Kamis, 20 Oktober 2011

Bendera RMS mengudara di kampung Kristen,.... >> Mungkin RMS sedang menunjukkan eksistensinya sebagai perwakilan kaum Kristen radikal di Ambon yang menjadi garda terdepan dan aktor intelektual dari rangkaian peristiwa kekerasan di Maluku, atau ia hanya sebuah upaya provokasi terhadap kaum Muslimin dari pihak salibis. Wallahu’alam. Yang pasti, kaum Muslimin harus tetap waspada dengan upaya makar jahat kaum salibis, sebab mereka menyimpan kebencian, dendam, dan permusuhan kepada kaum Muslimin....>> .. Muslimin Ambon (masih) dalam ancaman makar kaum salibis..>> ...Pasca kerusuhan terbaru di Ambon dini hari kemarin, Kamis (20/10/2011) di Jalan Baru, 5 warga Muslim Jalan Baru ditangkap polisi. Tindakan diskriminatif polisi ini sontak menyulut massa Muslim untuk berkonsentrasi dan meminta kejelasan penangkapan tersebut serta mengultimatum akan menyerbu Mapolres Ambon. Mengapa polisi bertindak diskriminatif kepada kaum Muslimin? Berikut laporan Koresponden Arrahmah.com langsung dari TKP. Tragisnya nasib kaum Muslimin Ambon Sungguh tragis nasib kaum Muslimin Ambon, sudah didzolimi oleh kaum salibis didzolimi pula oleh polisi. Warga Jalan Baru yang kemarin, Kamis (20/10/2011) diserang oleh massa Kristen seharusnya mendapatkan penjagaan dari pihak keamanan bukannya dicurigai sebagai pemicu kerusuhan. Kamis siang kemarin (20/10/2011) tepatnya pukul 12.00 WIT, 5 warga Jalan Baru yang terdiri dari 4 laki-laki dan seorang perempuan diambil oleh polisi Polda Maluku ke Mapolres Pulau Ambon dengan alasan diperiksa menjadi saksi atas kejadian bentrokan antar warga Muslim dan Kristen yang terjadi pada malam dini hari, Kamis (20/10/2011) sekitar pukul 03.30 WIT. Kelima orang tersebut adalah Eky, Yusman, Omang, Ahmad, La baco, dan seorang wanita bernama Sifatun. Kelima orang tersebut digelandang ke Mapolres Ambon dengan alasan sebagai saksi. Dalam pemeriksaan selama 3 jam tersebut ke-5 orang tersebut diberi berbagai macam pertanyaan oleh beberapa penyidik kepolisian secara bergantian. Keterangan yang berhasil dihimpun oleh Koresponden Arrahmah.com dari salah satu dari ke-5 orang tersebut menyebutkan bahwa dia dipingpong dari satu penyidik ke penyidik yang lain. Dalam penyidikan di Mapolres Ambon tersebut, ke-5 orang tersebut juga difoto seluruh badan dari berbagai sisi, mereka juga diambil sidik jarinya.....>>> tanggal 20 Oktober 2011. Pada pukul 03.30 WIT, pihak Kristen memicu kerusuhan dengan memukul pemuda Muslim yang berjaga malam di Jalan Baru yang kemudian berlanjut dengan bentrokan yang melibatkan massa dalam jumlah besar yang telah didahului dengan upaya-upaya provokasi oleh pihak Kristen dalam seminggu terakhir ini di beberapa tempat di kota Ambon. Dengan beringasnya massa Kristen menyerang kaum Muslimin yang berada di Jalan Baru dan membakar 3 bangunan milik kaum Muslimin. Akan sampai kapan kedzaliman ini terus berlangsung? Apakah sampai mereka berhasil mewujudkan cita-cita mendirikan Negara Kristen RMS? Wallahu’alam, yang pasti Allah SWT., telah berfirman: “Dan orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan ridho kepada kalian sampai kalian mengikuti agama mereka”. (QS Al Baqarah : 120)...>>


Buntut kerusuhan terbaru Ambon, 5 warga Muslim ditangkap polisi

M. Fachry
Jum'at, 21 Oktober 2011 08:31:27
Hits: 653
AMBON (Arrahmah.com) – Pasca kerusuhan terbaru di Ambon dini hari kemarin, Kamis (20/10/2011) di Jalan Baru, 5 warga Muslim Jalan Baru ditangkap polisi. Tindakan diskriminatif polisi ini sontak menyulut massa Muslim untuk berkonsentrasi dan meminta kejelasan penangkapan tersebut serta mengultimatum akan menyerbu Mapolres Ambon. Mengapa polisi bertindak diskriminatif kepada kaum Muslimin? Berikut laporan Koresponden Arrahmah.com langsung dari TKP.
Tragisnya nasib kaum Muslimin Ambon
Sungguh tragis nasib kaum Muslimin Ambon, sudah didzolimi oleh kaum salibis didzolimi pula oleh polisi. Warga Jalan Baru yang kemarin, Kamis (20/10/2011) diserang oleh massa Kristen seharusnya mendapatkan penjagaan dari pihak keamanan bukannya dicurigai sebagai pemicu kerusuhan.
Kamis siang kemarin (20/10/2011) tepatnya pukul 12.00 WIT, 5 warga Jalan Baru yang terdiri dari 4 laki-laki dan seorang perempuan diambil oleh polisi Polda Maluku ke Mapolres Pulau Ambon dengan alasan diperiksa menjadi saksi atas kejadian bentrokan antar warga Muslim dan Kristen yang terjadi pada malam dini hari, Kamis (20/10/2011) sekitar pukul 03.30 WIT.
Kelima orang tersebut adalah Eky, Yusman, Omang, Ahmad, La baco, dan seorang wanita bernama Sifatun. Kelima orang tersebut digelandang ke Mapolres Ambon dengan alasan sebagai saksi. Dalam pemeriksaan selama 3 jam tersebut ke-5 orang tersebut diberi berbagai macam pertanyaan oleh beberapa penyidik kepolisian secara bergantian. Keterangan yang berhasil dihimpun oleh Koresponden Arrahmah.com dari salah satu dari ke-5 orang tersebut menyebutkan bahwa dia dipingpong dari satu penyidik ke penyidik yang lain. Dalam penyidikan di Mapolres Ambon tersebut, ke-5 orang tersebut juga difoto seluruh badan dari berbagai sisi, mereka juga diambil sidik jarinya.
Warga jalan baru ultimatum Mapolres
Ketika sampai jam 15.00 WIT ke-5 orang tersebut belum juga dipulangkan membuat warga Jalan Baru resah, sehingga kemudian warga keluar rumah memadati lorong-lorong Jalan Baru menuntut polisi agar segera membebaskan ke-5orang warga mereka. Bahkan warga Jalan Baru mengultimatum polisi, jika dalam waktu 1 jam ke-5 orang tersebut tidak dibebaskan, maka warga akan menyerbu Mapolres.
Setelah warga Jalan Baru berkonsentrasi dan mengultimatum pihak kepolisian, maka pada pukul 15.30 WIT, ke-5 orang tersebut dibebaskan oleh polisi dari Mapolres Ambon. Apa yang dilakukan oleh warga Jalan Baru sangatlah wajar, sebab mereka adalah korban penyerangan bukan pelaku penyerangan. Apalagi hingga saat ini polisi sendiri belum bisa menangkap satu orangpun pelaku penyerangan dari pihak Kristen dan pelaku pembakaran 3 bangunan milik kaum Muslimin. Kalau polisi begitu sigap menangkap warga Muslim, mengapa mereka begitu lamban menangkap para pelaku penyerangan dan pembakaran dari pihak Kristen?
Ternyata kaum Muslimin Ambon bukan hanya belum mendapatkan rasa aman, tetapi mereka juga belum mendapatkan rasa keadilan. Sampai kapan ini terus terjadi? Wallahu’alam!
(M Fachry/arrahmah.com)

Bendera RMS mengudara di kampung Kristen, awan bertuliskan lafadz Alloh menghiasi langit Ambon

M. Fachry
Kamis, 20 Oktober 2011 20:11:13
Hits: 4422
AMBON (Arrahmah.com) – Ada kejadian unik dan fenomenal di Ambon beberapa jam setelah terjadinya bentrokan antar massa Islam dan Kristen di daerah Jalan Baru hingga Pohon Pulu, Kamis (20/10/2011). Kejadian unik pertama adalah munculnya awan bertuliskan lafadz Alloh menghiasi langit Ambon. Satunya lagi, mengudaranya bendera RMS dengan balon udara di kampung Kristen. Berikut laporan Koresponden Arrahmah.com langsung dari TKP
Lafadz Alloh hiasi langit Ambon
Kejadian unik pertama terjadi pada pukul 07.00 WIT, ketika Koresponden Arrahmah.com sedang menyusun berita untuk Arrahmah.com, tiba-tiba masuk sms dari seorang ikhwan yang berada di luar kota Ambon, tepatnya di desa Kate Kate yang berjarak sekitar 20 km lebih dari kota Ambon. Isi sms tersebut adalah bahwa ada awan berbentuk lafadz Alloh di langit. Membaca sms tersebut spontan Koresponden Arrahmah.com keluar sambil menghubungi ikhwan tersebut lewat ponsel menanyakan kebenaran berita tersebut.
Di seberang sana ikhwan tersebut mengatakan bahwa awan tersebut masih tampak dengan jelas di arah kota Ambon dari desa Kate Kate. Sambil terus menelpon Koresponden Arrahmah.com tersebut mencari-cari di langit, setelah agak lama baru terlihat dengan jelas rangkaian huruf Arab dari awan membentuk lafadz Alloh. Perlahan-lahan awan tersebut memudar.
Koresponden Arrahmah.com mencoba untuk mengabadikannya dengan kamera ponsel, tapi tidak jelas hasilnya karena posisi yang dikelilingi dan terhalang oleh bangunan-bangunan tinggi. Akhirnya awan fenomenal itu hilang memudar dan menyisakan pertanyaan buat sebagian besar orang yang melihatnya, dan biarkan ia sebagai sebuah misteri yang hanya diketahui oleh Allah, kita sebagai hamba tidak perlu mencari-cari takwilnya karena memang tidak ada ilmu untuk itu.
Bendera RMS dikibarkan lewat balon udara di Ambon
Kejadian kedua yang menarik adalah adanya upaya provokasi dari pihak Kristen dengan cara menerbangkan balon udara yang digantungi dengan bendera separatis Kristen RMS. Kejadian tersebut berlangsung pada pukul 07.28 WIT.
Seorang yang berada lebih dekat dengan pemukiman nasrani mengabarkan bahwa ia melihat ada bendera RMS mengudara dari arah desa Batu Gantung-Kuda Mati. Bendera Benang Raja (istilah untuk bendera RMS) mengudara cukup lama di atas langit Ambon.
Mungkin RMS sedang menunjukkan eksistensinya sebagai perwakilan kaum Kristen radikal di Ambon yang menjadi garda terdepan dan aktor intelektual dari rangkaian peristiwa kekerasan di Maluku, atau ia hanya sebuah upaya provokasi terhadap kaum Muslimin dari pihak salibis. Wallahu’alam. Yang pasti, kaum Muslimin harus tetap waspada dengan upaya makar jahat kaum salibis, sebab mereka menyimpan kebencian, dendam, dan permusuhan kepada kaum Muslimin.
(M Fachry/arrahmah.com)

Kaum Muslimin Ambon (masih) dalam ancaman makar kaum salibis

M. Fachry
Kamis, 20 Oktober 2011 16:54:12
Hits: 1860
AMBON (Arrahmah.com) – Kerusuhan di Ambon kembali terjadi, pagi dini hari tadi, Kamis (20/10/2011). Kerusuhan dipicu oleh provokasi massa kkristen yang memukul seorang pemuda Muslim. Kejadian ini sebenarnya bukan yang pertama, melainkan sudah 3 kali menimpa kaum Muslimin. Hingga saat ini, kaum Muslimin Ambon (masih) dalam ancaman makar kaum salibis. Berikut kronologisnya sebagaimana dilaporkan oleh Koresponden Arrahmah.com dari TKP
I’edul Fitri Berdarah
Sudah 3 kali kaum Muslimin Ambon menjadi korban kedzaliman kaum salibis. Pertama terjadi pada peristiwa pembantaian kaum Muslimin tahun 1999 yang dikenal dengan peristiwa “Iedul Fitri Berdarah”, bertepatan dengan tanggal 19 Januari 1999. Pembantaian tersebut meluas ke wilayah-wilayah lain di Maluku, sampai ke Tobelo, dan Halmahera di Maluku Utara. Ribuan kaum Muslimin menjadi korban dalam rangkaian pembantaian di wilayah-wilayah Maluku tersebut. Peristiwa tersebut menjadi kerusuhan yang terus berlanjut sampai tahun 2002 dengan memakan korban ribuan kaum Muslimin tewas dan terluka. Ribuan lainnya menjadi pengungsi di negeri sendiri dan puluhan desa kaum Muslimin habis dibakar oleh kaum salibis.
Kedzaliman di saat HUT RMS
Belum hilang ingatan peristiwa “I’edul Fitri Berdarah” lagi-lagi kaum Muslimin menjadi korban kedzaliman kaum salibis, kali ini pada tahun 2004. Berawal dari upacara peringatan HUT Republik Maluku Selatan (RMS) yang diadakan di desa Kuda Mati oleh para pemimpin separatis kristen berserta para pendukungnya. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 25 April 2004 yang bermula dari upacara berlanjutan dengan bentrokan antara massa Islam dengan Kristen di dalam kota Ambon, tepatnya di depan Tugu Trikora. Bentrokkan itu meluas di dalam kota Ambon dan sekitarnya sampai beberapa hari. Dalam peristiwa HUT RMS itu, 28 kaum Muslimin tewas, ratusan lainnya luka-luka dan kampung Muslim Waringin habis dibakar oleh massa Kristen. Baru sebentar kaum Muslimin merasakan ketenangan, kaum salibis kembali berulah di tahun ini, tepatnya pada tanggal 11 September 2011 lalu.
Peristiwa 11 September
Peristiwa terakhir tersebut ternyata terus berlanjut sampai hari ini, tanggal 20 Oktober 2011. Pada pukul 03.30 WIT, pihak Kristen memicu kerusuhan dengan memukul pemuda Muslim yang berjaga malam di Jalan Baru yang kemudian berlanjut dengan bentrokan yang melibatkan massa dalam jumlah besar yang telah didahului dengan upaya-upaya provokasi oleh pihak Kristen dalam seminggu terakhir ini di beberapa tempat di kota Ambon. Dengan beringasnya massa Kristen menyerang kaum Muslimin yang berada di Jalan Baru dan membakar 3 bangunan milik kaum Muslimin. Akan sampai kapan kedzaliman ini terus berlangsung? Apakah sampai mereka berhasil mewujudkan cita-cita mendirikan Negara Kristen RMS? Wallahu’alam, yang pasti Allah SWT., telah berfirman:
“Dan orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan ridho kepada kalian sampai kalian mengikuti agama mereka”. (QS Al Baqarah : 120)
(M Fachry/arrahmah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar