Dewan Adat Dayak Kalbar Gandeng FPI Dukung Dakwah Islam
Pontianak (VoA-Islam) –
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/03/15/18207/dewan-adat-dayak-kalbar-gandeng-fpi-dukung-dakwah-islam/ Peristiwa penghadangan terhadap delegasi FPI di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya pada bulan Februari lalu yang mengatas namakan Suku Dayak Kalimantan Tengah jelas bernuansa politis. Warga setempat terporovokasi menolak keberadaan FPI, namun keadaan di Kalimantan Barat justru sebaliknya. Dewan Adat Dayak Kalbar malah menggandeng FPI untuk bekerjasama membela rakyat dan negara.
Kegiatan Habib Rizieq memberikan dakwah di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu, (11/03), berjalan aman dan lancar. Demikian berita yang dilansir dari situs resmi FPI (www.fpi.or.id)
Di rumah Pengurus FPI di Pontianak – Kalbar, Ketua Umum FPI, menerima kunjungan Ketua Dewan Adat Dayak, Drs. Yacobus Kumis. Dalam kunjungan ini membuahkan kesepakatan kerjasama antara FPI dengan DAD Kalbar, pada Senin, (12/3) pukul 17.30 WIB. “Ada kesepakatan bahwa FPI Kalbar dan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar akan selalu membuka dialog dan bekerjasama membela rakyat dan negara”, kata Habib Rizieq.
Kerjasama itu akan diawali dengan digelarnya Dialog Nasional Kebangsaan di Pontianak dengan panitia bersama FPI dan DAD Kalbar. “Insya’ Allah ke depan akan digelar Dialog Nasional Kebangsaan di Pontianak dengan panitia bersama FPI” lanjut Habib.
Berita ini sekaligus menepis adanya rumor penolakan masyarakat Dayak di Kalbar atas kedatangan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan Habib Rizieq. FPI Kalbar tetap berkomitmen menjaga keharmonisan masyarakat yang sudah terjalin selama ini. Hubungan FPI dengan semua elemen masyarakat cukup bagus.
Kedatangan Habib Rizieq Syihab ke Kalbar dalam rangka menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tabligh Akbar yang dilakukan di Siantan, Pontianak Utara. Kegiatan tersebut berlangsung di Masjid At-taqwa yang diselenggarakan pada Ahad pagi, (11/03).
Sebelumnya, Habib Rizieq pernah melakukan dakwah di Pontianak pada Desember 2011 lalu. Beliau menjadi salah satu pembicara pada Dialog Nasional Lintas Agama bertema "Memahami Pluralitas Membangun Kebersamaan dalam Kebhinekaan" di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak.
Berkaitan dengan dialog tersebut, Habib Rizieq menyatakan pihaknya menyambut baik karena adanya dialog dapat mencairkan kebekuan antar umat beragama dewasa ini. "Belakangan ini keharmonisan antar umat beragama mulai terusik lagi, dimana-mana terjadi konflik antar etnis dan antar agama, makanya kita sambut baik,"kata Habib.
Habib Rizieq menambahkan, adanya dialog dapat mengatasi kebekuan yang tejadi sehingga menjadi cair, maka dialog seperti ini menjadi penting. "Banyak yang tidak saling mengerti menjadi mengerti. Melalui dialog ini mudah-mudahan bisa memberikan kontribusi yang baik ke depan agar hubungan antar etnis dan agama menjadi lebih baik," tegas Habib.[Desastian/Slm/fpi]
SBY dan Tokoh JIL Dibalik Konflik SARA Pontianak?
JAKARTA (voa-islam.com) -
Ketua DPP FPI Munarman menyatakan bahwa konflik SARA di Pontianak Kalimantan Barat adalah permainan tokoh-tokoh JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Konflik SARA di Kalimantan adalah permainan Jaringan Islam Liberal dengan aktornya Guntur Romli, Nong Darol Mahmada dan Ulil yang sejak semalam sangat aktif memposting di twitter untuk mengkambing hitamkan FPI” ungkap Munarman, Kamis (15/2/2012).
Selain itu menurut Munarman konflik di Pontianak sengaja diletupkan untuk mengalihkan isu kenaikan BBM, dimana tanggal 30 Maret esok rakyat, mahasiswa dan umat Islam serempak berencana melakukan aksi penolakan kenaikan BBM. Maka Munarman mensinyalir presiden SBY telibat di balik konflik Pontianak, Kalimantan Barat. “Ini upaya mengalihkan isu kenaikan BBM, jadi SBY bermain juga” tegas direktur An Nasr Institute ini.
Munarman menambahkan bahwa dengan adanya konflik Pontianak maka dijadikanlah kasus ini untuk mengalihkan fokus umat Islam untuk menggulingkan rezim SBY.
“Jadi kasus Pontianak ini untuk mengalihkan fokus umat Islam dari agenda penggulingan SBY, karena ada peristiwa Pontianak ini,” imbuhnya. [Ahmed WIdad]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar