masalah nuklir, finansial keuangan negara, tata negara, politik internasional, perselisihan mazhab, persatuan umat islam, nasionalisme, pembangunan bangsa, ketahanan nasional, hutang negara, perang dunia, timur tengah, new world order
Jumat, 25 Juli 2014
Worldwide Protests....!!!! >>........Millions of people across the globe are preparing to hit the streets Friday to mark International Quds Day, an annual event expressing support for the Palestinian resistance against Israel....>>>
Worldwide Protests in Action for International Quds Day
Local Editor
http://english.almanar.com.lb/adetails.php?eid=162666&cid=56&fromval= 1&frid=56&seccatid=249&s1=1 Millions of
people across the globe are preparing to hit the streets Friday to mark
International Quds Day, an annual event expressing support for the
Palestinian resistance against Israel.
This year's protests coincide with Israel's brutal attacks on the blockaded Gaza Strip, which entered its 18th day.
In Palestine,
citizens staged a rally outside the Old City of East al-Quds Thursday to
voice their anger at the recent bloodshed in Gaza, before Israeli
forces clashed with the protestors, with some even being arrested. In Syria, Palestinian refugees along with Syrians staged a sit-in to denounce the Israeli onslaught on the impoverished Gaza.
A number of Iraqi
cities are also taking part in the Quds Day demonstrations to stand in
solidarity with Palestine. Iraqi protestors waved flags and banners,
condemning Israeli attacks and criticizing the international silence on
the war in Gaza. Millions of Iranians
have taken to the streets in the capital Tehran and more than 770 other
towns and cities throughout the country, to once again vent their anger
at the Israeli regime’s brutal oppression of Palestinians over the past
decades.
Pakistani
protesters are also rallying and praying in support of Gazans during
special prayers that are held in all Friday sermons at mosques across
the country. In Lebanon,
Palestinian and Hezbollah flags were raised during demonstrations on the
eve of the International Quds Day to denounce Israeli crimes. In the
Southern village of Marwahin bordering occupied Palestine, a scholarly
solidarity vigil was held in support of Gaza in which Sunni and Shiites
scholars took part.
In
Beirut's southern suburb, Hezbollah has also called for a huge ceremony
celebrating the occasion Friday, where Hezbollah's Secretary General,
Sayyed Hassan Nasrallah is set to deliver a speech.
Hezbollah had
decided to call this year’s Quds Day “Quds Day and Solidarity with Gaza:
People and Resistance.”
Anti-Israeli demonstrations are also to be held in Canada, France, Italy, Spain, and Germany condemning the atrocious Israeli attacks on Gaza.
Berlin police
announced their intention to strictly enforce restrictions among
protesters in solidarity with Palestinians, including forbidding slogans
that “incite violence” or the burning of flags or effigies.
Since the deadly Israeli war on Gaza started, the Israeli raids have killed more than 800 Palestinians, most of which are women and children,
and injured more than 5,000 others so far.
The International Quds Day is held on the last Friday of the fasting month, Ramadan, and was declared in 1979, by the late founder of the
Islamic Republic, Grand Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Millions of Iranians Rally for Gazans on Al-Quds Day
Millions of
Iranians rallied nationwide on Friday on International Quds Day in a
show of support for Palestinians in face of the Israeli occupation and
especially the ongoing aggression on Gaza.
Iraniansfrom all walks of life numbering in millions have taken to
the streets in Tehran and more than 770 towns and cities across the
country on the last Friday of the Muslim holy fasting month of Ramadan.
The demonstrators are carrying placards and chanting anti-Israel slogans, condemning the Zionist regime’s fresh bloody offensive against
the besieged Gaza Strip amid the silence of the international community.
Thousands of local and foreign journalists are covering the anti-Israeli rallies across Iran.
Also, millions of people in different countries in the world are also holding massive rallies on Friday answering the call of late founder of
the Islamic Republic Imam Khomeini in 1979 to designate the last Friday
of the lunar fasting month of Ramadan as International Quds Day, during
which Muslims across the world hold rallies in solidarity with
Palestinians.
This year’s Al-Quds Day rallies are being held as Israeli warplanes and tanks have been attacking Gazans and killing innocents.
Supreme leader Ayatollah Sayyed Ali Khamenei on Wednesday called on
the Palestinians to keep fighting the Zionist entity and to expand their
resistance from Gaza to the occupied West Bank.
Presiden Baru Israel Reuven Rivlin: Musuh Tidak akan Mengalahkan Kami
Jum'at, 25 Juli 2014 - 18:47 WIB
“Kami tidak memerangi rakyat Palestina, dan kami tidak memerangi Islam, kami memerangi terorisme,” ujarnya membual.
Reuven Rivlin menggantikan Shimon Peres sebagai presiden Israel.
Hidayatullah.com—Politisi
sayap kanan-jauh Reuven Rivlin dilantik sebagai presiden Israel
mengantikan Shimon Peres hari Kamis (24/7/2014) di gedung parlemen Sambil memegang Kitab Perjanjian Lama dan mengenakan kippah, politisi
yang paling dikenal dengan ideologi sayap kanannya itu berjanji memenuhi tugasnya sebagai presiden ke-10 Zionis Israel. Oleh karena Zionis masih berduka dengan kematian puluhan prajuritnya
dalam pertempuran di Gaza yang masih berlangsung, upacara pelantikan
presiden berusia 74 tahun itu disederhanakan, yang mana jurubicara
Knesset Yuli Edelstein membatalkan pesta cocktailnya, lansir Haaretz. “Kita berkumpul di sini hari ini bukan karena undang-undang menuntutnya demikian, tetapi juga sebagai sebuah pesan yang sangat jelas
kepada musuh kita: Kalian belum mengalahkan kami dan kalian tidak akan
bisa melakukannya,” kata Rivlin sesumbar dalam pidatonya. “Teroris Hamas boleh saja menggali terowongan-terowongan mereka, menembak dari dalam sekolah-sekolah, menggunakan warga sipil sebagai
tamen manusia, tetapi terorisme ini tidak akan menyurutkan kami, tidak
akan melemahkan semangat kami,” kata Rivlin, hanya beberapa jam setelah
sebuah tank Zionis menembaki sebuah sekolah di Gaza sehingga menewaskan
15 orang. “Kami tidak memerangi rakyat Palestina, dan kami tidak memerangi Islam, kami memerangi terorisme,” ujarnya membual. Rivlin secara resmi akan mulai menjalankan tugasnya pada hari Senin pekan depan. Politisi yang juga berprofesi sebagai pengacara itu mendapat dukungan
lewat kamapnyenya yang mengusung demokrasi dan hak-hak sipil. Pandangan politiknya agak berbeda dengan pendahulunya, Shimon Peres,
di mana Rivlin sangat menentang eksistensi negara Palestina dan sangat
mendukung pendirian pemukiman- pemukiman Yahudi.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Brigade Izzuddin Al-Qassam:
Kami telah Membunuh
59 Tentara Israel
Brigade
Syahid Izzuddin
al-Qassam, sayap militer
Gerakan Muqawama Islam
Palestina (Hamas)
mengumumkan bahwa sejak
dimulainya serangan militer
rezim Zionis Israel ke
Jalur Gaza, mereka telah
membunuh 59 tentara
Zionis.
Dalam pernyataanya
pada Jumat (25/7),
Brigade
Syahid Izzuddin
al-Qassam mengatakan, sejak agresi militer Israel ke
Gaza hingga sekarang,
para pejuang Palestina telah membunuh sedikitnya
59 tentara Zionis dan
melukai lebih dari 300 lainya. Demikian dilaporkan
Alalam.
Statemen tersebut menambahkan, pasukan
Muqawama Palestina juga
telah berhasil menghancurkan 44 tank dan
kendaraan militer Israel dalam
berbagai operasi.
Sementara itu, jaringan 10 televisi Israel pada Jumat malam melaporkan
bahwa 14 tentara Israel terluka dalam 24 jam terakhir. (IRIB
Indonesia/RA)
Hidayatullah.com–Brigade Syuhada Al Aqsha
sayap militer gerakan Fatah menyatakan terang-terangan bahwa pihaknya bertanggung jawab terhadap penembakan pos pemeriksaan penjajah Zionis di
Tepi Barat, demikian lansir situs resminya nedal.net (25/7/2014). Pihak Brigade Syahid Al Aqsha melakukan penyerangan di saat 20 ribu
penduduk Palestina bergerak menuju pos pemeriksaan Zionis Qalandia
Ramallah dalam rangka menuju Al Quds. Dalam peristiwa itu, 2 warga
Palestina syahid karena ditembak oleh Polisi penjajah.
Keluarnya warga Tepi Barat tersebut dalam rangka membela saudara
mereka di Gaza yang saat ini tengah diserang oleh pihak penjajah yang
menyebabkan 788 orang syahid.
Meski Fatah lebih memilih jalan perundingan dan menghindari kontak
senjata dengan pihak penjajah, kini sayap milternya Brigae Syuhada Al
Aqsha yang berada di Gaza, Divisi Syahid Al Amudi ikut serta dalam
melakukan serangan terhadap wilayah pendudukan melalui sejumlah
roketnya.*
Soraya
Sepahpour Ulrich, penulis asal Amerika Serikat menekankan, AS mitra
kejahatan rezim Zionis Israel dan Washington akan membayar dukungannya
terhadap genosida Israel di Gaza.
Soraya Sepahpour
Ulrich Jumat (25/7) dalam wawancaranya dengan Press TV menandaskan,
Amerika yang mengklaim khawatir atas kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) di
seluruh dunia mendukung pembantaian massal warga tak berdosa Jalur Gaza
dan memberi dana kepada Tel Aviv.
Penulis ini menambahkan, kecenderungan ini terus berlanjut hingga beberapa dekade.
"Presiden Barack Obama setelah menang dalam pilpres pada 2012 dengan
jelas mengungkapkan poin ini bahwa dirinya akan bekerja demi kepentingan
Israel dan sejak itu, ia memberi dukungan besar terhadap seluruh
kejahatan yang dilakukan rezim Tel Aviv," ungkap Soraya Sepahpour
Ulrich.
Ulrich mengingatkan, dukungan Amerika terhadap
pembantaian massal Israel di Gaza hanya membongkar kedok dan sifat riya
(pamer) Washington terkait klaim negara ini sebagai pendukung HAM.
Jet-jet tempur Israel sejak 8 Juli lalu membombardir berbagai titik di
Jalur Gaza, merusak rumah warga Palestina dan membantai mereka.
Sementara tank-tank rezim ini juga tak mau kalah dan sejak 17 Juli mulai
melancarkan serangan darat ke wilayah terisolir ini.
Selama 17 hari brutalitas Israel ke Jalur Gaza hingga kini lebih dari
800 warga Palestina gugur syahid dan mayoritasnya adalah perempuan dan
anak-anak. (IRIB Indonesia/MF/SL)
Khatib
Shalat Jumat Tehran memprotes kebisuan dunia internasional dalam
menyikapi kejahatan-kejahatan yang dilakukan kelompok teroris di Irak
dan serangan-serangan rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina.
Ayatullah Ahmad Jannati di bagian pertama khutbah Jumatnya, hari ini di
Tehran menganggap Amerika Serikat, Inggris dan Israel sebagai "segitiga
keburukan kawasan". "Pada situasi seperti sekarang ini, terkait kondisi
mengenaskan yang dialami rakyat Palestina dan Irak, dunia internasional
malah memilih diam," tambahnya. Khatib Jumat Tehran
juga mengutuk kejahatan-kejahatan yang dilakukan para teroris Takfiri
di Irak dan menjelaskan, "Dengan melakukan pembunuhan massal terhadap
rakyat Irak, para teroris ini sedang berusaha mencapai
kepentingan-kepentingan imperialis dengan menggunakan nama Islam dan
dukungan Barat juga dengan memanfaatkan kebisuan dunia internasional."
Ayatullah Jannati menyinggung seruan Ayatullah Sistani, Marji Agung
Muslim Syiah Irak untuk menggalang kekuatan rakyat demi mempertahankan
Irak dari serangan-serangan teroris Takfiri. Ia menuturkan, "Pasukan
sukarelawan rakyat bersama militer dan aparat keamanan Irak mampu
memukul mundur para teroris." Selain mengecam
kejahatan-kejahatan terbaru yang dilakukan Israel terhadap rakyat tidak
berdosa Palestina di Gaza, Khatib Jumat Tehran menilai keteguhan rakyat
Palestina menghadapi konspirasi- konspirasi Israel dan Amerika, juga
dengan upaya melanjutkan perlawanan, akan menjadi penghalang tercapainya
tujuan-tujuan buruk musuh di tanah Palestina. Ayatullah
Jannati juga memprotes sebagian negara kawasan. Ia mengatakan, "Para
penguasa negara-negara ini, atas dasar dukungan Amerika, kehilangan
kemampuan memprotes kebijakan-kebijakan agresor rezim Israel." (IRIB
Indonesia/HS)
Hamas said Friday it fired three rockets at Tel Aviv airport, a
day after US and some European airlines had resumed flights after a
two-day suspension.
"At 11:45 am (0845 GMT), the Qassam Brigades bombarded Ben Gurion
airport with three M75 rockets," a statement from Hamas's military force
said.
An Israeli military spokeswoman confirmed rocket fire from Gaza,
though she declined to specify how close it had come to Ben Gurion.
"We can confirm two rockets were shot down over metropolitan Tel Aviv," she told AFP.
EU and US authorities had ordered all commercial flights suspended
after a rocket struck near runways on Tuesday, effectively shutting
Israeli air links to the outside world.
On Thursday, US, Russian and some European carriers resumed flights
to the Tel Aviv airport after the two-day freeze, with the US Federal
Aviation Administration and the European Aviation Safety Agency lifting
the recommendations that flights avoid the airport.
The FAA warned however that the situation remained "very fluid," and
some carriers continued to suspend their flights into Friday morning.
Israel has a history of bombing Arab airports.
Gaza's only airport has been out of commission since 2001 when
Israeli jets bombed its control tower and radar station. Israel refuses
to allow the construction of an airport in the occupied West Bank.
The only other airstrip in the besieged strip remains inoperable because of Israel's air blockade, effectively shutting Palestinian air
links to the outside world.
Israel also bombed all three runways of Beirut's international airport during its 2006 assault on Lebanon. That airport was also
attacked in 1968 when an Israeli air raid destroyed 13 civilian aircraft.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar