi Mashaal al-Qarni. Sejak itu, Pangeran Bandar tidak ketahuan nasibnya.
Sebuah laporan belum bisa dibuktikan kebenarannya mengungkapkan Pangeran Bandar cedera serius dalam ledakan itu. Tim dokter yang merawat dia akhirnya pasrah. Nyawa lelaki 63 tahun ini tidak tertolong lagi.
Kematian pangeran bandar ini terkait dengan serangan bunuh diri di kantor Kementerian Dalam Negeri Suriah di Ibu Kota Damaskus, 18 Juli lalu. Kejadian itu menewaskan empat orang dekat Presiden Basyar al-Assad, termasuk saudara iparnya.
Sehari setelah insiden itu, Raja Abdullah bin Abdul Aziz menunjuk Pangeran Bandar buat memimpin dinas intelijen. Empat hari setelah pengangkatan itu, mantan duta besar Saudi buat Amerika serikat ini menjadi korban dan akhirnya terbunuh akibat ledakan di kantornya.
Saudi pun berhasil mengunci rapat-rapat peristiwa ledakan itu dari endusan media. Tak satu pun media-media besar internasional memberitakan kematian Pangeran Bandar dan ledakan di markas intelijen Saudi.
Sejumlah pihak menuding itu merupakan serangan balasan dari Suriah. Namun pihak intelijen Israel sangsi tim pembunuh dari Suriah bisa mendekati lokasi terkenal sangat ketat pengamanannya itu.
Seperti biasa, rezim Zionis itu menunjuk Iran sebagai dalang. Maklum saja, Negeri Mullah itu selama ini menyokong rezim Assad dari sekte Syaih Alawite. Misi balasan itu dilakoni dengan menyewa pengebom bunuh diri dari jaringan Al-Qaidah.
Teka-teki masih belum terjawab soal kematian Pangeran Bandar. Riyadh masih mengunci rapat-rapat informasi sangat penting itu. Yang pasti, ledakan 18 Juli di Damaskus telah membuat konflik bersenjata di Suriah melebar ke luar hingga Saudi, Iran, dan Turki.
Bahkan, menurut situs debka.com, Selasa (31/7), pemerintah Negeri Petro Dolar itu juga berhasil mengunci rapat-rapat peristiwa ledakan bom di markas intelijen mereka di Ibu Kota Riyadh, Senin pekan lalu. Insiden itu menewaskan Wakil Kepala Intelijen Saudi Mashaal al-Qarni. Sejak itu, Pangeran Bandar tidak ketahuan nasibnya.
Sebuah laporan belum bisa dibuktikan kebenarannya mengungkapkan Pangeran Bandar cedera serius dalam ledakan itu. Tim dokter yang merawat dia akhirnya pasrah. Nyawa lelaki 63 tahun ini tidak tertolong lagi.
Kematian pangeran bandar ini terkait dengan serangan bunuh diri di kantor Kementerian Dalam Negeri Suriah di Ibu Kota Damaskus, 18 Juli lalu. Kejadian itu menewaskan empat orang dekat Presiden Basyar al-Assad, termasuk saudara iparnya.
Sehari setelah insiden itu, Raja Abdullah bin Abdul Aziz menunjuk Pangeran Bandar buat memimpin dinas intelijen. Empat hari setelah pengangkatan itu, mantan duta besar Saudi buat Amerika serikat ini menjadi korban dan akhirnya terbunuh akibat ledakan di kantornya.
Saudi pun berhasil mengunci rapat-rapat peristiwa ledakan itu dari endusan media. Tak satu pun media-media besar internasional memberitakan kematian Pangeran Bandar dan ledakan di markas intelijen Saudi.
Sejumlah pihak menuding itu merupakan serangan balasan dari Suriah. Namun pihak intelijen Israel sangsi tim pembunuh dari Suriah bisa mendekati lokasi terkenal sangat ketat pengamanannya itu.
Seperti biasa, rezim Zionis itu menunjuk Iran sebagai dalang. Maklum saja, Negeri Mullah itu selama ini menyokong rezim Assad dari sekte Syaih Alawite. Misi balasan itu dilakoni dengan menyewa pengebom bunuh diri dari jaringan Al-Qaidah.
Teka-teki masih belum terjawab soal kematian Pangeran Bandar. Riyadh masih mengunci rapat-rapat informasi sangat penting itu. Yang pasti, ledakan 18 Juli di Damaskus telah membuat konflik bersenjata di Suriah melebar ke luar hingga Saudi, Iran, dan Turki.
[fas]
Kepala Intelijen Saudi Arabia Tewas, Suriah Makin Membara?
REP | 01 August 2012 | 18:37http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/08/01/kepala-intelijen-saudi-arabia-tewas-suriah-makin-membara/
Dari berbagai situs dunia, informasi
tidak resmi yang datang BUKAN dari pemerintahan kerajaan Arab Saudi
(KSA) menyebutkan bahwa pangeran Bandar (63) yang dituduh oleh Suriah
sebagai otak dibalik serangan 18 Juli di Damaskus telah terbunuh oleh
jaringan Suriah di pusat markas Intelijennya sendiri di Riyadh pada 26
Juli 2012 atau berselang seminggu setelah peristiwa “Damascus Volcano.”
Siapakah Pangeran Bandar?
Pangeran Bandar bin Sultan adalah anak
kandung salah satu menteri pertahanan sejati KSA yaitu Sultan bin Abdul
Aziz yang menjadi Menteri Pertahanan KSA hampir lima dekade, dari 1963
- 2011 sampai kematiannya pada usia 80 tahun di sebuah rumah sakit
terkenal di New York, AS.
Sultan bin Abdul Azis adalah salah
satu menteri yang paling dipercaya dan loyal terhadap kepemimpinan raja
Fahd. Posisi dan kepercayaan ini tidaklah heran mengingat sebenarnya
Sultan bin Abdul Azis adalah saudara tiri Raja KSA sekarang, Raja
Abdullah. Karena itu juga tak heran, Sultan bin Abdul Azin mendapat
gelar pangeran.
Entah ada kaitannya dengan hal itu
apa tidak, ternyata posisi loyal Pangeran Sultan juga berimbas ke
Bandar, anaknya. Karena turunan dari ayahnya, ia juga mendapat gelar
pangeran sehingga disebut dengan pangeran Bandar bin Abdul Aziz al Saud.
Perjalanan karier pangeran Bandar
memang merambat sangat cepat. Ia akrab dengan dunia Barat terutama
dengan AS tak lepas dari kehangatan hubungan kerjasama petinggi dan
pejabat AS dengan ayahnya Menteri Pertahanan (abadi) KSA dari era raja
Faisal hingga raja Abdullah.
Awal melejitnya Bandar terutama pada
masa pemerintahan almarhum raja Fahd, ketika ia dipercayakan untuk
melobi AS terhadap persetujuan pembelian sejumlah pesawat tempur
canggih AS (F-15) pada tahun 1978. Kala itu, Jimmy Carter menaruh
perhatian besar terhadap peranan pangeran ini dalam percaturan politik
AS dan kariernya hingga menyetujui minat KSA membeli pesawat tempur
tersebut.
Setelah sukses menjadi pelobi AS,
berikutnya pada tahun 1982 raja Fahd memberi kepercayaan padanya sebagai
atase militer di Kedutaan Besar KSA untuk AS.
Baru setahun jadi atase militer,
setahun kemudian ia dinobatkan sebagai dutabesar luar biasa dan penuh
KSA untuk AS pada 1983 - 2005. Pada jabatan hampir abadi ini, ia
menjadi dutabesar untuk AS hampir 5 dekade lamanya. Dengan demikian,
pangeran Bandar telah berinteraksi dengan 5 presiden AS dari Jimmy
Carter ke Ronald Reagen hingga Barack Obama sebelum akhirnya ia ditunjuk
sebagai Sekjen Dewan Keamanan Nasional pada 16 Oktober 2005 oleh raja
Fahd hingga 2009.
Kiprah pangeran Bandar selanjutnya
adalah dalam kaitan pelatihan dan pembentukan jaringan Al-Qaeda di
beberapa tempat di Timur Tengah. Selain itu, peranan pangeran Bandar
terhadap kepentingan program Globalisasi AS baik dalam kawasan regional
di timur tengah maupun dunia bukanlah rahasia umum lagi.
Sejak itu, berbagai rumor tentang
pangeran bandar datang silih berganti. Kedekatannya dengan George W Bush
terjadi sejak Bush menjabat wapres AS. Begitu dekatnya mereka sehingga
George HW Bush (Bush Senior) saat menjabat sebagai presiden AS menyebut
pangeran ini sebagai anak angkatnya. Tak heran, pangeran Bandar mendapat
sebutan akrab yang baru “Bandar Bush.”
Performa pangeran Bandar telah umum
diketahui di KSA, misalnya tatkala ia memalsukan tahun kelahirannya.
Selain itu tatkala masuk akademi angkatan udara KSA ia juga sempat
diperdebatkan usianya, namun akhirnya bisa masuk dan sukes menjalani
pendidikan dan latihan pada akademi bergengsi tersebut.
Pangeran Bandar juga terkenal
memiliki kemampuan bernegosiasi yang amat baik. Tak heran kawan dan
lawan pun bisa didekatinya dalam kondisi apapun. Untuk hal ini,
kompasianer kita “kang Ragile” menurunkan tulisan bergizinya tentang
sosok atraktif tersebut, di sini : pangeran-bandar-maestro-perang-dan-damai-modern-dari-saudi/
Melihat reputasinya yang cemerlang dalam
dunia intelijen dan lobi khusus, ia pun dinobatkan sebagai Direktur
Jendral Badan Intelijen Saudi mulai 19 Juli 2012 atau tepat sehari
setelah peristiwa Volcano Damascus yang menewaskan kapala intelijen
Suriah dan sejumlah petinggi lainnya.
Kuat dugaan yang santer terdengar
dari beberapa media massa dan portal berita di dunia maya tentang sosok
ini bahwa penunjukan pangeran Bandar sebagai kepala intelijen KSA erat
kaitannya dengan program pembantaian massal terhadap petinggi militer
Suriah adalah andil dan kerjasama yang rapi dan rahasia antara logistik
CIA dengan sejumlah pasukan bayaran dari Yordania yang diketuai oleh
pangeran Bandar. Keterkaitan ini disampaikan oleh salah satu situ berita
Israel “Ibrani Mako” berbahasa Jewish dan sebuah situs berita lainnya,
Voltairenet. (sumber : http://www.voltairenet.org/Syria-reportedly-eliminated-Bandar).
Peristiwa serangan bom bunuh diri
yang diduga dilakukan oleh jaringan Suriah terhadap pangeran Bandar di
markas besar inteleien Saudi yang memiliki sejumlah reputasi hebat dan
luar biasa punya jaringan keamanan dengan berbagai kalangan itu terjadi
hanya selang seminggu dari peristiwa di Damascus.
Pemerintah KSA sendiri hingga hari
ini masih menutup rapat informasi tersebut, bahkan beberapa portal
berita dunia yang sering menjadi acuan berita internasional pun seperti
The NY Times, Herald Tribune, The Guardian, CNN dan lainnya tidak
ditemukan konfirmasi berita yang beredar tentang nasib tragis pangeran
Bandar tersebut.
Jika serangan balasan oleh jaringan
Suriah ini benar-benar terjadi, ini artinya Arab Saudi sudah masuk
secara terang-terangan dalam perangkap perang Suriah setelah Turki.
Setelah itu masuklah Iran dengan terang-terangan dan di susul sejumlah
negara Arab lainnya yang didominasi oleh kaum Sunni.
Sementara itu dari dataran tinggi
Golan yang menjadi matanya Israel, sejumlah wisatawan Israel bahkan
Menteri Pertahanan Ehud Barak dilaporkan menyaksikan pandangan mata
langsung pertempuran di perbatasan terdekat di sekitar dataran tinggi
Golan. (Sumber : Di sini).
Jadi sebenarnya siapa yang
berpengaruh di tanah yang terus begolak dari masa ke masa itu dari jaman
para nabi-nabi sejak dahulu kala?
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Pangeran Bandar: Maestro Perang dan Damai Modern dari Saudi
HL | 29 December 2010 | 00:10
http://politik.kompasiana.com/2010/12/29/pangeran-bandar-maestro-perang-dan-damai-modern-dari-saudi
“Pada akhirnya siapa yang mampu menyerahkan dialah yang memenangkan pertempuran*),
” kata Sultan Bandar kepada Elia Walsh untuk menjelaskan perannnya
sebagai negosiator kelas satu antar pemimpin dunia dengan mengantongi
kartu 5 presiden Amerika.
Nama sosok sentral power game dan power broker ini kurang begitu
dikenal. Namun perannya sangat dashsyat dalam kurun waktu puluhan tahun
sejak 1983-2005. Ketika kebanyakan menyorot figur sentral Amerika,
Inggris dan Israel, pengeran dari Arab Saudi ini nyaris tak terjamah
media. Kekuatan lobby, cash money dan minyak Arab diyakini mampu
melindunginya dari cecaran papparazi.
Perjalanan hidupnya tergolong unik. Bernama lengkap Pangeran Bandar bin Sultan binAbdul Aziz Al-Saud lahir 2 Maret 1949 di Taif , Arab Saudi . Dilahirkan dari kandungan ibunya,
Khizaran, seorang hamba milik ayahnya, Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz
Al-Saud. Khizaran adalah hamba berkulit gelap dari Afrika. Pangeran Bandar menyebut ibunya istri selir. Bandar kecil tinggal bersama ibu dan bibinya, dan setelah usia 11 tahun baru gabung di istana. Dialah anak tunggal Khizaran yang dinikahi sang ayah ketika masih gadis usia 16 tahun.
Bandar diakui sebagai keluarga kerajaan karena sang ayah
mengakuinya dan sang kakek yang memberinya nama Sultan Bandar. Perlu
dicatat bahwa dalam tradisi Arab Saudi semua anak lelaki baik anak sah
maupun “tidak sah” tetap diakui dan dinafkahi sepenuhnya oleh sang ayah.
Untuk menyenangkan sang ayah, Bandar pergi ke Inggris di akhir remaja untuk belajar di Royal Air Force College, Cranwell . Dia ditugaskan sebagai letnan di Royal Saudi Air Force , di mana dia menjabat selama tujuh belas tahun. Kemudian Dia menjadi pilot tempur terlatih, dan telah menerbangkan sejumlah pesawat tempur . Ia
menerima pelatihan tambahan di Maxwell Air Force Base dan Industri
College Angkatan Bersenjata. Kemudian menyandang gelar Master
Internasional Kebijakan Publik di Paul H. Nitze School of Advanced
International Studies di Johns Hopkins University.
Karir Bandar sebagai pilot itu berakhir pada tahun 1977, ketika ia
mendaratkan jet hingga menabrak dan mengalami cedera punggung yang
parah.
Mulanya Pangeran Bandar mengakui bahwa dirinya sangat buta politik.
Namun sejak mendapat tugas dari Raja Saudi untuk menjadi utusan khusus
di Amerika menemukan bahwa dunia politik sangat mengagumkan dan
membuatnya ketagihan. Mula-mula dia bersentuhan dengan Presiden Jimmy
Carter untuk menggolkan penjualan pesawat F15 untuk Saudi yang terhalang
Kongress. Karirnya meningkat menjadi atase militer Dubes Saudi untuk
Amerika. Jaman Presiden Ronald Reagen di Amerika dan Raja Fahd di Saudi
mengukuhkan peran pentingnya sebagai negosiator, lobbyist, dan diplomat
ulung. Para analis bahkan menempatkan pangeran Bandar sebagai Raja Saudi
secara de facto. Mengingat nyaris semua perkara penting global jatuh
pada keputusan Pangeran Bandar.
Pengaruhnya tidak terbatas di Amerika tapi meluas sampai ke Inggris,
Rusia, China, apalagi Timur Tengah. Pembelian pesawat tempur siluman
AWACS untuk Saudi pun lolos dari sergapan kongres dan Israel berkat
kecanggihan Bandar. Malah pernah nekad beli senjata berkepala nuklir
dari China dengan mengelabuhi CIA. Juga terlibat skandal penjualan
senjata Iran-Contra di mana Bandar mengatur aliran fulus kepada kelompok
Contra Nikaragua.
Meraih political power sangat kokoh memasuki jaman Presiden Bill
Clinton, Goerge HW Bush dan Goerge H Bush. Hubungan istimewanya dengan
keluarga Bush sudah seperti keluarga sendiri. Tak heran muncul julukan
“Bandar-Bush”, “House of Bush house of Saud”, dll. Tak hanya urusan
damai Israel-Palestina, bahkan perang Irak pun tak luput dari “nasihat”
Pangeran bandar. Saddam Husein di mata Pangeran Bandar adalah sosok
berbahaya setelah terindikasi akan mencaplok Saudi ketika menyerbu
Kuwait. Maka dia sangat antusias untuk menggulingkan Saddam. Dengan
pertimbangan bahwa bagi orang-orang seperti Saddam adalah pasti
menyimpan rencana untuk mengeyahkan siapapun yang mempermalukannya di
Perang Teluk. Maka “sebelum dibunuh, bunuh duluan”, kira-kira seperti
itu pandangan Bandar atas issue Irak-Saddam.
Hal menarik dari pengalaman pribadinya adalah bahwa berurusan dengan
politisi itu sangat sulit. Katanya lain di mulut ketika bicara di
publik, lain pula ketika bicara private. Misalnya para pemimpin Arab
bilang tidak mendukung serbuan ke Irak tapi ketika bicara secara pribadi
lain lagi bunyinya. Tak mengherankan ketika Perang Irak banyak negara
sekitar Irak menyediakan pangkalan militer dan ijin terbang pesawat
tempur Amerika dkk guna menghajar Irak.
Demikian pula soal Ossma bin Laden dengan Al-Qaeda. Di mata Washington
mereka lebih merupakan ancaman bagi Saudi daripada ancaman untuk Barat.
Mengingat target utama Ossama dkk adalah mendongkel dinasti Saudi yang
dianggap sangat pro Amerika sementara rakyat Saudi anti Amerika. Namun
kesamaan kepentingan memadukan Riyadh dengan Washington untuk menghabisi
Ossama dan konco-konconya.
Tinggal di Amerika, setidaknya Bandar sudah kenyang pengalaman melakukan
deal politik kelas berat dengan 5 Presiden Amerika, para Sekretaris
Negara, Penasehat Keamanan, Penguasa media dan ratusan politisi serakah
di Amerika. Kenyang pula melanglang buana dari satu negara ke negara
lainnya untuk melakukan deal politik dengan para pemimpin negara,
deal-deal politik di belakang layar untuk memutuskan “perang atau damai”
di seluruh wilayah dunia.
Jabatan resmi Pangeran Bandar adalah Atase Militer sebelum nanjak jadi
Dubes Saudi untuk Amrika 1983-2005. Pasca Tragedi 11 September dan
Perang Irak membawanya mudik ke Saudi. Kemudian diangkat sebagai
Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional oleh Raja Abdullah bin
Abdul Aziz Al-Saud pada tanggal 16 Oktober 2005. Lalu diperpanjang 4
tahun sejak 3 sep 2009. Jabatan Dubes untuk Amerika diganti oleh
Pangeran Turki.
Kontroversi dan Spekulasi. Kepulangannya yang mendadak
dengan undur diri dari jabatan Dubes Amerika menimbulkan reaksi beragam.
Kebetulan Raja Fahd sakit keras dan ayah Pangeran Bandar yaitu Pangeran
Sultan adalah salah satu calon pengganti raja. Mengingat pendiri Saudi
yaitu Raja Abdul Aziz mewasiatkan agar jabatan raja digilir untuk
anak-anaknya sebelum jatuh ke cucu-cucu. Spekulasi umum adalah bahwa
Pangeran Bandar berambisi untuk meraih jabatan Raja mengingat ayahnda
dan paman-pamannya sudah berusia di atas 80 tahun.
Ketika Pengeran Abdullah naik jadi raja menggantikan Raja Fahd mucul
rumor baru. Kebetulan sejak 2008 Pangeran Bandar lenyap dari publik.
Berita dari Teheran meyakini bahwa Pangeran Bandar dikenakan tahanan
rumah atas tuduhan makar melakukan upaya kudeta. Analis barat menyakini
bahwa Bandar “dibuang” ke rumah sakit di Amerika untuk berobat dengan
alasan sakit yang tak pernah dijelaskan.
Yang lebih menyesakkan adalah bahwa Pangeran Bandar dikejar Inggris atas skandal korupsi dari perjanjian Al-Yamamah
dengan perusahaan negera Inggris di mana dia dituding mencatut milyaran
dollar ke kantong pribadi untuk beli jet pribadi Airbus A340.
Penutup. Untuk menilik sisi lain dari dan sepak terjang
serta manuver politik kelas berat ala Pangeran Bandar bisa Anda baca
pada buku yang berjudul “The Prince: The Secret Story of the World’s Most Intriguing Royal, Prince Bandar bin Sultan ” oleh William Simpson. Si Penulis adalah teman sekelasnya the Royal Air Force College, Cranwell.
*) Teks asli Sultan Bandar: “At the end of the day, who can deliver is who wins the battle.“
***
Salam Tuljaenaks,
RAGILE 29des2010
Prince Bandar: From a Pilot’s G-Suit to a Political Three-Piece
The first time I met Prince Bandar bin Sultan was in 1982 at the
Naval Amphibious Base in Norfolk, Virginia. He was the Saudi defense
attaché and was visiting some Saudi Navy ships before they sailed to
Saudi Arabia. Since then, I have met him twice more and it is very hard
not to admire him.
He was born in Taif on March 2, 1949. In 1968, he graduated from the
British Royal Air Force College at Cranwell, England. He had flown
numerous fighter aircraft for the Royal Saudi Air Force. During his
17-year career, he attended several postgraduate schools in the United
States, taking courses at Maxwell Air Force Base in Montgomery, Alabama,
and also at the Industrial College of the Armed Forces at Fort McNair
in the Washington D.C. area. Later on, he received his Master’s degree
from John Hopkins University School of Advanced International Studies in
Washington D.C. in 1980.
Prince Bandar started to become a politician while wearing the air
force uniform when carrying out special assignments during the debates
between the U.S. administration and Congress concerning the sale of
F-15s in 1978 and AWACs in the 1980′s to Saudi Arabia.
In 1982 he was assigned to Washington D.C. as the Kingdom’s defense
attaché. About one year later he was appointed the Saudi ambassador to
Washington and presented his credentials to President Ronald Reagan on
October 24, 1983.
In time he became the “dean of the diplomatic corps.” His talent as a
diplomat, his discipline as a former military man, his style, his sense
of humor, his straight arrow approach to matters and unaccented English
gave him an edge in the political field.
On one occasion I heard his name being mentioned even though he had
nothing to do with the event in question It was during a visit by Irish
Sinn Fein leader Gerry Adams to the US in December 2001. So, what does
the Irish politician has to do with Prince Bandar? I heard the answer
from an Irish politician who I met in Dubai many years later.
During the time Prince Bandar was in Washington, he had more TV
interviews than any other ambassador. And he used his talent as speaker
to catch the ear of American audiences from every political party. His
English was very clear and unaccented.
A short time later Adams was in the US to resolve some political
issues and to gauge the US reaction to the IRA’s decision to stop its
violent activities. Sinn Fein needed the American public to listen to
them. During one of Adams’ TV interviews, many in the audience had
difficulty understanding the Irishman even though his native language is
English. If memory serves me right, some of his speeches were subtitled
because many Americans and other audiences couldn’t understand his
Irish accent. On the same US trip he announced his intention to visit
Cuba. This decision wasn’t welcomed in America, England and Ireland.
Years later when I met the Irish diplomat in Dubai, he said many
observers wished they could have had Prince Bandar as the US media
spokesman because of his English language capability and his public
relations skills.
And, the diplomat added, it was embarrassing to see a Saudi prince being understood by the American audience in comparison to Adams, whose shared mother tongue wasn’t understood. He also said he wished Adams had Prince Bandar’s experience in how to manage the Washington political minefield and avoid the Cuba fiasco. Prince Bander had solved many issues and was able to do it in a very smooth way.
One of the most challenging issues was the Lockerbie incident. He
gave guarantees at the time to the Libyan people and leadership that the
country’s integrity would not be harmed regardless of the outcome of
the mediation efforts. Many Libyan officials didn’t believe Prince
Bandar could deliver, but he did. And with the efforts of Saudi Arabia
and South Africa, the Libyan people were freed from the agony of the
incident.
Now Prince Bandar has been appointed by Custodian of the Two Holy
Mosques King Abdullah as the new Saudi intelligence chief. With this
appointment, the Saudi government will force many of the so-called
expert analysts in Saudi affairs to re-examine their earlier analyses of
Prince Bandar. We heard many reports and questions from the outside.
Can any Saudi prince take a break from the work routine? Why can’t a
royal take some time off to be with his family and children?
We saw some very popular papers in Europe ask the question: Where is
Bandar? All they had to do is watch Saudi TV and they would see Prince
Bandar among other royals and officials chatting with each other when
receiving the king.
If we Saudis can see him, then why can’t the Western think tanks see
him? Prince Bander was never out of the Saudi political picture; isn’t
he the new Saudi intelligence chief?
— Abdulateef Al-Mulhim is a Commodore (Retired), Royal Saudi
Navy. He is a frequent contributor to the SUSRISblog. He can be
contacted at: almulhimnavy@hotmail.com
ANEH...ANEH...
BalasHapusADA APA DENGAN ISI KEKUASAAN KERAJAAN SAUDI..???
BANYAK RAHASIA...???
Ada keanehan bagi umat Islam, khususnya bagi orang awam... Kerajaan Arab Saudi adalah selalu diidentikan dengan ajaran Islam dan perjuangan umat Islam...
Tapi dalam sepak terjangnya... seperti banyak melakukan pembunuhan terhadap Umat Islam yg sedang berjuang untuk Kemerdekaan dan Kejayaan Umat Islam..
Irak ketika perang terhadap Iran-setelah kejatuhan Syah Reza Phahlevi[dukungan AS], terkesan Saudi sepertinya sangat menyokong Irak dan Sadam Husein di-gadang2 sebagai pahlawan Arab Saudi dan dunia Arab?? Ada apa??... Konon issue syiah-sunny mulai di-hembus2kan..?? Padahal zaman Syah Reza..[yg juga rakyatnya tetap syiah]...Dan Raja2 Saudi sangat bersahabat dengan Raja Iran itu, bahkan mereka sering melakukan pertemuan2...??.. lalu ada apa..?? Kok setelah sang Raja Iran dienyahkan... kok Raja2 Arab.. men-dorong2 Irak dgn Sadam Husein sbg pemimpinnya kok didorong perang dengan Iran [yg sudah dipimpin Khomaini]..??
Dahulu [zaman Syah Reza...issue Syiah vs Sunny gk pernah ada..] .. Tapi setelah Syah Reza tersingkir makin di-besar2kan...sampai kini..?? Bahkan kini semakin meluas disekitar kawasan Dunia Arabia..??
Lihat Libya..Aljazair.. mereka Sunny.., tetapi Kuwait-Saudi Arabia berkomplot dengan Pemberontak menjatuhkan Khadafi..?? Tentu dibelakang ada tangan2 AS-NATO..?
Tapi di Yaman dan Tunisia dan Mesir.. ada terkesan Saudi membela Penguasanya..
Lain lagi di Syria- ada tangan2 Saudi-Kuwait-Turki-AS-Israel-NATO...??
Lihat permaian maut dan korban uamt Islam di Afghanistan.. Tentara2 NATO-AS-Israel-Australia-Jepang-Korea-Jordania-Turki-Saudi vs Taliban..??
Sungguh semakin ANEH...
Konon Israel bisa masuk Palestina..selain memang tangan2 AS-Inggris-Eropa..juga ada tangan2 Kerajaan Saudi ikut disitu..??
Ada apa yah dengan Kerajaan Saudi..??
Siapa sebenarnya Penguasa Kerajaan Saudi itu..??
Benarkah mereka yang seharusnya memimpin Saudi atau ada Tangan2 Kotor terselubung ikut berperan aktif di Negara Kerajaan Saudi itu..???
Siapa2 mereka..??
ANEH...ANEH...ANEH...???
Sejarah akan membuktikan Kebenaran..Siapa2 Penjahat terhadap Umat Islam ini..
Waspadalah..Umat Islam...
Riyadh, Aktual.com – Sebanyak 13 orang tewas (menurut, televisi Al Arabiya, 17) dan sembilan orang lagi cedera pada Kamis (6/8), dalam ledakan bunuh diri yang ditujukan ke satu masjid di bagian selatan Arab Saudi, demikian konfirmasi Saudi Press Agency.
BalasHapusSepuluh orang yang tewas adalah polisi dan tiga pekerja di tempat ibadah tersebut di Kota Abha, tempat mereka sedang melaksanakan shalat. Tiga orang yang cedera berada dalam kondisi kritis, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi di dalam satu pernyataan.
13 Tewas Dalam Ledakan di Sebuah Masjid di Arab Saudi
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI ERLANGGA, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI ERLANGGA
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI ERLANGGA Di Tlp 085-298-609-998
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI ERLANGGA pasti akan di bantu Oleh Beliau.INGIN KAYA KLIK DISINI