Jelang Jatuhnya Khadafi (1)
Sukses Revolusi Tanpa Pemimpin
Didik Supriyanto - detikNews. http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/113804/1581000/159/sukses-revolusi-tanpa-pemimpin?nd991103605
Jakarta - Setelah Tunisia dan Mesir, gerakan rakyat akan meraih sukses di Libya, negara di Afrika Utara yang berbatasan dengan Mesir dan masuk kawasan Timur Tengah. Sejak demonstrasi rakyat menentang penguasa tiran pecah pada 17 Februari lalu, kini kekuasaan Moammar Khadafi semakin terdesak.
Kota-kota di kawasan timur, seperti Tobruk, Al-Bayda, Darnah dan Benghazi, sudah jatuh di tangan rakyat. Demikian juga dengan dua kota di kawasan barat. Beberapa kali usaha penguasa lama untuk menguasai kembali Zawiyah dan Misuratah, gagal.
Banjir darah akan terjadi bila Khadafy benar-benar mewujudkan ancamannya: merebut kembali kota-kota tersebut dengan kekerasan. Untuk tujuan itu, Khadafi tidak hanya akan mengerahkan tentara, tetapi juga berjanji mempersenjatai rakyat sipil pendukungnya.
Kekejaman Khadafi dalam menindas rakyat sudah tidak terhitung. Sejak berhasil mengkudeta Raja Idris pada 1 September 1969, Khadafi terus melakukan kekerasan terhadap siapapun yang melawannya, sepanjang 41 tahun berkuasa.
Pada awal kekuasaannya, ratusan perwira tentara diculik, dihilangkan dan dibunuh. Sepanjang 1980-an, pembersihan terus dilakukan di lingkungan militer yang dicurigai. Para pengikut Raja Idris juga dihabistuntaskan, dan pada 1996, Khadafi menembak mati 1.000 orang di penjara Abu Salim.
Kekejaman Khadafi terhadap demonstran juga tidak terkirakan. Ia tidak hanya memerintahkan para komandan tentara menembak mati demonstran, Khadafi juga menggunakan roket dan melakukan serangan dari udara. Akibatnya, lebih dari 1.000 orang telah tewas.
Namun sampai sejauh ini kekejaman itu hanya efektif di Tripoli, ibukota Libya. Di kota-kota besar lainnya, rakyat berhasil meruntuhkan kekuasaan. Rakyat terus bergerak sehingga memaksa tentara berbalik memberikan dukungan. Tentara membiarkan rakyat memegang senjata.
Di kota-kota besar itu, baik di timur maupun di barat ibukota, rakyat menyatakan memisahkan diri dari kekuasaan Tripoli. Simbol pemisahan itu ditandai dengan pengibaran bendera lama, merah hitam hijau, menggantikan bendera hijau yang diresmikan Khadafi sejak berkuasa.
Administrasi pemerintahan berhenti, rakyat pun mengurus keamanan sendiri. Mereka bersiap menghadapi serbuan tentara yang masih loyal pada Khadafi. Jika itu terjadi, perang saudara benar-benar akan membuat Libya banjir darah.
Apakah hal itu mungkin? Apakah para tentara pendukung Khadafi benar-benar akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk membela kekuasaan Khadafi?
Belajar dari pembelotan para komandan tentara di luar Tripoli, hal serupa juga akan merambat ke Tripoli. Tanda-tanda mulai muncul ketika ancaman penyerangan tentara tidak segera terwujud pada saat semakin banyak kota yang jatuh ke tangan rakyat pemberontak.
Sementara pihak Khadafi melalui anaknya menawarkan negosiasi kompromi dengan gerakan rakyat. Namun rakyat tidak peduli dengan tawaran itu.
Masalahnya memang tidak gampang buat Khadafi. Sebab, tidak ada pihak atau pemimpin yang berani mengatasnamakan atau mewakili rakyat. Penindasan terhadap para pemimpin rakyat yang dilakukan selama 40 tahun, menyebabkan rakyat tidak hanya kehilangan pemimpin tetapi juga menumbuhkan semangat bersama untuk melawan rezim zalim.
Pada titik inilah revolusi rakyat akan mengalami masalah krusial. Tumbangnya rezim Khadafi hanya menghitung hari. Banyak pihak memperkirakan, Khadafi akan mengakhiri dirinya dengan bunuh diri. Setelah itu, rakyat Libya harus kembali menata diri: menertibkan administrasi pemerintahan, memulihkan keamanan, dan tentu saja mencari pemimpin yang tepat.
Jika salah langkah, maka perang saudara tidak terhindarkan, sebab kini rakyat banyak membekali diri dengan senjata. (diks/iy)
Kota-kota di kawasan timur, seperti Tobruk, Al-Bayda, Darnah dan Benghazi, sudah jatuh di tangan rakyat. Demikian juga dengan dua kota di kawasan barat. Beberapa kali usaha penguasa lama untuk menguasai kembali Zawiyah dan Misuratah, gagal.
Banjir darah akan terjadi bila Khadafy benar-benar mewujudkan ancamannya: merebut kembali kota-kota tersebut dengan kekerasan. Untuk tujuan itu, Khadafi tidak hanya akan mengerahkan tentara, tetapi juga berjanji mempersenjatai rakyat sipil pendukungnya.
Kekejaman Khadafi dalam menindas rakyat sudah tidak terhitung. Sejak berhasil mengkudeta Raja Idris pada 1 September 1969, Khadafi terus melakukan kekerasan terhadap siapapun yang melawannya, sepanjang 41 tahun berkuasa.
Pada awal kekuasaannya, ratusan perwira tentara diculik, dihilangkan dan dibunuh. Sepanjang 1980-an, pembersihan terus dilakukan di lingkungan militer yang dicurigai. Para pengikut Raja Idris juga dihabistuntaskan, dan pada 1996, Khadafi menembak mati 1.000 orang di penjara Abu Salim.
Kekejaman Khadafi terhadap demonstran juga tidak terkirakan. Ia tidak hanya memerintahkan para komandan tentara menembak mati demonstran, Khadafi juga menggunakan roket dan melakukan serangan dari udara. Akibatnya, lebih dari 1.000 orang telah tewas.
Namun sampai sejauh ini kekejaman itu hanya efektif di Tripoli, ibukota Libya. Di kota-kota besar lainnya, rakyat berhasil meruntuhkan kekuasaan. Rakyat terus bergerak sehingga memaksa tentara berbalik memberikan dukungan. Tentara membiarkan rakyat memegang senjata.
Di kota-kota besar itu, baik di timur maupun di barat ibukota, rakyat menyatakan memisahkan diri dari kekuasaan Tripoli. Simbol pemisahan itu ditandai dengan pengibaran bendera lama, merah hitam hijau, menggantikan bendera hijau yang diresmikan Khadafi sejak berkuasa.
Administrasi pemerintahan berhenti, rakyat pun mengurus keamanan sendiri. Mereka bersiap menghadapi serbuan tentara yang masih loyal pada Khadafi. Jika itu terjadi, perang saudara benar-benar akan membuat Libya banjir darah.
Apakah hal itu mungkin? Apakah para tentara pendukung Khadafi benar-benar akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk membela kekuasaan Khadafi?
Belajar dari pembelotan para komandan tentara di luar Tripoli, hal serupa juga akan merambat ke Tripoli. Tanda-tanda mulai muncul ketika ancaman penyerangan tentara tidak segera terwujud pada saat semakin banyak kota yang jatuh ke tangan rakyat pemberontak.
Sementara pihak Khadafi melalui anaknya menawarkan negosiasi kompromi dengan gerakan rakyat. Namun rakyat tidak peduli dengan tawaran itu.
Masalahnya memang tidak gampang buat Khadafi. Sebab, tidak ada pihak atau pemimpin yang berani mengatasnamakan atau mewakili rakyat. Penindasan terhadap para pemimpin rakyat yang dilakukan selama 40 tahun, menyebabkan rakyat tidak hanya kehilangan pemimpin tetapi juga menumbuhkan semangat bersama untuk melawan rezim zalim.
Pada titik inilah revolusi rakyat akan mengalami masalah krusial. Tumbangnya rezim Khadafi hanya menghitung hari. Banyak pihak memperkirakan, Khadafi akan mengakhiri dirinya dengan bunuh diri. Setelah itu, rakyat Libya harus kembali menata diri: menertibkan administrasi pemerintahan, memulihkan keamanan, dan tentu saja mencari pemimpin yang tepat.
Jika salah langkah, maka perang saudara tidak terhindarkan, sebab kini rakyat banyak membekali diri dengan senjata. (diks/iy)
Senin, 28/02/2011 14:02 WIB
Jelang Jatuhnya Khadafi (2)
Dosa dan Jasa Khadafi
M. Rizal,Deden Gunawan - detikNews. http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/140221/1581149/159/dosa-dan-jasa-khadafi?nd991103605
Jakarta - Kolonel Moammar Khadafi kini menjadi orang yang paling menyedot perhatian dunia. Revolusi tengah bergolak di Libya. Seribu orang lebih diperkirakan tewas demi revolusi untuk menuntut Khadafi mundur. Tapi Khadafi tetap ngotot mempertahankan kekuasaan yang telah digengamnya 42 tahun. Ia akan bertahan hingga titik darah penghabisan.
Khadafi lahir di Surt, Tripolitania, 7 Juni 1942 dengan nama asli Muammar Abu Minyar al-Qaddafi. Ia berasal dari keluarga miskin Badawi atau Badouin yang dikenal sering berpindah-pindah di daerah gurun pasir di kawasan Sirte. Idola Khadafi adalah presiden Mesir dan tokoh nasionalis Arab Gamal Abdel Nasser. Ia juga mengaku sebagai penggemar Mao Zedong, Josef Stalin dan bahkan Adolf Hitler.
Khadafi mulai memimpin Libya sejak 1969 setelah berhasil menggulingkan Raja Idris yang dianggap pro Barat. Di tangan Khadafi, Libya menjadi negara yang selalu kritis terhadap Barat dan sering menjadi sorotan internasional. Khadafi pun identik sebagai tokoh antibarat.
Di bawah kekuasaan Khadafi, Libya dikaitkan dengan serangkaian serangan teror di seluruh dunia. Pada 1988, Khadafi menjadi sorotan lantaran melindungi para tersangka peledakan pesawat Pan Am dengan nomor Penerbangan 103. Pesawat yang meledak di Lockerbie, Scotlandia, itu, menewaskan 271 orang yang berasal dari 21 negara, mayoritas warga Amerika.
Pada 2008, Libya membuat marah AS karena menyambut Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi bak pahlawan. Al Megrahi adalah pembom Lockerbie yang dibebaskan oleh pemerintah Scotlandia dengan alasan kemanusiaan. Megrahi pulang dengan pesawat milik Khadafi dan didampingi langsung oleh putra Khadafi, Seif Al-Islam Khadafi.
Tapi meski dikenal antibarat, toh Khadafi tetap saja menjalin hubungan bisnis (minyak) dengan sejumlah negara-negara di Eropa, terutama Inggris, Prancis dan Italia. Bahkan asetnya yang bernilai ratusan triliun rupiah tersimpan di negara-negara tersebut.
Karena hubungan bisnis dengan sejumlah negara Eropa yang harmonis, AS akhirnya mencabut sanksi terhadap Libya sejak 2003, silam. Pencabutan sanksi AS ini membuat pertumbuhan ekonomi Libya semakin meningkat. Libya pun berubah menjadi negara terkaya di Afrika.
"Ia memang ada jasanya dalam membangun industri minyak Libya dan juga infrastruktur di negara itu," jelas pengamat Timur Tengah Prof Dr Azyumardi Azra kepada detikcom.
Menurut statistik, setiap penduduk yang berjumlah total hampir 6,4 juta, memiliki pendapatan setidaknya US$ 11.000 per tahun. Namun seiring kemajuan Libya, kesenjangan ekonomi di masyarakatnya semakin terasa dari tahun ke tahun.
Soalnya meskipun memiliki pendapatan yang tinggi dari penjualan minyak dan gas, namun negara itu tidak mampu menekan angka pengangguran. Jumlah pengangguran di kalangan muda beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sementara keluarga Khadafi memiliki kerajaan bisnisnya sendiri dengan aset yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Faktor inilah yang diduga menjadi penyebab aksi demostrasi sejumlah kalangan muda Libya terhadap Khadafi.
"Dosa Khadafi adalah soal penguasaan keluarga atas ekonomi dan politik. Bayangkan sejak 1969, hampir 40 tahun pastinya kekayaan sudah menumpuk dengan cara dia gunakan," kata pengamat Timur Tengah, Hamdan Basyar.
Namun bagi Sekretaris Kerjasama Timur Tengah Nahdlatul Ulama (NU) Dawam Sukardi, revolusi Libya lebih disebabkan masalah politik. Selama ini rakyat Libya tidak memiliki kebebasan berpolitik. Pintu politik Libya terlalu lama ditutup. Tidak ada kekuasaan di tingkat legislatif. Parpol dikekang. Rakyat ingin masuk wilayah politik tidak bisa. Kekuasaan absolut yang dijalankan Khadafi ini yang membuat kaum muda Libya kesal dan berupaya menggulingkannya.
"Kemungkinan besar ini faktor politik dan faktor terlalu lamanya dia memimpin.Kalau faktor ekonomi, di sana kan sosialis, di sana tidak ada kesenjangan yang mencolok seperti di sini atau di Mesir," jelas Dawam.
Dawam berpendapat selama ini citra Khadafi bagus di mata dunia Islam. Pria yang selalu tampil dengan rambut gondrong itu memfasilitasi jaringan komunikasi ulama sedunia dan memberikan sumbangan bagi pendidikan.
Faktor politik sebagai pemicu revolusi Libya juga tercermin dengan tetap ngototnya kalangan muda di negara tersebut meski Khadafi secara terbuka menyatakan akan membagi-bagikan setiap keluarga uang kontan sekitar US$ 400 atau sekitar Rp 3,5 juta sebagai subsidi atas harga pangan yang meroket. Selain itu Khadafi juga menaikan gaji pekerja di sektor publik sebesar 150%.
Paket kontan dan kenaikan gaji yang disiarkan di televisi pemerintah, Jumat (25/2/2011) seperti dilansir Reuters, ternyata tidak digubris. Rakyat Libya tetap saja melakukan aksi untuk meminta Khadafi mundur.
Kalangan muda Libya yang menentang Khadafi umumnya berada di wilayah urban. Mereka ini dikenal sangat terbuka kepada informasi. Mereka kemudian mulai membangun solidaritas dan kebersamaan melawan Khadafi melalui jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan sebagainya.
Gerakan kaum muda Libya ini seakan mendapat angin ketika sejumlah negara tetangga, seperti Tunisia, Mesir, dan Yaman, mulai bergolak menyuarakan revolusi terhadap pemimpinnya masing-masing.
"Gerakan revolusi di Tunisia, Mesir dan Yaman, menjadi pemicu gerakan revolusi di Libya. Sekalipun kekesalan terhadap Khadafi sudah terjadi selama bertahun-tahun lalu. Mereka semakin muak dengan Khadafi yang sudah lebih dari 40 tahun berkuasa," ujar Azyumardi.
(ddg/iy)
Jelang Jatuhnya Khadafi (2)
Dosa dan Jasa Khadafi
M. Rizal,Deden Gunawan - detikNews. http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/140221/1581149/159/dosa-dan-jasa-khadafi?nd991103605
Berita Terkait
- Senin, 28/02/2011 16:36 WIB
Jelang Jatuhnya Khadafi (4)
Pengganti Khadafi Bisa-bisa Militer Atau Anaknya Sendiri - Senin, 28/02/2011 15:02 WIB
Jelang Jatuhnya Khadafi (3)
Rahasia Kekuatan Khadafi - Senin, 28/02/2011 11:38 WIB
Jelang Jatuhnya Khadafi (1)
Sukses Revolusi Tanpa Pemimpin
Selengkapnya
Khadafi lahir di Surt, Tripolitania, 7 Juni 1942 dengan nama asli Muammar Abu Minyar al-Qaddafi. Ia berasal dari keluarga miskin Badawi atau Badouin yang dikenal sering berpindah-pindah di daerah gurun pasir di kawasan Sirte. Idola Khadafi adalah presiden Mesir dan tokoh nasionalis Arab Gamal Abdel Nasser. Ia juga mengaku sebagai penggemar Mao Zedong, Josef Stalin dan bahkan Adolf Hitler.
Khadafi mulai memimpin Libya sejak 1969 setelah berhasil menggulingkan Raja Idris yang dianggap pro Barat. Di tangan Khadafi, Libya menjadi negara yang selalu kritis terhadap Barat dan sering menjadi sorotan internasional. Khadafi pun identik sebagai tokoh antibarat.
Di bawah kekuasaan Khadafi, Libya dikaitkan dengan serangkaian serangan teror di seluruh dunia. Pada 1988, Khadafi menjadi sorotan lantaran melindungi para tersangka peledakan pesawat Pan Am dengan nomor Penerbangan 103. Pesawat yang meledak di Lockerbie, Scotlandia, itu, menewaskan 271 orang yang berasal dari 21 negara, mayoritas warga Amerika.
Pada 2008, Libya membuat marah AS karena menyambut Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi bak pahlawan. Al Megrahi adalah pembom Lockerbie yang dibebaskan oleh pemerintah Scotlandia dengan alasan kemanusiaan. Megrahi pulang dengan pesawat milik Khadafi dan didampingi langsung oleh putra Khadafi, Seif Al-Islam Khadafi.
Tapi meski dikenal antibarat, toh Khadafi tetap saja menjalin hubungan bisnis (minyak) dengan sejumlah negara-negara di Eropa, terutama Inggris, Prancis dan Italia. Bahkan asetnya yang bernilai ratusan triliun rupiah tersimpan di negara-negara tersebut.
Karena hubungan bisnis dengan sejumlah negara Eropa yang harmonis, AS akhirnya mencabut sanksi terhadap Libya sejak 2003, silam. Pencabutan sanksi AS ini membuat pertumbuhan ekonomi Libya semakin meningkat. Libya pun berubah menjadi negara terkaya di Afrika.
"Ia memang ada jasanya dalam membangun industri minyak Libya dan juga infrastruktur di negara itu," jelas pengamat Timur Tengah Prof Dr Azyumardi Azra kepada detikcom.
Menurut statistik, setiap penduduk yang berjumlah total hampir 6,4 juta, memiliki pendapatan setidaknya US$ 11.000 per tahun. Namun seiring kemajuan Libya, kesenjangan ekonomi di masyarakatnya semakin terasa dari tahun ke tahun.
Soalnya meskipun memiliki pendapatan yang tinggi dari penjualan minyak dan gas, namun negara itu tidak mampu menekan angka pengangguran. Jumlah pengangguran di kalangan muda beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sementara keluarga Khadafi memiliki kerajaan bisnisnya sendiri dengan aset yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Faktor inilah yang diduga menjadi penyebab aksi demostrasi sejumlah kalangan muda Libya terhadap Khadafi.
"Dosa Khadafi adalah soal penguasaan keluarga atas ekonomi dan politik. Bayangkan sejak 1969, hampir 40 tahun pastinya kekayaan sudah menumpuk dengan cara dia gunakan," kata pengamat Timur Tengah, Hamdan Basyar.
Namun bagi Sekretaris Kerjasama Timur Tengah Nahdlatul Ulama (NU) Dawam Sukardi, revolusi Libya lebih disebabkan masalah politik. Selama ini rakyat Libya tidak memiliki kebebasan berpolitik. Pintu politik Libya terlalu lama ditutup. Tidak ada kekuasaan di tingkat legislatif. Parpol dikekang. Rakyat ingin masuk wilayah politik tidak bisa. Kekuasaan absolut yang dijalankan Khadafi ini yang membuat kaum muda Libya kesal dan berupaya menggulingkannya.
"Kemungkinan besar ini faktor politik dan faktor terlalu lamanya dia memimpin.Kalau faktor ekonomi, di sana kan sosialis, di sana tidak ada kesenjangan yang mencolok seperti di sini atau di Mesir," jelas Dawam.
Dawam berpendapat selama ini citra Khadafi bagus di mata dunia Islam. Pria yang selalu tampil dengan rambut gondrong itu memfasilitasi jaringan komunikasi ulama sedunia dan memberikan sumbangan bagi pendidikan.
Faktor politik sebagai pemicu revolusi Libya juga tercermin dengan tetap ngototnya kalangan muda di negara tersebut meski Khadafi secara terbuka menyatakan akan membagi-bagikan setiap keluarga uang kontan sekitar US$ 400 atau sekitar Rp 3,5 juta sebagai subsidi atas harga pangan yang meroket. Selain itu Khadafi juga menaikan gaji pekerja di sektor publik sebesar 150%.
Paket kontan dan kenaikan gaji yang disiarkan di televisi pemerintah, Jumat (25/2/2011) seperti dilansir Reuters, ternyata tidak digubris. Rakyat Libya tetap saja melakukan aksi untuk meminta Khadafi mundur.
Kalangan muda Libya yang menentang Khadafi umumnya berada di wilayah urban. Mereka ini dikenal sangat terbuka kepada informasi. Mereka kemudian mulai membangun solidaritas dan kebersamaan melawan Khadafi melalui jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan sebagainya.
Gerakan kaum muda Libya ini seakan mendapat angin ketika sejumlah negara tetangga, seperti Tunisia, Mesir, dan Yaman, mulai bergolak menyuarakan revolusi terhadap pemimpinnya masing-masing.
"Gerakan revolusi di Tunisia, Mesir dan Yaman, menjadi pemicu gerakan revolusi di Libya. Sekalipun kekesalan terhadap Khadafi sudah terjadi selama bertahun-tahun lalu. Mereka semakin muak dengan Khadafi yang sudah lebih dari 40 tahun berkuasa," ujar Azyumardi.
(ddg/iy)
Senin, 28/02/2011 15:02 WIB
Jelang Jatuhnya Khadafi (3)
Rahasia Kekuatan Khadafi
M. Rizal,Deden Gunawan - detikNews. http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/150015/1581238/159/rahasia-kekuatan-khadafi?nd991103605
"Terlalu banyak pembunuhan, padahal rakyat hanya ingin mengekspresikan dirinya dengan melakukan demonstrasi secara damai. Saat ini, yang paling saya pedulikan adalah keselamatan rakyat," kata Salaheddin M El Bishari, mantan Duta Besar Libya untuk Indonesia.
El Bishari resmi mengundurkan diri Rabu, (23/2/2011), pekan lalu. Ia mengundurkan diri lantaran tidak setuju dengan tindakan bosnya pemimpin Libya Muammar Khadafi yang sangat keras terhadap para demonstran di negara tersebut.
Kedubes Libya di Indonesia kini dijabat sementara oleh Misthar Abdusani. "Sekarang yang menjadi pejabat sementara Mistar Abdusani. Dan fungsi Kedubes tetap berjalan seperti biasa,"ujar salah seorang petugas Kedubes Libya saat dihubungi detikcom.
El Bishari adalah satu dari sekian banyak diplomat Libya yang mengundurkan diri. Sebelumnya dikabarkan, diplomat yang ada di China, India, Polandia serta perwakilan untuk Liga Arab, dan sejumlah diplomat Libya untuk perwakilan PBB juga minta mundur.
Mereka bergabung dengan Menteri Keamanan Publik, Menteri Luar Negeri, dan menteri Kehakiman, yang serentak turun dari jabatan. Aksi mundur para pejabat Libya ini sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap Khadafi yang sangat keras menghadapi para demonstran. Sehingga menimbulkan korban jiwa yang jumlahnya hingga lebih dari seribu orang.
Selain menteri dan para diplomat, sejumlah pejabat militer juga berbelok haluan dan menentang sikap Khadafi. Bahkan dua pilot pesawat militer yang membelot ke Malta, dengan membawa dua jet tempur Mirage F1 buatan Prancis. Keduanya kemudian mengajukan permintaan suaka diplomatik.
Meski banyak anak buahnya yang membelot, namun Khadafi tetap optimistis bisa mengatasi gelombang unjuk rasa rakyat Libya. Ia juga tidak peduli dengan sanksi yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB. Kecaman dari AS, Iran, Jerman, dan dunia internasional juga dicueki Khadafi. Baginya, PBB hanya memberikan sanksi berdasarkan berita media massa dan bukan fakta sebenarnya. "Saat ini tidak ada insiden-insiden, Libya benar-benar damai," kata Khadafi.
Khadafi masih ngotot berkuasa karena yakin masih bisa mengendalikan kekuatan di Libya sepenuhnya. Pria yang dijuluki oleh Presiden AS Ronald Reagan sebagai 'Anjing Gila dari Timur Tengah' yakin rakyat masih mendukung dirinya.
"Rakyat Libya mendukung saya. Kelompok-kelompok kecil pemberontak sedang terkepung dan akan dikalahkan. Militer dan polisi baku tembak dengan orang-orang itu, hanya beberapa orang yang tewas," cetus Khadafi.
Menurut Zuairi Misrawi, analisisi politik Timur Tengah dari Moderat Moeslim Society, dari 90 ribu tentara Libya sebagian besar masih loyal kepada Khadafi, hanya sebagian kecil berpaling ke rakyat.
"Selama puluhan tahun Khadafi menjadi pemimpin tunggal di Libya. Semua sumber kekuatan, seperti tokoh agama, militer, milisi, hingga preman dia pegang semuanya. Jadi kekuatan Khadafi masih kuat untuk saat ini," jelas Misrawi.
Ditambahkannya, selama ini Libya tidak memiliki konstitusi, bahkan demokrasi nyaris lenyap di Libya. Bisa dibilang Libya adalah negara repubik yang bersistem monarki absolut. Itu sebabnya Khadafi bisa leluasa mengerahkan kekuatan militer, milisi, maupun tentara bayaran untuk menghadang para pemrotesnya.
Melihat kondisi tersebut, upaya untuk menggulingkan Khadafi bukan pekerjaan gampang. Kecuali ada intervensi internasional terhadap dirinya. "Yang mungkin menjatuhkan Khadafi adalah sanksi internasional seperti yang diprakarsai AS, Inggris dan Italia. kalau sanksi tersebut berjalan efektif, kekuatan Khadafi akan melemah dan mudah dilengserkan," terangnya.
Faktor lain yang bisa membuat kekuatan Khadafi melemah adalah perpecahan di dalam keluarganya. Sebab saat ini juga berkembang analisa kasus Libya ini merupakan pertarungan di internal keluarga Khadafi sendiri.
Kata Misrawi, ketujuh anak Khadafi semuanya menguasai politik dan bisnis. Nah, dalam perjalanannya beberapa anak Khadafi ternyata saling bersaing, terutama Saif al- Arab dan Saif al Islam.
Saif al Islam al Khaddafi (38) adalah Penyandang gelar PhD dari London School of Economic ini sangat fasih berbahasa Inggris. Saif banyak berkecimpung di Gaddafi International Charity and Development Foundation, sebuah badan amal yang berjasa membebaskan tawanan kelompok Islam militan di Filipina Selatan.
Dia sempat pergi meninggalkan keluarganya pada 2006 karena mengkritik pemerintahan sang ayah. Namun pada 2008 dia kembali, walaupun menegaskan tidak tertarik melanjutkan kepemimpinan ayahnya. Ketika Libya bergejolak sekarang ini, Saif al-Islam Khadafi muncul dalam televisi nasional seraya mengeluarkan
pernyataan yang kesannya seperti mengancam sekaligus menenangkan aksi protes.
Saif al-Islam sesumbar akan terus berdiri di belakang Khadafi, termasuk juga militer Libya. Dan dia juga mengatakan pihaknya akan terus melawan demonstran hingga darah terakhir.
Sementara Saif al-Arab Khadafi, saat ini diketahui masih kuliah di Munich, Jerman. Dia disebut-sebut menjadi kompetitor Saif al-Islam dalam perebutan perhatian Khadafi.
"Tapi kalau berdasarkan analisa saya, bisa dipastikan aksi di Libya ini adalah murni dari rakyat prodemokrasi untuk menumbangkan rezim Khadafi," jelasnya. (ddg/iy)
Senin, 28/02/2011 16:36 WIB
Jelang Jatuhnya Khadafi (4)
Pengganti Khadafi Bisa-bisa Militer Atau Anaknya Sendiri
M. Rizal - detikNews. http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/163647/1581327/159/pengganti-khadafi-bisa-bisa-militer-atau-anaknya-sendiri
Jakarta - Moamar Kadhafi meski ngotot tetap berkuasa, sejatinya tinggal menunggu waktu saja. Rakyat dan kelompok oposisi sudah menguasi kota-kota besar Libya seperti Benghazi, Al Bayda, Misurata, dan kota lainnya. Begitu Tripoli yang menjadi pusat pemerintahan direbut demonstran, Khadafi akan jatuh.
Khadafi sendiri saat ini sudah mulai kehilangan kredibilitas politiknya di mata rakyat. Seperti banyaknya perwira tinggi militernya yang membelot, menteri dan para diplomatnya di luar negeri yang mundur, serta beberapa tentara sudah mulai ada yang melucuti senjatanya.
"Jadi ini soal waktu saja kapan dia jatuh," kata Analisis Politik Timur Tengah dari Moderat Moeslem Society, Zuari Misrawi kepada detikcom.
Meski tinggal menunggu kejatuhan Khadafi, revolusi di Libya sangat kompleks. Revolusi negara terkaya di Afrika ini beda dengan kasus Tunisia dan Mesir. Khadafi diprediksi tidak akan pernah mau mengundurkan diri seperti yang dilakukan Ben Ali ataupun Hosni Mubarak.
Pria yang dijuliki sebagai 'Anjing Gila dari Timur Tengah' oleh Presiden AS Ronald Reagan itu telah sesumbar akan mempertahankan Libya hingga titik darah penghabisan. Khadafi percaya diri tetap bertahan karena ia merasa sudah memberikan banyak untuk rakyatnya. Ia memberikan subsidi dan tunjangan kepada rakyat kecil.
Sementara itu Khadafi mengklaim sikap hidupnya sederhana. Khadafi memang agak nyentrik dalam hidupnya. Ia memilih hidup di kemah dan didampingi pengawal-pengawal wanita. Ini untuk mengesankan sang pemimpin dekat dengan masyarakat.
"Tapi seperti di dunia yang saat ini semakin terbuka ini, saya kira kekuatan kelompok menengah dan oposisi yang tak puas ini akan terus berjalan, kalau ini dihadapi dengan kekerasan akan merugikan Khadafi sendiri," kata pengamat politik Timur Tengah dari LIPI Hamdan Basyar.
Kini Dewan Keamanan PBB telah memberikan sanksi pada Libya. Sanksi mulai dari membekukan aset di luar negeri sampai melarang bepergian bagi Khadafi dan keluarganya. Sejumlah negara mulai Amerika Serikat, Inggris dan Jerman juga membekukan aset Khadafi.
Dengan hilangnya kredibilitas di dalam dan luar negeri, sekali lagi cepat atau lambat, Khadafi akan jatuh. Lalu seperti apa Libya di masa transisi pasca revolusi ini? Sulit untuk memprediksikan Libya pasca revolusi, karena kasusnya agak berbeda dengan Tunisia dan Mesir.
Di masa transisi, Libya akan kesulitan mencari tokoh yang siap memerintah untuk menggantikan Khadafi sementara. Akibat lamanya rezim Khadafi berkuasa selama empat dekade ini, Libya mengalami kesulitan dalam pengkaderan kepemimpinan, kecuali dari kalangan keluarganya sendiri.
"Bisa-bisa kalangan militer yang masuk, dan kemudian mengambil alih kekuasaan, karena tokoh sipil tidak ada yang menonjol. Libya krisis tokoh, bayangkan untuk tentara sendiri tidak ada yang pangkatnya jenderal, Khadafi sendiri pangkatnya Kolonel. Kan tidak ada yang boleh lebih dari dia, jadi negera ini yang tidak punya jenderal, ya begitu kondisi di sana aneh seperti itu," kata Hamdan.
Libya miskin tokoh sipil karena tidak adanya partai politik atau oposisi. Selama ini Khadafi hampir 100 persen menjadi pemimpin absolute. Berbeda dengan Tunisia dan Mesir yang memiliki partai politik, oposisi dan militer yang mendukung rakyat.
"Ini yang sampai sekarang belum muncul dalam konteks Libya ini. Karena memang negara ini benar-benar represif selama 40 tahun, tidak ada media atau tokoh oposisi. Sosoknya negara ini agak unik, tidak seperti di Mesir ada El Baradei, Aiman Nur, Amru Mossa, Umar Sulaeman. Di Libya ini tokoh alternatif itu hanya anaknya Khadafi sendiri, yaitu Saif Islam atau Saif Arab," jelas pengamat Timur Tengah Zuairi Misrawi.
Sejumlah analis politik Timur Tengah mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di Libya saat ini juga merupakan pertarungan di internal keluarga Khadafi sendiri. Khadafi memiliki 7 anak, dan semuanya menguasai politik dan bisnis. Di dalamnya ada pertarungan di dalam antara Saif Al Islam dan Saif Al Arab.
"Nah, bungsu yang selalu bersama dengan Khadafi adalah Saif Al Islam. Jadi Saif Arab adalah kompetitor dari Syaif Al Islam. Jadi ini ada pihak bahwa ini pertarungan internal rezim Khadafi. Tapi saya pastikan ini adalah rakyat prodemokrasi dan rezim Khadafi,” ujarnya.
Sementara pendapat agak berbeda diutarakan Sekretaris Kerjasama Timur Tengah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dawam Sukardi, bahwa tokoh atau figur pengganti Khadafi pasti akan muncul pada waktunya yang tepat.
"Tokoh pasti akan muncul pada saat yang tepat. Kalau untuk sekaliber Khadafi memang tidak ada. Tapi dari sisi lain, tokoh yang demokratis banyak. Siapa, saya tidak bisa menyebut nama karena soal itu di sana tertutup sekali. Tapi kalau dikatakan tidak ada tokoh tidak benar, masih ada tokoh, yang demokratis juga banyak. Mereka baru akan nampak setelah Khadafi lengser," ungkapnya.
Jelang Jatuhnya Khadafi (3)
Rahasia Kekuatan Khadafi
M. Rizal,Deden Gunawan - detikNews. http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/150015/1581238/159/rahasia-kekuatan-khadafi?nd991103605
Berita Terkait
- Senin, 28/02/2011 16:36 WIB
Jelang Jatuhnya Khadafi (4)
Pengganti Khadafi Bisa-bisa Militer Atau Anaknya Sendiri
"Terlalu banyak pembunuhan, padahal rakyat hanya ingin mengekspresikan dirinya dengan melakukan demonstrasi secara damai. Saat ini, yang paling saya pedulikan adalah keselamatan rakyat," kata Salaheddin M El Bishari, mantan Duta Besar Libya untuk Indonesia.
El Bishari resmi mengundurkan diri Rabu, (23/2/2011), pekan lalu. Ia mengundurkan diri lantaran tidak setuju dengan tindakan bosnya pemimpin Libya Muammar Khadafi yang sangat keras terhadap para demonstran di negara tersebut.
Kedubes Libya di Indonesia kini dijabat sementara oleh Misthar Abdusani. "Sekarang yang menjadi pejabat sementara Mistar Abdusani. Dan fungsi Kedubes tetap berjalan seperti biasa,"ujar salah seorang petugas Kedubes Libya saat dihubungi detikcom.
El Bishari adalah satu dari sekian banyak diplomat Libya yang mengundurkan diri. Sebelumnya dikabarkan, diplomat yang ada di China, India, Polandia serta perwakilan untuk Liga Arab, dan sejumlah diplomat Libya untuk perwakilan PBB juga minta mundur.
Mereka bergabung dengan Menteri Keamanan Publik, Menteri Luar Negeri, dan menteri Kehakiman, yang serentak turun dari jabatan. Aksi mundur para pejabat Libya ini sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap Khadafi yang sangat keras menghadapi para demonstran. Sehingga menimbulkan korban jiwa yang jumlahnya hingga lebih dari seribu orang.
Selain menteri dan para diplomat, sejumlah pejabat militer juga berbelok haluan dan menentang sikap Khadafi. Bahkan dua pilot pesawat militer yang membelot ke Malta, dengan membawa dua jet tempur Mirage F1 buatan Prancis. Keduanya kemudian mengajukan permintaan suaka diplomatik.
Meski banyak anak buahnya yang membelot, namun Khadafi tetap optimistis bisa mengatasi gelombang unjuk rasa rakyat Libya. Ia juga tidak peduli dengan sanksi yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB. Kecaman dari AS, Iran, Jerman, dan dunia internasional juga dicueki Khadafi. Baginya, PBB hanya memberikan sanksi berdasarkan berita media massa dan bukan fakta sebenarnya. "Saat ini tidak ada insiden-insiden, Libya benar-benar damai," kata Khadafi.
Khadafi masih ngotot berkuasa karena yakin masih bisa mengendalikan kekuatan di Libya sepenuhnya. Pria yang dijuluki oleh Presiden AS Ronald Reagan sebagai 'Anjing Gila dari Timur Tengah' yakin rakyat masih mendukung dirinya.
"Rakyat Libya mendukung saya. Kelompok-kelompok kecil pemberontak sedang terkepung dan akan dikalahkan. Militer dan polisi baku tembak dengan orang-orang itu, hanya beberapa orang yang tewas," cetus Khadafi.
Menurut Zuairi Misrawi, analisisi politik Timur Tengah dari Moderat Moeslim Society, dari 90 ribu tentara Libya sebagian besar masih loyal kepada Khadafi, hanya sebagian kecil berpaling ke rakyat.
"Selama puluhan tahun Khadafi menjadi pemimpin tunggal di Libya. Semua sumber kekuatan, seperti tokoh agama, militer, milisi, hingga preman dia pegang semuanya. Jadi kekuatan Khadafi masih kuat untuk saat ini," jelas Misrawi.
Ditambahkannya, selama ini Libya tidak memiliki konstitusi, bahkan demokrasi nyaris lenyap di Libya. Bisa dibilang Libya adalah negara repubik yang bersistem monarki absolut. Itu sebabnya Khadafi bisa leluasa mengerahkan kekuatan militer, milisi, maupun tentara bayaran untuk menghadang para pemrotesnya.
Melihat kondisi tersebut, upaya untuk menggulingkan Khadafi bukan pekerjaan gampang. Kecuali ada intervensi internasional terhadap dirinya. "Yang mungkin menjatuhkan Khadafi adalah sanksi internasional seperti yang diprakarsai AS, Inggris dan Italia. kalau sanksi tersebut berjalan efektif, kekuatan Khadafi akan melemah dan mudah dilengserkan," terangnya.
Faktor lain yang bisa membuat kekuatan Khadafi melemah adalah perpecahan di dalam keluarganya. Sebab saat ini juga berkembang analisa kasus Libya ini merupakan pertarungan di internal keluarga Khadafi sendiri.
Kata Misrawi, ketujuh anak Khadafi semuanya menguasai politik dan bisnis. Nah, dalam perjalanannya beberapa anak Khadafi ternyata saling bersaing, terutama Saif al- Arab dan Saif al Islam.
Saif al Islam al Khaddafi (38) adalah Penyandang gelar PhD dari London School of Economic ini sangat fasih berbahasa Inggris. Saif banyak berkecimpung di Gaddafi International Charity and Development Foundation, sebuah badan amal yang berjasa membebaskan tawanan kelompok Islam militan di Filipina Selatan.
Dia sempat pergi meninggalkan keluarganya pada 2006 karena mengkritik pemerintahan sang ayah. Namun pada 2008 dia kembali, walaupun menegaskan tidak tertarik melanjutkan kepemimpinan ayahnya. Ketika Libya bergejolak sekarang ini, Saif al-Islam Khadafi muncul dalam televisi nasional seraya mengeluarkan
pernyataan yang kesannya seperti mengancam sekaligus menenangkan aksi protes.
Saif al-Islam sesumbar akan terus berdiri di belakang Khadafi, termasuk juga militer Libya. Dan dia juga mengatakan pihaknya akan terus melawan demonstran hingga darah terakhir.
Sementara Saif al-Arab Khadafi, saat ini diketahui masih kuliah di Munich, Jerman. Dia disebut-sebut menjadi kompetitor Saif al-Islam dalam perebutan perhatian Khadafi.
"Tapi kalau berdasarkan analisa saya, bisa dipastikan aksi di Libya ini adalah murni dari rakyat prodemokrasi untuk menumbangkan rezim Khadafi," jelasnya. (ddg/iy)
Senin, 28/02/2011 16:36 WIB
Jelang Jatuhnya Khadafi (4)
Pengganti Khadafi Bisa-bisa Militer Atau Anaknya Sendiri
M. Rizal - detikNews. http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/163647/1581327/159/pengganti-khadafi-bisa-bisa-militer-atau-anaknya-sendiri
Khadafi sendiri saat ini sudah mulai kehilangan kredibilitas politiknya di mata rakyat. Seperti banyaknya perwira tinggi militernya yang membelot, menteri dan para diplomatnya di luar negeri yang mundur, serta beberapa tentara sudah mulai ada yang melucuti senjatanya.
"Jadi ini soal waktu saja kapan dia jatuh," kata Analisis Politik Timur Tengah dari Moderat Moeslem Society, Zuari Misrawi kepada detikcom.
Meski tinggal menunggu kejatuhan Khadafi, revolusi di Libya sangat kompleks. Revolusi negara terkaya di Afrika ini beda dengan kasus Tunisia dan Mesir. Khadafi diprediksi tidak akan pernah mau mengundurkan diri seperti yang dilakukan Ben Ali ataupun Hosni Mubarak.
Pria yang dijuliki sebagai 'Anjing Gila dari Timur Tengah' oleh Presiden AS Ronald Reagan itu telah sesumbar akan mempertahankan Libya hingga titik darah penghabisan. Khadafi percaya diri tetap bertahan karena ia merasa sudah memberikan banyak untuk rakyatnya. Ia memberikan subsidi dan tunjangan kepada rakyat kecil.
Sementara itu Khadafi mengklaim sikap hidupnya sederhana. Khadafi memang agak nyentrik dalam hidupnya. Ia memilih hidup di kemah dan didampingi pengawal-pengawal wanita. Ini untuk mengesankan sang pemimpin dekat dengan masyarakat.
"Tapi seperti di dunia yang saat ini semakin terbuka ini, saya kira kekuatan kelompok menengah dan oposisi yang tak puas ini akan terus berjalan, kalau ini dihadapi dengan kekerasan akan merugikan Khadafi sendiri," kata pengamat politik Timur Tengah dari LIPI Hamdan Basyar.
Kini Dewan Keamanan PBB telah memberikan sanksi pada Libya. Sanksi mulai dari membekukan aset di luar negeri sampai melarang bepergian bagi Khadafi dan keluarganya. Sejumlah negara mulai Amerika Serikat, Inggris dan Jerman juga membekukan aset Khadafi.
Dengan hilangnya kredibilitas di dalam dan luar negeri, sekali lagi cepat atau lambat, Khadafi akan jatuh. Lalu seperti apa Libya di masa transisi pasca revolusi ini? Sulit untuk memprediksikan Libya pasca revolusi, karena kasusnya agak berbeda dengan Tunisia dan Mesir.
Di masa transisi, Libya akan kesulitan mencari tokoh yang siap memerintah untuk menggantikan Khadafi sementara. Akibat lamanya rezim Khadafi berkuasa selama empat dekade ini, Libya mengalami kesulitan dalam pengkaderan kepemimpinan, kecuali dari kalangan keluarganya sendiri.
"Bisa-bisa kalangan militer yang masuk, dan kemudian mengambil alih kekuasaan, karena tokoh sipil tidak ada yang menonjol. Libya krisis tokoh, bayangkan untuk tentara sendiri tidak ada yang pangkatnya jenderal, Khadafi sendiri pangkatnya Kolonel. Kan tidak ada yang boleh lebih dari dia, jadi negera ini yang tidak punya jenderal, ya begitu kondisi di sana aneh seperti itu," kata Hamdan.
Libya miskin tokoh sipil karena tidak adanya partai politik atau oposisi. Selama ini Khadafi hampir 100 persen menjadi pemimpin absolute. Berbeda dengan Tunisia dan Mesir yang memiliki partai politik, oposisi dan militer yang mendukung rakyat.
"Ini yang sampai sekarang belum muncul dalam konteks Libya ini. Karena memang negara ini benar-benar represif selama 40 tahun, tidak ada media atau tokoh oposisi. Sosoknya negara ini agak unik, tidak seperti di Mesir ada El Baradei, Aiman Nur, Amru Mossa, Umar Sulaeman. Di Libya ini tokoh alternatif itu hanya anaknya Khadafi sendiri, yaitu Saif Islam atau Saif Arab," jelas pengamat Timur Tengah Zuairi Misrawi.
Sejumlah analis politik Timur Tengah mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di Libya saat ini juga merupakan pertarungan di internal keluarga Khadafi sendiri. Khadafi memiliki 7 anak, dan semuanya menguasai politik dan bisnis. Di dalamnya ada pertarungan di dalam antara Saif Al Islam dan Saif Al Arab.
"Nah, bungsu yang selalu bersama dengan Khadafi adalah Saif Al Islam. Jadi Saif Arab adalah kompetitor dari Syaif Al Islam. Jadi ini ada pihak bahwa ini pertarungan internal rezim Khadafi. Tapi saya pastikan ini adalah rakyat prodemokrasi dan rezim Khadafi,” ujarnya.
Sementara pendapat agak berbeda diutarakan Sekretaris Kerjasama Timur Tengah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dawam Sukardi, bahwa tokoh atau figur pengganti Khadafi pasti akan muncul pada waktunya yang tepat.
"Tokoh pasti akan muncul pada saat yang tepat. Kalau untuk sekaliber Khadafi memang tidak ada. Tapi dari sisi lain, tokoh yang demokratis banyak. Siapa, saya tidak bisa menyebut nama karena soal itu di sana tertutup sekali. Tapi kalau dikatakan tidak ada tokoh tidak benar, masih ada tokoh, yang demokratis juga banyak. Mereka baru akan nampak setelah Khadafi lengser," ungkapnya.
Sesungguhnya analisa2 para pendukung pemerotes Qaddafi adalah bagian dari skenario para vested yang berkepentingan dengan AS-NATO-Israel, bukan untuk benar2 kepentingan Rakyat Libya. Mereka itu sepertinya benar2 memiliki jiwa kerakyatan, kemanusiaan yang sangat besar... Padahal kenyataannya.. apa yang dibuat AS-NATO-Israel dibelahan bumi Timur Tengah, Asia dan juga dengan para antek2nya didaratan Asia Tenggara terhadap Rakyat yang sesungguhnya [Lihatlah bagaimana perlakuan Israel di Palestina, Gaza, Jerusalem Timur dan Lebanon dan juga terhadap Syria dan Jirdania, Perlakuan AS-NATO di PBB, juga di Iraq dan Afghanistan dan juga bagaimana perlakuan antek2 AS-NATO-Israel al;Singapore-Australia-Malaysia-& juga antek2nya di Indonesia terhadap Rakyat dan Negara Indonesia, dimana mereka selalu memprovokasi dan merongrong dan menyudutkan dan mengatif rakyat Indonesia dan umat Islam Indonesia dan mereka menyokong para pemberontak di Papua dan tempat2 lainnya...dan selalu mebuat kisruh dengan berbagai issu provikasi.. dengan...menyokong para Liberalis, aliran Kristen Agressif... yang merongrong umat Islam dan aliran2 sesat..yang juga merongrong umat Islam yang sudah jelas.. Ini..bukti...nyata... dan sudah sangat sering.dilakukan..bahkan disokong oleh orang2yg merasa pandai.. tetapi buta agama.....membuat rakyat dan umat Islam sangat marah dan selalu digoyang2 ... Nah.. Bukalah mata hati Sdrku.. dan Bangkitlah untuk bersatu..untuk keutuhan negeri ini dan umat Islam yang kaffah..Bersatulah......kan...Apalagi...hayyo...Sdrku]. Mereka para penyokong pemerotest itu hanyalah orang2 yang sudah terbiasa mendapat bayaran dari induk semang mereka..para Penjajah dan Penjajah Model baru. Mereka itu adalah sebenarnya... bisa jadi adalah antek2 para Kapitalis Penjajah... Hati2.. Rakyat Libya. AS-NATO-Israel mengincar Migas dan mineral di Libya, Aljazair dan Kawasan Afrika..... Nah tentu untuk keamanan industri dan keuangan serta tentara mereka..para Penjajah itu... khususnya di Eropan dan Israel... Waspadalah....
BalasHapusInfo pariwisata indonesia Tempat Pariwisata Indoensia
BalasHapusTujuan Pariwisata di Indonesia Wisata Kuliner wisata kuliner dan budaya di Indonesia
Berita Pariwisata di Indonesia
Berita online terkini berita online terkini Berita nasional terkini dan terlengkap
Berita terbaru pemerintahan jokowi jk Berita otomotif terbaru
Berita terbaru motor besar honda big bike
berita tekno update Berita Tekno Berita Gadget Terbaru Berita Terbaru Android Lollipop