Ekspor Minyak Iran
Iran Sungguh Hentikan Ekspor Minyak, Importir akan Kelimpungan
Sabtu, 10 Maret 2012 15:42 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN —
Embargo minyak Barat dibalas Iran dengan penghentian ekspor minyaknya ke sejumlah negara Eropa. Situasi ini juga mendorong sejumlah media untuk melakukan analisa.
Salah satu media, Business Insider mengeluarkan sebuah artikel dengan pandangan bahwa bila aliran ekspor minyak Iran terganggu, akan menyulitkan importir utama minyak mentah negara itu..
”Importir utama minyak mentah Iran diantaranya, China, India, Jepang, Korea Selatan, Turki, Italia, Spanyol, Yunani, Afrika Selatan dan Prancis akan terpengaruh oleh gangguan pada ekspor minyak Teheran,”menurut Artikel tersebut, Sabtu (10/3).
Artikel itu juga mengatakan, ketika Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksinya pada 1 Juli mendatang, hampir 600.000 minyak barel per hari akan datang dari pasar global bukan dari impor bilateral. Kondisi itu juga berakibat naiknya harga minyak mentah Brent mentah menjadi sekitar USD 138 per barel.
Namun, jika Iran menghentikan ekspor minyak seluruhnya. Cadangan minyak mentah akan berkurang dan harga minyak akan semakin naik,”Jika ekspor minyak mentah Iran dihentikan seluruhnya. Akibatnya, 2,5 juta barel pasokan per hari akan hilang dan harga minyak mentah Brent akan mencapai USD 205,” laporan itu menambahkan.
Harga minyak global terus naik tahun ini menyusul langkah Iran untuk memotong penjualan minyak kepada perusahaan Inggris dan Perancis. Langkah itu dilakukan Iran sebagai reaksi terhadap embargo Uni Eropa . Teheran juga telah mengumumkan untuk menghentikan ekspor minyaknya ke negara-negara Eropa lainnya.
Iran - Lebanon (ilustrasi)
Iran dan Lebanon Kian Akrab, AS Kesal Berat
Sabtu, 10 Maret 2012 07:56 WIB. http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/
REPUBLIKA.CO.ID,
Duta Besar Republik Islam Iran untuk Lebanon menegaskan bahwa tidak ada satupun negara yang berhak mencampuri hubungan antara Iran dan Lebanon.
IRNA melaporkan, Ghadanfar Rokon Abadi, Dubes Iran untuk Lebanon, mengatakan, "Tidak ada satu pun negara yang berhak mencampuri hubungan antara Republik Islam Iran dan Lebanon." Pernyataan itu disampaikan Dubes Iran sebagai jawaban statemen terbaru Dubes Amerika di Beirut terkait kekhawatiran Gedung Putih terhadap kunjungan Menteri Pertahanan Lebanon Fayez Ghusn ke Teheran.
Rokon Abadi menambahkan, hubungan Teheran dan Beirut kian hari semakin erat dan berbagai nota kesepahaman antarkedua negara telah ditandatangani bersama.
Lebih lanjut, Dubes Iran mengatakan, akar hubungan antara Iran dan Lebanon telah ada sejak lebih dari tiga ribu tahun. Hubungan ini menunjukkan adanya persamaan budaya dan peradaban.
Terkait pernyataan Maura Connelly, Dubes AS untuk Lebanon, yang mengusik hubungan Teheran dan Beirut, Rokon Abadi menandaskan, "Kami menilai pernyataan itu sebagai intervensi Washington terhadap hubungan Teheran dan Beirut. Ketika dua negara memutuskan untuk memperluas hubungan, maka tidak seorang pun berhak mencampurinya."
Dubes Iran menuturkan, pernyataan para pejabat AS di Lebanon dan di berbagai tempat lainnya yang anti-Iran, telah mendorong kita untuk lebih cermat terhadap ucapan Barack Obama yang mengatakan bahwa menjaga keamanan rezim Zionis Israel adalah perbuatan suci. Ditambahkannya, pernyataan Presiden AS itu memiliki poin-poin tertentu dan amat jelas bahwa statemen anti-Iran yang dikeluarkan para pejabat Amerika hanya bertujuan melindungi keamanan Israel.
Maura Connelly geram terhadap hubungan intim antara Teheran dan Beirut. Beberapa waktu lalu, ketika bertemu dengan Suleiman Franjieh, Ketua Partai Kristen al-Marada di Lebanon, Connelly mengatakan, "Kunjungan Menteri Pertahanan Lebanon ke Tehran telah mengkhawatirkan Amerika."
Iran - ilustrasi
Cuek dengan Sanksi Barat, India Makin Mesra dengan Iran
Sabtu, 10 Maret 2012 07:08 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
TEHERAN—--India semakin merekatkan hubungannya dengan Iran. Tidak peduli dengan sanksi Barat terhadap Teheran, India bahkan mengirimkanDelegasi bisnis terbesar ke Iran.
“Delegasi ini dipimpin oleh Federasi Organisasi Ekspor India(FIEO), yang akan tinggal di Iran sampai 14 Maret,” demikian IRIB melaporkan.
Selama lima hari di Teheran, rencananya delegasi ini akan melakukan pertemuan dan bekerjasama dengan beberapa sektor bisnis Teheran. Delegasi ini mewakili sektor-sektor seperti, tekstil, pertanian, makanan, mobil dan alat-alat, teh, beras, dan minyak.
Delegasi juga akan melakukan pertemuan dengan para pejabat Teheran, sepert pejabat bagian Dagang, Industri danPertambangan dan Tabriz Dagang .
Akibat krisis ekonomi yang berlaku di Barat, delegasi mengharapkan untuk mendapatkan banyak bisnis dari perjalanan di Iran. Sebab, mereka yakin Teheran memiliki peluang besar untuk ekspor India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar