“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” -- QS Al-Hijr (15): 9.
Ribuan rakyat Afghanistan marah dan mengepung pangkalan militer Amerika Serikat di Bagram, Afghanistan, Selasa (21/2). Kemarahan mereka meluap karena mendapati kitab suci Al-Qur’an hangus terbakar, yang diduga pembakaran Al-Qur’an itu dilakukan tentara AS.
Tak hanya rakyat, Presiden Afghanistan Hamid Karzai pun dengan keras mengutuk kejadian itu dan telah menugasi satu delegasi untuk menyelidiki peristiwa tersebut.
Reaksi yang sama pun muncul di negara-negar lain.
Menyikapi kejadian itu, Gedung Putih meminta maaf. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengirim surat permintaan maaf kepada Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, atas peristiwa tersebut. "Saya menyatakan penyesalan mendalam atas kejadian itu," kata Obama dalam surat yang disampaikan kepada Karzai oleh Duta Besar Amerika Serikat Ryan Crocker. "Saya sampaikan kepada Tuan dan rakyat Afghanistan permintaan maaf yang tulus."
Namun Obama menyatakan, kejadian itu tidak disengaja, dan menjanjikan akan melakukan penyelidikan penuh. "Kesalahan itu tidak disengaja. Saya meyakinkan kepada Tuan bahwa kami akan mengambil langkah agar kejadian itu tak terulang," demikian tertulis dalam surat tersebut.
Dua pejabat AS mengatakan, militer memindahkan Al-Qur’an dari sebuah penjara di Bagram. Inilah mungkin yang membuat Obama menyatakan bahwa kejadian itu tidak disengaja.
Dua pejabat AS mengatakan, militer memindahkan Al-Qur’an dari sebuah penjara di Bagram. Inilah mungkin yang membuat Obama menyatakan bahwa kejadian itu tidak disengaja.
Dua tahun yang lalu, 2010, dalam rangka memperingati Tragedi 11 September, tentu karena berpikir bahwa tragedi itu terjadi dilakukan oleh orang Islam, sekelompok orang di Amerika Serikat berencana melakukan aksi pembakaran Al-Qur’an. Dan pembakaran Al-Qur’an itu memang benar-benar terjadi, walau sebagian besar mengundurkan diri untuk merealisasikan rencana mereka itu.
Kedua peristiwa tersebut jelas berbeda. Pembakaran Al-Qur’an pada tahun 2010 lalu jelas-jelas disengaja dan bahkan direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Sedang terbakarnya Al-Qur’an di Bagram, Afghanistan, itu ada dua kemungkian. Pertama, memang disengaja. Kedua, sebagaimana dinyatakan Obama, tidak disengaja.
Terlepas dari dua kemungkinan tersebut, bagaimanapun, Obama, sebagai kepala negara Amerika Serikat AS, juga sebagai presiden AS yang terbukti paling aktif membangun hubungan baik dengan dunia Islam, telah meminta maaf. Oleh karena itu, marilah kita membuka hati untuk memaafkannya. Toh, Obama juga menjanjikan akan melakukan penyelidikan. Bila nanti terbukti bahwa terbakarnya Al-Qur’an itu dilakukanh dengan sengaja, tentu ia juga akan melakukan tindakan tegas terhadap pelakunya, sesuai hukum yang berlaku di negaranya.
Sejak zaman dahulu hingga kapan pun, usaha-usaha untuk mengotori ajaran Islam selalu ada. Karena setan dan nafsu sesat yang ada dalam diri manusia selalu bekerja sama untuk menjadikan ajaran-ajaran suci yang ada dalam Islam tampak kotor dan sebagainya. Namun Allah SWT menjamin, Al-Qur’an akan tetap terjaga kesuciannya.
Dalam Al-Qur’an surah Ash-Shaf (61): 8, Allah berfirman, “Mereka ingin memadamkan cahaya agama Allah dengan ucapan-ucapan mereka, tapi Allah tetap menyempurnakannya....” Jaminan bahwa Allah akan menjaga kecucian Al-Qur’an juga terabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr (15): 9, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Menghadapi fakta terbakarnya Al-Qur’an di Bagram, Afghanistan, saya mengimbau kepada seluruh umat Islam, termasuk umat Islam Indonesia, agar mengendalikan diri.
Tak satu pun kejadian di dunia ini bisa terjadi tanpa seizin Allah. Dan pada setiap kejadian, seburuk apa pun kejdian itu dalam pandangan kita, pasti ada hikmah dan ibrah yang bisa kita petik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar