Kamis, 10 Juli 2014

GAZA DISERANG LAGI OLEH ISRAEL SECARA BESAR2AN...??!!! .... DUNIA ..KOK TERDIAM....??? >>> ISRAEL-ZIONIS ITU SUDAH MERAMPAS DAN MENYEROBOT TANAH DI PALESTINA.. DAN DEMIKIAN MEREKA MELAKUKAN CARA2NYA... PERSIS SEPERTI BELANDA DAHULU MENJAJAH.. DAN MENDUDUKI... TERHADAP TANAH2 KESULTANAN DAN RAKYAT DI INDONESIA...?? >> HAYYO KITA GABUNG DENGAN RAKYAT GAZA.... DAN.. PEMERINTAH INDONESIA JANGAN DIAM...?? HAYYOOO RAKYAT BERGERAK .. DAN MEMINTA PEMERINTAH MELAKUKAN SUATU SIKAP.. APAKAH ... KALAU PERLU .. SEGERA... MENGIRIM PERWAKILAN KITA KE GAZA.. >>> ... SIAPKAN PARA SUKARELAWAN.. UNTUK MEMBANTU RAKYAT GAZA.. DISANA...>>> UMMAT ISLAM INDONESIA.. DAN PEMERINTAH INDONESIA.. HARUS SEGERA BERBUAT SESUATU.. UNTUK MEMBANTU SECARA LANGSUNG... DAN BERGABUNG DENGAN RAKYAT GAZA.. DI PALESTINA...>>... SEMOGA KITA BISA SEGERA .. MELAKUKAN APAPUN YANG TERBAIK DAN PALING SEGERA BISA DILAKUKAN UNTUK RAKYAT GAZA DAN BANGSA PALESTINA....!!! >> ALLAHUMMA AFRIGH ALAINA SHABRAN WA STABBIT AQDAMANA WANSHURNA ALALQOUMILKAFIRIN....>>>





Smart Teen Brawijaya: Visi Misi Besar Untuk Pembebasan Palestina


Smart Teen Brawijaya: Visi Misi Besar Untuk Pembebasan Palestina















 



Kamis, 12 Ramadhan 1435 H / 10 Juli 2014 12:35 wib

http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2014/07/10/31513/smart-teen-brawijaya-visi-misi-besar-untuk-pembebasan-palestina/#sthash.xYUGhG8F.dpbs
 
Smart Teen Brawijaya: Visi Misi Besar Untuk Pembebasan Palestina
Sahabat Smart Muslim,
Bulan Ramadhan merupakan bulan paling dinanti bagi umat Islam di seluruh dunia. Sebuah bulan yang terabadikan dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, yang berujung pada ketaqwaan. Bulan yang dinanti sepanjang tahun, bahkan ketika memasuki bulan Rajab, disalah satu sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ath-Thabrani, beliau berdoa agar diberkahi di Bulan Rajab, Sya’ban, dan dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan.

Begitu indah penantian panjang untuk bertemu Ramadhan tahun ini. Tapi penantian panjang itu, terasa menjadi perjuangan yang sangat ternanti ketika syahid siap menjemput. Tak terasa sepertiga Ramadhan pertama telah kita lewati dengan aman, di Indonesia. Akan tetapi, bagaimana dengan saudara-saudara kita di belahan bumi lainnya?

Palestina khususnya, beberapa saat lalu menjadi bulan-bulanan pasukan yahudi laknatullaah. Mereka tidak hanya mengusik ketika di luar bulan Ramadhan, akan tetapi semakin ganas dan beringas

Palestina khususnya, beberapa saat lalu menjadi bulan-bulanan pasukan yahudi laknatullaah. Mereka tidak hanya mengusik ketika di luar bulan Ramadhan, akan tetapi semakin ganas dan beringas ketika bulan Ramadhan tiba. Malam-malam Ramadhan menjadi malam yang tak menenangkan bagi jiwa. Mereka harus berwaspada di perbatasan penjuru Palestina, terlebih Gaza.

Ada yang masih bertanya, untuk apa kita sibuk mengurusi kebebasan Palestina? Masih banyak yang harus diselesaikan di negara kita, atau untuk apa negara lain ikut campur tangan, mereka juga punya masalah masing-masing yang harus diselesaikan. Terlebih pemilu di Indonesia juga belum usai. Tapi kita tentu berharap, siapapun presiden yang nantinya akan menggantikan Pak Susilo Bambang Yudhoyono, haruslah memberikan perhatian lebih terhadap Palestina. Pak Prabowo-Hatta, anda didukung oleh kekuatan ormas dan partai Islam di Indonesia. Pak Jokowi, dalam debat capres, anda membawa-bawa nama Palestina sebagai negara yang akan anda bela. Semua yang anda berdua lakukan akan dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya.

Permasalahan Palestina adalah permasalahan umat muslim di seluruh dunia. Bantuan dari Indonesia sudah terkirimkan sejak lama, bahkan pembangunan-pembangunan fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat Palestina, khususnya di Gaza sudah terealisasi. Namun, ternyata fasilitas-fasilitas yang baru saja tercipta, luluh lantak oleh rudal dan senjata Israel Laknatullaah. Bangunan baru tersebut seakan menjadi sasaran latihan jitu rudal pasukan Israel. Dibangun, ditembak, dibangun, ditembak.

Waktu yang terhabiskan untuk membangun fasilitas tersebut, tidak sebanding dengan lama waktu untuk menghancurkannya. Apa yang harus dilakukan umat Islam di seluruh dunia?

Segala cara sudah dicoba. Segala fasilitas dibangun untuk membantu saudara di Gaza sudah terealisasi, namun apa hendak dikata, pasukan Israel bukanlah pasukan manusia yang memiliki hati. Mereka lebih biadab daripada seekor hewan yang kepalaran di tengah hutan.

Kembali lagi pada pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan umat Islam di seluruh dunia?

Kembali lagi pada pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan umat Islam di seluruh dunia?  

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, maka patut kita belajar pada para pendahulu yang mencoba membebaskan Al-Quds.

Kita perlu memahami bagaimana mereka mempunyai visi dan misi yang begitu besar. Mereka tidak arogan dalam mewujudkan kemenangan pembebasan Al-Quds. Tidaklah pembebasan harus melalui tangannya. Tidak. Sekali-kali tidak.

Mereka hanya ingin Al-Quds ini terbebaskan dari tangan-tangan zionis Laknatullaah. Sekalipun mereka adalah orang yang terbunuh pertama kali, tidaklah mengapa, harus ada yang melanjutkan perjuangannya. Sekalipun yang melanjutkan perjuangannya bukanlah anak-cucunya, tidaklah mengapa, asal Al-Quds kembali ke pangkuan Islam.

Dari terik mulai terasa di Suriah, mengiringi panasnya suasana peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dan orang-orang kafir. Di pusat kota, terdapat seorang sultan yang sangat masyhur, shalih, dan mencintai para ulama, mempunyai visi dan misi yang besar dibalik pembebasan Al-Quds. Dialah yang akhirnya menjadi tokoh pelopor dibelakang Panglima Perang Salib yang bernama Shalahuddin Al-Ayyubi.

Nuruddin Zanki, sosok yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, dan di sisi Allah Swt. Seorang shalih yang berusaha membebaskan Al-Quds, dengan ataupun tanpanya. Namanya dikenang ataupun tidak.

Dan, benar saja, lelaki yang menjadi pelopor adanya perayaan Maulud Nabi karena lemahnya kecintaan umat Islam pada Rasulullah Saw pada saat itu, sebelum Islam berhasil menakhlukkan Al-Quds, Allah Swt mentakdirkannya untuk ada disisi-Nya.

Perjuangannya ternyata tidak terhenti ketika ia meninggal. Kita lihat visi misi besar, seorang Sultan yang tidak mengunggulkan ke’aku’annya. Tapi mengunggulkan bagaimana agar Al-Quds kembali ke pangkuan Islam.

Sepeninggalnya dalam peperangan, ternyata menjadikan Panglima perangnya tidak menghentikan langkah membebaskan Al-Quds. Cahaya Allah Swt masih menyinari hati-hati pasukan Nuruddin.

Panglima perang yang mengambil alih pasukan perang untuk membebaskan Al-Quds adalah Imaduddin. Kita menyaksikan bagaimana persatuan umat Islam untuk membebaskan Al-Quds begitu besar. Sehingga lepas pemimpin pertama, langsung diambil alih pemimpin kedua, tanpa menunggu batas waktu yang sangat lama.

Imaduddin, mengakhiri hidupnya di dalam peperangan, tepat sebelum Islam membebaskan Al-Quds. Tiada orang lain yang mampu menggantikan kepemimpinan beliau, kecuali keponakannya. Dialah yang kita kenal panglima perang salib, Shalahuddin Al-Ayyubi.


Dia memang tidak mengawali perjuangan melawan orang-orang kafir, akan tetapi dia berhasil mewujudkan cita-cita perjuangan pendahulunya. Dalam perjalanannya membebaskan Al-Quds, lelaki ini terus menanamkan persatuan diantara pasukannya. Ini bukan untuk kemenangan panglima perang, tapi untuk umat Islam di seluruh dunia. Persembahan paling berharga bagi umat Islam, yakni dapat menunaikan kembali shalat, khutbah, ramadhan, dan kegiatan Islam lainnya di Al-Quds.


Elemen penghubung yang menjadi unsur kemenangan Shalahuddin, salah satunya diambil dari keimanan pasukannya. Siapa pasukan yang dibawa oleh Shalahuddin?

Sekilas seratus tahun sebelumnya, seorang ulama masyhur mengawali pertaubatan umat Islam, dikarenakan umat Islam semakin lama semakin jauh niatnya dari perjuangan Islam.

Mereka belajar tentang Islam, bukan untuk meraih surga, tapi untuk mendapatkan jabatan-jabatan di pemerintahan. Lelaki yang dalam kondisi berpelukan dengan Shahih Bukhari ketika meninggal dunia tersebut menjadi langkah baru para ulama. Melalui karyanya, ia berhasil menjadikan Islam kembali sebagaimana semestinya. Kembali Berjaya.

Pelopor taubat para ulama bernama Al-Ghazali, yang akhirnya menuliskan buku putih Al-Ihya Ulumuddin. Membuat zawiyah atau pesantren, yang akhirnya mempunyai ratusan cabang. Salah satu santrinya yang terkenal adalah Abdul Qadir Al-Jailani, nama yang disebutkan oleh salah satu ormas Islam di Indonesia ketika mengucapkan Al-Fatihah.

Pasukan-pasukan perang Shalahuddin Al-Ayyubi yang tangguh untuk membebaskan Al-Quds, diperoleh dari santri zawiyah-zawiyah yang tersebar di seluruh penjuru wilayah Islam.

Betapa besar sebuah visi misi yang dibangun umat Islam dalam pembebasan Al-Quds. Sebuah visi misi panjang, yang disambut serentak oleh santri-santri yang dipelopori oleh Al-Ghazali.

Sebuah gaya peperangan yang kini diterapkan pula oleh Israel di Palestina. Mereka mempunyai jaringan yang sangat luas. Memiliki seorang paman yang mempunyai dan menguasai media di seluruh dunia, dialah Paman Syam.

Ketika Israel diserang, dan hanya membuat sedikit kerusakan, maka berita yang tersebar sangatlah besar, dan di lebih-lebihkan. Sementara ketika Israel menyerang Palestina, atau Gaza, maka media yang menyiarkan tidaklah banyak, kalaupun ada yang menyiarkan, tidak akan dilebih-lebihkan, bahkan cenderung dikurang-kurangi.

Inilah yang harus kita bangun, mempunyai semangat visi-misi yang sangat besar untuk merebut kembali Al-Quds dari cengkraman Yahudi, Israel, dan Zionis. Tidak lantas sekedar mengumpulkan uang, lalu mengirimkannya ke Palestina, membangun fasilitas umum, yang nantinya ketika sudah jadi akan menjadi bulan-bulanan Yahudi.

Akan tetapi kita perlu menyiapkan hal yang lebih besar, yang patutnya kita diskusikan secara serentak, oleh umat Islam di seluruh dunia yang diwakilkan kepada para ulama. Maka patutlah kita belajar dari keteladanan yang diciptakan oleh Nuruddin Zanki, Imaduddin, Shalahuddin Al-Ayyubi, Al-Ghazali, dan barisan para Syuhada...


Oleh : Izzur Rozabi, Universitas Brawijaya, Malang
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2014/07/10/31513/smart-teen-brawijaya-visi-misi-besar-untuk-pembebasan-palestina/#sthash.xYUGhG8F.dpuf

Gaza Darurat Perang, 28 Tewas oleh Invasi Israel

Rabu,  9 Juli 2014  −  09:21 WIB
http://international.sindonews.com/read/881174/43/gaza-darurat-perang-28-tewas-oleh-invasi-israel
Gaza Darurat Perang, 28 Tewas oleh Invasi Israel
Wilayah Rafah, Jaluar Gaza dibom militer Israel. | (Reuters / Ibraheem Abu Musatafa)
GAZA - Pertempuran kelompok Hamas dan pasukan Israel terus belangsung dan membuat wilayah Jalur Gaza darurat perang. Sebab, Israel sendiri bukannya berhenti menginvasi Jalur Gaza, namun justru menyiapkan 40 ribu pasukan cadangan untuk perang.
 
Kelompok militan Hamas juga terus mengobarkan perlawanan dengan menembakkan puluhan roket ke arah Israel. Hamas juga menembakkan rudal jarak jauh di sejumlah kota termasuk Yerusalem dan Tel Aviv pada hari Selasa petang kemarin. (Baca: Serang Gaza, Israel Siapkan 40 Ribu Pasukan Cadangan)
 
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu merespon, dengan menyatakan serangan roket Hamas tidak akan ditoleransi. ”Oleh karena itu saya telah memerintahkan militer untuk secara signifikan memperluas operasi terhadap ‘teroris’ Hamas dan melawan kelompok teroris lain di Gaza,” tulis Associated Press mengutip pernyataan Netanyahu.
 
"Saya meminta Anda untuk menampilkan kesabaran karena operasi ini bisa memakan waktu,” lanjut Netanyahu.
 
Sebelumnya, militer Israel mengatakan invasi darat dari daerah kantong sangat mungkin dilakukan, meskipun dilakukan dari jarak yang tidak dekat. Kantor berita Reuters pada Rabu (9/7/2014) melaporkan, militer Israel telah memerintahkan pemboman di berbagai tempat.
 

Menurut Pasukan Perthanan Israel (IDF), sekitar 1.500 pasukan cadangan Israel telah dikerahkan.”‘Operation Protective Edge’: Sebagai respons untuk Hamas yang terus menembakkan roket. IDF  akan merespon tegas untuk melindungi warga Israel,” tulis IDF dalam akun Twitter-nya. ”Hamas tidak akan aman jika terus mengancam kehidupan warga sipil Israel,” lanjut IDF.
 
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Mufeel al-Hasayneh, mengatakan 50 rumah hancur akibat invasi Israel Selasa kemarin. Selain itu, 1.700 rumah lainnya rusak sebagian.
 
Sedangkan petugas medis Palestina melaporkan setidaknya 28 tewas, termasuk enam tewas dalam sebuah serangan udara yang meratakan sebuah gedung apartemen di Gaza selatan. 
 
Invasi Israel juga memicu kepanikan. Sekitar 150 warga juga dilaporkan  terluka. Invasi Israel kali ini disebut sebagai invasi paling mematikan di Jalur Gaza sejak 2012.

Israel Bombardir Gaza, 25 Warga Palestina Tewas

Rabu, 09 Juli 2014 09:47 wib | Fajar Nugraha - Okezone

TOPIK PILIHAN


Serangan yang diarahkan ke Gaza (Foto: Reuters)  
Serangan yang diarahkan ke Gaza (Foto: Reuters) YERUSALEM – Israel membombardir wilayah perbatasan Gaza sejak Selasa 8 Juli 2014. Serangan ini menyebabkan 25 orang tewas dan 100 lainnya terluka.

Selain melepaskan serangan udara, pihak Israel juga memobilisasi pasukan di sekira wilayah perbatasan. Kemungkinan besar Israel akan melakukan serangan darat.

Serangan membabibuta ini merupakan pertempuran terparah antara pasukan Israel dengan kelompok Hamas sejak perang delapan hari pada November 2012. Israel menyatakan hal ini dilakukan sebagai balasan serangan roket dari Palestina.

Dilaporkan sekira 160 roket dilesakkan ke arah Israel, termasuk serangan yang menyentuh wilayah Hadera. Israel pun menyatakan melakukan serangan terhadap lebih dari 150 target di Gaza.

"(Sebanyak) 25 orang tewas dalam kejadian ini, termasuk enam orang tewas dalam serangan udara yang menghancurkan sebuah gedung apartemen di Gaza," ujar petugas medis Palestina, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/7/2014).

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap serangan roket yang diarahkan ke Negara Yahudi itu.


"Untuk itu saya telah memerintahkan militer secara signifikan untuk memperluas operasinya melawan Hamas. Saya harap warga bisa sabar, karena operasi bisa berjalan lama," tutur Netanyahu.

Ketegangan antara Israel dengan Hamas meningkat sejak kelompok pejuang Palestina itu dituduh menculik dan membunuh tiga remaja Israel di Tepi Barat pada 12 Juni 2014. Israel pun melakukan operasi penangkapan kepada setiap warga Palestina yang dianggap terlibat dengan penculikan itu.


Situasi semakin memburuk setelah seorang remaja Palestina ditemukan tewas setelah sebelumnya dilaporkan diculik. Bocah Palestina itu ditengarai tewas atas alasan dendam dan enam warga Yahudi pun telah ditangkap terkait pembunuhan tersebut. (faj)


The Palestinian Resistance also engaging in psychological warfare

http://english.al-akhbar.com/content/palestinian-resistance-also-engaging-psychological-warfare

A general view of the eastern part of the Gaza Strip from Gaza City, on July 10, 2014. (Photo: AFP-Thomas Coex)
Published Friday, July 11, 2014
At the start of the confrontation between the Resistance and Israel, the latter had absolute supremacy in using psychological warfare against the Palestinians. But the armed Palestinian Resistance factions have since worked to improve their capabilities in information and propaganda, creating a counter-deterrent using the Internet and the language of the other side. 

Gaza – In conjunction with the physical warfare between Palestinian Resistance factions and Israel, the two sides are also engaged in psychological warfare, with a view to weaken and overwhelm the home front of the other side. No doubt, the two sides often hit and often miss, but in general, the Resistance’s communicators have sent out effective messages this time, even outdoing Israel, which has only rehashed its old propaganda seen in every previous round of conflict so far. 

Military psychology experts say that the new development in this context is that the Palestinians are no longer afraid of the leaflets dropped by Israeli warplanes in order to turn the civilian population against the Resistance or force civilians to evacuate their homes, especially along the border areas.

The Resistance has launched a strong assault targeting the morale of the Israeli public, broadcasting videos in Hebrew focusing on its military capabilities, including its medium-range rocket arsenal and amphibious commandos. The Resistance has also called on Israelis to evacuate their homes, and hacked websites to display its messages. Recall that during the last conflict in Gaza, the Resistance had leaked the names and numbers of thousands of Israeli army officers. 

To Ismail Abu Rkab, a professor of military psychology from the Palestine Security College in Gaza, these messages seek to influence the attitudes of the internal front, and subsequently the public’s emotions and behavior, “to weaken the occupation’s morale and among Israelis in general.” Speaking to Al-Akhbar, he said, “Each side in the conflict knows the weaknesses of the other, and tries to focus on them to twist the other’s arm; however, the Palestinians’ weakness, namely the deliberate targeting of their civilians, has not affected the Resistance, as evidenced by the escalation of its operations against the occupation and the endurance of its popularity.” 
 
In this regard, Abu Rkab says, “The psychological makeup of the Resistance is solid, and relies on the religious and spiritual aspect. This helps raise its morale, unlike the case of the occupation, which is rattled by the sight of rockets and by protracted fighting.” “The occupation is trying through its messages to influence citizens and to demoralize the Resistance, practically by targeting homes and public places,” he added.

On the other hand, the military psychology expert believes that the Resistance “has succeeded in conveying its psychological messages, which were developed based on previous experience.” Abu Rkab praised the propaganda war led by the military wing of the Palestinian factions, which he said was built on sound scientific foundations designed to raise the morale of the Palestinian people and do the opposite in the enemy front. 

In the same vein, a number of security pundits in Palestine say that Israel’s threatening rhetoric, including against civilians, was due to the lack of solid intelligence among Tel Aviv’s security agencies regarding the location of Resistance fighters and its weapons storage areas. It is important to note here one Israeli army officer’s admission, quoted by Yediot Ahronot, that Hamas and Islamic Jihad have hundreds of rockets that Israel does not know about. The officer said this was different from what happened during Operation Pillar of Cloud, when half of Hamas’ stockpile of long-range rockets was destroyed during the first air strikes.

Abu Rkab commented on this by saying, “He who has information has power. For this reason, Israel is trying to restore its deterrence at the expense of civilians, in light of its lack of solid intelligence.” Abu Rkab also noted that the occupation has been trying to fabricate information for the benefit of its home front, “to manipulate attitudes regarding Israel’s security in general.” 

The occupation’s lack of information regarding the existing security situation, to security expert Ibrahim Habib, resembles the situation that existed during the 2006 July War in Lebanon. Back then, he said, “The Israeli people would await the speeches of Sayyed Hassan Nasrallah to learn the latest in the war, in light of the Israeli leadership’s lack of accurate intelligence and the state of confusion it was in.”
 
In comments to Al-Akhbar, Habib said, “It is clear that the Israeli home front no longer believes its media and leadership, because of the large number of false claims they make. For this reason, the Israeli home front is influenced by the Resistance’s sporadic messages.”

Habib added, “the Resistance has created confusion among the Israelis, with the videos it broadcasted showing its military capabilities.” 

The security expert said the Israeli SMS warning messages sent to Palestinians, for example, as well as direct calls to warn them against collaborating with the Resistance or asking them to leave their homes, were an attempt to intimidate the Palestinian people, stressing that this highlighted the state of failure in the Israeli intelligence community. 

In the context of psychological warfare, which according to psychologists is a form of non-lethal warfare, technology experts said Israel recently attempted to fabricate video footage relating to a raid by al-Qassam Brigades, Hamas’s military arm, on the Israeli Zikim military base near Ashkelon. The Israelis wanted to show that Hamas’ commandos were killed before they could hit any targets. Habib said the attempt came from the military censor in Israel, to cover up the infiltration of Israeli bases and the strong blow suffered at the hands of a simple group of Resistance commandos. 

He said, “It was clear that Israel was hurt as a result of this operation, which was repeated over two consecutive days by two different groups of Palestinian marines. This explains why Israel closed the entire shore to holidaymakers, fearing for their lives.” He then added, “The biggest source of confusion for the occupation at this time is the Resistance’s ability to hide and camouflage itself. This will exhaust the military and push it to make concerted covert efforts to reveal the Resistance’s locations and the location of its rocket stockpiles.” 

Meanwhile, the Ministry of Interior and National Security in Gaza has called on the Palestinians to ignore Israel’s psychological operations, including the rumors in Israeli media, the leaflets being dropped by Israeli planes, and calls to Palestinians on their phones. The ministry also called on them to “not interact with all those methods meant to weaken our home front, in light of the great resilience of our people in the face of aggression,” saying that what the occupation is doing reflects its intelligence failures in Gaza. 

This article is an edited translation from the Arabic Edition.

Transnational Issues Israel
Disputes – international
:
http://drhalimahali.wordpress.com/2009/01/05/maklumat-tentang-regim-israel-dari-sumber-cia-ap-reuters-dan-wikipedia-2/
West Bank and Gaza Strip are Israeli-occupied with current status subject to the Israeli-Palestinian Interim Agreement – permanent status to be determined through further negotiation; Israel continues construction of a “seam line” separation barrier along parts of the Green Line and within the West Bank; Israel withdrew its settlers and military from the Gaza Strip and from four settlements in the West Bank in August 2005; Golan Heights is Israeli-occupied (Lebanon claims the Shab’a Farms area of Golan Heights); since 1948, about 350 peacekeepers from the UN Truce Supervision Organization (UNTSO) headquartered in Jerusalem monitor ceasefires, supervise armistice agreements, prevent isolated incidents from escalating, and assist other UN personnel in the region
Refugees and internally displaced persons:
IDPs: 150,000-420,000 (Arab villagers displaced from homes in northern Israel) (2007)
Illicit drugs:
increasingly concerned about ecstasy, cocaine, and heroin abuse; drugs arrive in country from Lebanon and, increasingly, from Jordan; money-laundering center
This page was last updated on 18 December, 2008 (source cia year book)
=====================================================================
Israel is the only country in the world with an operational anti-ballistic missile defense system (“Hetz”, Arrow, developed with funding and technology from the United States), though an operational system is in place protecting the Moscow area. Israel has also worked with the U.S. on development of a tactical high energy laser system against medium range rockets (called Nautilus or THEL).
Israel’s military technology is most famous for its guns, armored fighting vehicles (tanks, tank-converted APCs, armoured bulldozers, etc.), unmanned aerial vehicles, and rocketry (missiles and rockets). Israel also has manufactured aircraft including the Kfir (reserve), IAI Lavi (canceled), and the IAI Phalcon Airborne early warning System, and naval systems (patrol and missile ships). Much of the IDF’s electronic systems (intelligence, communication, command and control, navigation etc.) are Israeli-developed, including many systems installed on foreign platforms (esp. aircraft, tanks and submarines). So are many of its precision-guided munitions.
Israel has the independent capability of launching reconnaissance satellites into orbit (a capability which only Russia, the United States, the United Kingdom, France, Germany, the People’s Republic of China, India, Japan and Ukraine hold). Both the satellites (Ofeq) and the launchers (Shavit) were developed by the Israeli security industries.
Israel is also said to have developed an indigenous nuclear capability, although no official details or acknowledgments have ever been publicized. On the issue of this nuclear weapons program, Israel chooses to follow a policy of deliberate ambiguity.
Israel has also recently purchased the brand new APC, The Wolf Armoured Vehicle, to be used in urban warfare and to protect VIPs.




In 1983, the United States and Israel established a Joint Political Military Group, which convenes twice a year. Both the U.S. and Israel participate in joint military planning and combined exercises, and have collaborated on military research and weapons development. Additionally the U.S. military maintains two classified, pre-positioned War Reserve Stocks in Israel valued at $493 million.[21] Israel has the official distinction of being an American Major non-NATO ally. As a result of this, The US and Israel share the vast majority of their security and military technology.
Since 1976, Israel had been the largest annual recipient of U.S. foreign assistance. In 2004, Israel was receiving $2.16 billion a year in Foreign Military Financing (FMF) grants from the Department of Defense. This amount has increased in recent years due to non-military economic aid being shifted to military aid. A large proportion of this military aid is for the purchase of American military equipment only.

Israeli military technology
The IDF possesses top-of-the-line weapons and computer systems used and recognized worldwide. Some are American-made (with some equipment being modified for IDF use) such as the M4A1 assault rifle, the F-15 Eagle and F-16 Fighting Falcon, and the AH-64 Apache and AH-1 Cobra attack helicopters. Israel also has developed its own independent weapons industry, which has developed weapons and vehicles such as the Merkava battle tank series, the Kfir fighter aircraft, and various small arms such as the Galil and Tavor assault rifles, and the Uzi submachine gun.
The IDF also has several large internal research and development departments, and it purchases many technologies produced by the Israeli security industries including IAI, IMI, Elbit, El-Op, Rafael, Soltam, and dozens of smaller firms. Many of these developments have been battle-tested in Israel’s numerous military engagements, making the relationship mutually beneficial, the IDF getting tailor-made solutions and the industries a very high repute.




 

4 komentar:

  1. israel pig have are weakness it is jumaat and subuh prayer and also israel is under our penal code of syariah laws.

    BalasHapus
  2. BANGKITKAN SEMANGAT DAN JIWA PERJUANGAN PERSATUAN UMMAT ISLAM DAN SELURUH ANAK2 BANGSA... HAYYOOO KITA -DUKUNG GAZA-PALESTINA UNTUK MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN YANG BERDAULAT SECARA PENUH DISELURUH TANAH AIR BANGSA PALESTINA SELURUHNYA....

    KITA SEMUA SIAAP MEMBANTU GAZA DAN SELURUH BANGSA PALESTINA... YANG MERDEKA DAN BERDAULAT...SEUTUHNYA SEPENUHNYA SELURUHNYA.... GAZA DAN PALESTINA MERDEKA....!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dunia islam mengakui kalau hamas dianggap organisasi teroris,sehingga sulit mendapat dukungan internasional.Malah yg membantu malah bangsa asia tenggara dan eropa.Dibelakang hamas diindikasi ada Iran.Sepertinya yg berperang malah israel dan iran(Hamas dijadikan boneka karens senjata dari iran)

      Hapus
  3. Arogansi israel dan hamas,sipil jadi korban.

    BalasHapus