Selasa, 18 Oktober 2011

Yahudi?... >> Woooowww......!!! ...Permainankah atau memang Babak Baru.. Revolusi Sosial..secara Global..??? >>> ..Pemberontakan Dunia Melawan Kapitalisme ???... >>> Ataukah kesadaran dan akal sehat Rakyat AS dan Eropa terhadap Ketidak Adilan dan perilaku para Penjajah Kriminal Internasional yang berkolaborasi dengan para Regime2 Penguasa.. merampas hak2 Rakyat dan Keadilan Kemanusiaan mendasar secara Global.???.>> Ini tuntutan budi nurani Kemanusiaan dan Hak2 Keadilan bagi hajat hidup Rakyat Banyak... 99%....!!!.. ...baik di Rothschild Boulevar dan Wall Street, muncul tokoh George Soros. George Soros disebut-sebut mendanai gerakan yang ada di Rothscild Boulevard, Tel Aviv dan Wall Street di Manhattan, New York. Soros bersama dengan miliarder Slim-Fast dan aktivis perdamaian Danny Abraham, sekarang membuat para pemimpin ekonomi dunia, terutama dari kalangan orang kaya Yahudi, bagi mereka sangat menakutkan....>> ... George Soros, seorang philantropis dunia, melalui lembaga yang sangat terkenal "The Open Society Institute", berkerja di seantero jagad. Di Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa, dan Rusia, Asia, dan Timur Tengah, perubahan di seluruh kawasan itu, tidak terlepas dari tangan George Soros....>>> .....Beberapa insiden anti-Yahudi telah dilaporkan selama demonstrasi "Occupy Wall Street" di New York pada saat orang Yahudi disalahkan karena gejolak di pasar keuangan Amerika. Selain itu, poster-poster anti-Israel dibawa oleh demostran dengan tulisan yang berbunyi "pendudukan Israel di Gaza"....???... >> ...2.000 Demonstran "Occupy Wall Street" Ditangkap Polisi AS ..>> Demonstran Amerika anti-korporatisme percaya bahwa pemerintah AS tidak mewakili rakyat Amerika dan pemerintah justru berfungsi untuk menghancurkan negara, seorang penyelenggara aksi protes mengatakan kepada Press TV ....>> Akhir pekan kemarin, berlangsung aksi demonstrasi di 900 kota di seluruh dunia, yang diikuti puluhan ribu demonstran yang menentang kapitalisme. Sebuah peristiwa yang sangat menarik dan luar biasa, yang belum terjadi sebelumnya. Situasi ini akan terus berlanjut, dan pasti akan membawa perubahan besar, menjelang akhir abad 21 ini...??? ... Krisis ekonomi negara AS yang berujung pada aksi protes besar-besaran rakyat AS dengan gerakan anti-Wall Street membuktikan bahwa sistem kapitalisme yang dianut negara itu dan sebagian negara Eropa (baca:negara-negara Barat) bukanlah sistem yang menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya, tapi sebuah sistem yang hanya menguntungkan korporasi dan para pemilik modal...>>> Ini Memang terkesan Gerakan Kemanusiaan...??? Semoga menuju kepada Dunia yang Lebih Adil.. Lebih Makmur dan Lebih Baik.. >> Semua Penjajahan Dalam Bentuk Apapun Dimuka Bumi harus dihapuskan >> Karena tidak sesuai dengan Peri Keadilan dan Peri Kemanusiaan...... [lihatlah Pembukaan UUD 1945-tanggal 18.8.1945 dan Mukaddimah Rancangan UUD 1945.tanggal 22.6.1945...] >> Maka dari itu Penjajahan Bangsa dan Negara Dusta dan Jahat Israel harus segera dienyahkan dan diusir seluruhnya dari bumi Tanah Air Bangsa Arab-Palestina... >> Dan Juga Semua Pendudukan Tentara AS dan Sekutunya segera Enyah dan dipulangkan Seluruhnya dari Bumi Bangsa Iraq dan Afghanistan.. Sekarang juga...!!! >>>.... Haayyyooo... Sdr2 ... Kita.. Semua .. dan Dunia.. Mendukung Kemerdekaan dan Kedaulatan Penuh Bangsa dan Negara Palestina seutuhnya seperti pra 1947 [Negara Palestina sebelum Israel menjajah dengan dukungan para Penjajah Kriminal Internasional-AS dan Sekutu2nya dan PBB Culas] - Bangsa dan Negara Iraq dan Bangsa dan Negara Afghanistan...seutuhnya dan seluruhnya...!!! MERDEKA...!!! .. MERDEKA...!!! ... MERDEKA...!!! . >>>

Yahudi? ...  Woooowww......!!!  ...Permainankah atau 


memang Babak Baru.. Revolusi Sosial..secara Global..???




Senin, 17/10/2011 09:29 WIB | Arsip | Cetak





Apa yang terjadi di Wall Street, Manhattan, New York mirip dengan yang terjadi Rothschild Boulevard, Tel Aviv, Israel. Mereka berkemah di pusat jantung ekonomi di kedua negara. Gerakan mereka mengambil tema yang sama, tentang keserakahan orang-orang kaya, yang mengakibatkan kehancuran ekonomi global dan ketidak adilan serta kesengsaraan.
Mulal-mula gerakan anti-kapitalis tidak memiliki pemimpin dan tujuan yang  jelas? Di Rothschild Boulevard dan Wall Street, mula gerakan berlangsung tidak ada seorangpun agitator, setidaknya di hari-hari awal mereka, sampai mereka bersatu dan memiliki pandangan yang sama, yaitu menjadi gerakan anti kapitalis atau orang kaya yang serakah.
Tetapi, baik di Rothschild Boulevar dan Wall Street, muncul  tokoh George Soros. George Soros disebut-sebut  mendanai gerakan yang ada di Rothscild Boulevard, Tel Aviv dan Wall Street di Manhattan, New York. Soros bersama dengan miliarder Slim-Fast dan aktivis perdamaian Danny Abraham, sekarang membuat para pemimpin ekonomi dunia, terutama dari kalangan orang kaya Yahudi, bagi mereka sangat menakutkan.
George Soros, seorang philantropis dunia, melalui lembaga yang sangat terkenal "The Open Society Institute", berkerja di seantero jagad. Di Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa, dan Rusia, Asia, dan Timur Tengah, perubahan di seluruh kawasan itu, tidak terlepas dari tangan George Soros.
George Soros, berada di balik krisis ekonomi Asia, di tahun l998, yang mengakibatkan terjadinya perubahan politik regional, dan bergugurannya rezim-rezim di kawasan itu. Kemudian, muncul gerakan pro-demokrasi, yang menumbangkan sejumlah rezim otoritarian di Asia. Tetapi, Soros bukan hanya menukangi perubahan politik di Asia, tetapi terlibat dalam perubahan politik di Eropa Timur dan Rusia.
Semuanya, di kawasan itu di dorong lahirnya kekuatan baru, rezim-rezim baru yang bercorak demokratik. Lahir partai-partai politik, pemilihan, parlemen, dan pemerintahan campuran (kuasi) sipil dan militer, yang lebih terbuka. Inilah langkah awal dari gerakan yang di lakukan "The Open Society Institute" dari George Soros.
George Soros dianggap menjadi arsitek gerakan demonstrasi di Rotschild Boulevard, yang dilakukan para aktivis kiri Israel, yang sangat keras menentang ekonomi model kapitalis, yang dijalankan pemerintahan Netanyahu, yang sangat konservatif. Mereka mengutuk para bankir, yang sangat memanjakan orang-orang kaya, sementara itu nasib mereka - para Yahudi Eropa yang miskin, tak dapat hidup layak di Tel Aviv.
Tetapi, gerakan yang menduduki jantung ekonomi itu, bukan hanya berlangsung di Tel Aviv, tetapi terus merambah ke seluruh penjuru bumi. Sesudah di Tel Aviv, gerakan itu, kemudian menduduki jantung ekonomi Amerika Serikat, Wall Street, dan sekarang gerakan mereka sudah memasuki hari yang ke 30. Tanpa diketahui kapan akan berakhir gerakan  itu. Gerakan menduduki Wall Street itu, menyeruak ke seluruh negara bagian Amerika, dan sekarang masuk ke jantung-jantung kota di Eropa.
London, Berlin, Madrid, Roma, Paris, Athena, Spanyol, Belgi, dan hampir seluruh ibukota Eropa sekarang menghadapi gerakan aksi menentang kapitalisme. Di Roma seorang perempuan membawa poster yang bertuliskan "Kapitalism is the religion", ungkap mereka. Betapa mereka sekarang menentang keserakahan dari kapitalisme.
Para pemimpin  "Tea Party" sangat marah dengan gerakan yang sekarang menduduki Wall Street.  Demikian juga  para pemukim Yahudi, mereka sangat bingung dengan gerakan yang berada di Rotschild Boulevard, yang mereka tuduh sebagai Yahudi sekular, yang terus meneriakkan anti orang kaya di  Tel Aviv, sampai Sabtu malam.
Para pakar konservatif menuduh mereka yang menduduki Wall Street, adalah gerakan anti-Semit. Karena gerakan yang mereka lakukan terus-menerus, sekarang mengguncang kepentingan Yahudi secara global. Gerakan di Rotchild Boulevard  adalah sayap kiri, atau bahkan lebih buruk, yaitu anti-Zionis. Ini sangat nampak dengan jelas dari bendera, panflet, spanduk, dan  artikel mereka yang terbit di media.
Di "media liberal" yang membesar-besarkan gerakan protes, dituduh melemahkan  negara dan mengembalikan Sosialisme Trotskis, yang sekarang menjadi trend di seantero dunia. Di Amerika Serikat yang menduduki Wall Street, adalah sayap kiri, yang mempunyai afiliasi politik  dengan Partai Demokrat.
Mereka menghantam orang-orang kaya, borjuis Yahudi, yang selama pemerintahan George Walker Bush, selalu dianakemaskan, dan mendapatkan berbagai dukungan, termasuk tidak membayar pajak, dan sekarang mereka mendapatkan dana talangan yang jumlahnya mencapai ratusan miliar dollar.
Sementara kelas menengah Amerika Serikat, mereka harus terlempar dari rumah-rumah mereka, karena tidak mampu lagi membayar kredit mereka kepada bank. Kelas menengah Amerika Serikat semakin banyak yang menganggur, tanpa pekerjaan, tetapi bank-bank mendapatkan kemudahan dan dana talangan yang terus digelontorkan Federal Reserve (The Fed), Bank Sentral Amerika.
Mereka yang mula-mula menduduki Zuccotti Park, Mahattan, atau di Rotschild Boulevard menuntut  "keadilan sosial". Gerakan itu menjadi pukulan saraf dan jantung Wall Street, yang menjadi pusat bisnis dan ekonomi kaum kapitalis Yahudi.
Gerakan yang didanai oleh George Soros, nampaknya mendapat dukungan kebanyakan rakyat  Amerika. Rakyat Amerika Serikat menganggap gerakan yang sekarang sedang berlangsung di Wall Street itu, mereka nilai sebagi gerakan yang lebih penting.
Di kedua negara Israel dan Amerika Serikat, yang menganut sistem pasar bebas, mereka menjuluki  sebagai "kapitalisme jahat" - tampaknya membuat banyak orang marah. Di mana di kedua negara, orang yang kaya menjadi semakin kaya, yang miskin semakin miskin, dan kelas menengah semakin hancur, akibat keserakahan orang-orang kaya Yahudi itu.
Di Israel, empat atau lima konglomerat bersama dengan sepuluh atau dua puluh keluarga kaya  menguasai seluruh ekonomi Israel. Sedangkan di Amerika, para demonstran mengutuk orang kaya, yang jumlahnya hanya 1% mendapat dana talangan dari The Fed, yang jumlahnya ratusan miliar, sementara mayoritas 99% rakyat kelas Amerika Serikat tergilas habis.
Di Amerika, situasi politik dan keuangan jauh lebih kompleks. Gerakan yang menduduki Wall Street menjadi "oposisi" terhadap Partai Republik dan pendukungnya yang paling vokal  pengecaman keras para demonstran. Anggota Kongres Yahudi, yang terkenal Eric Cantor, gerakan protes di Wall Street itu, sebagai ancaman dari kaum kiri, dan sekarang dimanfaatkan Obama, yang dianggap akan sangat mengerikan bagi orang kaya di Amerika Serikat, di mana Obama akan menaikan pajak.
Di Amerika Serikat dan seantero jagad sedang terjadi perang antar kelas, di antara kelas-kelas orang Yahudi, antara orang Yahudi yang kaya dan serakah menghadapi kelas menengah Yahudi, yang terus tergilas ekonomi kapitalis yang merupakan buah tangan Yahudi.
Anehnya, lagi-lagi George Soros, menjadi faktor pemicu terjadi keributan di seluruh dunia, dan munculnya gerakan protes, yang sekarang menjadi gerakan global. Apa yang ingin dituju George Soros? Wallahu'alam.

Demonstran "Occupy Wall Street" Tuduh Yahudi Dibalik Krisis Ekonomi AS


Selasa, 18/10/2011 14:08 WIB


Beberapa insiden anti-Yahudi telah dilaporkan selama demonstrasi "Occupy Wall Street" di New York pada saat orang Yahudi disalahkan karena gejolak di pasar keuangan Amerika. Selain itu, poster-poster anti-Israel dibawa oleh demostran dengan tulisan yang berbunyi "pendudukan Israel di Gaza".
"Komite Darurat untuk Israel" telah menerbitkan klip video aksi demo OWS di mana orang Yahudi diserang dan disalahkan atas krisis keuangan akibat AS memberi bantuan ke Israel. Komite adalah badan neo-konservatif yang dipimpin oleh William Kristol, editor Yahudi Weekly Standard, yang bertujuan untuk meyakinkan orang Yahudi untuk memilih calon presiden dari Partai Republik.
Gedung Putih, pada bagian ini, sedang mencoba untuk mengambil keuntungan dari demonstrasi Occupy Wall Street sementara kubu anti-Obama mencoba untuk membawa para demonstran ke ujung kiri dan menjadi musuh-musuh Israel.

Dalam klip video, demonstran muda terlihat berdebat dengan seorang pria Yahudi yang lebih tua yang mengenakan Yarmulke. Pada satu titik, pria muda itu berkata, "Saya bekerja, mendapatkan tujuh dolar per jam. Anda punya uang. Anda tidak berbicara dalam bahasa Inggris? Anda dari Israel? Kembali sana ke Israel!"
Pengunjuk rasa lain warga Afrika-Amerika menuduh orang-orang Yahudi mengambil alih Amerika. "Kelompok terkecil di Amerika mengendalikan uang, media dan semua hal lainnya. Semua bank dimiliki para bankir Yahudi. Saya menentang orang-orang Yahudi yang merampok Amerika. Mereka adalah satu persen warga yang mengendalikan Amerika. Presiden Obama adalah seorang boneka Yahudi. Perekonomian seluruhnya dikuasai oleh Yahudi. Setiap hakim federal di East Coast adalah Yahudi. "
Di antara poster-postrer yang terilihat dalam aksi protes itu, "Gaza mendukung Occupy Wall Street", "Bankir Hitler", dan lain sebagainya.(fq/ynet)

Sudah 2.000 Demonstran "Occupy Wall Street" yang Ditangkap Polisi AS


Senin, 17/10/2011 13:06 WIB
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/sudah-2-000-demonstran-occupy-wall-street-yang-ditangkap-polisi-as.htm


Polisi AS telah menangkap hampir dua ribu demonstranOccupy Wall Street (OWS) sejak pecahnya demo anti-korupsi dan antikorporatismedi New York pada pertengahan September lalu, Press TV melaporkan.
Penangkapan ini datang pada saat gerakan ini menyebar di seluruh dunia.
Polisi Chicago mengatakan mereka telah melakukan 175 penangkapan pada hari Sabtu lalu setelah pengunjuk rasa menolak untuk mematuhi perintah untuk meninggalkan tempat-tempat umum dan pada saat lebih dari 2.000 orang berbaris dari Federal Reserve Bank Chicago ke Grant Park.
Juga pada Sabtu lalu, hampir 90 demonstran ditahan di New York, pada saat yang bersamaan pasukan polisi menangkap lebih dari 70 orang di Phoenix dan Colorado.
Para pengunjuk rasa berjanji untuk tetap beradadi jalanan, meskipun ada tindakan keras dari aparat keamanan.
Gerakan OWS dimulai pada 17 September, ketika sekelompok orang mulai menggalang aksi di distrik finansial New York untuk menuntut 'keserakahan korporasi' dan mengecam ketidaksetaraan sosial di Amerika Serikat.
Kampanye sekarang telah menyebar ke puluhan kota-kota besar, termasuk Seattle, Los Angeles, Dallas, dan Boston, serta ratusan masyarakat di seluruh negara bagian.
Warga Amerika semakin banyak yang bergabung dengan aksi demonstrasi setiap harinya.
Menurut survei Press TV yang diterbitkan pada hari Sabtu, banyak yang percaya bahwa kebangkitan Amerika - diwakili oleh gerakan OWS - berasal dari kebijakan keuangan yang salah AS, yang diduga berada di balik krisis saat ini terhadap ekonomi negara.
Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, Irlandia, dan Portugal juga beberapa negara lain terinspirasi oleh aksi OWS pada hari Sabtu lalu.(fq/prtv)

Pemberontakan Dunia Melawan Kapitalisme  ???



Selasa, 18/10/2011 09:09 WIB 

Akhir pekan kemarin, berlangsung aksi demonstrasi di 900 kota di seluruh dunia, yang diikuti puluhan ribu demonstran yang menentang kapitalisme.
Sebuah peristiwa yang sangat menarik dan luar biasa, yang belum terjadi sebelumnya. Situasi ini akan terus berlanjut, dan pasti akan membawa perubahan besar, menjelang akhir abad 21 ini.
Di negara-negara besar, terutama di Barat, situasi politik seperti rumput kering. Mudah terbakar. Semuanya sudah membayangkan malapetaka di hari depan mereka. Perjuangan kekuatan-kekuatan yang ingin mengakhiri kapitalisme, sudah sampai kepada kesimpulan yang tidak lagi dapat ditawar-tawar.
Keserakahan orang-orang kaya, dan korporasi yang dikendalikan para pemilik modal, dan kekuasaan yang terus dikendalikan kaum pemilik modal, menghancurkan mayoritas rakyat di negara-negara Barat. Terutama kelas menengah mereka. Kelas menengah dan kaum buruh dibuat menjadi tidak berdaya menghadapi kondisi yang sangat mencengkeram mereka. Di mana negara pun tidak berpihak kepada mereka, kaum kelas menengah.
Sejumlah besar orang muda menganggur, pemerintah mengeluarkan program penghematan yang mencekik dan tidak populer. Para elit keuangan bertanggung jawab atas krisis ekonomi global. Para ellite global memanjakan para miliarder yang menguasai bank dan industri keuangan, dan mengeluarkan dana talangan, yang mencapai ratusan miliar dan bahkan triliunan dollar. Seperti yang terjadi di Amerika Serikat.
Tetapi, pemerintah membiarkan kelas menengah mereka terlempar dalam kesengsaraan, dan mereka kehilangan rumah, pekerjaan, jaminan sosial, dan pendidikan, serta menjadi orang-orang yang putus asa. Sekarang jutaan orang di seluruh dunia, ingin menghancurkan kapitalisme yang serakah, dan membuat sengsara itu.
Untuk memahami potensi gerakan yang ada sekarang ini, ada baiknya membandingkannya dengan gerakan para aktivis kiri secara global dalam setengah abad terakhir.
Terakhir kali lahir gerakan dalam skala besar berlangsung di tahun 1960-an, ketika protes anti-pemerintah pecah dari Berkeley ke Paris, Meksiko City sampai ke Praha.
Apa yang mendorong mereka melakukan protes adalah perang di Vietnam, ancaman bencana nuklir, di mana cara kedua negara adidaya (Uni Soviet dan Amerika Serikat) yang sangat berbeda-dalam menggunakan perang dingin yang tujuannya masing-masing ingin menegakkan pengaruh mereka secara global.
Protes dari akhir 1960-an membantu mengakhiri Perang Vietnam dan mengantarkan berakhirnya era perang dingin, menyusul kekalahan Uni Soviet di Afghanistan. Inilah yang kemudian melahirkan detente, dan berakhirnya era perang dingin, menjelang akhir abad ke 20.
Tapi, di Amerika Serikat, kaum kiri mereka gagal mendorong politik lebih ke kiri. Tetap saja kekuatan kapitalis menguasi sistem ekonomi dan keuangan yang menjadi urat nadi kehidupan di negeri itu.
Nasib rakyat Amerika Serikat dan dunia ditentukan di distrik Manhattan, New York, di mana disitu terdapat pusat keuangan global, yaitu Wall Street. Perjuangan kaum kiri di Amerika Serikat tidak berhasil menggeser Amerika Serikat ke kiri. Bersamaan dengan berakhirnya perang Vietnam dan Perang Dingin.
Salah satu faktor waktu itu, karena keberadaan musuh, komunis yang menjadi kekuatan global, di bawah komando Uni Soviet. Faktor inilah yang sulit bagi paraa aktivis "Kiri Baru" untuk mengkritik kebijakan luar negeri Amerika dan kapitalisme Amerika. Karena mereka yang mengkritik kapitalisme dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, pasti akan dicap sebagai komunis.
Alasan kedua adalah protes di akhir tahun 1960 bertepatan dengan gejolak besar, sedang terjadinya revolusi dalam hubungan antara kulit putih dan kulit hitam, pria dan wanita, gay dan anti gay, tua dan muda, dan memburuknya dalam keluarga Amerika Serikat. Karena para aktivis kiri yang melakukan aksi protes di akhir 1960-an menjadi simbol ancaman yang melampaui tuntutan mereka yang sebenarnya yaitu tuntutan politik.
Demonstran yang terkait dengan gerakan menduduki Wall Street di Zuccotti Park 14 Oktober 2011 di Manhattan, New York City, menandai kembali kekuatan kiri, yang sekarang mendapatkan momentumnya dengan krisis keuangan global, akibat utang yang dilakukan para pemilik korporasi keuangna secara global, yang akhirnya menghancurkan negara, dan berdampak terhadap kelas menengah.
Protes akhir 1960-an berulang, dan ini merupakan sejarah gerakan kiri, yang masih memiliki akar sejarah, dan kekuatan mereka kini nampak bangkit lagi, di saat seluruh dunia menghadapi krisis keuangan. Para demonstran sayap kiri itu mengecam kapitalisme Amerika.
Orang-orang Amerika mulai kesal terhadap pajak dan peraturan yang telah berkembang sejak New Deal, di mana orang-orang kaya dibebaskan membayar pajak. Hanya sedikit mereka yang menyadari hal itu, sampai pemilihan Ronald Reagan, hubungan antara ekonomi dan pemerintah di akhir 1960-an dan 1970-an, sebenarnya lebih menguntungkan bagi sayap kanan.
Protes anti-perang dingin tahun 1960-an muncul kembali di awal 1980-an, ketika sayap kiri Eropa memprotes penyebaran rudal Amerika dan sayap kiri Amerika turun ke jalan dalam mendukung pembekuan nuklir.
Tapi gerakan sayap kiri melakukan gerakan protes pertama di pasca era perang dingin adalah gerakan anti-globalisasi, yang pada 1990-an mulai mengepung pertemuan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia.
Mereka melakukan aksi-aksi protes seperti yang terjadi hari ini. Sebuah gerakan transnasional (non-komunis), dan merupakan pemberontakan terhadap dampak sosial dan lingkungan oleh kapitalisme.
Tapi tahun 1990-an merupakan periode kemakmuran di Barat, yang membantu menjelaskan mengapa banyak kemarahan para demonstran 'difokuskan pada dampak globalisasi di negara berkembang.
Hari ini, sebaliknya, para pemrotes di Amerika dan Eropa terutama difokuskan pada kapitalisme yang tidak dikendalikan oleh negara. Mereka meluapkan kemarahan yang lebih besar dibandingkan pada 15 tahun yang lalu. Disinilah letak potensi gerakan yang lebih besar untuk menciptakan perubahan politik secara global.
Yang paling penting apa yang terjadi saat ini adalah gerakan yang lahir bersamaan dengan terpilihnya Barack Obama tahun 2008. Dimulai dengan kampanye Howard Dean pada tahun 2004, generasi muda yang cerdas melalui web-liberal, dan melaui website itu mengorganisir gerakan seperti DailyKos dan kelompok-kelompok lainnya, seperti MoveOn, mulai menggunakan kemarahan mereka terhadap Perang Irak untuk menciptakan sebuah gerakan aktivis sayap kiri dalam Partai Demokrat.
Apa yang membedakan "netroots" aktivis anti kapitalis ini dengan aktivis anti-globalisasi adalah kesediaan mereka untuk bekerja di dalam sebuah partai politik besar. Bahwa pragmatisme (yang berasal sebagian dari memori tahun 2000 kampanye presiden independen Ralph Nader, yang telah membantu kampanye George W. Bush), adalah sumber kekuatan gerakan itu. Dan dalam kampanye itu bahwa aktivis muda banyak belajar keterampilan organisasi yang membantu kampanye kekuatan Barack Obama pada tahun 2000.
Ketika Obama gagal mengartikulasikan tentang krisis finansial, dan mengapa sistem regulasi Amerika dan negara kesejahteraan yang diperlukan untuk dibangun kembali-yang bisa bersaing dengan narasi Tea Party, kemudian tumbuh begitu besar kepengapan kalangan muda. Kemudian mereka mencari jalan sendiri dengan melakukan gerakan besar, dan berkembang secara global.
Sekarang mereka menghadapi orang-orang kaya di Wall Street, dan ini akan menciptakan energi populis bago Obama, sehingga pemimpin yang berkulit hitam ini tidak lagi merasa tidak sendirian.
Pendudukan Wall Street mewakili kekuatan sayap kiri Partai Demokrat yang mengusung pandangan-pandangan Obama, sesuatu yang akan menjadi gerakan bersifat global, dari sekedar gerakan yang hanya akan memperkuat posisi Obama kaum Republikan yang sangat konservatif, yang banyak disetir oleh kepentingan Yahudi.
Apa yang kita saksikan di Taman Zuccotti sebenarnya merupakan perbaikan atas kampanye Obama, yang akan memasuki pemilihan presiden tahun depan. Obama harus diberikan energi menghadapi Tea Party, yang dikuasi dan menjalankan kepentingan kelompok "Hawk" (elang), dari kalompok kapitalis, Yahudi kaya yang terus menggerogoti kehidupan rakyat Amerika dan menjerumuskan kepada utang dan perang. Itulah yang ingin mereka akhiri.
Gerakan itu dibelakangnya adalah George Soros, seorang philantropis, yang menggunakan "The Open Society Insitute", yang ingin menggusur kaum kapitalis secara global. Mungkin Soros ingin membuat wajah kaum Yahudi, tidak lagi merupakan kelompok yang haus dengan perang, dan menumpahkan darah.
Selama pemerintahan dipegang kaum Republikan, dan menjadikan tulang punggung mereka adalah kelompok "Neo-kon", terus mengobarkan perang, sembari meniadakan pajak bagi kaum kaya, dan meningkatkan utang. Inilah yang sekarang dibenci kelompok kaum kiri diseantero dunia. (mashadi)

Gerakan Anti-Wall Street Bukti Kegagalan Sistem Kapitalisme

Selasa, 11/10/2011 12:11 WIB



Krisis ekonomi negara AS yang berujung pada aksi protes besar-besaran rakyat AS dengan gerakan anti-Wall Street membuktikan bahwa sistem kapitalisme yang dianut negara itu dan sebagian negara Eropa (baca:negara-negara Barat) bukanlah sistem yang menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya, tapi sebuah sistem yang hanya menguntungkan korporasi dan para pemilik modal.
Pakar ekonomi Richard Wolff mengatakan, kapitalisme menjadi akar persoalan ketidakadilan ekonomi yang sekarang dirasakan rakyat AS. Bertambahnya pengangguran, tuna wisma, ketidakamanan dan gejolak sosial adalah dampak dari sistem perekonomian kapitalis yang membuka peluang pada perusahaan korporasi untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dan memicu munculnya sebuah sistem politik yang korup.
"Di AS, mungkin sudah terlambat buat kita untuk memperdebatkan sistem perekonomian, karena kapitalisme sudah berlangsung sekian lama. Selama berpuluh-puluh tahun, kita gagal untuk mempertanyakan, memperdebatkan dan mengkritik kapitalisme yang menjadi sistem perekonomian negeri ini, karena membahas masalah ini dianggap tabu," kata profesor yang sekarang mengajar di New School University di New York itu.
"Orang yang mengkritik atau mempertanyakan sistem kapitalisme akan dicap pengkhianat, tidak loyal bahkan dicap lebih buruk dari itu. Dan karena dianggap tabu, banyak yang tak sadar ketika kapitalisme sudah tidak efektif lagi, tidak adil dan merosot menjadi sebuah krisis dan bencana sosial yang sekarang hampir tidak bisa kita tanggung lagi akibatnya," sambung Profesor Wolff yang juga ikut berunjuk rasa bersama para demonstran anti-Wall Street di Zuccotti Park, New York.
Ia mengatakan, sudah saatnya melakukan demokratisasi di tempat kerja agar apa yang diperjuangan rakyat AS sekarang lewat aksi "Menduduki Wall-Street" bisa tercapai.
"Kita punya sumber daya manusia, ketrampilan dan alat produksi serta jasa yang kita butuhkan untuk menciptakan sebuah masyarakat yang adil dan sejahtera. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mengorganisasikan kembali unit-unit produksi itu dengan cara yang berbeda, keluar dari sistem perekonomian yang kapitalis yang terbukti tidak mampu memenuhi kebutuhan dan menyejahterakan rakyat," tukas Wolff.
Ia menambahkan, "Kita perlu mengubah struktur perusahaan korporasi yang selama ini hanya menguntungkan segelintir orang, menyebabkan polusi lingkungan dan menimbulkan sistem politik yang korup. Kapasitas produksi barang dan jasa yang dilakukan harus berorientasi pada pemenuhan kebutuhan semua orang--seperti udara, air, jaminan kesehatan, pendidikan dan keamanan."
"Saya ingin menyampaikan slogan 'AS bisa lebih baik tanpa kapitalisme korporasi', Biarkan ide dan perdebatan ini menjadi wacana yang mengemuka dalam gerakan rakyat yang kita saksikan sekarang. Biarkan mereka mendobrak hal yang selama ini dianggap tabu, mengkritik dan mengecam sistem kapitalisme. Sistem perekonomian harus diperbaharui untuk kepentingan umat manusia, dan bukan untuk kepentingan korporasi," tandas Wolff. (kw/CD)

Demonstran OWS: Pemerintah AS Tidak Mewakili Rakyat

Senin, 10/10/2011 08:08 WIB 


http://www.eramuslim.com/berita/dunia/demonstran-ows-pemerintah-as-tidak-mewakili-rakyat.htm




Demonstran Amerika anti-korporatisme percaya bahwa pemerintah AS tidak mewakili rakyat Amerika dan pemerintah justru berfungsi untuk menghancurkan negara, seorang penyelenggara aksi protes mengatakan kepada Press TV .
Kampanye protes, yang dikenal sebagai 'Occupy Wall Street (OWS),' adalah sebuah gerakan yang tidak meyakini atau tidak percaya bahwa pemerintahan AS mewakili rakyat," kata Tarak Kauff pada hari Minggu kemarin (9/10).
Kauff adalah salah satu penyelenggara kampanye OWS, yang muncul pada hari Kamis pekan lalu pada saat demonstran menduduki Plaza kebebasan di Washington DC di dekat Gedung Putih.
"Ini adalah gerakan yang percaya bahwa pemerintahan telah dikendalikan perusahaan-, yang mewakili elit yang sangat kecil, yang menyebabkan banyak kehancuran tidak hanya untuk masyarakat dan negara tetapi untuk planet ini juga," tambah Kauff.
Aksi protes AS terhadap korupsi, kemiskinan, dan kesenjangan sosial di Amerika, yang meletus di New York pada pertengahan September lalu, sekarang telah menyebar ke lebih dari 1.000 kota di seluruh negeri.
"Jadi kita naik, dari bawah ke atas. Ini adalah gerakan akar rumput. Ini adalah negara demokrasi rakyat yang sejati," penyelenggara aksi protes lebih lanjut mencatat.
Para pengunjuk rasa menggunakan slogan, "Kami adalah 99 persen" untuk menggarisbawahi fakta bahwa mereka bukan bagian dari satu persen warga Amerika yang memiliki bagian terbaik dari kekayaan bangsa ini.(fq/prtv)

Ki Bagus Hadikusumo, Turut Menyusun Mukadimah UUD 1945

Rabu, 24 September 2008 04:11 WIB
Ki Bagus Hadikusumo dilahirkan di kampung Kauman Yogyakarta dengan nama R Hidayat pada 11 Rabi'ul Akhir 1038 Hijriyah. Ia putra ketiga dari lima bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama Islam di Kraton Yogyakarta. Seperti umumnya keluarga santri, Ki Bagus mulai memperoleh pendidikan agama dari orang tuanya dan beberapa kiai di Kauman. Setelah tamat dari 'Sekolah ongko loro' (tiga tahun tingkat sekolah dasar), Ki Bagus belajar di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. 
Di Pesantren ini ia mulai banyak mengkaji kitab-kitab fikih dan tasawuf. Dalam usia 20 tahun Ki Bagus menikah dengan Siti Fatmah (putri Raden Kaji Suhud) dan memperoleh enam anak. Salah seorang di antaranya ialah Djarnawi Hadikusumo, tokoh Muhammadiyah dan pernah menjadi orang nomor satu di Parmusi. Setelah Fatmah meninggal, ia menikah lagi dengan seorang wanita pengusaha dari Yogyakarta bernama Mursilah. Ia dikaruniai anak tiga orang anak. Ki Bagus kemudian menikah lagi dengan Siti Fatimah (juga seorang pengusaha) setelah istri keduanya meninggal. Dari istrinya yang ketiga ini ia memperoleh lima anak. Sekolahnya tidak lebih dari sekolah rakyat (sekarang SD) ditambah mengaji dan besar di pesantren. Tetapi berkat kerajinan dan ketekunan mempelajari kitab-kitab terkenal akhirnya ia menjadi orang alim, mubaligh, dan pemimpin umat. Ia merupakan pemimpin Muhammadiyah yang besar andilnya dalam penyusunan mukadimah UUD 1945, karena ia termasuk dalam anggota Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia (PPKI). 
Ki Bagus Hadikusumo sangat besar peranannya dalam perumusan mukadimah UUD 1945 dengan memberikan landasan ketuhanan, kemanusiaan, keberadaban, dan keadilan. Pokok-pokok pikirannya dengan memberikan landasan-landasan itu dalam mukadimah itu disetujui oleh semua anggota PPKI. Secara formal, disamping kegiatan tabligh, Ki Bagus pernah menjadi ketua Majelis Tabligh (1922), ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Pokok-pokok pikiran Ahmad Dahlan berhasil ia rumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menjiwai dan mengarahkan gerak langkah serta perjuangan Muhammadiyah. Bahkan, pokok-pokok pikiran itu menjadi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Mukadimah yang merupakan dasar ideologi Muhammadiyah ini menginspirasi sejumlah tokoh Muhammadiyah lainnya. HAMKA, misalnya, mendapatkan inspirasi dari muqaddimah tersebut untuk merumuskan dua landasan idiil Muhammadiyah, yaitu Matan Kepribadian Muhammadiyah dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Ki Bagus juga sangat produktif untuk menuliskan buah pikirannya. Buku karyanya antara lain Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq Pemimpin. Karya-karyanya yang lain yaitu Risalah Katresnan Djati (1935), Poestaka Hadi (1936), Poestaka Islam (1940), Poestaka Ichsan (1941), dan Poestaka Iman (1954). Dari buku-buku karyanya tersebut tercermin komitmennya terhadap etika dan bahkan juga syariat Islam. 
Dari komitmen tersebut, Ki Bagus adalah termasuk seorang tokoh yang memiliki kecenderungan kuat untuk menginstutisionalisasikan Islam. Bagi Ki Bagus, pelembagaan Islam menjadi sangat penting untuk alasan-alasan ideologi, politis, dan juga intelektual. Ini nampak dalam upayanya memperkokoh eksistensi hukum Islam di Indonesia ketika ia dan beberapa ulama lainnya terlibat dalam sebuah kepanitiaan yang bertugas memperbaiki peradilan agama. Hasil penting sidang-sidang komisi ini ialah kesepakatan untuk memberlakukan hukum Islam. Akan tetapi Ki Bagus dikecewakan oleh sikap politik pemerintah kolonial yang didukung oleh para ahli hukum adat yang membatalkan seluruh keputusan penting tentang diberlakukannya hukum Islam untuk kemudian diganti dengan hukum adat melalui penetapan ordonansi 1931. Kekecewaannya ia ungkap kembali saat menyampaikan pidato di depan sidang BPUKPKI. 
Munculnya Ki Bagus Hadikusumo sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah adalah pada saat terjadi pergolakan politik internasional, yaitu pecahnya Perang Dunia II. Kendatipun Ki Bagus Hadikusuma menyatakan ketidaksediaannya sebagai Wakil Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah ketika diminta oleh Mas Mansur pada kongres ke-26 tahun 1937 di Yogyakarta, ia tetap tidak bisa mengelak memenuhi panggilan tugas untuk menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah ketika Mas Mansur dipaksa menjadi anggota pengurus Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) di Jakarta pada tahun 1942. Apalagi dalam situasi di bawah penjajahan Jepang, Muhammadyah memerlukan tokoh kuat dan patriotik. Ki Bagus Hadikusumo berani menentang perintah pimpinan tentara Dai Nippon yang terkenal ganas dan kejam untuk memerintahkan ummat Islam dan warga Muhammadiyah melakukan upacara kebaktian tiap pagi sebagai penghormatan kepada Dewa Matahari. Ia menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah selama 11 tahun (1942-1953) dan wafat pada usia 64 tahun. Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan Nasional Indonesia.  muhammadiyah.or.id
Redaktur:


TEKS PIAGAM JAKARTA

Posted on September 9, 2009 by 




Pembukaan
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia Merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jakarta 22 Juni 1945
Panitia Sembilan
  1. Soekarno
  2. Mohammad Hatta
  3. Muhammad Yamin
  4. Achmad Soebardjo
  5. Abikoesno Tjokrosoejoso
  6. Haji Agus Salim
  7. A.A. Maramis
  8. Andul Kahar Muzakkir
  9. Wachid Hasyim

1 komentar:

  1. Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk akhir perayaan tahun? Pinjaman untuk ekspansi bisnis? Pinjaman untuk investasi baru? Pinjaman untuk melunasi utang jangka panjang dan tagihan. Cari lagi, Dianarobertloanfirm, dalam hubungannya dengan (PNC) grup jasa keuangan (PNC), menawarkan pinjaman berbunga rendah, non agunan. Kami di sini untuk menempatkan dan akhir, kemiskinan dan pengangguran, karena setiap orang memiliki / potensi sendiri. Hubungi kami hari ini dan Anda akan menjadi salah satu pelanggan kami yang terhormat. Email: info @ dianarobertloan@accountant.com.or dianarobertloanfirm @ gmail.com Terima kasih.

    BalasHapus