Memalukan!! Halangi GMJ, Pemerintah RI Minta Yordania Deportasi Munarman
[Dasar apa Kepolisian RI minta Munarman dideportasi.... Padahal Munarman dalam rangka Global March to Jerussalem..??!!...
Aneh-aneh saja... Pemerintaha RI sudah jadi tangan2 kotor AS dan Sekutu2 Jahat terhadap Umat Islam..!!??]
AMMAN – YORDANIA (voa-islam.com) –
Bagaimana mungkin orang lain akan menghormati bangsa Indonesia, sementara pemerintah kita sendiri mempermalukan rakyatnya di hadapan bangsa lain?
Itulah yang dialami oleh Tim GMJ (Global March to Jerusalem) Indonesia yang berangkat ke Yordania pada hari Selasa (27/3), pukul 00.40 WIB. Setibanya di Bandara Amman, Selasa (27/3) pukul. 08.40 waktu setempat, salah satu dari 9 orang anggota Tim GMJ rute 2, yaitu Munarman SH, ditolak kedatangannya oleh pihak imigrasi dan intelijen Yordania. Munarman juga dipaksa untuk pulang ke Indonesia pada hari itu juga. Demikian informasi dari Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, Presidium MER-C yang juga turut berangkat dan memimpin Tim GMJ saat itu.
Melalui pesan singkat yang dikirim pagi tadi (28/3/2012), dr. Joserizal mengabarkan bahwa terkait hal ini tim sudah berusaha meminta bantuan kepada KBRI di Amman untuk membantu bernegosiasi dengan pihak imigrasi Yordania.
Duta Besar RI di Jordan, Bapak Zainul Bahar Nur bahkan langsung datang ke bandara untuk melakukan negosiasi dengan pihak imigrasi Yordania. Sebuah kepedulian dari Bapak Dutas Besar RI yang patut diacungi jempol. Namun, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil karena kenyataannya Munarman SH, tetap tidak bisa masuk ke Yordania. Pihak imigrasi Yordania beralasan bahwa penolakan Munarman adalah atas permintaan pihak Intelijen RI. “It’s not from our side,” kata mereka.
“Ketika Cat Steven (Yusuf Islam) berkunjung ke Amerika tetapi ditolak oleh pihak imigrasi Amerika, pemerintah Inggris menyampaikan nota protes dan kecaman kepada pemerintah Amerika. Tetapi apa yang dialami oleh rakyat Indonesia sungguh berbeda?” ungkap dr. Joserizal. [taz]
79 Orang Delegasi Indonesia di Bawah Koordinasi MER-C Ikuti GMJ
AMMAN-YORDANIA (voa-islam.com) – Hingga saat ini total jumlah delegasi Indonesia di bawah koordinasi MER-C yang akan mengikuti Global March to Jerusalem (GMJ) berjumlah sekitar 79 orang.
Dua puluh delapan (28) orang diantaranya mengikuti GMJ melalui konvoi darat (rute 1) yang telah bertolak ke Karachi (Pakistan) pada tanggal 9 Maret 2012 lalu.
Sementara sisanya, sebanyak 51 orang mengikuti GMJ melalui rute 2, yaitu dari Jakarta langsung ke Amman Yordania yang dibagi menjadi beberapa gelombang keberangkatan.
Delegasi Indonesia bersama jutaan rakyat sipil dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul dan melakukan kampanye damai di perbatasan Israel – Yordania pada tanggal 30 Maret 2012 mendatang.
Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan sejumlah lembaga peduli Palestina seperti MER-C, VOP (Voice of Palestina), Aqsa Working Group (AWG), Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Forum Indonesia Muda (FIM), Front Pembela Islam (FPI), I Love Muhammad Network, perwakilan mahasiswa dan juga 3 orang jurnalis dari TV One, Metro TV dan Harian Umum Republika. [Ahmed Widad]
Jose Rizal: Misi GMJ Membebaskan Jerusalem dari Cengkraman Zionis
AMMAN-YORDANIA (voa-islam.com) - http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/03/28/18430/jose-rizal-misi-gmj-membebaskan-jerusalem-dari-cengkraman-zionis/
Sebelum berangkat dr. Joserizal Jurnalis, SpOT sempat mengingatkan kepada para peserta bahwa misi kali ini adalah untuk pembebasan Jerusalem dari cengkeraman zionis Israel. “Global March to Jerusalem adalah gerakan penyadaran masyarakat dunia bahwa kota Jerusalem adalah kota untuk 3 agama: Islam, Kristen dan Yahudi serta milik pecinta Kemanusiaan dan Keadilan. Bukan milik Zionis,” tegasnya.
Gerakan ini, lanjutnya, juga untuk mematahkan 4 mitos hak yang selama ini diyakini oleh zionis. Keempat hak tersebut adalah Yahudi adalah etnis terpilih untuk memimpin dunia, mereka adalah pemilik tanah Palestina yang dijanjikan, mereka berhak kembali ke tanah itu dan mereka berhak untuk melakukan serangan lebih dulu. “Empat hak inilah yang harus kita patahkan karena tidak bisa berdampingan dengan norma-norma peradaban manusia,” ungkap dr. Joserizal kepada para peserta GMJ Indonesia.
Selain itu, semua peserta juga diingatkan untuk senantiasa meluruskan niat dan menyiapkan diri dengan segala kemungkinan bahkan yang terburuk sekalipun.
Sementara itu, Tim Konvoi Darat GMJ yang terdiri dari berbagai negara, yaitu Indonesia (28 orang), Filipina (3 orang), Malaysia (1 orang), India (34 orang), Iran (40 orang), serta sejumlah peserta dari Irak, Azerbaijan, Bahrain, Tajkishtan, Saudi Arabia, AS dan Turki siang ini dikabarkan sudah merapat di pelabuhan Beirut Lebanon.
Di pelabuhan tersebut, pihak KBRI Beirut sudah menunggu dan siap menyambut para delegasi Indonesia. Malam ini (28/03), dari Beirut delegasi Indonesia dijadwalkan akan langsung bertolak ke Amman Yordania dengan menggunakan pesawat untuk bergabung dengan delegasi Indonesia lainnya yang sudah lebih dulu tiba di Yordania. [Ahmed Widad]
Senin, 20 Februari 2012 17:19 WIB
AWAS KAKI TANGAN ZIONIS Dimana-mana?!!
Israel Bantu Pemberontak Suriah Lewat Perbatasan Yordania...
WartaNews-Damaskus -
Pengakuan yang dibuat oleh tentara Turki yang ditangkap di Suriah pekan lalu mengungkapkan bahwa Tel Aviv terlibat dalam pemberontakan yang dipimpin oleh "gerombolan bersenjata" di negara itu.
koresponden Kantor Berita Fars Iran di Damaskus melaporkan bahwa pemberontakan itu bertujuan untuk menggulingkan rezim Bashar Assad.
Seperti dikutip sumber keamanan Suriah, disebutkan bahwa tujuh dari 49 perwira Turki yang ditangkap, mengaku telah dilatih oleh agen rahasia Israel, Mossad untuk melakukan operasi teroris. Mereka juga mengklaim telah melakukan kontak dengan Arab Saudi dan Qatar.
Salah satu tentara Turki itu juga menunjukkan bahwa pasukan Israel menyusup ke wilayah Suriah dan memberikan bantuan kepada tentara pemberontak secara gratis. Dia mengatakan bahwa Mossad juga telah mengirimkan tim ke Yordania untuk melatih anggota Al-Qaeda yang datang dari Libya dan mengirim mereka ke Suriah untuk melawan tentara pemerintah Suriah.
Sumber itu mengatakan pihak berwenang Suriah sangat berhati-hati untuk tidak mempublikasikan semua laporan dari tentara Turki itu, karena mereka ingin mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan pihak Ankara sebagai imbalan pembebasan anggota tentara Suriah.
Damaskus juga mengharapkan komitmen Ankara untuk tidak mempersenjatai kelompok teroris dan mau mengontrol perbatasannya guna mencegah perjualan senjata dan penyusupan unsur-unsur teroris.
Sementara itu, ada laporan bahwa daerah sekitar Ramtha di Yordania utara, saat ini menjadi zona larangan tertutup bagi militer, tempat berlindung bagi sekitar 11.000 orang bersenjata dari berbagai warga negara terutama Libya, yang diduga ikut bertanggung jawab untuk melakukan operasi militer melawan tentara Suriah dengan imbalan US$ 1.000 per bulan. Menurut laporan, Riyadh dan Doha mendanai kegiatan tentara ini.
Selain itu, saluran televisi Amerika, NBC, Sabtu lalu juga mengungkapkan bahwa pesawat tak berawak AS telah memantau peristiwa di Suriah untuk melacak serangan militer terhadap warga sipil dan elemen oposisi. Namun NBC menyebutkan bahwa penerbangan pesawat tak berawak itu bukan persiapan untuk intervensi militer AS, seperti dikutip para pejabat pertahanan AS yang berbicara tanpa menyebut nama.(*/Tsm)
koresponden Kantor Berita Fars Iran di Damaskus melaporkan bahwa pemberontakan itu bertujuan untuk menggulingkan rezim Bashar Assad.
Seperti dikutip sumber keamanan Suriah, disebutkan bahwa tujuh dari 49 perwira Turki yang ditangkap, mengaku telah dilatih oleh agen rahasia Israel, Mossad untuk melakukan operasi teroris. Mereka juga mengklaim telah melakukan kontak dengan Arab Saudi dan Qatar.
Salah satu tentara Turki itu juga menunjukkan bahwa pasukan Israel menyusup ke wilayah Suriah dan memberikan bantuan kepada tentara pemberontak secara gratis. Dia mengatakan bahwa Mossad juga telah mengirimkan tim ke Yordania untuk melatih anggota Al-Qaeda yang datang dari Libya dan mengirim mereka ke Suriah untuk melawan tentara pemerintah Suriah.
Sumber itu mengatakan pihak berwenang Suriah sangat berhati-hati untuk tidak mempublikasikan semua laporan dari tentara Turki itu, karena mereka ingin mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan pihak Ankara sebagai imbalan pembebasan anggota tentara Suriah.
Damaskus juga mengharapkan komitmen Ankara untuk tidak mempersenjatai kelompok teroris dan mau mengontrol perbatasannya guna mencegah perjualan senjata dan penyusupan unsur-unsur teroris.
Sementara itu, ada laporan bahwa daerah sekitar Ramtha di Yordania utara, saat ini menjadi zona larangan tertutup bagi militer, tempat berlindung bagi sekitar 11.000 orang bersenjata dari berbagai warga negara terutama Libya, yang diduga ikut bertanggung jawab untuk melakukan operasi militer melawan tentara Suriah dengan imbalan US$ 1.000 per bulan. Menurut laporan, Riyadh dan Doha mendanai kegiatan tentara ini.
Selain itu, saluran televisi Amerika, NBC, Sabtu lalu juga mengungkapkan bahwa pesawat tak berawak AS telah memantau peristiwa di Suriah untuk melacak serangan militer terhadap warga sipil dan elemen oposisi. Namun NBC menyebutkan bahwa penerbangan pesawat tak berawak itu bukan persiapan untuk intervensi militer AS, seperti dikutip para pejabat pertahanan AS yang berbicara tanpa menyebut nama.(*/Tsm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar