Ada Maling Besar Di Pertamina ??
Posted in Hukum, Nasional, Tokoh
http://yudisamara.org/2014/01/09/ada-maling-besar-di-pertamina/
Berdasarkan kajian Gaffney, Cline & Associates, konsultan
independen dari Singapura soal proposal bisnis Geo Minergy (PT Geo Cepu
Indonesia) versus proposal PT Pertamina EP, sungguh mencengangkan.
Proyeksi produktifitas empat sumur tua di Cepu yang dikuasai Geo Minergy
bagai langit dan bumi. Geo Minergy memperkirakan hingga 2035 hanya
mampu menghasilkan 18 juta stok tank barrel (mmstb). Adapun proposal PT
Pertamina EP mampu memproduksi 73,57 juta stok tank barrel hingga tahun
2035.
Bila dikonversikan dengan harga minyak Indonesia (ICP) sebesar
rata-rata US$109,25 per barel, total pendapatannya pun beda jauh. Geo
Minergy hanya memproyeksikan pendapatan US$1,96 miliar atau Rp21,6
triliun, sedangkan PT PEP bisa menghasilkan US$8 miliar atau setara Rp92
triliun.
Alhasil, surat sakti Dahlan Iskan kepada CEO PT Pertamina Karen
Agustiawan yang merekomendir Geo Minergy sebagai mitra KSO Pertamina
berpotensi merugikan negara setidaknya Rp39,8 triliun (hak pemerintah
60% dari Rp 92 triliun minus Rp21,6 triliun).
‘DI BAWAH LINDUNGAN DAHLAN’. Demikian judul cover Majalah TEMPO Edisi
9 -15 Desember 2013. Design cover cukup bagus, dan pesan yang ingin
disampaikan mengena. Di cover itu ada gambar (sketsa) Menteri BUMN
Dahlan Iskan memainkan anak panah dart yang siap dilempar ke arah
dartboard yang dipegang Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina.
Pada sketsa itu Dahlan dibuat menutup kedua matanya dengan lima
jemari tangan kiri, ketika tangan kanannya akan melempar anak dart ke
arah dartboard. Situasi itu menggambarkan, sang menteri akan melempar
dart secara ngawur, karena kedua matanya tertutup. Bisa saja kena
dartboard. Tetapi, bisa juga luput, peluang terbesar menancap di muka
Karen, si-pemegang dartboard.
Namun yang menarik dari cover itu adalah sub-judul: ‘Tanpa tender,
orang dekat Menteri BUMN mendapat jatah pengelolaan ladang minyak
Pertamina’. Dari laporan utama ini diketahui, ternyata orang dekat
dimaksud adalah Gunawan Hadi Saputro, Direktur PT Geo Cepu Indonesia
(GCI/anak usaha dari Geo Minergy – yang mendapat proyek EOR dari
Pertamina EP).
Gunawan Hadi sudah 10 tahun lebih berteman dengan Dahlan, sejak
keduanya mengelola PT Petrogas Wira Jatim (PWJ) – anak usaha dari PT
Panca Wira Usaha (PWU).
Saat itu Gunawan Hadi sebagai GM di PWJ,
sedangkan Dahlan sebagai Dirut di PWU. Gunawan Hadi diketahui sebagai
kepercayaan Dahlan di Grup PWU.
Dahlan Iskan dan Gunawan Hadi terlibat langsung dalam penanganan Lamongan Integrated Shorebase (LIS), proyek shorebase services seluas 100 hektare kerjasama PWJ (Grup PWU) dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Proyek LIS ini juga menyisakan masalah.
Mantan Bupati Lamongan sempat jadi tersangka terkait proyek LIS itu.
Operator yang ditunjuk untuk mengelola LIS adalah perusahaan asal
Singapura, Eastern Logistics (Easlog) Holding Pte. Ltd. Kabarnya, Dahlan
memiliki hubungan ekstra spesial dengan Easlog Holding Pte. Ltd.
Kini kepemilikan proyek LIS sudah diserahkan sepenuhnya kepada Easlog
Holding Pte. Ltd. Entah bagaimana mekanismenya. Sedangkan PT Petrogas
Wira Jatim (PWJ) sudah tidak menjadi anak usaha dari PT Panca Wira Usaha
(PWU). Nama Gunawan Hadi juga tidak terdengar lagi di PWJ, hampir
bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Dahlan Iskan sebagai Dirut
PWU.
Setelah di PWJ, kabarnya Gunawan Hadi sempat menjadi konsultan bagi
Kab. Blora, Provinsi Jawa Tengah, untuk kepemilikan Participating
Interest (PI) di Blok Cepu, sebuah blok yang kini digarap Exxon Mobil.
Sejumlah petinggi Pemprov Jatim mengatakan, Gunawan Hadi sebenarnya
tidak memiliki background apapun terkait ilmu perminyakan. Hanya karena
pengalamannya di PWJ bersama Dahlan Iskan itulah, dia lantas memahami
banyak hal terkait perminyakan.
Proyek EOR
Setelah sekian lama tak terdengar kabarnya, nama Gunawan Hadi Saputro
kembali muncul ketika terjadi ‘gonjang-ganjing’ di PT Pertamina EP
(PEP). Anak perusahaan PT Pertamina di sektor hulu ini kabarnya
‘dipaksa’ menyetujui proposal yang diajukan PT Geo Cepu Indonesia (Grup
Geo Minergy) dalam pengerjaan proyek enhanced oil recovery (EOR) di
empat lapangan minyak milik Pertamina EP. Gunawan Hadi Saputro menjabat
Direktur PT Geo Cepu Indonesia, sedangkan di Geo Minergy menempati
posisi sebagai General Manager.
Sumber Sapujagat di lingkungan Pertamina menyebutkan, ‘pemaksaan’
persetujuan atas proposal yang diajukan Gunawan Hadi itu sempat membuat
jajaran direksi PEP ‘gerah’ dan galau. Karena mekanismenya tidak melalui
tender, dan biaya yang harus disiapkan sangat besar, yakni sekitar
US$800 juta. Padahal, Geo Cepu belum berpengalaman mengerjakan proyek
EOR.
Nilai proyek teknologi EOR tergolong besar, karena teknologi
penyuntikan sumur lama itu menggunakan chemical. Penunjukan kontraktor
tidak melalui tender. Teknologi EOR tergolong baru. Geo Cepu belum
berpengalaman di proyek teknologi EOR. Wajar saja jika jajaran pimpinan
PEP sempat galau. Sebab, kalau ternyata terjadi kegagalan, maka direksi
juga yang harus bertanggungjawab.
Namun, jajaran direksi yang saat itu dikomandani Syamsu Alam sebagai
Dirut PEP tidak punya pilihan. Proyek yang dipaksakan oleh induknya (PT
Pertamina) ini berjalan mulus dikarenakan adanya disposisi (katabelece)
dari Menteri BUMN Dahlan Iskan ke Dirut PT Pertamina, Karen Agustiawan.
Dalam waktu singkat disposisi dari Dahlan itu ditindaklanjuti oleh
rapat BOD Pertamina dan PEP, dan secepat kilat pula (untuk ukuran proyek
EOR) kesepakatan rencana kerjasama peningkatan produksi melalui
teknologi EOR sudah ditandatangani, menggunakan model kerjasama operasi
(KSO). Kabarnya, pimpinan Pertamina sampai berani mengubah pedoman
kerjasama usaha hulu pada wilayah kerja milik PEP untuk memuluskan
proposal Gunawan Hadi (Geo Cepu) tersebut.
Meski demikian, para petinggi Pertamina dan PEP membantah kalau penunjukan Geo Cepu Indonesia itu merupakan titipan Dahlan Iskan. Meski sumber di lingkungan Pertamina mengatakan bahwa disposisi sang Menteri dan percepatan persetujuan proyek EOR untuk empat sumur kepada Geo Cepu sempat menjadi gonjang-ganjing.
Bahkan Syamsu Alam sendiri yang sempat ‘mereaksi’ atas penunjukan Geo
Cepu untuk proyek EOR empat sumur ini, tidak lama kemudian
dipindahkan-tugaskan. Jabatan Syamsu sebagai Dirut PEP digantikan oleh
Ardiansyah (sebelumnya Dirut Pertamina Geothermal Energi/PGE). Syamsu
Alam selanjutnya menjabat Senior Vice President Exploration Direktorat
Hulu Pertamina.
Meski Syamsu Alam membantah kabar pergantian dirinya terkait
ketidak-setujuannya terhadap KSO untuk proyek EOR di empat sumur milik
PEP, tetapi kasak-kusuk di lingkungan Pertamina sudah mengonfirmasi
kebenarannya. Bahkan pimpinan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Ugan
Gandar, secara terbuka juga mengkonfirmasikan masalah tersebut.
Sementara itu, Dahlan Iskan, melalui tulisannya sendiri di Jawa Pos,
membantah tudingan telah mengondisikan Pertamina agar memberikan
pekerjaan kepada Gunawan Hadi Saputro (Geo Cepu) untuk menggarap
revitalisasi empat sumur melalui teknologi EOR.
Dahlan mengisyaratkan mengenal Gunawan Hadi, dan diakui ide dan
gagasannya terkait revitalisasi sumur milik Pertamina dinilai bagus,
sehingga perlu dipertimbangkan. Maka itu kemudian Dahlan memberi catatan
kecil disudut proposal itu, dan membubuhkan tanda-tangan untuk kemudian
diberikan kepada Karen Agustiawan, Dirut Pertamina.
Dahlan membantah catatan kecil dan tanda-tangan di proposal itu sebagai Disposisi (memo atau katabelece). Karena Dahlan mengnggap Pertamina memiliki organisasi yang rasional untuk mengajinya.
Jalan Terus
Meski sudah menjadi gonjang-ganjing dan ramai di media massa,
manajemen Pertamina tidak mencoba untuk merevisi atau meninjau kembali
kesepakatannya dengan Gunawan Hadi Saputro (Geo Cepu) untuk proyek EOR
tersebut. Kesepakatan proyek berjalan terus, dan operasional terhitung
mulai 1 Desember 2013. Direktur Geo Cepu Gunawan Hadi juga membenarkan
proyek EOR dengan PEP akan berjalan 1 Desember 2013.
Namun, informasi dari internal Pertamina, ternyata hingga laporan ini
ditulis (16 Desember), Geo Cepu belum melakukan kegiatan apapun.
Bahkan, kabarnya, manajemen PEP sudah berkirim surat mengingatkan bahwa
sesuai kontrak, kewajiban Geo Cepu akan tetap dihitung sejak tanggal 1
Desember, baik progress maupun hasil produksi.
Kapasitas Ceo Cepu di sektor perminyakan memang belum terlalu dikenal
di Indonesia. Selain itu, posisi Gunawan Hadi yang notabene tidak
memiliki latar belakang ilmu perminyakan tapi bisa menjabat Direktur di
Geo Cepu, semakin memberikan permakluman kepada pihak yang meragukan
tingkat keberhasilannya.
Apakah tidak segera menggarap proyek sejak tanggal 1 Desember ada kaitannya dengan kapasitas Gunawan Hadi sendiri, padahal empat titik sumur minyak yang akan digarap itu sudah ditentukan, yakni sumur Kawengan, sumur Ledok, sumur Nglobo dan sumur Semanggi.
Di sini Pertamina, sebagai BUMN induk PEP, harus bertanggungjawab
menjelaskan kepada publik tentang progress project EOR untuk
revitalisasi empat sumur tua yang pengerjaannya diserahkan kepada Geo
Cepu tersebut. Karena biaya yang akan dikeluarkan sangat besar.
Pertamina harus menjelaskan kepada publik alasan menunjuk Gunawan
Hadi (Geo Cepu) pada proyek itu, dan juga dijelaskan mengapa
mekanismenya tidak melalui tender. Karena Dahlan Iskan sendiri sudah
menampik dan mengaku tidak ikut mengondisikan penunjukan Geo Cepu.
Komisi VI DPR RI seharusnya juga memertanyakan skandal penggarapan
proyek tanpa melalui tender tersebut kepada Pertamina, dan harus tegas
menanyakan mengapa penunjukannya jatuh ke tangan Geo Cepu. Apa latar
belakang itu semua, Komisi VI harus mencari tahu. Jika tidak, maka
publik akan curiga, komisi yang membidangi BUMN itu sudah ‘masuk angin’
atau tidak kritis lagi.
Memang, Ketua Komisi VI Airlangga Hartarto, saat ditanya wartawan
mengaku tidak mengetahui banyak mengenai reputasi Geo Minergy (induk Geo
Cepu) sebagai kontraktor pengelola lapangan Cepu milik PEP. Tapi
seharusnya diikuti tindakan pemanggilan terhadap jajaran Direksi
Pertamina dan PEP, jika perlu sekalian memanggil Menteri BUMN Dahlan
Iskan untuk konfirmasinya.
Kabarnya, SKK Migas sempat menegur Pertamina soal pola kerjasama
model KSO antara PEP dengan Geo Cepu pada proyek EOR. SKK Migas sendiri
juga dikabarkan sudah memberi saran agar kerjasama itu menggunakan pola
kontrak ‘no cure no pay’. Artinya, kontraktor dibayarkan haknya setelah
sumur nyata-nyata berproduksi. Namun usul dan saran dari SKK Migas itu
ditolak sendiri oleh Pertamina melalui PEP, dan tetap memilih KSO yang
polanya disusun seperti mekanisme Rencana Kerja dan Anggaran setiap
tahun.
Dalam hal ini DPR seharusnya juga bertanya ke Pertamina, mengapa dan
apa alasan menolak saran SKK Migas. Apakah pola KSO di proyek EOR itu
juga bagian dari ‘titipan’ dari atas yang tidak bisa ditolak Pertamina?
Ini persoalan serius. Negara terancam dirugikan Rp. 39 triliun selama
proyek ini berjalan. Semua pihak harus mengawal kasus ini, khususnya
KPK, Kepolisian dan Kejaksaan agar serius menyeret dahlan iskan cs ke
penjara atas dosa perbuatannya menjadi maling besar di Pertamina.
Dahlan Iskan Diantara SBY dan Eric Samola
http://yudisamara.org/2013/12/28/dahlan-iskan-diantara-sby-dan-eric-samola/
Posted Hukum, Kilas Balik, Kisah, Tokoh, Uncategorized
Dahlan Iskan, eric samola, korupsi, Menteri BUMN, Panca Wira Usaha, PLN, PLTU Embalut, sby, Tempo
in
Dahlan Iskan, eric samola, korupsi, Menteri BUMN, Panca Wira Usaha, PLN, PLTU Embalut, sby, Tempo
Sudah begitu jelas terang benderang perilaku korupsi Dahlan Iskan
yang merugikan negara triliunan rupiah. Sudah banyak jejak tangan
kotornya di mana – mana, tetapi Presiden SBY tetap tidak melakukan
tindakan apapun seolah – oleh republik ini tidak punya presiden. Negara
autopilot atau yatim piatu.
Catatan kriminal Dahlan Iskan memiliki sejarah panjang sejak awal
karirnya di Majalah TEMPO, Harian Jawa Pos, selaku Direktur Utama BUMD
PT. Panca Wira Usaha Jatim, Dirut Perusda Kelistrikan Kaltim, Dirut PT.
Cahaya Fajar Kaltim, Dirut BUMN PT. PLN, hingga sebagai Menteri BUMN RI.
Dahlan Iskan melakukan kejahatan penggelapan, pemalsuan, penipuan, dan
korupsi yang merugikan negara triliunan rupiah.
Karakter korup dan khianat pada Dahlan Iskan sudah dimulai sejak dia
mengganti tanggal kelahirannya sendiri. Dengan alasan lupa, Dahlan
mengaku 17 Agustus 1951. Awalnya dulu Dahlan Iskan juga mengaku sebagai
alumnus IAIN Sunan Ampel Cabang Samarinda, lalu dia ubah pengakuannya
dengan sebut dia drop out pada semester V.
Diawali dengan pengkhianatannya pada Eric Samola, Dirut PT. Grafiti
Pers, yang membeli Harian Jawa Pos pada tahun 1982 menunjuk Dahlan Iskan
sebagai Dirut di Jawa Pos. Dahlan adalah wartawan Tempo perwakilan
Surabaya. Keberhasilannya meliput musibah tenggelamnnga KM Tampomas II
di perairan Masalembo mengesankan Eric Samola, dan mengangkat Dahlan
menjadi pengelola Harian Jawa Pos di Surabaya.
Selain dimiliki PT. Grafiti Pers, Eric Samola selaku pribadi adalah
pemilik 20% saham Jawa Pos. Mereka berdua bahu membahu membesarkan Jawa
Pos. Eric menjadi guru, mentor dan sahabat bagi Dahlan selama bertahun –
tahun, termasuk ketika Eric Samola terserang stroke, dia tetap
mengajari Dahlan berbisnis meski dengan komunikasi isyarat. Kedekatan
Eric dan Dahlan ini dituangkannya dalam artikel berjudul “Seperti Anak
Sulung Eric Samola” dan buku biografi Eric Samola berjudul “Warisan Go
Samola”, yang mengungkapkan bagaimana peran dan jasa Eric terhadap
Dahlan Iskan.
Dahlan Iskan awalnya hanya profesional di Jawa Pos, bukan pemegang
saham. Saham Jawa Pos dimiliki PT. Gratifi Pers dengan komposisi
kepemilikan saham : PT Gratifi Pers 40%, Eric Samola 20%, Keluarga Eric
Samola 20%, direksi GP 20% (Gunawan Muhammad, Harjoko Trisnadi, Lukman
Setiawan dan Fikri Jufri masing- masing 5%). Ketika Eric kena stroke,
dia sisihkan 2.4% saham pribadinya untuk Dahlan Iskan dan 1.2% untuk
Tarjanto asisten pribadi Eric Samola.
Stroke yang diderita Eric tidak memungkinnya untuk terus aktif
sebagai dirut, dia mundur pada tahun 2000. Setelah Eric mundur dari
jabatan Dirut Jawa Pos Pos Grup, secara diam – diam dengan kelicikannya
Dahlan menggelapkan saham Eric dan keluarganya di Jawa Pos Grup. Akte
Notaris aspal (asli tapi palsu) diterbitkan seolah – olah ada peralihan
atau jual beli saham Eric dan keluarganya kepada Dahlan Iskan.
Begitu kecewa dan sakit hatinya Eric Samola atas pengkhianatan Dahlan
Iskan terhadap dirinya dan keluarganya, sehingga ketika dia terbaring
sakit menjelang ajal di RS Mount Elizabeth Singapore, Eric dan
kelurganya melarang Dahlan membesoeknya. Bahkan dalam wasiat
kematiannya, 10 oktober 2000, Eric menuliskan larangan Dahlan Iskan
melayat, menghadiri pemakaman dan menziarahi kuburan / makammnya.
Perbuatan Dahlan terhadap Eric Samola seperti kata pepatah : Air Susu
Dibalas Air Tuba (racun). Jasa besar dan budi kebaikan Eric Samola dan
keluarga dibalas Dahlan Iskan dnegan pengkhianatan dan tikaman ke
jantung mereka. Keji dan biadab.
Dalam buku biografi mengenai Majalah TEMPO berjudul “The Wars Within”
karya Prof. Janet Steele dari George Washington University, Amerika
Serikat, TEMPO digambarkan sebagai sebuah padepokan yang berhasil
menggembleng para wartawannya hingga para alumninya sukses menjadi
pelaku utama industri media / pers. Semua contoh nama disebutkan kecuali
Dahlan Iskan yang dianggap sebagai anak durhaka dan pengkhianat oleh
keluarga besar TEMPO.
Perilaku khianat, penipu, kriminal dan munafik Dahlan Iskan terjadi
ketika dirinya sebagai Direktur Jawa Pos dan selingkuhannya menggelapkan
uang Rp. 1.7 miliar sumbangan dana bantuan bencana gempa dan tsunami
Maumere – Sikka, NTT pada tahun 1993.
Penggelapan uang sumbangan bencana dari pembaca Jawa Pos juga
dilakukan Dahlan Iskan dan Nany Widjaja (wartawati Jawa Pos, pacar gelap
Dahlan, sekarang istri ketiga dan direktur di Jawa Pos Grup) pada uang
sumbangan pembaca untuk korban bencana gempa / tsunami Aceh – Nias,
Yogya – Bantul dan Wasior – Papua. Begitu tega manusia bernama Dahlan
Iskan ini menari – nari senang di atas penderitaan dan kutukan rakyat
korban bencana.
Pada tahun 2002 Dahlan Iskan tega menipu Suwarna Abdul Fatah Gubernur
Kalimantan Timur dengan bujur rayu agar mendirikan BUMD Kelistrikan
Kaltim. Dahlan berbohong mengenai reputasi dan pendidikannya. Setelah
Dahlan berhasil menggelapkan aset tanah dan bangunan BUMD Jawa Timur
senilai ratusan miliar, dia mencoba hal yang sama di Kaltim. Dahlan yang
hanya almnus Aliyah (SMA) mengaku doktorandus (Drs) dari IAIN Sunan
Ampel Cabang Sanarinda, mengaku punya pengalaman bangun dan kelola
pembangkit listrik dan menjanjikan investasinya Rp. 60 miliar di PLTU
Embalut yang akan dibangun bersama Pemda Kaltim.
Ternyata semua ucapan Dahlan Iskan itu bohong besar. Dahlan sukses
korupsi uang APBD Kaltim yang menjadi setoran modal di Perusda
Kelistrikan Kaltim sebesar sedikitnya Rp. 98 miliar. PLTU mangkrak,
listrik tak dapat, uang rakyat Kaltim lenyap. Kasus korupsi Dahlan Iskan
bersama Rizal Effendi dan Zainal Mutaqien di PLTU Embalut Kaltim ini
sudah ditangani Kejaksaaan Tinggi Kaltim sejak 2008 tapi urung menyeret
Dahlan cs sebagai tersangka karena tiba – tiba Dahlan ditunjuk SBY
sebagai Dirut PT. PLN (Persero). Kasus ini juga sudah dilaporkan ke KPK
tapi belum diambilalih KPK dengan alasan Kejati Kaltim masih menangani
kasus korupsi itu.
Hanya butuh waktu kurang dari 2 tahun bagi Dahlan Iskan untuk
menghabiskan uang negara Rp. 37 triliun di luar subsidi APBN yang sudah
ditetapkan pemerintah dan DPR. Dengan menggunakan modus kampanye target 1
juta pelanggan baru PLN, Dahlan selaku dirut PLN melakukan berbagai
jenis korupsi di PLN antara lain : kolusi dan suap dengan Sunarto PT.
Sakti Mas Mulia, kontraktor yang ditunjuk langsung oleh Dahlan sebagai
pelaksana proyek di 4 PLTU milik PLN (PLTU Waai Ambon, Ende dan Kupang
NTT, serta PLTU di NTB). Akibat kolusi dan korupsi Dahlan Iskan bersama
PT. Sakti Mas Mulia, keempat PLTU itu macet dan tidak kunjung selesai
sampai hari ini. PLN dan negara merugi sekitar US$ 42 juta atau Rp. 450
miliar.
Bagi Dahlan Iskan kemacetan dan tertundanya operasional PLTU – PLTU
PLN adalah berkah besar. Dahlan bersama William Tello alias Muhammad
Amin terpidana 2 tahun penjara akibat korupsi pengadaaan genset NAD Aceh
tahun 2007, berkolusi melakukan proyek pengadaan sewa genset / PLTD
untuk PLN. Sedikitnya negara dirugikan Rp. 700 miliar dari KKN mereka
ini.
Di PLTU Embalut, Dahlan juga merugikan negara dengan memaksa PLN
memasok batubara stok milik PLN untuk kebutuhan bahan bakar PLTU
miliknya itu. Sedang batubara hasil tambang milik dahlan ternyata yang
tidak memenuhi klasifikasi PLTU nya itu dia ekapor ke Malaysia.
Proyek – proyek pengadaan di PLN selama Dahlan Iskan menjabat Dirut
PT. PLN (Persero) dikuasai oleh kroni – kroninya. KKN Dahlan Iskan saat
jadi Dirut PLN itulah yang menyebabkan negara rugi Rp. 37 Triliun
sebagaimana temuan audit BPK RI.
Untuk korupsi Dahlan Iskan merugikan negara Rp. 37 triliun di PLN sudah dilaporkan ke KPK dan Bareskrim Polri.
Demikian juga ketika Dahlan menjabat sebagai menteri BUMN, Dahlan
Iskan melakukan KKN besar – besaran melalui kaki tangannya seperti Budi
Rahman Hakim, Solihin Hidayat, ferry, Margiono, Amal Alghozali, Faisal,
Don Mardono, Ismet H Putro, dan eks petinggi Jawa Pos Grup. Selain minta
proyek BUMN, minta suap untuk jadi bisa jadi direksi di BUMN, paksa
BUMN – BUMN pasang iklan ratusan miliar di Jawa Pos Grup, Dahlan juga
merugikan negara dengan memaksa Kerja Sama Operasi 40 Sumur Migas PT.
Pertamina EP dengan PT. Geo Cepu Indonesia. Direktur CCI Gunawan
Hadiputro adalah eks anak buahnya di PT. Petrogas Jatim Utama (PJU) yang
pernah merampok aset BUMD Jatim bersama – sama Dahlan.
Akibat KKN Dahlan Iskan di Kementerian BUMN terutama di Pertamina EP, negara dirugikan Rp. 49 triliun dalam 20 tahun ke depan.
Luar biasa korupsi Dahlan Iskan yang ditutupinya dengan strategi
pencitraan hebat di media – media terutama Jawa Pos Grup dan buku – buku
biografinya yang 90% isinya adalah dusta. Penipuan publik.
Apakah SBY juga akan tertipu dan dikhianati pada akhirnya oleh Dahlan
Iskan ? Apakah rakyat Indonesia belum juga mau belajar pengalaman pahit
Eric Samola, Gubernnur dan Rakyat Jawa Timur dan Kalimantan Timur ?
Apakah tidak cukup Jatim, Kaltim, PLN dan BUMN – BUMN yang dikorupsi
Dahlan Iskan ?
Apa motif Presiden SBY melindungi Dahlan Iskan dari proses hukum dan
malah mengundangnya ikut dalam konvensi Partai Demokrat ? Apa janji
seorang Dahlan iskan kepada Presiden SBY ?
Dunia ini sesungguhnya bisa memenuhi semua kebutuhan manusia kecuali satu orang manusia yang serakah !
Jangan Pernah Salahkan Dahlan Iskan
in
Siapa yang pernah mencatat janji dahlan iskan ? Cobalah dimulai
sejak dia menjabat Dirut PT. PLN (Persero), ada akan temukan ribuan
janji yang diucapkannya semudah menarik nafas sehari – hari.
Pada tanggal 5 Juli 2010 Dahlan berjanji akan atasi krisis listrik di
seluruh Indonesia paling lama akhir tahun. Namun hingga akhir tahun
2013 ini janji seorang Dahlan lebih busuk dari hatinya.
Salah siapa jika Dahlan Iskan tidak tepati janji ? Apakah Dahlan yang
harus kita salahkan? Keliru. Bagi Dahlan Iskan berbuat janji atau
mengucapkan janji adalah hal biasa dan keharusan baginya untuk dapat
menipu orang, pejabat, presiden bahkan tuhannya. Tidak ada yang salah
dari seorang Dahlan.
Jika uang sumbangan pembaca Jawa Pos untuk puluhan ribu atau ratusan
ribu korban bencana alam di NTT, Papua, Aceh, Nias dan seterusnya tega
dia gelapkan, apalagi hanya sekedar aset BUMD, uang APBD, atau uang
rakyat Indonesia. Tidak ada yang salah dari perbuatan Dahlan Iskan itu.
Salah siapa jika Dahlan Iskan menyebabkan rakyat Jawa Timur
kehilangan aset tanah, sumber daya alam, atau bangunan karena digelapkan
Dahlan Iskan ? Salah siapa jika rakyat Kalimantan Timur bergelap gulita
di malam hari, tak bisa bekerja di siang hari karena listrik yang tak
kunjung menyala ? Jangan salahkan Dahlan Iskan.
Salah siapa jika Gubernur Jatim tunjuk Dahlan kelola BUMD PT. Panca
Wira Usaha ? Salah siapa jika Gubernur Kaltim tunjuk Dahlan pimpin
Perusda Listrik ? Salah siapa jika ratusan miliar uang rakyat Jatim dan
Kaltim lenyap tak bersisa ? Jangan salahkan Dahlan Iskan. Jangan.
Salah siapa jika rakyat Indonesia masih tak bisa nikmati malam dengan
tenang karena listrik selalu padam ? Salah siapa jika 25?unit PLTU
macet pembangunannya ? Salah siapa jika PLN merugi Rp. 37 triliun ?
Salah siapa subsidi BBM membengkak Rp. 93 Triliun ? Salah siapa jika
BUMN – BUMN kita jadi bancaan ? Jangan salahkan Dahlan Iskan. Jangan.
Salahkanlah Jaksa Penyidik Kejari dan Kejati Jawa Timur yang tidak
melimpahkan kasus korupsi Dahlan Iskan pada tahun 1998 meski Dahlan
terbukti curi uang sumbangan pembaca Jawa Pos setara Rp. 41 miliar.
Salahkanlah Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur yang hingga kini tak
kunjung jadikan Dahlan sebagai tersangka meski sudah rugikan negara Rp.
96 miliar.
Salahkanlah Menteri BUMN sebelumnya Mustafa Abubakar yang lalai beri
sanksi kepada maling besar perampok uang negara bernama Dahlan Iskan.
Salahkanlah DPR yang mau disuap Dahlan hingga mereka tak jua
tuntaskan interpelasi kasus korupsi Dahlan Iskan. Salahkanlah wakil
rakyat yang tidak amanah itu.
Salahkanlah SBY, presiden RI yang ceroboh mengangkat Dahlan Iskan
menjadi menteri meski Dahlan sejatinya seorang pencuri. Salahkanlah SBY
yang tak mampu dan tak mau hati – hati menyelidiki anak manusia musuh
nomor satu negeri ini.
Salahkanlah rakyat Indonesia yang bodoh, pandir, bermemori pendek
ini. Salahkanlah seluruh rakyat Indonesia yang tak peduli, membiarkan
maling, penipu, korupsi, seperti Dahlan Iskan menari – nari di atas
tangisan Ibu Pertiwi.
Salahkanlah Tuhan yang memberi kesempatan seorang Dahlan untuk hidup
kembali dengan operasi mengganti hatinya yang sudah menghitam kelam
karena sumpah serapah anak negeri. Salahkanlah Tuhan yang telah
menciptakan setan berwujud manusia seperti Dahlan Iskan ini…
Jangan pernah salahkan Dahlan Iskan…jangan.
Bahkan Seorang Ketua KPK Takut Usut Korupsi Dahlan Iskan
Posted Uncategorized in
http://yudisamara.org/2013/12/20/bahkan-seorang-ketua-kpk-takut-usut-korupsi-dahlan-iskan/
http://yudisamara.org/2013/12/20/bahkan-seorang-ketua-kpk-takut-usut-korupsi-dahlan-iskan/
Perilaku tidak jujur, penipuan, kebohongan publik, kelicikan,
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) Dahlan sudah sejak sebulan terakhir
menjadi isu sentral dan polemik besar di ranah sosial media. Karena
dinilai mustahil media massa nasional bersedia dan berani mengungkap
korupsi serta kejahatan Dahlan Iskan melalui pemuatan berita di media –
media mainsteram, akun Twitter @triomacan2000 sejak sebulan lalu terus
menerus berkicau mengenai sosok Dahlan Iskan yang sebenarnya. Akun ini
secara detail dan gamblang kicaukan banyak tindak pidana kejahatan
Dahlan iskan selama ini, mulai dari penggelapan uang sumbangan bencana
hingga korupsi Dahlan Iskan saat menjadi Direktur Utama PT PLN
(Persero), merugikan negara Rp. 37 triliun. Tak ketinggalan juga
dikicaukan modus – modus KKN Dahlan Iskan di berbagai BUMN yang kian
menggila sejak ditunjuk Menteri BUMN RI. selaku Dalam bahasa gampangnya,
diduga kuat terjadi tindakan yang berpotensi merugikan negara hingga Rp
37 triliun lebih.
Polemik muncul karena para Dahlanis (sebutan bagi tim relawan yang
siap berjibaku mengantar Dahlan menjadi Presiden RI) mempermasalahkan
tweet (kicauan) tentang fakta ketidakjujuran Dahlan berdasarkan audit
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) saat memimpin perusahaan listrik milik
negara itu. Silang pendapat terkait penggunaan kata korupsi yang dipakai
pemilik akun dengan pemahaman inefisiensi yang diyakini Dahlanis
bukanlah korupsi. Begitu kuatnya pembelaan buta yang dilakukan Dahlanis,
sampai-sampai Suara Rakyat @triomacan2000 membuktikan janjinya membuka
lengkap hasil audit BPK terhadap kinerja PT PLN di bawah kendali Dirut
Dahlan Iskan. Tentu termasuk penggambaran fakta-fakta modus dan cara
‘pencapaian prestasi’ inefisiensi yang membuat negara merugi triliunan
rupiah itu.
Entah apa yang dibenak dan bagaimana rusaknya moralitas para Dahlanis
itu, yang jelas, di tangan Dahlan, PT PLN secara ekonomis sebuah
perusahaan bukannya meraup keuntungan bagi negara sebagai pemiliknya.
Sebaliknya, justru kerugian yang nilainya lebih dari lipat enam kasus
BLBI. Mereka dengan modal ‘keluguan’, ‘apa adanya’ dan ‘jujur’ berusaha
meyakinkan bahwa yang terjadi adalah inefisiensi. Meski faktanya tetap
merugikan keuangan negara. Dan kerugian negara dalam hukum pidana
dikenal dengan sebutan KORUPSI.
Secara singkat kita berikan sedikit contoh dan modus penipuan seorang anak manusia yang bernama Dahlan Iskan :
1. Dahlan Iskan adalah seorang Pembohong. Dahlan berbohong kepada
dirinya sendiri, keluarga, rakyat Indonesia dan Allah ketika dia
mengatakan bahwa tanggal lahirnya adalah 17 Agustus 1951 dengan alasan
tanggal 17 Agustus itu dipilih karena dia tidak ingat tanggal lahirnya.
Sungguh alasan yang tidak masuk akal karena Dahlan Iskan mempunya orang
tua, saudara, keluarga dan pihak lain yang tahu persis tanggal lahirnya.
Semua agama mengajarkan bahwa : Kebohongan adalah Ibu dari semua
kejahatan.
2. Dahlan Iskan adalah seorang Peselingkuh dan Penzina. Dahlan
berbohong kepada rakyat dengan mengaku beristri satu yakni Ibu Nafsiah
seorang, sedang semua staf, karyawan dan keluarga besar Jawa Pos Grup
tahu Dahlan Iskan beristri lebih dari satu, termasuk Nany Wijaya, Heidy
Lorens dan perawat rumah sakit berwarga negara china yang dia nikahi
beberapa tahun lalu. Mungkin masih banyak lagi istri gelap Dahlan Iskan
yang disembunyikannya.
Mengenai Nany Widjaya dan Hedy Lorens keduanya mantan wartawan. Nany
bahkan mantan wartawan Jawa Pos yang sempat mencuat namanya karena
liputan ‘Revolusi Orange’ yang dilaporkannya dari Manila Pilipina saat
terjadi revolusi EDSA disana pada tahun 2001 lalu. Hubungan Nany dengan
Dahlan diawali dengan perselingkuhan yang mereka lakukan sampai akhirnya
perzinahaan itu diketahui oleh istri Dahlan, Ibu Nafsiah. Baru tak lama
setelah peristiwa memalukan itu Nany dan Dahlan menikah, mengakhiri
‘kumpul kebo-nya’ selama bertahun – tahun.
3. Dahlan Iskan adalah seorang Penjahat, penggelap uang sumbangan
untuk korban bencana. Selama setahun terakhir ini Dahlan Iskan secara
total menampilkan pencitraan dirinya sebagai sosok yang sederhana,
merakyat, bersih bagai malaikat, tak punya dosa dan figur antikorupsi.
Ia bahkan menyerang partai-partai politik dan anggota DPR yang
dituduhnya serakah dan pemeras BUMN.
Padahal Dahlan sejatinya jauh lebih korup, penipu dan pemeras.
Kejahatan luar biasa Dahlan Iskan adalah pada penggelapan uang sumbangan
pembaca Jawa Pos untuk disalurkan kepada ribuan warga Maumere, Sikka,
NTT yang menjadi korban dan dirundung berduka akibat bencana tsunami dan
gempa 7.8 SR pada 12 Desember 1992. Tidak kurang 2570 orang tewas dan
puluhan ribu warga mengalami luka, sakit dan terancam kelaparan akibat
bencana alam tersebut.
Dahlan Iskan dan Nany Wijaya melalui Harian Jawa Pos memuat
pengumuman kepada warga Jawa Timur dan sekitarnya agar menyumbang uang
dan lain – lain untuk korban bencana. Harian Jawa Pos berhasil
menghimpunuang sumbangan sekitar Rp 1.7 miliar. Jumlah yang sangat
besar pada saat itu (1993). Bila dikonversi dengan nilai uang saat ini
(2013) sekitar Rp 41 miliar. Namun, sungguh tragis, uang sumbangan
rakyat Jawa Timur yang seharusnya disalurkan Dahlan Iskan kepada ribuan
rakyat Maumere, Sikka, NTT, para korban bencana gempa dan tsunami,
justru disalahgunakan. DiGELAPKAN DAHLAN ISKAN. Astagfirullah …
Uang tersebut tak pernah sampai ke rakyat Maumere NTT. Entah setan
iblis mana yang menjerumuskan Dahlan Iskan dan Nany Widjaya sampai tega
berbuat keji memakan uang bantuan hak orang korban bencana. Kasus
penggelapan uang sumbangan bencana Maumere NTT ini sudah sampai di
Kejaksaan Negeri Surabaya dan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Namun
kasusnya kemudian dipetieskan tim penyidik Kejati Jatim karena tekanan
dan ancaman dari kelompok media Jawa Pos dan melalui lobi Dahlan Iskan
kepada pejabat – pejabat tinggi Jatim dan Jakarta untuk membantu
menghentikan kasus yang sangat memalukan itu.
4. Dahlan Iskan adalah seorang Pencuri. Pada Tahun 2001, tim Operasi
Penertiban Aliran Listrik (Opal) dari rayon PLN Mayjen Sungkono Surabaya
menemukan pencurian listrik di kantor pusat Jawa Pos, Gedung Graha Pena
Surabaya. Pencurian listrik berdaya 1600 KVA itu diprediksi merugikan
Negara miliaran rupiah. Tim Opal kemudian menetapkan denda sebesar Rp 2
miliar. Sayangnya, ketika kasus tersebut sampai di Unit Bisnis
Distribusi (UBD) Jatim yang saat itu dipimpin Fahmi Mochtar, seperti
hilang begitu saja. Rupanya Jawa Pos menekan PLN dengan melakukan
running kasus korupsi di tubuh PLN yang saat itu dikenal dengan “Paidjo
Gate” selama hampir enam bulan. Akibatnya PLN pun tak berkutik hingga
kasus ini menguap. Ironis memang, Gedung Graha Pena yang notabene
dimiliki Dahlan, mencuri listrik, tapi kemudian Dahlan bisa menjadi
Dirut PLN.
Di kalangan tertentu di Surabaya ada anekdot tentang Dahlan Iskan :
“Dahlan Iskan berhasil menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN karena dia
tahu bagaimana cara mencuri listrik negara dan tahu bagaimana cara
merampok BUMN dengan cara terang – terangan namun tetap bisa aman.
Tidak masuk penjara”.
5. Dahlan Iskan adalah seorang Koruptor ulung. Pada tahun 1999
beberapa perusahaan daerah (PD Aneka Pangan, PD Sarana Bangun, PD Aneka
Kimia, PD Aneka Jasa & Permesinan dan PD Aneka Usaha) dilebur
menjadi satu holding company bernama PT Panca Wira Usaha Jatim (PT PWU
Jatim). Dahlan yang kala itu menduduki posisi CEO Jawa Pos Group pun
dijadikan direktur utama. Tujuannya tentu saja untuk efisiensi dan
menjadikan BUMD yang baru itu mampu memberikan kontribusi yang berarti
bagi PAD Pemprov Jawa Timur. Akan tetapi bak api jauh dari panggang,
ternyata harapan terlalu jauh dari kenyataan. Sejak didirikan tahun 1999
yang lalu sampai sekarang, PT PWU Jatim tetap saja didera kerugian
terus menerus. Alhasil pemprov Jatim pun harus selalu merogoh koceknya
untuk mengucurkan dana yang diambilkan dari APBD kepada PWU Jatim untuk
menyelamatkannya dari kebangkrutan. Hingga tahun 2009 yang lalu saja,
dimana Dahlan menjadi Dirut PWU, Pengprov Jatim telah mengeluarkan dana
bagi BUMD itu sebesar Rp 169 miliar. Tapi setorannya kepada PAD sangat
minim. Lantas dimana kehebatan CEO-nya?. Yang menarik justru sejak PT
PWU yang dipimpin Dahlan dibentuk dan ditengah-tengah kuncuran tambahan
modal yang melimpah dari Pemprov jatim, banyak aset PT PWU yang hilang
menguap tak tahu rimbanya. Aset berupa tanah dan bangunan yang tersebar
di seantero Jatim semaikin lama semakin menyusut. Dalam daftar asset
BUMD yang disusun PT PWU Jatim pada tahun 1999, tercatat PT PWU Jatim
memiliki tanah seluas 904.072 m2 dengan bangunan seluas 235.793 m2. Akan
tetapi sejak beberapa tahun sebagian besar tanah dan bangunan itu telah
berpindah tangan.
Di Surabaya saja terdapat bangunan seluas 143.757 m2 yang tersebar di
berbagai persil seluas 365.843 m2. Namun, banyak yang tidak lagi
dibawah penguasaan PT PWU Jatim. Sebagian besar hak atas tanah dan
bangunan telah berpindah tangan kepada pihak lain karena diam-diam
dijual dan dialihfungsikan. Sebut saja persil di Jl Setail 44 Surabaya
yang sudah sejak lama berpindah tangan. Begitu pula sejumlah persil
milik eks berbagai PD di sepanjang Jl Ngagel Surabaya, hanya tinggal
satu persil yang masih dikuasai PT PWU Jatim. Yakni, di Jl Ngagel 159
yang kini menjadi kantor PWU Jatim Unit Persewaan. Selebihnya yang
semula berupa pabrik karet, pabrik aki, pabrik roti, perkantoran dan
pergudangan serta perumahan karyawan tidak berbekas lagi. Deretan
bangunan di atas tanah di Jl Ngagel 127, 133, dan 139-141 Surabaya kini
telah menjadi hotel, stasiun pompa bensin dan mall (Carrefour). Begitu
pula bangunan Jl Ngagel 77 dan 213, sejak tahun 2007 sudah berubah
menjadi kompleks ruko. Hal yang sama juga terjadi di Kota Kediri.
Bangunan dan tanah seluas 32.439 m2 milik PT PWU Jatim di Jl Basuki
Rahmat Kediri, yang semula adalah Koperasi TNI AD telah menjadi Kompleks
Ruko.
6. Dahlan Iskan adalah seorang Penipu, sumber penderitaan rakyat.
Setelah sukses besar menggarong aset BUMD Jatim sampai kandas, Dahlan
Iskan kian ahli, berpengalaman dan bertambah percaya diri menjalankan
aksi penipuan dan korupsi. Pada tahun 2002 Dahlan Iskan sudah mengincar
Gubernur Kalimantan Timur Suwarna AF sebagai target korban penipuan
berikutnya. Secara khusus Dahlan menemui Suwarna dalam rangka membujuk
sang gubernur untuk bersedia mendirikan perusahaan daerah (perusda)
ketenagalistrikan untuk diberi mandat membangun dan mengoperasikan
pembangkit listrik guna mengantisipasi kebutuhan listrik masyarakat dan
industri Kaltim yang semakin besar dan tidak bakal mampu dipenuhi oleh
pemerintah melalui PT. PLN (Persero).
Gubernur Kaltim pada saat itu memang sudah berencana untuk mendirikan
sebuah PLTU di propinsi yang dipimpinnya. Suwarna setuju untuk
mempercepat pelaksanaan pembangunan PLTU melalui pembentukan Perusda
Kelistrikan. Apalagi, Dahlan menyatakan kesediaan dan kesanggupannya
untuk menjadi patner di proyek PLTU tersebut dengan menyetorkan modal
sebesar Rp. 56 miliar dikonversi dengan kepemilikan 40% saham di PT.
Cahaya Fajar Kaltim (CFK), perusahan patungan antara Perusda Kaltim
dengan PT. Kaltim Electric Powerindo (Jawa Pos) yang nantinya akan
dibentuk oleh Dahlan.
Namun apa lacur, Gubernur Kaltim jadi korban penipuan Dahlan Iskan.
Modal Rp. 56 miliar tidak pernah disetor, uang APBD Rp. 96 miliar
dikorupsi Dahlan, PLTU Embalut. 2 x 25 MW macet. Baru selesai tahun 2008
dan selalu alami kerusakan. Pemda Kaltim rugi, rakyat Kaltim menderita
karena listrik yang dijanjikan tdk pernah ada. Akibat kejahatan Dahlan
Iskan, nasib rakyat Kaltim ibarat kata pepatah : arang habis besi
binasa.
Tidak adakah lagi tersisa aparat hukum dan pemimpin di negeri ini
yang jujur dan berani sehingga membiarkan saja seorang anak manusia
bernama Dahlan Iskan berbuat semaunya ? (Bersambung)
Catatan Kecil Kejahatan Dan Korupsi Dahlan Iskan
in
Rasanya memang agak sukar dipercaya timbulnya berbagai tuduhan
perilaku korup yang dialamatkan kepada Dahlan Iskan Menteri BUMN RI dan
mantan Direktur Utama PT. PLN (Persero) itu. Sosok Dahlan yang terkenal
sebagai tokoh pers Indonesia, konglomerat sukses pemilik ratusan
perusahaan media yang tergabung dalam Jawa Pos Grup, penulis banyak buku
bertema motivasi dan inspiratif, selalu dicitrakan sebagai pemimpin
egaliter, merakyat, rendah hati, gemar membantu dan menawarkan
pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan, serta berbagai
pencitraan lain yang selalu melekat di dalam benak rakyat Indonesia.
Sungguh sulit dipercaya, tuduhan bahwa Dahlan Iskan adalah seorang
koruptor. Apalagi tuduhan sebagai koruptor terbesar di Indonesia !
Dua tahun lalu rakyat Indonesia masih terpukau dengan berjibunnya
pemberitaan yang memuat kisah sukses Dahlan saat menjabat Direktur Utama
PLN. Tak kurang Presiden SBY sendiri mengaku secara terbuka bahwa
dirinya merasa puas dan terkesan dengan kinerja dan prestasi Dahlan di
PLN yang dinilai spektakuler diantaranya ditunjukan melalui semakin
berkurangnya wilayah Indonesia yang mengalami krisis atau pemadaman
listrik. Presiden mengaku bahwa dirinya tidak lagi dihujani telpon dan
sms berisikan protes dari rakyat yang keluhkan pemadaman listrik total
atau pun bergilir di daerahnya . Sebagai bentuk apresiasi terhadap
prestasi Dahlan tersebut, Presiden SBY dengan penuh percaya diri
menunjuk Dahlan sebagai Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar yang
sedang menderita sakit.
Optimisme Semu
Atmosfir optimisme pun memenuhi suasana kerja Kabinet KIB II sebagai
respon positif kehadiran Dahlan dalam pemerintahan SBY. Mayoritas rakyat
menyambut dengan suka cita seraya lontarkan pujian kepada Presiden SBY
yang dinilai tepat menunjuk Dahlan sebagai Menteri BUMN RI.
Dahlan Iskan mulai beraksi. Menjadikan jabatan menteri sebagai
panggung unjuk diri dan unjuk aksi. Semua aktivitasnya diliput penuh
oleh media. Kemana Dahlan pergi, pasti ada wartawan yang menemani.
Dahlan jadi ikon berita di media – media setiap hari. Hanya dalam waktu
tiga bulan, Dahlan sudah mengalahkan Presiden SBY dari intensitas dan
frekwensi kehadirannya di media televisi nasional. Setiap hari tulisan
Dahlan Iskan dimuat di berbagai media. Setiap hari aksi Dahlan Iskan
dipublikasikan oleh media. Tiada hari tanpa Dahlan Iskan. Tiada hari
tanpa pemberitaan mengenai aktivitas dan maunver – manuver Dahlan.
Rakyat semakin terkesan.
Pencitraan, pencintraan dan pencitraan. Itulah yang kian tampak di
mata rakyat ketika Dahlan Iskan mulai menunjukan sifat dan karakter
aslinya. Tanpa pedulikan cemoohan rakyat yang sudah mulai bertanya –
tanya mengenai efektifitas pekerjaan Dahlan Iskan. Terlalu banyak berita
tentang Dahlan yang sama sekali tidak terkait dengan tugas dan
kewajibannya selaku menteri BUMN. Dahlan tidur di kandang kambing,
Dahlan naik ojek, Dahlan buka paksa pintu tol, Dahlan tampil di ratusan
acara TV yang tidak bersangkut paut dengan tupoksinya sebagai seorang
menteri. Semakin lama makin kelihatan narsis dan lebaynya Dahlan Iskan.
Beratus janji manis, beribu – ribu kalimat pernyataan tanpa makna,
berjuta – juta kata terucpkan untuk dilupakan begitu saja. Hampir
semuanya hanya jadi buah bibir saja. Angin surga. Ngaspo.
Janji Manis Yang Tak Terbukti
Rakyat yang sudah cerdas mulai cermati aksi Dahlan ini. Mulai
menghitung dan menilai berapa banyak janji dan ucapan Dahlan yang penuh
tipuan, bohong, pepesan kosong. Tingkah laku Dahlan yang sangat narsis,
berlebihan, alay dan lebay, membuat rakyat bertanya – tanya siapa dan
bagaimana Dahlan ini sebenarnya. Terlihat lebih banyak tulang tanpa isi,
lebih banyak gombal berasa terasi basi. Slogan : kerja, kerja, kerja !
Ternyata hanyalah tipu – tipu murahan ala Dahlan Iskan. Baru sekitar
setahun menjabat, aroma busuk Dahlan Iskan mulai menyebar kemana –
kemana bagaikan bangkai yang tidak dikubur dan tidak ditanam cukup
dalam. Bau busuk menguap, menyengat hidung rakyat ! Polah Dahlan pun
kian menyebalkan, memuakkan, bikin rakyat pusing tak tertahankan. Korban
– korban pun mulai berjatuhan.
Di pemerintahan dan kabinet SBY, Dahlan kerap bikin ulah. Tindakan
dan perbuatannya jauh dari harapan. Lain di hati lain diucapan. Dahlan
tidak peduli aturan, tidak mengerti koordinasi, tidak mau paham hukum
dan undang – undang. Semua dia tabrak, dia langgar sesuka hati seolah –
olah sikap dan tindakannya pasti benar atau dibenarkan. Status Dahlan
sebagai raja media massa Indonesia, Ketua PWI Pusat dan banyak Ketua PWI
berbagai daerah yang adalah anak buah atau mantan anak buah Dahlan,
jaringan luas dengan dukungan komunitas konglomerat tionghoa Indonesia
dan China, hubungan istimewanya dengan konglomerat Chairul Tanjung dan
Antony Salim dan seterusnya menyababkan tidak banyak tokoh atau pun
rakyat biasa yang berani melawan dugaan pelanggaran etika, hukum dan
undang – undang yang dilakukannya. Dimulai ketika Menteri Dahlan dengan
sesuka hati mengangkat direksi BUMN tanpa terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan menteri teknis atau menteri koordinator. Menteri BUMN
Dahlan Iskan juga terlalu mudah menabrak Inpres yang mengatur
pengangkatan direksi BUMN beraset 5 triliun ke atas harus nelalui proses
seleksi dan keputusan TPA (Tim Penilai Akhir) yang diketuai Wakil
Presiden RI.
Mendorong Proses Hukum Terhadap Dahlan
Akibat dari anarkisme Dahlan Iskan dalam penempatan direksi BUMN, dia
pun pernah ditegur presiden dan selanjutnya diwajibkan untuk kedepankan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dahlan mematuhi teguran itu
hanya untuk sementera waktu dan kemudian kembali lagi mengobrak – abrik
jajaran direksi BUMN sesuka hatinya saja. Di samping ketidakpatutan
Dahlan dalam penempatan direksi BUMN, Dahlan juga ditengarai bermain di
banyak proyek – proyek strategis, banyak dituduh korupsi dalam skala
raksasa atau buat kebijakan yang dicurigai untuk mengembangkan KKN
Dahlan dan kroni – kroninya. Puncaknya ketika rakyat Indonesia kaget
bukan kepalang, Dahlan dituduh sebagai penyebab utama inefisiensi di PLN
yang rugikan negara Rp. 37 triliun dan membengkaknya subsidi negara di
PLN dari sebesar Rp. 53 triliun menjadi Rp. 97 triliun, sebuah lonjakan
jumlahnya subsidi yang luar biasa besar. Dari laporan audit BPK terhadap
inefisiensi PLN inilah kemudian diketahui bahwa kesuksesan yang
digembar gemborkan Dahlan dan mayoritas media massa nasional ternyata
hanyalah sebuah kebohongan besar semata.
Meledaknya dugaan korupsi Dahlan yang berdalih inefisiensi sebesar
Rp. 37 triliun di PLN rupanya tidak mampu mennghentikan Dahlan untuk
memutuskan kebijakan kontroversial dan berpotensi besar merugikan negara
di PT. Pertamina melalui KSO 40 Sumur backbone di Pertamina EP yang
dikhawatirkan akan rugikan negara belasan triliun. Kerjasama Operasi
antara PT. Pertamina EP dengan PT. Geo Cepu Corporation ini sangat
kental nuansa KKN-nya karena direktur GCC, Gunawan Hadiputro disebut –
sebut masih kerabat dekat Dahlan. Kegusaran masyarakat perminyakan
Indonesia kian memuncak ketika diketahui GCC ini menggandeng perusahaan
migas China sebagai patnernya. Perusahaan migas China tersebut bahkan
adalah perusahaan yang memiliki track record buruk dalam sejarah
industri migas Indonesia.
Keanehan – keanehan yang terus timbul dari hari ke -hari semakin
banyak dalam pengelolaan BUMN oleh Dahlan Iskan yang semuanya patut
dicurigai sarat muatan KKN kian menguatkan dugaan publik terhadap agenda
tersembunyi Dahlan selaku Menteri BUMN. Pencitraan dan pencitraan,
narsisme dan narsime, manuver dan manuver yang dilakukan Dahlan mulai
menumbuhkan kesadaran rakyat untuk terus mencermati dan mewaspadai niat
busuk yang terkandung di dalamnya. Desakan publik agar aparat hukum di
kejaksaan, polri dan KPK agar segera menuntaskan semua laporan dugaan
korupsi Dahlan Iskan Cs makin menguat untuk membuktikan apakah Dahlan
Iskan itu adalah seorang koruptor besar atau tidak. Pembiaran yang
dilakukan rakyat atas perbuatan dan tingkah laku Dahlan Iskan ini tidak
dapat lagi dipertahankan demi menjaga dan menyelamatkan bangsa dan
negara ini dari kemungkinan menderita kerugian luar biasa besar dari
perbuatan Dahlan Iskan baik sewaktu menjabat Menteri BUMN, Direktur
Utama PLN atau pun jauh sebelumnya, ketika Dahlan terlibat langsung
dalam pembangunan PLTU Embalut di Kalimantan Timur.
Bukti Dahlan Iskan Buat kontrak Pengadaan Mesin dan Peralatan PLTU
Embalut Kaltim secara melanggar hukum pada tanggal 15 Oktober 2002,
dengan perusahaan berentitas BVI, sebelum Perusda Kaltim
dibentuk/didirikan pada tanggal 23 Oktober 2002 sudah banyak beredar di
tengah – tengah masyarakat.
Bukti kuat bahwa Dahlan Iskan patut diduga pernah menggelapkan uang
bantuan sumbangan para pembaca Harian Jawa Pos untuk korban bencana
gempa Maumere NTT sebesar Rp. 1.7 miliar pada tahun 1992, bantuan
bencana Wasior Papuan dan Tsunami Aceh – Nias menjadi salah satu
pertimbangan dan alasan yang sangat kuat bagi rakyat Indonesia untuk
bersikap kritis dan skeptis terhadap semua tindak tanduk dan perilaku
Dahlan Iskan yang bersembunyi di balik pencitraan melalui kerajaan dan
jaringan media massa yang dimilikinya. Hati – hati dan waspadalah.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar