Al-Qaeda Sandera Pegungsi Palestina di Kamp Yarmouk
Islam
Times-
http://www.islamtimes.org/vdcgx79wtak9tw4.1ira.html
“Ini benar-benar gila. Saya sangat lapar… kami tak punya apapun
untuk dimakan,” ujar salah seorang perempuan penghuni kamp kepada
reporter RT, Maria Finoshina. Tak ada jalan masuk lebih dalam ke kawasan
kamp karena para penembak jitu (yang disiagakan oleh pihak pemberontak
takfiri) sudah siap menembak mati siapapun yang berkeliaran di situ.
Kamp Yarmouk yang dihancurkan oleh Takfiri al-Qaeda (UNRWA)
Kelaparan, penyakit, dan keputusasaan massal menyelimuti kamp
pengungsi Palestina di Yarmouk, Damaskus. Meski perwakilan PBB telah
mengupayakan pengiriman bantuan makanan pertamanya selama beberapa
minggu ke kamp yang dikuasai pemberontak takfiri itu, namun masih banyak
warga di sana yang kelaparan.
Kamp pengungsian yang berusaha dikuasai kembali oleh pasukan pemerintah itu terletak di pinggiran selatan Damaskus, hanya sekitar lima kilometer dari pusat kota. Pasukan pemberontak takfiri telah menguasai kamp tersebut lebih dari setahun lalu dan mulai dikepung pasukan pemerintah sejak Juni (2013). Tak ada apapun dan siapapun yang keluar masuk kamp yang sekarang dihuni sekitar 18 ribu jiwa dan sedang bertahan dalam kondisi memprihatinkan itu.
Beberapa pengungsi Palestina telah tinggal dalam kamp tersebut selama puluhan tahun setelah diusir keluar oleh rezim penjajah zionis “Israel” yang merampas tanah-tanah mereka. Kini mereka mengharapkan betul sebuah resolusi untuk mengakhiri konflik di Suriah.
Selembar foto yang dirilis badan PBB Urusan Pengungsi (Relief and Works Agency atau UNRWA) pada 21 Januari 2014 silam memperlihatkan kerusakan secara umum di Yarmouk. Di kamp tersebut, menurut laporan badan itu, ribuan orang terjebak dalam kondisi yang sangat mengerikan dan amat memerlukan bantuan.
Harian Rusia, Russian Today (RT), berusaha sedekat mungkin berada di tepian kamp pengungsi yang sedang diawasi ketat oleh pihak pemerintah itu, untuk mengamati upaya UNRWA yang bekerjasama dengan pihak otoritas Suriah dan Palestina, mengirimkan bantuan makanan yang sangat diperlukan.
Di sana, hanya kalangan perempuan dan lelaki berusia lanjut saja yang dibolehkan keluar masuk kamp untuk mengambil suplai makanan. Namun mereka mengakui tak dapat kabur dari situ karena keluarganya masih terus terjebak dalam kamp.
“Ini benar-benar gila. Saya sangat lapar… kami tak punya apapun untuk dimakan,” ujar salah seorang perempuan penghuni kamp kepada reporter RT, Maria Finoshina. Tak ada jalan masuk lebih dalam ke kawasa kamp karena para penembak jitu (yang disiagaka oleh pihak pemberontak takfiri) sudah siap menembak mati siapapun yang berkeliaran di situ.
UNRWA berharap agar pengiriman bantuan makanan itu terus berlanjut. Pada Kamis lalu, badan PBB ini telah menyiapkan pengiriman makanan pertamanya selama dua minggu ke depan, yang terdiri dari seribu paket makanan—terbanyak selama ini. “Proses distribusi sedang berjalan. Ini adalah bantuan pertama yang masuk kamp sejak 21 Januari silam, saat UNRWA membagikan 138 paket makanan,” ujar jurubicara UNRWA, Chris Gunness. Konvoi bantuan lain masuk kamp pada hari Jumat.
Berbicara kepada Reuters, Gunness mengatakan bahwa mereka berharap “melanjutkan dan menambah secara substansial jumlah bantuan yang sedang dikirimkan… dari jam ke jam, kebutuhan mereka (para pengungsi Palestina) terus meningkat.”
Bahkan dalam suasana memprihatinkan itu, muncul secara massif pelbagai fitnah tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi di sana. Sampai-sampai Reuters mengklaim bahwa UNRWA telah mengetahui salah satu konvoi bantuan terakhirnya diberondong pasukan pemerintah agar para pengungsi Palestina itu tetap kelaparan. Nada yang sama disuarakan oleh para aktivis oposisi yang mengklaim bahwa pihak pemerintah menggunakan kelaparan sebagai senjata.
Sementara itu, para penghuni kamp Yarmouk terus menderita—seraya menyebut kawanan pemberontak takfiri bersenjata sebagai biang keladinya. “Tak ada makanan, tak satupun yang dapat dimakan atau diminum, kelompok takfiri ada di dalam,” ujar salah seorang penghuni kepada RT. “Saya bersumpah demi ruh Nabi, kami ingin kondisi ini dihentikan. Apa salah kami? Kami ingin keluar!” Penghuni lain juga ikut berteriak, “Kami tidak dapat pergi—pemberontak takfiri menyandera kami.”
Sejak bulan Juni lalu, sudah 85 penghuni kamp yang tewas, dan banyak pihak mengkuatirkan jumlahnya akan terus bertambah jika situasi tidak segera dipulihkan dan suplai bantuan tidak mulai dijalankan secara normal.
Kini kebuntuan telah berlangsung selama berbulan-bulan tanpa tanda-tanda akan segera berakhir—kendati pihak otoritas Palestina ikut memberi bantuan. Duta Besar Palestina untuk Suriah, Mahmoud al-Khaldi mengatakan kepada RT bahwa pihak otoritas “sedang bernegosiasi dengan kelompok pemberontak untuk meminta mereka keluar dari kamp. Kami mengatakan kepada mereka bahwa ini tak ada nila pentingnya dan mereka (para pengungsi Palestina) hanyalah warga biasa—mereka tidak akan mencapai tujuan strategis apapun. Kami sudah tiga kali berbicara dengan mereka, tapi selalu gagal. Dan saya tidak yakin mereka akan menerima hal ini—jelas sekali.”
Penyanderaan ini telah dijadikan taktik para pemberontak takfiri yang telah teruji selama tiga tahun. Tak jauh dari Damaskus, kota kecil Adra telah dikuasai pemberontak takfiri sejak medio Desember 2013 lalu.
Kota itu dihuni sekitar 5000 warga sipil yang tidak boleh keluar kota sehingga menjadi tawanan di rumah mereka sendiri dan digunakan sebagai perisai manusia bila sewaktu-waktu pasukan pemerintah memutuskan untuk melancarkan serangan. Kini para pemberontak mendirikan kamp di luar kota—namun tak dapat diserang lantaran kuatir akan menyebabkan terbunuhnya warga sipil.
Anwar Raja dari Front Popular bagi Pembebasan Palestina, memandang taktik kelompok pemberontak takfiri sebagai langkah yang jelas-jelas dimaksudkan untuk menuduh pihak pemerintah terlibat dalam menciptakan kelaparan di kalangan warganya sendiri. “Kelaparan yang dialami warga sedang diperdagangkan Jabhah (Front) Nusrah serta kelompok-kelompok takfiri lainnya. Mereka ingin mengatakan kepada dunia, ‘Lihatlah: rakyat kelaparan.’ Ini tak ubahnya menyandera warga dalam kampnya sendiri, dalam rumahnya sendiri, dan para pemberontak takfiri menegosiasikan mereka (warga sipil yang disandera), menegosiasikan nyawa mereka,” ujar Raja.
“Mereka,” lanjutnya, “mengklaim bahwa pemerintah Suriah mengepung para pengungsi Palestina di kampnya. Mereka ingin mengubah kesan dan kebenaran dengan mengatakan bahwa pemerintah Suriah merupakan bagian dari pasukan pembunuh karena tidak melakukan apapun untuk melindungi warganya. Mereka ingin warga membenci pemerintah.”
Menurut Raja, rencana evakuasi telah dijalankan bersama pihak Palang Merah Arab Suriah untuk mengevakuasi “ratusan” warga Yarmouk. Warga yang dievakuasi, kata Pemantau Hak Asasi Suriah, dibawa ke sejumlah rumah sakit. Namun sejauh ini, pihak Palang Merah tidak dapat dihubungi untuk mengonfirmasi rincian dari operasi tersebut. [IT/Rj]
Kamp pengungsian yang berusaha dikuasai kembali oleh pasukan pemerintah itu terletak di pinggiran selatan Damaskus, hanya sekitar lima kilometer dari pusat kota. Pasukan pemberontak takfiri telah menguasai kamp tersebut lebih dari setahun lalu dan mulai dikepung pasukan pemerintah sejak Juni (2013). Tak ada apapun dan siapapun yang keluar masuk kamp yang sekarang dihuni sekitar 18 ribu jiwa dan sedang bertahan dalam kondisi memprihatinkan itu.
Beberapa pengungsi Palestina telah tinggal dalam kamp tersebut selama puluhan tahun setelah diusir keluar oleh rezim penjajah zionis “Israel” yang merampas tanah-tanah mereka. Kini mereka mengharapkan betul sebuah resolusi untuk mengakhiri konflik di Suriah.
Selembar foto yang dirilis badan PBB Urusan Pengungsi (Relief and Works Agency atau UNRWA) pada 21 Januari 2014 silam memperlihatkan kerusakan secara umum di Yarmouk. Di kamp tersebut, menurut laporan badan itu, ribuan orang terjebak dalam kondisi yang sangat mengerikan dan amat memerlukan bantuan.
Harian Rusia, Russian Today (RT), berusaha sedekat mungkin berada di tepian kamp pengungsi yang sedang diawasi ketat oleh pihak pemerintah itu, untuk mengamati upaya UNRWA yang bekerjasama dengan pihak otoritas Suriah dan Palestina, mengirimkan bantuan makanan yang sangat diperlukan.
Di sana, hanya kalangan perempuan dan lelaki berusia lanjut saja yang dibolehkan keluar masuk kamp untuk mengambil suplai makanan. Namun mereka mengakui tak dapat kabur dari situ karena keluarganya masih terus terjebak dalam kamp.
“Ini benar-benar gila. Saya sangat lapar… kami tak punya apapun untuk dimakan,” ujar salah seorang perempuan penghuni kamp kepada reporter RT, Maria Finoshina. Tak ada jalan masuk lebih dalam ke kawasa kamp karena para penembak jitu (yang disiagaka oleh pihak pemberontak takfiri) sudah siap menembak mati siapapun yang berkeliaran di situ.
UNRWA berharap agar pengiriman bantuan makanan itu terus berlanjut. Pada Kamis lalu, badan PBB ini telah menyiapkan pengiriman makanan pertamanya selama dua minggu ke depan, yang terdiri dari seribu paket makanan—terbanyak selama ini. “Proses distribusi sedang berjalan. Ini adalah bantuan pertama yang masuk kamp sejak 21 Januari silam, saat UNRWA membagikan 138 paket makanan,” ujar jurubicara UNRWA, Chris Gunness. Konvoi bantuan lain masuk kamp pada hari Jumat.
Berbicara kepada Reuters, Gunness mengatakan bahwa mereka berharap “melanjutkan dan menambah secara substansial jumlah bantuan yang sedang dikirimkan… dari jam ke jam, kebutuhan mereka (para pengungsi Palestina) terus meningkat.”
Bahkan dalam suasana memprihatinkan itu, muncul secara massif pelbagai fitnah tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi di sana. Sampai-sampai Reuters mengklaim bahwa UNRWA telah mengetahui salah satu konvoi bantuan terakhirnya diberondong pasukan pemerintah agar para pengungsi Palestina itu tetap kelaparan. Nada yang sama disuarakan oleh para aktivis oposisi yang mengklaim bahwa pihak pemerintah menggunakan kelaparan sebagai senjata.
Sementara itu, para penghuni kamp Yarmouk terus menderita—seraya menyebut kawanan pemberontak takfiri bersenjata sebagai biang keladinya. “Tak ada makanan, tak satupun yang dapat dimakan atau diminum, kelompok takfiri ada di dalam,” ujar salah seorang penghuni kepada RT. “Saya bersumpah demi ruh Nabi, kami ingin kondisi ini dihentikan. Apa salah kami? Kami ingin keluar!” Penghuni lain juga ikut berteriak, “Kami tidak dapat pergi—pemberontak takfiri menyandera kami.”
Sejak bulan Juni lalu, sudah 85 penghuni kamp yang tewas, dan banyak pihak mengkuatirkan jumlahnya akan terus bertambah jika situasi tidak segera dipulihkan dan suplai bantuan tidak mulai dijalankan secara normal.
Kini kebuntuan telah berlangsung selama berbulan-bulan tanpa tanda-tanda akan segera berakhir—kendati pihak otoritas Palestina ikut memberi bantuan. Duta Besar Palestina untuk Suriah, Mahmoud al-Khaldi mengatakan kepada RT bahwa pihak otoritas “sedang bernegosiasi dengan kelompok pemberontak untuk meminta mereka keluar dari kamp. Kami mengatakan kepada mereka bahwa ini tak ada nila pentingnya dan mereka (para pengungsi Palestina) hanyalah warga biasa—mereka tidak akan mencapai tujuan strategis apapun. Kami sudah tiga kali berbicara dengan mereka, tapi selalu gagal. Dan saya tidak yakin mereka akan menerima hal ini—jelas sekali.”
Penyanderaan ini telah dijadikan taktik para pemberontak takfiri yang telah teruji selama tiga tahun. Tak jauh dari Damaskus, kota kecil Adra telah dikuasai pemberontak takfiri sejak medio Desember 2013 lalu.
Kota itu dihuni sekitar 5000 warga sipil yang tidak boleh keluar kota sehingga menjadi tawanan di rumah mereka sendiri dan digunakan sebagai perisai manusia bila sewaktu-waktu pasukan pemerintah memutuskan untuk melancarkan serangan. Kini para pemberontak mendirikan kamp di luar kota—namun tak dapat diserang lantaran kuatir akan menyebabkan terbunuhnya warga sipil.
Anwar Raja dari Front Popular bagi Pembebasan Palestina, memandang taktik kelompok pemberontak takfiri sebagai langkah yang jelas-jelas dimaksudkan untuk menuduh pihak pemerintah terlibat dalam menciptakan kelaparan di kalangan warganya sendiri. “Kelaparan yang dialami warga sedang diperdagangkan Jabhah (Front) Nusrah serta kelompok-kelompok takfiri lainnya. Mereka ingin mengatakan kepada dunia, ‘Lihatlah: rakyat kelaparan.’ Ini tak ubahnya menyandera warga dalam kampnya sendiri, dalam rumahnya sendiri, dan para pemberontak takfiri menegosiasikan mereka (warga sipil yang disandera), menegosiasikan nyawa mereka,” ujar Raja.
“Mereka,” lanjutnya, “mengklaim bahwa pemerintah Suriah mengepung para pengungsi Palestina di kampnya. Mereka ingin mengubah kesan dan kebenaran dengan mengatakan bahwa pemerintah Suriah merupakan bagian dari pasukan pembunuh karena tidak melakukan apapun untuk melindungi warganya. Mereka ingin warga membenci pemerintah.”
Menurut Raja, rencana evakuasi telah dijalankan bersama pihak Palang Merah Arab Suriah untuk mengevakuasi “ratusan” warga Yarmouk. Warga yang dievakuasi, kata Pemantau Hak Asasi Suriah, dibawa ke sejumlah rumah sakit. Namun sejauh ini, pihak Palang Merah tidak dapat dihubungi untuk mengonfirmasi rincian dari operasi tersebut. [IT/Rj]
Updated: Tentara Suriah Perluas Kontrol Wilayah Aleppo
Islam
Times- http://www.islamtimes.org/vdcivvaput1a5p2.k8ct.html
Lusinan Takfiri tewas dan lainnya luka-luka terutama di
lingkungan al-Jandoul, Hanano, al-Marjeh, al-Jaoouz dan di kota Karm
al-Daman.
Tentara Suriah
Tentara Suriah melanjutkan operasi sapu bersih terhadap Takfiri dukungan asing di beberapa daerah dan memperluas kontrol wilayah Aleppo.
Di provinsi Aleppo, sumber militer mengatakan, unit angkatan bersenjata berhasil menewaskan sejumlah Takfiri dan menghancurkan senjata serta amunisi mereka di lingkungan Qadi Askar, Karam Mayssar dan Karam al-Jazmati di kota Aleppo, demikian SANA melaporkan, Selasa, 04/02/14.
Lusinan Takfiri tewas dan lainnya luka-luka terutama di lingkungan al-Jandoul, Hanano, al-Marjeh, al-Jaoouz dan di kota Karm al-Daman.
Ditempat lain, Unit tentara menghilangkan beberapa kelompok Takfiri terutama di desa-desa dan kota-kota al-Jadideh, Kweiris, Erbid, al-Shweikheh-Maaret Artiq sumbu utama pergolakan dan sekitarnya di Penjara Tengah Aleppo.
Mobil yang membawa Takfiri serta senjata dihancurkan di kota Azan dan Kota Industri di Aleppo. [IT/onh/Ass]
Updated: Tentara Suriah Kontrol Ladang Minyak Negara
Islam
Times-
Sebelumnya, pada 30 Januari 2014, Tentara Arab Suriah menegaskan
atas kontrol penuh atas ladang minyak yang kaya di Al-Thayyim setelah
mengalahkan Takfiri al-Qaeda dari ISIS yang mencoba menggunakan minyak
yang diproduksi dan menjualnya kepada Turki.
Tentara Suriah (ilustrasi)
Tentara Arab Suriah berhasil membersihkan Takfiri di lingkungan al-Thayyim, tempat ladang minyak dan menegaskan kontrol penuh wilayah tersebut pada Selasa, 04/02/14.
Sebelumnya, pada 30 Januari 2014, Tentara Arab Suriah menegaskan atas kontrol penuh atas ladang minyak yang kaya di Al-Thayyim setelah mengalahkan Takfiri al-Qaeda dari ISIS yang mencoba menggunakan minyak yang diproduksi dan menjualnya kepada Turki.
Menurut Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi, para insinyur belum ditempatkan di sana dengan alasan keamanan. Namun, pembebasan dan kontrol tersebut merupakan kabar baik bahwa aset nasional berhasil dilindungi untuk digunakan di masa depan, tegasnya. [IT/Onh/Ass]
Hizbullah: Aksi Teror di Lebanon tidak Bisa Ubah Perimbangan Kekuatan
Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Lebanon menilai ledakan-ledakan terbaru yang terjadi di negara itu adalah aksi teror yang percuma.
Situs berita Al Manar seperti dikutip Mehr News (4/2) melaporkan, Hashim Safiuddin menegaskan, "Ledakan-ledakan di Dahiya, Beirut dan Hermel, juga yang terjadi di Choueifat membuktikan bahwa para pelaku peledakan dan orang-orang yang mengirim mereka adalah kelompok pembunuh dan penjahat yang menjadikan anak-anak, perempuan dan rakyat tidak berdosa sebagai sasarannya."
Ia menambahkan, "Orang-orang ini sama sekali tidak memiliki perencanaan dan visi tertentu. Pembunuhan dan kejahatan adalah tujuannya. Mereka tidak akan bisa berbuat lebih dari ini."
"Para pelaku aksi-aksi teror itu adalah orang-orang yang bodoh. Orang yang mengira aksi-aksi peledakan dan kegilaan ini dapat merubah perimbangan kekuatan di Lebanon sepenuhnya keliru," tandasnya. (IRIB Indonesia/HS)
Gagal Terapkan Perang Proksi di Suriah, CIA Tegur Komandan Operasi AS
Islam
Times- http://www.islamtimes.org/vdceov8xnjh8exi.rabj.html
"Setelah menegur Wright, CIA memberikan tenggat waktu selama
tiga bulan untuk melakukan upaya terbaik dan memenuhi misinya," tambah
sumber itu.
CIA
Badan Intelijen AS (CIA) menegur Jenderal John Wright, komandan
operasi dan kerjasama untuk perang proksi di Suriah atas kegagalannya
dalam memprovokasi pasukan anti-Assad untuk mengintensifkan serangan
mereka terhadap pasukan pemerintah.
"Brigadir Jenderal John Wright ditegur oleh CIA dan dipanggil ke Washington pada 20 Januari saat masih di pesawat militer," kata sumber informasi kepada Fars News Agency dengan kondisi anonimitas karena kerahasiaan masalah ini, Selasa, 04/02/14.
Veteran Jenderal AS berumur 57 tahun itu banyak pengalaman tempur terutama di Afghanistan, Irak dan Libya dan untuk perang Suriah, dia mendirikan kantor di Amman sebagai langkah pertama untuk memulai koordinasi dengan Arab Saudi.
Tapi selama itu ia tidak bisa membujuk Riyadh untuk tetap komitmen dan berusaha menyediakan bantuan keuangan dan logistik kepada angkatan pemberontak di Suriah, jelas sumber itu.
"Setelah menegur Wright, CIA memberikan tenggat waktu selama tiga bulan untuk melakukan upaya terbaik dan memenuhi misinya," tambah sumber itu.
Laporan sebelumnya pada bulan Agustus 2013, mengkonfirmasi kerjasama Wright dengan Riyadh, dan ia telah mengadakan pertemuan khusus dengan Pangeran Bandar bin Sultan di kota Amman, Yordania.
"Setelah pertemuan ini, senjata diserahkan dan rudal anti-tank (Stinger) AS diberikan kepada kelompok-kelompok anti-Suriah yang dipimpin langsung oleh CIA," ujar sumber informasi pada saat itu.
Selain itu, CIA juga melatih sekitar 3.000 pemberontak di pangkalan AS di Yordania al- Mouqar dekat perbatasan Suriah, kata sumber itu. [IT/onh/Ass]
The Syrian FM claims to have rejected a US offer of direct talks without the involvement of the opposition "tools" during the Geneva conference over John Kerry’s refusal to apologize for his biased speech. US officials denied seeking such a meeting.
On his way back to Syria, the country’s foreign minister Walid Muallem was asked why hadn’t the Damascus delegation spoken directly with the US without intermediaries from the opposition delegation.
“Frankly, the Americans have asked for that in Montruex and I refused unless Kerry apologizes for the speech he made in the conference,” Walid Muallem told Syrian state media on board a plane bound for Damascus.
Syria's foreign minister was apparently referring to the opening remarks of US Secretary of State John Kerry’s speech made in Montreux, Switzerland on January 22, who said that President Bashar Assad lost all legitimacy and cannot be a part of any transitional government.
“There is no way, not possible in the imagination, that the man who has led the brutal response to his own people could regain legitimacy to govern,” Kerry said in that speech. Walid Muallem rebuffed him at the time, saying no outside force had the right to “withdraw legitimacy” from the president or government except for the people of the country.
The US officials were quick to deny claims by Syria's foreign minister that US diplomats were seeking direct negotiation with the Syrian delegation.
“At no point did the United States offer to negotiate directly with the Syrian regime,” State Department spokeswoman Jen Psaki said, though clarifying that the US indeed offered to connect with Syrian officials “on a staff level” through the United Nations and Joint Special Representative Lakhdar Brahimi.
Psaki added that the State Department will never apologize for the views expressed by the top US diplomat. “At no point will Secretary Kerry ever apologize for speaking the truth about the brutality the Assad regime has inflicted on the people of Syria,” she said.
Syrian political activist Ammar Waqqaf told RT that he believes
the US government is not going to apologize.
“No, not at all,” Waqqaf stated when asked whether the US would be willing to express its apologies. “We also need to take into consideration that the US Congress has voted during the negotiations to arm the rebels. So there is a lot to answer for. And [given] the language we are hearing from the Americans, they don’t seem to be having any shame about it,” he said.
The peace talks that ended in Geneva on Friday producing no concrete results and no official commitment from Damascus delegation to return to the negotiation table on February 10. The government and opposition were unable to bridge their differences on ceasefires, humanitarian corridors or the question of a transitional governing body.
In a security conference in Munich, the UN Secretary-General Ban Ki-moon said that he urged Russian Foreign Minister Sergey Lavrov and US Secretary of State John Kerry “to use their influence to ensure the talks proceed as scheduled on February 10.”
Lavrov insisted that “Russia can do nothing alone” as he asked the US to apply their influence on the Syrian opposition.
Muallem, meanwhile, warned the opposition will eventually suffer a “reality shock” unless they abandon their “illusions” and drop unrealistic demands.
The Assad delegation has sought to focus the discussions on brutal acts of terrorism, and Muallem accused the opposition delegation for refusing to sign a declaration condemning such activity in Syria.
“This rejection is a smirch on the forehead of the coalition's delegation, and as I said yesterday that any person in the world who suffered from terrorism would adopt this draft statement,” Muallem said, adding that the foreign-based coalition who “live in 5-star hotels” knowing nothing about the Syrian reality.
The Syrian foreign minister also lashed out against the “unjust” international community that impose sanctions on a war-torn country.
“It is an ‘international community’ that adopts double standards policy and mostly dominated by the US… they dominate the UN Security Council and the UN,” Muallem said.
“When they say ‘international community’ we laugh as they do not represent the international community, for if we take into consideration the population of Russia, China, India and the BRICS countries, we find that they are the international community.”
Muallem questioned how could the West want to be involved Geneva dialogue and at the same time “impose sanctions on the Syrian people and children?” He asked European Union's foreign policy chief, Catherine Ashton to explain how can the West can sanction a ban on food products yet at the same time discuss the issue of humanitarian aid shipments.
The foreign minister concluded by saying that in the negation process, Syria will refuse anything that contradicts the constitution.
“This constitution was reached by a referendum and no one can reach or even think that the presidency is a topic of discussion.”
"Brigadir Jenderal John Wright ditegur oleh CIA dan dipanggil ke Washington pada 20 Januari saat masih di pesawat militer," kata sumber informasi kepada Fars News Agency dengan kondisi anonimitas karena kerahasiaan masalah ini, Selasa, 04/02/14.
Veteran Jenderal AS berumur 57 tahun itu banyak pengalaman tempur terutama di Afghanistan, Irak dan Libya dan untuk perang Suriah, dia mendirikan kantor di Amman sebagai langkah pertama untuk memulai koordinasi dengan Arab Saudi.
Tapi selama itu ia tidak bisa membujuk Riyadh untuk tetap komitmen dan berusaha menyediakan bantuan keuangan dan logistik kepada angkatan pemberontak di Suriah, jelas sumber itu.
"Setelah menegur Wright, CIA memberikan tenggat waktu selama tiga bulan untuk melakukan upaya terbaik dan memenuhi misinya," tambah sumber itu.
Laporan sebelumnya pada bulan Agustus 2013, mengkonfirmasi kerjasama Wright dengan Riyadh, dan ia telah mengadakan pertemuan khusus dengan Pangeran Bandar bin Sultan di kota Amman, Yordania.
"Setelah pertemuan ini, senjata diserahkan dan rudal anti-tank (Stinger) AS diberikan kepada kelompok-kelompok anti-Suriah yang dipimpin langsung oleh CIA," ujar sumber informasi pada saat itu.
Selain itu, CIA juga melatih sekitar 3.000 pemberontak di pangkalan AS di Yordania al- Mouqar dekat perbatasan Suriah, kata sumber itu. [IT/onh/Ass]
‘No direct US-Syria talks unless Kerry apologizes’ – Syrian FM
Published time: February 01, 2014 23:36
Edited time: February 02, 2014 18:05. http://rt.com/news/syria-us-talks-apology-528/
Edited time: February 02, 2014 18:05. http://rt.com/news/syria-us-talks-apology-528/
The Syrian FM claims to have rejected a US offer of direct talks without the involvement of the opposition "tools" during the Geneva conference over John Kerry’s refusal to apologize for his biased speech. US officials denied seeking such a meeting.
On his way back to Syria, the country’s foreign minister Walid Muallem was asked why hadn’t the Damascus delegation spoken directly with the US without intermediaries from the opposition delegation.
“Frankly, the Americans have asked for that in Montruex and I refused unless Kerry apologizes for the speech he made in the conference,” Walid Muallem told Syrian state media on board a plane bound for Damascus.
Syria's foreign minister was apparently referring to the opening remarks of US Secretary of State John Kerry’s speech made in Montreux, Switzerland on January 22, who said that President Bashar Assad lost all legitimacy and cannot be a part of any transitional government.
“There is no way, not possible in the imagination, that the man who has led the brutal response to his own people could regain legitimacy to govern,” Kerry said in that speech. Walid Muallem rebuffed him at the time, saying no outside force had the right to “withdraw legitimacy” from the president or government except for the people of the country.
The US officials were quick to deny claims by Syria's foreign minister that US diplomats were seeking direct negotiation with the Syrian delegation.
“At no point did the United States offer to negotiate directly with the Syrian regime,” State Department spokeswoman Jen Psaki said, though clarifying that the US indeed offered to connect with Syrian officials “on a staff level” through the United Nations and Joint Special Representative Lakhdar Brahimi.
Psaki added that the State Department will never apologize for the views expressed by the top US diplomat. “At no point will Secretary Kerry ever apologize for speaking the truth about the brutality the Assad regime has inflicted on the people of Syria,” she said.
“No, not at all,” Waqqaf stated when asked whether the US would be willing to express its apologies. “We also need to take into consideration that the US Congress has voted during the negotiations to arm the rebels. So there is a lot to answer for. And [given] the language we are hearing from the Americans, they don’t seem to be having any shame about it,” he said.
The peace talks that ended in Geneva on Friday producing no concrete results and no official commitment from Damascus delegation to return to the negotiation table on February 10. The government and opposition were unable to bridge their differences on ceasefires, humanitarian corridors or the question of a transitional governing body.
In a security conference in Munich, the UN Secretary-General Ban Ki-moon said that he urged Russian Foreign Minister Sergey Lavrov and US Secretary of State John Kerry “to use their influence to ensure the talks proceed as scheduled on February 10.”
Lavrov insisted that “Russia can do nothing alone” as he asked the US to apply their influence on the Syrian opposition.
Muallem, meanwhile, warned the opposition will eventually suffer a “reality shock” unless they abandon their “illusions” and drop unrealistic demands.
The Assad delegation has sought to focus the discussions on brutal acts of terrorism, and Muallem accused the opposition delegation for refusing to sign a declaration condemning such activity in Syria.
“This rejection is a smirch on the forehead of the coalition's delegation, and as I said yesterday that any person in the world who suffered from terrorism would adopt this draft statement,” Muallem said, adding that the foreign-based coalition who “live in 5-star hotels” knowing nothing about the Syrian reality.
The Syrian foreign minister also lashed out against the “unjust” international community that impose sanctions on a war-torn country.
“It is an ‘international community’ that adopts double standards policy and mostly dominated by the US… they dominate the UN Security Council and the UN,” Muallem said.
“When they say ‘international community’ we laugh as they do not represent the international community, for if we take into consideration the population of Russia, China, India and the BRICS countries, we find that they are the international community.”
Muallem questioned how could the West want to be involved Geneva dialogue and at the same time “impose sanctions on the Syrian people and children?” He asked European Union's foreign policy chief, Catherine Ashton to explain how can the West can sanction a ban on food products yet at the same time discuss the issue of humanitarian aid shipments.
The foreign minister concluded by saying that in the negation process, Syria will refuse anything that contradicts the constitution.
“This constitution was reached by a referendum and no one can reach or even think that the presidency is a topic of discussion.”
|
||||
Local Editor http://www.almanar.com.lb/english/adetails.php?fromval=1&cid=23&frid=23&eid=133549 |
||||
Syrian Foreign
Minister Walid Moallem said his country’s delegation had rejected a US
request for direct talks unless Secretary of State John Kerry apologized
for his remarks on the future of President Bashar al-Assad.
"The Americans asked us to negotiate directly with them in Montreux," Moallem told Syrian state media on the plane home from 10 days of peace talks in the Swiss cities of Montreux and Geneva."But we refused to do so before Secretary of State John Kerry apologised for what he said at the conference," the Syrian FM added, in remarks carried by state news agency SANA. Syria's government and opposition began the so-called Geneva II talks on January 22, with the participation of dozens of nations, including Russia, and the United States. In his opening remarks at the conference, Kerry said Syria's President Bashar al-Assad "will not be part" of any transitional government. "There is no way, not possible in the imagination, that the man who has led the brutal response to his own people could regain legitimacy to govern," Kerry said. The top Syrian diplomat also dismissed the "coalition of the so-called 'opposition'" in his comments Saturday. "If they do not abandon their illusions, they will get a rude shock because we are a country of institutions and a constitution and we have a president of the republic," SANA quoted Moallem as saying. He said it was "a stain" on the opposition that they refused to sign a declaration condemning "terrorism" in the country. A second round of talks has been tabled for February 10, with the opposition already committed to attending. |
||||
|
aya ibu hayati ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di HONGKONG jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga dikampun,jadi TKW itu sangat menderita dan disuatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak disengaja saya melihat komentar orang tentan MBAH KABOIRENG dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di HONGKONG,akhirnya saya coba untuk menhubungi MBAH KABOIRENG dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan MBAH KABOIRENG meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan MBAH KABOIRENG kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik MBAH KABOIRENG sekali lagi makasih yaa MBAH dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja MBAH KABOIRENG DI 085-260-482-111 insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW.. KLIK GHOB 2D 3D 4D 6D DISINI
BalasHapusSaya ibu hayati ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di HONGKONG jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga dikampun,jadi TKW itu sangat menderita dan disuatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak disengaja saya melihat komentar orang tentan MBAH KABOIRENG dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di HONGKONG,akhirnya saya coba untuk menhubungi MBAH KABOIRENG dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan MBAH KABOIRENG meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan MBAH KABOIRENG kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik MBAH KABOIRENG sekali lagi makasih yaa MBAH dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja MBAH KABOIRENG DI 085-260-482-111 insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW.. KLIK GHOB 2D 3D 4D 6D DISINI
HANDPHONE ORIGINAL TERPERCAYA. Nikmati Keuntungan Berbelanja Dengan Hrg Relatif Murah,Super Promo.Kami Menawarkan Berbagai Jenis Type HP,Laptop,Camera,dll,Garansi Resmi Distributor dan Garansi TAM ....
BalasHapusSemua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya.
BERMINAT HUB-SMS:0857-3112-5055 ATAU KLIK WEBSITE RESMI KAMI http://www.alpha-shopelektronik.blogspot.com/
BlackBerry>Samsung>Nokia>smartfrend>Apple>Acer>Dell>Nikon>canon>DLL
Dijual
Ready Stock !
BlackBerry 9380 Orlando - Black
Rp.900.000,-
Ready Stock !
BlackBerry Curve 8520 Gemini
Rp.500.000,-
Ready Stock !
BlackBerry Bold 9780 Onyx 2
Rp.800.000,-
Ready Stock !
Blackberry Curve 9320
Rp.700.000,-
Ready Stock !
Samsung Galaxy Tab 2 (7.0)
Rp. 1.000.000
Ready Stock !
Samsung Galaxy Nexus I9250 - Titanium Si
Rp.1.500.000,-
Ready Stock !
Samsung Galaxy Note N7000 - Pink
Rp.1.700.000
Ready Stock !
Samsung Galaxy Y S5360 GSM - Pure White
Rp.500.000,-
Ready Stock !
Nokia Lumia 800 - Matt Black
Rp.1.700.000,-
Ready Stock !
Nokia Lumia-710-white
Rp. 900.000,-
Ready Stock !
Nokia C2-06 Touch & Type - Dual GSM
Rp.450.000,-
Ready Stock !
Nokia Lumia 710 - Black
Rp. 900.000,-
Smartfren Andromax Z
Rp.1,500.000
Smartfren Andromax U Limited Edition
Rp.1.000.000
Tablet Asus Eee Pad Slider SL 1O1
Rp.2.000.000
Tablet Asus Memo Pad ME172 V
RP.800.000
Lenovo ldea Pad B490
Rp.2.000.000
Lenovo think Pad edge A86
RP.1.500.000
Ready Stock !
Apple iPhone 4S 16GB (dari XL) - Black
Rp.1.200.000,-
Ready Stock !
Apple iPhone 4S 16GB (dari Telkomsel)
Rp.1.200.000,-
Ready Stock !
Apple iPod Touch 4 Gen 8GB
Rp.700.000
Ready Stock !
APPLE iPod Nano 8GB - Pink
Rp.500.000,-
Ready Stock !
Acer Aspire 4752-2332G50Mn Core i3 Win7 Home
Rp 1.300.000
Ready Stock !
Acer Aspire S3-951-2364G34iss
Rp. 1.200.000,-
Ready Stock !
Acer Aspire 5951G Core i7 2630 Win 7
Rp. 2.500.000,-
Ready Stock !
Acer Aspire 4755G Core i5 2430 Win 7 Home Premium Green
Rp. 2.500.000,-
Ready Stock !
Nikon D7000 kit 18-105mm
Rp.1.700.000
Ready Stock !
Nikon D90 Kit 18-105mm Vr
Rp 1.300.000
Ready Stock !
Nikon Coolpix L 120 Red
Rp. 900.000
Ready Stock !
Nikon Coolpix P 500 Black
Rp 1.000.000
ALPHA SHOP
alpha-shopelektronik.blogspot.com