Tuesday, October 2, 2012
Pidato Ahmadinejad di Sidang PBB ke-64
http://adibsusilasiraj.blogspot.com/2012/10/pidato-ahmadinejad-di-sidang-pbb-ke-64.html
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Wasshalatu
wassalamu ‘ala sayyidina wanabiyyina Muhammad wa alihi al-thahirin wa
shahbihi al-muntajabin. Allahumman ‘ajjil liwaliyyikal faraj wal
‘afiata wan nashr. Waj‘alna min khairi ansharihi wa a‘wanih
walmustasyhadina baina yadaih.
Bapak ketua, rekan-rekan yang terhormat; bapak dan ibu hadirin sekalian.
Saya
mengucapkan syukur kepada Allah yang Maha Besar atas kesempatan dapat
hadir kembali di forum dunia yang penting ini. Selama empat tahun lalu
saya telah berbicara kepada Anda sekalian mengenai problem utama dunia,
sebab dan faktor-faktor asli munculnya problem ini, kekuatannya dan
pentingnya meninjau kembali pemikiran dan perbuatan para pemilik
kekuataan sekaligus solusinya.
Ada dua aliran pemikiran yang saling bertentangan. Pertama, berdasarkan prinsip mendahulukan kepentingan materialnya atas orang dan bangsa lain. Demi menguasai dunia dan memaksakan kehendaknya terhadap bangsa-bangsa lain mereka memperluas ketidakadilan dan kezaliman, kemiskinan dan penderitaan, agresi dan penipuan. Hasil dari cara pandang ini menggambarkan keputusasaan dan masa depan yang kelam kepada manusia.
Ada dua aliran pemikiran yang saling bertentangan. Pertama, berdasarkan prinsip mendahulukan kepentingan materialnya atas orang dan bangsa lain. Demi menguasai dunia dan memaksakan kehendaknya terhadap bangsa-bangsa lain mereka memperluas ketidakadilan dan kezaliman, kemiskinan dan penderitaan, agresi dan penipuan. Hasil dari cara pandang ini menggambarkan keputusasaan dan masa depan yang kelam kepada manusia.
Kedua,
berdasarkan prinsip keimanan kepada Allah yang Maha Esa dan mengikuti
ajaran-ajaran para Nabi Ilahi. Aliran pemikiran ini menginginkan
terciptanya dunia yang penuh dengan rasa aman, bebas, sejahtera,
perdamaian yang berkelanjutan berdasarkan keadilan dan spiritual bagi
seluruh umat manusia dengan tetap menghormati kemuliaan manusia dan
cinta kepada sesama. Sebuah aksi, yang menghormati setiap manusia,
bangsa, budaya tradisional yang tak ternilai, kebangsaan dan
kemanusiaan, yang menuntut dihapuskannya diskriminasi dari dunia dan
kesetaraan semua di hadapan hukum yang berdasarkan keadilan dalam
memanfaatkan segala fasilitas, kesempatan belajar, kesempurnaan manusia
dan kemajuan. Cara pandang ini berusaha mewujudkan masa depan penuh
harapan.
Saya berbicara tentang mendesaknya perubahan mendasar
dalam cara pandang terhadap dunia, manusia dan pentingnya menciptakan
sistem yang adil dan insan yang baru demi terciptanya esok yang
cemerlang.
Saudara-saudara dan rekan-rekan sejawat.
Hari ini, sebagai kelanjutan dari pembicaraan saya yang dahulu, saya ingin menjelaskan beberapa poin tentang pelbagi dimensi perubahan yang harus diwujudkan.
Saudara-saudara dan rekan-rekan sejawat.
Hari ini, sebagai kelanjutan dari pembicaraan saya yang dahulu, saya ingin menjelaskan beberapa poin tentang pelbagi dimensi perubahan yang harus diwujudkan.
Situasi yang menguasai dunia saat ini jelas tidak
mungkin dapat dilanjutkan. Kondisi sepihak dan tidak diidamkan saat
ini bertentangan dengan fitrah manusia dan bahkan bertentangan dengan
tujuan penciptaan dunia dan manusia. Kini tidak mungkin lagi menciptakan
kekayaan semu uang kertas dan menyuntik kekayaan tidak riil bernilai
puluhan trilyun dolar kepada ekonomi dunia. Setelah menciptakan defisit
anggaran luar biasa, inflasi, problem ekonomi dan sosial, apa yang
dihadapi ini hendak dialihkan kepada negara-negara lain, bahkan
berusaha memindahkan kekayaan negara-negara lain kepada ekonomi
negara-negara tertentu.
Mesin ekonomi kapitalis, kendali yang
tercerai-berai, dengan sistem tidak adil telah berada di ujung jalan,
tidak dapat dipakai lagi dan tidak mampu mempertahankan keseimbangannya
yang hanya memiliki satu sisi.
Periode pemaksaan ide kapitalisme yang tak berperasaan, pemaksaan selera dan animo satu kelompok khusus kepada masyarakat internasional, ekspansi hegemoni terhadap dunia dengan nama globalisasi dan era kekaisaran, telah berakhir. Masa penghinaan terhadap bangsa-bangsa dan pemaksaan politik standar ganda sudah tamat.
Periode pemaksaan ide kapitalisme yang tak berperasaan, pemaksaan selera dan animo satu kelompok khusus kepada masyarakat internasional, ekspansi hegemoni terhadap dunia dengan nama globalisasi dan era kekaisaran, telah berakhir. Masa penghinaan terhadap bangsa-bangsa dan pemaksaan politik standar ganda sudah tamat.
Bila dikatakan keberhasilan sebagian
negara merealisasikan keinginannya sebagai satu-satunya tolok ukur ada
atau tidak adanya kebebasan dan demokrasi; berada di bawah bendera
kebebasan dengan melakukan segala penipuan dan ancaman terburuk
dicitrakan sebagai demokrasi dan diktator dianggap demokrat; semua ini
jelas buruk dan tidak memiliki legitimasi. Sudah bukan zamannya lagi
sebagian menjadikan dirinya sebagai definisi demokrasi dan kebebasan,
menganggap dirinya sebagai tolok ukurnya dan saat melanggar, mereka
meletakkan dirinya sebagai hakim dan eksekutornya. Sementara pada saat
yang sama mereka juga memerangi negara-negara yang berdasarkan
demokrasi hakiki.
Namun penyebaran kebebasan global dan kesadaran bangsa-bangsa di dunia tidak akan membiarkan terus watak tidak benar ini. Dengan alasan inilah mayoritas bangsa-bangsa, termasuk rakyat Amerika menanti perubahan luas, dalam dan riil. Itulah mengapa mereka menyambut baik slogan perubahan dan akan terus menyambutnya.
Namun penyebaran kebebasan global dan kesadaran bangsa-bangsa di dunia tidak akan membiarkan terus watak tidak benar ini. Dengan alasan inilah mayoritas bangsa-bangsa, termasuk rakyat Amerika menanti perubahan luas, dalam dan riil. Itulah mengapa mereka menyambut baik slogan perubahan dan akan terus menyambutnya.
Siapa yang dapat menggambarkan kemungkinan berlanjutnya pemaksaan
politik tidak manusiawi di Palestina? Bertentangan dengan segala tolok
ukur kemanusiaan, mereka mengusir satu bangsa dari rumah-rumah mereka
secara paksa di bawah todongan senjata dan propaganda bohong selama 60
tahun. Mereka menyerang rakyat Palestina dengan segala cara tidak
manusiawi dan dengan peluru kendali, bahkan dengan senjata terlarang.
Sebaliknya, mereka bahkan merampas hak rakyat Palestina untuk membela
diri. Lebih aneh lagi, di hadapan ketercengangan masyarakat
internasional, mereka malah menyebut agresor dan penjajah sebagai pihak
yang “cintai damai” dan “benar”, sementara rakyat yang terzalimi
disebut “teroris”.
Bagaimana mungkin kejahatan para penjajah
terhadap anak-anak dan wanita, perusakan tempat-tempat tinggal, tanah
pertanian, sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit mendapat perlindungan
mutlak sebagian negara, sementara para pria dan wanita tertindas yang
dianggap bersalah hanya dikarenakan membela rumah dan tanah airnya
berada di bawah blokade bahan pangan, air, obat-obatan dan pembersihan
etnis. Bahkan diupayakan untuk mencegah rekonstruksi bangunan-bangunan
mereka yang rusak akibat agresi brutal 22 hari rezim Zionis Israel,
padahal musim dingin akan tiba. Para agresor dan pendukungnya
meneriakkan slogan membela hak asasi manusia, sementara pada saat yang
sama memanfaatkan slogan ini guna menekan pihak lain. Kini tidak dapat
lagi diterima kelompok minoritas dengan jaringan rumit disertai desain
yang tidak manusiawi menguasai ekonomi, politik dan budaya dunia.
Mereka menerapkan perbudakan modern dan menjadikan martabat seluruh
bangsa dunia, bahkan Eropa dan Amerika sebagai korban ketamakan
rasialisme.
Tidak dapat diterima bila sebagian yang berasal dari
ribuan kilometer jauhnya dari kawasan Timur Tengah, melakukan
intervensi militer yang mengakibatkan terjadinya pembunuhan, perang,
teror, ancaman dan agresi. Namun sensitifitas bangsa-bangsa di kawasan
akan nasib dan keamanan nasionalnya, teriakan protes terhadap
ketidakadilan, agresi dan dukungan mereka kepada masyarakat sebangsa
dan seagama yang tertindas disebut sebagai aksi perlawanan terhadap
perdamaian dan campur tangan urusan dalam negeri negara lain. Perhatikan
dengan baik kondisi yang terjadi di Irak dan Afghanistan!
Kini, tidak bisa lagi melakukan pendudukan militer terhadap satu negara dengan slogan melawan terorisme dan narkotika, sementara produksi narkotika menjadi berkali lipat, wilayah terorisme menjadi lebih luas, ribuan orang tak berdosa tewas, cidera dan mengungsi, infrastruktur hancur dan keamanan regional terancam. Lucunya, para pelaku utama tragedi kemanusiaan ini malah terus menuduh pihak lain sebagai pihak yang harus bertanggung jawab.
Kini, tidak bisa lagi melakukan pendudukan militer terhadap satu negara dengan slogan melawan terorisme dan narkotika, sementara produksi narkotika menjadi berkali lipat, wilayah terorisme menjadi lebih luas, ribuan orang tak berdosa tewas, cidera dan mengungsi, infrastruktur hancur dan keamanan regional terancam. Lucunya, para pelaku utama tragedi kemanusiaan ini malah terus menuduh pihak lain sebagai pihak yang harus bertanggung jawab.
Kini, tidak bisa lagi meneriakkan slogan persahabatan dan solidaritas
kepada bangsa-bangsa namun bersamaan dengan itu mereka memperluas
pangkalan-pangkalan militer di dunia, termasuk di Amerika Latin.
Kondisi
yang ada tidak dapat dilanjutkan. Kini tidak mungkin logika militerisme
mampu memajukan politik ekspasi dan anti kemanusiaan. Logika kekuatan
dan ancaman akan memunculkan dampak yang lebih buruk dan menambah
masalah yang telah ada.
Tidak dapat diterima bila anggaran belanja militer sebagian negara mencapai beberapa kali lipat dari bujet militer seluruh negara di dunia; ekspor senjata yang pertahunnya mencapai ratusan miliar dolar; penyimpanan senjata kimia, biologi dan nuklir; pembukaan pangkalan militer dan pengerahan pasukan di pelbagai penjuru dunia; namun di saat yang sama mereka masih menuduh pihak lain melakukan politik militerisme. Mereka berusaha menghalangi kemajuan pengetahuan seluruh bangsa di dunia dengan menyalahgunakan fasilitas dunia dan dengan mengangkat slogan-slogan bohong diantaranya slogan melawan perlombaan senjata.
Tidak dapat diterima bila Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan PBB yang semestinya berperan mewakili seluruh bangsa dan negara dan pengambilan keputusannya berdasarkan sistem paling demokratis ternyata justeru berada di bawah kendali dan pengaruh segelintir negara dan hanya melayani kepentingan mereka.
Pada prinsipnya, di dunia yang pemikiran, budaya dan opini publik menjadi faktor penentu, kondisi seperti ini tak bisa dipertahankan. Harus ada tindakan nyata untuk melakukan perubahan yang mendasar.
Tidak dapat diterima bila anggaran belanja militer sebagian negara mencapai beberapa kali lipat dari bujet militer seluruh negara di dunia; ekspor senjata yang pertahunnya mencapai ratusan miliar dolar; penyimpanan senjata kimia, biologi dan nuklir; pembukaan pangkalan militer dan pengerahan pasukan di pelbagai penjuru dunia; namun di saat yang sama mereka masih menuduh pihak lain melakukan politik militerisme. Mereka berusaha menghalangi kemajuan pengetahuan seluruh bangsa di dunia dengan menyalahgunakan fasilitas dunia dan dengan mengangkat slogan-slogan bohong diantaranya slogan melawan perlombaan senjata.
Tidak dapat diterima bila Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan PBB yang semestinya berperan mewakili seluruh bangsa dan negara dan pengambilan keputusannya berdasarkan sistem paling demokratis ternyata justeru berada di bawah kendali dan pengaruh segelintir negara dan hanya melayani kepentingan mereka.
Pada prinsipnya, di dunia yang pemikiran, budaya dan opini publik menjadi faktor penentu, kondisi seperti ini tak bisa dipertahankan. Harus ada tindakan nyata untuk melakukan perubahan yang mendasar.
Perubahan harus dilakukan di dua ranah; ranah teori
dan ranah praktis dalam struktur dan metode secara mendasar. Tidak
mungkin mengubah kondisi yang ada dan menciptakan dunia yang ideal
dengan prinsip pemikiran dan metode yang menjadi penyebab utama semua
problem masyarakat manusia.
Pemikiran Liberalisme dan Kapitalisme yang menghegemoni dunia, yang telah memisahkan manusia dari akhlak dan “langit”, bukan hanya tidak membawa kebahagiaan kepada umat manusia, tapi malah menjadi faktor kesengsaraan termasuk perang, kemiskinan dan penderitaan. Semua menyaksikan bagaimana struktur ekonomi timpang yang berada di bawah pengawasan kebijakan politik yang menggerus kepentingan bangsa-bangsa di seantero bumi demi keuntungan sejumlah kecil pemodal tak bermoral.
Struktur politik dan ekonomi pasca Perang Dunia II yang dibangun dengan niat hegemoni dunia sudah tidak mampu lagi menjamin keadilan dan keamanan yang berkelanjutan.
Pemikiran Liberalisme dan Kapitalisme yang menghegemoni dunia, yang telah memisahkan manusia dari akhlak dan “langit”, bukan hanya tidak membawa kebahagiaan kepada umat manusia, tapi malah menjadi faktor kesengsaraan termasuk perang, kemiskinan dan penderitaan. Semua menyaksikan bagaimana struktur ekonomi timpang yang berada di bawah pengawasan kebijakan politik yang menggerus kepentingan bangsa-bangsa di seantero bumi demi keuntungan sejumlah kecil pemodal tak bermoral.
Struktur politik dan ekonomi pasca Perang Dunia II yang dibangun dengan niat hegemoni dunia sudah tidak mampu lagi menjamin keadilan dan keamanan yang berkelanjutan.
Para penguasa yang hatinya tidak pernah bergetar
dengan cinta kepada manusia, bakal mengorbankan ide keadilan dalam
dirinya. Mereka tidak pernah memberikan hadiah perdamaian dan
persahabatan kepada umat manusia.
Sebagaimana Marxisme telah tumbang dan hanya dapat ditemukan dalam sejarah, dengan pertolongan Allah, Kapitalisme juga akan bernasib sama. Karena berdasarkan Sunnah Ilahi, yang disebut al-Quran sebagai prinsip, kebatilan bak melukis di atas air, bakal lenyap dan hanya yang memberikan manfaat kepada manusia akan tetap dan langgeng. Semua harus waspada betapa tujuan imperialisme, diskriminasi dan aksi tak manusiawi tidak dapat diraih hanya dengan mengubah slogan semata-mata dan dengan paket usulan baru.
Dunia membutuhkan perubahan mendasar dan semua harus saling bekerjasama agar perubahaan terjadi di jalur yang benar. Di bawah perubahaan mendasar ini tidak boleh ada pengecualian baik pribadi maupun negara dan tidak ada yang lebih dibandingkan yang lain. Tidak boleh terjadi ada pemaksaan keinginan hanya dengan mengklaim dirinya sebagai pemimpin dunia.
Sebagaimana Marxisme telah tumbang dan hanya dapat ditemukan dalam sejarah, dengan pertolongan Allah, Kapitalisme juga akan bernasib sama. Karena berdasarkan Sunnah Ilahi, yang disebut al-Quran sebagai prinsip, kebatilan bak melukis di atas air, bakal lenyap dan hanya yang memberikan manfaat kepada manusia akan tetap dan langgeng. Semua harus waspada betapa tujuan imperialisme, diskriminasi dan aksi tak manusiawi tidak dapat diraih hanya dengan mengubah slogan semata-mata dan dengan paket usulan baru.
Dunia membutuhkan perubahan mendasar dan semua harus saling bekerjasama agar perubahaan terjadi di jalur yang benar. Di bawah perubahaan mendasar ini tidak boleh ada pengecualian baik pribadi maupun negara dan tidak ada yang lebih dibandingkan yang lain. Tidak boleh terjadi ada pemaksaan keinginan hanya dengan mengklaim dirinya sebagai pemimpin dunia.
Penyebab utama segala problema masyarakat
internasional adalah menjauhnya sebagian penguasa dari moral,
nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran para Nabi Ilahi. Patut disayangkan
dalam mayoritas hubungan utama dunia, cinta, pengorbanan demi
keselamatan dan kebahagiaan orang lain, penekanan terhadap keadilan dan
kehormatan manusia telah diambil alih oleh egoisme, kerakusan yang
tidak pernah puas dan kenikmatan individu yang tak terbatas.
Penyembahan
kepada Allah yang Esa telah diserahkan kepada penyembahan diri, bahkan
sebagian malah meletakkan dirinya pada posisi Tuhan. Tanpa memiliki
kelayakan manusiawi mereka bersikeras memaksakan apa yang dipahami dan
diinginkannya kepada dunia. Kebohongan telah mengambil tempat kebenaran,
kemunafikan di tempat kejujuran dan egoisme menggantikan pengorbanan.
Tipu muslihat dalam berinteraksi disebut kecakapan dan diplomasi. Penjarahan kekayaan negara lain disebut pembangunan dan pengembangan, penjajahan tanah air bangsa lain diistilahkan pemberian hadiah kebebasan dan demokrasi, dan penindasan bangsa lemah dianggap membela hak asasi manusia.
Tipu muslihat dalam berinteraksi disebut kecakapan dan diplomasi. Penjarahan kekayaan negara lain disebut pembangunan dan pengembangan, penjajahan tanah air bangsa lain diistilahkan pemberian hadiah kebebasan dan demokrasi, dan penindasan bangsa lemah dianggap membela hak asasi manusia.
Saudara-saudara dan rekan-rekan yang terhormat.
Menyelesaikan
masalah dunia dan menciptakan keadilan dan perdamaian hanya akan
terwujud dengan tekad dan solidaritas seluruh bangsa dan negara di
dunia. Periode dua kutub yang berasal dari sistem hegemoni dan
kekuasaan beberapa negara atas dunia telah berakhir.
Hari ini kita harus bangkit dengan komitmen bersama menghadapi kondisi yang ada, menindaklanjuti perubahan secara serius dan berusaha dalam partisipasi dan perjuangan bersama agar kita semua dapat kembali pada nilai-nilai akhlak, manusiawi dan fitrah.
Hari ini kita harus bangkit dengan komitmen bersama menghadapi kondisi yang ada, menindaklanjuti perubahan secara serius dan berusaha dalam partisipasi dan perjuangan bersama agar kita semua dapat kembali pada nilai-nilai akhlak, manusiawi dan fitrah.
Para Nabi Ilahi dan orang-orang
saleh diutus ke dunia untuk mengenalkan hakikat manusia dan tanggung
jawab individu dan sosial manusia.
Kesucian, iman kepada Allah yang Esa, Hari Perhitungan, penerapan keadilan di dunia dan akhirat, pencarian kebahagiaan hakiki dalam kebahagiaan orang lain menggantikan kedengkian dan egoisme, dan melayani orang lain sebagai ganti dari penguasaan atas orang lain merupakan puncak ajaran para Nabi Ilahi dari Nabi Adam, Nuh hingga Ibrahim, Musa, Isa dan Rasulullah Muhammad Saw, penutup silsilah para Nabi.
Mereka semua diutus untuk mencegah terjadinya perang, melenyapkan diskriminasi dan kemiskinan, memberantas kebodohan dan menciptakan kemakmuran bagi seluruh umat manusia. Bila pemikiran “penantian” akan datangnya pemerintahan yang terbaik dan pemerintahan dari orang-orang yang saleh menjadi pemikiran global dan kita semua berusaha mewujudkannya demi kebahagiaan seluruh dunia, maka saat itulah harapan akan perubahan menjadi lebih realistis dan lebih berkembang.
Kesucian, iman kepada Allah yang Esa, Hari Perhitungan, penerapan keadilan di dunia dan akhirat, pencarian kebahagiaan hakiki dalam kebahagiaan orang lain menggantikan kedengkian dan egoisme, dan melayani orang lain sebagai ganti dari penguasaan atas orang lain merupakan puncak ajaran para Nabi Ilahi dari Nabi Adam, Nuh hingga Ibrahim, Musa, Isa dan Rasulullah Muhammad Saw, penutup silsilah para Nabi.
Mereka semua diutus untuk mencegah terjadinya perang, melenyapkan diskriminasi dan kemiskinan, memberantas kebodohan dan menciptakan kemakmuran bagi seluruh umat manusia. Bila pemikiran “penantian” akan datangnya pemerintahan yang terbaik dan pemerintahan dari orang-orang yang saleh menjadi pemikiran global dan kita semua berusaha mewujudkannya demi kebahagiaan seluruh dunia, maka saat itulah harapan akan perubahan menjadi lebih realistis dan lebih berkembang.
Menurut saya ada beberapa agenda penting di hadapan kita. Sekjen PBB dan Ketua Majelis Umum PBB dapat menyusun program berdasarkan agenda tersebut dan menjadi pelopor dalam mengambil langkah-langkah penting di jalan ini.
1. Perubahan struktur
Perserikatan Bangsa Bangsa dan mengubahnya menjadi satu lembaga yang
sesuai dengan harapan masyarakat saat ini, netral, adil, berpengaruh
kuat dalam hubungan internasional, termasuk perubahan struktur Dewan
Keamanan, penghapusan diskriminasi keistimewaan hak veto, pemberian
segera dan secara penuh hak-hak rakyat Palestina dengan
menyelenggarakan referendum yang bebas dan menjadi sarana bagi
kehidupan harmonis antara umat Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina
dan menghentikan intervensi di Irak, Afghanistan, Timur Tengah, Afrika,
Amerika Latin, Asia dan Eropa.
Pemerintahan yang kafir dapat
diterima tapi tidak untuk pemerintahan yang zalim. Ini adalah ucapan
Nabi Muhammad Saw. Kezaliman dan pelanggaran HAM di Palestina seperti
berlanjutnya pengusiran warga Palestina pemilik asli tanah air
Palestina yang tinggal di Baitul Maqdis, serta perusakan rumah-rumah
oleh penjajah al-Quds. Demikian pula di Afghanistan dan Pakistan,
kezaliman yang serupa dilakukan lewat pengeboman udara dan kezaliman di
penjara Guantanamo yang sangat disesalkan karena hingga kini belum
ditutup. Belum lagi di penjara-penjara rahasia di Eropa.
Berlanjutnya
kondisi seperti ini mengakibatkan semakin bertambahnya kedengkian dan
kekerasan. Kezaliman dan agresi harus dicegah. Patut disesalkan,
bagaimana laporan-laporan resmi terkait aksi-aksi brutal rezim Zionis
Israel di Jalur Gaza tidak dipublikasikan secara lengkap. Sekjen PBB
yang terhormat punya kewajiban berat yang harus dilakukan. Masyarakat
internasional sudah tidak sabar menanti para agresor Gaza dan pembantai
rakyat yang lemah diadili dan dijatuhi hukuman.
2. Perubahan
struktur ekonomi berdasarkan hubungan ekonomi yang etis dan manusiawi di
dunia demi melayani kebutuhan manusia berlandaskan keadilan yang
kongkret. Hubungan ekonomi yang mampu mengaktualkan potensi dan
kemampuan bangsa-bangsa, memberi hadiah kesejahteraan kepada seluruh
umat manusia dan dapat menjamin kehidupan bagi generasi mendatang.
3.
Perubahan hubungan politik internasional, membangun hubungan
berdasarkan perdamian dan persahabatan yang berkelanjutan, mencabut
sampai ke akar-akarnya perlombaan senjata, mengakhiri politik
destruktif, melucuti senjata nuklir, kimia, dan biologi, dan
mempersiapkan sarana bagi pemanfaatan teknologi modern dan damai demi
kemajuan umat manusia.
4. Perubahan struktur budaya,
penghormatan kepada adat-istiadat dan tradisi bangsa-bangsa,
menyebarkan akhlak, spiritual dan memperkuat sendi-sendi keluarga yang
hangat, langgeng dan sejahtera sebagai tiang penyangga masyarakat yang
bahagia.
5. Perhatian global terhadap upaya perlindungan
lingkungan hidup manusia dan menjaga undang-undang dan hukum
internasional guna mencegah kerusakan kekayaan alam yang tak dapat
diperbaharui.
Bangsa Iran pasca pemilu presiden yang meriah dan
benar-benar bebas telah menandai babak baru kemajuan nasional dan
interaksi luas dengan dunia, dan dengan suara mayoritas menyerahkan
tanggung jawab berat di pundak saya. Di sini saya mengumumkan kesiapan
bangsa Iran yang besar demi terciptanya peradaban dan negara Republik
Islam Iran sebagai satu dari pemerintah maju dunia yang paling
demokratis untuk ikut secara aktif dalam sebuah program yang adil dan
berdasarkan prinsip saling menghormati demi menghilangkan kekhawatiran
dan problema umat manusia dengan memanfaatkan segala kapasitas budaya,
politik dan ekonominya.
Bangsa Iran adalah termasuk korban terbesar terorisme. Di dekade pertama revolusinya yang sudah berumur tiga puluh tahun saat ini, Iran mampu menghalau invasi militer dari luar. Bangsa kami selalu menjadi sasaran kebencian pihak-pihak yang suatu hari mendukung agresi Saddam ke Iran bahkan mereka memanfaatkan senjata kimia saat itu, sementara di hari lainnya mereka mengerahkan pasukan ke Irak dengan alasan ingin melenyapkan kejahatannya.
Bangsa Iran adalah termasuk korban terbesar terorisme. Di dekade pertama revolusinya yang sudah berumur tiga puluh tahun saat ini, Iran mampu menghalau invasi militer dari luar. Bangsa kami selalu menjadi sasaran kebencian pihak-pihak yang suatu hari mendukung agresi Saddam ke Iran bahkan mereka memanfaatkan senjata kimia saat itu, sementara di hari lainnya mereka mengerahkan pasukan ke Irak dengan alasan ingin melenyapkan kejahatannya.
Bangsa
Iran menginginkan dibangunnya dunia yang penuh dengan keindahan dan
kasih sayang bagi setiap bangsa dan seluruh umat manusia. Bangsa ini
mengumumkan siap melestarikan perdamaian dan keamanan bagi seluruh
bangsa berdasarkan keadilan, spiritualitas dan kehormatan manusia di
samping upaya pembelaan dengan segenap kekuatan atas hak-hak legalnya.
Demi terealisasinya semua tujuan ini, bangsa kami siap menyambut hangat tangan yang diulurkan dengan jujur. Tidak ada bangsa yang merasa tidak membutuhkan perubahan dalam melalui jalan kesempurnaan ini. Kami menyambut baik perubahan riil dan manusiawi, dan siap berperan serta dalam perubahan dunia yang mendasar.
Demi terealisasinya semua tujuan ini, bangsa kami siap menyambut hangat tangan yang diulurkan dengan jujur. Tidak ada bangsa yang merasa tidak membutuhkan perubahan dalam melalui jalan kesempurnaan ini. Kami menyambut baik perubahan riil dan manusiawi, dan siap berperan serta dalam perubahan dunia yang mendasar.
Berdasarkan hal ini saya menekankan;
Satu-satunya
jalan keselamatan adalah kembali pada tauhid dan keadilan. Ini harapan
dan kesempatan terbesar di setiap masa dan generasi. Tanpa iman kepada
Allah, komitmen kepada pelaksanaan keadilan dan melawan ketidakadilan
dan diskriminasi, sistem dunia tidak akan terbentuk menjadi lebih baik.
Manusia adalah inti keberadaan sebuah sistem. Ciri khas manusia ada pada sisi kemanusiaannya. Hakikat inilah yang menuntut akan keadilan, kesucian, cinta, ilmu, makrifat dan seluruh kesempurnaan akhlak lainnya. Harus ada dukungan dan kesempatan bagi setiap manusia untuk meraih nilai-nilai kemanusiaan ini. Menghapus satu dari dimensi hakikat ini sama artinya dengan mennghapus kemanusiaan. Ini adalah unsur kolektif yang mengikat seluruh umat manusia dan membentuk pondasi perdamaian, keamanan dan persahabatan.
Manusia adalah inti keberadaan sebuah sistem. Ciri khas manusia ada pada sisi kemanusiaannya. Hakikat inilah yang menuntut akan keadilan, kesucian, cinta, ilmu, makrifat dan seluruh kesempurnaan akhlak lainnya. Harus ada dukungan dan kesempatan bagi setiap manusia untuk meraih nilai-nilai kemanusiaan ini. Menghapus satu dari dimensi hakikat ini sama artinya dengan mennghapus kemanusiaan. Ini adalah unsur kolektif yang mengikat seluruh umat manusia dan membentuk pondasi perdamaian, keamanan dan persahabatan.
Agama-agama Ilahi memperhatikan
seluruh dimensi kehidupan manusia termasuk penghambaan kepada Allah,
akhlak, keadilan, melawan kezaliman dan berusaha menciptakan
pemerintahan yang adil dan saleh. Nabi Ibrahim as adalah penyeru tauhid
di hadapan Namrud, Nabi Musa as di hadapan Firaun dan Nabi Isa serta
Nabi Muhammad saw berdiri kokoh menghadapi orang-orang zalim di
masanya. Sikap tegar mereka sampai pada tahapan diancam mati dan diusir
dari negerinya. Tanpa keteguhan dan protes, ketidakadilan tidak akan
tercerabut dari dunia.
Rekan-rekan dan saudara-saudara yang tercinta.
Dunia
saat ini tengah mengalami perubahan. Sesuai janji Allah kepada manusia,
nasibnya dibangun berdasarkan kehidupan thayyibah dan manusiawi. Akan
tiba suatu masa di mana keadilan akan berlaku menyeluruh dan global dan
setiap manusia akan dihormati dan dimuliakan. Pada saat itu jalan
kesempurnaan spiritual manusia akan terbuka dan perjalanannya menuju
Allah dan manifestasi asma Allah bakal terwujud. Manusia harus sampai
pada satu titik di mana simbol ilmu dan hikmah, rahmat dan belas kasih,
keadilan, kekuasaan dan kreativitas, kedermawanan dan kemurahan
semuanya berasal dari Allah, Pencipta alam semesta.
Semua ini
bakal terwujud di bawah pemerintahan manusia sempurna, insan Ilahi yang
dipersiapkan untuk akhir zaman, keturunan Rasulullah saw; yakni Imam
Mahdi (af). Beliau akan datang untuk merealisasikan tugas besar dunia
dengan diiringi Nabi Isa bin Maryam as dan manusia-manusia suci
lainnya. Inilah pemikiran “penantian”. Penantian kepemimpinan segala
kebaikan dan pemerintahan saleh. Sebuah pemikiran global, fitrah dan
sumber harapan bangsa-bangsa akan perubahan dunia.
Dengan bantuan manusia-manusia mukmin dan saleh, mereka akan mewujudkan kebebasan, kesempurnaan, kemajuan, keamanan, ketenangan, perdamaian dan keindahan, bagi seluruh umat manusia. Mereka akan datang untuk memberangus perang dan agresi dan menghadiahkan segala ilmu, spiritualitas dan persahabatan kepada dunia.
Sungguh benar, masa depan manusia yang cemerlang akan segera tiba.
Saudara-saudara, mari kita nantikan periode indah itu dan dalam komitmen bersama kita turut memberikan sumbangsih yang selayaknya guna mempersiapkan sarana demi terciptanya masa depan ini.
Dengan bantuan manusia-manusia mukmin dan saleh, mereka akan mewujudkan kebebasan, kesempurnaan, kemajuan, keamanan, ketenangan, perdamaian dan keindahan, bagi seluruh umat manusia. Mereka akan datang untuk memberangus perang dan agresi dan menghadiahkan segala ilmu, spiritualitas dan persahabatan kepada dunia.
Sungguh benar, masa depan manusia yang cemerlang akan segera tiba.
Saudara-saudara, mari kita nantikan periode indah itu dan dalam komitmen bersama kita turut memberikan sumbangsih yang selayaknya guna mempersiapkan sarana demi terciptanya masa depan ini.
Hidup cinta dan spiritual …
Hidup perdamaian dan keamanan …
Hidup keadilan dan kebebasan …
Terima kasih kepada seluruh hadirin.
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Full text of Ahmadinejad's Speech to the UN General Assembly
By Haaretz Service Special to Salem-News.com
Read the words without the interpretative spin from a FOX News anchor.
Iranian President Mahmoud Ahmadinejad
Courtesy: swordattheready.files.wordpress.com |
(NEW YORK) - It took little time for American media
pundits to go on the offensive, condemning Iranian President
Ahmadinejad's speech at the UN General Assembly.
Debbie Menon with intifada-palestine.com, summed up the immediate political bashing by saying, "The never-ending commentary has begun."
Along with others who have already read the full text
of Ahmadinejad's speech, Menon asks others to read the text and
determine whether anything is outrageous and/or offensive in this
particular speech.
Menon said, "Please make the distinction between what
Ahmadinejad said today ... and ... what some folks are already saying
that he said. Please think for yourself and draw your own conclusions.
For peace is the goal. You will notice that Mr. Ahmadinejad used the
word 'vicegerents' in his speech. Not to worry. I looked it up. A
vicegerent is 'an administrative deputy'."
Source: UN
Permanent Mission to the United Nations
64th Session of the United Nations General Assembly
Permanent Mission to the United Nations
64th Session of the United Nations General Assembly
23 September 2009
In the Name of God, the Compassionate, the Merciful
"All praise be to Allah, the Lord of the Universe, and
peace and blessing be upon our Master and Prophet, Mohammad, and his
pure Household, and his noble Companions"
"Oh, God, hasten the arrival of Imam Al-Mahdi and grant
him good health and victory and make us his followers and those who
attest to his rightfulness"
Mr. President,
Excellencies,
Ladies and gentlemen,
Excellencies,
Ladies and gentlemen,
I thank the Almighty God for granting me, once more, this opportunity to address this important international meeting.
I wish to begin by congratulating you, Mr. President,
for having assumed the presidency of the 64th Session of the UN General
Assembly and wish you all the success. I also extend my thanks to H.E.
Mr. Miguel d'Escoto Brockmann, President of the 63rd Session of the
General Assembly, for his excellent stewardship of the work of the
General Assembly during his term.
Over the past four years I have talked to you
concerning the main challenges facing our world. I have talked about the
roots and underlying causes of these challenges and the need for the
world powers to review their outlook and workout new mechanisms to
address the pressing international problems. I have talked about the two
conflicting outlooks prevailing in our world; one that is based on the
predominance of its materialistic interests through spreading inequality
and oppression, poverty and deprivation, aggression, occupation and
deception, and tends to bring the entire world under its control and
impose its will on other nations. This outlook has produced nothing but
frustration, disappointment and a dark future for the entire humanity.
The other outlook is the one that spouses with the
belief in the oneness of the Almighty God, follows the teaching of His
messengers, respects human dignity and seeks to build a secure world for
all members of the human community, in which everybody can equally
enjoy the blessings of sustainable peace and spirituality. The latter is
an outlook that respects all human beings, nations, and valuable
cultures in defiance of all types of discrimination in the world, and
commits itself into a constant fight to promote equality for all before
the law on the basis of justice and fraternity, laying a solid
foundation to guarantee equal access for all human beings in their quest
to excel in knowledge and science.
I have laid emphasis time and again on the need to make
fundamental changes in the current attitudes towards the world and the
human being in order to be able to create a bright tomorrow.
Friends and Colleagues;
Today, I wish to share with you a few points about the changes that should take place.
First,
Clearly, continuation of the current circumstances in
the world is impossible. The present inequitable and unfavorable
conditions run counter to the very nature of human kind and move in a
direction which contravenes the truth and the goal behind the creation
of the world.
It is no longer possible to inject thousands of
billions of dollars of unreal wealth to the world economy simply by
printing worthless paper assets, or transfer inflation as well as social
and economic problems to others through creating sever budget deficits.
The engine of unbridled capitalism with its unfair system of thought
has reached the end of road and is unable to move. The era of capitalist
thinking and . imposition of one's thoughts on the international
community, intended to predominate the world in the name of
globalization and the age of setting up empires is over. It is no longer
possible to humiliate nations and impose double standard policies on
the world community.
Approaches in which realization of the interests of
certain powers is considered as the only criteria to weigh democracy,
and using the ugliest methods of intimidation and deceit under the
mantle of freedom as a democratic practice, and approaches through which
sometimes dictators are portrayed as democrats, lack legitimacy and
must be totally rejected.
The time has come to an end for those who define
democracy and freedom and set standards whilst they themselves are the
first who violate its fundamental principles. They can no longer sit
both the judge and the executor and challenge the real democratically-
established governments.
The awakening of nations and the expansion of freedom
worldwide will no longer allow them to continue their hypocrisy and
vicious attitudes. Because of all these reasons most nations including
the people of the Untied States are waiting for real and profound
changes. They have welcomed and will continue to welcome changes.
How can one imagine that the inhuman policies in
Palestine may continue; to force the entire population of a country out
of their homeland for more than 60 years by resorting to force and
coercion; to attack them with all types of arms and even prohibited
weapons; to deny them of their legitimate right of self-defense, while
much to the chagrin of the international community calling the occupiers
as the peace lovers, and portraying the victims as terrorists.
How can the crimes of the occupiers against defenseless
women and children and destruction of their homes, farms, hospitals and
schools be supported unconditionally by certain governments, and at the
same time, the oppressed men and women be subject to genocide and
heaviest economic blockade being denied of their basic needs, food,
water and medicine.
They are not even allowed to rebuild their homes which
were destroyed during the 22-day barbaric attacks by the Zionist regime
while the winter is approaching. Whereas the aggressors and their
supporters deceitfully continue their rhetoric in defense of human
rights in order to put others under pressure.
It is no longer acceptable that a small minority would
dominate the politics, economy and culture of major parts of the world
by its complicated networks, and establish a new form of slavery, and
harm the reputation of other nations, even European nations and the
U.S., to attain its racist ambitions.
It is not acceptable that some who are several
thousands of kilometers away from the Middle East would send their
troops for military intervention and for spreading war, bloodshed,
aggression, terror and intimidation in the whole region while blaming
the protests of nations in the region, that are concerned about their
fate and their national security, as a move against peace and as
interference in others' affairs. Look at the situations in Iraq and
Afghanistan.
It is no longer possible to bring a country under
military occupation in the name of fight against terrorism and drug
trafficking while the production of illicit drugs has multiplied,
terrorism has widened its dimensions and has tightened its grips,
thousands of innocent people have been killed, injured or displaced,
infrastructures have been destroyed and regional security has been
seriously jeopardized; and those who have created the current disastrous
situation continue to blame others. How you can talk about friendship
and solidarity with other nations while you expand your military bases
in different parts of the world including in Latin America. This
situation cannot continue. It is all the more impossible to advance
expansionist and inhuman policies on the basis of militaristic logic.
The logic of coercion and intimidation will produce dire consequences,
exacerbating the present global problems.
It is not acceptable that the military budget of some
governments exceeds far larger than those of the entire countries of the
world. They export billions of dollars of arms every year, stockpile
chemical and biological weapons, establish military bases or have
military presence in other countries while accusing others of
militarism, and mobilize all their resources in the world to impede
scientific and technological progress of other nations under the pretext
of countering arms proliferation. It is not acceptable that the United
Nations and the Security Council, whose decisions must represent all
nations and governments by the application of the most democratic
methods in their decision making processes, be dominated by a few
governments and serve their interests. In a world where cultures,
thoughts and public opinions should be the determining factors, the
continuation of the present situation is impossible, and fundamental
changes seem to be unavoidable.
Second;
Any change must be structural and fundamental both in
theory and practice, involving all domains of our life. The outdated
mechanisms which themselves were instrumental in and the root cause for
present problems in human societies can never be used to bring changes
and create our desired world. Liberalism and capitalism that have
alienated human beings from heavenly and moral values will never bring
happiness for humanity because they are the main source of all
misfortune wars, poverty and deprivation.
We have all seen that how the inequitable economic
structures controlled by certain political interests have been used to
plunder national wealth of countries for the benefit of a group of
corrupt business giants. The present structures are incapable of
reforming the present situation.
The political and economic structures created following
the World War II that was based on intentions to dominate the world
failed to promote justice and lasting security.
Rulers whose hearts do not beat for the love of
humankind and who sacrificed the spirit of justice in their minds never
offer the promise of peace and friendship to humanity. By the grace of
God, Marxism is gone. It is now history. The expansionist Capitalism
will certainly have the same fate. Because based on the divine
traditions referred to as a principle in the Holy Quran, the wrong like
the bubbles on the surface of water, will disappear. There remains only
what that can be used forever towards the interest of human societies.
We must all remain vigilant to prevent the pursuit of
colonialist, discriminatory and inhuman goals under the cover of the
slogans for change and in new formats. The world needs to undergo
fundamental changes and all must engage collectively to make them happen
in the right direction, and through such efforts no one and no
government would consider itself an exception to change or superior to
others and try to impose its will on others by proclaiming world
leadership.
Third;
All problems existing in our world today emanate from
the fact that rulers have distanced themselves from human values,
morality and the teachings of divine messengers. Regrettably, in the
current international relations, selfishness and insatiable greed have
taken the place of such humanitarian concepts as love, sacrifice,
dignity, and justice. The belief in the One God has been replaced with
selfishness.
Some have taken the place of God and insist to impose
their values and wishes on others. Lies have taken the place of honesty;
hypocrisy has replaced integrity and selfishness has taken the place of
sacrifice. Deception in interactions is called foresight and
statesmanship; looting the wealth of other nations is called development
efforts; occupation is introduced as a gift towards promotion of
freedom and democracy, and defenseless nations are subjected to
repression in the name of defending human rights.
Friends and Colleagues;
Settlement of global problems and administration of
justice and maintenance of peace will only be materialized with
collective determination and cooperation of all nations and states. The
age of polarizing the world on the premises of the hegemony or
domination of a few governments is over.
Today we must rise together in a collective commitment
against the present challenges; we must take change seriously and help
others through collective work to return to the basic moral and human
values. Messengers were sent by God to show the light of the truth to
human kind, they came to make people aware of their individual and
social obligations. Piety, having faith to Allah and its judgment of
human behavior or conduct in the next world, belief in the primacy of
justice in both lives, seeking one's happiness, well being and security
in the happiness, well-being and security of others, respecting human
kind, making efforts to expand love and compassion against hostility
were all on top of the teachings offered by the Messengers of God from
Adam to Noah, from Noah to Abraham, Moses, Jesus Christ and the last one
Prophet Mohamamd (PUH). All of them came to do something to eliminate
war and ignorance, to eradicate poverty and uproot discrimination in
order to spread happiness in the entire world. They are the best gifts
that God Almighty has granted to human beings.
If the belief in Entezar( A waiting patiently for the
Imam to return) will turn into a common and we join hands to achieve
prosperity for all, then there will be more real and increasing hopes
for reform.
Fourth;
In my opinion, we have several important agendas in
front of us. The Secretary-General and the UN General Assembly can take
the lead by undertaking necessary measures for the fulfillment of our
shared goals on the basis of:
1. Restructuring the United Nations in order to
transform this world body to an efficient and fully democratic
organization, capable of playing an impartial, equitable, and effective
role in the international relations; reforming the structure of the
Security Council, specially by abolishing the discriminatory privilege
of veto right; restoration of the inalienable rights of the Palestinian
people by organizing a referendum and free elections in Palestine in
order to prepare a conducive ground for all Palestinian populations,
including Muslims, Christians and Jews to live together in peace and
harmony; putting an end to all types of interferences in the affairs of
Iraq, Afghanistan, Middle East, and in all countries in Africa, Latin
America, Asia and Europe.
As our great Prophet said, a government may survive
with blasphemy, but never with oppression. Oppression against
Palestinians and violation of their rights still continue; a new group
of Palestinians who lived in al-Qod al-Sharif were again forced out of
their homes as the destruction of their residential homes continues by
the occupiers; bombings in Afghanistan and Pakistan have not yet sopped;
and Guantanamo Prison has not yet been shut down and there are still
secret prisons in Europe.
Continuation of the present situation adds to
hostilities and violence. Oppression and military aggression must be
stopped. Regrettably, official reports concerning the brutalities of the
Zionist regime in Gaza have not been completely published. The
Secretary-General and the United Nations have crucial responsibilities
in this respect and the international community is impatiently waiting
for the punishment of the aggressors and the murderers of the
defenseless people of Gaza.
2. Reforming the current economic structures and
setting up a new international economic order based on human and moral
values and obligations. A new course is needed that would help promote
justice and progress worldwide by flourishing the potentials and talents
of all nations thus bringing well-being for all and for future
generations;
3. Reforming the international political relations
based on the promotion of lasting peace and friendship, eradication of
arms race and elimination of all nuclear, chemical and biological
weapons;
4. Reforming cultural structures , respect for diverse
customs and traditions of all nations, fostering moral values and
spirituality aimed at institution of family as the backbone of all human
societies;
5. Worldwide efforts to protect the environment and
full observance of the international agreements and arrangements to
prevent the annihilation of nature's non-renewable resources.
Fifth;
Our nation has successfully gone through a glorious and
fully- democratic election, opening a new chapter for our country in
the march towards national progress and enhanced international
interactions. They entrusted me once more with a large majority this
heavy responsibility.
And now, I want to declare that our great nation that
has made great contribution to the world civilization, and the Islamic
Republic of Iran as one of the most democratic and progressive
governments of the world is ready to mobilize all its cultural,
political and economic capabilities to engage into constructive process
aimed at addressing the international concerns and challenges. Our
country has been a main victim of terrorism and the target of an all-out
military aggression during the first decade of the revolution.
All through the past thirty years we have been subject
to hostile attitudes of those who supported Saddam's military aggression
and his use of chemical weapons against us, and then they took military
action in Iraq to get rid of him. Today, our nation seeks to create a
world in which justice and compassion prevail. We announce our
commitment to participate in the process of building a durable peace and
security worldwide for all nations based on justice, spirituality and
human dignity, while being dedicated to strongly defending our
legitimate and legal rights.
To materialize these goals, our nation is prepared to
warmly shake all those hands which are honestly extended to us. No
nation can claim to be free from the need to change and reform in this
journey towards perfectness. We welcome real and humane changes and
stand ready to actively engage in fundamental global reforms.
Therefore, we emphasize that:
The only path to remain safe is to return to
Monotheism (believing in the Oneness of God) and justice, and this is
the greatest hope and opportunity in all ages and generations. Without
belief in God and commitment to the cause of justice and fight against
injustice and discrimination, the world architect would not get right.
Man is at the center of the universe. The man's unique
feature is his humanity. The same feature which seeks for justice,
piety, love, knowledge, awareness and all other high values. These human
values should be supported, and each and every fellow humans should be
given the opportunity to acquire them. Neglecting any of them is
tantamount to the omission of a constituting piece of humanity. These
are common elements which connect all human communities and constitute
the basis of peace, security and friendship.
The divine religions pay attention to all aspects of
human life, including obedience to God, morality, justice, fighting
oppression, and endeavor to establish just and good governance. Prophet
Abraham called for Oneness of God against Nimrod, as Prophet Moses did
the same against Pharaohs and the Jesus Christ and Prophet Muhammad
(Peace be upon them) did against the oppressors of their own time. They
were all threatened to death and were forced out of their homelands.
Without resistance and objection, the injustices would not be removed
from the face of the earth.
Sixth;
Dear friends and colleagues;
The world is in continuous change and evolution. The
promised destiny for the mankind is the establishment of the humane pure
life. Will come a time when justice will prevail across the globe and
every single human being will enjoy respect and dignity. That will be
the time when the Mankind's path to moral and spiritual perfectness will
be opened and his journey to God and the manifestation of the God's
Divine Names will come true. The mankind should excel to represent the
God's "knowledge and wisdom", His "compassion and benevolence", His
"justice and fairness", His "power and art", and His "kindness and
forgiveness".
These will all come true under the rule of the Perfect
Man, the last Divine Source on earth, Hazrat Mahdi (Peace be upon him);
an offspring of the Prophet of Islam, who will re-emerge, and Jesus
Christ (Peace be upon him) and other noble men will accompany him in the
accomplishment of this, grand universal mission. And this is the belief
in Entezar (Awaiting patiently for the Imam to return). Waiting with
patience for the rule of goodness and the governance of the Best which
is a universal human notion and which is a source of nations' hope for
the betterment of the world.
They will come, and with the help of righteous people
and true believers will materialize the man's long-standing desires for
freedom, perfectness, maturity, security and tranquility, peace and
beauty. They will come to put an end to war and aggression and present
the entire knowledge as well as spirituality and friendship to the whole
world.
Yes; Indeed, the bright future for the mankind will come.
Dear friends,
In waiting for that brilliant time to come and in a
collective commitment, let's make due contributions in paving the
grounds and preparing the conditions for building that bright future.
Long live love and spirituality; long live peace and security; long live justice and freedom.
God's Peace and blessing be upon you all.
Courtesy: Payvand News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar