Sidang Knesset Soal Pendudukan Masjid Al Aqsa Dibatalkan
Parlemen
rezim Zionis Israel, Knesset membatalkan sidang yang akan membahas
serta mengkaji masalah pendudukan Masjid Al Aqsa di Baitul Maqdis dan
mengalihkan kontrol tempat-tempat suci dari tangan Yordania ke Israel.
Kantor berita Mesir, Al Sharq Al Awsat (18/2) mengabarkan, radio Israel Senin (17/2) malam melaporkan, keputusan pembatalan sidang Knesset soal pendudukan Masjid Al Aqsa diambil menyusul protes Yordania dan beberapa pihak internasional lain.
Juru Bicara Knesset, Yuli
Edelstein membatalkan sidang yang rencananya digelar hari ini, Selasa
(18/2) dan dihadiri oleh seluruh anggota parlemen Israel itu.
Masalah pendudukan atas Masjid Al Aqsa digulirkan oleh Moshe Feiglin, salah satu anggota garis keras parlemen Israel.
Ide yang digulirkan Feiglin ini mendapat penentangan dari kalangan
politik Palestina termasuk Dewan Tinggi Islam Palestina, Dewan Wakaf dan
Urusan Keislaman dan Pusat Fatwa Baitul Maqdis.
Lembaga-lembaga Palestina ini menegaskan bahwa Masjid Al Aqsa dengan
seluruh halaman dan tempat-tempat di sekitarnya adalah tempat suci
Islam, upaya mendukung dan melindungi tempat-tempat suci itu adalah hak
mutlak rakyat Palestina.
Lembaga-lembaga itu juga mendesak pemerintah Yordania agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah proyek-proyek brutal Israel atas Masjid Al Aqsa. (IRIB Indonesia/HS)
Sebagian Takfiri Meninggalkan Kamp Yarmouk di Suriah
Islam
Times- http://www.islamtimes.org/vdcjx8etvuqei8z.bnfu.html
"Pejuang Palestina telah dikerahkan ke pinggiran kamp untuk
mencegah masuknya kelompok bersenjata non-Palestina," kata Abdel Hadi.
Kamp Yarmuk
Sebagian besar Takfiri di kamp Yarmouk Palestina di Damaskus selatan kini telah ditarik, kata seorang pejabat Palestina.
Anwar Abdel Hadi, pejabat Organisasi Pembebasan Palestina pada hari Minggu, 16/02/14, mengatakan, sebagian besar kelompok bersenjata telah ditarik keluar dari kamp setelah kesepakatan dengan faksi Palestina di Yarmouk.
"Pejuang Palestina telah dikerahkan ke pinggiran kamp untuk mencegah masuknya kelompok bersenjata non-Palestina," kata Abdel Hadi.
Kamp Yarmouk merupakan rumah bagi 150.000 warga Palestina serta warga Suriah.
Tapi sebagian besar kamp hancur akibat pertempuran dan banyak penduduk melarikan diri dan hanya 18.000 yang masih tinggal di kamp tersebut.
Bulan lalu, faksi Palestina merundingkan kesepakatan di mana badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA mulai mendistribusikan beberapa bantuan makanan kepada penduduk yang tersisa, dan sekitar 1.500 warga sipil berhasil dievakuasi.
Namun, distribusi itu terhenti pada tanggal 8 Februari setelah pertempuran pecah di kamp itu pada malam sebelumnya.
Abdel Hadi lebih lanjut mengatakan, delegasi Palestina akan berkunjung ke bagian timur kamp pada hari Minggu untuk memastikan mereka bebas dari kelompok-kelompok bersenjata.
Menurutnya, tim engineering akan memasuki kamp dalam waktu 24 jam ke depan untuk membersihkan bahan peledak dan ranjau sehingga puing-puing bangunan bisa dibersihkan dan orang-orang bisa mulai untuk melanjutkan kehidupan normal.
"Bantuan kemanusiaan segera dapat melanjutkan setelah proses ini selesai dan lembaga negara kembali ke kamp," tambah Abdel Hadi.
Kesepakatan itu tidak secara khusus meminta layanan negara seperti polisi dan layanan pos untuk kembali ke kamp, tapi Abdel Hadi menegaskan kemungkinan akan dikerahkan setelah Takfiri mundur sepenuhnya.
"Ketika ini terjadi, mungkin tidak lagi menjadi kebutuhan untuk bantuan kemanusiaan karena orang akan dapat bergerak bebas," katanya. [IT/Onh/Ass]
McCain Harus Ditangkap
Islam
Times - http://www.islamtimes.org/vdccpiq1s2bqp08.5fa2.html
"Saya tidak tahu kenapa Senator McCain tidak duduk di penjara
sekarang karena memiliki hubungan dengan anggota al-Qaeda dan
afiliasinya," kata Wayne Madsen, seorang penulis dan kolumnis yang
mengkhususkan diri dalam bidang intelejen dan urusan internasional.
John Mc Cain, senator AS.jpg
Senator AS, John McCain harus ditangkap karena hubungan dan bantuannya untuk al-Qaeda dan kelompok teroris lain yang melawan pemerintah sah Suriah, seorang jurnalis investigasi Amerika mengatakan.
"Saya tidak tahu kenapa Senator McCain tidak duduk di penjara sekarang karena memiliki hubungan dengan anggota al-Qaeda dan afiliasinya," kata Wayne Madsen, seorang penulis dan kolumnis yang mengkhususkan diri dalam bidang intelejen dan urusan internasional.
"John McCain merupakan masalah nyata di sini, bukan Presiden Assad, bukan pemerintah Suriah," kata Madsen. "Sudah waktunya Senator McCain ditangkap. Dia sangat banyak membantu al-Qaeda daripada teroris asing lainya."
Dalam laporan bulan Desember 2013, Pusat Internasional untuk Studi Radikalime (ICSR) mengatakan, sekitar 3.300-11.000 pemberontak dari 70 lebih negara tengah berperang melawan pemerintah Suriah sejak akhir 2011 hingga akhir 2013.
Pada hari Jumat (14/2/14), Presiden AS Barack Obama mengancam akan meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Suriah.
Ancaman Obama datang setelah dia menyambut kedatangan Raja Abdullah II dari Yordania di California. Keduanya membahas berbagai isu, antara lain, kerusuhan di Suriah.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa tahun lalu, AS diam-diam melatih pemberontak di Yordania untuk melawan pemerintah Suriah.
Laporan lain mengungkapkan bahwa AS mengirim senjata ke Yordania untuk mempersenjatai kelompok pemberontak dukungan asing.[IT/r]
Bila Saudi Tinggalkan “Prajuritnya” di Suriah
http://cahyono-adi.blogspot.com/2014/02/bila-saudi-tinggalkan-prajuritnya-di.html#.UwMi2s6N6So
Perubahan signifikan dirasakan oleh “gerakan” terorisme internasional
setelah Amerika memutuskan meninggalkan mereka. Kelompok utama Sunni
Lebanon, Al Muqtabal, yang selama ini bahu-membahu bersama mereka
memerangi Hizbollah, memilih bergabung bersama Hizbollah dalam
pemerintahan mendatang. Militer Lebanon pun kini lebih berani bertindak
terhadap tokoh-tokoh ektremis, seperti penangkapan Madjid al Madjid,
pimpinan kelompok Brigade Al Azzam yang diduga telah melakukan serangan
bom terhadap kedubes Iran di Beirut bulan November tahun lalu.
Lalu tiba-tiba, militer Turki yang tadinya bersahabat dengan mereka di medan perang Suriah pun turut memerangi mereka bersama milisi-milisi Kurdi. Selanjutnya mereka pun menyaksikan beberapa kelompok pemberontak Suriah yang dibantu Amerika, Turki, Qatar dan negara-negara barat membentuk koalisi bersama untuk memerangi mereka. Disusul kemudian dengan “lari”-nya Pangeran Bandar bin Sultan dari medan peperangan dan “bersembunyi” di Amerika.
Namun yang paling mengejutkan mereka adalah pengumuman pemerintah Saudi Arabia yang melarang warganya terlibat dalam peperangan di luar negeri dan mengancam mereka dengan hukuman berat jika kembali ke tanah air.
Ada hal menarik tentang pengumuman pemerintah Saudi tgl 3 Februari tersebut. Sebelumnya, di awal bulan, media-media Amerika termasuk “Wall Street Journal” dan “New York Times” mengabarkan tentang “rencana” kunjungan Presiden Barack Obama ke Saudi Arabia. Namun kedubes Amerika di Saudi segera membantah laporan-laporan tersebut.
“Kedubes Amerika tidak memiliki informasi tentang rencana kunjungan tersebut dan tidak bisa berkomentar atas hal itu,” kata jubir kedubes Amerika di Saudi Arabia Stewart White.
Namun setelah pengumuman pemerintah Saudi, Gedung Putih langsung mengumumkan rencana kunjungan Barack Obama ke Saudi bulan Maret mendatang.
Para analis tentu banyak yang menyimpulkan bahwa pengumuman pemerintah Saudi, serta pengesahan undang-undang anti-teorisme beberapa waktu lalu, merupakan bentuk kepatuhan Saudi terhadap “patron”-nya, Amerika Serikat yang menganggap keberadaan para teroris di Suriah tidak bisa lagi dibiarkan terlalu kuat. Namun ada dimensi lain dari “kebijakan” Saudi tersebut, yaitu kekhawatiran para teroris itu akan menyulitkan pemerintah di dalam negeri, terutama setelah mereka kembali.
Pemerintah Saudi sendiri telah menyiapkan 2 skenario “strategi melepaskan diri” dari konflik Suriah bagi para “prajurit”-nya yang tergabung dalam beberapa kelompok teroris. Strategi tersebut pernah dilakukan di Afghanistan paska hengkangnya tentara pendudukan Uni Sovyet. Pertama adalah “pemulangan” melalui jalur resmi di kantor Kedubes Saudi di Turki. Yang kedua adalah pembubaran kelompok-kelompok bersenjata di sepanjang perbatasan. Dan yang ketiga adalah meninggalkan mereka begitu saja di Suriah.
Namun bagaimana Saudi bisa melakukan itu semua jika tanpa ada tekanan dari “tuan”-nya?
Menurut berbagai sumber inteligen, para pejabat Amerika telah “memojokkan” Saudi dengan bukti-bukti keterlibatan Saudi dalam serangan senjata kimia di Suriah bulan Agustus 2013 lalu. Bukti-bukti lainnya termasuk kaitan Saudi dengan aksi-aksi terorisme di berbagai negara di Timur Tengah hingga Rusia. Bukti-bukti itu sudah beredar di kalangan diplomat ingternasional dan cukup kuat untuk menjadikan Saudi negara pariah, dikucilkan PBB dengan cap negara teroris.
Amerika, setelah melihat konflik Suriah tidak berjalan sebagaimana diharapkan, serta perselisihan Palestina-Israel yang tidak kunjung selesai, telah memilih jalan pintas untuk menyelesaikan kedua masalah itu sekaligus, meskipun dengan itu harus mengorbankan Saudi Arabia dan munculnya Iran ke “panggung utama”.
Dengan tumbangnya kekuasaan Mohammad Moersi di Mesir dan Qatar dan Saudi yang kini termarginalkan karena kaitan terorisme mereka, koalisi Iran-Turki kini menjadi kekuatan utama di Timur Tengah. Sangat jelas bahwa kedua negara telah membangun kerjasama tingkat tinggi untuk memerangi terorisme, yang mengemuka dalam kunjungan PM Turki Recep Tayyep Erdogan ke Iran baru-baru ini.
Hasilnya adalah bahwa Saudi takut dengan kepulangan para pejuangnya di Suriah, sehingga harus menyiapkan daftar hukuman yang keras untuk menghindari dampak kekerasan pada “hari perhitungan”. Selain itu, ada yang bahkan lebih berbahaya, yaitu sanksi internasional yang menunggu kerajaan jika tidak menarik diri dari perang di Suriah dan pendanaan terorisme di tingkat internasional, hal mana menyebabkan badan-badan intelijen Eropa harus meningkatkan kehadiran mereka di wilayah tersebut untuk memantau kembalinya warga Saudi kembali ke kerajaan.
Selama kunjungannya ke Riyadh baru-baru ini, Menlu AS John Kerry menggambarkan posisi Saudi mengenai isu permukiman yahudi yang mengganjal perundingan perdamaian Israel-Palestina, dengan kata-kata menarik. Dia menyebutkan “antusiasme yang kuat” pada hal ini, pada saat tidak ada antusiasme seperti itu sebelumnya.
Di sinilah informasi terjalin: isu terorisme yang disajikan Amerika Serikat kepada rekan-rekan Arab mereka dan isu pemukiman Palestina-Israel. Sumber yang dekat dengan Otoritas Palestina di Ramallah mengatakan bahwa Kerry telah meminta Kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi dengan imbalan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Ini akan diikuti dengan ditinggalkannya secara bertahap prinsip “hak untuk kembali” bagi pengungsi Palestina sekaligus menghidupkan kembali proyek implantasi dalam skala besar, di mana negara-negara Arab plus beberapa negara lain seperti Australia dan Kanada, akan menampung para pengungsi Palestina.
Sumber-sumber Palestina menambahkan bahwa Presiden Abbas enggan mengumumkan persetujuannya atas usul tersebut tanpa “payung” oleh negara Arab yang berpengaruh. Kerry meyakinkan Abbas bahwa ia akan secara pribadi melakukan tugas ini. Siapa lagi yang paling bisa diharapkan kecuali Saudi?
Secara umum, undang-undang anti-terorisme Saudi dan dekrit kerajaan yang melarang warga Saudi terlibat kegiatan terorisme adalah tanda dari tahap baru ini.(ca)
Keterangan: tulisan asli ada di situs LiputanIslam.com
Lalu tiba-tiba, militer Turki yang tadinya bersahabat dengan mereka di medan perang Suriah pun turut memerangi mereka bersama milisi-milisi Kurdi. Selanjutnya mereka pun menyaksikan beberapa kelompok pemberontak Suriah yang dibantu Amerika, Turki, Qatar dan negara-negara barat membentuk koalisi bersama untuk memerangi mereka. Disusul kemudian dengan “lari”-nya Pangeran Bandar bin Sultan dari medan peperangan dan “bersembunyi” di Amerika.
Namun yang paling mengejutkan mereka adalah pengumuman pemerintah Saudi Arabia yang melarang warganya terlibat dalam peperangan di luar negeri dan mengancam mereka dengan hukuman berat jika kembali ke tanah air.
Ada hal menarik tentang pengumuman pemerintah Saudi tgl 3 Februari tersebut. Sebelumnya, di awal bulan, media-media Amerika termasuk “Wall Street Journal” dan “New York Times” mengabarkan tentang “rencana” kunjungan Presiden Barack Obama ke Saudi Arabia. Namun kedubes Amerika di Saudi segera membantah laporan-laporan tersebut.
“Kedubes Amerika tidak memiliki informasi tentang rencana kunjungan tersebut dan tidak bisa berkomentar atas hal itu,” kata jubir kedubes Amerika di Saudi Arabia Stewart White.
Namun setelah pengumuman pemerintah Saudi, Gedung Putih langsung mengumumkan rencana kunjungan Barack Obama ke Saudi bulan Maret mendatang.
Para analis tentu banyak yang menyimpulkan bahwa pengumuman pemerintah Saudi, serta pengesahan undang-undang anti-teorisme beberapa waktu lalu, merupakan bentuk kepatuhan Saudi terhadap “patron”-nya, Amerika Serikat yang menganggap keberadaan para teroris di Suriah tidak bisa lagi dibiarkan terlalu kuat. Namun ada dimensi lain dari “kebijakan” Saudi tersebut, yaitu kekhawatiran para teroris itu akan menyulitkan pemerintah di dalam negeri, terutama setelah mereka kembali.
Pemerintah Saudi sendiri telah menyiapkan 2 skenario “strategi melepaskan diri” dari konflik Suriah bagi para “prajurit”-nya yang tergabung dalam beberapa kelompok teroris. Strategi tersebut pernah dilakukan di Afghanistan paska hengkangnya tentara pendudukan Uni Sovyet. Pertama adalah “pemulangan” melalui jalur resmi di kantor Kedubes Saudi di Turki. Yang kedua adalah pembubaran kelompok-kelompok bersenjata di sepanjang perbatasan. Dan yang ketiga adalah meninggalkan mereka begitu saja di Suriah.
Namun bagaimana Saudi bisa melakukan itu semua jika tanpa ada tekanan dari “tuan”-nya?
Menurut berbagai sumber inteligen, para pejabat Amerika telah “memojokkan” Saudi dengan bukti-bukti keterlibatan Saudi dalam serangan senjata kimia di Suriah bulan Agustus 2013 lalu. Bukti-bukti lainnya termasuk kaitan Saudi dengan aksi-aksi terorisme di berbagai negara di Timur Tengah hingga Rusia. Bukti-bukti itu sudah beredar di kalangan diplomat ingternasional dan cukup kuat untuk menjadikan Saudi negara pariah, dikucilkan PBB dengan cap negara teroris.
Amerika, setelah melihat konflik Suriah tidak berjalan sebagaimana diharapkan, serta perselisihan Palestina-Israel yang tidak kunjung selesai, telah memilih jalan pintas untuk menyelesaikan kedua masalah itu sekaligus, meskipun dengan itu harus mengorbankan Saudi Arabia dan munculnya Iran ke “panggung utama”.
Dengan tumbangnya kekuasaan Mohammad Moersi di Mesir dan Qatar dan Saudi yang kini termarginalkan karena kaitan terorisme mereka, koalisi Iran-Turki kini menjadi kekuatan utama di Timur Tengah. Sangat jelas bahwa kedua negara telah membangun kerjasama tingkat tinggi untuk memerangi terorisme, yang mengemuka dalam kunjungan PM Turki Recep Tayyep Erdogan ke Iran baru-baru ini.
Hasilnya adalah bahwa Saudi takut dengan kepulangan para pejuangnya di Suriah, sehingga harus menyiapkan daftar hukuman yang keras untuk menghindari dampak kekerasan pada “hari perhitungan”. Selain itu, ada yang bahkan lebih berbahaya, yaitu sanksi internasional yang menunggu kerajaan jika tidak menarik diri dari perang di Suriah dan pendanaan terorisme di tingkat internasional, hal mana menyebabkan badan-badan intelijen Eropa harus meningkatkan kehadiran mereka di wilayah tersebut untuk memantau kembalinya warga Saudi kembali ke kerajaan.
Selama kunjungannya ke Riyadh baru-baru ini, Menlu AS John Kerry menggambarkan posisi Saudi mengenai isu permukiman yahudi yang mengganjal perundingan perdamaian Israel-Palestina, dengan kata-kata menarik. Dia menyebutkan “antusiasme yang kuat” pada hal ini, pada saat tidak ada antusiasme seperti itu sebelumnya.
Di sinilah informasi terjalin: isu terorisme yang disajikan Amerika Serikat kepada rekan-rekan Arab mereka dan isu pemukiman Palestina-Israel. Sumber yang dekat dengan Otoritas Palestina di Ramallah mengatakan bahwa Kerry telah meminta Kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi dengan imbalan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Ini akan diikuti dengan ditinggalkannya secara bertahap prinsip “hak untuk kembali” bagi pengungsi Palestina sekaligus menghidupkan kembali proyek implantasi dalam skala besar, di mana negara-negara Arab plus beberapa negara lain seperti Australia dan Kanada, akan menampung para pengungsi Palestina.
Sumber-sumber Palestina menambahkan bahwa Presiden Abbas enggan mengumumkan persetujuannya atas usul tersebut tanpa “payung” oleh negara Arab yang berpengaruh. Kerry meyakinkan Abbas bahwa ia akan secara pribadi melakukan tugas ini. Siapa lagi yang paling bisa diharapkan kecuali Saudi?
Secara umum, undang-undang anti-terorisme Saudi dan dekrit kerajaan yang melarang warga Saudi terlibat kegiatan terorisme adalah tanda dari tahap baru ini.(ca)
Keterangan: tulisan asli ada di situs LiputanIslam.com
2 komentar:
-
mereka akan menyatakan mereka tidak terlibat ,,mereka cuba sembunyikan
tangan mereka yang membaling batu namun kita semua telah lama mencium
bau darah hanyir bertahun tahun
mereka yang kembali tanpa kemenangan turut akan menghadapi hari hari yang sukar..kerajaan takkan menerima mereka dengan mudah...begitulah pembalasan munafikin kepada mujahilin..disuruh datang...kepulangan membawa malang
Kekalahan dan Ketakutan Arab Saudi
http://cahyono-adi.blogspot.com/2014/02/kekalahan-dan-ketakutan-arab-saudi.html#more
Dalam pidato Sayyid Hassan Nasrallah di bulan September 2013, Sekjen
Hizbullah tersebut menyerukan kepada Arab Saudi, Turki dan negara-negara
Teluk yang mendukung pemberontak di Suriah untuk merubah sikap mereka.
Telah hampir tiga tahun perang berkecamuk di Suriah dan sudah lebih dari
seratus ribu nyawa melayang, solusi damai harus segera diupayakan
sebelum terlambat.
“I call on Saudi Arabia, Turkey, and other Gulf states to revise your stance. You won’t reach anywhere by relying on a military victory. Put this hatred (for Hezbollah) aside and think with your minds. Think about your interests, the interests of the region, the survival of the region.”
“For two and a half years, they used everything in their disposal to control Syria and they failed. Of course [Hezbollah] are foreigners, we are not Syrian, but [what about] the tens of thousands of foreign fighters who you brought from all over the world? Are they occupying Syria?”
“Saya serukan kepada kalian wahai Arab Saudi, Turki, dan negara-negara Teluk agar kalian merubah sikap. Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dengan mengandalkan kekuatan militer. Lupakan sejenak kebencian Anda kepada Hizbullah dan berpikirlah dengan jernih. Pertimbangkanlah tentang kepentingan dan kestabilan kawasan.”
“Telah dua setengah tahun lebih berlalu mereka menggunakan segala sesuatu untuk mengontrol Suriah dan mereka gagal. Memang, kami Hizbullah adalah tentara asing, kami bukan berasal dari Suriah, lalu bagimana halnya dengan puluhan ribu pejuang asing yang Anda kirimkan dari seluruh dunia? Apakah mereka penduduk Suriah?”
Saat itu, kekalahan Arab Saudi masih berupa pernyataan dari sekjen Hizbullah, bukan pengakuan langsung dari pihak Arab Saudi. Namun hari ini kekalahan itu, benar-benar terungkap. Menjelang perundingan Jenewa II, Arab Saudi sangat berambisi bisa merubah kondisi di medan pertempuran. Pemberontak yang didanai Arab Saudi, melancarkan serangan militer ke selatan dan barat Damaskus – termasuk area strategis Qalamoun yang membentang di sepanjang perbatasan Lebanon – serta di Deraa dan Aleppo, namun serangkaian serangan itu tidak sukses karena kokohnya pertahanan Tentara Suriah yang bahu membahu bersama Tentara Pertahanan Nasional dan Hizbullah. Hanya di beberapa titik di Allepo yang berhasil mereka kontrol, namun sama sekali tidak berarti signifikan secara keseluruhan.
Dan sikap terkini Arab Saudi terhadap perundingan Jenewa II yang buntu, dan pertikaian di kubu pemberontak menyiratkan; Arab Saudi kalah ! Ya, meski tidak blak-blakan mengakui kekalahannya, peristiwa demi peristiwa dalam beberapa waktu terakhir ini telah berbicara banyak.
Jihadis menyerahkan diri di al Rayyan
Jihadis menyerahkan diri di al Rayyan
Arab Saudi kini sudah tidak lagi menyebut-nyebut ‘jihad Suriah’ secara detail dan malah cenderung mengabaikan para jihadis di Suriah yang merupakan hasil perselingkuhannya dengan Barat. Disinyalir, ini adalah tekanan dari Amerika Serikat, yang hendak membatalkan kunjungannya ke kerajaan pada bulan Maret. Jika Arab Saudi mengabaikan jihadis (maksudnya tidak lagi membiayai dan menyuplai logistic mereka di Suriah), maka besar kemungkinan jihadis ini akan kembali ke negara asal mereka. Apakah ini sebuah kebetulan dengan fakta adanya 191 jihadis di Al-Rayyan, yang menyerahkan diri dan menerima amnesti yang ditawarkan pemerintah Suriah? Mereka yang menerima pengampunan, diizinkan kembali hidup dengan normal kembali di rumah mereka, dengan persyaratan tidak akan pernah lagi mendukung terorisme di masa mendatang.
Arab Saudi sepertinya mulai ‘mendengar’ seruan Sayyid Hassan Nasrallah untuk merubah sikapnya, dengan mengeluarkan dekrit, sebagaimana yang disampaikan oleh kedutaan di Ankara;
“The Saudis are afraid of an uncontrolled return of those fighters to their country. Two conditions have been set. The first would be a return, under security precautions via the Saudi embassy in Turkey, as mentioned by the ambassador in Ankara on February 6. The second means their dispersal along the frontlines, a repeat of what Saudi fighters in Afghanistan experienced. The following is just some of what is known about the kingdom’s abandonment of its fighters in Syria.”
“Arab Saudi khawatir akan kembalinya para jihadis yang tidak bisa mereka kontrol ke negaranya. Untuk itu, Arab Saudi menyiapkan dua opsi. Yang pertama adalah, jika para jihadis ini akan pulang kampung, maka pihak kemananan Saudi melalui kedubesnya di Turki, akan melakukan pencegahan. (Artinya, para jihadis ini akan ditahan di Turki dan tidak bisa kembali ke Arab Saudi – pen) . Kedua, para jihadis yang masih bertahan di Suriah akan diupayakan untuk ‘disebarkan’ di garis depan pertempuran. (Artinya, jihadis ini diskenariokan agar tewas di dalam pertempuran dengan Tentara Suriah, secara umum, yang berada di garis depan peluang tewasnya jauh lebih besar karena harus berhadapan langsung dengan lawan – pen). Kedua opsi itu, merupakan pertanda bahwa kini Arab Saudi tengah mengulangi apa yang telah pernah mereka lakukan di Afghanistan. Mendukung para jihadis, lalu mencampakkannya.”
Apakah kedua opsi dalam dekrit yang dikeluarkan tanggal 3 Februari tersebut merupakan pertanda bahwa kini mereka mulai bertindak rasional?
Para jihadis di Suriah, sudah tidak perlu lagi ditanyakan kekejamannya. Mungkin hanya di Suriah, di abad ini kita bisa menjumpai seorang manusia memakan hati manusia. Hanya di Suriah kita menemukan permainan sepak bola dengan menggunakan kepala manusia. Hanya di Suriah kita bisa menemukan kepala manusia tergeletak di atas alat pemanggang daging. Gerakan mereka tidak terkontrol, melindas habis nilai-nilai kemanusiaan dan cinta kasih, dan apakah yang akan terjadi jika manusia bengis ini harus kembali ke Arab Saudi? Ini terlalu beresiko dan berbahaya, dan karenanya, Arab Saudi memilih ‘membuang’ mereka.
Bagaimana dengan kondisi psikologis dari jihadis terhadap dekrit tersebut?
Ini memunculkan masalah baru. Mereka yang kecewa karena merasa dicampakkan, kemungkinan akan ‘balas dendam’ kepada kerajaan dengan melakukan aksi terror yang lebih ganas dan mematikan untuk menunjukkan kepada dunia internasional; ‘inilah teroris binaan Arab Saudi’, yang dengan sendirinya akan semakin memperburuk citra arab Saudi di mata dunia.
Dan pasca dikeluarkannya dekrit tersebut, Gedung Putih pun memberikan tanggapan yaitu kepastian kunjungan Obama ke Arab pada bulan Maret mendatang. Dengan begitu, benar bahwa tekanan Amerika merupakan faktor lain akan perubahan sikap Arab Saudi atas Suriah.
Pihak Amerika secara resmi menunjukkan bukti-bukti dukungan Arab Saudi dalam mendukung terorisme di Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, dan bahkan Rusia. Berita buruknya, berkas itu sekarang dipegang oleh lembaga internasional, yang dapat menyebabkan kecaman di Dewan Keamanan PBB dan bisa saja akan menobatkan Arab Saudi sebagai state sponsor of global terrorism (negara pendukung terorisme global) yang mungkin akan berefek buruk terhadap kelangsungan rezim Saud.
Mungkinkah Arab Saudi benar-benar mengikuti keputusan Turki yang menarik dukungannya terhadap pemberontak di Suriah, dan malah menandatangani kesepakatan dengan Iran untuk memerangi terorisme? Atau mungkinkah rezim Saud ini sedang memainkan peran ganda? Di satu sisi sepertinya sudah bersikap seharusnya yaitu keluar dari gelanggang konflik dan menghentikan dukungannya kepada para jihadis namun disaat yang sama di sisi lain tengah menyiapkan skenario yang lebih besar seperti yang pernah terjadi di Ghouta? Terlepas dari semua itu, Arab Saudi hari ini sudah cukup ketakutan jika kebrutalan jihadis didikan mereka di Suriah, akan melakukan hal yang sama di kerajaannya cepat atau lambat. Kita masih harus menunggu.
Keterangan: Tulisan asli ada di situs LiputanIslam.com tgl 10 Februari 2014
“I call on Saudi Arabia, Turkey, and other Gulf states to revise your stance. You won’t reach anywhere by relying on a military victory. Put this hatred (for Hezbollah) aside and think with your minds. Think about your interests, the interests of the region, the survival of the region.”
“For two and a half years, they used everything in their disposal to control Syria and they failed. Of course [Hezbollah] are foreigners, we are not Syrian, but [what about] the tens of thousands of foreign fighters who you brought from all over the world? Are they occupying Syria?”
“Saya serukan kepada kalian wahai Arab Saudi, Turki, dan negara-negara Teluk agar kalian merubah sikap. Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dengan mengandalkan kekuatan militer. Lupakan sejenak kebencian Anda kepada Hizbullah dan berpikirlah dengan jernih. Pertimbangkanlah tentang kepentingan dan kestabilan kawasan.”
“Telah dua setengah tahun lebih berlalu mereka menggunakan segala sesuatu untuk mengontrol Suriah dan mereka gagal. Memang, kami Hizbullah adalah tentara asing, kami bukan berasal dari Suriah, lalu bagimana halnya dengan puluhan ribu pejuang asing yang Anda kirimkan dari seluruh dunia? Apakah mereka penduduk Suriah?”
Saat itu, kekalahan Arab Saudi masih berupa pernyataan dari sekjen Hizbullah, bukan pengakuan langsung dari pihak Arab Saudi. Namun hari ini kekalahan itu, benar-benar terungkap. Menjelang perundingan Jenewa II, Arab Saudi sangat berambisi bisa merubah kondisi di medan pertempuran. Pemberontak yang didanai Arab Saudi, melancarkan serangan militer ke selatan dan barat Damaskus – termasuk area strategis Qalamoun yang membentang di sepanjang perbatasan Lebanon – serta di Deraa dan Aleppo, namun serangkaian serangan itu tidak sukses karena kokohnya pertahanan Tentara Suriah yang bahu membahu bersama Tentara Pertahanan Nasional dan Hizbullah. Hanya di beberapa titik di Allepo yang berhasil mereka kontrol, namun sama sekali tidak berarti signifikan secara keseluruhan.
Dan sikap terkini Arab Saudi terhadap perundingan Jenewa II yang buntu, dan pertikaian di kubu pemberontak menyiratkan; Arab Saudi kalah ! Ya, meski tidak blak-blakan mengakui kekalahannya, peristiwa demi peristiwa dalam beberapa waktu terakhir ini telah berbicara banyak.
Jihadis menyerahkan diri di al Rayyan
Jihadis menyerahkan diri di al Rayyan
Arab Saudi kini sudah tidak lagi menyebut-nyebut ‘jihad Suriah’ secara detail dan malah cenderung mengabaikan para jihadis di Suriah yang merupakan hasil perselingkuhannya dengan Barat. Disinyalir, ini adalah tekanan dari Amerika Serikat, yang hendak membatalkan kunjungannya ke kerajaan pada bulan Maret. Jika Arab Saudi mengabaikan jihadis (maksudnya tidak lagi membiayai dan menyuplai logistic mereka di Suriah), maka besar kemungkinan jihadis ini akan kembali ke negara asal mereka. Apakah ini sebuah kebetulan dengan fakta adanya 191 jihadis di Al-Rayyan, yang menyerahkan diri dan menerima amnesti yang ditawarkan pemerintah Suriah? Mereka yang menerima pengampunan, diizinkan kembali hidup dengan normal kembali di rumah mereka, dengan persyaratan tidak akan pernah lagi mendukung terorisme di masa mendatang.
Arab Saudi sepertinya mulai ‘mendengar’ seruan Sayyid Hassan Nasrallah untuk merubah sikapnya, dengan mengeluarkan dekrit, sebagaimana yang disampaikan oleh kedutaan di Ankara;
“The Saudis are afraid of an uncontrolled return of those fighters to their country. Two conditions have been set. The first would be a return, under security precautions via the Saudi embassy in Turkey, as mentioned by the ambassador in Ankara on February 6. The second means their dispersal along the frontlines, a repeat of what Saudi fighters in Afghanistan experienced. The following is just some of what is known about the kingdom’s abandonment of its fighters in Syria.”
“Arab Saudi khawatir akan kembalinya para jihadis yang tidak bisa mereka kontrol ke negaranya. Untuk itu, Arab Saudi menyiapkan dua opsi. Yang pertama adalah, jika para jihadis ini akan pulang kampung, maka pihak kemananan Saudi melalui kedubesnya di Turki, akan melakukan pencegahan. (Artinya, para jihadis ini akan ditahan di Turki dan tidak bisa kembali ke Arab Saudi – pen) . Kedua, para jihadis yang masih bertahan di Suriah akan diupayakan untuk ‘disebarkan’ di garis depan pertempuran. (Artinya, jihadis ini diskenariokan agar tewas di dalam pertempuran dengan Tentara Suriah, secara umum, yang berada di garis depan peluang tewasnya jauh lebih besar karena harus berhadapan langsung dengan lawan – pen). Kedua opsi itu, merupakan pertanda bahwa kini Arab Saudi tengah mengulangi apa yang telah pernah mereka lakukan di Afghanistan. Mendukung para jihadis, lalu mencampakkannya.”
Apakah kedua opsi dalam dekrit yang dikeluarkan tanggal 3 Februari tersebut merupakan pertanda bahwa kini mereka mulai bertindak rasional?
Para jihadis di Suriah, sudah tidak perlu lagi ditanyakan kekejamannya. Mungkin hanya di Suriah, di abad ini kita bisa menjumpai seorang manusia memakan hati manusia. Hanya di Suriah kita menemukan permainan sepak bola dengan menggunakan kepala manusia. Hanya di Suriah kita bisa menemukan kepala manusia tergeletak di atas alat pemanggang daging. Gerakan mereka tidak terkontrol, melindas habis nilai-nilai kemanusiaan dan cinta kasih, dan apakah yang akan terjadi jika manusia bengis ini harus kembali ke Arab Saudi? Ini terlalu beresiko dan berbahaya, dan karenanya, Arab Saudi memilih ‘membuang’ mereka.
Bagaimana dengan kondisi psikologis dari jihadis terhadap dekrit tersebut?
Ini memunculkan masalah baru. Mereka yang kecewa karena merasa dicampakkan, kemungkinan akan ‘balas dendam’ kepada kerajaan dengan melakukan aksi terror yang lebih ganas dan mematikan untuk menunjukkan kepada dunia internasional; ‘inilah teroris binaan Arab Saudi’, yang dengan sendirinya akan semakin memperburuk citra arab Saudi di mata dunia.
Dan pasca dikeluarkannya dekrit tersebut, Gedung Putih pun memberikan tanggapan yaitu kepastian kunjungan Obama ke Arab pada bulan Maret mendatang. Dengan begitu, benar bahwa tekanan Amerika merupakan faktor lain akan perubahan sikap Arab Saudi atas Suriah.
Pihak Amerika secara resmi menunjukkan bukti-bukti dukungan Arab Saudi dalam mendukung terorisme di Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, dan bahkan Rusia. Berita buruknya, berkas itu sekarang dipegang oleh lembaga internasional, yang dapat menyebabkan kecaman di Dewan Keamanan PBB dan bisa saja akan menobatkan Arab Saudi sebagai state sponsor of global terrorism (negara pendukung terorisme global) yang mungkin akan berefek buruk terhadap kelangsungan rezim Saud.
Mungkinkah Arab Saudi benar-benar mengikuti keputusan Turki yang menarik dukungannya terhadap pemberontak di Suriah, dan malah menandatangani kesepakatan dengan Iran untuk memerangi terorisme? Atau mungkinkah rezim Saud ini sedang memainkan peran ganda? Di satu sisi sepertinya sudah bersikap seharusnya yaitu keluar dari gelanggang konflik dan menghentikan dukungannya kepada para jihadis namun disaat yang sama di sisi lain tengah menyiapkan skenario yang lebih besar seperti yang pernah terjadi di Ghouta? Terlepas dari semua itu, Arab Saudi hari ini sudah cukup ketakutan jika kebrutalan jihadis didikan mereka di Suriah, akan melakukan hal yang sama di kerajaannya cepat atau lambat. Kita masih harus menunggu.
Keterangan: Tulisan asli ada di situs LiputanIslam.com tgl 10 Februari 2014
Militer dan Pemberontak Suriah Capai Gencatan Senjata di Damaskus
Pasukan
pemerintah Suriah dan pemberontak di beberapa wilayah kunci di sekitar
Damaskus mencapai kesepakatan gencatan senjata sekalipun perundingan
damai di Jenewa menemui jalan buntu.
Situs berita
Daily Star sebagaimana dikutip Tasnim News (18/2) melaporkan, kendati
perwakilan pemerintah dan pemberontak Suriah tidak berhasil mencapai
kemajuan di perundingan damai Jenewa, namun militer Suriah dan
pemberontak berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata di sejumlah
wilayah kunci di sekitar Damaskus.
Wartawan kantor
berita Perancis di wilayah Babila, di sekitar wilayah Selatan Damaskus
mengabarkan, pemberontak dan militer Suriah yang keduanya bersenjata
terlihat sedang berbincang-bincang satu dengan lainnya. Kejadian yang
sama sekali sulit dibayangkan dapat terjadi beberapa hari lalu.
Gencatan senjata ini dicapai 18 bulan setelah serangkaian pertempuran
besar di sekitar ibukota Suriah antara pasukan pemerintah dan
pemberontak terjadi. Selain di wilayah Babila, gencatan senjata juga
diberlakukan di wilayah Madamia, Qudsia, Beit Sham, Yalda dan Yarmouk.
Kesepakatan yang dicapai berkat mediasi tokoh-tokoh masyarakat itu
meliputi gencatan senjata, pencabutan blokade, penyaluran bahan makanan
di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak, penyerahan senjata-senjata
berat milik kelompok bersenjata kepada pasukan Suriah dan dikibarkannya
bendera Suriah.
Pada saat yang sama kesepakatan baru
juga akan dicapai di salah satu lokasi pemberontak bersenjata di Timur
Laut Damaskus dan negosiasi untuk memberlakukan gencatan senjata sedang
dilakukan di Daraa, Barat Daya Damaskus.
Salah seorang wartawan
kantor berita Perancis yang dikawal pasukan pemerintah Suriah
mengunjungi wilayah Babila dan melaporkan bahwa warga setempat
meneriakkan slogan-slogan persatuan. (IRIB Indonesia/HS)
Gejolak Suriah
Laporan: Suriah Tangkap 85 Agen Asing
Islam
Times - http://www.islamtimes.org/vdcfj0dmtw6dtja.,8iw.html
"Sebanyak 85 personil militer Saudi, sebagian besar dari mereka
perwira intelijen, berada di penjara-penjara Suriah," kata sumber
mingguan Palestina, al-Manar pada hari Minggu (16/2/14).
Kekuatan asing di Suriah.jpg
Pasukan keamanan Suriah menangkap 85 perwira dan tentara asing,
sebagian besar mereka dari badan intelijen Saudi, dalam serangkaian
operasi terhadap pemberontak dukungan asing di negara itu, laporan
mengatakan.
"Sebanyak 85 personil militer Saudi, sebagian besar dari mereka perwira intelijen, berada di penjara-penjara Suriah," kata sumber mingguan Palestina, al-Manar pada hari Minggu (16/2/14).
Di antara para tahanan juga terdapat 7 perwira tinggi militer Saudi, 14 pejabat Qatar dan 9 personel intelijen Turki.
Pemerintah Saudi dilaporkan berusaha membebaskan para tahanan melalui perantara tapi usaha mereka gagal.
Selama ini, Arab Saudi menjadi pemasok utama senjata dan dana untuk militan dukungan asing di Suriah.
Konsultan pertahanan Inggris, IHS Jane melaporkan bulan September tahun lalu bahwa 100.000 pemberontak berada di Suriah. Mereka terpecah menjadi 1.000 kelompok dan melakukan kekejaman terhadap rakyat dan tentara Suriah.[IT/r]
"Sebanyak 85 personil militer Saudi, sebagian besar dari mereka perwira intelijen, berada di penjara-penjara Suriah," kata sumber mingguan Palestina, al-Manar pada hari Minggu (16/2/14).
Di antara para tahanan juga terdapat 7 perwira tinggi militer Saudi, 14 pejabat Qatar dan 9 personel intelijen Turki.
Pemerintah Saudi dilaporkan berusaha membebaskan para tahanan melalui perantara tapi usaha mereka gagal.
Selama ini, Arab Saudi menjadi pemasok utama senjata dan dana untuk militan dukungan asing di Suriah.
Konsultan pertahanan Inggris, IHS Jane melaporkan bulan September tahun lalu bahwa 100.000 pemberontak berada di Suriah. Mereka terpecah menjadi 1.000 kelompok dan melakukan kekejaman terhadap rakyat dan tentara Suriah.[IT/r]
https://www.facebook.com/
Sejarah wahabi diYahudikan oleh Yahudi!! (Kenapa Yahudi mencipta wahabi??)
Yahudi adalah bangsa Israel yangg sangat benci kepada Tuhan Nabi Muhammad SAW hanya kerana Nabi akhir zaman itu bukanlah lagi dari Bani israel. Mereka bangsa yang terlalu tebal asobiahnya, sehingga mereka sanggup bermusuh dengan Tuhan.
Sebab itu mereka cetuskan Ajaran anti Tuhan- anti Islam, sekularisme dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Yahudi juga dikenali sebagai Zionis. gerakan ini mula di susun rapi setelah Theodore Herl (pengasas organissasi yahudi internasional) menulis buku "Negara Yahudi" pada 1896.
Konsep ZIONISME yg menganggap kaum yahudi adalah bangsa terpilih menjadi kuasa terunggul utk memerintah dunia ini. memerintah dunia ini dari bukit Zion atau sion di jarussalem sebagai pusat pemerintah yahudi.
Disinilah terletaknya masjidil Aqsa yang telah wujud sejak zaman Nabi Ibrahim A.S ia adalah tapak bersejarah bagi semua agama samawi. Namun, kerana Yahudi dan Kristian menolak Nabi Muhammad SAW , MAKA Baitul Maqdis menjadi rebutan antara yahudi, kristian dan Islam.
Baitul maqdis adalah kota ketiga terbesar umat Islam selepas Makkah Mukarramah dan Madinah Al-Munawarah.
Makkah Al-Mukarramah:
1) terdapat kaabah dan masjidil Haram,
2) Tanah kelahiran Rasulullah SAW
3) Tapak kenabian Muhammad SAW.
Madinah Al-Munawarrah
1) Terdapat Masjid Nabawi.2) Terdapat jasad Rasulullah SAW.
3)Terbina Daulah Islam pertama dimana Yahudi terhalau dari Haramain (Makkah dan Madinah).
Baitul maqdis
1) terdapat masjidil Aqsa2) Kiblat pertama umat islam sebelum diubah ke Masjidil haram
3)Negeri Isra dan miraj tempat perhentian terakhir sebelum Rasulullah SAW MIRAJ KE SIDRATUL MUNTAHA. Pada 639M dibawah pemerintahan khalifah Umar Al-Khattab, Gabenor Amru bin Ash berjaya menawan Baitul Maqdis dengan aman damai. Pada 1099M perang salib pertama, Baitul maqdis jatuh ketangan kristian. Pada tahun 1189M Salahuddin Al-Ayubi menawan semula Baitul Maqdis dari tangan Richard
The Lion Heart.
Maka sempurnalah tiga kota suci ini berada dalam khalifah Islamiyah hingga 1917M. Dendam Yahudi terhadap Nabi Muhammad SAW dan Islam semakin mendalam. Satu konpirasi dirancang begitu rapi untuk mennentang kebangkitan Islam dari dalam. Yahudi mendirikan pusat Studi Islam untuk melatih ejen-ejen perisikan untuk menyusup ke dalam masyarakat islam.Tahun 1822 didirikan "Society Asiatic of Paris, di Paris". Tahun 1823 Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland didirikan di Inggeris; Tahun 1842 American Oriental Society, didirikan di Amerika; Tahun 1916 University Of london mendirikan School Of Oriental Studies sekarang menjadi SOAS (School of Oriental and African Studies).
Ejen-ejen Orientalis itu dihantar ke negara-negara Islam dan untuk menyamar sebagai Ulama. Di antara TOKOH-TOKOH orientalis dari Yahudi dan Kristian yang menyusup ditengah-tengah umat islam adalah Mr. Hempher (Syaikh Muhammad Majmui) pada tahun 1710 dihantar oleh British ke Mesir, turki, iraq, hijjaz dan sekitarnya. Mr. Christiaan Snouck Hurgronye (Syaikh Abdul Ghaffar) 1857-1936) di Aceh dan Nusantara. Duncan Black MacDonald (1863-1943) dihantar ke Amerika dan menjadi rujukan cenderakawan Islam dari seluruh dunia.
WAHABI DICIPTA YAHUDI WAHABI satu konspirasi menjatuhkan Islam dari dalam!! Apa itu WAHABI? Wahabi adalah satu fahaman yang diasaskan Oleh Muhammad Bin Abdul Wahab. Fahaman ini dinisbahkan atas nama bapaknya Abdul Wahab kepada WAHABI, Tidak kepada namanya sendiri kepada Muhammadi. ini kerana kesepakatan Ulama supaya Umat Islam tidak keliru dengan Fahaman yang dibawa Oleh Muhammad bin Abdul wahab dan Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Muhammad bin Abdul Wahab adalah orang yang Lemah Ingatan dan Gagap. Ayah dan Abangnya sendiri menganggap beliau tidak siuman. Muhammad bin Abdul wahab sangat terpengaruh dengan ajaran Ibnu Taimiyah yang mengasaskan fahaman Mujasimmah. kemudian dia mengembara dan belajar di BASRAH. berguru dengan Syaikh Muhammad Al-Majmui iaitu Mr. Hempher. Beliau adalah seorang yang pakar bahasa Arab, turki, parsi dan telah lama mempelajari islam. Mr. Hempher merasuah Muhammad bin Abdul Wahab dengan hadiah Mutaah 2 orang ejen perempuan Yahudi yang menyamar sebagai muslimah.
Maka dengan Mudah Yahudi mengatur untuk mengajar Muhammad Bin Abdul wahab tentang fahaman yang baru yang sesuai dengan rancangan yahudi. Dengan ajran yang baru itu, Muhammad bin Abdul Wahab kembali ke kampungnya, Namun ditentang dan diusir oleh bapaknya seorang Ulama Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamaah). Kerjasama Yahudi, Keluarga Al-Saud dan Golongan Wahabi membentuk kerajaan Arab Saudi. Selepas diusir oleh ayahnya, muhammad bin Abdul Wahab menyambung terus menyebarkan ajarannya itu ke seluruh Najd. Perjuangan yang disebarkan oleh muhammad bin Abdul Wahab itu dipantau oleh Mr. Henpher dan disokong oleh kerajaan British. Muhammad Bin Abdul Wahab membawa misi Yahudi kepada pemimpin-pemimpin Arab. Pada Tahun 1747
Muhammad Bin Abdul Wahab bertemu dengan Muhammad bin Sa'ud, dia adalah keturunan Yahudi. Maka bergabunglah Muhammad Bin Abdul Wahab dengan Muhammad bin Sa'ud untuk mengembangkan ajaran wahabi. Diantara ajaran wahabi ialah, Siapa yang tidak ikut wahabi di anggap SESAT, KAFIR, HALAL DARAH dan HARTANYA DIRAMPAS.
Dengan fatwa Wahabi Ini, Maka orang-orang yang tidak ikut dengan Wahabi akan dibunuh dan hartanya dirampas. Kaum Wahabi melancarkan Perang didalam dan diluar wilayah Najd, seperti Yaman, Hijjaz, daerah sekitar Syria, dan Iraq. Mereka membantai 300 lelaki wilayah kota Al-Ahsa dan merampas harta milik mereka. Pasukan Muhammad Bin Sa'ud dan Muhammad Bin Abdul Wahab terus melakukan kekejaman keseluruh Arab. Siapa yang Taat kepada ajarannya Wajib berBai'at, bila melawan Wajib dibunuh dan harta miliknya dirampas.
Diantara Umat Islam yang paling banyak dibunuh oleh pasukan ini adalah, Keturunan Rasulullah SAW. Namun ada diantara keturunan Rasulullah SAW yang sempat melarikan diri ke Malaysia dan Indonesia. Peninggalan Rasulullah SAW dimusnahkan supaya Umat Islam tidak lagi membesarkan Rasulullah SAW dan keturunannya. Pada Tahun 1793 Muhammad Bin Abdul Wahab meninggal dunia, Namun ajaran Wahabi semakin mengembang dengan sokongan keluarga Muhammad Bin Sa'ud dan British atau Yahudi. Dinasti As-Sa'ud dan golongan Wahabi terus meluaskan jajahannya hinga pada tahun 1912, berjaya menguasai seluruh Najd.
Yahudi mencetuskan Rovulusi Arab untuk menjatuhkan Empayar Islam Usmaniyyah Ketika pemimpin Empayar Usmaniyyah telah diserang oleh Penyakit Al-Wahan. Agenda Yahudi seturusnya ialah menghapuskan pemerintahan para syarif Makkah yang bertindak sebagai penjaga Haromain. Yahudi melantik satu ejen Yahudi untuk masuk kedalam bangsa Arab. Ejen ini ialah Sainstis yang menguasai 6 bahasa Dunia, termasuklah bahasa Arab.
Yahudi mengesan siapakah Tokoh Bangsa Arab yang Inginkan kekuasaan. Ditemukan tokoh Sherif Hussin, wakil empayar Usmaniyyah di haromain. Yahudi berjaya menghasut dan menipu Sherif Hussain untuk membebaskan diri dari Empayar Islam Usmaniyyah. Yahudi menaburkan semangat Nationalism untuk menentang Bangsa Turki dan memimpin empayar Islam Usmaniyyah. Perhubungan antara Yahudi dan Sherif Husain sangat rapat, Bahkan menjadi kawan karip putranya yang bernama Amir Faisal. Amir Faisal berpaling tadah dan memihak kepada Britain, sejak dari itulah kerajaan Arab jadi Tali barut Britain.
Atas nasihat Yahudi, Sherif Hussain mengirim surat rahsia, untuk memohon bantuan tenteran British dengan menjanjikan Sherif Hussain sebagai tentera bagi seluruh wilayah Arab, maka mudahlah Yahudi mencatur keluarga ini untuk mengagih-agihkan wilayah-wilayah sesuai dengan perancangan Yahudi. Pada Tahun 1915 Britain mula menduduki kawasan Iraq, akhirnya pada tahun 1917, Britain menduduki semula kawasan Palestin. Pada tahun 1918, tentera Britain menduduki pusat pemerintahan Turki Usmaniyyah, iaitu Istanbul. Perjanjian Faisal & Weizmann ditandatangani pada 3 januari 1919 dalam persidangan Paris. Weizmann adalah prasident Pertubuhan Zionis Dunia. Selepas perjanjian itu, Weizmann menjadi Prasident pertama dinegara Israel.
Iraq diserahkan kepada Amir Faisal, Jarussalam atau Palestin diserahkan kepada Kristian, Baitul Maqdis diserahkan kepada Yahudi.
Pada Tahun
1922, setelah tamat perang dunia pertama, persidangan diadakan. Hasil
persidangan, Sistem khilafah Islam di Tamatkan. Kedua, Khalifah dibuang
keluar negara. Ketiga, Harta Khalifah dirampas. Keempat, kerajaan Turki
Baru ditubuhkan atas dasar Sekular dibawah pimpinan Mustafa Khamar.
Negara-negara jajahan Turki usmaniyyah di ambil Alih sebagai jajahan
British, prancis dan itali. Yahudi Melantik Wahabi sebagai Penguasa
Haromain Setelah kejatuhan Empayar Usmaniyyah, Negara-negara kecil
seperti Kuwait, Yaman, dan lain-lain diserahkan kepada khabilah-khabilah
yang dipilih oleh yahudi. Negara-negara kecil itu, semua tertakluk
kepada jajahan British,
Prancis dan Itali. Janjinya kepada Sherif Hussain untuk mengangkatnya sebagai penguasa seluruh Arab hanyalah janji Kosong. Sherif Hussain hanya mendapat kerajaan Jordan yang kecil dan miskin. inilah Balasan bagi pengkhianat Islam. Pada Tahun 1925 keluarga As-Sa'ud berjaya menawan Kota Suci Makkah daripada Sherif Hussain. Pada 10 Januari 1926 Abdul Aziz As-Sa'ud ditabalkan menjadi Raja Hijjaz di Masjidil Haram, Makkah. Pada tahun 1932 setelah menguasai sebahagian besar semenanjung Arab, Ibnu Sa'ud menamakan tanah gabunggan hijjaz dan Najd sebagai Arab Saudi. Abdul Aziz ibnu Sa'ud kemudian menabalkan dirinya sebagai Raja Arab Saudi dengan sokongan Pihak British. Fahaman Wahabi menjadi Agama Rasmi Arab Saudi dan dikembangkan ke seluruh dunia. Mengapa Yahudi Mencipta Wahabi?
1) Yahudi sangat Faham, kerana kekuatan umat Islam adalah pada kekuatan Rohnya yakni Rohnya sangat kenal Cinta dan Takut kepada Allah SWT, oleh kerana itu Umat islam mesti dipisahkan dari Allah.
2) Yahudi sangat faham, bahawa kehebatan Umat Islam kerana berjaya menghubungkan kekuatan Roh dan kehidupan Lahir. Maka keyakinan adanya kuasa Roh dalam kehidupan Lahir itu mesti dihapuskan.
3) Yahudi sangat Faham, Bahawa Kunci Kemenangan Umat Islam adalah kerana Adanya Bantuan Ghaib dari Allah SWT, maka Yahudi menghapuskan keyakinan Umat Islam kepada Perkara Ghaib Itu. Ulama Sufi dan Tarikat yang mempunyai karomah dikatakan SESAT dan SYIRIK.
4) Yahudi tahu, bahawa kekuatan Islam adalah kepada Pencintaan Umat kepada Rasulullah SAW, Ahlul Bait, dan Para Sahabat Baginda SAW. Maka segala peninggalan atau amalan boleh meyuburkan kepencintaan itu diMUSNAHkan dengan alasan Bida'ah, khurafat, dan Syirik serta lain-lain alasan yang diada-adakan.
5) Yahudi sangat faham Selemah-lemah Umat Islam, Mereka sangat fanatik agama para Ulama. Oleh kerana itu, Ulama baru dan Islam gaya baru mesti dicipta yang sesuai dengan Agenda Yahudi itu.
1) membuat Fatwa setiap yang Bida'ah itu sesat dan yang sesat itu neraka.
2) membuat Fatwa Umat Islam yang tidak ikut ajarannya itu sesat, Halal Darah dan Hartanya dirampas.
3) Membunuh Keturunan Rasulullah SAW.
4) Menghukumkan Sesat keturunan Rasulullah SAW dan Para sahabat yang Utama.
5) Menganggap Alam Roh Itu tidak Wujud.
6) Menolak adanya Alam Lahir dan Alam Roh.
7) Memusnahkan peninggalan Rasulullah SAW.
8) Dalam mempelajari Ilmu Usuluddin atau Tauhid menganut fahaman Ibnu Taimiyyah, yang menganggap Tuhan Itu berjisim seperti makhluk atau mujassimah.
9) Didalam Feqah dibenarkan menampal-nampal mazhab. 10) Mengambil Sumber Al-Quran dan Hadith tanpa ijma' Ulama dan Qiyas.
11) Melarang keras Umat Islam berdoa dengan tawassul (perantaraan).
12) Melarang menziarahi Kubur sekalipun Makan Nabi muhammad SAW.
13) menghancurkan bangunan atas tempat lahir Nabi SAW.
14) Melarang memuji-muji Nabi seperti baca Qasidah, berzanji, Burdah, tahlil, dan sebagainya.
15) Melarang Umat Islam merayakan dan memperingati Maulidur Rasul, Israk Mikraj, dan semua perayaan hari kerayaan Islam yang lain.
16) Melarang belajar Sifat 20 dan menuduh sesat fahaman Asy'ari iaitu fahaman Kaum Ahlus sunnah Wal Jamaah.
17) Melarang Amalan Tarikat, Umpamanya Tarikat Naqsabandiyyah, Syazali, Muhammadiah dan lain-lain tarikat. 18) Mengundang Amerika untuk mengesport kekayaan minyak di timur tengah.
9) Berkomplot dengan Amerika membina pengkalan tentera di Arab Saudi.
20) Meminta bantuan tentera bersekutu dalam perang, untuk menghancurkan Saddam Hussain.
21) Mencetuskan Gerakkan Teroris seperti Al-Qaeda, dan lain-lain. Untuk memburukkan Imej Islam.
22) Mengubah Arab menjadi Negara Yahudi, dan Haromain menjadi Kota Yahudi, dan lain-lain kejahatan yang merupakan konfirasi Yahudi seperti Punk, Skin Head, Black Metal, Chikano dan lain-lainnya. yakni Untuk menghapuskan keyakinan dan cinta Umat Islam kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. supaya umat islam mengikut cara hidup yahudi dan meninggalkan Tuhan Nabi Muhammad SAW. Jelaslah bahawa tujuan Wahabi adalah untuk meninggalkan Allah SWT dan Rasulullah SAW dan mengikuti Yahudi. Wahabi adalah buatan Yahudi. Siapakah yang akan memerangi Wahabi?
2) Berpegang teguhlah kepada Ahlus Sunnah Wal Jamaah iaitu Aqidah yang dibawa Imam Abu Hassan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al-Muntaridi.
3) Kuatkan Hubungan dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW, Kuatkan Hablum minal lah dan Hablum minal Nas.
4) Berfeqah dengan salah satu mazhab yang 4 iaitu Syafi'e, Maliki, Hanbali dan Hanafi. jangan dicampur-campur.
5) Lawanlah Hawa Nafsu Buang segala Sifat Jahat dalam Diri Kita dengan berTasawuf berpandukan Imam Al-Ghazali.
6) Amalkan wirid dan zikir secara berdisiplin dan istiqamah atau amalkan Tarikat yang ada Mursyid.
7) Jangan Mudah terpancing tawaran manis wahabi.
8) jangan sekali-kali terlibat dengan gerakkan militan.
9) Banyaklah bertaubat atas dosa-dosa sendiri dan dosa Umat Islam.
10) Berdoalah kepada Allah SWT supaya Allah SWT segera Hantar pemimpin yang membawa kebenaran untuk menentang Wahabi dan menghapuskan ajaran ini.
sumber@ pt
Antara cara-cara mudah mengenali mereka samada berfahaman Wahabi ataupun tidak ataupun terkena sedikit tempias dari fahaman Wahabi adalah:
01. Gemar membahagikan-bahagikan tauhid kepada tiga bahagian iaitu Tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan al-Asma Wa al-Sifat lantas menyamakan umat Islam kini dengan musyrikin Mekah.
02. Menyesatkan manhaj Asyairah dan Maturidiyah yang merupakan dua komponen utama dalam Ahli Sunnah Wal Jamaah.
03. Kritikal terhadap sisitem pengajian Sifat 20.
04. Gemar membahaskan ayat-ayat mutasyabihat dan membahaskan perihal istiwa Allah Taala, tangan Allah Taala, di mana Allah Taala dan lain-lain ayat mutasyabihat lagi lantas memahami ayat-ayat itu dengan zahir ayat dan mencerca mereka yang mantakwil ayat-ayat ini. Akhirnya mereka secara tidak sedar termasuk di dalam golongan Mujassimah dan Musyabbihat.
05. Sering meletakkan isu-isu fiqh dalam bab aqidah, seperti tawasul dan istighatsah lantas mensyirikkan dan mengkafirkan amalan-amalan yang tidak sehaluan dengan mereka. Juga mensyirikkan amalan yang tidak dipersetujui contohnya mambaca salawat syifa dan tafrijiah dll.
06. Mudah melafazkan kalimah syirik dan kufur terhadap amalan yang mereka tidak persetujui (Khawarij Moden).
07. Amat kritikal terhadap tasawuf serta tarikat dan mengatakan bahawa tasawuf dan tarikat diambil daripada ajaran falsafah Yunan, agama Buddha dan dll.
02. Membahagikan manusia kepada tiga golongan iaitu mujtahid, muttabi dan muqallid dan mencerca golongan muqallid. Bagi mereka hanya menyeru kepada mengikut seorang alim atau imam itu hanyalah dengan dalil walaupun pada hakikatnya mereka tidak memahami dalil tersebut.
03. Gemar membangkitkan isu-isu furuk yang sudah lama diperbahaskan oleh para ulama terdahulu seperti isu tahlil, talqin, qunut subuh, zikir berjamaah, zikir dengan bilangan tertentu, lafaz niat solat, ziarah makam para nabi dan ulama, sambutan maulidur rasul dll.
04. Perkataan bidaah sentiasa diulang-ulang pada perbuatan yang mereka tidak setuju. Bidaah di dalam agama bagi mereka hanyalah sesat dan akan menjerumuskan pembuatnya ke dalam neraka. Kata-kata Imam Syatibi pada pembahagian bidaah akan mereka ulang-ulangi. Menurut fahaman mereka pembahagian ulama lain pada bidaah hanyalah bidaah dari sudut bahasa.
05. Wahabi secara umumnya mengaitkan amalan-amalan tertentu kononnya sebagai rekaan dengan hawa nafsu atau kejahilan para ulama terdahulu manakala Wahabi di Malaysia cuba mengaitkan amalan yang mereka tidak persetujui hanyalah rekaan para ulama Nusantara.
06. Hanya berpegang kepada suatu pendapat dalam hukum hakam fiqh jika mempunyai dalil yang zahir dan amat gemar meminta dalil dari al-Quran dan al-Hadis seolah-olah mereka dapat membuat perbandingan sendiri kuat lemahnya sesuatu pendapat berdasarka dalil yang dijumpai.
02. Menganggap bahawa hanya mereka sahajalah yang benar dan merekalah sahajalah pembawa manhaj salaf yang sebenar.
03. Bersikap keras kepala dan enggan menerima kebenaran walaupun dibentangkan beribu-ribu hujjah. Bagi golongan Wahabi dalil mereka yang menentang mereka semuanya lemah atau telah dijawab.
04. Amat gemar berdebat walau di kalangan masyarakat awam.
05. Terlalu fanatik kepada fahaman dan tokoh-tokoh yang mereka diiktiraf mereka seperti Muhammad Abdul Wahab, Abdul Aziz bin Baz, Nasir al-Albani, Muhammad Soleh al-Utsaimin, Soleh Fauzan dll.
06. Mudah mengatakan bahawa ulama terdahulu sebagai silap ataupun sesat dll.
07. Mendakwa mereka mengikut manhaj salafi pada urusan aqidah dan fiqh walaupun hakikatnya mereka amat jauh sekali dan tidak memahaminya.
08. Cuba untuk menyatukan semua pihak atas fahaman mereka lantas menyebabkan perpecahan umat.
09. Sebahagian mereka juga bersikap lemah lembut pada kuffar dan berkeras pada umat Islam.
10. Menyesatkan dan memfasiqkan sesiapa yang bercanggah dengan mereka serta melebelkan dengan pelbagai gelaran.
11. Seolah-olah menyamatarafkan hadis dhoif dengan hadis maudhuk lantas mendakwa mereka hanya mengikut hadis yang sahih selain kritikal terhadap penerimaan riwayat dan taasub dengan penerimaan atau penolakan Nasir al-Albani semata-mata.
12. Membuat khianat ilmiah samada pada penulisan atau pada pantahqiqan kitab-kitab lama terutamanya.""
""
Prancis dan Itali. Janjinya kepada Sherif Hussain untuk mengangkatnya sebagai penguasa seluruh Arab hanyalah janji Kosong. Sherif Hussain hanya mendapat kerajaan Jordan yang kecil dan miskin. inilah Balasan bagi pengkhianat Islam. Pada Tahun 1925 keluarga As-Sa'ud berjaya menawan Kota Suci Makkah daripada Sherif Hussain. Pada 10 Januari 1926 Abdul Aziz As-Sa'ud ditabalkan menjadi Raja Hijjaz di Masjidil Haram, Makkah. Pada tahun 1932 setelah menguasai sebahagian besar semenanjung Arab, Ibnu Sa'ud menamakan tanah gabunggan hijjaz dan Najd sebagai Arab Saudi. Abdul Aziz ibnu Sa'ud kemudian menabalkan dirinya sebagai Raja Arab Saudi dengan sokongan Pihak British. Fahaman Wahabi menjadi Agama Rasmi Arab Saudi dan dikembangkan ke seluruh dunia. Mengapa Yahudi Mencipta Wahabi?
1) Yahudi sangat Faham, kerana kekuatan umat Islam adalah pada kekuatan Rohnya yakni Rohnya sangat kenal Cinta dan Takut kepada Allah SWT, oleh kerana itu Umat islam mesti dipisahkan dari Allah.
2) Yahudi sangat faham, bahawa kehebatan Umat Islam kerana berjaya menghubungkan kekuatan Roh dan kehidupan Lahir. Maka keyakinan adanya kuasa Roh dalam kehidupan Lahir itu mesti dihapuskan.
3) Yahudi sangat Faham, Bahawa Kunci Kemenangan Umat Islam adalah kerana Adanya Bantuan Ghaib dari Allah SWT, maka Yahudi menghapuskan keyakinan Umat Islam kepada Perkara Ghaib Itu. Ulama Sufi dan Tarikat yang mempunyai karomah dikatakan SESAT dan SYIRIK.
4) Yahudi tahu, bahawa kekuatan Islam adalah kepada Pencintaan Umat kepada Rasulullah SAW, Ahlul Bait, dan Para Sahabat Baginda SAW. Maka segala peninggalan atau amalan boleh meyuburkan kepencintaan itu diMUSNAHkan dengan alasan Bida'ah, khurafat, dan Syirik serta lain-lain alasan yang diada-adakan.
5) Yahudi sangat faham Selemah-lemah Umat Islam, Mereka sangat fanatik agama para Ulama. Oleh kerana itu, Ulama baru dan Islam gaya baru mesti dicipta yang sesuai dengan Agenda Yahudi itu.
6) Untuk menguasai Kota Suci Umat Islam Haromain. Yahudi tidak dapat menghancurkannya seperti tempat-tempat yang lain kerana ditakutkan Umat Islam sedunia akan bangkit menentang Yahudi. Kejahatan Wahabi
1) membuat Fatwa setiap yang Bida'ah itu sesat dan yang sesat itu neraka.
2) membuat Fatwa Umat Islam yang tidak ikut ajarannya itu sesat, Halal Darah dan Hartanya dirampas.
3) Membunuh Keturunan Rasulullah SAW.
4) Menghukumkan Sesat keturunan Rasulullah SAW dan Para sahabat yang Utama.
5) Menganggap Alam Roh Itu tidak Wujud.
6) Menolak adanya Alam Lahir dan Alam Roh.
7) Memusnahkan peninggalan Rasulullah SAW.
8) Dalam mempelajari Ilmu Usuluddin atau Tauhid menganut fahaman Ibnu Taimiyyah, yang menganggap Tuhan Itu berjisim seperti makhluk atau mujassimah.
9) Didalam Feqah dibenarkan menampal-nampal mazhab. 10) Mengambil Sumber Al-Quran dan Hadith tanpa ijma' Ulama dan Qiyas.
11) Melarang keras Umat Islam berdoa dengan tawassul (perantaraan).
12) Melarang menziarahi Kubur sekalipun Makan Nabi muhammad SAW.
13) menghancurkan bangunan atas tempat lahir Nabi SAW.
14) Melarang memuji-muji Nabi seperti baca Qasidah, berzanji, Burdah, tahlil, dan sebagainya.
15) Melarang Umat Islam merayakan dan memperingati Maulidur Rasul, Israk Mikraj, dan semua perayaan hari kerayaan Islam yang lain.
16) Melarang belajar Sifat 20 dan menuduh sesat fahaman Asy'ari iaitu fahaman Kaum Ahlus sunnah Wal Jamaah.
17) Melarang Amalan Tarikat, Umpamanya Tarikat Naqsabandiyyah, Syazali, Muhammadiah dan lain-lain tarikat. 18) Mengundang Amerika untuk mengesport kekayaan minyak di timur tengah.
9) Berkomplot dengan Amerika membina pengkalan tentera di Arab Saudi.
20) Meminta bantuan tentera bersekutu dalam perang, untuk menghancurkan Saddam Hussain.
21) Mencetuskan Gerakkan Teroris seperti Al-Qaeda, dan lain-lain. Untuk memburukkan Imej Islam.
22) Mengubah Arab menjadi Negara Yahudi, dan Haromain menjadi Kota Yahudi, dan lain-lain kejahatan yang merupakan konfirasi Yahudi seperti Punk, Skin Head, Black Metal, Chikano dan lain-lainnya. yakni Untuk menghapuskan keyakinan dan cinta Umat Islam kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. supaya umat islam mengikut cara hidup yahudi dan meninggalkan Tuhan Nabi Muhammad SAW. Jelaslah bahawa tujuan Wahabi adalah untuk meninggalkan Allah SWT dan Rasulullah SAW dan mengikuti Yahudi. Wahabi adalah buatan Yahudi. Siapakah yang akan memerangi Wahabi?
Wahai Umat Islam seluruh Dunia, Setelah kita tahu Rahsia ini, Marilah kita perangai Wahabi dan Yahudi dengan Langkah-langkah Ini.
1) Jangan terpengaruh dengan Ajaran ini, jaga diri dan keluarga Anda dari aliran Ini.2) Berpegang teguhlah kepada Ahlus Sunnah Wal Jamaah iaitu Aqidah yang dibawa Imam Abu Hassan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al-Muntaridi.
3) Kuatkan Hubungan dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW, Kuatkan Hablum minal lah dan Hablum minal Nas.
4) Berfeqah dengan salah satu mazhab yang 4 iaitu Syafi'e, Maliki, Hanbali dan Hanafi. jangan dicampur-campur.
5) Lawanlah Hawa Nafsu Buang segala Sifat Jahat dalam Diri Kita dengan berTasawuf berpandukan Imam Al-Ghazali.
6) Amalkan wirid dan zikir secara berdisiplin dan istiqamah atau amalkan Tarikat yang ada Mursyid.
7) Jangan Mudah terpancing tawaran manis wahabi.
8) jangan sekali-kali terlibat dengan gerakkan militan.
9) Banyaklah bertaubat atas dosa-dosa sendiri dan dosa Umat Islam.
10) Berdoalah kepada Allah SWT supaya Allah SWT segera Hantar pemimpin yang membawa kebenaran untuk menentang Wahabi dan menghapuskan ajaran ini.
sumber@ pt
MENGENAL MANHAJ FAHAMAN WAHABI
Antara cara-cara mudah mengenali mereka samada berfahaman Wahabi ataupun tidak ataupun terkena sedikit tempias dari fahaman Wahabi adalah:
Dari Sudut AQIDAH:
01. Gemar membahagikan-bahagikan tauhid kepada tiga bahagian iaitu Tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan al-Asma Wa al-Sifat lantas menyamakan umat Islam kini dengan musyrikin Mekah.
02. Menyesatkan manhaj Asyairah dan Maturidiyah yang merupakan dua komponen utama dalam Ahli Sunnah Wal Jamaah.
03. Kritikal terhadap sisitem pengajian Sifat 20.
04. Gemar membahaskan ayat-ayat mutasyabihat dan membahaskan perihal istiwa Allah Taala, tangan Allah Taala, di mana Allah Taala dan lain-lain ayat mutasyabihat lagi lantas memahami ayat-ayat itu dengan zahir ayat dan mencerca mereka yang mantakwil ayat-ayat ini. Akhirnya mereka secara tidak sedar termasuk di dalam golongan Mujassimah dan Musyabbihat.
05. Sering meletakkan isu-isu fiqh dalam bab aqidah, seperti tawasul dan istighatsah lantas mensyirikkan dan mengkafirkan amalan-amalan yang tidak sehaluan dengan mereka. Juga mensyirikkan amalan yang tidak dipersetujui contohnya mambaca salawat syifa dan tafrijiah dll.
06. Mudah melafazkan kalimah syirik dan kufur terhadap amalan yang mereka tidak persetujui (Khawarij Moden).
07. Amat kritikal terhadap tasawuf serta tarikat dan mengatakan bahawa tasawuf dan tarikat diambil daripada ajaran falsafah Yunan, agama Buddha dan dll.
Dari Sudut FIQH:
01. Kritikal terhadap mazhab-mazhab fiqh dan menganggap sesiapa yang berpegang kepada satu mazhab adalah taksub dan jumud. Mereka akan menyarankan mengikut fiqh campuran atas corak pemahaman mereka dan menamakannya sebagai Fiqh Sunnah.02. Membahagikan manusia kepada tiga golongan iaitu mujtahid, muttabi dan muqallid dan mencerca golongan muqallid. Bagi mereka hanya menyeru kepada mengikut seorang alim atau imam itu hanyalah dengan dalil walaupun pada hakikatnya mereka tidak memahami dalil tersebut.
03. Gemar membangkitkan isu-isu furuk yang sudah lama diperbahaskan oleh para ulama terdahulu seperti isu tahlil, talqin, qunut subuh, zikir berjamaah, zikir dengan bilangan tertentu, lafaz niat solat, ziarah makam para nabi dan ulama, sambutan maulidur rasul dll.
04. Perkataan bidaah sentiasa diulang-ulang pada perbuatan yang mereka tidak setuju. Bidaah di dalam agama bagi mereka hanyalah sesat dan akan menjerumuskan pembuatnya ke dalam neraka. Kata-kata Imam Syatibi pada pembahagian bidaah akan mereka ulang-ulangi. Menurut fahaman mereka pembahagian ulama lain pada bidaah hanyalah bidaah dari sudut bahasa.
05. Wahabi secara umumnya mengaitkan amalan-amalan tertentu kononnya sebagai rekaan dengan hawa nafsu atau kejahilan para ulama terdahulu manakala Wahabi di Malaysia cuba mengaitkan amalan yang mereka tidak persetujui hanyalah rekaan para ulama Nusantara.
06. Hanya berpegang kepada suatu pendapat dalam hukum hakam fiqh jika mempunyai dalil yang zahir dan amat gemar meminta dalil dari al-Quran dan al-Hadis seolah-olah mereka dapat membuat perbandingan sendiri kuat lemahnya sesuatu pendapat berdasarka dalil yang dijumpai.
Dari Sudut MANHAJ:
01. Berlebih-lebihan pada mengkritik mereka yang tidak sehaluan dengan mereka baik ulama terdahulu mahupun sekarang.02. Menganggap bahawa hanya mereka sahajalah yang benar dan merekalah sahajalah pembawa manhaj salaf yang sebenar.
03. Bersikap keras kepala dan enggan menerima kebenaran walaupun dibentangkan beribu-ribu hujjah. Bagi golongan Wahabi dalil mereka yang menentang mereka semuanya lemah atau telah dijawab.
04. Amat gemar berdebat walau di kalangan masyarakat awam.
05. Terlalu fanatik kepada fahaman dan tokoh-tokoh yang mereka diiktiraf mereka seperti Muhammad Abdul Wahab, Abdul Aziz bin Baz, Nasir al-Albani, Muhammad Soleh al-Utsaimin, Soleh Fauzan dll.
06. Mudah mengatakan bahawa ulama terdahulu sebagai silap ataupun sesat dll.
07. Mendakwa mereka mengikut manhaj salafi pada urusan aqidah dan fiqh walaupun hakikatnya mereka amat jauh sekali dan tidak memahaminya.
08. Cuba untuk menyatukan semua pihak atas fahaman mereka lantas menyebabkan perpecahan umat.
09. Sebahagian mereka juga bersikap lemah lembut pada kuffar dan berkeras pada umat Islam.
10. Menyesatkan dan memfasiqkan sesiapa yang bercanggah dengan mereka serta melebelkan dengan pelbagai gelaran.
11. Seolah-olah menyamatarafkan hadis dhoif dengan hadis maudhuk lantas mendakwa mereka hanya mengikut hadis yang sahih selain kritikal terhadap penerimaan riwayat dan taasub dengan penerimaan atau penolakan Nasir al-Albani semata-mata.
12. Membuat khianat ilmiah samada pada penulisan atau pada pantahqiqan kitab-kitab lama terutamanya.""
""
Media Israel: Perang Mendatang dengan Hizbullah di Wilayah Israel
Salah
satu media rezim Zionis Israel menyinggung manuver dan latihan-latihan
yang dilakukan militer Israel serta memuat analisanya terkait maksud
Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Lebanon soal
serangan ke Al Jalil dalam perang mendatang.
Fars News (18/2) melaporkan, situs berita Walla dalam laporannya tentang latihan-latihan yang dilakukan beberapa brigade pasukan Israel untuk menghadapi Hizbullah menulis, "Hipotesa utama Yair Golan, Komandan Front Utara Israel dalam latihan-latihan itu adalah, pertempuran mendatang di perbatasan Lebanon akan meletus tanpa informasi militer pertama. Pasalnya ketika Nasrullah mengancam untuk menguasai Al Jalil, maksudnya adalah pasukan Hizbullah, berbeda dengan Perang Kedua Lebanon, akan memindahkan lokasi pertempuran mendatang ke wilayah Israel."
Salah seorang perwira militer senior Israel di Laskar 91 Al Jalil
terkait hal ini mengatakan, "Benar bahwa Hizbullah akan bertempur dan
tidak mengalami kerugian, namun realitasnya mereka adalah sebuah
organisasi serius dan terlatih."
Ia menambahkan, "Hizbullah telah menunjukkan dua kemampuan utamanya di Suriah. Kreatifitas dan serangan. Ini bukan sekedar perang, tetapi sebuah pertempuran di banyak segi. Hizbullah di perang Suriah memahami bahwa konsentrasi pada kerja adalah sebuah keharusan."
Oleh karena itu, katanya,
mereka kreatif dan bersedia mengeluarkan anggaran untuk itu. Pada saat
yang sama mereka juga melakukan serangan-serangan, maka bukanlah hal
yang mengejutkan jika mereka menang.
"Kami tidak akan
mengabaikan masalah ini dalam latihan-latihan kami. Oleh karenanya
setiap brigade memiliki satu program terencana dan sudah terkoordinasi.
Kami tidak akan mengabaikan kemungkinan serangan terhadap pasukan kami,"
tandasnya. (IRIB Indonesia/HS)
Barrett: Kiamat Rezim Zionis Sudah Dekat
Islam
Times - http://www.islamtimes.org/vdcd9z0szyt0k56.lp2y.html
"Tidak ada bom nuklir Iran atau bom penduduk Palestina yang
harus menjadi perhatian Zionis. Musuh sejati mereka adalah bom kebenaran
yang bergerak pelan dan secara bertahap akan meledak di seluruh dunia,"
tulis Barrett.
Amerika adalah Zionis
Seorang analis memprediksi bahwa kemusnahan rezim Zionis sudah dekat
karena semakin banyak kebohongan yang disebarkannya di seluruh dunia.
"Memunculkan kebenaran dan berikutnya tuntutan keadilan adalah ancaman riil apokaliptik [agama yang bergabung dengan rasialisme] yang akan segera memusnahkan entitas Zionis," tulis Kevin Barrett dalam kolom untuk situs web Press TV hari Senin (10/2/14).
Barret mengatakan, tuduhan Zionis tentang perkembangan bom nuklir Iran terbukti tidak benar. "Tidak ada bom nuklir Iran atau bom penduduk Palestina yang harus menjadi perhatian Zionis. Musuh sejati mereka adalah bom kebenaran yang bergerak pelan dan secara bertahap akan meledak di seluruh dunia," tulis Barrett.
Barret mengatakan, kegagalan Zionis menindas kebenaran akan mengantarkan mereka berhadapan dengan bencana.
"Di era internet dan media alternatif yang berkembang biak, tidak cukuplagi bagi politisi untuk membeli media mainstream," tulisnya.
Barrett meramalkan bahwa kiamat Zionis akan terjadi tahun ini sampai tahun depan sambil mencatat bahwa hal itu tidak selalu berarti perang dunia atau keruntuhan di sektro keuangan.
Dia mengatakan Zionisme menghadapi serangan balik yang cukup populer di Eropa karena semakin banyak tokoh masyarakat yang berbicara melawan Zionisme.
Barrett mengatakan Zionis akan memanen bencana karena telah menabur benih-benih kebencian.[IT/r]
"Memunculkan kebenaran dan berikutnya tuntutan keadilan adalah ancaman riil apokaliptik [agama yang bergabung dengan rasialisme] yang akan segera memusnahkan entitas Zionis," tulis Kevin Barrett dalam kolom untuk situs web Press TV hari Senin (10/2/14).
Barret mengatakan, tuduhan Zionis tentang perkembangan bom nuklir Iran terbukti tidak benar. "Tidak ada bom nuklir Iran atau bom penduduk Palestina yang harus menjadi perhatian Zionis. Musuh sejati mereka adalah bom kebenaran yang bergerak pelan dan secara bertahap akan meledak di seluruh dunia," tulis Barrett.
Barret mengatakan, kegagalan Zionis menindas kebenaran akan mengantarkan mereka berhadapan dengan bencana.
"Di era internet dan media alternatif yang berkembang biak, tidak cukuplagi bagi politisi untuk membeli media mainstream," tulisnya.
Barrett meramalkan bahwa kiamat Zionis akan terjadi tahun ini sampai tahun depan sambil mencatat bahwa hal itu tidak selalu berarti perang dunia atau keruntuhan di sektro keuangan.
Dia mengatakan Zionisme menghadapi serangan balik yang cukup populer di Eropa karena semakin banyak tokoh masyarakat yang berbicara melawan Zionisme.
Barrett mengatakan Zionis akan memanen bencana karena telah menabur benih-benih kebencian.[IT/r]
IRGC: Peluru Pertama Jatuh di Iran, Hizbullah Hancurkan Israel!
Islam
Times- http://www.islamtimes.org/vdcaywnea49nma1.h8k4.html
"Bangsa Iran dan Angkatan Bersenjata siap habis-habisan
mempertahankan dan melindungi negara dengan segala kekuatannya dan akan
menanggapi setiap agresi dengan serangan balik yang tak terbayangkan,"
IRGC
Dalam memperingatkan para pejabat AS dan Zionis atas setiap aksi militer terhadap negaranya, Penasihat Militer Senior Pemimpin Tertinggi Iran, Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, menegaskan kesalahan seperti itu akan berbuah penghancuran Israel oleh pasukan Iran dan gerakan perlawanan Hizbullah di Lebanon.
"Bangsa Iran dan Angkatan Bersenjata siap habis-habisan mempertahankan dan melindungi negara dengan segala kekuatannya dan akan menanggapi setiap agresi dengan serangan balik yang tak terbayangkan," kata Safavi di sebelah barat laut provinsi Zanjan pada hari Selasa (11/2), kepada sejumlah besar rakyat Iran yang berpartisipasi dalam demonstrasi tahunan untuk memperingati ulang tahun ke-35 kemenangan Revolusi Islam.
Safavi meremehkan retorika perang para pejabat AS dan "Israel" terhadap Iran, seraya memperingatkan , "Dimulainya perang terhadap Iran berarti kehancuran rezim Zionis oleh pasukan Hizbullah Iran dan Hizbullah Lebanon."
Dalam sambutan yang berhubungan dengannya pada hari Minggu (9/2) di Teheran, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan menggarisbawahi bahwa Angkatan Bersenjata Iran akan memberikan respon yang tak terbayangkan untuk setiap kemungkinan agresi musuh, seraya menambahkan bahwa pernyataan mengancam para pejabat AS tidak dapat mencegah negara (Iran) melanjutkan produksi bahan bakar nuklirnya.
"Angkatan Bersenjata Iran merupakan kompleks yang saling berkelindan dan koheren, yang dapat memberikan respon menentukan untuk setiap ancaman di setiap level dan tempat manapun di bawah komando Panglima (Ayatullah Sayydi Ali Khamenei)," kata Dehqan kepada para pegawai kementerian pertahanan dalam kesempatan ulang tahun ke-35 kemenangan Revolusi Islam.
Sambil mengecam ncaman militer baru-baru ini yang dilontarkan sejumlah pejabat AS terhadap Iran, ia mengatakan, "Musuh tidak pernah mampu menilai dan memikirkan jangkauan respon yang diberikan Angkatan Bersenjata Islam Iran yang kuat dan perkasa."
Dehqan juga mengatakan bahwa musuh-musuh mengancam Iran secara militer untuk mencegah kemajuan negara ini dalam penggunaan teknologi nuklir, namun mereka harus tahu bahwa "Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam (Ayatullah Ali Khamenei) dan bangsa Iran Islam yang pemberani dan penuh perlawanan tidak akan pernah membiarkan siklus produksi bahan bakar nuklir negaranya terhenti."
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam sambutan pentingnya pada hari Sabtu (8/2) juga menolak kompromi dengan AS, seraya mengatakan Washington sedang menerapkan pendekatan munafik terhadap Iran dan menarget kemandirian bangsa.
"Aparat propaganda dari kekuatan hegemonik dan elemen internal mereka seolah-olah sedang berusaha bahwa ketergantungan pada kepentingan dan identitas nasional tidak sesuai dengan kemajuan dan jika suatu negara ingin membuat kemajuan, seharusnya, dengan demikian, mengurangi keinginan untuk mandiri," ujar Ayatullah Khamenei kepada sejumlah besar komandan dan personil Angkatan Udara di Teheran.
Ayatullah Khamenei menggarisbawahi bahwa kemandirian bukan berarti memperlakukan orang lain dengan temperamen buruk atau menggerutu, seraya mengatakan, "Kemandirian adalah sebuah dam yang membendung pengaruh negara-negara yang berniat menguasai kepentingan negara demi kepentingan mereka sendiri."
"Taktik dan metode dapat diubah, namun prinsip-prinsip dan dasar-dasar harus tetap kuat dan ini adalah rahasia kekuatan dan kemajuan Iran," tambah beliau.
Beliau juga mengecam para pejabat AS atas ancaman militernya terhadap Iran kendati pihak internasional berupaya menggelar pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa antara Teheran dan Barat seputar program nuklir Iran. Kemudian beliau mengatakan, "Bangsa Iran harus memperhatikan negosiasi terakhir dan komentar kasar pejabat Amerika agar setiap orang dapat mengenali musuh dengan baik."
"Pejabat Amerika berbicara dalam pertemuan tertutup dengan pejabat kita dalam satu cara, dan mereka berbicara di luar pertemuan yang sama dengan cara berbeda; ini adalah kemunafikan dan kehendak buruk dan jahat dari musuh dan bangsa Iran harus mengamati semua kasus ini secara tepat," kata Ayatullah Khamenei menekankan.
Pada 24 November, Iran dan kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, menyepakati enam bulan Rencana Aksi Bersama untuk meletakkan dasar bagi resolusi penuh terhadap sengketa Barat dengan Iran yang telah berumur satu dekade atas program energi nuklir Iran. Sebagai ganti atas tawaran meyakinkan Teheran untuk membatasi beberapa aspek dari kegiatan nuklirnya, enam kekuatan dunia itu (The Sextet yang terdiri dari lima anggota DK PBB plus Jerman) juga bersepakat untuk menghapus beberapa sanksi yang berlaku terhadap Tehran dan melanjutkan pembicaraan dengan Iran untuk menyelesaikan semua masalah di antara kedua belah pihak.
Setelah Iran dan beberapa kekuatan dunia itu mencapai kesepakatan pada bulan November, Departemen Keuangan AS justru memberlakukan sanksi baru terhadap beberapa perusahaan dan individu yang berhubungan bisnis dengan Iran. Departemen Keuangan AS mengatakan pada hari Kamis lalu (6/2) bahwa entitas yang menjadi target itu beroperasi di Turki, Spanyol, Jerman, Georgia, Afghanistan, Iran, Liechtenstein, dan Uni Emirat Arab.
Selain itu, para pejabat Washington telah meningkatan pernyataan provokatif terhadap Iran dan kesepakatan nuklir sejak November tahun lalu. Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan dalam sebuah wawancara di Jenewa pada bulan Januari bahwa opsi militer masih berada di atas meja jika Iran tidak memenuhi komitmen nuklirnya di bawah kesepakatan Jenewa.
Sebagai tanggapan, sejumlah besar pejabat Iran memperingatkan dampak mengerikan dari pernyataan pejabat Washington tersebut. Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Hossein Salami memperingatkan bahwa langkah militer AS sekecil apapun akan dibalas Iran dengan respon paling keras. Beliau juga menggarisbawahi bahwa reaksi Iran "tidak mengenal batas". (IT/FNA/rj)
Mitos dan Fakta seputar Umat dan Dunia Islam (1)
Islam Times-http://www.islamtimes.org/vdcft0d0vw6deya.,8iw.html
Yang jelas, Syiah dianut oleh bangsa dan suku-suku Arab jauh sebelum bangsa Iran memeluknya.
1. Mitos: Mayoritas Muslim bermazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Fakta:
Mayoritas Muslim tidak menyadari dan tidak memiliki identitas
kemazhaban seperti ini. Mayoritas mutlak dari 1,7 milyar Muslim hanya
menyadari dirinya sebagai Muslim dan terikat dengan Islam tanpa
embel-embel mazhab tertentu. Identitas itu dapat dirumuskan dalam dua
kalimat syahadat: La Ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah. Inilah
identitas yang mempersatukan mereka. Di luar dua kalimat syahadat itu,
semua dapat berselisih, berbeda-beda penafsiran, tergantung latar
belakang pemahaman, pendidikan, lingkungan dan lain sebagainya.
Labelisasi kemazhaban seperti Sunni atau Syiah dan label-label sektarian lain sebenarnya diberikan oleh penguasa yang berkedok agama untuk memecah-belah tubuh umat dan meraih keuntungan-keuntungan politik sesaat. Namun, dalam kenyataannya, label-label itu tidak dipahami dan tidak diakui oleh individu-individu umat Muslim sendiri sebagai penanda keislamaan seseorang.
Lebih dari itu, kategori mayoritas dan minoritas itu sendiri bersumber dari kepentingan politik dan tidak bersumber dari konsep Islam, kalau tidak mau dikatakan sebagai konsep yang tidak diakui dalam teks-teks Al-Qur\'an dan Sunnah.
Bahkan, Al-Qur\'an berulang kali menegaskan bahwa mayoritas penduduk bumi ini tersesat, tidak bersyukur, lalai dan sebagainya. Dalam al-Qur\'an, istilah mayoritas itu justru sering digunakan dalam konotasi yang negatif. Sebaliknya, beberapa ayat Al-Qur\'an memuji minoritas (kaum beriman) yang bersabar di jalan Allah, bersyukur dan akhirnya dapat mengalahkan mayoritas (yang tidak beriman) dengan izin Allah. Alasannya sederhana. Para nabi dan pengikut setia mereka selalu bermula sebagai minoritas yang ingin mengubah mayoritas yang bodoh dan kufur. Walhasil, istilah mayoritas-minoritas itu sama sekali asing dari sumber-sumber otentik ajaran Ilahi ini. Siapa saja yang suka menggunakannya, maka biasanya dia mempunyai motif politik. Tidak lebih dan tidak kurang.
Fakta: Kalau yang dimaksud Syiah kita batasi dalam definisi ajaran yang mengikuti dan mencintai Ahlul Bait Nabi, maka jelas kelompok ini menjadi mayoritas, itupun kalau kita terpaksa meladeni penggunaan dikotomi mayoritas-minoritas ini. Karena, secara objektif, sebagian terbesar umat Islam mencintai dan mengikuti Ahlul Bait Nabi dan menjunjung tinggi posisi mereka dalam soal-soal religius dan spiritual.
Demikian pula sebaliknya, kalau yang dimaksud dengan Sunni itu adalah kelompok yang meremehkan dan merendahkan kedudukan Ahlul Bait Nabi dengan berbagai alasan dan justifikasi sebagaimana yang dipercayai oleh kelompok Wahabi-Takfiri, maka jelas mereka merupakan minoritas ekstremis di kalangan umat Muslim.
Demikian pula, jika yang dimaksud dengan Syiah adalah sebagaimana yang dituduhkan oleh kelompok Salafi-Wahabi sebagai ajaran yang mengutuk dan mengkafirkan sahabat-sahabat Nabi, maka jelas Syiah dalam pengertian ini hanya dianut oleh segelintir ekstremis yang tersesat dari jalan Islam Ahlul Bait yang menjunjung tinggi prinsip rahmatan lil \'alamin.
Dengan demikian, sebagaimana yang diucapkan oleh Mufti Besar Suriah, Syaikh Badruddin Hassun, mayoritas Muslim itu Syiah dalam kecintaannya terhadap Ahlul Bait dan Sunni dalam kepatuhannya mengikuti metode para sahabat. Memakai pola pikir ini, maka hilanglah alasan di balik dikotomi yang sebenarnya memang lebih merupakan tipuan untuk memecah belah umat dari dalam.
Fakta: Seluruh pemimpin rezim-rezim petrodolar ini beraliran sekuler dan anti agama. Mereka sama sekali tidak terikat dengan syariah Islam dari mazhab mana pun juga. Buktinya, mereka menjalin hubungan yang terang-terangan dan terbuka dengan Amerika Serikat dan secara sembunyi-sembunyi dengan anak kesayangan AS, Israel, yang membantai ratusan ribu Muslim di Palestina, Afghanistan, Yaman, Somalia, Sudan, Mali, dan sebagainya. Mitos keberpihakan rezim-rezim Arab Teluk terhadap perjuangan Ahlus Sunnah itu ditebar semata-mata guna menipu rakyat di negara-negara mereka yang hidup dalam kemiskinan dan tanpa sedikit pun harga diri dan kemerdekaan. Selebihnya hanya bualan kosong tanpa makna.
Fakta: Dalam masa kekuasaan rezim Kerajaan Arab Saudi di Jazirah Arab selama 100 tahun terakhir, dua kota utama umat Muslim, Mekkah dan Madinah, telah mengalami perusakan yang massif. Laporan sejumlah media telah memverifikasi dugaan ini dengan bukti-bukti visual yang tak terbantahkan. Jika trend ini dibiarkan, dalam sepuluh tahun mendatang, sejarah Islam tidak akan lagi didukung oleh jejak-jejak historis dan arkeologis yang penting. Mekkah dan Madinah akan berganti wajah menjadi dua kota kosmopilitan yang kehilangan sakralitas dan historisitas.
Dekonstruksi atas situs-situs historis umat Islam yang dilakukan oleh rezim Arab Saudi ini mirip dengan kelakuan rezim zionis Israel terhadap situs-situs historis keagamaan milik Kristen dan Muslim di tanah suci Palestina. Motif kedua rezim itupun sama: menghilangkan jejak-jejak sakralitas dan historisitas kota-kota suci tersebut demi merekonstruksi pemahamaan agama yang sepenuhnya palsu demi melegitimasi dominasi mereka selanjutnya.
Fakta: Sebagian besar tradisi NU seperti ziarah kubur, tahlil, peringatan 4 -7-40 hari setelah wafat seseorang atau haul tahunan, penghormatan terhadap ulama, tawasul, tabaruk, dan sebagainya merupakan tradisi-tradisi khas mazhab Ahlul Bait yang tidak terdapat dalam referensi-referensi kitab klasik Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sebaliknya, ritus-ritus dan tradisi-tradisi tersebut terdedah secara rinci dalam kitab-kitab klasik Syiah seperti Makarim Al-Akhlaq, Mafatih Al-Jinan karya Abbas Al-Qummi, Al-Iqbal karya Al-Kaf\'ami, Al-Balad Al-Amin karya Sayyid Ibn Thawus dan sebagainya.
Fakta: Iran baru memeluk mazhab Syiah pada abad 15 Masehi di zaman Safawi. Sebelumnya, Iran adalah pusat perkembangan mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dapat dilihat dari fakta sebagian besar kitab rujukan milik Ahlus Sunnah saat ini merupakan karya-karya ulama Sunni berdarah Persia, seperti Shahih Bukhori dan sebagainya. Bahkan, Syiah semula merupakan mazhab resmi Mesir di era Daulah Fathimiyyah yang berhasil membangun pusat kota Kairo dan Universitas Al-Azhar.
Fakta: Dinasti Safawi sebenarnya bukan didirikan oleh elit berdarah Persia melainkan oleh sekelompok keluarga yang memiliki darah Turki Azeri. Oleh karena itu, pusat kerajaan Safawi dimulai dari Ardabil yang memiliki banyak percampuran etnik Turki-Azeri dan Kurdi. Sebaliknya, penganut Syiah paling awal adalah kelompok Arab Irak yang bertempat di Kufah, Irak dan sebagian lain berada di wilayah Bahrain (hingga kini mayoritas penduduknya bermazhab Syiah), Yaman (hingga kini mayoritas penduduk Yaman Utara bermazhab Syiah Zaidiyyah), Mesir (cikal-bakal dinasti Fathimiyah), dan sebagainya. Yang jelas, Syiah dianut oleh bangsa dan suku-suku Arab jauh sebelum bangsa Iran memeluknya. [IT/MK]
Labelisasi kemazhaban seperti Sunni atau Syiah dan label-label sektarian lain sebenarnya diberikan oleh penguasa yang berkedok agama untuk memecah-belah tubuh umat dan meraih keuntungan-keuntungan politik sesaat. Namun, dalam kenyataannya, label-label itu tidak dipahami dan tidak diakui oleh individu-individu umat Muslim sendiri sebagai penanda keislamaan seseorang.
Lebih dari itu, kategori mayoritas dan minoritas itu sendiri bersumber dari kepentingan politik dan tidak bersumber dari konsep Islam, kalau tidak mau dikatakan sebagai konsep yang tidak diakui dalam teks-teks Al-Qur\'an dan Sunnah.
Bahkan, Al-Qur\'an berulang kali menegaskan bahwa mayoritas penduduk bumi ini tersesat, tidak bersyukur, lalai dan sebagainya. Dalam al-Qur\'an, istilah mayoritas itu justru sering digunakan dalam konotasi yang negatif. Sebaliknya, beberapa ayat Al-Qur\'an memuji minoritas (kaum beriman) yang bersabar di jalan Allah, bersyukur dan akhirnya dapat mengalahkan mayoritas (yang tidak beriman) dengan izin Allah. Alasannya sederhana. Para nabi dan pengikut setia mereka selalu bermula sebagai minoritas yang ingin mengubah mayoritas yang bodoh dan kufur. Walhasil, istilah mayoritas-minoritas itu sama sekali asing dari sumber-sumber otentik ajaran Ilahi ini. Siapa saja yang suka menggunakannya, maka biasanya dia mempunyai motif politik. Tidak lebih dan tidak kurang.
2. Mitos: Syiah adalah minoritas dan Sunni adalah mayoritas Muslim di dunia dewasa ini.
Fakta: Kalau yang dimaksud Syiah kita batasi dalam definisi ajaran yang mengikuti dan mencintai Ahlul Bait Nabi, maka jelas kelompok ini menjadi mayoritas, itupun kalau kita terpaksa meladeni penggunaan dikotomi mayoritas-minoritas ini. Karena, secara objektif, sebagian terbesar umat Islam mencintai dan mengikuti Ahlul Bait Nabi dan menjunjung tinggi posisi mereka dalam soal-soal religius dan spiritual.
Demikian pula sebaliknya, kalau yang dimaksud dengan Sunni itu adalah kelompok yang meremehkan dan merendahkan kedudukan Ahlul Bait Nabi dengan berbagai alasan dan justifikasi sebagaimana yang dipercayai oleh kelompok Wahabi-Takfiri, maka jelas mereka merupakan minoritas ekstremis di kalangan umat Muslim.
Demikian pula, jika yang dimaksud dengan Syiah adalah sebagaimana yang dituduhkan oleh kelompok Salafi-Wahabi sebagai ajaran yang mengutuk dan mengkafirkan sahabat-sahabat Nabi, maka jelas Syiah dalam pengertian ini hanya dianut oleh segelintir ekstremis yang tersesat dari jalan Islam Ahlul Bait yang menjunjung tinggi prinsip rahmatan lil \'alamin.
Dengan demikian, sebagaimana yang diucapkan oleh Mufti Besar Suriah, Syaikh Badruddin Hassun, mayoritas Muslim itu Syiah dalam kecintaannya terhadap Ahlul Bait dan Sunni dalam kepatuhannya mengikuti metode para sahabat. Memakai pola pikir ini, maka hilanglah alasan di balik dikotomi yang sebenarnya memang lebih merupakan tipuan untuk memecah belah umat dari dalam.
3. Mitos: Rezim-rezim Arab seperti Arab Saudi, Bahrain dan Qatar bermazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Fakta: Seluruh pemimpin rezim-rezim petrodolar ini beraliran sekuler dan anti agama. Mereka sama sekali tidak terikat dengan syariah Islam dari mazhab mana pun juga. Buktinya, mereka menjalin hubungan yang terang-terangan dan terbuka dengan Amerika Serikat dan secara sembunyi-sembunyi dengan anak kesayangan AS, Israel, yang membantai ratusan ribu Muslim di Palestina, Afghanistan, Yaman, Somalia, Sudan, Mali, dan sebagainya. Mitos keberpihakan rezim-rezim Arab Teluk terhadap perjuangan Ahlus Sunnah itu ditebar semata-mata guna menipu rakyat di negara-negara mereka yang hidup dalam kemiskinan dan tanpa sedikit pun harga diri dan kemerdekaan. Selebihnya hanya bualan kosong tanpa makna.
4. Mitos: Arab Saudi adalah kerajaan yang menjunjung tinggi Islam.
Fakta: Dalam masa kekuasaan rezim Kerajaan Arab Saudi di Jazirah Arab selama 100 tahun terakhir, dua kota utama umat Muslim, Mekkah dan Madinah, telah mengalami perusakan yang massif. Laporan sejumlah media telah memverifikasi dugaan ini dengan bukti-bukti visual yang tak terbantahkan. Jika trend ini dibiarkan, dalam sepuluh tahun mendatang, sejarah Islam tidak akan lagi didukung oleh jejak-jejak historis dan arkeologis yang penting. Mekkah dan Madinah akan berganti wajah menjadi dua kota kosmopilitan yang kehilangan sakralitas dan historisitas.
Dekonstruksi atas situs-situs historis umat Islam yang dilakukan oleh rezim Arab Saudi ini mirip dengan kelakuan rezim zionis Israel terhadap situs-situs historis keagamaan milik Kristen dan Muslim di tanah suci Palestina. Motif kedua rezim itupun sama: menghilangkan jejak-jejak sakralitas dan historisitas kota-kota suci tersebut demi merekonstruksi pemahamaan agama yang sepenuhnya palsu demi melegitimasi dominasi mereka selanjutnya.
5. Mitos: Nahdhatul Ulama (NU) bermazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah dan berakidah sesuai dengan ajaran-ajaran Abul Hasan Al-Asy\'ari.
Fakta: Sebagian besar tradisi NU seperti ziarah kubur, tahlil, peringatan 4 -7-40 hari setelah wafat seseorang atau haul tahunan, penghormatan terhadap ulama, tawasul, tabaruk, dan sebagainya merupakan tradisi-tradisi khas mazhab Ahlul Bait yang tidak terdapat dalam referensi-referensi kitab klasik Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sebaliknya, ritus-ritus dan tradisi-tradisi tersebut terdedah secara rinci dalam kitab-kitab klasik Syiah seperti Makarim Al-Akhlaq, Mafatih Al-Jinan karya Abbas Al-Qummi, Al-Iqbal karya Al-Kaf\'ami, Al-Balad Al-Amin karya Sayyid Ibn Thawus dan sebagainya.
6. Mitos: Syiah adalah mazhab Islam yang terpengaruh dengan tradisi Persia dan Zoroastrianisme.
Fakta: Iran baru memeluk mazhab Syiah pada abad 15 Masehi di zaman Safawi. Sebelumnya, Iran adalah pusat perkembangan mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dapat dilihat dari fakta sebagian besar kitab rujukan milik Ahlus Sunnah saat ini merupakan karya-karya ulama Sunni berdarah Persia, seperti Shahih Bukhori dan sebagainya. Bahkan, Syiah semula merupakan mazhab resmi Mesir di era Daulah Fathimiyyah yang berhasil membangun pusat kota Kairo dan Universitas Al-Azhar.
7. Mitos: Mazhab Syiah yang dijadikan sebagai mazhab resmi Dinasti Safawi merupakan reaksi dendam atas penaklukan Muslim Arab atas Persia.
Fakta: Dinasti Safawi sebenarnya bukan didirikan oleh elit berdarah Persia melainkan oleh sekelompok keluarga yang memiliki darah Turki Azeri. Oleh karena itu, pusat kerajaan Safawi dimulai dari Ardabil yang memiliki banyak percampuran etnik Turki-Azeri dan Kurdi. Sebaliknya, penganut Syiah paling awal adalah kelompok Arab Irak yang bertempat di Kufah, Irak dan sebagian lain berada di wilayah Bahrain (hingga kini mayoritas penduduknya bermazhab Syiah), Yaman (hingga kini mayoritas penduduk Yaman Utara bermazhab Syiah Zaidiyyah), Mesir (cikal-bakal dinasti Fathimiyah), dan sebagainya. Yang jelas, Syiah dianut oleh bangsa dan suku-suku Arab jauh sebelum bangsa Iran memeluknya. [IT/MK]
Mitos dan Fakta seputar Umat dan Dunia Islam (2)
Islam
Times-http://www.islamtimes.org/vdciwrar3t1ayz2.k8ct.html
Kesimpulannya, pemutarbalikan fakta soal siapa kawan dan siapa
lawan dalam politik biasanya bertujuan untuk menyembunyikan kawan dan
menyelamatkan lawan.
8. Mitos: Sektarianisme dan konflik-konflik sektarian telah merebak di seluruh Timur Tengah sejak zaman awal Islam.
Fakta: Konflik sektarian tidak pernah terjadi di tengah masyarakat Timur Tengah kecuali ketika ada konflik politik yang tidak diselesaikan secara politik. Para politisi yang mengatasnamakan agama kemudian menjadikan isu sektarian untuk memprovokasi dan memobilisasi massa demi tujuan-tujuan politik sekaligus menstigmatisasi musuh-musuh politiknya dengan label-label sektarian. Ini berlaku untuk para penguasa yang diidentifikasi sebagai Sunni maupun Syiah. Oleh karena itu, sepanjang masa, di hampir semua belahan dunia Islam, kita menyaksikan harmoni di antara sesama Muslim. Bahkan, secara historis, para imam Ahlus Sunnah wal Jamaah seperti Abu Hanifa dan Imam Malik belajar kepada Imam Ja'far Ash-Shodiq, imam keenam Syiah, dalam soal-soal agama. Interaksi ilmiah terus berlangsung secara damai sampai ada ambisi politik yang menyeret isu mazhab dalam pertarungan profan tersebut.
9. Mitos: Salafi-Wahabi adalah sama dengan Ahlu Sunnah wal Jamaah.
Fakta: Salafi Wahabi adalah ajaran asing dalam sejarah Islam, yang memiliki banyak kemiripan dengan ajaran Khawarij. Mereka sama sekali berbeda dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang kerap mengedepankan jalan tengah dan moderasi dalam berbagai prinsipnya. Ajaran Wahabi-Salafi yang berkedok sebagai mazhab Sunni terutama sangat bertentangan dengan ajaran-ajaran Imam Syafii yang dianut oleh mayoritas Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia. Anjuran untuk memuliakan keluarga Nabi (Ahlul Bait), melakukan tawasul, merayakan maulid, melakukan tahlil, ziarah kubur dan sebagainya dianggap sebagai syirik oleh Wahabi.
Oleh karena itu, aksi-aksi bom bunuh diri para penganut paham Wahabi-Takfiri telah menelan korban nyawa terbesar dari kalangan penganut Sunni ketimbang penganut mazhab Syiah. Contohnya dapat dilihat pada teror yang dilakukan di sejumlah negara yang tidak ada penganut mazhab Syiahnya seperti di Aljazair tahun 1992, Somalia, dan sebagainya. Taliban di Afghanistan dan Pakistan serta gerakan-gerakan ekstremis di Indonesia juga telah membunuh Muslim tanpa membedakan mazhab. Dalam banyak kasus, isu Syiah diangkat hanya sebagai pemicu untuk menakut-nakuti siapa saja yang berlawanan dengannya sekaligus untuk mengelabui aksi-aksi kekerasan mereka selanjutnya.
10. Mitos: Perlawanan (Iran-Suriah-Hizbullah) atas AS-Israel di Timteng itu untuk kemaslahatan AS-Israel, sedangkan hubungan diplomatik (Mesir-Turki) dengan AS-Israel itu adalah perlawanan.
Fakta: Sebelum Revolusi Islam tahun 1979, di saat AS masih mengangkangi Teluk Persia seutuhnya, Shah Reza Pahlewi memiliki hubungan mesra dengan Israel. Pada saat itu pula, segenap rezim Arab tunduk di bawah ketiak Shah dan membayar upeti untuk setiap tanker minyak yang melewati Teluk Persia. Dan pada saat itu sebenarnya Shah sudah mengaku dirinya sebagai penganut Syiah, sementara raja-raja Arab tidak pernah merasa menjadi pengayom Sunni dalam melawan Shah yang sangat membenci Arab tersebut. Di zaman ketundukan Iran pada AS itu, segalanya berjalan damai tanpa ketegangan sektarian seperti yang tergambar saat ini. Kedekatan dengan AS ketika itu tampaknya adalah kunci kedigdayaan Iran di mata rezim-rezim Wahabi Arab.
Namun, segalanya berubah sejak Revolusi Islam Iran meletus pada 1979. Tiba-tiba saja Irak berkoar soal nasionalisme Arab dalam melawan Persia, dan raja-raja Arab penghasil petrodolar itu bersekongkol ingin menghabisi Iran. Alasan mereka banyak. Di antaranya, Iran ingin mengekspor revolusi, Iran akan mensyiahkan Timur Tengah dan dunia Islam, dan alasan terakhir yang paling absurd ialah karena Iran bermain mata dengan Israel untuk melemahkan Islam dan Arab.
Alasan terakhir ini kini seperti mendapatkan pembenaran lantaran apa yang terjadi di Suriah. Apalagi kini juga tak henti-hentinya para ulama bayaran yang hidup dalam ketiak raja-raja korup terus mengumandangkan ujaran-ujaran kebencian terhadap Iran dan komunitas Syiah di Timur Tengah.
Tapi, lagi-lagi, benarkah demikian? Tentu jawabannya bagi sebagian besar yang mengerti seluk-beluk Timur Tengah sudah jelas. Tak perlu analisis dan argumentasi sepanjang ini. Namun, belakangan, pengulangan argumen ini di sejumlah media nasional dapat menyebabkan khalayak yang kurang wawasan menerima bualan itu sebagai kenyataan. Di bawah ini saya coba berikan beberapa penjelasan.
Pertama, sejak Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini telah menjadikan pembelaan terhadap Palestina dan perlawanan terhadap AS-Israel sebagai prinsip ideologisnya. Dua gerakan perlawanan rakyat Palestina, seperti Hamas dan Jihad Islam, mendapat dukungan logistik dari Iran di tengah boikot total dari seluruh rezim Arab. Dan untuk dukungannya ini, Iran harus membayar mahal.
Selain itu, Suriah sebagai satu-satunya negara Arab yang berbatasan langsung dengan Israel dan hingga kini belum meneken perjanjian damai dengan Israel juga mendapat dukungan penuh dari Iran. Dasar hubungan strategis Iran-Suriah ialah perlawanan terhadap Israel. Demikian pula hubungan trio Iran-Suriah-Hizbullah pun berlaku dalam kerangka melawan Israel dan hegemoni AS di Timur Tengah. Dan karena hubungan ini pula maka ketiganya terus digencet oleh seluruh kekuatan pro Zionis Israel dan AS, baik rezim-rezim Arab, Turki maupun kelompok-kelompok ekstremis Islam model Al-Qaedah.
Jadi, apa maksud sebenarnya dari pernyataan komentator-komentator di atas? Banyak, tapi sedikitnya ada lima motif di balik pemutarbalikan fakta ini. Masing-masing fakta ini sebenarnya saling memperkuat untuk ;
Pertama, pemutarbalikan fakti ini dihembuskan untuk mengaburkan kenyataan yang terang-benderang tentang ketundukan negara-negara Arab terhadap hegemoni dan kebijakan AS-Israel di Timur Tengah. Negara-negara yang mengangkat dirinya sendiri sebagai pengayom mayoritas Muslim itu ingin menyatakan bahwa permusuhannya pada Iran dikarenakan Iran sebenarnya bermain mata dengan AS juga. Padahal, bukti-bukti kerjasama yang coba diungkap dari balik layar tersebut tidak pernah bisa dibandingkan dengan kenyataan terang-benderang hubungan mesra negara-negara Arab dan Turki dengan AS-Israel. Di sini misalnya kita bisa menyebutkan bahwa Turki adalah negara Muslim pertama yang mengakui eksistensi negara Israel.
Kedua, tujuan dimunculkannya rumor ini ialah menutup-nutupi kolaborasi negara-negara Arab plus Turki dengan rezim Zionis dalam menindas rakyat Palestina dan mengabaikan hak-hak asasi mereka dengan cara merontokkan eksistensi negara Suriah sebagai tulang-punggung poros perlawanan terhadap AS-Israel di kawasan Timur Tengah. Hancurnya Suriah bakal berujung dengan penghancuran paru-paru dukungan logistik Iran terhadap kelompok-kelompok perlawanan seperti Hamas dan Jihad Islam.
Ketiga, mencuatkan permusuhan di antara umat Islam untuk mengalihkan perhatian mereka dari musuh yang sebenarnya, yakni Israel dan AS. Menumbuhkan pertentangan dan permusuhan antara Iran dan mayoritas Muslim dunia merupakan tujuan puncak AS-Zionis bekalangan ini agar umat yang sudah tertindas ini makin tercabik-cabik dan saling menghabisi.
Keempat, memberi legitimasi ketundukan rezim Arab dan Turki dengan cara memunculkan isu adanya konflik sektarian di antara umat. Tentu saja ini sebuah kekeliruan besar, lantaran pada dasarnya semua konflik di Timur Tengah bersifat politik. Karena, dalam kenyataannya, ada orang Sunni yang pro Zionis sebagaimana Syiah yang pro Zionis demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh, Okab Saqr, anggota Parlemen Lebanon yang bermazhab Syiah, kini menjadi pendukung utama kelompok-kelompok pemberontak Suriah yang konon berjuang melawan rezim Suriah yang bermazhab Syiah. Ayyad Alawi yang merupakan ketua fraksi oposisi di Parlemen Irak juga politisi bermazhab Syiah yang sangat memusuhi Iran dan berkawan dekat dengan AS dan rezim-rezim Arab lain.
Kelima, mencampuradukkan antara gerakan-gerakan Islam yang benar-benar anti AS dan Israel dengan gerakan-gerakan Islam palsu bentukan AS yang tidak pernah melawan AS, seperti Fath Al-Islam dan Jund Sham.
Kesimpulannya, pemutarbalikan fakta soal siapa kawan dan siapa lawan dalam politik biasanya bertujuan untuk menyembunyikan kawan dan menyelamatkan lawan. Siapa saja yang berupaya memutarbalikkan fakta tentang Iran tidak bisa dianggap sebagai bersikap polos, melainkan memiliki agenda politik untuk mengacaukan peta pertarungan yang sebenarnya.
aya ibu hayati ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di HONGKONG jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga dikampun,jadi TKW itu sangat menderita dan disuatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak disengaja saya melihat komentar orang tentan MBAH KABOIRENG dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di HONGKONG,akhirnya saya coba untuk menhubungi MBAH KABOIRENG dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan MBAH KABOIRENG meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan MBAH KABOIRENG kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik MBAH KABOIRENG sekali lagi makasih yaa MBAH dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja MBAH KABOIRENG DI 085-260-482-111 insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW.. KLIK GHOB 2D 3D 4D 6D DISINI
BalasHapusSaya ibu hayati ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di HONGKONG jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga dikampun,jadi TKW itu sangat menderita dan disuatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak disengaja saya melihat komentar orang tentan MBAH KABOIRENG dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di HONGKONG,akhirnya saya coba untuk menhubungi MBAH KABOIRENG dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan MBAH KABOIRENG meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan MBAH KABOIRENG kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik MBAH KABOIRENG sekali lagi makasih yaa MBAH dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja MBAH KABOIRENG DI 085-260-482-111 insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW.. KLIK GHOB 2D 3D 4D 6D DISINI