Suasana hangat di Kedubes AS, episode unik di Kairo
Muhib Al-Majdi
http://arrahmah.com/read/2012/09/17/23272-suasana-hangat-di-kedubes-as-episode-unik-di-kairo.html
Senin, 17 September 2012 19:29:22
http://arrahmah.com/read/2012/09/17/23272-suasana-hangat-di-kedubes-as-episode-unik-di-kairo.html
Senin, 17 September 2012 19:29:22
(Arrahmah.com)
– Situs Anshar Mujahidin menurunkan sebuah tulisan "unik" untuk
mengenang demonstrasi kaum muslimin yang memprotes film anti-Islam
"Innocence of Muslims" di Kedubes AS di Kairo. Tulisan imajinatif yang
berangkat dari sebuah fakta itu diberi judul Al-Haarah fis Safaarah, karya Gharib Al-Ikhawan. Berikut terjemahannya.
***
Dengan nama Allah. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam.
Suasana hangat di kedutaan besar
Hasanain adalah seorang pemuda Mesir dalam usia seorang remaja. Ia
bertarung mati-matian untuk bisa bertahan di kalangan kelas menengah
warga Mesir. Sebagian besar kawan sebayanya bahkan terjatuh dalam
golongan kelas bawah. Telah punah angan-angan Hasanain akan era Islam
yang baru, seperti diyakinkan oleh Presiden terpilih yang telah
menjanjikan penerapan syariat Islam secara bertahap.
Hasanain telah melihat bagaimana pemerintahan (Perdana Mentri yang
baru) Hisyam Qindil telah mengambil pinjaman riba (yang sejak zaman
dahulu telah ditetapkan Allah membawa kehancuran) dari IMF sebesar 4,8
milyar dolar. Padahal pemerintahan (Perdana Mentri yang lama) Kamal
Janzuri hanya meminjam hutang sebesar 2 miliar dolar kepada IMF.
Hasanain telah melihat bagaimana Yang Mulia Presiden Mursi telah
melakukan kunjungan ke Iran yang berlumuran darah kaum muslimin Suriah.
Padahal sejak 1979 M presiden Mesir sebelumnya belum pernah melakukan
kunjungan ke Iran.
Hasanain juga telah mendengar bagaimana Yang Mulia Presiden Mursi
mengambil simpati para artis dan seniman, kantor kepresidenan telah
meminta maaf kepada aktris yang bejat moralnya, Ilham Shahin. Padahal
presiden terguling Husni (Laa) Mubarak sekalipun tak pernah berkompromi
sampai serendah itu.
Hasanain juga telah melihat bagaimana Yang Mulia Presiden Mursi
sendiri berani mengirim pesawat tempur dan tank untuk menggempur
penduduk Sinai. Padahal Husni (Laa) Mubarak sekalipun sebelumnya tidak
pernah melakukan hal itu.
Hasanain kini yakin bahwa pemerintahan Mesir yang baru memang
mengikuti politik bertahap, namun dengan catatan sederhana: bertahap
menuju arah yang terbalik, dari arah kebenaran menuju arah kebatilan,
bukannya arah kebatilan menuju arah kebenaran.
Hasanain telah menguatkan tekadnya dan memutuskan untuk pergi ke
negeri minyak dan madu, negeri paman Sam, negara yang memberi kesempatan
lebar-lebar untuk meraih kehidupan yang layak. Hasanain menyusuri jalan
raya Kamaluddin Shalih yang menuju gedung Kedutaan Besar AS di Kairo
dengan penuh wibawa dan ketenangan. Ia menundukkan pandangannya dari
tembok gedung Kedubes, seperti yang telah diajarkan oleh bapaknya sejak
masa kecil. Namun tulisan grafiti di tembok gedung Kedubes mengundang
perhatiannya. Ia merasa malu saat memabaca tulisan di tembok itu:
FU** OF
Hasanain sedikit memberanikan dirinya untuk mengangkat mukanya. Maka
ia melihat bendera Al-Qaeda yang dihiasi tulisan lafal tauhid dan
disertai stempel nama Al-Habib Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam
berdiri tegak dan berkibar-kibar oleh tiupan angin kencang di atas tiang
Kedubes. Hasanain menyangka ia salah alamat, maka ia mendatangi gerbang
pintu masuk kedubes.
Hasanain kini yakin benar-benar berada di depan gedung Kedubes AS.
Tapi ia membaca nama Usamah bin Ladin di atas pintu gerbang Kedubes AS.
Hasanain sedikit kebingungan! Ia mulai mengambil kesimpulan, "Barangkali
AS telah masuk Islam!" Hasanain gembira, karena selain minyak dan madu
di negeri paman Sam, ia juga akan merasakan pemerintahan baru yang
Islami di sana, yang secara bertahap akan berjalan dari kebatilan menuju
kebenaran, bukan sebaliknya!
Hasanain pun memasuki halaman gedung Kedubes, dan ia segera mendapati
suasana hangat di Kedubes. Tetangganya, Ummu Muhammad dan ibu-ibu
kampungnya tengah menikmati teh di bawah sebatang pohon yang rindang di
samping pintu gerbang utama Kedubes. Si bujang Rajab tengah
menggembalakan sapi di taman Kedubes. Para pemuda kampungnya yang miskin
sedang bermain bola di areal parkir Kedubes setelah mereka mencabut
tiang meja kantor Kedubes sebagai tiang gawang. Sementara itu anak-anak
perempuan bermain game di komputer Atase Militer.
Hasanain bertanya kepada mereka tentang bagian pengurusan visa, maka
mereka menunjukkannya kepada seorang pemuda yang pakaian bagian betisnya
sangat pendek (celana cingkrang), jenggotnya sangat panjang,
dan duduk di depan sebuah meja bagian lobi. Di depannya ada sebuah
laptop canggih dan berkas-berkas pengurusan visa.
Hasanain: "Assalamu 'alaikum, maaf, saya ingin meminta visa."
Pemuda: "Wa'alaikum salam, mau kemana insya Allah?"
Hasanain: "Virginia atau Washington, mungkin juga Los Angeles, maaf."
Pemuda itu sambil tersenyum: "Wah, visa untuk pergi ke sana telah
kami tutup. Semoga Allah mengampunimu, maaf, sepertinya Anda tidak
mengikuti perkembangan berita."
Hasanain kebingungan: "Maaf, barangkali Anda bisa memberi alternatif."
Pemuda: "Kami memiliki beberapa pilihan. Anda bisa memilih
hijrah ke Afghanistan atau Pakistan. Ada banyak permintaan visa kepada
kami untuk tujuan Somalia atau Yaman. Jika Anda mau, Anda bisa juga
meminta visa ke Syam atau Irak. Tapi Anda harus ingat, keahlian yang
dibutuhkan di sana sangat tinggi. Baru-baru ini kami juga menerima
permintaan visa ke Azawad."
Hasanain: "Kapan permintaan visa untuk ke negeri paman Sam akan kembali dibuka?"
Pemuda: "Hal itu membutuhkan waktu, sampai semua staf Kedubes keluar
dari ruang "aman"[1] di lantai dasar ketiga ruang bawah tanah. Kami
sudah berusaha untuk mengeluarkan mereka dari ruangan itu, namun ruangan
itu hanya bisa dibuka dari dalam. Anda perlu menunggu beberapa lama
sampai makanan mereka habis dan pakaian mereka lusuh, maka saat itu
mereka baru akan keluar."
Hasanain: "Saya kira tak perlu menunggu. Karena keluarga dekat lebih
layak untuk dikunjungi, saya akan mengadakan piknik ke Sinai saja, insya
Allah."
Pemuda: "Silahkan, semoga Anda diberkahi Allah."
***
Bawakan ia ke hadapanku!
Bawakan ia ke hadapanku, agar aku bisa berbicara empat mata dengannya!
Bawakan ia ke hadapanku, agar aku bisa mencium kepalanya!
Dan sudah menjadi kewajiban setiap orang di antara kalian untuk mencium kepalanya.
Bawakanlah ke hadapanku si pemuda Mesir yang jenius ini, yang telah
menginjak-injak arogansi AS dengan telapak kakinya, yang telah
menegakkan dengan kedua tangannya yang mulia bendera tauhid di atas atap
Kedubes AS di ibukota terbesar negara Arab dan negara "Islam"…maka ia
melenyapkan sihir Obama di Universitas Kairo beberapa tahun yang lalu!
Bawakanlah ia ke hadapanku, agar kita menuliskan namanya dalam
lembaran sejarah kemuliaan, sehingga sejarah mengabadikan namanya
bersama orang-orang besar dengan penuh kebangaan dan kehormatan.
Peristiwa-peristiwa itu memiliki indikasi-indikasi. Indikasi-indikasi
itu memiliki konskuensi-konskuensi. Dengan dijungkirkannya
bendera-bendera itu akan ada keberkahan-keberkahan setelahnya. Pada
zaman lampau, kekalahan dalam peperangan ditandai dengan tumbangnya
bendera. Sembilan orang jagoan perang Bani Abdur Dar yang membawa panji
perang kaum musyrik Quraisy dalam perang Uhud telah gugur mengusung
panji itu, agar panji itu tidak tumbang.
Tumbangnya bendera AS dari atap salah satu Kedubes terkuatnya
di dunia merupakan pertanda bencana bagi mereka, insya Allah. Tegak
berkobarnya bendera Al-Qaeda dan Daulah Islam Irak di atas atap Kedubes
AS adalah pertanda baik dan kabar gembira kemenangan, insya Allah. Demi
Allah Yang tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Dia, ratusan ribu
bendera ini benar-benar akan ditegakkan di lapangan-lapangan umum dalam
beberapa tahun ke depan, insya Allah.
Jika kita telah lupa, maka bagaimana kita bisa melupakan
orang pertama kali yang menyerahkan dan menggangkat bendera itu, dialah
sang kekasih putra sang kekasih, syaikh Hamid Az-Zawi (amirul mukminin
Abu Umar Al-Baghdadi Al-Husaini Al-Qurasyi).
Wahai kekasih hati, sampaikanlah kepada orang-orang yang bersama Anda, bahwa kami masih setia memegang janji
Sungguh umat Islam telah marah demi membela kakek Anda, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa salam, maka umat Islam "mencekik" duta besar
mereka dengan api kebenaran yang menyala-nyala
Sampaikanlah kepada orang yang bergabung dengan orang dekat Anda (Abu
Hamzah Al-Muhajir, pent) demikian persangkaan kami tentangnya dan
Allah-lah Yang lebih mengetahui keadaannya, bahwa darahnya tidak akan
tumpah sia-sia
Sampaikanlah kepada syaikh Usamah bahwa benih-benih telah ditaburkan di atas setiap gunung dan di atas setiap lembah
Dan jika Anda melewati Hamd Atha, maka sampaikanlah kepadanya bahwa
Mesir telah bangkit, bahwa cita-cita dan angan-angan telah mendekati
kenyataan
Wahai Abu UmarKekasih hati kami
Kami telah menunggu 11 September tahun ini dengan penuh kesabaran,
ternyata kami dikejutkan dengan berita syaikh Abu Yahya Al-Libi, kami
tidak tahu apabila sore itu ternyata membawa kebaikan, bahkan sepenuh
kebaikan
Ternyata Allah telah menakdirkan apa yang telah terjadi
Peristiwa 11 September tahun ini, demi Allah, sungguh sangat besar
Kami telah menancapkan bendera tauhid, bendera Al-Qaeda, bendera
Daulah Islam Irak, bendera kakek Anda, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wa salam, di atas atap Kedubes AS di Kairo, setelah kami merobek-robek
bendera AS, kami campakkan kemuliaan mereka dan kami bunuh Dubes mereka
Janji syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi terhadap mereka kini sedang ditunggu-tunggu
Lebih panas dari bara api
[1] Di setiap Kedubes AS terdapat ruang aman di ruangan lantai-lantai
bawah tanah dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan persiapan jika
terjadi perkara-perkara genting
Gharibul Ikhwan
Syawwal 1433 H
Situs Anshar Al-Mujahidin
Dubes AS : Film Innocence of Muslims tidak mencerminkan sikap AS terhadap Islam
http://arrahmah.com/read/2012/09/25/23462-dubes-as-film-innocence-of-muslims-tidak-mencerminkan-sikap-as-terhadap-islam.html
JAKARTA (Arrahmah.com) -
Bilal
Selasa, 25 September 2012 12:55:56
Selasa, 25 September 2012 12:55:56
JAKARTA (Arrahmah.com) -
http://arrahmah.com/read/2012/09/25/23462-dubes-as-film-innocence-of-muslims-tidak-mencerminkan-sikap-as-terhadap-islam.html
Dubes Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scott Marciel mengklaim
film Innocent of Muslims yang menuai protes di banyak negara, tidak
merefleksikan sikap pemerintah dan pandangan warga AS terhadap Islam.
Hal ini ditegaskannya dalam pertemuan tertutup dengan Komisi VIII.
"Beliau menjelaskan kepada kita sesungguhnya apa yang dilakukan
pembuat film tidak merefleksikan pemerintah maupun warga AS," terang
Ketua Komisi VIII Ida Fauziah usai pertemuan di Gedung DPR, Senayan,
Jakarta, Senin (24/9) seperti dilansir detikcom.
Di dalam pertemuan tertutup selama satu jam itu, pimpinan komisi dan
anggota sembilan fraksi menyampaikan masukan atas protes masyarakat
Indonesia terhadap film Innocence of Muslims. "Beliau menyampaikan
menyesalkan apa yang dilakukan satu dua orang (pembuat film) yang
berdampak luas. Kami bersepakat pentingnya memberikan pendidikan kepada
masing-masing warga," tuturnya.
Menurut Ida, pemerintah AS sebagaimana penjelasan Dubes mengatur
kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama. "Tapi kami minta bagaimana
pemerintah menyeimbangkan kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama.
Apa yang disampaikan anggota komisi akan disampaikan kepada pemerintah
AS," sambungnya.
Keluar DPR dengan ketakutan
Scott rapat dengan Dewan sekitar satu jam dimulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 14.00 WiB.
Rapat tertutup dihadiri sejumlah anggota Dewan membicarakan soal film Innocence of Muslims yang menimbulkan reaksi umat Islam seluruh dunia termasuk Indonesia.
Rapat tertutup dihadiri sejumlah anggota Dewan membicarakan soal film Innocence of Muslims yang menimbulkan reaksi umat Islam seluruh dunia termasuk Indonesia.
Namun usai rapat, Scott berlalu meninggalkan wartawan melalui pintu belakang ruangan rapat.
Scott dikawal sekitar 6 pasukan pengamanan yang berdasi lengkap. Plus
petugas pengamanan dalam (Pamdal) DPR dan dua orang polisi berseragam.
Scott melangkah cepat meninggalkan ruang rapat dan tampak terlihat
ketakutan dikejar-kejar belasan wartawan. Wajahnya terlihat panik dan
berupaya menjauhi wartawan.
"Pagari. Jangan disentuh (Dubes)," tutur seorang petugas Pamdal.
Alhasil wartawan tidak bisa mendekati Dubes Scott dikutip tribun.
Scott ke Komisi VIII untuk memberikan penjelasan mengenai film
Innocence of Muslims yang diprotes berbagai kalangan Muslims termasuk di
Indonesia.
Beberapa staf Kedubes yang mendampingi Scott enggan memberilkan tanggapan. (bilal/dbs/arrahmah.com)
Para Pemimpin Negara Muslim : Barat Harus Menghentikan Penghinaan
http://www.voa-islam.com/news/analysis/2012/09/26/20869/para-pemimpin-negara-muslim-barat-harus-menghentikan-penghinaan/
New York (voa-islam.com) Para pemimpin negara-negara Muslim menuntut tindakan internasional menghentikan penghinaan terhadap Islam, dan sikap Islamophobia, yang terus gerlangsung di Barat.Di depan Sidang Umum (SU) PBB di New York, para pemimpin Muslim itu, menunjukkan kemarahan dan kecaman mereka terhadap Barat, yang telah menimbulkan kekacauan di negara-negara Muslim, akibat alasan kebebasan, dan kemudian melakukan penghinaan.
Akibat film "Innocencen Of Muslims" telah menimbulkan huru-hara dan kekacauan, demontrasi, serta aksi protes yang sangat luas di seluruh dunia Islam, dan menciptakan instabilitas. Di Benghazi (Libya) Duta Besar Amerika serikat, J.Christoper Stevens tewas akan serangan kelompok milisi yang menggunakan roket dan rudal, yang ditembakkan ke Kedutaan Amerika Serikat.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, di depan Sidang Umum PBB, mengatakan film "Innocence Of Muslims" adalah film yang sangat "jelek", dan bentuk penghinaan dan pelecehan terhadap Islam.
Presiden Yudhoyono mengutip Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa "setiap orang harus memperhatikan moralitas dan ketertiban umum" dan menegaskan,"Karena itu, kebebasan berekspresi tidak bersifat mutlak", tegasnya.
Yudhoyono menyerukan perlunya, "Sebuah instrumen internasional yang secara efektif untuk mencegah hasutan, permusuhan atau kekerasan berdasarkan agama atau kepercayaan", tambahnya.
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari mengecam apa yang ia sebut "hasutan kebencian" terhadap Muslim dan menuntut tindakan oleh PBB segera. "Meskipun kita tidak pernah bisa memaafkan kekerasan, masyarakat internasional tidak harus menjadi pengamat, dan harus diam menyalahkan kebebasan berekspresi yang membahayakan perdamaian dan menghancurkan persatuan," ungkapnya di depan Majelis Umum PBB.
Karzai menyebut penghinaan terhadap Nabi Shallahu Alaihi Wassalam, yang sangat dimuliakan oleh 1,5 miliar Muslim, sebagai bentuk sikap "fanatik yang bobrok", dan menambahkan,"Tindakan seperti itu tidak pernah dapat dibenarkan sebagai kebebasan berbicara atau berekspresi," tambahnya. Reuters. "Islamophobia adalah sebuah fenomena yang mengancam perdamaian dan ko-eksistensi antara Dunia Islam dan Barat," ungkap di Majelis Umum PBB.
Dibagian lain, Obama mengatakan tidak bisa melarang film "Innocence Of Muslim", yang dibuat oleh Kristen Koptik Mesir dan Sutradara Yahudi Sam Bacile, karena Konstitusi AS yang melindungi hak kebebasan, tegasnya.
Selanjutnya, Presiden Mesir Mohamed Mursi mengatakan selama empat dekade terakhir, "Rakyat Mesir melihat begitu banyak darah rakyat Palestina yang ditumpahkan. Dan sekarang bangkit kebencian terhadap Barat, dan mereka melihat bahwa pemerintah AS bias terhadap kepentingan rakyat Palestina", kata Mursi dalam sebuah wawancara dengan Charlie Rose di televisi PBS minggu ini.
Mursi menyuarakan aspirasi rakyat Palestina di Sidang Majelis Umum PBB, dan menyerukan masyarakat peduli terhadap keadaan atau kondisi rakyat Palestina yang sangat menderita akibat blokade Zionis-Israel, dan mereka menghadapi kondisi yang sangat buruk. Blokade Zionis itu sudah berlangsung selama hampir lima tahun. Tanpa ada sebuah pelonggaran. Ini kezaliman. Mursi menginginkan dukungan internasional terhadap rakyat Palestina, dan diberikan hak kemerdekaan kepada mereka.
Tentangn film Innocencen of Mulsim, Mursi menegaskan, "Demonstrasi adalah ekspresi atas kemarahan dan penolakan terhadap apa yang sedang terjadi," ucap Mursi. "Dan kedutaan AS merupakan simbol dari Amerika sebagai masyarakat dan pemerintah."
Sebelumnya pada hari Selasa di Jenewa, Organisasi Kerjasama Islam - terbesar tubuh Islam di dunia, yang mewakili 56 negara - menyerukan segera dihentikan sikap "Islamophobia" oleh Barat.
Jika terus berlangsung penghinaan dan pelecehan terhadap Islam, dan bahkan terhadap Nabi Shallahu Alaihi Wassalam, maka ini akan menimbulkan kekacauan dan memicu konflik secara terbuka antara Dunia Islam dengan Barat. Karena, penghinaan yang keji terhadap Nabi Shallahu Alaihi Wassalam, hanya akan menimbulkan kekacauan secara global. af/dsb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar