Smart Teen Brawijaya: Visi Misi
Besar Untuk Pembebasan Palestina
Kamis, 12 Ramadhan 1435 H / 10 Juli
2014 12:35 wib
http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2014/07/10/31513/smart-teen-brawijaya-visi-misi-besar-untuk-pembebasan-palestina/#sthash.xYUGhG8F.dpbs
Smart Teen Brawijaya: Visi Misi
Besar Untuk Pembebasan Palestina
Sahabat
Smart Muslim,
Bulan
Ramadhan merupakan bulan paling dinanti bagi umat Islam di seluruh dunia. Sebuah
bulan yang terabadikan dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, yang berujung pada
ketaqwaan. Bulan yang dinanti sepanjang tahun, bahkan ketika memasuki bulan
Rajab, disalah satu sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan
Ath-Thabrani, beliau berdoa agar diberkahi di Bulan Rajab, Sya’ban, dan
dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan.
Begitu
indah penantian panjang untuk bertemu Ramadhan tahun ini. Tapi penantian
panjang itu, terasa menjadi perjuangan yang sangat ternanti ketika syahid siap
menjemput. Tak terasa sepertiga Ramadhan pertama telah kita lewati dengan aman,
di Indonesia. Akan tetapi, bagaimana dengan saudara-saudara kita di belahan
bumi lainnya?
Palestina
khususnya, beberapa saat lalu menjadi bulan-bulanan pasukan yahudi laknatullaah.
Mereka tidak hanya mengusik ketika di luar bulan Ramadhan, akan tetapi semakin
ganas dan beringas
Palestina
khususnya, beberapa saat lalu menjadi bulan-bulanan pasukan yahudi
laknatullaah. Mereka tidak hanya mengusik ketika di luar bulan Ramadhan, akan tetapi
semakin ganas dan beringas ketika bulan Ramadhan tiba. Malam-malam Ramadhan
menjadi malam yang tak menenangkan bagi jiwa. Mereka harus berwaspada di
perbatasan penjuru Palestina, terlebih Gaza.
Ada
yang masih bertanya, untuk apa kita sibuk mengurusi kebebasan Palestina? Masih
banyak yang harus diselesaikan di negara kita, atau untuk apa negara lain ikut
campur tangan, mereka juga punya masalah masing-masing yang harus diselesaikan.
Terlebih pemilu di Indonesia juga belum usai. Tapi kita tentu berharap,
siapapun presiden yang nantinya akan menggantikan Pak Susilo Bambang Yudhoyono,
haruslah memberikan perhatian lebih terhadap Palestina. Pak Prabowo-Hatta, anda
didukung oleh kekuatan ormas dan partai Islam di Indonesia. Pak Jokowi, dalam
debat capres, anda membawa-bawa nama Palestina sebagai negara yang akan anda
bela. Semua yang anda berdua lakukan akan dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya.
Permasalahan
Palestina adalah permasalahan umat muslim di seluruh dunia. Bantuan dari
Indonesia sudah terkirimkan sejak lama, bahkan pembangunan-pembangunan
fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat Palestina, khususnya di Gaza
sudah terealisasi. Namun, ternyata fasilitas-fasilitas yang baru saja tercipta,
luluh lantak oleh rudal dan senjata Israel Laknatullaah. Bangunan baru tersebut
seakan menjadi sasaran latihan jitu rudal pasukan Israel. Dibangun, ditembak,
dibangun, ditembak.
Waktu
yang terhabiskan untuk membangun fasilitas tersebut, tidak sebanding dengan
lama waktu untuk menghancurkannya. Apa yang harus dilakukan umat Islam di
seluruh dunia?
Segala
cara sudah dicoba. Segala fasilitas dibangun untuk membantu saudara di Gaza
sudah terealisasi, namun apa hendak dikata, pasukan Israel bukanlah pasukan
manusia yang memiliki hati. Mereka lebih biadab daripada seekor hewan yang
kepalaran di tengah hutan.
Kembali
lagi pada pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan umat Islam di seluruh
dunia?
Kembali
lagi pada pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan umat Islam di seluruh
dunia?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, maka patut kita belajar pada para
pendahulu yang mencoba membebaskan Al-Quds.
Kita
perlu memahami bagaimana mereka mempunyai visi dan misi yang begitu besar.
Mereka tidak arogan dalam mewujudkan kemenangan pembebasan Al-Quds. Tidaklah
pembebasan harus melalui tangannya. Tidak. Sekali-kali tidak.
Mereka
hanya ingin Al-Quds ini terbebaskan dari tangan-tangan zionis Laknatullaah.
Sekalipun mereka adalah orang yang terbunuh pertama kali, tidaklah mengapa,
harus ada yang melanjutkan perjuangannya. Sekalipun yang melanjutkan
perjuangannya bukanlah anak-cucunya, tidaklah mengapa, asal Al-Quds kembali ke
pangkuan Islam.
Dari
terik mulai terasa di Suriah, mengiringi panasnya suasana peperangan yang
terjadi antara kaum muslimin dan orang-orang kafir. Di pusat kota, terdapat
seorang sultan yang sangat masyhur, shalih, dan mencintai para ulama, mempunyai
visi dan misi yang besar dibalik pembebasan Al-Quds. Dialah yang akhirnya
menjadi tokoh pelopor dibelakang Panglima Perang Salib yang bernama Shalahuddin
Al-Ayyubi.
Nuruddin
Zanki, sosok yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, dan di sisi Allah
Swt. Seorang shalih yang berusaha membebaskan Al-Quds, dengan ataupun tanpanya.
Namanya dikenang ataupun tidak.
Dan,
benar saja, lelaki yang menjadi pelopor adanya perayaan Maulud Nabi karena
lemahnya kecintaan umat Islam pada Rasulullah Saw pada saat itu, sebelum Islam
berhasil menakhlukkan Al-Quds, Allah Swt mentakdirkannya untuk ada disisi-Nya.
Perjuangannya
ternyata tidak terhenti ketika ia meninggal. Kita lihat visi misi besar,
seorang Sultan yang tidak mengunggulkan ke’aku’annya. Tapi mengunggulkan
bagaimana agar Al-Quds kembali ke pangkuan Islam.
Sepeninggalnya
dalam peperangan, ternyata menjadikan Panglima perangnya tidak menghentikan
langkah membebaskan Al-Quds. Cahaya Allah Swt masih menyinari hati-hati pasukan
Nuruddin.
Panglima
perang yang mengambil alih pasukan perang untuk membebaskan Al-Quds adalah
Imaduddin. Kita menyaksikan bagaimana persatuan umat Islam untuk membebaskan
Al-Quds begitu besar. Sehingga lepas pemimpin pertama, langsung diambil alih
pemimpin kedua, tanpa menunggu batas waktu yang sangat lama.
Imaduddin,
mengakhiri hidupnya di dalam peperangan, tepat sebelum Islam membebaskan
Al-Quds. Tiada orang lain yang mampu menggantikan kepemimpinan beliau, kecuali
keponakannya. Dialah yang kita kenal panglima perang salib, Shalahuddin
Al-Ayyubi.
Dia
memang tidak mengawali perjuangan melawan orang-orang kafir, akan tetapi dia
berhasil mewujudkan cita-cita perjuangan pendahulunya. Dalam perjalanannya
membebaskan Al-Quds, lelaki ini terus menanamkan persatuan diantara pasukannya.
Ini bukan untuk kemenangan panglima perang, tapi untuk umat Islam di seluruh
dunia. Persembahan paling berharga bagi umat Islam, yakni dapat menunaikan
kembali shalat, khutbah, ramadhan, dan kegiatan Islam lainnya di Al-Quds.
Elemen
penghubung yang menjadi unsur kemenangan Shalahuddin, salah satunya diambil
dari keimanan pasukannya. Siapa pasukan yang dibawa oleh Shalahuddin?
Sekilas
seratus tahun sebelumnya, seorang ulama masyhur mengawali pertaubatan umat
Islam, dikarenakan umat Islam semakin lama semakin jauh niatnya dari perjuangan
Islam.
Mereka
belajar tentang Islam, bukan untuk meraih surga, tapi untuk mendapatkan
jabatan-jabatan di pemerintahan. Lelaki yang dalam kondisi berpelukan dengan
Shahih Bukhari ketika meninggal dunia tersebut menjadi langkah baru para ulama.
Melalui karyanya, ia berhasil menjadikan Islam kembali sebagaimana semestinya.
Kembali Berjaya.
Pelopor
taubat para ulama bernama Al-Ghazali, yang akhirnya menuliskan buku putih
Al-Ihya Ulumuddin. Membuat zawiyah atau pesantren, yang akhirnya
mempunyai ratusan cabang. Salah satu santrinya yang terkenal adalah Abdul Qadir
Al-Jailani, nama yang disebutkan oleh salah satu ormas Islam di Indonesia
ketika mengucapkan Al-Fatihah.
Pasukan-pasukan
perang Shalahuddin Al-Ayyubi yang tangguh untuk membebaskan Al-Quds, diperoleh
dari santri zawiyah-zawiyah yang tersebar di seluruh penjuru wilayah
Islam.
Betapa
besar sebuah visi misi yang dibangun umat Islam dalam pembebasan Al-Quds.
Sebuah visi misi panjang, yang disambut serentak oleh santri-santri yang
dipelopori oleh Al-Ghazali.
Sebuah
gaya peperangan yang kini diterapkan pula oleh Israel di Palestina. Mereka
mempunyai jaringan yang sangat luas. Memiliki seorang paman yang mempunyai dan
menguasai media di seluruh dunia, dialah Paman Syam.
Ketika
Israel diserang, dan hanya membuat sedikit kerusakan, maka berita yang tersebar
sangatlah besar, dan di lebih-lebihkan. Sementara ketika Israel menyerang
Palestina, atau Gaza, maka media yang menyiarkan tidaklah banyak, kalaupun ada
yang menyiarkan, tidak akan dilebih-lebihkan, bahkan cenderung
dikurang-kurangi.
Inilah
yang harus kita bangun, mempunyai semangat visi-misi yang sangat besar untuk
merebut kembali Al-Quds dari cengkraman Yahudi, Israel, dan Zionis. Tidak
lantas sekedar mengumpulkan uang, lalu mengirimkannya ke Palestina, membangun
fasilitas umum, yang nantinya ketika sudah jadi akan menjadi bulan-bulanan
Yahudi.
Akan
tetapi kita perlu menyiapkan hal yang lebih besar, yang patutnya kita
diskusikan secara serentak, oleh umat Islam di seluruh dunia yang diwakilkan
kepada para ulama. Maka patutlah kita belajar dari keteladanan yang diciptakan
oleh Nuruddin Zanki, Imaduddin, Shalahuddin Al-Ayyubi, Al-Ghazali, dan barisan
para Syuhada...
Oleh : Izzur Rozabi, Universitas
Brawijaya, Malang
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2014/07/10/31513/smart-teen-brawijaya-visi-misi-besar-untuk-pembebasan-palestina/#sthash.xYUGhG8F.dpuf
Gaza Darurat Perang, 28 Tewas oleh Invasi Israel
Rabu, 9 Juli 2014 − 09:21 WIB
http://international.sindonews.com/read/881174/43/gaza-darurat-perang-28-tewas-oleh-invasi-israel
Wilayah Rafah, Jaluar Gaza dibom militer Israel. | (Reuters / Ibraheem Abu Musatafa)
GAZA - Pertempuran
kelompok Hamas dan pasukan Israel terus belangsung dan membuat wilayah
Jalur Gaza darurat perang. Sebab, Israel sendiri bukannya berhenti
menginvasi Jalur Gaza, namun justru menyiapkan 40 ribu pasukan cadangan
untuk perang.
Kelompok militan Hamas juga terus mengobarkan perlawanan dengan menembakkan puluhan roket ke arah Israel. Hamas juga menembakkan rudal jarak jauh di sejumlah kota termasuk Yerusalem dan Tel Aviv pada hari Selasa petang kemarin. (Baca: Serang Gaza, Israel Siapkan 40 Ribu Pasukan Cadangan)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu merespon, dengan menyatakan serangan roket Hamas tidak akan ditoleransi. ”Oleh karena itu saya telah memerintahkan militer untuk secara signifikan memperluas operasi terhadap ‘teroris’ Hamas dan melawan kelompok teroris lain di Gaza,” tulis Associated Press mengutip pernyataan Netanyahu.
"Saya meminta Anda untuk menampilkan kesabaran karena operasi ini bisa memakan waktu,” lanjut Netanyahu.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan invasi darat dari daerah kantong sangat mungkin dilakukan, meskipun dilakukan dari jarak yang tidak dekat. Kantor berita Reuters pada Rabu (9/7/2014) melaporkan, militer Israel telah memerintahkan pemboman di berbagai tempat.
Menurut Pasukan Perthanan Israel (IDF), sekitar 1.500 pasukan cadangan Israel telah dikerahkan.”‘Operation Protective Edge’: Sebagai respons untuk Hamas yang terus menembakkan roket. IDF akan merespon tegas untuk melindungi warga Israel,” tulis IDF dalam akun Twitter-nya. ”Hamas tidak akan aman jika terus mengancam kehidupan warga sipil Israel,” lanjut IDF.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Mufeel al-Hasayneh, mengatakan 50 rumah hancur akibat invasi Israel Selasa kemarin. Selain itu, 1.700 rumah lainnya rusak sebagian.
Sedangkan petugas medis Palestina melaporkan setidaknya 28 tewas, termasuk enam tewas dalam sebuah serangan udara yang meratakan sebuah gedung apartemen di Gaza selatan.
Invasi Israel juga memicu kepanikan. Sekitar 150 warga juga dilaporkan terluka. Invasi Israel kali ini disebut sebagai invasi paling mematikan di Jalur Gaza sejak 2012.
Kelompok militan Hamas juga terus mengobarkan perlawanan dengan menembakkan puluhan roket ke arah Israel. Hamas juga menembakkan rudal jarak jauh di sejumlah kota termasuk Yerusalem dan Tel Aviv pada hari Selasa petang kemarin. (Baca: Serang Gaza, Israel Siapkan 40 Ribu Pasukan Cadangan)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu merespon, dengan menyatakan serangan roket Hamas tidak akan ditoleransi. ”Oleh karena itu saya telah memerintahkan militer untuk secara signifikan memperluas operasi terhadap ‘teroris’ Hamas dan melawan kelompok teroris lain di Gaza,” tulis Associated Press mengutip pernyataan Netanyahu.
"Saya meminta Anda untuk menampilkan kesabaran karena operasi ini bisa memakan waktu,” lanjut Netanyahu.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan invasi darat dari daerah kantong sangat mungkin dilakukan, meskipun dilakukan dari jarak yang tidak dekat. Kantor berita Reuters pada Rabu (9/7/2014) melaporkan, militer Israel telah memerintahkan pemboman di berbagai tempat.
Menurut Pasukan Perthanan Israel (IDF), sekitar 1.500 pasukan cadangan Israel telah dikerahkan.”‘Operation Protective Edge’: Sebagai respons untuk Hamas yang terus menembakkan roket. IDF akan merespon tegas untuk melindungi warga Israel,” tulis IDF dalam akun Twitter-nya. ”Hamas tidak akan aman jika terus mengancam kehidupan warga sipil Israel,” lanjut IDF.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Mufeel al-Hasayneh, mengatakan 50 rumah hancur akibat invasi Israel Selasa kemarin. Selain itu, 1.700 rumah lainnya rusak sebagian.
Sedangkan petugas medis Palestina melaporkan setidaknya 28 tewas, termasuk enam tewas dalam sebuah serangan udara yang meratakan sebuah gedung apartemen di Gaza selatan.
Invasi Israel juga memicu kepanikan. Sekitar 150 warga juga dilaporkan terluka. Invasi Israel kali ini disebut sebagai invasi paling mematikan di Jalur Gaza sejak 2012.
Israel Bombardir Gaza, 25 Warga Palestina Tewas
TOPIK PILIHAN
Selain melepaskan serangan udara, pihak Israel juga memobilisasi pasukan di sekira wilayah perbatasan. Kemungkinan besar Israel akan melakukan serangan darat.
Serangan membabibuta ini merupakan pertempuran terparah antara pasukan Israel dengan kelompok Hamas sejak perang delapan hari pada November 2012. Israel menyatakan hal ini dilakukan sebagai balasan serangan roket dari Palestina.
Dilaporkan sekira 160 roket dilesakkan ke arah Israel, termasuk serangan yang menyentuh wilayah Hadera. Israel pun menyatakan melakukan serangan terhadap lebih dari 150 target di Gaza.
"(Sebanyak) 25 orang tewas dalam kejadian ini, termasuk enam orang tewas dalam serangan udara yang menghancurkan sebuah gedung apartemen di Gaza," ujar petugas medis Palestina, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/7/2014).
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap serangan roket yang diarahkan ke Negara Yahudi itu.
"Untuk itu saya telah memerintahkan militer secara signifikan untuk memperluas operasinya melawan Hamas. Saya harap warga bisa sabar, karena operasi bisa berjalan lama," tutur Netanyahu.
Ketegangan antara Israel dengan Hamas meningkat sejak kelompok pejuang Palestina itu dituduh menculik dan membunuh tiga remaja Israel di Tepi Barat pada 12 Juni 2014. Israel pun melakukan operasi penangkapan kepada setiap warga Palestina yang dianggap terlibat dengan penculikan itu.
Situasi semakin memburuk setelah seorang remaja Palestina ditemukan tewas setelah sebelumnya dilaporkan diculik. Bocah Palestina itu ditengarai tewas atas alasan dendam dan enam warga Yahudi pun telah ditangkap terkait pembunuhan tersebut. (faj)
The Palestinian Resistance also engaging in psychological warfare
http://english.al-akhbar.com/content/palestinian-resistance-also-engaging-psychological-warfare
At the start of the confrontation between the Resistance and
Israel, the latter had absolute supremacy in using psychological warfare
against the Palestinians. But the armed Palestinian Resistance factions
have since worked to improve their capabilities in information and
propaganda, creating a counter-deterrent using the Internet and the
language of the other side.
Gaza – In conjunction with the physical warfare between
Palestinian Resistance factions and Israel, the two sides are also
engaged in psychological warfare, with a view to weaken and overwhelm
the home front of the other side. No doubt, the two sides often hit and
often miss, but in general, the Resistance’s communicators have sent out
effective messages this time, even outdoing Israel, which has only
rehashed its old propaganda seen in every previous round of conflict so
far.
Military psychology experts say that the new development in this
context is that the Palestinians are no longer afraid of the leaflets
dropped by Israeli warplanes in order to turn the civilian population
against the Resistance or force civilians to evacuate their homes,
especially along the border areas.
The Resistance has launched a strong assault targeting the morale of
the Israeli public, broadcasting videos in Hebrew focusing on its
military capabilities, including its medium-range rocket arsenal and
amphibious commandos. The Resistance has also called on Israelis to
evacuate their homes, and hacked websites to display its messages.
Recall that during the last conflict in Gaza, the Resistance had leaked
the names and numbers of thousands of Israeli army officers.
To Ismail Abu Rkab, a professor of
military psychology from the Palestine Security College in Gaza, these
messages seek to influence the attitudes of the internal front, and
subsequently the public’s emotions and behavior, “to weaken the
occupation’s morale and among Israelis in general.” Speaking to Al-Akhbar,
he said, “Each side in the conflict knows the weaknesses of the other,
and tries to focus on them to twist the other’s arm; however, the
Palestinians’ weakness, namely the deliberate targeting of their
civilians, has not affected the Resistance, as evidenced by the
escalation of its operations against the occupation and the endurance of
its popularity.”
In this regard, Abu Rkab says, “The psychological makeup of the
Resistance is solid, and relies on the religious and spiritual aspect.
This helps raise its morale, unlike the case of the occupation, which is
rattled by the sight of rockets and by protracted fighting.” “The
occupation is trying through its messages to influence citizens and to
demoralize the Resistance, practically by targeting homes and public
places,” he added.
On the other hand, the military psychology expert believes that the
Resistance “has succeeded in conveying its psychological messages, which
were developed based on previous experience.” Abu Rkab praised the
propaganda war led by the military wing of the Palestinian factions,
which he said was built on sound scientific foundations designed to
raise the morale of the Palestinian people and do the opposite in the
enemy front.
In the same vein, a number of security pundits in Palestine say that
Israel’s threatening rhetoric, including against civilians, was due to
the lack of solid intelligence among Tel Aviv’s security agencies
regarding the location of Resistance fighters and its weapons storage
areas. It is important to note here one Israeli army officer’s
admission, quoted by Yediot Ahronot, that Hamas and Islamic Jihad
have hundreds of rockets that Israel does not know about. The officer
said this was different from what happened during Operation Pillar of
Cloud, when half of Hamas’ stockpile of long-range rockets was destroyed
during the first air strikes.
Abu Rkab commented on this by saying, “He who has information has
power. For this reason, Israel is trying to restore its deterrence at
the expense of civilians, in light of its lack of solid intelligence.”
Abu Rkab also noted that the occupation has been trying to fabricate
information for the benefit of its home front, “to manipulate attitudes
regarding Israel’s security in general.”
The occupation’s lack of information regarding the
existing security situation, to security expert Ibrahim Habib, resembles
the situation that existed during the 2006 July War in Lebanon. Back
then, he said, “The Israeli people would await the speeches of Sayyed
Hassan Nasrallah to learn the latest in the war, in light of the Israeli
leadership’s lack of accurate intelligence and the state of confusion
it was in.”
In comments to Al-Akhbar, Habib said, “It is clear that the
Israeli home front no longer believes its media and leadership, because
of the large number of false claims they make. For this reason, the
Israeli home front is influenced by the Resistance’s sporadic messages.”
Habib added, “the Resistance has created confusion among the
Israelis, with the videos it broadcasted showing its military
capabilities.”
The security expert said the Israeli SMS warning messages sent to
Palestinians, for example, as well as direct calls to warn them against
collaborating with the Resistance or asking them to leave their homes,
were an attempt to intimidate the Palestinian people, stressing that
this highlighted the state of failure in the Israeli intelligence
community.
In the context of psychological warfare, which according to
psychologists is a form of non-lethal warfare, technology experts said
Israel recently attempted to fabricate video footage relating to a raid
by al-Qassam Brigades, Hamas’s military arm, on the Israeli Zikim
military base near Ashkelon. The Israelis wanted to show that Hamas’
commandos were killed before they could hit any targets. Habib said the
attempt came from the military censor in Israel, to cover up the
infiltration of Israeli bases and the strong blow suffered at the hands
of a simple group of Resistance commandos.
He said, “It was clear that Israel was hurt as a result of this
operation, which was repeated over two consecutive days by two different
groups of Palestinian marines. This explains why Israel closed the
entire shore to holidaymakers, fearing for their lives.” He then added,
“The biggest source of confusion for the occupation at this time is the
Resistance’s ability to hide and camouflage itself. This will exhaust
the military and push it to make concerted covert efforts to reveal the
Resistance’s locations and the location of its rocket stockpiles.”
Meanwhile, the Ministry of Interior and National Security in Gaza has
called on the Palestinians to ignore Israel’s psychological operations,
including the rumors in Israeli media, the leaflets being dropped by
Israeli planes, and calls to Palestinians on their phones. The ministry
also called on them to “not interact with all those methods meant to
weaken our home front, in light of the great resilience of our people in
the face of aggression,” saying that what the occupation is doing
reflects its intelligence failures in Gaza.
This article is an edited translation from the Arabic Edition.
Transnational Issues Israel
Disputes – international:
Disputes – international:
http://drhalimahali.wordpress.com/2009/01/05/maklumat-tentang-regim-israel-dari-sumber-cia-ap-reuters-dan-wikipedia-2/
West Bank and Gaza Strip are Israeli-occupied with current status subject to the Israeli-Palestinian Interim Agreement – permanent status to be determined through further negotiation; Israel continues construction of a “seam line” separation barrier along parts of the Green Line and within the West Bank; Israel withdrew its settlers and military from the Gaza Strip and from four settlements in the West Bank in August 2005; Golan Heights is Israeli-occupied (Lebanon claims the Shab’a Farms area of Golan Heights); since 1948, about 350 peacekeepers from the UN Truce Supervision Organization (UNTSO) headquartered in Jerusalem monitor ceasefires, supervise armistice agreements, prevent isolated incidents from escalating, and assist other UN personnel in the region
Refugees and internally displaced persons:
IDPs: 150,000-420,000 (Arab villagers displaced from homes in northern Israel) (2007)
Illicit drugs:
increasingly concerned about ecstasy, cocaine, and heroin abuse; drugs arrive in country from Lebanon and, increasingly, from Jordan; money-laundering center
This page was last updated on 18 December, 2008 (source cia year book)West Bank and Gaza Strip are Israeli-occupied with current status subject to the Israeli-Palestinian Interim Agreement – permanent status to be determined through further negotiation; Israel continues construction of a “seam line” separation barrier along parts of the Green Line and within the West Bank; Israel withdrew its settlers and military from the Gaza Strip and from four settlements in the West Bank in August 2005; Golan Heights is Israeli-occupied (Lebanon claims the Shab’a Farms area of Golan Heights); since 1948, about 350 peacekeepers from the UN Truce Supervision Organization (UNTSO) headquartered in Jerusalem monitor ceasefires, supervise armistice agreements, prevent isolated incidents from escalating, and assist other UN personnel in the region
Refugees and internally displaced persons:
IDPs: 150,000-420,000 (Arab villagers displaced from homes in northern Israel) (2007)
Illicit drugs:
increasingly concerned about ecstasy, cocaine, and heroin abuse; drugs arrive in country from Lebanon and, increasingly, from Jordan; money-laundering center
=====================================================================
Israel is the only country in the world with an operational anti-ballistic missile defense system (“Hetz”, Arrow, developed with funding and technology from the United States), though an operational system is in place protecting the Moscow area. Israel has also worked with the U.S. on development of a tactical high energy laser system against medium range rockets (called Nautilus or THEL).
Israel’s military technology is most famous for its guns, armored fighting vehicles (tanks, tank-converted APCs, armoured bulldozers, etc.), unmanned aerial vehicles, and rocketry (missiles and rockets). Israel also has manufactured aircraft including the Kfir (reserve), IAI Lavi (canceled), and the IAI Phalcon Airborne early warning System, and naval systems (patrol and missile ships). Much of the IDF’s electronic systems (intelligence, communication, command and control, navigation etc.) are Israeli-developed, including many systems installed on foreign platforms (esp. aircraft, tanks and submarines). So are many of its precision-guided munitions.
Israel has the independent capability of launching reconnaissance satellites into orbit (a capability which only Russia, the United States, the United Kingdom, France, Germany, the People’s Republic of China, India, Japan and Ukraine hold). Both the satellites (Ofeq) and the launchers (Shavit) were developed by the Israeli security industries.
Israel is also said to have developed an indigenous nuclear capability, although no official details or acknowledgments have ever been publicized. On the issue of this nuclear weapons program, Israel chooses to follow a policy of deliberate ambiguity.
Israel has also recently purchased the brand new APC, The Wolf Armoured Vehicle, to be used in urban warfare and to protect VIPs.
In 1983, the United States and Israel established a Joint Political Military Group, which convenes twice a year. Both the U.S. and Israel participate in joint military planning and combined exercises, and have collaborated on military research and weapons development. Additionally the U.S. military maintains two classified, pre-positioned War Reserve Stocks in Israel valued at $493 million.[21] Israel has the official distinction of being an American Major non-NATO ally. As a result of this, The US and Israel share the vast majority of their security and military technology.
Since 1976, Israel had been the largest annual recipient of U.S. foreign assistance. In 2004, Israel was receiving $2.16 billion a year in Foreign Military Financing (FMF) grants from the Department of Defense. This amount has increased in recent years due to non-military economic aid being shifted to military aid. A large proportion of this military aid is for the purchase of American military equipment only.
Israeli military technology
The IDF possesses top-of-the-line weapons and computer systems used and recognized worldwide. Some are American-made (with some equipment being modified for IDF use) such as the M4A1 assault rifle, the F-15 Eagle and F-16 Fighting Falcon, and the AH-64 Apache and AH-1 Cobra attack helicopters. Israel also has developed its own independent weapons industry, which has developed weapons and vehicles such as the Merkava battle tank series, the Kfir fighter aircraft, and various small arms such as the Galil and Tavor assault rifles, and the Uzi submachine gun.
The IDF also has several large internal research and development departments, and it purchases many technologies produced by the Israeli security industries including IAI, IMI, Elbit, El-Op, Rafael, Soltam, and dozens of smaller firms. Many of these developments have been battle-tested in Israel’s numerous military engagements, making the relationship mutually beneficial, the IDF getting tailor-made solutions and the industries a very high repute.
israel pig have are weakness it is jumaat and subuh prayer and also israel is under our penal code of syariah laws.
BalasHapusBANGKITKAN SEMANGAT DAN JIWA PERJUANGAN PERSATUAN UMMAT ISLAM DAN SELURUH ANAK2 BANGSA... HAYYOOO KITA -DUKUNG GAZA-PALESTINA UNTUK MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN YANG BERDAULAT SECARA PENUH DISELURUH TANAH AIR BANGSA PALESTINA SELURUHNYA....
BalasHapusKITA SEMUA SIAAP MEMBANTU GAZA DAN SELURUH BANGSA PALESTINA... YANG MERDEKA DAN BERDAULAT...SEUTUHNYA SEPENUHNYA SELURUHNYA.... GAZA DAN PALESTINA MERDEKA....!!!
Dunia islam mengakui kalau hamas dianggap organisasi teroris,sehingga sulit mendapat dukungan internasional.Malah yg membantu malah bangsa asia tenggara dan eropa.Dibelakang hamas diindikasi ada Iran.Sepertinya yg berperang malah israel dan iran(Hamas dijadikan boneka karens senjata dari iran)
HapusArogansi israel dan hamas,sipil jadi korban.
BalasHapus