Pidato Lengkap Rahbar dalam KTT GNB ke-16
|
بسماللّهالرّحمنالرّحیم
الحمد
للّه ربّ العالمین و الصّلاة و السّلام على الرّسول الأعظم الأمین و على
اله الطّاهرین و صحبه المنتجبین و على جمیع الأنبیاء و المرسلین.
Saya
mengucapkan selamat datang kepada Anda para tamu yang mulia, para
pemimpin dan delegasi negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) dan
para peserta lainnya di konferensi besar internasional ini.
Kita
berkumpul di sini dengan hidayah dan pertolongan Allah Swt, memberikan
kembali kehidupan baru kepada gerakan yang dibentuk enam dekade lalu
berkat keawasan dan penguasaan atas kondisi serta keberanian sejumlah
pemimpin politik yang peduli dan bertanggung jawab, sesuai dengan
tuntutan masa dan situasi dunia saat ini.
Para
tamu kami dari berbagai wilayah geografi jauh dan dekat berkumpul di
sini dan milik berbagai bangsa dan etnis serta memiliki keyakinan,
budaya, sejarah, dan warisan yang beragam, akan tetapi seperti yang
ditekankan oleh Ahmad Soekarno, salah satu pendiri gerakan ini di
Konferensi—yang terkenal—Bandung pada 1955, bahwa prinsip pembentukan
GNB, bukan kesatuan geografis, etnis atau agama, melainkan persatuan itu
sendiri. Di hari itu, negara-negara anggota GNB sangat membutuhkan
sebuah ikatan yang mampu melindungi mereka dari dominasi jaringan
kekuatan adidaya dan hegemonis; sekarang dengan perkembangan dan
kemajuan sarana hegemoni, tuntutan tersebut tetap ada.
Saya ingin mengungkapkan fakta lain:
Islam
mengajarkan bahwa manusia dengan keragaman etnis, bahasa dan budaya,
memiliki fitrah yang setara yang menyeru mereka pada kesucian, keadilan,
kebajikan, solidaritas dan kerjasama, dan watak kebersamaan ini yang
jika dapat selamat melintasi keinginan menyimpang, maka ia dapat
membimbing manusia kepada tauhid, makrifat zat Allah Swt.
Ini
adalah hakikat terang yang sedemikian memiliki kapasitas yang mampu
membentuk pilar dan pondasi masyarakat yang bebas, mulia, maju dan adil,
serta meresapkan pancaran spiritualitas ke seluruh aktivitas materi dan
duniawi manusia, dan dapat mewujudkan sorga dunia sebelum sorga yang
dijanjikan Allah Swt. Dan dalam fakta kolektif dan menyeluruh yang dapat
membentuk ikatan kerjasama persaudaraan bangsa-bangsa yang dari sisi
lahiriyah, jejak historis dan geografis tidak memiliki kemiripan satu
sama lain.
Setiap
kali kerjasama internasional berdasarkan pada ikatan seperti ini, maka
hubungan antarnegara bukan berdasarkan kekhawatiran, ancaman atau
ketamakan, dan kepentingan sepihak atau mediasi oknum-oknum pengkhianat,
melainkan berasaskan pada prinsip kepentingan kolektif yang benar, dan
lebih tinggi dari itu, kepentingan kemanusiaan, yang dapat melegakan
jiwa mereka yang sadar dan opini rakyat mereka.
Sistem
ideal ini berada di titik yang berlawanan dengan sistem imperialisme
yang dalam beberapa abad terakhir kekuatan kolonial Barat dan sekarang
negara-negara arogan dan agresor Amerika Serikat, sebagai pengklaim,
penyebar luas, dan pionir dalam hal ini.
Para tamu yang mulia!
Sekarang
tujuan utama Gerakan Non-Blok setelah enam dekade berlalu dan tetap
hidup dan tegak berdiri; adalah tujuan-tujuan seperti anti-penjajahan,
independensi politik, ekonomi dan budaya, tidak berkomitmen pada
kutub-kutub kekuatan, serta peningkatan solidaritas dan kerjasama
antarnegara anggota. Fakta-fakta dunia saat ini sangat jauh dari
tujuan-tujuan tersebut, akan tetapi tekad bersama dan upaya menyeluruh
untuk melalui fakta-fakta tersebut dan dalam mencapai tujuan, meski
penuh kendala, akan tetapi sangat memberikan harapan dan hasil.
Di
masa lalu yang tidak begitu jauh, kita menyaksikan kegagalan politik
era Perang Dingin dan unilateralisme setelahnya. Dengan menimba
pelajaran dari pengalaman bersejarah itu, kita sedang bergerak menuju
sistem global baru dan Gerakan Non-Blok dapat dan harus menunjukkan
peran barunya. Sistem (baru) tersebut harus berdasarkan partisipasi
komprehensif serta kesetaraan hak bangsa-bangsa. Solidaritas dan
kerjasama kita negara-negara anggota GNB ini, merupakan tuntutan utama
dalam membentuk sistem itu.
Untungnya,
prospek transformasi dunia, mengindikasikan sebuah sistem
multi-dimensional yang di dalamnya, kutub-kutub kekuatan kuno
menyerahkan posisinya kepada sekelompok negara, kebudayaan dan peradaban
yang beragam dan memiliki berbagai tuntutan ekonomi, sosial dan
politik. Berbagai peristiwa besar yang kita saksikan dalam tiga dekade
terakhir, semuanya menunjukkan munculnya kekuatan-kekuatan baru yang
dibarengi dengan pelemahan kekuatan-kekuatan (adidaya) kuno. Peralihan
kekuasaan secara gradual ini, memberikan kesempatan kepada negara-negara
Gerakan Non-Blok untuk memainkan pengaruh penting dan proporsional di
kancah global dan mempersiapkan sebuah manajemen yang adil dan
menyeluruh di tingkat dunia. Kita negara-negara anggota GNB, dalam
periode lama dan dengan keragaman pandangan serta kecenderungan, mampu
melestarikan solidaritas dan hubungan kita demi tujuan kolektif dan
keberhasilan ini bukan masalah sederhana dan sepele. Ikatan ini dapat
menjadi bekal menuju sebuah sistem yang adil dan berprikemanusiaan.
Kondisi
dunia saat ini, mungkin menjadi kesempatan yang tidak akan terulang
lagi untuk GNB. Pernyataan kami bahwa ruang kontrol dunia tidak boleh
ditangani dengan diktatorisme segelintir negara Barat. Partisipasi
demokratis global di sektor manajemen internasional harus dapat
diwujudkan dan dijamin. Inilah tuntutan semua negara yang secara
langsung maupun tidak langsung telah atau sedang menderita kerugian
akibat interferensi sejumlah negara arogan.
Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki struktur dan kinerja yang
tidak logis dan adil serta benar-benar tidak demokratis; Ini adalah
diktatorisme nyata dan sebuah kondisi kuno, ditolak, dan kadaluarsa.
Dengan penyalahgunaan metode keliru ini, Amerika Serikat dan sekutunya
dapat memaksakan kesewenag-wenangannya kepada dunia di balik kedok
nilai-nilai tinggi. Mereka mengatakan bahwa hak asasi manusia yang
menginginkan kepentingan Barat, mereka mengatakan demokrasi, dan
menggulirkan intervensi militer ke berbagai negara dengan alasan
tersebut, mereka mengungkapkan pemberantasan terorisme, serta menyerang
warga tak berdaya di desa dan kota-kota dengan bom-bom dan senjata
mereka. Di mata mereka, kemanusiaan dibagi menjadi dua kategori, kelas
pertama dan kelas kedua atau ketiga. Nyawa manusia di Asia, Afrika dan
Amerika Latin sangat murah dan adapun nyawa di Amerika Serikat dan Eropa
sangat murah. Keamanan Amerika Serikat dan Eropa sangat penting, adapun
keamanan umat manusia lainnya tidak penting. Penyiksaan dan teror jika
dilakukan oleh Amerika Serikat, rezim Zionis Israel, dan antek-antek
mereka legal dan sepenuhnya dapat dimaklumi. Penjara-penjara rahasia
mereka di berbagai penjuru dunia menjadi saksi perlakuan buruk dan tidak
manusiawi para sipir penjara terhadap para tahanan yang tidak memiliki
pengacara dan dipenjara tanpa melalui proses hukum. Baik dan buruk
sepenuhnya relatif dan didefinisikan secara sepihak.
Kepentingan-kepentingan mereka dipaksakan kepada bangsa-bangsa dunia
dengan mengatas-namakan ketentuan internasional. Dengan menggunakan
jaringan medianya, mereka memperkuat pernyataan mereka dengan
memperkenalkan sebagai "masyarakat internasional, serta mengubah
kebohongan menjadi kejujuran, kebatilan menjadi kebenaran, kezaliman
menjadi upaya penegakan keadilan, dan dalam menyikapi setiap pernyataan
benar yang mengungkap penipuannya, mereka melabelnya sebagai kebohongan
serta menilai setiap tuntutan sah sebagai kenakalan."
Rekan-rekan!
Kondisi
yang cacat dan penuh cela ini tidak boleh berlanjut. Semua pihak telah
lelah menghadapi struktur internasional yang keliru ini. Gerakan 999
persen warga di Amerika Serikat dalam melawan sentra-sentra kekayaan dan
kekuasaan di negara itu, serta protes warga negara-negara Eropa Barat
terhadap politik ekonomi pemerintahan mereka juga menunjukkan habisnya
kesabaran rakyat menghadapi kondisi ini. Kondisi yang tidak logis ini
harus disembuhkan.
Hubungan
kokoh, logis, dan komprehensif negara-negara anggota GNB dapat
memberikan pengaruh besar dan esensial dalam menemukan penawar tersebut.
Para hadirin yang mulia!
Perdamaian
dan keamanan internasional adalah salah satu isu vital dunia saat ini
dan pemusnahan senjata bencana pemusnah massal merupakan tuntutan
mendesak dan seruan universal. Di dunia sekarang ini, keamanan merupakan
tuntutan bersama di mana tidak ada ruang untuk diskriminasi. Mereka
yang menimbun senjata anti-kemanusiaan di gudang senjata tidak berhak
untuk menyatakan diri sebagai penegak keamanan global. Tidak diragukan
lagi, itu tidak akan mewujudkan keamanan bagi diri mereka sendiri.
Sangat disayangkan sekali negara-negara yang memiliki persenjataan
nuklir terbesar tidak punya niat serius dan tulus untuk memusnahkan
senjata mematikan itu dari doktrin militer mereka dan mereka masih
menganggap senjata tersebut sebagai instrumen yang menghalau ancaman dan
sebagai standar penting dalam mendefinisikan politik dan posisi
internasional mereka. Perspektif seperti ini harus ditolak dan dikutuk.
Senjata nuklir tidak menjamin keamanan,
juga tidak mengkonsolidasikan kekuatan politik, melainkan ancaman bagi
keamanan dan kekuatan politik. Peristiwa yang terjadi pada 1990-an
menunjukkan bahwa kepemilikan senjata tersebut bahkan tidak mampu
menjaga keruntuhan sebuah rezim seperti Uni Soviet. Dan sekarang kita
menyaksikan sejumlah negara tertentu menghadapi gelombang ketidakamanan
mematikan meski memiliki bom atom.
Republik
Islam Iran menilai penggunaan senjata nuklir, kimia dan sejenisnya
sebagai dosa besar dan tidak terampuni. Kami mengusulkan gagasan "Timur
Tengah bebas dari senjata nuklir" dan kami berkomitmen dalam hal ini.
Bukan berarti kami menepikan hak kami untuk mendayagunakan tenaga nuklir
sipil dan produksi bahan bakar nuklir. Berdasarkan hukum internasional,
penggunaan damai energi nuklir adalah hak setiap negara. Semua harus
dapat menggunakan sumber energi yang bersih untuk berbagai tuntutan
penting negara mereka dan masyarakat, tanpa harus bergantung pada pihak
lain dalam mewujudkannya.
Sejumlah negara Barat, mereka memiliki senjata
nuklir dan yang bersalah dalam aksi ilegal ini, ingin memonopoli
produksi bahan bakar nuklir. Gerakan secara diam-diam sedang bergulir
untuk mengkonsolidasikan monopoli permanen atas produksi dan penjualan
bahan bakar nuklir di pusat-pusat yang membawa label internasional
tetapi pada kenyataannya berada di bawah kontrol segelintir negara
Barat saja.
Sebuah
ironi pahit dari masa kita adalah bahwa pemerintah AS, yang memiliki
stok senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya terbesar dan
paling mematikan dan satu-satunya negara bersalah karena penggunaannya,
saat ini ingin memegang panji penentangan terhadap proliferasi nuklir.
AS dan sekutu Baratnya telah mempersenjatai rezim penjajah Zionis dengan
senjata nuklir dan menciptakan ancaman besar bagi wilayah sensitif ini.
Namun kelompok penipu yang sama tidak mentolerir penggunaan damai
energi nuklir oleh negara-negara independen, dan bahkan menentang dengan
segala kekuatannya, produksi bahan bakar nuklir untuk tujuan damai,
radiofarmasi dan tujuan manusiawi lain. Alasan mereka adalah
kekhawatiran produksi senjata nuklir. Dalam kasus Republik Islam Iran,
mereka sendiri tahu bahwa mereka berbohong, tetapi kebohongan itu
dibenarkan oleh sebuah jenis politik yang benar-benar tidak memiliki
jejak spiritualitas sedikit pun. Apakah pihak yang tidak malu
menciptakan ancaman nuklir di abad ke-21, akan malu ketika berbohong?
Saya
menekankan bahwa Republik Islam tidak pernah mengacu senjata nuklir dan
bahwa hal itu tidak akan pernah merelakan hak bangsanya untuk
menggunakan energi nuklir demi tujuan damai. Moto kami adalah: "Energi
nuklir untuk semua dan senjata nuklir tidak untuk siapapun." Kami
menekankan masing-masing dua prinsip tersebut, dan kami tahu bahwa
mematahkan monopoli sejumlah negara Barat dalam produksi energi nuklir
dalam koridor Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) adalah demi
kepentingan semua negara independen, termasuk para anggota Gerakan
Non-Blok.
Pengalaman
sukses Republik Islam dalam melawan arogansi dan tekanan komprehensif
Amerika dan sekutunya telah membuktikan bahwa perlawanan dari bangsa
yang bersatu dan tegas dapat mematahkan segala permusuhan dan membuka
lebar jalan menuju tujuan mulianya. Kemajuan yang komprehensif yang
dicapai negara kami dalam dua dekade terakhir merupakan fakta bagi kita
semua untuk melihatnya, seperti yang berulang kali dibuktikan oleh para
pengamat resmi internasional. Semua ini terjadi di bawah sanksi, tekanan
ekonomi dan kampanye propaganda oleh jaringan yang berafiliasi dengan
Amerika dan Zionisme.
Sanksi, yang dinilai melumpuhkan oleh para
komentator tidak masuk akal, bukan hanya tidak melumpuhkan kami, namun
justru membuat langkah kami lebih mantap, meningkatkan tekad kami dan
memperkuat kepercayaan diri kami terkait kebenaran analisa kami dan
kemampuan bangsa kami. Berualng kali kjmi menyaksikan bantuan ilahi
dengan mata kepala kami sendiri dalam menghadapi tantangan.
Para tamu terhormat!
Saya
menganggap perlu untuk berbicara tentang isu yang sangat penting, yang
meski berhubungan dengan wilayah kami, namun telah merambah dimensi yang
lebih luas melampauinya dan mempengaruhi kebijakan global selama
beberapa dekade. Isu tersebut adalah krisis tragis Palestina. Ringkasan
dari masalah ini adalah bahwa berdasarkan plot mengerikan Barat dan di
bawah bimbingan Inggris pada 1940-an, sebuah negara yang merdeka dengan
identitas sejarah jelas yang disebut "Palestina" telah dirampas
dari rakyatnya melalui penggunaan senjata, pembunuhan dan penipuan dan
telah diberikan kepada sekelompok orang yang sebagian besarnya adalah
imigran dari negara-negara Eropa. Perampasan besar ini- yang awalnya
disertai dengan pembantaian orang-orang tak berdaya di kota dan
desa-desa serta pengusiran mereka dari rumah kediaman dan tanah air
mereka ke negara-negara jiran - telah berlangsung selama lebih dari enam
dekade dengan bentuk kejahatan yang sama dan berlanjut hingga hari ini.
Ini merupakan isu yang paling penting umat manusia.
Para
pemimpin politik dan militer rezim Zionis merampas dan tidak bisa
mengelak dari kejahatan apapun selama ini: mulai dari membunuh warga
(Palestina), menghancurkan rumah dan peternakan mereka, menangkap dan
menyiksa pria dan wanita dan bahkan anak-anak mereka, menistakan dan
menghina bangsa itu serta berupaya menghancurkannya agar dapat dicerna
dalam perut pemakan haram rezim Zionis, hingga menyerang kamp-kamp
pengungsi di dalam Palestina sendiri dan di negara-negara tetangga
tempat jutaan pengungsi hidup. Nama seperti Sabra dan Shatila, Qana dan
Deir Yasin telah terukir dalam sejarah wilayah kami dengan darah rakyat
Palestina yang tertindas.
Bahkan
sekarang setelah 65 tahun berlalu tetap bergulir kejahatan terhadap
warga Palestina yang tersisa di wilayah pendudukan oleh para serigala
ganas Zionis. Mereka melakukan kejahatan baru satu demi satu dan
menciptakan krisis baru di wilayah tersebut. Nyaris tidak ada sehari
yang terlewatkan tanpa ada laporan korban nyawa, cedera dan penangkapan
para pemuda yang berdiri untuk membela tanah air dan kehormatan mereka
dan memprotes penghancuran wilayah perkebunan dan rumah mereka.
Rezim
Zionis, yang telah melakukan pembunuhan dan menciptakan konflik dan
kejahatan selama beberapa dekade dengan melancarkan perang tragis,
membunuh orang, menduduki wilayah Arab dan mengorganisir terorisme yang
disponsori negara di kawasan dan di dunia, melabel rakyat Palestina
sebagai "teroris", orang-orang yang berdiri untuk memperjuangkan
hak-hak mereka. Dan jaringan media yang dimiliki oleh Zionisme dan
banyak media Barat serta antek-antek bayaran mereka, mengulangi
kebohongan besar yang melanggar nilai-nilai etika dan komitmen
jurnalistik itu, serta para pemimpin politik yang mengklaim membela hak
asasi manusia telah menutup mata di hadapan semua kejahatan dan tanpa
malu mendukung bahwa rezim kriminal tersebut dan berani berperan sebagai
pendukungnya.
Menurut
sudut pandang kami, Palestina adalah milik rakyat Palestina dan bahwa
berlanjutnya pendudukan merupakan ketidakadilan besar dan tidak dapat
ditoleransi serta ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global.
Semua solusi yang disarankan dan ditindaklanjuti oleh Barat serta
afiliasi mereka untuk "menyelesaikan masalah Palestina" keliru dan tidak
berhasil, dan akan tetap demikian di masa depan. Kami telah mengajukan
sebuah solusi demokratis adil dan menyeluruh. Semua rakyat Palestina -
baik yang ada di Palestina sekarang dan yang telah dipaksa mengungsi ke
negara-negara lain namun tetap mempertahankan identitas sebagai warga
Palestina, termasuk Muslim, Kristen, dan Yahudi - harus mengambil bagian
dalam referendum yang diawasi secara berhati-hati, membangun
kepercayaan dan memilih sistem politik negara mereka, dan semua orang
Palestina yang telah menderita bertahun-tahun di pengasingan harus
kembali ke negara mereka dan ambil bagian dalam proses referendum ini
kemudian membantu merancang konstitusi dan menyelenggarakan pemilihan
umum. Setelah itu, baru perdamaian dapat ditegakkan.
Sekarang
saya ingin memberikan sedikit hati nasihat kepada para politisi
Amerika yang selalu berdiri untuk membela dan mendukung rezim Zionis.
Sejauh ini, rezim ini telah menciptakan masalah yang tak terhitung
jumlahnya untuk Anda. Ini telah menciptakan kesan buruk bagi Anda di
opini masyarakat regional, dan itu telah membuat Anda terlihat seperti
kaki tangan dalam kejahatan penjajahan Zionis. Tebusan materi dan moral
yang ditanggung oleh pemerintah Amerika dan rakyatnya dalam hal ini
sangat mengejutkan, dan jika ini terus berlanjut, terbusan akan menjadi
lebih berat di masa depan. Pikirkan tentang proposal referendum dari
Republik Islam dan dengan keputusan berani, selamatkan diri kalian dari
situasi mustahil saat ini. Tidak diragukan lagi, masyarakat regional dan
semua pemikir independen di seluruh dunia akan menyambut langkah
tersebut.
Para tahu yang terhormat!
Sekarang
saya ingin kembali ke titik awal saya. Kondisi global sangat sensitif
dan dunia sedang melintasi sebuah titik sejarah penting. Hal ini
diharapkan akan melahirkan tatanan dunia baru. Gerakan Non-Blok, yang
mencakup hampir dua pertiga dari masyarakat dunia, dapat memainkan peran
poros dalam membentuk masa depan tersebut. Penyelenggaraan konferensi
utama di Tehran itu sendiri merupakan peristiwa penting yang harus
dipertimbangkan. Dengan penyatuan sumber daya dan kapasitas kita sebagai
anggota, gerakan ini dapat menciptakan peran sejarahnya dalam
menyelamatkan dunia dari ketidakamanan, perang dan hegemoni.
Tujuan
ini hanya dapat dicapai melalui kerja sama komprehensif antar satu sama
lain. Di antara kita hanya segelintir negara yang makmur dan menikmati
pengaruh internasional. Sepenuhnya mungkin untuk menemukan solusi
masalah melalui kerjasama ekonomi dan media dan melalui berbagai
pengalaman yang membantu kita berkembang dan mencapai kemajuan. Kita
perlu memperkuat tekad. Kita perlu tetap loyal pada tujuan kita. Kita
tidak perlu takut kekuatan intimidator ketika mereka mengerutkan kening
kepada kita dan tidak seharusnya kita senang ketika mereka tersenyum.
Kita harus memperhatikan kehendak Tuhan dan hukum-hukum penciptaan
sebagai dukungan kita. Kita harus belajar dari apa yang terjadi ke kamp
komunis dua dekade lalu dan dari kegagalan kebijakan yang disebut
"demokrasi liberal Barat" sekarang, yang tanda-tandanya dapat disaksikan
oleh semua orang di jalan-jalan negara-negara Eropa dan Amerika dan
dalam masalah ekonomi berkepanjangan di negara tersebut. Dan akhirnya,
kita harus mempertimbangkan Kebangkitan Islam di kawasan ini dan
tumbangnya diktator di Afrika Utara, yang sangat bergantung pada Amerika
dan menjadi antek Zionis, sebagai kesempatan besar. Kami dapat membantu
meningkatkan "produktivitas politik" Gerakan Non-Blok di pemerintahan
global. Kami dapat mempersiapkan dokumen bersejarah yang bertujuan untuk
membawa perubahan dalam struktur ini dan untuk menyediakan
sarana-sarana administratifnya. Kami dapat merencanakan kerjasama
ekonomi yang efektif dan menentukan paradigma hubungan budaya di antara
kita. Tidak diragukan lagi, pembentukan sekretariat yang aktif dan
bersemangat untuk organisasi ini akan memberikan bantuan besar dan
signifikan dalam mencapai tujuan-tujuan ini.
Terima kasih.
[Sumber terjemahan: IRIB Indonesia]
Ayatullah Khamenei: Senjata Nuklir Dosa Besar
|
Menurut
Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Seyyed
Ali Khamenei mengatakan Tehran memandang penggunaan senjata pemusnah
massal, termasuk senjata nuklir, sebagai "dosa besar dan tidak
terampuni."
Pada
pembukaan KTT ke-16 GNB hari Kamis (30/8), Ayatullah Khamenei
mengatakan, penghapusan senjata pemusnah massal merupakan kebutuhan
mendesak dan tuntutan universal.
Rahbar menegaskan bahwa Iran menjunjung tinggi prinsip "Energi nuklir untuk semua dan senjata nuklir tidak untuk siapapun."
"Sangat
ironis bahwa pemerintah AS yang memiliki stok terbesar dan paling
mematikan dari senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya, dan
satu-satunya negara yang telah menggunakannya, tapi saat ini ingin
membawa bendera menentang proliferasi nuklir," tegasnya.
Rahbar
mencatat bahwa AS dan sekutu Baratnya telah mempersenjatai rezim Israel
dengan senjata nuklir dan menciptakan ancaman utama bagi kawasan Timur
Tengah.
"Slogan kami adalah ‘Timur Tengah Tanpa Senjata Nuklir' dan kami berkomitmen dengan prinsip itu," ucap Ayatullah Khamenei.
Pemimpin
Besar Revolusi Islam Iran menegaskan bahwa AS dan anteknya melindungi
kepentingan Barat atas nama hak asasi manusia, melancarkan intervensi
militer ke negara-negara lain atas nama demokrasi dan menyerang
orang-orang tak berdosa dengan bom dan senjata yang mengatasnamakan
pemberantasan terorisme.
Sebelumnya,
Rahbar dalam berbagai pertemuan berulangkali menegaskan bahwa bangsa
Iran tak pernah dan tak akan pernah berpikir membuat senjata nuklir.
"Bangsa ini akan membuktikan kepada dunia bahwa senjata nuklir tidak
mendatangkan kekuatan. Tapi bangsa yang mengandalkan bakat dan potensi
insani dan alamnya bisa meruntuhkan kekuatan yang memiliki senjata
nuklir," ungkap Ayatullah Khamenei pada pertemuan dengan kepala dan para
pejabat Badan Energi Atom Iran di awal tahun.
Pemimpin
Besar Revolusi Islam menegaskan, Republik Islam Iran ingin membuktikan
kepada dunia bahwa memiliki senjata nuklir tidak akan mendatangkan
kekuatan, tapi sebaliknya kekuatan yang mengandalkan senjata nuklir bisa
dilumpuhkan dan itulah yang akan dilakukan oleh bangsa Iran. (IRIB
Indonesia/PH)
Ahmadinejad menyebut Mesir sebagai "sekutu strategis Iran"
|
Menurut
Kantor Berita ABNA, pada pertemuan Kamis (30/8/12) dengan Morsi di
ibukota Iran, Tehran, Ahmadinejad menyebut Mesir sebagai "sekutu
strategis Iran" dan menyatakan kepentingan bangsa dan pemerintah Iran
dalam meningkatkan kerja sama dan hubungan persahabatan dengan
pemerintah Mesir dan bangsa.
Ahmadinejad menunjukkan bahwa hubungan persahabatan antara Iran dan Mesir akan menjadi manfaat dari seluruh Timur Tengah dan mengatakan, "Republik Islam Iran siap untuk memberikan pengalaman dan fasilitas yang tersedia bagi saudara-saudara Mesir dan [siap] untuk pertukaran ilmu pengetahuan, teknologi dan keahlian antara kedua negara."
Presiden Iran menggambarkan Israel dan kebijakan hegemonik Barat sebagai ancaman bagi kawasan dan dunia, dan menambahkan, "Kekuatan arogan tidak pernah mendukung kemajuan dan kekuatan bangsa-bangsa independen dan pencari keadilan dan persahabatan atau permusuhan terhadap negara didasarkan pada tujuan jangka panjang yang mereka kejar di arena internasional. "
Ahmadinejad menggarisbawahi perlunya reformasi di semua negara-negara regional, mencatat bahwa negara-negara harus berhati-hati dengan cara mengimplementasikan reformasi.
Dia menyinggung peran strategis Iran dan Mesir dalam menyelesaikan isu-isu regional, termasuk krisis Suriah, dan mencatat bahwa setiap mediasi di Suriah harus ditujukan untuk menghentikan pertumpahan darah dan mengarah pada aturan kehendak rakyat.
Ahmadinejad, bagaimanapun, memperingatkan terhadap campur tangan asing di Suriah dan menunjukkan, "Kita harus waspada agar NATO dan kekuatan hegemonik lainnya tidak akan mampu untuk campur tangan dalam urusan tersebut."
"Perasaan
persahabatan dan persaudaraan antara rakyat Iran dan Mesir adalah
timbal balik dan kami selalu menghormati posisi dan kemajuan konstruktif
dari bangsa Iran dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan,"
katanya
Presiden Mesir menyerukan upaya kolektif oleh semua negara-negara regional untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan mencatat bahwa krisis Suriah hanya dapat diselesaikan melalui mediasi dan upaya para pemain regional utama seperti Iran. (Islam Times)
Sekjen PBB Menyoroti Kepresiden Iran Di GNB
|
Menurut
Kantor Berita ABNA, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan
kepemimpinan Iran di Gerakan Non-Blok (NAM) untuk tiga tahun ke depan
memberikan kesempatan yang baik bagi penyelesaian isu-isu regional dan
internasional.
Ban
membuat pernyataan dalam pertemuan dengan Ketua Majlis Iran, Ali
Larijani pada hari Rabu (29/8/12) di sela-sela KTT GNB di ibukota Iran,
Tehran.
Dia menggambarkan Republik Islam sebagai negara berpengaruh di arena regional dan internasional dan menekankan bahwa PBB akan memiliki kerjasama dan konsultasi yang luas dengan GNB selama kepresidenan Iran.
Mengenai perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, khususnya di Suriah, sekjen PBB mengatakan bahwa KTT GNB memberikan kepala gerakan dengan kesempatan yang cocok untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah Suriah dan oposisi bahwa mereka sangat menentang aksi militer di Suriah.
Dia menyatakan harapan bahwa Republik Islam Iran akan lebih mengefektifkan peran vitalnya di Suriah melalui kerjasama dengan Perwakilan Khusus PBB-Liga Arab yang baru untuk Suriah, Lakhdar Brahimi.
Larijani, dalam pembicaraannya memuji keberadaan Ban di Iran untuk menghadiri KTT GNB sebagai kesempatan baik untuk saling berkonsultasi mengenai isu-isu regional dan internasional yang penting dan mengatakan kehadirannya dalam KTT itu merupakan indikasi dari perhatian khusus kepada motivasi dan tujuan dari gerakan .
Dia mengatakan bahwa selama tiga tahun kepemimpinannya pada gerakan, "Republik Islam Iran pasti akan membela hak-hak para anggota melalui mengadopsi sebuah kebijakan yang independen."
Mengomentari situasi di Suriah, Larijani mengatakan bahwa "Republik Islam Iran selalu mengumumkan bahwa mereka mendukung reformasi demokrasi di Suriah dan akan melakukan yang terbaik untuk membantu memulihkan perdamaian di negeri ini."
Dia juga meminta Sekjen PBB untuk memainkan peran aktif lebih lanjut untuk mencegah negara-negara tertentu dari menciptakan kekacauan di Suriah.
Sekjen PBB sementara berada di Iran untuk menghadiri KTT Gerakan Non-Blok ke-16.(Islam Times)
Suasana Penyelenggaraan KTT XVI GNB Teheran 2012
http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2012/09/berita-ktt-xvi-gnb-teheran-republik.html#axzz25er2dwsD
|
0 comments to "Berita KTT XVI GNB Teheran (Republik ISLAM IRAN) 2012 : Rahbar sebut Bung Karno, Palestina & Zionis Israel,Senjata nuklir tidak menjamin keamanan / HARAM, Ekonomi Dunia hingga Persatuan Sunni dan Syiah serta Persatuan Ummat Manusia...!!!"