Minggu, 13 Februari 2011

Ahmadiyah dan Kitab2 Sucinya yang dianut secara keseluruhan, serta sikap Negara terhadap Pengaturannya yang seharusnya jelas dan tegas dalam memposisikan Ahmadiyah ini secara tegas dan jelas, dan jangan hendaknya menjadi dibiarkan mengambang, kabur dan bias. Secara terbuka Ahmadiyah seolah-olah merujuk sepenuhnya kepada Al Qur'an dan hadis Rasulullah Muhammad SAW. Tetapi setelah didalami ternyata exclusivisme-nya sangat memuliakan Ghulam Ahmad dan Tanah Suci Qodian. Kitab Tadzkirah yang semula disampaikan dengan bagian2 dan buku2 kecil dan atau berupa buletin2, kemudian dikodifikasikan dan dirangkum menjadi Kitab yang secara keseluruhan merupakan Kitab Rujukan Pelaksanaan Peribadatan yang cenderung sangat menyimpang dari Aqidah Islam sesungguhnya. Apabila Pemerintah ingin melindungi Ahmadiyah maka seyogianya Ahmadiyah diberi tempat sebagai Aliran Baru Diluar Agama Islam [tidak menggunakan istilah madzhab atau ajaran keislaman], dan tidak dicampurkan dengan nama Islam. Berbeda dengan Sunny dan Syiah yang semuanya masih bersumber hanya kepada Al Qur'an, dan Sunnah dan perbedaannya dalam memuliakan AhlulBait [dan menganut imamiyah], dan tidak ada melebihkannya atau menyamakannya dengan Allah atau Nabi Muhammad atau Rasul2 lainnya. Risalah serta Qiblatnya tetap kepada Makkah. Dalam Ahmadiyah memang ada pencampuran dan se-akan2 kesempurnaannya ada di Qodian. Ini menarik, karena konon, Ghulam Ahmad belum pernah naik haji, entah apa alasan sebenarnya, dan juga kebenarnnya perlu diteliti lebih lanjut. Ghulam Ahmad dikenal sebagai pemuda cerdas, pintar dan berambisi. Dalam sejarah kolonial India, Ghulam Ahmad dikenal sebagai kolaborator Penjajah Inggris di India, masa itu belum ada Pakistan. Untuk meredam dan mengeliminir pejuang2 Muslim untuk kemerdekaan India, maka Ghulam Ahmad sangat disokong kuat [perlindungan dan keuangan] oleh Penjajah Inggris agar meredam dan mengeliminir para pejuang muslim yang melawan Inggris tersebut. Mungkin Gerakan Ahmadiyah [Ghulam] bukan satu2nya Aliran yang digunakan oleh para Penjajah, seperti di Indonesia terkenal Van der Plas [Snouck Hurgonje, pemuda cerdas bangsa Belanda yang sengaja ingin memecah belah ummat Islam Indonesia, dan mahir berbahasa Arab dan juga Indonesia, dengan cara belajar agama Islam di Arab, selama 10 tahun dan mengajarkan ayat2 yang terpotong-potong dan hanya bagian2 yang membuat masyarakat Islam awam mendapat ajaran yang menyesatkan, hal ini bertentangan dengan ajaran para ulama, sehingga timbulah perbedaan paham2 yang kemudian berbaur dengan berbagai aliran klenik dan paham2 sempalan. sehingga pesan para ulama menjadi berbenturan dimasyarakat, dan persatuan Islam terpecah belah] yi. dengan system adu domba sesama ummat Islam yang dengan hanya perbedaan yang tidak prinsip atau dengan penyimpangan2 prinsip. Dalam hal Ghulam Ahmad denga n konsep Ahmadiyah-nya sungguh suatu konsep yang terorganisir dan memiliki tujuan2 yang terarah dan dengan perlindungan dan sokongan politik dan keuangan Penjajah Inggis waktu itu, dimana, bisa jadi dengan kepiawaian dan kepandaian Ghulam yang pada dasarnya sangat berpendidikan itu, pada awalnya umat Islam bisa saja terpesona oleh konsep2nya yang modern dan pemikiran2 ala Barat, dizaman itu. Tetapi setelah pendalamannya, seperti dalam konsep Tadzkirah, maka aqidah dan ajarannya akan sangat jauh menyimpang dari dasar dan prinsip asli Nabi dan rasulullah Muhammad SAW. Bahkan konon, ummat Islam yang diluar Ahmadiyah dikategorikan sebagai golongan Kafir, walaupun sembahyang dan puasa sebagaimana lazimnya ummat Islam. Bahan apabila sholat di masjid Ahmadiyah, bagi ummat Islam diluar kelompok Ahmadiyah, maka tempat itu harus dibersihkan lagi, karena dianggap tidak suci, alias mengandung najis. Entahlah... Semoga saja masalah ini segera diselesaikan dengan se-baik2nya, dengan menempatkan Ahmadiyah pada aliran tersendiri, atau dibubarkan, agar ummat Islam lainnya tidak merasa dicemarkan dengan konsep ajaran2nya yang secara keseluruhan mengandung penyimpangan2 yang prinsip. Masalah apakah ini muslim atau bukan muslim, kiranya MUI dan para Tokoh agama dan ulama Islam Sedunia [ Alam Islamy] seyogianya segera menyikapinya dengan tegas dan jelas. Hal ini jangan hendaknya menimbulkan kerancuan bagi orang awam dalam menggunakan rujukan dan pembelajaran agama secara jujur, murni dan konsekwen. Kejujuran ulama [MUI] dan kejujuran ahli2 dari Ahmadiyah harus terbuka kepada umum, jangan ada cara2 penipuan dan mempolitisir ajaran agama, sehingga menimbulkan berbagai kekisruhan, baik secara keyakinan, pemikiran dan pemahaman, maupun yang bersifat fisik dan kerusakan. Bagi para Pemimpin politik dan para oportunis janganlah mempertahankan kebiasan ini, semata-mata untuk kepentingan dan keuntungan pihak2 tertentu, sedangkan masyakat dan umat menjadi korban ambisi dan keserakahan kaum politisi dan oportunis, sebagaimana dilakukan para Penjajah Inggris dan Belanda memanfaatkan dan melanggengkan penjajahan dinegeri-negeri jarahan mereka. Waspadalah ummat Islam. Teguhkan Aqidah dan persatuan. Kembalilah kepada kemurnian ajaran Islam secara lurus dan kaffah. Kuatkan silaturahim dan persaudaraan. Awas Dajjal akhir zaman dengan berbagai tipu dan muslihat syaithan yang berupa jin dan manusia dengan kobaran ganasnya hawa nafsunya. Mereka ingin memadamkan ayat2 Allah dengan berbagai cara dan seni gamic dan seni politik liberalism [paham kebebasan tanpa batas2 moral, yang menghalalkan segala cara] yang tamak. Waspadalah ummat Islam. Para cendekiawan Islam harus membela Islam dengan benar. Jangan sekali-kali menjual kepintaran dan ayat2 Allah kepada kepentingan syaithan dan hawa nafsu serakah. Kembalilah kepada Persatuan ummat dan kokohkan ikatan perjuangan dan persaudaraan. Bersatulah hai seluruh ummat Islam dalam satu Kekuatan dan wadah ummat yang lurus dan kaffah. Bangkitlah ummat Islam. dan jangan gentar dan khawatir dalam berjihad untuk Islam dan tegaknya syariah Islam yang lurus dan kaffah. Insya Allah kita dalam perlindungan dan hidayah Allah Maha Agung Maha Jaya. Amin.

Tazkirah Bukan Kitab Suci Ahmadiyah

 Sekelompok Orang memfitnah bahwa "KITAB SUCI ORANG AHMADIYAH ADALAH AL-TADZKIRAH YAITU WAHYU YANG SUCI". (Dalam Tadzkirah hal.1.)(Selebaran  Maklumat FPI).
JAWABAN  dari Kelompok Ahmadiyah:
Perhatikanlah baik-baik kalimat yang  tertulis di halaman sampul buku Tadzkirah! Disitu tertulis: TADZKIRAH YAKNI WAHYU MUQADDAS RU’YA WA  KUSYUF  HAZRAT BANI SILSILAH AHMADIYAH “.dan tidak tertulis “TADZKIRAH YAKNI KITAB MUQADAS……..dan seterusnya.” Bagi orang yang sedikit punya ilmu bahasa Arab akan mengerti apa itu SIFAT MAUSUF. Jadi sifat Muqaddas yang artinya suci dari Allah Swt. serta terbebas dari syaitani adalah tertuju kepada sifat dari Wahyu, ru’ya dan kasyaf yang ada di dalamnya dan bukan sifat dari buku atau kitab itu! (harap maklum, bahwa kata ‘buku’ di dalam bahasa Arab dan Urdu adalah ‘kitab’. Jadi artinya yang TEPAT dan BENAR serta AKURAT adalah “ TADZKIRAH YAKNI (YAITU) WAHYU SUCI, RU’YA DAN KASYAF  PENDIRI SILSILAH AHMADIYAH. Alhasil, sangat KELIRU kalau diterjemahkan atau dikatakan  KITAB SUCI ATAU KITAB SUCI TADZKIRAH!! Pendek kata, sudah menjadi harga mati  bahwa Kitab suci orang Muslim Ahmadiyah adalah Al-Qur’an yang 30 juz. Satu ayat bahkan satu huruf atau satu titik pun tidak ada yang dikurangi atau ditambah. Dan Jemaat Muslim Ahmadiyah dalam umurnya yang ke 119 tahun atau dalam Jublium 100 tahun Khilafatnya sedang menyelesaikan untuk menerjemahkan Alquran kedalam  100 bahasa dunia serta  telah berhasil   mengajarkan dan menyebarkannya di 190 negara di dunia. Sedangkan tentang Tadzkirah, seperti diterangkan di halaman 1 diatas yang artnya TADZKIRAH YAKNI(YAITU) WAHYU SUCI, RU’YA, KASYAF DARI PENDIRI SILSILAH AHMADIYAH awalnya adalah berupa catatan-catatan pendiri  Ahmadiyah tentang kasyaf, ilham, wahyu dan mimpi-mimpi yang benar yang beliau terima sendiri dari Allah Ta’ala dan beliau catat dibanyak buku, selebaran atau majalah-majalah yang diterbitkan di zaman beliau. Setelah 27 tahun beliau meninggal (jadi Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tidak mengetahui), yaitu tahun 1935 catatan-catatan itu  dikumpulkan, dihimpun, dan diberi nama ‘Tadzkirah’. Sebelum tahun 1935 – saat Ahmadiyah telah berdiri di dunia selama 46 tahun – kumpulan catatan itu belum mempunyai nama. Jadi, nama Tadzkirah itu baru ada setelah dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1953. Sedangkan cetakan ke-2 dan ke-3 diterbitkan masing-masing pada tahun 1956 dan 1969. karena itu, mengatakan bahwa Tadzkirah adalah kitab sucinya Ahmadiyah adalah perkataan yang sangat janggal dan hujatan palsu yang sangat keji. Di India dan Pakistan sendiri tidak pernah ada hujatan semacam ini.

Pendiri Ahmadiyah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad MENEGASKAN : “tidak ada yang masuk kedalam Jamaah kami kecuali orang yang telah masuk Islam dan mengikuti Kitab Allah Al-Qur’an dan Sunnah-sunnah junjungan kami, Muhammad Saw. yang merupakan sebaik-baiknya ciptaan serta telah yakin benar berkenaan dengan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pengasih dan Rasul-Nya, Hari Qiamat, Surga dan Neraka; dan ia (setiap Ahmadi) berjanji dan berikrar tidak akan memilih agama selain AGAMA ISLAM serta ia akan mati di atas agama ini, yaitu agama fitrah dengan berpegang teguh kepada Kitab Allah Yang Maha Tahu dan mengamalkan setiap apa yang terbukti sebagai sunnah, Al-Qur’an dan Ijma’ Sahabat yang mulia; dan siapa yang mengabaikan tiga hal ini, sungguh ia telah membiarkan jiwanya dalam Api Neraka”.  ( RUHANI KHAZAIN,19 : 315 )

Senin, 21 Januari 2008

Tadzkirah Kitab Suci Ahmadiyah?

 
Penjelasan mengenai tadzkirah ini saya tulis untuk menyingkap tabir gelap dari fakta yang ada. Pertanyaan penting dalam pembahasan ini adalah Apa pendapat Ahmadiyah tentang tadzkirah itu sendiri? Hal ini penting karena faktanya, kendatipun satu fihak mengatakan tadzkirah adalah sebagai kitab suci Ahmadiyah tetapi dari fihak lain yaitu Ahmadiyah tidak lah mempunyai pendapat seperti yang dialamatkan oleh pihak pertama tadi. Kedua adalah Mengapa Isi dari Tadzkirah yang di klaim sebagai kumpulan wahyu itu mempunyai kesamaan redaksional kata dengan ayat-ayat yang terdapat dalam Alquran. Dari hal ini Ahmadiyah telah melakukan pembajakan Alquran, suatu istilah yang sekarang popular dialamatkan kepada Ahmadiyah bekaitan dengan tadzkirah ini. Permasalahan-permasalahan ini lah yang akan dibahas di dalam tulisan singkat saya ini. Semoga para pembaca dapat memahami niat baik kami untuk menjelaskan fakta sebenarnya, jangan sampai dengan isu-isu miring di luar akan menjadikan bahan stigma tehadap Ahmadiyah, dan yanglebih dihindari adalah jangan sanpai stigma yang terbentuk menjadi sesuatu yang namanya fitnah.



Sejarah Tadzkirah

Sebelumnya mari kita tempatkan dulu tadzkirah di posisi sebenarnya, supaya jangan ada anggapan yang merupakan kesimpulan sepihak, untuk itu kita patut mengetahui terlebih dahulu sejarah adanya buku yang namanya tadzkirah. Tadzkirah itu salah satu artinya adalah sebuah catatan, biografi, kenangan. Dari itu memang demikian adanya bahwa Tadzkirah itu berisikan kumpulan wahyu-wahyu, kasyaf-kasyaf serta mimpi yang diterima oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah dalam hidupnya selama lebih dari 30 tahun. Bahasa sederhananya adalah tadzkirah itu merupakan koleksi wahyu, kasyaf, mimpi yang berceceran di dalam tulisan-tulisan Pendiri jemaat Ahmadiyah dan dikumpulakan menjadi satu buku yang dinamakan tadzkirah.

Tadzkirah sendiri belum ada di zaman hazrat Mirza Ghulam Ahmad hidup, melainkan buku itu dibuat kemudian atas prakarsa Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad pada sekitar Tahun 1935, berselang 27 tahun setelah kewafatan Mirza Ghulam Ahmad. Beliau menginstruksikan kepada Nazarat ta’lif wa tashnif, sebuah biro penerangan dan penerbitan Jamaah Ahmadiyah pada waktu itu untuk menghinpun wahyu-wahyu, kasyaf-kasyaf dan mimpi-mimpi yang terdapat dalam berbagai macam terbitan (buku-buku, jurnal-jurnal, selebaran, majalah dan berbagai surat kabar) yang mana materi terbitan itu telah disebarkan lepada umum pada saat itu. Selain itu, dari catatan-catatan harian Mirza Ghulam Ahmad juga ditemukan keterangan mengenai pengalaman ruhani beliau dan juga adanya kesaksian para sahabat beliau, anggota keluarga, kerabat, dll dimana mereka diberitahu oleh Mirza Ghulam Ahmad mengenai wahyu, kasyaf yang beliau terima dari Allah. Untuk maksud itu dibentuklah sebuah panitia yang terdiri dari Mln Muhammad Ismail, Syekh Abdul Qadir dan Mlv Abdul Rasyid. Panitia tersebut menyusun buku tadkirah secara sistematis dan kronologis. Setelah pekerjaan itu selesai maka buku tersebut diberi nama tadzkirah.

Inilah sejarah singkat dari tadzkirah itu yang diharapkan bisa menjadi bahan acuan. Mungkin ada satu anggapan bahwa kalaupun kenyataannya seperti itu tetapi Ahmadiyahlah manjadikannya sebagai kitab suci, kalau seperti itu anggapannya maka itu hanyalah prasangka semata, karena Ahmadiyah tidak memiliki kitab suci kecuali Alquran Kariim yang diturunkan oleh Allah taala kepada wujud suci Rasulullah saw. Istilah “tadzkirah sebagai kitab suci" justru dipopulerkan oleh M. Amin Jamaluddin dalam buku karangannya yang berjudul Ahmadiyah dan Pembajakan Alquran. Jadi bukan Ahmadiyah dan memang demikian adanya bahwa Ahmadiyah tidak pernah dan takkan penah menganggap seperti itu, bahwa tadzkirah adalah kitab suci Ahmadiyah, titik! Dimanapun, didalam literature-literatur jemaat Ahmadiyah maupun dalam ceramah-ceramah atau dalam obrolan-obolan rignan sekalipun.

Yang menjadi keberatan dan mungkin ini juga yang dijadikan bahan kesimpulan yang mengatakan tadzkirah merupakan Kitab suci Ahmadiyah adalah mengapa di dalam tadzkirah terdapat wahyu-wahyu yang secara redakdional katanya sama dengan Alquran. Ya memang benar, tetapi itu bukanklah kehandak yang menerima. Tujuannya adalah untuk memberikan penekanan atas beberapa aspek konotasi dan penerapannya terhadap lingkungan –lingkungan dan keadaan-keadaan tertebtu.

Wahyu-wahyu uyang diterima oleh Mirza Ghulam Ahmad memang sebagian sama seperti yang kita temukan di dalam Alquran berupa pengulangan harfiah namun statusnya bukanlah wahyu-wahyu syariat. Ia mengandung makna-makna dan falsafah tertentu yang ingin diutarakan oleh Allah taala kepada hamba pilihannya sesuai dengan kehendak-Nya. Ini bukanlah pembajakan ayat-ayat suci Alquran, sedikitpun tidak mengurangi status Alquran sebagai kitab syariat yang paling sempurna. Justru hal itu menggambarkan kesempurnaannya. Salah satu sifat Allah taala adalah Mutakallim ( Maha berkata-kata) tidak ada tertera di dalam Alquran maupun ditempat lainnya bahwa setelah Alquran itu selesai diturunkan maka Allah tidak mau berkata-kata lagi dan akan membuang sifat-Nya yang satu itu untuk selamanya. Dia akan tetap berkata-kata, sedangkan manusia tidak bisa mendikte Allah Taala untuk tidak mengucapkan kembali apa-apa yang telah dan pernah Dia ucapkan sebelumnya.
Selain dari itu adanya pengulangan ini juga menunjukkan ketauhidan yang merupakan intisari daripada Islam, yakni Allah yang dahulu telah berkata-kata kepada Rasulullah saw serta yang telah menurunkan Alquran, Dia itu jugalah yang kini telah berkata-kata dengan hamba pilihan-Nya, bukan Tuhan yang lain.

Salahkah jika seseorang mendapatkan wahyu seperti itu? Tokoh sufi terkenal yang dijuluki
Asy-Syaikhul Akbar dan juga dijuluki Khatamul Aulia, yakni Imam Muhyiddin Ibnu Arobi menegaskan bahwa ayat-ayat suci Alquran dapat turun sebagai wahyu kepada para waliyullah dan hal itu tidak berarti mengurangi kehormatan Alquran atau membajak Alquran. Beliau menuliskan:

“Tanazzalul-quraa alaa quluubil awliyaa maa inqotho’a ma’a qawnihi mahfuuzan lahum walaakin lahum zuuqul-inzaal wahaaza liba’dhihim”
Artinya:”Turunnya Alquran ke dalam hati para wali tidaklah terputus. Bahkan pada mereka ia terpelihara dalam bentuk yang asli. Namun ia diturunkan kepada para wali adalah untuk memberikan cicipan rasa turunnya sebagian mereka”.(Futuhaat makiyyah Jil.2 h.258, bab:159)

Ibarat di dalam taman yang asri terdapat ribuan jenis pohon dengan beragam buah dan bunga, demikian pula halnya terbukti bahwa di dalam lembaran sejarah Islam terdapat wujud-wujud suci yang mendapat karunia berkomunikasi dengan Allah taala melalui wahyu, ilham, rukya dan kasyaf. Diantara wahyu-wahyu itu ada yang mirip kata-katanya dengan yang tercantum di dalam ayat-ayat suci Alquran. Bagi orang-orang yang tidak paham dan tidak pernah menghayati pengalaman rohani, sudah barang tentu akan menuduh para wujud suci itu sebagai pembajak Alquran pula, naudzubillah. Tetapi memang demikian faktanya bahwa bukan hanya Mirza Ghulam Ahmad saja yang mendapatkan wahyu Qurani malainkan banyak juga para tokoh-tokoh suci yang mengalami hal yang serupa. Berikut akan dituliskan mereka-mereka yang mendapatkan pengalaman rohani tersebut.

1. Imam Muhyiddin Ibnu Arabi menuliskan di dalam bukunya Futuhaat Makiyyah jilid 3, hal 367, bahwasannya beliau menerima wahyu qurani sebagai berikut:
Qul aamana billahi wama unzila ilayba wama unzila ilaa ibroohiim wa ismaa;iila wa ishaaqo, waya;quuba walasbaathi wama uutiya muusa wa’iisaa wama uutiyannabiyyuuna mirrobbihim, laa nufarriqu bayna ahadim minhum wanahnu lahu muslimuun”. (Wahyu ini adalah bentuk pengulangan dari surah Albaqarah:136)
2. Khawajah Miir Dard rahmatullah alaih di dalam kitab beliau yang berjudul Ilmul kitab hal. 64 menyatakan bahwa beliau menerima wahyu yang bebunyi sebagai berikut:
Waanzir asyiirotakal aqrobiin (terdapat dalam surah Asysyu’ara:214)
Kemudian: “Walaa tahzan ‘alaihim walaa takun fii dhoyyiiqim mimma yamkuruun” (terdapat dalam surah An-naml:70)
Demikian pula: “Wamaa anta bihaadil umyi ‘an dholaalatiihim” (Terdapat dalam Alquran Surah An-Naml:80)
2. Abdullah Ghaznawi, seorang tokoh waliyullah dan mulham yang masyhur di india, sebagaimana tercantum di dalam buku Itsbatul ilhaam wal bai’at karangan Mlv Abdul Jabbar Ghaznawi dan buku Swanah-e Umri Molwi Abdullah Ghaznawi oleh Mlv. Abdul Jabbar Ghaznawi dan Mlv Ghulam Rasul, cetakan Mathbu’ah Alquran, Amritsar, disebutkan bahwa Abdullah Ghaznawi menerima wahyu ssbb:

“Fashbir kamaa shobaro ‘ulul azmi minarrusul” (Terdapat dalam Alquran dalam Surah Al-Ahqaf:35)

kemudian :”Washbir nafsaka m’aalladziina yaduuna robbahum bil ghodaati wal asyiyyi” (Terdapat dalam Alquran surah Al-Kahfi:28)

Demikian pula:”Fashollili robbika wanhar” (Terdapat dalam, Alquran surah Al-Kautsar:3)
Demikain pula:“Walaa tuthi’ man aghfainaa qolbahuu ‘an Dzikrinaa wattaba’a hawaahu” (Terdapat dalam Alquran Surah Al-Kahfi:28)

3. Dalam futuhul Ghoib Syekh Abdul Qadir Jaelani bersabda: “Tughnaa watusyajja’ waturfa’ wa tukhootobu biannakal yauma ladainaa makiinun Amiin” bagian akhir ini pun terdapat di dalam ayat Alquran.
4. Kemudian dalam Al Matholib Jamaliyah, berkenaan dengan Imam Syafii Al Ustaad As sahaani menulis sebuah kitab bahwa Imam Syafii melihat Tuhan dalam mimpi dan berdiri dihadapan beliau. Maka, Tuhan memanggil beliau. “wahai Muhammad bin Idris, tegaklah diatas agama Muhammad dan janganlah sekali bergeser dari itu. Kalau tidak, kamu sendiri akan sesat dan akan menyesatkan orang-orang, Apakah kamu bukan imam orang-orang? Kamu janganlah sama sekali takut pada raja itu, bacalah ayat ini, (Q.S Yaasin:8 yang artinya:” Sesungguhnya Kami telah memadang belenggu di leher mereka lalu tangan mereka diangkat ke dagu, maka mereka itu tertengadah”) Imam Syafii berkata, “maka saya bangun dengan kudrat Tuhan ayat meluncur dari lidah saya.

Dari contoh wahyu-wahyu yang diterima oleh wujud suci tersebut diatas nampak jelas ada wahyu-wahyu uyang diterima oleh wujud-wujud suci tersebut di atas, nampak jelas ada wahyu-wahyu yang hanya barupa ayat-ayata Alquran ada yang bukan ayat Alquran dan ada yang merupalan campuran antara ayat-ayat Alquran dan yang bukan.

Syekh Muhyiddin Ibnu Arobi sendiri menerangkan lebih lanjut dalam buku Futuhatul Makiyyah juz II hal 236. “Semua macam wahyu Allah ini terdapat pada hamba-hamba Allah, yakni para wali. Ya, Wahyu yang khusus untuk para nabi dan wali-yang mereka tidak dapatkan-adalah wahyu syariat. Jadi wahyu yang di dalamnya terdapat hukum baru tidak akan turun. Jika ada nabi dalam umat ini yang dibangkitkan dan dia memperoleh wahyu maka tidak halangan dari segi akal dan nash, dengan syarat didalamnya tidak ada hal yang bertentangan dengan Alquran”

Abdul Wahhab Asysya’roni rh berkata dalam Al Yawaakitul Jawaahir juz II hal.84 sebagai berikut:
“Kita tidak mendapat mpemberiutahuan dari Tuhan bahwa sesudah RASululllah saw ada wahyu syariat yang akan turun tetapi untuk kita, wahyu dan ilham pasti ada”
Dalam hal ini kata-kata wahyu dan ilham digunakan supaya para pembaca memperhatikan dan sama sekali jangan lupa bahwa wahyu yang di dalamnya tidak ada perintah baru menentang perintah Alquran itulah yang bisa turun dan wahyu syariat ataupun wahyu kenabian yang membawa hukum baru tidak akan turun lagi.

‘Allamah Ullusi dalam tafsir beliau Ruhul Ma’ani berkata: “Kalian hendaknya mengetahui bahwa sebagian ulama mengingkari turunnya malaikat/wahyu pada hati selain nabi sebab mereka tidak merasakan lezatnya. Jelasnya bahwa malaikat itu turun tetapi dengan syariat nabi Kita saw. 
http://muslim-ahmadi.blogspot.com/2008/01/tadzkirah-kitab-suci-ahmadiyah.html 
 

Menjawab Kebohongan Ahmadiyah

Berbagai aliran sesat sudah terbiasa menggunakan kiat-kiat untuk mengelabui dan membohongi masyarakat dalam menyebarluaskan paham-pahamnya. Berbagai kebohongan, pengaburan, dan tipu daya juga seringkali dimunculkan dalam kasus seputar Ahmadiyah. Pada tanggal 3 Januari 2008, Jemaat Ahmadiyah Indonesia berkirim surat berupa “Ringkasan Penjelasan tentang Jemaat Ahmadiyah Indonesia” kepada Azyumardi Azra di kantor Sekretariat Wakil Presiden.
Tulisan ringkas berikut ini merupakan jawaban-jawaban ringkas dan jitu untuk meluruskan beberapa penjelasan kaum Ahmadiyah, seperti dalam surat mereka ke Azyumardi Azra di kantor Wapres tersebut. Berikut ini beberapa penjelasan Ahmadiyah dan jawaban kita. Ahmadiyah mengatakan:
1. “Syahadat kami adalah syahadat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: “Asyhadu anlaa-ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.”
Jawab kita:
Kita perlu berhati-hati dan mencermati pengakuan semacam itu. Sejak berdirinya, Jemaat Ahmadiyah sudah mengaburkan makna syahadat, meskipun lafalnya sama dengan syahadat orang Islam. Kaum Ahmadiyah mengklaim bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah juga Muhammad dan Rasul Allah. Simaklah buku Memperbaiki Kesalahan (Eik Ghalthi Ka Izalah), karya Mirza Ghulam Ahmad, yang dialih bahasakan oleh H.S. Yahya Ponto, (terbitan Jamaah Ahmadiyah cab. Bandung, tahun 1993). Di situ tertulis penjelasan terhadap ayat al-Quran berikut ini:
محمد رسول الله والذين معه أشداء على الكفار رحماء بينهم …
Dalam buku ini, Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan, siapa yang dimaksud dengan “Muhammad” dalam ayat tersebut, yakni: “Dalam wahyu ini Allah SWT menyebutku Muhammad dan Rasul…(hal. 5).
Jadi, inilah perbedaan keimanan yang sangat mendasar antara Ahmadiyah dengan orang Muslim. Sebab, bagi umat Islam, kata Muhammad dalam syahadat, adalah Nabi Muhammad saw yang lahir di Mekkah, bukan yang lahir di India. Lebih jauh lagi, dikatakan dalam buku ini:
“Dan 20 tahun yang lalu, sebagai tersebut dalam kitab Barahin Ahmadiyah Allah Taala sudah memberikan nama Muhammad dan Ahmad kepadaku, dan menyatakan aku wujud beliau juga.” (Hal. 16-17). “….. Dalam hal ini wujudku tidak ada, yang ada hanyalah Muhammad Musthafa SAW, dan itulah sebabnya aku dinamakan Muhammad dan Ahmad.” (Hal. 25)
Dalam Majalah Bulanan resmi Ahmadiyah “Sinar Islam” edisi 1 Nopember 1985 (Nubuwwah 1364 HS), rubrik “Tadzkirah”, disebutkan:
“Dalam wahyu ini Tuhan menyebutkanku Rasul-Nya, karena sebagaimana sudah dikemukakan dalam Brahin Ahmadiyah, Tuhan Maha Kuasa telah membuatku manifestasi dari semua Nabi, dan memberiku nama mereka. Aku Adam, Aku Seth, Aku Nuh, Aku Ibrahim, Aku Ishaq, Aku Ismail, Aku Ya’qub Aku Yusuf, Aku Musa, Aku Daud, Aku Isa, dan Aku adalah penjelmaan sempurna dari Nabi Muhammad SAW, yakni aku adalah Muhammad dan Ahmad sebagai refleksi. (Haqiqatul Wahyi, h. 72).” (Hal. 11-12)
Sekali lagi, yang menjadi masalah adalah bahwa bagi kaum Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad juga mengaku sebagai Muhammad saw, sebagaimana disebutkan sebelumnya. Bahkan, dalam buku Ajaranku, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Yayasan Wisma Damai, Bogor, cetakan keenam,1993, disebutkan: “….. di dalam syariat Muhammad s.a.w akulah Masih Mau’ud. Oleh karena itu aku menghormati beliau sebagai rekanku …..” (Hal. 14)
Ahmadiyah mengatakan;
2. “Kitab Suci kami hanyalah Al Qur’anul Karim.” Ahmadiyah juga mengatakan, bahwa “Tadzkirah” bukanlah kitab suci mereka, tetapi merupakan pengalaman rohani Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang dikumpulkan dan dibukukan serta diberi nama Tadzkirah oleh pengikutnya pada tahun 1935 (27 tahun setelah Mirza Ghulam Ahmad meninggal dunia tahun 1908).
Jawab kita:
Penjelasan Ahmadiyah ini juga tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam kitab Tadzkirah yang asli tertulis di lembar awalnya kata-kata berikut ini: “TADZKIRAH YA’NI WAHYU MUQODDAS”, artinya TADZKIRAH adalah WAHYU SUCI. Jadi, kaum Ahmadiyah jelas menganggap bahwa kitab Tadzkirah adalah “wahyu yang disucikan”. Karena itu, sangat tidak benar jika mereka tidak mengakuinya sebagai Kitab Suci. Sangat jelas, mereka memiliki kitab suci lain, selain al-Quran, yaitu kitab Tadzkirah.
Tentu saja, umat Islam seluruh dunia menolak dengan tegas, bahwa setelah Nabi Muhammad saw, ada nabi lagi, atau ada orang yang menerima wahyu dari Allah SWT. Dalam buku Apakah Ahmadiyah itu? Karangan HZ. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad disebutkan:
“Hadhrat Masih Mau’ud a.s tampil ke dunia dan dengan lantangnya menyatakan, bahwa Allah Ta’ala bercakap-cakap dengan beliau dan bukan dengan diri beliau saja, bahkan Dia bercakap-cakap dengan orang-orang yang beriman kepada beliau serta mengikuti jejak beliau, mengamalkan pelajaran beliau dan menerima petunjuk beliau. Beliau berturut-turut mengemukakan kepada dunia Kalam Ilahi yang sampai kepada beliau dan menganjurkan kepada para pengikut beliau, agar mereka pun berusaha memperoleh ni’mat serupa itu.” (hal. 63-64).
3. “Kami warga Jemaat Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan mengkafirkan orang Islam di luar Ahmadiyah, baik dengan kata-kata maupun perbuatan.”
Jawab kita:
Pengakuan kaum Ahmadiyah ini pun nyata-nyata tidak sesuai dengan fakta yang ada pada buku-buku dan terbitan mereka. Dalam buku Amanat Imam Jemaat Ahmadiyah Khalifatul Masih IV Hazrat Mirza Tahir Ahmad Pada Peringatan Seabad Jemaat Ahmadiyah Tahun 1989 terbitan Panita Jalsah Salanah 2001, 2002 Jemaat Ahmadiyah Indonesia, disebutkan:
“Saya bersaksi kepada Tuhan Yang MahaKuasa dan Yang Selamanya Hadir bahwa seruan Ahmadiyah tidak lain melainkan kebenaran. Ahmadiyah adalah Islam dalam bentuknya yang sejati. Keselamatan umat manusia bergantung pada penerimaan agama damai ini.” (Hal. 6)
“Bilakhir, perkenankanlah saya dengan tulus ikhlas mengetuk hati anda sekalian sekali lagi agar sudi menerima seruan Juru Selamat di akhir zaman ini.” (Hal. 10)
Bahkan, Ahmadiyah punya istilah sendiri untuk menamai para pengikut ajarannya, dengan tujuan membedakan diri dari orang-orang Islam lainnya:
Dalam buku Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad – Imam Mahdi dan Masih Mau’ud Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, cetakan kedua, 1995, disebutkan:
“Pada tahun 1901, akan diadakan sensus penduduk di seluruh India. Maka Hazrat Ahmad as. menerbitkan sebuah pengumuman kepada seluruh pengikut beliau untuk mencatatkan diri dalam sensus tersebut sebagai Ahmadi Muslim. Yakni, pada tahun itulah Hazrat Ahmad as. telah menetapkan nama Ahmadi bagi para pengikut beliau as., untuk membedakan diri dari orang-orang Islam lainnya.” (Hal. 47)
Kaum Ahmadiyah juga menyebut, jemaat mereka adalah laksana perahu Nabi Nuh yang menyelamatkan. Yang tidak ikut perahu itu akan tenggelam. Dalam Majalah Bulanan resmi Ahmadiyah “Sinar Islam” edisi 1 Juli 1986 (Wafa 1365 HS), pada salah satu tulisan dengan judul Ahmadiyah Bagaikan Bahtera Nuh Untuk Menyelamatkan Yang Berlayar Dengannya, oleh Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV, dinyatakan:
“Aku ingin menarik perhatian kalian kepada sebuah bahtera lainnya yang telah dibuat di bawah mata Allah dan dengan pengarahanNya. Kalian adalah bahtera itu, yakni Jemaat Ahmadiyah. Masih Mau’ud a.s. diberi petunjuk oleh Allah melalui wahyu yang diterimanya bahwa beliau hendaklah mempersiapkan sebuah Bahtera. Bahtera itu adalah Jemaat Ahmadiyah yang telah mendapat jaminan Allah bahwa barang siapa bergabung dengannya akan dipelihara dari segala kehancuran dan kebinasaan.”.………….
“Ini adalah suatu pelajaran lain yang hendaknya diperhatikan oleh anggota-anggota Jemaat. Sungguh terdapat jaminan keamanan bagi mereka yang menaiki Bahtera Nuh, baik bagi para anggota keluarga Masih Mau’ud a.s. maupun bagi orang-orang yang, meskipun tidak mempunyai hubungan jasmani dengannya, menaiki Bahtera itu dengan jalan mengikuti ajaran beliau”. ………….
“Semoga Allah memberi kemampuan kepada kita untuk melindungi Bahtera ini dengan sebaik-baiknya, dengan ketakwaan dan ketabahan yang sempurna, dan dengan kebenaran yang sempurna – Bahtera yang telah dibina demi keselamatan seluruh dunia. Amin!”. (Hal. 12, 13, 16, 30)
Kesimpulan:
Kita jangan mudah tertipu dengan penjelasan-penjelasan yang tampak indah, padahal, dunia Islam sejak dulu sudah tahu, apa dan bagaimana sebenarnya ajaran Ahmadiyah. Intinya, mereka mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, Isa al-Mau’ud, dan Imam Mahdi. Mereka juga tidak mau bermakmum kepada orang Islam dalam shalat, karena orang Islam tidak mengimani Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi.
Jadi, antara Islam dan Ahmadiyah memang ada perbedaan dalam masalah keimanan. Oleh sebab itulah, berbagai fatwa lembaga-lembaga Islam internasional sudah lama menyatakan, bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat dan menyesatkan. Kita berharap para pejabat dan cendekiawan kita tidak mudah begitu saja menerima penjelasan Ahmadiyah, tanpa melakukan penelitian yang mendalam. Sebab, tanggung jawab mereka bukan saja di dunia, tetapi juga di akhirat. Kita hanya mengingatkan mereka, tanggung jawab kita masing-masing di hadapan Allah SWT.
 
Bagi yang belum terlalu tahu tentang ahmadiyah dan hanya menilai dari apa yg mereka lihat selama ini, silahkan lihat prinsip keyakinan mereka dalam situs http://ahmadiyya.or.id/
disitu tergambar jelas tentang sosok Mirza ghulam Ahmad yang dijadikan nabi. dan ini menodai Qur’an dan Islam yang meyakini nabi terakhir adalah Muhammad.
untuk umat kristen, mungkin anada perlu juga berkaca pada kejadian pendeta sibueya diBandung yang mendirikan sekte kiamat dan tentunya menyulut kemarahan umat kristen juga pada saat itu yang merasa dilecehkan agamanya.
nah inilah pokok masalahnya, islam justru yang dikorbankan, tetapi ahmadiyah malah yang mendapatkan simpati karena seakan2 mereka ditindas sebagai minoritas. seandainya mereka berdiri dengan agam sendiri misalnya agama MIRZA kek atau apa ? namanya gitu lebih baik ketimbang menggunakan nama islam sementara menabikan Mirza Ghulam Ahmad dan Ingat dibelakang ajaran aliran ahmadiyah amerika dan inggris dengan misi2nya untuk memecahbelahkan agama islam !!!!!!

Inilah Isi Doktrin Sesat Kitab Suci Ahmadiyah. 

http://www.blak-blakan.com/2011/02/inilah-isi-doktrin-sesat-kitab-suci.html


Beginilah isi Doktrin Sesat Kitab Suci Ahmadiyah, Jemaat Ahmadiyah memiliki kitab suci bernama Tadzkirah. Buku ini berisi mimpi-mimpi dan khayalan Mirza Ghulam Ahmad yang dicatat dan dikumpulkan menjadi buku.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah mengkaji buku ini dan sepakat menyimpulkan bahwa Ahmadiyah adalah organisasi sesat dan menyesatkan.

Umat Islam Indonesia melakukan penyerangan terhadap komunitas Ahmadiyah di beberapa wilayah dikarenakan fatwa MUI tersebut. Namun tak banyak dari mereka mengetahui apa saja bukti kesesatan Ahmadiyah selain pengakuan memiliki Nabi baru yaitu Mirza Ghulam Ahmad.

Berikut ini adalah beberapa isi Tadzkirah, kitab suci Ahmadiyah yang menunjukkan ajaran kesesatan sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.

1. Ahmadiyah menghina Allah, dengann mengaku sebagai anak Allah: "Engkau (Mirza Ghulam Ahmad) di sisi-Ku seperti kedudukan anak-anak-Ku, Engkau dari Aku dan Aku dari Engkau." (Tadzkirah hal 436).

2. Mirza Ghulam Ahmad meyakini menyatu dengan Allah: "Maka Aku melihat bahwa roh-Nya meliputiku dan bersemayam (berada) di badanku dan mengurungku dalam lingkungan keberadaan-Nya, sehingga tidak tersisa dariku satu (atom) pun. Dan aku melihat badanku, ternyata anggota badan-Nya Allah, dan mata-Nya adalah matanya Allah, & lidahnya adalah lidah-Nya pula." (Tadzkirah hal 196).

3. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sederajat dgn ke-Esa-an Allah: "Wahai Ahmad-Ku, Engkau adalah tujuan-Ku, kedudukan-Mu di sisi-Ku sederajat dengan ke-Maha-Esaan-Ku, Engkau terhormat pada pandangan-Ku." (Tadzkirah, hal 579)

4. Mirza Ghulam Ahmad mengaku lebih sempurna dari Allah: "Nama Mirza Ghulam Ahmad sangat sempurna, sedang nama Allah tidak sempurna

5. Ahmadiyah mengkafirkan umat Islam yang bukan non-Ahmadiyah: "Bahwa Allah telah memberi kabar kepadanya, sesungguhnya orang yang tidak mengikutimu dan tidak berbaiat padamu dan tetap menentang kepadamu, dia itu adalah orang yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya dan termasuk penghuni Neraka jahim”. (Tadzkirah, hal 342).

6. Jemaat Ahmadiyah tak boleh salat dengan non-Ahmadiyah: "Sesungguhnya Allah telah menjelaskan padaku, bahwa setiap orang yang telah sampai padanya dakwahku kemudian dia tidak menerimaku, maka dia bukanlah seorang Muslim dan berhak mendapatkan siksa Allah." (Tadzkirah, hal 600).

7. Ahmadiyah mengklaim Tadzkirah sebagai kitab suci yang paling benar: "Sesungghuhnya kami telah menurunkan kitab suci Tadzkirah ini dekat dengan Qadhian (India). Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun." (Tadzkirah, hal 637).

8. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Rasulullah: "Dan katakanlah, Hai manusia sesungguhnya saya rasul Allah kepada kamu sekalian."

Isi Doktrin di atas belum di telis sepenuhnya di sini. Dan ini hanya sebagian kecil saja.... Semoga ini bisa membuka mata hati kita untuk membdakan mana yang benar dan salah.

Kitab Suci Ahmadiyah Gunakan Bahasa Arab & Urdu
http://nasional.inilah.com/read/detail/1233962/kitab-suci-ahmadiyah-gunakan-bahasa-arab-urdu
Headline
Foto: Ilustrasi
Oleh:
Nasional - Senin, 14 Februari 2011 | 02:03 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Kitab suci jemaat Ahmadiyah, Tadzkirah telah dinyatakan mengandung ajaran sesat. Namun banyak umat Islam yang belum mengetahui seperti apa wujud kitab yang satu ini.

Tebal Kitab Tazkirah 818 halaman menggunakan bahasa Arab dan Urdu. Isinya yang berbahasa Arab ada yang persis seperti ayat-ayat Al-Quran, ada yang mirip, ada pula yang memang berbeda total dengan Al-Quran, dan ada pula yang sama dengan hadits.

Anggota Komisi Fatwa MUI Provinsi Sumatera Utara Ramli Abdul Wahid pernah melakukan bedah buku Tadzkirah menemukan kalimat-kalimat yang sama dengan ayat Al-Quran.

Misalnya, Qul in kuntum tuhibbunallah fattabi‘uni yuhbibkumullah (Ali Imran:31) yang berarti "Hai Ahmad, jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah mencintaimu."

Sementara dalam Tazkirah halaman 221, sambungannya lain lagi, yaitu Wa yaghfir lakum zunubakum wa yarham ‘alaikum wa huwa arhamur rahimin yang berarti "Dan Ia mengampuni dosa-dosa kamu, memberi rahmat atas kamu, dan Ia Paling Penyayang."

Dalam Tazkirah hlm. 352, sambungannya, Wa qul ya ayyuhan nas inni rasulullah ilaikum jami‘an aiy mursalum minallah (Dan katakanlah, Hai manusia sesungguhnya saya rasul Allah kepada kamu sekalian, artinya diutus dari Allah.)

Mirza Ghulam Ahmad mengkalim bahwa ayat ini turun kepadanya setelah pernah turun kepada Nabi Muhammad saw. Dalam bukunya, Eik Ghalathi Ka Izalah versi Indonesia halaman 5, Mirza Ghulam Ahmad mengatakan bahwa dalam wahyu ini Tuhan sudah menamainya Muhammad dan Rasulullah.

"Karena itu, orang Ahmadiyah tidak perlu merombak bagian kedua dari syahadatnya, yakni wa asyhadu anna muhammadar rasulullah yang artinya, Dan saya bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah," ujar Ramli.

Jadi lafal syahadat orang Islam sama dengan syahadat orang Ahmadiyah. Akan tetapi, hakikatnya berbeda karena Muhammad dalam syahadat orang Islam adalah Muhammad bin Abdillah, sedang Muhammad dalam syahadat orang Ahmadiyah maksudnya Mirza Ghulam Ahmad. [mah]

Ayat Kitab Suci Tadzkirah Ahmadiyah Tiru Alquran

Headline
Foto: Ilustrasi
Oleh:
Nasional - Senin, 14 Februari 2011 | 04:02 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Buku Tadzkirah yang merupakan kitab suci jemaat Ahmadiyah ternyata memiliki beberapa ayat-ayat yang mirip dengan bunyi ayat Al Quran.

Anggota Komisi Fatwa MUI Provinsi Sumatera Utara Ramli Abdul Wahid pernah melakukan bedah buku Tadzkirah menemukan kalimat-kalimat yang sama dengan ayat Al-Quran.

Contoh isi Tazkirah yang mirip dengan Al-Quran adalah Ya Ahmadu uskun anta wa zaujukal jannah yang berarti "Hai Ahmad, diamlah engkau dan isterimu di dalam sorga),"

Ayat ini mirip dengan Ya Adamu uskun anta wa zaujukal jannah yang berarti "Hai Adam. Diamlah engkau dan isterimu dalam surga." sebagaimana di dalam Al Quran.

Kemudian bunyi Inna anzajnahu qariban minal Qadiyan yang berarti "Kami turunkan (Tazkirah) dekat dari Kadiyan)." mirip dengan ayat Inna anzalnahu fi lailatil qadr yang berarti "Sesungguhnya, Kami menurunkannya (Al-Quran) pada malam yang agung." yang terdalam surat Al Qadr dalam Al Quran. [wol/mah]
 
Headline
Foto: Ilustrasi
Oleh:
Nasional - Senin, 14 Februari 2011 | 04:02 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Buku Tadzkirah yang merupakan kitab suci jemaat Ahmadiyah ternyata memiliki beberapa ayat-ayat yang mirip dengan bunyi ayat Al Quran.

Anggota Komisi Fatwa MUI Provinsi Sumatera Utara Ramli Abdul Wahid pernah melakukan bedah buku Tadzkirah menemukan kalimat-kalimat yang sama dengan ayat Al-Quran.

Contoh isi Tazkirah yang mirip dengan Al-Quran adalah Ya Ahmadu uskun anta wa zaujukal jannah yang berarti "Hai Ahmad, diamlah engkau dan isterimu di dalam sorga),"

Ayat ini mirip dengan Ya Adamu uskun anta wa zaujukal jannah yang berarti "Hai Adam. Diamlah engkau dan isterimu dalam surga." sebagaimana di dalam Al Quran.

Kemudian bunyi Inna anzajnahu qariban minal Qadiyan yang berarti "Kami turunkan (Tazkirah) dekat dari Kadiyan)." mirip dengan ayat Inna anzalnahu fi lailatil qadr yang berarti "Sesungguhnya, Kami menurunkannya (Al-Quran) pada malam yang agung." yang terdalam surat Al Qadr dalam Al Quran. [wol/mah]
 
Inilah Doktrin Sesat Kitab Suci Ahmadiyah (2)
http://nasional.inilah.com/read/detail/1233872/inilah-doktrin-sesat-kitab-suci-ahmadiyah-2
Headline
Foto: Ilustrasi
Oleh: MA Hailuki
Nasional - Minggu, 13 Februari 2011 | 18:02 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Jemaat Ahmadiyah memiliki kitab suci bernama Tadzkirah. Buku ini berisi mimpi-mimpi dan khayalan Mirza Ghulam Ahmad yang dicatat dan dikumpulkan menjadi buku.
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah mengkaji buku ini dan sepakat menyimpulkan bahwa Ahmadiyah adalah organisasi sesat dan menyesatkan.
Berikut ini adalah beberapa isi Tadzkirah, kitab suci Ahmadiyah yang menunjukkan ajaran kesesatan sebagaimana diikutip dari berbagai sumber.

5. Ahmadiyah mengkafirkan umat Islam yang bukan non-Ahmadiyah: "Bahwa Allah telah memberi kabar kepadanya, sesungguhnya orang yang tidak mengikutimu dan tidak berbaiat padamu dan tetap menentang kepadamu, dia itu adalah orang yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya dan termasuk penghuni Neraka jahim”. (Tadzkirah, hal 342).

6. Jemaat Ahmadiyah tak boleh salat dengan non-Ahmadiyah: "Sesungguhnya Allah telah menjelaskan padaku, bahwa setiap orang yang telah sampai padanya dakwahku kemudian dia tidak menerimaku, maka dia bukanlah seorang Muslim dan berhak mendapatkan siksa Allah." (Tadzkirah, hal 600).

7. Ahmadiyah mengklaim Tadzkirah sebagai kitab suci yang paling benar: "Sesungghuhnya kami telah menurunkan kitab suci Tadzkirah ini dekat dengan Qadhian (India). Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun." (Tadzkirah, hal 637).
8. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Rasulullah: "Dan katakanlah, Hai manusia sesungguhnya saya rasul Allah kepada kamu sekalian." (Tadzkirah, hal 352). [bersambung/nic]
 
Inilah Doktrin Sesat Kitab Suci Ahmadiyah (3)
http://nasional.inilah.com/read/detail/1234032/inilah-doktrin-sesat-kitab-suci-ahmadiyah-3
Headline
Foto: Ilustrasi
Oleh: MA Hailuki
Nasional - Minggu, 13 Februari 2011 | 20:02 WIBhttp://nasional.inilah.com/read/detail/1234032/inilah-doktrin-sesat-kitab-suci-ahmadiyah-3
INILAH.COM, Jakarta - Jemaat Ahmadiyah memiliki kitab suci bernama Tadzkirah. Buku ini berisi mimpi-mimpi dan khayalan Mirza Ghulam Ahmad yang dicatat dan dikumpulkan menjadi buku.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah mengkaji buku ini dan sepakat menyimpulkan bahwa Ahmadiyah adalah organisasi sesat dan menyesatkan.

Berikut ini adalah beberapa isi Tadzkirah, kitab suci Ahmadiyah yang menunjukkan ajaran kesesatan sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.

9. Semua manusia harus tunduk kepada Mirza Ghulam Ahmad: "Kami tempatkan manusia di bawah telapak kakimu." (Tazkirah, hal 744).

10. Mirza Ghulam Ahmad adalah utusan Allah: "Hai Ahmad, engkau telah dijadikan utusan-Ku." (Tazkirah, hal 487).

11. Anggota Ahmadiyah akan masuk surga: "Laknat Allah atas orang yang kafir. Diberkahi orang yang bersama-Mu dan orang di sekitar-Mu. (Tazkirah, hal 751). [habis/nic]

Ternyata Tazkirah adalah Kitab Suci Ahmadiyah   Topic List   < Prev Topic  |  Next Topic >
Reply < Prev Message  |  Next Message >
Re: [surau] Re: Ternyata Tazkirah adalah Kitab Suci Ahmadiyah

Berdebat dengan orang kafir yang satu ini tidak ada
manfaatnya. Dia tidak akan pernah masuk ke dalam
substansi, membahas 'ayat-ayat' palsunya. Setiap
ditunjukkan kepada kebohongan ayat-ayat Tazkirah dia
lari bertele-tele.

Saya merasa melawan orang kafir ini, mubazir karena
hanya akan jadi debat kusir. Bagaimanapun kita
menunjukkan kepalsuan ayat-ayat Mirza Ghulam Ahmad Al
Katzib itu, tidak akan berpengaruh apa-apa kepadanya
karena Allah telah mencap hatinya dengan kekufuran.

--- ma_suryawan <ma_suryawan@...> wrote:

> Rul..rul....
>
> Saya udah buka hasil scan klipping itu. Sukriya.
>
> Preambul itu adalah tulisan si wartawan...
>Berdebat dengan orang kafir yang satu ini tidak ada
manfaatnya.
> Paragraf pertama yang kamu highlight kuning ada
> tertulis ["Kitab
> suci" yang diberi nama Tadzkiroh itu] adalah tulisan
> karangan
> wartawan, bukan kutipan perkataan H. Sayuti Aziz
> Ahmad.
>
> Pak Sayuti dalam klipping itu tidak pernah
> mengatakan Tadzkirah
> sebagai kitab suci seperti yang anda
> gembar-gemborkan di milis ini...
>
> He..he...
>
> Siapa yang kamu mau bodohi rul??? Si Asepkah?? HMNA
> kah? Azhari kah?
>
> Jadi, Anda sendirilah yang suka berbohong. Gimana
> Tuan Boes??
>
> Salam,
> M. A. Suryawan
>
>
> --- In surau@yahoogroups.com, "Muhasrul, Zubir
> \(Supraco\)"
> <muhasrul.zubir@...> wrote:
> >
> > Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu
> >
> > Jamaah Surau dan saudara2 seiman, kita telah
> melihat betapa Nadri
> > Saaduddin dan Suryawan begitu ngotot bahwa tidak
> ada Ahmadi yang
> > mengakui bahwa buku Tazkirah adalah kitab suci
> seperti yang ditulis
> > Suryawan :
> >
> > Tidak ada seorang Muslim Ahmadi pun yang
> > mengatakan/mengimani/meyakini/menamakan buku
> Tadzkirah sebagai
> kitab
> > suci.
> >
> > Tidak sia sialah mereka menjadi pengikut nabi
> Qadiyan si Pendusta
> Besar
> > Ghulam Ahmad karena mereka berhasil menjadi
> "manusia manusia
> pembohong"
> > seperti yang dilakukan Ghulam Ahmad.
> > Seorang tokoh puncak Ahmadiyah Indonesia H.Sayuti
> Aziz Ahmad yang
> > memegang jabatan Kepala Dakwah Jemaat Ahmadiyah
> > Apa yang selalu di teriak2kan Ahmadi di muka
> khalayak ramai dan
> Suryawan
> > di milis ini seperti tulisan dia diatas adalah
> sebuah kebohongan
> besar.
> > Seorang tokoh puncak Ahmadiyah Indonesia H.Sayuti
> Aziz Ahmad yang
> > memegang jabatan Kepala Dakwah Jemaat Ahmadiyah
> dalam wawancara
> dengan
> > surat kabar INDO. POS - Jawa Post News Net Work
> (JPNN) pada hari
> Kemis
> > 8 September 2005, jelas disitu diterangkan bahwa
> Tazkirah adalah
> kitab
> > suci Ahmadiyah.
> > Agar Suryawan tidak memfitnah saya dan mengatakan
> saya berbohong
> saya
> > lampirkan kliping surat kabar tersebut, dan bagi
> saudara2 di milis
> surau
> > yg tidak bisa mendapatkannya, saya akan salinkan
> hasil wawancara
> > tersebut yg (yg mengenai kitab suci tazkirah)
> sesuai dengan
> aslinya:
> >
> > Pada preambul tertulis dengan ukuran huruf yang
> lebih besar sebagai
> > berikut:
> >
> > UNTUK DAPAT MENJALANKAN TITAH NABI MIRZA GHULAM
> AHMAD, UMATNYA
> HARUS
> > MEMAHAMI ISI "KITAB SUCI TAZKIROH" UNIKNYA UMATNYA
> JUSTRU BANYAK
> YANG
> > MEMBACA AL QURANUL KARIM
> >
> > Jika Al Qur'an yang diturunkan kepada Nabi
> Muhammad berbahasa Arab,
> > tidak halnya dengan "Kitab Suci" yang di wahyukan
> kepada Nabi Mirza
> > Ghulam Ahmad.a.s. KITAB SUCINYA Ahmdiyah ini
> menggunakan lima
> bahasa,
> > yaitu Arab, Urdu, Parsi , Inggris dan Punjabi. Hal
> ini yang
> membuat umat
> > Ahmadiyah ini sulit membaca dan memahami"Kitab
> Suci" yang diberi
> nama
> > Tazkiroh itu.
> >
> > Sampai hari ini tidak ada satupun koreksi dan
> keberatan dari para
> Ahmadi
> > tentang pernyataan itu,
> >
> > Pertanyaan saya sekarang kepada Mak Boes sebagai
> moderator adalah:
> > Apakah masih perlu kita teruskan dialog ini di
> milis surau yang
> nyata2
> > kita berhadapan dengan para pembohong dan tukang
> fitnah? Masih
> adakah
> > manfaatnya buat kita membuang2 waktu melayani
> mereka yang tidak
> jujur
> > dalam dialog ini?
> >
> > Suryawan: Sudah saya buktikan bahwa kamu memfitnah
> saya dengan
> > maengatakan saya mengutip dari buku"Ahmadiyah
> Telanjang Bulat di
> > Pamnggung Sejarah", sudah saya buktikan bahwa kamu
> memfitnah saya
> dengan
> > mengatakan postingan saya itu hanya karangan saya
> saja dengan
> > mengirimkan photo asli dari kitab2 tazkirah itu
> (edisi th 1959,
> 1969,
> > 2004) serta beberapa halaman ayat2 nya. Dan
> sekarang ini
> kebohongan mu
> > kembali terbongkar dengan wawancara pimpinan
> kalian diatas, masih
> > jugakah kamu punya muka untuk mengatakan kami
> tukang bohong dan
> tukang
> > fitnah? Dan masih jugakah kalian punya harga diri
> dengan mengatakan
> > "berdialog yang Islami?
> >
> > Wassalamualaikum (khusus untuk saudara muslim/at)
> >
> > Muhasrul
> >
> > <<Ternyata Tazkirah adalah Kitab Suci.jpg>>
> > <<Tazkirah2004-1969-1959.jpg>>
> >
> > -----Original Message-----
> > From: surau@yahoogroups.com
> [mailto:surau@yahoogroups.com] On
> Behalf Of
> > Muhammad Dafiq Saib
> > Sent: Friday, August 25, 2006 9:55 AM
> > To: surau@yahoogroups.com
> > Subject: Re: [surau] (3) Serial: Soal "Kitab Suci"
> - Bualan dan
> Fitnah
> > Muhasrul, Asep, dkk....
> >
> > Jadi maksudnya Tadzkirah itu tidak ada, begitu ya?
> > Bukan buku suci orang ahmadiyah? Dibacakan
> kepadamu buku ahmadiyah
> yang
> > Muhasrul punya aslinya kamu berkelit mengatakan
> buku itu tidak
> diyakini
> > orang ahmadi... Jelas bohong mu.. Orang sudah
> ditunjukkan nyata-
> nyata
> > tentang isi buku itu kamu berkelit kesana kemari.
> Tapi lucunya
> kamu coba
> > memperbaiki terjemahannya, sementara Muhasrul
> membaca kitab
> aslinya.
> > Siapa yang mengarang kitab asli itu?
> >
> > Ini ada dari file lama coba kamu bantah pula.
> Tentu ini juga
> fitnah kan.
> > Padahal dijelaskan judul buku dan halamannya.
> Cobalah bantah juga!
>
=== message truncated ===



St. Lembang Alam
http://groups.yahoo.com/group/surau/message/30780

Waspadai Tuntutan Pencabutan SKB Tiga Menteri Tentang Ahmadiyah

Oleh Hanin Mazaya pada Sabtu 17 Juli 2010, 12:00 PM. http://arrahmah.com/index.php/news/read/8388/waspadai-tuntutan-pencabutan-skb-tiga-menteri-tentang-ahmadiyah
JAKARTA (Arrahmah.com) - Maraknya pembongkaran paksa markas Ahmadiyah diberbagai wilayah, disorot beberapa kalangan untuk menuntut pencabutan SKB tiga menteri. SKB tiga menteri yang terkait perintah kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatannya, dinilai telah menjadi legitimasi praktik persekusi terhadap jemaat Ahmadiyah.
Semisal, peneliti Setara Institute Ismail Hasani,  yang mengatakan pemerintah seharusnya memberikan perlindungan kepada warga negara tanpa kecuali, untuk bebas menjalankan ibadah, termasuk mendirikan rumah ibadah. “Presiden RI harus mencabut SKB tersebut,” ujar Ismail Hasani di Jakarta, Jumat (16/7/2010).
Pernyataan Ismail itu, menyusul berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok masayarakat terhadap jemaat Ahmadiyah, seperti pembongkaran paksa terhadap masjid Ahmadiyah di Ciampea, Bogor.
Menurutnya, Pembongkaran pada 12 Juli 2010 itu, dilakukan atas dasar SKB di tingkat Muspika kecamatan Ciampea, di mana salah satu hasil kesepakatannya adalah membongkar bangunan baru dan tetap membiarkan bangunan (masjid) lama berdiri.
Terkait dengan IMB, menurutnya sudah diupayakan oleh Jamaah Ahmadiyah, akan tetapi berdasarkan konsultasi dengan lurah setempat, Jamaah Ahmadiyah tidak bisa mendirikan masjid karena masih berlakunya Surat Kesepakatan Bersama Camat, Dandim, Polsek dan Lanud Atang Sanjaya tahun 2005 tentang pendirian rumah ibadah.
Ismail juga berdalih dalam peristiwa itu, Bupati Bogor tidak mengambil tindakan apapun, karena terlanjur berjanji saat kampanye Pilkada 2009 yang akan menghentikan seluruh aktivitas Ahmadiyah di Bogor.
Menurut Ismail, jaminan kebebasan beragama/berkeyakinan termasuk mendirikan tempat ibadah adalah hak konstitusional warga negara yang wajib dilindungi oleh negara. “Negara tidak dibolehkan membatasi jaminan, apalagi tunduk pada penghakiman massa yang mendesak untuk menghantikan proses pembangunan,” ujarnya.
Dalam catatan Setara Institute, selama tiga tahun berturut-turut jemaat Ahmadiyah terus menerus mengalami persekusi massa dan dibiarkan oleh negara.
Pada 2007 Ahmadiyah mengalami 15 tindakan, tahun 2008 mengalami 238 tindakan pelanggaran, dan pada 2009 mengalami 33 tindakan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan dalam berbagai bentuk.
Lantaran itu, ujarnya, solusi diskriminatif negara terhadap kontroversi Ahmadiyah dengan mengeluarkan SKB Ahmadiyah, No. 3 Tahun 2008, Nomor: KEP-033/A/JA/6/2008, Nomor: 199 Tahun 2008, tetap tidak bisa dijadikan legitimasi praktik persekusi dan pembiaran negara atas pelanggaran hak konstitusional warga negara.
Kesesatan Ahmadiyah Sudah Jelas, Kenapa Dibela?
Sudah mafhum, jika umumnya para ulama di dunia menyatakan bahwa Ahmadiyah itu bukan bagian dari Islam. Sebab doktrin-doktrin yang mereka ajarkan sudah terlalu jauh menyimpang dari aqidah Islam.
Diantaranya apa yang telah diedarkan oleh Liga Fiqih Islam (Majma' Fiqih Islami) tentang sesatnya doktrin Ahmadiyah:
a. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa Allah SWT itu seperti manusia, Dia melakukan puasa, shalat, tidur, bangun, menulis, bersalah bahkan melakukan hubungan seksual (Maha Suci Allah).
b. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa tuhan mereka itu berkebangsaan Inggris, yang berbicara kepada Mirza Ghulam Ahmad dengan bahasa Inggris.
c. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa kenabian itu belum selesai dan masih akan ada nabi terus. Menurut mereka Allah akan mengutus nabi berdasarkan keperluan. Dan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi yang paling utama dan paling agung dibandingkan semua nabi yang pernah ada.
d. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa malaikat Jibril turun kepada Mirza Ghulam Ahmad dan memberinya wahyu. Dan ilham-ilham yang diterima Mirza seperti Al-Qur'an.
e. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa tidak ada Al-Qur'an kecuali yang dibawa oleh Al-Masih yang dijanjikan kedatangannya, yaitu Mirza Ghulam Ahmad. Tidak ada hadits kecuali apa yang diajarkan Mirza. Dan tidak ada nabi kecuali di bawah wewenangnya.
f. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa kitab suci mereka diturunkan dengan nama 'Al-Kitab Al-Mubin', di mana yang dimaksud itu bukan Al-Qur'an.
g. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa mereka adalah pemeluk agama yang baru yang mandiri, dengan syariat yang independen, serta berkeyakinan bahwa kedudukan orang-orang yang menjadi teman Mirza Ghulam Ahmad seperti kedudukan para shahabat kepada Nabi Muhammad SAW.
h. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa kota Qodian itu seperti Mekkah dan Madinah, bahkan kota itu lebih suci dari keduanya. Tanah Qodian adalah tanah suci dan kota itu menjadi kiblat mereka serta kesana pula mereka melakukan ibadah haji.
i. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa bahwa perintah jihad tidak pernah ada serta mereka fanatik buta dengan keinginan penjajah Inggris. Dan bahwa penjajah Inggris adalah tuan mereka berdasarkan nash kitab suci mereka.
j. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa semua pemeluk agama Islam itu kafir, kecuali mereka yang masuk dalam Ahmadiyah. Mereka pun melarang pengikutnya untuk menikah dengan orang lain kecuali dengan sesama pengikut mereka sendiri.
k. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa hukum khamar, opium, narkotika dan benda memabukkan lainnya tidak haram.
l. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah anak tuhan.
Ringkasan kesesatan Ahmadiyah Versi LPPI

Dari hasil penelitian LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) ditemukan butir-butir kesesatan dan penyimpangan Ahmadiyah ditinjau dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Butir-butir kesesatan dan penyimpangan itu bisa diringkas sebagai berikut:
1.Ahmadiyah Qadyan berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad dari India itu adalah nabi dan rasul. Siapa saja yang tidak mempercayainya adalah kafir dan murtad.
2.Ahmadiyah Qadyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci “Tadzkirah”.
3.Kitab suci “Tadzkirah”adalah kumpulan “wahyu” yang diturunkan “Tuhan”kepada “Nabi Mirza Ghulam Ahmad” yang kesuciannya sama dengan Kitab Suci Al-Qur’an dan kitab-kitab suci yang lain seperti; Taurat, Zabur dan Injil, karena sama-sama wahyu dari Tuhan.
4.Orang Ahmadiyah mempunyai tempat suci sendiri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qadyan di India. Mereka mengatakan: “Alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam Haji Akbar ke Qadyan. Haji ke Makkah tanpa haji ke Qadyan adalah haji yang kering lagi kasar”. Dan selama hidupnya “Nabi” Mirza Ghulam Ahmad tidak pernah pergi haji ke Makkah.
5.Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri.Nama-nama bulan Ahmadiyah adalah: 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4. Syahadah 5.Hijrah 6. Ihsan 7. Wafa 8. Zuhur 9. Tabuk 10. Ikha’ 11. Nubuwah 12. Fatah. Sedang tahunnya adalah Hijri Syamsi yang biasa mereka singkat dengan HS. Dan tahun Ahmadiyah saat penelitian ini dibuat 1994M/ 1414H adalah tahun 1373 HS.

Kewajiban menggunakan tanggal, bulan, dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas adalah perintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu: Basyiruddin Mahmud Ahmad.

Berdasarkan firman “Tuhan” yang diterima oleh “Nabi” dan “Rasul” Ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci “Tadzkirah” yang berbunyi: Menunjukkan BAHWA AHMADIYAH BUKAN SUATU ALIRAN DALAM ISLAM,TETAPI MERUPAKAN SUATU AGAMA YANG HARUS DIMENANGKAN TERHADAP SEMUA AGAMA-AGAMA LAINNYA TERMASUK AGAMA ISLAM.
Artinya: “Dialah Tuhan yang mengutus Rasulnya “Mirza Ghulam Ahmad” dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya atas segala agama-agama semuanya. (kitab suci Tadzkirah hal. 621).

Secara ringkas, Ahmadiyah mempunyai nabi dan rasul sendiri, kitab suci sendiri,tanggal, bulan dan tahun sendiri, tempat untuk haji sendiri serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah yang ke 4 yang bermarkas di London Inggris bernama: Thahir Ahmad.
Semua anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve kepada perintah dia. Orang di luar Ahmadiyah adalah kafir, sedang wanita Ahmadiyah haram dikawini laki-laki di luar Ahmadiyah. Orang yang tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran.

Berdasarkan “ayat-ayat” kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah”. Bahwa tugas dan fungsi Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Al Qur’an, dibatalkan dan diganti oleh “nabi” orang Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad.

Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan bunyi kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah” yang dikutip di bawah ini:
8.1. Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah Artinya: “Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab suci “Tadzkirah” ini dekat dengan Qadian-India. Dan dengan kebenaran kami  menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun”. (Kitab Suci
Tadzkirah hal.637).

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”: Artinya: ”Katakanlah –wahai Mirza Ghulan Ahmad- “Jika kamu benar-benar mencintai
Allah, maka ikutilah aku”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.630)

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”:Artinya: “Dan kami tidak mengutus engkau –wahai Mirza Ghulam Ahmad-kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.634)
Artinya: ”Katakanlah –wahai Mirza Ghulan Ahmad- “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.630)

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”: Artinya: “Katakan wahai Mirza Ghulam Ahmad” – Se sungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, hanya diberi wahyu kepadaKu”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.633).

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”: Artinya: “Sesungghnya kami telah memberikan kepadamu “wahai Mirza Ghulam Ahmad” kebaikan yang banyak.” (Kitab Suci Tadzkirah hal.652)

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”: Artinya: “Sesungguhnya kami telah menjadikan engkau -wahai Mirza Ghulam ahmad– imam bagi seluruh manusia”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.630 )

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah” :Artinya: Oh, Pemimpin sempurna, engkau –wahai Mirza Ghulam Ahmad–seorang dari rasul–rasul, yang menempuh jalan betul, diutus oleh Yang Maha Kuasa, Yang Rahim”.

Dan masih banyak lagi ayat–ayat kitab suci Al-Qur’an yang dibajaknya. Ayat–ayat kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah” yang dikutip di atas, adalah penodaan dan bajakan–bajakan dari kitab suci Ummat Islam, Al-Qur’an. Sedang Mirza Ghulam Ahmad mengaku pada ummatnya (orang Ahmadiyah), bahwa ayat–ayat tersebut adalah wahyu yang dia terima dari “Tuhannya” di India. Masih kurang sesatkah Ahmadiyah? (voi/arrahmah.com)

Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...

Ahmadiyah sering langgar SKB 3 Menteri

http://arrahmah.com/index.php/news/read/10980/ahmadiyah-sering-langgar-skb-3-menteri

Oleh Althaf pada Senin 14 Februari 2011, 10:03 AM
JAKARTA (Arrahmah.com) - Indah (namanya disamarkan), warga Condet Jakarta Timur, tak menyangka bila dirinya sempat dibujuk dan diajak untuk mengikuti pengajian Ahmadiyah oleh seorang tetangga dekatnya. Peristiwa yang dialaminya ini terjadi dua tahun silam.
“Saya tak menyangka kalau dia (tetangga yang mengajaknya) adalah anggota jemaah Ahmadiyah. Dilihat dari penampilannya yang berjilbab rapi, saya fikir dia mengajak saya untuk mengikuti pengajian biasa,” kata Indah kepada hidayatullah.com.

Indah baru sadar ketika ia menanyakan di mana tempat pelaksanaan pengajian itu kepada tetangganya. “Setelah disebut tempatnya di sebuah masjid yang terletak masih di daerah Condet, saya baru sadar bila dia itu anggota Ahmadiyah. Masjid itu memang dikenal sebagai masjid Ahmadiyah,” jelasnya.

Setelah mengetahui itu Indah buru-buru menolak ajakan tetangganya itu.

Beda lagi dengan kisah yang disampaikan Sumiyati (namanya juga disamarkan), warga Tambun Bekasi, kepada hidayatullah.com. Sumiyati mengaku ia pernah menerima brosur kegiatan anak-anak bertajuk “Studi Islam Interaktif (SII)” yang disebar oleh seseorang yang tak dikenal.

“Saat itu menjelang liburan anak-anak sekolah. Mungkin kegiatan itu dalam rangka mengisi liburan sekolah,” kata Sumiyati.

Sumiyati pun tertarik mengikutsertakan anaknya pada acara tersebut. ”Saya juga sempat mengajak anak teman saya untuk ikut acara itu,” jelasnya.

Namun, setelah membaca brosur, temannya menyarankan kepada Sumiyati agar anaknya tidak diikutsertakan pada acara itu. Menurut keterangan dari temannya, acara itu merupakan acara Ahmadiyah.

”Dalam brosur itu tertulis alamat lengkap panitia, yakni di sebuah masjid. Nah, masjid itu, kata teman saya, dikenal sebagai masjid Ahmadiyah,” papar Sumiyati. Mendengar keterangan itu ia pun mengurungkan niatnya.

Munarman, SH, Penasehat Hukum Front Pembela Islam (FPI), mengatakan bahwa kasus-kasus seperti ini bukanlah hal yang baru. “Ya, itu sudah sering dilakukan Ahmadiyah. Mereka sering melanggar SKB 3 Menteri,” kata Munarman kepada hidayatullah.com.

Ia mencontohkan kasus Ahmadiyah di Cisalada, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan notulen hasil rapat internal Ahmadiyah Cisalada pada Ahad, 25 Juli 2010 dilaporkan dalam periode Agustus 2009-Juli 2010 Ahmadiyah berhasil merekrut 58 orang anggota baru.

“Penambahan anggota ini bukti bahwa jemaah Ahmadiyah telah menyebarkan ajarannya. Jelas hal ini melanggar SKB 3 Menteri,” tandas Munarman.

Sayangnya, kata Munarman, pemerintah tidak tegas terhadap Ahmadiyah yang kerap melanggar aturan. “Pemerintah semestinya memberi sanksi tegas kepada pengurus Ahmadiyah. Kan jelas dalam SKB tertulis jika masih menyebarkan ajaran Ahmadiyah kepada orang lain, maka konsekuensinya diberi sanksi,” katanya.

Ia juga meminta kepada umat Islam agar melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Ahmadiyah kepada aparat penegak hukum. (hid/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...
 

Ulama Se-Banten desak pemerintah bubarkan Ahmadiyah

 http://arrahmah.com/index.php/news/read/10961/ddii-bubarkan-ahmadiyah-selesai-masalah1
Oleh Althaf pada Jum'at 11 Februari 2011, 07:42 AM. http://arrahmah.com/index.php/news/read/10951/ulama-se-banten-desak-pemerintah-bubarkan-ahmadiyah
BANTEN (Arrahmah.com) - Para ulama dan kiai se-Banten mengeluarkan enam butir pernyataan sikap menyikapi kasus bentrok warga dengan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang, Minggu (6/2/2011), dan salah satunya seruan pembubaran Ahmadiyah.
Pernyataan sikap tersebut disampaikan sejumlah perwakilan kiai di hadapan ratusan ulama dan kiai se-Banten di Serang, Kamis (10/2/2011), menyusul bentrok yang menewaskan empat orang tersebut.

Pernyataan sikap  dibacakan KH Fathul Adzim Kharitib (Ketua Kenadziran Kesultanan Maulana Hasanudin), KH Muhtadi Dimyati (Pimpinan Pondok Pesantren Cidahu Pandeglang), KH Kurtubi (perwakilan kiai Kabupaten Lebak), serta sejumlah tokoh agama Islam dari daerah di Banten lainnya, dan anggota Tim Pengacara Muslim (TPM) Agus Setiawan.

Mereka menyatakan tidak menyetujui tindakan anarkis, kecuali keadaan terdesak serta membela hak dan kewajiban. Juga menyatakan tidak menyetujui aliran dan atau organisasi Ahmadiyah di Provinsi Banten.

Kemudian, mereka meminta aparat penegak hukum menangkap dan mengadili orang Ahmadiyah yang telah mengawali bentrok dengan membacok dan melempari masyarakat yang ingin berdialog.

Pernyataan sikap selanjutnya, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pemerintah Republik Indonesia segera membubarkan organisasi Ahmadiyah. Mereka juga meminta Kepolisian Republik Indonesia segera membebaskan warga yang ditahan polisi pascabentrok Cikeusik.

Ratusan ulama, kiai, dan para santri juga menyampaikan apresiasinya kepada Polres Pandeglang dan Polda Banten yang telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, serta meminta pihak lain tidak mengkambinghitamkan polisi.

Usai melakukan pertemuan tersebut, para ulama, kiai, dan santri berangkat menuju Mapolres Pandeglang untuk meminta polisi membebaskan warga dan sejumlah tokoh agama setempat yang menurut mereka ditahan di Mapolres Pandeglang. (ant/hid/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...

DDII: Bubarkan Ahmadiyah, selesai masalah!

Oleh Althaf pada Sabtu 12 Februari 2011, 09:06 AM. http://arrahmah.com/index.php/news/read/10789/saksi-ahmadiyah-sembunyikan-kasus-penusukan
JAKARTA (Arrahmah.com) - Merespon sejumlah usulan pemerintah untuk Ahmadiyah, menurut Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri, hanya ada dua cara, Ahmadiyah keluar dari Islam atau dibubarkan. Dua opsi itu cara paling tepat yang harus diambil pemerintah.
“Pemerintah harus beri ketegasan. Harus diberi aturan yang dijadikan pijakan,” katanya kepada hidayatullah.com.

Kalau dibubarkan setidaknya jemaah Ahmadiyah bisa didakwahi dan diajak kembali ke jalan yang benar, Islam. Kendati begitu, ujarnya, harus ada kelompok yang bertanggungjawab melakukan pembinaan itu. “Jangan hanya dibiarkan begitu saja,” tegasnya.

Sebaliknya, jelas Syuhada, jika Ahmadiyah tetap dibiarkan dengan alasan HAM dan kebebasan beragama, maka hal itu akan terus jadi sumber masalah dan memantik konflik horisontal di berbagai daerah. Keberadaan Ahmadiyah sendiri jelas melecehkan agama Islam dan bertentangan dengan UU.

“Kalau itu tetap dibiarkan, maka hal itu bisa jadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak,” jelasnya.

Syuhada pun meminta agar pemerintah tidak berlarut-larut membiarkan hal itu terjadi. Sebab pembiaran itu sama saja memberikan ruang ke pada ke dua belah pihak untuk terus bertikai. “Siapa yang paling kuat nanti yang menang,” ujarnya.

Lebih dari itu, Syuhada menjelaskan, sebenarnya Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin, menjunjung tinggi perdamaian, dan kasih sayang. Namun, katanya, Islam juga punya rambu-rambu yang jelas, sebatas tidak mengganggu dan melecehkan Islam, maka umat Islam akan bertindak toleran dengan sesama dan penganut agama lain. “Lakum dinukum waliyadin,” tuturnya.

Tapi, tambahnya, jika umat Islam dipancing dan diprovokasi terus, apalagi jika mengenai akidah, berupa pelecehan agamanya, maka umat Islam bisa saja marah. “Karena itu, jangan sampai ada yang sengaja memancing dan memprovokasi umat Islam,” tegasnya.

Ahmadiyah kata Syuhada, selain memiliki ajaran yang menyimpang,  juga masih mendakwahkannya kepada umat Islam. Hal itulah yang menurut Syuhada, menjadi benturan agama dan polemik di bawah.

“Coba kalau Ahmadiyah tidak menyebarkan dan taat aturan, maka tidak akan memantik amarah umat Islam,” katanya.

Syuhada pun mengaku punya data dan fakta valid akan hal itu. “Kami punya data. Setidaknya, ada sekitar 50 umat Islam yang didakwahi dan kini masuk Ahmadiyah,” bebernya.

Hal itu, katanya, bukti jika Ahmadiyah tidak mentaati aturan yang berlaku. Karena itu, Syuhada meminta agar Ahmadiyah keluar dari Islam atau jika tidak, pemerintah harus segera membubarkannya.

Pengalihan Isu
Instruksi Presiden untuk pembubaran ormas anarkis dianggap Syuhada sebagai pengalihan isu semata. Alih-alih mengatasi sumbernya, justru mengurusi hal yang tidak perlu. Karena itu, Syuhada menilai pemerintah sengaja membelokkannya ke arah pembubaran ormas. “Pembubaran ormas anarkis itu sebenarnya target utamanya,” paparnya.

Sebenarnya, katanya lagi, pemerintah ingin membubarkan ormas yang dinilai anarkis, tapi selama ini belum cukup bukti. Karena itu, dibuatlah bukti yang cukup untuk membubarkannya. “Bisa jadi, ini juga rekayasa untuk pembubaran ormas,” jelasnya.

Karena itu,  Syuhada meminta pemerintah agar tidak mengadili aksinya saja, tapi juga sumber dari masalah itu. “Atasi sumbernya, maka masalah selesai,” tegasnya. (hid/arrahmah.com)

Saksi Ahmadiyah sembunyikan kasus penusukan

Oleh Hanin Mazaya pada Kamis 27 Januari 2011, 07:23 AM
BOGOR (Arrahmah.com) - Agenda lanjutan sidang kasus Ahmadiyah di Pengadilan Negeri Cibinong Bogor, Rabu (26/1/2011) kemarin, menghadirkan 4 orang saksi, yakni 2 dari warga sekitar dan 2 dari jemaat Ahmadiyah. Serta 2 orang terdakwa bernama Dede Novi dan Aldi Afriansyah.
Juga 2 orang saksi warga dari Desa Ciampea bernama Saiful Anwar dan Anton Pradi Silalahi (seorang polisi).

Dalam kesaksiannya, Anton menyatakan, dirinya datang ke TKP setelah kejadian. Ia mengaku melihat ada pembakaran. Namun karena keadaan gelap gulita membuat dia tidak tahu kronologinya.

Namun sebelumnya, aku Anton, ia sudah menasehati jemaat Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatannya.
Saksi lainnya, Saiful Anwar, memberikan kesaksian bahwa dia ikut mendatangi kampung Ahamdiyah karena tidak terima akan adanya penusukan kepada pemuda Muslim, seorang warga Desa Ciampea Udik.
 
Sementara saksi dari Jemaat Ahmadiyah dinilai memberikan kesaksian bohong. Saksi Mubaroq Ahmad, selaku Wakil Ketua JAI Cisalada, menjelaskan seolah-olah telah terjadi penyerangan terhadap warga Ahmadiyah tanpa menjelaskan pokok permasalahannya.

Namun salah satu Hakim Anggota, Alfon, jeli melihat BAP Mubaroq Ahmad. Ternyata dalam BAP Ahmad Mubarok mengakui telah terjadi kasus penusukan terhadap Rendi (warga Ciampea Udik yang masih duduk di kelas 1 SMK). Hakim Alfon pun menegur Ahmad Mubarok yang sudah menutup-nutupi kasus penusukan ini.

Kasus JAI di Cisalada dinilai telah melakukan tindakan melanggar SKB sehingga membuat warga setempat gerah.

Menurut kesaksian Yayan Sopian, warga setempat, kasus ini bermula ketika awal Oktober 2010 lalu sejumlah pemuda Muslim mendatangi perkampungan Ahmadiyah untuk menasehati agar menghentikan kegiatannya. Namun jemaat Ahmadiyah menanggapinya dengan anarkis, mereka menyiapkan batu, senjata tajam untuk menghadang pemuda muslim warga desa Ciampea Udik.

Dikawal Ketat
Dalam lanjutan sidang kemarin, ribuan warga dari empat kecamatan di Kabupaten Bogor mengepung kantor Pengadilan Negeri Cibinong, Kabupaten Bogor. sidang ini dikawal kurang lebih 120 personil kepolisian dari Polres Resor Bogor.

Ribuan warga tersebut diantaranya berasal dari Kecamatan Ciampea, Leuwiliang, Cibungbulang, dan Tenjo itu datang untuk menuntut pembebasan tiga warga Ciampea yang menjadi terdakwa dalam kasus dugaan perusakan kampung Ahmadiyah di Desa Cisalada, Kabupaten Bogor.

Di luar ruanga sidag warga terus meneriakkan kecaman terhadap Ahmadiayah dan menuntut agar Ahmadiyah dibubarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar