8.000 Orang Suku Asmat Akan Dikhitan
Rabu, 14 Maret 2012
Hidayatullah.com—
Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) akan menggelar acara khitanan massal di Nuu Waar (Irian Jaya). Sebuah rekor cukup mencengangkan, sekitar 8000 orang akan dikhitan.
“Kali ini target kami akan menggelar khitanan massal sebanyak 8.000 orang di Nuu Waar,” uja Ustadz Fadzlan Garamatan, Ketua Umum AFKN, sebagaimana dikutip situs resminya.
Program yang akan digelar pada bulan Mei 2012 ini akan dilangsungkan di Kab Asmat, Kab Fakfak, Kab Sorong, Kab Sorong Selatan, Kab Raja Ampat, Kab Kaimana, Kab Bintuni, dan di beberapa daerah Nuu Waar lainnya.
Dalam program ini biasanya akan disertai dengan program safari dakwah dan aksi sosial, berupa pembagian pakaian layak pakai, pembagian al-Qur’an, dan pengobatan gratis.
“Semua program itu akan melibatkan dai-dai AFKN, baik yang ada di Nuu Waar maupun Jawa,” tambah Ustadz Fadzlan.
Khusus untuk di Asmat, program ini akan disertai dengan rencana 20 orang kepala suku di wilayah Asmat yang akan masuk Islam. “Alhamdulillah setelah Umar Abdullah Kayimter masuk Islam, kepala suku yang lainnya pun mendapat hidayah,” terang Ustadz Abdul Shomad, dai AFKN asal Asmat.
“Semoga ikhtiar kami untuk membawa cahaya di bumi Nuu Waar mendapatkan kemudahan. Serta, kami berharap kaum Muslimin ikut membantu perjuangan ini,” ajak Ustadz Fadzlan.
Sebelumnya, AFKN telah menggelar prosesi masuk Islam kepala suku asmat pada pertengahan Februari lalu.*
Foto: ilustrasi/afkn
Rep: Administrator
Red: Cholis AkbarRHOMA IRAMA SERUKAN MUSISI DANGDUT BERDAKWAH LEWAT LAGU DAN MUSIK...
JAKARTA -
Penyanyi dangdut senior mengajak para seniman, khususnya musisi dangdut memberi kontribusi moral dalam setiap karyanya.
Menurut pentolan Soneta Grup ini, para seniman harus memiliki peran dalam pembangunan jati diri bangsa. Selain itu, penyanyi yang dijuluki raja dangdut ini mengajak para musisi berdakwah lewat karya-karyanya.
"Sebagai seniman kita juga harus memiliki kontribusi terhadap pembangunan bangsa ini. Paling tidak, bukan hanya menghiasi republik ini dengan jati diri. Kita bisa bergerak, dan memberikan kontribusi di bidang moral, motivasi, bahkan dakwah melalui seni," kata Rhoma usai pelantikan pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/2/2012).
Lewat cara itu, pimpinan Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) ini yakin, para musisi bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
"Sehingga kita punya eksistensi yang berperan signifikan bagi bangsa di dalam mengantisipasi pengaruh-pengaruh luar di era global ini sudah tak terbendung," jelasnya.
Pernyataan Rhoma itu diucapkan ketika lagu-lagu dangdut yang saat ini banyak dikecam karena lirik-liriknya dianggap vulgar dan tidak mendidik. Sebagai artis dangdut senior, Rhoma memang dikenal consern mengajak para juniornya memerhatikan etika dalam bergoyang, maupun menulis lagu.
Belakangan ini pencekalan terhadap artis dangdut memang marak di beberapa daerah. Tak karena soal penampilan yang dianggap terlalu seksi, tapi juga lagu-lagu yang menjurus ke arah seks. Bahkan, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB melarang 10 lagu dangdut ditayangkan di wilayah mereka.
Sepuluh lagu yang dicekal KPID NTB yakni Jupe Paling Suka 69 (Julia Perez), Mobil Bergoyang (Lia MJ feat Asep Rumpi), Apa Aja Boleh (Della Puspita), Hamil Duluan (Tuty Wibowo), Maaf Kamu Hamil Duluan (Ageng Kiwi), Satu Jam Saja (Saskia), Mucikari Cinta (Rimba Mustika), Melanggar Hukum (Mozza Kirana), Wanita Lubang Buaya (Minawati Dewi) dan Ada Yang Panjang (Rya Sakila). (rik)
Fauzan: “Target JIL Sekarang Kekuasaan”
Selasa, 13 Maret 2012
Hidayatullah.com— http://www.hidayatullah.com/read/21662/13/03/2012/fauzan:-%E2%80%9Ctarget-jil-sekarang-kekuasaan%E2%80%9D-.html
Mantan Ketua Departemen Data Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Fauzan al Anshari mengatakan, saat ini umat Islam Indonesia menghadapi gerakan kontra yang didukung kekuatan besar. Karenanya, dibutuhkan untuk lebih cerdas dari umat Islam untuk menghadapinya.
”Kita sedang menghadapi sebuah kekuatan kontra Islam yang sangat besar, yaitu liberalisasi. Membubarkan JIL tidak cukup untuk membuat liberalisasi itu hilang dari Indonesia. Karena ini masalah pemikiran dan ideologi. Umat Islam harus segera membuat referendum bersama dan bergandengan tangan untuk lebih serius lagi memperjuangkan Syariat Islam,” tegas Fauzan yang ditemui hidayatullah.com, dalam acara aksi “Indonesia Damai Tanpa Liberal” hari Jum’at (09/03/2012) di Bundaran HI lalu.
Saat ditanya mengenai kelompok-kelompok berpaham liberal yang mulai masuk ke partai-partai politik Fauzan menjawab, ”Kita harus tahu bahwa target komponen seperti Jaringan Islam Liberal (JIL) ini adalah kekuasaan, karena mereka telah gagal menyebarkan liberalisasi mereka dengan metode lama yang mereka gunakan. Mereka ingin menguasai titik vital pemerintah agar mereka bisa memiliki ruang untuk menentukan kebijakan publik di Negara ini.”
Fauzan Al Anshari menambahkan demokrasi memang harus dihancurkan, namun dalam prosesnya peran serta gerakan Islam yang telah memilih demokrasi sebagai jalan perjuangan juga harus dibuka ruang komunikasi. Dalam hal ini, ia berharap ada ruang bertukar-informasi antar harakah --baik info dari permasalahan akar rumput keumatan dan permasalahan vital-- dalam perumusan undang – undang negara, yang pada akhirnya semua jadi tahu bagaimana memainkan peran kita dalam gagasan sinergitas umat ini.
Sebelumnya, dalam orasi yang cara yang dihadiri lebih dari 2000 orang ini, Fauzan mengingatkan umat Islam saat ini tengah kekuatan kontra yang berpihak pada paham liberal yang didukung kekuatan besar.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya umat Islam untuk lebih dewasa memahami gerakan intelijen yang selalu membangun perpecahan dan mengadu-domba antara ormas dan gerakan Islam.
Beberapa pihak juga menilai, melawan pemikiran JIL tidak bisa hanya dengan aksi massa, namun harus dengan pemikiran.*/thufail
Foto: rakyatmerdekaonline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar