Terungkapnya Daftar Kebusukan Pemerintahan Bush!
http://www.suaramedia.com/berita-dunia/amerika/43728-terungkapnya-daftar-kebusukan-pemerintahan-bush.html
AMERIKA (Berita SuaraMedia) -
Bagaimana nasib mantan Presiden AS George W Bush paska meninggalkan kursi kekuasaan?
Seperti diberitakan sebelumnya, Senator Patrick
Leavy dari Partai Demokrat yang juga mengepalai Komite Yuridis di Senat
AS menyerukan pembentukan "Komisi Kebenaran" untuk menyelidiki dugaan
adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan mantan presiden George W.
Bush selama masa pemerintahannya.
Dan sejauh ini telah ditemukan beberapa bukti kuat
yang menyatakan Bush telah melakukan kejahatan perang selama masa
pemerintahannya.
Bush, ayah dari mantan presiden George W. Bush,
dituduh terlibat dalam aksi terorisme, mafia, dan penjualan obat bius,
baik selama menjabat sebagai sebagai pimpinan CIA (1976-1977) maupun
ketika menjabat sebagai Wakil Presiden (1980-1988) hingga ketika menjadi
Presiden (1989-1992).
Selain terbukti terlibat dalam pembunuhan
Presiden Kennedy, dia juga dituduh telah melanggar konvensi Jenewa
ketika sedang bertugas sebagai pilot pesawat AS selama masa perang. dia
dituduh menyerang nelayan yang sedang berada dalam sekoci penyelamat
pada saat perang dunia II. Orang terakhir yang menyatakan tuduhan ini
adalah mantan diktator Panama dan antek CIA, Jenderal Manuel Noriega,
yang pada saat ini sedang menjalani hukuman 40 tahun penjara di Amerika
Serikat. "Pembunuh berdarah dingin" adalah julukan yang dia berikan pada
Bush ketika dia menceritakan kejadian pembantaian nelayan Jepang yang
sedang terapung di sekoci penyelamat. Bush masih tetap menembak mereka
semua meskipun mereka sudah mengangkat tangan dan menyerah, hal tersebut
terjadi pada 1944.
Menurut The Observer, Bush menolak tuduhan tersebut.
Dalam wawancaranya dengan The Observer, Noriega
juga menyatakan bahwa Bush bertanggung jawab atas beberapa peledakan di
Palestina ketika dia menjabat sebagai pimpinan CIA pada 1976. Peledakan
tersebut menghancurkan mobil milik William Drummond, seorang penduduk AS
terkemuka yang menghuni Zona Canal. Dia adalah seorang yang cukup tegas
dalam menyuarakan kritik dari perundingan AS dan Panama, dan ledakan
tersebut konon telah diatur oleh CIA sebagai upaya menekan penduduk AS
untuk mengakhiri perlawanan terhadap perjanjian tersebut.
Noriega Berkata, "Kedutaan AS di Panama tidak
mengetahui rencana tersebut dan merasa panik…jadi Bush harus menenangkan
kedutaan tersebut – dia menciptakan masalah untuk memecahkan masalah
lainnya"
Bush menyangkal klaim dari Noriega
Beberapa informasi didapatkan dari diskusi yang
dilakukan terhadap William Blum dalam CIA : "Sejarah yang Terlupakan".
Pada pertengahan tahun 70 an, CIA mendanai beberapa kelompok teroris
kuba seperti Omega 7 dan Alpha 66, yang menggunakan AS sebagai surga
keamanan untuk melancarkan serangan terhadap Kuba. Pada 1976, sebuah bom
ditemukan di Akademi Musik New York tepat sebelum perayaan Revolusi
Kuba dimulai dan peledakan terhadap Lincoln Center setelah tim balet
Kuba baru saja mengakhiri pentas mereka.
Jepang menuduh Bush sebagai penjahat perang.
Tuduhan ini dilancarkan pada awal 1997. Hal ini
merupakan respon dari tindakan AS yang menjebloskan 16 warga jepang
dalam penjara yang berada di AS dengan tuduhan kejahatan perang pada
Perang Dunia II. Juru bicara kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan
bahwa 10 orang AS dapat dimasukkan penjara atas tuduhan kejahatan perang
dan pelanggaran HAM, dengan urutan nama teratas adalah George W Bush
atas pembantaian ribuan penduduk sipil, termasuk ribuan anak anak dalam
serbuan ke Irak dan Panama.
Tuduhan paling serius yang pernah ditujukan pada
CIA adalah peristiwa peledakan pesawat penumpang kuba tepat setelahlepas
landas dari Barbados pada 6 oktober 1976. Serangan tersebut, yang
disebut-sebut didalangi oleh teroris pengasingan Kuba (CORU), menewaskan
73 orang, termasuk semua anggota Tim Olimpiade Anggar Kuba. Bush
menjabat sebagai pimpinan CIA pada waktu itu.
The Guardian melaporkan bahwa eksistensi dari
Operasi Trik Kotor merupakan sebuah rencana untuk menyalahkan Kuba atas
semua kecelakaan dan kejadian yang terjadi selama John Glenn
memprakarsai penerbangan orbit pada 20 februari 1962. hal ini dapat
terjadi dengan cara memanufaktur potongan2 bukti yang ada yang dapat
membuktikan campur tangan kuba. Bukti2 yang ada mencapai lebih dari 1500
halaman dokumen rahasia yang dirilis oleh Assassination Records Review
Board (Dewan Peninjau Catatan Pembunuhan ), sebuah agensi yang memantau
laporan-laporan yang terkait dengan pembunuhan Presiden Kennedy pada
1963.
Pada Maret 1962, memorandum tentara AS yang
berjudul Possible Actions to Provoke (tindakan tindakan yang dapat
dilakukan), mencoba memfitnah Kuba dengan menembak jatuh pesawat AS dan
menyalahkannya pihak Kuba. Tindakan ini memberikan bukti2 yang
meyakinkan bahwa pesawat tempur Kuba telah menembak jatuh pesawat sipil
AS untuk kemudian dapat menyalahkan teroris Kuba.
Memo tersebut juga menawarkan pengembangan strategi
kepada teroris Kuba dengan rencana menenggelamkan kapal Kuba dengan
rute Florida. Rencana ini merupakan rencana AS sebagai metode untuk
mengkudeta pemerintahan Fidel Castro yang populer pada masa itu dan
menggantinya dengan mafia dan otokrat yang mendukung rezim Batista
hingga revolusi di tahun 1959 meledak.
Mantan duta besar Salvador Allende untuk AS,
Orlando Letelier dan asistennya, Ronni Moffitt dibunuh pada 21 september
1976, juga ketika Bush menjadi pimpinan CIA. Mereka dibunuh dengan
peledak jarak jauh yang menghancurkan mobil Letelier ketika melewati
Massachusetts Avenue. Allende President Marxist pertama yang dipilih
secara demokrasi yang diusir paksa oleh operasi berdarah CIA yang
berlatar belakang kudeta berakhir dengan pembunuhan atas dirinya.
Serangan pada Letelier pada akhirnya dihubungkan dengan CORU.
Selama 4 bulan pembentukannya pada 1976, CORU
mengklaim telah membunuh 76 orang di Utara dan Selatan Amerika. CORU
juga disinyalir sebagai pendukung utama CIA. Anggota CORU juga mempunyai
hubungan dekat dengan DINA, polisi rahasia Chili. Banyak anggota CORU
juga bekerja dengan pergerakan kontra teroris CIA di nikaragua.
Di bawah kepemimpinan Bush, CIA mengeluarkan
laporan palsu yang tidak hanya membersihkan kediktatoram militer Chili
namun juga memberikan arah yang salah kepada penyelidikan FBI.
Penafsiran gadungan oleh CIA tersebar melalui banyak media massa pada
saat itu, termasuk Newsweek.
Dalam laporan sebanyak 21 halaman kepada kongres
pada 18 september 2000, CIA secara resmi mengakui untuk pertama kalinya
bahwa otak serangan teroris, ketua intelejen Chili Manuel Contreras,
merupakan aset dari CIA. Laporan tersebut baru dikeluarkan hampir 24
tahun setelah pembunuhan Letelier dan Moffitt. Dalam laporannya yang
baru, CIA juga mengakui bahwa mereka berkonsultasi dengan Contreas pada
oktober 1976 mengenai pembunuhan tersebut.
Bush, yang ketika itu adalah kandidat Presiden dari
Partai Republik, tidak pernah menjelaskan perannya dalam mengarang
cerita palsu yang mengalihkan perhatian publik dari teroris yang
sebenarnya. Bush juga tidak pernah menjelaskan apa yang dia ketahui
tentang operasi intelejen Chili saat mendekati hari terbunuhnya Letelier
dan Moffitt. Pada 1988 Parry mengatakan bahwa ketika Wakil Presiden
Bush sedang mengutip pekerjaan CIA nya sebagai bagian penting dari
pengalamannya ketika berada di pemerintahan, dia mengajukan pertanyaan
mengenai apa tindakan yang Bush lakukan ketika peristiwa pembunuhan
tersebut terjadi, kepala staff Bush, Craig Fuller, membalas dengan
mengatakan, "Bush tidak akan berkomentar lebih jauh tentang permasalahan
yang diajukan dalam surat tersebut."
Tuduhan Keempat : Terlibat Dalam Terorisme Italia
Pada Februari 2000, menurut The Guardian, Bush memberikan bukti dalam percobaan terorisme, di tengah-tengah klaim bahwa CIA mengetahui apa yang terjadi pada peledakan Italia 30 tahun yang lalu. 4 orang tersangka Neo-Fasisme dituduh memasang bom di Milan yang menewaskan 16 orang. Hal itu menjadi sebuah pemahaman umum bahwa peledakan tersebut dan serangan-serangan setelahnya, seperti pembantaian rel Bologna pada 1980, merupakan bagian dari strategi tekanan untuk mengacaukan stabilitas negara dan untuk mengurangi dukungan kepada Partai Komunis. Salah seorang tersangka dituduh, seperti ayahnya, sebagai informan CIA. Seorang hakim penyelidik, Guido Salvini menyatakan bahwa agen-agen AS bertanggungjawab atas munculnya strategi politik seperti itu, meskipun mereka tidak sepenuhnya turut campur secara langsung, namun melalui organisasi-organisasi yang jika dilacak tidak dapat merujuk ke arah mereka.
Nampaknya, permasalahan utama dalam sidang tersebut adalah bagaimana agen AS sangat mengetahui rencana pemboman tersebut namun tidak melakukan apa apa, bahkan lebih buruk menurut media massa, mendukungnya. Dengan demikian sidang memutuskan untuk memanggil pimpinan CIA pada 1960 hingga sekarang, termasuk Bush, untuk bersaksi. Berdasarkan buku Puppet Masters : The Political Use of Terrorism in Italy oleh Phillip Willan (Constable, London, 1993), Bush mempunyai hubungan dengan Lucio Gelli, ketua P2 pondok kebatinan yang kurang begitu populer. Gelli berkata dalam sebuah wawancara bahwa dia hanya pernah menemui Bush pada 1981, tidak ketika Bush menjabat sebagai pimpinan CIA pada 1976, yang kemudian diklaim bahwa dia menghabiskan seminggu penuh dengan George Bush pada saat inagurasinya sebagai wakil presiden tahun 1981. Willan berpikir, "Apa yang mungkin dilakukan dua orang yang baru saja bertemu selama seminggu penuh?"
Pada Februari 2000, menurut The Guardian, Bush memberikan bukti dalam percobaan terorisme, di tengah-tengah klaim bahwa CIA mengetahui apa yang terjadi pada peledakan Italia 30 tahun yang lalu. 4 orang tersangka Neo-Fasisme dituduh memasang bom di Milan yang menewaskan 16 orang. Hal itu menjadi sebuah pemahaman umum bahwa peledakan tersebut dan serangan-serangan setelahnya, seperti pembantaian rel Bologna pada 1980, merupakan bagian dari strategi tekanan untuk mengacaukan stabilitas negara dan untuk mengurangi dukungan kepada Partai Komunis. Salah seorang tersangka dituduh, seperti ayahnya, sebagai informan CIA. Seorang hakim penyelidik, Guido Salvini menyatakan bahwa agen-agen AS bertanggungjawab atas munculnya strategi politik seperti itu, meskipun mereka tidak sepenuhnya turut campur secara langsung, namun melalui organisasi-organisasi yang jika dilacak tidak dapat merujuk ke arah mereka.
Nampaknya, permasalahan utama dalam sidang tersebut adalah bagaimana agen AS sangat mengetahui rencana pemboman tersebut namun tidak melakukan apa apa, bahkan lebih buruk menurut media massa, mendukungnya. Dengan demikian sidang memutuskan untuk memanggil pimpinan CIA pada 1960 hingga sekarang, termasuk Bush, untuk bersaksi. Berdasarkan buku Puppet Masters : The Political Use of Terrorism in Italy oleh Phillip Willan (Constable, London, 1993), Bush mempunyai hubungan dengan Lucio Gelli, ketua P2 pondok kebatinan yang kurang begitu populer. Gelli berkata dalam sebuah wawancara bahwa dia hanya pernah menemui Bush pada 1981, tidak ketika Bush menjabat sebagai pimpinan CIA pada 1976, yang kemudian diklaim bahwa dia menghabiskan seminggu penuh dengan George Bush pada saat inagurasinya sebagai wakil presiden tahun 1981. Willan berpikir, "Apa yang mungkin dilakukan dua orang yang baru saja bertemu selama seminggu penuh?"
Dua tahun setelah Bush meninggalkan CIA, Perdana
Menteri Italia, Aldo Moro, dibunuh pada Mei 1978, seakan akan oleh
Brigade Merah, dan pada September 1978, Paus meninggal dalam keadaan
perselisihan. Puppet Masters menggambarkan bagaimana tahap pertama dari
terorisme yang terjadi di Italia hingga 1974 sebagai terorisme sayap
kanan dan peledakan tanpa pandang bulu terhadap rakyat sipil.
Willan menyatakan bahwa strategi tersebut merupakan
hasil dari persetujuan rahasia NATO dalam menghukum tingkat tertinggi
dari persekutuan Atlantik – suatu hal yang sangat lekat dengan
keterlibatan CIA. Hal itulah kenapa Bush dipanggil untuk memberikan
pernyataan dan bukti di Italia.
Satu hal yang dikhawatirkan oleh keluarga Bush
adalah pembebasan Jenderal Noriega dari penjaranya di AS. Jika hal ini
terjadi, dia dapat menceritakan semua borok CIA dalam hubungannya dengan
industri kokain di Amerika Latin dalam hal mempersenjatai dan mendanai
kontra teroris di Nikaragua selama 1980. juga terdapat kemungkinan
bahwa, pada akhirnya, CIA dan mantan Presiden Bush akan dimintai
pertanggungjawabannya atas pembunuhan Letelier di Washington dan atas
dukungan mereka terhadap kudeta di Chili yang memberikan tampuk
kekuasaan pada Jenderal Pinochet.
Dengan seluruh daftar kekejaman pemerintahan Bush diatas, maka terpilihnya Bush sebagai Presiden AS juga meninggalkan misteri yang cukup besar bagi dunia.
Bahkan beberapa saat sebelum jabatannya selaku Presiden AS berakhir, Bush membongkar rahasia-rahasia AS.
Dia tetap memertahankan kebijakannya di Timur
Tengah, namun dia mengatakan penerusnya, Barack Obama, akan mendapat
"warisan" masalah berat yang sedang dihadapi Amerika. (ftp/sm) http://www.suaramedia.com
Senin, 20 Agustus 2012
Seorang Mantan Illuminati Membongkar Rahasia Terbesarnya
http://duniakey.blogspot.com/2012/08/seorang-mantan-illuminati-membongkar.html
Illuminati, freemason, rotschild merupakan organisasi konspirasi yang
menjadi penguasa dunia ini. Setiap kisah tentangnya mengundang rasa
penasaran kita. Bagaimana bila salah seorang yang mengaku mantan anggota
organisasi tersebut buka suara? Bahkan menyebut soal perubahan besar
setelah 21 Desember 2012 mendatang !!!
Soal kebenarannya, kita hanya bisa mengucap "Walahuallam bishowab..." Namun, sebagai informasi, tak ada salahnya kita mengetahui apa yang dikatakan oleh orang ini. Selamat membaca.
Leo Zagami, pria 36 tahun ini mengaku sebagai mantan anggota Illuminati yang membeberkan semua rencana rahasia nan menakutkan yang sedang, dan akan terjadi.
Kabarnya, Zagami adalah keturunan keluarga Illuminati yang akhirnya memeluk agama Islam tahun lalu. Dari sini, ia bertekad melakukan perlawanan terhadap Illuminati.
Zagami mengungkapkan saat masih sebagai anggota keluarga Illuminati, Ia mempunyai banyak pengalaman mengikuti berbagai upacara setan yang menakutkan, upacara magis hitam (sihir jahat), pengendalian pikiran (mind control) dan penyiksaan yang dilakukan di dalam lingkungan Loji tertutup.
Ia mantan anggota the Comitato Esecutivo Massonico – Masonic Executive Committee (MEC) of Monte Carlo. Sebelum hengkang dari MEC, Zagami masuk dalam lingkaran dalam, anggota Freemasonry tingkat 33, dan sebagai salah seorang pimpinan dalam kelompok Loji setan P2 (Propaganda 2) Freemasonry.
Dia juga ditunjuk sebagai “pangeran” yang dipersiapkan untuk mengambil alih pimpinan Illuminati dari “raja” Licio Gelli yang sudah tua.
Zagami menjelaskan bahwa sekarang adalah akhir jaman, dan ini tidak main-main, tegasnya. Hal itu disampaikannya pada tanggal 3 Januari 2007 dalam sebuah wawancara di situsnya.
Beginilah keterangan yang dibeberkan Zagami (bisa lihat pada video di bawah):
"Siapkan senjata kalian untuk mempertahankan keyakinan atau kita akan hancur binasa. Ini perang melawan Setan, jadi, wahai penduduk bumi, sadarlah, atau kalian akan bangun dari mimpi buruk di pagi hari bulan Desember 2012."
“Mulai tahun 2010 Anda mulai merasakan perubahan suasana secara besar-besaran, akan tetapi pada tahun 2012, Anda akan melihat dengan jelas berakhirnya peradaban ini dengan mata kepala kita sendiri."
"Akan terjadi total NAZIFIKASI negara-negara Barat pada tahun 2010, sebelumnya terjadi kondisi perekonomian yang sangat buruk yang akibatnya akan dirasakan setiap orang. Kemudian ketegangan sosial akan memuncak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan, pada akhirnya menjadi konflik internal pada tahun 2012, yaitu PERANG SAUDARA.”
“Apakah Anda siap mati untuk Tuhan dan dengan keyakinan agama Anda untuk melakukan perubahan positif untuk dunia, ataukah Anda semua hanyalah sekumpulan pengecut yang berada di bawah kekuasaan setan, bisanya hanya bicara saja dengan tidak ada bukti nyata.”
Zagami juga menyebut bahwa kekuasaan Illuminati berada di bawah kartel bank sentral dunia, yang dikepalai oleh Rothschild. Mereka melakukan kontrolnya dengan cara memanfaatkan anggota-anggota Freemason, Zionis, Jesuit, Vatican, Sosialis, Liberal, Komunis, Feminis dan Aktifis Gay, Neo Cons, Dinas Rahasia, hingga yayasan dan media.
Illuminati layaknya seperti gerombolan. Tidak masalah jika keluarga Chicago, London atau New York yang melakukan tugas. Mereka merupakan lingkaran keluarga yang tumpang-tindih yang hidupnya diabdikan untuk kepentingan tujuan yang sama, yaitu menguasai dunia dengan sistem Luciferian.
Berikut ini ringkasan wawancara Greg Szymanski dengan Zagami...
Zagami menjelaskan bahwa dunia merupakan pertunjukkan boneka global di kendalikan oleh tangan-tangan manusia idiot, yang tidak pernah merubah cara hidupnya selama berabad-abad di bawah naungan ajaran Lucifer.
Kata Zagami, mereka bekerja bersam-sama, termasuk Hugo Chavez yang dengan sungguh-sungguh membantu melaksanakan agenda Bush dengan penampilan theatrical nya. Chavez dikendalikan oleh Vatican dan bekerja untuk The New World Order sebagaimana juga dilakukan oleh hampir semua pimpinan pemerintahan dan agama-agama di dunia.
Tentu saja Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Islam) juga berada dibelakang pimpinan Iran dan pimpinan Perlawanan Iraq . Semuanya panggung sandiwara untuk konsumsi orang-orang awam.
Konflik Putin dengan Rothschild hanyalah sebuah “permainan”. Putin juga dikendalikan oleh Illuminati.
Selanjutnya dikatakan bahwa G.W. Bush adalah "anak" orang paling berkuasa di Illuminati dan dia dibina bapaknya serta CIA untuk menjadi seorang ujung tombak boneka Antichrist Vatican Zionist , dan tidaklah menjadi masalah bagi Illuminati, apakah ia menjadi presiden atau tidak, karena keluarga Bush akan selalu tampil berperan memimpin keadaan dan mendikte presiden.
Ingat tokoh setan Anton LaVey, pendiri Gereja Setan? Ia ternyata juga pengendali perang pemikiran CIA dan sekaligus teman dekat George H. Bush. Mereka bersama-sama merencanakan untuk menokohkan anak dari Bush sebagai pengikut setan, untuk melakukan peran penting saat datangnya Era Setan setelah 11 September 2001. Dan, rencana tersebut dipersiapkan sudah sejak lama, sewaktu Anton LaVey masih hidup.
Internet dikuasai Illuminati
“padanan kata 'w' dalam bahasa Ibrani adalah huruf 'vav' atau 'waw'. Nilai angka vav adalah 6. Jadi dalam bahasa Inggris 'ww' bila dialihkan ke dalam bahasa Ibrani menjadi 'vav-vav-vav', yakni angka 666. Sekarang ini sudah dapat dipastikan kita tidak dapat melakukan bisnis di situs internet tanpa menggunakan huruf WWW."
"kita diawasi oleh kamera pengintai dan akhirnya menyusul pemasangan micro-chip di dalam badan manusia. Micro-chip merupakan Mark of the Beast terakhir dan akan menjadikan kita di bawah kekuasaan Setan sepenuhnya, dan mereka sudah siap untuk melakukan Armagedon melawan Mesiah. Jadi kita harus melakukan perlawanan untuk membantu datangnya Mesiah yang sebenarnya."
“Saat ini hampir semua ajaran agama dirusak dari dalam oleh Illuminati, termasuk Islam, Yahudi, Evangelis, Protestan, the Born-Again Kristen, semuanya di kuasai secara rahasia oleh Freemasonry, dinas rahasia, Ksatria Malta, dan Jesuit. Jadi dialog antar-agama secara murni pun sangat mustahil untuk dilakukan."
Mencengangkan? Bisa jadi. Yang menjadi pertanyaan adalah: Bila ia benar mantan lingkaran dalam Illuminati, mengapa ia dibiarkan berbicara bebas dan tidak "dibungkam" ?
Begitulah. Toh, soal kebenarannya hanya Tuhan yang tahu... oh ya, pengakuannya bisa lihat pada video di bawah ini.
Soal kebenarannya, kita hanya bisa mengucap "Walahuallam bishowab..." Namun, sebagai informasi, tak ada salahnya kita mengetahui apa yang dikatakan oleh orang ini. Selamat membaca.
Leo Zagami, pria 36 tahun ini mengaku sebagai mantan anggota Illuminati yang membeberkan semua rencana rahasia nan menakutkan yang sedang, dan akan terjadi.
Kabarnya, Zagami adalah keturunan keluarga Illuminati yang akhirnya memeluk agama Islam tahun lalu. Dari sini, ia bertekad melakukan perlawanan terhadap Illuminati.
Zagami mengungkapkan saat masih sebagai anggota keluarga Illuminati, Ia mempunyai banyak pengalaman mengikuti berbagai upacara setan yang menakutkan, upacara magis hitam (sihir jahat), pengendalian pikiran (mind control) dan penyiksaan yang dilakukan di dalam lingkungan Loji tertutup.
Ia mantan anggota the Comitato Esecutivo Massonico – Masonic Executive Committee (MEC) of Monte Carlo. Sebelum hengkang dari MEC, Zagami masuk dalam lingkaran dalam, anggota Freemasonry tingkat 33, dan sebagai salah seorang pimpinan dalam kelompok Loji setan P2 (Propaganda 2) Freemasonry.
Dia juga ditunjuk sebagai “pangeran” yang dipersiapkan untuk mengambil alih pimpinan Illuminati dari “raja” Licio Gelli yang sudah tua.
Zagami menjelaskan bahwa sekarang adalah akhir jaman, dan ini tidak main-main, tegasnya. Hal itu disampaikannya pada tanggal 3 Januari 2007 dalam sebuah wawancara di situsnya.
Beginilah keterangan yang dibeberkan Zagami (bisa lihat pada video di bawah):
"Siapkan senjata kalian untuk mempertahankan keyakinan atau kita akan hancur binasa. Ini perang melawan Setan, jadi, wahai penduduk bumi, sadarlah, atau kalian akan bangun dari mimpi buruk di pagi hari bulan Desember 2012."
“Mulai tahun 2010 Anda mulai merasakan perubahan suasana secara besar-besaran, akan tetapi pada tahun 2012, Anda akan melihat dengan jelas berakhirnya peradaban ini dengan mata kepala kita sendiri."
"Akan terjadi total NAZIFIKASI negara-negara Barat pada tahun 2010, sebelumnya terjadi kondisi perekonomian yang sangat buruk yang akibatnya akan dirasakan setiap orang. Kemudian ketegangan sosial akan memuncak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan, pada akhirnya menjadi konflik internal pada tahun 2012, yaitu PERANG SAUDARA.”
“Apakah Anda siap mati untuk Tuhan dan dengan keyakinan agama Anda untuk melakukan perubahan positif untuk dunia, ataukah Anda semua hanyalah sekumpulan pengecut yang berada di bawah kekuasaan setan, bisanya hanya bicara saja dengan tidak ada bukti nyata.”
Zagami juga menyebut bahwa kekuasaan Illuminati berada di bawah kartel bank sentral dunia, yang dikepalai oleh Rothschild. Mereka melakukan kontrolnya dengan cara memanfaatkan anggota-anggota Freemason, Zionis, Jesuit, Vatican, Sosialis, Liberal, Komunis, Feminis dan Aktifis Gay, Neo Cons, Dinas Rahasia, hingga yayasan dan media.
Illuminati layaknya seperti gerombolan. Tidak masalah jika keluarga Chicago, London atau New York yang melakukan tugas. Mereka merupakan lingkaran keluarga yang tumpang-tindih yang hidupnya diabdikan untuk kepentingan tujuan yang sama, yaitu menguasai dunia dengan sistem Luciferian.
Berikut ini ringkasan wawancara Greg Szymanski dengan Zagami...
Zagami menjelaskan bahwa dunia merupakan pertunjukkan boneka global di kendalikan oleh tangan-tangan manusia idiot, yang tidak pernah merubah cara hidupnya selama berabad-abad di bawah naungan ajaran Lucifer.
Kata Zagami, mereka bekerja bersam-sama, termasuk Hugo Chavez yang dengan sungguh-sungguh membantu melaksanakan agenda Bush dengan penampilan theatrical nya. Chavez dikendalikan oleh Vatican dan bekerja untuk The New World Order sebagaimana juga dilakukan oleh hampir semua pimpinan pemerintahan dan agama-agama di dunia.
Tentu saja Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Islam) juga berada dibelakang pimpinan Iran dan pimpinan Perlawanan Iraq . Semuanya panggung sandiwara untuk konsumsi orang-orang awam.
Konflik Putin dengan Rothschild hanyalah sebuah “permainan”. Putin juga dikendalikan oleh Illuminati.
Selanjutnya dikatakan bahwa G.W. Bush adalah "anak" orang paling berkuasa di Illuminati dan dia dibina bapaknya serta CIA untuk menjadi seorang ujung tombak boneka Antichrist Vatican Zionist , dan tidaklah menjadi masalah bagi Illuminati, apakah ia menjadi presiden atau tidak, karena keluarga Bush akan selalu tampil berperan memimpin keadaan dan mendikte presiden.
Ingat tokoh setan Anton LaVey, pendiri Gereja Setan? Ia ternyata juga pengendali perang pemikiran CIA dan sekaligus teman dekat George H. Bush. Mereka bersama-sama merencanakan untuk menokohkan anak dari Bush sebagai pengikut setan, untuk melakukan peran penting saat datangnya Era Setan setelah 11 September 2001. Dan, rencana tersebut dipersiapkan sudah sejak lama, sewaktu Anton LaVey masih hidup.
Internet dikuasai Illuminati
“padanan kata 'w' dalam bahasa Ibrani adalah huruf 'vav' atau 'waw'. Nilai angka vav adalah 6. Jadi dalam bahasa Inggris 'ww' bila dialihkan ke dalam bahasa Ibrani menjadi 'vav-vav-vav', yakni angka 666. Sekarang ini sudah dapat dipastikan kita tidak dapat melakukan bisnis di situs internet tanpa menggunakan huruf WWW."
"kita diawasi oleh kamera pengintai dan akhirnya menyusul pemasangan micro-chip di dalam badan manusia. Micro-chip merupakan Mark of the Beast terakhir dan akan menjadikan kita di bawah kekuasaan Setan sepenuhnya, dan mereka sudah siap untuk melakukan Armagedon melawan Mesiah. Jadi kita harus melakukan perlawanan untuk membantu datangnya Mesiah yang sebenarnya."
“Saat ini hampir semua ajaran agama dirusak dari dalam oleh Illuminati, termasuk Islam, Yahudi, Evangelis, Protestan, the Born-Again Kristen, semuanya di kuasai secara rahasia oleh Freemasonry, dinas rahasia, Ksatria Malta, dan Jesuit. Jadi dialog antar-agama secara murni pun sangat mustahil untuk dilakukan."
Mencengangkan? Bisa jadi. Yang menjadi pertanyaan adalah: Bila ia benar mantan lingkaran dalam Illuminati, mengapa ia dibiarkan berbicara bebas dan tidak "dibungkam" ?
Begitulah. Toh, soal kebenarannya hanya Tuhan yang tahu... oh ya, pengakuannya bisa lihat pada video di bawah ini.
Setiap 11 September, rakyat Amerika
mengenang tragedi runtuhnya menara kembar World Trade Centre (WTC) di
New York, AS, yang memakan banyak korban. Gedung kembar itu hancur luluh
bagaikan gedung tua yang diledakkan oleh bahan peledak dari dalam
setelah ditabrak dua pesawat terbang komersial.
Hari itu, jaringan
televisi AS meliput secara live dari lokasi peristiwa. Tayangan itu
terbidik dari beberapa sudut dan terlihat langsung oleh jutaan pemirsa
televisi. Pers AS lalu seperti menyanyikan lagu koor, mengutip
keterangan resmi: 'Menara itu runtuh diserang oleh teroris Muslim yang
digerakkan oleh Usamah Bin Laden dari Afghanistan'. Tapi, tak semua pers
mengikuti koor itu.
Hari ini, Amerika murung. Namun sebenarnya kemurungan itu bukan hanya milik AS saja, tapi kemudian ke seluruh belahan dunia: siapapun—ya, siapapun!, kecuali orang-orang yang tak punya nurani dan hanya punya kedengkian, dan hanya mementingkan diri dan kepentingan golongannya sendiri—tak akan pernah bisa menerima peristiwa laknat itu: dengan dalih apapun, dalam situasi seperti sekarang ini, penyerangan terhadap WTC tidak bisa dibenarkan.
Hari ini, Amerika murung. Namun sebenarnya kemurungan itu bukan hanya milik AS saja, tapi kemudian ke seluruh belahan dunia: siapapun—ya, siapapun!, kecuali orang-orang yang tak punya nurani dan hanya punya kedengkian, dan hanya mementingkan diri dan kepentingan golongannya sendiri—tak akan pernah bisa menerima peristiwa laknat itu: dengan dalih apapun, dalam situasi seperti sekarang ini, penyerangan terhadap WTC tidak bisa dibenarkan.
Kemudian sejarah berulang. Ketika WTC yang lebur dengan tanah dan
kemudian menjadi ground zero ditayangkan berulang-ulang di televise di
seluruh dunia, mereka yang menyebarkan Islam dengan sesungguhnya sadar
sesadar-sadarnya, bahwa bahaya besar tengah mengancam.
Benar saja, kemudian setelah itu, George W. Bush mendeklrasikan perang terhadap teroris, namun pratiknya, lebih tepat terhadap umat Islam. Kejadian di Iraq, mulai dari lengsernya Saddam Hussein, sampai kemudian invasi pasca-huru-hara yang masih tetap menjadi huru-hara sampai saat ini, dan pendudukan Afghanistan, dengan segala banyak retorikanya yang semuanya menyudutkan umat Islam, dengan tudingan sebagai pelaku besar penyerangan terhadap WTC. Siapa gerangan Usamah bin Ladin? Jika benar Usamah orang Islam yang sesungguh-sungguhnya, maka ini adalah jenis Muslim yang tak tahu diri: menyerang, bersembunyi, dan menimpakan semua akibatnya pada seluruh Muslim di dunia.
Theiry Meyssan, seorang jurnalis asal Prancis mencoba melihat
peristiwa itu secara objektif. ''Saya akan menjungkirbalikkan seluruh
versi resmi serangan 11 September 2001,'' katanya.
Hasil investigative reporting -nya itu kemudian ia tuangkan ke dalam sebuah buku berjudul 9/11 The Big Lie America , diterjemahkan penerbit Jalan Lurus dengan judul, Bohong Besar Amerika , Bandung, 2003.
Inilah cerita versi Thierry Meyssan: Kedua pesawat itu diidentifikasikan oleh FBI sebagai Boeing 767. Pesawat itu menghantam tepat pada sasarannya. Peristiwa ini sangat musykil. Dipandang dari ketinggian yang jauh, sebuah kota akan tampak seperti selembar peta dan semua acuan visual yang lazim menjadi hilang. Untuk menabrak menara, pesawat perlu dipraposisikan pada ketinggian sangat rendah. 'Karya' itu merupakan prestasi luar biasa bahkan pilot yang sangat berpengalaman pun sulit melakukannya. Konon yang melakukannya adalah pilot yang baru lulus latihan.
Namun, ada satu cara untuk mendapat hasil demikian, yakni memakai rambu tuntun dari radio. Suatu sinyal yang dipancarkan dari sasaran, menuntun pesawat itu. Tak perlu banyak orang di pesawat dalam kendali pilot otomatis. Bahkan, pembajak sama sekali tidak dibutuhkan. Pesawat itu berada di bawah kendali remote control , mengendalikan pesawat tanpa pilot.
Setelah ditabrak, Menara Kembar runtuh sendiri. Sebuah komisi penyidik menyimpulkan bahwa terbakarnya bahan bakar pesawat menimbulkan panas yang melelehkan struktur logam utama kedua bangunan. Teori ini disangkal keras oleh Assosiasi Pemadam Kebakaran New York dan Journal Profesional, Fire Engineering bahwa struktur bangunan tersebut tahan api. Para petugas pemadam kebakaran malah mendengar ledakan di lantai dasar bangunan. Pakar terkenal dari Institut Pertambangan dan teknologi, Van Romero pun mengamininya. ''Keruntuhan itu diakibatkan oleh bahan peledak,'' katanya.
Pada hari yang sama, Departemen Pertahanan mengeluarkan pengumuman singkat ''Pentagon diserang teroris pada pukul 09.38,'' kata Menteri Pertahanan Donald H. Rumsfeld. Pers AS pun heboh. Namun, ketika mau meliput peristiwa itu, para wartawan diusir dari tempat kejadian dengan alasan agar tidak menghalangi operasi penyelamatan. Toh, wartawan AP, Tom Horan, berhasil mendapatkan foto-foto ekslusive dari sebuah gedung dekat lokasi kejadian.
Kepala Staf Gabungan, Jenderal Richard Myers, mengindikasikan bahwa pesawat terbang bunuh diri itu adalah Boeing 757-200. Pukul 08.55 waktu setempat, Boeing itu turun ke ketinggian 29.000 kaki. Dua pesawat tempur F-16 segera melesat untuk mencegat Boeing itu, tapi katanya kehilangan jejak.
Menurut Meyssan ini tak masuk akal. ''Bagaimana percaya sebuah pesawat jet berbadan tambun bisa mengecoh dua pesawat tempur yang memburunya?'' Seandainya si Boeing berhasil mengatasi rintangan pertama pun, dengan mudah akan ditembak jatuh saat mendekati Pentagon. Pasalnya, di pangkalan udara Saint Andrew di sekitar Pentagon, berpangkalan Wing Tempur 113 Angkatan Udara dan Wing Tempur serang 321 Angkatan Laut. Masing-masing dilengkapi pesawat tempur F-16 dan F/A-18. Di atap gedung itu pun dipasang penangkis serangan udara dan rudal-rudal supercanggih. Mereka tentu tak akan pernah membiarkan sang Boeing menghampiri Pentagon.
Pesawat raksasa itu tiba-tiba mendekati tanah, seperti akan mendarat, langsung menabrak Gedung Pentagon. Anehnya tanpa merusak tiang lampu dan bangunan-bangunan di sekitarnya. Moncong pesawat masuk ke pintu gerbang yang tengah direnovasi. Keterangan resmi ini, menurut Meyssan, meragukan. Tabrakan keras itu pastilah menimbulkan kebakaran besar, lalu pesawat menjadi onggokan gosong.
''Jika merujuk pada foto dari AP, Anda akan melihat tidak dijumpai bangkai pesawat di sana. Bahkan, sebuah gir roda pesawat pun tak tampak. Padahal pemotretan itu dilakukan di menit-menit pertama ketika mobil pemadam kebakaran tiba dan petugas belum menyebar,'' tulis Meyssan dalam bukunya itu. Diduga suara berdesing dan runtuhnya atap salah satu pintu gerbang Pentagon itu disebabkan oleh rudal tipe AGM. Jenis rudal ini menyerupai sebuah pesawat terbang sipil kecil, memang. Tapi, bukan pesawat terbang. Demikian Meyssan.
Lepas dari kontroversi itu, Presiden AS, George W Bush, segera mengumumkan bahwa serangan itu dilakukan oleh teroris Muslim, pimpinan Usamah bin Ladin. Maka, tanpa memerlukan penyelidikan seksama, dengan alasan memburu pimpinan Alqaidah itu, Bush memerintahkan penyerbuan ke negara Muslim Afghanistan. Gilirannya, Irak diduduki dengan alasan memiliki senjata pemusnah massal (yang kemudian ternyata tidak terbukti).
Kenapa Bush menuding Muslim? Rupanya Bush mendapat bisikan dari Samuel Philip Huntington. Pandangan negatif penasihat gedung putih terhadap Islam ini tertuang dalam sebuah artikel yang dimuat di media Foreign Affairs yang terbit pada musim panas 1993 dengan judul ''The clash of Civilization''. Artikel yang memancing polemik ini kemudian diterbitkan dalam bentuk sebuah buku pada 1996. Menurut Huntington, setelah Uni Sovyet (ideologi komunis) runtuh, musuh berikutnya adalah Islam. Sudut pandang negatif terhadap Islam inilah yang rupanya diyakini Presiden Bush. Bush lalu mendeklarasikan perang atas nama membasmi teror.
Sejak dulu Indonesia negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini adalah negeri yang aman. Bangsa yang yakin bahwa agama adalah rahmat bagi sekalian alam. Tapi, sejak deklarasi Bush itu, tiba-tiba bom-bom canggih berledakan merobek ketenangan negeri 'jamrud Khatulistiwa' itu dan memakan banyak korban orang tak berdosa. Lalu pesantren dituding biang teror. Orang-orang berjenggot, berpakaian gamis dengan celana menggantung dicurigai. Ujung-ujungnya, kegiatan dakwah harus diawasi. Mungkinkah malapetaka ini bagian dari skenario global untuk mengharukan Islam Sedunia ? (sm/rp) dikutip Oleh www.suaramedia.com
Benar saja, kemudian setelah itu, George W. Bush mendeklrasikan perang terhadap teroris, namun pratiknya, lebih tepat terhadap umat Islam. Kejadian di Iraq, mulai dari lengsernya Saddam Hussein, sampai kemudian invasi pasca-huru-hara yang masih tetap menjadi huru-hara sampai saat ini, dan pendudukan Afghanistan, dengan segala banyak retorikanya yang semuanya menyudutkan umat Islam, dengan tudingan sebagai pelaku besar penyerangan terhadap WTC. Siapa gerangan Usamah bin Ladin? Jika benar Usamah orang Islam yang sesungguh-sungguhnya, maka ini adalah jenis Muslim yang tak tahu diri: menyerang, bersembunyi, dan menimpakan semua akibatnya pada seluruh Muslim di dunia.
Terungkap pula bahwa Bush sudah mengetahui akan
adanya serangan pada tanggal tersebut. Kala itu, Bush hendak
meninggalkan hotel. Seorang wartawan memergoki kepala staf Gedung Putih,
Andy Card membisikkan sesuatu di telinga Bush. Ketika para wartawan
bertanya kepada Bush, "apakah anda tahu apa yang terjadi di New York?" Bush
menjawab bahwa dirinya sudah tahu dan akan mengatakan sesuatu mengenai
hal tersebut nanti. Pernyataan ini bertentangan dengan pernyataan Bush sendiri yang
dikeluarkan dalam dua kesempatan yang berbeda, saat itu dia menyebutkan
bahwa dirinya mengetahui peristiwa di New York dari siaran televisi
diluar sebuah ruang kelas saat dia hendak berbicara mengenai masalah
pendidikan dihadapan sekelompok pelajar anak-anak di Florida. Padahal,
Bush jelas tidak mungkin melihat siaran televisi pada hari itu, karena
tidak ada rekaman yang beredar di televisi hingga keesokan harinya. Bush
juga sama sekali tidak merasa terkejut ketika diberitahu bahwa pesawat
kedua menabrak menara WTC sebelah selatan dan bahwa AS sedang dalam
serangan, Bush justru dengan santai membacakan cerita mengenai sebuah
kambing peliharaan selama lebih dari lima menit.
Selain Bush, Yahudi juga terlibat dalam konspirasi besar 11 September.
Ketika terjadi peristiwa 11 September, dilaporkan bahwa sekitar 4.000
karyawan Yahudi secara serentak tidak masuk kerja. Sehingga mereka semua
selamat dan tidak ada korban Yahudi dalam peristiwa tersebut.
Hasil investigative reporting -nya itu kemudian ia tuangkan ke dalam sebuah buku berjudul 9/11 The Big Lie America , diterjemahkan penerbit Jalan Lurus dengan judul, Bohong Besar Amerika , Bandung, 2003.
Inilah cerita versi Thierry Meyssan: Kedua pesawat itu diidentifikasikan oleh FBI sebagai Boeing 767. Pesawat itu menghantam tepat pada sasarannya. Peristiwa ini sangat musykil. Dipandang dari ketinggian yang jauh, sebuah kota akan tampak seperti selembar peta dan semua acuan visual yang lazim menjadi hilang. Untuk menabrak menara, pesawat perlu dipraposisikan pada ketinggian sangat rendah. 'Karya' itu merupakan prestasi luar biasa bahkan pilot yang sangat berpengalaman pun sulit melakukannya. Konon yang melakukannya adalah pilot yang baru lulus latihan.
Namun, ada satu cara untuk mendapat hasil demikian, yakni memakai rambu tuntun dari radio. Suatu sinyal yang dipancarkan dari sasaran, menuntun pesawat itu. Tak perlu banyak orang di pesawat dalam kendali pilot otomatis. Bahkan, pembajak sama sekali tidak dibutuhkan. Pesawat itu berada di bawah kendali remote control , mengendalikan pesawat tanpa pilot.
Setelah ditabrak, Menara Kembar runtuh sendiri. Sebuah komisi penyidik menyimpulkan bahwa terbakarnya bahan bakar pesawat menimbulkan panas yang melelehkan struktur logam utama kedua bangunan. Teori ini disangkal keras oleh Assosiasi Pemadam Kebakaran New York dan Journal Profesional, Fire Engineering bahwa struktur bangunan tersebut tahan api. Para petugas pemadam kebakaran malah mendengar ledakan di lantai dasar bangunan. Pakar terkenal dari Institut Pertambangan dan teknologi, Van Romero pun mengamininya. ''Keruntuhan itu diakibatkan oleh bahan peledak,'' katanya.
Pada hari yang sama, Departemen Pertahanan mengeluarkan pengumuman singkat ''Pentagon diserang teroris pada pukul 09.38,'' kata Menteri Pertahanan Donald H. Rumsfeld. Pers AS pun heboh. Namun, ketika mau meliput peristiwa itu, para wartawan diusir dari tempat kejadian dengan alasan agar tidak menghalangi operasi penyelamatan. Toh, wartawan AP, Tom Horan, berhasil mendapatkan foto-foto ekslusive dari sebuah gedung dekat lokasi kejadian.
Kepala Staf Gabungan, Jenderal Richard Myers, mengindikasikan bahwa pesawat terbang bunuh diri itu adalah Boeing 757-200. Pukul 08.55 waktu setempat, Boeing itu turun ke ketinggian 29.000 kaki. Dua pesawat tempur F-16 segera melesat untuk mencegat Boeing itu, tapi katanya kehilangan jejak.
Menurut Meyssan ini tak masuk akal. ''Bagaimana percaya sebuah pesawat jet berbadan tambun bisa mengecoh dua pesawat tempur yang memburunya?'' Seandainya si Boeing berhasil mengatasi rintangan pertama pun, dengan mudah akan ditembak jatuh saat mendekati Pentagon. Pasalnya, di pangkalan udara Saint Andrew di sekitar Pentagon, berpangkalan Wing Tempur 113 Angkatan Udara dan Wing Tempur serang 321 Angkatan Laut. Masing-masing dilengkapi pesawat tempur F-16 dan F/A-18. Di atap gedung itu pun dipasang penangkis serangan udara dan rudal-rudal supercanggih. Mereka tentu tak akan pernah membiarkan sang Boeing menghampiri Pentagon.
Pesawat raksasa itu tiba-tiba mendekati tanah, seperti akan mendarat, langsung menabrak Gedung Pentagon. Anehnya tanpa merusak tiang lampu dan bangunan-bangunan di sekitarnya. Moncong pesawat masuk ke pintu gerbang yang tengah direnovasi. Keterangan resmi ini, menurut Meyssan, meragukan. Tabrakan keras itu pastilah menimbulkan kebakaran besar, lalu pesawat menjadi onggokan gosong.
''Jika merujuk pada foto dari AP, Anda akan melihat tidak dijumpai bangkai pesawat di sana. Bahkan, sebuah gir roda pesawat pun tak tampak. Padahal pemotretan itu dilakukan di menit-menit pertama ketika mobil pemadam kebakaran tiba dan petugas belum menyebar,'' tulis Meyssan dalam bukunya itu. Diduga suara berdesing dan runtuhnya atap salah satu pintu gerbang Pentagon itu disebabkan oleh rudal tipe AGM. Jenis rudal ini menyerupai sebuah pesawat terbang sipil kecil, memang. Tapi, bukan pesawat terbang. Demikian Meyssan.
Lepas dari kontroversi itu, Presiden AS, George W Bush, segera mengumumkan bahwa serangan itu dilakukan oleh teroris Muslim, pimpinan Usamah bin Ladin. Maka, tanpa memerlukan penyelidikan seksama, dengan alasan memburu pimpinan Alqaidah itu, Bush memerintahkan penyerbuan ke negara Muslim Afghanistan. Gilirannya, Irak diduduki dengan alasan memiliki senjata pemusnah massal (yang kemudian ternyata tidak terbukti).
Kenapa Bush menuding Muslim? Rupanya Bush mendapat bisikan dari Samuel Philip Huntington. Pandangan negatif penasihat gedung putih terhadap Islam ini tertuang dalam sebuah artikel yang dimuat di media Foreign Affairs yang terbit pada musim panas 1993 dengan judul ''The clash of Civilization''. Artikel yang memancing polemik ini kemudian diterbitkan dalam bentuk sebuah buku pada 1996. Menurut Huntington, setelah Uni Sovyet (ideologi komunis) runtuh, musuh berikutnya adalah Islam. Sudut pandang negatif terhadap Islam inilah yang rupanya diyakini Presiden Bush. Bush lalu mendeklarasikan perang atas nama membasmi teror.
Sejak dulu Indonesia negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini adalah negeri yang aman. Bangsa yang yakin bahwa agama adalah rahmat bagi sekalian alam. Tapi, sejak deklarasi Bush itu, tiba-tiba bom-bom canggih berledakan merobek ketenangan negeri 'jamrud Khatulistiwa' itu dan memakan banyak korban orang tak berdosa. Lalu pesantren dituding biang teror. Orang-orang berjenggot, berpakaian gamis dengan celana menggantung dicurigai. Ujung-ujungnya, kegiatan dakwah harus diawasi. Mungkinkah malapetaka ini bagian dari skenario global untuk mengharukan Islam Sedunia ? (sm/rp) dikutip Oleh www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar