14 Maret 2012
http://perkembanganmiliter.blogspot.com/2012/03/mengapa-amerika-tidak-menyerang-suriah.html
Mengapa Amerika Tidak Menyerang Suriah?
Konflik
di Suriah (Syria) pada akhir-akhir ini menunjukkan trend meningkat dan
semakin mengkhawatirkan. Para aktivis oposisi Suriah mengatakan
bahwa pada tanggal 11 Maret 2012, militer dan kelompok preman yang
pro-pemerintah telah menangkap sejumlah warga sipil di Homs. Pusat kota
dihancurkan, kaum pria, wanita dan bahkan anak-anak diserang, kemudian
mereka ditembaki dan dibunuh. Dalam penyerangan tersebut kelompok
oposisi menyebutnya sebagai pembantaian dan memperkirakan antara 47
hingga 53 warga telah tewas. Pemerintah yang berkuasa mengakui adanya
korban tewas dan menyebut mereka sebagai ‘kelompok teroris yang
bersenjata.”
Sejak terjadinya gelombang reformasi di Arab yang diawali dari Tunisia, reformasi mencapai Suriah pada bulan Maret 2011, dimana ketika penduduk kota kecil di selatan turun ke jalan untuk memprotes penyiksaan terhadap mahasiswa. Pemerintah menangani demo tersebut dengan kekerasan. Presiden Bashar al Assad sebagai pewaris pemerintahan diktator ayahnya Hafez al Assad kemudian mengirimkan senjata berat dan tank untuk menindas pemrotes.
Dalam perkembangannya, pada bulan Desember 2011, ribuan tentara kemudian membelot dan mulai melancarkan serangan terhadap pemerintah. PBB menilai Suriah diambang perang saudara. Pemerintahan oposisi di pengasingan kemudian dibentuk, diberi nama Dewan Nasional Suriah. Internal Dewan yang tidak terlalu kuat akhirnya terpecah berdasarkan garis ideologis, etnis atau sektarian. Pada dasarnya semuanya sepakat untuk menggulingkan pemerintah Presiden Assad. Para pengikut Assad, sebagian besar elit khususnya militer, berasal dari sekte Alawit, yaitu kelompok minoritas di negara yang mayoritas adalah Sunni.
Kekejaman pemerintahan Bashar al Assad menuai kecaman baik dari PBB, Amerika Serikat dan banyak negara lain didunia. Para menteri luar negeri dari lebih 50 negara di Tunisia yang menghadiri pertemuan “Friends of Syria” mengutuk Presiden Bashar al-Assad dan mendesaknya untuk mengundurkan diri. “Friends of Syria” juga akan memberlakukan sanksi terhadap Suriah antara lain larangan perjalanan bagi para pejabat senior Suriah, pembekuan aset mereka, pemboikotan minyak Suriah, penangguhan investasi dan pencegahan pasokan senjata kepada pemerintah.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton memperingatkan Bashar dan para pendukungnya di Suriah dan di luar negeri, bahwa mereka akan menanggung risiko atas penumpasan terhadap oposisi dan apa yang dilukiskannya sebagai malapetaka di Suriah.
Suriah kemudian diberi sangsi dikeluarkan dari Liga Arab. Beberapa negara Barat dan Arab mencoba mencari jalan keluar dengan opsi yang telah dieksplorasi termasuk diplomasi lebih agresif, yaitu mempersenjatai pemberontak atau dilakukannya intervensi militer. Kesulitannya menurut beberapa analis adalah kurangnya kohesi antara kelompok-kelompok oposisi Suriah, dimana beberapa pemberontak justru berafiliasi dengan Al Qaeda.
Menyikapi konflik Suriah yang telah berlangsung setahun lamanya, Presiden AS, Barrack Obama meminta kepada para pejabat di Pentagon untuk mempertimbangkan segera opsi militer terhadap Suriah. PBB menyatakan bahwa telah terjadi pelanggaran berat di Suriah oleh pemerintahnya hingga timbul korban sebanyak 7.500 orang. Rusia dan China adalah dua negara yang mendukung Bashar, mereka memveto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melakukan tindakan keras terhadap Suriah. Beijing dan Moskow tak bersedia menghadiri pertemuan itu di Tunisia. Rusia tercatat sebagai pemasok senjata utama ke Suriah.
Menyikapi permintaan Obama, Ketua dari Kepala Staf Gabungan (chairman of the Joint Chiefs of Staff), Jenderal Martin Dempsey E dan Menhan Leon E Panetta mengatakan kepada Senat, Rabu (7/3), bahwa pemerintah masih percaya tekanan diplomatik dan ekonomi adalah solusi terbaik untuk melindungi Suriah dari rezim Assad.
Di hadapan Senat Komite Angkatan Bersenjata, Menhan Leon Panetta dan General Dempsey menangkis pertanyaan tajam dari Senator John McCain, dari Partai Republik, tentang mengapa pemerintah tidak mempertimbangkan serangan udara di Suriah. Pada hari Senin (5/3), McCain menjadi senator pertama yang menyerukan dilakukannya serangan udara, yang dinilainya sebagai “satu-satunya cara realistis” untuk menghentikan pembantaian.
Menhan Panetta mengatakan bahwa intervensi ke Suriah bisa mempercepat perang saudara di negara ini dan akan membuat situasi eksplosif yang jauh lebih buruk. Dia mengatakan terus terang bahwa pemerintahan Obama mengakui adanya keterbatasan kekuatan militer, “That there are limitations of military force, especially with US boots on the ground.”
Panetta dan Dempsey mengatakan bahwa menghadapi Suriah berbeda dengan menghadapi Libya, dimana AS dan sekutu berhasil melakukan kampanye udara dan menerapkan zona larangan terbang diseluruh wilayah Libya. Jenderal Dempsey mengatakan bahwa Suriah memiliki kekuatan pertahanan udara lima kali lebih kuat dibandingkan Libya, sehingga apabila dilakukan kampanye udara dan penerapan larangan terbang akan memakan waktu yang lebih lama dan dibutuhkan kekuatan yang pesawat yang lebih banyak.
Selain itu yang menjadi pertimbangan adalah kemungkinan akan jatuhnya korban yang lebih banyak dikalangan sipil, karena pasukan loyalis Presiden Assad banyak yang bercampur dengan populasi umum di daerah perkotaan yang padat. Selain itu upaya untuk mempersenjatai kelompok oposisi juga sangat sulit, karena mereka telah terpecah belah. Menurut Dempsey terdapat sekitar 100 kelompok oposisi yang berbeda. Panetta mengatakan dalam konflik Libya, ada pemimpin yang datang mendekati, tetapi di Suriah, sangat sulit untuk berhubungan dengan yang disebut oposisi.
Walaupun demikian, Jenderal Dempsey mengatakan bahwa Pentagon sedang mempersiapkan permintaan Presiden Obama, tentang kemungkinan dilakukannya angkutan bagi para pengungsi, pengawasan kekuatan udara Suriah dan pemantauan kekuatan laut. Yang menjadi perhatian dan pertimbangan lebih jauh dari Pentagon adalah kemungkinan memburuknya situasi, karena Rusia dan Iran terus memasok senjata ke Suriah.
Kemungkinan bantuan angkutan kemanusiaan nampaknya yang akan menjadi prioritas AS, masalah ini dibutuhkan segera, karena pasukan loyalis Presiden Bashar al Ashad terus menggempur Idlib yang terletak di Utara dan kota Homs dengan tank dan senjata berat. Idlib sebagai pusat oposisi dikabarkan telah jatuh ketangan pemerintah. Dikhawatirkan terjadi pembantaian di kota tersebut.
Sebagai akibat serbuan militer loyalis Bashar, Badan pengungsi PBB menyampaikan sekitar 30.000 orang sudah melarikan diri ke negara tetangga terutama Lebanon dan Turki, dan sekitar 200.000 lebih menjadi pengungsi. Kekejaman tentara pemerintah diketahui setelah mereka memasang ranjau darat anti personil diperbatasan Lebanon dan Turki yang dilarang hukum internasional. Beberapa ranjau telah menimbulkan korban jatuh.
Demikian perkembangan informasi terakhir dari Suriah, dimana AS dan sekutu serta beberapa negara Arab agak gamang untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap pemerintahan Bashar al Assad. Dilain sisi, konflik vertikal yang terjadi menggambarkan walau mereka sama-sama warga Suriah, karena beberapa kepentingan, suku, etnik, kepercayaan berbeda, maka perang saudara sudah terjadi selama setahun lamanya tanpa ada yang mampu menyelesaikan. Amerika yang super power-pun menjadi gamang, karena dari sejarah keterlibatan dalam konflik di negara lain, mereka lebih banyak menerima akibat buruk dibandingkan baiknya. Pertimbangan realistis lebih banyak rugi dibandingkan untungnya.
Apa pelajaran dari konflik Suriah bagi Indonesia? Beberapa penyebab konflik di Suriah juga terdapat pada bangsa Indonesia. Kini mulai terjadi konflik-konflik horizontal disini, baik dikalangan elit, kalangan middle class maupun kalangan bawah. Penyebab konflik pada umumnya kasus sederhana. Para pengemban amanah sebaiknya lebih bijak dan mampu membaca perkembangan situasi. Walau kita menganut sistem demokrasi, keangkuhan dan arogansi pejabat, pada akhirnya akan dinilai publik sebagai tindakan otoriter yang tidak disukai rakyat. Apakah memang berlaku “Vox Populi, Vox Dei?” Semoga bermanfaat. Prayitno Ramelan ( www.ramalanintelijen.net )
Dukung Rezim Suriah, Hizbullah Kena Sanksi Amerika
Sabtu, 11 Agustus 2012
http://www.hidayatullah.com/read/24290/11/08/2012/dukung-rezim-suriah,-hizbullah-kena-sanksi-amerika.html
Hidayatullah.com—
Amerika Serikat mengecam dukungan yang diberikan Hizbullah kepada Presiden Bashar Al Assad pada hari Jumat (10/8/2012) dan memasukkan kelompok militan itu ke dalam daftar penerima sanksi karena mendukung rezim Suriah, lansir Al Arabiya.
Menurut pernyataan Departemen Keuangan AS saat mengumumkan sanksi finansial, Hizbullah memberikan dukungan kepada Suriah berupa pelatihan, saran dan suplai logistik.
Sebenarnya, selama ini kelompok militan Syiah asal Libanon itu sudah terdaftar dalam organisasi teroris di AS.
Dimasukkannya nama Hizbullah dalam daftar penerima sanksi, tidak lepas dari perintah Presiden Obama Agustus tahun lalu, yang menarget Suriah dan para pendukungnya.
Keputusan Departemen Keuangan AS ini akan membekukan aset-aset Hizbullah yang berada di bawah yuridiksi AS dan melarang perusahaan dan warga AS bekerjasama dengan mereka.*
Rep: Ama Farah
Red: Dija
Hizbullah Tegaskan Lagi Dukungan untuk Presiden Suriah
Rabu, 08 Pebruari 2012, 15:36 WIB
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/02/08/lz2fw9-hizbullah-tegaskan-lagi-dukungan-untuk-presiden-suriah
Presiden Iran (kanan) saat berkunjung ke Damaskus Suriah, diterima oleh Presiden Suriah (tengah) dan pemimpin Hizbullah
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Pemimpin Hizbullah, kelompok Syiah
bersenjata di Lebanon menyampaikan kembali dukungannya bagi Presiden
Suriah Bashar al-Assad, yang dirundung masalah, dalam menghadapi upaya
Israel dan Barat untuk menggulingkan dia.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah membela cara Bashar
menangani krisis Suriah, dan mengutip pembaruan yang telah ia lancarkan
serta kesediaannya untuk mengadakan dialog dengan oposisi.
Nasrallah juga mengatakan tak pernah terlalu terlambat untuk melancarkan pembicaraan antarkelompok yang bertikai.
"Siapa pun yang ingin memelihara (kestabilan) di Suriah takkan pernah
mengatakan keadaan sangat terlambat, tapi malah akan meluncurkan dialog
tanpa prasyarat apa pun," kata Nasrallah di dalam pidato yang
ditayangkan televisi selama satu pertemuan umum Hizbullah di Beirut
selatan, Rabu (8/2).
Pemimpin Hizbullah itu mengatakan ada upaya persekongkolan oleh
Barat, Israel dan beberapa negara Arab, dengan tujuan mengakhiri
kekuasaan Bashar. Ia merujuk kepada Dewan Kerja Sama Teluk.
Nasrallah mengatakan, semua upaya tersebut bukan untuk kepentingan rakyat Suriah.
Dari Washington dilaporkan pemerintah AS menyatakan tidak
mempertimbangkan untuk mempersenjatai oposisi di Suriah, sementara
kerusuhan 11 bulan terus merongrong negara Arab tersebut.
"Kami tak mempertimbangkan langkah itu sekarang," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney.
"Kami sedang mengkaji kemungkinan untuk memberi bantuan kemanusiaan
kepada rakyat Suriah, dan kami akan bekerja sama dengan mitra kami, guna
meningkatkan tekanan, pengucilan atas Bashar dan pemerintahnya,"
katanya.
Redaktur: Ramdhan Muhaimin
Sumber: ANTARA/Xinhua-OANA
Mengapa Rakyat Suriah Dukung Assad ?
http://syiahali.wordpress.com/2011/10/21/mengapa-rakyat-suriah-dukung-assad/
Warga Halab mengusung foto Bashar Assad dan meneriakkan slogan mendukung presiden Suriah itu.
Mereka juga menegaskan dukungannya terhadap program reformasi yang dicanangkan pemerintahan Assad. Demonstrasi besar-besaran di kota niaga Suriah itu, digelar seminggu setelah aksi demo serupa di Damaskus.
Kedua kota besar di Suriah itu menjadi saksi hidup bahwa Assad hingga kini masih dikehendaki rakyat menjadi pemimpin negara Arab itu. Fakta ini tentu saja berlawanan dengan berita tendensius sejumlah media massa asing yang terus-menerus menyudutkan Damaskus.
Dua aksi unjuk rasa yang berlangsung secara beruntun selama dua pekan terakhir menunjukkan sebuah fenomena dukungan besar rakyat terhadap presidennya.
Pertama, gelombang deras dukungan rakyat Suriah terhadap pemerintahan Damaskus menunjukkan bahwa Bashar Assad dengan plus minusnya saat ini masih menjadi opsi terbaik untuk memimpin negara Arab itu. Dukungan itu semakin kuat setelah Presiden Suriah mengeluarkan instruksi reformasi nasional.
Kedua, rakyat Suriah melihat Bashar Assad merupakan pendukung setia bangsa Palestina yang berjuang melawan rezim Zionis. Upaya penggulingan yang marak belakangan ini diletakkan dalam kerangka ini.
Rakyat Suriah sendiri menyadari bahwa kerusuhan yang meletus sejak pertengahan Maret lalu lebih banyak dipicu oleh intervensi asing yang mendukung gejolak kekecewaan segelintir warga yang tidak puas terhadap rezim Assad.
Ketiga, gelombang unjuk rasa rakyat dalam dua pekan terakhir lebih besar dibandingkan demo anti-pemerintah baru-baru ini menunjukkan rendahnya dukungan rakyat terhadap kelompok oposisi. Dewan Nasional Suriah (SNC) yang merupakan sebuah payung untuk menarik sebagian besar kelompok penentang rezim Damaskus tidak memiliki dukungan di kalangan rakyat Suriah sendiri.
Keempat, fenomena yang menimpa Libya memberikan pelajaran besar bagi rakyat Suriah bahwa Barat memiliki motif terselubung membantu Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) menyingkirkan rezim despotik Gaddafi. Roket dan bantuan militer yang digelontorkan NATO dan AS untuk membantu NTC harus ditebus dengan emas hitam yang melimpah di kawasan Afrika Utara itu. Belajar dari Libya, rakyat Suriah menyadari bahwa pihak asing memiliki motif untuk menumbangkan Bashar Assad dan menggantinya dengan boneka mereka
.
klik juga artikel ini :
“KA FA RA ” pada Dajjal yang dimaksudkan Rasulullah adalah CFR (Council On Foreign Relations ), Dajjal Sudah Muncul !!!
.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rakyat Suriah Gelar Demo Dukung Assad |
jutaan
warga Suriah berkumpul di ibukota, Damaskus untuk mendukung Presiden
Bashar al-Assad dan program reformasinya.Seraya melambai-lambaikan
bendera Suriah dan foto-foto Assad, ratusan ribu pendukung pemerintah
berkumpul di alun-alun utama di ibukota pada Rabu (12/10) untuk
menunjukkan tingkat dukungan kepada Presiden Assad.”Militer dan rakyat
bersama Anda, Bashar al-Assad, dan Suriah adalah negara kita dan Assad
Presiden kita,” tulis beberapa spanduk yang diusung para demonstran.
Demonstran juga mengecam campur tangan asing dalam urusan internal
Suriah dan menyerukan persatuan nasional.“Demo hari ini adalah pesan
bagi Barat dan Dunia Arab agar mereka tahu bahwa Presiden kami adalah
sah,” kata seorang demonstran. Ditambahkannya, “Assad mewakili
stabilitas ekonomi dan keamanan. Dia pemimpin kami. Kita tidak tahu
bagaimana presiden berikutnya.”
Pada kesempatan itu, rakyat Suriah juga mengapresiasi langkah
pemerintah Rusia dan Cina, yang memveto resolusi Dewan Keamanan PBB
terhadap Damaskus.
Aksi itu lebih besar dibandingkan dengan demo anti-pemerintah
baru-baru ini, sekaligus untuk mengecam Dewan Nasional Suriah (SNC),
sebuah payung untuk menarik sebagian besar kelompok penentang pemimpin
Suriah.
”Kami mendukung pemimpin kami dan kami mencintainya,” kata Lamia
Kinani, seorang ibu rumah tangga. Ditambahkannya, SNC yang baru
terbentuk tidak mewakili Suriah.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret dan ratusan
orang, termasuk pasukan keamanan, tewas dalam kekerasan itu.
Kelompok oposisi dan negara-negara Barat menuduh pasukan keamanan
Suriah berada di balik pembunuhan. Namun, pemerintah Damaskus
menyalahkan kelompok teroris bersenjata yang didanai oleh unsur-unsur
asing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar