SIAPA YANG SEBENARNYA
BERKUASA DI DUNIA?
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/07/siapa-yang-sebenarnya-berkuasa-di-dunia.html#.UwrhS86N6So
To the point saja. Negara-negara di seluruh dunia saat ini
menanggung hutang sebesar kira-kira $51 triliun, atau setara kira-kira
Rp 500.000 triliun. Lalu kepada siapa negara-negara itu berhutang?
Pertanyaan lain bisa diganti: siapa yang memiliki kekayaan sebesar itu?
Jika piutang adalah sebagian kecil saja dari seluruh aset atau kekayaan seseorang atau perusahaan atau lembaga, lalu kekayaan sebenarnya tentu jauh lebih besar dari jumlah itu, mungkin Rp 5 juta triliun atau bahkan jauh lebih besar lagi. Dan berapa pendapatan bunga dari piutang sebesar itu? Jika diasumsikan suku bunga pasar uang internasional adalah 5% (Indonesia mencapai 10% lebih), maka penghasilan dari bunga piutang itu mencapai Rp 25.000 triliun. Lalu, sekali lagi, siapa yang memiliki kekayaan sebesar itu? Bank Dunia atau IMF?
No way! IMF saja baru-baru ini kekurangan uang hingga harus minta pinjaman kepada pemerintah Indonesia sebesar $1 miliar. Keduanya hanyalah "makelar" bisnis hutang piutang antar negara dan hidup dari komisi dari setiap transaksi yang dihasilkan. Atau bank-bank dan lembaga keuangan internasional? Nah ini lebih mendekati meski masih terlalu jauh. Beberapa bank swasta terbesar dunia assetnya mencapai lebih dari $2 triliun atau sekitar Rp 20.000 triliun, jauh lebih besar dari semua perusahaan riel pembuat pesawat, mobil, atau makanan olahan.
(Sekedar gambaran, jika ada satu mesin uang yang bisa mencetak uang senilai Rp 1 miliar setiap detiknya, maka untuk mencetak uang senilai Rp 1 triliun mesin tersebut membutuhkan waktu 1.000 detik, atau setara 17 menit non-stop. Untuk mencetak Rp.1000 triliun membutuhkan waktu 17.000 menit atau setara 11,8 hari nonstop).
Lebih mendekati lagi adalah bank-bank sentral internasional seperti The Fed, Bank of England dll, atau bahkan mungkin termasuk Bank Indonesia.
Jadi kekayaan sebesar itu milik pemerintah juga dhong, khan bank sentral yang katanya miliki pemerintah?
Jika "hari gini" Anda masih mempercayai mitos itu, Anda termasuk dalam kelompok (ma'af) ignorant, atau kasarnya "moron" atau idiot. Bank-bank sentral itu milik swasta, bahkan jika bank-bank itu menggunakan nama seperti "Federal Reserve Bank", tidak beda dengan merek "Federal Express" atau sepeda "Federal". Di Amerika sendiri bank sentral merupakan "konsorsium" dari 12 bank-bank milik swasta di 12 wilayah.
Soal kepemilikan bank sentral ini telah membuat publik Amerika "gempar" akhir-akhir ini. Pemikiran bahwa kekuasaan pencetakan uang dan penetapan nilainya dilakukan oleh lembaga swasta tentu jauh dari pemikiran warga negara Amerika. Konstitusi Amerika bahkan menegaskan bahwa kekuasaan itu ada di tangan lembaga legislatif Congress. Kalau pun Congress mengalihkan kekuasaannya itu, lembaga yang paling tepat tentu saja adalah pemerintah yang dipimpin presiden yang dipilih rakyat, sehingga pengawasan dan pertanggungjawabannya pun menjadi jelas. Namun dengan adanya bank sentral yang dimiliki swasta, pemerintah harus "meminjam" uang kepada swasta dan membayarkan bunga dari tiap sen yang dipinjam untuk membiayai pembangunan dan belanja pemerintah. Selanjutnya, untuk membayar beban bunga dan cicilannya itu pemerintah harus membebani rakyat dengan pajak pendapatan dan lain-lain (pajak pendapatan ditetapkan hanya beberapa bulan setelah ditetapkannya UU bank sentral tahun 1913, sebelumnya tidak dikenal di Amerika). Saat ini beban hutang pemerintah Amerika telah mencapai $15 triliun dengan beban bunganya saja setiap tahun mencapai ratusan miliar dollar atau setara ribuan triliun rupiah.
Untuk menjawab "kegemparan" itu, meski rakyat Amerika umumnya masih terlalu "idiot" untuk mengadakan revolusi seperti di Mesir, bank sentral Amerika baru-baru ini mengeluarkan keterangan resmi tentang hal itu:
"12 bank sentral regional yang didirikan oleh Congress sebagai operator dari sistem perbankan nasional, diorganisir sebagaimana perusahaan swasta -- yang mungkin menimbulkan pertanyaan tentang kepemilikannya. Sebagai contoh, bank sentral menerbitkan saham kepada bank-bank sentral anggota. Namun demikian memiliki saham di bank sentral tidak sama dengan kepemilikan di perusahaan-perusahaan swasta. Bank sentral tidak didirikan untuk mencari keuntungan, dan kepemilikan sejumlah saham, berdasarkan hukum, merupakan prasarat dari sistem kepemilikan bank sentral. Saham-saham tersebut tidak bisa diperjual belikan, atau dijadikan sebagai jaminan. Dan pembagian keuntungan, berdasar hukum ditetapkan sebesar 6% per-tahun".
Akhirnya bank sentral sendiri mengakui bahwa mereka adalah lembaga swasta meski bersembunyi di balik UU yang ditetapkan Congress. Bagaimana pun hal ini, dalam suatu sistem ketatanegaraan yang ideal, merupakan tindakan pengkhianatan yang dilakukan Congress, pemerintah dan bank sentral. Bagaimana mungkin sekelompok bankir diberi kewenangan mencetak uang, menetapkan nilai tukarnya, dan mengedarkannya ke masyarakat. Hal ini tentu saja membuat pemerintah, Congress dan negara berada di bawah kekuasaan para bankir. Para bankir pemilik bank sentral itu tentu saja bisa membuat negara makmur dengan mempermudah peredaran uang, namun juga bisa membuat negara hancur dalam sekejap dengan menarik peredaran uang melalui berbagai instrumen yang dimilikinya. Hal inilah yang terjadi dalam peristiwa "malayse" atau depresi besar tahun 1920-an hingga 1930-an dan berbagai krisis ekonomi lainnya.
Belum lagi jika dipertimbangkan aspek keadilan. Kewenangan mencetak uang dan menetapkan nilainya membuat para pemilik bank sentral itu secara otomatis menjadi orang-orang terkaya di dunia. Seperti sudah disebutkan, penghasilan bunga yang mereka terima mencapai angka yang tidak terbayangkan, dan terus bertambah dan menumpuk seiring berjalan waktu.
Dengan semua keuntungan itu, siapa yang cukup gila untuk menjual saham yang mereka miliki di bank sentral? Maka pernyataan bank sentral Amerika tentang "Saham-saham tersebut tidak bisa diperjual belikan" adalah tidak relevan lagi.
Lalu siapa pemilik sebenarnya konsorsium bank sentral Amerika? Lebih afdol lagi adalah siapa pemilik bank-bank sentral di berbagai belahan dunia?
Jika piutang adalah sebagian kecil saja dari seluruh aset atau kekayaan seseorang atau perusahaan atau lembaga, lalu kekayaan sebenarnya tentu jauh lebih besar dari jumlah itu, mungkin Rp 5 juta triliun atau bahkan jauh lebih besar lagi. Dan berapa pendapatan bunga dari piutang sebesar itu? Jika diasumsikan suku bunga pasar uang internasional adalah 5% (Indonesia mencapai 10% lebih), maka penghasilan dari bunga piutang itu mencapai Rp 25.000 triliun. Lalu, sekali lagi, siapa yang memiliki kekayaan sebesar itu? Bank Dunia atau IMF?
No way! IMF saja baru-baru ini kekurangan uang hingga harus minta pinjaman kepada pemerintah Indonesia sebesar $1 miliar. Keduanya hanyalah "makelar" bisnis hutang piutang antar negara dan hidup dari komisi dari setiap transaksi yang dihasilkan. Atau bank-bank dan lembaga keuangan internasional? Nah ini lebih mendekati meski masih terlalu jauh. Beberapa bank swasta terbesar dunia assetnya mencapai lebih dari $2 triliun atau sekitar Rp 20.000 triliun, jauh lebih besar dari semua perusahaan riel pembuat pesawat, mobil, atau makanan olahan.
(Sekedar gambaran, jika ada satu mesin uang yang bisa mencetak uang senilai Rp 1 miliar setiap detiknya, maka untuk mencetak uang senilai Rp 1 triliun mesin tersebut membutuhkan waktu 1.000 detik, atau setara 17 menit non-stop. Untuk mencetak Rp.1000 triliun membutuhkan waktu 17.000 menit atau setara 11,8 hari nonstop).
Lebih mendekati lagi adalah bank-bank sentral internasional seperti The Fed, Bank of England dll, atau bahkan mungkin termasuk Bank Indonesia.
Jadi kekayaan sebesar itu milik pemerintah juga dhong, khan bank sentral yang katanya miliki pemerintah?
Jika "hari gini" Anda masih mempercayai mitos itu, Anda termasuk dalam kelompok (ma'af) ignorant, atau kasarnya "moron" atau idiot. Bank-bank sentral itu milik swasta, bahkan jika bank-bank itu menggunakan nama seperti "Federal Reserve Bank", tidak beda dengan merek "Federal Express" atau sepeda "Federal". Di Amerika sendiri bank sentral merupakan "konsorsium" dari 12 bank-bank milik swasta di 12 wilayah.
Soal kepemilikan bank sentral ini telah membuat publik Amerika "gempar" akhir-akhir ini. Pemikiran bahwa kekuasaan pencetakan uang dan penetapan nilainya dilakukan oleh lembaga swasta tentu jauh dari pemikiran warga negara Amerika. Konstitusi Amerika bahkan menegaskan bahwa kekuasaan itu ada di tangan lembaga legislatif Congress. Kalau pun Congress mengalihkan kekuasaannya itu, lembaga yang paling tepat tentu saja adalah pemerintah yang dipimpin presiden yang dipilih rakyat, sehingga pengawasan dan pertanggungjawabannya pun menjadi jelas. Namun dengan adanya bank sentral yang dimiliki swasta, pemerintah harus "meminjam" uang kepada swasta dan membayarkan bunga dari tiap sen yang dipinjam untuk membiayai pembangunan dan belanja pemerintah. Selanjutnya, untuk membayar beban bunga dan cicilannya itu pemerintah harus membebani rakyat dengan pajak pendapatan dan lain-lain (pajak pendapatan ditetapkan hanya beberapa bulan setelah ditetapkannya UU bank sentral tahun 1913, sebelumnya tidak dikenal di Amerika). Saat ini beban hutang pemerintah Amerika telah mencapai $15 triliun dengan beban bunganya saja setiap tahun mencapai ratusan miliar dollar atau setara ribuan triliun rupiah.
Untuk menjawab "kegemparan" itu, meski rakyat Amerika umumnya masih terlalu "idiot" untuk mengadakan revolusi seperti di Mesir, bank sentral Amerika baru-baru ini mengeluarkan keterangan resmi tentang hal itu:
"12 bank sentral regional yang didirikan oleh Congress sebagai operator dari sistem perbankan nasional, diorganisir sebagaimana perusahaan swasta -- yang mungkin menimbulkan pertanyaan tentang kepemilikannya. Sebagai contoh, bank sentral menerbitkan saham kepada bank-bank sentral anggota. Namun demikian memiliki saham di bank sentral tidak sama dengan kepemilikan di perusahaan-perusahaan swasta. Bank sentral tidak didirikan untuk mencari keuntungan, dan kepemilikan sejumlah saham, berdasarkan hukum, merupakan prasarat dari sistem kepemilikan bank sentral. Saham-saham tersebut tidak bisa diperjual belikan, atau dijadikan sebagai jaminan. Dan pembagian keuntungan, berdasar hukum ditetapkan sebesar 6% per-tahun".
Akhirnya bank sentral sendiri mengakui bahwa mereka adalah lembaga swasta meski bersembunyi di balik UU yang ditetapkan Congress. Bagaimana pun hal ini, dalam suatu sistem ketatanegaraan yang ideal, merupakan tindakan pengkhianatan yang dilakukan Congress, pemerintah dan bank sentral. Bagaimana mungkin sekelompok bankir diberi kewenangan mencetak uang, menetapkan nilai tukarnya, dan mengedarkannya ke masyarakat. Hal ini tentu saja membuat pemerintah, Congress dan negara berada di bawah kekuasaan para bankir. Para bankir pemilik bank sentral itu tentu saja bisa membuat negara makmur dengan mempermudah peredaran uang, namun juga bisa membuat negara hancur dalam sekejap dengan menarik peredaran uang melalui berbagai instrumen yang dimilikinya. Hal inilah yang terjadi dalam peristiwa "malayse" atau depresi besar tahun 1920-an hingga 1930-an dan berbagai krisis ekonomi lainnya.
Belum lagi jika dipertimbangkan aspek keadilan. Kewenangan mencetak uang dan menetapkan nilainya membuat para pemilik bank sentral itu secara otomatis menjadi orang-orang terkaya di dunia. Seperti sudah disebutkan, penghasilan bunga yang mereka terima mencapai angka yang tidak terbayangkan, dan terus bertambah dan menumpuk seiring berjalan waktu.
Dengan semua keuntungan itu, siapa yang cukup gila untuk menjual saham yang mereka miliki di bank sentral? Maka pernyataan bank sentral Amerika tentang "Saham-saham tersebut tidak bisa diperjual belikan" adalah tidak relevan lagi.
Lalu siapa pemilik sebenarnya konsorsium bank sentral Amerika? Lebih afdol lagi adalah siapa pemilik bank-bank sentral di berbagai belahan dunia?
Peristiwa G30S 1965 Dan Keterlibatan Amerika Serikat
Kamis, 10 Oktober 2013 | 21:31 WIB
http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20131010/peristiwa-g30s-1965-dan-keterlibatan-amerika-serikat.html
Membaca
‘peristiwa 1965’ di Indonesia, keterhubungan antara peristiwa itu
dengan faktor dunia internasional sangat terang. Namun, keterhubungan
itu, seperti sering dikemukakan banyak orang, tidak sesederhana ‘konteks
perang dingin’.
Pada Januari 2011 lalu, Goethe Institute menggelar konferensi internasional bertajuk Indonesia and the World in 1965. Konferensi itu menghadirkan pakar dan peneliti, antara lain, Bradley Simpson, Ragna Boden, Jovan Cavoski, dan Richard Tanter.
Yang menarik, bagi saya, adalah makalah berjudul Amerika Serikat dan Dimensi Internasional dari Pembunuhan Massal di Indonesia yang disampaikan oleh Bradley Simpson, dosen sejarah di Universitas Princeton, Amerika Serikat.
Makalah itu menyingkap keterlibatan AS secara langsung untuk
menghancurkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan penyingkiran Soekarno.
Untuk diketahui, sebagian besar informasi di makalah Brad Simpson dari
arsip-arsip AS sendiri, seperti telegram (rahasia) Kedubes AS, memo
sejumlah pejabat AS, kabel infomasi CIA, airgram Kedubes AS, dan
lain-lain. Jadi, akurasi informasinya cukup menyakinkan.
Dari makalah Brad Simpson itu, saya menangkap setidaknya ada dua kepentingan besar AS di Indonesia saat itu. Pertama,
AS berkepentingan mengubah haluan politik luar negeri Indonesia saat
itu, yang terang-terangan anti-kolonialis dan anti-imperialis, agar
kembali ke pangkuan barat. Kedua, menjaga kepentingan ekonomi AS
melalui perusahaan-perusahaannya yang beroperasi di Indonesia dan, kalau
memungkinkan, memperluasnya.
Untuk mencapai dua misi itu, AS punya kepentingan untuk: satu, menghancurkan PKI. Sebab, PKI merupakan kekuatan politik utama yang menentang kepentingan ekonomi-politik AS di Indonesia; dua, menggulingkan Soekarno dan menciptakan rezim baru yang lebih sejalan dengan kepentingan barat.
Untuk lebih memudahkan para pembaca menangkap peran AS dalam
memainkan situasi Indonesia untuk mencapai tujuannya, saya mencoba
membagi tiga pembahasan–tentunya dengan mengacu pada makalah Brad
Simpson; 1) pra-G30S 1965; 2) saat peristiwa G30S 1965 meletus; dan 3)
pasca G30S 1965.
Pra G30S 1965
Sebelum peristiwa G30S 1965, seperti ditulis Brad, AS sudah melakukan
sejumlah aksi untuk membendung laju komunisme, politik luar negeri
non-blok, dan rencana-rencana pembangunan di Indonesia. Salah satunya
adalah keterlibatan AS dalam menyokong militer kanan dalam pemberontakan
PRRI/Permesta di tahun 1950-an.
Selain itu, kata Brad, AS juga bekerjasama dengan sejumlah
intelektual berorientasi barat di Indonesia, yang kecewa dengan
pembubaran Demokrasi Parlementer. Selain itu, pemerintah AS,
lembaga-lembaga kemanusiaannya, dan lembaga seperti Bank Dunia mencoba
‘merayu’ Soekarno untuk menerima bantuan militer, ekonomi, dan teknis.
Harapan AS untuk membawa Indonesia ke pangkuan barat benar-benar
pupus begitu Soekarno melancarkan konfrontasi terhadap Federasi Malaya
(federasi bentukan Inggris). Di sisi lain, politik luar negeri Indonesia
makin merapat ke Cina.
Pada Agustus 1964, kata Brad, AS memulai operasi-operasi rahasia
untuk menggulingkan Soekarno dan memancing konflik yang tajam antara
Angkatan Darat (AD) dan PKI. Saat itu, pihak intelijen AS menyimpulkan
bahwa kekusaan Presiden Soekarno mustahil dilawan selama dia masih
hidup, “kecuali, tentu saja, jika beberapa teman kita ini mencoba
menggulingkannya.” [1]
Inggris juga mengikuti langkah serupa tahun 1964. Bahkan, Asisten
Menteri Luar Negeri Inggris, Edward Peck, mengisyaratkan bahwa ‘ada
peluang besar untuk mendorong timbulnya suatu kudeta prematur oleh PKI
selama Soekarno masih hidup.’ [2]
Awal 1965, ada peristiwa yang membuat AS dan barat makin tidak sabar untuk menghajar PKI dan menggulingkan Soekarno. Pertama, keputusan Soekarno menarik Indonesia keluar dari PBB. Kedua,
para pekerja Sarekat Buruh Perkebunan Republik Indonesia
(SARBUPRI)–yang berada di bawah kendali PKI–untuk merebut
perkebunan-perkebunan yang dimiliki oleh US Rubber Company di Sumatera
Utara.
Pada saat bersamaan, Februari 1965, Presiden Soekarno, Waperdam III
Soebandrio, dan Menteri Perkebunan Frans Seda menyampaikan kepada
perwakilan US Rubber Company dan Goodyear, bahwa pemerintah (Indonesia)
mengambil ‘kendali administratif’ atas perkebunan-perkebunan karet milik asing dan mendukung pengambilalihan properti milik barat. [3]
AS tentu gerah dengan aksi-aksi tersebut. Karena itu, pejabat AS
segera memperingatkan, “Soekarno dan para komandan militer sudah kami
beritahu, bahwa begitu terjadi sesuatu yang mengisyaratkan adanya campur
tangan terhadap kendali atas Caltex….pengeboran minyak dari Indonesia
akan dihentikan.” [4] Ini ancaman yang serius. Maklum, jika pengeboran
minyak dihentikan, ekonomi Indonesia makin lumpuh.
Yang menarik dari ulasan Brad, ketika merespon situasi di Indonesia,
terutama politik konfrontasi Soekarno terhadap federasi Malaysia,
Inggris mempertimbangkan untuk memecah Indonesia menjadi negara-negara
kecil. Ya, Inggris memang paling lihai dalam urusan memecah-belah
bangsa, seperti yang dilakukannya terhadap India dan Pakistan, lalu
Malaysia.
Pada Februari 1965, CIA mengusulkan untuk memperluas cakupan
operasinya di Indonesia, termasuk hubungan rahasia dengan
kelompok-kelompok anti-komunis, black letter operation, operasi media, termasuk kemungkinan aksi ‘radio hitam’ dan politik hitam di dalam lembaga-lembaga politik di Indonesia. [5]
Dari uraian di atas, saya kira, AS dan sekutunya memainkan peran
besar dalam memprovokasi situasi di Indonesia. Dugaan bahwa AS dan
sekutunya turut bermain dalam isu “Dewan Jenderal” dan “Dokumen
Gillchrist” sangat mungkin terjadi. Provokasi-provokasi itu bermakna dua
hal: pertama, memancing pendukung Soekarno, termasuk PKI dan Angkatan Bersenjata, untuk melancarkan operasi kontra-kudeta yang prematur; kedua, mempertajam peruncingan antara sayap kiri (Soekarno, militer progressif dan PKI) melawan sayap kanan (AD, Masyumi, PSI, dll).
Peristiwa G30S 1965 Dan Pembantaian Massal
Gerakan prematur yang dilancarkan oleh sekelompok Angkatan Darat (AD)
untuk menggagalkan rencana kup Dewan Jenderal, yang ironisnya
memperlihatkan Biro Khusus PKI, merupakan momen yang paling
ditunggu-tunggu oleh AD yang anti-komunis dan sekutu internasionalnya
(negara-negara kapitalis).
Dengan meminjam hipotesis John Rosa, penulis Dalih Pembunuhan Massal,
Brad menyimpulkan bahwa G30S dijadikan dalih/justifikasi bagi Soeharto,
AD, dan pendukung internasionalnya untuk melakukan pembasmian terhadap
PKI.
Begitu G30S dipatahkan, tanggal 1 Oktober 1965, pejabat Washington
tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya terhadap kemungkinan AD tidak
menggunakan peluang itu untuk menumpas habis PKI. Kabel CIA tertanggal
17 Oktober 1965 menunjukkan: “CIA memperingatkan bahwa AD boleh jadi
cukup puas dengan hanya melakukan tindakan terhadap mereka yang terlibat
langsung dalam pembunuhan Jenderal, dan membiarkan Soekarno memperoleh
kembali sebagian besar kekuasaannya.” [6]
Dubes Inggris di Indonesia, Andrew Gilchrist, menyerukan dilakukannya
“propaganda dini yang (direncanakan) secara hati-hati dan aktivitas
perang urat syaraf guna memperburuk perselisihan di dalam negeri
(Indonesia) dan memastikan pembasmian dan penghalauan PKI oleh tentara
Indonesia.” [7]
Telegram Kedubes AS tanggal 5 Oktober 1965 mengatakan: “pemerintah
AS, Inggris, dan Australia berusaha membantu AD dengan menciptakan
propaganda mengenai kesalahan, penghianatan, dan kekejaman PKI [garis miring oleh penulis] dan tuduhan mengenai adanya kaitan antara G30S dengan Cina.” [8]
Tanggal 13 Oktober 1965, Menlu AS Dean Rusk menyimpulkan bahwa sudah
tiba waktunya untuk memberi isyarat pihak militer (Indonesia) mengenai
sikap AS terhadap perkembangan terkini. Menurut Rusk, bersedia dan
tidaknya AD menuntaskan aksinya terhadap PKI bergantung pada atau harus
dipengaruhi AS.
Pada saat yang sama, ajudan Jenderal Nasution mendekati Dubes AS
untuk meminta bantuan peralatan komunikasi portabel untuk keperluan
panglima AD. Bantuan Kedubes itu menandai penarikan pengakuan Washington
terhadap Soekarno sebagai pemimpin Indonesia yan sah. Artinya,
Washington terang-terang memaksakan campur tangan untuk mengganti
pemerintahan sah di Indonesia.
Segera setelah itu, mulai terdengar aksi-aksi pembantaian massal nan
keji terhadap anggota dan simpatisan PKI. Pada tanggal 4 Oktober,
Kedubes AS melaporkan bahwa RPKAD di daerah komando Jateng memberi
pelatihan dan senjata kepada pemuda muslim. Di sumatera utara dan Aceh,
pemuda IPKI dan unsur-unsur anti-kom mulai dorongan sistematis untuk
menumpas PKI.
Yang menarik dari ulasan Brad Simpson, Kedubes maupun Konsul AS di
Indonesia menerima banyak laporan tentang pembantaian massal terhadap
anggota dan simpatisan PKI, misalnya:
Tanggal 13 November: kepala Informasi Polisi Kol Budi Juwono
melaporkan bahwa 50 sampai 100 anggota PKI di bunuh setiap malam di Jawa
Timur dan Jawa tengah oleh kelompok sipil anti-komunis atas restu AD.
Tanggal 16 November: Pemuda Pancasila memberitahu Konsulat AS di
Medan bahwa mereka bermaksud membunuhi setiap orang PKI yang mereka
jangkau.
Bulan November: missionaris memberitahu konsulat AS di
Surabaya bahwa 15.000 komunis dibunuh di daerah Tulungagung saja. Di
Pasuruan, Jawa Timur, 2000 buruh pabrik Nebritex–semuanya anggota
SOBSI–dibunuh sejak akhir November.
Di perkebunan-perkebunan di Sumatera Utara, kelompok anti-komunis membantai sedikitnya 3000 anggota PKI setiap minggu.
Ironisnya, seperti diungkapkan Brad Simpson, AS menanggapi
pembantaian massal itu dengan antusias. Malah mengintensifkan bantuan
kepada tentara dan kelompok anti-komunis. Yang paling menyedihkan adalah
komentar pejabat Deplu AS, Howard Federspiel: “Tak ada yang peduli jika
mereka disembelih, asalkan mereka komunis.” [9]
Di sini saya mencoba menarik dua kesimpulan: pertama, AS telah mengeksploitasi G30S sebagai justifikasi untuk menyingkirkan PKI; kedua, AS terlibat dalam mendanai, mengoperasikan, dan mengintensifkan pembantaian massal terhadap orang-orang PKI.
Pasca G30S
Telegram Kedubes AS tanggal 2 November 1965 mengatakan,
“negara-negara barat bersikeras bahwa militer bukan hanya harus
menghancurkan PKI, melainkan juga menyingkirkan Soekarno dan
pendukungnya.” [10]
Negara-negara barat khawatir, selama Soekarno masih berkuasa, AD akan
sulit untuk melakukan perubahan drastis di Indonesia sesuai dengan
harapan AS dan sekutunya. Untuk itu, pejabat AS mulai memikirkan untuk
bagaimana membantu AD menyingkirkan Soekarno.
Salah satu aksi paling efektif yang dilancarkan AS dan sekutunya
untuk menjatuhkan Soekarno, seperti dicatat Brad Simpson, adalah
memperburuk situasi ekonomi Indonesia. Langkah yang menyerupai perang
ekonomi ini punya makna: 1) membuat pemerintah Soekarno terjepit dengan
mengarahkannya pada posisi kebangkrutan; 2) menciptakan ketidakpuasan
populer dikalangan rakyat terhadap situasi ekonomi yang memburuk.
Perang ekonomi itu cukup efektif. Di awal 1966, ekonomi Indonesia di
ujung keruntuhan. Ini dipakai oleh AD dan mahasiswa kanan untuk
mendesakkan aksi-aksi menuntut penurunan harga dan mengeritik kegagalan
ekonomi Soekarno.
Yang paling ironis, sekaligus benar-benar licik, adalah upaya
mengalihkan sumber-sumber devisa Indonesia, yang seharusnya masuk ke
Bank Sentral, justru masuk ke kantong Soeharto dan kelompoknya. Pada
Februari 1966, Caltex tidak lagi membayar kepada Bank Sentral Indonesia,
melainkan kepada rekening tak bernama di Belanda. Ironisnya, Menteri
Perkebunan Frans Seda membuat aturan serupa terhadap perusahaan
perkebunan AS yang lain, seperti Goodyear, US Rubber, dll. Ini membuat
soekarno benar-benar terjepit.
Dengan situasi ekonomi yang memburuk, ditambah aksi-aksi mahasiswa
kanan yang disokong oleh AD dan didanai AS/sekutunya, popularitas
pemerintahan Soekarno merosot. Hingga akhirnya kekuasaannya dicolong
oleh Soeharto pada bulan Maret 1966.
Segera setelah kendali kekuasaan sudah di tangan Soeharto/militer, AS
dan sekutunya mulai merancang transisi di indonesia, termasuk
mendesakkan paket-paket ekonomi untuk mengembalikan Indonesia sebagai
‘pejalan kapitalisme barat’. Pada tahun 1967, disahkanlah UU Penanaman
Modal Asing (PMA) yang sesuai dengan kehendak negara-negara kapitalis
barat. Lembaga-lembaga imperialis seperti IMF, Bank Dunia, IGGI, dan
LSM-LSM turun tangan untuk membantu Soeharto menata kekuasaannya dan
model ekonominya agar benar-benar terbuka bagi kepentingan barat.
Dalam penyusunan UU PMA, misalnya, AS mengerahkan konsultan untuk
membantu Widjoyo Nitisastro, seorang ekonom pro-barat, untuk menyusun UU
tersebut. Setelah selesai, draftnya diserahkan ke Kedubes AS untuk
dimintai komentar akan perlunya perbaikan-perbaikan dari pihak investor
AS.
Lalu, untuk menguji kesetiaan rezim baru Soeharto terhadap investor
asing, maka Freeport yang beroperasi di Papua sebagai ujian pertamanya.
Setelah investor Freeport sukses, investor-investor asing pun mulai
berebut jarahan di bumi Indonesia.
Sigit Budiarto, kontributor Berdikari Online
—————————
[1]. National Intelligence Estimate 55-63, The Malaysia-Indonesia
Conflict, 30 Oktober 1963, NSF, NIE Box 55, Indonesia, Lyndon B Johnson
Library.
[2] “The Succession Problem in Indonesia”, DOS/INR Research Memo
RFE-16, March 19, 1964, NSF CO Files Indonesia Vol.1 LBJL; Memo dari
Templeton untuk Peck 19 Desember 1964, FO General Correspondence Files
FO 371/15251, DH 1015/112, UKNA.
[3] Telegram 1642, dari Kedutaan Besar AS di Jakarta ke Kementerian
Luar Negeri AS, 22 Februari 1965, NSF CO File Indonesia, Box 246, Vol
III, LBJL; Memo dari James C Thomson ke McGeorge Bundy, 1 Maret 1965,
James C Thomson Paper, Box 12, John F Kennedy Library.
[4] Telegram 1718, dari Kedubes AS di Jakarta ke Kementerian Luar Negeri AS, 3 Maret 1965, PET INDON-US, NA.
[5] Memo yang dipersiapkan untuk Komite 303, 23 Februari 1965, FRUS, 1964-1968, hlm. 234.
[6] Kabel informasi CIA, OCI 13114, 17 Oktober 1965, NSF CO File, Indonesia, Vol. V, LBJL.
[7] Telegram 264 dari Penasehat Politik ke CinCFE Singapura, 5 Oktober 1965, FO 371-180313, UKNA.
[8] Telegram 868, dari Kedubes AS di Jakarta ke Kemenlu AS, 5 Oktober
1965, POL 23-9 INDON, NA; Drew Cottle and Narim Najjarine, “The
Department of External Affairs, the ABC and Reporting of Indonesia
Crisis, 1965-1969, Australian Journal of Politics and History 49:1
(2003) hlm.48-60.
[9] Federspiel sebagaimana dikutip dalam Kathy Kadane, “Ex Agent say
CIA compiled death list for indonesia”, States News Service, 19 May
1990.
[10] Telegram 1304, dari Kedubes AS di Jakarta ke Kemenlu AS, 2 November 1965, NSF CO Files Indonesia, Vol. V, LBJL.
ETAN; Bank Dunia Terlibat Pembantaian Jutaan Warga Indonesia
Islam
Times- http://www.islamtimes.org/vdcaoyne649nmi1.h8k4.html
"Kami mendesak Bank Dunia untuk mengakui perannya dalam banyak
kejahatan Soeharto dan meminta maaf serta memulihkan para korban.
Lembaga seperti Bank Dunia juga harus bertanggung jawab atas bantuan
keuangannya terhadap pembantai yang selama puluhan tahun terus-menerus
melanggar hak asasi manusia.
The Act of Killing (http://www.slate.com)
Film dokumenter nominasi Oscar, The Act of Killing, diputar di kantor pusat Bank Dunia di Washington DC pada Kamis (20/2) dalam suatu aksi yang diprakarsai East Timor Action Network (ETAN) Kelompok ini menuntut Bank Dunia mengakui perannya dalam kudeta militer tahun 1965 di Indonesia yang mengarah pada pembantaian sekitar satu juta warga sipil.
Bank Dunia membantu menopang pemerintahan korup Suharto, jenderal yang memimpin kudeta dan memerintahkan pembantaian massal. Menurut laporan, bank itu memberi 30 miliar dolar AS kepada rezim Suharto dalam bentuk bantuan pembangunan selama tiga dekade, kendati diketahui bahwa sepertiga dari total kucuran dana itu dijarah penguasa.
The Act of Killing secara kuat menyoroti impunitas yang sedang berlangsung di Indonesia terhadap pembunuhan massal 1965. ETAN menyoroti dukungan Bank Dunia terhadap rezim Suharto , yang sengaja mendukung pemerintahan yang korup, sementara jumlah korban pasca-kudeta itu terus melonjak. "Kami mendesak Bank Dunia untuk mengakui perannya dalam banyak kejahatan Soeharto dan meminta maaf serta memulihkan para korban. Lembaga seperti Bank Dunia juga harus bertanggung jawab atas bantuan keuangannya terhadap pembantai yang selama puluhan tahun terus-menerus melanggar hak asasi manusia.
"Bank Dunia mengucurkan 30 miliar dolar AS untuk seorang diktator yang menewaskan sekitar satu juta warganya sendiri," kata sutradara film The Act of Killing, Joshua Oppenheimer. Para pembunuh, lanjutnya, bertahun-tahun mengambil keuntungan dari kejahatan keji mereka bersama Bank Dunia dan lembaga keuangan global lainnya...." (IT/DV/rj)
SIAPA YANG SEBENARNYA BERKUASA DI DUNIA? (2)
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/07/siapa-yang-sebenarnya-berkuasa-di-dunia_21.html#.Uwrt686N6So
Menurut sebuah artikel yang dimuat di majalah Newscientist,
tentang sebuah studi terhadap lebih dari 40.000 perusahaan transnasional
yang dilakukan oleh Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich,
ditemukan adanya satu kelompok inti dari bank-bank besar dan
perusahaan-perusahaan raksasa yang mendominasi sistem ekonomi di seluruh
dunia. Studi itu menemukan kelompok inti itu terdiri dari hanya 147
perusahaan yang bahkan masih saling berkaitan kepemilikannya satu sama
lain.
Sebagian besar perusahaan itu adalah bank-bank dan lembaga keuangan bukan bank. Berikut adalah daftar 25 perusahaan terbesar menurut studi tersebut.
1. Barclays plc
2. Capital Group Companies Inc
3. FMR Korporasi
4. AXA
5. State Street Corporation
6. JP Morgan Chase & Co
7. Hukum & General Group plc
8. Vanguard Group Inc
9. UBS AG
10. Merrill Lynch & Co Inc
11. Wellington Manajemen Co LLP
12. Deutsche Bank AG
13. Franklin Resources Inc
14. Credit Suisse Group
15. Walton Enterprises LLC
16. Bank of New York Mellon Corp
17. Natixis
18. Goldman Sachs Group Inc
19. T Rowe Price Group Inc
20. Legg Mason Inc
21. Morgan Stanley
22. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc
23. Northern Trust Corporation
24. Société Générale
25. Bank of America Corporation
Para elit ultra-kaya sering bersembunyi di balik lapisan demi lapisan kepemilikan, tetapi kenyataannya adalah bahwa berkat hubungan kepemilikina yang saling terkait itu, elit global pada dasarnya mengontrol hampir seluruh perusahaan raksasa dunia. Jumlah kekayaan dan kekuasaan mereka sulit untuk digambarkan. Sayangnya, kelompok yang sama telah menjalani hal itu sejak masa yang sangat lama. Sebagaimana ditunjukkan oleh pidato yang menarik oleh Walikota New York John F. Hylan pada tahun 1922:
"Ancaman nyata dari Republik kita adalah pemerintah tak terlihat, yang seperti gurita raksasa dengan kaki-kaki berlendir membelit kota-kota, negara bagian, dan seluruh bangsa ini. Untuk tidak sekedar generalisasi belaka, saya katakan bahwa kepala dari gurita itu adalah kepentingan Rockefeller-Standar Oil dan sekelompok kecil bankir internasional. Mereka secara nyata mengendalikan pemerintah Amerika untuk tujuan mereka sendiri."
Mereka praktis mengontrol kedua partai Republik dan Demokrat, menulis platform politik, dan menentukan pejabat-pejabat tinggi yang sejalan dengan kepentingan bisnis korup mereka.
Mereka mengontrol mayoritas surat kabar dan majalah di negeri ini. Mereka menggunakan media-media itu untuk menekan pejabat-pejabat publik hingga menyerah pada kemauan mereka, atau mendepak mereka yang menolak kemauan mereka. Mereka beroperasi di balik layar yang diciptakan mereka dan menguasai semua pejabat publik, lembaga-lembaga legislatif, lembaga-lembaga pendidikan, pengadilan, dan semua lembaga yang dibuat untuk melindungi kepentingan publik.
Mereka menciptakan bank-bank sentral dan memanfaatkannya untuk menjebak pemerintahan negara-negara di dunia masuk dalam jeratan hutang yang tidak berujung. Hutang pemerintah adalah cara yang ampuh untuk merampok uang kita semua, mentransfernya ke pemerintah dan berakhir di kantong orang-orang super kaya."
Juga kecaman pedas yang dilakukan oleh anggota Kongres Louis T. McFadden yang disampaikan di hadapan sidang DPR AS pada tgl 10 Juni 1932:
"Bapak Ketua, di negara ini kita memiliki satu lembaga yang paling korup yang pernah dikenal di dunia. Saya merujuk kepada Bank Sentral (The Federal Reserve Bank) dan Dewan Gubernur Bank Sentral. Mereka telah menipu pemerintah dan seluruh rakyat Amerika untuk membayar hutang nasional yang tidak pernah bisa lunas. Mereka telah menghancurkan dan memiskinkan seluruh rakyat Amerika dan membangkrutkan pemerintah Amerika. Mereka melakukannya melalui aturan yang dibuat untuk memuluskan langkah mereka, melalui kejahatan administrasi yang dilakukan Dewan Gubernur, dan melalui praktik-praktik kotor manusia-manusia rakus yang mengawasinya."
Para pemilik saham dari 12 Bank Sentral Daerah yang membentuk bank sentral adalah para bankir swasta. Menurut penelitian terhadap kepemilikan bank-bank dan lembaga keuangan bukan bank di Wall Street, nama-nama yang sama muncul berulang-ulang dalam daftar kepemilikan bank-bank dan lembaga keuangan itu: Rockefeller, Rothschild, Warburg, Lazard, Schiff, dan juga beberapa keluarga bangsawan Eropa.
Namun orang-orang super kaya itu tidak hanya menguasai Amerika. Cara yang hampir sama juga diterapkan di seluruh dunia. Tujuan mereka adalah untuk menciptakan sebuah sistem keuangan global yang mereka kuasai.
Sejarahwan Georgetown University Prof. Carroll Quigley pernah menulis:
"Para penguasa kapitalisme memiliki tujuan yang lebih jauh lagi, tidak kurang dari menciptakan sistem keuangan global yang dikuasai para penguasa modal yang mendominasi sistem politik dan ekonomi dunia keseluruhan. Sistem ini harus dikontrol dengan model feudalis oleh bank-bank sentral yang bertindak bersama-sama sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan rahasia yang dihasilkan melalui pertemuan-pertemuan dan konperensi-konperensi. Bentuk final dari sistem itu nantinya adalah Bank for International Settlements di Basle, Swiss, suatu bank swasta yang dimiliki dan dikendalikan oleh bank-bank sentral di dunia yang karenanya juga menjadi lembaga swasta."
Orang-orang super kaya juga memainkan peran utama dalam membangun lembaga-lembaga internasional penting lainnya seperti PBB, IMF, Bank Dunia dan WTO. Bahkan tanah untuk kantor pusat PBB di New York dibeli dan disumbangkan oleh John D. Rockefeller. Para bankir internasional pun sangat bangga disebut sebagai "internasionalis".
Para elit juga mendominasi sistem pendidikan di banyak negara seperti Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun Yayasan Rockefeller dan organisasi elitis lainnya telah menggelontorkan sejumlah besar uang ke universitas-universitas elit "Ivy League". Saat ini Ivy League dianggap sebagai tolak ukur bagi semua perguruan tinggi dan universitas lain di Amerika.
Para elit juga mengarahkan sejumlah besar pengaruh melalui berbagai perkumpulan rahasia (Skull and Bones, Freemason dll), melalui beberapa lembaga think tank dan klub sosial (Council for Foreign Relation, Komisi Trilateral, Bilderberg Group, Bohemian Grove, Chatham House, Klub Roma, dll), dan melalui jaringan luas yayasan amal dan organisasi non-pemerintah (Rockefeller Foundation, Ford Foundation, WWF, (ICW?) dll).
Namun yang perlu menjadi perhatian penting adalah kekuatan media sebagai alat kekuasaan para elit. Mereka meliputi perusahaan surat kabar dan majalah, televisi, studio film, penerbit, label musik, situs internet, PH, dan sebagainnya. Mereka semua hanya dimiliki oleh 6 kelompok bisnis yaitu Time Warner, Walt Disney, Viacom, News Corp., CBS Corp., NBC Universal.
Mengingat fakta bahwa rata-rata manusia modern menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya duduk di depan televisi, atau menonton film dan membaca majalah, koran dan buku, maka pengaruh media massa begitu kuat dalam membentuk persepsi publik terhadap suatu hal atau masalah. Dan berikut adalah media-media raksasa global milik para elit dunia.
Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa berbagai hal maupun masalah seperti tidak pernah berubah, tak peduli siapa yang menjadi presiden? Mengapa perang Afghanistan tetap berkecamuk meski Presiden Obama telah menggantikan George W. Bush, bahkan melebar menjadi Perang Pakistan? Mengapa penjara Guantanamo yang dikritik keras masyarakat internasional tetap beroperasi? Atau mengapa pemerintah Indonesia yang terus menerapkan kebijakan defisit APBN dan menutupinya dengan berhutang? Atau mengapa kelompok seperti Ikhwanul Muslimin yang berkuasa di Mesir atau Turki, yang awalnya didirikan untuk membebaskan Palestina, justru bergandengan mesra dengan Israel dan meninggalkan rakyat Palestina seperti orang menjauhi penyakit campak?
Tentu saja karena para super-kaya menguasai nyaris segalanya di dunia.
Jika Tommy Winata yang kekayaannya "hanya" beberapa milyar dolar saja bisa mengorganisir "konvensi" para pemimpin redaksi media-media massa se Indonesia (dengan ketuanya Pemimpin Redaksi Tempo yang kantornya pernah diacak-acak dan para wartawannya dipukuli anak buah Tommy), tentu apa yang bisa dilakukan para bankir internasional pemilik bank-bank raksasa dan bank-bank sentral dunia itu jauh lebih besar lagi: mengorganisir konvensi Partai Demokrat (Amerika), misalnya.
SUMBER:
"Who Runs The World? Solid Proof That A Core Group Of Wealthy Elitists Is Pulling The Strings"; Michael Synder; The Economic Collapse; 29 Januari 2013
"Do the Rothschilds Own all Central Banks?"; Anthony Migchels; henrymakow.com; 15 Juli 2013
Sebagian besar perusahaan itu adalah bank-bank dan lembaga keuangan bukan bank. Berikut adalah daftar 25 perusahaan terbesar menurut studi tersebut.
1. Barclays plc
2. Capital Group Companies Inc
3. FMR Korporasi
4. AXA
5. State Street Corporation
6. JP Morgan Chase & Co
7. Hukum & General Group plc
8. Vanguard Group Inc
9. UBS AG
10. Merrill Lynch & Co Inc
11. Wellington Manajemen Co LLP
12. Deutsche Bank AG
13. Franklin Resources Inc
14. Credit Suisse Group
15. Walton Enterprises LLC
16. Bank of New York Mellon Corp
17. Natixis
18. Goldman Sachs Group Inc
19. T Rowe Price Group Inc
20. Legg Mason Inc
21. Morgan Stanley
22. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc
23. Northern Trust Corporation
24. Société Générale
25. Bank of America Corporation
Para elit ultra-kaya sering bersembunyi di balik lapisan demi lapisan kepemilikan, tetapi kenyataannya adalah bahwa berkat hubungan kepemilikina yang saling terkait itu, elit global pada dasarnya mengontrol hampir seluruh perusahaan raksasa dunia. Jumlah kekayaan dan kekuasaan mereka sulit untuk digambarkan. Sayangnya, kelompok yang sama telah menjalani hal itu sejak masa yang sangat lama. Sebagaimana ditunjukkan oleh pidato yang menarik oleh Walikota New York John F. Hylan pada tahun 1922:
"Ancaman nyata dari Republik kita adalah pemerintah tak terlihat, yang seperti gurita raksasa dengan kaki-kaki berlendir membelit kota-kota, negara bagian, dan seluruh bangsa ini. Untuk tidak sekedar generalisasi belaka, saya katakan bahwa kepala dari gurita itu adalah kepentingan Rockefeller-Standar Oil dan sekelompok kecil bankir internasional. Mereka secara nyata mengendalikan pemerintah Amerika untuk tujuan mereka sendiri."
Mereka praktis mengontrol kedua partai Republik dan Demokrat, menulis platform politik, dan menentukan pejabat-pejabat tinggi yang sejalan dengan kepentingan bisnis korup mereka.
Mereka mengontrol mayoritas surat kabar dan majalah di negeri ini. Mereka menggunakan media-media itu untuk menekan pejabat-pejabat publik hingga menyerah pada kemauan mereka, atau mendepak mereka yang menolak kemauan mereka. Mereka beroperasi di balik layar yang diciptakan mereka dan menguasai semua pejabat publik, lembaga-lembaga legislatif, lembaga-lembaga pendidikan, pengadilan, dan semua lembaga yang dibuat untuk melindungi kepentingan publik.
Mereka menciptakan bank-bank sentral dan memanfaatkannya untuk menjebak pemerintahan negara-negara di dunia masuk dalam jeratan hutang yang tidak berujung. Hutang pemerintah adalah cara yang ampuh untuk merampok uang kita semua, mentransfernya ke pemerintah dan berakhir di kantong orang-orang super kaya."
Juga kecaman pedas yang dilakukan oleh anggota Kongres Louis T. McFadden yang disampaikan di hadapan sidang DPR AS pada tgl 10 Juni 1932:
"Bapak Ketua, di negara ini kita memiliki satu lembaga yang paling korup yang pernah dikenal di dunia. Saya merujuk kepada Bank Sentral (The Federal Reserve Bank) dan Dewan Gubernur Bank Sentral. Mereka telah menipu pemerintah dan seluruh rakyat Amerika untuk membayar hutang nasional yang tidak pernah bisa lunas. Mereka telah menghancurkan dan memiskinkan seluruh rakyat Amerika dan membangkrutkan pemerintah Amerika. Mereka melakukannya melalui aturan yang dibuat untuk memuluskan langkah mereka, melalui kejahatan administrasi yang dilakukan Dewan Gubernur, dan melalui praktik-praktik kotor manusia-manusia rakus yang mengawasinya."
Para pemilik saham dari 12 Bank Sentral Daerah yang membentuk bank sentral adalah para bankir swasta. Menurut penelitian terhadap kepemilikan bank-bank dan lembaga keuangan bukan bank di Wall Street, nama-nama yang sama muncul berulang-ulang dalam daftar kepemilikan bank-bank dan lembaga keuangan itu: Rockefeller, Rothschild, Warburg, Lazard, Schiff, dan juga beberapa keluarga bangsawan Eropa.
Namun orang-orang super kaya itu tidak hanya menguasai Amerika. Cara yang hampir sama juga diterapkan di seluruh dunia. Tujuan mereka adalah untuk menciptakan sebuah sistem keuangan global yang mereka kuasai.
Sejarahwan Georgetown University Prof. Carroll Quigley pernah menulis:
"Para penguasa kapitalisme memiliki tujuan yang lebih jauh lagi, tidak kurang dari menciptakan sistem keuangan global yang dikuasai para penguasa modal yang mendominasi sistem politik dan ekonomi dunia keseluruhan. Sistem ini harus dikontrol dengan model feudalis oleh bank-bank sentral yang bertindak bersama-sama sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan rahasia yang dihasilkan melalui pertemuan-pertemuan dan konperensi-konperensi. Bentuk final dari sistem itu nantinya adalah Bank for International Settlements di Basle, Swiss, suatu bank swasta yang dimiliki dan dikendalikan oleh bank-bank sentral di dunia yang karenanya juga menjadi lembaga swasta."
Orang-orang super kaya juga memainkan peran utama dalam membangun lembaga-lembaga internasional penting lainnya seperti PBB, IMF, Bank Dunia dan WTO. Bahkan tanah untuk kantor pusat PBB di New York dibeli dan disumbangkan oleh John D. Rockefeller. Para bankir internasional pun sangat bangga disebut sebagai "internasionalis".
Para elit juga mendominasi sistem pendidikan di banyak negara seperti Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun Yayasan Rockefeller dan organisasi elitis lainnya telah menggelontorkan sejumlah besar uang ke universitas-universitas elit "Ivy League". Saat ini Ivy League dianggap sebagai tolak ukur bagi semua perguruan tinggi dan universitas lain di Amerika.
Para elit juga mengarahkan sejumlah besar pengaruh melalui berbagai perkumpulan rahasia (Skull and Bones, Freemason dll), melalui beberapa lembaga think tank dan klub sosial (Council for Foreign Relation, Komisi Trilateral, Bilderberg Group, Bohemian Grove, Chatham House, Klub Roma, dll), dan melalui jaringan luas yayasan amal dan organisasi non-pemerintah (Rockefeller Foundation, Ford Foundation, WWF, (ICW?) dll).
Namun yang perlu menjadi perhatian penting adalah kekuatan media sebagai alat kekuasaan para elit. Mereka meliputi perusahaan surat kabar dan majalah, televisi, studio film, penerbit, label musik, situs internet, PH, dan sebagainnya. Mereka semua hanya dimiliki oleh 6 kelompok bisnis yaitu Time Warner, Walt Disney, Viacom, News Corp., CBS Corp., NBC Universal.
Mengingat fakta bahwa rata-rata manusia modern menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya duduk di depan televisi, atau menonton film dan membaca majalah, koran dan buku, maka pengaruh media massa begitu kuat dalam membentuk persepsi publik terhadap suatu hal atau masalah. Dan berikut adalah media-media raksasa global milik para elit dunia.
Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa berbagai hal maupun masalah seperti tidak pernah berubah, tak peduli siapa yang menjadi presiden? Mengapa perang Afghanistan tetap berkecamuk meski Presiden Obama telah menggantikan George W. Bush, bahkan melebar menjadi Perang Pakistan? Mengapa penjara Guantanamo yang dikritik keras masyarakat internasional tetap beroperasi? Atau mengapa pemerintah Indonesia yang terus menerapkan kebijakan defisit APBN dan menutupinya dengan berhutang? Atau mengapa kelompok seperti Ikhwanul Muslimin yang berkuasa di Mesir atau Turki, yang awalnya didirikan untuk membebaskan Palestina, justru bergandengan mesra dengan Israel dan meninggalkan rakyat Palestina seperti orang menjauhi penyakit campak?
Tentu saja karena para super-kaya menguasai nyaris segalanya di dunia.
Jika Tommy Winata yang kekayaannya "hanya" beberapa milyar dolar saja bisa mengorganisir "konvensi" para pemimpin redaksi media-media massa se Indonesia (dengan ketuanya Pemimpin Redaksi Tempo yang kantornya pernah diacak-acak dan para wartawannya dipukuli anak buah Tommy), tentu apa yang bisa dilakukan para bankir internasional pemilik bank-bank raksasa dan bank-bank sentral dunia itu jauh lebih besar lagi: mengorganisir konvensi Partai Demokrat (Amerika), misalnya.
SUMBER:
"Who Runs The World? Solid Proof That A Core Group Of Wealthy Elitists Is Pulling The Strings"; Michael Synder; The Economic Collapse; 29 Januari 2013
"Do the Rothschilds Own all Central Banks?"; Anthony Migchels; henrymakow.com; 15 Juli 2013
Gita Wirjawan ‘Menjual’ Soekarno Di WTO
Minggu, 29 Desember 2013 | 18:12 WIB
·
1 Komentar
http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20131010/peristiwa-g30s-1965-dan-keterlibatan-amerika-serikat.html
Peristiwa itu terjadi di akhir pertemuan WTO di Bali. Gita Wirjawan selaku Ketua Panitia memaksa menutup sesi sidang. Padahal, delegasi Kuba meminta kesempatan berbicara guna menyampaikan keberatannya terhadap sejumlah masalah.
Delegasi Kuba sangat kecewa. Akhirnya, ketika Gita keluar ruangan, delegasi Kuba mengejarnya. Sumber yang dikutip laman Aktual.co mengungkapkan, delegasi Kuba marah-marah. Mereka menuding Gita tidak fair. Tak hanya itu, delegasi Kuba memaksa Gita meminta maaf di depan semua delegasi.
Tetapi ada versi lain tentang kejadian itu. Menurut laman Jaringnews.com, untuk melunakkan delegasi Kuba, Gita Wirjawan bicara soal pertemanan Soekarno dan Fidel Castro. Tak hanya itu, bak penjilat kelas berat, Gita menyanjung kenikmatan cerutu Kuba yang melegenda. Alhasil, menurut Gita, sikap delegasi Kuba pelan-pelan luluh.
****
Apa yang disampaikan Gita itu tidak salah. Bung Karno memang berkawan akrab dengan Fidel Castro. Dalam surat-menyurat Bung Karno memanggil Fidel dengan sebutan “kawan”. Selain itu, Bung Karno juga berkawan baik dengan Che Guevara.
Lebih penting lagi, ada pertalian erat antara Revolusi Kuba dan Revolusi Indonesia, yakni sama-sama anti-kolonialisme, anti-imperialisme, dan mencita-citakan internasionalisme sejati. Dalam kerangka melawan imperialisme global, Indonesia dan Kuba sama-sama memprakarsai Konferensi Tiga Benua (Konferensi Trikontinental). Sering juga disebut: Konferensi Organisasi Setia-kawan Asia-Afrika dan Amerika Latin (AAA).
Hubungan Indonesia-Kuba sudah lama. Begitu Revolusi Kuba menang, Fidel langsung mengutus Che Guevara untuk membuka jalur diplomatik dengan Indonesia. Akhirnya, pada tahun 1959, Che berkunjung ke Indonesia dan bertemu Bung Karno.
Di Jakarta, Che berdiskusi panjang lebar dengan Bung Karno. Selain membahas soal revolusi di masing-masing negara, keduanya juga berbagi pandangan tentang situasi internasional. Tak hanya itu, Che sempat jalan-jalan ke Candi Borobudur.
Setahun kemudian, giliran Bung Karno yang mengunjungi Kuba. Turun dari pesawat, Bung Karno langsung disambut Fidel Castro, Che Guevara dan pemimpin Kuba lainnya. Sambutan rakyat Kuba pun sangat meriah. Pertemuan Bung Karno-Fidel sangat hangat. Bung Karno menghadiahi Fidel Castro dengan sebuah keris. Tak hanya itu, keduanya juga sempat bertukar tutup kepala: kopiah Bung Karno melekat di kepala Fidel, sedangkan topi militer Fidel terpasang di kepala Bung Karno.
Awal Oktober 1965, situasi politik di Jakarta berubah. Sebuah gerakan yang disusun sayap kanan, dengan Soeharto/AD sebagai aktor lapangannya, berusaha mendongkel Bung Karno. Saat itu Fidel sangat khawatir dengan nasib Bung Karno dan Revolusi Indonesia.
Awal Desember 1965, didorong oleh rasa khawatir itu, Fidel Castro menyambangi Kedubes RI di Havana. Saat itu, Dubes RI untuk Kuba dijabat oleh AM Hanafie, bekas aktivis Menteng 31. Saat itu Fidel menitipkan surat pribadinya kepada Bung Karno melalui Hanafie.
Bung Karno lalu membalas surat Fidel Castro itu di akhir Januari 1966. Di dalam suratnya Bung Karno menulis:
P.J.M. Perdana Menteri Fidel Castro, Havana
Kawanku Fidel yang baik!
Lebih dulu saya mengucapkan terima kasih atas suratmu yang dibawa oleh Duta Besar Hanafi kepada saya.
Saya mengerti keprihatinan saudara mengenai pembunuhan-pembunuhan di Indonesia, terutama sekali jika dilihat dari jauh memang apa yang terjadi di Indonesia – yaitu apa yang saya namakan Gestok dan yang kemudian diikuti oleh pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh kaum kontra revolusioner, adalah amat merugikan Revolusi Indonesia.
Tetapi saya dan pembantu-pembantu saya, berjuang keras untuk mengembalikan gengsi pemerintahan saya, dan gengsi Revolusi Indonesia. Perjuangan ini membutuhkan waktu dan kegigihan yang tinggi. Saya harap saudara mengerti apa yang saya maksudkan, dan dengan pengertian itu membantu perjuangan kami itu.
Duta besar Hanafi saya kirim ke Havana untuk memberikan penjelasan-penjelasan kepada saudara.
Sebenarnya Duta besar Hanafi masih saya butuhkan di Indonesia, tetapi saya berpendapat bahwa persahabatan yang rapat antara Kuba dan Indonesia adalah amat penting pula untuk bersama-sama menghadap musuh, yaitu Nekolim.
Sekian dahulu kawanku Fidel!
Salam hangat dari Rakyat Indonesia kepada Rakyat Kuba, dan kepadamu sendiri!
Kawanmu
ttd
Sukarno
Jakarta, 26 Januari 1966
Begitu Bung Karno digulingkan, lalu muncullah diktator Soeharto, politik Indonesia berubah total. Indonesia tidak lagi menyuarakan anti-kolonialisme dan anti-imperialisme. Tak hanya itu, sejak Soeharto berkuasa, praktek kolonialisme kembali direstorasi di Indonesia.
Sementara Kuba tetap kokoh di jalannya. Malahan, pada tanggal 3-12 Januari, Kuba menjadi tuan rumah Konferensi Trikontinental atau Konferensi Organisasi Setia-kawan Asia-Afrika dan Amerika Latin (AAA). Saat itu, Indonesia punya dua delegasi: delegasi yang dipimpin oleh Ibrahim Isa dan delegasi yang dipimpin oleh Brigjen Latif Hendraningrat. Delegasi Ibrahim isa mewakili politik Soekarno, sedangkan delegasi Brigjend Latif sudah disetir oleh ‘penguasa militer’ di Jakarta. Sebagai bentuk dukungan terhadap Soekarno, Panitia Konferensi yang diketuai oleh Kuba menolak delegasi Brigjend Latif. Alhasil, delegasi Brigjend Latif kembali ke Jakarta dengan tangan hampa.
Namun demikian, rasa hormat rakyat Kuba terhadap Indonesia dan Soekarno tidak lekang. Tahun 2008 lalu, pemerintah Kuba menerbitkan prangko bergambar Bung Karno dan Fidel Castro.
****
Yang menjadi masalah, Gita ‘menjual’ perkawanan Soekarno-Fidel Castro untuk memuluskan agenda WTO. Padahal, WTO jelas-jelas organisasi imperialis. Sejak berdirinya di tahun 1995, WTO menjadi alat negara-negara imperialis untuk memaksakan perdagangan bebas di seluruh dunia. Targetnya jelas: menjadikan seluruh bangsa-bangsa, termasuk bangsa dunia ketiga, sebagai pasar bagi produk dari negeri-negeri imperialis.
Di Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 WTO di Bali, delegasi Kuba bersikeras menolak draft mengenai fasilitas perdagangan, yang akan makin memperlancar barang-barang impor masuk ke negara-negara berkembang. Posisi Kuba didukung oleh Venezuela, Nikaragua, dan Bolivia.
Tak hanya itu, Kuba juga memprotes praktek diskriminatif WTO, yang tetap membolehkan subsidi pangan di negara-negara maju, sementara negara dunia ketiga dipaksa menghapus segala bentuk subsidi yang diperuntukkan untuk memperkuat cadangan pangannya.
Di WTO, Kuba juga bersuara lantang mengenai praktek embargo yang dijalankan AS terhadap negerinya. Pasalnya, selama ini prosedur mengenai embargo ekonomi terhadap sebuah negara tidak pernah jelas. Amerika Serikat sendiri sudah lima dekade lebih melakukan embargo terhadap Kuba.
Dampak embargo itu sangat mengerikan bagi rakyat Kuba. Menurut Bruno Rodriguez Parrilla, Menteri Luar Negeri Kuba, akibat embargo illegal tersebut, perekonomian Kuba kehilangan 1,1 triliun dolllar AS. Tak hanya itu, kata Rodriguez, embargo itu juga mencegah Kuba bisa mengakses obat penyakit jantung dan AIDS untuk rakyatnya.
Salim Lamrani, seorang professor di Sorbonne Paris, mengungkapkan bahwa, akibat embargo ekonomi AS yang berlangsung lebih 50 itu, Kuba kehilangan 571 milyar dollar AS. Tak hanya itu, kata Lamrani, embargo itu berdampak ke semua sektor rakyat Kuba, terutama yang paling rentan: anak-anak, lansia, dan wanita. Juga 70% rakyat Kuba hidup dalam iklim permusuhan ekonomi permanen.
Ironisnya, demi memuluskan agenda “Paket Bali”, yang makin mendorong liberalisasi perdagangan global, Gita Wirjawan mengabaikan protes Kuba. Malahan, Ia mencoba membungkam delegasi Kuba dengan mengingatkan persahabatan Soekarno-Fidel Castro. Betapa naifnya: Soekarno dijual untuk memuluskan praktek neo-kolonialisme di berbagai belahan dunia. Termasuk Indonesia dan Kuba.
Andi Nursal
Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20131229/gita-wirjawan-menjual-soekarno.html#ixzz2uDNarvLl
Follow us: @berdikarionline on Twitter | berdikarionlinedotcom on Facebook
Sabtu, 19 Juli 2008
http://dera-bakesah.blogspot.com/2008/07/world-bank-apa-dan-siapa-bagian-i.html
WORLD BANK, APA DAN SIAPA ? (Bagian I)
Tentunya temen-temen sering mendengar kata World Bank, namun apakah temen-temen mengetahui apa dan siapa world bank itu? Apakah temen-temen tahu apasih yang dikerjain world bank di Indonesia ? Terus
kenapa sekarang orang-orang pada ngeributin kerjaannya world bank yang
konon katanya ngak bener dan semakin nyusahin bokap-bakop and
nyokap-nyokap kita, nyusahin petani, nyusahin nelayan, nyusahin kaum
buruh, pokoknya semua orang dibuat susah deh.....
Nah...ini
ada sedikit pengetahuan tambahan buat temen-temen yang mo tahu apa dan
siapa world bank itu, mudah-mudahan bisa menambah wawasan kita semua
terus kalo ada yang mo ngediskusiin lebih bagus lagi tuh..
Sejarah Lahirnya World Bank
Cikal bakalnya si World Bank ini dimulai sewaktu lagi seru-serunya Perang Dunia ke 2, adalah seorang yang bernama Henry Morgenthau, Sekretaris
Bidang Keuangan Amerika, beliau ini ceritanya punya bayangan apa yang
akan terjadi di dunia ini kalo perang udah selesai trus dibantu oleh
seorang penasehat internasional bidang ekonomi, Harry Dexter White mereka berdua bikin momerandum yang akan menyelaraskan pertukaran nilai uang internasional dan mempromosikan perdagangan. Ide
mereka ini di bawa ke dalam konferensi moneter dan keuangan PBB yang
diadakan di Hotel Mount Washington, Bretton Woods, New Hampshire, di
Amrik sono. Konon ada sekitar 700 delegasi dari
43 negara yang ikut di pertemuan yang berakhir pada tanggal 22 Juli 1944
dan mereka-mereka yang hadir itulah yang membidani lahirnya si World
Bank dan sodara kembarnya si IMF (International Monetary Fund).
Terus apa sih tujuan kehadiran world bank ?
Katanya sih misinya si World Bank atau nama panjangnya International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) ini adalah untuk “membantu
pembangunan dan rekonstruksi teritori para anggota bank dunia dengan
memfasilitasi investasi kapital untuk tujuan produksi”. Jadi...misi
utama keberadaan bank dunia (di Indonesia-in aja ya biar gampang
nyebutinnya) adalah Pembangunan, mengingat pada masa itu hampir separo
negara-negara di dunia mengalami perang dunia yang melumpuhkan
perekonomian mereka. Sementara sodaranya yaitu si
IMF punya misi untuk merekonstruksi dan ngejagain sistem moneter
internasional yang pada masa itu bangkrut.
Gimana Struktur Organisasi Bank Dunia ?
1. Dewan Gubernur (Board of Governor)
Dewan Gubernur adalah lembaga pengambilan keputusan tertinggi di Bank Dunia. Para
Gubernur dan Wakil Gubernur ditunjuk oleh masing-masing negara anggota,
yang biasanya adalah Menteri Keuangan atau Pimpinan Bank Sentral yang
memiliki otoritas penuh berbicara atas nama pemerintah masing-masing. Dewan Gubernur bertemu setahun sekali dalam sidang tahunan Bank Dunia.
2. Dewan Direktur (Board of Directors)
Dewan
Gubernur mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan sehari-hari
kepada Dewan Direktur yang terdiri dari 24 Eksekutif Direktur (ED) yang
ditunjuk dan dipilih mereka. 5 (lima) dari ED
dipilih oleh 5 (lima) negara yang memiliki saham terbanyak di Bank Dunia
dan 19 lainnya mewakili kelompok negara dan masing-masing dipilih oleh
negara yang tergabung dalam kelompok tersebut. Posisi ED di 19 kelompok ini merupakan posisi yang bergilir. Dewan Direktur memilih seorang Presiden untuk menjalankan pekerjaan Dewan Direktur sehari-hari.
KELOMPOK BANK DUNIA
Ternyata
yang namanya Bank Dunia itu ngak sendirian, setelah yang sulung lahir
disusul sodara-sodaranya yang lain, jadi sampe saat ini mereka ada 5
(lima) be-sodara selain dengan kembarannya si IMF, yaitu :
IBRD
International Bank for Reconstruction and Development alias Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan. Didirikan
tahun 1944, dengan tujuan utama untuk meminjamkan uang dengan bunga
yang berlaku di pasaran untuk keperluan pembangunan dan investasi proyek
ke negara-negara berkembang dengan pendapatan perkapita yang relatif
tinggi. Pinjaman diberikan kepada pemerintah atau proyek yang dijamin oleh pemerintah. Sumber
dana berasal dari negara-negara anggota IBRD yang memberikan kontribusi
uang kontan atau menjaminkan obligasinya di pasar modal internasional. Sampai tahun 1994 pinjaman keseluruh dunia telah mencapai US$ 14,25 miliar.
IDA
International Development Association / Asosiasi Pembangunan Internasional
Didiri-in pada tahun 1960, tujuan utamanya untuk ngutangin negara-negara miskin yang pendapatan perkapita tiap tahunnya kurang dari 1.345 US$, dengan bunga yang lebih rendah yang berlaku dipasaran. Pinjaman diberikan kepada pemerintah atau proyek-proyek yang dijamin oleh pemerintah. Sumber dana IDA berasal dari negara pendana IDA, sebagian keuntungan IBRD, dan pengembalian kredit IDA. Sampai dengan tahun 1994 pinjaman IDA udah mencapai US$ 6,59 miliar.
Didiri-in pada tahun 1960, tujuan utamanya untuk ngutangin negara-negara miskin yang pendapatan perkapita tiap tahunnya kurang dari 1.345 US$, dengan bunga yang lebih rendah yang berlaku dipasaran. Pinjaman diberikan kepada pemerintah atau proyek-proyek yang dijamin oleh pemerintah. Sumber dana IDA berasal dari negara pendana IDA, sebagian keuntungan IBRD, dan pengembalian kredit IDA. Sampai dengan tahun 1994 pinjaman IDA udah mencapai US$ 6,59 miliar.
IFC
International Finance Corporation / Korporasi Keuangan Internasional
Didirikan pada tahun 1956, dengan tujuan untuk membangun sektor bisnis swasta di negara berkembang. Pinjaman ditujukan untuk bisnis swasta. Sumber dana dari negara anggota yang menjaminkan obligasinya di pasar modal internasional dan keuntungan yang didapatkan dari pendapatan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Sampai tahun 1994, pembiayaan, pinjaman, dan investasi di seluruh dunia mencapai US$ 2,5 miliar.
Didirikan pada tahun 1956, dengan tujuan untuk membangun sektor bisnis swasta di negara berkembang. Pinjaman ditujukan untuk bisnis swasta. Sumber dana dari negara anggota yang menjaminkan obligasinya di pasar modal internasional dan keuntungan yang didapatkan dari pendapatan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Sampai tahun 1994, pembiayaan, pinjaman, dan investasi di seluruh dunia mencapai US$ 2,5 miliar.
MIGA
Multilateral Investment Guarantee Agency / Agensi Penjamin Investasi Multilateral
Didirikan tahun 1988, dengan tujuan untuk menyediakan asuransi resiko politik bagi investasi bisnis di negara berkembang. MIGA tidak memberikan pinjaman namun memberikan asuransi untuk kontrak bisnis swasta. Sumber dana dari negara anggota yang mengagunkan polis asuransinya dan pendapatan premi dan biaya komitmen. Kontrak yang dikeluarkan pada tahun 1994 mencapai US$ 373 juta.
Didirikan tahun 1988, dengan tujuan untuk menyediakan asuransi resiko politik bagi investasi bisnis di negara berkembang. MIGA tidak memberikan pinjaman namun memberikan asuransi untuk kontrak bisnis swasta. Sumber dana dari negara anggota yang mengagunkan polis asuransinya dan pendapatan premi dan biaya komitmen. Kontrak yang dikeluarkan pada tahun 1994 mencapai US$ 373 juta.
ICSID
International Center for Settlement of Investment Dispute / Pusat Internasional Penyelesaian Sengketa Investasi
Didirikan pada tahun 1966, untuk menyediakan layanan penengah dalam perselisihan antara investor asing dan pemerintah lokal yang timbul sebagai akibat dari adanya penanaman modal. ICSID beranggotakan 131 negara, dimana anggotanya harus juga merupakan anggota IBRD.
Didirikan pada tahun 1966, untuk menyediakan layanan penengah dalam perselisihan antara investor asing dan pemerintah lokal yang timbul sebagai akibat dari adanya penanaman modal. ICSID beranggotakan 131 negara, dimana anggotanya harus juga merupakan anggota IBRD.
Modified by dEr@
Bersambung ya....
Sabtu, 19 Juli 2008
http://dera-bakesah.blogspot.com/2008/07/world-bank-apa-dan-siapa-bagian-ii.html
WORLD BANK, APA DAN SIAPA ? (Bagian II)
Setelah kita tahu tentang Bank
Dunia dan sodara-sodaranya tentunya kurang dong kalo kita-kita ngak tahu
banyak apa aja yang mereka kerjain sehingga mereka boleh dikatakan
menguasai duitnya dunia. Berikut adalah tipe-tipe atawa bentuk utang / cara si Bank Dunia (BeDe) ngutangin negara-negara macam Indonesia ini.
1. SALs (Structural Adjustment Loans / Pinjaman Penyesuaian Struktural)
Pinjaman ini katanya ditujuin untuk merestrukturisasi perekonomian suatu negara untuk siap dalam pasar bebas, kebijakan ekonomi makro serta neo-liberal. Tujuannya adalah untuk menstabilkan perekonomian salam jangka waktu panjang. Ini termasuk usaha-usaha memotong pengeluaran pengeluaran (subsidi), devaluasi, privatisasi dan meningkatkan ekspor.
Pinjaman ini katanya ditujuin untuk merestrukturisasi perekonomian suatu negara untuk siap dalam pasar bebas, kebijakan ekonomi makro serta neo-liberal. Tujuannya adalah untuk menstabilkan perekonomian salam jangka waktu panjang. Ini termasuk usaha-usaha memotong pengeluaran pengeluaran (subsidi), devaluasi, privatisasi dan meningkatkan ekspor.
2. SECALs (Sector Adjustment Loans / Pinjaman Penyesuaian Sektor)
Pinjaman ini untuk merestrukturisasi sektor-sektor khusus dalam perekonomian suatu negara. Umumnya diberikan untuk mengimplementasikan penyesuaian struktural, dan termasuk usulan perubahan kebijakan, seperti mendorong adanya pengaturan tentang swastanisasi. Bank Dunia banyak memberikan pinjaman untuk sektor pertanian, energi, telekomunikasi dan transportasi.
Pinjaman ini untuk merestrukturisasi sektor-sektor khusus dalam perekonomian suatu negara. Umumnya diberikan untuk mengimplementasikan penyesuaian struktural, dan termasuk usulan perubahan kebijakan, seperti mendorong adanya pengaturan tentang swastanisasi. Bank Dunia banyak memberikan pinjaman untuk sektor pertanian, energi, telekomunikasi dan transportasi.
3. Investment Loans (Pinjaman Investasi)
Tujuan pinjaman ini adalah untuk mendukung program anti kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan. Ada pinjaman untuk proyek yang menjaga produktivitas aset, termasuk infrastruktur (pembangunan bendungan, jalan kereta api, pembangkit listrik dan pelabuhan), produksi pertanian, pertambangan, kehutanan, sanitasi dan pengembangan sektor sosial (pendidikan, kesehatan, gizi).
Tujuan pinjaman ini adalah untuk mendukung program anti kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan. Ada pinjaman untuk proyek yang menjaga produktivitas aset, termasuk infrastruktur (pembangunan bendungan, jalan kereta api, pembangkit listrik dan pelabuhan), produksi pertanian, pertambangan, kehutanan, sanitasi dan pengembangan sektor sosial (pendidikan, kesehatan, gizi).
4. TALs (Technical Assistance Loans / Pinjaman Bantuan Teknis)
Pinjaman ini berujuan untuk membangun kapasitas lembaga-lembaga pemerintah agar mereka mampu untuk menerapkan strategi kebijakan investasi.
Pinjaman ini berujuan untuk membangun kapasitas lembaga-lembaga pemerintah agar mereka mampu untuk menerapkan strategi kebijakan investasi.
5. LILs (Learning and Inovation Loans / Pinjaman Pembelajaran dan Inovasi)
Tujuannya untuk membangun inisiatif lokal atau penilaian sosial, serta lebih menekankan kemitraan. Persetujuan pinjaman tidak perlu melalui Dewan Direktur cukup di tingkat Menejer di Bank Dunia.
Tujuannya untuk membangun inisiatif lokal atau penilaian sosial, serta lebih menekankan kemitraan. Persetujuan pinjaman tidak perlu melalui Dewan Direktur cukup di tingkat Menejer di Bank Dunia.
6. APLs (Adaptable Program Loans / Pinjaman program Adaptasi)
Pinjaman ini didisain untuk mendanai program jangka panjang dengan melalui serangkaian proses. Persetujuan [injaman cukup di tingkat Manager.
Pinjaman ini didisain untuk mendanai program jangka panjang dengan melalui serangkaian proses. Persetujuan [injaman cukup di tingkat Manager.
7. Emergency Reconstruction Loans (Pinjaman Rekonstruksi Darurat)
Pinjaman diberikan kepada negara dalam kondisi emergensi/darurat disektor perekonomian, seperti segera memerlukan dana segar untuk menyeimbangkan neraca ataupun memperbaiki aset (sektor produksi maupun infrastruktur).
Pinjaman diberikan kepada negara dalam kondisi emergensi/darurat disektor perekonomian, seperti segera memerlukan dana segar untuk menyeimbangkan neraca ataupun memperbaiki aset (sektor produksi maupun infrastruktur).
8. Debt and Debt Service Reduction Loans = DDRS (Pinjaman Pelayanan Pengurangan Hutang)
Negara-negara yang memiliki utang luar negeri tinggi dapat meminta DDRS ini. Pemotongan utang dapat dilakukan dengan membeli kembali utang komersial dengan harga diskon, atau menukar utang dengan instrumen yang lebih murah.
Negara-negara yang memiliki utang luar negeri tinggi dapat meminta DDRS ini. Pemotongan utang dapat dilakukan dengan membeli kembali utang komersial dengan harga diskon, atau menukar utang dengan instrumen yang lebih murah.
9. Financual Intermediary Loans (Pinjaman Keuangan Intermediasi)
Pinjaman Bank Dunia untuk menunjang lembaga-lembaga keuangan nasional atau lokal, yang akan memberikan pinjaman kembali ke sektor swasta, kegiatan atau ke pemerintah lokal.
Pinjaman Bank Dunia untuk menunjang lembaga-lembaga keuangan nasional atau lokal, yang akan memberikan pinjaman kembali ke sektor swasta, kegiatan atau ke pemerintah lokal.
10. Guarantees (Garansi)
Garansi ditujukan untuk menarik investasi sektor swasta dan mengurangi resiko berinvestasi. Garansi dapat diberikan kepada pemerintah maupun ke pihak swasta. Garansi ini dapat dimintakan hanya jika dana dari pasar swasta, IFS ataupun MIGA tidaklah mencukupi.
Garansi ditujukan untuk menarik investasi sektor swasta dan mengurangi resiko berinvestasi. Garansi dapat diberikan kepada pemerintah maupun ke pihak swasta. Garansi ini dapat dimintakan hanya jika dana dari pasar swasta, IFS ataupun MIGA tidaklah mencukupi.
KEBIJAKAN PENGAMAN BANK DUNIA
Kebijakan pengaman (safeguard policy)
adalah kebijakan-kebijakan yang mempertimbangkan aspek sosial dan
lingkungan yang berlaku ketika Bank Dunia menerapkan pinjamannya.
Sejak
tahun 1980-an Bank Dunia mengembangkan kebijakan-keebijakan
operasionalnya, terutama setelah mendapat banyak kritik terutama dari
Ornop dan negara-negara donor. Kebijakan pertama yang diterbitkan adalah mengenai “Involuntary Resetlement” (Pemindahan Pemukiman Secara Paksa) tahun 1980. Tahun 1982 menerbitkan kebijakan mengenai kesukuan (Tribal) yang kemudian dirubah dengan Operational Directive (OD) 4.20 tentang Masyarakat Adat. Kebijakan
lainnya antara lain Mengenai Analisa Lingkungan, Pengelolaan Pestisida,
Pengelolaan Dam, dan proyek-proyek di area Perselisihan.
Kebijakan pengaman ini ditandai dengan OD (Operational Directive), OP (Operational Procedures), BP (Bank Procedures) dan GP (Good Practices). OD adalah pernyataan BeDe yang disetujui oleh Dewan Direktur dan merupakan kewajiban bagi semua staf BeDe. OD ini dirincikan dalam bentuk OP, BP dan GP. OP dan BP bersifat mandatori, artinya seluruh staf BeDe terikat untuk menerapkannya dalam setiap aktivitas BeDe. Sementara GP tidak bersifat mandatori, tetapi lebih merupakan pedoman operasional yang dapat digunakan oleh seluruh staf BeDe.
Mengenal Siklus Proyek Bank Dunia
Bank Dunia membuat dokumen CAS (Country Assistance Strategy) yang merupakan ‘Rencana Induk’ Bank Dunia akan suatu Negara yang berlaku selama tiga tahun, dimana akan direvisi setiap tahunnya. Dokumen CAS ini adalah dasar dari Bank Dunia untuk memberikan pinjaman atau tidak kepada suatu Negara. Berikut adalah tahapan yang harus dilalui dalam proses pengucuran pinjaman, yaitu :
1. Identifikasi
Tahapan dimana Bank Dunia dan negara peminjam mengidentifikasikan sebuah proyek seperti yang digambarkan dalam CAS.
Tahapan dimana Bank Dunia dan negara peminjam mengidentifikasikan sebuah proyek seperti yang digambarkan dalam CAS.
2. Persiapan
Negara peminjam melakukan studi, analisis teknis dan sosial serta ekonomi. Apabila diperlukan AMDAL maka harus dibuat AMDAL.
Negara peminjam melakukan studi, analisis teknis dan sosial serta ekonomi. Apabila diperlukan AMDAL maka harus dibuat AMDAL.
3. Penilaian
Tahapan dimana Bank Dunia mengirimkan staf dan konsultan kepada Negara peminjam untuk menentukan apakah proyek tersebut patut didanai atau tidak. Dalam tahap ini Bank Dunia mengeluarkan dokumen SAR (Staff Appraisal Report) yaitu laporan dari staf yang melakukan kunjungan.
Tahapan dimana Bank Dunia mengirimkan staf dan konsultan kepada Negara peminjam untuk menentukan apakah proyek tersebut patut didanai atau tidak. Dalam tahap ini Bank Dunia mengeluarkan dokumen SAR (Staff Appraisal Report) yaitu laporan dari staf yang melakukan kunjungan.
4. Negosiasi
Bank Dunia dan Negara peminjam menegosiasikan tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek, termasuk persyaratan sosial dan lingkungan hidup.
Bank Dunia dan Negara peminjam menegosiasikan tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek, termasuk persyaratan sosial dan lingkungan hidup.
5. Persetujuan Dewan Direktur
Versi final/akhir SAR ditulis dan dipresentasikan kepada Dewan Direktur Bank Dunia bersama dengan Laporan dari Presiden Bank Dunia. Dewan Direktur kemudian menilai dan melakukan pemungutan suara untuk menyetujui atau tidak permohonan pinjaman tersebut. Bila disetujui maka perjanjian utang (Loan Agreement) akan dilakukan oleh kedua belah pihak. Dokumen ini seharusnya terbuka untuk publik.
Versi final/akhir SAR ditulis dan dipresentasikan kepada Dewan Direktur Bank Dunia bersama dengan Laporan dari Presiden Bank Dunia. Dewan Direktur kemudian menilai dan melakukan pemungutan suara untuk menyetujui atau tidak permohonan pinjaman tersebut. Bila disetujui maka perjanjian utang (Loan Agreement) akan dilakukan oleh kedua belah pihak. Dokumen ini seharusnya terbuka untuk publik.
6. Implementasi dan Pengawasan
Tahapan ini adalah pengucuran pinjaman oleh Bank Dunia dan dimulainya proyek. Bank Dunia dapat melakukan pengawasan proyek berdasarkan syarat negosiasi sebelumnya.
Tahapan ini adalah pengucuran pinjaman oleh Bank Dunia dan dimulainya proyek. Bank Dunia dapat melakukan pengawasan proyek berdasarkan syarat negosiasi sebelumnya.
7. Evaluasi
Tahap dimana semua dana telah dicairkan. Negara peminjam akan menuliskan laporan penyelesaian (PCR-Project Completion Report). Bank Dunia akan menyiapkan laporan audit terpisah yang diajukan ke Dewan Direktur. Dokumen yang dapat diakses masyarakat adalah studi dampak dari pelaksanaan proyek. Dalam tahap semua dana telah dikucurkan, masyarakat tidak dapat lagi melakukan pengaduan kepada Bank Dunia.
Tahap dimana semua dana telah dicairkan. Negara peminjam akan menuliskan laporan penyelesaian (PCR-Project Completion Report). Bank Dunia akan menyiapkan laporan audit terpisah yang diajukan ke Dewan Direktur. Dokumen yang dapat diakses masyarakat adalah studi dampak dari pelaksanaan proyek. Dalam tahap semua dana telah dikucurkan, masyarakat tidak dapat lagi melakukan pengaduan kepada Bank Dunia.
Kalo
ngeliat tipe-tipe utang dan siklus proyek Bank Dunia kayaknya baik juga
Bank Dunia ini, jadi dimana bagian yang ngak baik serta merugikan, nah
untuk itu mari kita telaah bersama cara Bank Dunia bekerja di suatu
Negara, misalnya Negara kita Indonesia, dari BeDe kita mendapat pinjaman
SALs (Structural Adjustment Loans) dan oleh World Bank
kita dilarang untuk memproduksi barang substitusi import (yaitu barang
pengganti dari barang-barang yang kita import selama ini), jadi seperti
yang diungkapkan oleh Walden Bello dan Shea Cunningham dalam buku “Dark Victory”
(1994) jika suatu negara menjalani program SAL meskipun ekspornya
cenderung naik, belum tentu GNP (Gross National Product) negara tersebut
juga naik, akibat dari kontraksi ekonomi yang disebabkannya
(tarik-menarik kepentingan ekonomi).
Jadi
sebenarnya memberikan bantuan ke negara-negara berkembang adalah cara
yang paling efektif untuk dapat mengontrol negara tersebut sekaligus
membuka akses terhadap pasar dan sumber daya alam negara itu. Begitu
suatu negara berada dalam ‘asuhan’ World Bank dan IMF, maka otomatis
mereka ‘dipaksa’ untuk melaksanakan tiga ajaran fundamental
neo-liberalisme, yaitu perdagangan bebas atas barang dan jasa, sirkulasi
modal secara bebas/liberalisasi keuangan dan kebebasan investasi
(asing).
Dengan
menjalankan ajaran ini, pemerintah Indonesia (dan negara-negara
berkembang lainnya) yang pada tahap awal pinjaman seharusnya dapat
mengembalikan pinjamannya atau bunganya, harus menginvestasikan uangnya
keperusahaan-perusahaan di pasar internasional, karena harus
mengembalikan pinjaman tersebut dalam bentuk dolar AS. Sehingga pada saat jatuh tempo, pemerintah tidak dapat membayar utangnya dan akhirnya terjerat. Begitu
terjerat pemerintah bukannya mengurangi pengeluaran, tetapi pemerintah
harus meminjam lagi, dan akhirnya akan semakin tergantung pada kreditor
(World Bank dan IMF). Pada titik ini melalui SAP
(Structural Adjustment Loan), World Bank dan IMF dapat lebih
melegitimasikan kontrolnya terhadap negara peminjam untuk mengambil alih
ekonomi negara tersebut dan memastikan bahwa pembayaran bunga cicilan
dibayar tepat waktu (dikutib dari Mengapa Susan George, Nadia Hadad,
INFID, 2002).
Dari situ
kita udah bisa lihat perangkap yang dibuat oleh lembaga-lembaga
keuangan dunia yang menjerat suatu negara ke dalam jurang utang, dan
negara yang udah masuk ke dalam perangkap utang mereka ngak bakalan bisa
lepas begitu saja. Semakin lama kita ikuti
program yang mereka buat untuk kita, semakin dalam kita terjerumus
kedalam jurang utang mereka dan kemungkinan untuk melepaskan diri
semakin kecil. Globalisasi yang diagung-agungkan
selama ini ternyata juga dibawah kendali Bank/lembaga-lembaga keuangan
dunia dan korporasi global sehingga tidak mengherankan bahwa aturan baru
menguntungkan kepentingan mereka, dan menjamin adanya kekuatan pasar
yang lebih bebas. Jadi satu-satunya cara adalah
berhenti berhutang dan menolak agenda neo-liberalisme di bumi Indonesia
ini, karena bisa kita lihat negara-negara yang telah menolak ajaran
neo-liberalisme dan menolak tekanan World Bank dan IMF, mereka mampu
mengontrol import dan modalnya dengan baik, seperti negara-negara
Taiwan, Korea Selatan, Singapura, Hongkong dan Malaysia, perelonomian
mereka cepat pulih meskipun dilanda krisis yang sama dengan Indonesia di
tahun 1997 lalu.
So....apa
untungnya berhutang kepada World Bank dan IMF ? Mungkin hanya ‘mereka’
yang mendapatkan “keuntungan” secara “langsung” yang merasa masih perlu
dan harus ngutang.
Banjarbaru, 4 Agustus 2004
Modified by DeRa
Modified by DeRa
Dinasti Rothschild dan Kekejaman Zionisme
ww.akhirzaman.info/secret-societies/13-bloodlines/keluarga-rothshchild/2140-dinasti-rothschild-dan-kekejaman-zionisme.html
(dari buku "The Synagogue of Satan" karya Andrew C. Hitchcock)
"Para bankir-bankir internasional lewat kegiatan peminjaman modal yang bergerak bebas di bank-bank konvensional benar-benar telah menghancurkan peradaban manusia di bumi, tempat di mana anak cucu kita mencari sesuap nasi"
Nun jauh di negeri sana, sebuah
gelombang kekuatan lahir, yang akan mencengkeram dunia dari semua sudut.
Politk, ekonomi, rekayasa militer, propaganda, pembunuhan keji, ataupun
menghancurkan kehidupan melalui utang-utang perbankan dan monopoli uang
dunia.
Fakta lainnya adalah saat ini, 90% orang
Yahudi di dunia adalah keturunan dari Khazar, atau yang lebih sering
disebut sebagai Yahudi Ashkenazi. Orang-orang ini berbohong kepada
seluruh dunia bahwa tanah Israel adalah tanah leluhur mereka, padahal
kampung halaman sebenarnya dari nenek moyang mereka ada di Georgia yang
terletak 800 mil dari Israel.
Dan apapun cerita yang telah kita dengar, pada saat masa inilah sejarah kehancuran peradaban manusia pun dimulai.
Zaman kelam ini dimulai tepatnya pada
tanggal 23 Februari 1744, ketika seorang pria Yahudi Ashkenazi
(orang-orang Yahudi dari ras Turki-Mongolia yang hidup berabad-abad lalu
di Kerajaan Khazaria, yang diintegrasi ke dalam kekaisaran Rusia),
bernama Mayer Amschel Bauer, putera dari Moses Amschel Bauer, dilahirkan
di Frankfurt, Jerman. Pria inilah kemudian yang akan menurunkan Dinasti
Rothschild, kekuatan dinasti uang dan propaganda anti-semit yang
berhasil mendirikan Negara Israel di tanah Palestina.
Mayer Amschel Bauer merubah namanya
menjadi Mayer Amschel Rothschild setelah kembali ke Frankfurt pasca
kematian ayahnya. Sebelumnya dia menetap di Hanover, Jerman, dan bekerja
di sebuah bank. Kembalinya Mayer Amschel Rothschild ke Frankfurt untuk
meneruskan usaha ayahnya yang merupakan seorang peminjam uang (pemberi
kredit) dan pemilik sebuah rumah pembukuan.
Pada saat inilah, Mayer Amschel
Rothschild mengendalikan pentingnya "Heksagram Merah" ayahnya yang
digantung di atas pintu masuk, yang melambangkan atau diterjemahkan
menjadi angka 666, yang dibawah instruksi Rothschild akan menjadi
bendera Israel sekitar 2 abad kemudian.
Mayer Amschel Rothschild menikah dengan
seorang wanita Yahudi Ashkenazi yang bernama Gutle Schnaper, puteri dari
Wolf Solomon Schnaper, seorang pedagang kenamaan, Dari pernikahanya
ini, dia dikarunia 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.
Yang menarik dari Dinasti Rothschild
adalah penetapan 6 hukum keluarga, yang terdapat dalam surat wasiat
Mayer Amschel Rothschild setelah dia meninggal, yaitu:
- Jabatan kunci bisnis keluarga dipegang oleh anggota keluarga
- Anggota keluarga laki-laki yang boleh ikut dalam bisnis keluarga
- Keluarga Rothschild akan kawin dengan sepupu-sepupu pertama dan kedua untuk melestarikan kekayaan keluarga
- Inventaris publik mengenai tanahnya tidak boleh dipublikasikan
- Tidak ada tindakan hukum sehubungan dengan nilai warisan
- Putera tertua dari putera tertua menjadi kepala keluarga, dan hanya bisa diubah setelah sebagian besar anggota keluarga menyetujui hal lainnya.
Dinasti Rothschild di Amerika
1791: Keluarga Rothschild dapat "mengendalikan uang suatu negara"
lewat Alexander Hamilton (utusan mereka di kabinet George Washington),
ketika mereka mengatur sebuah bank sentral di Amerika Serikat yang
disebut "First Bank of the United States". Bank ini didirikan
dengan sebuah piagam 20 tahun. Kondisi ini jelas berhubungan erat dengan
pernyataan Mayer Amschel Rothschild pada tahun 1790:
"Cuma saya yang menerbitkan dan mengendalikan uang suatu negara dan saya tidak peduli siapa yang menulis hukumnya".
1811: Setelah 20 tahun,
piagam Bank of the United States milik Keluarga Rothschild kadaluwarsa
dan suara yang dipungut di Konggres menentang pembaruannya. Hal tersebut
membuat Nathan Mayer Rothschild (anak ke-4 Mayer Amschel Rothschild)
mengeluarkan ancaman untuk memberi pelajaran kepada orang-orang Amerika
dan membuat status mereka menjadi kolonial lagi.
1812: Dengan didukung
oleh uang Rothschild dan perintah dari Nathan Mayer Rothschild, Inggris
menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Tujuan penyerangan ini
untuk membuat Amerika Serikat terlilit utang yang besar sehingga
menyerah kepada Inggris dan piagam Bank of the United States kembali
diperbarui. Namun karena Inggris masih sibuk melawan Napoleon, mereka
tidak bisa mengalahkan Amerika, dan perang pun berakhir pada tahun 1814
dengan Amerika tidak terkalahkan.
1816: Konggres Amerika
meluluskan sebuah rancangan undang-undang yang mengizinkan satu bank
sentral yang dikuasai Rothschild, yang kemudian terkenal dengan sebutan
"Second Bank of the United States", dengan sebuah piagam yang berlaku
selama 20 tahun.
Setelah 12 tahun kemudian, Second Bank
of the United States membuat rakyat Amerika muak karena praktek
manipulasi ekonomi dengan meraih keuntungan besar dan merugikan rakyat,
sehingga musuh-musuh bank ini menominasi Senator Andrew Jackson untuk
Tennessee agar mencalonkan diri menjadi presiden.
Sialnya bagi Keluarga Rothschild,
Jackson memenangkan pencalonan presiden dan mulai memecat 2.000 orang
dari 11.000 pegawai Pemerintah Federal, sebagai aksi melawan bank
Rothschild.
1832: Perlawanan
Presiden Jackson semakin terlihat, Second Bank of the United States yang
dikuasai Rothschild meminta Konggres meluluskan pembaruan piagam, 4
tahun lebih cepat. Konggres menyetujui usulan tersebut yang menyebabkan
Presiden Jackson memveto rancangan undang-undang tersebut.
Pada bulan Juli tahun yang sama,
Presiden Jackson maju untuk kedua kalinya pada pencalonan presiden
Amerika. Di sisi lain, Keluarga Rothschild yang memusuhinya selama masa
kampanye pemilihan presiden, menghabiskan lebih dari 3.000.000 Dollar
untuk membantu Senator Henry Clay dari Partai Republik untuk mengalahkan
Jackson, Meski kemudian, Presiden Jackson memenangkannya dengan selisih
suara yang amat banyak pada November 1832.
Setelah terpilih, Presiden Jackson mulai
memindahkan deposito pemerintah dari Second Bank of the United States
ke bank-bank yang langsung dipimpin oleh bankir-bankir mandiri.
Peristiwa ini menjadi sejarah penting bagi Amerika karena Presiden
Jackson adalah satu-satunya Presiden yang pernah lunas membayar utang,
dengan menebus angsuran terakhir utang negara.
1835: Perseteruan
antara Presiden Jackson dan Keluarga Rothschild, mengakibatkan aksi
pembunuhan terhadap presiden. Tapi ajaib, kedua pistol si pembunuh
meleset. Belakangan Presiden Jackson mengklaim tahu bahwa Keluarga
Rothschild bertanggung jawab atas usaha pembunuhan tersebut.
Bahkan si pembunuh bayaran, Richard
Lawrence, yang dianggap tidak bersalah dengan alasan gangguan jiwa,
belakangan membual bahwa orang-orang kuat di Eropa yang telah menyewa
dia dan berjanji akan melindunginya kalau dia tertangkap.
1836: Presiden Andrew
Jackson berhasil melempar bank sentral Rothschild keluar dari Amerika,
setelah berakhir dan tidak diperbarui kembali piagam bank tersebut.
Seiring perjalanan waktu, Dinasti
Rothschild memiliki hasrat untuk menguasai kembali Amerika, ditandai
dengan perkembangan bisnis katun antara kaum ningrat Amerika Selatan dan
Pabrik katun di Inggris. Katun itu diangkut dari Amerika ke Perancis
dan Inggris dengan kapal-kapal milik Rothschild.
1860: Keluarga
Rothschild juga secara hati-hati memanipulasi penduduk dengan
berkonspirasi dengan politisi-politisi setempat yang mereka genggam. Hal
ini menyebabkan pemisahan diri Carolina Selatan pada Desember 1860.
Hanya beberapa minggu kemudian, 6 negara bagian lain bergabung dengan
konspirasi melawan Serikat dan membentuk sebuah negara pecahan
"Confederate States of Amerika (Amerika Sekutu)" dengan Jefferson Davis
sebagai presidennya. Inilah awal dari perseteruan Selatan dan Utara
Amerika, buah dari hasil propaganda Keluarga Rothschild.
1861: Propaganda
Dinasti Rothschild terus berlanjut, bahkan setelah Presiden Abraham
Lincoln dilantik. Mereka memberikan pinjaman kepada Napoleon III Prancis
(sepupu Napoleon dari perang Waterloo) sebesar 210 juta franc untuk
merampas Meksiko, lalu memangkalkan pasukan di sepanjang perbatasan
Selatan Amerika Serikat, mengambil keuntungan dari perang saudara
Amerika. Sementara itu, Inggris menyusul dengan menggerakkan 11.000
pasukan ke Kanada dan menempatkan pasukan mereka di sepanjang perbatasan
utara Amerika. Presiden Lincoln tahu dia berada dalam masalah, bersama
Sekretaris Bendahara, Salomon P. Chase, mereka berangkat ke New York
untuk mengajukan pinjaman yang dibutuhkan untuk mendanai Departemen
Pertahanan Amerika.
Keluarga Rothschild kemudian memberikan
instruksi kepada bank-bank Amerika yang dibawah kontrol mereka, untuk
menawarkan pinjaman dengan bunga 24 % sampai 26 %. Presiden Lincoln pun
menolak ini seperti yang mereka duga dan kembali ke Washington.
1863: Tsar Rusia,
Alexander II (1855-1881), yang juga memiliki masalah dengan Keluarga
Rothschild karena menolak tawaran terus-menerus untuk mendirikan bank
sentral di Rusia, memberikan bantuan tak terduga kepada Presiden
Lincoln.
Sang Tsar membuat perintah, jika Inggris
dan Perancis terlibat aktif dan campur tangan dalam perang saudara
Amerika dengan membantu Selatan, Rusia akan memihak Presiden Lincoln.
Lalu Sang Tsar mengirim sebagian dari Armada Pasifiknya untuk berlabuh
di San Fransisco dan sebagian lainnya berlabuh di New York.
Dalam kurun waktu ini juga, Keluarga
Rothschild menggunakan salah seorang dari keluarga mereka sendiri di
Amerika, John D. Rockefeller (salah seorang Rothschild lewat garis darah
perempuan), untuk membentuk bisnis minyak bernama "Standard Oil" yang
pada akhirnya mengalahkan semua pesaingnya.
1865: Tepatnya pada
tanggal 14 April, atau setelah 41 hari setelah pelantikannya yang kedua,
Presiden Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth di Ford's Theater. Dia
meninggal akibat lukanya, kurang dari 2 bulan sebelum perang saudara
Amerika berakhir.
Lebih dari 70 tahun kemudian, cucu
perempuan Booth yang bernama Izola Forrester, memberikan bocoran di
dalam bukunya tentang Booth, "This One Mad Act", bahwa Booth dipesan
melakukan pembunuhan ini oleh orang-orang kuat di Eropa (Keluarga
Rothschild). Pernyataan ini dikuatkan oleh seorang Jaksa Kanada bernama
Gerald G. Mcgeer yang mengatakan, bahwa pembunuhan Lincoln dilakukan
oleh bankir-bankir internasional (sebutan untuk Keluarga Rothschild
karena setengah kekayaan dunia mereka kuasai dari pusat-pusat perbankan
yang mereka miliki di seluruh dunia).
Menyusul satu masa latihan singkat di
Bank London, Keluarga Rothschild, Jacob Schiff (seorang Rothschild yang
lahir di rumah mereka di Frankfurt) tiba di Amerika pada usia 18 tahun
dengan instruksi dan uang yang diperlukan untuk membeli sebagian usaha
rumah perbankan di sana. Tujuannya adalah:
- Mendapatkan kendali sistem uang Amerika dengan mendirikan sebuah bank sentral.
- Mencari orang-orang yang akan menjadi antek-antek "Illuminati" dan mempromosikan mereka ke posisi tinggi di Pemerintah Federal, Konggres, Mahkamah Agung dan semua badan Federal.
- Membuat kelompok minoritas cekcok di seluruh penjuru negeri, khususnya isu perseteruan kaum kulit putih dan hitam.
- Membuat gerakan untuk menghancurkan agama di Amerika Serikat dengan Kristen sebagai sasaran utama
1869: Dalam kaitan persekongkolan ini, menarik untuk dicermati pernyataan Rabi Reichorn di pemakaman Rabi Besar Simeon Ben-Iudah:
"Berkat kekuatan dahsyat bank-bank internasional kita, kita telah memaksa orang Kristen berperang tanpa jumlah. Perang punya nilai istimewa bagi orang Yahudi, karena orang Kristen saling membantai sehingga ada ruang lebih luas bagi kita orang Yahudi. Perang adalah panen Yahudi, dan bank-bank Yahudi menjadi gemuk saat orang Kristen berperang. Lebih dari 100 juta orang Kristen telah tersapu dari muka bumi berkat perang, dan ini belum berakhir".
1871: Seorang
Jenderal Amerika bernama Albert Pike, yang telah terbujuk ikut
"illuminati" oleh Guiseppe Mazzini (seorang pemimpin revolusioner
Italia, yang dipilih oleh "Illuminati" untuk memimpin program
revolusioner mereka di seluruh dunia), menyelesaikan cetak biru
militernya untuk 3 perang dunia dan berbagai macam revolusi di seluruh
penjuru dunia. Perang Dunia Pertama, dipecahkan untuk menghancurkan Tsar
di Rusia, sebagaimana dijanjikan oleh Nathan Mayer Rothschild pada
1815. Perang Dunia Kedua, digunakan untuk menyulut kontroversi antara
Fasisme dan Zionisme politis dengan penindasan Yahudi di Jerman. Ini
adalah unsur terpenting untuk membawa kebencian terhadap orang-orang
Jerman. Dan Perang Dunia Ketiga, dimainkan dengan menggerakkan kebencian
terhadap dunia Muslim demi mengadu dunia Islam dan Zionis politik.
Albert Pike sendiri adalah Komandan
Besar Kedaulatan untuk Yurisdiksi Selatan Scottish Rite of Freemasonry
pada tahun 1859, yang merupakan Freemason terkuat di Amerika.
1880: Utusan-utusan
Rothschild mulai menyulut rangkaian pembasmian ras di Rusia, Polandia,
Bulgaria dan Rumania. Pembasmian-pembasmian ini mengakibatkan
dibantainya ribuan orang Yahudi, menyebabkan sekitar 2 juta orang
melarikan diri ke New York, Chicago, Philadelphia, Boston dan Los
Angeles. Namun, beberapa orang yang dibantu dengan uang Rothschild mulai
bermukim di Palestina.
Alasan-alasan pembantaian-pembantaian
ini adalah menciptakan sebuah basis Yahudi yang besar di Amerika. Lalu
mereka dididik untuk memberikan suara Demokrat. Dan sekitar 20 tahun
kemudian, orang-orang terdepan Rothschild seperti Woodrow Wilson
terpilih ke kursi presiden untuk menjalankan perintah Keluarga
Rothschild.
Di Amerika, kekuatan Dinasti Rothschild
juga menembus dunia jurnalisme. Ini tergambar jelas dari pernyataan John
Swinton, seorang jurnalis ulung, yang marah dalam sebuah jamuan makan
karena seseorang mengajaknya bersulang untuk kebebasan pers:
1907: Seorang Rothschild, Jacob Schiff, kepala Kuhn Loeb and Co., dalam sebuah pidato kepada Dewan Perniagaan New York, memperingatkan:"Saat ini dalam sejarah dunia, di Amerika tidak ada yang namanya kebebasan pers. Kalian tahu itu dan saya tahu itu. Tidak ada satu pun di antara kalian yang berani menulis pendapat kalian dengan jujur, dan kalau kalian melakukannya, kalian sudah tahu bahwa pendapat itu tidak akan pernah dicetak. Saya dibayar perminggu untuk menjauhkan pendapat jujur saya dari koran tempat saya bekerja. Kalian juga ada yang dibayar dengan harga serupa untuk hal-hal seperti itu, dan siapa pun di antara kalian yang dengan bodohnya menulis pendapat jujur akan terlantar di jalanan mencari pekerjaan baru. Kalau saya membiarkan pendapat jujur saya muncul di salah satu terbitan koran saya, sebelum 24 jam pekerjaan saya sudah melayang. Tugas para jurnalis adalah menghancurkan kebenaran, berdusta sama sekali, menyesatkan, memfitnah, menjilat kaki dewa kekayaan dan menjual negara dan rasnya demi sesuap nasi sehari-hari. Kalian tahu itu dan saya tahu itu, dan kebodohan apa ini mengajak kita bersulang bagi kebebasan pers? Kita adalah alat-alat pengikut orang-orang kaya di balik panggung. Kita adalah dongkrak, mereka menarik benang lalu kita menari. Bakat kita, kemungkinan kita, dan hidup kita semua, adalah milik orang lain. Kita adalah pelacur intelektual".
"Kalau kami tidak mendapatkan sebuah bank sentral dengan kendali yang cukup atas sumber kreditnya, negara ini akan mengalami kepanikan uang yang paling parah dan luas jangkauannya dalam sejarah".
Mendadak Amerika terjebak di
tengah-tengah krisis finansial yang dikenal sebagai "Panik 1907". Krisis
tersebut lalu melumatkan kehidupan jutaan orang Amerika.
1912: George R. Conroy,
dalam majalah Truth terbitan Desember, menggambarkan Jacob Schiff
sebagai ahli strategi keuangan. Dia bahu-membahu bersama Kelurga
Harriman, Keluarga Gould dan Keluarga Rockefeller di semua perusahaan
rel kereta api dan telah menjadi kekuatan dominan dalam bisnis rel
kereta api dan kekuatan finansial Amerika.
Jacob Schiff juga mendirikan ADL atau
Anti-Demafation League (Liga Anti-Penistaan) sebagai cabang B'nai n
B'rith (didirikan oleh orang-orang Yahudi di New York City sebagai
sebuah kelompok lokal Mason) di Amerika Serikat. Organisasi ini
diciptakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang menentang
tindakan-tindakan ilegal orang-orang elit Yahudi atau konspirasi global
Rothschild sebagai "Anti-Semit" dan menentang ras Yahudi secara
keseluruhan.
1913: Tepatnya tanggal
31 Maret, J. P Morgan (penguasa Wall Street) meninggal. Dia dikira
sebagai orang terkaya di Amerika, tapi wasiatnya mengungkapkan bahwa dia
hanya memiliki 19 % perusahaan J. P Morgan. Sedangkan 81 % sisanya
dimiliki oleh Keluarga Rothschild.
Pada tahun yang sama, orang-orang Yahudi
mendirikan bank sentral terakhir di Amerika yang masih berdiri sampai
sekarang ini, yaitu "Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara", untuk
mendapatkan dukungan dari publik, mereka dengan kurang ajar menyatakan
bahwa sebuah bank sentral yang bisa mengekang inflasi dan depresi.
Padahal, bank sentral didirikan untuk memanipulasi asupan uang untuk
menyebabkan inflasi dan depresi.
Penting untuk dicatat, bahwa Federal
Raserve atau Bank Cadangan Negara adalah perusahaan swasta, bukan
Federal dan tidak punya cadangan apapun. Dan diperkirakan bahwa labanya
melebihi 150 miliar Dollar pertahun, tapi Federal Reserve tidak pernah
sekalipun dalam sejarah menerbitkan laporan keuangannya. Beberapa bukti
telah tersingkap tentang siapa sebenarnya yang memiliki Federal Reserve,
yaitu bank-bank berikut ini:
- Rothschild Bank of London
- Warburg Bank of Hamburg
- Rothschild Bank of Britain
- Lehman Brothers of New York
- Lazard Brothers of Paris
- Kuhn Loeb Bank of New York
- Israel Moses Seif Banks of Italy
- Goldman Sachs of New York
- Warburg Bank of Amsterdam
- Chase Manhattan Bank of New York
Semua ini adalah Bank Rothschild.
1919: Pada tanggal 30
Mei, sebuah pertemuan tambahan dari "Konferensi Perdamaian Versailles"
diadakan di Hotel Majestic di Paris. Di sana diputuskan bahwa sebuah
organisasi akan didirikan untuk memberikan nasehat (mengendalikan) apa
yang dilakukan pemerintah. Lembaga ini disebut "Institute of
International Affairs (Lembaga Urusan Internasional)", yang akan
bermetamorfosis menjadi 2 cabang:
- Royal Institute of International Affairs (RIIA) di Inggris pada tahun 1920, dan
- Council on Foreign Relations (CFR) di Amerika Serikat pada tahun 1921
Menariknya, tuan rumah Konferensi
Perdamaian Versailles dan ketua pertemuan tambahan dari konferensi ini
adalah Baron Edmond de Rothschild. Baron Edmond de Rothschild adalah
anak termuda dari Jacob (James) Mayer Rothschild (putera bungsu dari
Mayer Amschel Rothschild), hasil dari pernikahannya dengan dengan
kopanakannya sendiri, Betty von Rothschild, anak perempuan Salomon Mayer
Rothschild (Putera ke-3 dari Mayer Amschel Rothschild).
Di samping itu, munculnya CFR (Council
of Foreign Relations atau Dewan Hubungan Luar Negeri) di Amerika di
bawah perintah Jacob Schiff, yang didirikan oleh orang Yahudi Ashkenazi,
yaitu Bernard Baruch dan Kolonel Edward Mandell House. Keanggotaan CFR
pada awalnya sekitar 1.000 orang di Amerika Serikat. Keanggotaan ini
termasuk bos-bos industri di Amerika, semua bankir internasional
berbasis Amerika dan kepala semua yayasan mereka yang bebas pajak. Pada
dasarnya mereka adalah semua orang yang memberikan modal yang diperlukan
bagi siapa pun yang ingin mencalonkan diri untuk kursi Konggres, Senat
atau Presiden.
Tugas pertama CFR adalah mendapatkan
kendali pers. Tugas ini diberikan kepada John D. Rockefeller yang
mendirikan sejumlah majalah berita nasional seperti Life and Time.
Rockefeller mendanai Samuel Newhouse (seorang Yahudi) untuk membeli dan
mendirikan secara besar-besaran serentetan surat kabar di seluruh
penjuru negeri. Dia juga mendanai orang Yahudi lainnya, Eugene Meyer,
yang akan membeli banyak penerbitan seperti Washington Post, Newsweek
dan The Weekly Magazine.
Federal
Reserve atau Bank Cadangan Negara mengklaim bahwa mereka akan
melindungi negara terhadap inflasi dan depresi. Namun antara tahun 1929
dan 1933, mereka mengurangi asupan uang sampai 33 %. Bahkan Milton
Friedman, pakar ekonomi pemenang penghargaan nobel, menyatakan hal
berikut ini dalam sebuah wawancara radio pada Januari 1996:
"Federal Reserve jelas menyebabkan depresi besar yang menyusutkan jumlah uang yang beredar sampai sepertiganya dari 1929 sampai 1933".
Di saat depresi besar ini terjadi,
jutaan Dollar Amerika dihabiskan untuk membangun ulang Jerman akibat
kerusakan yang diderita selama Perang Dunia I, untuk persiapan Keluarga
Rothschild berikutnya yaitu Perang Dunia II.
Menariknya, uang yang dipompakan ke
Jerman untuk membangunnya sebagai persiapan Perang Dunia II masuk ke
bank-bank German Thyssen yang berafiliasi dengan kelompok Harriman yang
dikendalikan oleh Keluarga Rothschild di New York.
Antara tahun 1930 dan 1935, Elizabeth
Donnan menerbitkan bukunya yang terdiri dari 4 jilid, "Document
Illustrative of the History of the Slave Trade to America (Dokumen
Bergambar tentang Sejarah Perdagangan Budak ke Amerika)". Buku ini
menunjukkan bahwa orang Yahudi mendominasi perdagangan budak Afrika ke
Amerika dan setidaknya 15 kapal yang digunakan untuk mengangkut para
budak dimiliki oleh Yahudi, beberapa di antaranya sangat erat berkaitan
dengan Keluarga Rothschild. Untuk menipu pihak berwenang bahwa tidak ada
orang Yahudi yang terlibat, mereka sering mengganti semua kru dan
kapten non-Yahudi.
1936: Pada 3 Oktober,
seorang pejabat Konggres dari Partai Republik, Louis T. McFadden, Ketua
House Banking and Currency Committee (Komite Rumah Perbankan dan Mata
Uang) diracun sampai mati. Ini adalah usaha pembunuhan ketiga terhadap
dirinya. Sebelumnya dia pernah selamat dari keracunan dan ditembak
dengan senjata api. McFadden adalah pengkritik setia Federal Reserve dan
kelompok kriminal Yahudi yang ada dibaliknya.
Di Bretton Woods, New Hampshire, IMF dan
Bank Dunia (awalnya disebut International Bank for Reconstruction and
Development atau IBRD – nama Bank Dunia baru diadopsi mulai 1975)
disetujui dengan keikutsertaan penuh Amerika Serikat.
IMF diberikan kuasa untuk menerbitkan
sebuah uang perintah dunia yang bernama "Special Drawing Rights (Hak
Tarik Istimewa) atau SDR's". Negara-negara anggota pada akhirnya akan
ditekan untuk membuat mata uang mereka sepenuhnya bisa ditukar dengan
SRD's.
IMF dikendalikan oleh Dewan Gubernurnya,
yang juga merupakan kepala bank-bank sentral yang berbeda atau kepala
departemen-departemen bendahara bermacam-macam negara yang dikuasai oleh
bank-bank sentral mereka. Kekuatan pemungutan suara di IMF juga
memberikan Amerika Serikat dan Inggris (Federal Reserve dan Bank of
England – kedua-duanya dikuasai Kelurga Rothschild) kendali penuh atas
dirinya.
1948: Pada musim semi
tahun ini Keluarga Rothschild menyogok Presiden Harry S. Truman
(Presiden ke-33 Amerika Serikat, 1945-1953) untuk mengakui Israel
sebagai negara berdaulat dengan 2 juta Dollar yang mereka berikan
padanya untuk rangkaian kampanyenya.
Pada tengah malam 14 Mei 1948, negara
Israel secara resmi diproklamirkan di Tel Aviv, sebelas menit kemudian
Presiden Truman menyatakan Amerika Serikat sebagai negara asing pertama
yang mengakuinya.
1963: Pada 22
November, Presiden John F. Kennedy dibunuh oleh Keluarga Rothschild.
Mungkin di antara alasan yang utama dibunuhnya Kennedy adalah fakta
bahwa dia memastikan kepada Perdana Menteri Israel, David Ben-Gurion,
bahwa dalam keadaan apapun dia tidak akan setuju Israel menjadi negara
nuklir. Surat kabar Israel, Ha'aretz, pada tanggal 5 February 1999 dalam
sebuah ulasan tentang sebuah buku Avner Cohen yang berjudul "Israel and
the Bomb", menyatakan:
1973: Pada 15 April, Senator Demokrat dari Arkansas, J. William Fulbright, menyatakan hal berikut ini di televisi CBS, sehubungan dengan kekuatan Yahudi di Amerika:"Pembunuhan Presiden Amerika John F. Kennedy mendadak mengakhiri tekanan besar yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika terhadap Pemerintah Israel untuk menghentikan program nuklir. Buku ini menyiratkan bahwa kalau Kennedy tetap hidup, diragukan apakah Israel dewasa ini bisa membuat nuklir".
"Senat Amerika Serikat tunduk kepada
Israel, Israel mengendalikan Senat. Ini sudah sangat sering ditunjukkan,
dan inilah yang membuat pemerintah kesulitan".
Pada tahun ini juga, George J. Laurer,
seorang pegawai IBM yang dikendalikan oleh Keluarga Rothschild,
menciptakan UPC (Universal Product Barcode) yang pada akhirnya akan
dipasang pada setiap barang yang diperdagangkan di seluruh dunia dan
membawa nomor 666 (Heksagram Merah Mayer Amschel Rothschild).
1993: Mantan penjabat
Konggres Paul Findley, menerbitkan bukunya yang berjudul "Deliberate
Deceptions: Facing the Fact About the U.S-Israeli Relationship (Muslihat
yang Disengaja: Menghadapi Fakta tentang Hubungan AS-Israel)". Di dalam
buku ini dia menulis daftar 65 Resolusi Anggota PBB yang menentang
Israel dari periode 1955 sampai 1992, dan Amerika Serikat memveto 30
Resolusi demi Israel. Kalau AS tidak membuat veto, ada 95 Resolusi yang
menentang Israel. Namun, 65 Resolusi yang menentang Isarel tersebut,
berjumlah lebih banyak dari semua Resolusi yang diluluskan untuk
menentang negara-negara lain jika digabungkan sekaligus.
Israel tidak peduli dengan pandangan
PBB, jika anda mau mempertimbangkan bukti yang pernah ada, bahwa kurang
dari 2 minggu setelah serangan Israel terhadap USS Liberty (serangan
yang dirancang untuk mengkambinghitamkan Mesir, sehingga AS terdorong
untuk berperang melawan Mesir), Menteri Luar Negeri Israel, Abba Eban,
membuat pernyataan tentang PBB, sebagaimana yang dilaporkan The New York
Times pada 19 Juni 1967:
"Kalau pun General Assembly (Majelis Umum) memungut suara sampai 121 suara berbanding 1 mendukung Israel kembali ke garis gencatan senjata (perbatasan pra-Juni 1967), Israel akan menolak tunduk terhadap keputusan tersebut"."Mereka adalah peminjam uang dan kontraktor utang besar di dunia. Konsekuensinya adalah negara-negara di dunia mengerang diinjak sistem-sistem pajak dan utang negara yang besar. Mereka adalah musuh terbesar bagi kebebasan". (Lord Harrington)
1995:
Pada 21 Oktober, mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, yang menerbitkan
2 buku yang memaparkan kegiatan-kegiatan Mossad, muncul di acara pagi
televisi Kanada, Canada AM, bersama jurnalis Israel bernama Yosef Lapid,
mantan Kepala Televisi Israel, via hubungan satelit. Yosef Lapid
memanggil Mossad untuk mencari Ostrovsky di Kanada untuk membunuhnya,
karena telah menulis 2 buku yang membocorkan kegiatan mereka ini. Karena
Mossad Israel tidak bisa membunuh Ostrovsky di Kanada tanpa menyebabkan
insiden diplomatis. Yosef Lapid mengatakan secara langsung di acara
itu, bahwa:
Ostrovsky memutuskan untuk menuntut Yodef Lapid di Pengadilan Kanada karena menghasut publik untuk membunuhnya. Namun, Ostrovsky tidak bisa menemukan pengacara satu pun di Kanada yang mau mengambil kasus itu."Saya harap ada seorang Yahudi yang baik di Kanada yang mau melakukan tugas itu untuk kita".
1996: Pada 12 Mei, Duta
Besar PBB sekaligus seorang Yahudi Ashkenazi, Madeleine Albright,
ketika muncul di program 60 minutes, ditanya oleh Koresponden Lesley
Stahl, sehubungan dengan tahun-tahun Amerika Serikat memimpin sanksi
ekonomi terhadap Irak:
"Kami telah mendengar bahwa setengah juta anak meninggal. Maksudku, itu lebih banyak dari anak yang meninggal di Hiroshima. Lalu, anda tahu, bahwa harga itu sepadan?"Jawaban Duta Besar Madeleine Albright adalah:"Menurut saya itu pilihan yang sangat sulit, tapi harga itu sepadan".
Komentarnya tersebut tidak menimbulkan
protes dari publik. Sesungguhnya, Holocaust setengah jutan Irak secara
positif dikagumi oleh Pemerintah Amerika Serikat. Karena kurang dari 8
bulan kemudian, Presiden Bill Clinton menunjuk Madeleine Albright
sebagai Menteri Luar Negeri.
Pada siaran Larry King Live pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando membuat pernyataan:
"Hollywood dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Hollywood dimiliki oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas tentang persoalan yang diderita oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka eksploitasi kepada orang-orang itu".
Akibat pernyataan ini, Jewish Defense
League (Liga Pertahanan Yahudi) langsung meminta agar Marlon Brando
dibuang dari Hollywood Walk of Fame. Tapi, karena takut diprotes publik,
Hollywood Chamber of Commerce (Majelis Perdagangan Hollywood) menolak
melakukannya.
Pada tahun yang sama, beberapa kejadian penting juga mewarnai kehidupan Amerika, di antaranya:
Washington Post melaporkan bahwa
intelijen Amerika Serikat telah menyadap sebuah percakapan. Di dalam
percakapan tersebut, dua Pejabat Israel membahas kemungkinan mendapatkan
surat rahasia yang telah ditulis oleh Sekretaris Bendahara Luar Negeri
waktu itu, Warren Christopher, kepada Pemimpin Palestina, Yasser Arafat.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel,
Martin Indyk, mengeluh secara pribadi kepada Pemerintah Israel tentang
pengawasan tidak bijaksana yang dilakukan oleh Badan Intelijen Israel.
Agen-agen Israel memasang penyadap pada
telepon seorang Yahudi Ashkenazi sekaligus anak seorang Rabi, Monica
Lewinsky, di Watergate dan mereka menyadap sesi seks telepon antara
wanita itu dan Presiden Bill Clinton. Laporan Ken Starr menegaskan bahwa
Clinton memperingatkan Lewinsky bahwa percakapan mereka direkam, dan
kemudian Clinton mengakhiri perselingkuhan tersebut.
Kofi Annan menjadi Sekretaris Jenderal
PBB yang bermarkas di New York City. Isterinya adalah Nane Lagergren,
seorang Rothschild dari Swedia, yang dinikahi pada tahun 1984.
Di Los Angeles, sebuah penyelidikan
narkoba besar tingkat lokal, telah membuat daerah dan negara menjadi
bermasalah. Tersangka dalam penyelidikan ini adalah jaringan kejahatan
Israel yang beroperasi di New York, Miami, Las Vegas, Kanada, Israel dan
Mesir. Jaringan kejahatan Israel ini terlibat dalam pengedaran narkoba
dan ekstasi, begitu juga penipuan kartu kredit dan komputer yang rumit
terhadap golongan pekerja kantoran. Yang mengagetkan para opsir
penyelidikan, orang-orang Israel yang diselediki ternyata mengawasi
pager/beeper, ponsel bahkan telepon rumah para penyelidik. Para
penyelidik kemudian mencari tahu dari mana informasi ini mungkin
berasal. Mereka segera mengetahui bahwa ini bersangkutan dengan Firma
Israel AMDOCS yang hampir memonopoli jasa rekening telepon di Amerika
Serikat. Dan ketika mereka memeriksa hasil telepon mereka sendiri
tentang bagaimana mereka disadap, mereka menemukan bahwa kontraktor
utama mereka adalah Converse Infoys, Firma Israel lainnya yang bekerja
dekat dengan Pemerintah Israel.
1998: Pada 31
Oktober, berdasarkan instruksi dari kelompok PNAC (Project for a New
American Century – Proyek untuk Abad Amerika Baru), Presiden Bill
Clinton menandatangani Hukum H. R. 4655, yaitu "Iraq Liberation Act
(Undang-Undang Pembebesan Irak)" yang mendukung usulan perubahan rezim
di Irak.
Bagaimana pun, sejarah memberi tahu kita
kelompok PNAC sebenarnya tidak kreatif. Memang, pada Februari 1990,
seorang Sayan Mossad di New York menjejalkan suatu cerita palsu ke ABC
Television bahwa Saddam Husein punya pabrik uranium di Irak untuk
menarik perhatian atas "Senjata Pemusnah Masal" Saddam Husein, satu
tahun sebelum perang Amerika di Irak.
2000: Pada bulan April,
Jacob "Cookie" Orgad, sebagai mantan agen Mossad ditangkap karena
menjalankan salah satu operasi penyelundupan ekstasi terbesar dalam
sejarah Amerika. Operasi ini mengantarkan ratusan juta Dollar dalam
bentuk narkoba illegal yang diproduksi di Belanda, ke kota-kota di
seluruh Amerika Serikat.
Di Argentina, IMF mengharuskan negara
ini mengurangi defisit anggaran pemerintah dari 5,3 miliar Dollar pada
saat itu menjadi 4,2 miliar Dollar pada tahun berikutnya, 2001, yang
menyebabkan pengangguran di Argentina sebesar 20 % penduduk usia kerja.
Lalu mereka menambah tuntutannya menjadi defisit harus dihapuskan. IMF
menawari Argentina beberapa gagasan untuk mencapai ini, dengan
mengurangi program ketenagakerjaan darurat pemerintah dari 200 Dollar
perbulan menjadi 160 Dollar sebulan.
Mereka juga meminta pemotongan gaji 12 %
– 15 % bagi pegawai negeri dan pemotongan pensiun bagi orang tua
sebanyak 13 %. Keduanya berdampak bagi banyak orang. Pada Desember 2001,
orang-orang Argentina kelas menengah (secara harfiah) muak berburu di
jalanan mencari sampah untuk dimakan. Mereka mulai rusuh dan membakar
Buenos Aires.
2001:
Puncak tragedi di Amerika terjadi pada 11 September, yaitu serangan
terhadap WTC (World Trade Center) dan Pentagon yang disusun dengan
hati-hati oleh Israel dengan keterlibatan Inggris dan Amerika, dibawah
perintah Keluarga Rothschild. Kejadian ini mereka lakukan untuk
mengkambinghitamkan Muslim sebagai "Teroris". Ini adalah babak pertama
untuk memicu Dunia Barat agar berperang dengan Dunia Arab, demi Yahudi.
Dan perang melawan teroris di negara-negara Muslim pun dimulai.
Mereka menggunakan serangan-serangan ini
untuk mendapatkan kendali atas beberapa negara di dunia yang tidak
mengizinkan bank-bank sentral Rothschild. Dengan demikian, kurang dari
sebulan setelah kejadian ini, Amerika Serikat menyerang Afghanistan,
satu dari hanya tujuh negara pada saat itu di dunia yang tidak memiliki
bank sentral yang dikendalikan oleh Rothschild. Negara ini didominasi
penduduk Muslim yang menolak ikut serta dalam sistem simpan-pinjam uang
(Riba), sesuatu yang telah membuat orang-orang Israel gusar selama
ratusan tahun.
Kurang dari seminggu setelah serangan
11 September, tepatnya pada 5 September 2001, orang yang katanya Ketua
Pembajak, Mohamed Atta, dan beberapa pembajak lainnya melakukan
kunjungan ke salah satu perahu kasino seorang pelobi pro-Israel, seorang
Yahudi Ashkenazi bernama Jack Abramoff. Tidak ada penyelidikan
dilakukan tentang apa yang mereka lakukan di sana. Menariknya, 7 orang
dari 19 orang (yang katanya) pembajak yang disalahkan melakukan serangan
pada 11 September, ternyata masih hidup. Beberapa orang malahan muncul
di Kedutaan Besar Amerika Serikat di negara-negara Arab.
Pada serangan 11 September juga,
terdapat 5 orang Israel yang menyamar dalam pakaian Arab ditangkap
karena menari dan bersorak sambil merekam menara WTC yang runtuh. Disewa
oleh Urban Moving System (Sistem Perpindahan Kota), sebuah daerah
Mossad Israel, orang-orang Israel ini tertangkap punya banyak paspor,
satu van teruji positif mengandung peledak dan banyak uang tunai. Akibat
penangkapan ini, Walikota Yerussalem (yang akan menjadi Perdana Menteri
Israel), Ehud Olmert, secara pribadi menelepon Walikota New York City,
Rudi Giuliani, menyatakan bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya
dengan serangan teroris, dan hanya sedang sedikit bersenang-senang.
Dua dari lima orang Israel ini
belakangan terungkap ternyata Mossad, bertentangan dengan klaim Olmert,
ketiga orang lainnya dengan kuat dicurigai Mossad juga. Begitu
laporan-laporan saksi melacak kegiatan orang-orang Israel itu, terungkap
bahwa mereka terlihat di Taman Liberty pada saat tubrukan pertama.
Laporan ini menduga bahwa mereka sudah tahu apa yang akan terjadi.
Orang-orang Israel itu diinterogasi oleh
FBI, lalu diam-diam dikirim kembali ke Israel. Para petugas yang
menangkap mereka dari Departemen Kepolisian New Jersey diperintahkan
agar tidak membahas penangkapan mereka.
Kelima orang Israel yang menari dan
menyoraki runtuhnya WTC, belakangan muncul di radio dan televisi Israel.
Di sana mereka menyatakan bahwa mereka berada di New York City pada 11
September untuk "mendokumentasikan peristiwa tersebut" karena Amerika
belum pernah mengalami serangan seperti itu di daratannya.
Dua jam sebelum serangan 11 September,
Odigo, sebuah perusahaan Israel dengan kantor-kantornya yang bertempat
hanya beberapa blok dari menara WTC, menerima sebuah peringatan
pendahuluan akan serangan tersebut lewat pesan instan internet. Manajer
New York Office memberikan FBI alamat IP pengirim pesan tersebut, tapi
FBI tidak menindaklanjutinya.
Sekitar 200 orang Israel yang berkaitan
dengan perusahaan-perusahaan pemindahan Israel, yang dicurigai merupakan
garis depan intelijen Israel, yang sangat aktif di WTC beberapa bulan
sebelum serangan, lalu ditangkap karena dicurigai terlibat ketika sisa
ban ditemukan di beberapa van pembuangan yang mereka gunakan. Namun, di
bawah perintah langsung Pejabat Departemen Peradilan Amerika Serikat,
Michael Chertoff, mereka dideportasi ke Israel akibat "Pelanggaran
Visa". Chertoff adalah seorang warga negara ganda AS/Israel yang ayahnya
seorang Rabi dan ibunya adalah salah satu pekerja pertama Mossad, lalu
kemudian dia memerintahkan penangkapan sekitar 900 Muslim yang tidak
berkaitan dengan kejadian WTC.
Pada 12 September, The Yerussalem Post
diam-diam memperingatkan kemungkinan teurngkapnya Israel sebagai pelaku
serangan 11 September. Surat kabat tersebut menampilkan sebuah cerita
bahwa 2 orang Israel meninggal pada saat pesawat terbang dibajak, dan
4.000 orang menghilang di WTC. Seminggu kemudian, sebuah stasiun
televisi Beirut melaporkan bahwa 4.000 pegawai WTC yang merupakan orang
Israel tidak hadir pada hari serangan itu. Ini tampaknya menegaskan
cerita di the Yerussalem post.
Setelah serangan WTC, surat-surat tanpa
nama yang berisi virus antraks dikirim ke berbagai politisi dan
eksekutif media. Akibat terjangkit virus antraks dalam surat-surat ini, 5
orang meninggal dunia. Seperti serangan 11 September, serangan ini
langsung disalahkan kepada Al-Qaeda, sampai diketahui bahwa virus
antraks yang dijadikan senjata tersebut, dibuat oleh laboratorium
militer Amerika Serikat.
FBI kemudian mengetahui bahwa tersangka
utama surat-surat antraks ini adalah orang Yahudi Ashkenazi, Dr. Philip
Zack, yang pernah dicerca beberapa kali oleh para pegawainya akibat
kata-katanya yang ofensif tentang orang-orang Arab. Dr. Philip Zack
tertangkap kamera sedang memasuki daerah penyimpanan tempat dia bekerja
di Fort Detrick. Di sanalah antraks disimpan. Pada titik ini, baik FBI
mau pun media berhenti membuat pernyataan publik apa pun mengenai kasus
ini.
Seminggu sebelum serangan WTC, Zim
Shipping Company (Perusahaan Pengapalan Zim) memindahkan
kantor-kantornya di WTC, melapaskan kontrak sewanya yang memakan biaya
50.000 Dollar bagi perusahaan tersebut. Tidak ada alasan yang pernah
diberikan mengenai hal ini, dan Zim Shipping Company, setengahnya
dimiliki oleh negara Israel.
Akibat serangan 11 September disalahkan
kepada Osama bin Laden, Amerika Serikat menginvansi Afghanistan dan
menumbangkan para penguasa Taliban di sana. Tentu saja alasan sebenarnya
terjadi invansi itu menjadi terang. Karena alasan sesungguhnya adalah
pemimpin Taliban, Mullah Omar, telah melarang produksi opium pada Juli
2000. Dengan demikian, panen opium pada tahun itu hancur.
Dalam sejarah, bisnis opium merupakan
bisnis illegal yang digerakkan oleh Keluarga Rothschild seperti yang
terjadi di China pada tahun 1839. Ketika Kaisar Manchu di China
memerintahkan penghancuran opium. Lalu Keluarga Rothschild memerintahkan
tentara Inggris untuk pergi ke sana untuk memerangi China demi
melindungi bisnis narkobanya yang sedang berjalan.
Itulah tepatnya apa yang sedang terjadi.
Afghanistan adalah sumber 75 % heroin dunia. Akibat Mullah Omar
menghancurkan laba 2001, maka terjadilah invansi pada Oktober 2001.
Segera sesudahnya, media melaporkan panen besar opium pada Maret 2002.
Pada 3 Oktober, Perdana Menteri
Israel, Ariel Sharon, membuat pernyataan berikut ini kepada seorang
Yahudi Ashkenazi, Simon Peres, sebagaimana dilaporkan di Radio Kol
Yisrael:
"Setiap kali kita melakukan sesuatu, anda akan berkata Amerika akan melakukan ini dan itu. Saya ingin memberitahu anda sesuatu yang sangat jelas. Jangan cemaskan tekanan Amerika terhadap Israel. Kita orang-orang Yahudi mengendalikan Amerika, dan orang-orang Amerika tahu itu".
Pada tahun 2001 pula, Profesor Joseph
Stiglitz, mantan Chief Economist Bank Dunia dan mantan Ketua Dewan
Penasehat Ekonomi Presiden Clinton secara publik mengungkapkan "Strategi
4 Langkah" Bank Dunia yang dirancang untuk memperbudak negara-negara
kepada para bankir. Ke-4 Strategi tersebut adalah:
Privatisasi, di sini para
pemimpin ditawarkan komisi 10 % ke rekening-rekening Bank Swiss rahasia
mereka sebagai ganti mereka memangkas beberapa miliar Dollar dari harga
aset negara, seperti maraknya terjadi suap dan korupsi.
Pembebasan Pasar Modal, ini
pencabutan hukum bahwa uang pajak melintasi perbatasan. Ketika ekonomi
di negara itu mulai menjanjikan kekayaan, kekayaan ini ditarik langsung
dari luar sehingga ekonomi negara itu ambruk. Lalu negara itu
membutuhkan bantuan IMF. Dan IMF memberikannya dengan syarat mereka
menaikkan suku bunga antara 30 % dan 80 %. Ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan Amerika Latin lainnya.
Penentuan Harga Berdasarkan Pasar,
di sini harga makanan, air dan gas domestik dinaikkan yang diperkirakan
dapat menyebabkan huru-hara sosial di masing-masing negara, sekarang
lebih umum disebut dengan "Hura-Hara IMF".
Perdagangan Bebas, di sini
perusahan-perusahaan internasional menyerbu Asia, Amerika Latin dan
Afrika. Pada saat yang sama Eropa dan Amerika menghalangi pasar mereka
sendiri terhadap pertanian dunia ketiga. Mereka juga mengenakan tarif
yang menjulang tinggi yang harus dibayar oleh negara-negara ini untuk
obat-obatan bermerek, menyebabkan melejitnya rasio kematian dan
penyakit.
Ada banyak pihak yang akan kalah dalam
sistem ini, kecuali satu pemenang, yaitu sistem perbankan yang dimiliki
dan dioperasikan oleh Yahudi. Sebenarnya IMF dan Bank Dunia telah
membuat syarat pinjaman bagi penjualan sistem listrik, air, telepon dan
gas setiap negara berkembang. Ini diperkirakan mencapai 4 Triliun Dollar
aset milik publik.
Pada September tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz diberi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi.
2002: Kamus
Internasional Baru Ketiga Webster (Lengkap) dicetak ulang, menyediakan
satu definisi baru tentang Anti-Semit. Definisi belum dimutakhirkan pada
1956. Definisi barunya adalah:
"Anti-Semitisme: (1) permusuhan terhadap orang-orang Yahudi sebagai kelompok minoritas agama atau ras, sering disertai diskriminasi sosial, politik dan ekonomi; (2) menentang Zionisme; (3) simpati untuk musuh-musuh Israel".Definisi (2) dan (3) ditambahkan dalam edisi 2002, tepat sebelum Amerika memutuskan untuk menginvansi Irak atas perintah Israel.
Thomas Stauffer, seorang Konsultan
Ekonomi di Washington, memperkirakan bahwa sejak 1973, Israel telah
menghabiskan uang Amerika Serikat sekitar 1,6 Triliun Dollar, yang kalau
dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2002, setiap orang akan
mendapatkan lebih dari 5.700 Dollar.
Kondisi dunia yang rapuh akibat
perlakuan Yahudi yang didukung dana besar Keluarga Rothschild,
menggerakkan orang seperti Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad,
yang mengeluarkan sikap dengan pernyataan:
"Orang-orang Yahudi menguasai dunia dengan tangan orang lain. Mereka membuat orang lain berperang dan mati demi mereka".
2004: Penyelidikan
FBI berlanjut kepada American Israel Public Affairs Committee (AIPAC,
Komite Urusan Publik Israel Amerika), kelompok lobi politik terbesar di
Amerika Serikat dengan lebih dari 65.000 anggota yang tugasnya adalah
memimpin pemerintah Amerika Serikat demi Israel. FBI dilaporkan percaya
bahwa AIPAC adalah garis depan mata-mata Israel.
Pada awal Maret, warga negara ganda
AS/Israel sekaligus Rabi Yahudi bernama Dov Zakheim mengundurkan diri
sebagai Pengawas Keuangan Pentagon sekaligus Kepala Petugas Keuangan,
ketika terungkap dalam sebuah audit anggaran Pentagon bahwa dia tidak
bisa mempertanggungjawabkan hilangnya 2,6 juta Dollar, termasuk
inventaris pertahanan 56 pesawat terbang, 32 tank dan 36 satuan
peluncuran komando misil Javelin.
Pada 20 Mei, Senator Ernest Hollings membuat pernyataan tentang kendali AIPAC terhadap Amerika:
"Kita tidak bisa membuat kebijakan Israel selain yang diberikan oleh AIPAC. Saya telah mengikuti sebagian besar di antaranya, tapi saya juga telah menolak menandatangani surat-surat dari waktu ke waktu untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang malang. Saya bisa mengatakan kepada kalian bahwa tidak ada presiden yang menjabat, entah dari Republik atau Demokrat, mendadak AIPAC akan memberitahunya persis kebijakan apa yang harus diambil".
Pada tahun ini juga, Mel Gibson merilis
filmnya "The Passion of the Christ (Hasrat Kristus)". Untuk menjaga
keasliannya, dialog film itu disajikan sepenuhnya dalam Bahasa Ibrani
dan teks Latin. Namun, ada satu teks yang tidak muncul. Kalimat itu
diucapkan tapi untuk alasan tertentu teksnya dibuang. Tentu saja ini
akibat tekanan dari media Yahudi. Adegan yang teksnya dibuang itu adalah
ketika Pilate berusaha membuat orang-orang Yahudi berhenti menyeru agar
Yesus Kristus disalib. Dan apa kata orang-orang Yahudi sebagai
tanggapan Pilate sampai-sampai lobi Yahudi setengah mati ingin
menyensornya?:
"Biarkan darahnya mengucuri kami dan anak-anak kami".
Pada 16 Oktober, Presiden Bush
menandatangani pengesahan hukum Global Anti-Semitism Preview Act
(Undang-Undang Tinjauan Anti-Semitisme Global) yang dirancang untuk
memaksa seluruh dunia agar tidak pernah mengkritik dunia Yahudi, apapun
yang mereka lakukan. Undang-undang ini menetapkan sebuah departemen
istimewa di dalam Departemen Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat untuk
menguasai anti-semitisme global yang akan memberikan laporan tahunan
kepada Konggres.
2005: Pada 27
Februari, pemimpin gerakan Nation of Islam, Louis Farrakhan, membuat
pernyataan berikut ini sehubungan dengan Yahudi yang menguasai
penyelundupan perdagangan budak Afrika ke Amerika:
"Dengar, tidak ada tangan orang Yahudi yang tidak berlumuran darah kita. Mereka memiliki kapal-kapal budak. Mereka membeli dan menjual kita. Mereka memperkosa dan merampok kita".
Setelah invansi ke Afghanistan dan Irak,
sekarang hanya ada 5 negara di dunia yang tersisa tanpa bank sentral
milik Rothschild. Kelima negara tersebut adalah Iran, Korea Utara,
Sudan, Kuba dan Libya.
Profesor Fisika Stephen E. Jones dari
Brigham Young University menerbitkan sebuah majalah yang di dalamnya dia
membuktikan bahwa gedung-gedung WTC hanya bisa diruntuhkan dengan
peledak. Dia tidak mendapatkan pemberitaan di media arus utama untuk
klaim yang terbukti ilmiah ini.
Pada
bulan November, sekelompok orang Demokrat yang konservatif hingga
moderat yang disebut "Blue Dog Coalition (Koalisi Anjing Biru)" yang
fokus kepada tanggung jawab fiskal pemerintah, melaporkan bahwa Presiden
Yahudi George W. Bush telah meminjam lebih banyak uang dari bank dan
pemerintah asing dibandingkan ke semua 42 presiden Amerika Serikat
digabungkan sekaligus. Angka Departemen Bendahara menunjukkan bahwa
total pinjaman semua presiden AS antara 1776-2000 adalah 1,01 Triliun
Dollar, sementara dalam 4 bulan terakhir saja Pemerintahan Bush telah
meminjam 1,05 Triliun Dollar.
Pada
6 Desember, isteri Presiden Bush, Laura Bush, ditemani oleh Rabi
Binyomin Taub, Rabi Hillel Baron dan Rabi Mendy Minkowitz melakukan
penghalalan ala Yahudi untuk dapur Gedung Putih. Sebuah foto peristiwa
ini ketika berdiri bersama staf diambil oleh fotografer Shealah
Craighead lalu dipajang di situs resmi Gedung Putih.
2006: Pada 5 sampai 7
Maret, AIPAC menyelenggarakan konvensi tahunan mereka di Washington D.C.
Lebih dari setengah Senator AS dan sepertiga pejabat Konggres AS hadir.
"Tidak sia-sia orang Yahudi telah
tertarik kepada Jurnalisme. Di tangan mereka, jurnalisme menjadi
senjata kuat yang sangat cocok untuk kebutuhan mereka demi perang
kelangsungan hidup mereka". (Haim Nachman Bialik)
Dinasti Rothschild di Eropa
1694: Bank of England
didirikan dengan nama yang menipu. Nama itu menipu karena bank yang
dikendalikan oleh Pemerintah Inggris tersebut adalah institusi swasta
yang didirikan oleh orang-orang Yahudi.
1698: Selama
4 tahun berikutnya, kendali Yahudi terhadap asupan uang Inggris
melejit, sehingga utang pemerintah kepada Bank of England berubah dari
yang awalnya sebesar 1.250.000 Pounsterling menjadi 16.000.000
Poundsterling hanya dalam 4 tahun. Kenaikannya sebesar 1.280 %.
1785: Pemerintah
Bavaria (Bavaria diidentikkan dengan Jerman, karena terletak di sebelah
Tenggara Jerman dengan penduduknya yang sangat padat) mencabut
"Illuminati" dan menutup semua kelompok lokal Grand Orient di Bavaria,
setelah ditemukan sebuah buku yang ditulis oleh Xavier Zwack, rekan Adam
Weishaupt (seorang kepercayaan Mayer Amschel Rothschild untuk
menciptakan Illuminati) tentang Revolusi Perancis.
1789: Rencana
"Illuminati" untuk Revolusi Perancis berhasil dan berakhir pada tahun
1793. Akibat tidak pedulinya Eropa terhadap peringatan Pemerintah
Bavaria. Revolusi Perancis adalah mimpi para bankir pusat, karena
Revolusi akan menetapkan ketentuan baru dan meluluskan hukum-hukum baru
yang akan melarang Gereja Roma untuk memungut pajak dan mencopot hak
gereja untuk bebas dari pungutan pajak.
1798: Nathan Mayer
Rothschild (anak keempat Mayer Amschel Rothschild) ketika berusia 21
tahun meninggalkan Frankfurt menuju Inggris. Dengan banyak uang yang
diberikan oleh ayahnya, dia membangun sebuah rumah perbankan di London.
1810: Sir Francis
Baring dan Abraham Goldsmid meninggal. Dengan kejadian ini, Nathan Mayer
Rothschild menjadi satu-satunya bankir besar di Inggris. Pada tahun
yang sama, Salomon Mayer Rothschild (anak ketiga Mayer Amschel
Rothschild) pergi ke Vienna, Austria, dan mendirikan bank M. Von
Rothschild und Söhne.
1812: Jacob (James)
Mayer Rothschild (anak terakhir Mayer Amschel Rothschild) pergi ke
Paris, Perancis, untuk mendirikan Bank de Rothschild Frères.
1815: Lima pria
Rothschild bersaudara bekerja untuk memasok emas kepada tentara
Wellington (lewat Nathan di Inggris) dan tentara Napoleon (lewat Jacob
di Perancis), dan memulai kebijakan mereka untuk mendanai kedua pihak
dalam perang. Tidak jadi soal negara mana yang kalah perang, karena
pinjaman diberikan dengan jaminan bahwa pihak yang menang akan
menguangkan utang-utang pihak yang kalah.
Dalam perang ini juga, Keluarga
Rothschild menggunakan bank-bank yang telah mereka sebarkan di seluruh
Eropa untuk membangun jaringan layanan pos. Cuma kurir-kurir Rothschild
yang diizinkan melewati blokade Inggris dan Perancis.
Salah satu kurir Rothschild, seorang
pria bernama Rothworth setelah tahu bahwa Inggris memenangkan perang
Waterloo, pergi ke channel mengantarkan berita ini kepada Nathan Mayer
Rothschild. Nathan kemudian memasuki bursa saham dan memerintahkan semua
pekerjanya untuk menjual konsul (sekarang dikenal dengan istilah
obligasi). Para pedagang lain panik, mengira Inggris kalah perang, dan
mulai menjual konsul mereka dengan kalut.
Akhirnya, nilai konsul-konsul anjlok.
Saat itu, Nathan Mayer Rothschild diam-diam memerintahkan para
pekerjanya untuk membeli semua konsul yang bisa mereka dapatkan.
Ketika pada kenyataannya Inggris
memenangi perang, konsul-konsul itu meroket tinggi, yang membuat Nathan
mendapatkan laba 20 banding 1 terhadap investasinya. Kepemilikin
obligasi atau konsul ini memberi Keluarga Rothschild kendali penuh atas
ekonomi Inggris, sehingga memaksa Inggris membangun sebuah Bank of
England baru di bawah kendali Nathan Mayer Rothschild.
Fakta yang unik, Nathan secara
terang-terangan menyombongkan diri bahwa dalam 17 tahun keberadaannya di
Inggris, dia telah meningkatkan saham awalnya sebesar 20.000
Poundsterling yang diberikan oleh ayahnya sebanyak 2.500 kali menjadi
50.000.000 Poundsterling.
Pada akhir abad ini, periode masa yang
dikenal sebagai "Zaman Rothschild", yang diperkirakan menguasai lebih
dari setengah kekayaan dunia.
Namun ada yang tidak berjalan seperti
yang diinginkan oleh Keluarga Rothschild, yaitu Konggres Wina yang
dimulai pada September 1814 dan diakhiri pada Juni 1815. Konggres Wina
ini diadakan agar Keluarga Rothschild dapat menciptakan sebuah bentuk
pemerintahan dunia. Namun rencana mereka gagal ketika Tsar Alexander I
Rusia, salah satu kekuatan besar yang tidak takluk pada bank sentral
Rothschild, menolak menerima gagasan pemerintahan dunia.
Karena berang, Nathan Mayer Rothschild
bersumpah bahwa suatu hari dia atau keturunannya akan menghancurkan
seluruh keluarga dan keturunan Tsar Alexander I.
1818: Menyusul Perancis
yang menjamin pinjaman besar pada 1817 untuk membantu membangun ulang
setelah kekalahan besar mereka di Waterloo, utusan-utusan Rothschild
membeli sejumlah besar obligasi Pemerintah Perancis yang menyebabkan
nilainya meningkat.
Pada 5 November, mereka melimpahkan
semua obligasi itu ke pasar terbuka sehingga nilainya terperosok dan
Perancis secara keseluruhan terjerumus dalam kepanikan financial.
Keluarga Rothschild lalu melangkah masuk dan mengambil kendali asupan
uang Perancis dengan cara yang sama mereka memanipulasi bursa saham
Inggris 6 tahun sebelumnya.
1821: Kalmann (Carl)
Mayer Rothschild (anak ketujuh Mayer Amschel Rothschild) dikirim ke
Napoli, Italia. Di sana dia melakukan banyak bisnis dengan Vatikan, dan
Paus Gregory XVI lalu menganugerahinya gelar "The Order of st. George".
Sehingga pada tahun 1823, Keluarga Rothschild mengambil alih pelaksanaan
keuangan Gereja Katolik di seluruh dunia.
1835: Keluarga
Rothschild memperoleh hak ke tambang-tambang air raksa Almadén di
Spanyol. Pada masa itu Almadén adalah pertambangan terbesar di dunia.
Karena air raksa merupakan komponen vital dalam menyempurnakan emas dan
perak. Ini membuat Keluarga Rothschild hampir memonopoli dunia. Sebagai
akibat dari akuisisi ini, N. M. Rothschild and Sons kemudian akan mulai
menyempurnakan emas dan perak untuk Royal Mint, Bank of England dan
banyak pelanggan internasional lainnya.
1844: Salomon Mayer
Rothschild membeli pertambangan batu bara gabungan Vitkovice dan
perusahaan perapian Blast Austro-Hungaria yang kemudian menjadi salah
satu dari sepuluh besar firma industri global.
1848: Seorang Yahudi
Ashkenazi, Karl Marx (seorang Yahudi Kripto, nama aslinya Moses
Mordechai Levy), menerbitkan "The Communist Manifesto". Menariknya,
bersamaan dengan dia mengerjakan ini, Karl Ritter dari Frankfurt
University sedang menulis antitesis yang berikutnya menjadi dasar bagi
"Nietzscheanisme" oleh Freidrich Wilhelm Nietzsche. "Nietzscheanisme"
ini kemudian berkembang menjadi Fasisme dan Nazisme dan akan digunakan
untuk menggerakkan perang dunia pertama dan kedua.
Max, Ritter dan Nietzsche semua
didanai dan diperintah oleh Keluarga Rothschild. Gagasan dibalik skema
ini adalah orang-orang yang memimpin keseluruhan konspirasi ini bisa
menggunakan perbedaan-perbedaan dan ideologi-ideologi tersebut untuk
membelah faksi-faksi ras manusia agar saling berperang. Pada dasarnya,
ini rencana yang sama dengan yang diajukan oleh Adam Weishaupt pada
1776.
1849: Gutle Schnaper, isteri Mayer Amschel Rothschild meninggal. Sebelum kematiannya, ia berkata:
"Kalau anak-anak lelakiku tidak ingin ada perang, maka tidak akan ada perang".
1850: dimulainya
konstruksi pada rumah-rumah Manor Metmore di Inggris dan Ferrières di
Perancis. Lebih banyak manor (rumah bangsawan) Keluarga Rothschild akan
menyusul di seluruh dunia, semua berisi karya-karya seni mereka yang tak
ternilai harganya.
Kekayaan Jacob (James) Mayer Rothschild
di Perancis dikatakan bernilai 600 juta franc, yang berarti 150 juta
franc lebih banyak dari semua bankir di Perancis jika digabungkan
sekaligus.
1858: Lionel de
Rothdchild (anak pertama dari Nathan Mayer Rothschild dari pernikahannya
dengan Hannah Barent Cohent, puteri dari seorang pedagang London yang
kaya raya, lahir pada tahun 1808) menjadi orang Yahudi pertama yang
menjadi anggota parlemen Inggris.
1865: Nathaniel de Rothschild (juga anak Nathan Mayer Rothschild) menjadi anggota parlemen untuk Aylesbury di Buckinghamshire.
1868: Pada tanggal 15
November, Jacob (James) Mayer Rothschild meninggal, tidak lama setelah
membeli Château Lafite, salah satu dari 4 lahan anggur besar utama di
Perancis.
1873: Tambang tembaga
Rio Tinto di Spanyol di beli oleh sebuah kelompok pemilik modal asing,
termasuk Keluarga Rothschild. Tambang ini adalah sumber tembaga terbesar
Eropa.
1886: Bank Rothschild
Perancis, de Rothschild Frères memperoleh banyak ladang minyak Rusia dan
membentuk perusahaan Caspian and Black Sea Petroleum yang segera
menjadi produsen minyak terbesar kedua di dunia.
1897: Keluarga
Rothschild mengadakan Konggres Zionis Dunia. Zionisme adalah
konspirasi untuk menundukkan seluruh dunia ke sebuah pemerintahan dunia
yang dikendalikan oleh Yahudi, dan khususnya, oleh Keluarga Rothschild.
Pertemuan pertama diselenggarakan di Basel, Swiss, pada 29 Agustus 1897.
Pertemuan ini diketuai oleh seorang Yahudi Ashkenazi, Theodor Herzl.
Herzl lalu terpilih sebagai Presiden
Organisasi Zionis Dunia yang mengadopsi "Heksagram Merah Rothschild"
sebagai bendera zionis yang 51 tahun kemudian menjadi bendera Israel.
Di konferensi ini, Chaim Weizmann, yang nanti menjadi kepalanya, menyatakan:
"Tidak ada orang Yahudi Inggris, Yahudi Perancis, Yahudi Jerman atau Yahudi Amerika. Hanya ada orang Yahudi yang tinggal di Inggris, Perancis, Jerman atau Amerika".
1903: Pada bulan
Agustus, pada Konggres Zionis Dunia ke-6 di Basel, Swiss,
diselenggarakan diskusi mengenai tawaran dari Inggris yang menawarkan
Uganda sebagai basis negara zionis Yahudi masa depan. Orang-orang Yahudi
mengajukan keberatan bahwa mereka menginginkan Palestina.
1905: Sekelompok
Rothschild yang didukung oleh orang-orang Yahudi Zionis dipimpin oleh
Georgi Apollonovich Gapon berusaha menggulingkan Tsar Rusia di dalam
sebuah kudeta komunis. Mereka gagal dan terpaksa kabur dari Rusia hanya
untuk diberikan perlindungan di Jerman.
1914: Dimulainya Perang
Dunia I. Dalam perang ini, Keluarga Rothschild Jerman meminjamkan uang
kepada Jerman, Keluarga Rothschild Inggris meminjamkan uang kepada
Inggris dan Keluarga Rothschild Perancis meminjamkan uang kepada
Perancis. Lebih jauh lagi, Keluarga Rothschild menguasai kantor berita
Eropa, Wolff (didirikan pada tahun 1849) di Jerman, Reuters (didirikan
pada tahun 1851) di Inggris dan Havas (didirikan pada tahun 1835) di
Perancis, Keluarga Rothschild menggunakan Wolff untuk memanipulasi rakyat Jerman agar bersemangat untuk berperang.
1915: Satu tahun
berikutnya, pemerintahan Islam Ottoman Turki digulingkan oleh para
sosialis Yahudi Masonis yang dengan menipu menyebut diri mereka "Young
Turks (Pemuda Turki)". Penting untuk dicatat, gerakan Pemuda Turki ini
terdiri dari Yahudi keturunan Balkan, seperti Tallat, Enver, Behaeddin
Shakir, Jemal dan Nazim.
Akibat revolusi ini, orang yang akan
dikenal sebagai Mustafa Kemal Attaturk, seorang Yahudi Kripto Alkoholis,
akan menanjak ke kursi diktator Turki. Bahkan beberapa petinggi dalam
pemerintahan sekuler Kemal ternyata dipenuhi oleh kalangan Yahudi.
1917: Keluarga
Rothschild memerintahkan orang-orang faksi Bolsheviks Yahudi yang mereka
kendalikan untuk mengeksekusi Tsar Nicholas II dan seluruh keluarganya.
Meski Sang Tsar telah turun tahta pada 2 Maret tahun tersebut. Ini
sebagai bentuk untuk memperoleh kendali atas Rusia dan sebagai
pembalasan terhadap Tsar Alexander I yang memblokir rencana pemerintahan
dunia mereka pada tahun 1815 di Konggres Wina. Dan Tsar Alexander II
yang memihak Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1864.
Sangat penting bagi mereka untuk
membantai seluruh keluarga termasuk wanita dan anak-anak, demi memenuhi
janji yang dibuat oleh Nathan Mayer Rothschild pada tahun 1815. Tindakan
ini merupakan sebuah pertunjukan kekuatan dan tantangan orang-orang
Yahudi kepada seluruh dunia.
1918: Koresponden
London Times untuk Rusia, Robert Wilson, memperlihatkan sebuah meja yang
menunjukkan struktur etnis 284 Commissar (Kepala Departemen
Pemerintahan Rusia, terutama kelompok militer) di pemerintahan Rusia
komunis baru. Para Commissar ini termasuk: 2 negro, 13 Rusia, 15 China,
22 Armenia, dan lebih dari 300 orang Yahudi. Di antara orang-orang
Yahudi itu, 264 orang telah datang ke Rusia dari Amerika Serikat sejak
jatuhnya pemerintahan Kekaisaran Rusia.
1919: Seorang Yahudi
bernama Karl Liebknecht dan seorang Yahudi Sephardis Rosa Luxemburg
terbunuh saat berusaha memimpin kudeta komunis lainnya yang didanai oleh
Rothschild juga. Kali ini kudeta itu dilaksanakan di Berlin, Jerman.
Pada tahun ini juga, orang-orang
Bolsheviks Yahudi yang didanai oleh Rothschild, dalam sejarah, membantai
60 juta orang Kristen dan non-Yahudi. Tidak heran Aleksandr
Solzhenitsyn dalam karyanya, Gulag Archipelago, vol. 2, menguatkan bahwa
orang-orang Yahudi menciptakan dan mengendalikan sistem perkemahan
terpusat Soviet teratas. Di dalam perkemahan tersebut, 10 juta orang
Kristen dan non-Yahudi meninggal. Pada halaman 79 dari buku ini bahkan
dia menyebutkan orang-orang yang mengatur perkemahan ini adalah mesin
pembunuh terbesar dalam sejarah dunia. Mereka adalah Aron Solts, Yakov
Rappoport, Lazar Kogan, Matvei Berman, Genrikh Yagoda, dan Naftaly
Frenkel. Keenam-enamnya adalah orang Yahudi.
Pada tahun itu pula, N. M. Rothschild
and Sons diberikan peran permanen untuk mengubah harga emas dunia secara
harian. Ini terjadi di kantor-kantor City of London, secara harian
selama 1.100 jam, di ruangan yang sama, sampai tahun 2004.
1924: Josef Stalin,
seorang Georgia, menjadi Premier of Soviet Union. Nama aslinya adalah
Djugashvili yang terjemahannya dari bahasa Georgia adalah "Putera
Yahudi". Dalam bahasa Georgia, Shvili berarti "Putera Dari" dan Djuga
berarti "Yahudi". Stalin juga punya 3 isteri dalam hidupnya, yaitu
Ekaterina Svanidze, Kadya Allevijah dan Rosa Kaganovich yang semuanya
adalah orang Yahudi. Menariknya, Stalin meluluskan hukum selama
kepemimpinannya yang membuat siapa pun yang terbukti bersalah atas
anti-semit dihukum mati.
1926: N. M. Rothschild
and Sons mendanai kembali Underground Electric Railways Company of
London Ltd. (Perusahaan Rel Listrik Bawah Tanah London) yang
berkepentingan mengendalikan seluruh sistem transportasi bawah tanah
London.
1930: Tiga puluh tahun
setelah Konggres Zionis Dunia Pertama diadakan di Basel, Swiss, "Bank
Dunia" Rothschild pertama yaitu "Bank of International Settlement – BIS
(Bank untuk Pembayaran Internasional)" didirikan di tempat yang sama
yaitu Basel, Swiss.
Bank ini didirikan oleh Charles G. Dawes
(utusan Rothschild dan Wakil Presiden di bawah Presiden Calvin Coolidge
dari 1925 sampai 1929), Owen D. Young (utusan Rothschild, pendiri RCA –
Radio Corporation of America, 1919 dan Ketua General Electric dari 1922
sampai 1939, dan Hjalmar Schacht dari Jerman (pendiri Reichsbank).
BIS disebut oleh para bankir sebagai
"Bank sentralnya bank-bank sentral". Berdasarkan sudut pandang masa
kini, mengingat bahwa IMF dan Bank Dunia berurusan dengan
pemerintahan-pemerintahan, BIS hanya berurusan dengan bank-bank sentral.
Semua pertemuannya diadakan secara rahasia dan melibatkan para bankir
sentral dari seluruh dunia. Contohnya adalah mantan Kepala Federal
Reserve atau Bank Cadangan Negara, Alan Greenspan, akan pergi ke markas
BIS di Basel, Swiss, 10 kali dalam setahun untuk-untuk
pertemuan-pertemuan privat tersebut.
"Didirikannya sebuah bank sentral sama dengan 90 % mengkomuniskan sebuah negara" (Lenin)
1933: Adolf Hitler
menjadi konselor Jerman. Dia mengusir semua orang Yahudi dan komunis
keluar dari jabatan pemerintahan di Jerman. Menariknya pada saat itu,
jumlah orang Yahudi di pemerintahan Jerman lebih dari 20 kali jumlah
mereka pada akhir Perang Dunia I. Akibat dari pemaksaan ini, pada bulan
Juli, orang-orang Yahudi mengadakan sebuah konferensi dunia di
Amsterdam. Di sana mereka menuntut agar Hitler mengembalikan jabatan
setiap orang Yahudi.
Hitler menolak. Akibatnya, Samuel
Untermyer, orang Yahudi Ashkenazi yang memeras Presiden Wilson, dan
sekarang menjadi Kepala Delegasi Amerika sekaligus Presiden konferensi
itu, kembali ke Amerika Serikat dan menyerukan di radio untuk menolak
berurusan dengan pedagang atau penjaga toko manapun yang menjual barang
buatan Jerman apa pun atau yang berlangganan kapal tua pengapalan
Jerman.
Lalu orang-orang Yahudi di seluruh
Amerika Serikat ikut serta dalam boikot ini. Mereka melakukan aksi
protes di luar dan merusak toko mana pun yang mereka temukan menjual
produk yang bertuliskan "Made in Germany". Akibatnya, toko-toko harus
membuang produk mereka atau mengambil resiko bangkrut.
Salah satu pengaruh boikot ini mulai
dirasakan di Jerman. Orang-orang Jerman mulai memboikot toko-toko Yahudi
dengan cara yang sama seperti orang-orang Yahudi lakukan pada toko-toko
yang menjual produk Jerman di Amerika.
Akhirnya, Nazi dan Yahudi di Palestina
bekerja sama atas dasar Yahudi ingin semua orang Yahudi tinggal di
Palestina, sementara Nazi ingin semua orang Yahudi keluar dari Jerman.
Kedua belah pihak lalu menandatangani sebuah perjanjian pemindahan yang
dikenal dengan "Ha'avara". Perjanjian itu mengizinkan pemindahan semua
orang Yahudi dan modal mereka dari Jerman ke Palestina.
Akibat dari perjanjian ini, sebanyak
60.000 orang Yahudi Jerman (sekitar 20 % orang Yahudi Jerman) bermigrasi
ke Palestina. Mereka menjadi 15 % dari penduduk Yahudi di sana sampai
1939. Mereka membawa 40 juta Dollar aset (bernilai sekitar 600 juta
Dollar sekarang) dengan persetujuan rezim Nazi.
1934: Hukum Kerahasiaan
Perbankan Swiss direformasi. Setiap pegawai bank yang melanggar rahasia
bank dianggap melakukan tindakan illegal yang berakibat kurungan
penjara. Ini semua adalah persiapan bagi Perang Dunia II yang dirancang
oleh Rothschild, seperti biasa, mereka akan mendanai kedua pihak di
dalam perang tersebut.
1939: I. G. Farben,
penghasil kimia terdepan di dunia dan penghasil baja terbesar di Jerman
meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi ini hampir semata-mata
untuk mempersenjatai Jerman dalam Perang Dunia II.
Di Jerman, Hitler secara fenomenal
berhasil mengubah negaranya dalam hal ekonomi sejak dia berkuasa. Dia
berhenti berhubungan dengan para bankir internasional Yahudi, dan
berdagang dengan barter tanpa utang tercatat di kedua pihak.
Sebagai akibat dari kebijakan ini,
Jerman mampu menghidupkan kembali kehidupan sosial dan spiritual semua
warga negaranya. Dan warga Jerman mampu membuat Jerman menjadi negara
paling kuat dan paling makmur di Eropa hanya dalam waktu 7 tahun.
Orang-orang Yahudi tidak bisa membiarkan
ini berlanjut karena mereka tahu ini akan mengakibatkan sistem uang
mereka yang dijalankan oleh utang. Maka dimulailah Perang Dunia II tahun
ini. Ini bukan perang Jerman melawan sekutu, tapi perang Jerman dan
kekuatan uang Yahudi yang mengendalikan kepemimpinan sekutu dengan
memanfaatkan mereka dengan media mereka untuk melakukan propaganda
kepada rakyat-rakyat sekutu untuk membenci Jerman.
1944:
Di akhir Perang Dunia II, pabrik-pabrik I. G. Farben yang dikendalikan
oleh Rothschild secara khusus tidak dibidik dalam serangan-serangan bom
terhadap Jerman. Menariknya, pada akhir perang, sementara daerah-daerah
Jerman menjadi puing-puing, pabrik-pabrik I. G. Farben ditemukan hanya
menderita kerusakan 15 %.
1946: Bank of England
dinasionalisasikan, itu berarti negara mendapatkan semua saham di Bank
of England yang sekarang menjadi milik Bendahara Negara dan dipercayakan
di tangan Jaksa Agung Muda Bendahara. Namun, karena pemerintah tidak
punya uang untuk membayar saham, mereka malah memberikan para pemegang
saham rahasia saat itu saham dari uang. Ini berarti meskipun negara
menerima laba operasi bank, perolehan ini sangat dikurangi fakta bahwa
pemerintah sekarang harus membayar bunga kepada saham-saham baru yang
diterbitkannya untuk membayar saham lama.
Jadi, asupan uang Inggris masih hampir
seluruhnya dipegang tangan swasta, dengan 97 % di antaranya dalam wujud
bunga yang berbuah pinjaman atau semacamnya yang diciptakan oleh
bank-bank komersial swasta. Akibatnya bank ini sangat dikendalikan dan
dijalankan oleh orang-orang dari dunia perbankan komersial dan ekonomi
konvensional. Angota-anggota Dewan Direksi, yang menentukan kebijakan
berasal hampir seluruhnya dari dunia perbankan, asuransi, ekonomi dan
bisnis besar, dan tentu saja seorang Rothschild terus duduk di dewannya.
Menariknya lagi, dalam keadaan ini, bank
ini tidak diwajibkan memperlihatkan detil-detil langkah apa pun seperti
itu, untuk menghindari krisis kepercayaan.
1950: Angka-angka
mengungkapkan bahwa sebagaimana direncanakan oleh Keluarga Rothschild,
setiap negara yang terlibat dalam Perang Dunia II mengalami penambahan
utang berlipat ganda. Akibatnya, mereka semakin di bawah kendali Yahudi.
Antara 1940 dan 1950, utang negara Amerika Serikat bertambah dari 43
Miliar Dollar menjadi 57 Miliar Dollar, naik 598 %. Utang Perancis nak
583 % dan utang Kanada naik 417 %.
1954:
Di Belanda, Bilderberg Group bertemu untuk kali pertama di Hotel
Bilderberg di Arnhem. Bilderberg Group adalah sebuah organisasi
internasional yang didirikan oleh Rothschild berisi 100-200 orang
berpengaruh, kebanyakan politisi dan pembisnis. Mereka bertemu sekali
setahun dan diam-diam menjalankan perintah kekuasaan dunia Yahudi di
balik layar. Mereka bisa memeriksa para pemimpin potensial suatu negara,
dan memutuskan apakah mereka menginginkan orang itu menjadi pemimpin
negara yang bersangkutan. Contohnya, Bill Clinton ada di sana pada tahun
1991, Tony Blair ada di sana pada tahun 1993 dan Angela Merkel ada di
sana pada tahun 2005.
1959: Bank de
Rothschild Frères di Perancis, mendirikan Imétal sebagai sebuah
perusahaan yang memayungi semua bisnis pertambangan mineral mereka. Bank
de Rothschild Frères ini pada tahun 1967, berganti nama menjadi Banque
Rothschild.
1978: Pada tanggal
16 Oktober, Uskup Besar Wojtyla menjadi Paus non-Italia pertama sejak
Hadrian VI (455 tahun sebelumnya), tapi memilih untuk tidak
mengungkapkan bahwa ibunya orang Yahudi, yang tentu saja membuatnya
memenuhi syarat menjadi warga negara Yahudi. Dia adalah Paus termuda
dalam 132 tahun, baru berusia 58 tahun dan dia mengambil nama John Paul
II.
1981: Banque Rothschild
dinasionalisasikan oleh Pemerintah Perancis. Bank baru ini disebut
Compagnie Européenne de Banque. Keluarga Rothschild kemudian mengatur
seorang penerus bagi bank Perancis ini, Rothschild and Cie Banque (RCB)
yang akan menjadi rumah investasi Perancis terdepan.
1985: N. M. Rothschild
and Sons menganjurkan Pemerintah Inggris untuk memprivatisasi gas
Inggris. Mereka lalu menganjurkan Pemerintah Inggris untuk
memprivatisasi hampir semua aset milik negara, termasuk baja Inggris,
batu bara Inggris, semua dewan pengurus listrik daerah Inggris, dan
semua dewan pengurus air daerah Inggris. Anjuran ini akan menghasilkan
beberapa miliar Poundsterling untuk mereka. Seorang anggota parlemen
Inggris yang terlibat dalam privatisasi ini adalah Norman Lamont yang
akan menjadi Konselor Bendahara, mantan bankir Rothschild.
1986: Di Inggris,
Undang-Undang Tata Tertib Umum 1986 dijadikan hukum. Undang-undang
dirancang untuk mencegah rakyat Inggris membahas masalah-masalah
imigrasi dan supremasi Yahudi dalam cara apapun. Ini juga memberi
kekuatan kepada pihak kepolisian untuk dengan kasar memasuki rumah
siapapun yang mereka anggap menentang Undang-Undang Hubungan Ras.
Undang-undang ini diajukan ke parlemen oleh Sekretaris Dalam Negeri,
Leon Brittan, sebenarnya dia adalah seorang Yahudi Lithuania dengan nama
asli Leon Brittanisky. Dia dibantu oleh saudara sepupunya , juga
seorang Yahudi Lithuania, Malcolm Rivkind atau juga dikenal dengan
Malcolm Rifkind, yang kemudian akan menjadi Sekretaris Luar Negeri.
1987: Edmond de
Rothschild membuat Bank Konservasi Dunia yang dirancang untuk
memindahkan hutang-hutang dari negara-negara dunia ketiga ke bank ini,
sebagai ganti tanah yang negara-negara ini ingin berikan kepada bank
ini. Hal tersebut dirancang agar Keluarga Rothschild bisa mendapatkan
kendali dunia ketiga, yang mewakili 30 % permukaan bumi.
1992: Privatisasi
mulai sungguh-sungguh dilakukan di Rusia. Akibatnya, lewat korupsi,
banyak kekayaan Rusia berakhir di tangan "7 Kepala Oligarki". Mereka
semua adalah para biliuner baru yang mendukung Boris Yeltsin dengan uang
dan media. Mereka bertujuh adalah Boris Berezovsky, Vladimir Gusinsky,
Mikhail Khodorkovsky, Mikhail Friedman, Alexander Smolensky, Pyotr Aven,
semuanya adalah Yahudi. Ditambah satu orang Rusia, yaitu Vladimir
Potanin. Potanin digunakan sebagai penghubung mereka secara publik
kepada pemerintah.
Bantuan yang diterima oleh Rusia dari
Barat juga langsung masuk ke dalam kantong kelompok perbankan Yahudi.
Ini terungkap ketika Washington Times melaporkan bahwa Presiden Rusia,
Boris Yeltsin, yang marah karena sebagian besar pemasukan bantuan luar
negeri disedot.
Pada 16 September, Poundsterling
Inggris ambruk ketika para spekulan mata uang yang dipimpin oleh utusan
Rothschild, seorang Yahudi Ashkenazi bernama George Soros meminjam
Poundsterling dan menjualnya untuk Mark Jerman dengan harapan bisa
membayar kembali hutang dalam mata uang yang merosot nilainya dan
mengantongi selisihnya.
Akibatnya, Konselor Bendahara Inggris,
Norman Lamont (sebelum menjadi anggota parlemen, dia adalah seorang
bankir modal bersama N.M Rothschild and Sons), mengumumkan kenaikan suku
bunga bank sebanyak 5 % dalam satu hari. Inggris pun terjerumus ke
dalam resesi yang berlangsung bertahun-bertahun ketika banyak bisnis
jatuh dan pasar perumahan hancur.
1997: Edgar
Bronfman, Ketua Konggres Yahudi Dunia, benar-benar memeras 1,5 Miliar
Dollar dari Swiss untuk korban-korban holocoust yang dia klaim sudah
mendepositokan uang mereka di sana. Dia tidak punya bukti yang cukup,
tapi Pemerintah Swiss menyerah karena Bronfman adalah salah satu
pendukung finansial Presiden Clinton dan Swiss takut akan
konsekwensi-konsekwensi diplomatis kalau mereka tidak melakukannya.
Menariknya, pada tahun tersebut sebuah
pengadilan dengan 17 anggota yang berbasis di Zurich mengatur untuk
menyelidiki identitas-identitas 5.500 rekening asing dan 10.000 rekening
Swiss yang telah tidur sejak akhir Perang Dunia II, lalu menemukan
bahwa hanya 200 rekening berisi total sekitar 10 juta dolar, kurang dari
1 % nya 1,5 Miliar Dollar yang diperas oleh Bronfman, bisa dilacak
kembali kepada korban-korban holocoust itu.
Apakah Bronfman mengembalikan sisa 99 %
dari 1,5 Miliar Dollar itu kepada Swiss? Tentu saja tidak, dan
kebetulan, sekitar 6 tahun kemudian, dia hampir tidak memberikan apa-apa
kepada para korban holocoust. Orang-orang Yahudi dituduh
menyalahgunakan uang yang mereka dapatkan dengan meniup atas nama
"keadilan untuk korban" holocoust yang belum tentu benar memang korban.
Pada tanggal 2 Mei 1997, Pemimpin
Partai Buruh Inggris, Tony Blair, terpilih sebagai Perdana Menteri.
Sedangkan pada 6 Mei di tahun yang sama atau 4 hari sesudahnya, Konselor
Bendaharanya, Gordon Brown, mengumumkan bahwa dia akan memberikan
kemerdekaan penuh kepada Bank of England dari kendali politik.
1998: Pada tanggal 18
Januari, Michael Specter menerbitkan sebuah cerita di New York Times
yang berjudul "Trafficker's New Cargo: Naive Slavic Women (Muatan Baru
Para Pedagang Illegal: Wanita-Wanita Slavia yang Naif)". Kisah ini
mengungkap cara mafia Yahudi Rusia mendominasi perdagangan budak wanita
kulit putih dalam pelacuran. Banyak di antara wanita polos yang mereka
tipu itu berakhir di Israel.
2000: Seorang kepala
Oligarki Yahudi Rusia, Boris Berezovsky, melarikan diri ke London agar
tidak ditangkap di Rusia dan mengalihkan urusan bisnisnya kepada
pelindungnya, seorang Yahudi Rusia lainnya, Roman Abramovich, yang
kemudian membeli Chelsea Football Club.
Pada 1 Oktober, Rome Observer
menampilkan sebuah cerita tentang bagaimana polisi Italia memutus
jaringan pedofilia yang telah menculik anak-anak non-Yahudi berusia
antara 2 dan 5 tahun dari panti asuhan, lalu memperkosa dan membunuh
mereka. Jaringan pedofil (terdiri dari 11 anggota geng Yahudi) ini telah
memfilmkan pemerkosaan dan pembunuhan tersebut demi keuntungan industri
film porno sadis dan sudah menjual salinannya, lebih dari 1.700
pelanggan telah membayar sebanyak 20.000 Dollar untuk melihat anak-anak
berusia 2 sampai 5 tahun ini diperkosa secara brutal dan dibunuh.
2001: Seorang kepala
Oligarki Yahudi Rusia, Vladimir Gusinsky, melarikan diri ke Rusia. Di
sana dia menghadapi tuntutan pencucian uang, lalu bersembunyi di Israel.
Dia berkewarganegaraan ganda Rusia dan Israel.
2003:
Seorang kepala Oligarki Rusia, Mikhail Khodorkovsky, ditahan di penjara
Rusia dengan tuduhan penipuan, penggelepan dan mangkir pajak.
2005: Pada tanggal 30
September, surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, menerbitkan 20
ilustrasi kartun. Sebagian besar di antaranya menggambarkan Nabi
Muhammad. Kartun-kartun ini lalu dicetak ulang di lebih 50 negara yang
mengakibatkan protes skala besar dari komunitas muslim sedunia.
Alasan tepat dari percetakan kartun ini
adalah untuk menyulut ketegangan antara dunia Barat dan komunitas
muslim. Menariknya, editor budaya Jyllands-Posten yang bertanggung jawab
atas terbitan asli kartun-kartun ini adalah Flemming Rose, seorang
Yahudi.
Pada 5 Desember, setelah tuduhan dari
para perevisi holocoust bahwa pemimpin-pemimpin Perang Dunia II tidak
pernah menyebutkan holocoust orang-orang Yahudi di kamar-kamar gas.
Richard Lynn, Profesor Emeritus di University of Ulster, melaporkan
penelitiannya tentang masalah ini:
"Saya telah memeriksa tulisan dan pidato Perang Dunia II Churchill dan pernyataannya sangat tepat, tidak sekali pun dia menyebut "kamar gas Nazi", genosida orang Yahudi", atau "enam juta" korban Yahudi dalam perang".
Pada 6 Desember, David Cameron terpilih
sebagai Pemimpin Partai Konservatif Inggris. Cameron adalah kesukaan
lama Keluarga Rothschild. Cameron telah menjadi penasehat khusus Norman
Lamont ketika dia menumbangkan ekonomi Inggris untuk Keluarga Rothschild
pada tahun 1993. Cameron juga punya hubungan dengan keluarga kerajaan
Inggris.
Menariknya, organisasi "Conservative
Friends of Israel (Teman-Teman Konservatif bagi Israel)" berkoar dengan
bangga di situs mereka bahwa lebih dari dua pertiga anggota konservatif
Inggris di parlemen adalah anggota organisasi mereka. Hal ini sungguh
menjadi luar biasa, karena angka pemerintah resmi mengungkapkan bahwa
orang-orang Yahudi hanya mewakili kurang dari setengah persen penduduk
Inggris.
2006: Sejarawan
Inggris, David Irving, dihukum 3 tahun penjara di Austria karena
menyangkal holocoust orang-orang Yahudi pada Perang Dunia II. Penting
untuk dicatat bahwa satu-satunya peristiwa sejarah yang bisa membuat
anda ditangkap karena mempertanyakannya adalah holocoust ini.
Dinasti Rothschild di Asia
1830: David Sassoon
(seorang Yahudi dan bankir Yahudi untuk David Sassoon and Co., dengan
cabang-cabang di Cina, Jepang dan Hongkong) menggunakan monopoli
perdagangan opium di daerah ini atas nama Rothschild, untuk
mengendalikan Pemerintah Inggris untuk memperjualbelikan 18.956 peti
opium. Ini menghasilkan jutaan Dollar bagi Keluarga Rothschild dan
keluarga kerajaan Inggris.
1836: David Sassoon
meningkatkan perdagangannya di Cina sampai lebih dari 30.000 peti opium
pertahun, dan kecanduan obat-obatan di kota-kota pesisir menjadi
endemis.
1839: Cina mengalami
kecanduan opium yang merajalela yang mengisi kocek David Sassoon,
keluarga kerajaan Inggris dan Keluarga Rothschild. Akibatnya, Kaisar
Manchu memerintahkan perdagangan opium dihentikan. Dia memilih
Komisioner Kanton, Lin Tse Hu, sebagai pemimpin kampanye melawan opium.
Lin Tse Hu mengatur penyitaan 2.000 peti opium Sassoon dan membuangnya
ke sungai. David Sassoon memberi tahu Keluarga Rothschild yang menuntut
angkatan bersenjata Inggris untuk membalas demi melindungi bisnis
perdagangan narkoba mereka.
Angkatan bersenjata Inggris menyerang
kota dan memblokade pelabuhan. Tentara Cina sudah berkurang hingga
tinggal sepersepuluhnya saja akibat kecanduan opium, dan terbukti bukan
tandingan tentara Inggris. Perang berakhir pada tahun 1942 dengan
penandatanganan Pakta Nanking, yang isinya:
- Pengesahan penuh perdagangan opium di Cina
- Kompensasi bagi David Sassoon 2 juta Poundsterling untuk opium yang dibuang ke dalam sungai oleh Lin Tse Hu
- Kedaulatan Teritorial untuk Raja Inggris atas beberapa pulau lepas pantai yang dipilih.
- Ketentuan-ketentuan berikut dirancang untuk menjamin Keluarga Rothschild, lewat boneka mereka, David Sassoon, hak untuk menyediakan opium bagi segenap penduduk Cina.
1945: Pada tanggal
16 Juli, dilakukan uji coba atom pertama yang berhasil di Situs Trinity,
200 mil ke Selatan Los Alamos. Penciptanya, J. Robert Oppenheimer,
seorang Rothschild, yang menyatakan:
"Saya menjadi kematian, penghancur dunia".
Dan pada bulan itu juga, ledakan
berikutnya di Jepang mengakibatkan matinya 140.000 orang di Hiroshima
dan 80.000 orang di Nagasaki.
1949: Pada 1
Oktober, Mao Tse Tung menyatakan didirikannya Republik Rakyat Cina (RRC)
di lapangan Tiananmen, Beijing. Dia didanai oleh Komunisme yang
diciptakan oleh Rothschild di Rusia dan ditangani oleh utusan-utusan
Rothschild., yaitu:
- Salomon Adler, mantan pejabat Bendahara Amerika Serikat yang juga mata-mata Soviet;
- Israel Epstein, putera seorang Bolsheviks Yahudi yang dipenjara oleh Tsar Rusia karena berusaha menyulut revolusi di sana;
- Frank Coe, pejabat terdepan IMF yang dimiliki oleh Rothschild
1984:
Mossad terjerumus masalah. Mereka melatih angkatan bersenjata khusus
Sri Langka dan pemberontak Macan Tamil dari Sri Langka di sekolah
pelatihan Mossad yang sama, Kfar Sirkin, Israel. Ini terjadi setelah
menjual kursus latihan militer kepada kedua belah pihak, sebagai langkah
maju dari Keluarga Rothschild yang mendanai kedua pihak dalam perang.
Dan ketika kedua faksi pergi untuk kembali ke Sri Langka, tidak ada yang
tahu bahwa musuh mereka dilatih di perkemahan yang sama oleh organisasi
yang sama.
1988: Pada tanggal
17 Agustus, Presiden Pakistan, Jenderal Zia ul Haq, dibunuh dalam sebuah
kecelakaan udara. Duta Besar Amerika Serikat untuk India pada saat itu,
John Dean, melaporkan kepada para atasannya bahwa dia punya bukti kalau
Mossad berada di balik pembunuhan ini untuk mencegah Pakistan
mengembangkan bom nuklir. Dean kemudian dituduh mempunyai
ketidakseimbangan mental dan dibebaskan dari tugasnya di Departemen
Hubungan Luar Negeri. Bagaimanapun, dia menolak untuk melepaskan
pandangan ini dan membeberkannya kepada publik pada tahun 2005 ketika
dia berusia 80 tahun.
Bolshevisme adalah pelepasan kepemilikan negara Kristen dunia sampai tingkat tidak ada modal tersisa di tangan orang Kristen. Dengan demikian, semua orang Yahudi bisa bersama-sama memimpin dunia dan menguasai tempat manapun yang mereka pilih" (George Pitter-Wilson)
Dinasti Rothschild di Afrika
1899: Berdasarkan
temuan jumlah kekayaan yang semakin bertambah besar dalam bentuk emas
dan berlian di Afrika Selatan, Keluarga Rothschild, melalui
utusan-utusan mereka yang bernama Lord Alfred Milner dan Cecil Rhodes,
mengirim 400.000 serdadu Inggris ke sana untuk berperang melawan "musuh"
yang terdiri dari 30.000 petani Boer bersenapan yang lebih memilih
tidak meninggalkan tanah mereka.
Selama perang inilah perkemahan terpusat
diciptakan, ketika Inggris mengumpulkan siapa pun yang bersimpati
kepada para Boer, termasuk wanita dan anak-anak, lalu menempatkan mereka
di perkemahan-perkemahan tidak sehat dan dijangkiti demam. Tentara
Inggris Rothschild lalu menang perang, dan kekayaan besar emas dan
berlian mengalir ke kocek Keluarga Rothschild.
1972:
World Health Organization (WHO, organisasi kesehatan dunia) melakukan
program vaksinasi cacar besar-besaran untuk jutaan orang Afrika. Vaksin
cacar ini ditempeli virus HIV/AIDS sehingga program pengurangan penduduk
yang didukung oleh Rothschild bisa dimulai di kalangan penduduk
berkulit hitam miskin yang tumbuh dengan kecepatan tinggi.
1994: Nelson Mandela
terpilih menjadi menjadi Presiden Afrika Selatan yang digembar-gemborkan
oleh penjilat media di seluruh dunia. Ketika media milik Yahudi memuji
hari bersejarah tersebuat bahwa seorang pria berkulit hitam terpilih
untuk memimpin Afrika Selatan.
Sebelumnya, Nelson Mandela menjalani
26 tahun di penjara akibat, di antara banyak hal lainnya, 193 tuduhan
terorisme yang dilakukan sejak 1961 hingga 1963. Dia menyatakan di
pengadilannya pada 1964:
"Saya tidak menyangkal bahwa saya melaksanakan sabotase itu".
Apa yang lalai media Yahudi sebutkan
adalah bahwa Mandela yang kebetulan sebelum dikurung menulis pamflet
"Cara Menjadi Komunis yang Baik", sekedar ditempatkan di penjara agar
tidak ada gangguan bagi Afrika Selatan yang dijalankan oleh Keluarga
Oppenheimer Rothschild dan khususnya bisnis-bisnis tambang emas dan
berlian mereka.
Memang, Kepala Keluarga Oppenheimer
sekarang, Harry Oppenheimer, memiliki 95 % tambang berlian dunia. Tidak
mengejutkan bahwa media Yahudi lalai memberi tahu pembaca kenapa
orang-orang kulit hitam di Afrika Selatan memang mendapatkan Afrika
untuk rakyat Afrika, itu karena semua tambang emas dan berlian (kekayaan
Afrika Selatan) masih dikendalikan oleh orang-orang Yahudi.
Maka tidak mengejutkan bahwa African
National Conggress (ANC) di Afrika Selatan dibimbing oleh 2 orang Yahudi
Komunis, yaitu Albie Sachs dan Yossel Mashel Slovo (Joe Slovo). Bahkan,
ketika ANC Nelson Mandela mengambil alih Afrika Selatan, Slovo diangkat
menjadi Menteri Perencanaan.
Akibatnya, negara itu menderita
penurunan standard yang dramatis bagi penduduk kulit hitamnya, dan
dengan cepat menurun ke status negara yang paling penuh kekerasan dan
kejahatan. Infeksi AIDS melonjak sampai setidaknya 25 % penduduk kulit
hitam. Penerus Mandela, Govan Mbela, setelah menjadi penerus Mandela
sebagai Presiden, menyatakan bahwa kemiskinanlah, bukan HIV, penyebab
AIDS.
2000: Di
Tanzania, dengan sekitar 1,3 juta orang sekarat akibat AIDS. Bank Dunia
dan IMF yang bertanggung jawab atas ekonomi Tanzania sejak 1985,
memutuskan Tanzania mengubah periksa gratis di rumah sakit. Mereka juga
memerintahkan Tanzania untuk mengubah biaya sekolah dari sistem
pendidikan yang sebelumnya gratis, lalu mengungkapkan keterkejutan
ketika pendaftaran sekolah jatuh dari 80 % menjadi 66 %. Produk
Domestik Bruto (PDB) Tanzania jatuh dari 309 Dollar menjadi 210 Dollar
perkapita, standard melek huruf jatuh dan rasio kemiskinan melarat telah
meningkat, meliputi 50 % penduduk.
2004:
Para pemimpin Islam di Nigeria Utara, mengklaim kampanye imunisasi
United Nations Children's Fund (UNICEF, Dana Anak-Anak PBB) merupakan
bagian dari plot Amerika Serikat untuk mengurangi penduduk daerah itu
dengan menyebarkan AIDS dan alat-alat sterilisasi. Orang-orang Afrika
berkaca uji-uji coba laboratorium mereka sendiri menunjukkan vaksin itu
terkontaminasi. Untuk membuktikan vaksin itu aman, Pemerintah Amerika
Serikat mengirim satu tim ilmuwan, pemimpin agama, dan lain-lainnya ke
sana untuk menyaksikan uji-uji coba vaksin itu di
laboratorium-laboratorium asing. Bagaimanapun, begitu uji-uji coba itu
selesai, mereka menolak untuk merilis hasilnya.
Dinasti Rothschild di Timur Tengah
1875: Keluarga
Rothschild mengendalikan Terusan Suez untuk melindungi kepentingan
bisnis besar mereka di daerah itu. Maka Lionel de Rothschild (Anak
Pertama Nathan Mayer Rothschild) memerintahkan Perdana Menteri Yahudi,
Benjamin Disraeli, untuk membeli saham di Terusan Suez dari Khedive Said
di Mesir. Keluarga Rothschild meminjamkan uang kepada Pemerintah
Inggris untuk memudahkan pembelian ini. Karena mereka membutuhkan
pemerintahan yang mereka kendalikan sehingga mereka bisa menggunakan
kekuatan militer pemerintah tersebut untuk melindunginya.
1924: Edmond de
Rothschild (Anak Jacob (James) Mayer Rothschild) mendirikan Palestine
Jewish Colonization Association (PJCA) yang memperoleh tanah seluas
lebih dari 500 Km2. Lalu dia mendirikan berbagai usaha bisnis di sana,
termasuk mendirikan industri anggur Israel.
Pada 1 Juli, ketika Edmond de
Rothschild meninggalkan rumah sakit Zedek Shaarei di Yerussalem, Dr.
Yaakov Yisrael Dehan dibunuh oleh seorang Zionis bernama Avraham Tahomi.
Ini adalah hasil dari pertemuan organisasinya antara delegasi para
pemimpin ortodoks dan sekelompok pemimpin Arab yang dikepalai oleh Raja
Abdullah. Dr. Dehan adalah pejuang perdamaian bersama para penghuni
Arab veteran di tanah suci, kebalikan langsung dari apa yang diinginkan
oleh para zionis.
1925: Ensiklopedia
Yahudi tahun itu membuat pernyataan tentang keberadaan orang-orang
Yahudi Ashkenazi (yang mewakili sekitar 90 % umat Yahudi) dengan
pengakuan mengejutkan bahwa musuh orang Yahudi, yaitu Esau (juga dikenal
sebagai Edom), sesungguhnya merupakan sebagian besar ras Yahudi.
1946: Pada 12
Februari, David Ben-Gurion, orang yang akan menjadi Perdana Menteri
Israel, seorang yahudi Ashkenazi, memerintahkan Menachem Begin, yang
juga akan menjadi Perdana Menteri Israel, juga seorang Yahudi Ashkenazi,
untuk melaksanakan sebuah serangan teoris terhadap Hotel King David di
Palestina. Serangan itu bertujuan untuk berusaha dan mendesak Inggris
keluar. Akibat kejadian ini, 91 orang terbunuh, kebanyakan mereka adalah
rakyat sipil: 41 orang Arab, 28 orang Inggris, 17 orang Yahudi dan 5
orang lainnya. Sekitar 45 orang terluka.
Ketika ditanya oleh seorang jurnalis
ternama Russell Warren Howe, tentang apakah dia menganggap dirinya Bapak
Terorisme di Timur Tengah. Menachem Begin dengan bangga menjawab:
"Tidak, di seluruh dunia".
1947: Inggris
menyerahkan kendali atas Palestina kepada PBB. PBB memutuskan Palestina
dibagi menjadi 2 negara. Satu Yahudi dan satu Arab, dengan Yerussalem
tetap menjadi Zona Internasional yang dinikmati oleh semua keyakinan
agama.
Padahal
PBB tidak punya hak untuk memberikan properti Arab kepada siapapun.
Orang Yahudi hanya memiliki 6 % dari total orang Palestina pada saat
itu, tapi Resolusi PBB 181 menghibahkan 57 % tanah Palestina kepada
Yahudi. Dengan demikian, orang Arab Palestina, yang pada saat itu
sejumlah 94 %, hanya disisakan 43 %.
Serangan-serangan teror terhadap Inggris
di Palestina berlanjut, selama musim panas, 3 teroris Yahudi (Jacob
Weiss, Meir Nakar dan Aushalom Habib) ditemukan bersalah atas serangan
terhadap penjara Acre pada 4 Mei 1947. Mereka akan dihukum gantung.
Pada waktu yang sama, geng teroris
Irgun yang dikepalai oleh Menachen Begin, menahan 2 sersan Inggris,
yaitu Mervyn Paice dan Clifford Martin, sebagai tawanan untuk 3 teroris
Yahudi di atas.
Eksekusi para teroris dilakukan, dan
para sersan Inggris ditemukan dieksekusi juga, digantung dari 2 pohon
eukaliptus. Tidak puas dengan membunuh para prajurit Inggris ini,
orang-orang Yahudi meranjau mayat mereka.
Menariknya, sebuah surat kabar Inggris,
Daily Express, pada awalnya memasang di berita utama sebuah foto besar
kedua prajurit ini digantung di pohon, tapi halaman depan ini sudah
dihapus dari arsip Daily Express. Pemilik Daily Express adalah Richard
Desmond, seorang pornografi Yahudi.
1948: Pada dini hari
tanggal 19 April, 132 teroris Yahudi dari geng Irgun yang dipimpin oleh
Menachem Bagin, dan geng Stren yang dipimpin oleh Yitzhak Shamir
memimpin pembantaian 200 pria, wanita dan anak-anak saat mereka sedang
tidur dengan damai di sebuah desa Arab bernama Deir Yassin.
Sesudah PBB mengubah Palestina menjadi
sebuah negara Yahudi merdeka dan sebuah negara Arab merdeka pada 15 Mei
1948, orang-orang Israel meluncurkan serangan militer lainnya kepada
orang-orang Arab (Palestina) dengan alat-alat pengeras suara di atas
truk-truk yang meraung-raung kepada orang-orang Arab bahwa kalau mereka
tidak segera pergi, mereka akan dibantai.
Sebanyak 800.000 orang Arab yang
teringat pembantai Deir Yassin kabur dengan panik sambil meninggalkan
akta kelahiran mereka. Negara Israel kemudian meluluskan hukum bahwa
hanya orang Arab yang bisa membuktikan kewarganegaraan mereka yang boleh
kembali ke tanah mereka. Itu berarti 400.000 orang Arab tidak bisa
kembali dan kehilangan semua properti yang mereka miliki di sana.
Setelah rangkaian kejahatan perang
genosida perbuatan Yahudi ini, orang-orang Yahudi sekarang menguasai 78 %
bekas Palestina, dibandingkan dengan 57 % yang telah diberikan kepada
mereka secara illegal oleh PBB yang dikendalikan oleh Yahudi. Ironisnya,
orang-orang Arab, banyak di antara mereka orang Kristen, tidak akan
pernah mendapat ganti rugi atas rumah, properti dan bisnis yang dicuri
dari mereka selama genosida ini.
1954: Agen-agen Israel
merekrut warga Mesir keturunan Yahudi untuk mengebom sasaran-sasaran
Barat di Mesir, untuk mengkambinghitamkan orang-orang Arab. Ini jelas
merupakan usaha untuk merusak hubungan Amerika dan Mesir. Menteri
Pertahanan Israel, seorang Yahudi Ashkenazi bernama Pinhas Lavon
akhirnya dicopot dari jabatannya, meskipun banyak orang berpikir
sesungguhnya David Ben-Gurion lah yang bertanggung jawab.
1957: Dalam sebuah
invansi gabungan Inggris, Israel dan Perancis di Terusan Suez, Ariel
Sharon mengomando unit-unit yang membunuh tawanan-tawanan perang Mesir,
begitu pula para pekerja sipil Sudan yang ditangkap oleh orang-orang
Yahudi. Total 273 tahanan tak bersenjata dieksekusi dan dibuang ke
kuburan-kuburan massal. Cerita ini dipendam selama hampir 40 tahun
sampai muncul edisi 16 Agustus 1995 London Daily Telegraph.
1967: Perlakuan
orang-orang Yahudi terhadap orang-orang Palestina akhirnya menyulut
kemarahan dunia Arab terutama di Mesir, Yordania dan Suriah untuk
bersiap-siap di perbatasan Israel. Ketiga negara ini mendadak diserang
oleh Israel, akibatnya, Sinai dicuri dari Mesir, sedangkan West Bank dan
sungai Yordania dicuri dari Yordania. Bahkan pada 9 Juni 1967, Israel
secara illegal menduduki Dataran Tinggi Golan yang direbutnya dari
Suriah. Daerah ini lalu menyediakan sepertiga air bersih Israel.
1973: Dalam usaha untuk
mendapatkan tanah-tanah yang dicuri Israel tersebut. Mesir, Yordania,
Suriah dan Irak menyerang Israel dan mendesak pasukan Israel untuk
mundur. Karena Israel terancam kalah, pemerintah Amerika Serikat yang
dikendalikan oleh Yahudi mengirim banyak peralatan dan persenjataan
militer Amerika Serikat dari uang pajaknya untuk mendukung tentara
Israel. Bahkan Pemerintah Amerika Serikat menyiagakan angkatan
bersenjata Amerika Serika baik di Jerman maupun di Fort Bragg, Carolina
Utara sehingga sewaktu-waktu bisa dikirim ke Israel untuk membantu
tentara Israel dalam perang ini.
1977: Pada tanggal 25
Desember, Knesset Israel meluluskan hukum anti missionaris, 5738-1977,
yang mendekritkan bahwa kalau ada orang Kristen non-Yahudi memberikan
sebuah Perjanjian Baru kepada seorang Israel, dia bisa dipenjara sampai 5
tahun.
1978: Pada bulan Maret,
tentara Israel memasuki Lebanon Selatan dan menduduki bentangan tanah 6
mil ke utara perbatasan mereka. Peristiwa ini akibat serangan kepada
Israel dengan terbunuhnya 30 orang penumpang sebuah bus. Dari situ
mereka meluncurkan serangan-serangan bom Cluster tanpa pandang bulu.
Serangan ini mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang Lebanon dan
Palestina, kebanyakan di antara mereka adalah rakyat sipil.
1981: Pada tanggal
10 Juli, kekerasan lagi-lagi meledak di Lebanon Selatan dan Israel
lagi-lagi membombardir Beirut hingga membunuh 450 orang. Menurut Kurt
Waldheim, Sekretaris Jenderal PBB, angkatan udara Israel membombardir
sasaran-sasaran Palestina di Lebanon Selatan.
1982: Dari 16 sampai
dengan 18 September, Ariel Sharon, seorang Yahudi Ashkenazi sekaligus
orang yang akan menjadi Perdana Menteri Israel lalu Menteri Pertahanan,
dengan hati-hati mengatur invansi Israel ke Lebanon, yang menyediakan
penerangan udara untuk memudahkan pembunuhan antara 1.000 sampai 2.000
wanita dan anak-anak dalam pembantaian Sabra dan Shatilla. Mereka
menyebut operasi ini dalam Yahudi Inggris, "Operasi Kedamaian untuk
Galilee". Sharon lalu mengalihkan perhatiannya ke ibukota Beirut, dan
dalam rangkaian serangan udara terhadap sasaran-sasaran sipil,
setidaknya 18.000 rakyat sipil Lebanon dan Palestina terbunuh.
Publik diberitahukan alasan invansi
illegal terhadap Lebanon untuk menghentikan serangan-serangan lintas
perbatasan oleh para gerilyawan Palestina di Lebanon Selatan terhadap
pemukiman-pemukiman utara Israel. Bagaimanapun, alasan sesungguhnya baru
diketahui ketika penjagalan ini dihentikan, begitu pemimpin Palestinian
Liberation Organisation (PLO, Organisasi Pembebasan Palestina), Yasser
Arafat, yang tinggal di Beirut, kabur ke Tunisia.
1985: Israel
menjalankan "Operasi Hitam" di kapal pesiar "Achille Lauru", ketika
kapal itu berlayar dari Alexandria ke Port Said, Mesir. Kapal ini
dibajak, Israel semakin memperburuk posisinya, ketika seorang penumpang
berkursi roda, seorang Yahudi Amerika, Leon Klinghoffer, dieksekusi dan
dilempar ke luar kapal, menyebabkan seluruh dunia marah, terutama di
Amerika. Lebih jauh lagi, orang-orang Yahudi memastikan hal ini menjadi
berita utama hari itu di seluruh dunia di media cetak dan televisi.
Taktik
ini dijelaskan dalam buku "Profits of War (Keuntungan Perang)". Di
dalamnya mantan penasehat intelijen khusus untuk Perdana Menteri Israel,
Yitzhak Shamir, Ari Ben-Menashe, menjelaskan bagaimana intelijen Israel
telah mendanai kelompok-kelompok teror Palestina untuk melakukan
serangan kepada sasaran-sasaran Israel, agar dunia terutama Amerika,
bersimpati kepada Israel dan orang-orang Yahudi serta membenci
orang-orang Palestina.
1991: Menyusul invansi
Irak terhadap Kuwait pada 2 Agustus 1990, pada 6 januari 1991, Amerika
Serikat dan Inggris memulai rentetan pengeboman udara ke sasaran-sasaran
di dalam Irak. Pada 24 Februari, rentetan serangan darat di mulai yang
berlangsung selama 100 jam sampai 28 Februari, ketika sebuah kejahatan
terjadi.
Kejahatan ini adalah pembantaian 150.000
tentara Irak dengan bahan bom udara bahan bakar. Orang-orang Irak ini
melarikan diri lewat jalan tol yang padat dari Kuwait ke Basrah.
Presiden George Herbert Walker Bush memerintahkan pesawat udara Amerika
Serikat dan unit-unit darat untuk membunuh tentara yang menyerah ini,
yang kemudian di buldozer ke dalam kuburan massal tanpa tanda di gurun
pasir.
Kejadian
ini bertepatan dengan jatuhnya Hari Purim (hari libur Yahudi) pada
tahun tersebut. Inilah hari orang-orang Yahudi merayakan kemenangan
mereka atas Babilonia kuno yang sekarang bertempat di dalam batas-batas
Irak, dan hari ketika orang-orang yahudi didorong untuk mendapatkan
pembalasan berdarah terhadap musuh-musuh mereka, yang Purim nyatakan
pada dasarnya adalah semua orang non-Yahudi.
1993: Pada 25 Juli,
tentara Israel meluncurkan "Operasi Pertanggungjawaban" terhadap Lebanon
Selatan sebagai tanggapan terhadap serangan tentara Hizbullah yang
membunuh 7 prajurit Israel di Israel Utara. Serangan Israel ini
merupakan rangkaian serangan udara sepanjang minggu yang membunuh 130
rakyat sipil Lebanon dan 300.000 orang lainnya terpaksa melarikan diri
dari rumah mereka.
1994: Pada 25 Februari,
tepatnya pada hari Purim, di Israel, Dr. Baruch Kappel Goldstein, yang
melayani sebagai seorang dokter di Israeli Defense League (IDF, Liga
Pertahanan Israel), dan merupakan keturunan langsung dari Rabi Shneur
Zalman dari Liadi, pendiri gerakan Chabad Lubavitch, memasuki mesjid
cave of the Patriachs (gua para kepala keluarga) saat shalat dan
membunuh 29 orang muslim serta melukai 125 orang lainnya. Dia melakukan
ini dengan menembaki mereka dengan sebuah senjata otomatis. Akhirnya dia
kalah jumlah oleh orang-orang yang selamat dan dihajar sampai mati.
Hanya 2 hari setelah pembantaian Goldstein, Rabi Yaacov Perrin menyatakan:
"Satu juta orang Arab tidak sebanding dengan kuku jari seorang Yahudi".
1996: dalam rangkaian
serangan militer Israel terhadap tentara Hizbullah di Lebanon Selatan
yang disebut "Operation Grapes of Wrath (Operasi Anggur Kemurkaan)",
tentara Israel melancarkan semua roket kepada sebuah ambulans di Beirut,
membunuh 6 orang rakyat sipil, yaitu 2 wanita dan 4 anak-anak.
Kurang dari seminggu kemudian, tepatnya
pada 18 April, Israel melakukan "Tragedi yang Mengerikan" lagi ketika
mereka dengan sengaja menembaki sebuah perkemahan perlindungan PBB di
desa Qana, Lebanon Selatan, membunuh 106 rakyat sipil Lebanon yang
sedang mengungsi di sana. Mereka mengungsi ke sana karena tahu tempat
itu disetujui menjadi tempat tanpa pertempuran antara tentara Hizbullah
dan Israel yang sedang berperang.
2002: Perdana
Menteri Israel, seorang penjahat perang, Ariel Sharon, memerintahkan
genosida Yahudi lainnya dengan pembantaian di perkemahan pengungsi Jenin
di West Bank. Sebagai tanggapan atas pembunuhan ini, Presiden Bush
awalnya menuntut tentara Israel langsung ditarik dari kota-kota
Palestina. Ariel Sharon secara publik menolak melakukannya. Bush pada 18
April 2002 menyatakan hal berikut ini:
"Ariel Sharon adalah orang yang damai".
2003: Pada 16 Maret,
seorang Amerika berusia 23 tahun, Rachel Corrie, pergi ke jalur gaza
untuk melindungi orang-orang Palestina dari kejahatan perang Israel yang
dilakukan di sana. Dia terbunuh saat berusaha mencegah penggusuran
rumah seorang ahli farmasi Palestina, yang tinggal bersama isterinya dan
3 anak mereka yang masih kecil. Ketika Corrie berdiri di depan rumah
ini untuk memprotes di depan sebuah Buldozer Caterpillar D9 milik
Israeli Defence Force (IDF), dia dengan sengaja dilindas oleh supir
Buldozer itu.
Amerika Serikat tidak melakukan apa-apa
untuk mengkritik Israel atas peristiwa ini. Amerika Serikat menerima
saja alasan mereka bahwa ini adalah kecelakaan. Padahal beberapa saksi
mata yang tanpa ragu berkata bahwa tindakan ini disengaja dan bahkan ada
bukti foto ketika pembunuhan ini terjadi di siang hari, Corrie sedang
mengenakan jaket orange terang.
2006: Hamas terpilih
berkuasa dalam pemilihan umum Palestina. Israel menuntut agar bantuan
dihentikan untuk Palestina, dan dilakukan dengan taat oleh Amerika
Serika, Uni Eropa dan Kanada. Ini untuk mendukung cita-cita jangka
panjang Israel, yaitu genosida seluruh rakyat Palestina yang menolak
meninggalkan Palestina.
Mantan Agen Mossad, Victor Ostrovsky,
meramalkan bahwa terjadinya hal ini pada halaman 252 di dalam bukunya
"The Other Side of Deception", yang diterbitkan pada tahun 1994:
"Kalau Mossad bisa mengatur agar Hamas
(Partai Perjuangan Sejati Rakyat Palestina) mengambil alih jalan-jalan
Palestina dari PLO, maka rencana itu terbukti benar".
Rencana yang dimaksudkannya adalah
mendukung elemen-elemen radikal muslim sehingga para fundamentalis
tersebut tidak akan bisa bernegosiasi dengan Barat.
Pada 12 Juli, 2 prajurit Israel menyasar
ke wilayah Lebanon dan ditangkap sebagai tahanan perang oleh tentara
Lebanon. Media Yahudi di seluruh dunia berteriak bahwa mereka diculik,
tapi tidak menyebutkan fakta bahwa Israel telah menangkap dan
memenjarakan lebih dari 9.000 orang Palestina tanpa peradilan. Israel
mulai mengebom Lebanon tanpa pandang bulu.
Sehubungan dengan 9.000 orang palestina
yang dipenjara tanpa peradilan. Artikel 111 hukum Israel memandatkan
bahwa pemerintah boleh menahan siapapun selama waktu yang tidak
terbatas, tanpa peradilan dan tanpa menyatakan tuntutannya.
Ketika media Yahudi melaporkan konflik
antara Israel dan Lebanon ini, mereka tidak menyebutkan jumlah penganut
Kristen di Lebanon yang mencapai 40-45 % dari populasi penduduknya.
Mereka malah menggambar Lebanon sebagai segerombolan teroris Al-Qaeda
muslim yang jahat. Dalam sebulan, lebih dari 1.000 pria, wanita dan
anak-anak Lebanon terbunuh. Ratusan ribu orang terluka, dan seperempat
penduduk negara itu mengungsi.
Perang berakhir dengan Israel menarik
diri, banyak orang Yahudi tidak puas dengan hasil akhir dan menuduh
Perdana Menteri Ehud Olmert kalah dalam perang ini. Bagaimanapun, ketika
dia hadir di hadapan Komite Urusan Asing dan Pertahanan Knesset pada 5
September 2006, dia menyatakan:
"Klaim bahwa kita kalah tidak punya landasan, setengah Lebanon hancur, apakah itu kekalahan?"
"Tidak akan pernah ada retorika Hak Asasi Manusia pada orang-orang Yahudi. Kalau pun ada, itu pasti sebuah kesalahan".
Sumber: Prime Idea
Halo, saya bernama MORAIDA LUNA. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu aku tegang finansial, dan karena putus asa, saya telah scammed oleh beberapa lender online. Aku hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal bernama Ibu Amanda yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari $ 53.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah i diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena itu saya berjanji saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi jika Anda membutuhkan setiap pinjaman apapun, hubungi dia melalui email nya: amandarichardsonloanfirm@gmail.com.
BalasHapusAnda juga dapat menghubungi saya di email saya moraidaluna@gmail.com.
Sekarang, semua saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekeningnya bulanan.
hola
BalasHapusSoy compañía de préstamos Marcos Pullen Pullen CEO. A registrados prestamistas de préstamos privados. Me hacen de los servicios financieros (préstamos), y dar préstamos a bajo tipo de interés del 2% a los discapacitados financieramente. personas, empresas, individuos, empresas y personas en la sociedad. Y también patrocina a unlish acieve tu talento y tus metas, damos préstamos que van desde $ 2,000 USD o más. Contacte con nosotros en Email: loanfinder2015@gmail.com
hola
BalasHapusSoy compañía de préstamos Marcos Pullen Pullen CEO. A registrados prestamistas de préstamos privados. Me hacen de los servicios financieros (préstamos), y dar préstamos a bajo tipo de interés del 2% a los discapacitados financieramente. personas, empresas, individuos, empresas y personas en la sociedad. Y también patrocina a unlish acieve tu talento y tus metas, damos préstamos que van desde $ 2,000 USD o más. Contacte con nosotros en Email: loanfinder2015@gmail.com
hola
BalasHapusSoy compañía de préstamos Marcos Pullen Pullen CEO. A registrados prestamistas de préstamos privados. Me hacen de los servicios financieros (préstamos), y dar préstamos a bajo tipo de interés del 2% a los discapacitados financieramente. personas, empresas, individuos, empresas y personas en la sociedad. Y también patrocina a unlish acieve tu talento y tus metas, damos préstamos que van desde $ 2,000 USD o más. Contacte con nosotros en Email: loanfinder2015@gmail.com
hola
BalasHapusSoy compañía de préstamos Marcos Pullen Pullen CEO. A registrados prestamistas de préstamos privados. Me hacen de los servicios financieros (préstamos), y dar préstamos a bajo tipo de interés del 2% a los discapacitados financieramente. personas, empresas, individuos, empresas y personas en la sociedad. Y también patrocina a unlish acieve tu talento y tus metas, damos préstamos que van desde $ 2,000 USD o más. Contacte con nosotros en Email: loanfinder2015@gmail.com
hola
BalasHapusSoy compañía de préstamos Marcos Pullen Pullen CEO. A registrados prestamistas de préstamos privados. Me hacen de los servicios financieros (préstamos), y dar préstamos a bajo tipo de interés del 2% a los discapacitados financieramente. personas, empresas, individuos, empresas y personas en la sociedad. Y también patrocina a unlish acieve tu talento y tus metas, damos préstamos que van desde $ 2,000 USD o más. Contacte con nosotros en Email: loanfinder2015@gmail.com
HANDPHONE ORIGINAL TERPERCAYA. Nikmati Keuntungan Berbelanja Dengan Hrg Relatif Murah,Super Promo.Kami Menawarkan Berbagai Jenis Type HP,Laptop,Camera,dll,Garansi Resmi Distributor dan Garansi TAM ....
BalasHapusSemua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya.
BERMINAT HUB-SMS:0857-3112-5055 ATAU KLIK WEBSITE RESMI KAMI http://www.alpha-shopelektronik.blogspot.com/
BlackBerry>Samsung>Nokia>smartfrend>Apple>Acer>Dell>Nikon>canon>DLL
Dijual
Ready Stock !
BlackBerry 9380 Orlando - Black
Rp.900.000,-
Ready Stock !
BlackBerry Curve 8520 Gemini
Rp.500.000,-
Ready Stock !
BlackBerry Bold 9780 Onyx 2
Rp.800.000,-
Ready Stock !
Blackberry Curve 9320
Rp.700.000,-
Ready Stock !
Samsung Galaxy Tab 2 (7.0)
Rp. 1.000.000
Ready Stock !
Samsung Galaxy Nexus I9250 - Titanium Si
Rp.1.500.000,-
Ready Stock !
Samsung Galaxy Note N7000 - Pink
Rp.1.700.000
Ready Stock !
Samsung Galaxy Y S5360 GSM - Pure White
Rp.500.000,-
Ready Stock !
Nokia Lumia 800 - Matt Black
Rp.1.700.000,-
Ready Stock !
Nokia Lumia-710-white
Rp. 900.000,-
Ready Stock !
Nokia C2-06 Touch & Type - Dual GSM
Rp.450.000,-
Ready Stock !
Nokia Lumia 710 - Black
Rp. 900.000,-
Smartfren Andromax Z
Rp.1,500.000
Smartfren Andromax U Limited Edition
Rp.1.000.000
Tablet Asus Eee Pad Slider SL 1O1
Rp.2.000.000
Tablet Asus Memo Pad ME172 V
RP.800.000
Lenovo ldea Pad B490
Rp.2.000.000
Lenovo think Pad edge A86
RP.1.500.000
Ready Stock !
Apple iPhone 4S 16GB (dari XL) - Black
Rp.1.200.000,-
Ready Stock !
Apple iPhone 4S 16GB (dari Telkomsel)
Rp.1.200.000,-
Ready Stock !
Apple iPod Touch 4 Gen 8GB
Rp.700.000
Ready Stock !
APPLE iPod Nano 8GB - Pink
Rp.500.000,-
Ready Stock !
Acer Aspire 4752-2332G50Mn Core i3 Win7 Home
Rp 1.300.000
Ready Stock !
Acer Aspire S3-951-2364G34iss
Rp. 1.200.000,-
Ready Stock !
Acer Aspire 5951G Core i7 2630 Win 7
Rp. 2.500.000,-
Ready Stock !
Acer Aspire 4755G Core i5 2430 Win 7 Home Premium Green
Rp. 2.500.000,-
Ready Stock !
Nikon D7000 kit 18-105mm
Rp.1.700.000
Ready Stock !
Nikon D90 Kit 18-105mm Vr
Rp 1.300.000
Ready Stock !
Nikon Coolpix L 120 Red
Rp. 900.000
Ready Stock !
Nikon Coolpix P 500 Black
Rp 1.000.000
ALPHA SHOP
alpha-shopelektronik.blogspot.com
yg koment soax2...xixixixixixixixixixixii
BalasHapusobat kuat, obat kuat di kota medan, obat tahan lama, obat lemah syahwat
BalasHapusobat pembesar payudara, cream pembesar payudara medan 082112344445
jual vagina center di kota medan, jual vagina senter elektrik di kota medan cod 082112344445, jual vagina center di aceh, vagina center di siantar, jual vagina center di belawan cod 082112344445
dildo medan, dildo di kota medan, dildo di kota medan cod 082112344445, dildo di binjai , dildo di aceh, dildo di siantar, dildo di batam 082112344445
Halo pemirsa di seluruh dunia, Ada kabar baik untuk Anda semua hari ini dapatkan kartu ATM Kosong Anda yang berfungsi di semua mesin ATM di seluruh dunia. Kami memiliki program khusus kartu ATM yang dapat digunakan untuk meretas mesin ATM, kartu ATM dapat digunakan untuk menarik di ATM atau geser, di toko dan POS. Kami memberikan kartu ini kepada semua klien yang tertarik di seluruh dunia, Kami memberikan Kartu ATM Kosong. Apakah Anda ingin menjalani kehidupan yang baik yang dianggap ilegal, cara termudah untuk menjadi jutawan. itu juga memiliki teknik yang membuat CCTV tidak mungkin mendeteksi Anda dan Anda hanya dapat menarik sejumlah $ 5.000 Dolar dalam sehari di Mesin ATM juga tersedia saat pengiriman tunai. Kami memberikan hingga $ 10.000,00 hingga $ 1.000.000,00 Dolar Dengan layanan peretasan jaringan kami. Kami dapat Memulihkan semua uang Anda yang hilang ke Bitcoin dan mata uang Crypto lainnya, penipuan hipotek / realestate, dan ICO palsu dalam waktu 48 jam atau kurang. (Thomas Freddie Hackers) bekerja sama sebagai tim untuk melacak & memulihkan dana kembali dari PENCIPTA internet yang paling sulit. CATATAN!! Kami telah menerima laporan memilukan yang tak terhitung jumlahnya dari penipu terkenal dan kami berhasil memulihkannya kembali melalui kontak thomasunlimitedhackers@gmail.com
BalasHapusHubungi kami di ((Pemulihan Biner. Kelas Universitas. Menyeka Catatan Kriminal, Peretasan FB & IG, Telegram, Muatan & Peretasan Telepon)) membatasi kami dengan pekerjaan Anda & izinkan kami memberi Anda hasil positif dengan keterampilan peretasan kami. Kami bersertifikat dan privasi Anda 100% aman bersama kami. Jangan khawatir lagi tentang masalah keuangan Anda, Jika Anda membutuhkan layanan peretasan cyber lainnya, kami siap membantu Anda kapan saja, kapan saja, jadi hubungi kami melalui Alamat Email kami: thomasunlimitedhackers@gmail.com
Salam
THOMAS FREDDIE HACKER TANPA BATAS
Kirim email ke thomasunlimitedhackers@gmail.com
Telepon / SMS: +1 (985)465-8370
Motto: Kami menawarkan layanan tercepat dan terpercaya
Beruntunglah Anda membaca pesan dari illuminati ini, setiap manusia dipandu oleh kompas batin yang menunjuk ke arah Cahaya, mengungkapkan kebenaran dan arah ketika menghadapi keputusan.
BalasHapusDiberi banyak nama oleh para pemimpin spiritual dan tidak dapat dijelaskan oleh sains, Cahaya adalah panduan tak terlihat yang diyakini banyak orang telah membawa mereka menuju kegembiraan, kesuksesan, dan kehidupan Kelimpahan. Kami menyadari bahwa ada banyak penipuan di media sosial yang berpura-pura menjadi agen illuminati. Hati-hati, tidak semua orang yang kamu lihat itu nyata.
Organisasi ini adalah untuk PERDAMAIAN, PERLINDUNGAN, KEKAYAAN, KEKUATAN dan FAME. Untuk aspirasi keanggotaan hubungi
WHATSAPP (+19319943522) Dm Email ( Justineilluminati@gmail.com )
Kabar baik!!!
BalasHapusNama saya teddy dan saya dari Jawa Tengah Indonesia dan alamat saya KP. KADU RT 10 RW 04 KEL SUKAMULYA KEC CIKUPA KAB TANGERANG BANTEN, Saya baru saja menerima pinjaman Rp 3 Miliar (Small Business Admintration (SBA) dari Perusahaan Pinjaman Dangote setelah membaca artikel dari Lady Jane Alice (ladyjanealice@gmail.com) dan Mahammad Ismali (mahammadismali234@gmail.com) tentang cara mendapatkan
pinjaman dari Perusahaan Pinjaman Dangote dengan tingkat bunga 2% tanpa lisensi atau biaya gurantor, saya baru saja melamar melalui email dan ikhlas selama prosesnya, awalnya saya takut mengira itu seperti penipuan perusahaan peminjaman sebelumnya, tetapi yang mengejutkan saya ini nyata bahwa saya juga berjanji akan memberi tahu lebih banyak orang, percayalah itu nyata 100%, pelamar lain dari negara lain juga dapat bersaksi.
Email Perusahaan Pinjaman Dangote Melalui email: Dangotegrouploandepartment@gmail.com
Email saya: teddyteddy2234@gmail.com