Senin, 03 Februari 2014

..... Keluarga Saudi langsung bersekongkol dengan Inggris untuk menghancurkan Khilafah. Jika tidak terlalu buruk keluarga Saud juga akan langsung bersekongkol dengan Zionis untuk mendirikan Israel. Raja Abdullah 1 dari Trans-Jordan yang diciptakan Inggris mempelajari kemungkinan itu dengan David Ben Gurion (Perdana Menteri Israel yang pertama) di Istanbul tahun 1930-an. Abdullah menawarkan untuk menerima pendirian Israel. Sebagai imbalannya, dia akan menerima Jordania di bawah kontrol penduduk Arab di Palestina. Tahun 1946 Abdullah mengungkapkan minatnya untuk menguasai wilayah Arab di Palestina. Dia tidak berniat untuk menentang atau menghalangi pembagian Palestina dan pendirian negara Israel, seperti yang digambarkan oleh seorang sejarawan...>>> Keluarga Saudi sering dalam beberapa kesempatan, bersama dengan kekuatan penjajah Barat, bahu-membahu dalam menyediakan dukungan aktif. Dalam Perang Teluk yang pertama, Raja Fahd dengan resmi memerintah-kan penggelaran pasukan Amerika di tanah Saudi. Kerajaan itu menjadi tuan rumah bagi 600,000 pasukan Sekutu hingga kas negara mengalami defisit. Amerika mengeluarkan $60 miliar pada Perang Teluk pertama. Kuwait membayar separuhnya dari anggaran itu. Saat ini, 5000 tentara AS masih bercokol di kerajaan itu sejak akhir Perang Teluk. Sejak 1999, kehadiran mereka telah menimbulkan kejengkelan bagi warga Saudi hingga dikeluarkannya “Memorandum Nasihat” setebal 46 halaman oleh 107 pemuka kelompok Wahabi kepada Raja Fahd. Memorandum tersebut mengkritik pemerintah atas korupsi dan pelanggaran lainnya serta kebijakan pemerintah yang tetap membiarkan kehadiran tentara AS di tanah Saudi. Namun, jawaban yang diambil oleh Raja Fahd adalah menangkap mereka...>>>



Lebanese hold rally to protest Saudi terrorism


http://en.alalam.ir/news/1561721

The mother of 18-year-old Maria al-Jawhari holds up her daughters

The mother of 18-year-old Maria al-Jawhari holds up her daughters' sweater during her funeral in the town of Hermel, near the Syrian border in Lebanon's eastern Bekaa valley, on January 22, 2014.



Lebanese protesters have gathered outside the Saudi Embassy in Beirut to slam what they called the negative role of Saudi Arabia in the region, reports say.

Chanting slogans against the Saudi policies in the region, protesters on Saturday accused Riyadh of fueling unrest and sectarianism in Syria, Iraq and Lebanon.

“We consider Saudi Arabia to be the number one exporter of terrorism in the Arab world, because it is funding all Takfiri organizations that are killing our people from Tripoli to Beirut to Sidon,” a protester said.

The demonstrators say the Al Saud regime has been using its petrodollars to finance al-Qaeda-linked and Takfiri groups with the sole aim of destabilizing the region.

The dem

- See more at: http://en.alalam.ir/news/1561721#sthash.Lpy85mUi.dpuf






Jakartatheraphy Theraphy shared syriatimes.id's photo.

pengungsi kamp Yarmouk dihalangi keluar oleh milisi pemberontak (foto:Ayham Soussef)

Damaskus, Baru sehari setelah konvoi bantuan pangan yang dikirim UNWRA berhasil masuk ke kamp pengungsi Palestina di Yarmouk (selatan Damaskus), konvoi lanjutan kembali ditembaki teroris.

Sumber media lokal Suriah, Al Hadath News, seperti dikutip Tasnim News (31/1) melaporkan, pengiriman bantuan kemanusiaan ke kamp pengungsian Yarmouk dimulai sejak hari Kamis (30/1) namun hari Jumat (31/1) proses tersebut terpaksa dihentikan karena penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata yang ada di dalam kamp ke arah konvoi pembawa bantuan.
Yarmouk adalah kamp pengungsi Palestina, yang sebelum konflik Suriah dihuni oleh 150.000 orang. Kini, ada sekitar 18.000 orang yang masih bertahan. Sejak dikepung oleh milisi pemberontak, 86 pengungsi tewas karena kelaparan dan kekurangan obat-obatan. Demikian dilaporkan the Syrian Observatory for Human Rights.
Sejak lebih 60 tahun yang lalu, Suriah adalah tempat berlindung bagi orang-orang Palestina yang terusir dari tanah air mereka sendiri. Suriah bahkan menjadi markas perjuangan Hamas untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Kondisi 500.000 pengungsi Palestina di Suriah jauh lebih baik daripada kondisi pengungsi Palestina di Lebanon atau Jordan. Menurut UNHCR, Suriah adalah negara terbaik yang melayani pengungsi. Para pengungsi itu mendapat layanan kesehatan dan perumahan yang sama sebagaimana rakyat Syria. Namun sejak konflik Suriah merebak, sebagaimana juga warga Suriah pada umumnya, pengungsi Palestina pun mengalami penderitaan berat.
Berbagai media anti-rezim sebelumnya menyebarluaskan tuduhan bahwa tentara Suriah-lah yang mengepung kamp, sehingga menghalangi masuknya suplai bantuan. Namun, foto karya fotografer Ayham Soussef, yang diambil dari dalam kamp dan bocor ke jejaring media sosial menunjukkan bahwa justru para pemberontaklah yang menghalang-halangi pengungsi keluar dari kamp itu.
Pada tanggal 30/1, konvoi pangan dari UNRWA (badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina) berhasil masuk ke kamp dengan bantuan pemerintah Suriah.
pengungsi kamp Yarmouk dihalangi keluar oleh milisi pemberontak (foto:Ayham Soussef) 
https://www.facebook.com/
Damaskus, Baru sehari setelah konvoi bantuan pangan yang dikirim UNWRA berhasil masuk ke kamp pengungsi Palestina di Yarmouk (selatan Damaskus), konvoi lanjutan kembali ditembaki teroris. Sumber media lokal Suriah, Al Hadath News, seperti dikutip Tasnim News (31/1) melaporkan, pengiriman bantuan kemanusiaan ke kamp pengungsian Yarmouk dimulai sejak hari Kamis (30/1) namun hari Jumat (31/1) proses tersebut terpaksa dihentikan karena penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata yang ada di dalam kamp ke arah konvoi pembawa bantuan. 
Yarmouk adalah kamp pengungsi Palestina, yang sebelum konflik Suriah dihuni oleh 150.000 orang. Kini, ada sekitar 18.000 orang yang masih bertahan. Sejak dikepung oleh milisi pemberontak, 86 pengungsi tewas karena kelaparan dan kekurangan obat-obatan. Demikian dilaporkan the Syrian Observatory for Human Rights. Sejak lebih 60 tahun yang lalu, Suriah adalah tempat berlindung bagi orang-orang Palestina yang terusir dari tanah air mereka sendiri. Suriah bahkan menjadi markas perjuangan Hamas untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. 
Kondisi 500.000 pengungsi Palestina di Suriah jauh lebih baik daripada kondisi pengungsi Palestina di Lebanon atau Jordan. Menurut UNHCR, Suriah adalah negara terbaik yang melayani pengungsi. Para pengungsi itu mendapat layanan kesehatan dan perumahan yang sama sebagaimana rakyat Syria. Namun sejak konflik Suriah merebak, sebagaimana juga warga Suriah pada umumnya, pengungsi Palestina pun mengalami penderitaan berat. Berbagai media anti-rezim sebelumnya menyebarluaskan tuduhan bahwa tentara Suriah-lah yang mengepung kamp, sehingga menghalangi masuknya suplai bantuan. 
Namun, foto karya fotografer Ayham Soussef, yang diambil dari dalam kamp dan bocor ke jejaring media sosial menunjukkan bahwa justru para pemberontaklah yang menghalang-halangi pengungsi keluar dari kamp itu. Pada tanggal 30/1, konvoi pangan dari UNRWA (badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina) berhasil masuk ke kamp dengan bantuan pemerintah Suriah.
Yg Mulia Ayt. Javadi Amuli hf, Filosof Warisan Allamah Thabathabai ra
http://sinaragama.org/1326-jubah-khaliq.html

Ayatullah Jawodi Omuli hf, sering menyampaikan keherannya (tdk dlm kalimat langsung) tentang orang2 yg mengkontrakan akal dan Qur an (agama). Karena akal, bukan untuk dihadapkan kepada agama atau bukan untuk dibandingkan dg agama atau diadu dg agama. Akan tetapi, ia adalah dasar memahami agama itu sendiri. Artinya, tanpa akal (maksudnya yg argumentatif dan bukan akal2an), mk manusia spt hewan yg sama sekali tdk akan memahami ajaran agama itu sendiri.

Beliau hf mengatakan (ini bukan untuk ditaklidi, sekedar menukilkan salah satu petuah2 hikmah/argumentatif-nya) bhw "Akal dan agama itu adalah sama2 alat untuk memahami hakikat dan jalan hidup."

Jadi, ketika Tuhan mencipta alam semesta ini dan manusia di dalamnya, mk karena manusia memiliki akal, mestilah ada tanggung jawabnya. Karena itu, Tuhan mengurai ttg alam dan tanggung jawab manusa ini di alam ini. Uraian Tuhan inilah yg dikatkaan agama.

Nah, akal sendiri, sangat mengetahui hal itu. Yakni bhw karena ia dicipta Tuhan dan memiliki akal, mk ia harus hidup sebagaimana layaknya makhluk berakal dan tdk hidup spt hewan. INilah yg dikatakn sebagai tangung jawab itu.

~Ust SA~
Yg Mulia Ayt. Javadi Amuli hf, Filosof Warisan Allamah Thabathabai ra
http://sinaragama.org/1326-jubah-khaliq.html

Ayatullah Jawodi Omuli hf, sering menyampaikan keherannya (tdk dlm kalimat langsung) tentang orang2 yg mengkontrakan akal dan Qur an (agama). Karena akal, bukan untuk dihadapkan kepada agama atau bukan untuk dibandingkan dg agama atau diadu dg agama. Akan tetapi, ia adalah dasar memahami agama itu sendiri. Artinya, tanpa akal (maksudnya yg argumentatif dan bukan akal2an), mk manusia spt hewan yg sama sekali tdk akan memahami ajaran agama itu sendiri.

Beliau hf mengatakan (ini bukan untuk ditaklidi, sekedar menukilkan salah satu petuah2 hikmah/argumentatif-nya) bhw "Akal dan agama itu adalah sama2 alat untuk memahami hakikat dan jalan hidup."

Jadi, ketika Tuhan mencipta alam semesta ini dan manusia di dalamnya, mk karena manusia memiliki akal, mestilah ada tanggung jawabnya. Karena itu, Tuhan mengurai ttg alam dan tanggung jawab manusa ini di alam ini. Uraian Tuhan inilah yg dikatkaan agama.

Nah, akal sendiri, sangat mengetahui hal itu. Yakni bhw karena ia dicipta Tuhan dan memiliki akal, mk ia harus hidup sebagaimana layaknya makhluk berakal dan tdk hidup spt hewan. INilah yg dikatakn sebagai tangung jawab itu.

~Ust SA~

Perang Suriah

Arab Saudi Desak Dunia Internasional Serang Suriah

Islam Times-
Monday 2 September 2013 03:33

 "Setiap penentangan terhadap tindakan internasional hanya akan mendorong Damaskus bergerak maju dengan melakukan kejahatan dan menggunakan semua senjata pemusnah massal,"

Saud al-Faisal
Saud al-Faisal

Arab Saudi kembali menyerukan aksi militer di Suriah dan mengatakan sepenuhnya akan mendukung intervensi militer AS dinegara itu.

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Saud al- Faisal membuat pernyataan itu pada hari Minggu, 01/09/13, dalam para Menteri Liga Arab di ibukota Mesir Kairo.

"Setiap penentangan terhadap tindakan internasional hanya akan mendorong Damaskus bergerak maju dengan melakukan kejahatan dan menggunakan semua senjata pemusnah massal," kata Faisal.

"Waktunya telah tiba untuk menyerukan kepada masyarakat dunia untuk memikul tanggung jawab dan mengambil tindakan pencegahan untuk tragedi itu," tambahnya.

Pertemuan Kairo Liga Arab itu untuk membahas retorika perang di Suriah setelah oposisi yang didukung asing menuduh pemerintah Presiden Assad meluncurkan serangan kimia pada markas takfiri di pinggiran kota Damaskus pada 21 Agustus lalu.

Sementara itu, Kepala Koalisi Nasional Suriah (SNC),Ahmad al-Jarba, juga menyampaikan pidato dan menyerukan negara-negara Arab untuk mendukung serangan militer AS.

Namun, Liga Arab terbagi pandangan atas isu agresi asing di Suriah. Mesir dan beberapa negara lain menentang intervensi militer asing terhadap Damaskus.

Pekan lalu, Liga Arab mengutuk serangan kimia di Suriah dan mengatakan tidak mendukung aksi militer tanpa persetujuan PBB.[IT/Onh/Ass]

Tango Maut AS-al-Qaeda: Rencana Strategis Menguasai Dunia Islam pada 2020

Islam Times- 
http://www.islamtimes.org/vdcaa0ne049nyo1.h8k4.html

Miskonsepsi itu terbantahkan oleh terkuaknya puluhan dokumen yang memuat sejumlah cetak-biru dan rencana strategis jangka-panjang al-Qaeda, dengan tujuan-tujuan spesifik yang terencana.

Bendera al-Qaeda
Bendera al-Qaeda

Bagian Pertama

Koran Al-Akhbar di Lebanon pada 29 Januari silam menurunkan tulisan Radwan Mortada seputar rencana strategis Al-Qaeda yang beredar luas di kalangan salafi-takfiri. Mortada mengulas isi rencana strategis itu dengan memperhadapkannya dengan situasi saat ini. Dari uraian itu terlihat jelas bahwa al-Qaeda bergerak dengan suatu rencana strategis yang terukur: dimulai dari serangan 11 September 2001 sebagai titik-tolak spektakuler dan berpuncak pada tahun 2020 dengan tegaknya Kekhalifahan Islam. Selebaran berisi rencana strategis dalam kurun waktu 20 tahun itu menepis miskonsepsi yang berkembang luas bahwa aksi-aksi berdarah al-Qaeda selama ini bersifat serampangan, tanpa pola dan strategi yang jelas. Miskonsepsi itu terbantahkan oleh terkuaknya puluhan dokumen yang memuat sejumlah cetak-biru dan rencana strategis jangka-panjang al-Qaeda, dengan tujuan-tujuan spesifik yang terencana.

Sekitar setahun pasca meletusnya konflik di Suriah, sebuah lembaga keamanan berhasil menyadap korespondensi antara pemimpin Jabhah al-Nusra (JN), Abu Mohammad Julani (AMJ), dan seorang tokoh al-Qaeda di Lebanon. Korespondensi itu merangkum rencana-rencana al-Qaeda setelah jatuhnya rezim Suriah, yang mencakup rekrutmen para pakar di bidang kedokteran, kimia, teknologi informasi, telekomunikasi, dan penempatan mereka di seluruh Lebanon sebagai persiapan untuk melaksanakan berbagai operasi.

Sejumlah dokumen yang diperoleh lembaga keamanan itu mengungkapkan bahwa strategi al-Qaeda di Lebanon dan di kawasan meliputi beberapa target, baik di tingkat lapangan maupun di tingkat rekrutmen dan mobilisasi. Beberapa ciri-khas rencana yang tertuang dalam tumpukan dokumen sadapan itu sebenarnya tertera dalam sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 2005 silam. Buku karya jurnalis Yordania, Fuad Husein, yang berjudul “Al-Zarqawi—Generasi Kedua Al-Qaeda” (Al-Zarqawi—Al-Jayl Al-Tsani li Al-Qa'edah) dapat dibilang satu di antara sedikit karya otentik yang membahas organisasi misterius ini. Dalam buku itu, Husein, yang pernah mendekam bersama Al-Zarqawi di penjara Swaqa, Yordania, mengungkapkan banyak pikiran dan rencana komandan al-Qaeda itu. Di situ, Husein juga memuat wawancara mendalam dengan Syaikh Abu Mohammad al-Maqdisi, ideolog ternama al-Qaeda.

Buku lain yang beredar di forum-forum dan situs-situs jihadi takfiri, berjudul “Beginilah Kami Memandang dan Menginginkan Jihad” (Hakadza Nara Al-Jihad wa Nuriduh), karya Hazim Al-Madani, lebih jauh menjelaskan sejumlah tujuan, rencana dan tahap pergerakan al-Qaeda dalam rangka merebut kekuasaan di seluruh dunia Islam. Buku yang dibuka dengan seruan kepada seluruh 'mujahidin' untuk memperluas aktivitas jihad hingga mencakup seantero dunia, “dalam rangka memperbesar kekuatan umat dan meneror musuh-musuhnya.” Di buku itu juga terkuak rencana merebut kekuasaan yang dibagi dalam tujuh fase, terentang dalam dua dekade, dari tahun 2000 sampai tahun 2020, yang disebutnya sebagai tahun tergapainya “kemenangan akhir”.

Fase pertama dimulai dari tahun 2000 sampai tahun 2003. Fase ini disebut sebagai tahap "siuman" yang berpusat pada upaya “penyadaran kembali umat” dengan “melancarkan hantaman keras pada kepala ular di New York". Tujuannya: membuat Amerika Serikat giras, panik dan bereaksi sedemikian rupa hingga dapat “memahkotai al-Qaeda sebagai pemimpin umat.” Ini mengacu pada apa yang disebut oleh pimpinan al-Qaeda sebagai “perang salib” AS atas Islam yang ditandai dengan invasi militer atas Afghanistan dan Irak, yang -- menurut al-Qaeda -- dapat memperluas medan tempur, membuat rakyat Amerika sebagai incaran mudah dan mengibarkan bendera al-Qaeda setinggi hari ini. Fase ini berakhir dengan pendudukan AS atas Irak tahun 2003. Tahap ini telah tercapai dengan bercokol-kuatnya al-Qaeda di Afghanistan dan Irak, jauh melampaui tenggat akhir keberadaan militer AS dan sekutunya.

Fase kedua bermula dari tahun 2003 sampai tahun 2006. Fase ini disebut sebagai “tahap membuka mata.” Pada tahap ini, al-Qaeda berencana menyeret musuh-musuhnya dalam pertempuran panjang tanpa batas waktu dan tempat, sambil mengembangkan apa yang disebutnya sebagai kapabilitas “jihad elektronik”, dalam persiapan memasuki fase ketiga. Sejalan dengan itu, al-Qaeda berupaya melakukan ekspansi terselubung di berbagai bagian strategis dunia Arab dan Islam, dengan memakai Irak sebagai pangkalan militer untuk membangun pasukan jihadi yang tangguh agar dapat digelar dalam berbagai operasi intelijen, keamanan maupun militer di berbagai negara kawasan. Rencana ini juga menandai bermulanya fase ketiga. Masih pada fase kedua ini, al-Qaeda dan turunannya akan menyemarakkan majlis kajian Islam guna melipatgandakan upaya penggalangan dana umat dari zakat dan infak untuk mendukung aktivitas dan perjuangan al-Qaeda. [IT/MK] Bersambung. ***
Gerakan Takfiri Internasional

Tango Maut AS-al-Qaeda: Rencana Strategis Menguasai Dunia Islam pada 2020 (2)

Islam Times- 
http://www.islamtimes.org/vdcaa0ne049nyo1.h8k4.html

Perhatian utama akan diberikan pada Syam (Suriah Raya yang mencakup Lebanon, Palestina dan Yordania). Inilah wilayah yang sesuai dengan berbagai nubuat yang diyakini kaum salafi-takfiri berasal dari Nabi ihwal yang bakal dilanda prahara pasca prahara serupa yang melilit Irak.

Bagian Kedua

Fase ketiga berlangsung dari 2007 sampai 2010. Dalam rencana strategisnya, fase ini disebut sebagai tahapan "bangkit dan berdikari". Inilah tahapan pergerakan proaktif dalam tiap-tiap wilayah operasi al-Qaeda. Di fase ini, al-Qaeda akan mengalami lompatan besar sejalan dengan perubahan krusial di wilayah sekitar Irak. Perhatian utama akan diberikan pada Syam (Suriah Raya yang mencakup Lebanon, Palestina dan Yordania). Inilah wilayah yang sesuai dengan berbagai nubuat yang diyakini kaum salafi-takfiri berasal dari Nabi ihwal yang bakal dilanda prahara pasca prahara serupa yang melilit Irak.

Menariknya, rencana strategis al-Qaeda itu 'kebetulan' sejalan dengan desain besar sejumlah badan intelijen Barat, termasuk CIA, untuk menata ulang Timur Tengah Baru (The New Middle East) dengan membentuk negara-negara mini yang berwatak sektarian dan etnis. Dalam berbagai kesempatan, mantan penasihat Dewan Keamanan Nasional dan Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice, mengungkapkan tekad AS dan sekutunya untuk mengimpimentasikan desain tata ulang itu sejak tahun 2000-an. Ada apa di balik kesamaan rencana strategis antara Al-Qaeda dan CIA? Logika mengajarkan tak ada kebetulan di dunia ini.

Kembali soal rencana strategis al-Qaeda. Fuad Husein menyebutkan bahwa ide pembentukan Balatentara Syam (Jund Al-Syam) sebenarnya telah muncul sejak Al-Maqdisi dan Al-Zarqawi masih sama-sama berjihad di Afghanistan pada era 80-an. Invasi AS-NATO atas Afghanistan tahun 2001 sedikit menghambat persiapan pembentukan balatentara tadi. Tapi, setelah tahun 2004, sebagian besar pengusung ide tersebut telah menyebar kembali di Suriah, Lebanon dan Irak. Eks mujahidin yang dikenal dengan 'Afghan Arab' ini bertekad memanfaatkan peluang sekecil apapun demi merealisasikan ide pembentukan Balatentara Syam di Lebanon dan, tak lama setelah itu, di Suriah. (Catatan: Buku Fuad Husein tentang generasi kedua al-Qaedah terbit pada tahun 2005, jauh sebelum rangkaian peristiwa yang disebut dengan Arab Spring dan pemberontakan Suriah). Pada tahap ini, legitimasi al-Qaeda sebagai kepemimpinan umat yang sesuai syariat akan kian terkukuhkan.

Fase keempat bermula dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Pada tahap ini, al-Qaeda akan mengambil momentum berbagai pergolakan dan kekacauan yang meriap di Timur Tengah dan dunia Islam, terutama sekali di Suriah. Itulah sebabnya mengapa fase ini disebut sebagai tahap "pemulihan kesehatan". Fase ini akan ditandai dengan keterlibatan langsung jaringan al-Qaeda dalam menjatuhkan rezim-rezim Islam, baik dengan bertempur secara fisik maupun non-fisik. Di tahap ini juga al-Qaeda akan menggerakkan mesin-mesin propagandanya untuk mengekspose fakta-fakta (atau tuduhan-tuduhan) tentang pengkhianatan dan penindasan rezim-rezim itu atas umat dan ketundukan mereka pada atau setidaknya persekongkolan mereka dengan AS.

Untuk mengisi fase ini, al-Qaeda merencanakan empat aksi: 1.Menguras energi umat dan berbagai lembaganya dalam perang panjang melawan AS, dus menghidupkan industri militer sejagat; 2. Menciptakan instabilitas di negara-negara penghasil minyak; 3. Menggunakan emas sebagai pengganti dolar dalam kegiatan ekonomi, demi melenyapkan kemungkinan pelacakan aliran dana dan sebagainya; dan 4. Memperbesar arus al-Qaeda di seluruh kawasan dunia Arab dan Islam. Jika empat cara itu berhasil, maka otomatis rezim-rezim Arab pro Barat akan kehilangan cengkramannya. Kekacauan (chaos) pun akan timbul, seiring dengan tumbuhnya keraguan pada kekuatan lama dan kebutuhan pada kekuatan baru. Di sini, al-Qaeda akan memfait-accompli dirinya sebagai kekuatan real yang harus diperhitungkan.

Fase kelima yang dimulai dari tahun 2013 sampai tahun 2016 akan ditandai dengan “deklarasi kekhalifahan atau negara Islam,” sebagai tujuan akhir gerakan al-Qaeda. Dalam pikiran para penyusun rencana strategis al-Qaedah itu, pada fase ini dunia akan menyaksikan transformasi radikal, dimulai dengan runtuhnya poros Anglo-Saxon dan munculnya kekuatan-kekuatan baru di dunia yang tidak secara langsung bermusuhan keras dengan umat, seperti India dan Cina, yang bakal bertandem dengan pertumbuhan eksponensial al-Qaeda di dunia, baik di dunia Islam maupun di dunia Barat dari kalangan imigran Muslim yang menetap di sana. [IT/MK]

Bersambung ...

Pengkhianatan Penguasa Saudi (Dulu dan Kini)

http://hizbut-tahrir.or.id/2007/06/01/pengkhianatan-penguasa-saudi-dulu-dan-kini/

Dalam pidato pembukaan KTT Liga Arab yang dilangsungkan di Riyadh tanggal 28 Maret 2007, Raja Abdullah Ibnu Saud mengatakan bahwa kesengsaraan yang dialami bangsa Arab adalah akibat perselisihan yang kerap terjadi di antara para penguasa Arab. Padahal mereka hanya dapat mencegah “kekuatan asing untuk merumuskan masa depan wilayah itu”  jika mereka bersatu. Kemudian dia melanjutkan pidatonya tentang  sejarah Liga Arab, “Pertanyaannya adalah, apa yang telah kita lakukan dalam tahun-tahun belakangan ini untuk menyelesaikan semua permasalahan itu? Saya tidak ingin menyalahkan Liga Arab karena ia adalah sebuah entitas yang mencerminkan kondisi kita secara menyeluruh. Kita seharusnya menyalahkan diri kita sendiri; kita semua; pemimpin bangsa-bangsa Arab. Perbedaan-perbedaan kita yang permanen, penolakan kita untuk mengambil jalan persatuan, semuanya itu menyebabkan negara-negara Arab kehilangan kepercayaan diri dan kredibilitas serta kehilangan harapan pada masa kini dan masa depan kita.”

Dia lalu menggambarkan beberapa persoalan yang dihadapi oleh Dunia Islam, “Di Irak yang kita cintai, pertumpahan darah terjadi di antara saudara-saudara kita, dibayangi oleh pendudukan asing yang ilegal, dan kebencian sektarianisme yang menjurus pada perang saudara…Di Palestina, banyak orang menderita karena penindasan dan pendudukan. Sangat mendesak untuk mengakhiri blokade yang diberlakukan atas bangsa Palestina sehingga proses perdamaian dapat terus berjalan dalam kondisi tanpa penindasan.”

Apa yang digarisbawahi oleh Raja Abdullah dalam pidato pembukaanya tentang problem masa kini yang dihadapi kaum Muslim sudah sangat dimengerti oleh kaum Muslim di seluruh dunia. Namun, Dia melupakan peran yang telah dimainkannya, juga peran keluarga Saudi dalam menciptakan dan memperpanjang isu-isu semacam itu. Keluarga Saudi memiliki riwayat panjang terkait dengan pengkhianatan mereka terhadap umat. Mereka justru telah memainkan peran pentingnya dalam mencegah persatuan di Dunia Islam.

Mulai awal tahun 2006, Raja Abdullah telah mencetuskan inisiatif perdamaian yang akan mengakui Israel jika negara itu mengembalikan tanah yang dirampasnya pada perang tahun 1967. Untuk itu, Raja Abdullah bersedia menjadi perantara pada perjanjian antara Pemerintahan Hamas dan Fatah. Raja Abdullah menunjukkan sikap yang sebenarnya ketika Israel menginvasi Libanon pada bulan Juli 2006. Saat itu, pada pertemuan KTT Liga Arab dia bersama Yordania, Mesir, beberapa negara Teluk dan Otoritas Palestina, menghukum Hizbullah atas tindakannya yang dianggap tidak diharapkan, tidak pantas dan tidak bertanggung jawab. Menlu Arab Pangeran Saud al-Faisal pada saat itu mengatakan, “Tindakan itu akan membawa keseluruhan wilayah ini kembali beberapa tahun mundur ke belakang. Kami tidak bisa menerima hal itu.”

Saudi Arabia, bahkan meminta Sheikh terkemuka, Abdullah bin Jabrin, untuk mengeluarkan fatwa yang menyatakan tidak sahnya dukungan, bantuan dan doa bagi Hizbullah.

Keluarga Saudi sering dalam beberapa kesempatan, bersama dengan kekuatan penjajah Barat, bahu-membahu dalam menyediakan dukungan aktif. Dalam Perang Teluk yang pertama, Raja Fahd dengan resmi memerintah-kan penggelaran pasukan Amerika di tanah Saudi. Kerajaan itu menjadi tuan rumah bagi 600,000 pasukan Sekutu hingga kas negara mengalami defisit. Amerika mengeluarkan $60 miliar pada Perang Teluk pertama. Kuwait membayar separuhnya dari anggaran itu. Saat ini, 5000 tentara AS masih bercokol di kerajaan itu sejak akhir Perang Teluk. Sejak 1999, kehadiran mereka telah menimbulkan kejengkelan bagi warga Saudi hingga dikeluarkannya “Memorandum Nasihat” setebal 46 halaman oleh 107 pemuka kelompok Wahabi kepada Raja Fahd. Memorandum tersebut mengkritik pemerintah atas korupsi dan pelanggaran lainnya serta  kebijakan pemerintah yang tetap membiarkan kehadiran tentara AS di tanah Saudi. Namun, jawaban yang diambil oleh Raja Fahd adalah menangkap mereka.

Sejarah Pengkhianatan al-Saud  

Pengkhiatan telah berakar dalam di tubuh Kerajaan Saudi, yakni sejak keluarga Saudi memainkan peran langsungnya atas kehancuran Khilafah dan pembentukan negara Israel. Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris melakukan kontak-kontak dengan Ibnu Saud tahun 1851 untuk berhubungan dengan pihak-pihak yang dianggap pantas untuk menjadi penentang Khilafah yang beribukota di Istanbul. Keluarga Saudi pada saat itu adalah segerombolan bandit yang terlibat dalam percekcokan kesukuan, namun dengan uang dan senjata dari Inggris. Ibnu Saud mampu mengkonsolidasikan posisinya di wilayah-wilayah kunci di semenanjung Arab dan akhirnya di seluruh semenanjung itu. Ini terlihat pada perjanjian yang ditandatangani oleh Inggris tahun 1865. Ketika itu Inggris menginginkan sekutunya di wilayah itu untuk memberikan pijakan pada wilayah Kekhalifahan Usmaniah yang sedang sekarat. Sebagai imbalannya, Ibnu Saud menginginkan bantuan logistik dan militer Inggris untuk mengacaukan Kekhalifahan dari dalam.

Inggris memberikan Ibnu Saud sedikit subsidi yang dipakai untuk memperluas dan mempertahankan pasukan Wahabi. Pasukan ini adalah tulang punggung pasukan Ibnu Saud untuk melawan Khilafah. Ibnu Saud berusaha untuk memperoleh legitimasi dengan memakai gerakan Wahabi, pengikut Muhammad ibnu Wahab, yang berkeyakinan bahwa tanah Arab perlu dibersihkan dengan opini Islamnya. Ibnu Wahab menggunakan Wahabi untuk memberikan kredibilitas agama atas kebijakan pro-Inggrisnya. kaum Wahabi melihat kesempatan ini untuk melihat interpretasinya atas Islam agar menjadi mazhab yang dominan di wilayah itu.

Tahun 1910 keluarga al-Saud menjadi orang-orang yang lebih penting lagi bagi Inggris ketika mereka memberontak terhadap Kekhalifahan Usmani, dengan dukungan Inggris, dengan menyerang saudara sepupunya Ibnu Rashid yang mendukung Khilafah. Subsidi yang tadinya kecil menjadi bertambah dan sekomplotan penasihat dikirim untuk membantu gerakan Ibnu Saud.

Pemberontakan Arab (1916-1918) diawali oleh Syarif Hussein ibnu Ali dengan restu penuh Inggris. Tujuannya adalah untuk memisahkan semenanjung Arab dari Istanbul. Perjanjian ini diakhiri pada bulan Juni 1916 setelah dilakukan surat-menyurat dengan Komisi Tinggi Inggris Henry McMahon yang mampu meyakinkan Syarif Hussein akan imbalan yang diterimanya atas penghianatannya terhadap Kekhalifahan, yakni berupa tanah yang membentang dari Mesir dan Persia; dengan pengecualian penguasaan kerajaan  di wilayah Kuwait, Aden, dan pesisir Syria. Pemerintah Inggris di Mesir langsung mengirim seorang opsir muda untuk bekerja bersama orang Arab. Orang itu adalah Kapten Timothy Edward Lawrence, atau yang dikenal dengan nama Lawrence dari Arab.

Setelah kekalahan Kekhalifahan Usmani tahun 1918 dan keruntuhan sepenuhnya tahun 1924, Inggris memberikan kontrol penuh atas negara-negara yang baru terbentuk, yakni Irak dan Trans-Jordan, kepada anak laki-laki Syarif Hussein yaitu Faisal dan Abdullah seperti yang sebelumnya dijanjikan. Keluarga al-Saud berhasil membawa seluruh Arab di bawah kontrolnya tahun 1930. Pandangan Inggris atas nasib Arab menyusul kekalahan Khilafah tercermin pada kata-kata Lord Crewe bahwa ia menginginkan, “Arab yang terpecah menjadi kerajaan-kerajaan di bawah mandat kami.” Untuk peran itu, keluarga Saudi menerimanya dengan senang hati.

Keluarga Saudi langsung bersekongkol dengan Inggris untuk menghancurkan Khilafah. Jika tidak terlalu buruk keluarga Saud juga akan langsung bersekongkol dengan Zionis untuk mendirikan Israel. Raja Abdullah 1 dari Trans-Jordan yang diciptakan Inggris mempelajari kemungkinan itu dengan David Ben Gurion (Perdana Menteri Israel yang pertama) di Istanbul tahun 1930-an. Abdullah menawarkan untuk menerima pendirian Israel. Sebagai imbalannya, dia akan menerima Jordania di bawah kontrol penduduk Arab di Palestina. Tahun 1946 Abdullah mengungkapkan minatnya untuk menguasai wilayah Arab di Palestina. Dia tidak berniat untuk menentang atau menghalangi pembagian Palestina dan pendirian negara Israel, seperti yang digambarkan oleh seorang sejarawan.

Saudaranya Raja Faisal dari Irak bahkan melebihi pengkhiatan Abdullah. Ketika itu, pada tahun 1919 Faisal menandatangani Perjanjian Faisal-Weizmann, dengan Dr. Chaim Weizmann, Presiden organisasi Zionis Dunia; dialah yang menerima dengan syarat Deklarasi Balfour berdasarkan janji yang dipenuhi oleh Inggris pada masa perang untuk kemerdekaan Arab.
Sejak tahun 1995 Saudi Arabia telah mengimpor $64.5 miliar dalam bentuk persenjataan, yang jauh melebihi pengimpor kedua terbesar, Taiwan, yang melakukan transaksi hanya sebesar $20.2 untuk persenjataan. Namun, tidak satu pun senjata-senjata itu yang digunakan untuk pertahanan bagi kaum Muslim atau di area konflik tempat kaum Muslim ditindas. Satu-satunya saat bagi Saudi ikut terlibat perang adalah ketika terjadi Perang Teluk. Saat itu, dia terlibat dalam mendukung koalisi terhadap Irak dan selama PD I. Pembatalan yang baru-baru ini dilakukan antara Saudi dan Inggris menunjukkan, bahwa keluarga Saudi tidak pernah berkeinginan untuk membela kepentingan kaum Muslim. Mereka hanya membeli persenjataan untuk memastikan berlanjutan industri persenjataan tuan-tuannya di Barat, sementara mereka tetap mengkhianati umat. [Riza Aulia; sumber www.khilafah.com]  

Lebanese hold rally to protest Saudi terrorism

The mother of 18-year-old Maria al-Jawhari holds up her daughters
The mother of 18-year-old Maria al-Jawhari holds up her daughters' sweater during her funeral in the town of Hermel, near the Syrian border in Lebanon's eastern Bekaa valley, on January 22, 2014.
Lebanese protesters have gathered outside the Saudi Embassy in Beirut to slam what they called the negative role of Saudi Arabia in the region, reports say.
Chanting slogans against the Saudi policies in the region, protesters on Saturday accused Riyadh of fueling unrest and sectarianism in Syria, Iraq and Lebanon.
“We consider Saudi Arabia to be the number one exporter of terrorism in the Arab world, because it is funding all Takfiri organizations that are killing our people from Tripoli to Beirut to Sidon,” a protester said.
The demonstrators say the Al Saud regime has been using its petrodollars to finance al-Qaeda-linked and Takfiri groups with the sole aim of destabilizing the region.
The dem
- See more at: http://en.alalam.ir/news/1561721#sthash.Lpy85mUi.dpuf

1 komentar:

  1. HANDPHONE ORIGINAL TERPERCAYA. Nikmati Keuntungan Berbelanja Dengan Hrg Relatif Murah,Super Promo.Kami Menawarkan Berbagai Jenis Type HP,Laptop,Camera,dll,Garansi Resmi Distributor dan Garansi TAM ....
    Semua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya.
    BERMINAT HUB-SMS:0857-3112-5055 ATAU KLIK WEBSITE RESMI KAMI http://www.alpha-shopelektronik.blogspot.com/
    BlackBerry>Samsung>Nokia>smartfrend>Apple>Acer>Dell>Nikon>canon>DLL

    Dijual

    Ready Stock !
    BlackBerry 9380 Orlando - Black
    Rp.900.000,-

    Ready Stock !
    BlackBerry Curve 8520 Gemini
    Rp.500.000,-

    Ready Stock !
    BlackBerry Bold 9780 Onyx 2
    Rp.800.000,-

    Ready Stock !
    Blackberry Curve 9320
    Rp.700.000,-

    Ready Stock !
    Samsung Galaxy Tab 2 (7.0)
    Rp. 1.000.000

    Ready Stock !
    Samsung Galaxy Nexus I9250 - Titanium Si
    Rp.1.500.000,-

    Ready Stock !
    Samsung Galaxy Note N7000 - Pink
    Rp.1.700.000

    Ready Stock !
    Samsung Galaxy Y S5360 GSM - Pure White
    Rp.500.000,-

    Ready Stock !
    Nokia Lumia 800 - Matt Black
    Rp.1.700.000,-

    Ready Stock !
    Nokia Lumia-710-white
    Rp. 900.000,-

    Ready Stock !
    Nokia C2-06 Touch & Type - Dual GSM
    Rp.450.000,-

    Ready Stock !
    Nokia Lumia 710 - Black
    Rp. 900.000,-

    Smartfren Andromax Z
    Rp.1,500.000

    Smartfren Andromax U Limited Edition
    Rp.1.000.000

    Tablet Asus Eee Pad Slider SL 1O1
    Rp.2.000.000

    Tablet Asus Memo Pad ME172 V
    RP.800.000

    Lenovo ldea Pad B490
    Rp.2.000.000

    Lenovo think Pad edge A86
    RP.1.500.000

    Ready Stock !
    Apple iPhone 4S 16GB (dari XL) - Black
    Rp.1.200.000,-

    Ready Stock !
    Apple iPhone 4S 16GB (dari Telkomsel)
    Rp.1.200.000,-

    Ready Stock !
    Apple iPod Touch 4 Gen 8GB
    Rp.700.000

    Ready Stock !
    APPLE iPod Nano 8GB - Pink
    Rp.500.000,-

    Ready Stock !
    Acer Aspire 4752-2332G50Mn Core i3 Win7 Home
    Rp 1.300.000

    Ready Stock !
    Acer Aspire S3-951-2364G34iss
    Rp. 1.200.000,-

    Ready Stock !
    Acer Aspire 5951G Core i7 2630 Win 7
    Rp. 2.500.000,-

    Ready Stock !
    Acer Aspire 4755G Core i5 2430 Win 7 Home Premium Green
    Rp. 2.500.000,-

    Ready Stock !
    Nikon D7000 kit 18-105mm
    Rp.1.700.000

    Ready Stock !
    Nikon D90 Kit 18-105mm Vr
    Rp 1.300.000

    Ready Stock !
    Nikon Coolpix L 120 Red
    Rp. 900.000

    Ready Stock !
    Nikon Coolpix P 500 Black
    Rp 1.000.000

    ALPHA SHOP
    alpha-shopelektronik.blogspot.com

    BalasHapus