Para saksi mata menyatakan pasukan AS membakar puluhan jenazah warga Afghanistan yang tewas dalam sebuah aksi pembantaian oleh tentara Amerika Serikat.
Ahad (11/3) pasukan AS menembaki warga Afghanistan di dalam rumah mereka di distrik Panjwaii di Provinsi Kandahar. Sedikitnya 17 warga tewas dan sejumlah lainnya cedera. Adapun Taliban mengklaim sedikitnya 50 orang tewas dalam aksi pembantaian itu.
Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa pelakunya adalah seorang sersan militer Amerika yang beraksi sendirian.
Warga desa menambahkan bahwa setelah insiden tersebut, pasukan AS datang dan mengumpulkan 11 jenazah termasuk anak perempuan di bawah enam tahun, dan membakarnya.
Menyikapi aksi sadis itu, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai mengutuk pembantaian itu dan menyebutnya tindakan tidak manusiawi, disengaja, dan tidak dapat diampuni.
Dalam pernyataannya Karzai menambahkan, "Ketika warga Afghanistan dibunuh secara sengaja oleh pasukan AS, aksi ini merupakan pembunuhan dan teror dan tindakan yang tidak dapat diampuni. Pemerintah dan rakyat Afghanistan menuntut penjelasan dari pemerintah Amerika Serikat terkait insiden ini."
Jatuhnya korban sipil di Afghanistan menjadi faktor utama munculnya ketegangan antara Kabul dan Washington.
Aksi sadis militer AS itu terjadi setelah bentrokan dan instabilitas di berbagai wilayah Afghanistan akibat penistaan terhadap kesucian al-Quran oleh pasukan Amerika Serikat di pangkalan udara Bagram. Protes yang berujung pada bentrokan itu merenggut nyawa 30 orang termasuk enam tentara Amerika, dan mencederai sekitar 180 lainnya. (IRIB Indonesia/MZ/PH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar